2. Sistem terdistribusi adalah kumpulan komputer otonomi yang dihubungkan oleh jaringan dengan
software yang dirancang untuk menghasilkan fasilitas komputerisasi terintegrasi dianggap oleh
pengguna sebagai satu sistem komputer tunggal.
Karakteristik terpenting dalam sistem terdistribusi adalah adanya jenis komputer yang berbeda dan
cara komunikasi yang berbeda juga, tanpa diketahui pengguna. Karakteristik lainnya yaitu bahwa
dalam sistem terdistribusi, pengguna dan aplikasi dapat saling berinteraksi secara konsisten dan
dengan tampilan yang sama, kapanpun dan dimanapun mereka mengaksesnya.
DEFINISI SISTEM TERDISTRIBUSI
3. Aplikasi dapat berjalan secara bersamaan pada prosesor yang berbeda.
Karakteristik lain juga yaitu pengaksesan hardware atau software dapat dilakukan
secara bersamaan. Hal ini dapat menyebabkan kesulitan dalam mensinkronisasi
semua perangkat yang terlibat (no global clock).
Infrastruktur dalam sistem terdistribusi adalah :
1. Jaringan komputer
2. Berbagai perangkat keras dan perangkat lunak
3. User yang saling terkait dalam jaringan
4. 1. Konkurensi, yang dimaksud dengan konkurensi adalah sistem atau program yang berjalan bersama-
sama, konkurensi pada sistem terdistribusi adalah suatu karakteristik yang dimiliki oleh sistem
terdistribusi dimana sifatnya setiap komputer atau aplikasi dapat melakukan pekerjaan masing-masing
tanpa terjadi konflik pada pekerjaannya.
2. Tidak ada / Keterbatasan Global Clock, yaitu Setiap komputer memiliki clock yang berbeda dalam
sistem terdistribusi. Agar tidak terjadi konflik maka diperlukan koordinasi agar tidak terjadi konflik clock
antar komputer. Saat program membutuhkan koordinasi antar komputer, dilakukan proses pertukaran
pesan antar komputer.
3. Kegagalan Independent, yaitu: komputer atau sistem dapat mengalami kegagalan atau kerusakan akan
sangat merepotkan apabila kerusakan pada 1 komputer atau 1 sistem akan mempengaruhi semua
komputer/sistem. Oleh karena itu apabila terdapat komponen yang rusak atau gagal, kerusakan tidak
meyebar ke komponen lainnya.
KARAKTERISTIK SISTEM TERDISTRIBUSI
5. MODEL SISTEM TEDISTRIBUSI
Sistem terdistribusi memiliki model – model sebagai berikut :
A. Model Arsitektur (Architectural Model)
Di dalam model arsitektur memiliki cara kerja sistem terdistribusi antara komponen – komponen sistem
dana bagaimana komponen tersebut berada pada sistem terdistribusi. Yaitu,
1. Client Server Model
Server merupakan sistem yang terdiri dari kumpulan – kumpulan proses dan memberikan layanan kepada
pengguna yang disebut client. Model client – server ini biasanya berbasiskan protokol request atau reply.
Contoh, RPC (Remote Procedure Calling) serta RMI (Remote Method Invocation) yaitu, client mengirimkan
request berupa pesan pada server guna mengekses suatu service. Lalu server menerima pesan tersebut dan
mengeksekusi permintaan client tadi dan membalas hasil kepada client.
6. 2. Proxy Server
Model ini menyediakan hasil replikasi (copy) dari resource yang diatur dari server lain. Biasannya,
proxy server digunakan untuk menyimpan hasil copy web resources. Saat client melakukan
permintaan pada server, hal yang pertama dikerjakan adalah mengecek proxy server apakah yang
diminta oleh client terdapat pada proxy server. Proxy server dapat diletakkan pada setiap client atau
dapat juga dipakai bersama oleh beberapa client. Hal ini dilakuakan guna meningkatkan performansi
dan availability dengan mencegah frekuensi akses ke server.
7. 3. Peer Process
Pada model ini, semua objek (proses) memiliki peran yang sama misalnya proses berinteraksi tanpa
adanya perbedaan antara client maupun server. Pola komunikasi yang dipakai berdasarkan aplikasi
yang digunakan, dan merupakan model yang paling umum dan fleksibel.
8. Model Interaksi (Interaction Models)
Sistem terdistribusi dalam model interaksi terbagi menjadi dua bagian, yaitu :
1. Synchronous Distributed System
Pada batas atas dan batas bawah sistem ini waktu pengeksekusian dapat di atur , pesan yang dikirim
maupun diterima dalam waktu yang sudah ditentukan,serta fluktuasi ukuran antara waktu local berada
dalam suatu batasan. Dalam beberapa hal yang harus di perhatikan yaitu sistem ini terdapat satu waktu
global, hanya sistem ini yang dapat memprediksi perilaku(waktu), juga sistem ini dimungkinkan dan
aman untuk mengunakan mekanisme timeout untuk mendeteksi kesalahan dalam proses komunikasi.
2. Asynchronous Distributed System
Banyak sistem terdistribusi yang menggunakan model interaksi ini (termasuk Internet)
Tidak ada batasan dalam waktu pengkeksekusian.
Tidak ada batasan dalam delay transmission (penundaan pengiriman)
Tidak ada batasan terhadap fluktuasi waktu local.
Asynchronous system secara praktek lebih banyak digunakan
9. 3. Model Kegagalan (Failure Models)
Dalam model kegagalan dapat terjadi proses atau kanal komunikasi serta dibutuhkan dalam
membangun suatu sistem dengan prediksi terhadap kegagalan-kegagalan yang mungkin terjadi.
Penyebabnya bersal dari hardware ataupun software.
Berikut 3 model kemungkinan kegagalan, yaitu :
a. Omission Failures
Omission failures adalah ketika prosesor dan kanal komunikasi mengalami kegagalan dalam melakukan
hal yang seharusnya dikerjakan. Suatu proses dikatakan tidak memiliki omission failures jika terlambat
tetapi pada akhirnya tetap terseksekusi dan aksi juga tereksekusi walaupun terjadi kesalahan pada hasil.
Dengan menggunanakan synchronous system, omission failures dapat terdeteksi dengan timeouts.
Ketika yakin bahwa pesan yang dikirim akan sampai, timeout menandakan bahwa proses pengiriman
rusak. Contoh, fail – stop behavior pada sistem.
b. Arbitary Failures
Merupakan kegagalan yang paling buruk dalam sebuah sistem. Tahapan proses atau komunikasi
diabaikan karena tidak diharapkan terjadi pengeksekusian. Dengan itu, hasil yang diharapkan tidak
terjadi mengeluarkan hasil yang salah.
c. Timing Failures
Kemungkinan ini dapat terjadi pada synchronous system, ketika batas waktu diatur untuk eksekusi proses
proses , komunikasi dan fluktuasi waktu. Timing failures mungkin terjadi bila waktu yang telah ditentukan
10. CIRI-CIRI SISTEM TERDISTRIBUSI
1. Data disimpan di sejumlah tempat
2. Prosessor pada tempat yang berbeda tersebut dihubungkan dengan jaringan computer
3. Sistem basis data terdistribusi bukan terdiri dari sekumpulan file yang berada pada
berbagai tempat tetapi pada sebuah basis data di berbagai tempat
4. Setiap tempat secara mandiri memproses permintaan user yang membutuhkan akses ke
data di tempat tersebut dan juga mampu untuk memproses data yang tersimpan di
tempat lain.
11. TUJUAN SISTEM TERDISTRIBUSI
1. Making resources accesible (membuat sumber daya dapat diakses).
Tujuan utama sistem terdistribusi yaitu untuk memudahkan pengguna dalam mengakses
sumber daya jarak jauh secara bersama-sama dengan terkontrol dan efisien. Dengan semakin
meningkatnya konektivitas dan akses untuk dapat saling berbagi, peningkatan keamanan juga
menjadi hal yang sangat penting.
2. Openness (Keterbukaan).
Sistem distribusi terbuka adalah suatu sistem yang menawarkan layanan sesuai dengan
aturan standar yang menjelaskan sintak dan semantik dari layanan. Dalam sistem terdistribusi,
layanan spesifikasi secara umum dalam tampilan antarmuka, yang sering disebut Interface
Definition Language (IDL). Kunci aspek openness adalah antarmuka standar dan protokol
serta mendukung keberagaman.
12. KEUNTUNGAN DATABASE TERDISTRIBUSI
1. Pengawasan distribusi dan pengambilan data
Jika beberpa site yg berbeda dihubungkan seorang pemakai yg berada pada satu site dapat mengakses
data pada site lain. Contoh : sistem distribusi pada sebuah bank memungkinkan seorang pemakai pada
salah satu cabang dapat mengakses data cabang lain.
2. Reliability dan availability
Sistem distribusi dapat terus menerus berfungsi dalam menghadapi kegagalan dari site sendiri atau mata
rantai komunikasi antar site.
3. Kecepatan pemrosesan query
Contoh : jika site-site gagal dalam sebuah sistem terdistribusi site lain dapat melanjutkan operasi jika data
telah direplikasi pada beberapa site.
4. Otonomi lokal
Pendistribusian sistem mengijinkan sekelompok individu dalam sebuah perusahaan utk melatih
pengawasan lokal melalui data mereka sendiri. Dengan kemampuan ini dapat mengurangi ketergantungan
pada pusat pemrosesan.
5. Efisiensi dan fleksibel
Data dalam sistem distribusi dapat disimpan dekat dgn titik diman data tersebut dipergunakan. Data dapat
secara dinamik bergerak atau disain atau salinan dapat dihapus.
13. KERUGIAN DATABASE TERDISTRIBUSI
1. Harga software mahal
Hal ini disebabkan sangat sulit untuk membuat sistem database distribusi.
2. Kemungkinan kesalahan lebih besar
Site-site beroperasi secara paralel sehingga lebih sulit untuk menjamin kebenaran dan algoritma.
Ada kesalahan mungkin tak dapat diketahui.
3. Biaya pemrosesan tinggi
Perubahan pesan dan penambahan perhitungan dibutuhkan untuk mencapai koordinasi antar
site.