Dokumen tersebut membahas dampak kolonialisme dan imperialisme Barat di Indonesia, termasuk penderitaan rakyat akibat kebijakan Belanda seperti hak monopoli dan tanam paksa, serta dampaknya dalam bidang politik, ekonomi, pendidikan, dan sosial budaya. Dokumen ini juga menjelaskan berbagai perlawanan rakyat Indonesia melawan penjajahan Portugis, Belanda, dan pemerintah kolonial Hindia Belanda.
Jual Pil Penggugur Kandungan 085225524732 Obat Aborsi Cytotec Asli
Latar Belakang Pergerakan Nasionalisme di Indonesia (FAKTOR INTERNAL)
1. PenderitaanRakyat Yang TimbulAkibat Imperialisme Dan
KolonialismeYang Mendorong Pergerakan Nasional
Oleh :
Kelompok 2
Ori Yunarto
Suci Wandari
YolaniaMonica
XI IPS
SMA N 2 UNGGUL SEKAYU
2. kolonialisme dan imperialisme adalah bencana
kemanusiaan. Perilaku penjajahan itu tidak
sesuai dengan fitrah dan hak asasi manusia
maka harus dilawan.
Seperti contoh akibat tanam paksa yang
diterapkan belanda di Indonesia.
3. Penderitaan rakyat Indonesia pada
masa berlakunya VOC
1. Hak monopoli perdagangan dipegang oleh
Belanda
2. Belanda dapat memecat pegawai dengan
sesuka hati
3. Kebijakan VOC untuk menyerahkan pajak
wajib berupa hasil bumi kepada belanda
4. Dampak dalam bidang politik
Pada politik, Pengaruh kekuasaan Belanda semakin
kuat karena intervensi yang intensif dalam masalah-
masalah istana, seperti pergantian tahta, pengangkatan
pejabat-pejabat kerajaan, ataupun partisipasinya dalam
menentukan kebijaksanaan pemerintah kerajaan.
Dengan demikian, dalam bidang politik penguasa-
penguasa pribumi makin tergantung pada kekuasaan
asing, sehingga kebebasan dalam menentukan
kebijaksanaan pemerintah istana makin menipis.
Selanjutnya, kedudukan kerajaan telah berganti sebagai
alat pemerintah Belanda.
5. Dampak dalam bidang ekonomi
Di bidang ekonomi, Penghasilan pribumi makin
berkurang. Sudah pasti keadaan ini akan menimbulkan
kegoncangan dalam kehidupan pribumi. Di pihak
rakyat, khususnya petani dibebani kewajiban untuk
mengolah bagian tanahnya untuk ditanami dengan
tanaman-tanaman ekspor dan masih harus
menyumbangkan tenaganya secara paksa kepada
pemerintah kolonial. Hal ini yang mengakibatkan
runtuhnya perekonomian rakyat.
6. Dampak dalam bidang pendidikan
Pembangunan pendidikan telah mempercepat
mobilitas penduduk. Sekolah-sekolah yang
didirikan di perkotaan telah menarik minat yang
besar dari penduduk sekitarnya. Banyak
penduduk yang berpindah dari satu kota ke kota
lainnya karena alasan sekolah. Misalnya, para
priyayi dari berbagai kabupaten di Jawa Barat
banyak yang berpindah ke Bandung untuk
sekolah. Lulusan dari sekolah di sana ada yang
tetap bermukin di kota tersebut, ada juga yang
kembali ke daerah asalnya atau ke daerah lain
tempat mereka bekerja.
7. Dampak dalam bidang sosial budaya
Menurut Sartono Kartodirjo (1988), perkembangan
pendidikan abad ke-19 dipengaruhi oleh
kecenderungan politik dan budaya sebagai berikut:
1. pengajaran bersifat netral dan tidak didasarkan atas
agama tertentu. Hal ini dipengaruhi oleh faham
humanisme dan liberalisme di Negeri Belanda.
2. bahasa pengantar diserahkan kepada sekolah
masing-masing sesuai kebutuhan. Misalnya jika murid
pribumi menghendaki bahasa Belanda sebagai bahasa
pengantar maka sekolah harus memenuhinya.
3. sekolah-sekolah diarahkan untuk memenuhi
kebutuhan praktis pekerjaan kejuruan.
8. A. Perlawanan Rakyat Menentang
Kolonialisme Barat
1. Perlawanan Terhadap Portugis
a. Perlawanan Demak : dibawah pimpinan
putranya Adipati Unus pada tahun 1513
b. Perlawanan ternate : Perlawanan Ternate
dipimpin oleh Sultan Hairun
c. Perlawanan aceh : pada tahun 1568 di bawah
pimpinan Sultan Alaudin Riayat Syah
9. 2. Perlawanan Terhadap VOC
a. Perlawanan Mataram : Pada masa kekuasaan
Sultan Agung Hanyokro Kusumo,
b. Perlawanan Kesultanan Gowa (Makassar) :perang
antara VOC dengan Gowa pada 7 Juli 1667
c. Perlawanan Banten : VOC ingin memperoleh
monopoli atas perdagangan lada di Banten,
namun ditentang oleh raja Banten Sultan Ageng
Tirtayasa sehingga pecah pertempuran pada
tahun 1656 yang diakhiri dengan perdamaian
tahun 1659.
10. 3.Perlawanan Terhadap Pemerintah
Kolonial Hindia Belanda
Perlawanan bersenjata oleh kerajaan atau elite lokal.
Perlawanan yang melibatkan rakyat biasa berupa gerakan sosial
melawan keadaan atau peraturan yang tidak adil, gerakan ratu adil
yang didasari ideologi mesianistis dan gerakan sekte keagamaan.
a. Perlawanan Oleh Kerajaan atau Elite Lokal
1. Perang Paderi ( 1803 – 1837 )
Diawali munculnya Gerakan Paderi yang bertujuan ingin
memurnikan ajaran Islam di Minangkabau, Sumatera Barat yang
mendapat perlawanan dari golongan adat. Tokoh kaum Paderi
antara lain : Tuanku Imam Bonjol, Tuanku Pasaman, Tuanku Nan
Renceh dan Tuanku Nan Cerdik.