2. PERKEMBANGAN PENDIDIKAN DI ZAMAN
HINDU-BUDHA DI INDONESIA
A. ZAMAN PRA SEJARAH.
B. MASAAWAL MASUKNYA HINDU BUDHA.
C. PENDIDIKAN MASA KERAJAAN-
KERAJAAN HINDU BUDHA
3. PENDIDIKAN MASA KERAJAAN-KERAJAAN HINDU
BUDHA
ADA MISI PENYIARAGAMA BUDHAYANG DISEBUT
DHARMADUTA PADA ABAD 2 M.
BUKTI : PATUNG BUDHA DI SEMPAGA (SULSEL), JEMBER, BUKIT
SIGUNTANG (SUMSEL).CIRIARCA : LANGGAMAMARAWATI
(INDIA SELATAN BAGIANTIMUR/KOROMANDEL 2-5 M).
PATUNG BUDHA DI KOTABANGUN, (KUTAI KALIMANTANTIMUR).
CIRIARCA : LANGGAMGANDARA (INDIA UTARA).
6. KITAP SILPASASTRA : kitab pegangan yang
memuat berbagai petunjuk untuk
melaksanakan pembuatan arca dan
bangunan.
Sistem Pengetahuan : Dikenalnya sistem
kalender berdasarkan tahun saka dan
penulisan tahun saka dengan menggunakan
Candrasangkala.
7. Kemajuan di bidang pendidikan yang berhasil
dikembangkan Sriwijaya bukanlah suatu hasil
perkembangan dalam waktu yang singkat tetapi
sejak awal pendirian Sriwijaya, raja Sriwijaya selalu
tampil sebagai pelindung agama dan penganut
agama yang taat.
Sebagai penganut agama yang taat maka raja
Sriwijaya juga memperhatikan kelestarian
lingkungannya (seperti yang tertera dalam Prasasti
TalangTuo) dengan tujuan untuk meningkatkan
kemakmuran rakyatnya.
8. Hasil sastra tersebut, selain seperti yang telah
dijelaskan pada uraian materi sebelumnya juga
masih banyak kitab sastra yang lain yaitu seperti
kitab Hariwangsa dan Gatotkacasraya yang ditulis
Mpu Panuluh pada masa Jayabaya, kitab
Simaradahana karya Mpu Darmaja, kitab Lubdaka
dan Wertasancaya karya MpuTan Akung, kitab
Kresnayana karya MpuTriguna dan kitab
Sumanasantaka karya Mpu Monaguna. Semuanya
itu dihasilkan pada masa pemerintahan Kameswara.
(Kediri)
9. Masuknya Hindu-Budha juga mempengaruhi
kehidupan masyarakat Indonesia dalam
bidang pendidikan. Sebab sebelumnya
masyarakat Indonesia belum mengenal
tulisan. Namun dengan masuknya Hindu-
Budha, sebagian masyarakat Indonesia mulai
mengenal budaya baca dan tulis.
10. Bukti pengaruh dalam pendidikan di Indonesia yaitu :
ü Dengan digunakannya bahasa Sansekerta dan Huruf Pallawa
dalam kehidupan sebagian masyarakat Indonesia. Bahasa
tersebut terutama digunakan di kalangan pendeta dan
bangsawan kerajaan.Telah mulai digunakan bahasa Kawi, bahasa
Jawa Kuno, dan bahasa Bali Kuno yang merupakan turunan dari
bahasa Sansekerta.
üTelah dikenal juga sistem pendidikan berasrama (ashram) dan
didirikan sekolah-sekolah khusus untuk mempelajari agama
Hindu-Budha. Sistem pendidikan tersebut kemudian diadaptasi
dan dikembangkan sebagai sistem pendidikan yang banyak
diterapkan di berbagai kerajaan di Indonesia.
11. ü Bukti lain tampak dengan lahirnya banyak karya
sastra bermutu tinggi yang merupakan interpretasi
kisah-kisah dalam budaya Hindu-Budha. Contoh :
· Empu Sedah dan Panuluh dengan karyanya
Bharatayudha
· Empu Kanwa dengan karyanya ArjunaWiwaha
· Empu Dharmaja dengan karyanya Smaradhana
· Empu Prapanca dengan karyanya
Negarakertagama
· EmpuTantular dengan karyanya Sutasoma.
12. Pengaruh Hindu Budha nampak pula pada berkembangnya
ajaran budi pekerti berlandaskan ajaran agama Hindu-Budha.
Pendidikan tersebut menekankan kasih sayang, kedamaian dan
sikap saling menghargai sesama manusia mulai dikenal dan
diamalkan oleh sebagian masyarakat Indonesia saat ini.
Para pendeta awalnya datang ke Indonesia untuk memberikan
pendidikan dan pengajaran mengenai agama Hindu kepada
rakyat Indonesia. Mereka datang karena berawal dari hubungan
dagang. Para pendeta tersebut kemudian mendirikan tempat-
tempat pendidikan yang dikenal dengan pasraman. Di tempat
inilah rakyat mendapat pengajaran. Karena pendidikan tersebut
maka muncul tokoh-tokoh masyarakat Hindu yang memiliki
pengetahuan lebih dan menghasilkan berbagai karya sastra.
13. Rakyat Indonesia yang telah memperoleh pendidikan tersebut
kemudian menyebarkan pada yang lainnya. Sebagian dari
mereka ada yang pergi ke tempat asal agama tersebut. Untuk
menambah ilmu pengetahuan dan melakukan ziarah.
Sekembalinya dari sana mereka menyebarkan agama
menggunakan bahasa sendiri sehingga dapat dengan mudah
diterima oleh masyarakat asal.
Agama Budha tampak bahwa pada masa dulu telah terdapat
guru besar agama Budha, seperti di Sriwijaya ada Dharmakirti,
Sakyakirti, Dharmapala. Bahkan raja Balaputra dewa mendirikan
asrama khusus untuk pendidikan para pelajar sebelum menuntut
ilmu di Benggala (India)
14. KERAJAAN KUTAI
KEMAJUAN KERAJAAN KUTAI DITANDAI DENGANADANYA
GOLONGANTERDIDIK.
MEREKATERDIRIATAS GOLONGAN BRAHMANA DAN KSATRIA
YANG KEMUNGKINAN SUDAH BEPERGIAN KE INDIAATAU
PUSAT-PUSAT PENYEBARANAGAMA HINDU DI ASIATENGGARA.
MASYARAKAT GOLONGAN INI MENDAPATKAN KEDUDUKAN
TERHORMAT DALAM KERAJAAN.
16. KERAJAAN SRIWIJAYA
PUSAT PENYEBARANAGAMA BUDHA KE ASIATENGGARA. JUGA
SEBAGAI PUSAT PENDIDIKAN DAN PENGEMBANGANAJARAN
BUDHA.
PARA PELAJARYANG AKAN KE INDIA, BELAJAR DULU DI PUSAT
PENDIDIKAN, SRIWIJAYA.
BAHASAYANG DIGUNAKAN DALAM PENDIDIKANADALAH
BAHASA MELAYU KUNO.
KERAJAAN BANYAK MENGIRIMWARGANYA UNTUK BELAJAR
AGAMA DAN PENGETAHUAN UMUM KE INDIA.
RAJA BALAPUTRA DEWA PUNYA HUBUNGAN BAIK DENGAN
RAJA DEWA PALADEWA DARI BENGGALA. KEDUANYA PUNYA
PANDANGANYANG SAMA ATAS PENTINGNYA PENDIDIKAN.
17. HASIL DARI KEGIATAN PENDIDIKAN, LAHIRLAH BEBERAPA
TERPELAJARTERKEMUKAYANG MENGUASAI ILMU
PENGETAHUAN DAN AHLI DALAM BIDANGAGAMA BUDHA.
SALAH SATU GURU BESARAGAMA BUDHAYANG BERDARAH
ASLI SRIWIJAYAADALAH DHARMAKIRTI.
KEDATANGAN PENDETA DARITIBET BERNAMAATTISA 1011-1023
M MEMBUKTIKAN SRIWIJAYA SEBAGAI PUSAT PERKEMBANGAN
AGAMA BUDHA. ATTISA BELAJAR PADA DHARMAKIRTI.
DHARMAKIRTI MENGKRITIK SEBUAH KITAB AJARAN AGAMA
BUDHA ABHISAMAYALANDARA.
GURU LAINNYAADALAH SATYAKIRTI, PENGARANG KITAP
HASTADANDASATRA, DAN DHARMAPALA.
18. KERAJAAN MALAYU
I TSING 672 M PERNAH SINGGAH DI
KERAJAAN MALAYU DAN MENETAP 2
BULAN SEBELUM BERANGKAT KE INDIA.
SEJAKABAD KE 13 PENGARUH BUDHA
SANGAT KUAT DI KERAJAAN MALAYU.
19. DI JAWA (MATARAM, KEDIRI, MAJAPAHIT)
DI JAWA ADA DJANABHADRA, BANYAK PEZIARAH CINAYANG
SINGGAH DI NUSANTARA.
KAUM BRAHMANA MERUPAKAN GOLONGANYANG
MENYELENGGARAKAN PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN.
MATERIYANG DIBERIKAN :TEOLOGI, BAHASA DAN SASTRA,
ILMU-LMU KEMASYARAKATAN, ILMU PERBINTANGAN, ILMU
PASTI, PERHITUNGANWAKTU, SENI BANGUNAN, SENI RUPA DAN
LAIN-LAIN.
BEBERAPA KARYA INTELEKTUAL : ARJUNAWIWAHA KARYA MPU
KANWA (KEDIRI, 1019), BHARATAYUDHA KARYA MPU SEDAH
(KEDIRI, 1157), HARIWANGSA KARYA MPU PANULUH (KEDIRI,
1125), GATOTKACA SRAYA KARYA MPU PANULUH,
SMARADAHANA KARYA MPU DHARMAJA (KEDIRI, 1125), NEGARA
KERTAGAMA KARYA MPU PRAPANCA (MAJAPAHIT 1331-1389),
ARJUNAWIJAYA, SUTASOMA, KARYA MPUTANTULAR, DAN
PARARATON.
20.
21. Bhadram Pashyatum
Bhadram Sruvantum
Bhadram Kurvatum
“ Lihat hal-hal yang baik
Dengarkan hal-hal yang baik
Lakukan perbuatan yang baik”
( Sri Satyam )