Dokumen tersebut membahas tentang pengertian dan manajemen persediaan, termasuk metode pengadaan bahan baku seperti pembelian sekaligus, bertahap, EOQ, dan JIT. Juga dibahas tingkat perputaran persediaan bahan baku, barang setengah jadi, dan barang jadi.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian dan manajemen persediaan, termasuk metode pengadaan bahan baku seperti pembelian sekaligus, bertahap, EOQ, dan JIT. Juga dibahas tingkat perputaran persediaan bahan baku, barang setengah jadi, dan barang jadi.
Dokumen tersebut membahas beberapa model pengendalian persediaan, yaitu:
1. Model Economic Order Quantity (EOQ) untuk menentukan kuantitas pesanan optimal
2. Model EOQ dengan diskon kuantitas untuk mempertimbangkan diskon harga berdasarkan jumlah pesanan
3. Model EOQ dengan backorder untuk mempertimbangkan biaya kekurangan barang
4. Model Production Order Quantity untuk perusahaan yang memproduksi sendiri komponen barang
Dokumen ini menjel
Dokumen tersebut membahas tentang metode-metode persediaan dan manajemen persediaan, termasuk Economic Order Quantity (EOQ), model diskon kuantitas, safety stock, dan sistem persediaan seperti reorder point dan sistem periodik."
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Manajemen persediaan membahas tentang pengelolaan stok bahan baku, barang dalam proses dan barang jadi untuk mendukung produksi dan penjualan dengan biaya minimum. Model EOQ digunakan untuk menentukan kuantitas pemesanan optimal yang meminimalkan total biaya persediaan.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian dan manajemen persediaan, termasuk metode pengadaan bahan baku seperti pembelian sekaligus, bertahap, EOQ, dan JIT. Juga dibahas tingkat perputaran persediaan bahan baku, barang setengah jadi, dan barang jadi.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian dan manajemen persediaan, termasuk metode pengadaan bahan baku seperti pembelian sekaligus, bertahap, EOQ, dan JIT. Juga dibahas tingkat perputaran persediaan bahan baku, barang setengah jadi, dan barang jadi.
Dokumen tersebut membahas beberapa model pengendalian persediaan, yaitu:
1. Model Economic Order Quantity (EOQ) untuk menentukan kuantitas pesanan optimal
2. Model EOQ dengan diskon kuantitas untuk mempertimbangkan diskon harga berdasarkan jumlah pesanan
3. Model EOQ dengan backorder untuk mempertimbangkan biaya kekurangan barang
4. Model Production Order Quantity untuk perusahaan yang memproduksi sendiri komponen barang
Dokumen ini menjel
Dokumen tersebut membahas tentang metode-metode persediaan dan manajemen persediaan, termasuk Economic Order Quantity (EOQ), model diskon kuantitas, safety stock, dan sistem persediaan seperti reorder point dan sistem periodik."
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Manajemen persediaan membahas tentang pengelolaan stok bahan baku, barang dalam proses dan barang jadi untuk mendukung produksi dan penjualan dengan biaya minimum. Model EOQ digunakan untuk menentukan kuantitas pemesanan optimal yang meminimalkan total biaya persediaan.
Model EOQ digunakan untuk menentukan jumlah pemesanan optimal yang meminimalkan total biaya persediaan tahunan. Dokumen menjelaskan komponen biaya yang dipertimbangkan dalam model EOQ serta contoh penerapannya untuk menghitung jumlah pemesanan, frekuensi pemesanan, dan reorder point untuk suatu perusahaan.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Manajemen persediaan membahas hubungan antara produksi dan penjualan produk serta jenis-jenis persediaan.
2. Menetapkan jumlah persediaan yang tepat penting untuk menghindari kerugian akibat kekurangan atau kelebihan persediaan.
3. Model EOQ digunakan untuk menentukan kuantitas pesanan optimal agar biaya persediaan minimum.
Dokumen tersebut membahas tentang model persediaan yang meliputi pengertian persediaan, alasan perlunya persediaan, tujuan persediaan, kriteria evaluasi biaya persediaan, model matematika Economic Order Quantity (EOQ), dan contoh penerapan model EOQ untuk menghitung kuantitas pemesanan optimal.
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen persediaan, termasuk teori-teori seperti Economic Order Quantity dan jenis-jenis biaya persediaan. Diberikan contoh kasus untuk menghitung tingkat persediaan optimal, titik pemesanan ulang, biaya pemesanan, biaya penyimpanan, dan total biaya persediaan untuk suatu perusahaan.
Manajemen persediaan membahas hubungan antara produksi dan penjualan, serta klasifikasi persediaan menjadi bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi. Dokumen ini juga menjelaskan pentingnya menetapkan jumlah persediaan yang tepat untuk meminimalkan biaya serta memaksimalkan keuntungan, serta mendefinisikan beberapa istilah kunci seperti biaya pemesanan, biaya penyimpanan, dan titik pemesanan ulang
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian dan manajemen persediaan, termasuk jenis-jenis persediaan, faktor yang mempengaruhinya, cara menghitung tingkat perputaran persediaan, serta metode pengadaan bahan baku secara efisien seperti EOQ dan JIT.
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen persediaan, termasuk pengertian persediaan, jenis persediaan, faktor yang mempengaruhinya, dan cara menghitung tingkat perputaran persediaan serta economical order quantity untuk menentukan jumlah pembelian bahan baku yang optimal.
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen persediaan, termasuk definisi persediaan, tujuan pengelolaannya, metode-metode manajemen persediaan seperti EOQ, reorder point, safety stock, dan Just in Time, serta contoh penghitungan EOQ menggunakan metode tabel.
Manajemen persediaan membahas hubungan antara produksi dan penjualan, jenis persediaan, penentuan jumlah persediaan yang tepat untuk meminimalkan biaya sambil memenuhi permintaan, dan tujuan pengelolaan persediaan dengan biaya minimum. Model EOQ digunakan untuk menentukan kuantitas pesanan optimal.
This document provides an overview of forest inventory methods and applications. It discusses design-based and model-based sampling approaches. Specific topics covered include sample plot design, point sampling, permanent sample plots for change monitoring, generalizing sample tree data, accounting for uncertainty in spatially systematic sampling, small area estimation, multiphase sampling, image segmentation, inventory by compartments, and assessing the world's forests. The document is intended to present state-of-the-art research on various aspects of forest inventory and management.
(Forestry Sciences 76) M. Köhl (auth.), Piermaria Corona, Michael Köhl, Marco...EdizonJambormias2
(Forestry Sciences 76) M. Köhl (auth.), Piermaria Corona, Michael Köhl, Marco Marchetti (eds.)-Advances in Forest Inventory for Sustainable Forest Management and Biodiversity Monitoring-Springer Nethe.pdf
Contenu connexe
Similaire à Operation Research_Model Pengendalian Persediaan new.pptx
Model EOQ digunakan untuk menentukan jumlah pemesanan optimal yang meminimalkan total biaya persediaan tahunan. Dokumen menjelaskan komponen biaya yang dipertimbangkan dalam model EOQ serta contoh penerapannya untuk menghitung jumlah pemesanan, frekuensi pemesanan, dan reorder point untuk suatu perusahaan.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Manajemen persediaan membahas hubungan antara produksi dan penjualan produk serta jenis-jenis persediaan.
2. Menetapkan jumlah persediaan yang tepat penting untuk menghindari kerugian akibat kekurangan atau kelebihan persediaan.
3. Model EOQ digunakan untuk menentukan kuantitas pesanan optimal agar biaya persediaan minimum.
Dokumen tersebut membahas tentang model persediaan yang meliputi pengertian persediaan, alasan perlunya persediaan, tujuan persediaan, kriteria evaluasi biaya persediaan, model matematika Economic Order Quantity (EOQ), dan contoh penerapan model EOQ untuk menghitung kuantitas pemesanan optimal.
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen persediaan, termasuk teori-teori seperti Economic Order Quantity dan jenis-jenis biaya persediaan. Diberikan contoh kasus untuk menghitung tingkat persediaan optimal, titik pemesanan ulang, biaya pemesanan, biaya penyimpanan, dan total biaya persediaan untuk suatu perusahaan.
Manajemen persediaan membahas hubungan antara produksi dan penjualan, serta klasifikasi persediaan menjadi bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi. Dokumen ini juga menjelaskan pentingnya menetapkan jumlah persediaan yang tepat untuk meminimalkan biaya serta memaksimalkan keuntungan, serta mendefinisikan beberapa istilah kunci seperti biaya pemesanan, biaya penyimpanan, dan titik pemesanan ulang
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian dan manajemen persediaan, termasuk jenis-jenis persediaan, faktor yang mempengaruhinya, cara menghitung tingkat perputaran persediaan, serta metode pengadaan bahan baku secara efisien seperti EOQ dan JIT.
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen persediaan, termasuk pengertian persediaan, jenis persediaan, faktor yang mempengaruhinya, dan cara menghitung tingkat perputaran persediaan serta economical order quantity untuk menentukan jumlah pembelian bahan baku yang optimal.
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen persediaan, termasuk definisi persediaan, tujuan pengelolaannya, metode-metode manajemen persediaan seperti EOQ, reorder point, safety stock, dan Just in Time, serta contoh penghitungan EOQ menggunakan metode tabel.
Manajemen persediaan membahas hubungan antara produksi dan penjualan, jenis persediaan, penentuan jumlah persediaan yang tepat untuk meminimalkan biaya sambil memenuhi permintaan, dan tujuan pengelolaan persediaan dengan biaya minimum. Model EOQ digunakan untuk menentukan kuantitas pesanan optimal.
Similaire à Operation Research_Model Pengendalian Persediaan new.pptx (20)
This document provides an overview of forest inventory methods and applications. It discusses design-based and model-based sampling approaches. Specific topics covered include sample plot design, point sampling, permanent sample plots for change monitoring, generalizing sample tree data, accounting for uncertainty in spatially systematic sampling, small area estimation, multiphase sampling, image segmentation, inventory by compartments, and assessing the world's forests. The document is intended to present state-of-the-art research on various aspects of forest inventory and management.
(Forestry Sciences 76) M. Köhl (auth.), Piermaria Corona, Michael Köhl, Marco...EdizonJambormias2
(Forestry Sciences 76) M. Köhl (auth.), Piermaria Corona, Michael Köhl, Marco Marchetti (eds.)-Advances in Forest Inventory for Sustainable Forest Management and Biodiversity Monitoring-Springer Nethe.pdf
This document provides an introduction to next-generation sequencing (NGS) technologies. It discusses the history of DNA sequencing technologies leading up to NGS, including Sanger sequencing. It then describes the key principles of several major NGS platforms, including how they achieve massively parallel sequencing using amplification and signal detection. The document notes challenges of NGS like short read lengths, coverage depth needs, and large data volumes. It also outlines common applications of NGS data like variant detection and discusses future prospects.
(The Ima Volumes in Mathematics and Its Applications) Terry Speed (editor), M...EdizonJambormias2
(The Ima Volumes in Mathematics and Its Applications) Terry Speed (editor), Michael Waterman (editor) - Genetic Mapping and DNA Sequencing-Springer Verlag (2012).pdf
Dr Luke Alphey - DNA Sequencing (Introduction to Biotechniques)-Garland SEdizonJambormias2
DNA sequencing is the process of determining the order of nucleotides in a DNA molecule. There are two main methods for DNA sequencing: the chemical degradation method developed by Maxam and Gilbert, and the chain termination method developed by Sanger. This book provides a practical guide to DNA sequencing, covering the basic principles and methods, major applications, and analysis of sequence data. It aims to explain the options available at each step and their relative merits to help readers decide on the best approach.
Utility of transcriptome sequencing for phylogeneticEdizonJambormias2
This document discusses the utility of transcriptome sequencing (RNA-Seq) for phylogenetic inference and character evolution in systematics. It provides examples of recent studies that have used transcriptome data to generate nuclear marker sets and resolve phylogenetic relationships for diverse lineages, including plants, animals, and fungi. The review highlights how comparative transcriptomics has also provided insights into topics like polyploidy, horizontal gene transfer, and character evolution. While transcriptomics offers a rich source of nuclear markers for phylogenetics, it also faces challenges from tissue quality requirements and only sequencing expressed genes at a particular developmental stage.
Giacomello et al. optimized the technique of spatial transcriptomics for plant tissues by modifying the protocol to account for challenges posed by plant cell walls, vacuoles, chloroplasts, and secondary metabolites. The optimized method was validated across several plant species and tissues and showed high reproducibility. Spatial gene expression patterns identified through this technique matched known expression patterns and organized into clusters corresponding to different tissue regions. The method enables high-throughput, spatially resolved transcriptomics in plants with advantages over existing techniques.
The document discusses genomic research and sequencing technologies. It provides a history of genomic research from early sequencing methods like Sanger sequencing to modern massively parallel sequencing. It describes several next-generation sequencing platforms, including their read lengths, accuracy, applications, and differences. It emphasizes that data analysis is a major challenge and advises consulting sequencing facilities and having dedicated bioinformaticians for projects.
NGS has arrived in the clinic and provides opportunities for improved diagnosis and treatment of inherited conditions and cancers. However, there are also challenges to address regarding clinical validity, informed consent, analytical validation, regulation, data analysis, interpretation and education. Expert teams are needed to maximize clinical utility while minimizing risks like incidental findings and uncertainty. Guidelines are being developed to help optimize use of this transformative technology.
EMT Next Generation Sequencing in Helath and ScienceEdizonJambormias2
This document discusses emerging medical technologies related to next generation DNA sequencing. It provides background on the human genome and history of DNA sequencing technologies, from first generation Sanger sequencing to current next generation sequencing. Applications of sequencing in medicine are reviewed, including uses in infectious disease identification, cancer analysis, and prenatal care. Finally, portable next generation sequencers are introduced, with the Minion device highlighted as a pocket-sized tool enabling real-time analysis and rapid workflows.
This document summarizes next generation sequencing and bioinformatics analysis pipelines. It discusses the Ion Torrent and Pacific Biosciences sequencing platforms, and provides examples of standard and in-house analysis pipelines for these platforms. It also gives three specific examples of in-house developed pipelines: (1) a local variant database for exome sequencing analysis, (2) de novo genome assembly using long reads from Pacific Biosciences, and (3) a clinical sequencing workflow for detecting mutations in leukemia patients. The document outlines ongoing developments with the sequencing platforms and analysis methods.
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka.
Paper ini bertujuan untuk menganalisis pencemaran udara akibat pabrik aspal. Analisis ini akan fokus pada emisi udara yang dihasilkan oleh pabrik aspal, dampak kesehatan dan lingkungan dari emisi tersebut, dan upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi pencemaran udara
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdffadlurrahman260903
Ppt landasan pendidikan tentang pendidikan seumur hidup.
Prodi pendidikan agama Islam
Fakultas tarbiyah dan ilmu keguruan
Universitas Islam negeri syekh Ali Hasan Ahmad addary Padangsidimpuan
Pendidikan sepanjang hayat atau pendidikan seumur hidup adalah sebuah system konsepkonsep pendidikan yang menerangkan keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajarmengajar yang berlangsung dalam keseluruhan kehidupan manusia. Pendidikan sepanjang
hayat memandang jauh ke depan, berusaha untuk menghasilkan manusia dan masyarakat yang
baru, merupakan suatu proyek masyarakat yang sangat besar. Pendidikan sepanjang hayat
merupakan asas pendidikan yang cocok bagi orang-orang yang hidup dalam dunia
transformasi dan informasi, yaitu masyarakat modern. Manusia harus lebih bisa menyesuaikan
dirinya secara terus menerus dengan situasi yang baru.
3. Persediaan = sumber-sumber daya
ekonomis (economic resources) yang
disimpan (stock) dalam rangka
mengantisipasi pemenuhan permintaan.
4. Bagaimana mengendalikan persediaan
sehingga dapat memenuhi permintaan
tetapi dengan biaya yang sekecil
mungkin...!!!
• Jumlah pesan banyak ----> waktu mencapai pesan
berikut (siklus) panjang ----> biaya pesan rendah ----->
biaya simpan tinggi.
• Jumlah pesan sedikit ----> siklus waktu pendek ---->
biaya pesan tinggi -----> biaya simpan rendah.
Manajemen waktu
(kapan) dan jumlah
pesanan
5.
6. 1. Ordering costs
Biaya pemesanan termasuk pengadaan dan penyediaan
2. Carrying costs
Biaya penyimpanan
3. Shortage costs
Biaya kekurangan persediaan
= Keputusan optimum yang meminimumkan
jumlah biaya persediaan.
7. • Biaya pemesanan dan pengadaan (Ordering &
procurement cost): pengangkutan, pengumpulan, pemilikan,
penempatan dan penyusunan di gudang; biaya-biaya
manajerial.
• Biaya penyiapan (set up cost), terjadi bila barang tidak
dipesan tetapi diproduksi sendiri.
• Biaya penyimpanan (Holding cost atau carrying cost):
penyimpanan secara fisik, pajak, asuransi dll.
• Biaya kekurangan bahan atau kehabisan barang
(shortage cost): persediaan tidak mencukupi kebutuhan
permintaan. Seperti biaya kehilangan pelanggan, penjualan,
dan biaya pemesanan khusus.
• Biaya pembelian (purchasing cost), yaitu biaya untuk
membeli persediaan.
Lebih rinci biaya persediaan meliputi:
10. • Model persediaan ==> jumlah pesanan ekonomis
(economic order quantity, EOQ) .
• EOQ ==> jumlah biaya pemesanan (ordering cost) =
jumlah biaya penyimpanan (holding cost)
Misal: barang yang diperlukan untuk produksi selama
setahun = 800 satuan dengan biaya sekali pesan 125
satuan mata uang (smu). Biaya simpan sebesar 20% per
tahun dari rata-rata persediaan dengan biaya per satuan
sebesar 120 smu. Simulasikan berapa kali (siklus)
pemesanan dalam setahun untuk memperoleh biaya
pesanan = biaya penyimpanan yang ekonomis!
14. • Model sederhana ini digunakan bila
persediaan barang dibeli atau diproduksi
sendiri (seperti contoh di atas).
• Model ini meminimalkan biaya pesanan
dan biaya penyimpanan.
15. • Asumsi-asumsi:
•Permintaan barang diketahui dan bersifat
konstan.
•Harga per satuan barang juga konstan.
•Barang yang dipesan dan disimpan hanya
satu macam.
•Biaya penyimpanan dan pemesanan
konstan.
•Lead time (jangka waktu pemesanan
dengan barang diterima) adalah konstan.
•Tidak ada back order (pengembalian
pesanan)
16. TAC : Total biaya persediaan tahunan ekonomis (biaya ekonomis)
TOC : Total biaya pesan
TCC : Total biaya simpan
R : Jumlah barang yang dipesan/dibeli. Dari contoh, R = 800.
c : Biaya per satuan barang. Dari contoh, c = 100.
I : % biaya simpan dari nilai rata-rata satuan barang. Dari contoh: I =
20% = 1/5.
C : Biaya simpan tahunan (smu/satuan barang) = cI. Dari contoh, cI =
0.2*100 = 20.
S : Biaya setiap kali pesan. Dari contoh, S = 125 smu.
Q : kuantitas pemesanan (satuan/order)
Q* : Kuantitas pemesanan optimum (EOQ)
TC : Total biaya persediaan minimum (minimum total inventory cost)
17. TAC = TOC + TCC
Total biaya pesan (TOC) didapat dari Frekuensi
pemesanan tahunan (R/Q) dikalikan dengan biaya setiap
kali pemesanan (S)
TOC = ( )
R
Q
S
Frekuensi pemesanan tahunan =
Jumlah pembelian (R)
kuantitas pemesanan (Q)
18. Total biaya simpan (TCC) didapat dari Rata-rata
persediaan (Q/2) dikalikan dengan biaya simpan tahunan.
TCC = ( )
Q
2
C
Rata-rata persediaan=
2
kuantitas pemesanan (Q)
TAC =( )
R
Q
S + ( )
Q
2
C
C = cI
Sehingga:
19. EOQ atau Q* tercapai pada saat TCC = TOC
( )
R
Q
S
=
( )
Q
2
C
TCC = TOC
=
QC
2
RS
Q
Q2C = 2RS
Q2 =
2R
S
C
EOQ = Q* =
2R
S
C
Untuk contoh:
2(800)(125)
Q*
100(0.2)
10000 100 unit
2(800)(125)
Q*
20
20. Parameter model EOQ yang lainnya
3. Total biaya tahunan minimum (TAC*)
TAC* = ( )
R
Q*
S + ( )
Q*
2
C
1. Total biaya pemesanan tahunan minimum
(TOC*)
TOC* = ( )
R
Q*
S
TCC* =( )
Q*
2
C
2. Total biaya simpan tahunan minimum
(TCC*)
=
800
100
125 = 1000 smu
=
100
2
20 = 1000 smu
= 1000 + 1000 = 2000 smu
= 2RSc𝐼 = 2RSC = 2(800)(125)(20) = 2000 smu
21. 4. Frekuensi/siklus pemesanan optimum/tahun (F*)
F* = R
Q*
5. Jarak siklus optimum (T*)
=
800
100
= 8 siklus dalam setahun
= 12
100
800 = 1.5 bulan
T∗
= 𝑁
Q∗
R
= 365
100
800
= 45.6 hari
22. Sebuah toko menjual 1.000 generator per bulan dan permintaan
selama satu tahun diperkirakan konstan. Toko menetapkan kebijakan
pemesanan sebanyak 2.000 generator setiap kali pemesanan dengan
waktu tunggu 6 hari. Bagian kalkulasi biaya telah menetapkan bahwa
biaya setiap kali pemesanan Rp 600.000,- dan biaya penyimpanan
tahunan Rp 10.000,- per unit.
EOQ = Q* =
2R
S
C
R = Jumlah pembelian = 1.000 x 12 = 12.000
S = Biaya setiap kali pesan = 600.000
C = Biaya simpan tahunan =10.000
25. Frekuensi pemesanan optimum/tahun (F*)
F* = = 10 kali
Jarak siklus optimum (T*)
T* = = 0.10N
jika 1 tahun 300 hari kerja maka siklus optimum
setiap pesanan adalah T* = 0.10 (300) = 30
hari
12000
1200
1200
12000
27. Suatu produk dipergunakan dengan kecepatan 4 unit tiap bulan.
Biaya penyediaan (set up cost) sebesar 50 smu, sedangkan biaya
penyimpanan (carrying cost) sebesar 8 smu per bulan. Hitung
jumlah pesanan ekonomis (EOQ) dan jumlah biaya minimum!
Diketahui:
Jumlah barang yang dipesan, R = 4 unit per bulan.
Biaya setiap kali pesan, S = 50 smu.
Biaya simpan, C = 8 smu per satuan barang per bulan.
Jawab:
Jumlah pesanan ekonomis, Q* =
2RS
𝐶
=
2(4)(50)
8
= 50 = 7.07 = 7
unit
Total biaya minimum, TAC* =
R
Q∗ S +
Q∗
2
C =
4
7
50 +
7
2
8
= 28.57 + 28 = 56.57 smu.
Catatan: tidak dihitung dalam tahun karena data tersedia semuanya
dalam bulan.
28. Untuk kebutuhan proses produksi dibutuhkan sejenis bahan mentah
sebanyak 2000 unit. Biaya penyediaan 100 smu. Biaya per satuan
barang 150 smu dan biaya penyimpanan 16% dari biaya per unit
barang per tahun. Cari EOQ dan biaya minimum!
Diketahui:
Jumlah barang yang dipesan, R = 2000 unit per bulan.
Biaya setiap kali pesan, S = 100 smu.
Biaya simpan, C = cI = 150(0.16/12 bulan) = 2 smu bulan.
Jawab:
Jumlah pesanan ekonomis,
Q* =
2RS
𝐶
=
2(2000)(100)
2
= 200000 = 447 unit
Total biaya minimum, TAC* =
R
Q∗ S +
Q∗
2
C =
2000
447
100 +
447
2
2
= 447.43 + 447 = 894.43 smu.
29. Jika diketahui dinyatakan per tahun:
Jumlah barang yang dipesan, R = 2000*12 = 24000 unit
per tahun.
Biaya setiap kali pesan, S = 100 smu.
Biaya simpan, C = cI = 150*0.16) = 24 smu per tahun.
Jawab:
Jumlah pesanan ekonomis,
Q* =
2RS
𝐶
=
2(24000)(100)
24
= 200000 = 447 unit
TAC* =
R
Q∗ S +
Q∗
2
C =
2000
447
100 +
447
2
2
= 447.43 + 447 = 894.43 smu.
30. 1. Sebuah toko berencana untuk menjual 9600 ban radial
tahun depan, dan diperkirakan akan sama setiap
tahunnya. Harga simpan sebuah ban adalah 16 smu per
tahun, sedangkan biaya pesan dari pabrik sampai toko
memerlukan biaya 75 smu setiap kali pesan. Toko
tersebut buka dalam 288 hari dalam setahun.
• Berapa jumlah ban radial yang harus dipesan agar diperoleh biaya
pemesanan optimal?
• Berapa total biaya pesan ekonomis?
• Berapa kali jumlah pemesanan dalam setahun?
• Berapa hari yang diperlukan untuk setiap kali pesanan berikutnya?
• Gambarkan siklus pemesanannya!
31. 2. Suatu perusahaan cat akan memperbaiki cara
pengaturan suplai cat guna keperluan
pengecatan mobil. Jumlah permintaan cat
semacam itu per tahun 25000 unit, dengan
biaya 10 smu per unit dan digunakan pada
tingkat yang konstan. Biaya penyimpaman
diperkirakan 15% dari nilai cat yang disimpan.
Biaya per pesanan 40 smu. Tentukanlah:
• Berapa jumlah cat yang harus dipesan per
pesanan?
• Berapa sering (frekuensi) cat harus dipesan?
• Berapa jumlah biaya setahun yang
berhubungan dengan kebijakan di atas?
32. 3. Permintaan untuk suatu jenis suku cadang
cenderung konstan pada tingkat 1000 unit per
bulan. Biaya penyimpanan 25 smu per tahun
dan biaya pemesanan 75 smu.
• Berapa jumlah pemesanan ekonomis?
• Tunjukkan bahwa biaya penyimpanan tahunan
sama dengan biaya pemesanan tahunan kalau
tercapai jumlah pesanan ekonomis atau
optimum.
• Kalau seandainya pemesanan dilakukan sekali
saja setiap minggu, berapa persen terjadi
penambahan atau kenaikan biaya?
33. • Pemesanan kembali (reorder) sudah harus dilakukan ketika
persediaan telah mencapai suatu titik tertentu sebelum barang
habis.
• Pemesanan kembali terjadi ketika tingkat persediaan menurun
menjadi LR satuan (R = jumlah total pesanan).
• Asumsi gambar: kejadian Lead time L lebih kecil dari
panjang/jarak siklus optimum T* (T* = Q*/R).
L = lead time (waktu antara pemesanan hingga barang tiba)
34. Bagaimana bila terjadi L > T*?
• Suatu effective lead time (Le) dapat didefinsikan untuk
penyelesaian masalah.
• Effective lead time didefinisikan sebagai
Le = L – nT*
dimana n = bilangan integer terbesar yang tidak melebihi
L/T*.
• Reorder point yang terjadi pada Le satuan menghasilkan
kebijakan persediaan sebagai:
Pemesanan sejumlah Q* dilakukan ketika tingkat
persediaan menurun menjadi LeR.
35. • Laju penggantian lampu Neon di suatu kampus adalah
100 unit per hari. Bagian fisik merencanakan pemesanan
lampu neon secara periodik. Biayanya $100 untuk setiap
pembelian pesanan. Biaya penyimpanan lampu neon
diperkirakan sekitar $ 0.02 per hari. Lead time antara
penempatan dan penerimaan pesanan adalah 12 hari.
Tentukan kebijakan persediaan optimal untuk memesan
lampu neon ini.
Penyelesaian:
• Diketahui: R = 100 unit per hari; S = $100; C = $0.02 per
unit per hari; L = 12 hari.
36. • Sehingga:
Q* =
2𝑆𝑅
𝐶
=
2 $100 100
0.02
= 1000 lampu neon
• Jarak siklus optimum T* =
𝑄∗
𝑅
=
1000
100
= 10 hari.
• Karena lead time L = 12 hari > jarak siklus optimum T* = 10
hari, maka harus ditentukan Le.
• Jumlah siklus integer n yang terkandung dalam L adalah:
n = (integer terbesar ≤
𝐿
𝑇∗
) = (integer terbesar ≤
12
10
) = 1.
• Sehingga Le = 12 – 1*10 = 2 hari.
• Pemesanan kembali terjadi ketika tingkat persediaan
menurun menjadi:
LeR = 2(100) = 200 neon.
Kebijakan: pemesanan Q* = 1000 unit dilakukan ketika
tingkat persediaan menurun menjadi 200 unit
Notes de l'éditeur
Jika penjualan rata-rata sebulan 1000 unit dan satu bulan dianggap 25 hari kerja, maka rata-rata penjualan per hari 40 unit (1000/25). Berarti pembelian sebesar 1.200 unit akan terjual dalam waktu 30 hari (1200/40). Dengan lead time 6 hari, maka pemesanan kembali (ROP) harus dilakukan apabila tingkat persediaan mencapai 240 unit