Dokumen tersebut membahas tentang deteksi hormon fertilitas menggunakan teknik ELISA. Hormon-hormon kunci yang berperan dalam sistem reproduksi manusia dijelaskan seperti AMH, Inhibin A dan B, LH, FSH, Prolaktin, hCG, Progesteron, Estrogen, dan Testosteron. Teknik ELISA digunakan untuk mendeteksi hormon-hormon tersebut karena prosedurnya sederhana, spesifisitas dan sensitivitas tinggi, serta
Dokumen tersebut membahas fungsi plasenta dalam memfasilitasi komunikasi antara ibu dan janin serta memproduksi berbagai hormon untuk mendukung kehamilan, termasuk progesteron, estrogen, hormon korion manusia (hCG), dan laktogen plasenta manusia (hPL). Plasenta memainkan peran penting dalam metabolisme steroid dan konversi prekursor menjadi hormon-hormon yang diperlukan.
Dokumen tersebut membahas fungsi plasenta dalam memfasilitasi komunikasi antara ibu dan janin serta memproduksi berbagai hormon untuk mendukung kehamilan, termasuk progesteron, estrogen, hormon korion manusia (hCG), dan laktogen plasenta manusia (hPL). Plasenta memainkan peran penting dalam metabolisme steroid dan konversi prekursor menjadi hormon-hormon yang diperlukan.
Dokumen tersebut membahas hormon reproduksi estrogen dan progesteron, termasuk biosintesis, reseptor, mekanisme kerja, farmakokinetik, indikasi, efek samping, dan interaksi obat. Hormon-hormon ini memainkan peran penting dalam siklus haid, kehamilan, dan kesehatan tulang pada wanita.
Dokumen tersebut membahas prinsip-prinsip kontrasepsi dan organ reproduksi wanita yang menentukan kesuburan. Secara ringkas, dokumen menjelaskan berbagai metode kontrasepsi seperti tanpa alat, menggunakan alat, dan sterilisasi. Selanjutnya dibahas tiga organ utama wanita yaitu ovarium, tuba falopi, dan rahim yang mempengaruhi proses reproduksi.
Kelompok 1 terdiri dari 6 orang: Tuminah, Kharisma K, Syarah Eka P, Nilam Marwati, Indra Hartono, dan Mukharom. Dokumen ini membahas tentang definisi hormon serta jenis-jenis hormon pada laki-laki seperti testosteron, LH, FSH, estrogen, dan hormon pertumbuhan beserta fungsi masing-masing.
Pubertas merupakan proses dimana seorang individu yang belum dewasa akan mendapatkan ciri-ciri fisik dan sifat yang memungkinkannya mampu bereproduksi. Proses ini dipengaruhi oleh hormon gonad dan adrenal yang disekresi oleh hipofisis anterior. Tanda-tanda pubertas berbeda antara laki-laki dan perempuan namun secara umum menunjukkan perkembangan seksual sekunder.
Dokumen tersebut membahas tentang hormon wanita dan peranannya dalam siklus haid, serta pengaruh ukuran panggul terhadap proses persalinan. Hormon-hormon seperti estrogen dan progesteron mengontrol siklus haid dan kehamilan, sementara ukuran panggul yang sempit dapat menghambat persalinan normal jika ukuran janin besar.
1. Dokumen tersebut membahas tentang hormon dan peranannya dalam tubuh, termasuk hormon kelamin, hormon pertumbuhan, hormon pankreas (insulin), dan hormon yang terkait dengan proses persalinan.
Hormon memainkan peran penting dalam reproduksi wanita. Hormon seperti estrogen dan progesteron mengatur siklus haid dan kehamilan. Produksi hormon dipengaruhi oleh faktor usia, lingkungan, dan psikologis. Ketidakseimbangan hormon dapat menyebabkan gangguan reproduksi dan kesehatan.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Kelenjar hipofisis anterior memproduksi hormon-hormon yang menstimulasi kelenjar endokrin lain seperti tiroid, adrenal, dan gonad untuk memproduksi hormon mereka
2. Hormon-hormon tersebut meliputi TSH, ACTH, FSH, LH, prolaktin, dan growth hormone
3. Masing-masing hormon memainkan peran penting dalam pertumbuhan, perkembangan, reproduksi, dan fungsi metabolisme
Hormon adalah penyampai pesan kimiawi yang dilepaskan dan bekerja jauh dari tempatnya. Hormon berperan dalam mengatur metabolisme, homeostasis, pertumbuhan, reproduksi, dan produksi sel darah merah. Hormon diklasifikasikan berdasarkan komposisi kimia, kelarutan, dan lokasi reseptor. Hormon pada laki-laki antara lain testosteron, LH, FSH, yang berperan dalam perkembangan organ reproduksi dan produksi
Dokumen tersebut membahas anatomi dan fisiologi ovarium serta hormon gonadotropin yang terkait dengan siklus menstruasi wanita. Ovarium memproduksi estrogen yang memengaruhi hipotalamus untuk memproduksi GnRH, yang kemudian merangsang hipofisis untuk memproduksi FSH dan LH untuk membantu perkembangan folikel dan ovulasi. Folikel de Graaf kemudian berubah menjadi korpus luteum yang memproduksi progesteron.
Hormon pertumbuhan disekresikan oleh kelenjar hipofisis dan mempengaruhi pertumbuhan tubuh, metabolisme protein, lemak, dan karbohidrat. Kelenjar hipofisis terletak di bawah otak dan terdiri dari bagian anterior dan posterior, dengan bagian anterior melepaskan hormon pertumbuhan yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan. Kelainan sekresi hormon pertumbuhan dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan seperti dwarfisme atau gigantisme.
Gonade memproduksi hormon reproduksi seperti testosteron dan estrogen yang mengatur perkembangan organ reproduksi dan karakteristik seks sekunder. Hormon-hormon ini dipengaruhi oleh hipofisis dan hipotalamus untuk mengatur siklus reproduksi.
1. Plasenta adalah organ endokrin terbesar yang menghasilkan berbagai hormon seperti steroid, peptida, faktor pertumbuhan, dan sitokin.
2. Hormon-hormon plasenta seperti progesteron dan estrogen berperan penting dalam kehamilan.
3. Hormon-hormon lain seperti hCG dan hPL berfungsi untuk mempertahankan kehamilan.
Dokumen tersebut membahas tentang hormon-hormon yang berperan penting dalam kehamilan seperti progesteron, estrogen, LH, FSH, hCG, hPL, oksitosin, dan prolaktin. Hormon-hormon tersebut memiliki fungsi untuk menopang kehamilan dan persiapan persalinan. Secara khusus, hormon hCG berperan dalam menopang korpus luteum dan menstimulasi gonad janin, sedangkan oksitosin dan prolaktin berperan dalam persalin
Dokumen tersebut membahas hormon reproduksi estrogen dan progesteron, termasuk biosintesis, reseptor, mekanisme kerja, farmakokinetik, indikasi, efek samping, dan interaksi obat. Hormon-hormon ini memainkan peran penting dalam siklus haid, kehamilan, dan kesehatan tulang pada wanita.
Dokumen tersebut membahas prinsip-prinsip kontrasepsi dan organ reproduksi wanita yang menentukan kesuburan. Secara ringkas, dokumen menjelaskan berbagai metode kontrasepsi seperti tanpa alat, menggunakan alat, dan sterilisasi. Selanjutnya dibahas tiga organ utama wanita yaitu ovarium, tuba falopi, dan rahim yang mempengaruhi proses reproduksi.
Kelompok 1 terdiri dari 6 orang: Tuminah, Kharisma K, Syarah Eka P, Nilam Marwati, Indra Hartono, dan Mukharom. Dokumen ini membahas tentang definisi hormon serta jenis-jenis hormon pada laki-laki seperti testosteron, LH, FSH, estrogen, dan hormon pertumbuhan beserta fungsi masing-masing.
Pubertas merupakan proses dimana seorang individu yang belum dewasa akan mendapatkan ciri-ciri fisik dan sifat yang memungkinkannya mampu bereproduksi. Proses ini dipengaruhi oleh hormon gonad dan adrenal yang disekresi oleh hipofisis anterior. Tanda-tanda pubertas berbeda antara laki-laki dan perempuan namun secara umum menunjukkan perkembangan seksual sekunder.
Dokumen tersebut membahas tentang hormon wanita dan peranannya dalam siklus haid, serta pengaruh ukuran panggul terhadap proses persalinan. Hormon-hormon seperti estrogen dan progesteron mengontrol siklus haid dan kehamilan, sementara ukuran panggul yang sempit dapat menghambat persalinan normal jika ukuran janin besar.
1. Dokumen tersebut membahas tentang hormon dan peranannya dalam tubuh, termasuk hormon kelamin, hormon pertumbuhan, hormon pankreas (insulin), dan hormon yang terkait dengan proses persalinan.
Hormon memainkan peran penting dalam reproduksi wanita. Hormon seperti estrogen dan progesteron mengatur siklus haid dan kehamilan. Produksi hormon dipengaruhi oleh faktor usia, lingkungan, dan psikologis. Ketidakseimbangan hormon dapat menyebabkan gangguan reproduksi dan kesehatan.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Kelenjar hipofisis anterior memproduksi hormon-hormon yang menstimulasi kelenjar endokrin lain seperti tiroid, adrenal, dan gonad untuk memproduksi hormon mereka
2. Hormon-hormon tersebut meliputi TSH, ACTH, FSH, LH, prolaktin, dan growth hormone
3. Masing-masing hormon memainkan peran penting dalam pertumbuhan, perkembangan, reproduksi, dan fungsi metabolisme
Hormon adalah penyampai pesan kimiawi yang dilepaskan dan bekerja jauh dari tempatnya. Hormon berperan dalam mengatur metabolisme, homeostasis, pertumbuhan, reproduksi, dan produksi sel darah merah. Hormon diklasifikasikan berdasarkan komposisi kimia, kelarutan, dan lokasi reseptor. Hormon pada laki-laki antara lain testosteron, LH, FSH, yang berperan dalam perkembangan organ reproduksi dan produksi
Dokumen tersebut membahas anatomi dan fisiologi ovarium serta hormon gonadotropin yang terkait dengan siklus menstruasi wanita. Ovarium memproduksi estrogen yang memengaruhi hipotalamus untuk memproduksi GnRH, yang kemudian merangsang hipofisis untuk memproduksi FSH dan LH untuk membantu perkembangan folikel dan ovulasi. Folikel de Graaf kemudian berubah menjadi korpus luteum yang memproduksi progesteron.
Hormon pertumbuhan disekresikan oleh kelenjar hipofisis dan mempengaruhi pertumbuhan tubuh, metabolisme protein, lemak, dan karbohidrat. Kelenjar hipofisis terletak di bawah otak dan terdiri dari bagian anterior dan posterior, dengan bagian anterior melepaskan hormon pertumbuhan yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan. Kelainan sekresi hormon pertumbuhan dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan seperti dwarfisme atau gigantisme.
Gonade memproduksi hormon reproduksi seperti testosteron dan estrogen yang mengatur perkembangan organ reproduksi dan karakteristik seks sekunder. Hormon-hormon ini dipengaruhi oleh hipofisis dan hipotalamus untuk mengatur siklus reproduksi.
1. Plasenta adalah organ endokrin terbesar yang menghasilkan berbagai hormon seperti steroid, peptida, faktor pertumbuhan, dan sitokin.
2. Hormon-hormon plasenta seperti progesteron dan estrogen berperan penting dalam kehamilan.
3. Hormon-hormon lain seperti hCG dan hPL berfungsi untuk mempertahankan kehamilan.
Dokumen tersebut membahas tentang hormon-hormon yang berperan penting dalam kehamilan seperti progesteron, estrogen, LH, FSH, hCG, hPL, oksitosin, dan prolaktin. Hormon-hormon tersebut memiliki fungsi untuk menopang kehamilan dan persiapan persalinan. Secara khusus, hormon hCG berperan dalam menopang korpus luteum dan menstimulasi gonad janin, sedangkan oksitosin dan prolaktin berperan dalam persalin
Dokumen tersebut membahas fungsi hormon progesteron dalam tubuh wanita, termasuk perannya dalam siklus haid, kehamilan, dan terapi medis. Hormon progesteron berfungsi untuk memperkuat dinding rahim, menurunkan kontraksi rahim selama kehamilan, dan membantu persiapan payudara untuk laktasi. Hormon ini juga digunakan dalam berbagai bentuk kontrasepsi hormonal dan terapi untuk berbagai kondisi kesehatan.
Hormon progesteron memainkan peran penting dalam siklus haid, kehamilan, dan kontrasepsi. Hormon ini mengatur siklus menstruasi, mempersiapkan endometrium untuk kemungkinan kehamilan, dan menurunkan kontraksi rahim selama kehamilan. Progesteron juga digunakan dalam bentuk pil dan suntikan kontrasepsi.
Sistem endokrin pada manusia membahas tentang kelenjar endokrin dan hormon. Kelenjar endokrin seperti hipofisis, tiroid, adrenal, dan gonad memproduksi hormon yang mengontrol berbagai fungsi tubuh seperti pertumbuhan, perkembangan, metabolisme, dan reproduksi. Hormon bekerja dengan mekanisme yang lambat dan tidak langsung untuk mengatur fungsi jangka panjang tubuh.
Dokumen tersebut membahas tentang perkembangan janin mulai dari konsepsi hingga masa kehamilan. Ia menjelaskan proses pembentukan sel telur dan sperma, fertilisasi, implantasi janin, dan perkembangan janin selama kehamilan hingga siap lahir. Dokumen tersebut juga menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kehamilan seperti gizi, psikis, dan kondisi kesehatan ibu hamil.
Perubahan Anatomi dan Adaptasi Fisiologi KehamilanUmmuNadhifa1
Dokumen tersebut membahas perubahan anatomi dan adaptasi fisiologi pada ibu hamil selama trimester I, II, dan III. Terdapat pembahasan mengenai pembesaran organ-organ reproduksi seperti uterus, serviks uteri, vagina, dan ovarium. Juga dibahas mengenai perubahan sistem endokrin, peningkatan berat badan, dan adaptasi fisiologi lainnya yang terjadi selama kehamilan."
Eliminasi Endotoksin dalam Proses Ekstraksi Plasmid - PT Indogen Intertama.pdfmarketingIndogen
Endotoksin adalah lipopolisakarida (LPS) yang merupakan komponen membran sel bakteri Gram-negatif. Setiap molekul endotoksin memiliki bagian hidrofobik, hidrofilik, dan bermuatan yang memberikan karakteristik spesifik yang berkaitan dengan kemungkinan interaksi endotoksin dengan molekul lain. Saat bakteri mati, sebagian kecil dilepaskan ke lingkungan. Selama lisis sel bakteri dalam preparasi plasmid, endotoksin dilepaskan dalam lisat preparasi.
Prosedur isolasi plasmid bakteri dengan kit ekstraksi plasmid membahas proses isolasi plasmid dari bakteri menggunakan metode mini-prep yang meliputi pertumbuhan bakteri, lisis sel, pemurnian DNA plasmid, dan analisis menggunakan elektroforesis. Kit ekstraksi plasmid komersial mempermudah proses isolasi plasmid.
Plasmid sebagai Alat Genetik dan Aplikasi dalam Perkembangan Biomolekuler - P...marketingIndogen
Plasmid adalah replikon sirkuler atau linier ekstrakromosomal yang ditemukan di banyak mikroorganisme pada domain Bakteri, Archaea, dan Eukariota. Plasmid dapat ditransmisikan melalui proses konjugasi. Konjugasi merupakan salah satu mekanisme yang paling efektif untuk menyebarkan elemen genetik di antara bakteri. Mekanisme tersebut adalah salah satu transportasi yang paling penting untuk bakteri komunikasi untuk memperoleh informasi genetik, kemudian memfasilitasi evolusi dan adaptasi relatif cepat pada bakteri.
Update: Penelitian dan Pelayanan Pasien dengan Metode ELISA SARS-CoV-2 dari E...marketingIndogen
Penyakit coronavirus (COVID-19 atau SARS-CoV-2) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh jenis coronavirus yang baru ditemukan di akhir tahun 2019. Saat ini, populasi di dunia sebagian telah terpapar dan terinfeksi virus ini dengan gejala awalnya teridentifikasi yaitu gangguan pernapasan ringan hingga sedang kemudian diikuti dengan beberapa gejala fisiologis lain. Orang lansia dan orang yang memiliki riwayat medis, seperti penyakit kardiovaskular, diabetes, penyakit pernapasan kronis, dan kanker mempunyai risiko lebih besar apabila terinfeksi. Virus COVID-19 menyebar terutama melalui saliva atau cairan hidung ketika orang terinfeksi batuk, bersin atau aksi lain yang menyebabkan cairan tersebut terbawa dan mengenai orang lain. SARS-CoV-2 merupakan satu-satunya virus yang menyebabkan pandemi global pada era modern sekarang ini.
Pengukuran Berbagai Marker Enzim dari Merk Elabscience - PT Indogen Intertama...marketingIndogen
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai berbagai metode pengukuran aktivitas enzim, termasuk contoh-contoh enzim yang diuji seperti katalase, β-amilase, mieloperoksidase, xantin oksidase, dan alanin aminotransferase. Juga disebutkan beberapa produk kit assay pengujian aktivitas enzim dari perusahaan Elabscience.
Defisiensi Garam dan Ion Anorganik Pada Tubuh - PT Indogen Intertama.docx.pdfmarketingIndogen
1. Kalsium, fosfor, magnesium, dan ion anorganik lainnya memiliki peran penting dalam berbagai fungsi fisiologis tubuh seperti pembentukan tulang dan kerangka, transmisi neuromuskular, aktivitas enzim, dan regulasi tekanan darah.
2. Defisiensi mineral anorganik dapat menyebabkan gangguan pada tulang, otot, dan sistem saraf pusat dan meningkatkan risiko penyakit tertentu.
3. Homeostasis ion anorganik dip
Indikator-Indikator Senyawa Pada Kejadian Stres Tanaman - PT Indogen Intertam...marketingIndogen
Dokumen tersebut membahas tentang indikator stres pada tanaman dan respons fisiologis tanaman terhadap berbagai jenis stres lingkungan seperti salinitas, kekeringan, dan polusi. Tanaman dapat merespons stres melalui akumulasi senyawa osmotik seperti prolin, glisin betain, dan trehalosa, serta meningkatkan produksi antioksidan seperti asam askorbat dan glutathion untuk melindungi diri dari kerusakan oksidatif.
Marker biokimia memiliki peran penting dalam diagnosis dan mengevaluasi risiko untuk menentukan jenis terapi terhadap suatu penyakit. Biomarker merupakan karakteristik yang diukur dan dievaluasi secara objektif sebagai indikator biologis normal, proses patologis, atau respon farmakologis terhadap intervensi terapeutik. Dalam fungsi ginjal, biomarker utama yang sering digunakan yaitu, ginjal, urea, asam urat dan elektrolit untuk analisis rutin. Selain itu, beberapa penelitian juga mengkonsolidasikan kegunaan biomarker lain, seperti cystatin C, β-Trace Protein. Ginjal merupakan salah satu organ penting dalam metabolisme tubuh yang prone terhadap berbagai gangguan.
Marker tumor adalah segala jenis molekul yang ada atau diproduksi oleh sel kanker atau sel tubuh sebagai respons terhadap kanker atau kondisi jinak (non-kanker). Marker tumor secara umum berupa protein atau molekul lain yang diproduksi oleh baik sel normal dan sel kanker. Namun, produksi dalam jumlah yang lebih tinggi dilakukan oleh sel kanker. Marker tersebut dapat ditemukan di dalam darah, urin, feses, tumor, jaringan tubuh atau cairan tubuh dari pasien kanker. Selain itu, marker genom seperti mutasi gen tumor, pola ekspresi gen tumor, dan perubahan nongenetik pada DNA tumor, juga digunakan sebagai marker tumor.
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFratnawulokt
Peningkatan status kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu hal prioritas di Indonesia. Status derajat kesehatan ibu dan anak sendiri dapat dinilai dari jumlah AKI dan AKB. Pemerintah berupaya menerapkan program Sustainable Development Goals (SDGs) dengan harapan dapat menekan AKI dan AKB, tetapi kenyataannya masih tinggi sehingga tujuan dari penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dari ibu hamil trimester III sampai KB.
Metode penelitian menggunakan Continuity of Care dengan pendokumentasian SOAP Notes. Subjek penelitian Ny. “H” usia 34 tahun masa kehamilan Trimester III hingga KB di PMB E Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung.
Hasil asuhan selama masa kehamilan trimester III tidak ada komplikasi pada Ny. “E”. Masa persalinan berjalan lancar meskipun terdapat kesenjangan dimana IMD dilakukan kurang dari 1 jam. Kunjungan neonatus hingga nifas normal tidak ada komplikasi, metode kontrasepsi memilih KB implant.
Kesimpulan asuhan pada Ny. “H” ditemukan kesenjangan antara kenyataan dan teori di penatalaksanaan, tetapi dalam pemberian asuhan ini kesenjangan masih dalam batas normal. Asuhan kebidanan ini diberikan untuk membantu mengurangi kemungkinan terjadi komplikasi pada saat masa kehamilan hingga KB.
Maret 2021 artikel 1 - deteksi hormon fertilitas dengan teknik elisa.docx
1. Deteksi Hormon Fertilitas dengan Teknik ELISA
Sekilas Tentang Fertilitas dan ELISA
Fertilitas dalam ilmu biologi berarti kemampuan untuk menyebabkan kehamilan dan
menghasilkan keturunan. Infertilitas adalah ketidakmampuan individu untuk menyebabkan
kehamilan secara alami dalam satu tahun percobaan. Istilah subfertilitas juga sering
digunakan untuk mendeskripsikan kemungkinan kehamilan terjadi, tetapi membutuhkan
waktu lebih lama.
Terdapat sekitar 186 juta orang di dunia mengalami infertilitas yang mayoritas berasal negara
berkembang. Di Indonesia, fertilitas penduduk terbilang tinggi dan angka kelahiran
menempati peringkat populasi terbanyak keempat setelah Cina, India, dan Amerika Serikat.
Tingginya angka kelahiran di negara ini menyebabkan ketidakseimbangan antara laju
perekonomian yang lambat dengan laju kelahiran yang tinggi.
Kemajuan sains dan teknologi saat ini telah dirancang dan disesuaikan untuk dapat
mengontrol, mendeteksi, bahkan mengeliminasi fertilitas. Dalam perkembangannya,
teknologi diagnosis fertilitas menggunakan marker biomolekuler telah dilakukan dan selalu
diperbaharui demi mendapatkan diagnosa yang lebih cepat dan akurat. Selain mendeteksi
fertilitas, marker biomolekul juga sering digunakan untuk gangguan yang berhubungan
gangguan sistem reproduksi.
Berbagai metode identifikasi, kualifikasi, dan kuantifikasi marker biomolekuler telah
dikembangkan. Salah satu metode yang sering digunakan yaitu immunoassay. Enzyme-linked
immunosorbent assay (ELISA/EIA) adalah metode immunoassay yang paling digemari oleh
peneliti maupun praktisioner klinis. Manfaat menggunakan metode ELISA adalah karena
prosedur sederhana, spesifisitas dan sensitivitas tinggi, serta efisiensi waktu dan bahan yang
tinggi
Berikut adalah hormon-hormon yang berperan dalam sistem reproduksi manusia:
1. Anti-Müllerian hormone (AMH)
Anti-Müllerian hormone (AMH) adalah hormon peptida faktor pertumbuhan dari famili
peptida faktor transformasi pertumbuhan-β. Peran utama dari hormon ini yaitu diferensiasi
seksual pada fase embrio. Pada pria, AMH disekresikan oleh sel Sertoli testis yang
menyebabkan regresi duktus Mullerii sebagai prototipe uterus, vagina, dan oviduk pada
wanita. Pada wanita, AMH diproduksi dan disekresikan oleh sel granulosa ovarium sekitar 36
minggu masa kehamilan hingga fase menopause. Kadar hormon ini cukup stabil selama
siklus menstruasi karena AMH dapat menunjukkan aktivitas ovarium non-siklik.
2. Hormon AMH memiliki fungsi klinis yaitu, sebagai marker respon ovarium terhadap
stimulasi dan marker untuk memprediksi usia saat menopause tiba. Selain itu, hormon ini
juga dapat digunakan sebagai marker tumor ovarium folikuloma. Beberapa faktor dapat
mempengaruhi kadar AMH serum antara lain, sindrom ovarium polikistik (PCOS), riwayat
operasi ovarium, kemoterapi, kontrasepsi oral, obesitas, mutasi BRCA, dan defisiensi vitamin
D.
2. Inhibin A dan Inhibin B
Inhibin adalah hormon glikoprotein heterodimer gonad yang tersusun dari satu subunit α dan
dua subunit β (βA atau βB) yang menghasilkan dua isoform yaitu inhibin A dan inhibin B.
Kedua hormon tersebut termasuk dalam sub-kelompok dari superfamili faktor pertumbuhan
transformasi-beta (TGF-β) yang antagonis dan homolog terhadap aktivin. Inhibin berperan
dalam menghambat aktivitas aktivin di hipofisis.
Pada wanita, folikel awal mensekresikan inhibin A, sedangkan folikel antral yang sedang
berkembang mensekresikan inhibin B. Aktivitas ekspresi inhibin yang terbatas pada sel
granulosa ovarium menjadikan inhibin dapat digunakan sebagai marker untuk tumor sel
granulosa (GTC). Selama kehamilan, inhibin A banyak diproduksi oleh syncytiotrophoblast
plasenta.
Pada pria, inhibin B diproduksi oleh sel Sertoli testis pada periode prapubertas, sedangkan
produksi hormon ini pada pria dewasa belum diketahui secara pasti. Inhibin B berfungsi
meregulasi sintesis dan sekresi follicle stimulating hormone (FSH) dalam mekanisme umpan
balik negatif.
3. Luteinizing hormone (LH)
Luteinizing hormone (LH) adalah hormon glikoprotein yang disekresikan sel gonadotrof
anterior hipofisis disamping FSH. Jalur mekanisme pensinyalan untuk LH terdiri dari
hipotalamus, hipofisis, dan gonad. Dalam jalur ini, pelepasan LH distimulasi oleh
gonadotropin-releasing hormone (GnRH) dan dihambat oleh estrogen pada wanita dan
testosteron pada pria. Hormon LH dan FSH berasal dari gen yang sama sehingga memiliki
sifat yang serupa. Baik LH dan FSH adalah glikoprotein yang terdiri dari subunit α yang
sama untuk kedua hormon dan subunit β yang memberi spesifisitas biologis keduannya.
Pada wanita, LH memiliki berfungsi memicu pembentukan hormon steroid (konversi
testosteron menjadi estrogen oleh sel granulosa) dan meregulasi siklus menstruasi. Pada pria,
LH berfungsi memicu produksi testosteron dari sel Leydig. Pada kedua jenis kelamin, LH
berkontribusi pada proses maturasi sel germinal primordial. Selain LH, human chorionic
gonadotropin (hCG) juga merupakan hormon penting dalam perkembangan kedua jenis
kelamin pada periode gestasi Ibu. Pada masa pubertas, peningkatan sekresi LH terjadi secara
perlahan di malam hari pada wanita dan pria.
4. Follicle-stimulating hormone (FSH)
3. Follicle-stimulating hormone (FSH) adalah hormon glikoprotein heterodimer yang
diproduksi oleh sel gonadotrof hipofisis anterior dan berperan penting dalam regulasi
fertilitas. Hormon FSH dilepaskan sebagai respons terhadap hormon pelepas gonadotropin
(GnRH) dari hipotalamus. FSH berperan dalam perkembangan dan reproduksi seksual pada
pria dan wanita. Transmisi sinyal FSH terjadi setelah hormon berikatan dengan reseptornya
(FSHR) yang terletak pada sel Sertoli testis dan sel granulosa ovarium.
Pada wanita, FSH berfungsi meregulasi folikulogenesis, seleksi oosit, dan sintesis hormon
steroid seks. Pada pria, hormon ini memediasi perkembangan testis dan spermatogenesis.
Secara klinis, FSH dapat digunakan untuk pengobatan infertilitas wanita dengan mekanisme
stimulasi ovarium dan hipogonadisme hipogonadotropik pria.
5. Prolaktin (PRL)
Prolaktin (PRL) adalah protein 23 kDa yang disekresikan oleh sel laktotrof hipofisis anterior
secara pulsatil dan basal. Regulasi sekresi prolaktin dilakukan oleh inhibisi dopamin di
hipotalamus, autofeedback ultrashort, dan hormon-hormon lain, seperti estrogen dan
progesteron. Makroprolaktin merupakan bentuk molekul khusus di mana molekul berukuran
besar. Prolaktin jenis ini juga memiliki sifat imunogenik tinggi. Makromolekul prolaktin
tersebut terdiri dimer, trimer, polimer,atau kompleks imun prolaktin-imunoglobulin.
Fungsi utama prolaktin yaitu untuk pembentukan laktasi, kandungan makronutrien susu, dan
produksi susu. Selain itu, hormon protein ini juga berkontribusi dalam regulasi reproduksi,
imunomodulasi, angiogenesis, metabolisme energi, keseimbangan osmotik, perkembangan,
respon stres dan depresi. Pada pria, fungsi signifikan dari prolaktin terhadap reproduksi
belum diketahui secara pasti, tetapi hormon ini memiliki hubungan dengan infertilitas pada
pria. Hiperprolaktinemia adalah kondisi ketika jumlah prolaktin serum melebihi batas
ambang atas. Pasien hiperprolaktinemia mungkin tetap asimtomatik atau adanya tanda gejala
hipogonadisme dan galaktorea. Hiperprolaktinemia akut diketahui mampu menekan sintesis
testosteron dan fertilitas pria melalui hipersekresi kortikoid adrenal atau dengan menghambat
sekresi GnRH di hipotalamus.
6. Human chorionic gonadotropin (hCG)
Human chorionic gonadotropin (hCG) adalah hormon yang banyak diproduksi oleh sel-sel
syncytiotrophoblast plasenta selama kehamilan. Hormon hCG merupakan glikoprotein
heterodimer yang terdiri dari dua subunit α dan β. Beberapa bentuk yang ditemukan dalam
serum dan urin selama kehamilan antara lain, hCG, hCG hiperglikosilasi, subunit beta, dan
hCG hipofisis.
Hormon hCG memiliki banyak fungsi antara lain, meningkatkan produksi progesteron korpus
luteum, memicu angiogenesis pembuluh darah uterus, memicu fusi sel cytotrophoblast dan
diferensiasi menuju sel syncytiotrophoblast, menghambat aktivitas imun ibu terhadap sel-sel
plasenta, menyamakan pertumbuhan uterus dengan embrio, menekan kontraksi miometrium
selama kehamilan, menyebabkan pertumbuhan dan diferensiasi umbilikus, proses implantasi,
4. menyebabkan hiperemesis gravidarum (mual dan muntah selama kehamilan), dan mendorong
pertumbuhan organ janin.
Hormon hCG dapat dijadikan marker untuk kanker trofoblas (mola hidatidosa,
koriokarsinoma, dan tumor sel germinal). Selain itu, peningkatan kadar β-hCG dapat
dijadikan penanda adanya beberapa anomali, seperti kehamilan ektopik dan heterotopik,
keguguran, serta abnormalitas sel germinal, plasenta, atau embrio.
7. Progesteron
Progesteron adalah hormon steroid endogen (neurosteroid) dan steroid neuroaktif yang
biasanya diproduksi oleh korteks adrenal serta gonad. Hormon steroid ini juga disekresikan
oleh korpus luteum ovarium pada sepuluh minggu awal kehamilan dan plasenta akhir
kehamilan. Di dalam sistem saraf, progesteron diproduksi oleh neuron dan glia sedangkan
pada organ lain diproduksi dalam jumlah kecil oleh kelenjar adrenal, sel Leydig testis,
jaringan adiposa, dan jaringan lain. Molekul progesteron disintesis dari kolesterol melalui
pregnenolone dengan proses yang disebut steroidogenesis.
Fungsi progesteron lebih signifikan pada wanita dibandingkan wanita. Fungsi utama ini
adalah pemeliharaan uterus selama kehamilan dan memengaruhi produksi mediator inflamasi,
seperti sel-T. Defisiensi hormon steroid ini selama kehamilan sering kali dikaitkan dengan
keguguran, kelahiran prematur, peningkatan kontraktilitas miometrium, dan risiko
imunologis. Selain itu, defisiensi progesteron selama kehamilan juga berkaitan dengan
penurunan fertilitas, peningkatan hiperplasia endometrium, dan risiko neoplasia
endometrium. Berbeda dengan defisiensi progesteron, apabila kadar progesteron berlebihan
pada sistem tubuh dapat menyebabkan gangguan seperti tumor sel granulosa dan kanker
payudara.
Progesteron memiliki efek sistemik dan lokal (reproduktif). Pada tingkat sistemik, molekul
progesteron mampu meningkatkan diuresis melalui aktivasi sistem renin-angiotensin,
memicu metabolisme katabolik, melemaskan sel otot polos, meningkatkan ekskresi kalsium
dan fosfor, meningkatkan suhu basal tubuh, memiliki efek sedatif dan analgesik,
meningkatkan memori visual, eek imunosupresif, serta proliferasi dan diferensiasi osteoblas.
8. Estrogen dan Estradiol (E2)
Estrogen adalah kelompok hormon steroid spesifik yang berperan dalam perkembangan
karakteristik seksual wanita. Selain itu, hormon ini juga berperan dalam sistem
neuroendokrin, vaskular, kerangka, dan kekebalan baik pria maupun wanita. Terdapat empat
jenis estrogen di dalam tubuh, yaitu estrone (E1), estradiol (E2), estriol (E3), dan estetrol
(E4). Estradiol (Estradiol-17β atau E2) adalah bentuk hormon estrogen yang paling umum
dan disintesis terutama oleh ovarium, tetapi organ dan jaringan lain, seperti adiposa, otak,
sel-sel imun, dan tulang juga mampu memproduksi dalam jumlah kecil.
Terdapat banyak fungsi estrogen (estradiol) bagi tubuh, seperti regulasi siklus menstruasi,
sistem kardiovaskular, sistem neurologis, sistem kerangka, sistem vaskular, dan masih banyak
lagi. Selain fungsi tersebut, estrogen juga memiliki peran protektif terhadap gangguan
5. neurologis, seperti penyakit Alzheimer, penyakit Parkinson, multiple sclerosis, dan stroke
serebrovaskular. Peran protektif ini dihasilkan oleh kemampuan antiinflamasi estrogen.
Gambar 1. Konversi kolesterol menjadi hormon steroid reproduktif.
9. Testosteron
Testosteron adalah hormon steroid yang diproduksi oleh sel Leydig testis melalui proses
konversi kolesterol menjadi testosteron. Dua molekul antara penting yang dibutuhkan dalam
sintesis testosteron, yaitu dehidroepiandrosteron (DHEA) dan androstenedion. Testosteron,
bersama dengan metabolit bioaktifnya, dihidrotestosteron (DHT) dan estradiol (E2),
merupakan penentu perkembangan dan pemeliharaan diferensiasi seksual pria dan ciri khas
maskulinitas dewasa.
Hormon utama pria ini berperan mengatur diferensiasi seks, menghasilkan karakteristik pria,
spermatogenesis, peningkatan libido, dan fertilitas. Testosteron juga terlibat dalam
memunculkan karakteristik pria sekunder termasuk pola rambut pria, perubahan vokal dan
pendalaman suara, efek anabolik, percepatan pertumbuhan serta pertumbuhan otot rangka
(testosteron merangsang sintesis protein). Testosteron juga berkontribusi dalam merangsang
eritropoiesis, yaitu proses pembentukan eritrosit. Penurunan testosteron seiring bertambahnya
usia cenderung berdampak pada penurunan ukuran testis, penurunan libido, penurunan
kepadatan tulang, penurunan massa otot, peningkatan produksi lemak, dan kemungkinan
anemia.
10. Dehidroepiandrosteron (DHEA) dan Dehidroepiandrosteron Sulfat (DHEA-S)
Dehidroepiandrosteron (DHEA) dan metabolit sulfatnya (DHEA-S) adalah dua androgen
aktif yang umumnya diproduksi oleh zona retikularis adrenal. Hormon-hormon ini juga di
produksi pada gonad dan otak. DHEA adalah prohormon utama dalam biosintesis testosteron
dan estrogen. Sekresi DHEA dan metabolitnya sangat bergantung usia dengan kadar
maksimum pada inividu usia 20-30 dan minimum pada individu tua.
6. Dehidroepiandrosteron sulfat (DHEA-S) merupakan metabolit tidak aktif dari DHEA dalam
steroidogenesis. Namun terlepas dari fungsi reproduktif, DHEA-S mampu meningkatkan
pembentukan superoksida dalam neutrofil manusia yang meningkatkan mekanisme
bakterisidal neutrofil. Hormon ini juga memiliki peran penting dalam memelihara tubuh
karena aktivitas antioksidan dan kemampuannya untuk membantu menjaga sistem saraf.
Selain itu, DHEA-S juga memiliki keterkaitan positif dengan sistem memori.
Rendahnya kadar DHEA-S yang bersirkulasi dapat digunakan sebagai penanda terjadinya
peradangan sistemik akut, seperti sepsis dan penyakit autoimun kronis.
11. Sex hormone binding globulin (SHBG)
Sex hormone binding globulin (SHBG) adalah molekul glikoprotein yang berperan penting
dalam mengangkut hormon steroid seks. Molekul ini memiliki afinitas tinggi terhadap
hormon steroid seperti testosteron dan estradiol. Sintesis molekul SHGB utama terjadi di hati.
Selain di hati, protein ini juga disintesis di hipotalamus dan hipofisis otak. Fungsi SHBG
selain transportasi yaitu berperan dalam memediasi transduksi sinyal sehingga memiliki andil
dalam perkembangan patofisiologi berbagai sistem.
12. 17-Hidroksiprogesterone (17-OHP)
17-Hidroksiprogesterone (17-OHP) merupakan steroid intermediet dalam jalur biosintetik
adrenal dari kolesterol menjadi kortisol. Penurunan 21-hidroksilase dapat menyebabkan
peningkatan konsentrasi 17-OHP serum karena molekul ini merupakan substrat enzim
tersebut. Kadar 17-OHP serum apat digunakan sebagai uji diagnostik untuk hiperplasia
adrenal kongenital (CAH) pada bayi karena defisiensi 21-hidroksilase yang merupakan salah
satu kelainan genetik yang paling umum pada manusia.
Berikut daftar lengkap kit ELISA dan marker sistem reproduksi manusia:
Tabel 1. ELISA untuk marker sistem reproduksi
Brand Catalogue
No
Description Size
Elabscienc
e
E-EL-0115 DHEA(Dehydroepiandrosterone) ELISA Kit 96T
Elabscienc
e
E-EL-0031 DHT(Dihydrotestosterone) ELISA Kit 96T
Elabscienc
e
E-FS-E117 E2(Estradiol) ELISA Kit 96T
Elabscienc
e
E-EL-0156 E3(Estriol) ELISA Kit 96T
Elabscienc
e
E-EL-0165 F-TESTO(Free Testosterone) ELISA Kit 96T
Elabscienc
e
E-EL-H1143 Human FSH(Follicle Stimulating Hormone)
ELISA Kit
96T
7. Elabscienc
e
E-EL-H0175 Human HCG(Chorionic Gonadotropin) ELISA Kit 96T
Elabscienc
e
E-EL-H0313 Human INHB(Inhibin B) ELISA Kit 96T
Elabscienc
e
E-EL-H6019 Human LH(Luteinizing Hormone) ELISA Kit 96T
Elabscienc
e
E-EL-H6100 Human SHBG(Sex Hormone Binding Globulin)
ELISA Kit
96T
Elabscienc
e
E-EL-0150 Human/Monkey/Mouse E2(Estradiol) ELISA Kit 96T
Elabscienc
e
E-EL-M301
5
Mouse AMH(Anti-Mullerian Hormone) ELISA Kit 96T
Elabscienc
e
E-EL-M040
6
Mouse DHEA-S(Dehydroepiandrosterone sulfate)
ELISA Kit
96T
Elabscienc
e
E-EL-M301
1
Mouse PRL(Prolactin) ELISA Kit 96T
Elabscienc
e
E-EL-0154 Pg(Progesterone) ELISA Kit, universal 96T
Elabscienc
e
E-EL-R3022 Rat AMH(Anti-Mullerian Hormone) ELISA Kit 96T
Elabscienc
e
E-EL-R0325 Rat DHEA-S(Dehydroepiandrosterone Sulfate)
ELISA Kit
96T
Elabscienc
e
E-EL-R1027 Rat INHB(Inhibin B) ELISA Kit 96T
Elabscienc
e
E-EL-R3006 Rat PRL(Prolactin) ELISA Kit 96T
Elabscienc
e
E-EL-0155 T(Testosterone) ELISA Kit, universal 96T
REFERENSI:
1. Administrator. 2020. ELISA kit untuk Hormon Seks Manusia. PT Indogen Intertama.
Jakarta. [link]
2. Pregnancy Test. Sinobiological. Beijing. [link]
3. Honour JW. 17-Hydroxyprogesterone in children, adolescents and adults. Annals of
Clinical Biochemistry. 2014;51(4):424-440. [link]
4. Meachem SJ, Nieschlag E, Simoni M. Inhibin B in male reproduction:
pathophysiology and clinical relevance. Eur J Endocrinol. 2001 Nov;145(5):561-71.
[link]
5. William W. 2020. Angka kelahiran di Indonesia masih tinggi, mengapa mayoritas
laki-laki ogah ikut KB. The Conversation. UNIKAAtma Jaya. [link]
6. Adrienne Santos-Longhurst. 2019. What to Know About Subfertility and How to
Increase the Odds of Conception. Healthline. Medically reviewed by Valinda Riggins
Nwadike. [link]
7. Liverman CT, Blazer DG (Eds.). 2004. Testosterone and Aging: Clinical Research
Directions. Institute of Medicine (US) Committee on Assessing the Need for Clinical
8. Trials of Testosterone Replacement Therapy. National Academies Press. Washington
(DC). [link]
8. Betz D, Fane K. 2020 (Updated). Human Chorionic Gonadotropin. In: StatPearls
[Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing. Florida. [link]
9. Thapa S, Bhusal K. 2020 (Updated). Hyperprolactinemia. In: StatPearls [Internet].
Treasure Island. StatPearls Publishing. Florida. [link]
10. Delgado BJ, Lopez-Ojeda W. 2020 (Updated). Estrogen. In: StatPearls [Internet].
Treasure Island. StatPearls Publishing. Florida. [link]
11. Valdes A, Bajaj T. 2020 (Updated). Estrogen Therapy. In: StatPearls [Internet].
Treasure Island. StatPearls Publishing. Florida. [link]
12. Anderson J, Ghaffarian KR. 2020 (Updated). Early Pregnancy Diagnosis. In:
StatPearls [Internet]. Treasure Island. StatPearls Publishing. Florida. [link].
13. Gill-Sharma M. K. 2009. Prolactin and male fertility: the long and short feedback
regulation. International journal of endocrinology. 687259. [link]
14. Cole L. A. 2010. Biological functions of hCG and hCG-related molecules.
Reproductive biology and endocrinology : RB&E, 8, 102. [link]
15. Kumar, P., & Sait, S. F. 2011. Luteinizing hormone and its dilemma in ovulation
induction. Journal of human reproductive sciences, 4(1), 2–7. [link]
16. Cui, J., Shen, Y., & Li, R. 2013. Estrogen synthesis and signaling pathways during
aging: from periphery to brain. Trends in molecular medicine, 19(3), 197–209. [link]
17. Walentowicz, P., Krintus, M., Sadlecki, P., Grabiec, M., Mankowska-Cyl, A., Sokup,
A., & Walentowicz-Sadlecka, M. 2014. Serum inhibin A and inhibin B levels in
epithelial ovarian cancer patients. PloS one, 9(3), e90575. [link]
18. Regidor P. A. 2014. Progesterone in Peri- and Postmenopause: A Review.
Geburtshilfe und Frauenheilkunde, 74(11), 995–1002. [link]
19. George, J. W., Dille, E. A., & Heckert, L. L. (2011). Current concepts of
follicle-stimulating hormone receptor gene regulation. Biology of reproduction, 84(1),
7–17. [link]
20. Torner L. (2016). Actions of Prolactin in the Brain: From Physiological Adaptations
to Stress and Neurogenesis to Psychopathology. Frontiers in endocrinology, 7, 25.
[link]
21. de Menezes, K. J., Peixoto, C., Nardi, A. E., Carta, M. G., Machado, S., & Veras, A.
B. 2016. Dehydroepiandrosterone, Its Sulfate and Cognitive Functions. Clinical
practice and epidemiology in mental health : CP & EMH, 12, 24–37. [link]
22. Li, H., Pham, T., McWhinney, B. C., Ungerer, J. P., Pretorius, C. J., Richard, D. J.,
Mortimer, R. H., d'Emden, M. C., & Richard, K. 2016 Sex Hormone Binding
Globulin Modifies Testosterone Action and Metabolism in Prostate Cancer Cells.
International journal of endocrinology, 2016, 6437585. [link]
23. Tyagi, V., Scordo, M., Yoon, R. S., Liporace, F. A., & Greene, L. W. 2017. Revisiting
the role of testosterone: Are we missing something?. Reviews in urology, 19(1),
16–24. [link]
24. Kruszyńska, A., & Słowińska-Srzednicka, J. 2017. Anti-Müllerian hormone (AMH)
as a good predictor of time of menopause. Przeglad menopauzalny = Menopause
review, 16(2), 47–50. [link]
9. 25. Hamilton, K. J., Hewitt, S. C., Arao, Y., & Korach, K. S. 2017. Estrogen Hormone
Biology. Current topics in developmental biology, 125, 109–146. [link]
26. Henderson V. W. (2018). Progesterone and human cognition. Climacteric : the journal
of the International Menopause Society, 21(4), 333–340. [link]
27. Casarini, L., & Crépieux, P. (2019). Molecular Mechanisms of Action of FSH.
Frontiers in endocrinology, 10, 305. [link]
28. M. Vander Borght, C. Wyns. 2018. Fertility and infertility: definition and
epidemiology. Clin Biochem, 62. pp. 2-10. [link]