Dokumen tersebut membahas tentang pembelajaran berdiferensiasi yang memperhatikan kebutuhan belajar masing-masing siswa. Terdapat tiga strategi diferensiasi yaitu diferensiasi konten, proses, dan produk pembelajaran. Guru dapat menerapkan berbagai metode penyampaian konten, aktivitas belajar, serta hasil akhir pembelajaran sesuai minat dan kemampuan siswa.
Pembelajaran berdiferensiasi adalah pembelajaran yang mengakomodir kebutuhan belajar murid. Guru memfasilitasi murid sesuai dengan kebutuhannya, karena setiap murid mempunyai karakteristik yang berbeda-beda, sehingga tidak bisa diberi perlakuan yang sama. Dalam menerapkan pembelajaran berdiferensiasi guru perlu memikirkan tindakan yang masuk akal yang nantinya akan diambil, karena pembelajaran berdiferensiasi tidak berarti pembelajaran dengan memberikan perlakuan atau tindakan yang berbeda untuk setiap murid, maupun pembelajaran yang membedakan antara murid yang pintar dengan yang kurang pintar.
Dokumen tersebut membahas tentang pembelajaran berdiferensiasi yang memperhatikan kebutuhan belajar masing-masing siswa. Terdapat tiga strategi diferensiasi yaitu diferensiasi konten, proses, dan produk pembelajaran. Guru dapat menerapkan berbagai metode penyampaian konten, aktivitas belajar, serta hasil akhir pembelajaran sesuai minat dan kemampuan siswa.
Pembelajaran berdiferensiasi adalah pembelajaran yang mengakomodir kebutuhan belajar murid. Guru memfasilitasi murid sesuai dengan kebutuhannya, karena setiap murid mempunyai karakteristik yang berbeda-beda, sehingga tidak bisa diberi perlakuan yang sama. Dalam menerapkan pembelajaran berdiferensiasi guru perlu memikirkan tindakan yang masuk akal yang nantinya akan diambil, karena pembelajaran berdiferensiasi tidak berarti pembelajaran dengan memberikan perlakuan atau tindakan yang berbeda untuk setiap murid, maupun pembelajaran yang membedakan antara murid yang pintar dengan yang kurang pintar.
Dokumen tersebut membahas implementasi pembelajaran berdiferensiasi dalam kurikulum merdeka di Nunukan. Pembelajaran berdiferensiasi melibatkan pengelolaan kelas yang mempertimbangkan kebutuhan siswa, merancang strategi pembelajaran melalui diferensiasi konten, proses, dan produk siswa, serta penilaian berkelanjutan terhadap praktik pembelajaran. Guru diarahkan untuk membentuk kelompok siswa dan merancang per
Dokumen tersebut membahas implementasi pembelajaran berdiferensiasi dalam kurikulum merdeka untuk mengakomodasi perbedaan kebutuhan belajar siswa. Pembelajaran berdiferensiasi mencakup diferensiasi konten, proses, dan produk melalui pengamatan prilaku siswa, diagnosa pengetahuan awal, serta pembacaan raport untuk menentukan strategi pembelajaran. Guru perlu melibatkan siswa secara individual maupun kelompok den
Dokumen tersebut membahas tentang pembelajaran terdiferensiasi yang mencoba mengakomodasi perbedaan antarmurid dengan 3 cara, yaitu:
1. Mendiferensiasikan konten pelajaran sesuai kesiapan, minat, dan profil belajar murid.
2. Mendiferensiasikan proses belajar sesuai kebutuhan murid melalui kegiatan berjenjang dan agenda belajar individual.
3. Mendiferensiasikan produk akhir belajar murid dengan member
Dokumen tersebut merangkum model pembelajaran PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan) untuk matematika. PAKEM bertujuan meningkatkan penguasaan peserta didik karena pembelajaran konvensional dinilai kurang menarik. Model ini melibatkan peserta didik secara aktif dalam kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi dengan menggunakan berbagai sumber belajar. Guru berperan sebag
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya menerapkan pembelajaran berdiferensiasi untuk mengakomodasi keragaman kemampuan murid, dengan memberikan berbagai metode, bahan ajar, dan penilaian yang sesuai dengan kebutuhan setiap siswa secara individual.
2.1.a.8. Koneksi Antar Materi - Modul 2.1.pdfBASUKI ERYANTO
Pembelajaran berdiferensiasi merupakan solusi untuk memenuhi kebutuhan belajar murid sesuai dengan kodrat alam dan zaman melalui identifikasi kebutuhan belajar siswa dan mendiferensiasikan konten, proses, serta produk pembelajaran. Guru perlu membuat keputusan masuk akal berdasarkan tujuan pembelajaran, merespon kebutuhan siswa, serta menciptakan lingkungan belajar yang mendukung.
Pembelajaran berdiferensiasi adalah proses belajar mengajar yang menyesuaikan materi, metode, dan hasil belajar peserta didik berdasarkan kemampuan, minat, dan gaya belajar masing-masing siswa. Guru perlu mengetahui profil belajar siswa melalui asesmen awal untuk merancang pembelajaran yang bervariasi untuk konten, proses, dan produknya. Tiga prinsip utama pembelajaran berdiferensiasi adalah memperhat
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024Kanaidi ken
Dlm wktu dekat, Pelatihan/WORKSHOP ”CSR/TJSL & Community Development (ISO 26000)” akn diselenggarakan di Swiss-BelHotel – BALI (26-28 Juni 2024)...
Dgn materi yg mupuni & Narasumber yg kompeten...akn banyak manfaat dan keuntungan yg didpt mengikuti Pelatihan menarik ini.
Boleh jga info ini👆 utk dishare_kan lgi kpda tmn2 lain/sanak keluarga yg sekiranya membutuhkan training tsb.
Smga Bermanfaat
Thanks Ken Kanaidi
Dokumen tersebut membahas implementasi pembelajaran berdiferensiasi dalam kurikulum merdeka di Nunukan. Pembelajaran berdiferensiasi melibatkan pengelolaan kelas yang mempertimbangkan kebutuhan siswa, merancang strategi pembelajaran melalui diferensiasi konten, proses, dan produk siswa, serta penilaian berkelanjutan terhadap praktik pembelajaran. Guru diarahkan untuk membentuk kelompok siswa dan merancang per
Dokumen tersebut membahas implementasi pembelajaran berdiferensiasi dalam kurikulum merdeka untuk mengakomodasi perbedaan kebutuhan belajar siswa. Pembelajaran berdiferensiasi mencakup diferensiasi konten, proses, dan produk melalui pengamatan prilaku siswa, diagnosa pengetahuan awal, serta pembacaan raport untuk menentukan strategi pembelajaran. Guru perlu melibatkan siswa secara individual maupun kelompok den
Dokumen tersebut membahas tentang pembelajaran terdiferensiasi yang mencoba mengakomodasi perbedaan antarmurid dengan 3 cara, yaitu:
1. Mendiferensiasikan konten pelajaran sesuai kesiapan, minat, dan profil belajar murid.
2. Mendiferensiasikan proses belajar sesuai kebutuhan murid melalui kegiatan berjenjang dan agenda belajar individual.
3. Mendiferensiasikan produk akhir belajar murid dengan member
Dokumen tersebut merangkum model pembelajaran PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan) untuk matematika. PAKEM bertujuan meningkatkan penguasaan peserta didik karena pembelajaran konvensional dinilai kurang menarik. Model ini melibatkan peserta didik secara aktif dalam kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi dengan menggunakan berbagai sumber belajar. Guru berperan sebag
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya menerapkan pembelajaran berdiferensiasi untuk mengakomodasi keragaman kemampuan murid, dengan memberikan berbagai metode, bahan ajar, dan penilaian yang sesuai dengan kebutuhan setiap siswa secara individual.
2.1.a.8. Koneksi Antar Materi - Modul 2.1.pdfBASUKI ERYANTO
Pembelajaran berdiferensiasi merupakan solusi untuk memenuhi kebutuhan belajar murid sesuai dengan kodrat alam dan zaman melalui identifikasi kebutuhan belajar siswa dan mendiferensiasikan konten, proses, serta produk pembelajaran. Guru perlu membuat keputusan masuk akal berdasarkan tujuan pembelajaran, merespon kebutuhan siswa, serta menciptakan lingkungan belajar yang mendukung.
Pembelajaran berdiferensiasi adalah proses belajar mengajar yang menyesuaikan materi, metode, dan hasil belajar peserta didik berdasarkan kemampuan, minat, dan gaya belajar masing-masing siswa. Guru perlu mengetahui profil belajar siswa melalui asesmen awal untuk merancang pembelajaran yang bervariasi untuk konten, proses, dan produknya. Tiga prinsip utama pembelajaran berdiferensiasi adalah memperhat
Similaire à Pembelajaran-Berdiferensiasi-Menjangkau-Setiap-Siswa.pptx (20)
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024Kanaidi ken
Dlm wktu dekat, Pelatihan/WORKSHOP ”CSR/TJSL & Community Development (ISO 26000)” akn diselenggarakan di Swiss-BelHotel – BALI (26-28 Juni 2024)...
Dgn materi yg mupuni & Narasumber yg kompeten...akn banyak manfaat dan keuntungan yg didpt mengikuti Pelatihan menarik ini.
Boleh jga info ini👆 utk dishare_kan lgi kpda tmn2 lain/sanak keluarga yg sekiranya membutuhkan training tsb.
Smga Bermanfaat
Thanks Ken Kanaidi
Pendidikan inklusif merupakan sistem pendidikan yang
memberikan akses kepada semua peserta didik yang
memiliki kelainan, bakat istimewa,maupun potensi tertentu
untuk mengikuti pendidikan maupun pembelajaran dalam
satu lingkungan pendidikan yang sama dengan peserta didik
umumlainya
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka
1. Pembelajaran
Berdiferensiasi:
Menjangkau Setiap
Siswa
Pembelajaran berdiferensiasi merupakan metode pengajaran yang
berupaya memenuhi kebutuhan individu setiap siswa dengan
menyesuaikan konten, proses, produk, dan lingkungan belajar. Dengan
pendekatan ini, guru dapat memberikan pengalaman belajar yang
bermakna dan meningkatkan motivasi serta keterlibatan siswa.
2. Mengapa Diferensiasi Penting?
1 Mengatasi Kesenjangan
Belajar
Dengan menyesuaikan materi dan
metode pengajaran, diferensiasi
membantu mengatasi kesenjangan
belajar yang terjadi akibat
perbedaan tingkat kesiapan, minat,
dan gaya belajar siswa.
2 Meningkatkan Motivasi
Ketika pembelajaran disesuaikan
dengan kebutuhan individu, siswa
merasa lebih termotivasi dan terlibat
dalam proses belajar. Hal ini
mendorong partisipasi aktif dan
meningkatkan hasil belajar.
3 Menghargai Keberagaman
Diferensiasi menghargai keberagaman di dalam kelas. Dengan mempertimbangkan
latar belakang, budaya, dan kemampuan masing-masing siswa, guru dapat
menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan membangun.
3. Konten: Menyesuaikan Materi
Pembelajaran
Tingkat Kesulitan
Guru dapat menyediakan
bahan bacaan dengan
berbagai tingkat kesulitan,
seperti buku, artikel, atau
multimedia, untuk
memenuhi kebutuhan
siswa yang memiliki
kesiapan berbeda.
Format Penyajian
Beberapa siswa mungkin
lebih baik belajar melalui
media visual, sementara
yang lain lebih menyukai
format audio atau teks.
Menyediakan konten
dalam berbagai format
dapat meningkatkan
pemahaman.
Penilaian Kesiapan
Sebelum memulai topik
baru, guru dapat
melakukan penilaian
kesiapan siswa melalui
kuis atau daftar kosakata.
Hasilnya digunakan untuk
menyesuaikan konten dan
tingkat kesulitan materi.
4. Proses: Memfasilitasi Pengolahan
Informasi
Kegiatan
Berjenjang
Guru dapat
menyediakan
kegiatan dengan
tingkat dukungan
dan kompleksitas
yang bervariasi,
memungkinkan
siswa untuk
bekerja pada
tingkat yang
sesuai dengan
kemampuan
mereka.
Pusat Minat
Menciptakan
pusat minat di
dalam kelas,
seperti sudut
sains, pusat
membaca, atau
area seni,
mendorong siswa
untuk
mengeksplorasi
topik yang
menarik minat
mereka.
Agenda
Pribadi
Mengembangkan
agenda pribadi
dengan daftar
tugas yang harus
diselesaikan,
memberi siswa
kesempatan
untuk mengatur
kecepatan dan
urutan belajar
mereka sendiri.
Dukungan
Langsung
Guru dapat
menawarkan
dukungan
langsung bagi
siswa yang
membutuhkan,
seperti instruksi
satu-satu atau
kelompok kecil
untuk
mengajarkan
kembali konsep
atau
keterampilan
5. Produk: Mengekspresikan
Pemahaman secara Kreatif
Pertunjukan
Siswa dapat
menunjukkan
pemahaman
mereka melalui
pertunjukan
boneka, drama,
atau presentasi
lisan yang
interaktif.
Menulis
Menulis surat,
cerita pendek,
puisi, atau esai
adalah cara lain
bagi siswa untuk
mengekspresikan
pengetahuan dan
kreativitas mereka.
Seni Visual
Membuat gambar,
kolase, patung,
atau proyek lain
yang melibatkan
seni visual dapat
membantu siswa
menunjukkan
pemahaman
secara kreatif.
Teknologi
Menggunakan
teknologi seperti
membuat video,
podcast, atau
presentasi
multimedia adalah
cara menarik bagi
siswa untuk
menunjukkan
pengetahuan
mereka.
6. Lingkungan Belajar: Menciptakan
Suasana yang Kondusif
Aspek Contoh Diferensiasi
Suasana Ruang Kelas Menyediakan area untuk bekerja dengan
tenang dan area untuk berkolaborasi.
Representasi Budaya Menyediakan materi pembelajaran yang
mencerminkan berbagai latar belakang
budaya siswa.
Pedoman Kerja Mandiri Menetapkan pedoman yang jelas untuk
kerja mandiri, seperti aturan meminta
bantuan dan mengikuti instruksi.
Rutinitas Bantuan Mengembangkan rutinitas untuk
mendapatkan bantuan saat guru sibuk,
seperti mengajukan pertanyaan kepada
teman atau menggunakan sumber daya
lain.
Preferensi Gerak Memahami bahwa beberapa siswa perlu
bergerak untuk belajar, sementara yang
lain lebih suka duduk dengan tenang.
7. Mengidentifikasi Kesiapan Siswa
1
Penilaian Formatif
Menggunakan penilaian
formatif seperti kuis, tugas,
atau observasi untuk
mengidentifikasi tingkat
kesiapan siswa sebelum
memulai unit baru.
2
Analisis Data
Menganalisis data prestasi
siswa dari tahun-tahun
sebelumnya, termasuk nilai
tes, pekerjaan rumah, dan
partisipasi kelas, untuk
memahami kekuatan dan
kelemahan mereka.
3
Wawancara Siswa
Melakukan wawancara singkat
dengan siswa untuk
mengetahui minat, gaya
belajar, dan preferensi
mereka. Informasi ini dapat
membantu menyesuaikan
pembelajaran.
4
Kolaborasi dengan
Orang Tua
Berkomunikasi dengan orang
tua untuk mendapatkan
informasi tentang kebutuhan
khusus, kekuatan, dan
tantangan yang dihadapi
siswa di rumah.
8. Menyesuaikan Bahan Ajar
Bahan Bacaan
Menyediakan bahan
bacaan dengan berbagai
tingkat kesulitan, seperti
buku bergambar, novel
remaja, atau artikel ilmiah,
untuk memenuhi
kebutuhan siswa yang
berbeda.
Media Audio-Visual
Menggunakan multimedia
seperti video, podcast,
atau presentasi interaktif
dapat membantu siswa
yang lebih menyukai
belajar dengan gaya
auditori dan visual.
Sumber Daya
Online
Memanfaatkan sumber
daya online seperti kursus,
simulasi, atau permainan
edukasi dapat
memberikan kesempatan
bagi siswa untuk belajar
sesuai dengan minat dan
gaya belajar mereka.
9. Kelompok Belajar Fleksibel
Kelompok Kecil
Membentuk kelompok kecil yang terdiri dari siswa dengan tingkat kesiapan yang
mirip, memungkinkan guru untuk memberikan instruksi atau dukungan yang
sesuai dengan kebutuhan mereka.
Kelompok Berpasangan
Menggabungkan siswa dengan tingkat kesiapan yang berbeda dalam kelompok
berpasangan dapat mendorong pembelajaran kolaboratif dan saling membantu.
Kelompok Minat
Membentuk kelompok berdasarkan minat siswa terhadap topik tertentu, seperti
sains, sejarah, atau sastra, dapat meningkatkan keterlibatan dan motivasi.
Waktu Belajar Individual
Menyediakan waktu bagi siswa untuk bekerja secara mandiri pada proyek atau
tugas yang sesuai dengan tingkat kesiapan dan gaya belajar mereka.
10. Mengakomodasi Gaya Belajar yang
Beragam
Visual
Untuk siswa yang belajar lebih baik
melalui stimulus visual, guru dapat
menggunakan bahan ajar bergambar,
video, grafik, atau diagram.
Auditori
Bagi siswa yang lebih menyukai
pembelajaran auditori, guru dapat
menggunakan diskusi kelas, rekaman
audio, atau membacakan teks dengan
intonasi yang jelas.
Kinestetik
Untuk memfasilitasi siswa kinestetik,
guru dapat menyediakan kegiatan
hands-on, permainan peran, atau
eksperimen praktis yang melibatkan
gerakan fisik.
Verbal
Siswa dengan gaya belajar verbal dapat
diberi kesempatan untuk
mengekspresikan pemahaman mereka
melalui presentasi lisan, debat, atau
diskusi kelompok.
11. Menyediakan Pilihan Produk
Pembelajaran
Laporan
Tertulis
Siswa dapat
menulis esai,
laporan penelitian,
atau cerita fiksi
untuk menunjukkan
pemahaman
mereka tentang
suatu topik.
Presentasi
Multimedia
Membuat
presentasi dengan
slideshow, video,
atau aplikasi
interaktif dapat
menjadi pilihan
yang menarik bagi
siswa yang
menyukai
teknologi.
Podcast atau
Radio
Siswa yang
terampil dalam
komunikasi lisan
dapat memilih
untuk membuat
podcast atau
program radio
untuk
menyampaikan
pemahaman
mereka.
Karya Seni
Untuk siswa yang
kreatif, membuat
patung, lukisan,
atau kolase dapat
menjadi cara yang
menarik untuk
menunjukkan
pemahaman
mereka.