1. S U G A T I , S S T
2 1 N O P E O R M B E R 2 0 1 3
PEMERIKSAAN FISIK
2. Pendahuluan
Pengkajian fisik dalam keperawatan pada dasarnya
mengunakan cara-cara yang sama dengan ilmu
kedokteran yaitu: inspeksi, palpasi, perkusi,
dan auskultasi.
Pengkajian fisik kedokteran biasanya dilakukan dan
diklasifikasikan menurut sisitem tubuh manusia
dimana tujuan akhirnya adalah untuk menentukan
penyebab dan jenis penyakit yang diderita
pasien.
.
3. Pendahuluan
.
Sedangkan pengkajian fisik bagi perawat yaitu
untuk menentukan respon pasien terhadap
penyakit/berfokus pada respon yang ditimbulkan
pasien akibat masalah kesehatan yang sudah
di diagnose oleh dokter.
Dengan kata lain perawat meneruskan tindakan
keperawatan kepada pasien yang sudah di
diagnosis oleh dokter.
4. Pengertian
Pemeriksaan fisik adalah peninjauan dari ujung
rambut sampai ujung kaki pada setiap system
tubuh yang memberikan informasi objektif
tentang klien dan memungkinkan perawat
untuk mebuat penilaian klinis.
Keakuratan pemeriksaan fisik mempengaruhi
pemilihan terapi yang diterima klien dan penetuan
respon terhadap terapi tersebut.(Potter dan Perry,
2005)
5. Lanjutan ......
Pemeriksaan fisik dalah pemeriksaan tubuh klien
secara keseluruhan atau hanya bagian tertentu
yang dianggap perlu, untuk memperoleh data yang
sistematif dan komprehensif,
memastikan/membuktikan hasil anamnesa,
menentukan masalah dan merencanakan
tindakan keperawatan yang tepat bagi klien.
( Dewi Sartika, 2010)
6. Tujuan Pemeriksaan Fisik
• Untuk mengumpulkan data dasar tentang
kesehatan klien.
• Untuk menambah, mengkonfirmasi, atau
menyangkal data yang diperoleh dalam riwayat
keperawatan.
• Untuk mengkonfirmasi dan mengidentifikasi
diagnosa keperawatan.
• Untuk membuat penilaian klinis tentang
perubahan status kesehatan klien dan
penatalaksanaan.
• Untuk mengevaluasi hasil fisiologis dari asuhan.
7. Prinsip-prinsip Umum Pengkajian Fisik
Menjaga kesopanan
Cara mengadakan hubungan dengan
pasien
Pencahayaan dan lingkungan yang
memadai
Privacy / menutup ruangan atau tempat
tidur dengan tirai.
8. Tenik Dasar
1. Inspeksi
Inspeksi adalah pemeriksaan dengan menggunakan indera penglihatan,
pendengaran dan penciuman
2.Palpasi
Palpasi adalah pemeriksaan dengan menggunakan indera peraba
dengan meletakkan tangan pada bagian tubuh yang dapat di jangkau
tangan. (Laura A.Talbot dan Mary Meyers, 1997)
3. Perkusi
Perkusi adalah pemeriksaan yang meliputi pengetukan permukaan
tubuh unutk menghasilkan bunyi yang akan membantu dalam
membantu penentuan densitas, lokasi, dan posisi struktur di bawahnya
(Laura A.Talbot dan Mary Meyers, 1997)
4. Auskultasi
Auskultasi adalah tindakan mendengarkan bunyi yang ditimbulkan oleh
bermacam-macam organ dan jaringan tubuh.(Laura A.Talbot dan Mary
Meyers, 1997).
10. Pemeriksaan kesadaran kualitatif
1. Komposmentis :
px mengalami kesadaran penuh dg mberikan
respon thdap stimulus yg diberikan
2. Apatis
px mengalami acuh tak acuh thdap keadaan skitar
3. Samnolen
px mengalami kesadaran yg lebih rendah ditandai
tampak mengantuk ,slalu ingin tidur tdk
responsive thdp rangsangan ringan tp masih
respon thd rangsangan kuat
11. Lanjutan ......
4. Sopor
px tdk memberikan respon thdp rangsangan
tp masih sedikit respon thdp rangsangan kuat
dg adanya reflek pupil thdp cahaya masih
positif
5. Koma
px tdk bereaksi thdp stmulus atau rangsangan
apapun shga reflekpupil thdp cahaya tdk ada
6. Delirium
Tingkat kesadaran yg paling bawah ditandai dg
disorentasi yg sangat sensitif ,kacau,dan salah persepsi
thd rangsangan sensorik
12. Penilaian kesadaran secara kuantitatif
Dapat diukur melalui skala GLASGOW
Yg dinyatakan dengan GCS
( glascow coma scale )
1 .membuka mata
2. respon verbal
3. respon motorik
Digunakan pd px berusia > 2 th
13. GCS
1. Membuka mata
spontan : 4 3. Respon motorik
dg diajak bicara : 3 sesuai perintah : 6
dg rangsangan nyeri : 2 timbul gerakan normal : 5
tdk membuka : 1 fleksi cepat dan aduksi bahu : 4
fleksi lengan dg adduksi bahu ; 3
Ektensi lengan ,adduksi : 2
Tdk ada gerakan : 1
2. Respon verbal
sadar orentasi ada : 5
berbicara tanpa kacau : 4
berbicara tanpa arti : 3
hanya mengerang : 2
tidak ada suara : 1
Penilaian GCS diatas digunakan pada px berusia > 2 tahun
16. Pemeriksaan Tekanan Darah
Bertujuan menilai kelainan pd gangguan system
kaardiovaskuler
Darah mengalir mengalir melalui system sirkulasi krn
jantung memompanya kedlm arteri dibawah tekanan
tinggi
Tekanan darah arteri menggambarkan 2 hal yaitu :
* Angka systolik besar tekanan yg dihasilkan
ventrikel kiri sewaktu kontriksi
* Angka diastolik besar tekanan yg dihasilkan ventrikel
kiri saat istirahat
17. Tekanan Darah Normal Rata 2
USIA TEKANA DARAH ( mmHg )
1 bulan 40
1 tahun 85 / 54
6 tahun 95 / 65
10 -13 tahun 105 / 65
14 – 17 tahun 110 / 65
dewasa tengah 120 /75
Lansia 120 / 80
140 /90
20. Tempat Untuk Melakukan Tensi
Arteri brakhialis
Arteri radialis
Arteri popliteal
Arteri dorsalis pedis
Arteri tibialis posterior
21. Pemeriksaan nadi
Menggambarkan tekanan pada ventrikel kiri jantung
Curah jantung : volume drh yg dipompa jantung
selama 1 menit
Curah jantung = frekuensi nadi x volume sekuncup
Volume sekuncup = pd setiap kontraksi ventrikel
darah masuk ke aorta sekitar 60 -70 ml
Tekanan darah = curah jantung x tahanan vaskular
perifer
22. Lokasi Titik Nadi Pd Tubuh
Brakialis
Radialis
Ulnaris
Temporalis
Karotis
Apikal
Femoralis
Popiteal
Tibialis posterior
Dorsalis pedis
26. Perabaan nadi carotis
dari tengah ke-lateral
Awam : tidak perlu
meraba carotis
1-2-3-4-5
boleh diulang
1-2-3-4-5
10 DETIK
27. Karakteristik Nadi Menurut
Berbagai Usia
Usia Kecepatan
/menit
irama Amplitudo
< 1 bulan 90 s/d 170 Teratur Kuat mudah
diraba
< 1 tahun 80 s/d 160
2 tahun 80 s/d 120
6 tahun 75 s/d 115
10 tahun 70 s/d 110
14 tahun 65 s/d 100
> 14 tahun 60 s/d 100
28. Pemeriksaan nadi
TAKIKARDIA : frekuensi jantung yg meningkat
secara tdk normal > 100 x/mt
Bradikardia : frekuensi yg lambat < 60 x / mt
Disritmia ; irama tidak normal
29. Suhu badan
Suhu yg dimaksud adalah panas atau dingin
Jenis termometer : air raksa –kaca , elektronik,sekali
pakai
Pemeriksaan dapat dilakukan melalui : oral,rectal,
dan aksila
Suhu tubuh normal : 36,5 ⁰C – 37,5 ⁰C
30. Pernafasan
Pemeriksaan ini ut menilai frekuensi pernasan
,irama,kedalaman ,dan tipe, atau pola pernafasan
Normal frekuensi pernafasan 16-24 x/mt
32. 32
O2 dalam
darah
berkurang
O2 masuk paru = AIR + DLL
Cairan dalam
paru
O2 sukar
menembus
Alveoli
O2
dalam alveoli
Interstitial
Alveolar
+aspirat
ORANG
TENGGELAM
PERNAFASAN
TIDAK NORMAL
33. Pernafasan
Pola
pernafasan
Deskripsi
Dispnea Susah bernafas yg ditunjukkan adanya retraksi
Bradipnea Frekuensi pernafasan lambat yg abnormal ,irama teratur
Takipnea Frekuensi pernafasan cepat yg abnormal
Hipernia Pernafasan cepat dan dalam
Apnea Tidak ada pernafasan
Cheysne stokes Periode pernafasan cepat dan dalam yg bergantian dg periode
abnea ,umumnya pd by dan anak yg tdk nyenyak tidur
,depresi,dan kerusakan otak
Kusmaul Nafas dalam yg abnormal bisa cepat / lambat
Biot Tidak teratur terlihat pd kerusakan otak bagian bawah dan
depresi pernafasan
35. Lanjutan.......
Penambahan BB 2.3 kg dlm sehari
mengindentifikasi masalah retensi cairan
Penurunan BB lebih dr 5 % dlm sebulan atau 10 % dlm
6 bl maka mengalami penurunan BB yg signifikan
37. PROSEDUR TINDAKAN PEMERIKSAAN FISIK DARI KEPALA s.d UJUNG
KAKI
(HEAD TO TOE)
Tahap-tahap pemeriksaan fisik haruskan dilakukan secara urut
dan menyeluruh dan dimulai dari bagian tubuh sebagai berikut:
1. Kulit, rambut dan kuku
2. Kepala meliputi: mata, hidung, telinga dan mulut
3. Leher : posisi dan gerakan trachea, JVP
4. Dada : jantung dan paru
5. Abdomen: pemeriksaan dangkal dan dalam
6. Genetalia
7. Kekuatan otot /musculosekletal
8. Neurologi
38. Persiapan Alat
Status px Sarung tangan
Tensi meter Bengkok
Termom Kassa steril
Stetoskop Timbangan badan
Jam tangan Tinggi meter
Tertas tissue Alat tulis / buku catatan
Lampu senter
Meteran
Reflek hammer
Spatel lidah
39. Persiapan klien dan lingkungan
Beri tahu px ttg tindakan yg akan dilakukan
Jelaskan maksud & tujuan pemeriksaan fisik
Pasang sampiran /gorden
Atur posisi klien
40. Pelaksanaan
Cuci tangan
Lakukan pemeriksaan keadaan & penampilan umum
klien
Lakukan pemeriksaan tanda –tanda vital
Ukur suhu badan
Hitung denyut nadi & RR
Ukur tekanan darah
Ukur TB & BB ( k/p)
41. a. PEMERIKSAAN KULIT, RAMBUT DAN
KUKU
1. KULIT:
Tujuan:
- Untuk mengetahui turgor kulit dan tekstur kulit
- Untuk mengetahui adanya lesi atau bekas luka
Tindakan:
I = Inspeksi: lihat ada/tidak adanya lesi, hiperpigmentasi (warna
kehitaman/kecoklatan), edema, dan distribusi rambut kulit.
P = Palpasi: di raba dan tentukan turgor kulit elastic atau tidak,
tekstur : kasar /halus, suhu : akral dingin atau hangat.
42. 2.RAMBUT:
Tujuan:
Untuk menbetahui warna, tekstur dan percabangan
pada rambut
Untuk mengetahui mudah rontok dan kotor
Tindakan:
I = disribusi rambut merata atau tidak, kotor atau
tidak, bercabang
P = mudah rontok/tidak, tekstur: kasar/halus
43. 3.KUKU
Tujuan:
Untuk mengetahui keadaan kuku: warna dan panjang
Untuk mengetahui kapiler refill
Tindakan:
I = catat mengenai warna : biru: sianosis, merah:
peningkatan visibilitas Hb, bentuk: clubbing karena
hypoxia pada kangker paru, beau’s lines pada penyakit
difisisensi fe/anemia fe
P = catat adanya nyeri tekan, dan hitung berapa detik
kapiler refill (pada pasien hypoxia lambat s/d 5-15 “)
44. b. PEMERIKSAAN KEPALA
Tujuan:
Untuk mengetahui bentuk dan fungsi kepala
Untuk mengetahui luka dan kelainan pada kepala
Tindakan:
I = Lihat kesimetrisan wajah jika, muka ka.ki berbeda atau
misal lebih condong ke kanan atau ke kiri itu
menunjukan ada parese/kelumpuhan, contoh: pada
pasien SH.
P = Cari adanya luka, tonjolan patologik, dan respon nyeri
dengan menekan kepala sesuai kebutuhan
45. 1.MATA:
Tujuan:
Untuk mengetahui bentuk dan fungsi mata (medan
pengelihatan, visus dan otot-otot mata)
Untuk mengetahui adanya kelainan atau peradangan pada
mata
Tindakan:
I = Kelopak mata ada radang atau tidak, simetris ka.ki atau
tidak, reflek kedip baik/tidak, konjungtiva dan sclera:
merah/konjungtivitis, ikterik/indikasi
hiperbilirubin/gangguan pada hepar, pupil: isokor ka,ki
(normal), miosis/mengecil, pin point/sangat kecil (suspek
SOL), medriasis/melebar/dilatasi (pada pasien sudah
meninggal)
46. Lanjutan......
Inspeksi gerakan mata:
- Anjurkkan pasien untuk melihat lurus ke depan
- Amati adanya nistagmus/gerakan bola mata
ritmis(cepat/lambat
- Amati apakah kedua mata memandang ke depan
atau ada yang deviasi
- Beritahu pasien untuk memandang dan mengikuti
jari anda, dan jaga posisi kepala pasien tetap lalu
gerakkan jari ke 8 arah untuk mengetahui fungsi
otot-
otot mata.
P = Tekan secara ringan untuk mengetahui adanya TIO
(tekanan intra okuler) jika ada peningkatan akan
teraba keras (pasien glaucoma/kerusakan dikus
optikus), kaji adanya nyeri tekan.
47.
48. 2. HIDUNG:
Tujuan:
Untuk mengetahui bentuk dan fungsi hidung
Untuk mengetahui adanya inflamasi/sinusitis
Tindakan:
I = Apakah hidung simetris, apakah ada inflamasi,
apakah ada secret
P = Apakah ada nyeri tekan, massa
49. 3.TELINGA
Tujuan:
Untuk mengetahui keadaan telinga luar, saluran telinga, gendang telinga
Untuk mengetahui fungsi pendengaran
Tindakan:
Telinga luar:
I = Daun telinga simetris atau tidak, warna, ukuran, bentuk, kebresihan, adanya
lesy.
P = Tekan daun telinga apakah ada respon nyeri, rasakan kelenturan kartilago.
Telinga dalam:
Note : Dewasa : Daun telinga ditarik ke atas agar mudah di lihat
Anak : Daun telinga ditarik kebawah
I = Telinga dalam menggunakan otoskop perhatikan memberan timpani (warna,
bentuk) adanya serumen, peradangan dan benda asing, dan darah.
50. Pemeriksaan pendengaran
1) Pemeriksaan dengan bisikan
- Mengatur pasien berdiri membelakangi pemeriksa pada jarak 4-6 m
- Mengistruksikan pada klien untuk menutup salah satu telinga yang
tidak
diperiksa.
- Membisikan suatu bilangan misal “6 atau 5”
- Menyuruh pasien mengulangi apa yang didengar
- Melakukan pemeriksaan telinga yang satu
- Bandingkan kemempuan mendengar telinga ka.ki
2) Pemeriksaan dengan arloji
- Mengatur susasana tenang.
- Pegang sebuah arloji disamping telinga klien.
- Menyuruh klien menyatakan apakah mendengar suara detak arloji.
- Memimndahkan arloji secara berlahan-lahan menjauhi. telinga dan
suruh pasien menyatakan tak mendengar lagi.
- Normalnya pada jarak 30 cm masih dapat didengar.
51. 3.MULUT DAN FARING:
Tujuan:
- Untuk mengetahui bentuk dan kelainan pada
mulut
- Untuk mengetahui kebersihan mulut
Tindakan:
I = Amati bibir apa ada klainan kogenital (bibir
sumbing), warna, kesimetrisan, kelembaban,
pembengkakkan, lesi.
Amati jumlah dan bentuk gigi, gigi berlubang,
warna, plak, dan kebersihan gigi
52. Inspeksi mulut dalam dan faring:
- Menyuruh pasien membuka mulut amati mucosa: tekstur, warna,
kelembaban, dan adanya lesi
- Amati lidah tekstur, warna, kelembaban, lesi
- Untuk melihat faring gunakan tongspatel yang sudah dibungkus
kassa steril, kemudian minta klien menjulurkan lidah dan berkata
“AH” amati ovula/epiglottis simetris tidak terhadap faring, amati
tonsil meradang atau tidak (tonsillitis/amandel).
P = Pegang dan tekan daerah pipi kemudian rasakan apa ada massa/ tumor,
pembengkakkan dan nyeri.
Lakukkan palpasi dasar mulut dengan menggunakkan jari telunjuk dengan
memekai handscond, kemudian suruh pasien mengatakan kata “EL” sambil
menjulurkan lidah, pegang ujung lidah dengan kassa dan tekan lidah dengan
jari telunjuk, posisi ibu jari menahan dagu. Catat apakah ada respon nyeri
pada tindakan tersebut.
53. c.LEHER
Tujuan:
- Untuk menentukan struktur integritas leher
- Untuk mengetahui bentuk leher dan organ yang berkaitan
- Untuk memeriksa sistem limfatik
Tindakkan:
I = Amati mengenai bentuk, warna kulit, jaringan parut
Amati adanya pembengkakkan kelenjar tirod/gondok, dan adanya massa
Amati kesimeterisan leher dari depan, belakang dan samping ka,ki.
Mintalah pasien untuk mengerakkan leher (fleksi-ektensi ka.ki), dan
merotasi- amati apakah bisa dengan mudah dan apa ada respon nyeri.
P = Letakkan kedua telapak tangan pada leher klien, suruh pasien menelan dan
rasakan adanya kelenjar tiroid (kaji ukuran, bentuk, permukaanya.) Palpasi
trachea apakah kedudukkan trachea simetris atau tidak.
54. d. DADA/THORAX
1.PARU/PULMONALIS
Tujuan:
- Untuk mengetahui bentuk, kesimetrisan, ekspansi
paru
- Untuk mengetahui frekuensi, irama pernafasan
- Untuk mengetahui adanya nyeri tekan, adanya
massa, peradangan, edema, taktil fremitus.
- Untuk mengetahui batas paru dengan organ
disekitarnya
- Mendengarkan bunyi paru / adanya sumbatan
aliran udara
55. Lanjutan ....................
Tindakkan:
I = Amati kesimetrisan dada ka.ki, amati adanya retraksi
interkosta, amati gerkkan paru.
Amati klavikula dan scapula simetris atau tidak
P = Palpasi ekspansi paru:
- Berdiri di depan klien dan taruh kedua telapak tangan
pemeriksa di dada dibawah papilla, anjurkan pasien
menarik nafas dalam, rasakkan apakah sama paru ki.ka.
- Berdiri deblakang pasien, taruh telapak tangan pada garis
bawah scapula/setinggi costa ke-10, ibu jari ka.ki di
dekatkan jangan sampai menempel, dan jari-jari di
regangkan lebih kurang 5 cm dari ibu jari. Suruh pasien
kembali menarik nafas dalam dan amati gerkkan ibu jari
ka.ki sama atau tidak.
56. Lanjutan.....
Pe/Perkusi =
- Atur pasien dengan posisi supinasi
- Untuk perkusi anterior dimulai batas clavikula lalu
kebawah sampai intercosta 5 tentukkan batas paru ka.ki
(bunyi paru normal : sonor seluruh lapang paru, batas paru
hepar dan jantung: redup)
- Jika ada edema paru dan efusi plura suara meredup.
Aus/auskultasi =
- Gunakkan diafragma stetoskop untuk dewasa dan bell
pada anak
- Letakkan stetoskop pada interkostalis, menginstruksikkan
pasien untuk nafas pelan kemudian dalam dan dengarkkan
bunyi nafas: vesikuler/wheezing/creckels
57. 2.JANTUNG/CORDIS
I = Amati denyut apek jantung pada area midsternu
lebih kurang 2 cm disamping bawah xifoideus.
P = Merasakan adanya pulsasi
- Palpasi spasium interkostalis ke-2 kanan untuk
menentukkan area aorta dan spasium interkosta ke-2
kiri letak pulmonal kiri.
- Palpasi spasium interkostalis ke-5 kiri untuk
mengetahui area trikuspidalis/ventikuler amati adanya
pulsasi
- Dari interkosta ke-5 pindah tangan secara lateral 5-7
cm ke garis midklavicula kiri dimana akan ditemukkan
daerah apical jantung atau PMI ( point of maximal
impuls) temukkan pulsasi kuat pada area ini.
- Untuk mengetahui pulsasi aorta palpasi pada area
epigastika atau dibawah sternum.
58. Lanjutan ......
Auskultasi =
- Menganjurkkan pasien bernafas normal dan
menahanya saat ekspirasi selesai
- Dengarkkan suara jantung dengan meletakkan
stetoskop pada interkostalis ke-5 sambil menekan
arteri carotis
Bunyi S1: dengarkan suara “LUB” yaitu bunyi dari
menutupnya katub mitral (bikuspidalis) dan
tikuspidalis pada waktu sistolik.
Bunyi S2: dengarkan suara “DUB” yaitu bunyi
meutupnya katub semilunaris (aorta dan pulmonalis)
pada saat diastolic.
Adapun bunyi : S3: gagal jantung “LUB-DUB-
CEE…” S4: pada pasien hipertensi “DEE..-LUB-DUB”.
59. e.PERUT/ABDOMEN
Tujuan:
- Untuk mengetahui bentuk dan gerak-gerakkan perut
- Untuk mendengarkan bunyi pristaltik usus
- Untuk mengetahui respon nyeri tekan pada organ dalam abdomen
Tindakkan:
I = Amati bentuk perut secara umum, warna kulit, adanya retraksi,
penonjolan, adanya ketidak simetrisan, adanya asites.
P = Palpasi ringan: Untuk mengetahui adanya massa dan respon nyeri
tekan letakkan telapak tangan pada abdomen secara berhimpitan dan
tekan secara merata sesuai kuadran.
Palpasi dalam: Untuk mengetahui posisi organ dalam seperi hepar,
ginjal, limpa dengan metode bimanual/2 tangan.
60. Lanjutan ......
HEPAR:
- Letakkan tangan pemeriksa dengan posisi ujung jari
keatas pada bagian hipokondria kanan, kira;kira pada
interkosta ke 11-12
- Tekan saat pasien inhalasi kira-kira sedalam 4-5 cm,
rasakan adanya organ hepar. Kaji hepatomegali.
LIMPA:
- Metode yang digunakkan seperti pada pemeriksaan hapar
- Anjurkan pasien miring kanan dan letakkan tangan pada
bawah interkosta kiri dan minta pasien mengambil nafas
dalam kemudian tekan saat inhalasi tenntukkan adanya
limpa.
- Pada orang dewasa normal tidak teraba
61. Lanjutan ......
RENALIS:
- Untuk palpasi ginjal kanan letakkan tangan pada
atas dan bawah perut setinggi Lumbal 3-4 dibawah
kosta kanan.
- Untuk palpasi ginjal kiri letakkan tangan setinggi
Lumbal 1-2 di bawah kosta kiri.
- Tekan sedalam 4-5 cm setelah pasien inhalasi jika
teraba adanya ginjal rasakan bentuk, kontur,
ukuran, dan respon nyeri.
62. f. GENETALIA
TUJUAN
- Untuk mengetahui adanya lesi
- Untuk mengetahui adanya infeksi (gonorea, shipilis, dll)
- Untuk mengetahui kebersihan genetalia
Tindakkan:
a. Genetalia laki-laki:
I = Amati penis mengenai kulit, ukuran dan kelainan lain.
Pada penis yang tidak di sirkumsisi buka prepusium dan amati
kepala penis adanya lesi
Amati skrotum apakah ada hernia inguinal, amati bentuk dan
ukuran
P = Tekan dengan lembut batang penis untuk mengetahui adanya
nyeri
Tekan saluran sperma dengan jari dan ibu jari
63. Lanjutan .......
2.Genetalia wanita:
I = Inspeksi kuantitas dan penyebaran pubis merata
atau tidak
Amati adanya lesi, eritema, keputihan/candidiasis
P = Tarik lembut labia mayora dengan jari-jari oleh
satu tangan untuk mengetahui keadaan clitoris,
selaput dara, orifisium dan perineum.
64. g.REKTUM DAN ANAL
Tujuan:
- Untuk mengetahui kondisi rectum dan anus
- Untuk mengetahui adanya massa pada rectal
- Untuk mengetahui adanya pelebaran vena pada rectal/hemoroid
Tindakkan:
- Posisi pria sims/ berdiri setengah membungkuk, wanita dengan
posisi litotomi/terlentang kaki di angkat dan di topang.
- Inspeksi jaringan perineal dan jaringan sekitarnya kaji adanya
lesi dan ulkus
- Palpasi : ulaskan zat pelumas dan masukkan jari-jari ke rectal
dan rasakan adanya nodul dan atau pelebaran vena pada rectum.
65. h. PEMERIKSAAN MUSKULOSKELETAL
Tujuan:
- Untuk memperoleh data dasar tentang otot, tulang
dan persendian
- Untuk mengetahui mobilitas, kekuatan otot, dan
gangguan-gangguan pada daerah tertentu.
66. 1.MUSKULI/OTOT:
Tindakkan:
- Inspeksi mengenai ukuran dan adanya atrofi dan
hipertrofi (ukur dan catat jika ada perbedaan dengan
meteran)
- Palpasi pada otot istirahat dan pada saat otot
kontraksi untuk mengetahui adanya kelemahan dan
kontraksi tiba-tiba
- Lakukan uji kekuatan otot dengan menyuruh pasien
menarik atau mendorong tangan pemeriksa dan
bandingkan tangan ka.ki
- Amati kekuatan suatu otot dengan memberi
penahanan pada anggota gerak atas dan bawah, suruh
pasien menahan tangan atau kaki sementara
pemeriksa menariknya dari yang lemah sampai yang
terkuat amati apakah pasien bisa menahan
67. Lanjutan ......
2. TULANG/OSTIUM:
- Amati kenormalan dan abnormalan susunan
tulang
- Palpasi untuk mengetahui adanya nyeri tekan dan
pembengkaan
3. PERSENDIAAN/ARTICULASI:
- Inspeksi semua persendian untuk mengetahui
adanya kelainan sendi.
- Palpasi persendian apakah ada nyeri tekan
- Kaji range of mosion/rentang gerak (abduksi-
aduksi, rotasi, fleksi-ekstensi, dll)
68. i. PEMERIKSAAN SISTEM NEUROLOGI
Tujuan:
- Untuk mengetahui integritas sistem persyrafan yang
meliputi fungsi nervus cranial, sensori, motor dan
reflek.
69. Tindakkan:
Pengkajian 12 syaraf cranial
(O.O.O.T.T.A.F.A.G.V.A.H)
1. Olfaktorius/penciuman:
Meminta pasien membau aroma kopi dan vanilla
atau aroma lain yang tidak menyengat. Apakah
pasien dapat mengenali aroma.
2. Opticus/pengelihatan:
Meminta kilen untuk membaca bahan bacaan dan
mengenali benda-benda disekitar, jelas atau tidak.
70. Tindakkan:
Pengkajian 12 syaraf cranial
(O.O.O.T.T.A.F.A.G.V.A.H).
3. Okulomotorius/kontriksi dan dilatasi
pupil:
Kaji arah pandangan, ukur reaksi pupil terhadap
pantulan cahaya dan akomodasinya.
4. Trokhlear/gerakkan bola mata ke atas dan
bawah:
Kaji arah tatapan, minta pasien melihat k atas dan
bawah
71. Lanjutan ......
5.Trigeminal/sensori kulit wajah, pengerak
otot rahang:
Sentuh ringan kornea dengan usapan kapas untuk
menguji reflek kornea (reflek nagatif (diam)/positif
(ada gerkkan))
Ukur sensasi dari sentuhan ringan sampai kuat
pada wajah kaji nyeri menyilang pada kuit wajah
Kaji kemampuan klien untuk mengatupkan gigi
saat mempalpasi otot-otot rahang
72. Lanjutan ......
6. Abdusen/gerakkan bola mata
menyamping:
Kaji arah tatapan, minta pasien melihat kesamping
ki.ka
7.Facial/ekspresi wajah dan pengecapan:
Meminta klien tersenyum, mengencangkan wajah,
menggembungkan pipi, menaikan dan
menurunkan alis mata, perhatikkan
kesimetrisanya.
73. Lanjutan.....
8.Auditorius/pendengaran:
kaji klien terhadap kata-kata yang di bicarakkan,
suruh klien mengulangi kata/kalimat.
9.Glosofaringeal/pengecapan, kemampuan
menelan, gerakan lidah:
Meminta pasien mengidentifikasi rasa asam, asin,
pada bagian pangkal lidah.
Gunakkan penekan lidah untuk menimbulkan
“reflek gag”
Meminta klien untuk mengerakkan lidahnya
74. Lanjutan.....
10 Vagus/sensasi faring, gerakan pita suara:
Suruh pasien mengucapkan “ah” kaji gerakkan
palatum dan faringeal
Periksa kerasnya suara pasien
75. Lanjutan .....
11.Asesorius/gerakan kepala dan bahu:
Meminta pasien mengangkat bahu dan
memalingkan kepala kearah yang ditahan oleh
pemeriksa, kaji dapatkah klien melawan tahanan
yang ringan
12.Hipoglosal/posisi lidah:
Meminta klien untuk menjulurkan lidah kearah
garis tengah dan menggerakkan ke berbagai sisi.
76. Pengkajian syaraf sensori:
Tindakkan:
- Minta klien menutup mata
- Berikkan rasangan pada klien:
Nyeri superficial: gunakkan jarum tumpul dan
tekankan pada kulit pasien pada titik-titik yang
pemeriksa inginkan, minta pasien untuk
mengungkapkan tingkat nyeri dan di bagian mana
Suhu: sentuh klien dengan botol panas dan dingin,
suruh pasien mengatakkan sensasi yang direasakan.
77. Pengkajian syaraf sensori:
Tindakkan:
- Vibrasi: tempelkan garpu tala yang sudah di
getarakan dan tempelkan pada falangeal/ujung jari,
meminta pasien untuk mengatakkan adanya getaran.
Posisi: tekan ibu jari kaki oleh tangan pemeriksa dan
gerakkan naik-turun kemudian berhenti suruh pasien
mengtakkan diatas/bawah.
Stereognosis: berikkan pasien benda familiar ( koin
atau sendok) dan berikkan waktu beberapa detik, dan
suruh pasien untuk mengatakkan benda apa itu.
78. Pengkajian reflex:
1. Refleks Bisep
- Fleksikan lengan klien pada bagian siku
sampai 45 derajat, dengan posisi tangan
pronasi (menghadap ke bawah)
- Letakkan ibu jari pemeriksa pada fossa
antekkubital di dasar tendon bisep dan jari-jari
lain diatas tendon bisep
- Pukul ibu jari anda dengan reflek
harmmer, kaji refleks
79. Lanjutan ........
Refleks Patella
- Minta pasien duduk dan tungkai menggantung di
tempat tidur/kursi
- Rilexkan pasien dan alihkan perhatian untuk
menarik kedua tangan di depan dada
- Pukul tendo patella, kaji refleks
80. Rapikan klien
Bereskan alat-alat
Catat semua data dalam status klien
81. Potter and Perry. (2004). Fundamental of
nursing:Concepts,process & practice. Fourth
Edition.St. Louse, Missouri: Mosby-year Book,In