SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  10
Télécharger pour lire hors ligne
1
Teori Himpunan
Dosen: Ir. Sihar, M.T.
Fak. Teknologi Informasi
Bandung 2012
Referensi:
[1]. Chapman, S.J. Matlab Programming for Engineers. Bookware Companion Series.
Thomson-Engineering. 2001.
[2]. Hunt, B.R., etc. A Guide to Matlab for Beginners and Experienced Users.
Cambride University Press. 2001.
[3]. Shen, A., Vereschagin, N.K. Basic Set Theory. American Mathematical Society.
2002
[4]. Simangunsong, W. Matematika Dasar. Penerbit Erlangga. 1998.
[5]. Weinstein, G. Advanced Calculus. 1999.
Himpunan adalah sekumpulan elemen-elemen yang memiliki sifat yang sama.
Misalkan:
A = {a, e, i, o, u} disebutkan bahwa A adalah himpunan yang beranggotakan huruf
vokal.
Dalam script Matlab dituliskan sbb:
>> A=['a ' 'e ' 'i ' 'o ' 'u'];
>> A
A =
a e i o u
>>
Sepintas dapat disebutkan bahwa A merupakan larik yang berisikan elemen-
elemen data tipe karakter (‘char’); atau A juga dapat disebutkan matriks dengan
elemen 1 x 5, yakni 1-baris, 5-kolom.
Misalkan:
A1 = [1 2 3] A2 = ൥
1
2
3
൩
Maka,
Jika A1 x A2 didapatkan: [ሺ1‫1ݔ‬ሻ + ሺ2‫2ݔ‬ሻ + ሺ3‫3ݔ‬ሻ] = 14
Dituliskan dalam script Matlab sbb:
>> clear all
>> A1=[1 2 3];
>> A2=[1;2;3];
>> A1*A2
ans =
2
14
>>
Contoh himpunan yang lain:
mahasiswa = {‘Khoe Jie’,’Wita’,’Nora’,’Suze’}
Integer = {1,-1,4,10,31}
Larik (array) dinyatakan dalam dimensi-1 dan dimensi-2, jika dimensi-1 relatif
tergolong sebuah himpunan; sedangkan dimensi-2 disebut dengan matriks.
Misalkan:
Z = {1,3,5} ⇒ matriks dengan dimensi 1x3 yakni: 1-baris dan 3-kolom;
Jika dituliskan dalam script Matlab sbb:
>> Z=[1,3,5];
>> Z
Z =
1 3 5
Dengan kata lain, jika dituliskan sbb:
>> clc %hapus layar
>> clear all %hapus semua variabel
>> Z(1,2) %menampilkan baris-1, kolom-2
ans =
3
>>
Selanjutnya dapat dijelaskan juga melalui script berikut ini:
>> A1=[1;-1;2];
>> A1
A1 =
1
3
-1
2
>> size(A1) %mendapatkan informasi dimensi matriks A1
ans =
3 1
Hasilnya menjelaskan bahwa A1 matriks dengan dimensi 3x1, yakni: 3-baris, 1-
kolom.
>> A2=[1,-1,2];
>> A2
A2 =
1 -1 2
>> size(A2) %mendapatkan informasi dimensi matriks A2
ans =
1 3
>>
Hasilnya menjelaskan bahwa A2 matriks dengan dimensi 1x3, yakni: 1-baris, 3-
kolom.
Matriks yang terdiri dari single-column disebut dengan vector.
Misalkan:
A1 = ൥
1
−1
2
൩
Dalam script Matlab dapat dituliskan sbb:
>> A1=[1;-1;2];
>> A1
A1 =
1
-1
2
>>
Di sisi lain bisa disebutkan himpunan Z yang terdiri dari:
• n(Z) = 3
• jumlah himpunan bagian Z = 23 = 8, yaitu: ∅, {1}, {3}, {5}, {1,3}, {1,5}, {3,5},
{1,3,5}
Suatu array yang beranggotakan sbb:
Z[0] = 1;
Z[1] = 3;
Z[3] = 5;
Dituliskan dalam script Matlab sbb:
4
Misalkan:
Z1 = ൥
1.2 0.4 ߨ
1 −1 0
0 1.75 2
൩
Maka,
a) Untuk mendapatkan dimensi Z1:
>> Z1=[1.2,0.4,pi;1,-1,0;0,1.75,2];
>> Z1
Z1 =
1.2000 0.4000 3.1416
1.0000 -1.0000 0
0 1.7500 2.0000
>> size(Z1)
ans =
3 3
>>
b) Untuk mendapatkan nilai Z123
>> Z1(2,3)
ans =
0
>>
c) Jika 2.Z1, maka didapatkan:
>> 2*Z1
ans =
2.4000 0.8000 6.2832
2.0000 -2.0000 0
0 3.5000 4.0000
>>
Himpunan Semesta adalah himpunan yang terdiri dari sejumlah himpunan bagian
dan bersifat universal dalam hal kesamaan status, tempat, karakteristik, dan
tujuan. Disimbolkan dengan S atau U.
Misalkan diperlihatkan pada Diagram Venn berikut:
5
maka, S = A1 ∪ A2
dan
A1 ∈ S ; A2 ∈ S
Himpunan Bagian, merupakan sejumlah anggota kumpulan yang dikelompokkan
dalam sifat yang sama dan dituliskan dengan simbol ‘⊂’.
Misalkan:
A = {-1, 6,
గ
ଶ
, 4.5, -3} , maka yang dimaksud dengan himpunan bagian adalah:
{ } ⊂ A ; {-1} ⊂ A ; {6} ⊂ A ; {
గ
ଶ
} ⊂ A ; {4.5} ⊂ A ; {-3} ⊂ A ;
{-1,6} ⊂ A ; {-1,
గ
ଶ
} ⊂ A ; {-1,4.5} ; {-1,-3} ⊂ A ;
{6,
గ
ଶ
} ⊂ A ; {6,4.5} ⊂ A ; {6, -3} ⊂ A ;
{
గ
ଶ
,4.5} ⊂ A ; {
గ
ଶ
,-3} ⊂ A ;
{4.5-,3} ⊂ A ;
{-1,6,
గ
ଶ
} ⊂ A ; {-1,6,4.5} ⊂ A ; {-1,6,-3} ⊂ A ;
dst.
Dirumuskan banyak himpunan bagian A sebanyak: 2n(A) dimana n(A) = jumlah
elemen A yakni 5.
Sehingga jumlah himpunan bagian dari A = 32
Dalam script Matlab untuk mendapatkan jumlah elemen himpunan dapat dicari
sbb:
>> A=[-1,6,pi,4.5,-3];
>> A
A =
-1.0000 6.0000 3.1416 4.5000 -3.0000
>> length(A) %mendapatkan informasi jumlah anggota larik/himpunan
ans =
5
>>
Jika himpunan bagian sebanyak 3 anggota dari A, maka jumlahnya diketahui sbb:
{x,yz} ⇒
ହ!
ଷ!ሺହିଷሻ!
=
ହ!
ଷ!
=
ହ௫ସ௫ଷ
ଷ௫ଶ௫ଵ
= 10
Dirumuskan: ‫ܣ‬௠
௡
=
௡!
௠!ሺ௡ି௠ሻ!
; dimana n: jumlah elemen himpunan bagian dan m:
jumlah elemen dari himpunan bagian yang dicari/ditetapkan.
Contoh lain:
Z = {-3,2,4,12}
Jumlah elemen = n(Z) = 4
Jumlah himpunan bagian = 24 = 16
Jumlah himpunan
Misalkan: A={a,e,i,o,u} digambarkan dalam Diagram Venn sbb:
6
S merupakan himpunan semesta, dan A
merupakan himpunan bagian dari S, dan
a,e,i,o,u adalah anggota himpunan dari A.
Himpunan Ekivalen, jika jumlah anggota himpunan A sama dengan jumlah
anggota himpunan B, dan anggotanya masing-masing sama; maka disebutkan A
dan B adalah himpunan ekivalen, dan dapat dituliskan sbb: n(A) = n(B)
Contoh:
A={x,y,z}
B={x|3≤x≤5 ; x∈A}
C={x|1≤x≤3 ; x∈ℜ}
Maka, n(A) = n(B) → A ≅ B
Misalkan A,B,C, dst adalah himpunan; dan a,b,c, ... atau x,y,z... adalah
anggotanya,
maka:
b ∈ A jika b elemen dari A, dan B ∈ A, jika masing-masing A dan B adalah
himpunan dan B elemen dari A; dan disebutkan c ∉ A, jika c bukan elemen dari A,
dan merupakan ∅ ∈ A atau suatu himpunan.
Himpunan Ekivalen memenuhi kriteria apabila n(A) = n(B), misalkan:
A = {-1,6,5,4,1.2} dan B = {2x,π,-1,7,x3}
Maka, n(A) = n(B) = 5
Jika A, B, dan C adalah himpunan, maka dapat dibangun relasi sbb:
(A ∩ B) ∪ C
⇔ (A ∪ C) ∩ (B ∪ C)
Misalkan:
A = {1,-a,12}
B = {-1,12,-a,7}
C = {1,-1,3a,8,21,s1,12}
maka,
z = A ∩ B = {-a,12}
dan z ∪ C = {1,-1,3a,8,21,s1,12,-a}
z1 = A ∪ C = {1,-a,12,-1,3a,8,21,s1}
z2 = B ∪ C = {-1,12,-a,7,1,3a,8,21,s1}
sehingga, z1 ∩ z2 = {-a,12,-1,3a,21,s1,1,8}
Terbukti!
(A ∪ B) ∩ C
⇔ (A ∩ C) ∪ (B ∩ C)
Misalkan:
A = {1,-a,12,3}
B = {-1,12,-a,3,7}
C = {1,-1,3a,8,21,s1,12}
7
maka,
z = A ∪ B = {1,-1,-a,12,3,7}
dan z ∩ C = {1,-1,12}
z1 = A ∩ C = {1,12}
z2 = B ∩ C = {-1,12}
sehingga, z1 ∪ z2 = {1,12,-1}
Terbukti!
Pernyataan Notasi
Misalkan: {x|x adalah Bilangan Asli dan x<8}
maka dapat disebutkan dan dibaca sbb: “untuk semua himpunan x, disebutkan
bahwa x adalah Bilangan Asli dan x<8”
Contoh lain:
{x|x adalah karakter dari alpabetikal Jawa}
maka dapat disebutkan dan dibaca sbb: “untuk semua himpunan x, disebutkan
bahwa x adalah karakter dari alpabetikal Jawa”
Contoh yang lain:
{y|y adalah seorang mahasiswa UNIBBA dan y berumur lebih muda 25 th.}
maka dapat disebutkan dan dibaca sbb: “untuk semua himpunan y, disebutkan
bahwa y adalah seorang mahasiswa UNIBBA dan y berumur lebih muda 25 th.”
Oleh sebab itu jika dinyatakan dalam sebuah kasus sbb:
Asumsi bahwa y1 menyatakan umur dan y2 menyatakan mahasiswa UNIBBA
dimana angka 25 merepresentasikan ‘mahasiswa UNIBBA’.
Maka jika dituliskan dalam script MATLAB dapat ditunjukkan sbb:
y1=30;
y2=25; %asumsi nilai 25 menyatakan mhs UNIBBA
if(y1<=25&&y2==25)
disp('Himpunan y');
else
disp('Bukan himpunan y');
end
Hasilnya:
Bukan himpunan y
Jika diganti y1=20, maka hasilnya:
Himpunan y
Hint:
Tuliskan dalam M-files (editor Matlab), dan jalankan dengan meng-klik: Run pada
M-files, dan hasilnya ditampilkan pada command-line pada Matlab.
Aturan recursive
Misalkan Himpunan E beranggotakan bilangan genap lebih besar dari 3, maka
dapat disebutkan bahwa:
a) 4 ∈ E
b) Jika x ∈ E, maka x+2 ∈ E
c) Tidak ada satupun nilai anggota E
Artinya:
Statement a merupakan aturan pokok yang telah terdefinisikan sesuai dengan
rules; statement b merupakan derivatif dari a untuk pokok turunan berikutnya
8
dari rules pokok yang telah terdefinisi; sedangkan statement c merupakan kriteria
dan nilai lain di luar a dan b.
Oleh sebab itu dapat disimpulkan bahwa himpunan pokok hasil adalah tiga
luaran, yakni: pokok uraian, turunan dari pokok uraian, dan nilai di luar pokok
uraian dan turunan dari pokok uraian.
Power sets
Seperti telah disebutkan sebelumnya, bahwa jika disebutkan Himpunan A={a,b}
maka:
Power sets A, atau jumlah himpunan bagian A adalah dinotasikan dengan ℘(A)
atau dituliskan juga dengan 2n(A).
Sehingga dapat disebutkan bahwa:
n(A) = 2, sehingga ℘(A) = 4, dibuktikan sbb:
Himpunan Bagian A, dituliskan ‘⊂’.
Bedakan ‘member-of’ dan ‘subset of’.
A={a,b}
℘(A) = {∅,{a},{b},{a,b}}
Sehingga:
a∈A ; {a}∈℘(A) ; {a}⊂A ; ∅⊂A ; ∅∉A ; ∅∈℘(A) ; ∅⊂℘(A)
Mendapatkan selisih
Jika A1 dan A2 masing-masing himpunan, maka:
A1 – A2 = {x|x∈A1 dan x∉A2}
sehingga, apabila diketahui masing-masing himpunan tsb adalah sbb:
A1 = {k,o,e}
A2 = {k,o,l,0,t}
maka, A1 – A2 = {e}
dan n(A1 – A2) = n(A1) – n(A1∩A2) ; n(A1∩A2) = 2
= 3 – 2
= 1
∴jika X ⊂ Y dan Y ⊂ Z, maka X ⊂ Z
Komplemen (Negasi)
Jika Z={-2,3,0,9,b2,z1,33} dan A={3,0,9} maka A ∈ Z dan sekaligus A ⊂ Z, sehingga
‫ܣ‬̅ = {-2,b2,z1,33}
A ∪ ‫ܣ‬̅ = Z ; dan A ∩ ‫ܣ‬̅ = ∅
Oleh sebab itu: A – ‫ܣ‬̅ = ‫ܣ‬̅ – A= ∅
Sehingga, n(A) + n(‫ܣ‬̅) = n(Z)
n(A), n(‫ܣ‬̅), n(Z) disebut Bilangan Kardinal
Kasus-1
Apabila X1={2,4} ; X2={2,4,11} ; X3={2,4,11,12,14}
maka, (X1∪X2)∩X3 adalah sbb:
Jika X = X1∪X2 = {2,4,11} ; X∩X3 = {2,4,11}
Kasus-2
Jika X1={x|-2 < x <10} dan X2={x|5 ≤ x ≤12} ; x∈ℜ
maka:
X1 = {-1,0,1,2,3,4,5,6,7,8,9} ; X2 = {5,6,7,8,9,10,11,12}
a) X1 – X2 = {-1,0,1,2,3,4}
9
b) X2 – X1 = {10,11,12}
c) X1 + X2 = {-1,0,1,2,3,4,10,11,12}
d) X1 ∩ X2 = {5,6,7,8,9}
e) n(X1) – n(X2) = 11 – 8 = 3
Kasus-3
A={1,2,3,4,5}
B={1,3,5,7,9}
C={6,7,8,9}
D={2,4,6,8}
Maka:
A ∩ D = {2,4}
Apakah A ∪ C = B ∪ D, dibuktikan sbb:
A ∪ C = {1,2,3,4,5,6,7,8,9}
B ∪ D = {1,2,3,4,5,6,7,8,9}
Terbukti ☺
Kasus-4
Jika S={1,2,3,4,5,6,7,8,9,10} merupakan himpunan semesta
X1={x|x∈Bilangan Genap}
X2={ x|x∈Bilangan Prima}
A={2,3,4,5} ; jika A’ adalah komplemen A
Maka:
X1 = {2,4,6,8,10}
X2 = {2,3,5,7}
sehingga,
X1 ∩ X2 = bukan himpunan kosong
X2 ∩ A’ = {7}
(X2 ∪ A) = {2,3,4,5,7}
(X2 ∪ A)’ = {6,8,9,10}
Kasus-5
Jika diketahui X1={x|0≤x<1} dan X2={y|y<7 ; y∈Bilangan Bulat}
Maka: X1∩X2 = {0} dibuktikan sbb:
X1 = {0}
X2 = {...,-1,0,1,2,3,4,5,6}
Kasus-6
Apabila A={x|x2 – 2x – 3 ≤ 0} dan B={x| x2 – 2x > 0}, maka:
x2 – 2x – 3 = (x-3)(x+1) ; x=3 ∪ x=-1 ; -1≤ x ≤3
A = {-1,0,1,2,3}
x2 – 2x = x(x-2) ; x=0 ∪ x=2 ; x<0 ∪ x>2
B = {...-2,-1,3,4,5,...}
A – B = {0,1,2}
Kasus-7
Apabila S adalah himpunan Semesta, X1={x|x2 – 3x – 10 <0} dan X2={x||x|>2}
dimana B’ menyatakan komplemen B, maka:
x2 – 3x – 10 = (x-5)(x+2) ; x=5 ∪ x=-2 ; -2< x <5
X1 = {-1,0,1,2,3,4}
|x|>2 ; x<-2 ∪ x>2
10
X2 = {...,-5,-4,-3,3,4,5,...}
X2’ = {-2,-1,0,1,2}
X1 ∩ X2’ = {-1,0,1,2}
Bisa dinyatakan dengan:
a) -1 ≤ x ≤ 2
b) -2 < x ≤ 2
c) -2 < x < 3
d) -1 ≤ x < 3
Kasus-8
P = {0,1,2,3}
Q = {0,1,-1.5,2,2.5,3,3.5,4,4.5,5,5.5,6}
Maka:
a) P ⊂ Q dan P ≠ Q
b) P ∪ Q ≠ P
c) P ∩ Q ≠ Q
d) Q ⊄ (P ∩ Q)
Kasus-9
Jika X dan Y masing-masing adalah himpunan, dan X – Y = ∅, maka:
a) Kemungkinan X = Y
b) X ⊂ Y atau Y ⊃ X
Misalkan:
X = {-1,0,1,2,3} dan Y = {-3,-2,-1,0,1,2,3}
Maka: X – Y = ∅ dan X ⊂ Y
Namun jika: X = {-3,-2,-1,0,1,2,3} dan Y = {-3,-2,-1,0,1,2,3}
Maka: X – Y = ∅ dan X ⊂ Y atau Y ⊃ X
Kasus-10
Apabila X1 dan X2 adalah dua himpunan bagian dari suatu himpunan semesta S,
dimana X1’ dan X2’ adalah komplemen X1 dan X2, maka: [X1’∩(X1∪X2)]∪(X1∩X2)
= X2
Misalkan:
S = {-7,-6,-5,-4,-3,-2,-1,0,1,2,3,4,5,6,7,8,9}
X1 = {-2,-1,2,3}
X2 = {2,3,4,5,6}
Maka: X1’ = {-7,-6,-5,-4,-3,0,1,4,5,6,7,8,9} dan
X2’ = {-7,-6,-5,-4,-3,-2,-1,0,1,7,8,9}
A = X1∩X2 = {2,3}
B = X1∪X2 = {-2,-1,2,3,4,5,6}
C = X1’∩B = {4,5,6}
Sehingga C ∪ A = A ∪ C = {2,3,4,5,6} adalah X2 ... ☺ terbukti!
Kasus-11
Apabila Himpunan semesta S={0,1,2,3,4,5,6,7,8}, X={1,3,5}, dan Y={2,4,6,8}, maka:
X’ = {0,2,4,6,7,8}
Y’ = {0,1,3,5,7}
Y’ – X = {0,7}
(X ∩ Y’) + X = ∅
(Y’ – X) ∩ Y = ∅
X’ ∩ Y’ = {0,7}

Contenu connexe

Tendances

Bmath w4 Fungsi Eksponensial & Logaritma
Bmath w4 Fungsi Eksponensial & LogaritmaBmath w4 Fungsi Eksponensial & Logaritma
Bmath w4 Fungsi Eksponensial & Logaritma
univ
 
Matematika 2 - Slide week 3 - integral substitusi trigonometrik
Matematika 2 - Slide week 3 - integral substitusi trigonometrikMatematika 2 - Slide week 3 - integral substitusi trigonometrik
Matematika 2 - Slide week 3 - integral substitusi trigonometrik
Beny Nugraha
 
18. modul limit fungsi pak sukani
18. modul limit fungsi pak sukani18. modul limit fungsi pak sukani
18. modul limit fungsi pak sukani
sukani
 
materi-2-kalkulus
materi-2-kalkulusmateri-2-kalkulus
materi-2-kalkulus
Vera Lake
 
Program linear bilingual
Program linear bilingualProgram linear bilingual
Program linear bilingual
mentjirungkat
 
Materi ajar eksponensial
Materi ajar eksponensialMateri ajar eksponensial
Materi ajar eksponensial
Trya Wulanabi
 
Fungsipersamaanpertidaksamaan
FungsipersamaanpertidaksamaanFungsipersamaanpertidaksamaan
Fungsipersamaanpertidaksamaan
Kia Hti
 
2 teknik bab 6 limitfungsi mgmpmtkpas
2 teknik bab 6 limitfungsi mgmpmtkpas2 teknik bab 6 limitfungsi mgmpmtkpas
2 teknik bab 6 limitfungsi mgmpmtkpas
Fatimah Sitompul
 
Fungsi kuadrat (2)
Fungsi kuadrat (2)Fungsi kuadrat (2)
Fungsi kuadrat (2)
Irviana Rozi
 
Fungsi kuadrat sulis setiawati (3115106681)
Fungsi kuadrat   sulis setiawati (3115106681)Fungsi kuadrat   sulis setiawati (3115106681)
Fungsi kuadrat sulis setiawati (3115106681)
Sulis Setiawati
 

Tendances (20)

Bmath w4 Fungsi Eksponensial & Logaritma
Bmath w4 Fungsi Eksponensial & LogaritmaBmath w4 Fungsi Eksponensial & Logaritma
Bmath w4 Fungsi Eksponensial & Logaritma
 
Makalah metode numerik
Makalah metode numerikMakalah metode numerik
Makalah metode numerik
 
Interpolasi lagrange dan newton
Interpolasi lagrange dan newtonInterpolasi lagrange dan newton
Interpolasi lagrange dan newton
 
Matematika 2 - Slide week 3 - integral substitusi trigonometrik
Matematika 2 - Slide week 3 - integral substitusi trigonometrikMatematika 2 - Slide week 3 - integral substitusi trigonometrik
Matematika 2 - Slide week 3 - integral substitusi trigonometrik
 
Analisis matlab
Analisis matlabAnalisis matlab
Analisis matlab
 
18. modul limit fungsi pak sukani
18. modul limit fungsi pak sukani18. modul limit fungsi pak sukani
18. modul limit fungsi pak sukani
 
Matematika (Fungsi eksponen)
Matematika (Fungsi eksponen)Matematika (Fungsi eksponen)
Matematika (Fungsi eksponen)
 
materi-2-kalkulus
materi-2-kalkulusmateri-2-kalkulus
materi-2-kalkulus
 
Program linear bilingual
Program linear bilingualProgram linear bilingual
Program linear bilingual
 
Modul turunan
Modul turunanModul turunan
Modul turunan
 
Materi ajar eksponensial
Materi ajar eksponensialMateri ajar eksponensial
Materi ajar eksponensial
 
Fungsi turunan-aljabar matematika
Fungsi turunan-aljabar matematikaFungsi turunan-aljabar matematika
Fungsi turunan-aljabar matematika
 
Fungsi pecah pada aljabar
Fungsi pecah pada aljabarFungsi pecah pada aljabar
Fungsi pecah pada aljabar
 
Fungsi kuadrat
Fungsi kuadratFungsi kuadrat
Fungsi kuadrat
 
Fungsipersamaanpertidaksamaan
FungsipersamaanpertidaksamaanFungsipersamaanpertidaksamaan
Fungsipersamaanpertidaksamaan
 
4. akar persamaan tak linier
4. akar persamaan tak linier4. akar persamaan tak linier
4. akar persamaan tak linier
 
Met num 5
Met num 5Met num 5
Met num 5
 
2 teknik bab 6 limitfungsi mgmpmtkpas
2 teknik bab 6 limitfungsi mgmpmtkpas2 teknik bab 6 limitfungsi mgmpmtkpas
2 teknik bab 6 limitfungsi mgmpmtkpas
 
Fungsi kuadrat (2)
Fungsi kuadrat (2)Fungsi kuadrat (2)
Fungsi kuadrat (2)
 
Fungsi kuadrat sulis setiawati (3115106681)
Fungsi kuadrat   sulis setiawati (3115106681)Fungsi kuadrat   sulis setiawati (3115106681)
Fungsi kuadrat sulis setiawati (3115106681)
 

En vedette

En vedette (14)

introduction about computer systems
introduction about computer systemsintroduction about computer systems
introduction about computer systems
 
Manajemen Teknologi-1
Manajemen Teknologi-1Manajemen Teknologi-1
Manajemen Teknologi-1
 
Addressing dan subnetting on IPv4 with Class C
Addressing dan subnetting on IPv4 with Class CAddressing dan subnetting on IPv4 with Class C
Addressing dan subnetting on IPv4 with Class C
 
Tutor Tasm2
Tutor Tasm2Tutor Tasm2
Tutor Tasm2
 
Resistor dan Kapasitor
Resistor dan KapasitorResistor dan Kapasitor
Resistor dan Kapasitor
 
Bahasa Pemrograman dan Script
Bahasa Pemrograman dan ScriptBahasa Pemrograman dan Script
Bahasa Pemrograman dan Script
 
Graph theory
Graph theoryGraph theory
Graph theory
 
Silabus konsep teknologi
Silabus konsep teknologiSilabus konsep teknologi
Silabus konsep teknologi
 
Model Eksponensial dan Logaritma
Model Eksponensial dan LogaritmaModel Eksponensial dan Logaritma
Model Eksponensial dan Logaritma
 
Number Systems in Computer Systems
Number Systems in Computer SystemsNumber Systems in Computer Systems
Number Systems in Computer Systems
 
about Pulse Code Modulation
about Pulse Code Modulationabout Pulse Code Modulation
about Pulse Code Modulation
 
Exercise Course
Exercise CourseExercise Course
Exercise Course
 
konsep mnemonic-instruction
konsep mnemonic-instructionkonsep mnemonic-instruction
konsep mnemonic-instruction
 
Importance du contenu redactionnel pour le referencement : par AxeNet
Importance du contenu redactionnel pour le referencement : par AxeNetImportance du contenu redactionnel pour le referencement : par AxeNet
Importance du contenu redactionnel pour le referencement : par AxeNet
 

Similaire à Teori himpunan

03 Himpunan Lanjutan _For Live Course.pdf
03 Himpunan Lanjutan _For Live Course.pdf03 Himpunan Lanjutan _For Live Course.pdf
03 Himpunan Lanjutan _For Live Course.pdf
sute99Andi
 

Similaire à Teori himpunan (20)

Abstrak
AbstrakAbstrak
Abstrak
 
Matematika diskrit adiwijaya
Matematika diskrit adiwijayaMatematika diskrit adiwijaya
Matematika diskrit adiwijaya
 
Chapter 1. himpunan (3)
Chapter 1. himpunan (3)Chapter 1. himpunan (3)
Chapter 1. himpunan (3)
 
03 Himpunan Lanjutan _For Live Course.pdf
03 Himpunan Lanjutan _For Live Course.pdf03 Himpunan Lanjutan _For Live Course.pdf
03 Himpunan Lanjutan _For Live Course.pdf
 
Matematika-Himpunan
Matematika-HimpunanMatematika-Himpunan
Matematika-Himpunan
 
Matematika matriks
Matematika matriksMatematika matriks
Matematika matriks
 
R5a kelompok 3
R5a kelompok 3R5a kelompok 3
R5a kelompok 3
 
20151112_HIMPUNAN.ppt
20151112_HIMPUNAN.ppt20151112_HIMPUNAN.ppt
20151112_HIMPUNAN.ppt
 
R5a kelompok 3
R5a kelompok 3R5a kelompok 3
R5a kelompok 3
 
R5a kelompok 3
R5a kelompok 3R5a kelompok 3
R5a kelompok 3
 
Matriks Kelas X
Matriks Kelas XMatriks Kelas X
Matriks Kelas X
 
Kardinalitas dan Operasi Dua Himpunan
Kardinalitas dan Operasi Dua HimpunanKardinalitas dan Operasi Dua Himpunan
Kardinalitas dan Operasi Dua Himpunan
 
Himpunan
HimpunanHimpunan
Himpunan
 
Operasi matriks
Operasi matriksOperasi matriks
Operasi matriks
 
himpunan AWAL.ppt
himpunan AWAL.ppthimpunan AWAL.ppt
himpunan AWAL.ppt
 
Pertemuan ii himpunan
Pertemuan ii himpunanPertemuan ii himpunan
Pertemuan ii himpunan
 
Pertemuan ii himpunan
Pertemuan ii himpunanPertemuan ii himpunan
Pertemuan ii himpunan
 
Grup Siklik
Grup SiklikGrup Siklik
Grup Siklik
 
Ppt himpunan
Ppt himpunanPpt himpunan
Ppt himpunan
 
Operasi himpunan
Operasi himpunanOperasi himpunan
Operasi himpunan
 

Plus de S N M P Simamora

Plus de S N M P Simamora (20)

Power over-ethernet
Power over-ethernetPower over-ethernet
Power over-ethernet
 
Organisasi Komputer bhn kuliah m10 r1
Organisasi Komputer bhn kuliah m10 r1Organisasi Komputer bhn kuliah m10 r1
Organisasi Komputer bhn kuliah m10 r1
 
Cover paper Algoritma Symboolon
Cover paper Algoritma SymboolonCover paper Algoritma Symboolon
Cover paper Algoritma Symboolon
 
Silabus TIK-2303 Arsitektur & Organisasi Komputer
Silabus TIK-2303 Arsitektur & Organisasi KomputerSilabus TIK-2303 Arsitektur & Organisasi Komputer
Silabus TIK-2303 Arsitektur & Organisasi Komputer
 
Wireless Sensor Network
Wireless Sensor NetworkWireless Sensor Network
Wireless Sensor Network
 
Konsep Process dalam Sistem Komputer
Konsep Process dalam Sistem KomputerKonsep Process dalam Sistem Komputer
Konsep Process dalam Sistem Komputer
 
ADICT 2012 Presentation
ADICT 2012 PresentationADICT 2012 Presentation
ADICT 2012 Presentation
 
Cloud Computing
Cloud ComputingCloud Computing
Cloud Computing
 
Silabus TIK-3601 Sistem Operasi
Silabus TIK-3601 Sistem OperasiSilabus TIK-3601 Sistem Operasi
Silabus TIK-3601 Sistem Operasi
 
Teknologi Wireless dan Karakteristiknya
Teknologi Wireless dan KarakteristiknyaTeknologi Wireless dan Karakteristiknya
Teknologi Wireless dan Karakteristiknya
 
Formula Matematika
Formula MatematikaFormula Matematika
Formula Matematika
 
Konsep dan Terapan Matriks
Konsep dan Terapan MatriksKonsep dan Terapan Matriks
Konsep dan Terapan Matriks
 
Telekomunikasi dan Teknologi Informasi
Telekomunikasi dan Teknologi InformasiTelekomunikasi dan Teknologi Informasi
Telekomunikasi dan Teknologi Informasi
 
Bahasa Pemrograman dan Script
Bahasa Pemrograman dan ScriptBahasa Pemrograman dan Script
Bahasa Pemrograman dan Script
 
UBB105 Pengantar Teknologi Informasi
UBB105 Pengantar Teknologi InformasiUBB105 Pengantar Teknologi Informasi
UBB105 Pengantar Teknologi Informasi
 
KOM356 Jaringan Komputer
KOM356 Jaringan KomputerKOM356 Jaringan Komputer
KOM356 Jaringan Komputer
 
Modul Mikroelektronika
Modul Mikroelektronika Modul Mikroelektronika
Modul Mikroelektronika
 
Metode dan Teknik Konversi Basis bilangan
Metode dan Teknik Konversi Basis bilanganMetode dan Teknik Konversi Basis bilangan
Metode dan Teknik Konversi Basis bilangan
 
Silabus UBB105 Pengantar Teknologi Informasi
Silabus UBB105 Pengantar Teknologi InformasiSilabus UBB105 Pengantar Teknologi Informasi
Silabus UBB105 Pengantar Teknologi Informasi
 
teori informasi
teori informasiteori informasi
teori informasi
 

Dernier

Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
IvvatulAini
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
JarzaniIsmail
 

Dernier (20)

Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRegresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptx
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptxPelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptx
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptx
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 

Teori himpunan

  • 1. 1 Teori Himpunan Dosen: Ir. Sihar, M.T. Fak. Teknologi Informasi Bandung 2012 Referensi: [1]. Chapman, S.J. Matlab Programming for Engineers. Bookware Companion Series. Thomson-Engineering. 2001. [2]. Hunt, B.R., etc. A Guide to Matlab for Beginners and Experienced Users. Cambride University Press. 2001. [3]. Shen, A., Vereschagin, N.K. Basic Set Theory. American Mathematical Society. 2002 [4]. Simangunsong, W. Matematika Dasar. Penerbit Erlangga. 1998. [5]. Weinstein, G. Advanced Calculus. 1999. Himpunan adalah sekumpulan elemen-elemen yang memiliki sifat yang sama. Misalkan: A = {a, e, i, o, u} disebutkan bahwa A adalah himpunan yang beranggotakan huruf vokal. Dalam script Matlab dituliskan sbb: >> A=['a ' 'e ' 'i ' 'o ' 'u']; >> A A = a e i o u >> Sepintas dapat disebutkan bahwa A merupakan larik yang berisikan elemen- elemen data tipe karakter (‘char’); atau A juga dapat disebutkan matriks dengan elemen 1 x 5, yakni 1-baris, 5-kolom. Misalkan: A1 = [1 2 3] A2 = ൥ 1 2 3 ൩ Maka, Jika A1 x A2 didapatkan: [ሺ1‫1ݔ‬ሻ + ሺ2‫2ݔ‬ሻ + ሺ3‫3ݔ‬ሻ] = 14 Dituliskan dalam script Matlab sbb: >> clear all >> A1=[1 2 3]; >> A2=[1;2;3]; >> A1*A2 ans =
  • 2. 2 14 >> Contoh himpunan yang lain: mahasiswa = {‘Khoe Jie’,’Wita’,’Nora’,’Suze’} Integer = {1,-1,4,10,31} Larik (array) dinyatakan dalam dimensi-1 dan dimensi-2, jika dimensi-1 relatif tergolong sebuah himpunan; sedangkan dimensi-2 disebut dengan matriks. Misalkan: Z = {1,3,5} ⇒ matriks dengan dimensi 1x3 yakni: 1-baris dan 3-kolom; Jika dituliskan dalam script Matlab sbb: >> Z=[1,3,5]; >> Z Z = 1 3 5 Dengan kata lain, jika dituliskan sbb: >> clc %hapus layar >> clear all %hapus semua variabel >> Z(1,2) %menampilkan baris-1, kolom-2 ans = 3 >> Selanjutnya dapat dijelaskan juga melalui script berikut ini: >> A1=[1;-1;2]; >> A1 A1 = 1
  • 3. 3 -1 2 >> size(A1) %mendapatkan informasi dimensi matriks A1 ans = 3 1 Hasilnya menjelaskan bahwa A1 matriks dengan dimensi 3x1, yakni: 3-baris, 1- kolom. >> A2=[1,-1,2]; >> A2 A2 = 1 -1 2 >> size(A2) %mendapatkan informasi dimensi matriks A2 ans = 1 3 >> Hasilnya menjelaskan bahwa A2 matriks dengan dimensi 1x3, yakni: 1-baris, 3- kolom. Matriks yang terdiri dari single-column disebut dengan vector. Misalkan: A1 = ൥ 1 −1 2 ൩ Dalam script Matlab dapat dituliskan sbb: >> A1=[1;-1;2]; >> A1 A1 = 1 -1 2 >> Di sisi lain bisa disebutkan himpunan Z yang terdiri dari: • n(Z) = 3 • jumlah himpunan bagian Z = 23 = 8, yaitu: ∅, {1}, {3}, {5}, {1,3}, {1,5}, {3,5}, {1,3,5} Suatu array yang beranggotakan sbb: Z[0] = 1; Z[1] = 3; Z[3] = 5; Dituliskan dalam script Matlab sbb:
  • 4. 4 Misalkan: Z1 = ൥ 1.2 0.4 ߨ 1 −1 0 0 1.75 2 ൩ Maka, a) Untuk mendapatkan dimensi Z1: >> Z1=[1.2,0.4,pi;1,-1,0;0,1.75,2]; >> Z1 Z1 = 1.2000 0.4000 3.1416 1.0000 -1.0000 0 0 1.7500 2.0000 >> size(Z1) ans = 3 3 >> b) Untuk mendapatkan nilai Z123 >> Z1(2,3) ans = 0 >> c) Jika 2.Z1, maka didapatkan: >> 2*Z1 ans = 2.4000 0.8000 6.2832 2.0000 -2.0000 0 0 3.5000 4.0000 >> Himpunan Semesta adalah himpunan yang terdiri dari sejumlah himpunan bagian dan bersifat universal dalam hal kesamaan status, tempat, karakteristik, dan tujuan. Disimbolkan dengan S atau U. Misalkan diperlihatkan pada Diagram Venn berikut:
  • 5. 5 maka, S = A1 ∪ A2 dan A1 ∈ S ; A2 ∈ S Himpunan Bagian, merupakan sejumlah anggota kumpulan yang dikelompokkan dalam sifat yang sama dan dituliskan dengan simbol ‘⊂’. Misalkan: A = {-1, 6, గ ଶ , 4.5, -3} , maka yang dimaksud dengan himpunan bagian adalah: { } ⊂ A ; {-1} ⊂ A ; {6} ⊂ A ; { గ ଶ } ⊂ A ; {4.5} ⊂ A ; {-3} ⊂ A ; {-1,6} ⊂ A ; {-1, గ ଶ } ⊂ A ; {-1,4.5} ; {-1,-3} ⊂ A ; {6, గ ଶ } ⊂ A ; {6,4.5} ⊂ A ; {6, -3} ⊂ A ; { గ ଶ ,4.5} ⊂ A ; { గ ଶ ,-3} ⊂ A ; {4.5-,3} ⊂ A ; {-1,6, గ ଶ } ⊂ A ; {-1,6,4.5} ⊂ A ; {-1,6,-3} ⊂ A ; dst. Dirumuskan banyak himpunan bagian A sebanyak: 2n(A) dimana n(A) = jumlah elemen A yakni 5. Sehingga jumlah himpunan bagian dari A = 32 Dalam script Matlab untuk mendapatkan jumlah elemen himpunan dapat dicari sbb: >> A=[-1,6,pi,4.5,-3]; >> A A = -1.0000 6.0000 3.1416 4.5000 -3.0000 >> length(A) %mendapatkan informasi jumlah anggota larik/himpunan ans = 5 >> Jika himpunan bagian sebanyak 3 anggota dari A, maka jumlahnya diketahui sbb: {x,yz} ⇒ ହ! ଷ!ሺହିଷሻ! = ହ! ଷ! = ହ௫ସ௫ଷ ଷ௫ଶ௫ଵ = 10 Dirumuskan: ‫ܣ‬௠ ௡ = ௡! ௠!ሺ௡ି௠ሻ! ; dimana n: jumlah elemen himpunan bagian dan m: jumlah elemen dari himpunan bagian yang dicari/ditetapkan. Contoh lain: Z = {-3,2,4,12} Jumlah elemen = n(Z) = 4 Jumlah himpunan bagian = 24 = 16 Jumlah himpunan Misalkan: A={a,e,i,o,u} digambarkan dalam Diagram Venn sbb:
  • 6. 6 S merupakan himpunan semesta, dan A merupakan himpunan bagian dari S, dan a,e,i,o,u adalah anggota himpunan dari A. Himpunan Ekivalen, jika jumlah anggota himpunan A sama dengan jumlah anggota himpunan B, dan anggotanya masing-masing sama; maka disebutkan A dan B adalah himpunan ekivalen, dan dapat dituliskan sbb: n(A) = n(B) Contoh: A={x,y,z} B={x|3≤x≤5 ; x∈A} C={x|1≤x≤3 ; x∈ℜ} Maka, n(A) = n(B) → A ≅ B Misalkan A,B,C, dst adalah himpunan; dan a,b,c, ... atau x,y,z... adalah anggotanya, maka: b ∈ A jika b elemen dari A, dan B ∈ A, jika masing-masing A dan B adalah himpunan dan B elemen dari A; dan disebutkan c ∉ A, jika c bukan elemen dari A, dan merupakan ∅ ∈ A atau suatu himpunan. Himpunan Ekivalen memenuhi kriteria apabila n(A) = n(B), misalkan: A = {-1,6,5,4,1.2} dan B = {2x,π,-1,7,x3} Maka, n(A) = n(B) = 5 Jika A, B, dan C adalah himpunan, maka dapat dibangun relasi sbb: (A ∩ B) ∪ C ⇔ (A ∪ C) ∩ (B ∪ C) Misalkan: A = {1,-a,12} B = {-1,12,-a,7} C = {1,-1,3a,8,21,s1,12} maka, z = A ∩ B = {-a,12} dan z ∪ C = {1,-1,3a,8,21,s1,12,-a} z1 = A ∪ C = {1,-a,12,-1,3a,8,21,s1} z2 = B ∪ C = {-1,12,-a,7,1,3a,8,21,s1} sehingga, z1 ∩ z2 = {-a,12,-1,3a,21,s1,1,8} Terbukti! (A ∪ B) ∩ C ⇔ (A ∩ C) ∪ (B ∩ C) Misalkan: A = {1,-a,12,3} B = {-1,12,-a,3,7} C = {1,-1,3a,8,21,s1,12}
  • 7. 7 maka, z = A ∪ B = {1,-1,-a,12,3,7} dan z ∩ C = {1,-1,12} z1 = A ∩ C = {1,12} z2 = B ∩ C = {-1,12} sehingga, z1 ∪ z2 = {1,12,-1} Terbukti! Pernyataan Notasi Misalkan: {x|x adalah Bilangan Asli dan x<8} maka dapat disebutkan dan dibaca sbb: “untuk semua himpunan x, disebutkan bahwa x adalah Bilangan Asli dan x<8” Contoh lain: {x|x adalah karakter dari alpabetikal Jawa} maka dapat disebutkan dan dibaca sbb: “untuk semua himpunan x, disebutkan bahwa x adalah karakter dari alpabetikal Jawa” Contoh yang lain: {y|y adalah seorang mahasiswa UNIBBA dan y berumur lebih muda 25 th.} maka dapat disebutkan dan dibaca sbb: “untuk semua himpunan y, disebutkan bahwa y adalah seorang mahasiswa UNIBBA dan y berumur lebih muda 25 th.” Oleh sebab itu jika dinyatakan dalam sebuah kasus sbb: Asumsi bahwa y1 menyatakan umur dan y2 menyatakan mahasiswa UNIBBA dimana angka 25 merepresentasikan ‘mahasiswa UNIBBA’. Maka jika dituliskan dalam script MATLAB dapat ditunjukkan sbb: y1=30; y2=25; %asumsi nilai 25 menyatakan mhs UNIBBA if(y1<=25&&y2==25) disp('Himpunan y'); else disp('Bukan himpunan y'); end Hasilnya: Bukan himpunan y Jika diganti y1=20, maka hasilnya: Himpunan y Hint: Tuliskan dalam M-files (editor Matlab), dan jalankan dengan meng-klik: Run pada M-files, dan hasilnya ditampilkan pada command-line pada Matlab. Aturan recursive Misalkan Himpunan E beranggotakan bilangan genap lebih besar dari 3, maka dapat disebutkan bahwa: a) 4 ∈ E b) Jika x ∈ E, maka x+2 ∈ E c) Tidak ada satupun nilai anggota E Artinya: Statement a merupakan aturan pokok yang telah terdefinisikan sesuai dengan rules; statement b merupakan derivatif dari a untuk pokok turunan berikutnya
  • 8. 8 dari rules pokok yang telah terdefinisi; sedangkan statement c merupakan kriteria dan nilai lain di luar a dan b. Oleh sebab itu dapat disimpulkan bahwa himpunan pokok hasil adalah tiga luaran, yakni: pokok uraian, turunan dari pokok uraian, dan nilai di luar pokok uraian dan turunan dari pokok uraian. Power sets Seperti telah disebutkan sebelumnya, bahwa jika disebutkan Himpunan A={a,b} maka: Power sets A, atau jumlah himpunan bagian A adalah dinotasikan dengan ℘(A) atau dituliskan juga dengan 2n(A). Sehingga dapat disebutkan bahwa: n(A) = 2, sehingga ℘(A) = 4, dibuktikan sbb: Himpunan Bagian A, dituliskan ‘⊂’. Bedakan ‘member-of’ dan ‘subset of’. A={a,b} ℘(A) = {∅,{a},{b},{a,b}} Sehingga: a∈A ; {a}∈℘(A) ; {a}⊂A ; ∅⊂A ; ∅∉A ; ∅∈℘(A) ; ∅⊂℘(A) Mendapatkan selisih Jika A1 dan A2 masing-masing himpunan, maka: A1 – A2 = {x|x∈A1 dan x∉A2} sehingga, apabila diketahui masing-masing himpunan tsb adalah sbb: A1 = {k,o,e} A2 = {k,o,l,0,t} maka, A1 – A2 = {e} dan n(A1 – A2) = n(A1) – n(A1∩A2) ; n(A1∩A2) = 2 = 3 – 2 = 1 ∴jika X ⊂ Y dan Y ⊂ Z, maka X ⊂ Z Komplemen (Negasi) Jika Z={-2,3,0,9,b2,z1,33} dan A={3,0,9} maka A ∈ Z dan sekaligus A ⊂ Z, sehingga ‫ܣ‬̅ = {-2,b2,z1,33} A ∪ ‫ܣ‬̅ = Z ; dan A ∩ ‫ܣ‬̅ = ∅ Oleh sebab itu: A – ‫ܣ‬̅ = ‫ܣ‬̅ – A= ∅ Sehingga, n(A) + n(‫ܣ‬̅) = n(Z) n(A), n(‫ܣ‬̅), n(Z) disebut Bilangan Kardinal Kasus-1 Apabila X1={2,4} ; X2={2,4,11} ; X3={2,4,11,12,14} maka, (X1∪X2)∩X3 adalah sbb: Jika X = X1∪X2 = {2,4,11} ; X∩X3 = {2,4,11} Kasus-2 Jika X1={x|-2 < x <10} dan X2={x|5 ≤ x ≤12} ; x∈ℜ maka: X1 = {-1,0,1,2,3,4,5,6,7,8,9} ; X2 = {5,6,7,8,9,10,11,12} a) X1 – X2 = {-1,0,1,2,3,4}
  • 9. 9 b) X2 – X1 = {10,11,12} c) X1 + X2 = {-1,0,1,2,3,4,10,11,12} d) X1 ∩ X2 = {5,6,7,8,9} e) n(X1) – n(X2) = 11 – 8 = 3 Kasus-3 A={1,2,3,4,5} B={1,3,5,7,9} C={6,7,8,9} D={2,4,6,8} Maka: A ∩ D = {2,4} Apakah A ∪ C = B ∪ D, dibuktikan sbb: A ∪ C = {1,2,3,4,5,6,7,8,9} B ∪ D = {1,2,3,4,5,6,7,8,9} Terbukti ☺ Kasus-4 Jika S={1,2,3,4,5,6,7,8,9,10} merupakan himpunan semesta X1={x|x∈Bilangan Genap} X2={ x|x∈Bilangan Prima} A={2,3,4,5} ; jika A’ adalah komplemen A Maka: X1 = {2,4,6,8,10} X2 = {2,3,5,7} sehingga, X1 ∩ X2 = bukan himpunan kosong X2 ∩ A’ = {7} (X2 ∪ A) = {2,3,4,5,7} (X2 ∪ A)’ = {6,8,9,10} Kasus-5 Jika diketahui X1={x|0≤x<1} dan X2={y|y<7 ; y∈Bilangan Bulat} Maka: X1∩X2 = {0} dibuktikan sbb: X1 = {0} X2 = {...,-1,0,1,2,3,4,5,6} Kasus-6 Apabila A={x|x2 – 2x – 3 ≤ 0} dan B={x| x2 – 2x > 0}, maka: x2 – 2x – 3 = (x-3)(x+1) ; x=3 ∪ x=-1 ; -1≤ x ≤3 A = {-1,0,1,2,3} x2 – 2x = x(x-2) ; x=0 ∪ x=2 ; x<0 ∪ x>2 B = {...-2,-1,3,4,5,...} A – B = {0,1,2} Kasus-7 Apabila S adalah himpunan Semesta, X1={x|x2 – 3x – 10 <0} dan X2={x||x|>2} dimana B’ menyatakan komplemen B, maka: x2 – 3x – 10 = (x-5)(x+2) ; x=5 ∪ x=-2 ; -2< x <5 X1 = {-1,0,1,2,3,4} |x|>2 ; x<-2 ∪ x>2
  • 10. 10 X2 = {...,-5,-4,-3,3,4,5,...} X2’ = {-2,-1,0,1,2} X1 ∩ X2’ = {-1,0,1,2} Bisa dinyatakan dengan: a) -1 ≤ x ≤ 2 b) -2 < x ≤ 2 c) -2 < x < 3 d) -1 ≤ x < 3 Kasus-8 P = {0,1,2,3} Q = {0,1,-1.5,2,2.5,3,3.5,4,4.5,5,5.5,6} Maka: a) P ⊂ Q dan P ≠ Q b) P ∪ Q ≠ P c) P ∩ Q ≠ Q d) Q ⊄ (P ∩ Q) Kasus-9 Jika X dan Y masing-masing adalah himpunan, dan X – Y = ∅, maka: a) Kemungkinan X = Y b) X ⊂ Y atau Y ⊃ X Misalkan: X = {-1,0,1,2,3} dan Y = {-3,-2,-1,0,1,2,3} Maka: X – Y = ∅ dan X ⊂ Y Namun jika: X = {-3,-2,-1,0,1,2,3} dan Y = {-3,-2,-1,0,1,2,3} Maka: X – Y = ∅ dan X ⊂ Y atau Y ⊃ X Kasus-10 Apabila X1 dan X2 adalah dua himpunan bagian dari suatu himpunan semesta S, dimana X1’ dan X2’ adalah komplemen X1 dan X2, maka: [X1’∩(X1∪X2)]∪(X1∩X2) = X2 Misalkan: S = {-7,-6,-5,-4,-3,-2,-1,0,1,2,3,4,5,6,7,8,9} X1 = {-2,-1,2,3} X2 = {2,3,4,5,6} Maka: X1’ = {-7,-6,-5,-4,-3,0,1,4,5,6,7,8,9} dan X2’ = {-7,-6,-5,-4,-3,-2,-1,0,1,7,8,9} A = X1∩X2 = {2,3} B = X1∪X2 = {-2,-1,2,3,4,5,6} C = X1’∩B = {4,5,6} Sehingga C ∪ A = A ∪ C = {2,3,4,5,6} adalah X2 ... ☺ terbukti! Kasus-11 Apabila Himpunan semesta S={0,1,2,3,4,5,6,7,8}, X={1,3,5}, dan Y={2,4,6,8}, maka: X’ = {0,2,4,6,7,8} Y’ = {0,1,3,5,7} Y’ – X = {0,7} (X ∩ Y’) + X = ∅ (Y’ – X) ∩ Y = ∅ X’ ∩ Y’ = {0,7}