SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  40
Teori-teori Biologis dan Psikologis(pada tindak kriminal)
Teori Lombroso: Born Criminal ,[object Object]
Lombroso mengobservasikarakterfisik (kepala, tubuh, tangan, dankulit) daritahananItalidanmembandingkannyadengantentaraItalia.
Menyimpulkanbahwaparakriminalsecarafisikberbedadariwarga yang taathukumdanperbedaaninimenunjukkanpenyebab-penyebabbiologisdaritindakankriminal
Seorang yang terlahirkriminalbisadiidentifikasidengankepemilikan “stigmata” tertentu yang terlihat—sebagaicontoh, ketidaksimetrisanwajahataukepala, telinga yang lebarsepertitelingakera, bibir yang lebar, dagu yang mundur, hidung yang memelintir, tulangpipi yang menonjol, tangan yang panjang, kerutankulit yang menonjol, danjari-jemariataujempol yang besar.
Lelakidengan lima ataulebihdarianomalifisikiniditandaisebagaiseorang yang terlahirkriminal. Pelakukriminalwanitajugaterlahirkriminal, tetapiwanitabisadikenalidengansedikitnyatigaanomali.
Seorangterlahirkriminaladalahsuatu “atavism”. Lombroso memberiteori, sebuahkemunduranpadasebuahtahapanawalevolusimanusia.,[object Object]
GORING MENEMUKAN PERBEDAAN STATISTIK YANG SIGNIFIKAN (MESKIPUN SEMENTARA MENGONTROLNYA DALAM KELAS SOSIAL DAN USIA) ANTARA PARA TAHANAN DAN MASYARAKAT SIPIL DALAM DUA KARAKTERISTIK: Bentuktubuhdanberatbadan. Duaorangtahanandalamstudinyalebihpendekdankurusdaripadarakyatsipil. Merekajugadicap (olehkesanparapenelitidaripadamelaluites IQ) lebihbersifatmemilikikecerdasanrendah. Goring mengambilpenemuaninisebagaibuktibahwaparakriminalmenderitapembawaandarikedua “kekuranganfisik” dan “kekuranganintelejensia”. Diakemudianmenambahkankaraktermelekat “kecacatan moral” untukmenyertakanpararesidivissebagaimereka yang tidakmemunculkancacatfisikmaupun mental. Dengansatudan lain hal, diamenyimpulkan, semuapelanggarmemilikiwatakrendah yang melekatbersifatumumdibandingwarga yang taathukum.
Hootenmengadakanstuditerperincipada 17.000 subyekpadabeberapanegara. Studinyamelibatkanukuran-ukuran yang telitipadakarakterfisikpadapenghunipenjara-penjara, tempat-tempatpembinaan, penjara-penjarawilayah, danfasilitas-fasilitaspemulihanlainnya. Menggunakanukuran-ukuran yang memilikikarakteristiksamapadaanak-anakkuliahan, pasien-pasienrumahsakit, pasien-pasien mental, pemadamkebakaran, danpolisi Perbandingandariparatahanandansipilinidibuatdengansatuperluasantipologipadakelompokrasialdankebangsaandanberkenaandengantipologi lain daripelanggarankriminal. Meskipundiamemasukkan “pemungutanunsursosiologis” terhadapparatahanan, Hootenmenyimpulkanbahwafaktor-faktorsosiologistidaklahpenting, karenakriminalsecaramendasaradalah “sifatrendahorganis”. Ahli antropologi Amerika E.A Hooten dalam karyanya Crime and the Man (1939) menyerang metode Goring dan kesimpulannya
Kritik Terhadap Karya Hooten: Perbedaan-perbedaan yang diatemukanantaraparatahanandan yang bukantahanansesungguhnyasangatsedikit. Diatidakmemperhitungkanfaktabahwasampelmasyarakatsipilnyatermasukdidalamnyasebuahproporsibesardaripemadamkebakarandanpolisi yang telahterseleksiuntukpekerjaanmerekaberdasarkanukurandankualitasfisik. Sebagaitambahan, adalebihbanyakvariasiantarasesamatahanandibandingkanantaratahanandengansipil. Hootenmemulaidenganasumsikenistaanbiologisdariparakriminaldanhanyamenginterpretasikanperbedaan-perbedaanantaraparatahanandansipil (mis. kening, suara, rahang, warnamata, alis, tatto, dantelinga) sebagairujukanatasinferioritas. KesimpulanHootenbahwaparakriminalsecarabiologis inferior dariwargataathukumsecarajelasmerupakanalurpenjelasan yang tautologis (Vold, 1958:62-63); olehkarenanya, inisebuahpenakdirandenganmengasumsikandengan yang bagaimanadiadimulai. Tidakterdapatkemungkinanuntukmemfalsifikasiteorinya, yang telahbenarkarenadiatelahmengasumsikannyasebagaibenar.
Gagasan Lombroso atasinferioritaskriminaljugaditemukandalamteori-teorikelemahpikiran, ciri-cirikriminalwarisan, ketidakseimbangankelenjarendokrin, dantipetubuh, selamadalamberbagaipenjelasanserupa yang berkembangpadaakhirabadkesembilanbelasdanawalabadkeduabelas (lihatVolddan Bernard, 1985; Shoemaker, 1990).
Faktor-faktorsosialdan non-biologisterkadangditanggapiolehparateoritisibiologiawaltersebut, namunfaktor-faktorlingkunganterlihatsebagaiinsidentalketikadibandingkanpadanasibtertentudaritipekriminalfisik. Dalamsemuateori-teoritersebutdalilintiadalahparakriminal, sekalipun yang paling berbahaya, terlahirsecaraalamidaripadaterlahirkarenadidikan. Para kriminaltidaksecarasederhanadibedakandariorangbiasa, telahdiusulkan, merekasecarakarakterberbedadengansebuahkekuranganataucacatbiologis yang sebelumnyatelahmenentukankarakterkriminalmereka (Rafter, 1992).
Mengakui Kelemahan dari Teori-Teori Biologis Awal
C.Ray Jeffery (1979; 1980) danparapendukung modern lain dariteoribiologiskejahatan mengklaimbahwameskipundalammasa-masalaluteori-teoritersebuttidaksepenuhnyadiabaikan, tetapidiperlakukansebagaisebuahsubyektabudansecarasistematisditekanolehpikirantertutup, parapakarkriminologi yang berorientasisosiologi.
Alasanutamapenolakanpadateori-teoribiologisawaliniadalahkarenateori-teoritersebuttampaktidakstabil, tidaklogisatausalah. Terkadangdiiringidengantes-tesempirisdanseringkalidisertakansecarasederhana, gagasan-gagasanberbaurasisdanseksualsecaramudahdihancurkandibawahketelitian.
Teori-teori biologi awal ditolak karena: Penyesalansejarahpadaperspektifinipadaratusantahunterakhir (yang dengannya) klaim-klaim yang berlebihan, buktiempiris yang kurang, kenaifan, kelemahan yang nyata, danpernyataanataupengimbasanpadakekuranganberifatrasialdanetnis… (Dinitz, 1977: 31)
“KriminologiBiologis” padaakhirnyadidiskreditkankarenapenemuannyasecaraluastidaklahsaintifik, simplistik, dantidakbersebab. Faktor-faktorbiologissecara global tertolaksecarahakikipadaketidakmampuanparapakarteoriuntukmemfaktakanpenjelasanrasionaluntukpengembangandarikarakterkriminal (Fishbein, 1990).
XYY: The Super-Male Criminal
PenemuandalambeberapastudibahwaproporsidaripriaXYYdalampopulasipenjara (dari 1 ke 3%) lebihtinggidaripopulasipriasecaraumum (kurangdari 1%) diterimasebagaibukti yang takdapatdibantahbahwakeabnormalankromosominiadalahsebuahkasussignifikan yang menyebabkanwatakkriminal (Taylor, 1984).
HanyadalamproporsikecildaripriaXYYterlibatdalamkejahatandalamsegalabentuk, dansecarasederhanatidakterdapatbuktibahwasindromXYYadalahpenyebabspesifikdariberbagaiwatakkriminal. MeskidukunganmoyoritaskontemporerdaripenjelasanbiologisataskejahatanmenolakteoriXYYsebagaisecarasaintifiktidak valid.
Teori-Teori Biologis Modern tentang Kriminal dan Tindak Kejahatan
Tekanandalamteoribiologitelahbergerakdarispekulasiatas stigmata fisikdan makeup konstitusionaldariterlahirkriminalmenujukestudi yang lebihberhati-hatipadakajian gen-gen, otak, sistem-sistempusatdanotonomissyaraf, nutrisi, keseimbangan hormonal (priadanwanita), metabolisme, tingkat-tingkatpemaksaanpsikologis, danprosespembelajaranbiologis.
Hampirsetiapparateoris modern mengklaimbahwamerekatidakmemilikihasratuntukmengorekdebat yang sudahtua, tanpamaknaatas natural melawan nurture atauuntukmembangkitkankembaliteori Lombroso atasteoriterlahirkriminal (Gove dan Carpenter, 1982).
Watakkriminalmerupakansimpulandariinteraksibiologis, watak, danlingkungan. C.Ray Jeffery (1977; 1979)
IQ, Fungsionalisasi Mental, dan Tindak Kejahatan
Teoribahwamereka yang melanggarkejahatanadalahlemahdalampikiranataumenderitaketidaksesuaiandalam “ketidakmampuanbelajar” memilikidukunganempiris (Murray, 1976). penelitiantelahsecarakonsistenmenemukansebuahkelemahanuntukmenengahikorelasinegatifantara IQ (intelligence quotient) danwatakmelanggar, yang tidakmengurangiketikakelas, ras, danfaktor-faktorlainnyadikontrol (Gordon, 1987).
HirschidanHindelang (1977) mengargumenkanbahwahubunganantara IQ danpelanggaranadalahsesuatu yang tidaklangsung, yang manarendahnyakecerdasaanmemberiefeknegatifpadaperformasekolahdantambahannya, yang padagilirannyameningkatkankemungkinanpelanggaran. Gordon (1987) meyakinibahwates-tes IQ secaraakuratmengetuksebuahfaktor “g” yang mendasaridarikecerdasanbawaan, yang ditakardarirefleksisederhanaprestasisekolah.
Terrie Moffitt dkk. (Moffitt et.al., 1994) telahmengusulkansebuah model neuropsikologikaldaripelanggaranolehpria (memberiargumenbahwahaltersebuttidakditerapkanpadawanita yang melanggar) yang melampaui IQ untukberkaitandenganaspek-aspek lain darifungsi mental, sepertikemampuan verbal, integrasi visual-motorik, dankelenturan mental. Para penelitimelaporkanbeberapapendukungbagi model bagipelanggaranpelapor-pribadidanpelanggaranresmi. Namun, pelanggaranpadausia 15 dan 18 secarakonsistenberhubunganhanyapadakemampuan verbal danmemoripadausia 13. Taksatupundarineuropsikologikalmengukurpadausia 13 merupakanprediksi yang tepatuntukpelanggaran yang dilakukankemudian.
Tertosterone dan Agresifitas Kriminal
Beberapapenelititelahmenunjukkanpadahubunganantaratingkattestosteron (hormonpria) danwatak anti-sosialdanagresif. (Booth dan Osgood, 1993). Penelitiantelahmenemukansecarastatistikhubungansignifikan, tapi, kecualiuntukpenemuan yang takmengejutkanbahwatingkattestosteronberasosiasidenganpeningkatanaktivitasseks (hubungannyatampakmelemah) (Udry, 1988),
“kitamemilikibuktikuatbahwaadahubunganantaratingkattestosterondanpenyimpanganorangdewasa. Hubungantersebutcukupkuatsebagaiperhatiansubstantif, tetapitidakbegitukuatbahwatestosteronlayakmenjadipenentuutamadaripenyimpanganpadaorangdewasa” (Booth dan Osgood, 1993).
Teori Mednick atas Kecenderungan Kriminal Turunan
Teoriinimenjelaskan, pun tidakolehfaktorgenetis yang secaralangsungmenyebabkanwatak; lebihkarena, seseorangmewarisisebuahkelemahan yang lebihbesaruntukmengalahpadalingkungancriminogenicatauuntukberadaptasikepadalingkungan normal dengancaramenyimpang. Bahwaindividu yang lemahmewarisisebuah autonomic nervous system (ANS) yang lebihlambatuntukmembangkitkanataumereaksikansuatu stimulus. Seseorang yang dibangkitkansecaraperlahanberpotensibelajaruntukmengontrolagresivitasatauwatak anti-sosialsecaralebihlambatatautidaksamasekali. Olehkarenanya, merekaberadapadaresikolebihbesaruntukmenjadipelanggarhukum (Mednick, 1977).
Mereka yang tinggalhanyadenganorangtua yang kriminilakanmemilikiwatak yang lebihserupadarimereka yang hanyadibesarkanolehorangtuakriminaladopsinya yang telahdihukumkarenapelanggaran. Tingkat yang lebihtinggidarihukumanditemukanantaraorang-orang yang orangtuabiologisdanadopsinyapernahdihukumkarenatindakkriminal (Mednick et. al., 1984).
Gottfredson dan Hirschi (1990: 47-63) telah memberikan poin pada cacat-cacat serius pada penelitian Mednick: Perbedaan-perbedaanantaraefekkriminalitasdari ayah biologisdanadopsiditemukandalamkajian Copenhagen, sedangkandalamtujuan yang diharapkan, tidaksignifikansecarastatistik. Studi Denmark yang lebihluasmeningkatdarikriminalitas ayah secaraeksklusifkepadacatatankriminaldariorangtua (baikibu, ayah, ataukeduanya). Ketikadisadarisecaraterpisahpadastudikedua, pengaruhkriminalitasibubiologislebihkuatdaripengaruhkriminalitas ayah. Mednickmengaitkansemuasubyek yang samadari Copenhagen kepadasampel yang lebihluasdari Denmark.
Akibatdarikriminalitasorangtuabiologisditemukanpadastudi Denmark, yang secarastatistiksignifikankarenaadanyajumlah sample yang lebihbesar, yang sebenarnyalebihsedikitdibandingkanakibat-akibat yang ditemukandistudi Copenhagen. KetikaGottfredsondanHirschilebihlanjutmembuangsampel Copenhagen (untukmenghilangkankontaminasisampel) danmenganalisa data hanyadarisampel Denmark yang lebihluas, merekatidakmenemukanhubungansignifikanantarakriminalitasanakdanorangtuabiologis.
Denganukurankuantitatifdengantaraftertentusatudarikembartersebutdibandingkandengankembarannya. variabelbiologisdanlingkunganterkadangditerapkansecaralangsung. Sebagiandiatributkanpadafaktor-faktorbiologisdenganasumsibahwalingkunganmerekaberbeda. Anak-anak yang tumbuhbersamaselaludiasumsikanmemilikilingkungan yang sama pula. “concordance”: penelitian terhadap anak kembar
VALIDASI EMPIRIS TEORI BIOLOGIS ATAS WATAK KRIMINAL
Sejumlahbesardaricacatmetodologidanpembatasannyadalampenelitiansemestinyamembuatsuatupenyebabandalammenggambarkanberbagaikesimpulankausalpadatitiktersebutpadasatusaat. Review kitamembimbingkitakepadakesimpulan yang takterelakkanbahwapenelitiangenetikaterkinipadakriminaltelahdidesainsecarakurang, dilaporkansecaraambigu, danbanyaknyakelemahandalammendefinisikanisu-isu yang relevan.  (Walters dan White, 1989:478)
TEORI PSIKOANALISA

Contenu connexe

Tendances

Pelasar Fonetik enggau Fonologi dalam Jaku Iban
Pelasar Fonetik enggau Fonologi dalam Jaku IbanPelasar Fonetik enggau Fonologi dalam Jaku Iban
Pelasar Fonetik enggau Fonologi dalam Jaku IbanJata Salih
 
P. 6 tipologi korban
P. 6 tipologi korbanP. 6 tipologi korban
P. 6 tipologi korbanyudikrismen1
 
Kejahatan Terhadap Harta Benda (Hukum Pidana)
Kejahatan Terhadap Harta Benda (Hukum Pidana)Kejahatan Terhadap Harta Benda (Hukum Pidana)
Kejahatan Terhadap Harta Benda (Hukum Pidana)Ayu Sulastri
 
Pansik Senentang Standardisasyen Jaku Iban
Pansik Senentang Standardisasyen Jaku IbanPansik Senentang Standardisasyen Jaku Iban
Pansik Senentang Standardisasyen Jaku IbanErica Leenya
 
Hukum perdata internasional - Sejarah perkembangan hukum perdata internasiona...
Hukum perdata internasional - Sejarah perkembangan hukum perdata internasiona...Hukum perdata internasional - Sejarah perkembangan hukum perdata internasiona...
Hukum perdata internasional - Sejarah perkembangan hukum perdata internasiona...Idik Saeful Bahri
 
pertanggung jawaban pidana
pertanggung jawaban pidanapertanggung jawaban pidana
pertanggung jawaban pidanaRatri nia
 
MAKALAH TA'ZIR FIQH JINAYAH PIDANA ISLAM
MAKALAH TA'ZIR FIQH JINAYAH PIDANA ISLAMMAKALAH TA'ZIR FIQH JINAYAH PIDANA ISLAM
MAKALAH TA'ZIR FIQH JINAYAH PIDANA ISLAMDian Oktavia
 
5.surat perintah penyidikan
5.surat perintah penyidikan5.surat perintah penyidikan
5.surat perintah penyidikanDimas Suprayogi
 
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...Idik Saeful Bahri
 
Istilah definisi-dan-karakteristik-hukum-internasional
Istilah definisi-dan-karakteristik-hukum-internasionalIstilah definisi-dan-karakteristik-hukum-internasional
Istilah definisi-dan-karakteristik-hukum-internasionalAnastasia Sevenfold
 
Peta minda 3 (teori pemerolehan bahasa)
Peta minda 3 (teori pemerolehan bahasa)Peta minda 3 (teori pemerolehan bahasa)
Peta minda 3 (teori pemerolehan bahasa)Rafiza Diy
 
Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...
Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...
Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...Idik Saeful Bahri
 
Modul Tempalai Linguistik
Modul Tempalai LinguistikModul Tempalai Linguistik
Modul Tempalai LinguistikJata Salih
 
Stelsel pemidanaan
Stelsel pemidanaanStelsel pemidanaan
Stelsel pemidanaanSigit Riono
 

Tendances (20)

Pelasar Fonetik enggau Fonologi dalam Jaku Iban
Pelasar Fonetik enggau Fonologi dalam Jaku IbanPelasar Fonetik enggau Fonologi dalam Jaku Iban
Pelasar Fonetik enggau Fonologi dalam Jaku Iban
 
P. 6 tipologi korban
P. 6 tipologi korbanP. 6 tipologi korban
P. 6 tipologi korban
 
Kejahatan Terhadap Harta Benda (Hukum Pidana)
Kejahatan Terhadap Harta Benda (Hukum Pidana)Kejahatan Terhadap Harta Benda (Hukum Pidana)
Kejahatan Terhadap Harta Benda (Hukum Pidana)
 
Pansik Senentang Standardisasyen Jaku Iban
Pansik Senentang Standardisasyen Jaku IbanPansik Senentang Standardisasyen Jaku Iban
Pansik Senentang Standardisasyen Jaku Iban
 
Fikih jinayah
Fikih jinayahFikih jinayah
Fikih jinayah
 
Hukum perdata internasional - Sejarah perkembangan hukum perdata internasiona...
Hukum perdata internasional - Sejarah perkembangan hukum perdata internasiona...Hukum perdata internasional - Sejarah perkembangan hukum perdata internasiona...
Hukum perdata internasional - Sejarah perkembangan hukum perdata internasiona...
 
pertanggung jawaban pidana
pertanggung jawaban pidanapertanggung jawaban pidana
pertanggung jawaban pidana
 
PRINSIP KESANTUNAN
PRINSIP KESANTUNANPRINSIP KESANTUNAN
PRINSIP KESANTUNAN
 
MAKALAH TA'ZIR FIQH JINAYAH PIDANA ISLAM
MAKALAH TA'ZIR FIQH JINAYAH PIDANA ISLAMMAKALAH TA'ZIR FIQH JINAYAH PIDANA ISLAM
MAKALAH TA'ZIR FIQH JINAYAH PIDANA ISLAM
 
Kriminologi
KriminologiKriminologi
Kriminologi
 
5.surat perintah penyidikan
5.surat perintah penyidikan5.surat perintah penyidikan
5.surat perintah penyidikan
 
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...
 
Istilah definisi-dan-karakteristik-hukum-internasional
Istilah definisi-dan-karakteristik-hukum-internasionalIstilah definisi-dan-karakteristik-hukum-internasional
Istilah definisi-dan-karakteristik-hukum-internasional
 
Legal drafting
Legal draftingLegal drafting
Legal drafting
 
Peta minda 3 (teori pemerolehan bahasa)
Peta minda 3 (teori pemerolehan bahasa)Peta minda 3 (teori pemerolehan bahasa)
Peta minda 3 (teori pemerolehan bahasa)
 
Bab 11 perbarengan
Bab 11   perbarenganBab 11   perbarengan
Bab 11 perbarengan
 
Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...
Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...
Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...
 
Modul Tempalai Linguistik
Modul Tempalai LinguistikModul Tempalai Linguistik
Modul Tempalai Linguistik
 
Stelsel pemidanaan
Stelsel pemidanaanStelsel pemidanaan
Stelsel pemidanaan
 
Materi kuliah Antropologi Hukum
Materi kuliah Antropologi HukumMateri kuliah Antropologi Hukum
Materi kuliah Antropologi Hukum
 

Similaire à HUBUNGAN

Kriminologi Tugas Teori2 Sebab Kejahatan
Kriminologi Tugas Teori2 Sebab KejahatanKriminologi Tugas Teori2 Sebab Kejahatan
Kriminologi Tugas Teori2 Sebab KejahatanFenti Anita Sari
 
PPT-10. Konformitas Penyimpangan Kejahatan (Bag. 2).pptx
PPT-10. Konformitas Penyimpangan  Kejahatan (Bag. 2).pptxPPT-10. Konformitas Penyimpangan  Kejahatan (Bag. 2).pptx
PPT-10. Konformitas Penyimpangan Kejahatan (Bag. 2).pptxhumasunis
 
bahan ajar KRIMINOLOGI dan materi untuk mengetahui apa itu kriminologi
bahan ajar KRIMINOLOGI dan materi untuk mengetahui apa itu kriminologibahan ajar KRIMINOLOGI dan materi untuk mengetahui apa itu kriminologi
bahan ajar KRIMINOLOGI dan materi untuk mengetahui apa itu kriminologiRobyJuniawan
 
Pengertian & obyek kajian kriminologi
Pengertian & obyek kajian kriminologiPengertian & obyek kajian kriminologi
Pengertian & obyek kajian kriminologiRifan Adriansyah
 
Rangkuman(1)
Rangkuman(1)Rangkuman(1)
Rangkuman(1)cleo2013
 
Soal mid biologi
Soal mid biologiSoal mid biologi
Soal mid biologiRyu Lee
 
Buku_Pengantar_KRIMINOLOGI (1).pdf
Buku_Pengantar_KRIMINOLOGI (1).pdfBuku_Pengantar_KRIMINOLOGI (1).pdf
Buku_Pengantar_KRIMINOLOGI (1).pdfBUMIManilapai1
 
Ruang Lingkup Biologi Ismail
Ruang Lingkup Biologi IsmailRuang Lingkup Biologi Ismail
Ruang Lingkup Biologi Ismailismail fizh
 
Antropologi hukum (Piyantoro PPT)
Antropologi hukum (Piyantoro PPT)Antropologi hukum (Piyantoro PPT)
Antropologi hukum (Piyantoro PPT)Belum Kerja
 

Similaire à HUBUNGAN (17)

Kriminologi Tugas Teori2 Sebab Kejahatan
Kriminologi Tugas Teori2 Sebab KejahatanKriminologi Tugas Teori2 Sebab Kejahatan
Kriminologi Tugas Teori2 Sebab Kejahatan
 
PPT-10. Konformitas Penyimpangan Kejahatan (Bag. 2).pptx
PPT-10. Konformitas Penyimpangan  Kejahatan (Bag. 2).pptxPPT-10. Konformitas Penyimpangan  Kejahatan (Bag. 2).pptx
PPT-10. Konformitas Penyimpangan Kejahatan (Bag. 2).pptx
 
bahan ajar KRIMINOLOGI dan materi untuk mengetahui apa itu kriminologi
bahan ajar KRIMINOLOGI dan materi untuk mengetahui apa itu kriminologibahan ajar KRIMINOLOGI dan materi untuk mengetahui apa itu kriminologi
bahan ajar KRIMINOLOGI dan materi untuk mengetahui apa itu kriminologi
 
Pengertian & obyek kajian kriminologi
Pengertian & obyek kajian kriminologiPengertian & obyek kajian kriminologi
Pengertian & obyek kajian kriminologi
 
Rangkuman(1)
Rangkuman(1)Rangkuman(1)
Rangkuman(1)
 
Kriminologi
KriminologiKriminologi
Kriminologi
 
Soal mid biologi
Soal mid biologiSoal mid biologi
Soal mid biologi
 
Kriminologi
KriminologiKriminologi
Kriminologi
 
Sosiologi
SosiologiSosiologi
Sosiologi
 
EVOLUSI BIOLOGI - 3 SMA
EVOLUSI BIOLOGI - 3 SMAEVOLUSI BIOLOGI - 3 SMA
EVOLUSI BIOLOGI - 3 SMA
 
Metode ilmiah
Metode ilmiahMetode ilmiah
Metode ilmiah
 
Buku_Pengantar_KRIMINOLOGI (1).pdf
Buku_Pengantar_KRIMINOLOGI (1).pdfBuku_Pengantar_KRIMINOLOGI (1).pdf
Buku_Pengantar_KRIMINOLOGI (1).pdf
 
Ruang Lingkup Biologi Ismail
Ruang Lingkup Biologi IsmailRuang Lingkup Biologi Ismail
Ruang Lingkup Biologi Ismail
 
Antropologi hukum (Piyantoro PPT)
Antropologi hukum (Piyantoro PPT)Antropologi hukum (Piyantoro PPT)
Antropologi hukum (Piyantoro PPT)
 
Sosiologi Korupsi.ppt
Sosiologi Korupsi.pptSosiologi Korupsi.ppt
Sosiologi Korupsi.ppt
 
Biopsikologi.pptx
Biopsikologi.pptxBiopsikologi.pptx
Biopsikologi.pptx
 
Pertemuan ke-4.pptx
Pertemuan ke-4.pptxPertemuan ke-4.pptx
Pertemuan ke-4.pptx
 

HUBUNGAN