Dokumen tersebut membahas tentang resiko dan hazard dalam proses asuhan keperawatan mulai dari tahap pengkajian, perencanaan, implementasi, dan evaluasi. Beberapa contoh resiko dan hazard yang dijelaskan adalah kekerasan fisik dan verbal terhadap perawat saat pengkajian, tertular penyakit akibat kontak dengan pasien, serta tertusuk jarum suntik yang terkontaminasi."
3. BAHAYA (HAZARD): Adalah Sumber atau Keadaan yg berpotensi terha-
dap terjadinya kerugian dlm bentuk cedera; atau penyakit.
RISIKO: Kombinasi antara kemungkinan suatu kejadian dlm setiap peristi
wa dgn keparahan akibat yg dinyatakan dalam kerugian.
IDENTIFIKASI BAHAYA: adalah proses mengembalikan adanya suatu ba
haya dan menetapkan karakteristiknya.
PENILAIAN RESIKO :Adalah keseluruhan proses dalam mengestimasi
besarnya suatu risiko
4. Berdasarkan karakteristik dampak yang diakibatkan oleh suatu jenis bahaya
Jenis Hazard
1. Hazard kese-
hatan kerja
2. Hazard kesela
matan kerja
Fokus pada keselamatan manusia
yang terlibat dalam proses, perala
tan, dan teknologi
Dapat menimbulkan dampak cidera, kebakaran,
dan segala kondisi yang dapat menyebabkan ke-
celakaan di tempat kerja
Berupa bahaya fisik, kimia, bio-
logi dan bahaya berkaitan deng
an ergonomi, berdampak kepa
da kesehatan dan kenyamanan
kerja, misalnya penyakit akibat
kerja.
5. HAZARD KESEHATAN
Bentuk dari hazard fisik adalah radiasi, kebisingan, temperature ekstrim,
pencahayaan, getaran.
yang termasuk didalam kategori ini antara lain desain tempat kerja yang tidak sesuai,
postur tubuh yang salah saat melakukan aktifitas, desain pekerjaan yang dilakukan, p
ergerakan yang berulang-ulang
Hazard ini seluruhnya berasal dari makhluk hidup dan berdamp
ak pada kesehatan, berupa jamur, bakteri, virus.
ialah kecederaan akibat sentuhan dan terhidu bahan kimia.
Contohnya bahan-bahan kimia seperti asid, alkali, gas, pelarut, getah sintetik, gentia
n kaca, pelekat antiseptik, aerosol, insektisida, dan lain-lain.
1. Hazard Fisik
2. Hazard Kimia
3. Hazard Biologis
4. Hazard ergonomi
6. HAZARD KESEHATAN
semua jenis bahaya yang berasal dari benda-benda bergerak atau bersif
at mekanis. Contoh: mesin-mesin pemotong, bahaya getaran
Stress, kekerasan ditempat kerja, waktu kerja yang padat, kura
ngnya waktu istirahat
Hazard listrik adalah hazard yang ditimbulkan dari arus listrik pe
ndek, listrik statis
5. Hazard Mekanis
6. Hazard Listrik
7. Hazard Psikososial
7. Jenis-jenis safety hazard
Mechanical Hazard
bahaya yang terdapat pada benda atau proses yang bergerak
yang dapat menimbulkan dampak, seperti tertusuk, terpotong,
terjepit, tergores, terbentur, dan lain-lain.
Electrical Hazard
Merupakan bahaya yang berasal dari arus listrik
Chemical Hazard
Bahaya bahan kimia baik dalam bentuk gas, cair, dan padat yang
mempunyai sifat mudah terbakar, mudah meledak, dan korosif
8. Ada sekitar dua puluh tindakan keperawatan, delegasi, dan mandat
yang dilakukan dan yang mempunyai potensi bahaya biologis,
mekanik, ergonomik, dan fisik terutama pada pekerjaan mengangkat
pasien, melakukan injeksi, menjahit luka, pemasangan infus,
mengambil sampel darah, dan memasang kateter.
10. PENGKAJIAN
Pengkajian adalah pemikiran dasar dari
proses keperawatan yang bertujuan untuk
mengumpulkan informasi atau data tentang
pasien, agar dapat mengidentifikasi,
mengenali masalah-masalah, kebutuhan
kesehatan dan keperawatan pasien baik fisik
, mental, social, dan lingkungan.
11. Contoh Hazard Dan Resiko Bagi Perawat Saat Melakukan Pengkajian
1. Pelecehan verbal saat berkomunikasi dengan pasien dan
keluarga
2. Kekerasan fisik pada perawat ketika melakukan
pengkajian
3. Pasien dan keluarga acuh tak acuh dengan pertanyaan
yang diajukan perawat
4. Kurangnya informasi atau data yg diberikan pasien/
keluarga shg dlm proses pengkajian kurang lengkap
perawat/dokter akan sala dlm memberikan perawatan shg
berbahaya pd pasien
5. Resiko tertular penyakit dengan kontak fisik maupun
udara saat pemeriksaan fisik.
6. Perawat menjadi terlalu empati dengan keadaan pasien
dan keluarganya
12. CONTOH KASUS 1
Pada suatu hari di RS X terjadi kasus nyata kekerasan fisik dan verbal pada saat perawat sedang melakukan pengkajian. sep
erti yang dikutip dalam suatu artikel di media online:
“Seorang perawat di salah satu RS mengalami kekerasan fisik dan verbal pada saat perawat tersebut
sedang melakukan pengkajian. Seperti yang dikutip dalam suatu artikel di media online:
“Ketika perawat Y, 29 tahun, melakukan pendekatan untuk mengumpulkan data, salah satu pasiennya
mengamuk, berteriak dan memukul-mukul kepalanya ke dinding. Dia mencoba menghentikan dan
menenangkannya tapi pasiennya secara emosional malah menendang dadanya, membuat dia terluka, dan
membuat mentalnya tergoyang seharian.”
Analisis Kasus
Hazard: Perawat mendapatkan kekerasan fisik sekaligus verbal pada saat melakukan pengkajian kepada
pasien.
13. Upaya Meminimalkan Resiko dan Hazard pada Perawat dalam Tahap Pengkajian
(Pasien, Perawat, manajemen RS)
1. Perawat harus melakukan pelaporan setiap adanya tindakan kekerasan dalam bentuk apapun ke
pada pihak rumah sakit
2. Memberikan pengertian kepada pasien agar memperlakukan sesama manusia dengan dasar
martabat dan rasa hormat
3. Dalam melakukan kontak kepada pasien, perawat seharusnya menjadi pendengar yang baik
salah satu teknik pengumpulan data pada pengkajian adalah wawancarta. Saat melakukan
wawancara perawat harus mampu menempatkan diri sebagai tempat curhat pasien sebaik
mungkin
4. Memberikan pelatihan dan pendidikan kepada perawat tentang cara menghindari tindakann
kekerasan verbal dan fisik
5. Ketika pasien terlihat sedang dalam keadaan tidak terkontrol dan susah untuk didekati, perawat
dapat melakukan pengkajian kepada keluarga pasien terlebih dahulu.
14. Continue…
6. Saat mengkaji, perawat tidak boleh menyampaikan kata-kata yang menyingung pasien
dan keluarga.
7. Saat melakukan tindakan pemeriksaan fisik, perawat harus meminta persetujuan dari
pasien terlebih dahulu.
8. Manajemen rumah sakit perlu memfasilitasi perawat mempersiapkan diri untuk
menghadapi hazard dan resiko.
9. Manajemen harus terbuka serta tidak berusaha menutupi terhadap laporan-laporan
kekerasan fisik maupun verbal terhadap perawat
10. Memodifikasi lingkungan yang nyaman dirumah sakit mulai dari poli, ruangan rawat
inap, sampai ke unit gawat darurat dan ruang intensif untuk menentramkan suasana
hati pasien dan keluarga.
15. Upaya Meminimalkan Resiko dan Hazard pada Perawat dalam Tahap Pengkajian
Berdasarkan Kasus Penyakit Akibat Kerja.
1. Batasi akses ketempat isolasi.
2. Menggunakan APD dengan benar.
3. SOP memasang APD, jangan ada sedikitpun bagian tubuh
yang tidak tertutup APD.
4. Petugas tidak boleh menyembunyikan wajahnya sendiri.
5. Membatasi sentuhan langsung ke pasien.
6. Cuci tangan dengan air dan sabun.
7. Lakukan pemeriksaan berkala pada pekerja.
8. Hindari memegang benda yang mungkin terkontaminasi.
16. Resiko dan hazard dalam perencanaan askep
Perencanaan tindakan askep tidak sesuai dgn apa yg harus diberikan
kepada pasien
Perawat tidak mengetahui rencana tindakan apa yang harus diberikan
kepada pasien
17. IMPLEMENTASI
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang
dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari masalah
status kesehatan yang dihadapi ke status kesehatan yang lebih
baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan (Potter
& Perry 1997)
Tujuan dari pelaksanaan adl membantu pasien
mencapai tujuan yg telah ditetapkan, mencakup
peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit,
pemulihan kesehatan dan memfasilitasi koping.
18. 3 Prinsip pedoman implementasi keperawatan
1. Mempertahankan keamanan klien.
Tindakan yg membahayakan tidak
hanya dianggap sebagai pelanggaran
etika standar keperawatan.
Professional juga merupakan suatu
tindakan pelanggaran hukum yg dapat
dituntut
2. Memberikan asuhan yang efektif
3. Memberikan asuhan seefisien mungkin
19. Resiko dan hazard dalam implementasi askep
Perawat tidak kompeten dalam memberikan tindakan asuhan ke
perawatan
Perawat beresiko terhadap tindakan yang dilakukan tidak
menggunakan standar operasional preosedur
Perawat gagal dalam melakukan tindakan askep
Tindakan yang dilakukan tidak sesuai dgn rencana tindakan
20. Kasus 2
Seorang perawat di RSUD Gunung Jati, Kota Cirebon, diketahui positif difteri pasca
menangani pasien yang menderita penyakit yang sama
Seorang perawat di RSUD Gunung Jati, Kota Cirebon, diketahui positif difteri.
Berdasarkan informasi, perawat tsb diduga tertular pasca menangani dan melakukan
tindakan awal pada pasien positif difteri tsb, perawat yg terkena difteri berinisial Ru dan
bertugas di ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Gunung Jati. Ru diketahui
merupakan perawat pertama yg menangani pasien difteri yang masuk RS
Analisa kasus 2
Hazard yg ada dikasus:
Hazard biologis yaitu perawat tertular penyakit Difteri dari pasien pasca menangani dan
melakukan tindakan awal pada pasien positif difteri.
21. Upaya pencegahan kasus 2
1. RS menyediakan APD yg lengkap
(masker, handscoon, scout dll)
2. Menyediakan sarana utk mencuci tangan
atau alkohol gliserin utk perawat
3. RS menyediakan pemilahan tempat
sampah medis dan nonmedis
4. RS menyediakan SOP utk tindakan
keperawatan
Upaya pencegahan dari RS:
1. Menjaga diri dari infeksi dgn
mempertahankan teknik aseptik
2. Perawat mematuhi SOP yang sudah
ada di RS dan berhati-hati atau
jangan terburu-buru dlm melakukan
tindakan
Upaya pencegahan dari Perawat:
22. KASUS 3
“Ribuan Perawat di Indonesia Tertular Hepatitis B”
Jakarta, Hanter-Data Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, KemenKes, menunjukkan sebanyak
7.000 tenaga kesehatan terinfeksi Hepatitis B.
Sebanyak 4.900 diantaranya disebabkan karena tertusuk jarum suntik, dan hanya 2.200 yg terinfeksi dari
populasi. Hal ini menunjukkan jika nakes mjd profesi yg paling rawan tertular hepatitis B.
Penularan virus hepatitis B terjadi dalam insiden “kecelakaan”. Kecelakaan berupa tertusuk jarum terjadi saat
Nakes mencoba menutup jarum suntik terutama saat selesai melakukan tindakan seperti setelah selesai
melakukan pemberian obat atau pengambilan sampel darah. Dengan metode penutupan yg salah dan
kurang hati-hati, banyak Nakes yg akhirnya tertusuk jarum.
“Rata-rata empat dari tindakan menutup jarum suntik bekas pakai, satu diantaranya tertusuk jarum” Peneliti
dari Universitas Indonesia, dr. Lukman Hakim Tarigan Mmeds, ScD, di Jakarta
Analisa Kasus:
Hazard: Terinfeksi Hepatitis B akibat tertusuk jarum suntik saat menutup jarum suntik setelah digunakan dari
pasien.
23. Upaya pencegahan Kasus 3
1. Memberikan imunisasi Hepatitis pd semua Nakes yg bekerja dan
belum mendapat imunisasi hepatitis sebelumnya, terlebih pd Nakes yg
mempunyai Resiko tinggi tertular.
2. Rutin mengadakan konseling dan rutin mengadakan pemeriksaan
kesehatan berkala pd Nakes, terutama Nakes yg bergelut ditempat
beresiko terkena kecelakaan kerja
24. Contoh upaya mencegah Hazard dan Risiko Implementasi Keperawatan
1. Membantu dalam aktifitas sehari-hari
2. Konseling
3. Memberikan asuhan keperawatan langsung.
4. Kompensasi untuk reaksi yang merugikan.
5. Teknik tepat dalam memberikan perawatan dan menyiapkan
klien utk prosedur.
6. Mencapai tujuan perawatan mengawasi dan mengevaluasi
kerja dari anggota staf lain.
25. Upaya pencegahan Hazard ergonomi
1. Kontrol secara teknis
2. Kontrol metode kerja
3. Kontrol Administrasi
4. RS menyediakan SOP untuk tindakan
keperawatan
5. Memberikan waktu istirahat yg cukup bagi
karyawannya
6. Membuat sebuah alat yang dapat
meminimalisir penggunaan kekuatan
manusia secara berlebih.
Upaya pencegahan dari RS/ tempat kerja:
1. Mengikuti pelatihan teknik
mengangkat pasien dengan benar
2. Tidak memaksakan diri dalam
melakukan pekerjaan yg berat.
Sebisa mungkin minta tolong oleh
rekan sejawat.
3. Memenuhi asupan gizi seimbang dan
mengkonsumsi vitamin serta olah
raga teratur
4. Belajar mengoperasikan alat-alat
yang sudah disediakan oleh pihak
RS
Upaya pencegahan dari Perawat:
26. Analisis risiko K3 pada perawat di instalasi gawat darurat (IGD)
Bahaya level terbesar diperoleh pada tindakan
memasang infus berupa risiko tertusuk jarum
suntik, terpapar darah pasien, posisi tubuh yang
salah, terpapar virus hepatitis, dan low back pain.
27.
28.
29. UPAYA MENCEGAH DAN MEMINIMALKAN RISIKO
DAN HAZARD DALAM ASUHAN KEPERAWATAN
30. TAHAP PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Keselamatan awal seorang pasien ditentukan dari cara seorang perawat melakukan
proses pengkajian
Perawat harus mampu mengumpulkan informasi mengenai kondisi pasien scr akurat,
tepat dan aktual
Maka, PERAWAT HARUS MAMPU MENGIDENTIFIKASI SCR BENAR DAN ME
NINGKATKAN KOMUNIKASI SCR EFEKTIF AGAR TDK TERDAPAT INFORMASI
YG SALAH DIMENGERTI OLEH PERAWAT ATAU INFORMASI YANG TDK TEPAT
DAN TDK CUKUP
31. TAHAP PERENCANAAN ASKEP
Rencana tindakan keperawatan merupakan serangkaian tindakan yang dapat
mencapai tujuan khusus. Perencanaan kep meliputi perumusan tujuan, tindakan, dan
penilaian rangkaian aske pd klien berdasarkan analisis pengkajian
Perencanaan mrpk dasar bagi seorg perawat dalam melaksanakan implementasi
keperawatan.
Maka, PERAWAT HARUS MAMPU MENYUSUN RENCANA TINDAKAN YG AKAN
DIBERIKAN KPD PASIEN SCR SISTEMATIS DAN TEPAT.
32. TAHAP DIAGNOSA ASKEP
Diagnosa kep. Adl menganalisis data subjektif dan objektif utk membuat diagnose
keperawatan. Diagnosa mrpk dasar utk perawat merumuskan tindakan kep.
Jk terdpt kesalahan pd saat perawat melakukan proses diagnose atau terdaat hal yg
telewatkan, k rencana tindakan yg akan disusun mjd tidak tepat.
Maka, PERAWAT HARUS MAMPUBERPIKIR SECARA KRITIS DAN TEPAT
SEHINGGA TIDAK TERJADI KESALAHAN ATAU RESIKO DAN HAZARD YANG
DAPAT MENGANCAM NYAWA.
33. TAHAP IMPLEMENTASI ASKEP
Implemetasi adl pengolahan dan perwujudan dari rencana kep. Yang telah disusun
pada tahap perencanaan.
Perawat saat melakukan proses implementasi harus menjamin bahwa tindakan yang
akan dilakukan adalah tindakan yang tepat. Perawat juga harus mampu menilai
kemampuan secara pribadi dlm melaksanakan proses implementasi agar tidak
terjadi kesalahan saat memberikan tindakan pada pasien
Pasien safety ditentukan juga dari peralatan medis dan lingkungan sekitar pasien.
Hal tersebut perlu diperhatikan agar pasien dapat terhindar dari infeksi lain akibat
melakukan kontak dgn benda asing atau lingkungan diluar tubuhnya
34. TAHAP EVALUASI ASKEP
Evaluasi mengacu kpd penilaian, tahapanm dan perbaikan. Tahap ini perawat
menemukan penyebab mengapa suatu proses keperawatan dapat berhasil atau
gagal.(cermin bagi perawat thd setiap tindakan yg telah dilakukannya)
Jika pada tahap evaluasi perawat menemukan tindakan atau kejadian yang salah,
maka hal-hal tersebut dapat segera diperbaiki sehingga mencegah terjdinya kondisi
buruk pada pasien serta menjaga keselamatan pasien
Oleh karena, proses keperawatan sangat berhubungan erat dg patien safety. Jika
seorang perawat melakukan kesalaan saat menjalani salah satu proses
keperawatan, dalam menangani pasien, maka kesalahan tersebut akan
memungkinkan timbulnya kecelakaan kerja yang dapat mengancam nyawa