SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  94
1
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
DENGAN METODE PROBLEM BASED LEARNING
PADA MATA PELAJARAN DASAR-DASAR PERBANKAN KELAS X AKUNTANSI 2
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa melalui model
Problem Based Learning pada mata pelajaran dasar-dasar perbankan kelas X Ak 2 SMK Negeri
4 Gorontalo. Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah Penelitian Tindakan Kelas
(Classroom Action Research). Penelitian ini dilaksanakan dengan kolaborasi antara
peneliti, guru kelas dan melibatkan partisipasi siswa.
Pemilihan metode pembelajaran yang tepat dapat berdampak positif terhadap hasil belajar
siswa akuntansi. Melalui metode ini siswa dihadapkan oleh suatu permasalahan (berupa tugas yang
diberikan). Metode ini dapat mendorong siswa untuk lebih mandiri dan bertanggung jawab terhadap
permasalahan yang diberikan. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka dicobakan metode problem
based learning pada siswa kelas X Akuntansi 2 SMK Negeri 4 Gorontalo.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar akuntansi diajar melalui problem
based learning dan hasil belajar siswa yang hanya melalui metode konvensional. Pembahasan materi
pada penelitian ini dibatasi pada dasar-dasar perbankan saja. Subyek dalam penelitian ini adalah
siswa kelas X Akuntansi 2 SMK Negeri 4 Gorontalo yang berjumlah 21 siswa . Instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah tes subjektif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar kelas eksperimen lebih tinggi
dari kelas kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa siswa yang diajar melalui problem based learning
(kelas eksperimen) memiliki hasil belajar yang lebih baik dari siswa yang diajar hanya melalui
metode konvensional (kelas kontrol). Berdasarkan penelitian ini disarankan bagi guru akuntansi
menggunakan metode problem based learning sebagai salah satu alternatif metode pembelajaran
yang dapat diterapkan untuk menambah variasi pembelajaran pada kompetensi dasar dasar
akuntansi. Bagi peneliti berikutnya dapat melakukan penelitian tentang metode PBL dalam
pembelajaran dengan mengembangkan materi yang lebih luas dan memvariasikan dengan teknik
lain.
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pendidikan merupakan faktor penentu kualitas suatu bangsa. Pendidikan bersifat dinamis
sehingga diperlukan perbaikan secara terus-menerus. Pendidikan berperan dalam menciptakan
kehidupan yang cerdas, damai, dan demokratis. Berbagai upaya dilakukan pemerintah dalam
meningkatkan kualitas pendidikan nasional, diantaranya pembaharuan kurikulum, peningkatan
kualitas tenaga pendidik, penataan manajemen pendidikan serta penerapan teknologi informasi
pendidikan.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan semua pihak dapat
memperoleh semua informasi dengan melimpah, cepat, dan mudah dari berbagai sumber
dan tempat di dunia. Dengan demikian, siswa perlu memiliki kemampuan memperoleh,
memilih, dan mengelola informasi supaya mampu bertahan pada keadaan yang selalu
berubah, tidak pasti dan kompetitif. Kemampuan ini membutuhkan pemikiran sistematis,
logis, kreatif dan kemampuan bekerja sama.
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal dimana siswa belajar dan diberikan
pengetahuan tentang bermacam-macam mata pelajaran yang akan dipelajari, diujikan dan
diberikan penilaian hasil belajarnya akan dipaparkan dalam buku rapot, yang biasanya
dinyatakan dalam huruf atau angka. Dan hasil belajar itu juga dapat digunakan dalam
kehidupan sehari-hari. Pendidikan yang bermutu yaitu pendidikan yang mampu
menghasilkan lulusan yang mempunyai kemampuan tiga aspek yaitu aspek kognitif, aspek
afektif, aspek psikomotorik.
Siswa dikatakan telah belajar jika ada perubahan pada tingkah laku dalam dirinya.
Perubahan yang dikehendaki untuk hasil belajar mencakup tiga aspek tersebut yaitu aspek
kognitif berkenaan dengan pengetahuan baru, aspek afektif berkenaan dengan
pengembangan sikap dan minat baru, aspek psikomotorik berkenaan dengan
penyempurnaan kemampuan yang dimiliki. Karena dari tiga aspek tersebut dikenal dalam
pendidikan sebagai indikator keberhasilan belajar siswa.
Keberhasilan proses pendidikan sangat tergantung pada guru sebagai ujung tombak.
Guru sebagai pengelola proses dituntut persiapannya yang 3 serba lengkap. Selain menguasai
metode-metode mengajar dan menguasai materi, seorang guru juga harus menguasai
pengetahuan lain yang dapat menunjang jauh lebih luas daripada hanya sekedar materi yang
3
diajarkan, karena gurulah yang secara langsung berhubungan dengan siswa dalam proses belajar
mengajar (Husnul Chotimah, 2010: 2).
Pembelajaran atau proses belajar mengajar merupakan suatu proses interaksi
(hubungan timbal balik) antara guru dan siswa atau pembelajar beserta unsur-unsur yang ada.
Pembelajaran merupakan bagian dari Pendidikan, yang di dalamnya ditunjang oleh berbagai
unsur-unsur pembelajaran antara lain tujuan, materi pelajaran, sarana prasarana, situasi atau
kondisi belajar, media pembelajaran, lingkungan belajar, metode pembelajaran, serta evaluasi.
Kesemua unsur-unsur pembelajaran tersebut sangat mempengaruhi keberhasilan proses belajar
mengajar untuk meningkatkan prestasi belajar siswa, Peningkatan kualitas pembelajaran dapat
diterapkan melalui proses pembelajaran dan hasil belajar siswa yang semakin baik. Seperti yang
dikemukakan oleh Titis Dwipantra (2011:63) dalam penelitiannya bahwa melalui proses
pembelajaran dan hasil belajar siswa yang semakin baik dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran. Pencapaian kualitas pembelajaran dapat dilakukan oleh guru dan siswa dalam kelas
yang saling berpatisipasi aktif. Akan tetapi, kenyataan yang ditemukan adalah guru lebih banyak
mendominasi proses pembelajaran atau guru sebagai pusat pembelajaran, sedangkan keaktifan
siswa masih belum tampak akibatnya terjadi kemacetan komunikasi. Padahal ada kecenderungan
siswa akan belajar dengan baik jika lingkungan belajarnya kondusif. Belajar akan lebih bermakna
bila siswa mengalami sendiri apa yang dipelajarinya, bukan mengetahuinya seperti yang
dikemukakan oleh Bruner yang dikutip oleh Miswanto (2011:67) bahwa belajar dilakukan dengan
usaha sendiri untuk menemukan pengetahuan yang akan menghasilkan pengetahuan yang benar-
benar bermakna.
Akuntansi merupakan salah satu bidang studi yang menduduki peranan penting
dalam pendidikan. Pelaksanaan pelajaran akuntansi dalam pendidikan diberikan mulai dari
Sekolah Menengah Atas atau Sekolah Menengah Kejuruan hingga perguruan tinggi.
Akuntansi diajarkan tidak hanya untuk mengetahui dan memahami apa yang terkandung
didalam ilmu akuntansi itu sendiri tetapi akuntansi diajarkan pada dasarnya bertujuan untuk
mengetahui atau memahami masuk atau keluarnya uang dalam suatu perusahaan.
Dalam pembelajaran akuntansi dibutuhkan keaktifan sebagai dasar untuk
pengembangan materi lebih lanjut. Hal ini sangat dipengaruhi oleh faktor model
pembelajaran yang digunakan. Pembelajaran yang pasif akan menghambat berlangsungnya
proses belajar mengajar dalam memahami suatu konsep. Oleh karena itu, dalam proses
pembelajaran akuntansi siswa dituntut benar-benar aktif sehingga daya ingat siswa tentang
apa yang telah dipelajari akan lebih baik.
Kesiapan belajar merupakan pendukung keberhasilan belajar siswa. Kesiapan belajar
adalah kondisi yang mendahului kegiatan belajar mengajar itu sendiri. Kesiapan belajar
4
terhadap apa yang akan diajarkan guru pada pertemuan nantinya dapat berdampak pada
hasil belajar siswa. Faktor lain yang dapat mempengaruhi keberhasilan belajar siswa yaitu
keaktifan siswa waktu dikelas. Kegagalan dan keberhasilan sangat bergantung pada siswa
karena setiap siswa mempunyai karakter dan sifat yang berbeda antara satu dengan yang
lain. Semakin aktif siswa dalam proses belajar mengajar, baik mandiri maupun disekolah
maka semakin baik pula tercapainya hasil belajarnya begitu pula sebaliknya.
Seperti halnya yang terjadi pada siswa Sekolah Menengah Kejuruan atau SMK. Di SMK
terdapat mata pelajaran akuntansi mengenai Dasar-Dasar Perbankan yang ditandai dengan
pemahaman siswa dalam proses pencatatan, pengklasifikasian, pengikhtisaran dan pelaporan
secara baik dan benar sehingga pada akhirnya dapat dibuktikan dengan tingginya nilai tes yang
diperoleh siswa berkaitan dengan materi tersebut. Diharapkan siswa mampu menguasai Dasar-
Dasar Perbankan dengan baik dan benar. Oleh karena itu, siswa dituntut untuk menguasai materi
tersebut secara tuntas.
Berdasarkan pengamatan dan informasi dari guru dan siswa kelas X Ak 2 SMK Negeri 4
Gorontalo terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi rendahnya kualitas pembelajaran yaitu
siswa menilai bahwa mata pelajaran akuntansi itu sulit. Hal ini mempengaruhi sikap siswa yang
kurang antusias dalam memperhatikan pelajaran sehingga siswa mudah bosan dan berbicara sendiri
ketika guru sedang mengajar. Selain itu, kurangnya interaksi antar siswa menyebabkan tidak adanya
kerjasama antar siswa pada saat menyelesaikan soal akuntansi, terlihat pada saat guru
memberikan tugas rumah, siswa lebih suka mengerjakan secara individu daripada berdiskusi atau
mengerjakan bersama-sama sehingga kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal terbatas.
Faktor lain. yang mempengaruhi rendahnya kualitas pembelajaran yakni terjadinya kemacetan
komunikasi, siswa merasa kurang percaya diri dalam mengajukan pertanyaan, berpendapat dan
berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Karena kurangnya keaktifan siswa selama proses
pembelajaran yang membuat kurangnya pemahaman siswa maka hasil belajar yang diperoleh
siswa dapat dikatakan kurang baik, hal ini tercermin dari hasil belajar siswa yang belum
mencapai batas ketuntasan yaitu 75, dengan ditandai nilai rata-rata kelas untuk mata pelajaran
akuntansi yaitu 72,90. Jadi dapat disimpulkan, rendahnya kualitas pembelajaran siswa kelas X Ak
2 SMK Negeri 4 Gorontalo disebabkan kurangnya antusias dan kurangnya keaktifan dalam proses
pembelajaran serta ketidaktuntasan hasil belajar yang diraih oleh siswa. Berdasarkan permasalahan
yang ditemukan maka perlu dilakukan pembenahan dalam pembelajaran akuntansi sehingga siswa
dapat antusias, memperhatikan pelajaran dan mampu aktif dalam bekerjasama dengan baik.
pembelajaran yang lebih mengutamakan keaktifan siswa dan memberikan kesempatan siswa dapat
mengembangkan potensi siswa secara maksimal dan meningkatkan mutu pembelajaran. Untuk itu
diperlukan suatu inovasi dalam pembelajaran sehingga mampu meningkatkan kualitas
pembelajaran.
5
Inovasi dapat diterapkan baik dari sudut pandang media pembelajaran, model pembelajaran,
ataupun metode pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang dapat menumbuhkan kualitas
pembelajaran mengenai kemandirian siswa, kerjasama siswa, dan aspek penguasaan psikomotorik
yaitu melalui penerapan model pembelajaran problem based learning pada penerapan model
pembelajaran metode ini cukup efektif dilihat dari 3 aspek yaitu aspek kemandirian, aspek
kerjasama kelompok, dan aspek penguasaan psikomotorik”.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui proses pembelajaran PBL (Problem Based
Learning) mampu meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Dasar-dasar perbankan. Rata-rata
kemampuan siswa pada siklus I sebesar 6,78, pada siklus II dengan rata-rata sebesar 8,55. Adanya
peningkatan ini menunjukkan bahwa pembelajaran PBL (Problem Based Learning) efektif untuk
melatih kemampuan siswa memahami Dasar-dasar perbankan. PBL merupakan suatu model
pembelajaran dimana sebelum proses belajar mengajar didalam kelas dimulai, siswa terlebih dahulu
diminta mengobservasi suatu fenomena. Kemudian siswa diminta untuk mencatat permasalahan
yang muncul, serta mendiskusikan permasalahan dan mencari pemecahan masalah dari
permasalahan tersebut. Setelah itu, tugas guru adalah merangsang untuk berpikir kritis dan kreatif
dalam memecahkan masalah yang ada serta mengarahkan siswa untuk bertanya, membuktikan
asumsi, dan mendengarkan perspektif yang berbeda di antara mereka.
Dari latar belakang masalah yang telah dibahas sebelumnya, peneliti merasa perlu
mengadakan suatu penelitian yang bertujuan memperbaiki prestasi belajar akuntansi siswa. Hal
itu yang menjadikan peneliti tertarik mengadakan penelitian dengan mengambil judul “UPAYA
MENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN
PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA SISWA KELAS X AKUNTANSI 2 SMK
NEGERI 4 GORONTALO TAHUN PELAJARAN 2014/2015”.
B. IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah di atas,dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut :
1) Rendahnya tingkat pencapaian prestasi belajar akuntansi siswa yang kemungkinan
disebabkan metode pembelajaran yang digunakan oleh guru kurang tepat.
2) Rendahnya tingkat pencapaian prestasi belajar akuntansi siswa yang kemungkinan
disebabkan karena faktor dari siswa yaitu kurang percaya diri dengan kemampuan
dirinya dan kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran akuntansi.
3) Rendahnya tingkat pencapaian prestasi belajar akuntansi siswa yang kemungkinan
disebabkan karena perumusan tujuan pembelajaran yang kurang jelas.
6
C. PEMBATASAN MASALAH
Dengan mempertimbangkan segi ketajaman masalah dari beberapa masalah yang
mempengaruhi prestasi belajar akuntansi siswa dan agar supaya permasalahan dan pembahasan
dalam penelitian ini lebih terarah dan jelas, maka penelitian ini memberikan batasan pada masalah
yaitu:
“Rendahnya tingkat pencapaian prestasi belajar akuntansi siswa yang kemungkinan
disebabkan metode pembelajaran yang digunakan oleh guru kurang tepat, sehingga perlunya
pemanfaatan metode yang lebih inovatif yaitu model Problem Based Learning dalam proses
pembelajaran agar dapat meningkatkan prestasi belajar siswa”.
D. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan pada pembatasan masalah yang ada, maka rumusan masalah penelitian ini
adalah sebagai berikut:
Rumusan masalah umum :
“Apakah penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat
meningkatkan prestasi belajar akuntansi pada siswa kelas X Akuntansi 2 SMK Negeri 4
Gorntalo Tahun Pelajaran 2014/2015?”
Rumusan masalah khusus :
1) Apakah penerapan model pembelajaran ProblemBased Learning (PBL) dapat meningkatkan
minat belajar akuntansi pada siswa kelas X Akuntansi 2 SMK Negeri
4 Gorontalo Tahun Pelajaran 2014/2015?
2) Apakah penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat
meningkatkan motivasi belajar akuntansi pada siswa kelas X Akuntansi 2 SMK Negeri
4 Gorontalo Tahun Pelajaran 2014/2015?
3) Apakah penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat
meningkatkan partisipasi belajar akuntansi pada siswa kelas X Akuntansi 2 SMK Negeri
4 Gorontalo Tahun Pelajaran 2014/2015?
E. TUJUAN PENELITIAN
Sesuai rumusan masalah, maka tujuan yang hendak dicapai penelitian ini adalah sebagai
berikut :
7
Tujuan umum:
”Untuk meningkatkan prestasi belajar akuntansi melalui penerapan model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada siswa kelas X Akuntansi 2 SMK
Negeri 4 Gorontalo Tahun Pelajaran 2014/2015”.
Tujuan khusus:
1) Untuk meningkatkan minat belajar akuntansi melalui penerapan model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) pada siswa kelas X Akuntansi 2 SMK Negeri 4
Gorontalo Tahun Pelajaran 2014/2015.
2) Untuk meningkatkan motivasi belajar akuntansi melalui penerapan model
pembelajaran ProblemBased Learning (PBL) pada siswa kelas X Akuntansi 2 SMK
Negeri 4 Gorontalo Tahun Pelajaran 2014/2015.
3) Untuk meningkatkan partisipasi belajar akuntansi melalui penerapan model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada siswa kelas X Akuntansi 2 SMK
Negeri 4 Gorontalo Tahun Pelajaran 2014/2015.
F. MANFAAT PENELITIAN
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah:
1. Manfaat Teoritis
a. Hasil penelitian ini dapat dipergunakan untuk referensi penelitian selanjutnya yang
relevan.
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah dan mengembangkan
pengetahuan dalam bidang pendidikan, khususnya dalam pemilihan metode
pembelajaran yang tepat.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
Memberikan kemudahan dalam mempelajari ilmu pengetahuan dan dapat
mengimplementasikan dalam bidang yang sesuai.
b. Bagi Guru
Sebagai motivasi untuk menerapkan pendekatan keterampilan proses dalam
pembelajaran untuk menghasilkan output yang berkualitas. Selain itu sebagai
media alternatif dalam mengajarkan materi yang lebih menyenangkan dan
mudah dipahami oleh siswa.
8
c. Bagi Sekolah.
Hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan yang banyak dalam rangka
perbaikan pembelajaran di dalam kelas, peningkatan kualitas sekolah yang diteliti,
dan bagi sekolah-sekolah lain.
d. Bagi Peneliti
Menambah pengetahuan dan pengalaman sebagai calon guru dapat berusaha
sejak sekarang untuk belajar menerapkan model atau metode pembelajaran
yang tepat.
9
BAB II
LANDASAN TEORI
A. TINJAUAN PUSTAKA
1. Tinjauan Proses dan hasil pembelajaran
a. Hakikat Belajar
Belajar pada hakikatnya merupakan suatu aktivitas untuk memperoleh perubahan
tingkah laku pada dirinya baik potensial maupun aktual, yaitu perubahan secara kognitif,
afektif, maupun psikomotorik. Dalam perubahan itu terbentuk kemampuan-kemampuan baru
yang dimiliki dalam waktu yang relatif lama (konstan). Serta perubahan tersebut terjadi
karena usaha sadar yang dilakukan oleh individu yang sedang belajar. Belajar merupakan proses
sepanjang hayat dan tidak terbatas pada ruang dan waktu, atau dengan kata lain belajar dapat
dilakukan dimana saja dan kapan saja. Kegiatan belajar dapat dimulai dari lingkungan keluarga,
sekolah, dan masyarakat.
Belajar merupakan proses untuk memperoleh prestasi hasil belajar. Hasil belajar
merupakan tujuan yang akan dicapai seseorang ketika ia melakukan kegiatan pembelajaran.
Nana Syaodih Sumadinata (2009: 122-123) menyatakan bahwa, “Hasil belajar yang
merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan potensi atau kapasitas yang dimiliki
seseorang yang dapat dilihat dari perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan,
kemampuan berpikir, maupun keterampilan motorik”. Sama halnya dengan Nana Sudjana
(2009: 22) berpendapat bahwa, “Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki
siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya”.
Para ahli telah menjelaskan pengertian belajar menurut sudut pandang masing-
masing, baik bentuk rumusan maupun aspek-aspek yang ditekankan dalam belajar berbeda antara
ahli yang satu dengan yang lain. Menurut Hamalik (2008:29), “Belajar merupakan suatu proses,
suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi
mengalami, hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan perubahan kelakuan”.
William Burton dalam Hamalik (2008:28) mengemukakan bahwa, “Belajar ialah suatu
proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan suatu tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.
Menurut Sardiman A M (2004:20-21), “Dalam pengertian luas, belajar dapat diartikan sebagai
kegiatan psiko-fisik menuju perkembangan pribadi seutuhnya. Kemudian dalam artian
sempit, belajar dimaksudkan sebagai sah penguasaan materi ilmu pengetahuan yang
merupakan sebagian menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya”.
Berdasarkan pendapat yang telah dikemukakan di atas maka penulis dapat menyimpulkan
bahwa pengertian belajar adalah aktivitas atau kegiatan psiko-fisik yang menimbulkan perubahan
10
pribadi seutuhnya, baik perubahan secara kognitif, afektif, maupun psikomotorik sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Pada intinya belajar adalah
perubahan menuju perkembangan ke arah yang lebih baik.
Berhasil tidaknya kegiatan belajar sangat tergantung oleh berbagai faktor yang
mempengaruhi proses belajar. Menurut Sumadi Suryabrata (2010:233) faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi proses belajar yaitu :
1) Faktor internal (faktor yang berasal dari dalam individu), yakni faktor Fisiologis
(yang bersifat jasmani) dan faktor Psikologis (yang bersifat rohani).
2) Faktor eksternal (faktor yang berasal dari luar individu), yakni kondisi lingkungan
di sekitar siswa meliputi : faktor sosial dan faktor non sosial.
b. Hakikat Mengajar
Mengajar pada dasarnya merupakan usaha untuk menciptakan kondisi atau sistem
lingkungan yang kondusif dan memungkinkan untuk berlangsungnya proses belajar. Secara sempit
mengajar dapat diartikan usaha untuk menyampaikan pengetahuan dan kebudayaan kepada
anak didik. Sehingga tujuan pengajaran hanya sebatas pada penguasaan pengetahuan dan sebagai
konsekuensinya anak didik cenderung menjadi pasif. Pengajaran berpusat pada guru (teacher
centered) berarti guru memegang posisi kunci dalam proses belajar mengajar di kelas.
Pengertian secara luas mengatakan mengajar adalah upaya menciptakan kondisi yang
kondusif untuk berlangsungnya kegiatan belajar bagi siswa. Pengertian berikut menegaskan
bahwa siswa harus bisa ikut terlibat secara aktif dalam proses belajar mengajar.
Menurut Hamalikn (2008:44), “Mengajar adalah menyampaikan pengetahuan kepada siswa didik
atau murid di sekolah”. Pendapat tersebut diperkuat oleh Nasution (2000:4) yang menyatakan
bahwa, “Mengajar adalah usaha mengorganisasi lingkungan sehingga menciptakan kondisi
belajar bagi siswa”. Lingkungan dalam pengertian ini tidak hanya ruang kelas (ruang
belajar), tetapi juga meliputi guru, alat peraga, perpustakaan, laboratorium, dan sebagainya
yang relevan dengan kegiatan belajar siswa.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa mengajar merupakan usaha
menciptakan suatu sistem belajar mengajar yang melibatkan dan mengaktifkan semua komponen
belajar mengajar yang ada, bukan hanya proses penyampaian pengetahuan, akan tetapi merupakan
kegiatan kompleks meliputi segala upaya yang mengarah pada pengertian membantu dan
membimbing siswa dalam mengembangkan semua ranah kejiwaannya ke arah perubahan yang
positif.
11
c. Hakikat Pembelajaran
Belajar dan mengajar pada dasarnya merupakan dua konsep yang tak terpisahkan yang
membentuk suatu proses interaksi antara guru dengan siswa dalam rangka mencapai tujuan yaitu
perubahan tingkah laku individu ke arah yang lebih baik. Belajar merupakan proses perubahan
tingkah laku individu ke arah yang lebih baik melalui pengalaman dan latihan. Sedangkan
mengajar merupakan usaha seorang guru untuk menyampaikan pengetahuan atau
informasi kepada siswa. Belajar dan mengajar dianggap sebagai proses karena di dalamnya
terdapat interaksi (hubungan timbal balik) antara guru dan siswa. Proses itulah yang disebut
pembelajaran.
Pembelajaran menurut Nana Sudjana (2009:28) adalah kegiatan mengatur dan
mengorganisasikan lingkungan di sekitar siswa yang dapat mendorong dan memudahkan minat
siswa melakukan kegiatan belajar. Pembelajaran terdiri atas beberapa komponen yang saling
berkaitan dan memiliki ketergantungan satu sama lain dan bekerja sama membentuk sebuah
sistem agar dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Menurut Degeng dalam
Sugiyanto (2008:1), “Daya tarik suatu pembelajaran ditentukan oleh dua hal, pertama oleh mata
pelajaran itu sendiri, dan kedua oleh cara mengajar guru”.
Sedangkan menurut Gino (1998:30) kegiatan belajar mengajar merupakan suatu
kegiatan yang melibatkan beberapa komponen :
1) Siswa adalah seseorang yang bertindak sebagai pencari, penerima, dan penyimpan
isi pelajaran yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.
2) Guru adalah seseorang yang bertindak sebagai pengelola kegiatan belajar mengajar,
katalisator belajar mengajar, dan peranan lainnya yang memungkinkan berlangsungnya
kegiatan belajar mengajar yang efektif.
3) Tujuan yakni pernyataan tentang perubahan perilaku yang diinginkan terjadi pada
siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar. Perubahan perilaku tersebut mencakup
perubahan kognitif, psikomotorik, dan afektif.
4) Isi pelajaran / Materi adalah segala informasi berupa fakta, prinsip, dan konsep yang
diperlukan untuk mencapai tujuan.
5) Metode yakni cara yang teratur untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mendapat informasi yang dibutuhkan mereka untuk mencapai tujuan.
6) Media yakni bahan pengajaran dengan atau tanpa peralatan yang digunakan
untuk menyajikan informasi kepada siswa agar mereka dapat mencapai tujuan.
7) Evaluasi adalah cara tertentu yang digunakan untuk menilai suatu proses dan hasilnya.
Evaluasi dilakukan terhadap seluruh komponen kegiatan belajar mengajar.
Komponen-komponen kegiatan belajar mengajar tersebut saling berinteraksi satu
12
dengan yang lain dan bermula serta bermuara pada tujuan, sehingga merupakan suatu
sistem.
2. Model Problem Based Learning
Keberhasilan proses belajar mengajar salah satunya ditentukan oleh model atau metode
mengajar yaitu bagaimana cara guru menyampaikan materi yang akan diajarkan. Secara harfiah
metode ( method ) berarti “cara”. Dalam pemakaian yang umum, metode diartikan sebagai cara
melakukan sesuatu kegiatan atau cara melakukan pekerjaan dengan menggunakan fakta dan
konsep-konsep secara sistematis. Nana Sudjana (2009:76) mengemukakan bahwa “Metode
mengajar ialah suatu cara atau teknis yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan
siswa pada saat berlangsungnya pengajaran”.
Sedangkan model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran
yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain,
model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan,
metode, dan teknik pembelajaran. Winataputra dalam Sugiyanto (2008:7) mengemukakan
bahwa ”Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang
sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan
berfungsi sebagai pedoman bagi para pencanang pembelajaran dan para pengajar dalam
mencanangkan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran”.
Dalam proses pembelajaran di sekolah, pada hakekatnya yang berperan aktif
adalah siswa, sedangkan guru berperan sebagai fasilitator. Dengan demikian, metode
mengajar seharusnya beralih dari lectur-based format menjadi student-active approach atau
student-centered instruction. Salah satu bentuk pembelajaran yang menerapkan student-active
approach atau student-centered instruction adalah model Problem Based Learning (PBL).
Dengan adanya penerapan model Problem Based Learning yang merupakan model pembelajaran
inovatif, peran guru sebagai pendidik harus bisa membangkitkan minat belajar siswa, motivasi
belajar dan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran sehingga diharapkan prestasi belajar
siswa akan mengalami peningkatan dibandingkan dengan sebelumnya yang masih menerapkan
metode konvensional ceramah.
Menurut Nana Sudjana (2009:85), “praktek model pembelajaran pemecahan masalah
berdasarkan tujuan dan bahan pengajaran, guru menjelaskan apa yang harus dicapai siswa dan
kegiatan belajar yang harus dilaksanakannya (langkah-langkahnya)”. Melalui ceramah dan alat
bantu atau demonstrasi, guru menjelaskan konsep, prinsip, hukum, kaidah, dan yang
sejenisnya, bersumber dari bahan yang harus diajarkannya. Beri kesempatan bertanya bila siswa
13
belum jelas mengenai konsep, prinsip, hukum, kaidah yang telah dijelaskan tersebut, dan guru
merumuskan masalah dalam bentuk pertanyaan.
Masalah yang diajukan bisa dalam bentuk penerapan konsep, prinsip, hukum,
kaidah tersebut, bisa pula dalam bentuk proses bagaimana konsep atau prinsip tersebut beroperasi.
Guru bersama siswa menentukan jawaban sementara terhadap masalah tersebut. Menentukan
jawaban sementara, sebaiknya guru memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada
siswa agar siswa sendiri secara bersama merumuskan dugaan jawaban tersebut. Guru lebih berperan
memberikan arahan dan membimbing pendapat siswa.Tahap selanjutnya, siswa diminta mencari
informasi, keterangan, bahan, data, dan lain-lain yang diperlukan untuk menguji jawaban
terhadap masalah di atas untuk membuktikan apakah dugaan atau jawaban sementara yang telah
dirumuskannya itu benar atau salah. Mencari data dan informasi tersebut bisa dilakukan secara
individual, bisa pula secara kelompok. Biasanya dilakukan lebih baik jika dalam bentuk
kelompok agar terjadi diskusi di kalangan siswa.
Berdasarkan data, informasi, keterangan yang diperoleh siswa mendiskusikan keterangan
itu, apakah data itu benar atau salah, lalu menghimpun data tersebut untuk dicocokkan
dengan jawaban atau dugaan sementara. Artinya menguji apakah jawaban atau dugaan sementara
yang telah ditetapkan itu benar atau salah berdasarkan data dan informasi yang telah
didapatkannya. Proses ini guru memberikan bantuan dan bimbingan kepada setiap kelompok.
Guru menjelaskan dan menyimpulkan jawaban yang benar dari setiap masalah dan
penjelasannya-penjelasannya untuk dicatat oleh para siswa. Demikian juga jawaban sementara
yang ditolak, dijelaskan kesalahan- kesalahannya agar siswa mengetahuinya. Mengakhiri pelajaran
dengan memberikan tugas pekerjaan rumah tentang penerapan konsep, prinsip, hukum, dan
kaidah atau contoh-contoh dalam praktek kehidupan sehari-hari. Penilaian dilakukan oleh guru
pada setiap langkah, baik pada kerja atau belajar yang dilakukan oleh siswa maupun hasil-
hasil belajar yang dicapainya (Sudjana, 2009:86).
Sedangkan menurut Anies (2003), “Model problem-based learning adalah suatu metode
instruksional yang mempunyai ciri-ciri penggunaan masalah nyata sebagai konteks siswa yang
mempelajari cara berpikir kritis serta keterampilan dalam memecahkan masalah”. Problem Based
Learning (PBL) merupakan pembelajaran yang melibatkan peserta didik secara langsung
dalam suatu mata pelajaran yang memerlukan praktek. Menurut Boud and Felleti (1997),
“Problem Based Learning is an approach to structuring the curriculum involves confronting
students with problems frompractice with provide a stimulus from learning”. (Problem Based
Learning adalah sebuah pendekatan untuk menyusun kurikulum yang melibatkan peserta
didik dalam menghadapi masalah-masalah dari praktek yang memberikan stimulus untuk
pembelajaran).
14
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa model Problem Based Learning
merupakan model pembelajaran yang melibatkan siswa dengan masalah nyata yang sesuai
minat dan perhatiannya, sehingga motivasi dan rasa ingin tahu menjadi meningkat. Dengan
demikian siswa diharapkan dapat mengembangkan cara berfikir dan keterampilan yang lebih
tinggi. Seperti metode pembelajaran lainnya, PBL memiliki kekuatan dan kelemahan. PBL
merupakan salah satu model pembelajaran yang memberdayakan daya fikir, kreativitas, dan
partisipasi siswa dalam pembelajaran. Hal ini sejalan dengan konsep belajar bahwa belajar
adalah perubahan tingkah laku.
3. PENGERTIAN PERBANKAN SECARA UMUM
a. Pengertian Bank
Dalam dunia model sekarang ini, peranan perbankan dalam memajukan
perekonomian suatu negara sangatlah besar. Hampir semua sektor yang berhubungan
dengan berbagai kegiatan keuangan selalu membutuhkan jasa Bank. Oleh karena itu, saat
ini dan dimasa yang akan datang kita tidak akan dapat lepas dari dunia perbankan, jika
hendak menjalankan aktivitas keuangan, baik perorangan maupun lembaga, baik sosial
atau perusahaan.
Begitu pentingnya dunia perbankan, sehingga ada anggapan bahwa Bank
merupakan nyawa untuk menggerakkan roda perekonomian suatu negara. Anggapan ini
tentunya tidak salah, karena fungsi Bank sebagai lembaga keuangan sangatlah vital,
misalnya dalam hal penciptaan uang, mengedarkan uang, menyediakan uang untuk
menunjang kegiatan usaha, tempat mengamankan uang, tempat melakukan investasi dan
jasa keuangan lainnya, lalu timbul pertanyaan apa yang dimaksud dengan Bank, apasaja
kegiatan bank dan bagainya fungsinya bagi masyarakat.
Secara sederhana Bank diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan
usahanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana
tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa-jasa bank lainnya, sedangkan pengertian
lembaga keuangan adalah setiap perusahaan yang bergerak dibidang keuangan dimana
kegiatannya apakah hanya menghimpun dana atau hanya menyalurkan dana atau kedua-
duanya.
Kemudian menurut undang-undang nomor 10 tahun 1998 yang dimaksud dengan
bank adalah badan usaha yang menhimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan
dan menyalurkannya ke masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya
dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
15
Dari kedua definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Bank merupakan lembaga
keuangan yang kegiatannya adalah :
1. Menghimpun dana (uang) dari masyarakat dalam bentuk simpanan, maksudnya
dalam hal ini Bank sebagai tempat menyimpan uang atau berinvenstasi bagi
masyarakat, tujuan utama masyarakat menyimpan uang biasanya adalah untuk
keamanan uangnya sedangkan tujuan kedua adalah untuk melakukan investasi
dengan harapan memperoleh bunga dari hasil simpanannya, tujuan lainnya adalah
untuk memudahkan melakukan transaksi pembayaran.
2. Menyalurkan dana kemasyarakat, maksudnya adalah Bank memberikan pinjaman
atau kredit kepada masyarakat yang mengajukan permohonan dengan kata lain Bank
menyediakan dan bagi masyarakat yang membutuhkannya. Tentu saja sebelum
kredit iberikan Bank terlebih dahulu menilai apakah kredit tersebut layak diberikan
atau tidak. Penilaian ini dilakukan agar Bank terhindar dari kerugian akibat tidak
dapat dikembalikannya pinjaman yang disalurkan Bank dengan berbagai sebab,
jenis kredit yang biasa di berikan oleh hampir semua Bank adalah kredit investasi,
kredit modal kerja dan kredit perdagangan.
3. Memberikan jasa-jasa Bank lainnya, seperti pengiriman uang (transfer), penagihan
surat-surat berharga yang beraal dari dalam kota (clearing), penagihan surat-surat
berharga yang berasal dari luar kota dan luar negeri (inkaso), Letter of credit (LC)
Save deposit box, Bank Garansi, Bank Notes, traveler cheque dan jasa lainnya. Jasa-
jasa Bank lainnya ini merupakan jasa pendukung dari kegiatan pokok Bank yaitu
menghimpun dan menyalurkan dana.
Secara ringkas kegiatan Bank sebagai lembaga keuangan dapat di lihat dalam gambar I.
Dapat disimpulkan bahwa Bank merupakan lembaga perantara keuangan antara
masyarakat yang kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana, masyarakat
kelebihan dana maksudnya adalah masyarakat yang memiliki dana yang di simpan di
Bank atau masyarakat yang memiliki dana dan akan digunakan untuk investasi di Bank.
BANK
MENGHIMPUN DANA MENYALURKAN DANA JASA JASA LAINNYA
16
Dana yang disimpan di bank aman karena terhindar dari kehilangan atau kerusakan.
Penyimpanan uang di Bank di samping aman juga menghasilkan bunga dari uang yang di
simpannya.
Bagi masyarakat yang kekurangan dana atau membutuhkan dana untuk membiayai
suatu usaha atau kebutuhan rumah tangga dapat menggunakan pinjaman ke Bank.
Kepada masyarakat yang akan diberikan pinjaman diberikan berbagai pesyaratan yang
harus segera di penuhi. Masyarakat peminjam juga dikenakan bunga dan biaya
administrasi yang besarnya tergantung masing-masing Bank.
b. Jenis-jenis Bank
Dalam prakteknya perbankan di Indonesia saat ini terdapat beberapa jenis
perbankan seperti yang di atur dalam undang-undang Perbankan. Jika kita melihat jenis
perbankan sebelum keluar Undang-Undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998 dengan
sebelumnya, yaitu Undang-Undang nomor 14 Tahun 1967, maka terdapat beberapa
perbedaan. Namun kegiatan utama atau pokok Bank sebagai lembaga keuangan yang
menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan dana tidak berbeda satu sama
lainnya
Perbedaan jenis perbankan dapat dilihat dari segi fungsi, serta kepemilikannya.
Dari segi fungsi perbedaan yang terjadi terletak pada luasnya kegiatan atau jumlah
produk yang dapat di tawarkan serta jangkauan wilayah oprasinya. Sedangkan
kepemilikan perusahaan dilihat dari segi kepemilikan sahamnya.
Perbedaan lainnya adalah dilihat dari segi siapa nasabah yang mereka layani
apakah masyarakat luas atau masyarakat dalam lokasi tertentu (kecamatan). Jenis
perbankan juga dibagi ke dalam bagaimana caraya menentukan harga jual dan harga beli
atau dengan kata lain caranya mencari keuntungan.
Adapun jenis perbankan dewasa ini jika di tinjau dari berbagai segi antara lain :
1. Dilihat dari segi fungsinya
Menurut undang-undang pokok perbankan nomor 7 tahun 1992 dan ditegaskan
lagi dengan keluarnya Undang-Undang RI Nomor 10 tahun 1998 maka jenis
perbankan berdasarkan fungsinya terdiri dari :
a. Bank Umum
Bank umum dalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sifat jasa yang diberikan adalah
umum, dalam arti dapat memberikan seluruh jasa perbankan yang ada begitu pula
17
dengan wilayah oprasinya dapat dilakukan seluruh wilayah indonesia, bahkan
keluar negeri (cabang). Bank umum sering disebut Bank komersil.
b. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
Bank perkreditan Rakyat (BPR) adaah Bank yang melaksanakan kegiatan
usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah dalam kegiatannya
BPR tidak memberikan jasa dalam jasa lalu lintas pembayaran. Artinya jasa-jasa
perbankan yang ditawarkan BPR jauh lebih sempit jika di bandingkan dengan
kegiatan atau jasa Bank umum.
2. Dilihat dari segi kepemilikannya
Ditinjau dari segi kepemilikannya kepemilikan maksudnya adalah siapa saja yang
memiliki Bank tersebut. Kepemilikan ini dapat dilihat dari akte pendirian dan
penguasaan saham yang dimilik Bank yang bersangkutan.
Jenis Bank dilihat dari segi kepemilikan :
a. Bank Pemerintah
Merupakan Bank yang akte pendirian maupun modal Bank ini sepenuhnya
dimiliki pemerintah Indonesia sehingga seluruh keuntungan Bank ini dimiliki oleh
pemerintah pula.
Contoh :
1. Bank Negara Indonesia (BNI)
2. Bank Rakyat Indonesia (BRI)
3. Bank Tabungan Negara (BTN)
4. Bank Mandiri
b. Bank milik swasta nasional
Bank milik swasta nasional adalah merupakan Bank yang seluruh atau sebagian
besar sahamnya dimiliki oleh swasta nasional. Kemudian akte pendiriannya
didirikan oleh swasta begitu pula dengan pembagian keuntungannya untuk
keuntungan swasta pula.
Contoh :
1. Bank Bumi Putra
2. Bank Central Asia
3. Bank Danamon
4. Bank Internasional Indonesia
5. Bank Lipo
18
6. Bank Mega
7. Bank Muamalat
8. Bank Niaga
9. Bank Universal
c. Bank milik Koperasi
Merupakan Bank yang kepemilikan sahamnya dimiliki oleh perusahaan yang
berbadan hukum koperasi. Contoh bank jenis ini adalah : Bank umum Koperasi
Indonesia (Bukopin).
d. Bank milik Asing
Bank jenis ini merupakan cabang dari Bank yang ada diluar negeri, baik milik
swasta, asing atau pemerintah asing. Kepemilikannya pun jelas dimiliki oleh pihak
asing (luar negeri), contoh :
1. ABN AMRO bank
2. American Express Bank
3. Bank of America
4. Bank of Tokyo
5. Bangkok Bank
6. City Bank
7. Chase Manhattan bank
8. Deutsche Bank
9. European Asian bank
10. Hongkong Bank
11. Standard Chartered Bank
e. Bank milik campuran
Kepemilikan saham bank campuran dimiliki oleh pihak asing dan pihak swasta
nasional.kepemilikan sahamnya secara mayoritas dipegang oleh warga negara
indonesia. Contohnya :
1. Bank Finconesia
2. Bank Merincorp
3. Bank PDFCI
4. Bank sakura swardama
5. Ing Bank
19
6. Inter Pacipfik Bank
7. Mitsubishi Buana Bank
8. Paribas BBD Indonesia
9. Sumitomo Niaga bank
10. Sanwa Indonesia Bank
3. Dilihat dari segi status
Dilihat dari segi kemampuannya melayani masyarakat, Bank umum dapat dibagi
kedalam 2 jenis. Pembagian jenis ini disebut juga pembagian berdasarkan kedudukan
atau status bank tersebut.
Kedudukan atau status ini menunjukan ukuran kemampuan Bank dalam melayani
masyarakat baik dari segi jumlah produk, modal maupun kwalitas pelayanannya. Jenis
Bank dilihat dari segi status adalah sebagai berikut :
a. Bank Devisa
Merupakan bank yang dapat melaksanakan transaksi keluar negeri atau yang
berhubungan dengan mata uang asing secara keseluran.
b. Bank Non Devisa
Merupakan bank yang belum mempunyai izin untuk melaksanakan transaksi
sebagai bank devisa, sehingga tidak dapat melaksanakan transaksi seperti halnya
bank devisa.
4. Dilihat dari segi menentukan harga
Jenis bank jika dilihat dari segi atau caranya dalam menentukan harga, baik harga jual
maupun harga beli terbagi dalam 2 kelompok yaitu :
a. Bank yang berdasarkan prinsip konfensional (barat)
Mayoritas Bank yang berkembang di Indonesia dewasa ini adalah bank
yang berorientasi pada prinsip konvensional. Hal ini tidak terlepas dari sejarah
bangsa Indonesia dimana asal mula bank dibawa oleh kolonial belanda.
Dalam mencari keuntungannya bank ini menetapkan harga , untuk produk
simpanan seperti giro, tabungan maupun deposito demikian pula harga untuk
produk pinjamannya (kredit) juga ditentukan berdasarkan tingkat suku bunga
tertentu.
b. Bank yang berdasarkan prinsip syariah (islam)
Bagi Bank yang berdasarkan prinsip syariah dalam menentukan harga
produknya sangat berbeda dengan bank berdasarkan prinsip konvensional. Bank
20
berdasarkan prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum islam
antara bank dengan pihak lain untuk menyimpan dana atau pembiayaan usaha.
Dalam menentukan harga atau mencari keuntungan bagi bank yang
berdasarkan prinsip syariah adalah sebagai berikut :
1. Pembiayaan prinsip bagi hasil (mudharabah)
2. Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (musyarakah)
3. Prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah)
4. Pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa pilihan (ijarah)
Atau dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang di sewa dari pihak
bank oleh pihak lain (ijarah wa iqtina)
4. KERANGKA BERFIKIR
Penggunaan strategi pembelajaran yang sesuai merupakan salah satu faktor
yang mempengaruhi hasil belajar siswa. Model pembelajaran berbasis masalah adalah
salah satu strategi pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum 2009. Dengan strategi
pembelajaran ini penguasaan konsep yang diajarkan akan mudah ditangkap oleh siswa
karena dalam pembelajaran ini siswa akan mengalami dan melakukan berdasarkan
pengetahuan yang sudah dimiliki dalam kehidupan nyata. Pembelajaran berbasis
masalah yang peneliti gunakan terdiri dari lima tahapan utama yang dimulai
dengan guru memperkenalkan siswa dengan suatu situasi masalah yang berada di
lapangan dan diakhiri dengan penyajian dan analisis hasil kerja siswa. Dalam
pembelajaran ini perhatian pembelajaran tidak hanya pada perolehan pengetahuan
deklaratif tetapi perolehan pengetahuan prosedural. Oleh karena itu, untuk mengetahui
hasil belajar siswa tidak cukup hanya dilakukan dengan tes. Penilaian dan evaluasi
yang sesuai dengan pembelajaran berbasis masalah adalah menilai pekerjaan yang
dihasilkan oleh siswa sebagai hasil penyelidikan mereka. Hasil belajar akan lebih baik
dan tertanam dalam diri siswa melalui suatu proses pembelajaran yang dilakukan
sendiri oleh siswa. Untuk itu agar pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan harapan,
dalam penelitian tindakan ini peneliti melakukan pembelajaran IBG dengan
pembelajaran berbasis masalah melalui dua siklus dimana dalam setiap siklus dilakukan
pendalaman materi dan evaluasi dengan mengutamakan proses pembelajaran agar
mendapat hasil yang lebih optimal.
21
Siswa akan dibiasakan berinteraksi dengan siswa lain melalui belajar kelompok
dan observasi langsung di lapangan. Siswa belajar bersama-sama dalam kelompoknya
yang terdiri dari berbagai macam tipe, artinya kelompok tersebut bersifat heterogen
dan didalamnya terdiri dari siswa yang tergolong pandai, sedang dan lemah. Jika
ada anggota kelompok yang tidak jelas maka anggota kelompok yang merasa mampu
akan menjelaskan pada siswa tersebut. Dengan demikian pembelajaran akan
menyenangkan dan berarti bagi siswa yang selanjutnya akan menimbulkan semangat
belajar siswa dan diharapkan hasil belajar siswa akan meningkat.
Penerapan model ProblemBased Learning
Meningkatkan minat siswa - Melalui apersepsi yang diberikan oleh
guru, siswa dituntun untuk menggali fokus kebermaknaan dan
kemampuan inisiatifnya sehingga siswa menjadi lebih antusias dalam
mengikuti KBM akuntansi
Motivasi siswa meningkat – PBL menekankan pada pembelajaran
kelompok untuk menumbuhkan sikap self-motivated yaitu memberikan
kebebasan untuk siswa bereksplorasi bersama siswa lain dalam
bimbingan guru merupakan proses pembelajaran yang disenangi
siswa,sehingga siswa akan dengan sendirinya termotivasi untuk belajar
terus,maka keaktifan serta partisipasi siswa dalam proses pembelajaran
juga akan meningkat
Partisipasi siswa meningkat - Siswa dilatih untuk mengembangkan
keterampilan interpersonal dan dinamika kelompok untuk
meningkatkan ketelitian dan ketepatan siswa dalam menyelesaikan
persoalan/soal sehingga akan meningkatkan pemahaman siswa
Prestasibelajar akuntansi siswa mengalami peningkatan
Gambar I. Alur Kerangka Berfikir Penerapan Model Problem Based Learning
22
5. HIPOTESIS
Hipotesis merupakan jawaban sementara dari masalah yang telah dirumuskan
yang belum diuji kebenarannya sehingga dapat dipertegas atau ditolak secara empiris.
Berdasarkan landasan teori yang mencakup tinjauan pustaka, hasil penelitian yang relevan
serta kerangka pemikiran, maka penulis merumuskan hipotesa sebagai berikut “Upaya
Meningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning
(PBL) Pada Siswa Kelas X Akuntansi 2 Smk Negeri 4 Gorontalo Tahun Pelajaran
2014/2015”., dapat meningkatkan prestasi belajar siswa”.
23
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 4
Gorontalo yang beralamat di Jalan Madura Kelurahan Liluwo Kec. Kota Tengah Kota
Gorontalo khususnya di kelas X Ak 2. Adapun alasan yang mendasari pelaksanaan penelitian
di lokasi ini adalah:
a. Menurut pendapat beberapa siswa kelas X Ak 2 di SMK Negeri 4 Gorontalo, model
pembelajaran akuntansi yang dilakukan saat ini kurang menarik dan belum
menunjukkan hasil yang maksimal terlihat dari prestasi belajar siswa yang kurang
optimal .
b. Peneliti merupakan Guru produktif akuntansi yang ini mengajar di SMK Negeri 4
Gorontalo, sehingga peneliti sedikit banyak mengetahui mekanisme pembelajaran di
sekolah ini.
c. Secara khusus, di kelas X Ak 2 SMK Negeri 4 Gorontalo belum pernah dilaksanakan
penelitian sejenis sehingga terhindar dari kemungkinan adanya penelitian ulang.
B. WAKTU PENELITIAN
Penelitian ini selama 3 Bulan (Oktober s/d Desember 2014) pada Semester
Genap Tahun Pelajaran 2014/2015.(Jadwal Terlampir)
C. SUBJEK PENELITIAN
Dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini yang menjadi subjek
penelitian adalah siswa kelas X Ak 2 yang terdiri siswa laki-laki ... dan siswa
perempuan..... jadi jumlah keseluruhannya adalah 21 siswa.
D. METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah Penelitian Tindakan Kelas
(PTK). Suharsimi Arikunto (2009: 3) mengungkapkan bahwa, “PTK merupakan suatu
pencermatan terhadap kegiatan pembelajaran berupa sebuah tindakan, yang sengaja
dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan”. Sama halnya
diungkapkan oleh Kunandar dalam Iskandar (2009:21), “PTK adalah merupakan suatu
kegiatan yang dilakukan oleh guru atau bersama-sama dengan orang lain (kolaborasi)
yang bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu proses pembelajaran di
24
kelasnya”. Untuk lebih memahami PTK berikut akan dipaparkan karakteristik dan
prinsip-prinsip PTK. Menurut Zainal Aqib (2009: 16-17) setidaknya ada 6 karakteristik
PTK meliputi :
1. Didasarkan pada masalah yang dihadapi guru dalam instruksional.
2. Adanya kolaborasi dalam pelaksanaannya.
3. Penelitian sekaligus sebagai praktisi yang melakukan refleksi.
4. Bertujuan memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas praktik instruksional.
5. Dilaksanakan dalam rangkaian langkah dengan beberapa siklus.
6. Pihak yang melakukan tindakan adalah guru sendiri, sedangkan yang
melakukan pengamatan terhadap berlangsungnya proses tindakan adalah
peneliti, bukan guru yang melakukan tindakan.
Sedangkan untuk prinsip-prinsipnya antara lain :
1. Pekerjaan utama guru adalah mengajar, dan apapun metode PTK yang
diterapkan seyogyanya tidak menggangu komitmen sebagai pengajar.
2. Metode pengumpulan data yang digunakan tidak menuntut waktu yang
berlebihan dari guru sehingga tidak berpeluang menggangu proses
pembelajaran.
3. Metode yang digunakan harus reliabel, sehingga memungkinkan guru
mengidentifikasi serta merumuskan hipotesis secara meyakinkan,
mengembangkan strategi yang dapat diterapkan pada situasi kelasnya, serta
memperoleh data yang dapat digunakan untuk menjawab hipotesis yang di
kemukakan.
4. Masalah program yang diusahakan oleh guru seharusnya merupakan masalah
yang cukup merisaukan dan bertolak dari tanggungjawab profesional.
5. Dalam penyelenggaraan PTK, guru harus selalu bersikap konsisten menaruh
kepedulian tinggi terhadap proses dan prosedur yang berkaitan dengan
pekerjaannya
6. Dalam pelaksanaan PTK sejauh mungkin harus digunakan classroom
excerding perspective, dalam artian permasalahan tidak dilihat terbatas dalam
konteks kelas X dan atau permasalahan tertentu, melainkan perspektif misi
sekolah secara keseluruhan.
25
Berdasarkan uraian di atas, penelitian tindakan kelas dapat diartikan suatu bentuk
penelitian yang sengaja dilakukan dalam bentuk tindakan untuk menanggulangi
masalah dalam bidang pendidikan dan dilaksanakan dalam kawasan kelas atau sekolah
dengan tujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan proses dan hasil belajar. Adapun
teknik pengolahan data dilakukan dengan siklus PTK secara terperinci mulai dari
perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi evaluasi yang bersifat
siklus berulang-ulang, minimal 2 atau 3 siklus sebagai berikut :
1. Perencanaan Tindakan (Planning)
Pada tahap awal ini yang dilakukan adalah mengidentifikasi masalah dan
penerapan alternatif pemecahan masalah. Secara lebih spesifik adalah merencanakan
pembelajaran yang akan diterapkan dalam KBM, menentukan pokok bahasan,
mengembangkan skenario, menyiapkan sumber belajar, mengembang format evaluasi,
mengembangkan format observasi lapangan.
2. Pelaksanaan Tindakan (Acting)
Pada tahap ini peneliti akan menerapkan tindakan yang mengacu pada skenario
rencana di atas.
3. Pengamatan Tindakan (Observing) Peneliti akan melakukan observasi dengan
memakai format observasi dan menilai hasil tindakan dengan menggunakan format
penilaian.
4. Refleksi (Reflecting)
Pada tahap akhir ini peneliti akan melakukan evaluasi atas tindakan yang telah
dilakukan. Hasil evaluasi akan untuk digunakan perbaikan pada siklus berikutnya.
Untuk mempermudah siklus yang dimaksud dalam penelitian ini, akan digambarkan
siklus PTK (Iskandar, 2009: 49).
Gambar 2. Model Siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
26
D. Teknik Pengumpulan Data
Sesuai dengan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini, maka teknik pengumpulan
data yang digunakan antara lain:
1. Observasi
Peneliti melakukan pengamatan langsung pada KBM di kelas. Peneliti melakukan
pencatatan data berkaitan dengan fokus masalah yang diteliti yaitu keaktifan siswa dan hasil
belajar siswa setelah dilakukan tindakan. Instrumen yang digunakan adalah lembar
pengamatan/ observasi yang akan digunakan untuk melaksanakan pengamatan dalam
pelaksanaan dan perkembangan pembelajaran akuntansi yang dilakukan oleh guru dan
siswa.
2. Teknik Evaluasi/ Tes
Teknik ini digunakan untuk mengetahui perkembangan dan keberhasilan
pelaksanaan tindakan. Adapun tes yang diberikan berupa tes tertulis dalam bentuk latihan-
latihan soal dan tes akhir untuk mengetahui hasil belajar siswa.
3. Dokumentasi
Teknik ini digunakan untuk mengdokumentasikan pelaksanaan penelitian berupa
gambar-gambar untuk mendukung terpenuhinya sumber data yang meliputi aktivitas guru
saat mengajar dan aktivitas siswa saat pembelajaran dan diskusi.
4. Wawancara
Peneliti melakukan tanya jawab dengan narasumber dalam hal ini guru dan siswa
untuk mengetahui kondisi pembelajaran di dalam kelas sebagai data observasi awal.
E. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian adalah tahapan-tahapan yang ditempuh dalam penelitian dari awal
hingga akhir. Adapun prosedur penelitian ini terdiri dari beberapa tahapan kegiatan, yaitu:
1. Tahap pengenalan masalah Kegiatan yang dilakukan peneliti pada tahap ini antara
lain:
a. Mengidentifikasi permasalahan yang ada selama proses pembelajaran.
b. Menganalisis permasalahan yang timbul dengan mengacu pada teori yang relevan.
c. Melakukan wawancara dengan narasumber yang diperlukan.
2. Tahap penyusunan rencana tindakan. Kegiatan yang dilakukan peneliti pada tahap
ini antara lain:
a. Penyusunan jadwal penelitian tindakan kelas.
27
b. Menyusun bentuk tindakan yang sesuai dengan siklus pertama.
c. Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
d. Penyusunan soal tes sebagai bentuk evaluasi.
e. Penyusunan lembar pengamatan (observasi).
3. Tahap implementasi tindakan
Dalam tahap ini peneliti melakukan hipotesis tindakan, yaitu untuk meningkatkan
hasil belajar ekonomi/ akuntansi dengan penerapan pembelajaran kooperatif tipe
TPS. Tahap ini dilakukan untuk menguji kebenaran melalui tindakan yang telah
direncanakan.
4. Tahap pengamatan
Pada tahap ini, peneliti melakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran yang
sedang berlangsung, khususnya aktivitas belajar siswa yang sedang melakukan KBM
di bawah bimbingan guru.
6. Tahap penyusunan laporan. Pada tahap ini peneliti menyusun laporan dari semua
kegiatan yang telah dilakukan selama penelitian berlangsung.
F. Proses Penelitian
Indikator yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah peningkatan hasil belajar
ekonomi/ akuntansi pada siswa X Akuntansi SMK Negeri 4 Gorontalo dengan pembelajaran
dengan mengunakan metode PBS. Setiap tindakan upaya peningkatan hasil belajar
dirancang ke dalam satu siklus yang terdiri dari empat tahap, yaitu: (1) Perencanaan
tindakan; (2) Pelaksanaan tindakan; (3) Observasi tindakan; dan (4) Refleksi tindakan untuk
perencanaan siklus berikutnya. Dalam penelitian ini, direncanakan akan dilaksanakan dalam
dua siklus.
1. Perencanaan tindakan
Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian tindakan kelas meliputi:
a. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan
pembelajaran dengan menggunakan metode PBS.
b. Menyusun lembar observasi untuk guru dan siswa dengan tujuan agar dapat
mengamati model pembelajaran PBS diterapkan.
c. Mempersiapkan soal-soal latihan.
d. Menyusun alat evaluasi pembelajaran yang berupa soal tes tertulis.
28
2. Pelaksanaan tindakan
Kegiatan ini dilaksanakan ke dalam dua siklus.
a. Rancangan Siklus I
1) Pendahuluan
a) Apersepsi dalam bentuk menyampaikan salam dan presensi siswa.
b) Menyampaikan kompetensi dasar yang akan dicapai.
c) Memberikan penjelasan apakah metode PBS itu.
2) Kegiatan inti
a) Mempresentasikan informasi tentang materi yang akan dibahas yaitu...........
b) Membagi siswa secara heterogen ke dalam kelompok yang terdiri 4 siswa
berdasarkan nilai KD VIII.
c) Membagikan soal yang akan didiskusikan secara kelompok dan meminta siswa
mencermati soal terlebih dahulu.
e) Meminta siswa bekerja sama dalam kelompok, untuk menyelesaikan soal diskusi.
Guru membimbing selama kegiatan berlangsung.
f) Beberapa kelompok membagikan hasil diskusi mereka kepada teman sekelas dan
kelompok yang lain menanggapi.
3) Penutup
a) Guru memberikan rangkuman atas apa yang telah didiskusikan dalam pertemuan
tersebut.
b) Guru memberikan tes.
b. Rancangan Siklus II
1) Pendahuluan
a) Apersepsi dalam bentuk menyampaikan salam dan presensi siswa.
b) Menyampaikan kompetensi dasar yang akan dicapai.
c) Guru mereview materi sebelumnya.
2) Kegiatan inti
a) Mempresentasikan informasi tentang materi yang akan dibahas yaitu menghitung
cara menghitung pemberian kredit secara singkat.
29
b) Membagikan soal yang akan didiskusikan secara kelompok dan meminta siswa
mencermati soal terlebih dahulu .
c) Meminta siswa bekerja sama dalam kelompok, untuk menyelesaikan soal diskusi.
d) Guru membimbing selama kegiatan diskusi berlangsung dan memastikan semua
anggota kelompok dapat bekerja sama dengan maksimal.
f) Beberapa kelompok membagikan hasil diskusi mereka kepada teman sekelas dan
kelompok yang lain menanggapi.
g) Guru memberikan penekanan pada hal-hal yang dirasa perlu.
3) Penutup
a) Guru memberikan rangkuman atas apa yang telah didiskusikan dalam pertemuan
tersebut.
b) Guru memberikan tes.
3. Observasi tindakan
Proses ini dilakukan dengan mengamati aktivitas dan pembelajaran PBS pada
pembelajaran akuntansi yang telah direncanakan. Peneliti mencari keberhasilan dan
kekurangan dalam penerapan pembelajaran PBS ini dalam memperoleh data yang
dibutuhkan.
4. Refleksi tindakan
Dilakukan dengan menganalisis data yang telah dikumpulkan pada proses
sebelumnya sehingga diperoleh kesimpulan tentang keberhasilan dan kekurangan dari
penerapan pembelajaran PBS. Hasil kesimpulan tersebut akan digunakan untuk perbaikan
pada siklus tindakan berikutnya yang kemudian ditindaklanjuti dengan perbaikan rencana
pelaksanaan pembelajaran.
30
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. KONDISI AWAL
Sebelum melakukan tindakan perbaikan, peneliti terlebih dahulu melakukan
kegiatan orientasi sebagai studi pendahuluan. Dalam kegiatan ini peserta didik kelas X
TKJ ”didiagnosis” sehingga peneliti menemukan masih kurangnya kemampuan
pemahaman peserta didik kelas X AKUNTANSI tentang materi perhitungan bunga
kredit, dalam mata pelajaran Produktif. Peneliti mengamati aktivitas peserta didik
dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah. Hasil pengamatan
dan evaluasi tersebut kemudian dijadikan bahan untuk mencari upaya perbaikan (tahap
tindakan) pada siklus penelitian.
B. SIKLUS 1
Dalam siklus kesatu ini dilakukan rangkaian kegiatan perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan dan refleksi.
1. Perencanaan
Perencanaan yang dilakukan meliputi :
a. Identifikasi masalah dan penetapan alternative pemecahan masalah.
b. Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dalam proses belajar
mengajar.
c. Menetapkan standar kompetensi dan kompetensi dasar.
d. Memilih bahan pelajaran yang sesuai
e. Menentukan skenario pembelajaran dengan pendekatan kontekstual dan
ceramah
31
f. Mempersiapkan sumber, bahan, dan alat bantu yang dibutuhkan.
g. Menyusun lembar kerja siswa
h. Mengembangkan format evaluasi
i. Mengembangkan format observasi pembelajaran.
2. Pelaksanaan
a. Menerapkan tindakan yang mengacu pada skenario pembelajaran.
b. Peserta didik membaca materi yang terdapat pada buku sumber.
c. Peserta didik mendengarkan penjelasan guru tentang materi yang terdapat pada
buku sumber.
d. Peserta didik mendengarkan penjelasan guru tentang materi yang dipelajari.
e. Peserta didik berdiskusi membahas masalah (kasus) yang sudah dipersiapkan
oleh guru.
f. Masing-masing kelompok melaporkan hasil diskusi.
g. Peserta didik mengerjakan lembar kerja siswa (LKS).
3. Hasil Pengamatan
Bersamaan dengan berlangsungnya pelaksanaan penelitian selama proses
pembelajaran, peneliti melakukan pengamatan dengan menggunakan (a) Rubrik
Penilaian Aktivitas Peserta Didik yang Relevan dengan Pembelajaran, (b) Rubrik
Penilaian Aktivitas Peserta Didik yang kurang Relevan dengan Pembelajaran dan
(c) Rubrik Penilaian Pemahaman Peserta didik tentang Masalah pengoperasian PC
dan Peripheral dan Ketuntasan Belajar Peserta Didik, hasil pengamatannya sebagai
berikut :
a. Hasil Penilaian melalui Rubrik Penilaian Aktivitas Peserta Didik yang Relevan
dengan Pembelajaran pada Siklus 1
32
NO
ASPEK YANG
DIOBSERVASI
JMLH
SISWA
KETERCAPAIAN
SIKLUS 1
1
Keberanian peserta didik
dalam bertanya dan
mengemukakan pendapat
15 44,12 %
2
Motivasi dan kegairahan
dalam mengikuti
pembelajaran
(menyelesaikan tugas
mandiri atau tugas
kelompok )
17 50,00 %
3
Interaksi peserta didik
dalam mengikuti diskusi
kelompok
19 55,88 %
4
Hubungan peserta didik
dengan guru selama
kegiatan pembelajaran
20 58,82 %
5
Hubungan peserta didik
dengan peserta didik lain
selama pembelajaran
(Dalam kerja kelompok)
19 55,88 %
6
Partisipasi peserta didik
dalam pembelajaran
(memperhatikan), ikut
melakukan kegiatan
kelompok, selalu mengikuti
petunjuk guru).
20 58,82 %
RATA-RATA 53,92 %
b. Hasil Penilaian melalui Rubrik Penilaian Aktivitas Peserta Didik yang kurang
Relevan dengan Pembelajaran pada Siklus 1
NO
ASPEK YANG
DIOBSERVASI
JMLH
SISWA
KETERCAPAIAN
SIKLUS 1
1
Tidak memperhatikan
penjelasan guru
11 32,35 %
2 Mengobrol dengan teman 7 20,59 %
3 Mengerjakan tugas lain 5 14,71 %
33
RATA-RATA 22,55 %
c. Hasil Penilaian melalui Rubrik Penilaian Pemahaman Peserta Didik tentang
Masalah pengoperasian PC dan peripheral dan Ketuntasan Belajar Peserta Didik
pada Siklus 1
NO ASPEK YANG DIOBSERVASI
KETERCAPAIAN
SIKLUS 1
1
Nilai rata-rata pemahaman
pengoperasian PC dan peripheral
7,45
2 Peserta didik yang telah tuntas 55,88 %
3 Peserta didik yang belum tuntas 44,12 %
4. Evaluasi dan refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan pelaksanaan tindakan perbaikan pada siklus
kesatu, masih ada beberapa hal yang perlu diperbaiki, yaitu :
a. Guru masih kesulitan menentukan metode pembelajaran yang disesuaikan
dengan situasi dan kondisi peserta didik, serta karakteristik dari setiap indikator
dan kompetensi yang hendak dicapai.
b. Hasil pengamatan melalui Rubrik Penilaian Aktivitas Peserta Didik yang
Relevan dengan Pembelajaran, rata-rata ketercapaian seluruh peserta
didikmencapai 53,92%, yang berarti berada pada kategori sedang.
c. Hasil pengamatan melalui Rubrik Penilaian Aktivitas Peserta Didik yang kurang
Relevan dengan Pembelajaran, rata-rata ketercapaian seluruh peserta
didikmencapai 22,55%, yang berarti masih ada beberapa peserta didik yang
belum melaksanakan proses pembelajaran dengan baik.
d. Hasil pengamatan melalui Rubrik Penilaian Pemahaman Peserta Didik tentang
masalah pengoperasian PC dan peripheral, rata-rata ketercapaian penguasaan
materiseluruh peserta didikmencapai 7,45 yang berarti berada pada kategori
sedang.
34
Dengan masih terdapatnya hal-hal tersebut di atas, maka diperlukan langkah
perbaikan selanjutnya. Dengan kata lain perlu siklus kedua sehingga perbaikannya
optimal.
C. SIKLUS 2
Dalam siklus kedua ini dilakukan rangkaian kegiatan perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan dan refleksi.
1. Perencanaan
Perencanaan yang dilakukan meliputi :
a. Identifikasi masalah yang muncul pada siklus 1 dan belum teratasi dan
penetapan alternative pemecahan masalah.
b. Menentukan indikator pencapaian hasil belajar.
c. Menentukan skenario pembelajaran dengan pendekatan kontekstual dan
pembelajaran model problem based learning (PBL).
d. Pengembangan program tindakan II.
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan kedua yang mengacu pada identifikasi masalah yang muncul
pada siklus I, sesuai dengan alternatif pemecahan masalah yang sudah ditentukan,
antara lain melalui:
a. Guru melakukan apersepsi
b. Peserta didik yang diperkenalkan dengan materi yang akan dibahas dan tujuan
yang ingin dicapai dalam pembelajaran.
c. Peserta didik mengamati gambar-gambar yang sesuai dengan materi.
d. Peserta didik bertanya jawab tentang gambar.
35
e. Peserta didik menceritakan unsur-unsur mendiagnosis permasalahan
pengoperasian PC dan peripheral yang ada pada gambar.
f. Peserta didik mengumpulkan bacaaan dari berbagai sumber, melakukan diskusi
kelompok belajar, memahami materi dan menulis hasil diskusi untuk
dilaporkan.
g. Presentasi hasil diskusi.
h. Peserta didik menyelesaikan tugas pada lembar kerja siswa.
3. Hasil Pengamatan
Bersamaan dengan berlangsungnya pelaksanaan penelitian selama proses
pembelajaran pada siklus 2, peneliti melakukan pengamatan dengan menggunakan
(a) Rubrik Penilaian Aktivitas Peserta didik yang Relevan dengan Pembelajaran, (b)
Rubrik Penilaian Aktivitas Peserta didik yang kurang Relevan dengan Pembelajaran
dan (c) Rubrik Penilaian Pemahaman Peserta didik tentang Masalah pengoperasian
PC dan peripheral dan Ketuntasan Belajar Peserta didik, hasil pengamatannya
sebagai berikut :
a. Hasil Penilaian melalui Rubrik Penilaian Aktivitas Peserta Didik yang Relevan
dengan Pembelajaran pada Siklus 2
NO
ASPEK YANG
DIOBSERVASI
JMLH
SISWA
KETERCAPAIAN
SIKLUS 2
1
Keberanian peserta didik
dalam bertanya dan
mengemukakan pendapat
20 58,84%
2
Motivasi dan kegairahan
dalam mengikuti
pembelajaran (menyelesaikan
tugas mandiri atau tugas
kelompok )
28 82,35%
3
Interaksi peserta didik dalam
mengikuti diskusi kelompok
25 73,53%
4
Hubungan peserta didik
dengan guru selama kegiatan
pembelajaran
26 76,47%
5 Hubungan peserta didik 27 79,41%
36
dengan peserta didik lain
selama pembelajaran (Dalam
kerja kelompok)
6
Partisipasi peserta didik
dalam pembelajaran
(memperhatikan), ikut
melakukan kegiatan
kelompok, selalu mengikuti
petunjuk guru).
29 85,29%
RATA-RATA 75,98%
b. Hasil Penilaian melalui Rubrik Penilaian Aktivitas Peserta Didik yang kurang
Relevan dengan Pembelajaran pada Siklus 2
NO
ASPEK YANG
DIOBSERVASI
JMLH
SISWA
KETERCAPAIAN
SIKLUS 2
1
Tidak memperhatikan
penjelasan guru
5 14,71%
2 Mengobrol dengan teman 4 11,76%
3 Mengerjakan tugas lain 2 5,88%
RATA-RATA 10,78%
c. Hasil Penilaian melalui Rubrik Penilaian Pemahaman Peserta Didik tentang
Masalah pengoperasian PC dan peripheral dan Ketuntasan Belajar Peserta
Didikpada Siklus 2
NO ASPEK YANG DIOBSERVASI
KETERCAPAIAN
SIKLUS 2
1
Nilai rata-rata pemahaman
pengoperasian PC dan peripheral
8,17
2 Peserta didik yang telah tuntas 82,35%
3 Peserta didik yang belum tuntas 17,69%
4. Evaluasi dan refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan pelaksanaan tindakan perbaikan pada siklus kedua,
yaitu :
37
a. Guru telah menemukan metode pembelajaran yang telah disesuaikan dengan
situasi dan kondisi peserta didik, serta karakteristik dari setiap indikator dan
kompetensi yang hendak dicapai.
b. Hasil pengamatan melalui Rubrik Penilaian Aktivitas Peserta Didik yang
Relevan dengan Pembelajaran, rata-rata ketercapaian seluruh peserta
didikmencapai 75,98%, yang berarti berada pada kategori baik.
c. Hasil pengamatan melalui Rubrik Penilaian Aktivitas Peserta Didik yang kurang
Relevan dengan Pembelajaran, rata-rata ketercapaian seluruh peserta
didikmencapai 10,78%, yang berarti metode pembelajaran yang digunakan
dapat mengurangi aktivitas peserta didik yang tidak relevan dengan
pembelajaran.
d. Hasil pengamatan melalui Rubrik Penilaian Pemahaman Peserta Didik tentang
Masalah pengoperasian PC dan peripheral, rata-rata ketercapaian penguasaan
materi seluruh peserta didik mencapai8,17 yang berarti berada pada kategori
baik.
D. PEMBAHASAN
Siklus 1 dilaksanakan dalam 1 kali pertemuan. Peserta didik dibagi menjadi enam
kelompok dengan masing-masing kelompok beranggotakan 5 – 6 orang. Setiap anggota
kelompok diberi lembaran permasalahan/kasus yang telah disediakan oleh guru. Tiap-
tiap kelompok melakukan pembahasan dengan mengacu kepada buku pegangan dan
modul produktif.
Hasil pengamatan guru menunjukan pada pembahasan siklus 1 dengan judul
pengoperasian PC dengan sistem operasi dan program aplikasi, terlihat para peserta
didik antusias dalam mengajukan pertanyaan dan memberikan argumentasi.
38
Berdasarkan hasil pengamatan melalui rubrik penilaian aktivitas peserta didik yang
relevan dengan pembelajaran, rata-rata ketercapaian seluruh peserta didik mencapai
53,92%, yang berarti berada pada kategori sedang, hasil pengamatan melalui rubrik
penilaian aktivitas peserta didik yang kurang relevan dengan pembelajaran, rata-rata
ketercapaian seluruh peserta didik mencapai 22,55%, yang berarti masih ada beberapa
peserta didik yang belum melaksanakan proses pembelajaran dengan baik dan hasil
pengamatan melalui rubrik penilaian pemahaman peserta didik tentang masalah
pengoperasian PC dan peripheral, rata-rata ketercapaian penguasaan materi seluruh
peserta didik mencapai 7,45 yang berarti berada pada kategori sedang.
Pada pelaksanaan siklus 2 dengan menggunakan metode pembelajaran model
Problem Based Learning ini terlihat hubungan peserta didik dengan guru sangat
signifikan karena guru tidak dianggap sosok yang menakutkan tetapi sebagai fasilitator
dan mitra untuk berbagi pengalaman sesuai dengan konsep creatif learning yaitu
melalui discovery dan invention serta creativity and diversity sangat menunjol dalam
model pembelajaran ini. Dengan model problem based learning guru hanya
mengarahkan strategi yang efektif dan efisien yaitu belajar bagaimana cara belajar (
learning how to learn). Dalam metode learning how to learn guru hanya sebagai guide
(pemberi arah/petunjuk) untuk membantu peserta didik jika menemukan kesulitan
dalam mempelajari dan menyelesaikan masalah. Melalui metode learning how to learn
peserta didik dapat mengeksplorasi dan mengkaji setiap persoalan, setiap kasus
pengoperasian PC dan peripheral.
Hasil pengamatan guru menunjukan pada pembahasan siklus 2 dengan judul
fungsi peralatan peripheral melalui port I/O, terlihat para peserta didik sangat aktif
dalam mengajukan pertanyaan dan memberikan argumentasi. Berdasarkan hasil
pengamatan melalui rubrik penilaian aktivitas peserta didikyang relevan dengan
39
pembelajaran, rata-rata ketercapaian seluruh peserta didik mencapai 75,98%, yang
berarti berada pada kategori baik, hasil pengamatan melalui rubrik penilaian aktivitas
peserta didik yang kurang relevan dengan pembelajaran, rata-rata ketercapaian seluruh
peserta didik mencapai 10,78%, yang berarti metode pembelajaran yang digunakan
dapat mengurangi aktivitas peserta didik yang tidak relevan dengan pembelajaran dan
hasil pengamatan melalui rubrik penilaian pemahamanpeserta didik tentang masalah
pengoperasian PC dan peripheral, rata-rata ketercapaian penguasaan materi seluruh
peserta didik mencapai 8,17 yang berarti berada pada kategori baik.
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas diatas persentasi ketercapaian pada siklus 1
mengalami peningkatan yang signifikan pada siklus 2, maka dapat disimpulkan bahwa
temuan pada penelitian menjawab rumusan masalah bahwa melalui model Problem Based
Learning dapat meningkatkan kemampuan memecahkan masalah pengoperasian PC dan
peripheral dalam mata pelajaran produktif pada peserta didik kelas X TKJ SMK Negeri 4
Gorontalo.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
1. Sejarah Singkat SMK Negeri 4 Gorontalo
B Identifikasi Masalah PembelajaranEkonomi/ Akuntansi
pada Kelas XI IPS 5 SMA Negeri 2 Surakarta
Kegiatan awal yang dilakukan adalah mengidentifikasi permasalahan yang timbul dalam
pembelajaran ekonomi/ akuntansi. Proses mengidentifikasi masalah dilakukan dengan
observasi awal pada kelas XI IPS 5 SMA Negeri 2 Surakarta. Observasi awal diperlukan
untuk mengetahui kondisi sesungguhnya di lapangan yang dilakukan sebanyak dua kali,
yaitu pada tanggal 10 Oktober ketika peneliti melakukan Program Pengalaman Lapangan
(PPL) dan pada hari Selasa tanggal 19 Januari 2010. Adapun hasil identifikasi masalah pada
proses pembelajaran antara lain sebagai berikut:
1. Ditinjau dari segi siswa
a. Siswa kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran akuntansi.
40
Hal ini dapat dilihat ketika siswa mengikuti Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) akuntansi.
Ada beberapa siswa yang sering membuat suasana kelas menjadi gaduh dengan lelucon
yang mereka buat akibatnya siswa yang lain menjadi ikut tertawa. Di samping itu, ada juga
siswa yang tidak memperhatikan dan mengacuhkan penjelasan dari guru yang sedang
memberikan penjelasan bahkan siswa cenderung lebih menikmati obrolan dengan teman-
teman mereka dibandingkan memperhatikan penjelasan dari guru. Ketika mereka disuruh
bertanya tentang materi pelajaran yang belum dimengerti mereka cenderung diam saja dan
menundukan kepala. Hal yang serupa juga dilakukan siswa ketika guru memberikan
kesempatan kepada mereka untuk maju mengerjakan soal ataupun menjawab pertanyaan
hanya beberapa siswa saja yang terbiasa untuk merespon guru.
Menurut Tonny Priyangga, Erina Noermalitasari, Dyah Lestari Sri Rejeki, dan Kartika Sari
Dian P. kondisi pembelajaran seperti diungkapkan di atas memang sudah biasa dilakukan
siswa hampir pada semua mata pelajaran. Siswa cenderung tidak merespon pembelajaran
dengan baik dan terkesan pasif. Khusus untuk materi akuntansi mereka berpendapat bahwa
untuk memahami akuntansi dibutuhkan perhatian yang penuh saat guru mengajar sehingga
dapat benar-benar mengerti materi tersebut dan untuk mengerjakan soal-soal dibutuhkan
ketelitian dari awal pengerjaan sampai akhir. Hal ini membuat siswa terkadang berpikir
akuntansi itu sulit dan akibatnya mereka takut kalau salah dalam mengerjakan soal-soal
akuntansi. Mata pelajaran akuntansi di SMK Negeri 4 Gorontalo berlangsung pada siang
hari yaitu jam ke 7 sampai 8 untuk hari selasa dan jam ke 5 untuk hari sabtu. Dimana jam ke
5 adalah jam 10.00 dan jam ke 7 adalah jam 11.30 sementara jam ke 8 adalah jam 12.30
karena ada sela waktu untuk jam istirahat selama 15 menit. Terkadang hal tersebut menjadi
kendala karena siswa sudah merasa tidak bisa berkonsentrasi secara maksimal.
b. Hasil belajar kognitif akuntansi siswa rendah.
Hasil belajar tersebut dilihat dari segi kognitif dimana berdasarkan nilai tes akhir semester
pertama dengan KKM (Kriteria Ketuntasan Maksimum) sebesar 65 terdapat 58% siswa
telah lulus KKM dan 42% atau 15 siswa tidak lulus. Beberapa siswa mengungkapkan nilai
KD mereka rendah karena belum memahami materi dengan baik. Hal tersebut menunjukkan
bahwa pembelajaran akuntansi yang selama ini dilakukan belum menunjukkan hasil yang
maksimal.
2. Ditinjau dari segi guru
a. Guru masih menggunakan metode ceramah bervariasi dalam mengajar. Metode ceramah
bervariasi yang selama ini diterapkan dalam pembelajaran akuntansi di kelas membuat
41
siswa kurang dapat memahami materi pelajaran dengan baik dan terkadang siswa merasa
jenuh/ bosan. Guru mata pelajaran mengungkapkan bahwa beliau tau tentang metode
pembelajaran inovatif dan berbagai macam metode yang lainnya salah satunya
pembelajaran kooperatif tetapi belum pernah dan belum tau bagaimana cara
menerapkannya.
b. Guru merasa kesulitan untuk mengelola kelas karena siswa yang cenderung hiperaktif.
Selama ini guru mata pelajaran akuntansi telah menerapkan berbagai cara untuk membuat
siswa terfokus pada pelajaran dan tidak ramai sendiri mulai dari menegur dan memberi
peringatan kepada siswa tetapi masih saja banyak siswa yang ramai. Terkadang guru
merasa kualahan dengan sikap anak-anak tersebut. Memang banyak guru yang mengatakan
siswa kelas XI IPS 5 suka ramai sendiri dan tidak memperhatikan pelajaran. Guru
memperkirakan siswa yang aktif dalam pembelajaran hanya 40% atau sekitar 15 siswa dan
guru ingin menciptakan kondisi pembelajaran yang menyenangkan dan kondusif sehingga
siswa dapat belajar dengan maksimal dan prestasi mereka pun akan mengalami peningkatan.
C. Deskripsi Hasil Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan pada pertengahan semester dua
dengan materi pembelajaran Laporan Keuangan yang meliputi Laporan Laba/
Rugi, Laporan Perubahan Modal dan Laporan Neraca. Proses penelitian dilakukan
dalam dua siklus yang masing-masing siklus terdiri dari empat tahap, yaitu: (1)
perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi tindakan, dan (4)
analisis dan refleksi tindakan.
1. Siklus Pertama
Siklus ini dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Perencanaan Tindakan Siklus Pertama
Perencanaan tindakan adalah proses awal yang dilakukan sebelum
melaksanakan penelitian. Perencanaan tindakan dilakukan pada hari Senin,
22 Maret 2010 di SMA Negeri 2 Surakarta. Peneliti bersama guru mata
pelajaran mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilaksanakan dalam
penelitian ini. Penelitian mulai dilaksanakan pada hari Selasa, 6 April 2010.
Tahap perencanaan ini meliputi kegiatan antara lain:
1) Penyusunan skenario pembelajaran
Penyusunan skenario pembelajaran dilakukan berdasarkan
pembelajaran kooperatif tipe TPS dengan materi pembelajaran Laporan
Keuangan yang terdiri dari Laporan Laba/Rugi dan Laporan Perubahan
Modal:
lviii
a) Pertemuan ke-1
Pertemuan ini terdiri dari tiga kegiatan yaitu:
(1) Kegiatan awal
Kegiatan awal dimulai dengan salam pembuka, mengabsen siswa,
dan dilanjutkan dengan menginformasikan standar kompetensi,
42
kompetensi dasar dan indikator dari pokok bahasan yang akan
disampaikan. Setelah itu guru menjelaskan tentang pembelajaran
kooperatif tipe TPS yang akan digunakan selama pembelajaran
akuntansi.
(2) Kegiatan inti
Kegiatan inti dilakukan dengan penyampaian materi Laporan
Keuangan yang meliputi Laporan Perubahan Modal dan Laporan
Perubahan Modal. Setelah itu dilanjutkan dengan pembagian
kelompok di mana masing-masing kelompok terdiri dari empat
siswa dengan tingkat kemampuan akademik yang berbeda.
Masing-masing kelompok terdiri dari dua pasang siswa.
Kemudian diberikan soal diskusi lalu siswa diminta untuk
berdiskusi dengan pasangan dalam kelompok yang telah
ditentukan. Guru mengamati aktivitas belajar siswa dan
membantu apabila terdapat pasangan yang mengalami kesulitan
dalam menyelesaikan soal.
(3) Kegiatan akhir
Kegiatan akhir dilakukan dengan memberikan penjelasan bahwa
pada pertemuan berikutnya diskusi akan dilanjutkan dalam
diskusi kelompok dan memberikan salam penutup.
b) Pertemuan ke-2
(1) Kegiatan awal
lix
Kegiatan awal pembelajaran dilakukan dengan salam pembuka,
mengabsen siswa dan meminta siswa bergabung dalam
kelompoknya.
(2) Kegiatan inti
Kegiatan inti dilakukan dengan diskusi kelompok di mana
masing-masing pasangan kembali ke kelompoknya untuk
mendiskusikan hasil pekerjaan mereka. Guru mengamati aktivitas
belajar siswa dan membantu apabila terdapat kelompok yang
mengalami kesulitan.
(3) Kegiatan akhir
Kegiatan akhir dilakukan dengan menginformasikan bahwa
pertemuan berikutnya tiap-tiap harus kelompok mempersiapkan
diri untuk mempresentasi hasil diskusi mereka.
c) Pertemuan ke-3
(1) Kegiatan awal
Kegiatan awal dilakukan dengan salam pembuka dan presensi
siswa.
(2) Kegiatan inti
Meminta beberapa kelompok untuk mempresentasikan hasil
diskusi masing-masing 15 menit.
(3) Kegiatan akhir
Pada kegiatan ini guru memberikan penekanan cara menyusun
laporan laba/ rugi dan laporan perubahan modal dan memberikan
informasi kalau pertemuan berikutnya akan diadakan tes dan
terakhir memberikan salam penutup.
d) Pertemuan ke-4
43
(1) Kegiatan awal
Kegiatan awal dilakukan dengan salam pembuka, presensi, dan
mempersiapkan siswa untuk menghadapi tes individu.
(2) Kegiatan inti
lx
Siswa mengerjakan tes individu dalam waktu yang telah
ditentukan.
(3) Kegiatan akhir
Siswa diminta mengumpulkan pekerjaan mereka dan diakhiri
dengan salam penutup.
2) Pembuatan RPP menggunakan pembelajaran kooperatif tipe TPS untuk
materi pembelajaran Laporan Laba/ Rugi dan Laporan Perubahan Modal.
3) Penyusunan instrumen penilaian berupa tes individu dan lembar
observasi bertujuan untuk mengamati keaktifan siswa selama
pembelajaran dan hasil belajar siswa.
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus Pertama
Pelaksanaan tindakan pada siklus pertama dilaksanakan sebanyak
empat kali pertemuan, yaitu hari Selasa 6 April 2010 pada jam ke-7 dan 8
(pukul 11.30 s/d 13.15) di ruang perpustakaan SMA Negeri 2 Surakarta,
hari Sabtu 10 April 2010 pada jam ke-5 (pukul 10.00 s/d 10.45) di ruang
kelas XI IPS 5 SMA Negeri 2 Surakarta, hari Selasa 13 April 2010 pada jam
ke-7 dan 8 (pukul 11.30 s/d 13.15) di ruang kelas XI IPS 5 SMA Negeri 2
Surakarta, dan hari selasa 27 April 2010 pada jam ke-7. Pertemuan
dilaksanakan selama 6 x 45 menit sesuai dengan skenario pembelajaran dan
RPP.
Urutan pelaksanaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut:
1) Pertemuan ke-1 (Selasa, 6 April 2010)
Pembelajaran dimulai dengan salam pembuka dilanjutkan dengan
mengabsen siswa. Pada pertemuan ini semua siswa kelas XI IPS 5 nihil
atau semua siswa hadir. Selanjutnya guru menginformasikan standar
kompetensi, kompetensi dasar dan indikator dari pokok bahasan yang akan
disampaikan dan mulai menjelaskan tentang pembelajaran kooperatif tipe
TPS yang akan digunakan selama pembelajaran akuntansi. Pada saat guru
menjelaskan bagaimana pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe TPS
siswa hanya mendengarkan dan tidak ada yang bertanya.
lxi
Dalam kegiatan inti guru menyampaikan materi Laporan Keuangan
yang meliputi Laporan Laba/ Rugi dan Laporan Perubahan Modal.
Pertama dijelaskan Laporan Keuangan secara umum baik pengertian,
manfaat dan tujuan pembuatan serta bentuk-bentuk laporan. Kemudian
dijelaskan Laporan Laba/ Rugi dan Laporan Perubahan Modal secara lebih
spesifik. Pada saat guru memberikan materi masih ada siswa yang
mengobrol beberapa diantaranya Muhammad Nadlir, Varian Alfida A. S.,
Dyah Lestari, Mega Asri. Guru pun segera memperingatkan supaya
mereka tidak ramai.
Setelah selesai penyampaian materi guru membagi siswa ke dalam
kelompok-kelompok untuk melakukan pembelajaran kooperatif tipe TPS
berdasarkan nilai KD VI. Anggota tiap kelompok bersifat heterogen. Guru
membacakan masing-masing kelompok berpasangan kemudian meminta
44
siswa bergabung dalam kelompoknya masing-masing. Selanjutnya guru
membagikan soal diskusi yang harus diselesaikan oleh masing-masing
kelompok dan meminta semua siswa membaca soal sejenak. Ada tiga tipe
soal yang disediakan guru, kelompok 1 sampai 3 mengerjakan soal tipe A,
kelompok 4 sampai 6 mengerjakan soal tipe B dan kelompok 7 sampai 9
mengerjakan soal tipe C. Kemudian siswa bergabung dengan pasangan
dalam kelompoknya untuk mengerjakan soal diskusi. Pada saat
mengerjakan ada beberapa siswa yang belum paham cara mengerjakannya
diantaranya Erian Noermalitasari, Adi Putra, Riza Perdana dan Meiliana
Wanda Agesa. Dengan tanggap guru membantu mereka. Ketika siswa
melakukan diskusi berpasangan guru membimbing, mengamati aktivitas
siswa, dan membantu apabila terdapat siswa yang mengalami kesulitan.
Setelah waktu diskusi selesai guru mengakhiri pembelajaran dengan
memberitahukan diskusi akan dilanjutkan pada pertemuan berikutnya dan
memberi salam penutup.
2) Pertemuan ke-2 (Sabtu, 10 April 2010)
Pada pertemuan kedua ini pembelajaran diawali dengan salam
pembuka dan guru mulai mengabsen siswa ternyata ada 6 siswa yang tidak
lxii
masuk yaitu Nanette indira Wibowo, Anggar Dwi Cahyo, Putri Diana
Pratiwi, Eritrina Magri, Tonny Priyangga, dan Dyah Lestari. Kemudian
guru meminta siswa untuk bergabung dengan kelompoknya dan mulai
berdiskusi dalam kelompok berempat untuk membahas soal yang telah
diberikan guru. Karena ada beberapa siswa yang tidak masuk, guru
mengambil kebijakan berapun jumlah anggota yang masuk harus tetap
mengerjakan dan tidak boleh bertukar kelompok.
Ketika siswa mengerjakan soal masih terlihat ada beberapa
kelompok yang masih suka mengobrol tetapi bukan untuk membahas soal
diskusi. Melihat hal itu guru segera menegur mereka. Guru terus
membimbing jalannya diskusi, mengamati aktivitas siswa, dan membantu
apabila terdapat kelompok yang mengalami kesulitan sehingga proses
diskusi dapat berjalan lancar sesuai yang diharapkan. Setelah waktu
diskusi selesai guru bertanya kepada siswa apakah mereka sudah selesai
mengerjakan dan ternyata ada dua kelompok yang belum selesai. Guru pun
memberi tambahan waktu lima menit untuk menyelesaikan dan bagi
kelompok yang sudah selesai diminta meneliti pekerjaanya lagi. Setelah
semua siswa selesai guru mengakhiri pembelajaran dengan memberi
penjelasan bahwa tiap kelompok diberi kesempatan untuk membagikan
hasil diskusi pada pertemuan berikutnya sehingga tiap kelompok harus
mempersiapkan diri dan tidak lupa guru memberi salam penutup.
3) Pertemuan ke-3 (Selasa, 13 April 2010)
Pembelajaran diawali dengan salam pembuka, guru mengabsen
siswa seperti pertemuan yang lalu dan pada pertemuan ini semua siswa
hadir. Selanjutnya guru menentukan kelompok-kelompok yang akan
mempresentasikan hasil diskusi secara acak. Dimana kelompok 1
mengerjakan soal A, kelompok 4 mengerjakan soal B, kelompok 7
mengerjakan soal C. Jawaban dari soal diskusi ditulis pada papan tulis dan
dijelaskan kepada teman sekelas. Kelompok lain yang tidak maju
menanggapi hasil presentasi tersebut dalam bentuk memberikan
45
pertanyaan ataupun menyanggah jawaban yang dianggap masih salah
lxiii
kemudian membantu membenarkan apabila anggota kelompok yang di
depan tidak bisa.
Kelompok yang maju pertama kali adalah kelompok 7 kemudian
dilanjutkan dengan kelompok 4 untuk mengerjakan soal Laporan Laba/
Rugi bentuk single step. Pada saat kedua kelompok ini mempresentasikan
hasil diskusi tidak ada pertanyaan yang disampaikan dari kelompok lain
hal itu dikarenakan jawaban kelompok lain yang mengerjakan tipe soal B
dan C sudah sama dan guru pun telah menyatakan kalau jawaban kedua
kelompok tersebut sudah benar. Kelompok berikutnya yang maju adalah
kelompok 1 dengan mengerjakan soal Laporan Laba/ Rugi bentuk multiple
step. Pada saat kelompok ini selesai mempresentasikan hasil diskusi,
banyak pertanyaan yang diajukan oleh kelompok lain diantaranya tentang
cara penggolongan pendapatan dan beban diluar usaha serta cara
penyusunan/ penulisan letak yang benar pada setiap poin. Pertanyaanpertanyaan
tersebut disampaikan oleh Alldise Octora, Putri Ayu
Widyautami, Andi Putra, Doddy Rizqi Anggriawan. Dan pertanyaan yang
belum bisa dijawab oleh kelompok yang maju adalah pertanyaan dari
Doddy yang menanyakan cara penulisan yang benar saat menyusun
Laporan Laba/ Rugi berkaitan dengan penyajian pendapatan dan beban di
luar usaha apakah dijumlah masing-masing atau dijadikan satu. Guru pun
mempersilahkan kelompok lain untuk menanggapi tetapi tidak ada yang
menjawab. Akhirnya guru menjelaskan penulisan laporan yang benar.
Setelah siswa selesai berdiskusi untuk soal ini guru memberikan
penekanan pada cara penyusunan Laporan Laba/ Rugi yang benar.
Selanjutnya kelompok 9 maju untuk mengerjakan soal Laporan
Perubahan Modal dan mempresentasikan hasil diskusi mereka. Ada
beberapa siswa yaitu Riza Perdana, Chandra Kurnia Pratama yang
bertanya mengenai sumber angka yang dimasukkan ke dalam laporan
misalnya modal awal dan modal akhir dan kelompok yang di depan bisa
menjawab benar. Setelah siswa selesai berdiskusi untuk soal ini guru
menyimpulkan cara menyusun Laporan Perubahan Modal yang benar dan
lxiv
memberikan penekanan tentang hal-hal penting. Terakhir guru
memberikan informasi kalau pertemuan berikutnya akan diadakan tes dan
memberikan salam penutup.
4) Pertemuan ke-4 (Selasa, 27 April 2010)
Pertama guru memberikan salam pembuka, presensi dan motivasi
agar siswa dapat mengerjakan soal dengan baik. Pada pertemuan ini ada
dua siswa yang tidak masuk untuk mengikuti tes karena sakit. Selanjutnya
guru meminta siswa mengumpulkan pekerjaan hasil diskusi dan guru
mulai membagikan soal tes kepada setiap siswa. Soal yang dibuat terbagi
ke dalam dua jenis soal yang berbeda yaitu soal A dan soal B.
Siswa mengerjakan soal sesuai waktu yang telah ditentukan. Selama
siswa mengerjakan guru memastikan siswa mengerjakan soal tes secara
individu dengan mengawasi pekerjaan mereka. Setelah waktu mengerjakan
habis, guru meminta seluruh siswa mengumpulkan pekerjaan dan
memastikan identitas siswa sudah lengkap. Terakhir guru menyampaikan
46
salam penutup.
c. Observasi Tindakan Siklus Pertama
Observasi tindakan dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan
tindakan. Peneliti bertindak sebagai pengamat dan guru mata pelajaran
akuntansi sebagai pengajar. Peneliti dalam melakukan pengamatan berada di
bangku paling belakang untuk melengkapi lembar observasi yang telah
dipersiapkan sebelumnya. Pertemuan ke-1 yang dilaksanakan pada hari
Selasa tanggal 6 April 2010 diisi dengan pengenalan pembelajaran
kooperatif tipe TPS dan memberikan penjelasan tentang materi
pembelajaran yaitu Laporan keuangan yang terdiri dari laporan Laba/ Rugi
dan Laporan Perubahan Modal serta pembagian kelompok berpasangan
berdasarkan nilai KD VI yaitu jurnal penyesuaian. Guru memberi waktu
kepada siswa untuk berdiskusi berpasangan dengan pasangan yang telah
lxv
ditentukan. Pertemuan ke-2 pada hari Sabtu tanggal 10 April 2010 diisi
dengan melanjutkan diskusi dalam kelompok berempat dan guru berkeliling
untuk membimbing siswa yang menemui kesulitan dalam menyelesaikan
soal diskusi. Pertemuan ke-3 pada hari Selasa tanggal 13 April 2010 diisi
dengan presentasi siswa dan guru menyimpulkan materi yang telah
dipelajari. Sedangkan pada pertemuan ke-4 pada hari Selasa tanggal 27
April 2010, guru memberikan kuis individu kepada siswa untuk menguji
pemahaman siswa atas materi yang telah didiskusikan sebelumnya.
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap pelaksanaan proses belajar
mengajar akuntansi, diperoleh gambaran tentang hasil belajar siswa selama
pembelajaran berlangsung, yaitu sebagai berikut:
1) Siswa yang aktif selama guru memberikan apersepsi sebesar 58%
sementara 42% tidak . Hal ini dikarenakan masih ada siswa yang
berbicara sendiri bahkan ada juga siswa yang terlambat masuk ke ruang
kelas dengan alasan ijin kebelakang. Selain itu, siswa juga belum
terbiasa aktif selama pembelajaran berlangsung.
2) Siswa yang aktif selama pembelajaran berlangsung sebesar 61% dan
39% tidak. Hal ini dikarenakan tidak semua siswa terbiasa aktif untuk
bertanya dan merespon penjelasan materi dari guru.
3) Siswa yang aktif selama diskusi berpasangan/ kelompok adalah sebesar
61% dan 39% tidak aktif. Hal ini disebabkan karena siswa belum
terbiasa bekerja sama dengan anggota kelompoknya sehingga ada
beberapa kelompok yang hanya saling menunggu jawaban.
4) Hasil pekerjaan siswa yang diambil dari tes menunjukkan bahwa belum
ada siswa yang berhasil mengerjakan soal dengan sempurna. Nilai
tertinggi siswa adalah 84 dan nilai terendah siswa adalah 43. Sebesar
68% tuntas dalam mengerjakan soal dengan materi pembelajaran
Laporan Laba/ Rugi dan Laporan Perubahan Modal sedangkan 32%
yang tidak tuntas dikarenakan belum selesai mengerjakan Laporan
Perubahan Modal dan kurang paham dalam menentukan perbedaan
lxvi
pendapatan dan beban di luar usaha sehingga dalam penjumlahan juga
mengalami kesalahan.
Hasil observasi tersebut dapat dilihat pada grafik dibawah ini:
Gambar 3. Hasil Penelitian Tindakan Kelas Siklus I
47
d. Refleksi Tindakan Siklus Pertama
Berdasarkan hasil observasi tindakan pada siklus pertama ini,
peneliti melakukan analisis sebagai berikut. Jika ditinjau dari segi guru yang
mengajar terlihat persiapan materi pembelajaran dilakukan dengan baik,
cara penyampaian materi jelas dan mudah dimengerti siswa, variasi soal
diskusi dibuat berbeda ke dalam tiga tipe soal diskusi bagi sembilan
kelompok sehingga siswa lebih terlatih, selain itu respon guru dalam
menanggapi pertanyaan dan kesulitan siswa cukup baik dan tanggap.
Sedangkan kekurangan yang nampak diantaranya guru kurang
memperhatikan alokasi waktu dalam diskusi berpasangan maupun
kelompok sehingga tidak sesuai dengan waktu yang ditentukan dan terlihat
guru belum memahami pembelajaran kooperatif tipe TPS secara maksimal
sehingga terkadang masih bertanya pada peneliti.
Jika ditinjau dari segi siswa sudah terlihat keaktifan siswa selama
pembelajaran dimana siswa sudah merespon soal diskusi dengan baik dan
Jumlah Siswa
lxvii
ada usaha untuk menyelesaikannya selain itu beberapa siswa juga mulai
berani bertanya ketika menemui kesulitan dalam mengerjakan soal diskusi.
Sedangkan kekurangannya, siswa yang merasa kurang cocok dengan teman
satu kelompok tidak mau bekerja sama dan memilih mengerjakan soal
secara individu dan siswa belum berani menyampaikan pendapat saat
kelompok lain mempresentasikan hasil diskusinya sehingga partisipasi
siswa dalam diskusi masih kurang.
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan di atas, maka tindakan
refleksi yang dapat dilakukan adalah guru hendaknya memahami langkahlangkah
pembelajaran kooperatif tipe TPS, guru harus lebih dapat
mengalokasikan kegiatan diskusi siswa agar pembelajaran dapat berjalan
lebih efektif dan kekompakan siswa akan muncul dan diharapkan guru terus
memotivasi siswa agar lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran dan berani
berpartisipasi aktif dalam diskusi kelas.
2. Siklus Kedua
Siklus ini dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Perencanaan Tindakan Siklus Kedua
Perencanaan tindakan siklus kedua dilaksanakan pada hari Kamis, 29
April 2010 di SMA Negeri 2 Surakarta. Peneliti bersama dengan guru
sebagai kolaborator merencanakan waktu pelaksanaan penelitian.
Pembelajaran koooperatif tipe TPS siklus kedua akan dilaksanakan
sebanyak 4 kali pertemuan, yaitu pada hari Selasa, 4 Mei 2010; hari Sabtu, 8
Mei 2010; hari Selasa, 11 Mei 2010 dan hari Sabtu, 15 Mei 2010 dengan
kegiatan sebagai berikut:
1) Penyusunan skenario pembelajaran
Penyusunan skenario pembelajaran dilakukan dengan penerapan
pembelajaran kooperatif tipe TPS dan materi Laporan Neraca.
a) Pertemuan ke-1
Pertemuan ini terdiri dari tiga kegiatan yaitu:
(1) Kegiatan awal
lxviii
Kegiatan awal dimulai dengan salam pembuka, mengabsen siswa,
48
dan dilanjutkan apersepsi singkat berupa review materi
pembelajaran sebelumnya dan menginformasikan kompetensi,
kompetensi dasar, indikator dari pokok bahasan yang akan
disampaikan serta mengingatkan siswa agar bekerja sama dengan
anggota kelompoknya saling membantu antar teman sehingga
semua anggota dapat memahami materi pelajaran dengan
maksimal.
(2) Kegiatan inti
Guru menjelaskan laporan neraca secara singkat dilanjutkan
dengan pembagian soal diskusi. Siswa memahami soal secara
individual kemudian meminta siswa untuk berdiskusi dengan
pasangan yang telah ditentukan untuk mengerjakan soal diskusi.
Guru mengamati aktivitas belajar siswa, membantu apabila ada
kelompok yang mengalami kesulitan dan mengelilingi kelas
untuk memastikan semua pasangan/ kelompok dapat bekerja
sama secara aktif.
(3) Kegiatan akhir
Kegiatan akhir dilakukan dengan memberikan penjelasan bahwa
pada pertemuan berikutnya siswa mempersiapkan untuk
melanjutkan diskusi kelompok dan memberikan salam penutup.
b) Pertemuan ke-2
(1) Kegiatan awal
Kegiatan awal pembelajaran dilakukan dengan ucapan salam,
presensi siswa, memotivasi untuk melanjutkan pembelajaran
kooperatif tipe TPS dan meminta siswa untuk kembali bergabung
dengan kelompoknya.
(2) Kegiatan inti
Kegiatan inti dilakukan dengan diskusi kelompok di mana
masing-masing pasangan kembali ke kelompoknya untuk
mendiskusikan hasil pekerjaan mereka. Guru mengamati aktivitas
lxix
belajar siswa dan membantu apabila terdapat kelompok yang
mengalami kesulitan. Setelah kelompok selesai mengerjakan soal
diskusi guru meminta siswa untuk berdiskusi lagi untuk
memastikan setiap anggota kelompok sudah memahami materi.
(3) Kegiatan akhir
Kegiatan akhir dilakukan dengan menginformasikan pertemuan
berikutnya tiap-tiap harus kelompok mempersiapkan diri untuk
mempresentasi hasil diskusi.
c) Pertemuan ke-3
(1) Kegiatan awal
Kegiatan awal dilakukan dengan salam pembuka dan presensi
siswa.
(2) Kegiatan inti
Meminta beberapa kelompok untuk mempresentasikan hasil
diskusi. Presentasi masing-masing kelompok 15 menit dan
ditentukan secara acak oleh guru. Guru memberikan penekanan
yang diperlukan dalam menyusun Laporan Neraca yang benar.
(3) Kegiatan akhir
49
Guru menyimpulkan hasil diskusi yang telah dipelajari dan
menginformasikan pertemuan berikutnya akan diadakan tes dan
terakhir memberikan salam penutup.
d) Pertemuan ke-4
(1) Kegiatan awal
Kegiatan awal dilakukan dengan salam pembuka dan
mempersiapkan siswa untuk menghadapi tes individu.
(2) Kegiatan inti
Siswa mengerjakan tes individu dalam waktu yang telah
ditentukan, dan guru memastikan bahwa siswa benar-benar
mengerjakan tes tersebut secara individu.
(3) Kegiatan akhir
lxx
Siswa diminta mengumpulkan pekerjaan mereka dan diakhiri
dengan salam penutup.
2) Pembuatan RPP menggunakan pembelajaran kooperatif tipe TPS untuk
materi pembelajaran Laporan Neraca.
3) Penyusunan instrumen untuk mengumpulkan data penelitian yang berupa
tes individu dan lembar observasi yang bertujuan untuk mengamati hasil
belajar siswa.
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus Kedua
Pelaksanaan tindakan pada siklus kedua dilaksanakan sebanyak
empat kali pertemuan, yaitu hari hari Selasa, 4 Mei 2010 pada jam ke-7 dan
8 (pukul 11.30 s/d 13.15); hari Sabtu, 8 Mei 2010 pada jam ke-5 (pukul
10.00 s/d 10.45); hari Selasa, 11 Mei 2010 pada jam ke-7 dan 8 (pukul
11.30 s/d 13.15) dan hari Sabtu 15 Mei 2010 pada jam ke- 7 dan 8 (pukul
11.30 s/d 13.15) di ruang kelas XI IPS 5 SMA Negeri 2 Surakarta.
Pertemuan dilaksanakan selama 6 x 45 menit sesuai dengan skenario
pembelajaran dan RPP yang telah direncanakan.
Urutan pelaksanaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut:
1) Pertemuan ke-1 (Selasa, 4 Mei 2010)
Pembelajaran dimulai dengan salam pembuka dilanjutkan dengan
mengabsen siswa. Pada pertemuan ini ada 5 siswa kelas XI IPS 5 yang
tidak hadir yaitu Anggar Dwi Cahyo, Ravi Suryawan, Andi Saputra,
doddy Rizqi Anggriawan, Bagas Gumilang. Kemudian guru mengulang
materi Laporan Laba/ Rugi dan Laporan Perubahan Modal secara singkat
lalu menanyakan apakah siswa sudah benar-benar paham dan siswa pun
menyatakan kalau mereka sudah paham. Selanjutnya guru
menginformasikan standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator
dari pokok bahasan yang akan disampaikan dan memotivasi siswa agar
bekerja sama dengan anggota kelompoknya, saling membantu antar
teman sehingga semua anggota dapat memahami materi pelajaran dengan
maksimal.
lxxi
Guru mulai menyampaikan materi Laporan Keuangan yaitu
Laporan Neraca dengan melakukan interaksi dengan siswa dalam bentuk
memberi pertanyaan supaya siswa berkonsentrasi dan merespon pelajaran
dengan baik. Beberapa siswa yang semula terlihat bermalas-malasan
menjadi bersemangat untuk mengikuti pelajaran hal itu dibuktikan ketika
50
guru bertanya mereka merespon dengan menjawab serempak meskipun
terkadang harus melihat jawabannya dari buku. Setelah itu guru
membagikan soal diskusi yang harus diselesaikan oleh kelompok dan
meminta semua siswa membaca soal sejenak kemudian bergabung
dengan pasangan dalam kelompoknya untuk mengerjakan soal diskusi.
Seperti biasa bagi siswa yang pasangannya tidak masuk mengerjakan
sendiri dulu.
Pada saat siswa mengerjakan soal diskusi guru membimbing
jalannya diskusi, mengamati aktivitas siswa, membantu apabila terdapat
siswa yang mengalami kesulitan dan berkelilingi untuk memastikan
semua pasangan dapat bekerja sama. Menurut beberapa siswa materi
Laporan Neraca lebih sulit dibandingkan sebelumnya untuk itu mereka
harus bekerja sama. Pasangan yang terlihat kompak dan dapat bekerja
sama beberapa diantaranya Nanette Indira Wibowo dan Denny
Prihantanto, Fajar Siti Solikha dan Muhammad Yulidar Ardi, Kartika
Sari Dian P. dan Bintang Kusuma Perwira.
Guru mengakhiri pembelajaran dengan memberitahukan kalau
diskusi akan dilanjutkan pada pertemuan berikutnya dan memberikan
salam penutup.
2) Pertemuan ke-2 (Sabtu, 8 Mei 2010)
Pembelajaran diawali dengan salam pembuka dan guru mengabsen
siswa. Pada pertemuan ini ada 3 siswa yang tidak hadir tanpa alasan
yang jelas antara lain Anggar Dwi Cahyo, Eritrina Magri K. S. dan
Ahmad Ponconoko B. Y. Kemudian guru meminta siswa untuk kembali
bergabung dengan kelompoknya. Siswa pun berkumpul kembali ke
dalam kelompok berempat dan mulai berdiskusi membahas soal yang
lxxii
telah diberikan guru. Ada beberapa siswa yang bertanya kepada guru
karena masih bingung dalam menyelesaikan soal diantaranya Adwina
Dimas, Bagas Gumilang, Rita Azoka, Varian Alfrida A. S. rata-rata dari
mereka menanyakan apakah pekerjaannya sudah benar dan yang lain
bertanya kenapa jumlah harta dan utang, modal tidak sama. Guru pun
membantu supaya bisa menyelesaikan soal tersebut.
Pada pertengahan diskusi guru mengingatkan siswa untuk
berdiskusi kembali guna memastikan tiap anggota kelompok sudah
memahami materi pelajaran dengan baik. Selanjutnya diakhir
pembelajaran guru memberi penjelasan bahwa tiap kelompok diberikan
kesempatan untuk membagikan hasil diskusi pada pertemuan berikutnya.
3) Pertemuan ke-3 (Selasa, 11 Mei 2010)
Pada pertemuan ini pembelajaran diawali dengan salam pembuka
dan guru mengabsen siswa ternyata ada 2 siswa yang tidak hadir yaitu
Bagas Gumilang dan Tonny Priyangga. Selanjutnya guru
mempersilahkan kelompok yang ingin mempresentasikan hasil diskusi
terlebih dahulu. Ada 4 kelompok yang ingin maju yaitu kelompok 1, 3, 4,
dan 6 tetapi guru membatasi hanya dua kelompok yang
mempresentasikan dan kelompok lain dapat menambahi atau mengganti
jawaban yang salah dari kelompok yang maju. Ditentukan kelompok
yang maju yaitu kelompok 3 dan kelompok 6 yang akan
mempresentasikan hasil pekerjaan mereka. Setelah kedua kelompok ini
Karya Ilmiah PTK - Yunniastati Baderan, S.Pd
Karya Ilmiah PTK - Yunniastati Baderan, S.Pd
Karya Ilmiah PTK - Yunniastati Baderan, S.Pd
Karya Ilmiah PTK - Yunniastati Baderan, S.Pd
Karya Ilmiah PTK - Yunniastati Baderan, S.Pd
Karya Ilmiah PTK - Yunniastati Baderan, S.Pd
Karya Ilmiah PTK - Yunniastati Baderan, S.Pd
Karya Ilmiah PTK - Yunniastati Baderan, S.Pd
Karya Ilmiah PTK - Yunniastati Baderan, S.Pd
Karya Ilmiah PTK - Yunniastati Baderan, S.Pd
Karya Ilmiah PTK - Yunniastati Baderan, S.Pd
Karya Ilmiah PTK - Yunniastati Baderan, S.Pd
Karya Ilmiah PTK - Yunniastati Baderan, S.Pd
Karya Ilmiah PTK - Yunniastati Baderan, S.Pd
Karya Ilmiah PTK - Yunniastati Baderan, S.Pd
Karya Ilmiah PTK - Yunniastati Baderan, S.Pd
Karya Ilmiah PTK - Yunniastati Baderan, S.Pd
Karya Ilmiah PTK - Yunniastati Baderan, S.Pd
Karya Ilmiah PTK - Yunniastati Baderan, S.Pd
Karya Ilmiah PTK - Yunniastati Baderan, S.Pd
Karya Ilmiah PTK - Yunniastati Baderan, S.Pd
Karya Ilmiah PTK - Yunniastati Baderan, S.Pd
Karya Ilmiah PTK - Yunniastati Baderan, S.Pd
Karya Ilmiah PTK - Yunniastati Baderan, S.Pd
Karya Ilmiah PTK - Yunniastati Baderan, S.Pd
Karya Ilmiah PTK - Yunniastati Baderan, S.Pd
Karya Ilmiah PTK - Yunniastati Baderan, S.Pd
Karya Ilmiah PTK - Yunniastati Baderan, S.Pd
Karya Ilmiah PTK - Yunniastati Baderan, S.Pd
Karya Ilmiah PTK - Yunniastati Baderan, S.Pd
Karya Ilmiah PTK - Yunniastati Baderan, S.Pd
Karya Ilmiah PTK - Yunniastati Baderan, S.Pd
Karya Ilmiah PTK - Yunniastati Baderan, S.Pd
Karya Ilmiah PTK - Yunniastati Baderan, S.Pd
Karya Ilmiah PTK - Yunniastati Baderan, S.Pd
Karya Ilmiah PTK - Yunniastati Baderan, S.Pd
Karya Ilmiah PTK - Yunniastati Baderan, S.Pd
Karya Ilmiah PTK - Yunniastati Baderan, S.Pd
Karya Ilmiah PTK - Yunniastati Baderan, S.Pd
Karya Ilmiah PTK - Yunniastati Baderan, S.Pd
Karya Ilmiah PTK - Yunniastati Baderan, S.Pd
Karya Ilmiah PTK - Yunniastati Baderan, S.Pd
Karya Ilmiah PTK - Yunniastati Baderan, S.Pd
Karya Ilmiah PTK - Yunniastati Baderan, S.Pd

Contenu connexe

Tendances

Modul diktat kuliah sia
Modul diktat kuliah siaModul diktat kuliah sia
Modul diktat kuliah sia
sdcahyo
 
Sistem Pengendalian Manajemen (perilaku dalam organisasi)
Sistem Pengendalian Manajemen (perilaku dalam organisasi)Sistem Pengendalian Manajemen (perilaku dalam organisasi)
Sistem Pengendalian Manajemen (perilaku dalam organisasi)
Audria
 
Ppt mengelola bukti transaksi
Ppt mengelola bukti transaksiPpt mengelola bukti transaksi
Ppt mengelola bukti transaksi
Yoelindha Prado
 
Akuntansi kombinasi bisnis
Akuntansi kombinasi bisnisAkuntansi kombinasi bisnis
Akuntansi kombinasi bisnis
Malang
 
Presentasi kka
Presentasi kkaPresentasi kka
Presentasi kka
Rose Meea
 

Tendances (20)

Makalah audit laporan keuangan dan tanggung jawab auditor
Makalah audit laporan keuangan dan tanggung jawab auditorMakalah audit laporan keuangan dan tanggung jawab auditor
Makalah audit laporan keuangan dan tanggung jawab auditor
 
pendekatan TaRL dengan teori karakteristik peserta didik.pdf
pendekatan TaRL dengan teori karakteristik peserta didik.pdfpendekatan TaRL dengan teori karakteristik peserta didik.pdf
pendekatan TaRL dengan teori karakteristik peserta didik.pdf
 
Materi Akuntansi Organisasi Nirlaba
Materi Akuntansi Organisasi NirlabaMateri Akuntansi Organisasi Nirlaba
Materi Akuntansi Organisasi Nirlaba
 
Bab 18 PEMERIKSAAN EKUITAS
Bab 18 PEMERIKSAAN EKUITASBab 18 PEMERIKSAAN EKUITAS
Bab 18 PEMERIKSAAN EKUITAS
 
7. jurnal penyesuaian
7. jurnal penyesuaian7. jurnal penyesuaian
7. jurnal penyesuaian
 
Bab 15 intangiable asset
Bab 15 intangiable assetBab 15 intangiable asset
Bab 15 intangiable asset
 
LK 01 MODUL 1 PROFESIONAL AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG.docx
LK 01 MODUL 1 PROFESIONAL AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG.docxLK 01 MODUL 1 PROFESIONAL AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG.docx
LK 01 MODUL 1 PROFESIONAL AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG.docx
 
Akl kompensasi manajemen
Akl   kompensasi manajemenAkl   kompensasi manajemen
Akl kompensasi manajemen
 
Modul diktat kuliah sia
Modul diktat kuliah siaModul diktat kuliah sia
Modul diktat kuliah sia
 
Sistem Pengendalian Manajemen (perilaku dalam organisasi)
Sistem Pengendalian Manajemen (perilaku dalam organisasi)Sistem Pengendalian Manajemen (perilaku dalam organisasi)
Sistem Pengendalian Manajemen (perilaku dalam organisasi)
 
Model Pembelajaran Langsung
Model Pembelajaran LangsungModel Pembelajaran Langsung
Model Pembelajaran Langsung
 
Audit terhadap siklus pendapatan
Audit terhadap siklus pendapatanAudit terhadap siklus pendapatan
Audit terhadap siklus pendapatan
 
Ppt mengelola bukti transaksi
Ppt mengelola bukti transaksiPpt mengelola bukti transaksi
Ppt mengelola bukti transaksi
 
Piutang usaha, piutang wesel dan piutang lain
Piutang usaha, piutang wesel dan piutang lainPiutang usaha, piutang wesel dan piutang lain
Piutang usaha, piutang wesel dan piutang lain
 
Akuntansi kombinasi bisnis
Akuntansi kombinasi bisnisAkuntansi kombinasi bisnis
Akuntansi kombinasi bisnis
 
Best Practice.pdf
Best Practice.pdfBest Practice.pdf
Best Practice.pdf
 
Presentasi kka
Presentasi kkaPresentasi kka
Presentasi kka
 
Pengendalian intern
Pengendalian internPengendalian intern
Pengendalian intern
 
PKP Bab 3
PKP Bab 3PKP Bab 3
PKP Bab 3
 
Siklus penggajian
Siklus penggajianSiklus penggajian
Siklus penggajian
 

Similaire à Karya Ilmiah PTK - Yunniastati Baderan, S.Pd

Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Operator Warnet Vast Raha
 
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Operator Warnet Vast Raha
 
Penggunaan Media animasi dalam model pembelajaran langsung untuk meningkatkan...
Penggunaan Media animasi dalam model pembelajaran langsung untuk meningkatkan...Penggunaan Media animasi dalam model pembelajaran langsung untuk meningkatkan...
Penggunaan Media animasi dalam model pembelajaran langsung untuk meningkatkan...
Harsidi Side
 
Proposal p engajuan skripsi tugas matlit
Proposal p engajuan skripsi tugas matlitProposal p engajuan skripsi tugas matlit
Proposal p engajuan skripsi tugas matlit
dharmody
 

Similaire à Karya Ilmiah PTK - Yunniastati Baderan, S.Pd (20)

Karya tulids
Karya tulidsKarya tulids
Karya tulids
 
Karya tulids
Karya tulidsKarya tulids
Karya tulids
 
Karya tulis ilmiah
Karya tulis ilmiahKarya tulis ilmiah
Karya tulis ilmiah
 
Karya tulis ilmiah
Karya tulis ilmiahKarya tulis ilmiah
Karya tulis ilmiah
 
Karya tulis ilmiah
Karya tulis ilmiahKarya tulis ilmiah
Karya tulis ilmiah
 
Proposal
ProposalProposal
Proposal
 
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
 
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Laporan pkp ut
Laporan pkp utLaporan pkp ut
Laporan pkp ut
 
Contoh Skripsi PTK Geografi
Contoh Skripsi PTK Geografi Contoh Skripsi PTK Geografi
Contoh Skripsi PTK Geografi
 
B nonoh b.indonesia repaired
B nonoh b.indonesia repairedB nonoh b.indonesia repaired
B nonoh b.indonesia repaired
 
Penggunaan Media animasi dalam model pembelajaran langsung untuk meningkatkan...
Penggunaan Media animasi dalam model pembelajaran langsung untuk meningkatkan...Penggunaan Media animasi dalam model pembelajaran langsung untuk meningkatkan...
Penggunaan Media animasi dalam model pembelajaran langsung untuk meningkatkan...
 
Skripsi titin
Skripsi titinSkripsi titin
Skripsi titin
 
Tugas ptk HERNANTO,S.Pd SMA4 - kerinci
Tugas ptk  HERNANTO,S.Pd  SMA4 - kerinciTugas ptk  HERNANTO,S.Pd  SMA4 - kerinci
Tugas ptk HERNANTO,S.Pd SMA4 - kerinci
 
Proposal p engajuan skripsi tugas matlit
Proposal p engajuan skripsi tugas matlitProposal p engajuan skripsi tugas matlit
Proposal p engajuan skripsi tugas matlit
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Ptk jual-beli
Ptk jual-beliPtk jual-beli
Ptk jual-beli
 
Ptk kelas 1 ips
Ptk kelas 1 ipsPtk kelas 1 ips
Ptk kelas 1 ips
 
PTK BAB I JIGSAWdocx
PTK BAB I JIGSAWdocxPTK BAB I JIGSAWdocx
PTK BAB I JIGSAWdocx
 

Dernier

BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
JuliBriana2
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
IvvatulAini
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
JarzaniIsmail
 

Dernier (20)

PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxPANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 

Karya Ilmiah PTK - Yunniastati Baderan, S.Pd

  • 1. 1 UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE PROBLEM BASED LEARNING PADA MATA PELAJARAN DASAR-DASAR PERBANKAN KELAS X AKUNTANSI 2 Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa melalui model Problem Based Learning pada mata pelajaran dasar-dasar perbankan kelas X Ak 2 SMK Negeri 4 Gorontalo. Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Penelitian ini dilaksanakan dengan kolaborasi antara peneliti, guru kelas dan melibatkan partisipasi siswa. Pemilihan metode pembelajaran yang tepat dapat berdampak positif terhadap hasil belajar siswa akuntansi. Melalui metode ini siswa dihadapkan oleh suatu permasalahan (berupa tugas yang diberikan). Metode ini dapat mendorong siswa untuk lebih mandiri dan bertanggung jawab terhadap permasalahan yang diberikan. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka dicobakan metode problem based learning pada siswa kelas X Akuntansi 2 SMK Negeri 4 Gorontalo. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar akuntansi diajar melalui problem based learning dan hasil belajar siswa yang hanya melalui metode konvensional. Pembahasan materi pada penelitian ini dibatasi pada dasar-dasar perbankan saja. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X Akuntansi 2 SMK Negeri 4 Gorontalo yang berjumlah 21 siswa . Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes subjektif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa siswa yang diajar melalui problem based learning (kelas eksperimen) memiliki hasil belajar yang lebih baik dari siswa yang diajar hanya melalui metode konvensional (kelas kontrol). Berdasarkan penelitian ini disarankan bagi guru akuntansi menggunakan metode problem based learning sebagai salah satu alternatif metode pembelajaran yang dapat diterapkan untuk menambah variasi pembelajaran pada kompetensi dasar dasar akuntansi. Bagi peneliti berikutnya dapat melakukan penelitian tentang metode PBL dalam pembelajaran dengan mengembangkan materi yang lebih luas dan memvariasikan dengan teknik lain.
  • 2. 2 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan merupakan faktor penentu kualitas suatu bangsa. Pendidikan bersifat dinamis sehingga diperlukan perbaikan secara terus-menerus. Pendidikan berperan dalam menciptakan kehidupan yang cerdas, damai, dan demokratis. Berbagai upaya dilakukan pemerintah dalam meningkatkan kualitas pendidikan nasional, diantaranya pembaharuan kurikulum, peningkatan kualitas tenaga pendidik, penataan manajemen pendidikan serta penerapan teknologi informasi pendidikan. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan semua pihak dapat memperoleh semua informasi dengan melimpah, cepat, dan mudah dari berbagai sumber dan tempat di dunia. Dengan demikian, siswa perlu memiliki kemampuan memperoleh, memilih, dan mengelola informasi supaya mampu bertahan pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti dan kompetitif. Kemampuan ini membutuhkan pemikiran sistematis, logis, kreatif dan kemampuan bekerja sama. Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal dimana siswa belajar dan diberikan pengetahuan tentang bermacam-macam mata pelajaran yang akan dipelajari, diujikan dan diberikan penilaian hasil belajarnya akan dipaparkan dalam buku rapot, yang biasanya dinyatakan dalam huruf atau angka. Dan hasil belajar itu juga dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan yang bermutu yaitu pendidikan yang mampu menghasilkan lulusan yang mempunyai kemampuan tiga aspek yaitu aspek kognitif, aspek afektif, aspek psikomotorik. Siswa dikatakan telah belajar jika ada perubahan pada tingkah laku dalam dirinya. Perubahan yang dikehendaki untuk hasil belajar mencakup tiga aspek tersebut yaitu aspek kognitif berkenaan dengan pengetahuan baru, aspek afektif berkenaan dengan pengembangan sikap dan minat baru, aspek psikomotorik berkenaan dengan penyempurnaan kemampuan yang dimiliki. Karena dari tiga aspek tersebut dikenal dalam pendidikan sebagai indikator keberhasilan belajar siswa. Keberhasilan proses pendidikan sangat tergantung pada guru sebagai ujung tombak. Guru sebagai pengelola proses dituntut persiapannya yang 3 serba lengkap. Selain menguasai metode-metode mengajar dan menguasai materi, seorang guru juga harus menguasai pengetahuan lain yang dapat menunjang jauh lebih luas daripada hanya sekedar materi yang
  • 3. 3 diajarkan, karena gurulah yang secara langsung berhubungan dengan siswa dalam proses belajar mengajar (Husnul Chotimah, 2010: 2). Pembelajaran atau proses belajar mengajar merupakan suatu proses interaksi (hubungan timbal balik) antara guru dan siswa atau pembelajar beserta unsur-unsur yang ada. Pembelajaran merupakan bagian dari Pendidikan, yang di dalamnya ditunjang oleh berbagai unsur-unsur pembelajaran antara lain tujuan, materi pelajaran, sarana prasarana, situasi atau kondisi belajar, media pembelajaran, lingkungan belajar, metode pembelajaran, serta evaluasi. Kesemua unsur-unsur pembelajaran tersebut sangat mempengaruhi keberhasilan proses belajar mengajar untuk meningkatkan prestasi belajar siswa, Peningkatan kualitas pembelajaran dapat diterapkan melalui proses pembelajaran dan hasil belajar siswa yang semakin baik. Seperti yang dikemukakan oleh Titis Dwipantra (2011:63) dalam penelitiannya bahwa melalui proses pembelajaran dan hasil belajar siswa yang semakin baik dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Pencapaian kualitas pembelajaran dapat dilakukan oleh guru dan siswa dalam kelas yang saling berpatisipasi aktif. Akan tetapi, kenyataan yang ditemukan adalah guru lebih banyak mendominasi proses pembelajaran atau guru sebagai pusat pembelajaran, sedangkan keaktifan siswa masih belum tampak akibatnya terjadi kemacetan komunikasi. Padahal ada kecenderungan siswa akan belajar dengan baik jika lingkungan belajarnya kondusif. Belajar akan lebih bermakna bila siswa mengalami sendiri apa yang dipelajarinya, bukan mengetahuinya seperti yang dikemukakan oleh Bruner yang dikutip oleh Miswanto (2011:67) bahwa belajar dilakukan dengan usaha sendiri untuk menemukan pengetahuan yang akan menghasilkan pengetahuan yang benar- benar bermakna. Akuntansi merupakan salah satu bidang studi yang menduduki peranan penting dalam pendidikan. Pelaksanaan pelajaran akuntansi dalam pendidikan diberikan mulai dari Sekolah Menengah Atas atau Sekolah Menengah Kejuruan hingga perguruan tinggi. Akuntansi diajarkan tidak hanya untuk mengetahui dan memahami apa yang terkandung didalam ilmu akuntansi itu sendiri tetapi akuntansi diajarkan pada dasarnya bertujuan untuk mengetahui atau memahami masuk atau keluarnya uang dalam suatu perusahaan. Dalam pembelajaran akuntansi dibutuhkan keaktifan sebagai dasar untuk pengembangan materi lebih lanjut. Hal ini sangat dipengaruhi oleh faktor model pembelajaran yang digunakan. Pembelajaran yang pasif akan menghambat berlangsungnya proses belajar mengajar dalam memahami suatu konsep. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran akuntansi siswa dituntut benar-benar aktif sehingga daya ingat siswa tentang apa yang telah dipelajari akan lebih baik. Kesiapan belajar merupakan pendukung keberhasilan belajar siswa. Kesiapan belajar adalah kondisi yang mendahului kegiatan belajar mengajar itu sendiri. Kesiapan belajar
  • 4. 4 terhadap apa yang akan diajarkan guru pada pertemuan nantinya dapat berdampak pada hasil belajar siswa. Faktor lain yang dapat mempengaruhi keberhasilan belajar siswa yaitu keaktifan siswa waktu dikelas. Kegagalan dan keberhasilan sangat bergantung pada siswa karena setiap siswa mempunyai karakter dan sifat yang berbeda antara satu dengan yang lain. Semakin aktif siswa dalam proses belajar mengajar, baik mandiri maupun disekolah maka semakin baik pula tercapainya hasil belajarnya begitu pula sebaliknya. Seperti halnya yang terjadi pada siswa Sekolah Menengah Kejuruan atau SMK. Di SMK terdapat mata pelajaran akuntansi mengenai Dasar-Dasar Perbankan yang ditandai dengan pemahaman siswa dalam proses pencatatan, pengklasifikasian, pengikhtisaran dan pelaporan secara baik dan benar sehingga pada akhirnya dapat dibuktikan dengan tingginya nilai tes yang diperoleh siswa berkaitan dengan materi tersebut. Diharapkan siswa mampu menguasai Dasar- Dasar Perbankan dengan baik dan benar. Oleh karena itu, siswa dituntut untuk menguasai materi tersebut secara tuntas. Berdasarkan pengamatan dan informasi dari guru dan siswa kelas X Ak 2 SMK Negeri 4 Gorontalo terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi rendahnya kualitas pembelajaran yaitu siswa menilai bahwa mata pelajaran akuntansi itu sulit. Hal ini mempengaruhi sikap siswa yang kurang antusias dalam memperhatikan pelajaran sehingga siswa mudah bosan dan berbicara sendiri ketika guru sedang mengajar. Selain itu, kurangnya interaksi antar siswa menyebabkan tidak adanya kerjasama antar siswa pada saat menyelesaikan soal akuntansi, terlihat pada saat guru memberikan tugas rumah, siswa lebih suka mengerjakan secara individu daripada berdiskusi atau mengerjakan bersama-sama sehingga kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal terbatas. Faktor lain. yang mempengaruhi rendahnya kualitas pembelajaran yakni terjadinya kemacetan komunikasi, siswa merasa kurang percaya diri dalam mengajukan pertanyaan, berpendapat dan berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Karena kurangnya keaktifan siswa selama proses pembelajaran yang membuat kurangnya pemahaman siswa maka hasil belajar yang diperoleh siswa dapat dikatakan kurang baik, hal ini tercermin dari hasil belajar siswa yang belum mencapai batas ketuntasan yaitu 75, dengan ditandai nilai rata-rata kelas untuk mata pelajaran akuntansi yaitu 72,90. Jadi dapat disimpulkan, rendahnya kualitas pembelajaran siswa kelas X Ak 2 SMK Negeri 4 Gorontalo disebabkan kurangnya antusias dan kurangnya keaktifan dalam proses pembelajaran serta ketidaktuntasan hasil belajar yang diraih oleh siswa. Berdasarkan permasalahan yang ditemukan maka perlu dilakukan pembenahan dalam pembelajaran akuntansi sehingga siswa dapat antusias, memperhatikan pelajaran dan mampu aktif dalam bekerjasama dengan baik. pembelajaran yang lebih mengutamakan keaktifan siswa dan memberikan kesempatan siswa dapat mengembangkan potensi siswa secara maksimal dan meningkatkan mutu pembelajaran. Untuk itu diperlukan suatu inovasi dalam pembelajaran sehingga mampu meningkatkan kualitas pembelajaran.
  • 5. 5 Inovasi dapat diterapkan baik dari sudut pandang media pembelajaran, model pembelajaran, ataupun metode pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang dapat menumbuhkan kualitas pembelajaran mengenai kemandirian siswa, kerjasama siswa, dan aspek penguasaan psikomotorik yaitu melalui penerapan model pembelajaran problem based learning pada penerapan model pembelajaran metode ini cukup efektif dilihat dari 3 aspek yaitu aspek kemandirian, aspek kerjasama kelompok, dan aspek penguasaan psikomotorik”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui proses pembelajaran PBL (Problem Based Learning) mampu meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Dasar-dasar perbankan. Rata-rata kemampuan siswa pada siklus I sebesar 6,78, pada siklus II dengan rata-rata sebesar 8,55. Adanya peningkatan ini menunjukkan bahwa pembelajaran PBL (Problem Based Learning) efektif untuk melatih kemampuan siswa memahami Dasar-dasar perbankan. PBL merupakan suatu model pembelajaran dimana sebelum proses belajar mengajar didalam kelas dimulai, siswa terlebih dahulu diminta mengobservasi suatu fenomena. Kemudian siswa diminta untuk mencatat permasalahan yang muncul, serta mendiskusikan permasalahan dan mencari pemecahan masalah dari permasalahan tersebut. Setelah itu, tugas guru adalah merangsang untuk berpikir kritis dan kreatif dalam memecahkan masalah yang ada serta mengarahkan siswa untuk bertanya, membuktikan asumsi, dan mendengarkan perspektif yang berbeda di antara mereka. Dari latar belakang masalah yang telah dibahas sebelumnya, peneliti merasa perlu mengadakan suatu penelitian yang bertujuan memperbaiki prestasi belajar akuntansi siswa. Hal itu yang menjadikan peneliti tertarik mengadakan penelitian dengan mengambil judul “UPAYA MENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA SISWA KELAS X AKUNTANSI 2 SMK NEGERI 4 GORONTALO TAHUN PELAJARAN 2014/2015”. B. IDENTIFIKASI MASALAH Berdasarkan latar belakang masalah di atas,dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut : 1) Rendahnya tingkat pencapaian prestasi belajar akuntansi siswa yang kemungkinan disebabkan metode pembelajaran yang digunakan oleh guru kurang tepat. 2) Rendahnya tingkat pencapaian prestasi belajar akuntansi siswa yang kemungkinan disebabkan karena faktor dari siswa yaitu kurang percaya diri dengan kemampuan dirinya dan kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran akuntansi. 3) Rendahnya tingkat pencapaian prestasi belajar akuntansi siswa yang kemungkinan disebabkan karena perumusan tujuan pembelajaran yang kurang jelas.
  • 6. 6 C. PEMBATASAN MASALAH Dengan mempertimbangkan segi ketajaman masalah dari beberapa masalah yang mempengaruhi prestasi belajar akuntansi siswa dan agar supaya permasalahan dan pembahasan dalam penelitian ini lebih terarah dan jelas, maka penelitian ini memberikan batasan pada masalah yaitu: “Rendahnya tingkat pencapaian prestasi belajar akuntansi siswa yang kemungkinan disebabkan metode pembelajaran yang digunakan oleh guru kurang tepat, sehingga perlunya pemanfaatan metode yang lebih inovatif yaitu model Problem Based Learning dalam proses pembelajaran agar dapat meningkatkan prestasi belajar siswa”. D. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan pada pembatasan masalah yang ada, maka rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut: Rumusan masalah umum : “Apakah penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan prestasi belajar akuntansi pada siswa kelas X Akuntansi 2 SMK Negeri 4 Gorntalo Tahun Pelajaran 2014/2015?” Rumusan masalah khusus : 1) Apakah penerapan model pembelajaran ProblemBased Learning (PBL) dapat meningkatkan minat belajar akuntansi pada siswa kelas X Akuntansi 2 SMK Negeri 4 Gorontalo Tahun Pelajaran 2014/2015? 2) Apakah penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan motivasi belajar akuntansi pada siswa kelas X Akuntansi 2 SMK Negeri 4 Gorontalo Tahun Pelajaran 2014/2015? 3) Apakah penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan partisipasi belajar akuntansi pada siswa kelas X Akuntansi 2 SMK Negeri 4 Gorontalo Tahun Pelajaran 2014/2015? E. TUJUAN PENELITIAN Sesuai rumusan masalah, maka tujuan yang hendak dicapai penelitian ini adalah sebagai berikut :
  • 7. 7 Tujuan umum: ”Untuk meningkatkan prestasi belajar akuntansi melalui penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada siswa kelas X Akuntansi 2 SMK Negeri 4 Gorontalo Tahun Pelajaran 2014/2015”. Tujuan khusus: 1) Untuk meningkatkan minat belajar akuntansi melalui penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada siswa kelas X Akuntansi 2 SMK Negeri 4 Gorontalo Tahun Pelajaran 2014/2015. 2) Untuk meningkatkan motivasi belajar akuntansi melalui penerapan model pembelajaran ProblemBased Learning (PBL) pada siswa kelas X Akuntansi 2 SMK Negeri 4 Gorontalo Tahun Pelajaran 2014/2015. 3) Untuk meningkatkan partisipasi belajar akuntansi melalui penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada siswa kelas X Akuntansi 2 SMK Negeri 4 Gorontalo Tahun Pelajaran 2014/2015. F. MANFAAT PENELITIAN Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Manfaat Teoritis a. Hasil penelitian ini dapat dipergunakan untuk referensi penelitian selanjutnya yang relevan. b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah dan mengembangkan pengetahuan dalam bidang pendidikan, khususnya dalam pemilihan metode pembelajaran yang tepat. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa Memberikan kemudahan dalam mempelajari ilmu pengetahuan dan dapat mengimplementasikan dalam bidang yang sesuai. b. Bagi Guru Sebagai motivasi untuk menerapkan pendekatan keterampilan proses dalam pembelajaran untuk menghasilkan output yang berkualitas. Selain itu sebagai media alternatif dalam mengajarkan materi yang lebih menyenangkan dan mudah dipahami oleh siswa.
  • 8. 8 c. Bagi Sekolah. Hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan yang banyak dalam rangka perbaikan pembelajaran di dalam kelas, peningkatan kualitas sekolah yang diteliti, dan bagi sekolah-sekolah lain. d. Bagi Peneliti Menambah pengetahuan dan pengalaman sebagai calon guru dapat berusaha sejak sekarang untuk belajar menerapkan model atau metode pembelajaran yang tepat.
  • 9. 9 BAB II LANDASAN TEORI A. TINJAUAN PUSTAKA 1. Tinjauan Proses dan hasil pembelajaran a. Hakikat Belajar Belajar pada hakikatnya merupakan suatu aktivitas untuk memperoleh perubahan tingkah laku pada dirinya baik potensial maupun aktual, yaitu perubahan secara kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Dalam perubahan itu terbentuk kemampuan-kemampuan baru yang dimiliki dalam waktu yang relatif lama (konstan). Serta perubahan tersebut terjadi karena usaha sadar yang dilakukan oleh individu yang sedang belajar. Belajar merupakan proses sepanjang hayat dan tidak terbatas pada ruang dan waktu, atau dengan kata lain belajar dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja. Kegiatan belajar dapat dimulai dari lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Belajar merupakan proses untuk memperoleh prestasi hasil belajar. Hasil belajar merupakan tujuan yang akan dicapai seseorang ketika ia melakukan kegiatan pembelajaran. Nana Syaodih Sumadinata (2009: 122-123) menyatakan bahwa, “Hasil belajar yang merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan potensi atau kapasitas yang dimiliki seseorang yang dapat dilihat dari perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, kemampuan berpikir, maupun keterampilan motorik”. Sama halnya dengan Nana Sudjana (2009: 22) berpendapat bahwa, “Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya”. Para ahli telah menjelaskan pengertian belajar menurut sudut pandang masing- masing, baik bentuk rumusan maupun aspek-aspek yang ditekankan dalam belajar berbeda antara ahli yang satu dengan yang lain. Menurut Hamalik (2008:29), “Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi mengalami, hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan perubahan kelakuan”. William Burton dalam Hamalik (2008:28) mengemukakan bahwa, “Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan suatu tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. Menurut Sardiman A M (2004:20-21), “Dalam pengertian luas, belajar dapat diartikan sebagai kegiatan psiko-fisik menuju perkembangan pribadi seutuhnya. Kemudian dalam artian sempit, belajar dimaksudkan sebagai sah penguasaan materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya”. Berdasarkan pendapat yang telah dikemukakan di atas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa pengertian belajar adalah aktivitas atau kegiatan psiko-fisik yang menimbulkan perubahan
  • 10. 10 pribadi seutuhnya, baik perubahan secara kognitif, afektif, maupun psikomotorik sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Pada intinya belajar adalah perubahan menuju perkembangan ke arah yang lebih baik. Berhasil tidaknya kegiatan belajar sangat tergantung oleh berbagai faktor yang mempengaruhi proses belajar. Menurut Sumadi Suryabrata (2010:233) faktor-faktor yang dapat mempengaruhi proses belajar yaitu : 1) Faktor internal (faktor yang berasal dari dalam individu), yakni faktor Fisiologis (yang bersifat jasmani) dan faktor Psikologis (yang bersifat rohani). 2) Faktor eksternal (faktor yang berasal dari luar individu), yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa meliputi : faktor sosial dan faktor non sosial. b. Hakikat Mengajar Mengajar pada dasarnya merupakan usaha untuk menciptakan kondisi atau sistem lingkungan yang kondusif dan memungkinkan untuk berlangsungnya proses belajar. Secara sempit mengajar dapat diartikan usaha untuk menyampaikan pengetahuan dan kebudayaan kepada anak didik. Sehingga tujuan pengajaran hanya sebatas pada penguasaan pengetahuan dan sebagai konsekuensinya anak didik cenderung menjadi pasif. Pengajaran berpusat pada guru (teacher centered) berarti guru memegang posisi kunci dalam proses belajar mengajar di kelas. Pengertian secara luas mengatakan mengajar adalah upaya menciptakan kondisi yang kondusif untuk berlangsungnya kegiatan belajar bagi siswa. Pengertian berikut menegaskan bahwa siswa harus bisa ikut terlibat secara aktif dalam proses belajar mengajar. Menurut Hamalikn (2008:44), “Mengajar adalah menyampaikan pengetahuan kepada siswa didik atau murid di sekolah”. Pendapat tersebut diperkuat oleh Nasution (2000:4) yang menyatakan bahwa, “Mengajar adalah usaha mengorganisasi lingkungan sehingga menciptakan kondisi belajar bagi siswa”. Lingkungan dalam pengertian ini tidak hanya ruang kelas (ruang belajar), tetapi juga meliputi guru, alat peraga, perpustakaan, laboratorium, dan sebagainya yang relevan dengan kegiatan belajar siswa. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa mengajar merupakan usaha menciptakan suatu sistem belajar mengajar yang melibatkan dan mengaktifkan semua komponen belajar mengajar yang ada, bukan hanya proses penyampaian pengetahuan, akan tetapi merupakan kegiatan kompleks meliputi segala upaya yang mengarah pada pengertian membantu dan membimbing siswa dalam mengembangkan semua ranah kejiwaannya ke arah perubahan yang positif.
  • 11. 11 c. Hakikat Pembelajaran Belajar dan mengajar pada dasarnya merupakan dua konsep yang tak terpisahkan yang membentuk suatu proses interaksi antara guru dengan siswa dalam rangka mencapai tujuan yaitu perubahan tingkah laku individu ke arah yang lebih baik. Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku individu ke arah yang lebih baik melalui pengalaman dan latihan. Sedangkan mengajar merupakan usaha seorang guru untuk menyampaikan pengetahuan atau informasi kepada siswa. Belajar dan mengajar dianggap sebagai proses karena di dalamnya terdapat interaksi (hubungan timbal balik) antara guru dan siswa. Proses itulah yang disebut pembelajaran. Pembelajaran menurut Nana Sudjana (2009:28) adalah kegiatan mengatur dan mengorganisasikan lingkungan di sekitar siswa yang dapat mendorong dan memudahkan minat siswa melakukan kegiatan belajar. Pembelajaran terdiri atas beberapa komponen yang saling berkaitan dan memiliki ketergantungan satu sama lain dan bekerja sama membentuk sebuah sistem agar dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Menurut Degeng dalam Sugiyanto (2008:1), “Daya tarik suatu pembelajaran ditentukan oleh dua hal, pertama oleh mata pelajaran itu sendiri, dan kedua oleh cara mengajar guru”. Sedangkan menurut Gino (1998:30) kegiatan belajar mengajar merupakan suatu kegiatan yang melibatkan beberapa komponen : 1) Siswa adalah seseorang yang bertindak sebagai pencari, penerima, dan penyimpan isi pelajaran yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. 2) Guru adalah seseorang yang bertindak sebagai pengelola kegiatan belajar mengajar, katalisator belajar mengajar, dan peranan lainnya yang memungkinkan berlangsungnya kegiatan belajar mengajar yang efektif. 3) Tujuan yakni pernyataan tentang perubahan perilaku yang diinginkan terjadi pada siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar. Perubahan perilaku tersebut mencakup perubahan kognitif, psikomotorik, dan afektif. 4) Isi pelajaran / Materi adalah segala informasi berupa fakta, prinsip, dan konsep yang diperlukan untuk mencapai tujuan. 5) Metode yakni cara yang teratur untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendapat informasi yang dibutuhkan mereka untuk mencapai tujuan. 6) Media yakni bahan pengajaran dengan atau tanpa peralatan yang digunakan untuk menyajikan informasi kepada siswa agar mereka dapat mencapai tujuan. 7) Evaluasi adalah cara tertentu yang digunakan untuk menilai suatu proses dan hasilnya. Evaluasi dilakukan terhadap seluruh komponen kegiatan belajar mengajar. Komponen-komponen kegiatan belajar mengajar tersebut saling berinteraksi satu
  • 12. 12 dengan yang lain dan bermula serta bermuara pada tujuan, sehingga merupakan suatu sistem. 2. Model Problem Based Learning Keberhasilan proses belajar mengajar salah satunya ditentukan oleh model atau metode mengajar yaitu bagaimana cara guru menyampaikan materi yang akan diajarkan. Secara harfiah metode ( method ) berarti “cara”. Dalam pemakaian yang umum, metode diartikan sebagai cara melakukan sesuatu kegiatan atau cara melakukan pekerjaan dengan menggunakan fakta dan konsep-konsep secara sistematis. Nana Sudjana (2009:76) mengemukakan bahwa “Metode mengajar ialah suatu cara atau teknis yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran”. Sedangkan model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran. Winataputra dalam Sugiyanto (2008:7) mengemukakan bahwa ”Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para pencanang pembelajaran dan para pengajar dalam mencanangkan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran”. Dalam proses pembelajaran di sekolah, pada hakekatnya yang berperan aktif adalah siswa, sedangkan guru berperan sebagai fasilitator. Dengan demikian, metode mengajar seharusnya beralih dari lectur-based format menjadi student-active approach atau student-centered instruction. Salah satu bentuk pembelajaran yang menerapkan student-active approach atau student-centered instruction adalah model Problem Based Learning (PBL). Dengan adanya penerapan model Problem Based Learning yang merupakan model pembelajaran inovatif, peran guru sebagai pendidik harus bisa membangkitkan minat belajar siswa, motivasi belajar dan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran sehingga diharapkan prestasi belajar siswa akan mengalami peningkatan dibandingkan dengan sebelumnya yang masih menerapkan metode konvensional ceramah. Menurut Nana Sudjana (2009:85), “praktek model pembelajaran pemecahan masalah berdasarkan tujuan dan bahan pengajaran, guru menjelaskan apa yang harus dicapai siswa dan kegiatan belajar yang harus dilaksanakannya (langkah-langkahnya)”. Melalui ceramah dan alat bantu atau demonstrasi, guru menjelaskan konsep, prinsip, hukum, kaidah, dan yang sejenisnya, bersumber dari bahan yang harus diajarkannya. Beri kesempatan bertanya bila siswa
  • 13. 13 belum jelas mengenai konsep, prinsip, hukum, kaidah yang telah dijelaskan tersebut, dan guru merumuskan masalah dalam bentuk pertanyaan. Masalah yang diajukan bisa dalam bentuk penerapan konsep, prinsip, hukum, kaidah tersebut, bisa pula dalam bentuk proses bagaimana konsep atau prinsip tersebut beroperasi. Guru bersama siswa menentukan jawaban sementara terhadap masalah tersebut. Menentukan jawaban sementara, sebaiknya guru memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada siswa agar siswa sendiri secara bersama merumuskan dugaan jawaban tersebut. Guru lebih berperan memberikan arahan dan membimbing pendapat siswa.Tahap selanjutnya, siswa diminta mencari informasi, keterangan, bahan, data, dan lain-lain yang diperlukan untuk menguji jawaban terhadap masalah di atas untuk membuktikan apakah dugaan atau jawaban sementara yang telah dirumuskannya itu benar atau salah. Mencari data dan informasi tersebut bisa dilakukan secara individual, bisa pula secara kelompok. Biasanya dilakukan lebih baik jika dalam bentuk kelompok agar terjadi diskusi di kalangan siswa. Berdasarkan data, informasi, keterangan yang diperoleh siswa mendiskusikan keterangan itu, apakah data itu benar atau salah, lalu menghimpun data tersebut untuk dicocokkan dengan jawaban atau dugaan sementara. Artinya menguji apakah jawaban atau dugaan sementara yang telah ditetapkan itu benar atau salah berdasarkan data dan informasi yang telah didapatkannya. Proses ini guru memberikan bantuan dan bimbingan kepada setiap kelompok. Guru menjelaskan dan menyimpulkan jawaban yang benar dari setiap masalah dan penjelasannya-penjelasannya untuk dicatat oleh para siswa. Demikian juga jawaban sementara yang ditolak, dijelaskan kesalahan- kesalahannya agar siswa mengetahuinya. Mengakhiri pelajaran dengan memberikan tugas pekerjaan rumah tentang penerapan konsep, prinsip, hukum, dan kaidah atau contoh-contoh dalam praktek kehidupan sehari-hari. Penilaian dilakukan oleh guru pada setiap langkah, baik pada kerja atau belajar yang dilakukan oleh siswa maupun hasil- hasil belajar yang dicapainya (Sudjana, 2009:86). Sedangkan menurut Anies (2003), “Model problem-based learning adalah suatu metode instruksional yang mempunyai ciri-ciri penggunaan masalah nyata sebagai konteks siswa yang mempelajari cara berpikir kritis serta keterampilan dalam memecahkan masalah”. Problem Based Learning (PBL) merupakan pembelajaran yang melibatkan peserta didik secara langsung dalam suatu mata pelajaran yang memerlukan praktek. Menurut Boud and Felleti (1997), “Problem Based Learning is an approach to structuring the curriculum involves confronting students with problems frompractice with provide a stimulus from learning”. (Problem Based Learning adalah sebuah pendekatan untuk menyusun kurikulum yang melibatkan peserta didik dalam menghadapi masalah-masalah dari praktek yang memberikan stimulus untuk pembelajaran).
  • 14. 14 Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa model Problem Based Learning merupakan model pembelajaran yang melibatkan siswa dengan masalah nyata yang sesuai minat dan perhatiannya, sehingga motivasi dan rasa ingin tahu menjadi meningkat. Dengan demikian siswa diharapkan dapat mengembangkan cara berfikir dan keterampilan yang lebih tinggi. Seperti metode pembelajaran lainnya, PBL memiliki kekuatan dan kelemahan. PBL merupakan salah satu model pembelajaran yang memberdayakan daya fikir, kreativitas, dan partisipasi siswa dalam pembelajaran. Hal ini sejalan dengan konsep belajar bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku. 3. PENGERTIAN PERBANKAN SECARA UMUM a. Pengertian Bank Dalam dunia model sekarang ini, peranan perbankan dalam memajukan perekonomian suatu negara sangatlah besar. Hampir semua sektor yang berhubungan dengan berbagai kegiatan keuangan selalu membutuhkan jasa Bank. Oleh karena itu, saat ini dan dimasa yang akan datang kita tidak akan dapat lepas dari dunia perbankan, jika hendak menjalankan aktivitas keuangan, baik perorangan maupun lembaga, baik sosial atau perusahaan. Begitu pentingnya dunia perbankan, sehingga ada anggapan bahwa Bank merupakan nyawa untuk menggerakkan roda perekonomian suatu negara. Anggapan ini tentunya tidak salah, karena fungsi Bank sebagai lembaga keuangan sangatlah vital, misalnya dalam hal penciptaan uang, mengedarkan uang, menyediakan uang untuk menunjang kegiatan usaha, tempat mengamankan uang, tempat melakukan investasi dan jasa keuangan lainnya, lalu timbul pertanyaan apa yang dimaksud dengan Bank, apasaja kegiatan bank dan bagainya fungsinya bagi masyarakat. Secara sederhana Bank diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan usahanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa-jasa bank lainnya, sedangkan pengertian lembaga keuangan adalah setiap perusahaan yang bergerak dibidang keuangan dimana kegiatannya apakah hanya menghimpun dana atau hanya menyalurkan dana atau kedua- duanya. Kemudian menurut undang-undang nomor 10 tahun 1998 yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menhimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya ke masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
  • 15. 15 Dari kedua definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Bank merupakan lembaga keuangan yang kegiatannya adalah : 1. Menghimpun dana (uang) dari masyarakat dalam bentuk simpanan, maksudnya dalam hal ini Bank sebagai tempat menyimpan uang atau berinvenstasi bagi masyarakat, tujuan utama masyarakat menyimpan uang biasanya adalah untuk keamanan uangnya sedangkan tujuan kedua adalah untuk melakukan investasi dengan harapan memperoleh bunga dari hasil simpanannya, tujuan lainnya adalah untuk memudahkan melakukan transaksi pembayaran. 2. Menyalurkan dana kemasyarakat, maksudnya adalah Bank memberikan pinjaman atau kredit kepada masyarakat yang mengajukan permohonan dengan kata lain Bank menyediakan dan bagi masyarakat yang membutuhkannya. Tentu saja sebelum kredit iberikan Bank terlebih dahulu menilai apakah kredit tersebut layak diberikan atau tidak. Penilaian ini dilakukan agar Bank terhindar dari kerugian akibat tidak dapat dikembalikannya pinjaman yang disalurkan Bank dengan berbagai sebab, jenis kredit yang biasa di berikan oleh hampir semua Bank adalah kredit investasi, kredit modal kerja dan kredit perdagangan. 3. Memberikan jasa-jasa Bank lainnya, seperti pengiriman uang (transfer), penagihan surat-surat berharga yang beraal dari dalam kota (clearing), penagihan surat-surat berharga yang berasal dari luar kota dan luar negeri (inkaso), Letter of credit (LC) Save deposit box, Bank Garansi, Bank Notes, traveler cheque dan jasa lainnya. Jasa- jasa Bank lainnya ini merupakan jasa pendukung dari kegiatan pokok Bank yaitu menghimpun dan menyalurkan dana. Secara ringkas kegiatan Bank sebagai lembaga keuangan dapat di lihat dalam gambar I. Dapat disimpulkan bahwa Bank merupakan lembaga perantara keuangan antara masyarakat yang kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana, masyarakat kelebihan dana maksudnya adalah masyarakat yang memiliki dana yang di simpan di Bank atau masyarakat yang memiliki dana dan akan digunakan untuk investasi di Bank. BANK MENGHIMPUN DANA MENYALURKAN DANA JASA JASA LAINNYA
  • 16. 16 Dana yang disimpan di bank aman karena terhindar dari kehilangan atau kerusakan. Penyimpanan uang di Bank di samping aman juga menghasilkan bunga dari uang yang di simpannya. Bagi masyarakat yang kekurangan dana atau membutuhkan dana untuk membiayai suatu usaha atau kebutuhan rumah tangga dapat menggunakan pinjaman ke Bank. Kepada masyarakat yang akan diberikan pinjaman diberikan berbagai pesyaratan yang harus segera di penuhi. Masyarakat peminjam juga dikenakan bunga dan biaya administrasi yang besarnya tergantung masing-masing Bank. b. Jenis-jenis Bank Dalam prakteknya perbankan di Indonesia saat ini terdapat beberapa jenis perbankan seperti yang di atur dalam undang-undang Perbankan. Jika kita melihat jenis perbankan sebelum keluar Undang-Undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998 dengan sebelumnya, yaitu Undang-Undang nomor 14 Tahun 1967, maka terdapat beberapa perbedaan. Namun kegiatan utama atau pokok Bank sebagai lembaga keuangan yang menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan dana tidak berbeda satu sama lainnya Perbedaan jenis perbankan dapat dilihat dari segi fungsi, serta kepemilikannya. Dari segi fungsi perbedaan yang terjadi terletak pada luasnya kegiatan atau jumlah produk yang dapat di tawarkan serta jangkauan wilayah oprasinya. Sedangkan kepemilikan perusahaan dilihat dari segi kepemilikan sahamnya. Perbedaan lainnya adalah dilihat dari segi siapa nasabah yang mereka layani apakah masyarakat luas atau masyarakat dalam lokasi tertentu (kecamatan). Jenis perbankan juga dibagi ke dalam bagaimana caraya menentukan harga jual dan harga beli atau dengan kata lain caranya mencari keuntungan. Adapun jenis perbankan dewasa ini jika di tinjau dari berbagai segi antara lain : 1. Dilihat dari segi fungsinya Menurut undang-undang pokok perbankan nomor 7 tahun 1992 dan ditegaskan lagi dengan keluarnya Undang-Undang RI Nomor 10 tahun 1998 maka jenis perbankan berdasarkan fungsinya terdiri dari : a. Bank Umum Bank umum dalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sifat jasa yang diberikan adalah umum, dalam arti dapat memberikan seluruh jasa perbankan yang ada begitu pula
  • 17. 17 dengan wilayah oprasinya dapat dilakukan seluruh wilayah indonesia, bahkan keluar negeri (cabang). Bank umum sering disebut Bank komersil. b. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Bank perkreditan Rakyat (BPR) adaah Bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah dalam kegiatannya BPR tidak memberikan jasa dalam jasa lalu lintas pembayaran. Artinya jasa-jasa perbankan yang ditawarkan BPR jauh lebih sempit jika di bandingkan dengan kegiatan atau jasa Bank umum. 2. Dilihat dari segi kepemilikannya Ditinjau dari segi kepemilikannya kepemilikan maksudnya adalah siapa saja yang memiliki Bank tersebut. Kepemilikan ini dapat dilihat dari akte pendirian dan penguasaan saham yang dimilik Bank yang bersangkutan. Jenis Bank dilihat dari segi kepemilikan : a. Bank Pemerintah Merupakan Bank yang akte pendirian maupun modal Bank ini sepenuhnya dimiliki pemerintah Indonesia sehingga seluruh keuntungan Bank ini dimiliki oleh pemerintah pula. Contoh : 1. Bank Negara Indonesia (BNI) 2. Bank Rakyat Indonesia (BRI) 3. Bank Tabungan Negara (BTN) 4. Bank Mandiri b. Bank milik swasta nasional Bank milik swasta nasional adalah merupakan Bank yang seluruh atau sebagian besar sahamnya dimiliki oleh swasta nasional. Kemudian akte pendiriannya didirikan oleh swasta begitu pula dengan pembagian keuntungannya untuk keuntungan swasta pula. Contoh : 1. Bank Bumi Putra 2. Bank Central Asia 3. Bank Danamon 4. Bank Internasional Indonesia 5. Bank Lipo
  • 18. 18 6. Bank Mega 7. Bank Muamalat 8. Bank Niaga 9. Bank Universal c. Bank milik Koperasi Merupakan Bank yang kepemilikan sahamnya dimiliki oleh perusahaan yang berbadan hukum koperasi. Contoh bank jenis ini adalah : Bank umum Koperasi Indonesia (Bukopin). d. Bank milik Asing Bank jenis ini merupakan cabang dari Bank yang ada diluar negeri, baik milik swasta, asing atau pemerintah asing. Kepemilikannya pun jelas dimiliki oleh pihak asing (luar negeri), contoh : 1. ABN AMRO bank 2. American Express Bank 3. Bank of America 4. Bank of Tokyo 5. Bangkok Bank 6. City Bank 7. Chase Manhattan bank 8. Deutsche Bank 9. European Asian bank 10. Hongkong Bank 11. Standard Chartered Bank e. Bank milik campuran Kepemilikan saham bank campuran dimiliki oleh pihak asing dan pihak swasta nasional.kepemilikan sahamnya secara mayoritas dipegang oleh warga negara indonesia. Contohnya : 1. Bank Finconesia 2. Bank Merincorp 3. Bank PDFCI 4. Bank sakura swardama 5. Ing Bank
  • 19. 19 6. Inter Pacipfik Bank 7. Mitsubishi Buana Bank 8. Paribas BBD Indonesia 9. Sumitomo Niaga bank 10. Sanwa Indonesia Bank 3. Dilihat dari segi status Dilihat dari segi kemampuannya melayani masyarakat, Bank umum dapat dibagi kedalam 2 jenis. Pembagian jenis ini disebut juga pembagian berdasarkan kedudukan atau status bank tersebut. Kedudukan atau status ini menunjukan ukuran kemampuan Bank dalam melayani masyarakat baik dari segi jumlah produk, modal maupun kwalitas pelayanannya. Jenis Bank dilihat dari segi status adalah sebagai berikut : a. Bank Devisa Merupakan bank yang dapat melaksanakan transaksi keluar negeri atau yang berhubungan dengan mata uang asing secara keseluran. b. Bank Non Devisa Merupakan bank yang belum mempunyai izin untuk melaksanakan transaksi sebagai bank devisa, sehingga tidak dapat melaksanakan transaksi seperti halnya bank devisa. 4. Dilihat dari segi menentukan harga Jenis bank jika dilihat dari segi atau caranya dalam menentukan harga, baik harga jual maupun harga beli terbagi dalam 2 kelompok yaitu : a. Bank yang berdasarkan prinsip konfensional (barat) Mayoritas Bank yang berkembang di Indonesia dewasa ini adalah bank yang berorientasi pada prinsip konvensional. Hal ini tidak terlepas dari sejarah bangsa Indonesia dimana asal mula bank dibawa oleh kolonial belanda. Dalam mencari keuntungannya bank ini menetapkan harga , untuk produk simpanan seperti giro, tabungan maupun deposito demikian pula harga untuk produk pinjamannya (kredit) juga ditentukan berdasarkan tingkat suku bunga tertentu. b. Bank yang berdasarkan prinsip syariah (islam) Bagi Bank yang berdasarkan prinsip syariah dalam menentukan harga produknya sangat berbeda dengan bank berdasarkan prinsip konvensional. Bank
  • 20. 20 berdasarkan prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum islam antara bank dengan pihak lain untuk menyimpan dana atau pembiayaan usaha. Dalam menentukan harga atau mencari keuntungan bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah adalah sebagai berikut : 1. Pembiayaan prinsip bagi hasil (mudharabah) 2. Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (musyarakah) 3. Prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah) 4. Pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa pilihan (ijarah) Atau dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang di sewa dari pihak bank oleh pihak lain (ijarah wa iqtina) 4. KERANGKA BERFIKIR Penggunaan strategi pembelajaran yang sesuai merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa. Model pembelajaran berbasis masalah adalah salah satu strategi pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum 2009. Dengan strategi pembelajaran ini penguasaan konsep yang diajarkan akan mudah ditangkap oleh siswa karena dalam pembelajaran ini siswa akan mengalami dan melakukan berdasarkan pengetahuan yang sudah dimiliki dalam kehidupan nyata. Pembelajaran berbasis masalah yang peneliti gunakan terdiri dari lima tahapan utama yang dimulai dengan guru memperkenalkan siswa dengan suatu situasi masalah yang berada di lapangan dan diakhiri dengan penyajian dan analisis hasil kerja siswa. Dalam pembelajaran ini perhatian pembelajaran tidak hanya pada perolehan pengetahuan deklaratif tetapi perolehan pengetahuan prosedural. Oleh karena itu, untuk mengetahui hasil belajar siswa tidak cukup hanya dilakukan dengan tes. Penilaian dan evaluasi yang sesuai dengan pembelajaran berbasis masalah adalah menilai pekerjaan yang dihasilkan oleh siswa sebagai hasil penyelidikan mereka. Hasil belajar akan lebih baik dan tertanam dalam diri siswa melalui suatu proses pembelajaran yang dilakukan sendiri oleh siswa. Untuk itu agar pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan harapan, dalam penelitian tindakan ini peneliti melakukan pembelajaran IBG dengan pembelajaran berbasis masalah melalui dua siklus dimana dalam setiap siklus dilakukan pendalaman materi dan evaluasi dengan mengutamakan proses pembelajaran agar mendapat hasil yang lebih optimal.
  • 21. 21 Siswa akan dibiasakan berinteraksi dengan siswa lain melalui belajar kelompok dan observasi langsung di lapangan. Siswa belajar bersama-sama dalam kelompoknya yang terdiri dari berbagai macam tipe, artinya kelompok tersebut bersifat heterogen dan didalamnya terdiri dari siswa yang tergolong pandai, sedang dan lemah. Jika ada anggota kelompok yang tidak jelas maka anggota kelompok yang merasa mampu akan menjelaskan pada siswa tersebut. Dengan demikian pembelajaran akan menyenangkan dan berarti bagi siswa yang selanjutnya akan menimbulkan semangat belajar siswa dan diharapkan hasil belajar siswa akan meningkat. Penerapan model ProblemBased Learning Meningkatkan minat siswa - Melalui apersepsi yang diberikan oleh guru, siswa dituntun untuk menggali fokus kebermaknaan dan kemampuan inisiatifnya sehingga siswa menjadi lebih antusias dalam mengikuti KBM akuntansi Motivasi siswa meningkat – PBL menekankan pada pembelajaran kelompok untuk menumbuhkan sikap self-motivated yaitu memberikan kebebasan untuk siswa bereksplorasi bersama siswa lain dalam bimbingan guru merupakan proses pembelajaran yang disenangi siswa,sehingga siswa akan dengan sendirinya termotivasi untuk belajar terus,maka keaktifan serta partisipasi siswa dalam proses pembelajaran juga akan meningkat Partisipasi siswa meningkat - Siswa dilatih untuk mengembangkan keterampilan interpersonal dan dinamika kelompok untuk meningkatkan ketelitian dan ketepatan siswa dalam menyelesaikan persoalan/soal sehingga akan meningkatkan pemahaman siswa Prestasibelajar akuntansi siswa mengalami peningkatan Gambar I. Alur Kerangka Berfikir Penerapan Model Problem Based Learning
  • 22. 22 5. HIPOTESIS Hipotesis merupakan jawaban sementara dari masalah yang telah dirumuskan yang belum diuji kebenarannya sehingga dapat dipertegas atau ditolak secara empiris. Berdasarkan landasan teori yang mencakup tinjauan pustaka, hasil penelitian yang relevan serta kerangka pemikiran, maka penulis merumuskan hipotesa sebagai berikut “Upaya Meningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Pada Siswa Kelas X Akuntansi 2 Smk Negeri 4 Gorontalo Tahun Pelajaran 2014/2015”., dapat meningkatkan prestasi belajar siswa”.
  • 23. 23 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 4 Gorontalo yang beralamat di Jalan Madura Kelurahan Liluwo Kec. Kota Tengah Kota Gorontalo khususnya di kelas X Ak 2. Adapun alasan yang mendasari pelaksanaan penelitian di lokasi ini adalah: a. Menurut pendapat beberapa siswa kelas X Ak 2 di SMK Negeri 4 Gorontalo, model pembelajaran akuntansi yang dilakukan saat ini kurang menarik dan belum menunjukkan hasil yang maksimal terlihat dari prestasi belajar siswa yang kurang optimal . b. Peneliti merupakan Guru produktif akuntansi yang ini mengajar di SMK Negeri 4 Gorontalo, sehingga peneliti sedikit banyak mengetahui mekanisme pembelajaran di sekolah ini. c. Secara khusus, di kelas X Ak 2 SMK Negeri 4 Gorontalo belum pernah dilaksanakan penelitian sejenis sehingga terhindar dari kemungkinan adanya penelitian ulang. B. WAKTU PENELITIAN Penelitian ini selama 3 Bulan (Oktober s/d Desember 2014) pada Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015.(Jadwal Terlampir) C. SUBJEK PENELITIAN Dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas X Ak 2 yang terdiri siswa laki-laki ... dan siswa perempuan..... jadi jumlah keseluruhannya adalah 21 siswa. D. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Suharsimi Arikunto (2009: 3) mengungkapkan bahwa, “PTK merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan pembelajaran berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan”. Sama halnya diungkapkan oleh Kunandar dalam Iskandar (2009:21), “PTK adalah merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru atau bersama-sama dengan orang lain (kolaborasi) yang bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu proses pembelajaran di
  • 24. 24 kelasnya”. Untuk lebih memahami PTK berikut akan dipaparkan karakteristik dan prinsip-prinsip PTK. Menurut Zainal Aqib (2009: 16-17) setidaknya ada 6 karakteristik PTK meliputi : 1. Didasarkan pada masalah yang dihadapi guru dalam instruksional. 2. Adanya kolaborasi dalam pelaksanaannya. 3. Penelitian sekaligus sebagai praktisi yang melakukan refleksi. 4. Bertujuan memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas praktik instruksional. 5. Dilaksanakan dalam rangkaian langkah dengan beberapa siklus. 6. Pihak yang melakukan tindakan adalah guru sendiri, sedangkan yang melakukan pengamatan terhadap berlangsungnya proses tindakan adalah peneliti, bukan guru yang melakukan tindakan. Sedangkan untuk prinsip-prinsipnya antara lain : 1. Pekerjaan utama guru adalah mengajar, dan apapun metode PTK yang diterapkan seyogyanya tidak menggangu komitmen sebagai pengajar. 2. Metode pengumpulan data yang digunakan tidak menuntut waktu yang berlebihan dari guru sehingga tidak berpeluang menggangu proses pembelajaran. 3. Metode yang digunakan harus reliabel, sehingga memungkinkan guru mengidentifikasi serta merumuskan hipotesis secara meyakinkan, mengembangkan strategi yang dapat diterapkan pada situasi kelasnya, serta memperoleh data yang dapat digunakan untuk menjawab hipotesis yang di kemukakan. 4. Masalah program yang diusahakan oleh guru seharusnya merupakan masalah yang cukup merisaukan dan bertolak dari tanggungjawab profesional. 5. Dalam penyelenggaraan PTK, guru harus selalu bersikap konsisten menaruh kepedulian tinggi terhadap proses dan prosedur yang berkaitan dengan pekerjaannya 6. Dalam pelaksanaan PTK sejauh mungkin harus digunakan classroom excerding perspective, dalam artian permasalahan tidak dilihat terbatas dalam konteks kelas X dan atau permasalahan tertentu, melainkan perspektif misi sekolah secara keseluruhan.
  • 25. 25 Berdasarkan uraian di atas, penelitian tindakan kelas dapat diartikan suatu bentuk penelitian yang sengaja dilakukan dalam bentuk tindakan untuk menanggulangi masalah dalam bidang pendidikan dan dilaksanakan dalam kawasan kelas atau sekolah dengan tujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan proses dan hasil belajar. Adapun teknik pengolahan data dilakukan dengan siklus PTK secara terperinci mulai dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi evaluasi yang bersifat siklus berulang-ulang, minimal 2 atau 3 siklus sebagai berikut : 1. Perencanaan Tindakan (Planning) Pada tahap awal ini yang dilakukan adalah mengidentifikasi masalah dan penerapan alternatif pemecahan masalah. Secara lebih spesifik adalah merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dalam KBM, menentukan pokok bahasan, mengembangkan skenario, menyiapkan sumber belajar, mengembang format evaluasi, mengembangkan format observasi lapangan. 2. Pelaksanaan Tindakan (Acting) Pada tahap ini peneliti akan menerapkan tindakan yang mengacu pada skenario rencana di atas. 3. Pengamatan Tindakan (Observing) Peneliti akan melakukan observasi dengan memakai format observasi dan menilai hasil tindakan dengan menggunakan format penilaian. 4. Refleksi (Reflecting) Pada tahap akhir ini peneliti akan melakukan evaluasi atas tindakan yang telah dilakukan. Hasil evaluasi akan untuk digunakan perbaikan pada siklus berikutnya. Untuk mempermudah siklus yang dimaksud dalam penelitian ini, akan digambarkan siklus PTK (Iskandar, 2009: 49). Gambar 2. Model Siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
  • 26. 26 D. Teknik Pengumpulan Data Sesuai dengan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini, maka teknik pengumpulan data yang digunakan antara lain: 1. Observasi Peneliti melakukan pengamatan langsung pada KBM di kelas. Peneliti melakukan pencatatan data berkaitan dengan fokus masalah yang diteliti yaitu keaktifan siswa dan hasil belajar siswa setelah dilakukan tindakan. Instrumen yang digunakan adalah lembar pengamatan/ observasi yang akan digunakan untuk melaksanakan pengamatan dalam pelaksanaan dan perkembangan pembelajaran akuntansi yang dilakukan oleh guru dan siswa. 2. Teknik Evaluasi/ Tes Teknik ini digunakan untuk mengetahui perkembangan dan keberhasilan pelaksanaan tindakan. Adapun tes yang diberikan berupa tes tertulis dalam bentuk latihan- latihan soal dan tes akhir untuk mengetahui hasil belajar siswa. 3. Dokumentasi Teknik ini digunakan untuk mengdokumentasikan pelaksanaan penelitian berupa gambar-gambar untuk mendukung terpenuhinya sumber data yang meliputi aktivitas guru saat mengajar dan aktivitas siswa saat pembelajaran dan diskusi. 4. Wawancara Peneliti melakukan tanya jawab dengan narasumber dalam hal ini guru dan siswa untuk mengetahui kondisi pembelajaran di dalam kelas sebagai data observasi awal. E. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian adalah tahapan-tahapan yang ditempuh dalam penelitian dari awal hingga akhir. Adapun prosedur penelitian ini terdiri dari beberapa tahapan kegiatan, yaitu: 1. Tahap pengenalan masalah Kegiatan yang dilakukan peneliti pada tahap ini antara lain: a. Mengidentifikasi permasalahan yang ada selama proses pembelajaran. b. Menganalisis permasalahan yang timbul dengan mengacu pada teori yang relevan. c. Melakukan wawancara dengan narasumber yang diperlukan. 2. Tahap penyusunan rencana tindakan. Kegiatan yang dilakukan peneliti pada tahap ini antara lain: a. Penyusunan jadwal penelitian tindakan kelas.
  • 27. 27 b. Menyusun bentuk tindakan yang sesuai dengan siklus pertama. c. Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). d. Penyusunan soal tes sebagai bentuk evaluasi. e. Penyusunan lembar pengamatan (observasi). 3. Tahap implementasi tindakan Dalam tahap ini peneliti melakukan hipotesis tindakan, yaitu untuk meningkatkan hasil belajar ekonomi/ akuntansi dengan penerapan pembelajaran kooperatif tipe TPS. Tahap ini dilakukan untuk menguji kebenaran melalui tindakan yang telah direncanakan. 4. Tahap pengamatan Pada tahap ini, peneliti melakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran yang sedang berlangsung, khususnya aktivitas belajar siswa yang sedang melakukan KBM di bawah bimbingan guru. 6. Tahap penyusunan laporan. Pada tahap ini peneliti menyusun laporan dari semua kegiatan yang telah dilakukan selama penelitian berlangsung. F. Proses Penelitian Indikator yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah peningkatan hasil belajar ekonomi/ akuntansi pada siswa X Akuntansi SMK Negeri 4 Gorontalo dengan pembelajaran dengan mengunakan metode PBS. Setiap tindakan upaya peningkatan hasil belajar dirancang ke dalam satu siklus yang terdiri dari empat tahap, yaitu: (1) Perencanaan tindakan; (2) Pelaksanaan tindakan; (3) Observasi tindakan; dan (4) Refleksi tindakan untuk perencanaan siklus berikutnya. Dalam penelitian ini, direncanakan akan dilaksanakan dalam dua siklus. 1. Perencanaan tindakan Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian tindakan kelas meliputi: a. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan pembelajaran dengan menggunakan metode PBS. b. Menyusun lembar observasi untuk guru dan siswa dengan tujuan agar dapat mengamati model pembelajaran PBS diterapkan. c. Mempersiapkan soal-soal latihan. d. Menyusun alat evaluasi pembelajaran yang berupa soal tes tertulis.
  • 28. 28 2. Pelaksanaan tindakan Kegiatan ini dilaksanakan ke dalam dua siklus. a. Rancangan Siklus I 1) Pendahuluan a) Apersepsi dalam bentuk menyampaikan salam dan presensi siswa. b) Menyampaikan kompetensi dasar yang akan dicapai. c) Memberikan penjelasan apakah metode PBS itu. 2) Kegiatan inti a) Mempresentasikan informasi tentang materi yang akan dibahas yaitu........... b) Membagi siswa secara heterogen ke dalam kelompok yang terdiri 4 siswa berdasarkan nilai KD VIII. c) Membagikan soal yang akan didiskusikan secara kelompok dan meminta siswa mencermati soal terlebih dahulu. e) Meminta siswa bekerja sama dalam kelompok, untuk menyelesaikan soal diskusi. Guru membimbing selama kegiatan berlangsung. f) Beberapa kelompok membagikan hasil diskusi mereka kepada teman sekelas dan kelompok yang lain menanggapi. 3) Penutup a) Guru memberikan rangkuman atas apa yang telah didiskusikan dalam pertemuan tersebut. b) Guru memberikan tes. b. Rancangan Siklus II 1) Pendahuluan a) Apersepsi dalam bentuk menyampaikan salam dan presensi siswa. b) Menyampaikan kompetensi dasar yang akan dicapai. c) Guru mereview materi sebelumnya. 2) Kegiatan inti a) Mempresentasikan informasi tentang materi yang akan dibahas yaitu menghitung cara menghitung pemberian kredit secara singkat.
  • 29. 29 b) Membagikan soal yang akan didiskusikan secara kelompok dan meminta siswa mencermati soal terlebih dahulu . c) Meminta siswa bekerja sama dalam kelompok, untuk menyelesaikan soal diskusi. d) Guru membimbing selama kegiatan diskusi berlangsung dan memastikan semua anggota kelompok dapat bekerja sama dengan maksimal. f) Beberapa kelompok membagikan hasil diskusi mereka kepada teman sekelas dan kelompok yang lain menanggapi. g) Guru memberikan penekanan pada hal-hal yang dirasa perlu. 3) Penutup a) Guru memberikan rangkuman atas apa yang telah didiskusikan dalam pertemuan tersebut. b) Guru memberikan tes. 3. Observasi tindakan Proses ini dilakukan dengan mengamati aktivitas dan pembelajaran PBS pada pembelajaran akuntansi yang telah direncanakan. Peneliti mencari keberhasilan dan kekurangan dalam penerapan pembelajaran PBS ini dalam memperoleh data yang dibutuhkan. 4. Refleksi tindakan Dilakukan dengan menganalisis data yang telah dikumpulkan pada proses sebelumnya sehingga diperoleh kesimpulan tentang keberhasilan dan kekurangan dari penerapan pembelajaran PBS. Hasil kesimpulan tersebut akan digunakan untuk perbaikan pada siklus tindakan berikutnya yang kemudian ditindaklanjuti dengan perbaikan rencana pelaksanaan pembelajaran.
  • 30. 30 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. KONDISI AWAL Sebelum melakukan tindakan perbaikan, peneliti terlebih dahulu melakukan kegiatan orientasi sebagai studi pendahuluan. Dalam kegiatan ini peserta didik kelas X TKJ ”didiagnosis” sehingga peneliti menemukan masih kurangnya kemampuan pemahaman peserta didik kelas X AKUNTANSI tentang materi perhitungan bunga kredit, dalam mata pelajaran Produktif. Peneliti mengamati aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah. Hasil pengamatan dan evaluasi tersebut kemudian dijadikan bahan untuk mencari upaya perbaikan (tahap tindakan) pada siklus penelitian. B. SIKLUS 1 Dalam siklus kesatu ini dilakukan rangkaian kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. 1. Perencanaan Perencanaan yang dilakukan meliputi : a. Identifikasi masalah dan penetapan alternative pemecahan masalah. b. Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dalam proses belajar mengajar. c. Menetapkan standar kompetensi dan kompetensi dasar. d. Memilih bahan pelajaran yang sesuai e. Menentukan skenario pembelajaran dengan pendekatan kontekstual dan ceramah
  • 31. 31 f. Mempersiapkan sumber, bahan, dan alat bantu yang dibutuhkan. g. Menyusun lembar kerja siswa h. Mengembangkan format evaluasi i. Mengembangkan format observasi pembelajaran. 2. Pelaksanaan a. Menerapkan tindakan yang mengacu pada skenario pembelajaran. b. Peserta didik membaca materi yang terdapat pada buku sumber. c. Peserta didik mendengarkan penjelasan guru tentang materi yang terdapat pada buku sumber. d. Peserta didik mendengarkan penjelasan guru tentang materi yang dipelajari. e. Peserta didik berdiskusi membahas masalah (kasus) yang sudah dipersiapkan oleh guru. f. Masing-masing kelompok melaporkan hasil diskusi. g. Peserta didik mengerjakan lembar kerja siswa (LKS). 3. Hasil Pengamatan Bersamaan dengan berlangsungnya pelaksanaan penelitian selama proses pembelajaran, peneliti melakukan pengamatan dengan menggunakan (a) Rubrik Penilaian Aktivitas Peserta Didik yang Relevan dengan Pembelajaran, (b) Rubrik Penilaian Aktivitas Peserta Didik yang kurang Relevan dengan Pembelajaran dan (c) Rubrik Penilaian Pemahaman Peserta didik tentang Masalah pengoperasian PC dan Peripheral dan Ketuntasan Belajar Peserta Didik, hasil pengamatannya sebagai berikut : a. Hasil Penilaian melalui Rubrik Penilaian Aktivitas Peserta Didik yang Relevan dengan Pembelajaran pada Siklus 1
  • 32. 32 NO ASPEK YANG DIOBSERVASI JMLH SISWA KETERCAPAIAN SIKLUS 1 1 Keberanian peserta didik dalam bertanya dan mengemukakan pendapat 15 44,12 % 2 Motivasi dan kegairahan dalam mengikuti pembelajaran (menyelesaikan tugas mandiri atau tugas kelompok ) 17 50,00 % 3 Interaksi peserta didik dalam mengikuti diskusi kelompok 19 55,88 % 4 Hubungan peserta didik dengan guru selama kegiatan pembelajaran 20 58,82 % 5 Hubungan peserta didik dengan peserta didik lain selama pembelajaran (Dalam kerja kelompok) 19 55,88 % 6 Partisipasi peserta didik dalam pembelajaran (memperhatikan), ikut melakukan kegiatan kelompok, selalu mengikuti petunjuk guru). 20 58,82 % RATA-RATA 53,92 % b. Hasil Penilaian melalui Rubrik Penilaian Aktivitas Peserta Didik yang kurang Relevan dengan Pembelajaran pada Siklus 1 NO ASPEK YANG DIOBSERVASI JMLH SISWA KETERCAPAIAN SIKLUS 1 1 Tidak memperhatikan penjelasan guru 11 32,35 % 2 Mengobrol dengan teman 7 20,59 % 3 Mengerjakan tugas lain 5 14,71 %
  • 33. 33 RATA-RATA 22,55 % c. Hasil Penilaian melalui Rubrik Penilaian Pemahaman Peserta Didik tentang Masalah pengoperasian PC dan peripheral dan Ketuntasan Belajar Peserta Didik pada Siklus 1 NO ASPEK YANG DIOBSERVASI KETERCAPAIAN SIKLUS 1 1 Nilai rata-rata pemahaman pengoperasian PC dan peripheral 7,45 2 Peserta didik yang telah tuntas 55,88 % 3 Peserta didik yang belum tuntas 44,12 % 4. Evaluasi dan refleksi Berdasarkan hasil pengamatan pelaksanaan tindakan perbaikan pada siklus kesatu, masih ada beberapa hal yang perlu diperbaiki, yaitu : a. Guru masih kesulitan menentukan metode pembelajaran yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi peserta didik, serta karakteristik dari setiap indikator dan kompetensi yang hendak dicapai. b. Hasil pengamatan melalui Rubrik Penilaian Aktivitas Peserta Didik yang Relevan dengan Pembelajaran, rata-rata ketercapaian seluruh peserta didikmencapai 53,92%, yang berarti berada pada kategori sedang. c. Hasil pengamatan melalui Rubrik Penilaian Aktivitas Peserta Didik yang kurang Relevan dengan Pembelajaran, rata-rata ketercapaian seluruh peserta didikmencapai 22,55%, yang berarti masih ada beberapa peserta didik yang belum melaksanakan proses pembelajaran dengan baik. d. Hasil pengamatan melalui Rubrik Penilaian Pemahaman Peserta Didik tentang masalah pengoperasian PC dan peripheral, rata-rata ketercapaian penguasaan materiseluruh peserta didikmencapai 7,45 yang berarti berada pada kategori sedang.
  • 34. 34 Dengan masih terdapatnya hal-hal tersebut di atas, maka diperlukan langkah perbaikan selanjutnya. Dengan kata lain perlu siklus kedua sehingga perbaikannya optimal. C. SIKLUS 2 Dalam siklus kedua ini dilakukan rangkaian kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. 1. Perencanaan Perencanaan yang dilakukan meliputi : a. Identifikasi masalah yang muncul pada siklus 1 dan belum teratasi dan penetapan alternative pemecahan masalah. b. Menentukan indikator pencapaian hasil belajar. c. Menentukan skenario pembelajaran dengan pendekatan kontekstual dan pembelajaran model problem based learning (PBL). d. Pengembangan program tindakan II. 2. Pelaksanaan Pelaksanaan tindakan kedua yang mengacu pada identifikasi masalah yang muncul pada siklus I, sesuai dengan alternatif pemecahan masalah yang sudah ditentukan, antara lain melalui: a. Guru melakukan apersepsi b. Peserta didik yang diperkenalkan dengan materi yang akan dibahas dan tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran. c. Peserta didik mengamati gambar-gambar yang sesuai dengan materi. d. Peserta didik bertanya jawab tentang gambar.
  • 35. 35 e. Peserta didik menceritakan unsur-unsur mendiagnosis permasalahan pengoperasian PC dan peripheral yang ada pada gambar. f. Peserta didik mengumpulkan bacaaan dari berbagai sumber, melakukan diskusi kelompok belajar, memahami materi dan menulis hasil diskusi untuk dilaporkan. g. Presentasi hasil diskusi. h. Peserta didik menyelesaikan tugas pada lembar kerja siswa. 3. Hasil Pengamatan Bersamaan dengan berlangsungnya pelaksanaan penelitian selama proses pembelajaran pada siklus 2, peneliti melakukan pengamatan dengan menggunakan (a) Rubrik Penilaian Aktivitas Peserta didik yang Relevan dengan Pembelajaran, (b) Rubrik Penilaian Aktivitas Peserta didik yang kurang Relevan dengan Pembelajaran dan (c) Rubrik Penilaian Pemahaman Peserta didik tentang Masalah pengoperasian PC dan peripheral dan Ketuntasan Belajar Peserta didik, hasil pengamatannya sebagai berikut : a. Hasil Penilaian melalui Rubrik Penilaian Aktivitas Peserta Didik yang Relevan dengan Pembelajaran pada Siklus 2 NO ASPEK YANG DIOBSERVASI JMLH SISWA KETERCAPAIAN SIKLUS 2 1 Keberanian peserta didik dalam bertanya dan mengemukakan pendapat 20 58,84% 2 Motivasi dan kegairahan dalam mengikuti pembelajaran (menyelesaikan tugas mandiri atau tugas kelompok ) 28 82,35% 3 Interaksi peserta didik dalam mengikuti diskusi kelompok 25 73,53% 4 Hubungan peserta didik dengan guru selama kegiatan pembelajaran 26 76,47% 5 Hubungan peserta didik 27 79,41%
  • 36. 36 dengan peserta didik lain selama pembelajaran (Dalam kerja kelompok) 6 Partisipasi peserta didik dalam pembelajaran (memperhatikan), ikut melakukan kegiatan kelompok, selalu mengikuti petunjuk guru). 29 85,29% RATA-RATA 75,98% b. Hasil Penilaian melalui Rubrik Penilaian Aktivitas Peserta Didik yang kurang Relevan dengan Pembelajaran pada Siklus 2 NO ASPEK YANG DIOBSERVASI JMLH SISWA KETERCAPAIAN SIKLUS 2 1 Tidak memperhatikan penjelasan guru 5 14,71% 2 Mengobrol dengan teman 4 11,76% 3 Mengerjakan tugas lain 2 5,88% RATA-RATA 10,78% c. Hasil Penilaian melalui Rubrik Penilaian Pemahaman Peserta Didik tentang Masalah pengoperasian PC dan peripheral dan Ketuntasan Belajar Peserta Didikpada Siklus 2 NO ASPEK YANG DIOBSERVASI KETERCAPAIAN SIKLUS 2 1 Nilai rata-rata pemahaman pengoperasian PC dan peripheral 8,17 2 Peserta didik yang telah tuntas 82,35% 3 Peserta didik yang belum tuntas 17,69% 4. Evaluasi dan refleksi Berdasarkan hasil pengamatan pelaksanaan tindakan perbaikan pada siklus kedua, yaitu :
  • 37. 37 a. Guru telah menemukan metode pembelajaran yang telah disesuaikan dengan situasi dan kondisi peserta didik, serta karakteristik dari setiap indikator dan kompetensi yang hendak dicapai. b. Hasil pengamatan melalui Rubrik Penilaian Aktivitas Peserta Didik yang Relevan dengan Pembelajaran, rata-rata ketercapaian seluruh peserta didikmencapai 75,98%, yang berarti berada pada kategori baik. c. Hasil pengamatan melalui Rubrik Penilaian Aktivitas Peserta Didik yang kurang Relevan dengan Pembelajaran, rata-rata ketercapaian seluruh peserta didikmencapai 10,78%, yang berarti metode pembelajaran yang digunakan dapat mengurangi aktivitas peserta didik yang tidak relevan dengan pembelajaran. d. Hasil pengamatan melalui Rubrik Penilaian Pemahaman Peserta Didik tentang Masalah pengoperasian PC dan peripheral, rata-rata ketercapaian penguasaan materi seluruh peserta didik mencapai8,17 yang berarti berada pada kategori baik. D. PEMBAHASAN Siklus 1 dilaksanakan dalam 1 kali pertemuan. Peserta didik dibagi menjadi enam kelompok dengan masing-masing kelompok beranggotakan 5 – 6 orang. Setiap anggota kelompok diberi lembaran permasalahan/kasus yang telah disediakan oleh guru. Tiap- tiap kelompok melakukan pembahasan dengan mengacu kepada buku pegangan dan modul produktif. Hasil pengamatan guru menunjukan pada pembahasan siklus 1 dengan judul pengoperasian PC dengan sistem operasi dan program aplikasi, terlihat para peserta didik antusias dalam mengajukan pertanyaan dan memberikan argumentasi.
  • 38. 38 Berdasarkan hasil pengamatan melalui rubrik penilaian aktivitas peserta didik yang relevan dengan pembelajaran, rata-rata ketercapaian seluruh peserta didik mencapai 53,92%, yang berarti berada pada kategori sedang, hasil pengamatan melalui rubrik penilaian aktivitas peserta didik yang kurang relevan dengan pembelajaran, rata-rata ketercapaian seluruh peserta didik mencapai 22,55%, yang berarti masih ada beberapa peserta didik yang belum melaksanakan proses pembelajaran dengan baik dan hasil pengamatan melalui rubrik penilaian pemahaman peserta didik tentang masalah pengoperasian PC dan peripheral, rata-rata ketercapaian penguasaan materi seluruh peserta didik mencapai 7,45 yang berarti berada pada kategori sedang. Pada pelaksanaan siklus 2 dengan menggunakan metode pembelajaran model Problem Based Learning ini terlihat hubungan peserta didik dengan guru sangat signifikan karena guru tidak dianggap sosok yang menakutkan tetapi sebagai fasilitator dan mitra untuk berbagi pengalaman sesuai dengan konsep creatif learning yaitu melalui discovery dan invention serta creativity and diversity sangat menunjol dalam model pembelajaran ini. Dengan model problem based learning guru hanya mengarahkan strategi yang efektif dan efisien yaitu belajar bagaimana cara belajar ( learning how to learn). Dalam metode learning how to learn guru hanya sebagai guide (pemberi arah/petunjuk) untuk membantu peserta didik jika menemukan kesulitan dalam mempelajari dan menyelesaikan masalah. Melalui metode learning how to learn peserta didik dapat mengeksplorasi dan mengkaji setiap persoalan, setiap kasus pengoperasian PC dan peripheral. Hasil pengamatan guru menunjukan pada pembahasan siklus 2 dengan judul fungsi peralatan peripheral melalui port I/O, terlihat para peserta didik sangat aktif dalam mengajukan pertanyaan dan memberikan argumentasi. Berdasarkan hasil pengamatan melalui rubrik penilaian aktivitas peserta didikyang relevan dengan
  • 39. 39 pembelajaran, rata-rata ketercapaian seluruh peserta didik mencapai 75,98%, yang berarti berada pada kategori baik, hasil pengamatan melalui rubrik penilaian aktivitas peserta didik yang kurang relevan dengan pembelajaran, rata-rata ketercapaian seluruh peserta didik mencapai 10,78%, yang berarti metode pembelajaran yang digunakan dapat mengurangi aktivitas peserta didik yang tidak relevan dengan pembelajaran dan hasil pengamatan melalui rubrik penilaian pemahamanpeserta didik tentang masalah pengoperasian PC dan peripheral, rata-rata ketercapaian penguasaan materi seluruh peserta didik mencapai 8,17 yang berarti berada pada kategori baik. Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas diatas persentasi ketercapaian pada siklus 1 mengalami peningkatan yang signifikan pada siklus 2, maka dapat disimpulkan bahwa temuan pada penelitian menjawab rumusan masalah bahwa melalui model Problem Based Learning dapat meningkatkan kemampuan memecahkan masalah pengoperasian PC dan peripheral dalam mata pelajaran produktif pada peserta didik kelas X TKJ SMK Negeri 4 Gorontalo. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian 1. Sejarah Singkat SMK Negeri 4 Gorontalo B Identifikasi Masalah PembelajaranEkonomi/ Akuntansi pada Kelas XI IPS 5 SMA Negeri 2 Surakarta Kegiatan awal yang dilakukan adalah mengidentifikasi permasalahan yang timbul dalam pembelajaran ekonomi/ akuntansi. Proses mengidentifikasi masalah dilakukan dengan observasi awal pada kelas XI IPS 5 SMA Negeri 2 Surakarta. Observasi awal diperlukan untuk mengetahui kondisi sesungguhnya di lapangan yang dilakukan sebanyak dua kali, yaitu pada tanggal 10 Oktober ketika peneliti melakukan Program Pengalaman Lapangan (PPL) dan pada hari Selasa tanggal 19 Januari 2010. Adapun hasil identifikasi masalah pada proses pembelajaran antara lain sebagai berikut: 1. Ditinjau dari segi siswa a. Siswa kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran akuntansi.
  • 40. 40 Hal ini dapat dilihat ketika siswa mengikuti Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) akuntansi. Ada beberapa siswa yang sering membuat suasana kelas menjadi gaduh dengan lelucon yang mereka buat akibatnya siswa yang lain menjadi ikut tertawa. Di samping itu, ada juga siswa yang tidak memperhatikan dan mengacuhkan penjelasan dari guru yang sedang memberikan penjelasan bahkan siswa cenderung lebih menikmati obrolan dengan teman- teman mereka dibandingkan memperhatikan penjelasan dari guru. Ketika mereka disuruh bertanya tentang materi pelajaran yang belum dimengerti mereka cenderung diam saja dan menundukan kepala. Hal yang serupa juga dilakukan siswa ketika guru memberikan kesempatan kepada mereka untuk maju mengerjakan soal ataupun menjawab pertanyaan hanya beberapa siswa saja yang terbiasa untuk merespon guru. Menurut Tonny Priyangga, Erina Noermalitasari, Dyah Lestari Sri Rejeki, dan Kartika Sari Dian P. kondisi pembelajaran seperti diungkapkan di atas memang sudah biasa dilakukan siswa hampir pada semua mata pelajaran. Siswa cenderung tidak merespon pembelajaran dengan baik dan terkesan pasif. Khusus untuk materi akuntansi mereka berpendapat bahwa untuk memahami akuntansi dibutuhkan perhatian yang penuh saat guru mengajar sehingga dapat benar-benar mengerti materi tersebut dan untuk mengerjakan soal-soal dibutuhkan ketelitian dari awal pengerjaan sampai akhir. Hal ini membuat siswa terkadang berpikir akuntansi itu sulit dan akibatnya mereka takut kalau salah dalam mengerjakan soal-soal akuntansi. Mata pelajaran akuntansi di SMK Negeri 4 Gorontalo berlangsung pada siang hari yaitu jam ke 7 sampai 8 untuk hari selasa dan jam ke 5 untuk hari sabtu. Dimana jam ke 5 adalah jam 10.00 dan jam ke 7 adalah jam 11.30 sementara jam ke 8 adalah jam 12.30 karena ada sela waktu untuk jam istirahat selama 15 menit. Terkadang hal tersebut menjadi kendala karena siswa sudah merasa tidak bisa berkonsentrasi secara maksimal. b. Hasil belajar kognitif akuntansi siswa rendah. Hasil belajar tersebut dilihat dari segi kognitif dimana berdasarkan nilai tes akhir semester pertama dengan KKM (Kriteria Ketuntasan Maksimum) sebesar 65 terdapat 58% siswa telah lulus KKM dan 42% atau 15 siswa tidak lulus. Beberapa siswa mengungkapkan nilai KD mereka rendah karena belum memahami materi dengan baik. Hal tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran akuntansi yang selama ini dilakukan belum menunjukkan hasil yang maksimal. 2. Ditinjau dari segi guru a. Guru masih menggunakan metode ceramah bervariasi dalam mengajar. Metode ceramah bervariasi yang selama ini diterapkan dalam pembelajaran akuntansi di kelas membuat
  • 41. 41 siswa kurang dapat memahami materi pelajaran dengan baik dan terkadang siswa merasa jenuh/ bosan. Guru mata pelajaran mengungkapkan bahwa beliau tau tentang metode pembelajaran inovatif dan berbagai macam metode yang lainnya salah satunya pembelajaran kooperatif tetapi belum pernah dan belum tau bagaimana cara menerapkannya. b. Guru merasa kesulitan untuk mengelola kelas karena siswa yang cenderung hiperaktif. Selama ini guru mata pelajaran akuntansi telah menerapkan berbagai cara untuk membuat siswa terfokus pada pelajaran dan tidak ramai sendiri mulai dari menegur dan memberi peringatan kepada siswa tetapi masih saja banyak siswa yang ramai. Terkadang guru merasa kualahan dengan sikap anak-anak tersebut. Memang banyak guru yang mengatakan siswa kelas XI IPS 5 suka ramai sendiri dan tidak memperhatikan pelajaran. Guru memperkirakan siswa yang aktif dalam pembelajaran hanya 40% atau sekitar 15 siswa dan guru ingin menciptakan kondisi pembelajaran yang menyenangkan dan kondusif sehingga siswa dapat belajar dengan maksimal dan prestasi mereka pun akan mengalami peningkatan. C. Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilakukan pada pertengahan semester dua dengan materi pembelajaran Laporan Keuangan yang meliputi Laporan Laba/ Rugi, Laporan Perubahan Modal dan Laporan Neraca. Proses penelitian dilakukan dalam dua siklus yang masing-masing siklus terdiri dari empat tahap, yaitu: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi tindakan, dan (4) analisis dan refleksi tindakan. 1. Siklus Pertama Siklus ini dapat diuraikan sebagai berikut: a. Perencanaan Tindakan Siklus Pertama Perencanaan tindakan adalah proses awal yang dilakukan sebelum melaksanakan penelitian. Perencanaan tindakan dilakukan pada hari Senin, 22 Maret 2010 di SMA Negeri 2 Surakarta. Peneliti bersama guru mata pelajaran mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilaksanakan dalam penelitian ini. Penelitian mulai dilaksanakan pada hari Selasa, 6 April 2010. Tahap perencanaan ini meliputi kegiatan antara lain: 1) Penyusunan skenario pembelajaran Penyusunan skenario pembelajaran dilakukan berdasarkan pembelajaran kooperatif tipe TPS dengan materi pembelajaran Laporan Keuangan yang terdiri dari Laporan Laba/Rugi dan Laporan Perubahan Modal: lviii a) Pertemuan ke-1 Pertemuan ini terdiri dari tiga kegiatan yaitu: (1) Kegiatan awal Kegiatan awal dimulai dengan salam pembuka, mengabsen siswa, dan dilanjutkan dengan menginformasikan standar kompetensi,
  • 42. 42 kompetensi dasar dan indikator dari pokok bahasan yang akan disampaikan. Setelah itu guru menjelaskan tentang pembelajaran kooperatif tipe TPS yang akan digunakan selama pembelajaran akuntansi. (2) Kegiatan inti Kegiatan inti dilakukan dengan penyampaian materi Laporan Keuangan yang meliputi Laporan Perubahan Modal dan Laporan Perubahan Modal. Setelah itu dilanjutkan dengan pembagian kelompok di mana masing-masing kelompok terdiri dari empat siswa dengan tingkat kemampuan akademik yang berbeda. Masing-masing kelompok terdiri dari dua pasang siswa. Kemudian diberikan soal diskusi lalu siswa diminta untuk berdiskusi dengan pasangan dalam kelompok yang telah ditentukan. Guru mengamati aktivitas belajar siswa dan membantu apabila terdapat pasangan yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal. (3) Kegiatan akhir Kegiatan akhir dilakukan dengan memberikan penjelasan bahwa pada pertemuan berikutnya diskusi akan dilanjutkan dalam diskusi kelompok dan memberikan salam penutup. b) Pertemuan ke-2 (1) Kegiatan awal lix Kegiatan awal pembelajaran dilakukan dengan salam pembuka, mengabsen siswa dan meminta siswa bergabung dalam kelompoknya. (2) Kegiatan inti Kegiatan inti dilakukan dengan diskusi kelompok di mana masing-masing pasangan kembali ke kelompoknya untuk mendiskusikan hasil pekerjaan mereka. Guru mengamati aktivitas belajar siswa dan membantu apabila terdapat kelompok yang mengalami kesulitan. (3) Kegiatan akhir Kegiatan akhir dilakukan dengan menginformasikan bahwa pertemuan berikutnya tiap-tiap harus kelompok mempersiapkan diri untuk mempresentasi hasil diskusi mereka. c) Pertemuan ke-3 (1) Kegiatan awal Kegiatan awal dilakukan dengan salam pembuka dan presensi siswa. (2) Kegiatan inti Meminta beberapa kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi masing-masing 15 menit. (3) Kegiatan akhir Pada kegiatan ini guru memberikan penekanan cara menyusun laporan laba/ rugi dan laporan perubahan modal dan memberikan informasi kalau pertemuan berikutnya akan diadakan tes dan terakhir memberikan salam penutup. d) Pertemuan ke-4
  • 43. 43 (1) Kegiatan awal Kegiatan awal dilakukan dengan salam pembuka, presensi, dan mempersiapkan siswa untuk menghadapi tes individu. (2) Kegiatan inti lx Siswa mengerjakan tes individu dalam waktu yang telah ditentukan. (3) Kegiatan akhir Siswa diminta mengumpulkan pekerjaan mereka dan diakhiri dengan salam penutup. 2) Pembuatan RPP menggunakan pembelajaran kooperatif tipe TPS untuk materi pembelajaran Laporan Laba/ Rugi dan Laporan Perubahan Modal. 3) Penyusunan instrumen penilaian berupa tes individu dan lembar observasi bertujuan untuk mengamati keaktifan siswa selama pembelajaran dan hasil belajar siswa. b. Pelaksanaan Tindakan Siklus Pertama Pelaksanaan tindakan pada siklus pertama dilaksanakan sebanyak empat kali pertemuan, yaitu hari Selasa 6 April 2010 pada jam ke-7 dan 8 (pukul 11.30 s/d 13.15) di ruang perpustakaan SMA Negeri 2 Surakarta, hari Sabtu 10 April 2010 pada jam ke-5 (pukul 10.00 s/d 10.45) di ruang kelas XI IPS 5 SMA Negeri 2 Surakarta, hari Selasa 13 April 2010 pada jam ke-7 dan 8 (pukul 11.30 s/d 13.15) di ruang kelas XI IPS 5 SMA Negeri 2 Surakarta, dan hari selasa 27 April 2010 pada jam ke-7. Pertemuan dilaksanakan selama 6 x 45 menit sesuai dengan skenario pembelajaran dan RPP. Urutan pelaksanaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut: 1) Pertemuan ke-1 (Selasa, 6 April 2010) Pembelajaran dimulai dengan salam pembuka dilanjutkan dengan mengabsen siswa. Pada pertemuan ini semua siswa kelas XI IPS 5 nihil atau semua siswa hadir. Selanjutnya guru menginformasikan standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator dari pokok bahasan yang akan disampaikan dan mulai menjelaskan tentang pembelajaran kooperatif tipe TPS yang akan digunakan selama pembelajaran akuntansi. Pada saat guru menjelaskan bagaimana pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe TPS siswa hanya mendengarkan dan tidak ada yang bertanya. lxi Dalam kegiatan inti guru menyampaikan materi Laporan Keuangan yang meliputi Laporan Laba/ Rugi dan Laporan Perubahan Modal. Pertama dijelaskan Laporan Keuangan secara umum baik pengertian, manfaat dan tujuan pembuatan serta bentuk-bentuk laporan. Kemudian dijelaskan Laporan Laba/ Rugi dan Laporan Perubahan Modal secara lebih spesifik. Pada saat guru memberikan materi masih ada siswa yang mengobrol beberapa diantaranya Muhammad Nadlir, Varian Alfida A. S., Dyah Lestari, Mega Asri. Guru pun segera memperingatkan supaya mereka tidak ramai. Setelah selesai penyampaian materi guru membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok untuk melakukan pembelajaran kooperatif tipe TPS berdasarkan nilai KD VI. Anggota tiap kelompok bersifat heterogen. Guru membacakan masing-masing kelompok berpasangan kemudian meminta
  • 44. 44 siswa bergabung dalam kelompoknya masing-masing. Selanjutnya guru membagikan soal diskusi yang harus diselesaikan oleh masing-masing kelompok dan meminta semua siswa membaca soal sejenak. Ada tiga tipe soal yang disediakan guru, kelompok 1 sampai 3 mengerjakan soal tipe A, kelompok 4 sampai 6 mengerjakan soal tipe B dan kelompok 7 sampai 9 mengerjakan soal tipe C. Kemudian siswa bergabung dengan pasangan dalam kelompoknya untuk mengerjakan soal diskusi. Pada saat mengerjakan ada beberapa siswa yang belum paham cara mengerjakannya diantaranya Erian Noermalitasari, Adi Putra, Riza Perdana dan Meiliana Wanda Agesa. Dengan tanggap guru membantu mereka. Ketika siswa melakukan diskusi berpasangan guru membimbing, mengamati aktivitas siswa, dan membantu apabila terdapat siswa yang mengalami kesulitan. Setelah waktu diskusi selesai guru mengakhiri pembelajaran dengan memberitahukan diskusi akan dilanjutkan pada pertemuan berikutnya dan memberi salam penutup. 2) Pertemuan ke-2 (Sabtu, 10 April 2010) Pada pertemuan kedua ini pembelajaran diawali dengan salam pembuka dan guru mulai mengabsen siswa ternyata ada 6 siswa yang tidak lxii masuk yaitu Nanette indira Wibowo, Anggar Dwi Cahyo, Putri Diana Pratiwi, Eritrina Magri, Tonny Priyangga, dan Dyah Lestari. Kemudian guru meminta siswa untuk bergabung dengan kelompoknya dan mulai berdiskusi dalam kelompok berempat untuk membahas soal yang telah diberikan guru. Karena ada beberapa siswa yang tidak masuk, guru mengambil kebijakan berapun jumlah anggota yang masuk harus tetap mengerjakan dan tidak boleh bertukar kelompok. Ketika siswa mengerjakan soal masih terlihat ada beberapa kelompok yang masih suka mengobrol tetapi bukan untuk membahas soal diskusi. Melihat hal itu guru segera menegur mereka. Guru terus membimbing jalannya diskusi, mengamati aktivitas siswa, dan membantu apabila terdapat kelompok yang mengalami kesulitan sehingga proses diskusi dapat berjalan lancar sesuai yang diharapkan. Setelah waktu diskusi selesai guru bertanya kepada siswa apakah mereka sudah selesai mengerjakan dan ternyata ada dua kelompok yang belum selesai. Guru pun memberi tambahan waktu lima menit untuk menyelesaikan dan bagi kelompok yang sudah selesai diminta meneliti pekerjaanya lagi. Setelah semua siswa selesai guru mengakhiri pembelajaran dengan memberi penjelasan bahwa tiap kelompok diberi kesempatan untuk membagikan hasil diskusi pada pertemuan berikutnya sehingga tiap kelompok harus mempersiapkan diri dan tidak lupa guru memberi salam penutup. 3) Pertemuan ke-3 (Selasa, 13 April 2010) Pembelajaran diawali dengan salam pembuka, guru mengabsen siswa seperti pertemuan yang lalu dan pada pertemuan ini semua siswa hadir. Selanjutnya guru menentukan kelompok-kelompok yang akan mempresentasikan hasil diskusi secara acak. Dimana kelompok 1 mengerjakan soal A, kelompok 4 mengerjakan soal B, kelompok 7 mengerjakan soal C. Jawaban dari soal diskusi ditulis pada papan tulis dan dijelaskan kepada teman sekelas. Kelompok lain yang tidak maju menanggapi hasil presentasi tersebut dalam bentuk memberikan
  • 45. 45 pertanyaan ataupun menyanggah jawaban yang dianggap masih salah lxiii kemudian membantu membenarkan apabila anggota kelompok yang di depan tidak bisa. Kelompok yang maju pertama kali adalah kelompok 7 kemudian dilanjutkan dengan kelompok 4 untuk mengerjakan soal Laporan Laba/ Rugi bentuk single step. Pada saat kedua kelompok ini mempresentasikan hasil diskusi tidak ada pertanyaan yang disampaikan dari kelompok lain hal itu dikarenakan jawaban kelompok lain yang mengerjakan tipe soal B dan C sudah sama dan guru pun telah menyatakan kalau jawaban kedua kelompok tersebut sudah benar. Kelompok berikutnya yang maju adalah kelompok 1 dengan mengerjakan soal Laporan Laba/ Rugi bentuk multiple step. Pada saat kelompok ini selesai mempresentasikan hasil diskusi, banyak pertanyaan yang diajukan oleh kelompok lain diantaranya tentang cara penggolongan pendapatan dan beban diluar usaha serta cara penyusunan/ penulisan letak yang benar pada setiap poin. Pertanyaanpertanyaan tersebut disampaikan oleh Alldise Octora, Putri Ayu Widyautami, Andi Putra, Doddy Rizqi Anggriawan. Dan pertanyaan yang belum bisa dijawab oleh kelompok yang maju adalah pertanyaan dari Doddy yang menanyakan cara penulisan yang benar saat menyusun Laporan Laba/ Rugi berkaitan dengan penyajian pendapatan dan beban di luar usaha apakah dijumlah masing-masing atau dijadikan satu. Guru pun mempersilahkan kelompok lain untuk menanggapi tetapi tidak ada yang menjawab. Akhirnya guru menjelaskan penulisan laporan yang benar. Setelah siswa selesai berdiskusi untuk soal ini guru memberikan penekanan pada cara penyusunan Laporan Laba/ Rugi yang benar. Selanjutnya kelompok 9 maju untuk mengerjakan soal Laporan Perubahan Modal dan mempresentasikan hasil diskusi mereka. Ada beberapa siswa yaitu Riza Perdana, Chandra Kurnia Pratama yang bertanya mengenai sumber angka yang dimasukkan ke dalam laporan misalnya modal awal dan modal akhir dan kelompok yang di depan bisa menjawab benar. Setelah siswa selesai berdiskusi untuk soal ini guru menyimpulkan cara menyusun Laporan Perubahan Modal yang benar dan lxiv memberikan penekanan tentang hal-hal penting. Terakhir guru memberikan informasi kalau pertemuan berikutnya akan diadakan tes dan memberikan salam penutup. 4) Pertemuan ke-4 (Selasa, 27 April 2010) Pertama guru memberikan salam pembuka, presensi dan motivasi agar siswa dapat mengerjakan soal dengan baik. Pada pertemuan ini ada dua siswa yang tidak masuk untuk mengikuti tes karena sakit. Selanjutnya guru meminta siswa mengumpulkan pekerjaan hasil diskusi dan guru mulai membagikan soal tes kepada setiap siswa. Soal yang dibuat terbagi ke dalam dua jenis soal yang berbeda yaitu soal A dan soal B. Siswa mengerjakan soal sesuai waktu yang telah ditentukan. Selama siswa mengerjakan guru memastikan siswa mengerjakan soal tes secara individu dengan mengawasi pekerjaan mereka. Setelah waktu mengerjakan habis, guru meminta seluruh siswa mengumpulkan pekerjaan dan memastikan identitas siswa sudah lengkap. Terakhir guru menyampaikan
  • 46. 46 salam penutup. c. Observasi Tindakan Siklus Pertama Observasi tindakan dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Peneliti bertindak sebagai pengamat dan guru mata pelajaran akuntansi sebagai pengajar. Peneliti dalam melakukan pengamatan berada di bangku paling belakang untuk melengkapi lembar observasi yang telah dipersiapkan sebelumnya. Pertemuan ke-1 yang dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 6 April 2010 diisi dengan pengenalan pembelajaran kooperatif tipe TPS dan memberikan penjelasan tentang materi pembelajaran yaitu Laporan keuangan yang terdiri dari laporan Laba/ Rugi dan Laporan Perubahan Modal serta pembagian kelompok berpasangan berdasarkan nilai KD VI yaitu jurnal penyesuaian. Guru memberi waktu kepada siswa untuk berdiskusi berpasangan dengan pasangan yang telah lxv ditentukan. Pertemuan ke-2 pada hari Sabtu tanggal 10 April 2010 diisi dengan melanjutkan diskusi dalam kelompok berempat dan guru berkeliling untuk membimbing siswa yang menemui kesulitan dalam menyelesaikan soal diskusi. Pertemuan ke-3 pada hari Selasa tanggal 13 April 2010 diisi dengan presentasi siswa dan guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Sedangkan pada pertemuan ke-4 pada hari Selasa tanggal 27 April 2010, guru memberikan kuis individu kepada siswa untuk menguji pemahaman siswa atas materi yang telah didiskusikan sebelumnya. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap pelaksanaan proses belajar mengajar akuntansi, diperoleh gambaran tentang hasil belajar siswa selama pembelajaran berlangsung, yaitu sebagai berikut: 1) Siswa yang aktif selama guru memberikan apersepsi sebesar 58% sementara 42% tidak . Hal ini dikarenakan masih ada siswa yang berbicara sendiri bahkan ada juga siswa yang terlambat masuk ke ruang kelas dengan alasan ijin kebelakang. Selain itu, siswa juga belum terbiasa aktif selama pembelajaran berlangsung. 2) Siswa yang aktif selama pembelajaran berlangsung sebesar 61% dan 39% tidak. Hal ini dikarenakan tidak semua siswa terbiasa aktif untuk bertanya dan merespon penjelasan materi dari guru. 3) Siswa yang aktif selama diskusi berpasangan/ kelompok adalah sebesar 61% dan 39% tidak aktif. Hal ini disebabkan karena siswa belum terbiasa bekerja sama dengan anggota kelompoknya sehingga ada beberapa kelompok yang hanya saling menunggu jawaban. 4) Hasil pekerjaan siswa yang diambil dari tes menunjukkan bahwa belum ada siswa yang berhasil mengerjakan soal dengan sempurna. Nilai tertinggi siswa adalah 84 dan nilai terendah siswa adalah 43. Sebesar 68% tuntas dalam mengerjakan soal dengan materi pembelajaran Laporan Laba/ Rugi dan Laporan Perubahan Modal sedangkan 32% yang tidak tuntas dikarenakan belum selesai mengerjakan Laporan Perubahan Modal dan kurang paham dalam menentukan perbedaan lxvi pendapatan dan beban di luar usaha sehingga dalam penjumlahan juga mengalami kesalahan. Hasil observasi tersebut dapat dilihat pada grafik dibawah ini: Gambar 3. Hasil Penelitian Tindakan Kelas Siklus I
  • 47. 47 d. Refleksi Tindakan Siklus Pertama Berdasarkan hasil observasi tindakan pada siklus pertama ini, peneliti melakukan analisis sebagai berikut. Jika ditinjau dari segi guru yang mengajar terlihat persiapan materi pembelajaran dilakukan dengan baik, cara penyampaian materi jelas dan mudah dimengerti siswa, variasi soal diskusi dibuat berbeda ke dalam tiga tipe soal diskusi bagi sembilan kelompok sehingga siswa lebih terlatih, selain itu respon guru dalam menanggapi pertanyaan dan kesulitan siswa cukup baik dan tanggap. Sedangkan kekurangan yang nampak diantaranya guru kurang memperhatikan alokasi waktu dalam diskusi berpasangan maupun kelompok sehingga tidak sesuai dengan waktu yang ditentukan dan terlihat guru belum memahami pembelajaran kooperatif tipe TPS secara maksimal sehingga terkadang masih bertanya pada peneliti. Jika ditinjau dari segi siswa sudah terlihat keaktifan siswa selama pembelajaran dimana siswa sudah merespon soal diskusi dengan baik dan Jumlah Siswa lxvii ada usaha untuk menyelesaikannya selain itu beberapa siswa juga mulai berani bertanya ketika menemui kesulitan dalam mengerjakan soal diskusi. Sedangkan kekurangannya, siswa yang merasa kurang cocok dengan teman satu kelompok tidak mau bekerja sama dan memilih mengerjakan soal secara individu dan siswa belum berani menyampaikan pendapat saat kelompok lain mempresentasikan hasil diskusinya sehingga partisipasi siswa dalam diskusi masih kurang. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan di atas, maka tindakan refleksi yang dapat dilakukan adalah guru hendaknya memahami langkahlangkah pembelajaran kooperatif tipe TPS, guru harus lebih dapat mengalokasikan kegiatan diskusi siswa agar pembelajaran dapat berjalan lebih efektif dan kekompakan siswa akan muncul dan diharapkan guru terus memotivasi siswa agar lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran dan berani berpartisipasi aktif dalam diskusi kelas. 2. Siklus Kedua Siklus ini dapat diuraikan sebagai berikut: a. Perencanaan Tindakan Siklus Kedua Perencanaan tindakan siklus kedua dilaksanakan pada hari Kamis, 29 April 2010 di SMA Negeri 2 Surakarta. Peneliti bersama dengan guru sebagai kolaborator merencanakan waktu pelaksanaan penelitian. Pembelajaran koooperatif tipe TPS siklus kedua akan dilaksanakan sebanyak 4 kali pertemuan, yaitu pada hari Selasa, 4 Mei 2010; hari Sabtu, 8 Mei 2010; hari Selasa, 11 Mei 2010 dan hari Sabtu, 15 Mei 2010 dengan kegiatan sebagai berikut: 1) Penyusunan skenario pembelajaran Penyusunan skenario pembelajaran dilakukan dengan penerapan pembelajaran kooperatif tipe TPS dan materi Laporan Neraca. a) Pertemuan ke-1 Pertemuan ini terdiri dari tiga kegiatan yaitu: (1) Kegiatan awal lxviii Kegiatan awal dimulai dengan salam pembuka, mengabsen siswa,
  • 48. 48 dan dilanjutkan apersepsi singkat berupa review materi pembelajaran sebelumnya dan menginformasikan kompetensi, kompetensi dasar, indikator dari pokok bahasan yang akan disampaikan serta mengingatkan siswa agar bekerja sama dengan anggota kelompoknya saling membantu antar teman sehingga semua anggota dapat memahami materi pelajaran dengan maksimal. (2) Kegiatan inti Guru menjelaskan laporan neraca secara singkat dilanjutkan dengan pembagian soal diskusi. Siswa memahami soal secara individual kemudian meminta siswa untuk berdiskusi dengan pasangan yang telah ditentukan untuk mengerjakan soal diskusi. Guru mengamati aktivitas belajar siswa, membantu apabila ada kelompok yang mengalami kesulitan dan mengelilingi kelas untuk memastikan semua pasangan/ kelompok dapat bekerja sama secara aktif. (3) Kegiatan akhir Kegiatan akhir dilakukan dengan memberikan penjelasan bahwa pada pertemuan berikutnya siswa mempersiapkan untuk melanjutkan diskusi kelompok dan memberikan salam penutup. b) Pertemuan ke-2 (1) Kegiatan awal Kegiatan awal pembelajaran dilakukan dengan ucapan salam, presensi siswa, memotivasi untuk melanjutkan pembelajaran kooperatif tipe TPS dan meminta siswa untuk kembali bergabung dengan kelompoknya. (2) Kegiatan inti Kegiatan inti dilakukan dengan diskusi kelompok di mana masing-masing pasangan kembali ke kelompoknya untuk mendiskusikan hasil pekerjaan mereka. Guru mengamati aktivitas lxix belajar siswa dan membantu apabila terdapat kelompok yang mengalami kesulitan. Setelah kelompok selesai mengerjakan soal diskusi guru meminta siswa untuk berdiskusi lagi untuk memastikan setiap anggota kelompok sudah memahami materi. (3) Kegiatan akhir Kegiatan akhir dilakukan dengan menginformasikan pertemuan berikutnya tiap-tiap harus kelompok mempersiapkan diri untuk mempresentasi hasil diskusi. c) Pertemuan ke-3 (1) Kegiatan awal Kegiatan awal dilakukan dengan salam pembuka dan presensi siswa. (2) Kegiatan inti Meminta beberapa kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi. Presentasi masing-masing kelompok 15 menit dan ditentukan secara acak oleh guru. Guru memberikan penekanan yang diperlukan dalam menyusun Laporan Neraca yang benar. (3) Kegiatan akhir
  • 49. 49 Guru menyimpulkan hasil diskusi yang telah dipelajari dan menginformasikan pertemuan berikutnya akan diadakan tes dan terakhir memberikan salam penutup. d) Pertemuan ke-4 (1) Kegiatan awal Kegiatan awal dilakukan dengan salam pembuka dan mempersiapkan siswa untuk menghadapi tes individu. (2) Kegiatan inti Siswa mengerjakan tes individu dalam waktu yang telah ditentukan, dan guru memastikan bahwa siswa benar-benar mengerjakan tes tersebut secara individu. (3) Kegiatan akhir lxx Siswa diminta mengumpulkan pekerjaan mereka dan diakhiri dengan salam penutup. 2) Pembuatan RPP menggunakan pembelajaran kooperatif tipe TPS untuk materi pembelajaran Laporan Neraca. 3) Penyusunan instrumen untuk mengumpulkan data penelitian yang berupa tes individu dan lembar observasi yang bertujuan untuk mengamati hasil belajar siswa. b. Pelaksanaan Tindakan Siklus Kedua Pelaksanaan tindakan pada siklus kedua dilaksanakan sebanyak empat kali pertemuan, yaitu hari hari Selasa, 4 Mei 2010 pada jam ke-7 dan 8 (pukul 11.30 s/d 13.15); hari Sabtu, 8 Mei 2010 pada jam ke-5 (pukul 10.00 s/d 10.45); hari Selasa, 11 Mei 2010 pada jam ke-7 dan 8 (pukul 11.30 s/d 13.15) dan hari Sabtu 15 Mei 2010 pada jam ke- 7 dan 8 (pukul 11.30 s/d 13.15) di ruang kelas XI IPS 5 SMA Negeri 2 Surakarta. Pertemuan dilaksanakan selama 6 x 45 menit sesuai dengan skenario pembelajaran dan RPP yang telah direncanakan. Urutan pelaksanaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut: 1) Pertemuan ke-1 (Selasa, 4 Mei 2010) Pembelajaran dimulai dengan salam pembuka dilanjutkan dengan mengabsen siswa. Pada pertemuan ini ada 5 siswa kelas XI IPS 5 yang tidak hadir yaitu Anggar Dwi Cahyo, Ravi Suryawan, Andi Saputra, doddy Rizqi Anggriawan, Bagas Gumilang. Kemudian guru mengulang materi Laporan Laba/ Rugi dan Laporan Perubahan Modal secara singkat lalu menanyakan apakah siswa sudah benar-benar paham dan siswa pun menyatakan kalau mereka sudah paham. Selanjutnya guru menginformasikan standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator dari pokok bahasan yang akan disampaikan dan memotivasi siswa agar bekerja sama dengan anggota kelompoknya, saling membantu antar teman sehingga semua anggota dapat memahami materi pelajaran dengan maksimal. lxxi Guru mulai menyampaikan materi Laporan Keuangan yaitu Laporan Neraca dengan melakukan interaksi dengan siswa dalam bentuk memberi pertanyaan supaya siswa berkonsentrasi dan merespon pelajaran dengan baik. Beberapa siswa yang semula terlihat bermalas-malasan menjadi bersemangat untuk mengikuti pelajaran hal itu dibuktikan ketika
  • 50. 50 guru bertanya mereka merespon dengan menjawab serempak meskipun terkadang harus melihat jawabannya dari buku. Setelah itu guru membagikan soal diskusi yang harus diselesaikan oleh kelompok dan meminta semua siswa membaca soal sejenak kemudian bergabung dengan pasangan dalam kelompoknya untuk mengerjakan soal diskusi. Seperti biasa bagi siswa yang pasangannya tidak masuk mengerjakan sendiri dulu. Pada saat siswa mengerjakan soal diskusi guru membimbing jalannya diskusi, mengamati aktivitas siswa, membantu apabila terdapat siswa yang mengalami kesulitan dan berkelilingi untuk memastikan semua pasangan dapat bekerja sama. Menurut beberapa siswa materi Laporan Neraca lebih sulit dibandingkan sebelumnya untuk itu mereka harus bekerja sama. Pasangan yang terlihat kompak dan dapat bekerja sama beberapa diantaranya Nanette Indira Wibowo dan Denny Prihantanto, Fajar Siti Solikha dan Muhammad Yulidar Ardi, Kartika Sari Dian P. dan Bintang Kusuma Perwira. Guru mengakhiri pembelajaran dengan memberitahukan kalau diskusi akan dilanjutkan pada pertemuan berikutnya dan memberikan salam penutup. 2) Pertemuan ke-2 (Sabtu, 8 Mei 2010) Pembelajaran diawali dengan salam pembuka dan guru mengabsen siswa. Pada pertemuan ini ada 3 siswa yang tidak hadir tanpa alasan yang jelas antara lain Anggar Dwi Cahyo, Eritrina Magri K. S. dan Ahmad Ponconoko B. Y. Kemudian guru meminta siswa untuk kembali bergabung dengan kelompoknya. Siswa pun berkumpul kembali ke dalam kelompok berempat dan mulai berdiskusi membahas soal yang lxxii telah diberikan guru. Ada beberapa siswa yang bertanya kepada guru karena masih bingung dalam menyelesaikan soal diantaranya Adwina Dimas, Bagas Gumilang, Rita Azoka, Varian Alfrida A. S. rata-rata dari mereka menanyakan apakah pekerjaannya sudah benar dan yang lain bertanya kenapa jumlah harta dan utang, modal tidak sama. Guru pun membantu supaya bisa menyelesaikan soal tersebut. Pada pertengahan diskusi guru mengingatkan siswa untuk berdiskusi kembali guna memastikan tiap anggota kelompok sudah memahami materi pelajaran dengan baik. Selanjutnya diakhir pembelajaran guru memberi penjelasan bahwa tiap kelompok diberikan kesempatan untuk membagikan hasil diskusi pada pertemuan berikutnya. 3) Pertemuan ke-3 (Selasa, 11 Mei 2010) Pada pertemuan ini pembelajaran diawali dengan salam pembuka dan guru mengabsen siswa ternyata ada 2 siswa yang tidak hadir yaitu Bagas Gumilang dan Tonny Priyangga. Selanjutnya guru mempersilahkan kelompok yang ingin mempresentasikan hasil diskusi terlebih dahulu. Ada 4 kelompok yang ingin maju yaitu kelompok 1, 3, 4, dan 6 tetapi guru membatasi hanya dua kelompok yang mempresentasikan dan kelompok lain dapat menambahi atau mengganti jawaban yang salah dari kelompok yang maju. Ditentukan kelompok yang maju yaitu kelompok 3 dan kelompok 6 yang akan mempresentasikan hasil pekerjaan mereka. Setelah kedua kelompok ini