SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  40
Fakultas Ekonomi Prodi Akuntansi

Pengentasan Kemiskinan dan
Pemberdayaan Masyarakat
Subianto, SE

Universitas Musi Rawas
Kondisi Kemiskinan
• Kemiskinan selalu menjadi momok bagi
perekonomian dunia, termasuk Indonesia
• Data 1990 – 2010 menunjukkan ada korelasi positif
antara laju pertumbuhan dan tingkat kesenjangan
ekonomi
• Semakin tinggi pertumbuhan PDB/pendapatan
perkapita, semakin besar perbedaan sikaya dengan
simiskin
• Dulu hampir semua penduduk Indonesia hidup
miskin (share poverty), sedangkan sekarang kemiskinan
terjadi di tengah masyarakat modern dan
berkelimpahan (affluent society)
Universitas Musi Rawas
Beberapa Indikator Kesenjangan dan
Kemiskinan
• Indikator Kesenjangan
– Ada sejumlah cara untuk mengukur tingkat
kesenjangan dalam distribusi pendapatan yang
dibagi ke dalam dua kelompok pendekatan, yakni
• axiomatic dan
• stochastic dominance.
– Yang sering digunakan dalam literatur adalah dari
kelompok pendekatan pertama dengan tiga alat
ukur, yaitu
• the generalized entropy (GE),
• ukuran atkinson, dan
• koefisien gini
• Yang paling sering dipakai adalah koefisien gini.
• Nilai koefisien gini berada pada selang 0 sampai
dengan 1.
• Bila 0 : kemerataan sempurna (setiap orang mendapat
porsi yang sama dari pendapatan) dan
• Bila 1 : ketidakmerataan yang sempurna dalam
pembagian pendapatan.
• Ketimpangan dikatakan sangat tinggi apabilai nilai
koefisien gini berkisar antara 0,71-1,0. Ketimpangan
tinggi dengan nilai koefisien gini 0,5-0,7.
Ketimpangan sedang dengan nilai gini antara 0,360,49, dan ketimpangan dikatakan rendah dengan
koefisien gini antara 0,2-0,35.
• Indikator Kemiskinan
– Batas garis kemiskinan yang digunakan setiap negara
ternyata berbeda-beda. Ini disebabkan karena adanya
perbedaan lokasi dan standar kebutuhan hidup.
– Badan Pusat Statistik (BPS) menggunakan batas miskin
dari besarnya rupiah yang dibelanjakan per kapita sebulan
untuk memenuhi kebutuhan minimum makanan dan
bukan makanan (BPS, 1994). Untuk kebutuhan minimum
makanan digunakan patokan 2.100 kalori per hari.
The Vicious Circle of Poverty
Kekurangan
Modal

Investasi Rendah

Tabungan Rendah

Produktivitas
Rendah

Pendapatan
Rendah

Universitas Musi Rawas
Indikator Kemiskinan
• Terdapat beberapa indikator
kemiskinan yang biasa digunakan,
yaitu indikator:
–
–
–
–

Kemiskinan relatif
Kemiskinan absolut
Kemiskinan kultural, dan
Kemiskinan struktural

Universitas Musi Rawas
Kemiskinan Relatif
• Seseorang dikatakan berada dalam
kelompok kemiskinan relatif, jika
pendapatannya berada di bawah pendapatan
di sekitarnya, atau dalam kelompok
masyarakat tersebut, ia berada di lapisan
paling bawah.
• Bisa jadi meskipun pendapatannya cukup
untuk memenuhi kebutuhan pokok, namun
karena dibanding masyarakat di sekitarnya,
pendapatannya dinilai rendah, ia termasuk
miskin.
• Amerika Serikat menggunakan indikator
kemiskinan semacam ini.
Universitas Musi Rawas
Kemiskinan Absolut
• Dilihat dari kemampuan pendapatan
untuk memenuhi kebutuhan pokok
(sandang, pangan, pemukiman,
pendidikan dan kesehatan).
• Jika pendapatan seseorang di bawah
pendapatan minimal untuk memenuhi
kebutuhan pokok, maka ia disebut
miskin.
• Indonesia menggunakan indikator
kemiskinan jenis ini.
Universitas Musi Rawas
Kemiskinan Kultural
• Dikaitkan dengan budaya masyarakat
yang “menerima” kemiskinan yang
terjadi pada dirinya, bahkan tidak
merespons usaha-usaha pihak lain
yang membantunya keluar dari
kemiskinan tersebut.

Universitas Musi Rawas
Kemiskinan Struktural
• Kemiskinan yang disebabkan struktur
dan sistem ekonomi yang timpang dan
tidak berpihak pada si miskin,
sehingga memunculkan masalahmasalah struktural ekonomi yang
makin meminggirkan peranan orang
miskin.

Universitas Musi Rawas
Garis Kemiskinan (Poverty Line)
• Badan Pusat Statistik (BPS) mengukur garis
kemiskinan dengan pendekatan konsumsi
sejalan dengan pendekatan Bank Dunia.
• Garis kemiskinan tersebut diukur dari
kemampuan membeli bahan makanan
ekuivalen dengan 2100 kalori per kapita per
hari dan biaya untuk memperoleh
kebutuhan minimal akan barang/jasa,
pakaian, perumahan, kesehatan,
transportasi, dan pendidikan.
Universitas Musi Rawas
Garis Kemiskinan VV. Bhanoji Rao
• Rao menghitung garis kemiskinan
dengan memperhitungkan kebutuhan
kalori per hari minimum yang
diperlukan seseorang untuk hidup
layak sebagai dasar, kemudian
diambah lagi dengan keperluan untuk
kehidupan dasar yang sifatnya sosial,
misalnya untuk pemeliharaan
kesehatan, sekolah, dsb.
Universitas Musi Rawas
Indikator Kemiskinan Prof Sayoga
• Dibedakan antara daerah perkotaan
dan pedesaan.
• Garis kemiskinan untuk pedesaan
setara dengan 240 kg beras per kapita
per tahun, sedangkan untuk perkotaan
setara dengan 360 kg beras per kapita
per tahun.
• Garis kemiskinan ditetapkan setelah
survei di seluruh Indonesia pada 1973.
Universitas Musi Rawas
Pergeseran Pengertian Kemiskinan
• Pergerseran pengertian kemiskinan
dengan tidak melihat aspek
pendapatan dan konsumsi saja, tetapi
juga melihat masalah ketergantungan,
harga diri, kontinuitas pendapatan dsb.

Universitas Musi Rawas
SMERU
• Mengartikan kemiskinan dengan melihat
berbagai dimensi:
– Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan
konsumsi dasar (sandang, pangan, papan);
– Tidak adanya akses terhadap kebutuhan hidup
dasar lainnya (kesehatan, pendidikan, sanitasi,
air bersih, dan transportasi)
– Tidak adanya jaminan masa depan (karena tidak
adanya investasi untuk pendidikan dan keluarga)
– Kerentanan terhadap goncangan yang bersifat
individual maupun massal.
Universitas Musi Rawas
SMERU-lanj.
– Rendahnya kualitas sumber daya manusia dan
keterbatasan sumber daya alam;
– Tidak dilibatkan dalam kegiatan sosial
masyarakat;
– Tidak adanya akses terhadap lapangan kerja dan
mata pencaharian yang berkesinambungan;
– Ketidakmampuan berusaha karena cacat fisik
maupun mental;
– Ketidakmampuan dan ketidakberuntungan
sosial (anak-anak terlantar, wanita korban
kekerasan rumah tangga, janda miskin,
kelompok marjinal dan terpencil)
Universitas Musi Rawas
Kemiskinan di Indonesia
•

Tingkat kemiskinan mutlak menurun drastis dalam dua dasawarsa
sebelum krisis ekonomi 1997;
 Jumlah penduduk miskin pada 1976 mencapai 54,2 juta jiwa
(40,1 %),
 menurun menjadi 40,6 juta jiwa (26,9 %) pada tahun 1981,
 35 juta jiwa (21,64 %) pada tahun 1984,
 27,2 juta jiwa (15,1 %) pada tahun 1990, dan
 22,5 juta jiwa (11,3) pada 1996.
 Tahun 2012 Penduduk Miskin,
 Kota 10.507,80
 Desa 18.086,90
 Total 28.594,60

 Dalam Persentase :
 Kota : 8.60 %
 Desa : 14.70 %
 Total : 11.66 %

Universitas Musi Rawas
Sebab-sebab Struktural Kemiskinan
di Indonesia
• Ketidakmampuan mengelola sumber daya
alam secara maksimal;
• Kebijakan ekonomi yang tidak
berkomitmen terhadap penanggulangan
kemiskinan dan semata-mata mengejar
pertumbuhan ekonomi (trickle down effect
tidak bekerja)
– Kesalahan mendasar dalam asumsi
perekonomian Indonesia adalah pengangguran
dan kemiskinan hanya mungkin diatasi jika
ekonomi tumbuh minimal (misalnya) 6,5 %.
Universitas Musi Rawas
– Asumsi demikian salah, karena:
• Yang dapat mengatasi pengangguran dan
kemiskinan adalah pertumbuhan ekonomi
yang melibatkan kegiatan ekonomi rakyat
yang pelakunya adalah masyarakat miskin.
• Pengangguran dan kemiskinan adalah dua
hal berbeda. Orang yang menganggur belum
tentu miskin.

– Ilustrasi: 1 % pertumbuhan diasumsikan
mampu menampung 200.000-400.000
tenaga kerja baru, maka pertumbuhan 6.5
% hanya mampu mempekerjakan 1,3
juta-2,6 juta tenaga kerja dan tidak ada
jaminan bagi penduduk miskin yang
mencapai puluhan juta jiwa.
Universitas Musi Rawas
Beberapa Kelemahan dalam Program
Penanggulangan Kemiskinan
1)
2)
3)
4)
5)
6)

Masih berorientasi pada pertumbuhan ekonomi
makro daripada pemerataan;
Sentralisasi kebijakan daripada desentralisasi;
Lebih bersifat karitatif daripada transformatif;
Memposisikan masyarakat sebagai objek dan
bukan subjek;
Cara pandang tentang penanggulangan
kemiskinan masih berorientasi pada „charity‟
daripada „productivity‟;
Asusmsi permasalahan dan solusi kemiskinan
sering dipandang sama daripada pluralistis.
Universitas Musi Rawas
Kebijakan Pemerintah untuk
Menanggulangi Kemiskinan
• Masa Kolonial: „politik etis‟ balas budi.
• Masa Orde Baru: terkait dengan program
pembangunan nasional sejak Repelita I-V. Program
sektoral yang pernah dilaksanakan:
– BIMAS, INMAS, dan P4K (Departemen Pertanian),
– UPPKS (BKKBN),
– KUD dan Koperasi Simpan Pinjam (Departemen
Koperasi),
– UED-SP, BKD dan PKK (Departemen Dalam Negeri),
– KUBE (Departemen Sosial)
– Wajar 9 tahun (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan)
dan
– pengembangan Puskesmas (Departemen Kesehatan)
Universitas Musi Rawas
Kebijakan Pemerintah untuk
Menanggulangi Kemiskinan-lanj.
•

Mulai Repelita VI diluncurkan Inpres
Desa Tertinggal (IDT), yang meliputi:
–
–

Komponen bantuan langsung sebesar Rp 20
juta/desa sebagai dana bergulir selama 3
tahun;
Bantuan pendampingan pokmas IDT oleh
tenaga pendamping Sarjana Pendamping
Purna Waktu (SP2W);
Bantuan pembangunan sarana/prasarana

–

•

Untuk masyarakat miskin di kelurahan
tidak „tertinggal‟ diluncurkan program
Takesra/Kukesra.
Universitas Musi Rawas
Kebijakan Pemerintah untuk
Menanggulangi Kemiskinan-lanj.
• Ketika terjadi krisis ekonomi, jumlah
penduduk miskin meningkat tajam karena
merupakan gabungan dari penduduk miskin
lama dan penduduk baru yang bersifat
sementara (transient poverty).
– Untuk mengatasi masalah ini, dikeluarkan
program Jaring Pengaman Sosial (JPS), yang
dibagi dalam empat kelompok program, yaitu
JPS Departemen teknis, JPS prioritas, JPS
sektor-sektor pembangunan dan JPS monitoring
Universitas Musi Rawas
Kekurangan Program
• Tidak ada jenjang program lanjutan
sehingga kelompok yang sukses dalam
tahapan pertama susah mengembangkan
usaha selanjutnya
• Terhambatnya laju pertumbuhan karena
sistem pertanggungjawaban yang saling
mengikat
• Timing pencairan kredit yang tidak tepat
• Kurangnya integrasi dan koordinasi
program antar instansi
Universitas Musi Rawas
Paradigma Baru Pemberantasan
Kemiskinan di Indonesia
a) Penerbitan undang-undang pemberantasan
kemiskinan sehingga program
pengurangan kemiskinan lebih
diprioritaskan oleh pemerintah dan
masyarakat
b) Program pemberantasan harus bersifat
multi-sektor
c) Perencanaan dan pelaksanaan dilakukan
bersama antara masyarakat dan pemerintah
sehingga program sesuai dengan
kebutuhan masyarakat dan potensi aktual
masyarakat dapat lebih tergali.
Universitas Musi Rawas
Paradigma Baru Pemberantasan
Kemiskinan di Indonesia-lanj.
d) Masyarakat dijadikan subjek dan
bukan sekedar objek program
e) Pertanggungjawaban program tidak
saja pada pemerintah tetapi juga
pada masyarakat
f) Program yang berkesinambungan
g) Ukuran keberhasilan ditentukan
berdasarkan kemampuan masyarakat
keluar dari belenggu kemiskinan.
Universitas Musi Rawas
Pemberdayaan Masyarakat
• Menjelang pertengahan tahun 1997, beberapa saat
sebelum krisis ekonomi muncul, tingkat pendapatan
per kepala di Indonesia sudah melebihi 1000 dolar
AS, dan tingkat ini jauh lebih tinggi.
• Namun, apa artinya kalau hanya 10% saja dari jumlah
penduduk di tanah air yang menikmati 90% dari
jumlah PN. Sedangkan, sisanya 90% hanya
menikmati 10% dari PN.
• Atau kenaikan PN selama masa itu hanya dinikmati
oleh kelompok 10% tersebut, sedangkan pendapatan
dari kelompok masyarakat yang mewakili 90% dari
jumlah penduduk tidak mengalami perbaikan yang
berarti.
• Tahun 1990, Bank Dunia lewat laporannya World
Development Report on Proverty mendeklarasikan
bahwa suatu peperangan yang berhasil melawan
kemiskinan perlu dilakukan secara serentak pada tiga
front :
(i) pertumbuhan ekonomi yang luas dan padat karya yang
menciptakan kesempatan kerja dan pendapatan bagi
kelompok miskin,
(ii) pengembangan SDM (pendidikan, kesehatan, dan gizi), yang
memberi mereka kemampuan lebih baik utk memanfaatkan
kesempatan yang diciptakan oleh pertumbuhan ekonomi,
(iii) membuat suatu jaringan pengaman sosial untuk penduduk
miskin yang sama sekali tidak mampu untuk mendapatkan
keuntungan-keuntungan dari pertumbuhan ekonomi dan
perkembangan SDM akibat ketidakmampuan fisik dan
mental, bencana alam, konflik sosial, dan terisolasi secara
fisik.
Pemberdayaan
• Pemberdayan merupakan suatu penumbuhan
kemandirian melalui pemberian kekuatan atau daya
untuk mewujudkan sumberdaya manusia yang
berkualitas dan handal dengan ciri
–
–
–
–
–
–
–

mandiri ,
profesional,
berjiwa wirausaha,
mempunyai dedekasi,
etos kerja, disiplin dan
moral yang tinggi serta
berwawasan global,

• Sehingga mampu membangun usaha yang berdaya
saing tinggi menghadapi globalisasi dan liberalisasi
perekonomian dunia. (Suprapto, 2010)
Penyebab belum berdaya

Internal

Penyebab
Eksternal
Faktor Internal
Berusaha subsisten
Lahan semakin sempit
Belum Bankable
Pendidikan rendah
Kelembagaan Belum Berfungsi
Akses pasar rendah
Askses teknologi dan informasi rendah
Faktor Eksternal
Posisi tawar rendah
Produsen
Monopsoni/oligosopsoni*
Dukungan lembaga keuangan
rendah
Pungutan liar masih tinggi,
high cost

Tidak ada penjamin resiko
• Pengertian Pemberdayaan Masyarakat sebenarnya
mengacu pada kata “Empowerment”, yaitu sebagai
upaya mengaktualisasikan potensi yang sudah dimiliki
oleh masyarakat.
• Jadi pendekatan pemberdayaan masyarakat dalam
pengembangan masyarakat nelayan adalah penekanan
pada pentingnya masyarakat lokal yang mandiri
sebagai suatu sistem yang mengorganisir diri mereka
sendiri.
• Pendekatan pemberdayaan masyarakat yang demikian
tentunya diharapkan memberikan peranan kepada
individu bukan sebagai obyek, tetapi sebagai pelaku
atau aktor yang menentukan hidup mereka sendiri.
• Pendekataan pemberdayaan masyarakat yang berpusat
pada manusia (people centered development)
melandasi wawasan pengelolaan sumber daya lokal,
yang merupakan mekanisme perencanaan yang
menekankan pada teknologi pembelajaran sosial dan
strategi perumusan program.
• Tujuan yang ingin dicapai adalah untuk meningkatkan
kemampuan masyarakat dalam mengaktualisasikan
dirinya.
• Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
keberdayaan masyarakat terletak pada proses
pengambilan keputusan sendiri untuk
mengembangkan pilihan-pilihan adaptasi terhadap
perubahan lingkungan dan sosial.
Fakultas Ekonomi Prodi Akuntansi

SEKIAN
Terima Kasih

Universitas Musi Rawas

Contenu connexe

Tendances

M2. sejarah perekonomian indonesia
M2. sejarah perekonomian indonesiaM2. sejarah perekonomian indonesia
M2. sejarah perekonomian indonesia
erlina na
 
Kemiskinan, ketimpangan, dan pembangunan
Kemiskinan, ketimpangan, dan pembangunanKemiskinan, ketimpangan, dan pembangunan
Kemiskinan, ketimpangan, dan pembangunan
Arief Anzarullah
 
Teori Pertumbuhan Ekonomi
Teori Pertumbuhan EkonomiTeori Pertumbuhan Ekonomi
Teori Pertumbuhan Ekonomi
msahuleka
 

Tendances (20)

Ppt pemberdayaan masyarakat 2014 ss w (2)
Ppt pemberdayaan masyarakat 2014 ss w (2)Ppt pemberdayaan masyarakat 2014 ss w (2)
Ppt pemberdayaan masyarakat 2014 ss w (2)
 
Distribusi pendapatan
Distribusi pendapatanDistribusi pendapatan
Distribusi pendapatan
 
Teori teori ekonomi regional
Teori teori ekonomi regionalTeori teori ekonomi regional
Teori teori ekonomi regional
 
Contoh Penerapan Agenda Setting & Perumusan Kebijakan
Contoh Penerapan Agenda Setting & Perumusan KebijakanContoh Penerapan Agenda Setting & Perumusan Kebijakan
Contoh Penerapan Agenda Setting & Perumusan Kebijakan
 
Organizational Diagnostic
Organizational DiagnosticOrganizational Diagnostic
Organizational Diagnostic
 
Partisipasi masyarakat
Partisipasi masyarakatPartisipasi masyarakat
Partisipasi masyarakat
 
Pengangguran
PengangguranPengangguran
Pengangguran
 
Usaha kecil menengah (ukm) materi 10
Usaha kecil menengah (ukm) materi 10Usaha kecil menengah (ukm) materi 10
Usaha kecil menengah (ukm) materi 10
 
Pengembangan ekonomi lokal untuk meningkatkan daya saing daerah di era revol...
Pengembangan ekonomi lokal untuk meningkatkan daya saing  daerah di era revol...Pengembangan ekonomi lokal untuk meningkatkan daya saing  daerah di era revol...
Pengembangan ekonomi lokal untuk meningkatkan daya saing daerah di era revol...
 
Penerapan teori perencanaan dan pembangunan negara berkembang
Penerapan teori perencanaan dan pembangunan negara berkembangPenerapan teori perencanaan dan pembangunan negara berkembang
Penerapan teori perencanaan dan pembangunan negara berkembang
 
Sektor informal (Pengantar Studi Kependudukan)
Sektor informal (Pengantar Studi Kependudukan)Sektor informal (Pengantar Studi Kependudukan)
Sektor informal (Pengantar Studi Kependudukan)
 
Pemberdayaan Masyarakat Desa
Pemberdayaan Masyarakat DesaPemberdayaan Masyarakat Desa
Pemberdayaan Masyarakat Desa
 
M2. sejarah perekonomian indonesia
M2. sejarah perekonomian indonesiaM2. sejarah perekonomian indonesia
M2. sejarah perekonomian indonesia
 
Kemiskinan, ketimpangan, dan pembangunan
Kemiskinan, ketimpangan, dan pembangunanKemiskinan, ketimpangan, dan pembangunan
Kemiskinan, ketimpangan, dan pembangunan
 
Teori Pertumbuhan Ekonomi
Teori Pertumbuhan EkonomiTeori Pertumbuhan Ekonomi
Teori Pertumbuhan Ekonomi
 
Otonomi Daerah (Perekonomian Indonesia BAB 7)
Otonomi Daerah (Perekonomian Indonesia BAB 7)Otonomi Daerah (Perekonomian Indonesia BAB 7)
Otonomi Daerah (Perekonomian Indonesia BAB 7)
 
Kelompok 2 pertumbuhan ekonomi (presentasi)
Kelompok 2   pertumbuhan ekonomi (presentasi)Kelompok 2   pertumbuhan ekonomi (presentasi)
Kelompok 2 pertumbuhan ekonomi (presentasi)
 
Tugas 9 .ppt industrialisasi dan perkembangan sektor industri
Tugas 9 .ppt industrialisasi dan perkembangan sektor industriTugas 9 .ppt industrialisasi dan perkembangan sektor industri
Tugas 9 .ppt industrialisasi dan perkembangan sektor industri
 
Strategi dan Kebijakan Pembangunan Wilayah Kawasan Timur Indonesia (KTI)
Strategi dan Kebijakan Pembangunan Wilayah Kawasan Timur Indonesia (KTI)Strategi dan Kebijakan Pembangunan Wilayah Kawasan Timur Indonesia (KTI)
Strategi dan Kebijakan Pembangunan Wilayah Kawasan Timur Indonesia (KTI)
 
1. PPT - Peran UMKM terhadap Perekonomia Indonesia.pdf
1. PPT - Peran UMKM terhadap Perekonomia Indonesia.pdf1. PPT - Peran UMKM terhadap Perekonomia Indonesia.pdf
1. PPT - Peran UMKM terhadap Perekonomia Indonesia.pdf
 

En vedette

Makalah kemiskinan di Indonesia
Makalah kemiskinan di IndonesiaMakalah kemiskinan di Indonesia
Makalah kemiskinan di Indonesia
dena sundari alief
 
Perspektif dakwah islam dalam pengentasan kemiskinan 01
Perspektif dakwah islam dalam pengentasan kemiskinan 01Perspektif dakwah islam dalam pengentasan kemiskinan 01
Perspektif dakwah islam dalam pengentasan kemiskinan 01
Muhsin Hariyanto
 
Presentasi sejarah psikologi
Presentasi sejarah psikologiPresentasi sejarah psikologi
Presentasi sejarah psikologi
Kirenius Wadu
 
revitalisasi pasar
revitalisasi pasarrevitalisasi pasar
revitalisasi pasar
Ulin Lfc
 

En vedette (20)

Program Penanggulangan Kemiskinan dalam Perencanaan Penganggaran
Program Penanggulangan Kemiskinan dalam Perencanaan PenganggaranProgram Penanggulangan Kemiskinan dalam Perencanaan Penganggaran
Program Penanggulangan Kemiskinan dalam Perencanaan Penganggaran
 
Kebijakan Pemerintah Dalam Menangani Kemiskinan
Kebijakan Pemerintah Dalam Menangani KemiskinanKebijakan Pemerintah Dalam Menangani Kemiskinan
Kebijakan Pemerintah Dalam Menangani Kemiskinan
 
Paket Informasi Dasar Penanggulangan Kemiskinan.
Paket Informasi Dasar Penanggulangan Kemiskinan. Paket Informasi Dasar Penanggulangan Kemiskinan.
Paket Informasi Dasar Penanggulangan Kemiskinan.
 
Kemiskinan
KemiskinanKemiskinan
Kemiskinan
 
Implementasi Kebijakan Pengentasan Kemiskinan
Implementasi Kebijakan Pengentasan KemiskinanImplementasi Kebijakan Pengentasan Kemiskinan
Implementasi Kebijakan Pengentasan Kemiskinan
 
Model Inovasi Penanggulangan Kemiskinan
Model Inovasi Penanggulangan KemiskinanModel Inovasi Penanggulangan Kemiskinan
Model Inovasi Penanggulangan Kemiskinan
 
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (SPKD). Panduan Penyusunan
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (SPKD). Panduan PenyusunanStrategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (SPKD). Panduan Penyusunan
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (SPKD). Panduan Penyusunan
 
Kemiskinan di indonesia
Kemiskinan di indonesiaKemiskinan di indonesia
Kemiskinan di indonesia
 
Penanggulangan Kemiskinan di Daerah
Penanggulangan Kemiskinan di DaerahPenanggulangan Kemiskinan di Daerah
Penanggulangan Kemiskinan di Daerah
 
Revitalisasi Pasar Tradisional
Revitalisasi Pasar TradisionalRevitalisasi Pasar Tradisional
Revitalisasi Pasar Tradisional
 
Makalah kemiskinan di Indonesia
Makalah kemiskinan di IndonesiaMakalah kemiskinan di Indonesia
Makalah kemiskinan di Indonesia
 
SOLUSI ISLAM DALAM MENGENTASKAN KEMISKINAN
SOLUSI  ISLAM  DALAM MENGENTASKAN KEMISKINAN SOLUSI  ISLAM  DALAM MENGENTASKAN KEMISKINAN
SOLUSI ISLAM DALAM MENGENTASKAN KEMISKINAN
 
Draft Final Sistem kesehatan Daerah Kabupaten Wonosobo
Draft Final Sistem kesehatan Daerah Kabupaten WonosoboDraft Final Sistem kesehatan Daerah Kabupaten Wonosobo
Draft Final Sistem kesehatan Daerah Kabupaten Wonosobo
 
Perspektif dakwah islam dalam pengentasan kemiskinan 01
Perspektif dakwah islam dalam pengentasan kemiskinan 01Perspektif dakwah islam dalam pengentasan kemiskinan 01
Perspektif dakwah islam dalam pengentasan kemiskinan 01
 
Paparan harmonisasi kebijakan peningkatan kesra
Paparan harmonisasi kebijakan peningkatan kesraPaparan harmonisasi kebijakan peningkatan kesra
Paparan harmonisasi kebijakan peningkatan kesra
 
Hubungan Kemiskinan dan Penanggulangannya Terhadap Nilai-Nilai Pancasila dan ...
Hubungan Kemiskinan dan Penanggulangannya Terhadap Nilai-Nilai Pancasila dan ...Hubungan Kemiskinan dan Penanggulangannya Terhadap Nilai-Nilai Pancasila dan ...
Hubungan Kemiskinan dan Penanggulangannya Terhadap Nilai-Nilai Pancasila dan ...
 
Presentasi sejarah psikologi
Presentasi sejarah psikologiPresentasi sejarah psikologi
Presentasi sejarah psikologi
 
Arah Kebijakan Pelayanan Publik 1
Arah Kebijakan Pelayanan Publik 1Arah Kebijakan Pelayanan Publik 1
Arah Kebijakan Pelayanan Publik 1
 
Pasar tradisional
Pasar tradisionalPasar tradisional
Pasar tradisional
 
revitalisasi pasar
revitalisasi pasarrevitalisasi pasar
revitalisasi pasar
 

Similaire à Pengentasan kemiskinan dan pemberdayaan masyarakat

07.1 kemiskinan di indonesia
07.1 kemiskinan di indonesia07.1 kemiskinan di indonesia
07.1 kemiskinan di indonesia
sindu_57
 
6. kemisikinan dan kesenjangan pendapatan
6. kemisikinan dan kesenjangan pendapatan6. kemisikinan dan kesenjangan pendapatan
6. kemisikinan dan kesenjangan pendapatan
Andi Sutandi
 
M6. kemiskinan&kesenjangan pendapatan
M6. kemiskinan&kesenjangan pendapatanM6. kemiskinan&kesenjangan pendapatan
M6. kemiskinan&kesenjangan pendapatan
erlina na
 

Similaire à Pengentasan kemiskinan dan pemberdayaan masyarakat (20)

07.1 kemiskinan di indonesia
07.1 kemiskinan di indonesia07.1 kemiskinan di indonesia
07.1 kemiskinan di indonesia
 
Agus ppt
Agus pptAgus ppt
Agus ppt
 
6 kemiskinan dan kesenjangan pendapatan adhi nugraha_5_x_11141026
6 kemiskinan dan kesenjangan pendapatan adhi nugraha_5_x_111410266 kemiskinan dan kesenjangan pendapatan adhi nugraha_5_x_11141026
6 kemiskinan dan kesenjangan pendapatan adhi nugraha_5_x_11141026
 
6 kemiskinan & kesenjangan pendapatan
6 kemiskinan & kesenjangan pendapatan6 kemiskinan & kesenjangan pendapatan
6 kemiskinan & kesenjangan pendapatan
 
Charisma 11140935 kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
Charisma 11140935 kemiskinan dan kesenjangan pendapatanCharisma 11140935 kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
Charisma 11140935 kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
 
6. kemisikinan dan kesenjangan pendapatan
6. kemisikinan dan kesenjangan pendapatan6. kemisikinan dan kesenjangan pendapatan
6. kemisikinan dan kesenjangan pendapatan
 
Presentation6.pptx kemiskinan dan kesenjangaan pendapatan
Presentation6.pptx kemiskinan dan kesenjangaan pendapatanPresentation6.pptx kemiskinan dan kesenjangaan pendapatan
Presentation6.pptx kemiskinan dan kesenjangaan pendapatan
 
1. kemiskinan dan kelaparan
1. kemiskinan dan kelaparan1. kemiskinan dan kelaparan
1. kemiskinan dan kelaparan
 
Tugas 6.kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
Tugas 6.kemiskinan dan kesenjangan pendapatanTugas 6.kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
Tugas 6.kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
 
M6. kemiskinan&kesenjangan pendapatan
M6. kemiskinan&kesenjangan pendapatanM6. kemiskinan&kesenjangan pendapatan
M6. kemiskinan&kesenjangan pendapatan
 
Kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
Kemiskinan dan kesenjangan pendapatanKemiskinan dan kesenjangan pendapatan
Kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
 
Kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
Kemiskinan dan kesenjangan pendapatanKemiskinan dan kesenjangan pendapatan
Kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
 
Makalah akp
Makalah akpMakalah akp
Makalah akp
 
Kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
Kemiskinan dan kesenjangan pendapatanKemiskinan dan kesenjangan pendapatan
Kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
 
Prubhan struktur ekonomi
Prubhan struktur ekonomiPrubhan struktur ekonomi
Prubhan struktur ekonomi
 
Kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
Kemiskinan dan kesenjangan pendapatanKemiskinan dan kesenjangan pendapatan
Kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
 
171436214 makalah-perekonomian-indonesia
171436214 makalah-perekonomian-indonesia171436214 makalah-perekonomian-indonesia
171436214 makalah-perekonomian-indonesia
 
Kemiskinan dan kesenjangan pendapatan erlina risnandari 11140131 (7 )
Kemiskinan dan kesenjangan pendapatan erlina   risnandari 11140131 (7 )Kemiskinan dan kesenjangan pendapatan erlina   risnandari 11140131 (7 )
Kemiskinan dan kesenjangan pendapatan erlina risnandari 11140131 (7 )
 
6 kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
6 kemiskinan dan kesenjangan pendapatan6 kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
6 kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
 
Abdul ajid, 11140963
Abdul ajid, 11140963Abdul ajid, 11140963
Abdul ajid, 11140963
 

Plus de Subianto Unmura (7)

Sosialisasi PIRT Desa Satan Kabupaten Musi Rawas.pptx
Sosialisasi PIRT Desa Satan Kabupaten Musi Rawas.pptxSosialisasi PIRT Desa Satan Kabupaten Musi Rawas.pptx
Sosialisasi PIRT Desa Satan Kabupaten Musi Rawas.pptx
 
Bahan elastisitas
Bahan elastisitasBahan elastisitas
Bahan elastisitas
 
Etika bisnis
Etika bisnisEtika bisnis
Etika bisnis
 
5. perencanaan
5. perencanaan5. perencanaan
5. perencanaan
 
Penulisan deskripsi-diri
Penulisan deskripsi-diriPenulisan deskripsi-diri
Penulisan deskripsi-diri
 
Data lubuk besar
Data lubuk besarData lubuk besar
Data lubuk besar
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 

Pengentasan kemiskinan dan pemberdayaan masyarakat

  • 1. Fakultas Ekonomi Prodi Akuntansi Pengentasan Kemiskinan dan Pemberdayaan Masyarakat Subianto, SE Universitas Musi Rawas
  • 2. Kondisi Kemiskinan • Kemiskinan selalu menjadi momok bagi perekonomian dunia, termasuk Indonesia • Data 1990 – 2010 menunjukkan ada korelasi positif antara laju pertumbuhan dan tingkat kesenjangan ekonomi • Semakin tinggi pertumbuhan PDB/pendapatan perkapita, semakin besar perbedaan sikaya dengan simiskin • Dulu hampir semua penduduk Indonesia hidup miskin (share poverty), sedangkan sekarang kemiskinan terjadi di tengah masyarakat modern dan berkelimpahan (affluent society) Universitas Musi Rawas
  • 3. Beberapa Indikator Kesenjangan dan Kemiskinan • Indikator Kesenjangan – Ada sejumlah cara untuk mengukur tingkat kesenjangan dalam distribusi pendapatan yang dibagi ke dalam dua kelompok pendekatan, yakni • axiomatic dan • stochastic dominance. – Yang sering digunakan dalam literatur adalah dari kelompok pendekatan pertama dengan tiga alat ukur, yaitu • the generalized entropy (GE), • ukuran atkinson, dan • koefisien gini
  • 4. • Yang paling sering dipakai adalah koefisien gini. • Nilai koefisien gini berada pada selang 0 sampai dengan 1. • Bila 0 : kemerataan sempurna (setiap orang mendapat porsi yang sama dari pendapatan) dan • Bila 1 : ketidakmerataan yang sempurna dalam pembagian pendapatan. • Ketimpangan dikatakan sangat tinggi apabilai nilai koefisien gini berkisar antara 0,71-1,0. Ketimpangan tinggi dengan nilai koefisien gini 0,5-0,7. Ketimpangan sedang dengan nilai gini antara 0,360,49, dan ketimpangan dikatakan rendah dengan koefisien gini antara 0,2-0,35.
  • 5. • Indikator Kemiskinan – Batas garis kemiskinan yang digunakan setiap negara ternyata berbeda-beda. Ini disebabkan karena adanya perbedaan lokasi dan standar kebutuhan hidup. – Badan Pusat Statistik (BPS) menggunakan batas miskin dari besarnya rupiah yang dibelanjakan per kapita sebulan untuk memenuhi kebutuhan minimum makanan dan bukan makanan (BPS, 1994). Untuk kebutuhan minimum makanan digunakan patokan 2.100 kalori per hari.
  • 6. The Vicious Circle of Poverty Kekurangan Modal Investasi Rendah Tabungan Rendah Produktivitas Rendah Pendapatan Rendah Universitas Musi Rawas
  • 7. Indikator Kemiskinan • Terdapat beberapa indikator kemiskinan yang biasa digunakan, yaitu indikator: – – – – Kemiskinan relatif Kemiskinan absolut Kemiskinan kultural, dan Kemiskinan struktural Universitas Musi Rawas
  • 8. Kemiskinan Relatif • Seseorang dikatakan berada dalam kelompok kemiskinan relatif, jika pendapatannya berada di bawah pendapatan di sekitarnya, atau dalam kelompok masyarakat tersebut, ia berada di lapisan paling bawah. • Bisa jadi meskipun pendapatannya cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok, namun karena dibanding masyarakat di sekitarnya, pendapatannya dinilai rendah, ia termasuk miskin. • Amerika Serikat menggunakan indikator kemiskinan semacam ini. Universitas Musi Rawas
  • 9. Kemiskinan Absolut • Dilihat dari kemampuan pendapatan untuk memenuhi kebutuhan pokok (sandang, pangan, pemukiman, pendidikan dan kesehatan). • Jika pendapatan seseorang di bawah pendapatan minimal untuk memenuhi kebutuhan pokok, maka ia disebut miskin. • Indonesia menggunakan indikator kemiskinan jenis ini. Universitas Musi Rawas
  • 10. Kemiskinan Kultural • Dikaitkan dengan budaya masyarakat yang “menerima” kemiskinan yang terjadi pada dirinya, bahkan tidak merespons usaha-usaha pihak lain yang membantunya keluar dari kemiskinan tersebut. Universitas Musi Rawas
  • 11. Kemiskinan Struktural • Kemiskinan yang disebabkan struktur dan sistem ekonomi yang timpang dan tidak berpihak pada si miskin, sehingga memunculkan masalahmasalah struktural ekonomi yang makin meminggirkan peranan orang miskin. Universitas Musi Rawas
  • 12.
  • 13.
  • 14. Garis Kemiskinan (Poverty Line) • Badan Pusat Statistik (BPS) mengukur garis kemiskinan dengan pendekatan konsumsi sejalan dengan pendekatan Bank Dunia. • Garis kemiskinan tersebut diukur dari kemampuan membeli bahan makanan ekuivalen dengan 2100 kalori per kapita per hari dan biaya untuk memperoleh kebutuhan minimal akan barang/jasa, pakaian, perumahan, kesehatan, transportasi, dan pendidikan. Universitas Musi Rawas
  • 15. Garis Kemiskinan VV. Bhanoji Rao • Rao menghitung garis kemiskinan dengan memperhitungkan kebutuhan kalori per hari minimum yang diperlukan seseorang untuk hidup layak sebagai dasar, kemudian diambah lagi dengan keperluan untuk kehidupan dasar yang sifatnya sosial, misalnya untuk pemeliharaan kesehatan, sekolah, dsb. Universitas Musi Rawas
  • 16. Indikator Kemiskinan Prof Sayoga • Dibedakan antara daerah perkotaan dan pedesaan. • Garis kemiskinan untuk pedesaan setara dengan 240 kg beras per kapita per tahun, sedangkan untuk perkotaan setara dengan 360 kg beras per kapita per tahun. • Garis kemiskinan ditetapkan setelah survei di seluruh Indonesia pada 1973. Universitas Musi Rawas
  • 17.
  • 18. Pergeseran Pengertian Kemiskinan • Pergerseran pengertian kemiskinan dengan tidak melihat aspek pendapatan dan konsumsi saja, tetapi juga melihat masalah ketergantungan, harga diri, kontinuitas pendapatan dsb. Universitas Musi Rawas
  • 19. SMERU • Mengartikan kemiskinan dengan melihat berbagai dimensi: – Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan konsumsi dasar (sandang, pangan, papan); – Tidak adanya akses terhadap kebutuhan hidup dasar lainnya (kesehatan, pendidikan, sanitasi, air bersih, dan transportasi) – Tidak adanya jaminan masa depan (karena tidak adanya investasi untuk pendidikan dan keluarga) – Kerentanan terhadap goncangan yang bersifat individual maupun massal. Universitas Musi Rawas
  • 20. SMERU-lanj. – Rendahnya kualitas sumber daya manusia dan keterbatasan sumber daya alam; – Tidak dilibatkan dalam kegiatan sosial masyarakat; – Tidak adanya akses terhadap lapangan kerja dan mata pencaharian yang berkesinambungan; – Ketidakmampuan berusaha karena cacat fisik maupun mental; – Ketidakmampuan dan ketidakberuntungan sosial (anak-anak terlantar, wanita korban kekerasan rumah tangga, janda miskin, kelompok marjinal dan terpencil) Universitas Musi Rawas
  • 21. Kemiskinan di Indonesia • Tingkat kemiskinan mutlak menurun drastis dalam dua dasawarsa sebelum krisis ekonomi 1997;  Jumlah penduduk miskin pada 1976 mencapai 54,2 juta jiwa (40,1 %),  menurun menjadi 40,6 juta jiwa (26,9 %) pada tahun 1981,  35 juta jiwa (21,64 %) pada tahun 1984,  27,2 juta jiwa (15,1 %) pada tahun 1990, dan  22,5 juta jiwa (11,3) pada 1996.  Tahun 2012 Penduduk Miskin,  Kota 10.507,80  Desa 18.086,90  Total 28.594,60  Dalam Persentase :  Kota : 8.60 %  Desa : 14.70 %  Total : 11.66 % Universitas Musi Rawas
  • 22.
  • 23. Sebab-sebab Struktural Kemiskinan di Indonesia • Ketidakmampuan mengelola sumber daya alam secara maksimal; • Kebijakan ekonomi yang tidak berkomitmen terhadap penanggulangan kemiskinan dan semata-mata mengejar pertumbuhan ekonomi (trickle down effect tidak bekerja) – Kesalahan mendasar dalam asumsi perekonomian Indonesia adalah pengangguran dan kemiskinan hanya mungkin diatasi jika ekonomi tumbuh minimal (misalnya) 6,5 %. Universitas Musi Rawas
  • 24. – Asumsi demikian salah, karena: • Yang dapat mengatasi pengangguran dan kemiskinan adalah pertumbuhan ekonomi yang melibatkan kegiatan ekonomi rakyat yang pelakunya adalah masyarakat miskin. • Pengangguran dan kemiskinan adalah dua hal berbeda. Orang yang menganggur belum tentu miskin. – Ilustrasi: 1 % pertumbuhan diasumsikan mampu menampung 200.000-400.000 tenaga kerja baru, maka pertumbuhan 6.5 % hanya mampu mempekerjakan 1,3 juta-2,6 juta tenaga kerja dan tidak ada jaminan bagi penduduk miskin yang mencapai puluhan juta jiwa. Universitas Musi Rawas
  • 25. Beberapa Kelemahan dalam Program Penanggulangan Kemiskinan 1) 2) 3) 4) 5) 6) Masih berorientasi pada pertumbuhan ekonomi makro daripada pemerataan; Sentralisasi kebijakan daripada desentralisasi; Lebih bersifat karitatif daripada transformatif; Memposisikan masyarakat sebagai objek dan bukan subjek; Cara pandang tentang penanggulangan kemiskinan masih berorientasi pada „charity‟ daripada „productivity‟; Asusmsi permasalahan dan solusi kemiskinan sering dipandang sama daripada pluralistis. Universitas Musi Rawas
  • 26. Kebijakan Pemerintah untuk Menanggulangi Kemiskinan • Masa Kolonial: „politik etis‟ balas budi. • Masa Orde Baru: terkait dengan program pembangunan nasional sejak Repelita I-V. Program sektoral yang pernah dilaksanakan: – BIMAS, INMAS, dan P4K (Departemen Pertanian), – UPPKS (BKKBN), – KUD dan Koperasi Simpan Pinjam (Departemen Koperasi), – UED-SP, BKD dan PKK (Departemen Dalam Negeri), – KUBE (Departemen Sosial) – Wajar 9 tahun (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan) dan – pengembangan Puskesmas (Departemen Kesehatan) Universitas Musi Rawas
  • 27. Kebijakan Pemerintah untuk Menanggulangi Kemiskinan-lanj. • Mulai Repelita VI diluncurkan Inpres Desa Tertinggal (IDT), yang meliputi: – – Komponen bantuan langsung sebesar Rp 20 juta/desa sebagai dana bergulir selama 3 tahun; Bantuan pendampingan pokmas IDT oleh tenaga pendamping Sarjana Pendamping Purna Waktu (SP2W); Bantuan pembangunan sarana/prasarana – • Untuk masyarakat miskin di kelurahan tidak „tertinggal‟ diluncurkan program Takesra/Kukesra. Universitas Musi Rawas
  • 28. Kebijakan Pemerintah untuk Menanggulangi Kemiskinan-lanj. • Ketika terjadi krisis ekonomi, jumlah penduduk miskin meningkat tajam karena merupakan gabungan dari penduduk miskin lama dan penduduk baru yang bersifat sementara (transient poverty). – Untuk mengatasi masalah ini, dikeluarkan program Jaring Pengaman Sosial (JPS), yang dibagi dalam empat kelompok program, yaitu JPS Departemen teknis, JPS prioritas, JPS sektor-sektor pembangunan dan JPS monitoring Universitas Musi Rawas
  • 29. Kekurangan Program • Tidak ada jenjang program lanjutan sehingga kelompok yang sukses dalam tahapan pertama susah mengembangkan usaha selanjutnya • Terhambatnya laju pertumbuhan karena sistem pertanggungjawaban yang saling mengikat • Timing pencairan kredit yang tidak tepat • Kurangnya integrasi dan koordinasi program antar instansi Universitas Musi Rawas
  • 30. Paradigma Baru Pemberantasan Kemiskinan di Indonesia a) Penerbitan undang-undang pemberantasan kemiskinan sehingga program pengurangan kemiskinan lebih diprioritaskan oleh pemerintah dan masyarakat b) Program pemberantasan harus bersifat multi-sektor c) Perencanaan dan pelaksanaan dilakukan bersama antara masyarakat dan pemerintah sehingga program sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan potensi aktual masyarakat dapat lebih tergali. Universitas Musi Rawas
  • 31. Paradigma Baru Pemberantasan Kemiskinan di Indonesia-lanj. d) Masyarakat dijadikan subjek dan bukan sekedar objek program e) Pertanggungjawaban program tidak saja pada pemerintah tetapi juga pada masyarakat f) Program yang berkesinambungan g) Ukuran keberhasilan ditentukan berdasarkan kemampuan masyarakat keluar dari belenggu kemiskinan. Universitas Musi Rawas
  • 32. Pemberdayaan Masyarakat • Menjelang pertengahan tahun 1997, beberapa saat sebelum krisis ekonomi muncul, tingkat pendapatan per kepala di Indonesia sudah melebihi 1000 dolar AS, dan tingkat ini jauh lebih tinggi. • Namun, apa artinya kalau hanya 10% saja dari jumlah penduduk di tanah air yang menikmati 90% dari jumlah PN. Sedangkan, sisanya 90% hanya menikmati 10% dari PN. • Atau kenaikan PN selama masa itu hanya dinikmati oleh kelompok 10% tersebut, sedangkan pendapatan dari kelompok masyarakat yang mewakili 90% dari jumlah penduduk tidak mengalami perbaikan yang berarti.
  • 33. • Tahun 1990, Bank Dunia lewat laporannya World Development Report on Proverty mendeklarasikan bahwa suatu peperangan yang berhasil melawan kemiskinan perlu dilakukan secara serentak pada tiga front : (i) pertumbuhan ekonomi yang luas dan padat karya yang menciptakan kesempatan kerja dan pendapatan bagi kelompok miskin, (ii) pengembangan SDM (pendidikan, kesehatan, dan gizi), yang memberi mereka kemampuan lebih baik utk memanfaatkan kesempatan yang diciptakan oleh pertumbuhan ekonomi, (iii) membuat suatu jaringan pengaman sosial untuk penduduk miskin yang sama sekali tidak mampu untuk mendapatkan keuntungan-keuntungan dari pertumbuhan ekonomi dan perkembangan SDM akibat ketidakmampuan fisik dan mental, bencana alam, konflik sosial, dan terisolasi secara fisik.
  • 34. Pemberdayaan • Pemberdayan merupakan suatu penumbuhan kemandirian melalui pemberian kekuatan atau daya untuk mewujudkan sumberdaya manusia yang berkualitas dan handal dengan ciri – – – – – – – mandiri , profesional, berjiwa wirausaha, mempunyai dedekasi, etos kerja, disiplin dan moral yang tinggi serta berwawasan global, • Sehingga mampu membangun usaha yang berdaya saing tinggi menghadapi globalisasi dan liberalisasi perekonomian dunia. (Suprapto, 2010)
  • 36. Faktor Internal Berusaha subsisten Lahan semakin sempit Belum Bankable Pendidikan rendah Kelembagaan Belum Berfungsi Akses pasar rendah Askses teknologi dan informasi rendah
  • 37. Faktor Eksternal Posisi tawar rendah Produsen Monopsoni/oligosopsoni* Dukungan lembaga keuangan rendah Pungutan liar masih tinggi, high cost Tidak ada penjamin resiko
  • 38. • Pengertian Pemberdayaan Masyarakat sebenarnya mengacu pada kata “Empowerment”, yaitu sebagai upaya mengaktualisasikan potensi yang sudah dimiliki oleh masyarakat. • Jadi pendekatan pemberdayaan masyarakat dalam pengembangan masyarakat nelayan adalah penekanan pada pentingnya masyarakat lokal yang mandiri sebagai suatu sistem yang mengorganisir diri mereka sendiri. • Pendekatan pemberdayaan masyarakat yang demikian tentunya diharapkan memberikan peranan kepada individu bukan sebagai obyek, tetapi sebagai pelaku atau aktor yang menentukan hidup mereka sendiri.
  • 39. • Pendekataan pemberdayaan masyarakat yang berpusat pada manusia (people centered development) melandasi wawasan pengelolaan sumber daya lokal, yang merupakan mekanisme perencanaan yang menekankan pada teknologi pembelajaran sosial dan strategi perumusan program. • Tujuan yang ingin dicapai adalah untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengaktualisasikan dirinya. • Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa keberdayaan masyarakat terletak pada proses pengambilan keputusan sendiri untuk mengembangkan pilihan-pilihan adaptasi terhadap perubahan lingkungan dan sosial.
  • 40. Fakultas Ekonomi Prodi Akuntansi SEKIAN Terima Kasih Universitas Musi Rawas