Dokumen menjelaskan tata cara melaksanakan shalat bagi orang yang sakit dalam tiga posisi yaitu duduk, berbaring, dan telentang. Jika tidak mampu berdiri, diperbolehkan shalat duduk dengan kaki kiri diduduki dan kanan ditegakkan. Bila tidak kuat duduk, boleh berbaring dengan menghadap kiblat sambil membaca doa. Jika tidak sanggup berbaring, boleh telentang dengan kepal
1. •Shalat dalam keadaan sakit
Shalat merupakan ibadah yang wajib
dilaksanakan walaupun ketika kita sakit
namun masih ada tolerannya seperti bila kita
tidak bisa mendirikan shalat dengan berdiri
maka kita boleh dengan duduk, berbaring
dan telentang karena Islam adalah agama
yang mudah dan tidak mempersulit
pemeluknya terutama ketika akan
melakukan ibadah .
2. •Shalat dengan duduk
Orang yang sakit tetap wajib mengerjakan shalat selama akal dan ingatannya
masih sadar, kalau kita tidak bisa mengerjakan ibadah shalat dengan berdiri
maka diperbolehkan dengan duduk. Berikut ini perhatikan tata cara shalat sambil
duduk, yaitu :
1. Telapak kaki kiri diduduki dan telapak kaki kanan diberdirikan (seperti saat
duduk tasyahud awal atau duduk iftirasy)
2. Membaca niat dan takbiratul ihram dengan mengangkat kedua tangan
setinggi bahu
3. Membaca surat Al – Fatihah dan surat pendek dalam Al – Qur’an yang hafal
4. Rukuk dengan tuma’minah, caranya duduk membungkuk sedikit disertai
membaca doa rukuk
5. I’tidal dengan tuma’minah, caranya dengan kembali ke posisi semula yaitu
duduk tegak dan membaca doa i’tidal
6. Duduk diantara dua sujud, duduk tasyahud awal dan akhir seperti shalat
biasanya.
3. •Shalat dengan berbaring
Jika kita tidak mampu mengerjakan shalat dengan duduk maka
diperbolehkan mengerjakannya dengan berbaring. Berikut tata cara
shalat sambil berbaring, yaitu :
1. Hendaklah berbaring ke sebelah kanan posisi menghadap ke arah
kiblat, kepala berada di sebelah utara dan kaki di sebelah selatan
2. Membaca niat dan takbiratul ihram dengan mengangkat kedua
tangan setinggi bahu
3. Bersedekap dan membaca surat Al – Fatihah dan surat pendek dalam
Al – Qur’an
4. Rukuk dan sujud dengan menggerakkan kepala ke muka, pada saat
sujud maka kepala lebih ditundukkan posisinya
5. I’tidal dan duduk di antara dua sujud dengan tuma’minah, caranya
dengan kembali ke posisi semula dan membaca doanya sama seperti
bacaan dalam shalat saat berdiri
6. Begitu pula dalam tasyahud awal dan akhir, cukup kembali ke posisi
semula.
4. • Shalat dengan telentang
Jika duduk seperti biasa dan berbaring juga tidak mampu maka
kita diperbolehkan shalat dengan telentang. Berikut tata cara shalat
sambil telentang, yaitu :
1. Kedua kaki di arahkan ke kiblat, jika memungkinkan
kepalanya diberi bantal agar mukanya dapat menghadap ke arah
kiblat. Dengan demikian posisi tidurnya maka bagian kepala berada
di sebelah timur dan bagian kaki di sebelah barat
2. Bacaan shalat sambil telentang sama dengan bacaan shalat
ketika sambil berdiri
3.Gerakan dalam shalat sama dengan gerakan shalat sambil
berbaring (tidur miring).
Apabila masih tidak dapat mengerjakan dengan cara
telentang seperti di atas maka bisa mengerjakan cukup dengan
isyarat, baik kepala maupun mata. Jika semuanya tidak mungkin
dilakukan maka shalat boleh di kerjakan niat dalam hati selama
akal dan jiwa masih ada.