SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  28
KEGAWATDARURATAN
NEONATUS
RS Mulya
OUTLINE
Resusitasi neonatus
Kejang
Sepsis
Asfiksia
Neonatus COVID-19
Hipotermia
Hipoglikemia
RESUSITASI NEONATUS
KEJANG
Kejang neonatus berbeda dari kejang pada bayi di atas 1 bulan, anak,
dan dewasa
Kejang neonatus kurang terorganisasi, hampir tidak pernah bersifat
kejang umum tonik klonik
Manifestasi kejang pada neonatus prematur berbeda dari neonatus
cukup bulan
Kejang pada prematur lebih tidak terorganisasi, terkait dengan
perkembangan neuroanatomi dan neurofisiologi masa perinatal
EVALUASI DIAGNOSTIK
Riwayat kehamilan, persalinan, kejang dalam keluarga (sindrom
epilepsi spt benign familial neonatal convulsion)
Pemeriksaan penunjang:
1. Darah lengkap, gula darah, elektrolit
2. Analisis cairan serebrospinal
3. EEG/aEEG, CFM (cerebral function monitoring)
4. Pencitraan : USG/CT scan/MRI kepala
5. Kultur darah/CSS : infeksi HSV ?
TATA LAKSANA
Prinsip utama :
1. Mempertahankan ventilasi dan perfusi yang adekuat
2. Mencari etiologi dan memberikan terapi sesuai
Klinisi sering memulai antikonvulsan tanpa melihat gambaran EEG
Sedapat mungkin diazepam tidak digunakan karena:
1. Masa kerja yang singkat
2. Kombinasi diazepam dengan fenobarbital meningkatkan risiko
gagal napas dan kardiovaskular
3. Kisaran dosis sangat sempit
4. Pelarut diazepam mengandung natrium benzoat yang mengganggu
kompleks bilirubin-albumin
SEPSIS
Definisi : infeksi aliran darah yang bersifat invasive dan ditandai
dengan ditemukannya bakteri dalam cairan tubuh (darah, cairan
serebrospinal, urin).
Faktor risiko Ibu :
1. Persalinan kurang bulan
2. KPD lebih dari 18 jam
3. Demam
4. ISK
5. Korioamnionitis
Faktor risiko bayi :
1. Asfiksia
2. Berat badan lahir rendah
3. Bayi kurang bulan
4. Kelainan bawaan
5. Prosedur invasif
Gambaran klinis – terjadi disfungsi organ/multiorgan :
1. Kardiovaskular
2. Saluran napas
3. Hematologik
4. SSP
5. Ginjal
6. Gastroenterologi
Tata laksana :
Eliminasi kuman – antibiotika secara empiris
Antibiotik kombinasi : memperluas cakupan mikroorganisme patogen,
memiliki sensitivitas yang baik untuk kuman Gram positif dan kuman
Gram negatif
Biasanya : ampisilin/kloksasilin/vankomisin dan
aminoglikosid/sefalosporin
ASFIKSIA
Asfiksia ditandai : hipoksemia, hiperkarbia, dan asidosis.
Karakteristik :
1. Asidemia metabolik dan atau respiratorik.
2. Apgar 0-3 menit ke 5
3. Manifestasi neurologis : kejang, hipotonia, koma, atau HIE
4. Disfungsi sistem multiorgan segera
Kenali faktor risiko :
1. Antepartum : Infeksi Ibu, oligohidramnion, KPD, kehamilan ganda,
kehamilan telat waktu, DM Ibu, hipertensi dalam kehamilan,
anemia, perdarahan (masalah plasenta), dll
2. Intrapartum : SC emergensi, kelahiran dengan forsep / vakum,
kurang bulan
Terapi :
Resusitasi neonatus
Tunjangan bantu napas non-invasif / invasif
NEONATUS DARI IBU
TERKONFIRMASI COVID-19
INISIASI MENYUSUI DINI
•(WHO) Ibu dengan status covid positif (+) bukan
kontra indikasi melakukan IMD
• (Indonesia) IMD
• dipertimbangkan setelah edukasi keluarga
• pada ibu dengan kondisi asimptomatik atau dengan gejala ringan
• dengan catatan ibu menggunakan APD minimal masker bedah.
• 1. Klinis ibu berat dan atau fasilitas kesehatan memadai
• Keluarga dan tenaga kesehatan memilih mencegah risiko penularan  pemisahan ibu dan bayi
• ASI perah (bila ibu mampu)  diberikan oleh tenaga kesehatan / anggota keluarga yang tidak menderita COVID-19 ; atauASI donor
• Bila tidak tersedia, pertimbangkan: ibu susuan atau susu formula
• Ibu yang memerahASI: menerapkan protokol pencegahan infeksi
• 2. Klinis ibu sedang
• Keluarga dan tenaga kesehatan memilih mengurangi risiko penularan, mempertahankan kedekatan ibu dan
bayi
• ASI perah
• Ibu yang memerahASI: menerapkan protokol pencegahan infeksi
• 3. Klinis ibu tidak bergejala/ ringan dan atau fasilitas kesehatan tidak memadai (tidak dapat perawatan
terpisah)
• Menyusui langsung
• Untuk mengurangi risiko penularan  selama tidak menyusui, ibu dan bayi berjarak 2 meter
NUTRISI
3 PILIHAN PEMBERIAN NUTRISI PADA BAYI LAHIR DARI IBU TERSANGKA/
TERKONFIRMASI COVID-19 (TERGANTUNG KONDISI IBU)
HIPOTERMIA
Termoregulasi : kemampuan untuk menyeimbangkan antara produksi
panas dan hilangnya panas dalam rangka menjaga suhu tubuh dalam
keadaan normal.
Kemampuan ini sangat terbatas pada neonatus.
Suhu normal : 36.5 C – 37.5 C
Hipotermia neonatus : suhu di bawah 36.5 C
Tanda : akral dingin, bayi tidak mau minum, kurang aktif, kutis
marmorata, pucat, takipnu atau takikardia.
Hipotermi berkepanjangan  peningkatan konsumsi oksigen,
distress napas, gangguan keseimbangan asam basa, hipoglikemia,
defek koagulasi, gagal ginjal akut, NEC, kematian.
Tata laksana :
1. Hangatkan di pemancar panas (incubator)
2. Ganti baju yang dingin dan basah, pakai topi, selimut hangat.
3. Skin-to skin contact, Perawatan metode kanguru
4. Susui bayi lebih sering
5. Bila terjadi hipoglikemia < 45 mg/dl  tatalaksana
6. Bila suhu tidak naik: sepsis ?
HIPOGLIKEMIA
Hipoglikemia adalah kadar gula plasma :
1. kurang dari 2,6 mmol/L (< 47 mg/dl)
2. neonatus aterm berusia kurang dari 72 jam dipakai batas kadar
gula plasma 35 mg/dL
3. sedangkan untuk neonatus prematur dan KMK yang berusia
kurang dari 1 minggu, disebut hipoglikemia bila kadar gula darah
plasma kurang dari 25 mg/dl (kontroversial)
Bayi dengan risiko hipoglikemia :
1. Bayi dari Ibu dengan DM
2. Bayi BMK
3. Bayi KMK
4. Bayi kurang bulan
5. Bayi lebih bulan
6. Pasca asfiksia
7. Bayi sakit
8. Ibu bermasalah (obat-obatan, perokok)
Beberapa pedoman singkat skrining glukosa pada bayi baru lahir:
1.Pemantauan glukosa darah rutin bayi baru lahir cukup bulanyang asimtomatik tidak
perlu dan mungkin merugikan.
2.Skrining glukosa darah harus dilakukan pada bayi dengan risiko hipoglikemia untuk
mengetahui adanya hipoglikemia ataupun bayi yang menunjukkan manifestasi klinis
hipoglikemia, dengan frekuensi dan lama pemantauan tergantung dari kondisi bayi
masing-masing.
3.Pemantauan dimulai dalam 30-60 menit pertama bayi dengan dugaan hiperinsulinisme
dan tidak lebih dari umur 2 jam pada bayi dengan risiko hipoglikemia kategori lainnya.
4.Pemantauan sebaiknya dilanjutkan setiap 3 jam sampai kadar glukosa darah sebelum
minum mencapai normal. Kemudian lanjutkan tiap 12 jam.
5.Skrining glukosa dihentikan setelah 2 kali didapatkan kadar glukosa normal atau
dengan pemberian minum saja, didapatkan 2 kali pemeriksaan kadar glukosa normal.
6.Konfirmasi dengan pemeriksaan glukosa darah di laboratorium harus dilakukan jika
hasil skrining glukosa darah abnormal.
Tata laksana :
1. Asi sedini mungkin
2. Skin to skin contact untuk merangsang produksi asi
3. Simtomatik / GDS < 25 mg/dl : Dextrosa 10% , 2 ml/kg BB; infus
lanjutan dengan GIR 4-6 mg/kg/menit
GIR = (Concentration, g/100 mL) x (Infusion rate, mL/hr) x (1000) / (Weight,
kg) x (60 min/hr)
TERIMA KASIH

Contenu connexe

Similaire à Kegawatdaruratan Neonatus.pptx

85259171 presentasi-hepatitis-dalam-kehamilan-new
85259171 presentasi-hepatitis-dalam-kehamilan-new85259171 presentasi-hepatitis-dalam-kehamilan-new
85259171 presentasi-hepatitis-dalam-kehamilan-new
Priskila Yoltuwu
 
HIPOGLIKEMIA PADA ANAK
HIPOGLIKEMIA PADA ANAKHIPOGLIKEMIA PADA ANAK
HIPOGLIKEMIA PADA ANAK
Kindal
 
Pengaruh kehamilan terhadap penyakit dan pengaruh penyakit terhadap kehamilan
Pengaruh kehamilan terhadap penyakit dan pengaruh penyakit terhadap kehamilanPengaruh kehamilan terhadap penyakit dan pengaruh penyakit terhadap kehamilan
Pengaruh kehamilan terhadap penyakit dan pengaruh penyakit terhadap kehamilan
Rofi'ah Muwafaqoh
 
TATALAKSANA DEMAM PADA ANAK (EFIR).docx
TATALAKSANA DEMAM PADA ANAK (EFIR).docxTATALAKSANA DEMAM PADA ANAK (EFIR).docx
TATALAKSANA DEMAM PADA ANAK (EFIR).docx
UGDPKMMARIDAN
 
hipertensi dalam kehamilan
hipertensi dalam kehamilanhipertensi dalam kehamilan
hipertensi dalam kehamilan
Rahayu Pratiwi
 
Komplikasi yg mempengaruhi dan dipengaruhi kehamilan
Komplikasi yg mempengaruhi dan dipengaruhi kehamilanKomplikasi yg mempengaruhi dan dipengaruhi kehamilan
Komplikasi yg mempengaruhi dan dipengaruhi kehamilan
Nova Ci Necis
 

Similaire à Kegawatdaruratan Neonatus.pptx (20)

85259171 presentasi-hepatitis-dalam-kehamilan-new
85259171 presentasi-hepatitis-dalam-kehamilan-new85259171 presentasi-hepatitis-dalam-kehamilan-new
85259171 presentasi-hepatitis-dalam-kehamilan-new
 
Askep bayi bblr
Askep bayi bblrAskep bayi bblr
Askep bayi bblr
 
Askep bayi bblr
Askep bayi bblrAskep bayi bblr
Askep bayi bblr
 
199740141 bblr
199740141 bblr199740141 bblr
199740141 bblr
 
Komplikasi kehamilan lanjut
Komplikasi kehamilan lanjutKomplikasi kehamilan lanjut
Komplikasi kehamilan lanjut
 
Tuberculosis pada anak
Tuberculosis pada anakTuberculosis pada anak
Tuberculosis pada anak
 
PPT Asuhan BBL Patol (hipotermi, hipertermi, dehidrasi, asfiksia)
PPT Asuhan BBL Patol (hipotermi, hipertermi, dehidrasi, asfiksia)PPT Asuhan BBL Patol (hipotermi, hipertermi, dehidrasi, asfiksia)
PPT Asuhan BBL Patol (hipotermi, hipertermi, dehidrasi, asfiksia)
 
Hipertensi (kegawatdaruratan)
Hipertensi (kegawatdaruratan)Hipertensi (kegawatdaruratan)
Hipertensi (kegawatdaruratan)
 
HIPOGLIKEMIA PADA ANAK
HIPOGLIKEMIA PADA ANAKHIPOGLIKEMIA PADA ANAK
HIPOGLIKEMIA PADA ANAK
 
Pengaruh kehamilan terhadap penyakit dan pengaruh penyakit terhadap kehamilan
Pengaruh kehamilan terhadap penyakit dan pengaruh penyakit terhadap kehamilanPengaruh kehamilan terhadap penyakit dan pengaruh penyakit terhadap kehamilan
Pengaruh kehamilan terhadap penyakit dan pengaruh penyakit terhadap kehamilan
 
TATALAKSANA DEMAM PADA ANAK (EFIR).docx
TATALAKSANA DEMAM PADA ANAK (EFIR).docxTATALAKSANA DEMAM PADA ANAK (EFIR).docx
TATALAKSANA DEMAM PADA ANAK (EFIR).docx
 
KGD NEONATUS.pptx
KGD NEONATUS.pptxKGD NEONATUS.pptx
KGD NEONATUS.pptx
 
hipertensi dalam kehamilan
hipertensi dalam kehamilanhipertensi dalam kehamilan
hipertensi dalam kehamilan
 
Hiperbilirubinemia
HiperbilirubinemiaHiperbilirubinemia
Hiperbilirubinemia
 
KDS.pptx
KDS.pptxKDS.pptx
KDS.pptx
 
Komplikasi yg mempengaruhi dan dipengaruhi kehamilan
Komplikasi yg mempengaruhi dan dipengaruhi kehamilanKomplikasi yg mempengaruhi dan dipengaruhi kehamilan
Komplikasi yg mempengaruhi dan dipengaruhi kehamilan
 
Penyakit yang menyertai persalinan 3
Penyakit yang menyertai persalinan 3Penyakit yang menyertai persalinan 3
Penyakit yang menyertai persalinan 3
 
Nutrisi pada BBLR
Nutrisi pada BBLRNutrisi pada BBLR
Nutrisi pada BBLR
 
Diabetes dalam kehamilan
Diabetes dalam kehamilanDiabetes dalam kehamilan
Diabetes dalam kehamilan
 
Ppt eklamsia amira yasmine 102015060
Ppt eklamsia amira yasmine 102015060Ppt eklamsia amira yasmine 102015060
Ppt eklamsia amira yasmine 102015060
 

Dernier

PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
MaskuratulMunawaroh
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
IvvatulAini
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
FitriaSarmida1
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
novibernadina
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
DessyArliani
 

Dernier (20)

RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
 
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxPrakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 

Kegawatdaruratan Neonatus.pptx

  • 4.
  • 5.
  • 6. KEJANG Kejang neonatus berbeda dari kejang pada bayi di atas 1 bulan, anak, dan dewasa Kejang neonatus kurang terorganisasi, hampir tidak pernah bersifat kejang umum tonik klonik Manifestasi kejang pada neonatus prematur berbeda dari neonatus cukup bulan Kejang pada prematur lebih tidak terorganisasi, terkait dengan perkembangan neuroanatomi dan neurofisiologi masa perinatal
  • 7.
  • 8. EVALUASI DIAGNOSTIK Riwayat kehamilan, persalinan, kejang dalam keluarga (sindrom epilepsi spt benign familial neonatal convulsion) Pemeriksaan penunjang: 1. Darah lengkap, gula darah, elektrolit 2. Analisis cairan serebrospinal 3. EEG/aEEG, CFM (cerebral function monitoring) 4. Pencitraan : USG/CT scan/MRI kepala 5. Kultur darah/CSS : infeksi HSV ?
  • 9. TATA LAKSANA Prinsip utama : 1. Mempertahankan ventilasi dan perfusi yang adekuat 2. Mencari etiologi dan memberikan terapi sesuai Klinisi sering memulai antikonvulsan tanpa melihat gambaran EEG
  • 10.
  • 11. Sedapat mungkin diazepam tidak digunakan karena: 1. Masa kerja yang singkat 2. Kombinasi diazepam dengan fenobarbital meningkatkan risiko gagal napas dan kardiovaskular 3. Kisaran dosis sangat sempit 4. Pelarut diazepam mengandung natrium benzoat yang mengganggu kompleks bilirubin-albumin
  • 12. SEPSIS Definisi : infeksi aliran darah yang bersifat invasive dan ditandai dengan ditemukannya bakteri dalam cairan tubuh (darah, cairan serebrospinal, urin). Faktor risiko Ibu : 1. Persalinan kurang bulan 2. KPD lebih dari 18 jam 3. Demam 4. ISK 5. Korioamnionitis
  • 13. Faktor risiko bayi : 1. Asfiksia 2. Berat badan lahir rendah 3. Bayi kurang bulan 4. Kelainan bawaan 5. Prosedur invasif
  • 14. Gambaran klinis – terjadi disfungsi organ/multiorgan : 1. Kardiovaskular 2. Saluran napas 3. Hematologik 4. SSP 5. Ginjal 6. Gastroenterologi
  • 15. Tata laksana : Eliminasi kuman – antibiotika secara empiris Antibiotik kombinasi : memperluas cakupan mikroorganisme patogen, memiliki sensitivitas yang baik untuk kuman Gram positif dan kuman Gram negatif Biasanya : ampisilin/kloksasilin/vankomisin dan aminoglikosid/sefalosporin
  • 16. ASFIKSIA Asfiksia ditandai : hipoksemia, hiperkarbia, dan asidosis. Karakteristik : 1. Asidemia metabolik dan atau respiratorik. 2. Apgar 0-3 menit ke 5 3. Manifestasi neurologis : kejang, hipotonia, koma, atau HIE 4. Disfungsi sistem multiorgan segera
  • 17. Kenali faktor risiko : 1. Antepartum : Infeksi Ibu, oligohidramnion, KPD, kehamilan ganda, kehamilan telat waktu, DM Ibu, hipertensi dalam kehamilan, anemia, perdarahan (masalah plasenta), dll 2. Intrapartum : SC emergensi, kelahiran dengan forsep / vakum, kurang bulan
  • 18. Terapi : Resusitasi neonatus Tunjangan bantu napas non-invasif / invasif
  • 19. NEONATUS DARI IBU TERKONFIRMASI COVID-19 INISIASI MENYUSUI DINI •(WHO) Ibu dengan status covid positif (+) bukan kontra indikasi melakukan IMD • (Indonesia) IMD • dipertimbangkan setelah edukasi keluarga • pada ibu dengan kondisi asimptomatik atau dengan gejala ringan • dengan catatan ibu menggunakan APD minimal masker bedah.
  • 20. • 1. Klinis ibu berat dan atau fasilitas kesehatan memadai • Keluarga dan tenaga kesehatan memilih mencegah risiko penularan  pemisahan ibu dan bayi • ASI perah (bila ibu mampu)  diberikan oleh tenaga kesehatan / anggota keluarga yang tidak menderita COVID-19 ; atauASI donor • Bila tidak tersedia, pertimbangkan: ibu susuan atau susu formula • Ibu yang memerahASI: menerapkan protokol pencegahan infeksi • 2. Klinis ibu sedang • Keluarga dan tenaga kesehatan memilih mengurangi risiko penularan, mempertahankan kedekatan ibu dan bayi • ASI perah • Ibu yang memerahASI: menerapkan protokol pencegahan infeksi • 3. Klinis ibu tidak bergejala/ ringan dan atau fasilitas kesehatan tidak memadai (tidak dapat perawatan terpisah) • Menyusui langsung • Untuk mengurangi risiko penularan  selama tidak menyusui, ibu dan bayi berjarak 2 meter NUTRISI 3 PILIHAN PEMBERIAN NUTRISI PADA BAYI LAHIR DARI IBU TERSANGKA/ TERKONFIRMASI COVID-19 (TERGANTUNG KONDISI IBU)
  • 21.
  • 22. HIPOTERMIA Termoregulasi : kemampuan untuk menyeimbangkan antara produksi panas dan hilangnya panas dalam rangka menjaga suhu tubuh dalam keadaan normal. Kemampuan ini sangat terbatas pada neonatus. Suhu normal : 36.5 C – 37.5 C Hipotermia neonatus : suhu di bawah 36.5 C Tanda : akral dingin, bayi tidak mau minum, kurang aktif, kutis marmorata, pucat, takipnu atau takikardia. Hipotermi berkepanjangan  peningkatan konsumsi oksigen, distress napas, gangguan keseimbangan asam basa, hipoglikemia, defek koagulasi, gagal ginjal akut, NEC, kematian.
  • 23. Tata laksana : 1. Hangatkan di pemancar panas (incubator) 2. Ganti baju yang dingin dan basah, pakai topi, selimut hangat. 3. Skin-to skin contact, Perawatan metode kanguru 4. Susui bayi lebih sering 5. Bila terjadi hipoglikemia < 45 mg/dl  tatalaksana 6. Bila suhu tidak naik: sepsis ?
  • 24. HIPOGLIKEMIA Hipoglikemia adalah kadar gula plasma : 1. kurang dari 2,6 mmol/L (< 47 mg/dl) 2. neonatus aterm berusia kurang dari 72 jam dipakai batas kadar gula plasma 35 mg/dL 3. sedangkan untuk neonatus prematur dan KMK yang berusia kurang dari 1 minggu, disebut hipoglikemia bila kadar gula darah plasma kurang dari 25 mg/dl (kontroversial)
  • 25. Bayi dengan risiko hipoglikemia : 1. Bayi dari Ibu dengan DM 2. Bayi BMK 3. Bayi KMK 4. Bayi kurang bulan 5. Bayi lebih bulan 6. Pasca asfiksia 7. Bayi sakit 8. Ibu bermasalah (obat-obatan, perokok)
  • 26. Beberapa pedoman singkat skrining glukosa pada bayi baru lahir: 1.Pemantauan glukosa darah rutin bayi baru lahir cukup bulanyang asimtomatik tidak perlu dan mungkin merugikan. 2.Skrining glukosa darah harus dilakukan pada bayi dengan risiko hipoglikemia untuk mengetahui adanya hipoglikemia ataupun bayi yang menunjukkan manifestasi klinis hipoglikemia, dengan frekuensi dan lama pemantauan tergantung dari kondisi bayi masing-masing. 3.Pemantauan dimulai dalam 30-60 menit pertama bayi dengan dugaan hiperinsulinisme dan tidak lebih dari umur 2 jam pada bayi dengan risiko hipoglikemia kategori lainnya. 4.Pemantauan sebaiknya dilanjutkan setiap 3 jam sampai kadar glukosa darah sebelum minum mencapai normal. Kemudian lanjutkan tiap 12 jam. 5.Skrining glukosa dihentikan setelah 2 kali didapatkan kadar glukosa normal atau dengan pemberian minum saja, didapatkan 2 kali pemeriksaan kadar glukosa normal. 6.Konfirmasi dengan pemeriksaan glukosa darah di laboratorium harus dilakukan jika hasil skrining glukosa darah abnormal.
  • 27. Tata laksana : 1. Asi sedini mungkin 2. Skin to skin contact untuk merangsang produksi asi 3. Simtomatik / GDS < 25 mg/dl : Dextrosa 10% , 2 ml/kg BB; infus lanjutan dengan GIR 4-6 mg/kg/menit GIR = (Concentration, g/100 mL) x (Infusion rate, mL/hr) x (1000) / (Weight, kg) x (60 min/hr)