Power Point PR Fisika 10A Ed. 2020 perantiguru.com.pptx
1. SMA/MA Kelas X Semester 1
Fisika
Oleh:
1. Risdiyani Chasanah
2. Rinawan Abadi
3. Adip Ma’rifu Sururi
Disklaim
er
Daftar
isi
Disklaimer Daftar isi
2. Disklaimer
• PowerPoint pembelajaran ini dibuat sebagai alternatif guna membantu
Bapak/Ibu Guru melaksanakan pembelajaran.
• Materi PowerPoint ini mengacu pada Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi
Dasar (KD) Kurikulum 2013.
• Dengan berbagai alasan, materi dalam PowerPoint ini disajikan secara
ringkas, hanya memuat poin-poin besar saja.
• Dalam penggunaannya nanti, Bapak/Ibu Guru dapat mengembangkannya
sesuai kebutuhan.
• Harapan kami, dengan PowerPoint ini Bapak/Ibu Guru dapat
mengembangkan pembelajaran secara kreatif dan interaktif.
3. • Bab1 Ruang Lingkup Fisika, Besaran, dan Pengukuran
• Bab 2 Vektor
• Bab 3 Gerak Benda pada Lintasan Lurus
• Bab 4 Analisis Vektor dan Gerak Parabola
• Bab 5 Gerak Melingkar
Daftar Isi
5. Ruang Lingkup Fisika,
Besaran, dan
Pengukuran
Ruang Lingkup Fisika
Besaran, Satuan,
Dimensi, dan
Pengukuran
Ruang Lingkup Antara
Aktivitas Makhluk Hidup dan
Makhluk Tak Hidup
Ruang Lingkup Fisik Makhluk
Hidup dan Makhluk Tak Hidup
Keselamatan Kerja
Besaran
Satuan
Dimensi
Pengukuran
Angka Penting dan Notasi Ilmiah
Ketidakpastian Pengukuran
Ketelitian dan Ketepatan Hasil
Pengolahan dan Penyajian Data
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
6. 1. Ruang Lingkup Antara Aktivitas Makhluk Hidup Dan Makhluk Tak Hidup
Ruang lingkup ini mempelajari kejadian
antara makhluk hidup dan makhluk tak
hidup. Dalam ruang lingkup ini Anda
akan mempelajari hubungan antara
besaran-besaran dan kejadian yang
terjadi. Adapun contoh penerapan Fisika
pada makhluk hidup seperti perpindahan
posisi seseorang ketika melakukan
perjalanan, sedangkan contoh penerapan
Fisika pada makhluk tak hidup seperti
menentukan kecepatan bola pada gerak
parabola saat ketinggian maksimum.
A. Ruang Lingkup Fisika
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
7. 2. Ruang Lingkup Kondisi Fisik Makhluk Hidup dan Makhluk Tak Hidup
Ruang Lingkup Kondisi
Fisik Makhluk Hidup dan
Makhluk Tak Hidup
Penerapan Fisika
1. Hakikat Fisika
2. Ciri-Ciri Fisika
3. Cabang-Cabang Fisika
4. Manfaat Fisika
Metode Ilmiah
1. Kriteria Metode Ilmiah
2. Langkah-Langkah
Metode Ilmiah
3. Sikap Ilmiah
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
8. 3. Keselamatan Kerja
Keselamatan Kerja
Adapun tujuan penerapan keselamatan kerja
sebagai berikut.
1) Melindungi praktikan dalam melaksanakan
praktikum.
2) Menjamin keselamatan bagi setiap orang
yang berada di laboratorium.
3) Menjamin sumber-sumber produksi dan
peralatan praktikum di laboratorium supaya
terjaga, terawat, dan aman.
4) Mencegah dan mengurangi kecelakaan di
laboratorium.
5) Memberikan pertolongan pertama pada
kecelakaan sebagai langkah awal untuk
penanggulangan.
Upaya untuk Menjaga Keselamatan Kerja Semua Pihak
Saat Melakukan Percobaan Praktikum di Laboratorium.
1) Bersikaplah hati-hati dalam melakukan setiap
percobaan di laboratorium.
2) Perlakukan secara khusus alat-alat yang
berhubungan dengan gelas, kaca, ataupun listrik.
3) Berhati-hatilah dalam menggunakan bahan kimia.
Kenali setiap bahan kimia yang digunakan. Jika
selesai menggunakan bahan kimia, segera
kembalikan ke tempat penyimpanan semula.
4) Berhati-hatilah menggunakan peralatan yang
bersumber listrik langsung dari PLN.
5) Jika Anda melakukan percobaan menggunakan api
atau pembakar spiritus, segera matikan api
jika percobaan telah selesai.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
9. B. Besaran, Satuan, Dimensi, dan Pengukuran
Besaran
Besaran
Berdasarkan
Satuan
Besaran
Berdasarkan
Nilai dan Arah
1. Besaran Pokok
2. Besaran
Turunan
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
10. Besaran Berdasarkan Satuan
Besaran Pokok Besaran Turunan
a. Besaran Berdasarkan Satuan
1. Besaran
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
11. Besaran berdasarkan nilai dan arahnya dibagi menjadi besaran vektor,
besaran tensor, dan besaran skalar. Besaran vektor memiliki kesamaan.
Keduanya memiliki nilai dan arah. Adapun perbedaannya yaitu besaran
vektor memiliki satu arah, sedangkan besaran tensor memiliki banyak arah.
Di tingkat SMA Anda hanya akan mempelajari besaran vektor. Adapun
besaran tensor akan Anda pelajari lebih lanjut. Contoh besaran vektor
antara lain perpindahan, kecepatan, percepatan, dan gaya, sedangkan
contoh besaran tensor antara lain, tegangan, regangan, dan koefisien gaya
gesek. Selain besaran vektor dan besaran tensor terdapat besaran skalar.
Besaran skalar adalah besaran yang hanya memiliki nilai saja. Contoh dari
besaran skalar antara lain massa, jarak, dan energi.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
b. Besaran Berdasarkan Nilai dan Arahnya
12. 2. Satuan
Berbagai macam standar satuan.
a. Standar Satuan Massa
b. Standar Satuan Panjang
c. Standar Satuan Waktu
d. Standar Satuan Arus
e. Standar Satuan Suhu
f. Standar Satuan Jumlah Zat
g. Standar Satuan Intensitas Cahaya
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
13. 3. Dimesi
Dimensi
Dimensi Besaran Pokok Dimensi Besaran Turunan
Dimensi memiliki manfaat sebagai berikut
a. Menganalisis kesetaraan atau kesamaan dua besaran yang sepintas berbeda.
b. Menganalisis kebenaran suatu persamaan yang menyatakan hubungan
antarbesaran.
c. Menganalisis dimensi suatu konstanta besaran.
d. Menganalisis dimensi suatu besaran tanpa diketahui simbol besarannya.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
15. a. Kesalahan-Kesalahan dalam Pengukuran
Ketiga Jenis
kesalahan
Kesalahan
Umum
Kesalahan
Sistematik
Kesalahan Acak
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
16. b. Angka Penting dan Notasi Ilmiah
Angka Penting
dan Notasi
Ilmiah
Angka Penting
Operasi
Hitungan dalam
Angka Penting
Notas Ilmiah
1. Operasi Pembulatan
2. Operasi Penjumlahan
dan Pengurangan
3. Operasi Perkalian dan
Pembagian
4. Operasi Pangkat dan
Akar
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
17. c. Ketidakpastian Hasil Pengukuran
Ketidakpastian
Hasil
Pengukuran
Ketidakpastian
Pengukuran
Tunggal
Ketidakpastian
Pengukuran
Berulang
Pengukuran
Tidak Langsung
1. Pengukuran Tidak Langsung
dari Pengukuran Tunggal
2. Pengukuran Tidak Langsung
dari Pengukuran Berulang
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
18. d. Ketelitian dan Ketepatan Hasil
Ketelitian (Presisi) Ketepatan (Akurasi)
Ketelitian merupakan ukuran yang
menyatakan pendekatan sesuai nilai
semestinya. Ketelitian berhubungan
dengan ketidakpastian relatif dari
hasil pengukuran. Semakin kecil
nilai ketidakpastian relatif, semakin
besar ketelitian pengukuran
tersebut. Nilai ketelitian
pengukuran dinyatakan dalam
bentuk persen.
Ketepatan menyatakan nilai yang sesuai
dengan ukuran sebenarnya. Ketika
Anda melaporkan hasil pengukuran,
Anda melaporkan dalam bentuk x+∆x.
Anda perlu mengetahui bahwa ∆x
merupakan ketidakpastian mutlak. Nilai
∆x diperoleh dari 0,5 skala terkecil dari
alat pengukuran pada pengukuran
tunggal dan simpangan baku pada
pengukuran berulang. Semakin kecil
hasil ketidakpastian mutlak, semakin
besar ketepatan dalam pengukuran.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
19. e. Pengolahan dan Penyajian Data
Hukum Fisika memiliki keterkaitan antarbesaran.
Keterkaitan tersebut dapat dinotasikan dalam
bentuk grafik. Contoh grafik yang paling mudah
ditemui adalah grafik persamaan garis lurus. Grafik
persamaan garis lurus dinotasikan ke dalam suatu
persamaan y = mx + n dengan m sebagai gradien
(kemiringan grafik) dan n sebagai ordinat titik
potong garis lurus terhadap sumbu Y. Grafik garis
lurus yang Anda gambar sebaiknya mengisi seluruh
luasan yang telah disediakan. Hal ini dapat
dilakukan dengan memilih skala mendatar dan
skala tegak dengan tepat. Adapun titik nol skala
tidak perlu selalu tampak pada grafik. Perhatikan
gambar disamping.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
20. Hukum Fisika memiliki keterkaitan antarbesaran.
Keterkaitan tersebut dapat dinotasikan dalam
bentuk grafik. Contoh grafik yang paling mudah
ditemui adalah grafik persamaan garis lurus. Grafik
persamaan garis lurus dinotasikan ke dalam suatu
persamaan y = mx + n dengan m sebagai gradien
(kemiringan grafik) dan n sebagai ordinat titik
potong garis lurus terhadap sumbu Y. Grafik garis
lurus yang Anda gambar sebaiknya mengisi seluruh
luasan yang telah disediakan. Hal ini dapat
dilakukan dengan memilih skala mendatar dan
skala tegak dengan tepat. Adapun titik nol skala
tidak perlu selalu tampak pada grafik. Perhatikan
gambar disamping.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
24. A. Besaran Vektor
Notasi Vektor dan Besar Vektor
a. Memberi tanda panah di
atas huruf yang menyatakan
vektor.
contoh:
b. Mencetak tebal huruf yang
menyatakan vektor.
contoh: a, A, atau OA
Penguraian Vektor
Setiap vektor dapat diuraikan
menjadi dua atau lebih komponen
vektor.
Vektor Satuan
Vektor yang diuraikan ke sumbu x(i)
dan y(j) dalam bentuk dua dimensi
atau dapat diuraikan ke sumbu x(i),
y(j), dan z(k) dalam bentuk tiga
dimensi.
OA
atau
A
a ,
,
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
25. B.Operasi Penjumlahan Dan Pengurangan Vektor
Penjumlahan Vektor Secara
Geometri (Grafis)
Penjumlahan Vektor
Secara Analitis
Pengurangan Vektor
a. Cara Poligon
b. Cara Jajargenjang
a. Menguraikan vektor
menjadi komponen-
komponen pada
sumbu X dan sumbu Y.
b. Menjumlahkan semua
komponen vektor pada
sumbu X dan Sumbu Y
c. Menghitung besar dan
arah resultan
Penentuan Nilai dan
Arah Resultan
a. Penentuan Nilai dan
Arah Resultan Secara
Grafik
b. Penentuan Nilai dan
Arah Resultan Dua
Buah Vektor dengan
Rumus
c. Penentuan Nilai dan
Arah Resultan Dua
Vektor Searah
d. Penentuan Nilai dan
Arah Resultan Dua
Vektor Berlawanan
Arah
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
26. 1. Penjumlahan Vektor Secara Geometri dengan Cara Poligon
dan Jajargenjang
Cara Poligon Cara Jajargenjang
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
27. 2. Penjumlahan Vektor Secara Geometri dengan Cara Analisis
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
28. 3.Pengurangan Vektor
Cara menggambarvektor 𝐶 = 𝐴 + (−𝐵 )
sebagaiberikut.
a. Menggambarkanvektor𝐴lalumenggambarkanvek
tor -𝐵denganpangkal di ujungvektor𝐴.
b. Membuatgarishubungdaripangkalvektor𝐴keujun
gvektor-𝐵. Vektor C telahtergambardenganbaik.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
29. 4. Penentuan Nilai dan Arah Resultan
Penentuan Nilai dan Arah Resultan
secara grafik
Penentuan Nilai dan Arah Resultan Dua
Vektor dengan Rumus
Nilai resultanvektordirumuskansebagaiberikut.
𝑅 = 𝑣1
2 + 𝑣2
2 + 2𝑣1𝑣2 cos α
Arahvektordapatditentukandenganrumus sinus
berikut.
𝑣2
sin α
=
𝑅
sin β
=
𝑣1
sin γ
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
30. 5. Penentuan Nilai dan Arah Resultan
Penentuan Nilai dan Arah Resultan Dua
Vektor Searah
Penentuan Nilai dan Arah Resultan Dua
Vektor Berlawanan Arah
BesarReesultan Minimum
ditentukandenganpersamaan:
𝑅 = |𝑉1 − 𝑉2|
Besar
ResultanMaksimumditentukandengan
persamaan:
𝑅 = |𝑉1 + 𝑉2|
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
33. Gerak Benda pada
Lintasan Lurus
Gerak
Lurus
Besaran pada Gerak
Lurus:
1. Jarak dan
Perpindahan
2. Kelajuan dan
Kecepatan
Jenis Gerak Lurus:
1. Gerak Lurus
Beraturan (GLB)
2. Gerak Lurus
Berubah
Beraturan (GLBB)
Gerak
Vertikal
Gerak
Jatuh
Bebas
Gerak Vertikal ke
Bawah
Gerak Vertikal ke Atas
Persamaan di Titik
Tertinggi
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
34. 1. Jarak dan Perpindahan
Jarak adalah panjang lintasan
sesungguhnya yang ditempuh dalam
gerak suatu benda. Jarak termasuk
besaran skalar.
Perpindahan adalah perubahan
kedudukan benda ketika melakukan
aktivitas gerak. Perpindahan termasuk
besaran vektor.
A. Besaran pada Gerak Lurus
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
35. Kelajuan dan
Kecepatan
Kelajuan Rata-Rata
dan Kecepatan
Rata-Rata
Kelajuan Rata-Rata
𝑣 =
𝑠
𝑡
Kecepatan Rata-Rata
𝑣 =
𝑠2 − 𝑠1
𝑡2 − 𝑡1
Kelajuan Sesaat
dan Kecepatan
Sesaat
𝑣 =
Δ𝑠
Δ𝑡
Kecepatan
Relatif
𝑣𝐴𝐵 = |𝑣𝐴 − 𝑣𝐵|
2. Kelajuan dan Kecepatan
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
36. B. Jenis Gerak Lurus
1. Gerak Lurus Beraturan (GLB)
GLB adalah gerak yang lintasannya berupa garis lurus dengan kecepatan konstan.
Hubungan Antara Jarak, Kelajuan,
dan Selang Waktu pada GLB
Grafik jarak terhadap waktu
( s – t) pada GLB
Grafik kelajuan terhadap waktu
(v – t) pada GLB
atau
𝑣 =
𝑠
𝑡
𝑠 = 𝑣 𝑡
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
37. 2. Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)
GLBB adalah gerak yang lintasannya berupa garis lurus dengan kecepatan
berubah-ubah dan percepatannya konstan.
Jenis GLBB Nilai
Percepatan
Nilai
Kecepatan
GLBB
dipercepat
Positif Bertambah
GLBB
diperlambat
Negatif Berkurang
Grafik s – t pada GLBB Grafik v – t pada GLBB
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
38. GERAK VERTIKAL
a.Gerak Jatuh Bebas b. Gerak Vertikal ke Atas dan ke Bawah
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
42. Analisis Vektor pada
Gerak Parabola
Analisis
Vektor pada
Gerak Benda
Kecepatan
Gerak Benda
Perpindahan
Vektor Satuan
dan Vektor
Posisi
Menentukan
Posisi dari Fungsi
Kecepatan
Percepatan
Gerak
Benda
Gerak
Parabola
Kecepatan
Gerak Benda
Posisi Benda
Posisi Titik
Terjauh Benda di
Sumbu X
Posisi Tertinggi
Benda
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
43. 1. Vektor Satuan
Vektor satuan adalah suatu vektor
yang memiliki panjang atau besar
sama dengan satu.
Vektor vektor satuan dimensi 2
2. Vektor Posisi
Vektor posisi adalah suatu vektor yang
menyatakan posisi suatu titik materi
pada suatu bidang datar.
Vektor posisi dimensi 2
A. Analisis Vektor pada Gerak Benda
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
44. 3.Perpindahan
Perubahan posisi suatu titik materi pada waktu tertentu. Besar perubahan posisi
dirumuskan:
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
45. 4. Kecepatan Gerak Benda
Kecepatan Rata-Rata
Kecepatan rata-rata adalah hasil bagi
antara perpindahan dengan selang
waktu.
Persamaannya dituliskan sebagai berikut.
Besar kecepatan rata-rata dirumuskan:
Kecepatan Sesaat
Kecepatan sesaat adalah kecepatan rata-
rata untuk selang waktu mendekati nol.
Persamaannya dituliskan sebagai berikut.
Besar kecepatan sesaat dirumuskan:
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
46. a. Kecepatan Sesaat
Arah kecepatan sesaat pada waktu kapan saja dinyatakan
dengan sudut θ. Sudut θ adalah sudut antara vektor kecepatan
sesaat dan sumbu X positif. Persamaannya sebagai berikut.
Besar kecepataan sesaat 𝑣𝑥 dan 𝑣𝑦dituliskan sebagai berikut.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
47. b.Menentukan Posisi dari Fungsi Kecepatan
Posisi titik materi pada koordinat X dan Y dapat ditentukan dengan
mengintegralkan kecepatan 𝑣𝑥 dan 𝑣𝑦.
Pengintegralan kecepatan 𝑣𝑥 agar mendapatkan persamaan 𝑥.
Vektor posisi dituliskan sebagai berikut.
𝑥 = 𝑥0 +
0
𝑡
𝑣𝑥 𝑑𝑥
Pengintegralan kecepatan 𝑣𝑦 agar mendapatkan persamaan y.
𝑦 = 𝑦0 +
0
𝑡
𝑣𝑦 𝑑𝑦
𝑟 = 𝑥0 +
0
𝑡
𝑣𝑥 𝑑𝑡 𝑖 + 𝑦0 +
0
𝑡
𝑣𝑦 𝑑𝑡 𝑗
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
48. c. Percepatan Gerak Benda
1) Percepatan Rata-Rata
Percepatan rata-rata adalah perubahan kecepatan dalam selang waktu
tertentu. Persamaannya dituliskan sebagai berikut.
Sehingga besar dari percepatan rata – rata:
atau
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
50. B. Gerak Parabola
Apakah Gerak Parabola itu?
Gerak parabola adalah gerak benda yang mempunyai lintasan berbentuk
parabola.
Video Gerak
Parabola
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
51. 1. Kecepatan Gerak Parabola
Kecepatan awal benda dirumuskan sebagai berikut.
Kecepatan benda bergerak di setiap waktu dirumuskan sebagai berikut.
Besar kecepatan benda bergerak setiap waktu.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
52. 2. Posisi Benda
Posisi benda setiap saat dirumuskan
sebagai berikut.
Komposisi posisi pada arah mendatar.
(sumbu X)
Komposisi posisi pada arah vertikal
(sumbu Y)
Persamaan posisi gerak benda dapat
dituliskan sebagai berikut.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
53. 3. Posisi Titik Terjauh Benda di Sumbu X
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
54. 4. Posisi Tertinggi Benda
Persamaan koordinat pada titik tertinggi sebagai berikut.
dan
Waktu yang diperlukan untuk mencapai titik maksimum.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
57. Gerak
Melingkar
Pengenalan
Gerak
Melingkar
Penerapan
Gerak
Melingkar
Besaran dalam Gerak
Melingkar
1. Periode dan
Frekuensi
2. Perpindahan Sudut
3. Kecepatan Sudut
Rata-Rata
4. Percepatan sudut
Rata-Rata
Gerak Melingkar
Beraturan
1. Perpindahan Linear
dan Perpindahan
Sudut
2. Kecepatan Linear
dan Kecepatan sudut
3. Percepatan
Sentripetal
Hubungan Roda-Roda
1. Hubungan Roda-
Roda Sepusat
2. Hubungan Roda-
Roda Bersinggungan
3. Roda-Roda yang
Dihubungkan dengan
Rantai
Penerapan Gerak
Melingkar dalam
Kehidupan
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
58. A. Gerak Melingkar
1. Pengenalan Gerak Melingkar
Gerak melingkar adalah gerak
suatu benda atau titik dengan
lintasan berbentuk lingkaran dan
mempunyai titik pusat tertentu.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
59. 2. Gerak Melingkar Beraturan
Gerak melingkar beraturan adalah gerak benda yang menempuh lintasan
melingkar dengan kelajuan sudut tetap.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
60. a. Perpindahan Linear dan Perpindahan Sudut
atau
b. Kecepatan Linear dan Kecepatan Sudut
atau
atau
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
61. 3. Percepatan Sentripetal
Percepatan sentripetal adalah percepatan yang selalu tegak lurus
terhadap kecepatan linearnya dan mengarah ke pusat lingkaran.
Percepatan sentripetal dirumuskan sebagai berikut.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
62. B. Penerapan Gerak Melingkar
1. Hubungan Roda-Roda
a. Hubungan Roda-Roda Sepusat
atau
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab