SlideShare une entreprise Scribd logo
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
Peluang Pembangunan Infrastruktur
Berkelanjutan di Indonesia
Bogor, 08 Maret 2023
Direktur Kehutanan dan Konservasi Sumber Daya Air
Global Status Report for Building and Construction:
Sektor Bangunan merupakan contributor utama Emisi CO2 Global
S
Emisi CO2 global berdasarkan sektor
Sumber: UNEP (2020). 2020 Global Status Report for Buildings and Construction: Towards a Zero-emission, Efficient and Resilient Buildings and Construction Sector. Nairobi
konsumsi energi final digunakan untuk
sektor bangunan secara global
35%
Dibandingkan tahun-tahun sebelumnya,
emisi yang dihasilkan sektor bangunan
pada tahun 2019 meningkat dan
mencapai angka tertinggi
Peningkatan ini disebabkan penggunaan
batu bara, minyak, dan gas alam untuk
pemanasan dan kegiatan memasak, serta
emisi tidak langsung dari penggunaan listrik
Konsumsi listrik dalam operasi
gedung mewakili hampir 55% dari
konsumsi listrik global
• Secara global, sektor bangunan berkontribusi
terhadap 38% emisi CO2
• Sebesar 10GtCO2 atau 28% emisi dihasilkan dari
operasional bangunan, sementara 10% sisanya
dihasilkan dari proses kontruksi
Pembangunan Infrastruktur di Indonesia
Pembangunan infrastruktur masih didesain untuk particular purpose atau single purpose designs.
Groyne dirancang untuk melindungi
bentangan pantai dari erosi.
Namun, menimbulkan masalah
lebih jauh di sepanjang pantai
karena menghalangi sand transport.
Bendungan dirancang untuk
memasok air minum, tetapi tidak
dapat mengalirkan air yang cukup
untuk menjaga downstream atau
hilir sungai. (Jill 2016)
Revitalisasi sungai dirancang
untuk meningkatkan fungsi sungai
sebagai pengendali banjir. Namun,
menghilangkan habitat dan
beberapa jenis biota dan fauna di
sekitar sungai.
Pembangunan Infrastruktur dan Ekologi
Peningkatan jumlah penduduk
Peningkatan kebutuhan
terhadap energi, pangan, dan
air
63 persen dari luas Indonesia
merupakan Kawasan hutan
Menyimpan 70-85% stok
karbon dunia
Megadiverse Country dan
memiliki 2 dari 25 hotspot
biodiversitas dunia
Kebutuhan untuk menunjang
aktivitas ekonomi
Peningkatan layanan publik
Pembangunan Infrastruktur Kondisi Ekologi Indonesia
Negara dengan ekosistem
mangrove terluas di dunia
Pembangunan tidak hanya berfokus pada “building in nature” tetapi menjadi “building with nature” dengan menggunakan
material alam dan mempertimbangkan proses perilaku alam. (Jill 2016)
Triple Planetary Crisis
Triple Planetary Crisis
Triple planetary crisis mengacu pada tiga masalah utama yang saling terkait yang dihadapi umat manusia saat ini: perubahan
iklim, polusi dan kerusakan lingkungan, serta hilangnya keanekaragaman hayati.
Polusi dan
Kerusakan
Lingkungan
Hilangnya
Keaneka-
ragaman
hayati
Perubahan
Iklim
Uninhabitable
Earth
Unsustained
Development
Reduced Human
Well-being
Interaksi Pada Triple Planetary Crisis
Perubahan
Iklim
Sekitar 50-75% dari populasi global
berpotensi terdampak kondisi iklim yang
mengancam jiwa di tahun 2100. (IPCC,
2022)
Polusi
Polusi udara dinobatkan sebagai
penyebab penyakit dan kematian dini
terbesar di dunia, menyebabkan hingga
4,2 juta kematian setiap tahun. (UNFCCC,
2022)
Hilangnya
Keaneka-
ragaman
hayati
Hilangnya keanekaragaman hayati dapat
mengancam kesehatan manusia dan jasa
ekosistem.Saat ini, sekitar 1 juta spesies
tumbuhan dan hewan menghadapi
ancaman kepunahan. (IPBES, 2019)
Sejumlah dampak perubahan iklim yang dialami Indonesia
Peningkatan Kejadian Bencana Hidrometeorologi
Sumber: BNPB, 2022
Kerugian ekonomi akibat bencana
diperkirakan mencapai rata-rata Rp 22,8
triliun per tahunnya (Kementerian Keuangan)
Adapun jumlah kematian akibat bencana
hidrometeorologi selama 10 tahun terakhir
mencapai 1,183 orang
Hingga tahun 2040,
tinggi gelombang
ekstrem dapat
mengalami
peningkatan 1-1,5 m
Rerata kenaikan
Tinggi Muka Laut
periode 2006-2040
adalah 0,9 cm/tahun
Peningkatan musim
kemarau & beberapa
wilayah mengalami
penurunan intensitas
curah hujan
Peningkatan musim
kemarau dan
perubahan fisiologis
tanaman padi
Potensi tinggi
gelombang yang
dapat berdampak
pada keselamatan
pelayaran
Meningkatkan
kerentanan pesisir
yaitu terjadi
penggenangan
pesisir
• Meningkatkan
Potensi kekeringan
• Meningkatkan
Potensi penurunan
ketersediaan air
Meningkatkan
Potensi penurunan
produksi padi
3.545 kejadian
bencana hidrometeorologi
tahun 2021.
98%–99%
dari total jumlah kejadian bencana alam
adalah bencana hidrometeorologi.
Hasil kesepakatan COP27
1. Pengurangan emisi gas rumah kaca global yang
cepat, mendalam, dan berkelanjutan sebesar
43% pada 2030 relatif terhadap tingkat tahun
2019 untuk membatasi pemanasan global di
bawah 1,5°C;
2. Program kerja Mitigasi Sharm el-Sheikh untuk
meningkatkan ambisi dan implementasi mitigasi.
1. Program kerja Glasgow–Sharm el-Sheikh
tentang tujuan adaptasi global berkembang
dengan kesimpulan yang akan terjadi di
COP28.
2. Para Pihak lebih mengintegrasikan air ke
dalam upaya adaptasi untuk meningkatkan
perlindungan, konservasi dan pemulihan
ketahanan pangan, pertanian, air dan
ekosistem terkait air, termasuk lembah sungai,
akuifer dan danau.
1. Kebutuhan mengubah sistem keuangan
termasuk bank pembangunan multilateral dan
lembaga keuangan internasional diminta untuk
mereformasi praktik dan prioritas mereka,
menyelaraskan dan meningkatkan pendanaan
untuk memastikan akses yang disederhanakan
dan mobilisasi pendanaan iklim dari berbagai
sumber.
2. Bank-bank pembangunan multilateral harus
meningkatkan penyebaran pembiayaan iklim tiga
kali lipat hingga 2025. Ini termasuk mengerahkan
rangkaian lengkap instrumen dari hibah hingga
jaminan dan instrumen non-utang, tanpa
menambah beban utang.
Mitigasi Adaptasi Keuangan
Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan
Pembangunan infrastruktur berkelanjutan diharapkan dapat mengubah dari pembangunan infrastruktur single purpose designs
menjadi multi-purpose designs dan melakukan kombinasi antara engineering dan ecology. (Jill 2016)
Pembangunan jalan dengan memperhatikan ruang jelajah
satwa liar untuk menghindari terjadinya fragmentasi habitat
satwa liar sehingga dapat menjaga kelestarian satwa liar.
Mangrove sebagai protection atau pelindung alami daerah
pesisir dari bencana tsunami. Selain itu, mangrove dapat
berfungsi sebagai daya tarik wisata serta sebagai sumber
pangan dan ekonomi masyarakat sekitar.
Urban ecological restoration
(Infrastruktur tidak selalu harus berbentuk concrete)
Before
After
Still creek merupakan salah satu sungai di
Vancouver yang dikembalikan ke bentuk
alaminya. Setelah dilakukan ecological
restoration, sungai ini kembali menjadi habitat
bagi berbagai jenis biota dan menjadi community
amenity. Dalam dua tahun, ikan salmon
ditemukan kembali pada sungai ini.
Before
After
Kallang river merupakan sungai terpanjang di Singapura. Ruang
hijau dan lapisan tanah dirancang khusus untuk membantu menyaring
polutan. Air yang keluar dari sungai lebih bersih dari sebelumnya.
Tidak hanya itu, meningkatnya vegetasi juga mendukung peningkatan
ekosistem satwa liar.
Thur river merupakan salah satu sungai
di Switzerland yang dikembalikan ke
bentuk alaminya. Selain untuk tujuan
mitigasi risiko banjir, status ekologis
sekitar sungai yang dipulihkan dan
ditingkatkan, menjadikan peningkatan
kegiatan rekreasi yang signifikan.
Transportasi kendaraan listrik
Pertambangan emas di Sulawesi menjadi salah satu supplier baterai kendaraan
listrik baik di tingkat nasional maupun internasional (Maulia 2022).
Baterai kendaraan listrik belum
mempertimbangkan dampak di
hulu :
1. Dampak kerusakan
lingkungan
2. Dampak sosial masyarakat
3. Dampak terhadap
ekosistem dan kehati
Baterai kendaraan listrik masih
berfokus pada isu di hilir :
1. Penurunan emisi karbon
2. Penurunan polusi udara
3. Penggunaan baterai daur
ulang
Meningkatnya tren penggunaan kendaraan listrik baik di tingkat
nasional dan internasional.
Bangunan Gedung Hijau (Green Building)
• Meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan pekerja
• Kualitas udara dalam ruangan yang lebih baik (konsentrasi rendah
CO2 dan polutan, dan tingkat ventilasi yang tinggi) dapat
menghasilkan peningkatan kinerja hingga 8%
• Mengurangi emisi GRK dalam memerangi perubahan iklim
• Mengurangi konsumsi air, energi atau sumber daya alam lainnya
• Berpotensi menghasilkan energi sendiri atau meningkatkan
keanekaragaman hayati
• Menghemat biaya tagihan listrik
• Menurunkan biaya konstruksi
• Meningkatkan nilai asset dan properti
Ekonomi
Manfaat Green Building
Lingkungan
Sosial
Aspek-aspek Green Building
(PermenPUPR 2/2015 tentang Bangunan Gedung Hijau)
Pengelolaan
Tapak
Efisiensi
Penggunaan Air
Efisiensi
Penggunaan Energi
Penggunaan Material
Ramah Lingkungan
Pengelolaan
Sampah
Pengelolaan
Air Limbah
Kualitas Udara dalam
Ruang
Green building mengedepankan pengelolaan bangunan
gedung dari tahap konstruksi, operasional, hingga
pembongkaran dengan pendekatan resource efficiency
Bangunan Gedung Hijau adalah bangunan gedung yang memenuhi persyaratan bangunan gedung dan memiliki kinerja terukur secara signifikan dalam
penghematan energi, air, dan sumber daya lainnya melalui penerapan prinsip bangunan gedung hijau sesuai dengan fungsi dan klasifikasi dalam setiap tahapan
penyelenggaraannya. (Sumber: Permen PUPR 2/2015)
11
Kaitan green building dan penggunaan SDA yang efisien dan
berkelanjutan
Bagaimanakah penerapan efisiensi sumber daya dalam
Green Building?
Penerapan Resource Efficiency
dalam Green Building
berkontribusi langsung pada
pencapaian SDG 11, 12, dan 13
Apa itu Resource
Efficiency?
Efisiensi sumber daya berarti
menggunakan sumber daya bumi
yang terbatas secara berkelanjutan
seiring meminimalkan dampak terhadap
lingkungan
Efisiensi sumber daya dalam Green Building dapat dicapai dengan
memanfaatkan bahan yang memenuhi kriteria berikut:
Mengandung konten daur ulang
Alami, Berlimpah, atau Terbarukan
Merupakan hasil proses manufaktur
yang efisien sumber daya
Diselamatkan, diperbarui,
atau diproduksi ulang
Dapat digunakan kembali
atau dapat didaur ulang
Merupakan kemasan
produk daur ulang atau
dapat didaur ulang
Tahan lama
Green Building Mendorong Kuat Aspek Resource Efficiency:
Mengapa penggunaan sumber daya alam secara berkelanjutan penting?
Jika pendekatan “business as usual” ini terus berlanjut,
maka pada tahun 2050 kita akan membutuhkan
3x dari bumi kita saat ini
2050
Sumber: What a Waste 2.0 : A Global Snapshot of Solid Waste Management to 2050, World Bank. 2018.
mengukur kapasitas ekosistem untuk
menghasilkan pasokan bioproduktif
dan menyerap kembali limbah buangan
yang dihasilkan oleh kegiatan manusia
mengukur sejauh mana umat manusia
menggunakan sumber daya alam
lebih cepat daripada yang dapat
diregenerasikan
Jumlah sumber daya alam yang digunakan untuk kebutuhan
manusia terus meningkat hingga melampaui pertumbuhan
populasi dan ekonomi secara global
Resource Efficiency:
Perlunya pemahaman
tentang daya dukung dan
daya tampung bumi
Kemampuan lingkungan dalam
mendukung aktivitas manusia yang
hidup di atasnya, umumnya dinilai
berdasarkan indikator Biocapacity
(BC) dan Ecological Footprint (EF)
Biocapacity
Ecological
Footprint
Jika EF lebih besar dari BC maka telah terjadi
defisit dan ketidakseimbangan!
Integrasi Konsep Green Building dalam Kebijakan Nasional untuk Mewujudkan
Pembangunan Berkelanjutan dan Mengatasi Perubahan Iklim
Berkaitan dengan perubahan iklim,
green building juga dapat
membantu Pemerintah Indonesia
memenuhi komitmennya dalam
Paris Agreement
Sumber gambar: World Green Building Council
(https://www.worldgbc.org/news-media/green-building-improving-
lives-billions-helping-achieve-un-sustainable-development-goals)
LINGKUNGAN
EKONOMI
SOSIAL
Green building yang
menerapkan pendekatan
resource efficiency dapat
berkontribusi terhadap
capaian Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan,
khususnya Tujuan 13:
Penanganan Perubahan Iklim
Target
Penurunan
Emisi GRK
pada 2030:
29%
Bagaimana Kebijakan Perubahan Iklim di
Indonesia?
Perubahan iklim merupakan isu lintas sektoral
yang melibatkan tiga dimensi keberlanjutan
(lingkungan, ekonomi, dan sosial).
Dalam RPJMN 2020-2024, Bappenas telah
menjadikan Tujuan TPB 13 sebagai pondasi untuk
mendukung ketiga pilar Pembangunan
Berkelanjutan
14
Aspek Ecological Footprint dan Biocapacity
Telah Terintegrasi dalam Penyusunan RPJMN 2020-2024
Energi Industri
Pertanian Kehutanan
Permukiman Perikanan
dll
Aktivitas manusia
Daya dukung dan daya
tampung
Air
Emisi
Tutupan
Lahan
I
K
L
H
Kelautan
Kehati
Aktivitas Manusia
Daya Dukung dan Daya
Tampung
Target
Sektoral
Ekonomi
Indikator
Makro
Lain
Intensitas
Emisi
Emisi
GRK
Pandemi
COVID-19
Krisis
Kondisi pandemi di Indonesia menjadi
input (pertimbangan) dalam pemodelan,
penentuan target dan perumusan
kebijakan
Krisis ekonomi dan sosial yang terjadi
sebagai dampak dari pandemi COVID-19
Guncangan
Trade off
Trade off
Daya tampung
Daya dukung
Analisis dampak kebijakan
terhadap aktivitas sektoral
dan kapasitas lingkungan
Analisis dampak digunakan
sebagai umpan balik
(feedback) dalam
penyempurnaan kebijakan.
Penyusunan Dokumen RPJMN 2020-2024
telah menggunakan sistem pemodelan
yang menginkorporasi aspek Daya
Dukung dan Daya Tampung.
Ke depan, pendekatan ini akan terus
disempurnakan dalam RPJMN 2025-2029
dan RPJPN 2025-2045 melalui
pengintegrasian target Ekonomi Hijau
sebagai indikator makro Pembangunan.
RPJMN 2020-2024
RPJMN 2025-2029
dan
RPJPN 2025-2045
Pembangunan Rendah Karbon dan Berketahanan Iklim sebagai Agenda
Prioritas dalam RPJMN 2020-2024
PRK dan PBI telah ditetapkan
sebagai Arah Kebijakan
RKP 2023
Membangun Lingkungan Hidup,
Meningkatkan Ketahanan Bencana,
dan Perubahan Iklim
PN6:
Pembangunan
Rendah
Karbon
Rendah Karbon
Laut & Pesisir
Penanganan
Limbah &
Ekonomi Sirkular
Pengembangan
Industri Hijau
Pembangunan
Energi
Berkelanjutan
Pemulihan
Lahan
Berkelanjutan
5 strategi utama Pembangunan Rendah Karbon di Indonesia
bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi sekaligus
menurunkan emisi GRK sebesar 27,3% pada tahun 2024
Beberapa isu strategis yang dikaji oleh
Bappenas untuk mendukung
transformasi ekonomi Indonesia:
kajian food loss and waste dan
Circular Economy
Pembangunan
Berketahanan
Iklim
Laut &
Pesisir
Air Pertanian Kesehatan
Bappenas telah melakukan analisis terhadap sebaran lokasi
prioritas aksi ketahanan iklim pada 4 sektor prioritas
Pembangunan Rendah Karbon dan Ketahanan Iklim
merupakan Prioritas Nasional sebagai upaya adaptasi
dan mitigasi perubahan iklim dalam RPJMN 2020–
2024
SDGs, Target Paris Agreement, dan Article 3.4 UNFCCC
Sektor Energi: Pemasangan PLTS Atap di Gedung Pemerintah
sebagai Salah Satu Langkah Menuju Green Building
Salah satu aspek yang
diintervensi dalam penerapan
green building adalah konservasi
dan efisiensi energi
Dalam mewujudkan bangunan net-zero
Indonesia, langkah terakhir yang
dilakukan ialah memanfaatkan energi
terbarukan
mewajibkan bangunan Pemerintah untuk
memanfaatkan minimal 30% dari luas
atap sebagai sel surya
dalam Sub-Major Project Pembangunan
Aneka Energi Terbarukan, salah satu
indikasi proyeknya ialah Pembangunan
PLTS Atap di Gedung Pemerintah
sebagai bagian dari Build Back Better
dalam rangka transisi menuju ekonomi
hijau sebagai respons terhadap krisis
pandemi COVID-19
PLTS Atap dapat menjadi terobosan yang
perlu didorong dari sisi Pemerintah untuk
mendorong pemulihan ekonomi dan
membantu pencapaian target Pembangunan
Rendah Karbon
III. Sebagai salah satu rekomendasi
program untuk green fiscal stimulus
II. Major Project dalam Rencana Kerja
Pemerintah TA 2022: Akselerasi
Pengembangan Energi Terbarukan dan
Konservasi Energi
I. Pemenuhan ketentuan yang tercantum
dalam Perpres 22/2017 tentang RUEN
Dasar Pemasangan PLTS Atap
Sektor Limbah dan Ekonomi Sirkular:
Sektor Konstruksi sebagai Salah Satu Industri Prioritas Penerapan 5R
Pengumpulan
Daur Ulang
Pemrosesan
Desain/
Manufaktur
Produk
Konsumen
Ekonomi
Sirkular
Reduce
Reuse
Recycle
Refurbish
Renew
Pendekatan
Ekonomi
Sirkular
5Rs
THE
Dampak Penerapan
5R di Sektor
Konstruksi
Ekonomi Lingkungan Sosial
Prinsip Green Building sejalan dengan penerapan Sirkularitas
dalam Industri Konstruksi
Sumber: Circular Economy LCDI, Bappenas
• Dampak ekonomi bersih sebesar
Rp172,5 triliun (USD12,1 miliar)
atau 6,3% dari PDB sektor pada
tahun 2030
• Penghematan rumah tangga
senilai Rp1,9 juta (USD136,9)
atau 3,6% dari pengeluaran
rumah tangga tahunan saat ini
pada tahun 2030
Indonesia dapat menghindari
44,8 juta ton emisi CO2e dan
menghemat 0,3 miliar meter
kubik air dibandingkan
dengan scenario BAU (tidak
menerapkan 5R) pada tahun
2030
Penambahan 1,6 juta
pekerjaan bersih pada tahun
2030, yang 90% di antaranya
adalah untuk perempuan
• Ekonomi Sirkular lebih dari
sekadar pengelolaan limbah
• Indikator lingkungan juga melihat
aspek Penurunan Emisi CO2
maupun Resource Efficiency
(termasuk penggunaan air, energi,
dan bahan baku).
Mainstreaming Green Building di Indonesia:
Memanfaatkan Momentum Kolaborasi Tingkat Global: COP26 dan G20
Visi Indonesia sebagai Presidensi G20
Melalui Koalisi #BuildingtoCOP26, untuk pertama kalinya
dalam sejarah COP, Built Environment memiliki hari khusus,
bersama Kota dan Wilayah.
“Indonesia ingin G20 memberikan
contoh, Indonesia ingin G20
memimpin dunia, dalam bekerja
sama mengatasi perubahan iklim dan
mengelola lingkungan secara
berkelanjutan dengan tindakan
nyata.”
Penanganan perubahan iklim harus bergerak maju seiring
dengan penanganan berbagai tantangan global lainnya,
seperti pengentasan kemiskinan dan pencapaian target
SDGs.
Presiden Joko Widodo
- dalam KTT G20 sesi II
dengan topik perubahan
iklim, energi dan lingkungan
hidup di Roma
Urgensi Intervensi Sektor Bangunan pada COP26
Bangunan diakui sebagai solusi penting untuk
mencapai tujuan Perjanjian Paris
Koalisi ini menyoroti lingkungan buatan sebagai solusi krisis iklim
melalui Kampanye Race to Zero PBB
Menjadi momen penting untuk membawa
konsensus seputar perubahan sistemik dalam
industri sektor bangunan dan konstruksi
Koalisi #BuildingToCOP26 menyerukan agar emisi dari
bangunan secara global dikurangi setengahnya pada tahun
2030 dan berupaya mencapai net-zero untuk semua
bangunan paling lambat tahun 2050. 19
Pendekatan Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan
Pendekatan desain pembangunan infrastruktur perlu berfokus pada
Memahami fungsi
sistem (adanya
keragaman ekosistem)
Identifikasi fungsi sistem
yang diharapkan dan
direncanakan
Identifikasi bagaimana proses tata kelola
dapat digunakan dan distimulasi dalam
mencapai tujuan pembangunan
infrastruktur
Monitoring dan evaluasi pelaksanaan
pembangunan infrastruktur untuk
menilai kinerja proyek dan
pembelajaran masa depan
Strategi pembangunan berdasarkan kekhasan ekosistem
Peluang Building with Nature (BWN) di Kota Bima berdasarkan kekhasan ekosistem
Penutup
Pembangunan berkelanjutan
dan pelestarian bumi
Aspek daya dukung dan daya
tampung bumi, termasuk konsep
aktivitas manusia (ecological
footprint) dan biokapasitas
(biocapacity) akan terus
diintegrasikan ke dalam rencana
pembangunan Indonesia,
khususnya untuk mencapai
Pembangunan Berkelanjutan
dan menangani perubahan iklim.
Pentingnya kolaborasi
multipihak nasional maupun
multinasional
Kerja sama dan kolaborasi antara
Pemerintah, swasta, akademisi,
mitra pembangunan, maupun
masyarakat umum, menjadi syarat
keberhasilan implementasi agenda
prioritas Pembangunan Rendah
Karbon dan Berketahanan Iklim.
Event kolaborasi seperti COP26
dan G20 perlu dimanfaatkan
secara optimal untuk
mendukung inisiasi tersebut.
Dorongan implementasi
pembangunan infrastruktur
berkelanjutan dalam kebijakan
Kampanye dan peningkatan
awareness akan konsep-konsep
keberlanjutan dapat membantu
penerapan praktiknya dalam
pembangunan infrastruktur.
22
23
TERIMA KASIH
DIREKTORAT KEHUTANAN DAN KONSERVASI SUMBER DAYA AIR
Gedung Bappenas TS 2A Lantai 4
Jl Taman Suropati No. 2 Jakarta Pusat
kehutanan@bappenas.go.id
(021) 3926254

Contenu connexe

Tendances

Materi 5 perencanaan pengadaan - versi 4
Materi 5   perencanaan pengadaan - versi 4Materi 5   perencanaan pengadaan - versi 4
Materi 5 perencanaan pengadaan - versi 4
Nurul Angreliany
 
Perencanaan dan Perancangan Rumah sakit Tipe B
Perencanaan dan Perancangan Rumah sakit Tipe BPerencanaan dan Perancangan Rumah sakit Tipe B
Perencanaan dan Perancangan Rumah sakit Tipe B
Muhammad Zulfikar
 
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). Edisi Khusus Majalah PERCIK Tahun ...
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). Edisi Khusus Majalah PERCIK Tahun ...Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). Edisi Khusus Majalah PERCIK Tahun ...
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). Edisi Khusus Majalah PERCIK Tahun ...
Oswar Mungkasa
 
MATERI TENTANG PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING.ppt
MATERI TENTANG PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING.pptMATERI TENTANG PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING.ppt
MATERI TENTANG PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING.ppt
mila306254
 
Rumah Layak Huni
Rumah Layak HuniRumah Layak Huni
Rumah Layak Huni
Nurul Angreliany
 
Mp 4 konsepsi permukiman perkotaan berkelanjutan
Mp 4   konsepsi permukiman perkotaan berkelanjutanMp 4   konsepsi permukiman perkotaan berkelanjutan
Mp 4 konsepsi permukiman perkotaan berkelanjutan
April185704
 
Petunjuk Konstruksi Bangunan Rumah BSPS NAHP
Petunjuk Konstruksi Bangunan Rumah BSPS NAHPPetunjuk Konstruksi Bangunan Rumah BSPS NAHP
Petunjuk Konstruksi Bangunan Rumah BSPS NAHP
Bagus ardian
 
Kemenperin-Perpres 68 tahun 2022 REV7.pptx
Kemenperin-Perpres 68 tahun 2022 REV7.pptxKemenperin-Perpres 68 tahun 2022 REV7.pptx
Kemenperin-Perpres 68 tahun 2022 REV7.pptx
Agus Suratno
 
BGH
BGHBGH
Presentasi Panduan Umum Pelaksana KPBU
Presentasi Panduan Umum Pelaksana KPBUPresentasi Panduan Umum Pelaksana KPBU
Presentasi Panduan Umum Pelaksana KPBUH2O Management
 
Kawasan Siap Bangun dan Lingkungan Siap Bangun
Kawasan Siap Bangun dan Lingkungan Siap BangunKawasan Siap Bangun dan Lingkungan Siap Bangun
Kawasan Siap Bangun dan Lingkungan Siap Bangun
indwirahma
 
Bappenas: Sustainable Development Goal (SDGs)
Bappenas: Sustainable Development Goal (SDGs)Bappenas: Sustainable Development Goal (SDGs)
Bappenas: Sustainable Development Goal (SDGs)
F W
 
KAJIAN METODA PERANCANGAN II “TOKO BAJU”
KAJIAN METODA PERANCANGAN II “TOKO BAJU”KAJIAN METODA PERANCANGAN II “TOKO BAJU”
KAJIAN METODA PERANCANGAN II “TOKO BAJU”
Rabiyatul Adawiyah
 
UU Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman (versi Present...
UU Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman (versi Present...UU Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman (versi Present...
UU Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman (versi Present...
Oswar Mungkasa
 
EXPOSE 1 PERENCANAAN GEDUNG
EXPOSE 1 PERENCANAAN GEDUNGEXPOSE 1 PERENCANAAN GEDUNG
EXPOSE 1 PERENCANAAN GEDUNG
BUATDONLOTAJA
 
Kebijakan dan Strategi Pembangunan Bidang Persampahan
Kebijakan dan Strategi Pembangunan Bidang PersampahanKebijakan dan Strategi Pembangunan Bidang Persampahan
Kebijakan dan Strategi Pembangunan Bidang Persampahan
Oswar Mungkasa
 
MATERI ORIENTASI STBM & PKAM WILKER PKM KALIBARU.pptx
MATERI ORIENTASI STBM & PKAM WILKER PKM KALIBARU.pptxMATERI ORIENTASI STBM & PKAM WILKER PKM KALIBARU.pptx
MATERI ORIENTASI STBM & PKAM WILKER PKM KALIBARU.pptx
DijahKhadijah
 
PerMen Pekerjaan Umum No. 14 Tahun 2010 Standar Pelayanan Minimal bidang PU d...
PerMen Pekerjaan Umum No. 14 Tahun 2010 Standar Pelayanan Minimal bidang PU d...PerMen Pekerjaan Umum No. 14 Tahun 2010 Standar Pelayanan Minimal bidang PU d...
PerMen Pekerjaan Umum No. 14 Tahun 2010 Standar Pelayanan Minimal bidang PU d...
Joy Irman
 
Sop bendahara 2015
Sop bendahara 2015 Sop bendahara 2015
Sop bendahara 2015
swirawan
 
Kuesioner identifikasi kebutuhan masyarakat
Kuesioner identifikasi kebutuhan masyarakatKuesioner identifikasi kebutuhan masyarakat
Kuesioner identifikasi kebutuhan masyarakat
Theodorus Indarto
 

Tendances (20)

Materi 5 perencanaan pengadaan - versi 4
Materi 5   perencanaan pengadaan - versi 4Materi 5   perencanaan pengadaan - versi 4
Materi 5 perencanaan pengadaan - versi 4
 
Perencanaan dan Perancangan Rumah sakit Tipe B
Perencanaan dan Perancangan Rumah sakit Tipe BPerencanaan dan Perancangan Rumah sakit Tipe B
Perencanaan dan Perancangan Rumah sakit Tipe B
 
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). Edisi Khusus Majalah PERCIK Tahun ...
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). Edisi Khusus Majalah PERCIK Tahun ...Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). Edisi Khusus Majalah PERCIK Tahun ...
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). Edisi Khusus Majalah PERCIK Tahun ...
 
MATERI TENTANG PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING.ppt
MATERI TENTANG PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING.pptMATERI TENTANG PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING.ppt
MATERI TENTANG PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING.ppt
 
Rumah Layak Huni
Rumah Layak HuniRumah Layak Huni
Rumah Layak Huni
 
Mp 4 konsepsi permukiman perkotaan berkelanjutan
Mp 4   konsepsi permukiman perkotaan berkelanjutanMp 4   konsepsi permukiman perkotaan berkelanjutan
Mp 4 konsepsi permukiman perkotaan berkelanjutan
 
Petunjuk Konstruksi Bangunan Rumah BSPS NAHP
Petunjuk Konstruksi Bangunan Rumah BSPS NAHPPetunjuk Konstruksi Bangunan Rumah BSPS NAHP
Petunjuk Konstruksi Bangunan Rumah BSPS NAHP
 
Kemenperin-Perpres 68 tahun 2022 REV7.pptx
Kemenperin-Perpres 68 tahun 2022 REV7.pptxKemenperin-Perpres 68 tahun 2022 REV7.pptx
Kemenperin-Perpres 68 tahun 2022 REV7.pptx
 
BGH
BGHBGH
BGH
 
Presentasi Panduan Umum Pelaksana KPBU
Presentasi Panduan Umum Pelaksana KPBUPresentasi Panduan Umum Pelaksana KPBU
Presentasi Panduan Umum Pelaksana KPBU
 
Kawasan Siap Bangun dan Lingkungan Siap Bangun
Kawasan Siap Bangun dan Lingkungan Siap BangunKawasan Siap Bangun dan Lingkungan Siap Bangun
Kawasan Siap Bangun dan Lingkungan Siap Bangun
 
Bappenas: Sustainable Development Goal (SDGs)
Bappenas: Sustainable Development Goal (SDGs)Bappenas: Sustainable Development Goal (SDGs)
Bappenas: Sustainable Development Goal (SDGs)
 
KAJIAN METODA PERANCANGAN II “TOKO BAJU”
KAJIAN METODA PERANCANGAN II “TOKO BAJU”KAJIAN METODA PERANCANGAN II “TOKO BAJU”
KAJIAN METODA PERANCANGAN II “TOKO BAJU”
 
UU Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman (versi Present...
UU Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman (versi Present...UU Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman (versi Present...
UU Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman (versi Present...
 
EXPOSE 1 PERENCANAAN GEDUNG
EXPOSE 1 PERENCANAAN GEDUNGEXPOSE 1 PERENCANAAN GEDUNG
EXPOSE 1 PERENCANAAN GEDUNG
 
Kebijakan dan Strategi Pembangunan Bidang Persampahan
Kebijakan dan Strategi Pembangunan Bidang PersampahanKebijakan dan Strategi Pembangunan Bidang Persampahan
Kebijakan dan Strategi Pembangunan Bidang Persampahan
 
MATERI ORIENTASI STBM & PKAM WILKER PKM KALIBARU.pptx
MATERI ORIENTASI STBM & PKAM WILKER PKM KALIBARU.pptxMATERI ORIENTASI STBM & PKAM WILKER PKM KALIBARU.pptx
MATERI ORIENTASI STBM & PKAM WILKER PKM KALIBARU.pptx
 
PerMen Pekerjaan Umum No. 14 Tahun 2010 Standar Pelayanan Minimal bidang PU d...
PerMen Pekerjaan Umum No. 14 Tahun 2010 Standar Pelayanan Minimal bidang PU d...PerMen Pekerjaan Umum No. 14 Tahun 2010 Standar Pelayanan Minimal bidang PU d...
PerMen Pekerjaan Umum No. 14 Tahun 2010 Standar Pelayanan Minimal bidang PU d...
 
Sop bendahara 2015
Sop bendahara 2015 Sop bendahara 2015
Sop bendahara 2015
 
Kuesioner identifikasi kebutuhan masyarakat
Kuesioner identifikasi kebutuhan masyarakatKuesioner identifikasi kebutuhan masyarakat
Kuesioner identifikasi kebutuhan masyarakat
 

Similaire à Session 5: Climate and resilience strategy - Nur Hygiawati Rahayu-Bappenas

Session 6: Mainstreaming resilience in projects - Medrilzam - Bappenas
Session 6: Mainstreaming resilience in projects -  Medrilzam - BappenasSession 6: Mainstreaming resilience in projects -  Medrilzam - Bappenas
Session 6: Mainstreaming resilience in projects - Medrilzam - Bappenas
OECD Environment
 
Introducing Sutainable Construction.pptx
Introducing Sutainable Construction.pptxIntroducing Sutainable Construction.pptx
Introducing Sutainable Construction.pptx
partahilumbangaol1
 
Introducing Sutainable Construction.pptx
Introducing Sutainable Construction.pptxIntroducing Sutainable Construction.pptx
Introducing Sutainable Construction.pptx
partahilumbangaol1
 
Konstruksi berkelanjutan (sustainable construction)
Konstruksi berkelanjutan (sustainable construction)Konstruksi berkelanjutan (sustainable construction)
Konstruksi berkelanjutan (sustainable construction)
Partahi Lumbangaol
 
01 - PENGENALAN_TEKNOLOGI_HIJAU.pdf
01 - PENGENALAN_TEKNOLOGI_HIJAU.pdf01 - PENGENALAN_TEKNOLOGI_HIJAU.pdf
01 - PENGENALAN_TEKNOLOGI_HIJAU.pdf
LawranceAling1
 
Presentasi CDM_Ilmu Lingkungan_DEC 2017
Presentasi CDM_Ilmu Lingkungan_DEC 2017Presentasi CDM_Ilmu Lingkungan_DEC 2017
Presentasi CDM_Ilmu Lingkungan_DEC 2017
Felicity5
 
Peran kehutanan dalam adaptasi dan mitigasi perubahan iklim
Peran kehutanan dalam adaptasi dan mitigasi perubahan iklimPeran kehutanan dalam adaptasi dan mitigasi perubahan iklim
Peran kehutanan dalam adaptasi dan mitigasi perubahan iklim
Yayasan CAPPA
 
Isu-isu Utama terkait Waste to Energy/PLTSa/RDF
Isu-isu Utama terkait Waste to Energy/PLTSa/RDF Isu-isu Utama terkait Waste to Energy/PLTSa/RDF
Isu-isu Utama terkait Waste to Energy/PLTSa/RDF
Yuyun Ismawati Drwiega
 
Energy 101 Just Energy Transition Youth Camp
Energy 101 Just Energy Transition Youth CampEnergy 101 Just Energy Transition Youth Camp
Energy 101 Just Energy Transition Youth Camp
Ari W Adipratomo
 
Adaptasi Perubahan Iklim di Kawasan Pesisir dan NDC
Adaptasi Perubahan Iklim di Kawasan Pesisir dan NDCAdaptasi Perubahan Iklim di Kawasan Pesisir dan NDC
Adaptasi Perubahan Iklim di Kawasan Pesisir dan NDC
CIFOR-ICRAF
 
Seminar Esdal 3_Excellino Nehemia Laksono_041911133145.pptx
Seminar Esdal 3_Excellino Nehemia Laksono_041911133145.pptxSeminar Esdal 3_Excellino Nehemia Laksono_041911133145.pptx
Seminar Esdal 3_Excellino Nehemia Laksono_041911133145.pptx
ExcellinoNehemiaLaks
 
HIMAHI Climate Change.pptx
HIMAHI Climate Change.pptxHIMAHI Climate Change.pptx
HIMAHI Climate Change.pptx
Ari W Adipratomo
 
Materi-Taksonomi-Hijau-resize_compressed.pdf
Materi-Taksonomi-Hijau-resize_compressed.pdfMateri-Taksonomi-Hijau-resize_compressed.pdf
Materi-Taksonomi-Hijau-resize_compressed.pdf
Akuhuruf
 
PPT GREEN ECONOMY BAHAN.pptx
PPT GREEN ECONOMY BAHAN.pptxPPT GREEN ECONOMY BAHAN.pptx
PPT GREEN ECONOMY BAHAN.pptx
IlhamFajar14
 
Presentation Adaptasi Mitigasi Perubahan Iklim
Presentation Adaptasi Mitigasi Perubahan Iklim Presentation Adaptasi Mitigasi Perubahan Iklim
Presentation Adaptasi Mitigasi Perubahan Iklim
Musnanda Satar
 
Peran UNDP Dalam Menghadapi Isu Perubahan Iklim
Peran UNDP Dalam Menghadapi Isu Perubahan IklimPeran UNDP Dalam Menghadapi Isu Perubahan Iklim
Peran UNDP Dalam Menghadapi Isu Perubahan Iklim
Anton Sri Probiyantono
 
jbptunikompp-gdl-mdonieauli-23617-9-bab9pen-l.ppt
jbptunikompp-gdl-mdonieauli-23617-9-bab9pen-l.pptjbptunikompp-gdl-mdonieauli-23617-9-bab9pen-l.ppt
jbptunikompp-gdl-mdonieauli-23617-9-bab9pen-l.ppt
RiaKasmeri
 
jbptunikompp-gdl-mdonieauli-18968-5-bab9pen-l.ppt
jbptunikompp-gdl-mdonieauli-18968-5-bab9pen-l.pptjbptunikompp-gdl-mdonieauli-18968-5-bab9pen-l.ppt
jbptunikompp-gdl-mdonieauli-18968-5-bab9pen-l.ppt
FitriShutyaa
 

Similaire à Session 5: Climate and resilience strategy - Nur Hygiawati Rahayu-Bappenas (20)

Session 6: Mainstreaming resilience in projects - Medrilzam - Bappenas
Session 6: Mainstreaming resilience in projects -  Medrilzam - BappenasSession 6: Mainstreaming resilience in projects -  Medrilzam - Bappenas
Session 6: Mainstreaming resilience in projects - Medrilzam - Bappenas
 
Introducing Sutainable Construction.pptx
Introducing Sutainable Construction.pptxIntroducing Sutainable Construction.pptx
Introducing Sutainable Construction.pptx
 
Introducing Sutainable Construction.pptx
Introducing Sutainable Construction.pptxIntroducing Sutainable Construction.pptx
Introducing Sutainable Construction.pptx
 
Konstruksi berkelanjutan (sustainable construction)
Konstruksi berkelanjutan (sustainable construction)Konstruksi berkelanjutan (sustainable construction)
Konstruksi berkelanjutan (sustainable construction)
 
Go green dengan energi nuklir
Go green dengan energi nuklirGo green dengan energi nuklir
Go green dengan energi nuklir
 
01 - PENGENALAN_TEKNOLOGI_HIJAU.pdf
01 - PENGENALAN_TEKNOLOGI_HIJAU.pdf01 - PENGENALAN_TEKNOLOGI_HIJAU.pdf
01 - PENGENALAN_TEKNOLOGI_HIJAU.pdf
 
Presentasi CDM_Ilmu Lingkungan_DEC 2017
Presentasi CDM_Ilmu Lingkungan_DEC 2017Presentasi CDM_Ilmu Lingkungan_DEC 2017
Presentasi CDM_Ilmu Lingkungan_DEC 2017
 
Peran kehutanan dalam adaptasi dan mitigasi perubahan iklim
Peran kehutanan dalam adaptasi dan mitigasi perubahan iklimPeran kehutanan dalam adaptasi dan mitigasi perubahan iklim
Peran kehutanan dalam adaptasi dan mitigasi perubahan iklim
 
Isu-isu Utama terkait Waste to Energy/PLTSa/RDF
Isu-isu Utama terkait Waste to Energy/PLTSa/RDF Isu-isu Utama terkait Waste to Energy/PLTSa/RDF
Isu-isu Utama terkait Waste to Energy/PLTSa/RDF
 
Energy 101 Just Energy Transition Youth Camp
Energy 101 Just Energy Transition Youth CampEnergy 101 Just Energy Transition Youth Camp
Energy 101 Just Energy Transition Youth Camp
 
Adaptasi Perubahan Iklim di Kawasan Pesisir dan NDC
Adaptasi Perubahan Iklim di Kawasan Pesisir dan NDCAdaptasi Perubahan Iklim di Kawasan Pesisir dan NDC
Adaptasi Perubahan Iklim di Kawasan Pesisir dan NDC
 
Seminar Esdal 3_Excellino Nehemia Laksono_041911133145.pptx
Seminar Esdal 3_Excellino Nehemia Laksono_041911133145.pptxSeminar Esdal 3_Excellino Nehemia Laksono_041911133145.pptx
Seminar Esdal 3_Excellino Nehemia Laksono_041911133145.pptx
 
HIMAHI Climate Change.pptx
HIMAHI Climate Change.pptxHIMAHI Climate Change.pptx
HIMAHI Climate Change.pptx
 
Materi-Taksonomi-Hijau-resize_compressed.pdf
Materi-Taksonomi-Hijau-resize_compressed.pdfMateri-Taksonomi-Hijau-resize_compressed.pdf
Materi-Taksonomi-Hijau-resize_compressed.pdf
 
PPT GREEN ECONOMY BAHAN.pptx
PPT GREEN ECONOMY BAHAN.pptxPPT GREEN ECONOMY BAHAN.pptx
PPT GREEN ECONOMY BAHAN.pptx
 
Presentation Adaptasi Mitigasi Perubahan Iklim
Presentation Adaptasi Mitigasi Perubahan Iklim Presentation Adaptasi Mitigasi Perubahan Iklim
Presentation Adaptasi Mitigasi Perubahan Iklim
 
Peran UNDP Dalam Menghadapi Isu Perubahan Iklim
Peran UNDP Dalam Menghadapi Isu Perubahan IklimPeran UNDP Dalam Menghadapi Isu Perubahan Iklim
Peran UNDP Dalam Menghadapi Isu Perubahan Iklim
 
Makalah masalah lingkungan hidup
Makalah masalah lingkungan hidupMakalah masalah lingkungan hidup
Makalah masalah lingkungan hidup
 
jbptunikompp-gdl-mdonieauli-23617-9-bab9pen-l.ppt
jbptunikompp-gdl-mdonieauli-23617-9-bab9pen-l.pptjbptunikompp-gdl-mdonieauli-23617-9-bab9pen-l.ppt
jbptunikompp-gdl-mdonieauli-23617-9-bab9pen-l.ppt
 
jbptunikompp-gdl-mdonieauli-18968-5-bab9pen-l.ppt
jbptunikompp-gdl-mdonieauli-18968-5-bab9pen-l.pptjbptunikompp-gdl-mdonieauli-18968-5-bab9pen-l.ppt
jbptunikompp-gdl-mdonieauli-18968-5-bab9pen-l.ppt
 

Plus de OECD Environment

PPTs - TAIEX TSI MNB-OECD-EC Launch Event: Technical implementation of the Su...
PPTs - TAIEX TSI MNB-OECD-EC Launch Event: Technical implementation of the Su...PPTs - TAIEX TSI MNB-OECD-EC Launch Event: Technical implementation of the Su...
PPTs - TAIEX TSI MNB-OECD-EC Launch Event: Technical implementation of the Su...
OECD Environment
 
OECD Green Talks LIVE | Diving deeper: the evolving landscape for assessing w...
OECD Green Talks LIVE | Diving deeper: the evolving landscape for assessing w...OECD Green Talks LIVE | Diving deeper: the evolving landscape for assessing w...
OECD Green Talks LIVE | Diving deeper: the evolving landscape for assessing w...
OECD Environment
 
Detlef Van Vuuren- Integrated modelling for interrelated crises.pdf
Detlef Van Vuuren- Integrated modelling for interrelated crises.pdfDetlef Van Vuuren- Integrated modelling for interrelated crises.pdf
Detlef Van Vuuren- Integrated modelling for interrelated crises.pdf
OECD Environment
 
Thomas Hertel- Integrated Policies for the Triple Planetary Crisis.pdf
Thomas Hertel- Integrated Policies for the Triple Planetary Crisis.pdfThomas Hertel- Integrated Policies for the Triple Planetary Crisis.pdf
Thomas Hertel- Integrated Policies for the Triple Planetary Crisis.pdf
OECD Environment
 
Jon Sampedro - Assessing synergies and trade offs for health and sustainable ...
Jon Sampedro - Assessing synergies and trade offs for health and sustainable ...Jon Sampedro - Assessing synergies and trade offs for health and sustainable ...
Jon Sampedro - Assessing synergies and trade offs for health and sustainable ...
OECD Environment
 
Astrid Bos - Identifying trade offs & searching for synergies.pdf
Astrid Bos - Identifying trade offs & searching for synergies.pdfAstrid Bos - Identifying trade offs & searching for synergies.pdf
Astrid Bos - Identifying trade offs & searching for synergies.pdf
OECD Environment
 
Ruth Delzeit - Modelling environmental and socio-economic impacts of cropland...
Ruth Delzeit - Modelling environmental and socio-economic impacts of cropland...Ruth Delzeit - Modelling environmental and socio-economic impacts of cropland...
Ruth Delzeit - Modelling environmental and socio-economic impacts of cropland...
OECD Environment
 
Wilfried Winiwarter - Implementing nitrogen pollution control pathways in the...
Wilfried Winiwarter - Implementing nitrogen pollution control pathways in the...Wilfried Winiwarter - Implementing nitrogen pollution control pathways in the...
Wilfried Winiwarter - Implementing nitrogen pollution control pathways in the...
OECD Environment
 
Laurent Drouet - Physical and Economic Risks of Climate Change.pdf
Laurent Drouet - Physical and Economic Risks of Climate Change.pdfLaurent Drouet - Physical and Economic Risks of Climate Change.pdf
Laurent Drouet - Physical and Economic Risks of Climate Change.pdf
OECD Environment
 
Shinichiro Fujimori - Biodiversity modeling in AIM (Asia pacific Integrated M...
Shinichiro Fujimori - Biodiversity modeling in AIM (Asia pacific Integrated M...Shinichiro Fujimori - Biodiversity modeling in AIM (Asia pacific Integrated M...
Shinichiro Fujimori - Biodiversity modeling in AIM (Asia pacific Integrated M...
OECD Environment
 
HyeJin Kim and Simon Smart - The biodiversity nexus across multiple drivers: ...
HyeJin Kim and Simon Smart - The biodiversity nexus across multiple drivers: ...HyeJin Kim and Simon Smart - The biodiversity nexus across multiple drivers: ...
HyeJin Kim and Simon Smart - The biodiversity nexus across multiple drivers: ...
OECD Environment
 
GREEN Action Task Force - Full Presentations.pdf
GREEN Action Task Force - Full Presentations.pdfGREEN Action Task Force - Full Presentations.pdf
GREEN Action Task Force - Full Presentations.pdf
OECD Environment
 
Case Study: Peptides-based Plant Protection Product (harpin proteins*) by Ros...
Case Study: Peptides-based Plant Protection Product (harpin proteins*) by Ros...Case Study: Peptides-based Plant Protection Product (harpin proteins*) by Ros...
Case Study: Peptides-based Plant Protection Product (harpin proteins*) by Ros...
OECD Environment
 
CLE Contribution on the Assessment of Innovative Biochemicals in the EU Statu...
CLE Contribution on the Assessment of Innovative Biochemicals in the EU Statu...CLE Contribution on the Assessment of Innovative Biochemicals in the EU Statu...
CLE Contribution on the Assessment of Innovative Biochemicals in the EU Statu...
OECD Environment
 
Additional Considerations for Pesticide Formulations Containing Microbial Pes...
Additional Considerations for Pesticide Formulations Containing Microbial Pes...Additional Considerations for Pesticide Formulations Containing Microbial Pes...
Additional Considerations for Pesticide Formulations Containing Microbial Pes...
OECD Environment
 
Role of genome sequencing (WGS) in microbial biopesticides safety assessment ...
Role of genome sequencing (WGS) in microbial biopesticides safety assessment ...Role of genome sequencing (WGS) in microbial biopesticides safety assessment ...
Role of genome sequencing (WGS) in microbial biopesticides safety assessment ...
OECD Environment
 
Considerations for Problem Formulation for Human Health Safety Assessments of...
Considerations for Problem Formulation for Human Health Safety Assessments of...Considerations for Problem Formulation for Human Health Safety Assessments of...
Considerations for Problem Formulation for Human Health Safety Assessments of...
OECD Environment
 
How to Identify and Quantify Mixtures What is Essential to Know for Risk Asse...
How to Identify and Quantify Mixtures What is Essential to Know for Risk Asse...How to Identify and Quantify Mixtures What is Essential to Know for Risk Asse...
How to Identify and Quantify Mixtures What is Essential to Know for Risk Asse...
OECD Environment
 
APVMA outcome-focussed approach to data requirements to support registration ...
APVMA outcome-focussed approach to data requirements to support registration ...APVMA outcome-focussed approach to data requirements to support registration ...
APVMA outcome-focussed approach to data requirements to support registration ...
OECD Environment
 
The U.S. Perspective on Problem Formulation for Biopesticides: Shannon BORGES
The U.S. Perspective on Problem Formulation for Biopesticides: Shannon BORGESThe U.S. Perspective on Problem Formulation for Biopesticides: Shannon BORGES
The U.S. Perspective on Problem Formulation for Biopesticides: Shannon BORGES
OECD Environment
 

Plus de OECD Environment (20)

PPTs - TAIEX TSI MNB-OECD-EC Launch Event: Technical implementation of the Su...
PPTs - TAIEX TSI MNB-OECD-EC Launch Event: Technical implementation of the Su...PPTs - TAIEX TSI MNB-OECD-EC Launch Event: Technical implementation of the Su...
PPTs - TAIEX TSI MNB-OECD-EC Launch Event: Technical implementation of the Su...
 
OECD Green Talks LIVE | Diving deeper: the evolving landscape for assessing w...
OECD Green Talks LIVE | Diving deeper: the evolving landscape for assessing w...OECD Green Talks LIVE | Diving deeper: the evolving landscape for assessing w...
OECD Green Talks LIVE | Diving deeper: the evolving landscape for assessing w...
 
Detlef Van Vuuren- Integrated modelling for interrelated crises.pdf
Detlef Van Vuuren- Integrated modelling for interrelated crises.pdfDetlef Van Vuuren- Integrated modelling for interrelated crises.pdf
Detlef Van Vuuren- Integrated modelling for interrelated crises.pdf
 
Thomas Hertel- Integrated Policies for the Triple Planetary Crisis.pdf
Thomas Hertel- Integrated Policies for the Triple Planetary Crisis.pdfThomas Hertel- Integrated Policies for the Triple Planetary Crisis.pdf
Thomas Hertel- Integrated Policies for the Triple Planetary Crisis.pdf
 
Jon Sampedro - Assessing synergies and trade offs for health and sustainable ...
Jon Sampedro - Assessing synergies and trade offs for health and sustainable ...Jon Sampedro - Assessing synergies and trade offs for health and sustainable ...
Jon Sampedro - Assessing synergies and trade offs for health and sustainable ...
 
Astrid Bos - Identifying trade offs & searching for synergies.pdf
Astrid Bos - Identifying trade offs & searching for synergies.pdfAstrid Bos - Identifying trade offs & searching for synergies.pdf
Astrid Bos - Identifying trade offs & searching for synergies.pdf
 
Ruth Delzeit - Modelling environmental and socio-economic impacts of cropland...
Ruth Delzeit - Modelling environmental and socio-economic impacts of cropland...Ruth Delzeit - Modelling environmental and socio-economic impacts of cropland...
Ruth Delzeit - Modelling environmental and socio-economic impacts of cropland...
 
Wilfried Winiwarter - Implementing nitrogen pollution control pathways in the...
Wilfried Winiwarter - Implementing nitrogen pollution control pathways in the...Wilfried Winiwarter - Implementing nitrogen pollution control pathways in the...
Wilfried Winiwarter - Implementing nitrogen pollution control pathways in the...
 
Laurent Drouet - Physical and Economic Risks of Climate Change.pdf
Laurent Drouet - Physical and Economic Risks of Climate Change.pdfLaurent Drouet - Physical and Economic Risks of Climate Change.pdf
Laurent Drouet - Physical and Economic Risks of Climate Change.pdf
 
Shinichiro Fujimori - Biodiversity modeling in AIM (Asia pacific Integrated M...
Shinichiro Fujimori - Biodiversity modeling in AIM (Asia pacific Integrated M...Shinichiro Fujimori - Biodiversity modeling in AIM (Asia pacific Integrated M...
Shinichiro Fujimori - Biodiversity modeling in AIM (Asia pacific Integrated M...
 
HyeJin Kim and Simon Smart - The biodiversity nexus across multiple drivers: ...
HyeJin Kim and Simon Smart - The biodiversity nexus across multiple drivers: ...HyeJin Kim and Simon Smart - The biodiversity nexus across multiple drivers: ...
HyeJin Kim and Simon Smart - The biodiversity nexus across multiple drivers: ...
 
GREEN Action Task Force - Full Presentations.pdf
GREEN Action Task Force - Full Presentations.pdfGREEN Action Task Force - Full Presentations.pdf
GREEN Action Task Force - Full Presentations.pdf
 
Case Study: Peptides-based Plant Protection Product (harpin proteins*) by Ros...
Case Study: Peptides-based Plant Protection Product (harpin proteins*) by Ros...Case Study: Peptides-based Plant Protection Product (harpin proteins*) by Ros...
Case Study: Peptides-based Plant Protection Product (harpin proteins*) by Ros...
 
CLE Contribution on the Assessment of Innovative Biochemicals in the EU Statu...
CLE Contribution on the Assessment of Innovative Biochemicals in the EU Statu...CLE Contribution on the Assessment of Innovative Biochemicals in the EU Statu...
CLE Contribution on the Assessment of Innovative Biochemicals in the EU Statu...
 
Additional Considerations for Pesticide Formulations Containing Microbial Pes...
Additional Considerations for Pesticide Formulations Containing Microbial Pes...Additional Considerations for Pesticide Formulations Containing Microbial Pes...
Additional Considerations for Pesticide Formulations Containing Microbial Pes...
 
Role of genome sequencing (WGS) in microbial biopesticides safety assessment ...
Role of genome sequencing (WGS) in microbial biopesticides safety assessment ...Role of genome sequencing (WGS) in microbial biopesticides safety assessment ...
Role of genome sequencing (WGS) in microbial biopesticides safety assessment ...
 
Considerations for Problem Formulation for Human Health Safety Assessments of...
Considerations for Problem Formulation for Human Health Safety Assessments of...Considerations for Problem Formulation for Human Health Safety Assessments of...
Considerations for Problem Formulation for Human Health Safety Assessments of...
 
How to Identify and Quantify Mixtures What is Essential to Know for Risk Asse...
How to Identify and Quantify Mixtures What is Essential to Know for Risk Asse...How to Identify and Quantify Mixtures What is Essential to Know for Risk Asse...
How to Identify and Quantify Mixtures What is Essential to Know for Risk Asse...
 
APVMA outcome-focussed approach to data requirements to support registration ...
APVMA outcome-focussed approach to data requirements to support registration ...APVMA outcome-focussed approach to data requirements to support registration ...
APVMA outcome-focussed approach to data requirements to support registration ...
 
The U.S. Perspective on Problem Formulation for Biopesticides: Shannon BORGES
The U.S. Perspective on Problem Formulation for Biopesticides: Shannon BORGESThe U.S. Perspective on Problem Formulation for Biopesticides: Shannon BORGES
The U.S. Perspective on Problem Formulation for Biopesticides: Shannon BORGES
 

Session 5: Climate and resilience strategy - Nur Hygiawati Rahayu-Bappenas

  • 1. KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL Peluang Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan di Indonesia Bogor, 08 Maret 2023 Direktur Kehutanan dan Konservasi Sumber Daya Air
  • 2. Global Status Report for Building and Construction: Sektor Bangunan merupakan contributor utama Emisi CO2 Global S Emisi CO2 global berdasarkan sektor Sumber: UNEP (2020). 2020 Global Status Report for Buildings and Construction: Towards a Zero-emission, Efficient and Resilient Buildings and Construction Sector. Nairobi konsumsi energi final digunakan untuk sektor bangunan secara global 35% Dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, emisi yang dihasilkan sektor bangunan pada tahun 2019 meningkat dan mencapai angka tertinggi Peningkatan ini disebabkan penggunaan batu bara, minyak, dan gas alam untuk pemanasan dan kegiatan memasak, serta emisi tidak langsung dari penggunaan listrik Konsumsi listrik dalam operasi gedung mewakili hampir 55% dari konsumsi listrik global • Secara global, sektor bangunan berkontribusi terhadap 38% emisi CO2 • Sebesar 10GtCO2 atau 28% emisi dihasilkan dari operasional bangunan, sementara 10% sisanya dihasilkan dari proses kontruksi
  • 3. Pembangunan Infrastruktur di Indonesia Pembangunan infrastruktur masih didesain untuk particular purpose atau single purpose designs. Groyne dirancang untuk melindungi bentangan pantai dari erosi. Namun, menimbulkan masalah lebih jauh di sepanjang pantai karena menghalangi sand transport. Bendungan dirancang untuk memasok air minum, tetapi tidak dapat mengalirkan air yang cukup untuk menjaga downstream atau hilir sungai. (Jill 2016) Revitalisasi sungai dirancang untuk meningkatkan fungsi sungai sebagai pengendali banjir. Namun, menghilangkan habitat dan beberapa jenis biota dan fauna di sekitar sungai.
  • 4. Pembangunan Infrastruktur dan Ekologi Peningkatan jumlah penduduk Peningkatan kebutuhan terhadap energi, pangan, dan air 63 persen dari luas Indonesia merupakan Kawasan hutan Menyimpan 70-85% stok karbon dunia Megadiverse Country dan memiliki 2 dari 25 hotspot biodiversitas dunia Kebutuhan untuk menunjang aktivitas ekonomi Peningkatan layanan publik Pembangunan Infrastruktur Kondisi Ekologi Indonesia Negara dengan ekosistem mangrove terluas di dunia Pembangunan tidak hanya berfokus pada “building in nature” tetapi menjadi “building with nature” dengan menggunakan material alam dan mempertimbangkan proses perilaku alam. (Jill 2016)
  • 5. Triple Planetary Crisis Triple Planetary Crisis Triple planetary crisis mengacu pada tiga masalah utama yang saling terkait yang dihadapi umat manusia saat ini: perubahan iklim, polusi dan kerusakan lingkungan, serta hilangnya keanekaragaman hayati. Polusi dan Kerusakan Lingkungan Hilangnya Keaneka- ragaman hayati Perubahan Iklim Uninhabitable Earth Unsustained Development Reduced Human Well-being Interaksi Pada Triple Planetary Crisis Perubahan Iklim Sekitar 50-75% dari populasi global berpotensi terdampak kondisi iklim yang mengancam jiwa di tahun 2100. (IPCC, 2022) Polusi Polusi udara dinobatkan sebagai penyebab penyakit dan kematian dini terbesar di dunia, menyebabkan hingga 4,2 juta kematian setiap tahun. (UNFCCC, 2022) Hilangnya Keaneka- ragaman hayati Hilangnya keanekaragaman hayati dapat mengancam kesehatan manusia dan jasa ekosistem.Saat ini, sekitar 1 juta spesies tumbuhan dan hewan menghadapi ancaman kepunahan. (IPBES, 2019)
  • 6. Sejumlah dampak perubahan iklim yang dialami Indonesia Peningkatan Kejadian Bencana Hidrometeorologi Sumber: BNPB, 2022 Kerugian ekonomi akibat bencana diperkirakan mencapai rata-rata Rp 22,8 triliun per tahunnya (Kementerian Keuangan) Adapun jumlah kematian akibat bencana hidrometeorologi selama 10 tahun terakhir mencapai 1,183 orang Hingga tahun 2040, tinggi gelombang ekstrem dapat mengalami peningkatan 1-1,5 m Rerata kenaikan Tinggi Muka Laut periode 2006-2040 adalah 0,9 cm/tahun Peningkatan musim kemarau & beberapa wilayah mengalami penurunan intensitas curah hujan Peningkatan musim kemarau dan perubahan fisiologis tanaman padi Potensi tinggi gelombang yang dapat berdampak pada keselamatan pelayaran Meningkatkan kerentanan pesisir yaitu terjadi penggenangan pesisir • Meningkatkan Potensi kekeringan • Meningkatkan Potensi penurunan ketersediaan air Meningkatkan Potensi penurunan produksi padi 3.545 kejadian bencana hidrometeorologi tahun 2021. 98%–99% dari total jumlah kejadian bencana alam adalah bencana hidrometeorologi.
  • 7. Hasil kesepakatan COP27 1. Pengurangan emisi gas rumah kaca global yang cepat, mendalam, dan berkelanjutan sebesar 43% pada 2030 relatif terhadap tingkat tahun 2019 untuk membatasi pemanasan global di bawah 1,5°C; 2. Program kerja Mitigasi Sharm el-Sheikh untuk meningkatkan ambisi dan implementasi mitigasi. 1. Program kerja Glasgow–Sharm el-Sheikh tentang tujuan adaptasi global berkembang dengan kesimpulan yang akan terjadi di COP28. 2. Para Pihak lebih mengintegrasikan air ke dalam upaya adaptasi untuk meningkatkan perlindungan, konservasi dan pemulihan ketahanan pangan, pertanian, air dan ekosistem terkait air, termasuk lembah sungai, akuifer dan danau. 1. Kebutuhan mengubah sistem keuangan termasuk bank pembangunan multilateral dan lembaga keuangan internasional diminta untuk mereformasi praktik dan prioritas mereka, menyelaraskan dan meningkatkan pendanaan untuk memastikan akses yang disederhanakan dan mobilisasi pendanaan iklim dari berbagai sumber. 2. Bank-bank pembangunan multilateral harus meningkatkan penyebaran pembiayaan iklim tiga kali lipat hingga 2025. Ini termasuk mengerahkan rangkaian lengkap instrumen dari hibah hingga jaminan dan instrumen non-utang, tanpa menambah beban utang. Mitigasi Adaptasi Keuangan
  • 8. Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan Pembangunan infrastruktur berkelanjutan diharapkan dapat mengubah dari pembangunan infrastruktur single purpose designs menjadi multi-purpose designs dan melakukan kombinasi antara engineering dan ecology. (Jill 2016) Pembangunan jalan dengan memperhatikan ruang jelajah satwa liar untuk menghindari terjadinya fragmentasi habitat satwa liar sehingga dapat menjaga kelestarian satwa liar. Mangrove sebagai protection atau pelindung alami daerah pesisir dari bencana tsunami. Selain itu, mangrove dapat berfungsi sebagai daya tarik wisata serta sebagai sumber pangan dan ekonomi masyarakat sekitar.
  • 9. Urban ecological restoration (Infrastruktur tidak selalu harus berbentuk concrete) Before After Still creek merupakan salah satu sungai di Vancouver yang dikembalikan ke bentuk alaminya. Setelah dilakukan ecological restoration, sungai ini kembali menjadi habitat bagi berbagai jenis biota dan menjadi community amenity. Dalam dua tahun, ikan salmon ditemukan kembali pada sungai ini. Before After Kallang river merupakan sungai terpanjang di Singapura. Ruang hijau dan lapisan tanah dirancang khusus untuk membantu menyaring polutan. Air yang keluar dari sungai lebih bersih dari sebelumnya. Tidak hanya itu, meningkatnya vegetasi juga mendukung peningkatan ekosistem satwa liar. Thur river merupakan salah satu sungai di Switzerland yang dikembalikan ke bentuk alaminya. Selain untuk tujuan mitigasi risiko banjir, status ekologis sekitar sungai yang dipulihkan dan ditingkatkan, menjadikan peningkatan kegiatan rekreasi yang signifikan.
  • 10. Transportasi kendaraan listrik Pertambangan emas di Sulawesi menjadi salah satu supplier baterai kendaraan listrik baik di tingkat nasional maupun internasional (Maulia 2022). Baterai kendaraan listrik belum mempertimbangkan dampak di hulu : 1. Dampak kerusakan lingkungan 2. Dampak sosial masyarakat 3. Dampak terhadap ekosistem dan kehati Baterai kendaraan listrik masih berfokus pada isu di hilir : 1. Penurunan emisi karbon 2. Penurunan polusi udara 3. Penggunaan baterai daur ulang Meningkatnya tren penggunaan kendaraan listrik baik di tingkat nasional dan internasional.
  • 11. Bangunan Gedung Hijau (Green Building) • Meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan pekerja • Kualitas udara dalam ruangan yang lebih baik (konsentrasi rendah CO2 dan polutan, dan tingkat ventilasi yang tinggi) dapat menghasilkan peningkatan kinerja hingga 8% • Mengurangi emisi GRK dalam memerangi perubahan iklim • Mengurangi konsumsi air, energi atau sumber daya alam lainnya • Berpotensi menghasilkan energi sendiri atau meningkatkan keanekaragaman hayati • Menghemat biaya tagihan listrik • Menurunkan biaya konstruksi • Meningkatkan nilai asset dan properti Ekonomi Manfaat Green Building Lingkungan Sosial Aspek-aspek Green Building (PermenPUPR 2/2015 tentang Bangunan Gedung Hijau) Pengelolaan Tapak Efisiensi Penggunaan Air Efisiensi Penggunaan Energi Penggunaan Material Ramah Lingkungan Pengelolaan Sampah Pengelolaan Air Limbah Kualitas Udara dalam Ruang Green building mengedepankan pengelolaan bangunan gedung dari tahap konstruksi, operasional, hingga pembongkaran dengan pendekatan resource efficiency Bangunan Gedung Hijau adalah bangunan gedung yang memenuhi persyaratan bangunan gedung dan memiliki kinerja terukur secara signifikan dalam penghematan energi, air, dan sumber daya lainnya melalui penerapan prinsip bangunan gedung hijau sesuai dengan fungsi dan klasifikasi dalam setiap tahapan penyelenggaraannya. (Sumber: Permen PUPR 2/2015) 11
  • 12. Kaitan green building dan penggunaan SDA yang efisien dan berkelanjutan Bagaimanakah penerapan efisiensi sumber daya dalam Green Building? Penerapan Resource Efficiency dalam Green Building berkontribusi langsung pada pencapaian SDG 11, 12, dan 13 Apa itu Resource Efficiency? Efisiensi sumber daya berarti menggunakan sumber daya bumi yang terbatas secara berkelanjutan seiring meminimalkan dampak terhadap lingkungan Efisiensi sumber daya dalam Green Building dapat dicapai dengan memanfaatkan bahan yang memenuhi kriteria berikut: Mengandung konten daur ulang Alami, Berlimpah, atau Terbarukan Merupakan hasil proses manufaktur yang efisien sumber daya Diselamatkan, diperbarui, atau diproduksi ulang Dapat digunakan kembali atau dapat didaur ulang Merupakan kemasan produk daur ulang atau dapat didaur ulang Tahan lama
  • 13. Green Building Mendorong Kuat Aspek Resource Efficiency: Mengapa penggunaan sumber daya alam secara berkelanjutan penting? Jika pendekatan “business as usual” ini terus berlanjut, maka pada tahun 2050 kita akan membutuhkan 3x dari bumi kita saat ini 2050 Sumber: What a Waste 2.0 : A Global Snapshot of Solid Waste Management to 2050, World Bank. 2018. mengukur kapasitas ekosistem untuk menghasilkan pasokan bioproduktif dan menyerap kembali limbah buangan yang dihasilkan oleh kegiatan manusia mengukur sejauh mana umat manusia menggunakan sumber daya alam lebih cepat daripada yang dapat diregenerasikan Jumlah sumber daya alam yang digunakan untuk kebutuhan manusia terus meningkat hingga melampaui pertumbuhan populasi dan ekonomi secara global Resource Efficiency: Perlunya pemahaman tentang daya dukung dan daya tampung bumi Kemampuan lingkungan dalam mendukung aktivitas manusia yang hidup di atasnya, umumnya dinilai berdasarkan indikator Biocapacity (BC) dan Ecological Footprint (EF) Biocapacity Ecological Footprint Jika EF lebih besar dari BC maka telah terjadi defisit dan ketidakseimbangan!
  • 14. Integrasi Konsep Green Building dalam Kebijakan Nasional untuk Mewujudkan Pembangunan Berkelanjutan dan Mengatasi Perubahan Iklim Berkaitan dengan perubahan iklim, green building juga dapat membantu Pemerintah Indonesia memenuhi komitmennya dalam Paris Agreement Sumber gambar: World Green Building Council (https://www.worldgbc.org/news-media/green-building-improving- lives-billions-helping-achieve-un-sustainable-development-goals) LINGKUNGAN EKONOMI SOSIAL Green building yang menerapkan pendekatan resource efficiency dapat berkontribusi terhadap capaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, khususnya Tujuan 13: Penanganan Perubahan Iklim Target Penurunan Emisi GRK pada 2030: 29% Bagaimana Kebijakan Perubahan Iklim di Indonesia? Perubahan iklim merupakan isu lintas sektoral yang melibatkan tiga dimensi keberlanjutan (lingkungan, ekonomi, dan sosial). Dalam RPJMN 2020-2024, Bappenas telah menjadikan Tujuan TPB 13 sebagai pondasi untuk mendukung ketiga pilar Pembangunan Berkelanjutan 14
  • 15. Aspek Ecological Footprint dan Biocapacity Telah Terintegrasi dalam Penyusunan RPJMN 2020-2024 Energi Industri Pertanian Kehutanan Permukiman Perikanan dll Aktivitas manusia Daya dukung dan daya tampung Air Emisi Tutupan Lahan I K L H Kelautan Kehati Aktivitas Manusia Daya Dukung dan Daya Tampung Target Sektoral Ekonomi Indikator Makro Lain Intensitas Emisi Emisi GRK Pandemi COVID-19 Krisis Kondisi pandemi di Indonesia menjadi input (pertimbangan) dalam pemodelan, penentuan target dan perumusan kebijakan Krisis ekonomi dan sosial yang terjadi sebagai dampak dari pandemi COVID-19 Guncangan Trade off Trade off Daya tampung Daya dukung Analisis dampak kebijakan terhadap aktivitas sektoral dan kapasitas lingkungan Analisis dampak digunakan sebagai umpan balik (feedback) dalam penyempurnaan kebijakan. Penyusunan Dokumen RPJMN 2020-2024 telah menggunakan sistem pemodelan yang menginkorporasi aspek Daya Dukung dan Daya Tampung. Ke depan, pendekatan ini akan terus disempurnakan dalam RPJMN 2025-2029 dan RPJPN 2025-2045 melalui pengintegrasian target Ekonomi Hijau sebagai indikator makro Pembangunan. RPJMN 2020-2024 RPJMN 2025-2029 dan RPJPN 2025-2045
  • 16. Pembangunan Rendah Karbon dan Berketahanan Iklim sebagai Agenda Prioritas dalam RPJMN 2020-2024 PRK dan PBI telah ditetapkan sebagai Arah Kebijakan RKP 2023 Membangun Lingkungan Hidup, Meningkatkan Ketahanan Bencana, dan Perubahan Iklim PN6: Pembangunan Rendah Karbon Rendah Karbon Laut & Pesisir Penanganan Limbah & Ekonomi Sirkular Pengembangan Industri Hijau Pembangunan Energi Berkelanjutan Pemulihan Lahan Berkelanjutan 5 strategi utama Pembangunan Rendah Karbon di Indonesia bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi sekaligus menurunkan emisi GRK sebesar 27,3% pada tahun 2024 Beberapa isu strategis yang dikaji oleh Bappenas untuk mendukung transformasi ekonomi Indonesia: kajian food loss and waste dan Circular Economy Pembangunan Berketahanan Iklim Laut & Pesisir Air Pertanian Kesehatan Bappenas telah melakukan analisis terhadap sebaran lokasi prioritas aksi ketahanan iklim pada 4 sektor prioritas Pembangunan Rendah Karbon dan Ketahanan Iklim merupakan Prioritas Nasional sebagai upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim dalam RPJMN 2020– 2024 SDGs, Target Paris Agreement, dan Article 3.4 UNFCCC
  • 17. Sektor Energi: Pemasangan PLTS Atap di Gedung Pemerintah sebagai Salah Satu Langkah Menuju Green Building Salah satu aspek yang diintervensi dalam penerapan green building adalah konservasi dan efisiensi energi Dalam mewujudkan bangunan net-zero Indonesia, langkah terakhir yang dilakukan ialah memanfaatkan energi terbarukan mewajibkan bangunan Pemerintah untuk memanfaatkan minimal 30% dari luas atap sebagai sel surya dalam Sub-Major Project Pembangunan Aneka Energi Terbarukan, salah satu indikasi proyeknya ialah Pembangunan PLTS Atap di Gedung Pemerintah sebagai bagian dari Build Back Better dalam rangka transisi menuju ekonomi hijau sebagai respons terhadap krisis pandemi COVID-19 PLTS Atap dapat menjadi terobosan yang perlu didorong dari sisi Pemerintah untuk mendorong pemulihan ekonomi dan membantu pencapaian target Pembangunan Rendah Karbon III. Sebagai salah satu rekomendasi program untuk green fiscal stimulus II. Major Project dalam Rencana Kerja Pemerintah TA 2022: Akselerasi Pengembangan Energi Terbarukan dan Konservasi Energi I. Pemenuhan ketentuan yang tercantum dalam Perpres 22/2017 tentang RUEN Dasar Pemasangan PLTS Atap
  • 18. Sektor Limbah dan Ekonomi Sirkular: Sektor Konstruksi sebagai Salah Satu Industri Prioritas Penerapan 5R Pengumpulan Daur Ulang Pemrosesan Desain/ Manufaktur Produk Konsumen Ekonomi Sirkular Reduce Reuse Recycle Refurbish Renew Pendekatan Ekonomi Sirkular 5Rs THE Dampak Penerapan 5R di Sektor Konstruksi Ekonomi Lingkungan Sosial Prinsip Green Building sejalan dengan penerapan Sirkularitas dalam Industri Konstruksi Sumber: Circular Economy LCDI, Bappenas • Dampak ekonomi bersih sebesar Rp172,5 triliun (USD12,1 miliar) atau 6,3% dari PDB sektor pada tahun 2030 • Penghematan rumah tangga senilai Rp1,9 juta (USD136,9) atau 3,6% dari pengeluaran rumah tangga tahunan saat ini pada tahun 2030 Indonesia dapat menghindari 44,8 juta ton emisi CO2e dan menghemat 0,3 miliar meter kubik air dibandingkan dengan scenario BAU (tidak menerapkan 5R) pada tahun 2030 Penambahan 1,6 juta pekerjaan bersih pada tahun 2030, yang 90% di antaranya adalah untuk perempuan • Ekonomi Sirkular lebih dari sekadar pengelolaan limbah • Indikator lingkungan juga melihat aspek Penurunan Emisi CO2 maupun Resource Efficiency (termasuk penggunaan air, energi, dan bahan baku).
  • 19. Mainstreaming Green Building di Indonesia: Memanfaatkan Momentum Kolaborasi Tingkat Global: COP26 dan G20 Visi Indonesia sebagai Presidensi G20 Melalui Koalisi #BuildingtoCOP26, untuk pertama kalinya dalam sejarah COP, Built Environment memiliki hari khusus, bersama Kota dan Wilayah. “Indonesia ingin G20 memberikan contoh, Indonesia ingin G20 memimpin dunia, dalam bekerja sama mengatasi perubahan iklim dan mengelola lingkungan secara berkelanjutan dengan tindakan nyata.” Penanganan perubahan iklim harus bergerak maju seiring dengan penanganan berbagai tantangan global lainnya, seperti pengentasan kemiskinan dan pencapaian target SDGs. Presiden Joko Widodo - dalam KTT G20 sesi II dengan topik perubahan iklim, energi dan lingkungan hidup di Roma Urgensi Intervensi Sektor Bangunan pada COP26 Bangunan diakui sebagai solusi penting untuk mencapai tujuan Perjanjian Paris Koalisi ini menyoroti lingkungan buatan sebagai solusi krisis iklim melalui Kampanye Race to Zero PBB Menjadi momen penting untuk membawa konsensus seputar perubahan sistemik dalam industri sektor bangunan dan konstruksi Koalisi #BuildingToCOP26 menyerukan agar emisi dari bangunan secara global dikurangi setengahnya pada tahun 2030 dan berupaya mencapai net-zero untuk semua bangunan paling lambat tahun 2050. 19
  • 20. Pendekatan Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan Pendekatan desain pembangunan infrastruktur perlu berfokus pada Memahami fungsi sistem (adanya keragaman ekosistem) Identifikasi fungsi sistem yang diharapkan dan direncanakan Identifikasi bagaimana proses tata kelola dapat digunakan dan distimulasi dalam mencapai tujuan pembangunan infrastruktur Monitoring dan evaluasi pelaksanaan pembangunan infrastruktur untuk menilai kinerja proyek dan pembelajaran masa depan
  • 21. Strategi pembangunan berdasarkan kekhasan ekosistem Peluang Building with Nature (BWN) di Kota Bima berdasarkan kekhasan ekosistem
  • 22. Penutup Pembangunan berkelanjutan dan pelestarian bumi Aspek daya dukung dan daya tampung bumi, termasuk konsep aktivitas manusia (ecological footprint) dan biokapasitas (biocapacity) akan terus diintegrasikan ke dalam rencana pembangunan Indonesia, khususnya untuk mencapai Pembangunan Berkelanjutan dan menangani perubahan iklim. Pentingnya kolaborasi multipihak nasional maupun multinasional Kerja sama dan kolaborasi antara Pemerintah, swasta, akademisi, mitra pembangunan, maupun masyarakat umum, menjadi syarat keberhasilan implementasi agenda prioritas Pembangunan Rendah Karbon dan Berketahanan Iklim. Event kolaborasi seperti COP26 dan G20 perlu dimanfaatkan secara optimal untuk mendukung inisiasi tersebut. Dorongan implementasi pembangunan infrastruktur berkelanjutan dalam kebijakan Kampanye dan peningkatan awareness akan konsep-konsep keberlanjutan dapat membantu penerapan praktiknya dalam pembangunan infrastruktur. 22
  • 23. 23 TERIMA KASIH DIREKTORAT KEHUTANAN DAN KONSERVASI SUMBER DAYA AIR Gedung Bappenas TS 2A Lantai 4 Jl Taman Suropati No. 2 Jakarta Pusat kehutanan@bappenas.go.id (021) 3926254