SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  14
SUMBER-SUMBER PEMBIAYAAN
(KONVENSIONAL DAN NON
KONVENSIONAL)
SUMBER-SUMBER PEMBIAYAAN
1. Konvensional: sumber-sumber
pembiayaan yang diperoleh dari
pemerintah, yaitu dari anggaran
pemerintah (APBN/APBD)
2. Inkonvensional: sumber-sumber
pembiayaan yang diperoleh dari
kolaborasi antara pemerintah, swasta,
dan masyarakat (obligasi, dana pensiun,
tabungan masyarakat, zakat, dan dana-
dana dari masyarakat lainnya)
SUMBER PEMBIAYAAN
KONVENSIONAL
 Bentuk:
Anggaran pemerintah pusat
Anggaran pemerintah daerah
 Teori anggaran:
Pemerintah Tujuan
Hak kewajiban
Uang / Anggaran
penerimaan pengeluara
n
Rakyat
PENGERTIAN ANGGARAN
 DEFINISI:
 Perkiraan atau rencana pengeluaran (biaya) dan semua
pendapatan untuk menutup biaya tersebut dalam suatu
jangka waktu tertentu yang disusun secara sistematis dalam
bentuk-bentuk tertentu dengan prosedur tertentu.
 Anggaran: APBN ; APBD
 SIFAT-SIFAT HUKUM:
 Ditetapkan dengan undang-undang/Perda:
 Priodisitas dan kontinuitas  memiliki periode waktu
 Materiil  hanya mengikat pemerintah
ASAS-ASAS ANGGARAN:
 Kelengkapan:
seluruh pengeluaran dan penerimaan harus terdapat pada anggaran dan
dibawah pengawasan DPR
 Spesialisasi:
- Spesialisasi kualitatif: jumlah tertentu yang digunakan harus sesuai dengan
tujuan yang disebutkan
- spesialisasi kuantitatif: tidak diperbolehkan melampaui jumlah yang telah
ditetapkan
- spesialisasi menurut urutan: dibebankan pada dept/dinas tertentu untuk
melaksanakannya
 Berkala (priodisitas):
berkaitan dengan jangka waktu dan sistem pengawasannya
 Formal (bentuk tertentu):
Anggaran disusun dalam bentuk UU/Perda sehingga dapat mengikat “semua
pihak”
 Keterbukaan (publisitas):
segala bentuk penerimaan dan pengeluaran negara terbuka untuk umum
FUNGSI ANGGARAN:
 Fungsi Politik:
adanya kesempatan kekuatan-kekuatan politik di dalam
(DPR) yang ikut menyusun/memilih keinginan2 mereka,
serta memberi kuasa kepada pemerintah untuk
melaksanakannya
 Fungsi Yuridis:
dokumen yang berbentuk undang-undang yang mengikat
khususnya pemerintah yang berhubungan dengan
pengeluaran dan penerimaan negara. Fungsi yuridis
merupakan sarana yang membatasi pemerintah dalam hal
pengeluran yang melampaui batas-batas anggaran
 Fungsi Ekonomi:
anggaran mencerminkan besarnya skala pembangunan yang
diperlukan sesuai dengan tuntutan ekonomi yang dapat
digunakan oleh negara
SISTEM PENYUSUNAN ANGGARAN
1. Tradisional Budgeting System
2. Performance Budgeting System
3. Planning, Programming, Budgeting
System (PPBS)
PERBEDAAN SISTEM ANGGARAN:
KETERANGAKETERANGA
NN
TRADISIONALTRADISIONAL PERFORMANCEPERFORMANCE PPBSPPBS
PengertianPengertian
budgetbudget
Perkiraan rencanaPerkiraan rencana
penerimaan-pengeluaranpenerimaan-pengeluaran
dana dan merupakan alatdana dan merupakan alat
yang mencerminkanyang mencerminkan
pengesahan pendapatanpengesahan pendapatan
dan belanja negaradan belanja negara
MencerminkanMencerminkan
program kerjaprogram kerja dandan
sbg alat manajemensbg alat manajemen
untuk mengukuruntuk mengukur
prestasiprestasi
Kebijakan dlm prosesKebijakan dlm proses
alokasi sumber-alokasi sumber-
sumber ekonomisumber ekonomi yangyang
langka untuklangka untuk
memenuhi kebutuhanmemenuhi kebutuhan
yang tidak terbatasyang tidak terbatas
LandasanLandasan
pengukuranpengukuran
Besar-kecilnyaBesar-kecilnya
pengeluaran; jikapengeluaran; jika
seimbang dikatakanseimbang dikatakan
berhasilberhasil
Performance atauPerformance atau
prestasi dariprestasi dari
tujuan/hasil anggarantujuan/hasil anggaran
yang efisienyang efisien
KeberhasilanKeberhasilan
rencana/programrencana/program
dalam mencapaidalam mencapai
tujuan negaratujuan negara
OrientasiOrientasi Pertanggung-jawabanPertanggung-jawaban
pelaksanaan anggaranpelaksanaan anggaran
Pendayagunaan danaPendayagunaan dana
yang tersedia untukyang tersedia untuk
mencapai hasil yangmencapai hasil yang
optimaloptimal
Penyusunan rencanaPenyusunan rencana
dan programdan program
PengelompokkaPengelompokka
n pos-posn pos-pos
anggarananggaran
Didasarkan atasDidasarkan atas objek-objek-
objek pengeluaranobjek pengeluaran
Didasarkan atasDidasarkan atas
rencana kegiatanrencana kegiatan,,
dan ditetapkan tolokdan ditetapkan tolok
ukur berupa standarukur berupa standar
biaya dan hasil kerjabiaya dan hasil kerja
Didasarkan atasDidasarkan atas
tujuan-tujuantujuan-tujuan yangyang
hendak dicapai dihendak dicapai di
masa mendatangmasa mendatang
ANGGARAN DI INDONESIA:
 Anggaran RI: APBN (pusat) dan APBD (daerah)
 Periode waktu: 1 januari – 31 desember (dulu: 1
april – 31 maret)
 Substansi: seluruh penerimaan dan pengeluran
dalam rupiah
 Penerimaan  pajak; bukan pajak: retribusi (iuran), transfer,
laba badan usaha, pinjaman (hutang)
 Pengeluaran: biaya pengeluaran rutin, pembangunan,
pelayanan kepentingan masyarakat, bantuan-bantuan sosial,
dll
SUMBER-SUMBER PENERIMAAN
KONVENSIONAL:
 Pajak: suatu pungutan yang merupakan hak prerogatif
pemerintah, pungutan tersebut didasarkan pada UU,
pemungutannya dapat dipaksakan kepada subjek pajak, tidak
ada balas jasa langsung yang ditujukan kpd penggunanya, ex:
pajak penghasilan, PBB, PPN, dll
 Retribusi: pungutan pemerintah karena pembayar menerima
jasa tertentu dari pemerintah, ex: retribusi parkir, retribusi
air/listrik, retribusi perijinan
 Transfer: sejumlah uang yang diterima pemerintah pusat /
daerah pembagian hasil sebagai sumber pembiayaanakibat, ex:
DAU, DAK, dana otonomi khusus, dll
 Hutang: sejumlah uang yang diterima pemerintah pusat/daerah
dg kewajiban mengembalikannya pada jangka waktu tertentu
kepada pemberi hutang, ex: hutang luar negeri, hutang antar
daerah, dll
 Laba perusahan: sejumlah uang yang diterima pemerintah
pusat/daerah yang berasal dari laba perusahannya, ex: laba
BUMN, BUMD
INSTRUMEN KEUANGAN BAGI
PEMBANGUNAN
1. Penguasaan sumber daya:
 Pemerintah (public)
 Swasta (private)
 Pemerintah – swasta (public-private)
1. Katagori instrumen:
 Pembiayaan melalui pendapatan (revenue financing)
 Pembiayaan melalui hutang (debt financing)
 Pembiayaan melalui kekayaan (equity financing)
TIPOLOGI INSTRUMEN:
PEMERINTAHPEMERINTAH
(PUBLIC)(PUBLIC)
SWASTASWASTA
(PRIVATE)(PRIVATE)
PEMERINTAH –PEMERINTAH –
SWASTASWASTA
(PUBLIC-PRIVATE)(PUBLIC-PRIVATE)
REVENUEREVENUE
FINANCINGFINANCING
KONVENSIONAL:KONVENSIONAL:
Pajak, retribusi, dllPajak, retribusi, dll
NON KONVENSIONAL:NON KONVENSIONAL:
Betterment leviesBetterment levies
KONVENSIONAL:KONVENSIONAL:
NON KONVENSIONAL:NON KONVENSIONAL:
Development impact feeDevelopment impact fee
KONVENSIONAL:KONVENSIONAL:
NON KONVENSIONAL:NON KONVENSIONAL:
LC/ LRLC/ LR
DEBTDEBT
FINANCINGFINANCING
KONVENSIONAL:KONVENSIONAL:
Segala jenis pinjamanSegala jenis pinjaman
(loan)(loan)
NON KONVENSIONAL:NON KONVENSIONAL:
ObligasiObligasi
KONVENSIONAL:KONVENSIONAL:
NON KONVENSIONAL:NON KONVENSIONAL:
Development exactionDevelopment exaction
KONVENSIONAL:KONVENSIONAL:
NON KONVENSIONAL:NON KONVENSIONAL:
Excess condemnation,Excess condemnation,
lingkagelingkage
EQUITYEQUITY
FINANCINGFINANCING
KONVENSIONAL:KONVENSIONAL:
Hasil kekayaan SDAHasil kekayaan SDA
NON KONVENSIONAL:NON KONVENSIONAL:
KONVENSIONAL:KONVENSIONAL:
NON KONVENSIONAL:NON KONVENSIONAL:
KONVENSIONAL:KONVENSIONAL:
NON KONVENSIONAL:NON KONVENSIONAL:
Join ventura, consesionJoin ventura, consesion
EKSPLORASI INSTRUMEN:
 Betterment levies:
pajak yang dikenakan pada pihak-pihak yang terkena eksternalitas
(+) akibat pembangunan sektor publik
 Development impact fee:
pengeluran yang dilakukan oleh konsumen akibat adanya
eksternalitas (-) dari suatu pembangunan oleh pihak swasta
 LC/LR
penyediaan sarana dan prasarana oleh pemerintah dan
masyarakat/swasta
 Development exactions:
pungutan dalam rangka pembangunan prasarana terhadap developer
yang ditentukan berdasarkan negosiasi/perjanjian antara developer
dengan institusi yang mewakili aktifitas masyarakat
 Excess Condemnation:
sejumlah tanah yang disisihkan untuk pembangunan prasarana
sebagian lainnya di berikan ke developer utk komersial, devlper
berkewajiban membayar prasarana
 Linkage:Linkage:
developer diharuskan menyediakan dan membiayai prasarana yangdeveloper diharuskan menyediakan dan membiayai prasarana yang
sejenis (paralel) di daerah lain yang kurang diinginkan, dalam rangkasejenis (paralel) di daerah lain yang kurang diinginkan, dalam rangka
mendapatkan persetujuan di daerah yang mereka inginkanmendapatkan persetujuan di daerah yang mereka inginkan
 Joint Ventura:Joint Ventura:
pengelolaan bersama-sama terhadap suatu sumber daya denganpengelolaan bersama-sama terhadap suatu sumber daya dengan
memadukan keunggulan yang dimiliki oleh swasta dan masyarakatmemadukan keunggulan yang dimiliki oleh swasta dan masyarakat
secara seimbangsecara seimbang
 Consesion:Consesion:
swasta mengambil alih seluruh kontrol perusahan (sumber daya)swasta mengambil alih seluruh kontrol perusahan (sumber daya)
dengan membeli seluruh aset pemerintahdengan membeli seluruh aset pemerintah
 Arisan???Arisan???
 Zakat???Zakat???
 Sumbangan sosial masyarakat???Sumbangan sosial masyarakat???
 SMF???SMF???

Contenu connexe

Tendances

Mekanisme dan Dokumen Perencanaan
Mekanisme dan Dokumen PerencanaanMekanisme dan Dokumen Perencanaan
Mekanisme dan Dokumen PerencanaanDadang Solihin
 
S1 teoper-6-perencanaan rasional-ok
S1 teoper-6-perencanaan rasional-okS1 teoper-6-perencanaan rasional-ok
S1 teoper-6-perencanaan rasional-okAry Ajo
 
Keterkaitan Dokumen Perencanaan
Keterkaitan Dokumen PerencanaanKeterkaitan Dokumen Perencanaan
Keterkaitan Dokumen PerencanaanDadang Solihin
 
Perencanaan Pembangunan Daerah
Perencanaan Pembangunan Daerah Perencanaan Pembangunan Daerah
Perencanaan Pembangunan Daerah Dadang Solihin
 
Analisis dibutuhkan dalam pembuatan rdtr (permen atr no 16 tahun 2018)
Analisis dibutuhkan dalam pembuatan rdtr (permen atr no 16 tahun 2018)Analisis dibutuhkan dalam pembuatan rdtr (permen atr no 16 tahun 2018)
Analisis dibutuhkan dalam pembuatan rdtr (permen atr no 16 tahun 2018)bintang purba
 
Perencanaan Pembangunan Daerah: Konsep, Strategi, Tahapan, dan Proses
Perencanaan Pembangunan Daerah: Konsep, Strategi, Tahapan, dan ProsesPerencanaan Pembangunan Daerah: Konsep, Strategi, Tahapan, dan Proses
Perencanaan Pembangunan Daerah: Konsep, Strategi, Tahapan, dan ProsesDadang Solihin
 
PERENCANAAN TATA RUANG
PERENCANAAN TATA RUANGPERENCANAAN TATA RUANG
PERENCANAAN TATA RUANGDadang Solihin
 
RPJMD menurut Permendagri 86 Tahun 2017
RPJMD menurut Permendagri 86 Tahun 2017RPJMD menurut Permendagri 86 Tahun 2017
RPJMD menurut Permendagri 86 Tahun 2017noldy HP
 
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3infosanitasi
 
Konsep perencanaan pembangunan desa
Konsep perencanaan pembangunan desaKonsep perencanaan pembangunan desa
Konsep perencanaan pembangunan desaPemdes Seboro Sadang
 
Pengertian ilmu ekonomi wilayah, ruang dan wilayah dan teori lokasi
Pengertian ilmu ekonomi wilayah, ruang dan wilayah dan teori lokasiPengertian ilmu ekonomi wilayah, ruang dan wilayah dan teori lokasi
Pengertian ilmu ekonomi wilayah, ruang dan wilayah dan teori lokasiSugeng Budiharsono
 
RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP) KAWASAN PERKOTAAN MA...
RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP) KAWASAN PERKOTAAN MA...RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP) KAWASAN PERKOTAAN MA...
RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP) KAWASAN PERKOTAAN MA...TPRP Strategic Partner
 
Kebijakan pengembangan wilayah di Indonesia dalam skala nasional, wilayah, da...
Kebijakan pengembangan wilayah di Indonesia dalam skala nasional, wilayah, da...Kebijakan pengembangan wilayah di Indonesia dalam skala nasional, wilayah, da...
Kebijakan pengembangan wilayah di Indonesia dalam skala nasional, wilayah, da...Himpunan Mahasiswa Planologi ITS
 
Pembangunan Ekonomi Lokal
Pembangunan Ekonomi LokalPembangunan Ekonomi Lokal
Pembangunan Ekonomi LokalSri Wahyuni
 
Perka BIG No. 3 Tahun 2016 tentang Spesifikasi Teknis Penyajian Peta Desa
Perka BIG No. 3 Tahun 2016 tentang Spesifikasi Teknis Penyajian Peta DesaPerka BIG No. 3 Tahun 2016 tentang Spesifikasi Teknis Penyajian Peta Desa
Perka BIG No. 3 Tahun 2016 tentang Spesifikasi Teknis Penyajian Peta DesaJaringan Kerja Pemetaan Partisipatif
 
Unsur pokok perencanaan Pembangunan Daerah
Unsur pokok perencanaan Pembangunan DaerahUnsur pokok perencanaan Pembangunan Daerah
Unsur pokok perencanaan Pembangunan DaerahAnnisa Annisa
 

Tendances (20)

Mekanisme dan Dokumen Perencanaan
Mekanisme dan Dokumen PerencanaanMekanisme dan Dokumen Perencanaan
Mekanisme dan Dokumen Perencanaan
 
S1 teoper-6-perencanaan rasional-ok
S1 teoper-6-perencanaan rasional-okS1 teoper-6-perencanaan rasional-ok
S1 teoper-6-perencanaan rasional-ok
 
Keterkaitan Dokumen Perencanaan
Keterkaitan Dokumen PerencanaanKeterkaitan Dokumen Perencanaan
Keterkaitan Dokumen Perencanaan
 
Investasi 01
Investasi 01Investasi 01
Investasi 01
 
Perencanaan Pembangunan Daerah
Perencanaan Pembangunan Daerah Perencanaan Pembangunan Daerah
Perencanaan Pembangunan Daerah
 
Kebijakan Satu Peta Untuk Pembangunan Indonesia
Kebijakan Satu Peta Untuk Pembangunan IndonesiaKebijakan Satu Peta Untuk Pembangunan Indonesia
Kebijakan Satu Peta Untuk Pembangunan Indonesia
 
Analisis dibutuhkan dalam pembuatan rdtr (permen atr no 16 tahun 2018)
Analisis dibutuhkan dalam pembuatan rdtr (permen atr no 16 tahun 2018)Analisis dibutuhkan dalam pembuatan rdtr (permen atr no 16 tahun 2018)
Analisis dibutuhkan dalam pembuatan rdtr (permen atr no 16 tahun 2018)
 
Perencanaan Pembangunan Daerah: Konsep, Strategi, Tahapan, dan Proses
Perencanaan Pembangunan Daerah: Konsep, Strategi, Tahapan, dan ProsesPerencanaan Pembangunan Daerah: Konsep, Strategi, Tahapan, dan Proses
Perencanaan Pembangunan Daerah: Konsep, Strategi, Tahapan, dan Proses
 
PERENCANAAN TATA RUANG
PERENCANAAN TATA RUANGPERENCANAAN TATA RUANG
PERENCANAAN TATA RUANG
 
RPJMD menurut Permendagri 86 Tahun 2017
RPJMD menurut Permendagri 86 Tahun 2017RPJMD menurut Permendagri 86 Tahun 2017
RPJMD menurut Permendagri 86 Tahun 2017
 
6. struktur internal kota1
6. struktur internal kota16. struktur internal kota1
6. struktur internal kota1
 
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3
 
Konsep perencanaan pembangunan desa
Konsep perencanaan pembangunan desaKonsep perencanaan pembangunan desa
Konsep perencanaan pembangunan desa
 
Pengertian ilmu ekonomi wilayah, ruang dan wilayah dan teori lokasi
Pengertian ilmu ekonomi wilayah, ruang dan wilayah dan teori lokasiPengertian ilmu ekonomi wilayah, ruang dan wilayah dan teori lokasi
Pengertian ilmu ekonomi wilayah, ruang dan wilayah dan teori lokasi
 
RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP) KAWASAN PERKOTAAN MA...
RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP) KAWASAN PERKOTAAN MA...RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP) KAWASAN PERKOTAAN MA...
RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP) KAWASAN PERKOTAAN MA...
 
Kebijakan pengembangan wilayah di Indonesia dalam skala nasional, wilayah, da...
Kebijakan pengembangan wilayah di Indonesia dalam skala nasional, wilayah, da...Kebijakan pengembangan wilayah di Indonesia dalam skala nasional, wilayah, da...
Kebijakan pengembangan wilayah di Indonesia dalam skala nasional, wilayah, da...
 
Pembangunan Ekonomi Lokal
Pembangunan Ekonomi LokalPembangunan Ekonomi Lokal
Pembangunan Ekonomi Lokal
 
Perka BIG No. 3 Tahun 2016 tentang Spesifikasi Teknis Penyajian Peta Desa
Perka BIG No. 3 Tahun 2016 tentang Spesifikasi Teknis Penyajian Peta DesaPerka BIG No. 3 Tahun 2016 tentang Spesifikasi Teknis Penyajian Peta Desa
Perka BIG No. 3 Tahun 2016 tentang Spesifikasi Teknis Penyajian Peta Desa
 
Peraturan Zonasi
Peraturan ZonasiPeraturan Zonasi
Peraturan Zonasi
 
Unsur pokok perencanaan Pembangunan Daerah
Unsur pokok perencanaan Pembangunan DaerahUnsur pokok perencanaan Pembangunan Daerah
Unsur pokok perencanaan Pembangunan Daerah
 

Similaire à Investasi 02

5penganggaransektorpublik-150225232306-conversion-gate01.pdf
5penganggaransektorpublik-150225232306-conversion-gate01.pdf5penganggaransektorpublik-150225232306-conversion-gate01.pdf
5penganggaransektorpublik-150225232306-conversion-gate01.pdfrivanasri
 
penganggaran sektor publik
penganggaran sektor publikpenganggaran sektor publik
penganggaran sektor publikAry Efendi
 
Penganggaran sektor publik PPt Terkini.pptx
Penganggaran sektor publik PPt Terkini.pptxPenganggaran sektor publik PPt Terkini.pptx
Penganggaran sektor publik PPt Terkini.pptxssuserf8ed4e
 
Dinamika Penyusunan Anggaran - DSB.pdf
Dinamika Penyusunan Anggaran - DSB.pdfDinamika Penyusunan Anggaran - DSB.pdf
Dinamika Penyusunan Anggaran - DSB.pdfUniversitas Esa Unggul
 
sistem penganggaran negara
sistem penganggaran negarasistem penganggaran negara
sistem penganggaran negaraAry Efendi
 
Konsep Anggaran Berbasis Kinerja
Konsep Anggaran Berbasis KinerjaKonsep Anggaran Berbasis Kinerja
Konsep Anggaran Berbasis KinerjaJuwarto Tulungagung
 
TEORI PENGANGGARAN PUBLIK.doc
TEORI PENGANGGARAN PUBLIK.docTEORI PENGANGGARAN PUBLIK.doc
TEORI PENGANGGARAN PUBLIK.docLairivRevyIwamony
 
Pendekatan Penyusunan Anggaran_Akuntansi Sektor Publik.pdf
Pendekatan Penyusunan Anggaran_Akuntansi Sektor Publik.pdfPendekatan Penyusunan Anggaran_Akuntansi Sektor Publik.pdf
Pendekatan Penyusunan Anggaran_Akuntansi Sektor Publik.pdfFajar318789
 
Manajemen belanja daerah
Manajemen belanja daerahManajemen belanja daerah
Manajemen belanja daerahMaylana Febrina
 
Perencanaan Penganggaran APBN
Perencanaan Penganggaran APBNPerencanaan Penganggaran APBN
Perencanaan Penganggaran APBNPSEKP - UGM
 
Anggaran pendapatan dan belanja negara
Anggaran pendapatan dan belanja negaraAnggaran pendapatan dan belanja negara
Anggaran pendapatan dan belanja negaragravity1992
 

Similaire à Investasi 02 (20)

Keuangan (anggaran)
Keuangan (anggaran)Keuangan (anggaran)
Keuangan (anggaran)
 
5penganggaransektorpublik-150225232306-conversion-gate01.pdf
5penganggaransektorpublik-150225232306-conversion-gate01.pdf5penganggaransektorpublik-150225232306-conversion-gate01.pdf
5penganggaransektorpublik-150225232306-conversion-gate01.pdf
 
penganggaran sektor publik
penganggaran sektor publikpenganggaran sektor publik
penganggaran sektor publik
 
Analisis apbd
Analisis apbdAnalisis apbd
Analisis apbd
 
Penganggaran sektor publik
Penganggaran sektor publikPenganggaran sektor publik
Penganggaran sektor publik
 
Penganggaran sektor publik PPt Terkini.pptx
Penganggaran sektor publik PPt Terkini.pptxPenganggaran sektor publik PPt Terkini.pptx
Penganggaran sektor publik PPt Terkini.pptx
 
Dinamika Penyusunan Anggaran - DSB.pdf
Dinamika Penyusunan Anggaran - DSB.pdfDinamika Penyusunan Anggaran - DSB.pdf
Dinamika Penyusunan Anggaran - DSB.pdf
 
sistem penganggaran negara
sistem penganggaran negarasistem penganggaran negara
sistem penganggaran negara
 
Konsep Dasar Penyusunan Anggaran
Konsep Dasar Penyusunan Anggaran Konsep Dasar Penyusunan Anggaran
Konsep Dasar Penyusunan Anggaran
 
Sistem Anggaran
Sistem AnggaranSistem Anggaran
Sistem Anggaran
 
Konsep Anggaran Berbasis Kinerja
Konsep Anggaran Berbasis KinerjaKonsep Anggaran Berbasis Kinerja
Konsep Anggaran Berbasis Kinerja
 
TEORI PENGANGGARAN PUBLIK.doc
TEORI PENGANGGARAN PUBLIK.docTEORI PENGANGGARAN PUBLIK.doc
TEORI PENGANGGARAN PUBLIK.doc
 
Akuntansi Sektor Publik.pptx
Akuntansi Sektor Publik.pptxAkuntansi Sektor Publik.pptx
Akuntansi Sektor Publik.pptx
 
1-Konsep Pembiayaan Pembangunan.pptx
1-Konsep Pembiayaan Pembangunan.pptx1-Konsep Pembiayaan Pembangunan.pptx
1-Konsep Pembiayaan Pembangunan.pptx
 
Eko apbd apbn
Eko apbd apbnEko apbd apbn
Eko apbd apbn
 
Pendekatan Penyusunan Anggaran_Akuntansi Sektor Publik.pdf
Pendekatan Penyusunan Anggaran_Akuntansi Sektor Publik.pdfPendekatan Penyusunan Anggaran_Akuntansi Sektor Publik.pdf
Pendekatan Penyusunan Anggaran_Akuntansi Sektor Publik.pdf
 
Manajemen belanja daerah
Manajemen belanja daerahManajemen belanja daerah
Manajemen belanja daerah
 
Perencanaan Penganggaran APBN
Perencanaan Penganggaran APBNPerencanaan Penganggaran APBN
Perencanaan Penganggaran APBN
 
Anggaran pendapatan dan belanja negara
Anggaran pendapatan dan belanja negaraAnggaran pendapatan dan belanja negara
Anggaran pendapatan dan belanja negara
 
Miching versi 2
Miching versi 2Miching versi 2
Miching versi 2
 

Plus de suningterusberkarya

kalkulus dasar lanjut untuk mahasiswa baru.pdf
kalkulus dasar lanjut untuk mahasiswa baru.pdfkalkulus dasar lanjut untuk mahasiswa baru.pdf
kalkulus dasar lanjut untuk mahasiswa baru.pdfsuningterusberkarya
 
Jurnal wahana pengembangan ekonomi kawasan pesisir sedati berbasis minapolitan
Jurnal wahana pengembangan ekonomi kawasan pesisir sedati berbasis minapolitanJurnal wahana pengembangan ekonomi kawasan pesisir sedati berbasis minapolitan
Jurnal wahana pengembangan ekonomi kawasan pesisir sedati berbasis minapolitansuningterusberkarya
 
Pemetaan potensi pencemaran lingkungan semnas unipa surabaya
Pemetaan potensi pencemaran lingkungan  semnas unipa surabayaPemetaan potensi pencemaran lingkungan  semnas unipa surabaya
Pemetaan potensi pencemaran lingkungan semnas unipa surabayasuningterusberkarya
 
Evaluasi Kebijakan Green Infrastructure Sanitasi Lingkungan Dan Implementasin...
Evaluasi Kebijakan Green Infrastructure Sanitasi Lingkungan Dan Implementasin...Evaluasi Kebijakan Green Infrastructure Sanitasi Lingkungan Dan Implementasin...
Evaluasi Kebijakan Green Infrastructure Sanitasi Lingkungan Dan Implementasin...suningterusberkarya
 
Pesisir 12 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 12 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIRPesisir 12 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 12 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIRsuningterusberkarya
 
Pesisir 11 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 11 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIRPesisir 11 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 11 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIRsuningterusberkarya
 
Pesisir 10 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 10 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIRPesisir 10 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 10 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIRsuningterusberkarya
 
Pesisir 9 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 9 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIRPesisir 9 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 9 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIRsuningterusberkarya
 
Pesisir 07 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 07 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIRPesisir 07 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 07 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIRsuningterusberkarya
 
Pesisir 06 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 06 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIRPesisir 06 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 06 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIRsuningterusberkarya
 
Pesisir 05 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 05 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIRPesisir 05 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 05 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIRsuningterusberkarya
 
Pesisir 04 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 04 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIRPesisir 04 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 04 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIRsuningterusberkarya
 
Pesisir 03 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 03 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIRPesisir 03 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 03 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIRsuningterusberkarya
 
Pesisir 02 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 02 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIRPesisir 02 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 02 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIRsuningterusberkarya
 
Pesisir 01 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 01 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIRPesisir 01 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 01 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIRsuningterusberkarya
 
Sosial infrastruktur 05 PERENCANAAN WILAYAH KOTA
Sosial infrastruktur 05 PERENCANAAN WILAYAH KOTA Sosial infrastruktur 05 PERENCANAAN WILAYAH KOTA
Sosial infrastruktur 05 PERENCANAAN WILAYAH KOTA suningterusberkarya
 
Praswil1 03PERENCANAAN WILAYAH KOTA
Praswil1 03PERENCANAAN WILAYAH KOTA Praswil1 03PERENCANAAN WILAYAH KOTA
Praswil1 03PERENCANAAN WILAYAH KOTA suningterusberkarya
 
Praswil 14 rthPERENCANAAN WILAYAH KOTA
Praswil 14 rthPERENCANAAN WILAYAH KOTA Praswil 14 rthPERENCANAAN WILAYAH KOTA
Praswil 14 rthPERENCANAAN WILAYAH KOTA suningterusberkarya
 
Praswil1 02PERENCANAAN WILAYAH KOTA
Praswil1 02PERENCANAAN WILAYAH KOTA Praswil1 02PERENCANAAN WILAYAH KOTA
Praswil1 02PERENCANAAN WILAYAH KOTA suningterusberkarya
 

Plus de suningterusberkarya (20)

kalkulus dasar lanjut untuk mahasiswa baru.pdf
kalkulus dasar lanjut untuk mahasiswa baru.pdfkalkulus dasar lanjut untuk mahasiswa baru.pdf
kalkulus dasar lanjut untuk mahasiswa baru.pdf
 
Jurnal wahana pengembangan ekonomi kawasan pesisir sedati berbasis minapolitan
Jurnal wahana pengembangan ekonomi kawasan pesisir sedati berbasis minapolitanJurnal wahana pengembangan ekonomi kawasan pesisir sedati berbasis minapolitan
Jurnal wahana pengembangan ekonomi kawasan pesisir sedati berbasis minapolitan
 
Pemetaan potensi pencemaran lingkungan semnas unipa surabaya
Pemetaan potensi pencemaran lingkungan  semnas unipa surabayaPemetaan potensi pencemaran lingkungan  semnas unipa surabaya
Pemetaan potensi pencemaran lingkungan semnas unipa surabaya
 
Evaluasi Kebijakan Green Infrastructure Sanitasi Lingkungan Dan Implementasin...
Evaluasi Kebijakan Green Infrastructure Sanitasi Lingkungan Dan Implementasin...Evaluasi Kebijakan Green Infrastructure Sanitasi Lingkungan Dan Implementasin...
Evaluasi Kebijakan Green Infrastructure Sanitasi Lingkungan Dan Implementasin...
 
Jurnal waktu 2011 suning
Jurnal waktu 2011 suningJurnal waktu 2011 suning
Jurnal waktu 2011 suning
 
Pesisir 12 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 12 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIRPesisir 12 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 12 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
 
Pesisir 11 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 11 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIRPesisir 11 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 11 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
 
Pesisir 10 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 10 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIRPesisir 10 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 10 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
 
Pesisir 9 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 9 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIRPesisir 9 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 9 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
 
Pesisir 07 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 07 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIRPesisir 07 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 07 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
 
Pesisir 06 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 06 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIRPesisir 06 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 06 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
 
Pesisir 05 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 05 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIRPesisir 05 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 05 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
 
Pesisir 04 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 04 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIRPesisir 04 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 04 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
 
Pesisir 03 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 03 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIRPesisir 03 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 03 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
 
Pesisir 02 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 02 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIRPesisir 02 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 02 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
 
Pesisir 01 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 01 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIRPesisir 01 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 01 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
 
Sosial infrastruktur 05 PERENCANAAN WILAYAH KOTA
Sosial infrastruktur 05 PERENCANAAN WILAYAH KOTA Sosial infrastruktur 05 PERENCANAAN WILAYAH KOTA
Sosial infrastruktur 05 PERENCANAAN WILAYAH KOTA
 
Praswil1 03PERENCANAAN WILAYAH KOTA
Praswil1 03PERENCANAAN WILAYAH KOTA Praswil1 03PERENCANAAN WILAYAH KOTA
Praswil1 03PERENCANAAN WILAYAH KOTA
 
Praswil 14 rthPERENCANAAN WILAYAH KOTA
Praswil 14 rthPERENCANAAN WILAYAH KOTA Praswil 14 rthPERENCANAAN WILAYAH KOTA
Praswil 14 rthPERENCANAAN WILAYAH KOTA
 
Praswil1 02PERENCANAAN WILAYAH KOTA
Praswil1 02PERENCANAAN WILAYAH KOTA Praswil1 02PERENCANAAN WILAYAH KOTA
Praswil1 02PERENCANAAN WILAYAH KOTA
 

Investasi 02

  • 2. SUMBER-SUMBER PEMBIAYAAN 1. Konvensional: sumber-sumber pembiayaan yang diperoleh dari pemerintah, yaitu dari anggaran pemerintah (APBN/APBD) 2. Inkonvensional: sumber-sumber pembiayaan yang diperoleh dari kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat (obligasi, dana pensiun, tabungan masyarakat, zakat, dan dana- dana dari masyarakat lainnya)
  • 3. SUMBER PEMBIAYAAN KONVENSIONAL  Bentuk: Anggaran pemerintah pusat Anggaran pemerintah daerah  Teori anggaran: Pemerintah Tujuan Hak kewajiban Uang / Anggaran penerimaan pengeluara n Rakyat
  • 4. PENGERTIAN ANGGARAN  DEFINISI:  Perkiraan atau rencana pengeluaran (biaya) dan semua pendapatan untuk menutup biaya tersebut dalam suatu jangka waktu tertentu yang disusun secara sistematis dalam bentuk-bentuk tertentu dengan prosedur tertentu.  Anggaran: APBN ; APBD  SIFAT-SIFAT HUKUM:  Ditetapkan dengan undang-undang/Perda:  Priodisitas dan kontinuitas  memiliki periode waktu  Materiil  hanya mengikat pemerintah
  • 5. ASAS-ASAS ANGGARAN:  Kelengkapan: seluruh pengeluaran dan penerimaan harus terdapat pada anggaran dan dibawah pengawasan DPR  Spesialisasi: - Spesialisasi kualitatif: jumlah tertentu yang digunakan harus sesuai dengan tujuan yang disebutkan - spesialisasi kuantitatif: tidak diperbolehkan melampaui jumlah yang telah ditetapkan - spesialisasi menurut urutan: dibebankan pada dept/dinas tertentu untuk melaksanakannya  Berkala (priodisitas): berkaitan dengan jangka waktu dan sistem pengawasannya  Formal (bentuk tertentu): Anggaran disusun dalam bentuk UU/Perda sehingga dapat mengikat “semua pihak”  Keterbukaan (publisitas): segala bentuk penerimaan dan pengeluaran negara terbuka untuk umum
  • 6. FUNGSI ANGGARAN:  Fungsi Politik: adanya kesempatan kekuatan-kekuatan politik di dalam (DPR) yang ikut menyusun/memilih keinginan2 mereka, serta memberi kuasa kepada pemerintah untuk melaksanakannya  Fungsi Yuridis: dokumen yang berbentuk undang-undang yang mengikat khususnya pemerintah yang berhubungan dengan pengeluaran dan penerimaan negara. Fungsi yuridis merupakan sarana yang membatasi pemerintah dalam hal pengeluran yang melampaui batas-batas anggaran  Fungsi Ekonomi: anggaran mencerminkan besarnya skala pembangunan yang diperlukan sesuai dengan tuntutan ekonomi yang dapat digunakan oleh negara
  • 7. SISTEM PENYUSUNAN ANGGARAN 1. Tradisional Budgeting System 2. Performance Budgeting System 3. Planning, Programming, Budgeting System (PPBS)
  • 8. PERBEDAAN SISTEM ANGGARAN: KETERANGAKETERANGA NN TRADISIONALTRADISIONAL PERFORMANCEPERFORMANCE PPBSPPBS PengertianPengertian budgetbudget Perkiraan rencanaPerkiraan rencana penerimaan-pengeluaranpenerimaan-pengeluaran dana dan merupakan alatdana dan merupakan alat yang mencerminkanyang mencerminkan pengesahan pendapatanpengesahan pendapatan dan belanja negaradan belanja negara MencerminkanMencerminkan program kerjaprogram kerja dandan sbg alat manajemensbg alat manajemen untuk mengukuruntuk mengukur prestasiprestasi Kebijakan dlm prosesKebijakan dlm proses alokasi sumber-alokasi sumber- sumber ekonomisumber ekonomi yangyang langka untuklangka untuk memenuhi kebutuhanmemenuhi kebutuhan yang tidak terbatasyang tidak terbatas LandasanLandasan pengukuranpengukuran Besar-kecilnyaBesar-kecilnya pengeluaran; jikapengeluaran; jika seimbang dikatakanseimbang dikatakan berhasilberhasil Performance atauPerformance atau prestasi dariprestasi dari tujuan/hasil anggarantujuan/hasil anggaran yang efisienyang efisien KeberhasilanKeberhasilan rencana/programrencana/program dalam mencapaidalam mencapai tujuan negaratujuan negara OrientasiOrientasi Pertanggung-jawabanPertanggung-jawaban pelaksanaan anggaranpelaksanaan anggaran Pendayagunaan danaPendayagunaan dana yang tersedia untukyang tersedia untuk mencapai hasil yangmencapai hasil yang optimaloptimal Penyusunan rencanaPenyusunan rencana dan programdan program PengelompokkaPengelompokka n pos-posn pos-pos anggarananggaran Didasarkan atasDidasarkan atas objek-objek- objek pengeluaranobjek pengeluaran Didasarkan atasDidasarkan atas rencana kegiatanrencana kegiatan,, dan ditetapkan tolokdan ditetapkan tolok ukur berupa standarukur berupa standar biaya dan hasil kerjabiaya dan hasil kerja Didasarkan atasDidasarkan atas tujuan-tujuantujuan-tujuan yangyang hendak dicapai dihendak dicapai di masa mendatangmasa mendatang
  • 9. ANGGARAN DI INDONESIA:  Anggaran RI: APBN (pusat) dan APBD (daerah)  Periode waktu: 1 januari – 31 desember (dulu: 1 april – 31 maret)  Substansi: seluruh penerimaan dan pengeluran dalam rupiah  Penerimaan  pajak; bukan pajak: retribusi (iuran), transfer, laba badan usaha, pinjaman (hutang)  Pengeluaran: biaya pengeluaran rutin, pembangunan, pelayanan kepentingan masyarakat, bantuan-bantuan sosial, dll
  • 10. SUMBER-SUMBER PENERIMAAN KONVENSIONAL:  Pajak: suatu pungutan yang merupakan hak prerogatif pemerintah, pungutan tersebut didasarkan pada UU, pemungutannya dapat dipaksakan kepada subjek pajak, tidak ada balas jasa langsung yang ditujukan kpd penggunanya, ex: pajak penghasilan, PBB, PPN, dll  Retribusi: pungutan pemerintah karena pembayar menerima jasa tertentu dari pemerintah, ex: retribusi parkir, retribusi air/listrik, retribusi perijinan  Transfer: sejumlah uang yang diterima pemerintah pusat / daerah pembagian hasil sebagai sumber pembiayaanakibat, ex: DAU, DAK, dana otonomi khusus, dll  Hutang: sejumlah uang yang diterima pemerintah pusat/daerah dg kewajiban mengembalikannya pada jangka waktu tertentu kepada pemberi hutang, ex: hutang luar negeri, hutang antar daerah, dll  Laba perusahan: sejumlah uang yang diterima pemerintah pusat/daerah yang berasal dari laba perusahannya, ex: laba BUMN, BUMD
  • 11. INSTRUMEN KEUANGAN BAGI PEMBANGUNAN 1. Penguasaan sumber daya:  Pemerintah (public)  Swasta (private)  Pemerintah – swasta (public-private) 1. Katagori instrumen:  Pembiayaan melalui pendapatan (revenue financing)  Pembiayaan melalui hutang (debt financing)  Pembiayaan melalui kekayaan (equity financing)
  • 12. TIPOLOGI INSTRUMEN: PEMERINTAHPEMERINTAH (PUBLIC)(PUBLIC) SWASTASWASTA (PRIVATE)(PRIVATE) PEMERINTAH –PEMERINTAH – SWASTASWASTA (PUBLIC-PRIVATE)(PUBLIC-PRIVATE) REVENUEREVENUE FINANCINGFINANCING KONVENSIONAL:KONVENSIONAL: Pajak, retribusi, dllPajak, retribusi, dll NON KONVENSIONAL:NON KONVENSIONAL: Betterment leviesBetterment levies KONVENSIONAL:KONVENSIONAL: NON KONVENSIONAL:NON KONVENSIONAL: Development impact feeDevelopment impact fee KONVENSIONAL:KONVENSIONAL: NON KONVENSIONAL:NON KONVENSIONAL: LC/ LRLC/ LR DEBTDEBT FINANCINGFINANCING KONVENSIONAL:KONVENSIONAL: Segala jenis pinjamanSegala jenis pinjaman (loan)(loan) NON KONVENSIONAL:NON KONVENSIONAL: ObligasiObligasi KONVENSIONAL:KONVENSIONAL: NON KONVENSIONAL:NON KONVENSIONAL: Development exactionDevelopment exaction KONVENSIONAL:KONVENSIONAL: NON KONVENSIONAL:NON KONVENSIONAL: Excess condemnation,Excess condemnation, lingkagelingkage EQUITYEQUITY FINANCINGFINANCING KONVENSIONAL:KONVENSIONAL: Hasil kekayaan SDAHasil kekayaan SDA NON KONVENSIONAL:NON KONVENSIONAL: KONVENSIONAL:KONVENSIONAL: NON KONVENSIONAL:NON KONVENSIONAL: KONVENSIONAL:KONVENSIONAL: NON KONVENSIONAL:NON KONVENSIONAL: Join ventura, consesionJoin ventura, consesion
  • 13. EKSPLORASI INSTRUMEN:  Betterment levies: pajak yang dikenakan pada pihak-pihak yang terkena eksternalitas (+) akibat pembangunan sektor publik  Development impact fee: pengeluran yang dilakukan oleh konsumen akibat adanya eksternalitas (-) dari suatu pembangunan oleh pihak swasta  LC/LR penyediaan sarana dan prasarana oleh pemerintah dan masyarakat/swasta  Development exactions: pungutan dalam rangka pembangunan prasarana terhadap developer yang ditentukan berdasarkan negosiasi/perjanjian antara developer dengan institusi yang mewakili aktifitas masyarakat  Excess Condemnation: sejumlah tanah yang disisihkan untuk pembangunan prasarana sebagian lainnya di berikan ke developer utk komersial, devlper berkewajiban membayar prasarana
  • 14.  Linkage:Linkage: developer diharuskan menyediakan dan membiayai prasarana yangdeveloper diharuskan menyediakan dan membiayai prasarana yang sejenis (paralel) di daerah lain yang kurang diinginkan, dalam rangkasejenis (paralel) di daerah lain yang kurang diinginkan, dalam rangka mendapatkan persetujuan di daerah yang mereka inginkanmendapatkan persetujuan di daerah yang mereka inginkan  Joint Ventura:Joint Ventura: pengelolaan bersama-sama terhadap suatu sumber daya denganpengelolaan bersama-sama terhadap suatu sumber daya dengan memadukan keunggulan yang dimiliki oleh swasta dan masyarakatmemadukan keunggulan yang dimiliki oleh swasta dan masyarakat secara seimbangsecara seimbang  Consesion:Consesion: swasta mengambil alih seluruh kontrol perusahan (sumber daya)swasta mengambil alih seluruh kontrol perusahan (sumber daya) dengan membeli seluruh aset pemerintahdengan membeli seluruh aset pemerintah  Arisan???Arisan???  Zakat???Zakat???  Sumbangan sosial masyarakat???Sumbangan sosial masyarakat???  SMF???SMF???