SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  18
Kelompok 9
Gita Elisia Ramadhani
Herdinan Said Al-fath
Shintia Bella
Wahyu Wijiati
KIMIA ORGANIK
SUBBAB
1. GUGUS FUNGSI DAN TATA NAMA KIMIA ORGANIK
2. HIDROKARBON ALISIKLIK DAN AROMATIK
3. REAKSI-REAKSI SENYAWA HIDROKARBON
Gugus Fungsi Dan Tata Nama Kimia Organik
 Gugus fungsional (istilah dalam kimia organik) adalah kelompok gugus
khusus pada atom dalam molekul, yang berperan dalam memberi karakteristik
reaksi kimia pada molekul tersebut. Senyawa yang bergugus fungsional sama
memiliki reaksi kimia yang sama atau mirip. Gugus fungsi berperan
1. Dalam nomenklatur senyawa organik;
2. Menggabungkan nama-nama kelompok fungsional dengan nama-nama
alkana induk menyediakan cara untuk membedakan senyawa.
3. Mengacu pada atom tertentu yang terikat dalam susunan tertentu yang
memberikan sifat fisik dan kimia tertentu senyawa.
4. Gugus fungsi yang sama akan berperilaku dengan cara yang sama (misalnya,
mengalami reaksi yang sama) terlepas dari senyawa yang menjadi bagiannya.
5. Mengarahkan dan mengendalikan reaksi organik
Atom-atom dari gugus fungsional yang dihubungkan bersama dan dengan senyawa lainnya
dengan ikatan kovalen.
Rantai alkil sering reaktif, dan arah reaksi spesifik sulit; rantai alkil tidak jenuh dengan
kehadiran gugus fungsional memungkinkan untuk reaktivitas tinggi dan spesifisitas.
Fungsionalisasi mengacu pada penambahan kelompok fungsional untuk suatu senyawa
dengan sintesis kimia. Melalui metode sintesis rutin, setiap jenis senyawa organik dapat
menempel ke permukaan. Dalam ilmu material, fungsionalisasi digunakan untuk mencapai
sifat permukaan yang diinginkan; kelompok fungsional juga dapat digunakan untuk
menghubungkan molekul kovalen fungsional pada permukaan perangkat kimia.
Contoh
Tata nama kimia organik
 Tatanama organik atau lengkapnya tatanama IUPAC untuk kimia
organik adalah suatu cara sistematik untuk memberi nama senyawa
organik yang direkomendasikan oleh International Union of Pure and
Applied Chemistry (IUPAC). Idealnya, setiap senyawa organik harus
memiliki nama yang dari sana dapat digambarkan suatu formula
struktural dengan jelas.
 Tata nama ini menyangkut :
1. Alkana
2. Aklena
3. Alkuna
4. Gugus fungsi
Prinsip Dasar
 Tatanama IUPAC menggunakan sejumlah awalan, akhiran, dan sisipan
untuk mendeskripsikan jenis dan posisi gugus fungsi pada suatu senyawa.
 Pada kebanyakan senyawa, penamaan dapat dimulai dengan menentukan
rantai hidrokarbon Ingold Prelog jika ambiguitas masih saja ada pada
struktur rantai hidrokarbon induk. Nama dari rantai induk dimodifikasi
dengan akhiran gugus fungsi yang memiliki prioritas tertinggi, sedangkan
gugus fungsi sisanya diindikasikan dengan awalan yang dinomori dan
disusun secara alfabetis.
Tatanama Gugus Fungsi
 Alkohol (R-OH) dinamakan dengan menghilangkan huruf paling akhir "a" dari alkana dan dipasangkan
dengan akhiran "-ol" dengan imbuhan angka yang mengindikasikan posisi ikatan gugus alkohol:
CH3CH2CH2OH dinamakan 1-propanol.
 Gugus fungsi Halogen diawali dengan kata-kata fluoro-, kloro-, bromo-, iodo-, dll., tergantung dari
halogennya. Gugus yang lebih dari satu dinamai dikloro-, trikloro-, etc., dan gugus yang berbeda
dinamai sesuai urutan alfabet. Contohnya, CHCl3 (kloroform) adalah triklorometana. Anestetik
Halotana (CF3CHBrCl) adalah 2-bromo-2-kloro-1,1,1-trifluoroetana.
 keton (R-CO-R) adalah berakhiran "-on" dengan sisipan di tengah adalah nomor posisi:
CH3CH2CH2COCH3 disebut 2-pentanon. Jika terdapat imbuhan gugus fungsi lainnya yang
berprioritas lebih tinggi, maka awalan "okso-" yang digunakan: CH3CH2CH2COCH2CHO
disebut 3-oksoheksanal
 Aldehida (R-CHO) mempunyai akhiran "-al". Jika terdapat gugus fungsi lainnya, maka karbon aldehida
pada rantai tersebut berada pada posisi "1", kecuali terdapat gugus fungsi lainnya yang berprioritas
lebih tinggi. Jika dibutuhkan awalan bentuk, maka imbuhan "okso-" digunakan (sama seperti keton),
dengan nomor posisi mengindikasikan akhir rantai: CHOCH2COOH disebut asam 3-oksopropanoat
 Eter (R-O-R) terdiri dari sebuah atom oksigen yang berada di antara 2 rantai karbon
yang menyambung. Rantai yang lebih pendek di antara 2 rantai karbon itu menjadi awal
nama dengan sufiks "-ana" menjadi "-oksi". Rantai alkana yang lebih panjang menjadi
akhir nama eter tersebut. Sehingga CH3OCH3 disebut metoksimetana, dan CH3OCH2CH3
disebut metoksietana (bukan etoksimetana)
 Ester (R-CO-O-R') adalah nama turunan alkil dari asam karboksilat. Gugus alkil (R')
disebut pertama kali. Bagian R-CO-O kemudian dinamai dengan kata terpisah sesuai
dengan nama asam karboksilatnya, dengan nama terakhirnya berakhiran dengan -oat.
Contohnya, CH3CH2CH2CH2COOCH3 disebut metil pentanoat, dan
(CH3)2CHCH2CH2COOCH2CH3 disebut etil 4-metil pentanoat
 Amina (R-NH2) adalah gugus fungsi yang namanya diambil dari rantai alkana yang
mendapatkan imbuhan "-amina" (contoh: CH3NH2 Metil amina). Jika dibutuhkan, maka
posisi berikatan juga diberi imbuhan: CH3CH2CH2NH2 1-propanamina, CH3CHNH2CH3
2-propanamina. Imbuhan di depan adalah "amino-".
 Amida (R-CO-NH2) diberi tambahan kata "-amida", atau "-karboksamida" jika karbon di
dalam gugug amida tidak termasuk dalam rantai utama. Imbuhan kata di depan
biasanya diberi kata "karbamol-" dan "amido-"
Hidrokarbon
 Hidrokarbon adalah golongan senyawa karbon yang paling sederhana. Hidrokarbon
hanya terdiri dari unsur karbon (C) dan hidrogen (H).
 Senyawa hidrokarbon dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu :
1. Senyawa hidrokarbon alifatik,yaitu senyawa hidrokarbon yang mempunyai rantai lurus
(terbuka) dan atau bercabang. Berdasarkan ikatan yang terdapat dalam rantai
karbonnya,senyawa hidrokarbon alifatik dapat dibagi atas dua jenis ,yaitu :
1. Hidrokarbon jenuh ,yaitu pada rantai karbonnya semua berikatan tunggal
Hidrokarbon jenis ini disebut alkana.
2. Hidrokarbon tak jenuh ,yaitu pada rantai karbonnya terdapat ikatan rangkap
dua atau tiga. Hidrokarbon yang mengandung ikatan rangkap dua disebut
alkena,sedangkan hidrokarbon yang mengandung ikatan rangkap tiga disebut
alkuna.
2. Senyawa hidrokarbon siklik,yaitu senyawa hidrokarbon yang mempunyai struktur
cincin (melingkar). Senyawa ini dibagi menjadi dua jenis,yaitu :
1. Hidrokarbon alisiklik,yaitu pada struktur cincinnya semua berikatan tunggal.
Hidrokarbon Alisiklik
 Senyawa alisiklik yaitu senyawa karbon alifatik yang membentuk rantai
tertutup.
 Hidrokarbon jenis ini termasuk dalam hidrokarbon siklis, yaitu jenis
hidrokarbon dengan rantai karbon tertutup / melingkar/ cincin. Nama
“alisiklik” menyatakan adanya rantai lingkar (siklik). Hidrokarbon alisiklik
hanya mempunyai ikatan tunggal. Sifat hidrokarbon alisiklik mirip dengan
hidrokarbon alifatik
Contoh
Hidrokarbon Aromatik
 Senyawa aromatik yaitu senyawa karbon yang terdiri dari 6 atom C yang
membentuk rantai benzena.
 Hidrokarbon aromatik adalah kelas bahan kimia yang ditandai dengan
memiliki struktur molekul yang disebut cincin benzena.
Benzena adalah senyawa induk dari keluarga besar senyawa organik yang dikenal
sebagai senyawa aromatik. Benzena hanya berisi enam atom hidrogen,
memberikan kesan bahwa cincin itu adalah tak jenuh dan setiap atom karbon
berpartisipasi dalam satu ikatan rangkap. Dua struktur yang berbeda dengan
ikatan tunggal dan ganda sekitar cincin dapat ditulis kembali untuk benzena.
Sebuah cincin benzena adalah struktur molekul yang dibuat ketika enam atom
karbon terhubung satu sama lain dalam sebuah cincin terkait. Ketika cincin
benzena berhubungan, mereka dapat membentuk berbagai zat, termasuk apa
yang disebut hidrokarbon polisiklik aromatik (PAH), atau hidrokarbon
poliaromatik.
Contoh
Reaksi-Reaksi Senyawa Hidrokarbon
 1. Reaksi subtitusi, atom atau gugus atom yang terdapat dalam suatu molekul
digantikan oleh atom atau gugus atom yang lain. sebagai contoh :
 2. Reaksi adisi, adalah reaksi pemutusan ikatan rangkap
 Pada prinsipnya dalam reaksi ini terjadi pemutusan ikatan rangkap dan ikatan yang
terputus digantikan dengan mengikat atom atau gugus atom lain. dalam contoh di atas
ikatan rangkap dua mengalami pemutusan kemudian digantikan dengan mengikat -H
dan -Cl dari HCl. cara pemilihan letak ikatan -H dan -Cl menggunakan aturan
Markovnikov yakni "atom H akan terikat pada atom karbon yang lebih banyak H nya".
pada contoh di atas atom C di sebelah kiri ikatan rangkap tidak mengikat H sedangkan
atom C di sebelah kanan ikatan rangkap mengikat 1 atom H sehingga atom H dari HCl
akan diikat oleh atom C di sebelah kanan ikatan rangkap dan Cl dari HCl akan diikat
oleh aotm C di sebelah kirinya. aturan ini juga berlaku untuk reaksi adisi dengan
 3. Reaksi Eliminasi, adalah reaksi pembentukan ikatan rangkap. reaksi
ini merupakan reaksi kebalikan dari reaksi adisi.
 Untuk membedakan ketiga jenis reaski di atas dapat dilakukan dengan
melihat ciri2nya yang dengan mudah akan teramati :
 Pada reaksi subtitusi ruas kanan dan ruas kiri tidak terdapat ikatan
rangkap atau bila di ruas kiri ada ikatan rangkap maka ruas sebelah kanan
masih ada ikatan rangkap tersebut.
 sedangkan pada reaksi adisi mempunyai ciri ruas sebelah kanan (sebelum
reaksi) terdapat ikatan rangkap sedangkan di ruas sebelah kiri (setelah
reaksi) ikatan rangkap tersebut hilang atau berkurang dari rangkap 3
menjadi rangkap 2.
 kemudian pada reaksi eliminasi mempunyai ciri2 kebalikan dari reaksi
adisi, yakni di ruas sebelah kiri tidak ada ikatan rangkap kemudian di ruas
sebelah kanan menjadi ada ikatan rangkapnya.

Contenu connexe

Tendances

Alkil halida ; subtitusi dan eliminasi
Alkil halida ; subtitusi dan eliminasiAlkil halida ; subtitusi dan eliminasi
Alkil halida ; subtitusi dan eliminasi
Hensen Tobing
 
AROMATISITAS BENZENA & BENZENA TERSUBSTITUSI
AROMATISITAS  BENZENA  &  BENZENA  TERSUBSTITUSIAROMATISITAS  BENZENA  &  BENZENA  TERSUBSTITUSI
AROMATISITAS BENZENA & BENZENA TERSUBSTITUSI
Klik Bayoe
 
Ekstraksi cair cair
Ekstraksi cair cairEkstraksi cair cair
Ekstraksi cair cair
Iffa M.Nisa
 
Etil asetat
Etil asetatEtil asetat
Etil asetat
Takdir Anis
 

Tendances (20)

Kimia Organik (Alkohol dan eter)
Kimia Organik (Alkohol dan eter) Kimia Organik (Alkohol dan eter)
Kimia Organik (Alkohol dan eter)
 
Kimia Organik (Asam karboksilat dan ester)
Kimia Organik (Asam karboksilat dan ester)Kimia Organik (Asam karboksilat dan ester)
Kimia Organik (Asam karboksilat dan ester)
 
Gugus fungsional senyawa organik
Gugus fungsional senyawa organikGugus fungsional senyawa organik
Gugus fungsional senyawa organik
 
Alkilhalida
AlkilhalidaAlkilhalida
Alkilhalida
 
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalasetonlaporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
 
Protein (thp tep)
Protein (thp tep)Protein (thp tep)
Protein (thp tep)
 
Alkil halida ; subtitusi dan eliminasi
Alkil halida ; subtitusi dan eliminasiAlkil halida ; subtitusi dan eliminasi
Alkil halida ; subtitusi dan eliminasi
 
Kimia Analitik II (destilasi)
Kimia Analitik II (destilasi)Kimia Analitik II (destilasi)
Kimia Analitik II (destilasi)
 
analisa kation golongan 1
analisa kation golongan 1analisa kation golongan 1
analisa kation golongan 1
 
AROMATISITAS BENZENA & BENZENA TERSUBSTITUSI
AROMATISITAS  BENZENA  &  BENZENA  TERSUBSTITUSIAROMATISITAS  BENZENA  &  BENZENA  TERSUBSTITUSI
AROMATISITAS BENZENA & BENZENA TERSUBSTITUSI
 
Amina
AminaAmina
Amina
 
Kd ii meeting 4 (tep thp)-rev
Kd ii meeting 4 (tep thp)-revKd ii meeting 4 (tep thp)-rev
Kd ii meeting 4 (tep thp)-rev
 
Titrasi kompleksometri
Titrasi kompleksometriTitrasi kompleksometri
Titrasi kompleksometri
 
Ekstraksi cair cair
Ekstraksi cair cairEkstraksi cair cair
Ekstraksi cair cair
 
Adisi alkena
Adisi alkenaAdisi alkena
Adisi alkena
 
amina & amida
amina & amidaamina & amida
amina & amida
 
Distilasi
DistilasiDistilasi
Distilasi
 
Etil asetat
Etil asetatEtil asetat
Etil asetat
 
Reaksi Osidas Dan Reduksi PPT
Reaksi Osidas Dan Reduksi PPTReaksi Osidas Dan Reduksi PPT
Reaksi Osidas Dan Reduksi PPT
 
Pemisahan Kation Golongan IV dan V
Pemisahan Kation Golongan IV dan VPemisahan Kation Golongan IV dan V
Pemisahan Kation Golongan IV dan V
 

Similaire à Kimia organik2

7 hidrokarbon-dan-minyak-bumi
7 hidrokarbon-dan-minyak-bumi7 hidrokarbon-dan-minyak-bumi
7 hidrokarbon-dan-minyak-bumi
Dwi Miftakhul
 
senyawa turunan alkana
senyawa turunan alkanasenyawa turunan alkana
senyawa turunan alkana
mfebri26
 
Bab 4 senyawa turunan kelas xii
Bab 4 senyawa turunan kelas xiiBab 4 senyawa turunan kelas xii
Bab 4 senyawa turunan kelas xii
Sinta Sry
 
Bab4senyawaturunankelasxii 141109050130-conversion-gate02
Bab4senyawaturunankelasxii 141109050130-conversion-gate02Bab4senyawaturunankelasxii 141109050130-conversion-gate02
Bab4senyawaturunankelasxii 141109050130-conversion-gate02
sanoptri
 
Bab 4 turunan senyawa alkana
Bab 4 turunan senyawa alkanaBab 4 turunan senyawa alkana
Bab 4 turunan senyawa alkana
wafiqasfari
 
Bab 5 senyawa karbon
Bab 5   senyawa karbonBab 5   senyawa karbon
Bab 5 senyawa karbon
1habib
 

Similaire à Kimia organik2 (20)

senyawa turunan alkana.pptx
senyawa turunan alkana.pptxsenyawa turunan alkana.pptx
senyawa turunan alkana.pptx
 
Bab 1 Hidrokarbon.pdf
Bab 1 Hidrokarbon.pdfBab 1 Hidrokarbon.pdf
Bab 1 Hidrokarbon.pdf
 
Hidrokarbon
HidrokarbonHidrokarbon
Hidrokarbon
 
Kimia organik ppt
Kimia organik pptKimia organik ppt
Kimia organik ppt
 
kima organik.pptx
kima organik.pptxkima organik.pptx
kima organik.pptx
 
7 hidrokarbon-dan-minyak-bumi
7 hidrokarbon-dan-minyak-bumi7 hidrokarbon-dan-minyak-bumi
7 hidrokarbon-dan-minyak-bumi
 
senyawa turunan alkana
senyawa turunan alkanasenyawa turunan alkana
senyawa turunan alkana
 
Hidrokarbon
HidrokarbonHidrokarbon
Hidrokarbon
 
Tugas_kimia.docx
Tugas_kimia.docxTugas_kimia.docx
Tugas_kimia.docx
 
Bab 9
Bab 9Bab 9
Bab 9
 
1 alkana
1 alkana1 alkana
1 alkana
 
Bab4 seny
Bab4 senyBab4 seny
Bab4 seny
 
Bab 4 senyawa turunan kelas xii
Bab 4 senyawa turunan kelas xiiBab 4 senyawa turunan kelas xii
Bab 4 senyawa turunan kelas xii
 
Bab4senyawaturunankelasxii 141109050130-conversion-gate02
Bab4senyawaturunankelasxii 141109050130-conversion-gate02Bab4senyawaturunankelasxii 141109050130-conversion-gate02
Bab4senyawaturunankelasxii 141109050130-conversion-gate02
 
Bab 4 turunan senyawa alkana
Bab 4 turunan senyawa alkanaBab 4 turunan senyawa alkana
Bab 4 turunan senyawa alkana
 
Bab4 senyawa turunan Kimia
Bab4 senyawa turunan KimiaBab4 senyawa turunan Kimia
Bab4 senyawa turunan Kimia
 
Ppt alkena dan alkuna
Ppt alkena dan alkunaPpt alkena dan alkuna
Ppt alkena dan alkuna
 
Laporan kimia organik hidrokarbon
Laporan kimia organik  hidrokarbonLaporan kimia organik  hidrokarbon
Laporan kimia organik hidrokarbon
 
Bab 5 senyawa karbon
Bab 5   senyawa karbonBab 5   senyawa karbon
Bab 5 senyawa karbon
 
Kimia Organik semester 7
Kimia Organik semester 7Kimia Organik semester 7
Kimia Organik semester 7
 

Plus de sodikin ali (11)

Elektrokimia dan redoks
Elektrokimia dan redoksElektrokimia dan redoks
Elektrokimia dan redoks
 
Sel elektrokimia
Sel elektrokimiaSel elektrokimia
Sel elektrokimia
 
Reduksioksidasi redoks-ppt1
Reduksioksidasi redoks-ppt1Reduksioksidasi redoks-ppt1
Reduksioksidasi redoks-ppt1
 
Kesetimbangan kimia[1] (1)
Kesetimbangan kimia[1] (1)Kesetimbangan kimia[1] (1)
Kesetimbangan kimia[1] (1)
 
Kesetimbangan kimia[1] (1)
Kesetimbangan kimia[1] (1)Kesetimbangan kimia[1] (1)
Kesetimbangan kimia[1] (1)
 
Kesetimbangan kimia kelompok 3
Kesetimbangan kimia kelompok 3Kesetimbangan kimia kelompok 3
Kesetimbangan kimia kelompok 3
 
Laju reaksi2
Laju reaksi2Laju reaksi2
Laju reaksi2
 
Laju reaksi-1
Laju reaksi-1Laju reaksi-1
Laju reaksi-1
 
Kul 5. sosper. lembaga, kelompok & organisasi sosial pertanian
Kul 5. sosper. lembaga, kelompok & organisasi sosial pertanianKul 5. sosper. lembaga, kelompok & organisasi sosial pertanian
Kul 5. sosper. lembaga, kelompok & organisasi sosial pertanian
 
Kul 2. sosper. pola pola kebudayaan masyarakat pertanian
Kul 2. sosper. pola pola kebudayaan masyarakat pertanianKul 2. sosper. pola pola kebudayaan masyarakat pertanian
Kul 2. sosper. pola pola kebudayaan masyarakat pertanian
 
Kul 1. sosper. pendahuluan
Kul 1. sosper. pendahuluanKul 1. sosper. pendahuluan
Kul 1. sosper. pendahuluan
 

Dernier

BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
JuliBriana2
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
nabilafarahdiba95
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
JarzaniIsmail
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
pipinafindraputri1
 

Dernier (20)

DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxPANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 

Kimia organik2

  • 1. Kelompok 9 Gita Elisia Ramadhani Herdinan Said Al-fath Shintia Bella Wahyu Wijiati KIMIA ORGANIK SUBBAB 1. GUGUS FUNGSI DAN TATA NAMA KIMIA ORGANIK 2. HIDROKARBON ALISIKLIK DAN AROMATIK 3. REAKSI-REAKSI SENYAWA HIDROKARBON
  • 2. Gugus Fungsi Dan Tata Nama Kimia Organik  Gugus fungsional (istilah dalam kimia organik) adalah kelompok gugus khusus pada atom dalam molekul, yang berperan dalam memberi karakteristik reaksi kimia pada molekul tersebut. Senyawa yang bergugus fungsional sama memiliki reaksi kimia yang sama atau mirip. Gugus fungsi berperan 1. Dalam nomenklatur senyawa organik; 2. Menggabungkan nama-nama kelompok fungsional dengan nama-nama alkana induk menyediakan cara untuk membedakan senyawa. 3. Mengacu pada atom tertentu yang terikat dalam susunan tertentu yang memberikan sifat fisik dan kimia tertentu senyawa. 4. Gugus fungsi yang sama akan berperilaku dengan cara yang sama (misalnya, mengalami reaksi yang sama) terlepas dari senyawa yang menjadi bagiannya. 5. Mengarahkan dan mengendalikan reaksi organik
  • 3. Atom-atom dari gugus fungsional yang dihubungkan bersama dan dengan senyawa lainnya dengan ikatan kovalen. Rantai alkil sering reaktif, dan arah reaksi spesifik sulit; rantai alkil tidak jenuh dengan kehadiran gugus fungsional memungkinkan untuk reaktivitas tinggi dan spesifisitas. Fungsionalisasi mengacu pada penambahan kelompok fungsional untuk suatu senyawa dengan sintesis kimia. Melalui metode sintesis rutin, setiap jenis senyawa organik dapat menempel ke permukaan. Dalam ilmu material, fungsionalisasi digunakan untuk mencapai sifat permukaan yang diinginkan; kelompok fungsional juga dapat digunakan untuk menghubungkan molekul kovalen fungsional pada permukaan perangkat kimia.
  • 5. Tata nama kimia organik  Tatanama organik atau lengkapnya tatanama IUPAC untuk kimia organik adalah suatu cara sistematik untuk memberi nama senyawa organik yang direkomendasikan oleh International Union of Pure and Applied Chemistry (IUPAC). Idealnya, setiap senyawa organik harus memiliki nama yang dari sana dapat digambarkan suatu formula struktural dengan jelas.  Tata nama ini menyangkut : 1. Alkana 2. Aklena 3. Alkuna 4. Gugus fungsi
  • 6. Prinsip Dasar  Tatanama IUPAC menggunakan sejumlah awalan, akhiran, dan sisipan untuk mendeskripsikan jenis dan posisi gugus fungsi pada suatu senyawa.  Pada kebanyakan senyawa, penamaan dapat dimulai dengan menentukan rantai hidrokarbon Ingold Prelog jika ambiguitas masih saja ada pada struktur rantai hidrokarbon induk. Nama dari rantai induk dimodifikasi dengan akhiran gugus fungsi yang memiliki prioritas tertinggi, sedangkan gugus fungsi sisanya diindikasikan dengan awalan yang dinomori dan disusun secara alfabetis.
  • 8.  Alkohol (R-OH) dinamakan dengan menghilangkan huruf paling akhir "a" dari alkana dan dipasangkan dengan akhiran "-ol" dengan imbuhan angka yang mengindikasikan posisi ikatan gugus alkohol: CH3CH2CH2OH dinamakan 1-propanol.  Gugus fungsi Halogen diawali dengan kata-kata fluoro-, kloro-, bromo-, iodo-, dll., tergantung dari halogennya. Gugus yang lebih dari satu dinamai dikloro-, trikloro-, etc., dan gugus yang berbeda dinamai sesuai urutan alfabet. Contohnya, CHCl3 (kloroform) adalah triklorometana. Anestetik Halotana (CF3CHBrCl) adalah 2-bromo-2-kloro-1,1,1-trifluoroetana.  keton (R-CO-R) adalah berakhiran "-on" dengan sisipan di tengah adalah nomor posisi: CH3CH2CH2COCH3 disebut 2-pentanon. Jika terdapat imbuhan gugus fungsi lainnya yang berprioritas lebih tinggi, maka awalan "okso-" yang digunakan: CH3CH2CH2COCH2CHO disebut 3-oksoheksanal  Aldehida (R-CHO) mempunyai akhiran "-al". Jika terdapat gugus fungsi lainnya, maka karbon aldehida pada rantai tersebut berada pada posisi "1", kecuali terdapat gugus fungsi lainnya yang berprioritas lebih tinggi. Jika dibutuhkan awalan bentuk, maka imbuhan "okso-" digunakan (sama seperti keton), dengan nomor posisi mengindikasikan akhir rantai: CHOCH2COOH disebut asam 3-oksopropanoat
  • 9.  Eter (R-O-R) terdiri dari sebuah atom oksigen yang berada di antara 2 rantai karbon yang menyambung. Rantai yang lebih pendek di antara 2 rantai karbon itu menjadi awal nama dengan sufiks "-ana" menjadi "-oksi". Rantai alkana yang lebih panjang menjadi akhir nama eter tersebut. Sehingga CH3OCH3 disebut metoksimetana, dan CH3OCH2CH3 disebut metoksietana (bukan etoksimetana)  Ester (R-CO-O-R') adalah nama turunan alkil dari asam karboksilat. Gugus alkil (R') disebut pertama kali. Bagian R-CO-O kemudian dinamai dengan kata terpisah sesuai dengan nama asam karboksilatnya, dengan nama terakhirnya berakhiran dengan -oat. Contohnya, CH3CH2CH2CH2COOCH3 disebut metil pentanoat, dan (CH3)2CHCH2CH2COOCH2CH3 disebut etil 4-metil pentanoat  Amina (R-NH2) adalah gugus fungsi yang namanya diambil dari rantai alkana yang mendapatkan imbuhan "-amina" (contoh: CH3NH2 Metil amina). Jika dibutuhkan, maka posisi berikatan juga diberi imbuhan: CH3CH2CH2NH2 1-propanamina, CH3CHNH2CH3 2-propanamina. Imbuhan di depan adalah "amino-".  Amida (R-CO-NH2) diberi tambahan kata "-amida", atau "-karboksamida" jika karbon di dalam gugug amida tidak termasuk dalam rantai utama. Imbuhan kata di depan biasanya diberi kata "karbamol-" dan "amido-"
  • 10. Hidrokarbon  Hidrokarbon adalah golongan senyawa karbon yang paling sederhana. Hidrokarbon hanya terdiri dari unsur karbon (C) dan hidrogen (H).  Senyawa hidrokarbon dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu : 1. Senyawa hidrokarbon alifatik,yaitu senyawa hidrokarbon yang mempunyai rantai lurus (terbuka) dan atau bercabang. Berdasarkan ikatan yang terdapat dalam rantai karbonnya,senyawa hidrokarbon alifatik dapat dibagi atas dua jenis ,yaitu : 1. Hidrokarbon jenuh ,yaitu pada rantai karbonnya semua berikatan tunggal Hidrokarbon jenis ini disebut alkana. 2. Hidrokarbon tak jenuh ,yaitu pada rantai karbonnya terdapat ikatan rangkap dua atau tiga. Hidrokarbon yang mengandung ikatan rangkap dua disebut alkena,sedangkan hidrokarbon yang mengandung ikatan rangkap tiga disebut alkuna. 2. Senyawa hidrokarbon siklik,yaitu senyawa hidrokarbon yang mempunyai struktur cincin (melingkar). Senyawa ini dibagi menjadi dua jenis,yaitu : 1. Hidrokarbon alisiklik,yaitu pada struktur cincinnya semua berikatan tunggal.
  • 11.
  • 12. Hidrokarbon Alisiklik  Senyawa alisiklik yaitu senyawa karbon alifatik yang membentuk rantai tertutup.  Hidrokarbon jenis ini termasuk dalam hidrokarbon siklis, yaitu jenis hidrokarbon dengan rantai karbon tertutup / melingkar/ cincin. Nama “alisiklik” menyatakan adanya rantai lingkar (siklik). Hidrokarbon alisiklik hanya mempunyai ikatan tunggal. Sifat hidrokarbon alisiklik mirip dengan hidrokarbon alifatik
  • 14. Hidrokarbon Aromatik  Senyawa aromatik yaitu senyawa karbon yang terdiri dari 6 atom C yang membentuk rantai benzena.  Hidrokarbon aromatik adalah kelas bahan kimia yang ditandai dengan memiliki struktur molekul yang disebut cincin benzena. Benzena adalah senyawa induk dari keluarga besar senyawa organik yang dikenal sebagai senyawa aromatik. Benzena hanya berisi enam atom hidrogen, memberikan kesan bahwa cincin itu adalah tak jenuh dan setiap atom karbon berpartisipasi dalam satu ikatan rangkap. Dua struktur yang berbeda dengan ikatan tunggal dan ganda sekitar cincin dapat ditulis kembali untuk benzena. Sebuah cincin benzena adalah struktur molekul yang dibuat ketika enam atom karbon terhubung satu sama lain dalam sebuah cincin terkait. Ketika cincin benzena berhubungan, mereka dapat membentuk berbagai zat, termasuk apa yang disebut hidrokarbon polisiklik aromatik (PAH), atau hidrokarbon poliaromatik.
  • 16. Reaksi-Reaksi Senyawa Hidrokarbon  1. Reaksi subtitusi, atom atau gugus atom yang terdapat dalam suatu molekul digantikan oleh atom atau gugus atom yang lain. sebagai contoh :  2. Reaksi adisi, adalah reaksi pemutusan ikatan rangkap  Pada prinsipnya dalam reaksi ini terjadi pemutusan ikatan rangkap dan ikatan yang terputus digantikan dengan mengikat atom atau gugus atom lain. dalam contoh di atas ikatan rangkap dua mengalami pemutusan kemudian digantikan dengan mengikat -H dan -Cl dari HCl. cara pemilihan letak ikatan -H dan -Cl menggunakan aturan Markovnikov yakni "atom H akan terikat pada atom karbon yang lebih banyak H nya". pada contoh di atas atom C di sebelah kiri ikatan rangkap tidak mengikat H sedangkan atom C di sebelah kanan ikatan rangkap mengikat 1 atom H sehingga atom H dari HCl akan diikat oleh atom C di sebelah kanan ikatan rangkap dan Cl dari HCl akan diikat oleh aotm C di sebelah kirinya. aturan ini juga berlaku untuk reaksi adisi dengan
  • 17.  3. Reaksi Eliminasi, adalah reaksi pembentukan ikatan rangkap. reaksi ini merupakan reaksi kebalikan dari reaksi adisi.
  • 18.  Untuk membedakan ketiga jenis reaski di atas dapat dilakukan dengan melihat ciri2nya yang dengan mudah akan teramati :  Pada reaksi subtitusi ruas kanan dan ruas kiri tidak terdapat ikatan rangkap atau bila di ruas kiri ada ikatan rangkap maka ruas sebelah kanan masih ada ikatan rangkap tersebut.  sedangkan pada reaksi adisi mempunyai ciri ruas sebelah kanan (sebelum reaksi) terdapat ikatan rangkap sedangkan di ruas sebelah kiri (setelah reaksi) ikatan rangkap tersebut hilang atau berkurang dari rangkap 3 menjadi rangkap 2.  kemudian pada reaksi eliminasi mempunyai ciri2 kebalikan dari reaksi adisi, yakni di ruas sebelah kiri tidak ada ikatan rangkap kemudian di ruas sebelah kanan menjadi ada ikatan rangkapnya.