2. Struktur perekonomian adalah komposisi peranan masing-
masing sektor dalam
perekonomian baik menurut lapangan usaha maupun
pembagian sektoral ke dalam sektor primer, sekunder dan
tersier.
Ada kecenderungan (dapat dilihat sebagai suatu hipotesis)
bahwa semakin tinggi laju pertumbuhan ekonomi yang
membuat semakin tinggi pendapatan masyarakat per kapita,
semakin cepat perubahan struktur ekonomi, dengan asumsi
faktor-faktor penentu lain mendukung proses, seperti manusia
(tenaga kerja), bahan baku, dan teknologi tersedia.
3. 1. Ada beberapa teori dan bukti empiris dalam perubahan
struktur ekonomi, yakni :
– Arthur lewis (teori migrasi)
Teori Arthur Lewis pada dasarnya membahas proses
pembangunan eokonomi yang terjadi di pedesaan dan
perkotaan. Dalam teorinya, Lewis mengasumsikan bahwa
perekonomian suatu negara pada dasarnya terbagi menjadi
dua, yaitu perekonomian tradisional di pedesaan yang
didominasi oleh sektor pertanian dan perekonomian
modern di perkotaan dengan industri sebagai sektor utama.
4. – Hollis chenery (teori transformasi struktural)
Teori Chenery, dikenal dengan teori pattern of
development, memfokuskan peda perubahan struktur
dalam tahapan proses perubahan ekonomi di NSB, yang
mengalami transformasi dari pertanian tradisional
(subsistens) ke sektor industri sebagai mesin utama
penggerak pertumbuhan ekonomi.
5. Struktur perekonomian suatu Negara bergeser dari yang
semula yang di dominasi oleh sector
pertanian/pertambangan menuju ke sector nonprime
khususnya industri. Berdasarkan hasil study dari Chenery
dan Syrquin, perubahan pangsa tersebut dalam periode
jangka panjang menunjukkan suatu pola. Kontribusi output
dari pertanian terhadap pembentukkan PDB mengecil,
sedangkan pangsa PDB dari manufaktur dan jasa
mengalami peningkatan seiring dengan peningkatan
PDB/Pendapatan Nasional perkapita.
6. Di dalam kelompok negara-negara sedang berkembang
(NSB), banyak negara yang juga mengalami transisi
ekonomi yang pesat dalam tiga dekade terakhir ini,
walaupun pola dan prosesnya berbeda antar negara.
Variasi ini disebabkan oleh perbedaan antar negara dalam
jumlah faktor internal seperti berikut :
7. a.Kondisi dan struktur awal ekonomi dalam negeri (basis
ekonomi)
Suatu negara yang awal pembangunan
ekonomi/industrialisasinya sudah memiliki industri-industri
dasar, seperti mesin,besi dan baja yang relatif kuat akan
mengalami proses industrialisasi yang lebih cepat
dibandingkan negara yang hanya memiliki industri-industri
ringan, seperti tekstil, pakaian jadi, alas kaki, makanan, dan
mimuman.
8. b. Besarnya pasar dalam negeri
Besarnya pasar domestik ditentukan oleh kombinasi antara
jumlah populasi dan tingkat pendapatan riil per kapita.
c. Pola distribusi pendapatan
Walaupun tingkat pendapatan rata-rata perkapita naik
pesat, tetapi jika distribusinya sangat pincang, kenaikan
pendapatan tersebut tidak terlalu berarti bagi
pertumbuhan industri-industri selain industri-industri yang
membuat barang-barang sederhana makanan dan
minuman. Sepatu dan pakaian jadi (tekstil).
9. d.Karakteristik dari industrialisasi
Cara pelaksanaan atau strategi pengembangan industri
yang diterapkan, jenis industri yang diunggulkan, pola
pembangunan industri, dan insentif yang diberikan.
e. Keberadaan SDA
Ada kecenderungan bahwa SDA mengalami pertumbuhan
ekonomi yang lebih rendah atau terlambat melakukan
industrialisasi atau tidak berhasil melakukan diversifikasi
ekonomi (perubahan struktur) daripada negara yang miskin
SDA.
10. f. Kebijakan perdagangan luar negeri
Fakta menunjukan bahwa di negara yang menerapkan
kebijakan ekonomi tertutup (inward looking), pola dan
hasil industrialisasinya berbeda dibandingkan di negara-
negara yang menerapkan kebijakan ekonomi terbuka
(outward looking).
11. 2. Kasus Indonesia
Kalau dilihat sejak awal era pemerintahan orde baru hingga
sekarang, dapat dikatakan bahwa proses perubahan struktur
ekonomi Indonesia cukup pesat. Namun demikian, penurunan
rasio output pertanian terhadap PDB tersebut tidak berarti
bahwa volume produksi di sektor tersebut berkurang selama
periode tersebut (pertumbuhan rata-rata per tahun negatif).
Penurunan tersebut disebabkan oleh laju pertumbuhan
output (rata-rata per tahun total) di sektor tersebut relatif
lebih rendah dibandingkan laju pertumbuhan output dari
sektor industri.