Bevacizumab is a type of targeted cancer drug treatment. It is also known as Avastin. It is a treatment for a number of different cancer types. You pronounce bevacizumab as bev-a-ciz-oo-mab. Depending on your cancer type, you might have bevacizumab in combination with another drug.
Dokumen tersebut membahas tentang kemoterapi sebagai salah satu penatalaksanaan kanker. Kemoterapi merupakan pengobatan sistemik yang menggunakan obat kimia untuk membunuh sel-sel kanker dengan menghambat pembelahan sel. Dokumen juga menjelaskan prosedur pemberian kemoterapi, efek sampingnya, dan pentingnya terapi suportif untuk mengatasi efek samping tersebut.
Gagasan ini menawarkan terapi regenerasi untuk sirosis hati akibat hepatitis b kronik menggunakan sel punca hMSCs yang dimodifikasi secara genetik untuk meningkatkan ekspresi protein VEGF. Selanjutnya sel punca ditambahkan AIBP-mediated cholesterol efflux dan GSH. Terapi ini dinamakan Hepabstem. Tujuannya adalah mencegah dan mengobati sirosis hati sekunder pada hepatitis b kronik sebagai terapi baru berpotensi dalam bentuk regenerative medicine
Dokumen tersebut membahas tentang kemoterapi sebagai salah satu penatalaksanaan kanker. Kemoterapi merupakan pengobatan sistemik yang menggunakan obat kimia untuk membunuh sel-sel kanker dengan menghambat pembelahan sel. Dokumen juga menjelaskan prosedur pemberian kemoterapi, efek sampingnya, dan pentingnya terapi suportif untuk mengatasi efek samping tersebut.
Gagasan ini menawarkan terapi regenerasi untuk sirosis hati akibat hepatitis b kronik menggunakan sel punca hMSCs yang dimodifikasi secara genetik untuk meningkatkan ekspresi protein VEGF. Selanjutnya sel punca ditambahkan AIBP-mediated cholesterol efflux dan GSH. Terapi ini dinamakan Hepabstem. Tujuannya adalah mencegah dan mengobati sirosis hati sekunder pada hepatitis b kronik sebagai terapi baru berpotensi dalam bentuk regenerative medicine
1. Artikel menjelaskan enam ciri utama (hallmarks) sel kanker yang mengatur transformasi sel normal menjadi sel kanker, yaitu kemandirian sinyal pertumbuhan, ketidakpekaan terhadap sinyal anti-pertumbuhan, menghindari apoptosis, potensi replikatif tak terbatas, angiogenesis yang berkelanjutan, serta invasi jaringan dan metastasis.
2. Pada tahun 2011, empat ciri baru ditambahkan yaitu deregulated metabolism, ketidakstabilan DNA gen
Kasus ini membahas seorang perempuan usia 34 tahun dengan keluhan buang air besar berdarah dan nyeri perut. Pemeriksaan kolonoskopi menemukan kolitis kronis dan tumor kolon yang didiagnosis sebagai adenokarsinoma. Pasien kemudian menjalani operasi reseksi tumor dan direncanakan kemoterapi lanjutan.
Liposarkoma adalah kanker jaringan lunak yang berasal dari jaringan lemak. Terapi baru untuk liposarkoma lanjut atau metastatik adalah eribulin, sebuah agen penghambat mikrotubulus. Eribulin telah disetujui untuk pengobatan liposarkoma yang tidak dapat dioperasi atau sudah metastatik setelah kemoterapi berbasis antrasiklin. Eribulin meningkatkan kelangsungan hidup pasien liposarkoma dengan efek samping yang d
Kanker serviks adalah kanker yang berawal dari sel-sel di leher rahim. Kanker ini biasanya berkembang secara perlahan dan baru menunjukkan gejala ketika sudah memasuki stadium lanjut. Kanker serviks dapat disembuhkan apabila terdeteksi sejak dini dan mendapat penanganan yang tepat seperti pembedahan, kemoterapi, atau radioterapi sesuai dengan stadiumnya.
Obat-obatan adalah sumber umum cedera ginjal akut. Dibandingkan dengan 30 tahun yang lalu, rata-rata pasien saat ini lebih tua, memiliki lebih banyak penyakit penyerta, dan terpapar lebih banyak prosedur diagnostik dan terapeutik yang berpotensi merusak fungsi ginjal. Obat yang terbukti menyebabkan nefrotoksisitas mengerahkan efek toksiknya melalui satu atau lebih mekanisme patogenik umum. Nefrotoksisitas yang diinduksi obat cenderung lebih umum di antara pasien tertentu dan dalam situasi klinis tertentu. Oleh karena itu, pencegahan yang berhasil membutuhkan pengetahuan tentang mekanisme patogenik cedera ginjal, faktor risiko terkait pasien, faktor risiko terkait obat, dan tindakan pencegahan, ditambah dengan kewaspadaan dan intervensi dini.
Rare Gingival Metastasis by Hepatocellular Carcinoma: A Case ReportNabilah Kusuma
1. Laporan kasus metastasis hepatocellular carcinoma (HCC) langka ke gingiva pasien laki-laki berusia 60 tahun dengan riwayat hepatitis B dan sirosis hati.
2. Biopsi nodul gingiva mengonfirmasi diagnosis metastasis HCC.
3. Prognosis pasien sangat buruk dengan rata-rata kelangsungan hidup 7 bulan sejak munculnya metastasis gingiva
Kanker gaster tipe intestinal memperlihatkan progresi klasik karsinogenesis yang mirip dengan kanker kolon. Paparan dari lingkungan (contohnya diet tinggi garam, diet rendah vitamin C/E, infeksi H. Pylori) mengakibatkan terjadinya gastritis superfisial kronik, yang kemudian akan berprogresi dari atrophic gastritis ke intestinal metaplasia, dysplasia, dan akhirnya kanker.
Dokumen tersebut membahas terapi nutrisi yang penting untuk pasien kanker untuk mencegah malnutrisi. Kanker dan pengobatannya dapat menyebabkan anoreksia dan cacheksia, dua penyebab utama malnutrisi pada pasien kanker, yang perlu diatasi dengan terapi nutrisi yang tepat seperti suplemen makanan kaya zat gizi.
Dokumen tersebut membahas tentang deep vein thrombosis (DVT) yang merupakan kondisi terbentuknya bekuan darah pada lumen vena dalam. DVT dapat disebabkan oleh disfungsi endotel pembuluh darah, hiperkoagulabilitas, dan gangguan aliran darah vena. Faktor risiko DVT meliputi usia tua, imobilitas, trauma, hiperkoagulabilitas, obesitas, kehamilan, dan obat-obatan. Manifestasi klinisnya tidak sp
Ulcerative colitis explanation, management and therapyYuliaDjatiwardani2
A chronic, inflammatory bowel disease that causes inflammation in the digestive tract.
Ulcerative colitis is usually only in the innermost lining of the large intestine (colon) and rectum. Forms range from mild to severe. Having ulcerative colitis puts a patient at increased risk of developing colon cancer.
Symptoms include rectal bleeding, bloody diarrhoea, abdominal cramps and pain.
Treatment includes medication and surgery.
Ulcerative colitis is a lifelong inflammatory disease affecting the rectum and colon to a variable extent. In 2023, the prevalence of ulcerative colitis was estimated to be 5 million cases around the world, and the incidence is increasing worldwide. Ulcerative colitis is thought to occur in people with a genetic predisposition following environmental exposures; gut epithelial barrier defects, the microbiota, and a dysregulated immune response are strongly implicated. Patients usually present with bloody diarrhoea, and the diagnosis is based on a combination of clinical, biological, endoscopic, and histological findings. The aim of medical management is, first, to induce a rapid clinical response and normalise biomarkers and, second, to maintain clinical remission and reach endoscopic normalisation to prevent long-term disability. Treatments for inducing remission include 5-aminosalicylic acid drugs and corticosteroids. Maintenance treatments include 5-aminosalicylic acid drugs, thiopurines, biologics (eg, anti-cytokines and anti-integrins), and small molecules (Janus kinase inhibitors and sphingosine-1-phosphate receptor modulators). Although the therapeutic options are expanding, 10–20% of patients still require proctocolectomy for medically refractory disease. The keys to breaking through this therapeutic ceiling might be the combination of therapeutics with precision and personalised medicine.
Contenu connexe
Similaire à The Role of Bevacizumab in cancer clinical setting
1. Artikel menjelaskan enam ciri utama (hallmarks) sel kanker yang mengatur transformasi sel normal menjadi sel kanker, yaitu kemandirian sinyal pertumbuhan, ketidakpekaan terhadap sinyal anti-pertumbuhan, menghindari apoptosis, potensi replikatif tak terbatas, angiogenesis yang berkelanjutan, serta invasi jaringan dan metastasis.
2. Pada tahun 2011, empat ciri baru ditambahkan yaitu deregulated metabolism, ketidakstabilan DNA gen
Kasus ini membahas seorang perempuan usia 34 tahun dengan keluhan buang air besar berdarah dan nyeri perut. Pemeriksaan kolonoskopi menemukan kolitis kronis dan tumor kolon yang didiagnosis sebagai adenokarsinoma. Pasien kemudian menjalani operasi reseksi tumor dan direncanakan kemoterapi lanjutan.
Liposarkoma adalah kanker jaringan lunak yang berasal dari jaringan lemak. Terapi baru untuk liposarkoma lanjut atau metastatik adalah eribulin, sebuah agen penghambat mikrotubulus. Eribulin telah disetujui untuk pengobatan liposarkoma yang tidak dapat dioperasi atau sudah metastatik setelah kemoterapi berbasis antrasiklin. Eribulin meningkatkan kelangsungan hidup pasien liposarkoma dengan efek samping yang d
Kanker serviks adalah kanker yang berawal dari sel-sel di leher rahim. Kanker ini biasanya berkembang secara perlahan dan baru menunjukkan gejala ketika sudah memasuki stadium lanjut. Kanker serviks dapat disembuhkan apabila terdeteksi sejak dini dan mendapat penanganan yang tepat seperti pembedahan, kemoterapi, atau radioterapi sesuai dengan stadiumnya.
Obat-obatan adalah sumber umum cedera ginjal akut. Dibandingkan dengan 30 tahun yang lalu, rata-rata pasien saat ini lebih tua, memiliki lebih banyak penyakit penyerta, dan terpapar lebih banyak prosedur diagnostik dan terapeutik yang berpotensi merusak fungsi ginjal. Obat yang terbukti menyebabkan nefrotoksisitas mengerahkan efek toksiknya melalui satu atau lebih mekanisme patogenik umum. Nefrotoksisitas yang diinduksi obat cenderung lebih umum di antara pasien tertentu dan dalam situasi klinis tertentu. Oleh karena itu, pencegahan yang berhasil membutuhkan pengetahuan tentang mekanisme patogenik cedera ginjal, faktor risiko terkait pasien, faktor risiko terkait obat, dan tindakan pencegahan, ditambah dengan kewaspadaan dan intervensi dini.
Rare Gingival Metastasis by Hepatocellular Carcinoma: A Case ReportNabilah Kusuma
1. Laporan kasus metastasis hepatocellular carcinoma (HCC) langka ke gingiva pasien laki-laki berusia 60 tahun dengan riwayat hepatitis B dan sirosis hati.
2. Biopsi nodul gingiva mengonfirmasi diagnosis metastasis HCC.
3. Prognosis pasien sangat buruk dengan rata-rata kelangsungan hidup 7 bulan sejak munculnya metastasis gingiva
Kanker gaster tipe intestinal memperlihatkan progresi klasik karsinogenesis yang mirip dengan kanker kolon. Paparan dari lingkungan (contohnya diet tinggi garam, diet rendah vitamin C/E, infeksi H. Pylori) mengakibatkan terjadinya gastritis superfisial kronik, yang kemudian akan berprogresi dari atrophic gastritis ke intestinal metaplasia, dysplasia, dan akhirnya kanker.
Dokumen tersebut membahas terapi nutrisi yang penting untuk pasien kanker untuk mencegah malnutrisi. Kanker dan pengobatannya dapat menyebabkan anoreksia dan cacheksia, dua penyebab utama malnutrisi pada pasien kanker, yang perlu diatasi dengan terapi nutrisi yang tepat seperti suplemen makanan kaya zat gizi.
Dokumen tersebut membahas tentang deep vein thrombosis (DVT) yang merupakan kondisi terbentuknya bekuan darah pada lumen vena dalam. DVT dapat disebabkan oleh disfungsi endotel pembuluh darah, hiperkoagulabilitas, dan gangguan aliran darah vena. Faktor risiko DVT meliputi usia tua, imobilitas, trauma, hiperkoagulabilitas, obesitas, kehamilan, dan obat-obatan. Manifestasi klinisnya tidak sp
Ulcerative colitis explanation, management and therapyYuliaDjatiwardani2
A chronic, inflammatory bowel disease that causes inflammation in the digestive tract.
Ulcerative colitis is usually only in the innermost lining of the large intestine (colon) and rectum. Forms range from mild to severe. Having ulcerative colitis puts a patient at increased risk of developing colon cancer.
Symptoms include rectal bleeding, bloody diarrhoea, abdominal cramps and pain.
Treatment includes medication and surgery.
Ulcerative colitis is a lifelong inflammatory disease affecting the rectum and colon to a variable extent. In 2023, the prevalence of ulcerative colitis was estimated to be 5 million cases around the world, and the incidence is increasing worldwide. Ulcerative colitis is thought to occur in people with a genetic predisposition following environmental exposures; gut epithelial barrier defects, the microbiota, and a dysregulated immune response are strongly implicated. Patients usually present with bloody diarrhoea, and the diagnosis is based on a combination of clinical, biological, endoscopic, and histological findings. The aim of medical management is, first, to induce a rapid clinical response and normalise biomarkers and, second, to maintain clinical remission and reach endoscopic normalisation to prevent long-term disability. Treatments for inducing remission include 5-aminosalicylic acid drugs and corticosteroids. Maintenance treatments include 5-aminosalicylic acid drugs, thiopurines, biologics (eg, anti-cytokines and anti-integrins), and small molecules (Janus kinase inhibitors and sphingosine-1-phosphate receptor modulators). Although the therapeutic options are expanding, 10–20% of patients still require proctocolectomy for medically refractory disease. The keys to breaking through this therapeutic ceiling might be the combination of therapeutics with precision and personalised medicine.
Overactive bladder happens mostly in women but may occur in men. Ageing, an enlarged prostate and diabetes are all risk factors.
The urge to urinate may be difficult to control and lead to the involuntary loss of urine (incontinence). It may be embarrassing or limit activity.
Treatments such as pelvic floor muscle exercises, medication and nerve stimulation can reduce or eliminate symptoms.
Dapagliflozin mechanism of action in weight loss effectYuliaDjatiwardani2
Dapagliflozin, sold under the brand names Farxiga and Forxiga among others, is a medication used to treat type 2 diabetes. It is also used to treat adults with heart failure and chronic kidney disease. it also can induce weight loss
Berikut ini adalah tindakan pertolongan pertama yang sebaiknya Anda lakukan dalam perawatan luka:
Mencuci tangan. Sebelum mulai membersihkan luka, cuci tangan dengan sabun dan air mengalir. ...
Tekan sisa bagian kulit yang berdarah. ...
Bersihkan luka dengan air. ...
Oleskan petroleum jelly atau salep antibiotic. ...
Tutupi dengan perban.
Management of Fungal Infection with Voriconazole Ppt.pptxYuliaDjatiwardani2
Antifungal Therapy.
Voriconazole is used to treat serious fungal or yeast infections, such as aspergillosis (fungal infection in the lungs), candidemia (fungal infection in the blood), esophageal candidiasis (candida esophagitis), or other fungal infections (infections in the skin, stomach, kidney, bladder, or wounds).
Sugammadex is a modified gamma-cyclodextrin that is used to reverse steroidal non-depolarizing neuromuscular blocking drugs rocuronium and vecuronium. Residual neuromuscular blockade is common after surgery, with an estimated 30 to 60% incidence in the recovery room.
A cancer that begins in the lungs and most often occurs in people who smoke.
Two major types of lung cancer are non-small cell lung cancer and small cell lung cancer. Causes of lung cancer include smoking, second-hand smoke, exposure to certain toxins and family history.
Symptoms include a cough (often with blood), chest pain, wheezing and weight loss. These symptoms often don't appear until the cancer is advanced.
Treatments vary but may include surgery, chemotherapy, radiation therapy, targeted drug therapy and immunotherapy.
Clinical trials are medical research studies conducted on human subjects. The human subjects are assigned to one or more interventions, and the investigators evaluate the effects of those interventions. The progress and results of clinical trials are analyzed statistically. The aim of statistical analysis in a randomized clinical trial is the comparison of the benefit of treatment compared to control or other groups. This enables medical researchers to analyze the entirety of primary and secondary-use patient data records for unparalleled epidemiological and clinical data. One of the main components of the analysis is the statistical analysis plan (SAP). This plan ensures that the analyses to evaluate all planned study hypotheses. So this explanation in presentation talk about : How to do clinical trials.
The document provides guidance on assessing and managing acute agitation. It defines agitation and related terms. Common causes of agitation include medical conditions, substance use, and primary psychiatric disorders like schizophrenia, bipolar disorder, and dementia. A case example is presented of a man with possible substance withdrawal, delirium, or exacerbation of bipolar disorder. Laboratory results are reviewed. Non-pharmacological and pharmacological approaches are described for reducing agitation in medical settings.
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFratnawulokt
Peningkatan status kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu hal prioritas di Indonesia. Status derajat kesehatan ibu dan anak sendiri dapat dinilai dari jumlah AKI dan AKB. Pemerintah berupaya menerapkan program Sustainable Development Goals (SDGs) dengan harapan dapat menekan AKI dan AKB, tetapi kenyataannya masih tinggi sehingga tujuan dari penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dari ibu hamil trimester III sampai KB.
Metode penelitian menggunakan Continuity of Care dengan pendokumentasian SOAP Notes. Subjek penelitian Ny. “H” usia 34 tahun masa kehamilan Trimester III hingga KB di PMB E Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung.
Hasil asuhan selama masa kehamilan trimester III tidak ada komplikasi pada Ny. “E”. Masa persalinan berjalan lancar meskipun terdapat kesenjangan dimana IMD dilakukan kurang dari 1 jam. Kunjungan neonatus hingga nifas normal tidak ada komplikasi, metode kontrasepsi memilih KB implant.
Kesimpulan asuhan pada Ny. “H” ditemukan kesenjangan antara kenyataan dan teori di penatalaksanaan, tetapi dalam pemberian asuhan ini kesenjangan masih dalam batas normal. Asuhan kebidanan ini diberikan untuk membantu mengurangi kemungkinan terjadi komplikasi pada saat masa kehamilan hingga KB.
5. Resection
Maximizing Overall Survival (OS),
while maintaining Quality of Life (QOL)
Treatment
strategy
Treatment
goal
Curative
surgery
Classification
Upfront
resectable
Most patients with mCRC have initially unresectable disease at first
presentation: increasing OS is the primary treatment goal
Potentially
resectable
Permanently
unresectable
Chemotherapy +
biologic
Chemotherapy +
biologic
Relapse
Initially unresectable
17
https://www.annalsofoncology.org/article/S0923-7534%2822%2904192-8/fulltext
6. Median OS
Time
(months)
5-FU
3
0
Irinotecan1
Capecitabine2
Oxaliplatin3
Bevacizumab4
1980s
BSC
1990s 2000s 2010
Cetuximab5,6
Panitumumab7
Aflibercept8
Regorafenib9
2
0
1
0
0
Past 3 decades, advances Rx of mCRC
have led to improved OS…
1. Cunningham, et al. Lancet 1998; 2. Van Cutsem, et al. BJC 2004
3. Rothenberg, et al. JCO 2003; 4. Hurwitz, et al. NEJM 2004
5. Cunningham, et al. NEJM 2004; 6. Van Cutsem, et al. NEJM 2009
7. Van Cutsem, et al. JCO 2007; 8. Van Cutsem, et al. JCO 2012
9. Grothey, et al. Lancet 2012
13
7. mCRC Treatment Decision Recommendations : First Line
2L
1L 3L 4L
RAS
mutation
RAS
wild type
RAS
wild type
RAS
wild type
Chemo +
anti-VEGF
Chemo +
anti-VEGF
Chemo +
anti-VEGF
Chemo +
anti-VEGF
Chemo +
anti-VEGF
Chemo +
anti-EGFR
Chemo +
anti-EGFR
Chemo +
anti-VEGF
Chemo +
anti-EGFR
Other
anticancer
therapy, BSC, or
clinical trial
Other
anticancer
therapy, BSC, or
clinical trial
Other
anticancer
therapy, BSC, or
clinical trial
Other
anticancer
therapy, BSC, or
clinical trial
REGORAFENIB
or TAS-102
Left-sided
cancers only
Anti-VEGF Anti-EGFR
Bevacizumab Cetuximab
Panitumumab
van Cutsem. Ann Oncol. 2016;27:1386.
Regorafenib
or TAS-102
Regorafenib
or TAS-102
Regorafenib
or TAS-102
Slide credit: clinicaloptions.com
8. 3
Adalah terapi kanker yang menggunakan obat-obatan yang dirancang
untuk menargetkan molekul spesifik dari sel kanker sehingga dapat
menghambat pertumbuhan, progresifitas dan metastasis dari kanker.
Terapi target disebut juga molecularly targeted therapies atau
precision medicines, karena obat dibuat untuk secara tepat
menargetkan perubahan atau zat tertentu pada sel kanker.
TERAPI TARGET
9. • Terapi target dapat memblokir atau mematikan sinyal yang
dibutuhkan sel
• kanker untuk tumbuh ataupun dapat memberi sinyal untuk
menghancurkan dirinya sendiri.
• Terapi target dapat bekerja pada sel kanker dengan secara
langsung menghambat proliferasi, diferensiasi, dan migrasi sel.
• Lingkungan mikro tumor, termasuk pembuluh darah lokal dan
sel imun, mungkin juga diubah oleh terapi target untuk
menghambat pertumbuhan tumor dan mengaktifkan sistem
kekebalan tubuh untuk menghancurkan sel kanker.
10.
11.
12. VASCULAR ENDOTHELIAL GROWTH FACTOR (VEGF) INHIBIROR
• Angiogenesis, suatu proses fisiologis dimana pembuluh baru
terbentuk atau dibentuk ulang dari pembuluh darah yang
ada yang memainkan peran penting dalam inisiasi tumor,
pertumbuhan, dan metastasis.
• Angiogenesis juga berada di bawah regulasi kompleks yang
melibatkan berbagai faktor proangiogenik dan
antiangiogenik.
13. VASCULAR ENDOTHELIAL GROWTH FACTOR (VEGF) INHIBIROR
• Enam kelas VEGF telah diketahui antara lain VEGF-A,
Placental Growth Factor (PIGF), VEGF-B, VEGF-C, VEGF-D,
dan VEGF-E. VEGF-A, VEGF-B, dan PIGF berkontribusi
terutama pada angiogenesis, sedangkan VEGF-C dan VEGF-D
cenderung meregulasi limfangiogenesis.
• Vascular endothelial growth factor receptor (VEGFR) dibagi
menjadi tiga jenis, VEGFR-1, VEGFR-2, dan VEGFR-3. VEGF
akan berinteraksi VEGFR sehingga menstimulasi proliferasi,
migrasi, ketahanan, dan permeabilisasi sel endotel.
14. VASCULAR ENDOTHELIAL GROWTH FACTOR (VEGF) INHIBIROR
• VEGF-A dan VEGF-B terutama berikatan dengan VEGFR-1 dan
VEGFR-2, yang sebagian besar diekspresikan pada sel
endotel vaskular dan pada beberapa sel nonendotel.
• VEGFR-3 terikat oleh VEGF-C dan VEGF-D dengan afinitas
terbesar dan diekspresikan pada sel limfatik endotel.
15. VASCULAR ENDOTHELIAL GROWTH FACTOR (VEGF) INHIBIROR
VEGF mempromosikan angiogenesis melalui beberapa mekanisme,
yaitu :
• Peningkatan permeabilitas dari pembuluh yang ada (peristiwa awal
dalam angiogenesis).
• Sel endotel vaskular mengalami proliferasi dan kelangsungan hidup
yang lebih besar.
• Migrasi yang lebih besar dan invasi sel endotel, melalui perubahan
adhesi sel dan ekspresi yang lebih besar dari protease ekstraseluler.
16.
17. BEVACIZUMAB
• Bevacizumab merupakan human monoclonal antibody yang menargetkan
VEGF-A, yang menjadi faktor pertumbuhan penting untuk proses
angiogenesis jaringan tumor sehingga tumor dapat tumbuh.
• Obat ini bekerja dengan cara menghambat aktivitas protein Vascular
Endothelial Growth Factor atau protein VEGF.
• Bevacizumab menyebabkan menghambat perkembangan penyakit
metastatik dan mengurangi permeabilitas mikrovaskuler pada tumor.
• Bevacizumab menghambat pengikatan VEGF ke reseptornya, Flt-1 dan
KDR, pada permukaan sel endotel.
• Menetralkan aktivitas biologis VEGF mengurangi vaskularisasi tumor,
sehingga menghambat pertumbuhan tumor.
18. BEVACIZUMAB
Penghambatan sinyal VEGF oleh bevacizumab dapat mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan tumor melalui beberapa mekanisme, yaitu :
• Menghambat pertumbuhan pembuluh baru.
• Regression pembuluh darah yang baru terbentuk.
• Mengubah fungsi vaskular dan aliran darah tumor (normalisasi pembuluh
darah untuk sementara meningkatkan pengiriman dan meningkatkan manfaat
agen sitotoksik).
• Efek langsung pada sel tumor.
19. BEVACIZUMAB
• Uji penting berdasarkan terapi antiangiogenik untuk kanker
kolorektal dimulai pada tahun 2004, yang terdiri dari uji
AVF2107 fase II dan III, yang menegaskan keunggulan
kemoterapi FOLFIRI ditambah bevacizumab dibanding
kemoterapi plus plasebo.
• Bevacizumab menurut uji AVF2107, meningkatkan PFS dan
OS pada kanker kolorektal metastasis.
20. BEVACIZUMAB
• Penelitian lebih lanjut menemukan bahwa pasien dengan mutasi
KRAS dan mereka dengan genotipe tipe-wild dapat mengambil
manfaat dari bevacizumab.
• Tumor kolon sisi kiri dan kanan merespon dengan baik terhadap
bevacizumab. Dua uji independen menyatakan tidak ada perbedaan
dalam hal manfaat terhadap FOLFOX dan FOLFIRI yang
dikombinasikan dengan bevacizumab.
• Menariknya, regimen yang mengandung bevacizumab tampaknya
memiliki manfaat yang lebih baik dengan regimen triplet FOLFOXIRI
dibanding FOLFIRI saja, meskipun regimen doublet memiliki efek
samping yang lebih sedikit menurut uji TRIBE.
21. BEVACIZUMAB
Indikasi
• Kanker kolorektal metastasis.
• Kanker paru non small cell stadium lokal advanced, metastasis dan
recurrent.
• Kanker ovarium, tuba falopi dan peritoneal yang recurrent.
• Glioblastoma.
Dosis
• Pada kanker kolorektal 5-7,5 mg/kgbb IV, dosis tergantung kombinasi
obat yang digunakan.
22. BEVACIZUMAB
Efek Samping
• Reaksi hipersensitivitas.
• Posterior Reversible Encephalopathy Syndrome (PRES)
• Sistem hematopoietik berupa leukopenia, neutropenia, febrile neutropenia,
anemia, dan trombositopenia.
• Sistem pencernaan dapat terjadi diare, konstipasi, pendarahan dari anus, stomatitis,
perforasi saluran cerna, fistel, obstruksi usus, mual, dan muntah.
• Sistem pernapasan berupa tromboemboli paru, epistaksis, sesak napas, dan rinitis.
• Kardiovaskuler berupa hipertensi, tromboemboli arteri/vena, kardiomiopati, gagal
jantung kongestif. Pada pasien dengan hipertensi, dianjurkan untuk menghentikan
sementara terapi dengan bevacizumab untuk mencapai kontrol tekanan darah yang
memadai. Normalisasi tekanan darah dicapai dengan bantuan Angiotensin
Converting Enzyme (ACE), diuretik dan Calcium Channel Blocker.
23. BEVACIZUMAB
• Reaksi dermatologis bisa terjadi hand foot syndrome, xerosis, dan
dermatitis eksfoliatif.
• Sistem saraf dapat terjadi anoreksia, pingsan, nyeri kepala, dan mengantuk.
• Sindroma nefrotik.
• Gangguan penyembuhan luka dan anastomosis usus.
• Kelainan laboratorium diamati pada pasien yang menerima
bevacizumab dengan atau tanpa kemoterapi dapat menyebabkan
hiperglikemia, penurunan hemoglobin, hiponatremia, leukopenia,
neutropenia, trombositopenia, proteinuria, peningkatan Prothrombin Time
(PT), peningkatan International Normalized Ratio (INR), sedangkan pada
reaksi lokal dapat menyebabkan nyeri di tempat administrasi.
24. BEVACIZUMAB
• Sediaan
• Vial 100 mg/4 ml (25 mg/ml)
• Vial 400 mg/16 ml (25 mg/ml)
• Penanganan Obat
• Obat dilarutkan dengan NaCl 0,9%.
• Jangan dilarutkan dengan D5%.
• Obat jangan di kocok dan dibekukan.
• Setelah di campurkan obat stabil selama 24 jam pada suhu 2°C to 8°C.
• Bevacizumab diberikan dengan kecepatan 0,5 mg/kgbb/menit (dosis 5 mg/kgbb
lebih 10 menit dan dosis 7,5 mg/kgbb lebih 15 menit).
25. BEVACIZUMAB
• Pada pemberian pertama kali obat dihabiskan dalam waktu 90 menit
dan jika pasien dapat mentoleransi maka pemberian berikutnya
selama 60 menit dan kemudian 30 menit.
• Bevacizumab diberikan secara infus intravena dalam waktu 30-90
menit dengan dosis 5 mg/kg bila dikombinasi dengan regimen
kemoterapi siklus 2 mingguan (FOLFOX atau FOLFIRI)
• dan dosis 7,5 mg/kg bila dikombinasi dengan regimen kemoterapi
siklus 3 mingguan (CAPEOX dimana Bevacizumab diberikan sebelum
oxaliplatin).