1. BULETIN UNNES
Diterbitkan oleh UPT Pusat Hubungan Masyarakat Universitas Negeri Semarang Sehat Unggul
Sejahtera
Edisi I 2 Desember 2009 www.unnes.ac.id
Indikator
grafis: agus
25% Dosen
Tersertifikasi
TAHUN 2009, Ditjen Dikti
Depdiknas memberi Unnes 153
kuota orang untuk sertifikasi Pembantu Rektor I Unnes Prof Dr Supriadi Rustad MSi dan St. Kartono guru SMA Kolese hon
dosen. Dari jumlah itu, 149 De Britto memberikan tanggapan terhadap ide penggabungan UN-SNMPTN dalam diskusi
orang lulus dan selebihnya bulanan UPT Pusat Humas Unnes.
tidak lulus.
Tahun sebelumnya, dida- UN-SNMPTN
pat kuota 112 orang untuk
sertifikasi dosen. Itu termasuk
Banyak Kendala
Teknis
28 guru besar. Satu orang
saja yang tidak lulus kala itu.
“Artinya, 25% dosen Unnes
sudah tersertifikasi,” ungkap
Rektor Prof Dr Sudijono IDE penggabungan Ujian Nasional (UN) dan Seleksi Nasional
Sastroatmojo saat penyerahan
sertifikat, di kampus Sekaran, Mahasiswa Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) agaknya akan
Kamis ( 25/11). melewati banyak batu sandungan. Bukan hanya karena baru
Rektor juga mengimbau
para dosen agar setelah saja Mahkamah Agung menjatuhkan vonis yang melarang ujian
menerima sertifikat segera itu digelar, melainkan juga lantaran tak sedikit kesulitan teknis,
berubah yang mengarah pada
peningkatan profesionalitas. bahkan filosofis.
sulist
ITULAH benang merah yang beban peserta didik, terutama dari sisi
Susunan Redaksi bisa ditarik dari diskusi ”Plus-Minus dana, dan bisa menjadi upaya untuk
Pelindung: Rektor Penggabungan UN-SNMPTN”, Rabu menjaga kesinambungan antarjenjang
Pembina: Pembantu Rektor IV (25/11), di rektorat Universitas Negeri pendidikan,” kata Supriadi.
Pemimpin Redaksi: Sucipto Hadi Purnomo
Redaksi: Kartika Fajar Cahyani, Sihono,
Semarang (Unnes). Tampil sebagai Namun dari sisi teknik, lanjut
Dwi Sulistiawan, Ariyani Widyastuti, pemantik diskusi yang digelar guru besar fisika ini, terdapat banyak
Agus Setyo Purnomo oleh UPT Pusat Humas Unnes itu kesulitan yang bakal mengadang.
Administrasi: Hendarni Widowati,
Alamat Redaksi:
Pembantu Rektor Bidang Akademik ”Persoalan pertama menyangkut
UPT Pusat Humas Unnes Lantai II Gedung H Unnes Prof Dr Supriadi Rustad MSi kredibilitas ujian nasional. Tak bisa
Unnes Kampus Sekaran, dan St Kartono, guru SMA Kolese De dimungkiri bahwa selama ini UN
Telepon 024-8508093
E-mail: humasunnes@yahoo.co.id
Britto Yogyakarta. sarat akan kecurangan. Akibatnya,
Redaksi menerima kiriman berita dan artikel
”Motif penggabungan ini
sesuai dengan rubrikasi Buletin Banaran sebenarnya mulia. Paling tidak
dimaksudkan untuk mengurangi Bersambung hlm 3
2. 2 Salam Redaksi Seputar Kampus
Kami Corong! Tari Klasik Potensial
Kami Telinga!
LAZIMNYA setiap kedatangan untuk Budi Pekerti
pertama, perkenalan perlu dilakukan.
Itu pula yang ingin kami sampaikan Kraton Serakarta Hadiningrat yang
pada kesempatan ini. lebih akrab dipanggil Gusti Mung
Buletin Sekaran, yang kini itu.
berada di tangan Anda, merupakan Selain Gusti Mung, tampil
hasil metamorfosis terbitan serupa sebagai pembicara Guru Besar
yang pernah ada, Geliat. Disebut Pendidikan Seni Unnes Prof Dr
metamorfosis, karena ”roh” yang Tjetjep Rohendi Rohidi MA dan
lama tetap saja terpiara. Roh itu dosen Seni Rupa Institut Teknologi
tak lain adalah semangat untuk Bandung (ITB) Drs Asmujo Jono
menjadikan media seperti ini sebagai Irianto MSn.
corong sekaligus telinga. Prof Tjetjep berpendapat,
Corong adalah sebuah peranti kesenian merupakan perwujudan
untuk meneriakkan suara dari yang jelas dalam menunjukkan
sumbernya agar bisa jelas didengar identitas sebuah bangsa yang
khalayak. Corong bisa membuat memiliki keluhuran budaya, baik
suara yang semula pelan terdengar yang terbentuk karena proses sejarah
Gusti Mung sulist
lebih keras. maupun sumber daya lingkungan
Adapun telinga, jelas, merupakan DI tengah-tengah arus moder- yang ada dan dapat dimanfaatkan.
alat buat mendengar. Mendengar nitas, tari klasik masih relevan sebagai “Ia menjadi wahana bagi
apa saja, baik yang lirih maupun acuan dasar pembelajaran budi pekerti. pengekalan warisan dan
yang keras. Jika corong bertugas Dra GKR Koes Murtiyah pengembangan kreatif ke masa
mengeluarkan, telinga berguna buat Wandansari MPd mengemukakan depan,” antropolog yang kini
memasukkan. hal itu pada Seminar Nasional menjadi profesor tamu di Universiti
Kalau saja kedua peranti itu “Pengembangan Kesenian Tradisional Pendidikan Sultan Idris Malaysia
bisa sehat berfungsi, pastilah lahir dalam Kebudayaan Kontemporer,” Adapun Asmujo tidak menampik
sebuah kesetimbangan. Tak cuma di Gedung B5 kampus Universitas kenyataan bahwa generasi muda di
berteriak, tapi juga mendengar; Negeri Semarang (Unnes) Sekaran kota besar tidak lagi menjadikan
tak hanya mengeluarkan, tapi juga Gunungpati Rabu, (18/11). tradisi sebagai bagian keseharian
mendengarkan “Kehalusan budi pada setiap gerak mereka. Bahkan, katanya, mereka
Sungguh, kami ingin menjadikan tari klasik sudah jelas memberikan tidak lagi paham dan tertarik pada
Sekaran sebagai corong sekaligus ajaran luhur tentang betapa sangat adat istiadat dan tradisi, termasuk
telinga: telinga kita, corong kita pula! berharganya nilai budi pekerti,” kata seni tradisi.
shp Pengageng Kantor Sasana Wilapa sulist
UN-SNMPTN ..... tidak representatif sebagai tolok ukur Sekolah Bukan Pasar itu.
untuk menyeleksi calon mahasiswa,” Menurut Kartono, kalau
Sambungan hlm 1 ungkapnya dalam diskusi yang penggabungan itu sekadar
dipandu Achiar M Permana, wartawan meringankan beban kepadatan
kepercayaan perguruan tinggi negeri Suara Merdeka. persiapan siswa SMA, UN
(PTN) terhadap UN cenderung Kalaupun integrasi itu dilakukan, semestinya dikembalikan sebagai
rendah. Implikasinya, jika benar- kata Supriadi, paling cepat bisa alat pemetaan mutu pendidikan.
benar ada integrasi, PTN memiliki terselenggara 2012, bukan 2010 ”Bukan penentu kelulusan yang
kebebasan untuk mengakui sebagaimana yang diberitakan di tak harus diselenggarakan pada
atau sebaliknya, tidak mengakui berbagai media selama ini. ”Karena akhir tahun pelajaran. Bahakan jika
kredibilitas.” itu, yang terpenting lebih dahulu mungkin, kembalikan kewenangan
Beberapa kepala sekolah baik bukan penggabungan, melainkan mengevaluasi siswa kepada
negeri maupun swasta dalam forum pengakuan.’’ gurunya.”
itu juga mengungkapkan beberapa Penuhi Prasyarat Dia mengaku tidak melihat
kecurangan yang kerap kali terjadi sisi minus penyatuan itu jika
dalam penyelenggaraan UN. St Kartono menyatakan tak
menampik rencana penggabungan itu prasyarat keandalan UN dipenuhi.
Karena itu, menurut dia, persoalan asalkan prasyarat menuju UN dipenuhi ”Seluruh proses mesti standar
yang menyangkut kredibilitas terlebih dahulu. ”Penyatuan kedua dulu, baik menyangkut sarana,
harus diselesaikan lebih dahulu. ujian tersebut pasti akan berdampak prasarana, proses, maupun tenaga
”Persoalan lainnya menyangkut terhadap penghematan biaya. Siswa kependidikan. Selama itu belum
karakteristik program studi tertentu juga akan lebih menghemat energi standar, tidak bisa diharapkan
di PTN. Pada program studi seni dan sehingga tidak harus berulang-ulang sebuah hasil evaluasi yang standar.”
olahraga, misalnya, hasil UN tentu mengikuti try out,” kata penulis buku shp
3. Agenda Seputar Kampus 3
Kuliah Umum Kerja Sama
Fakultas Ekonomi Unnes-Jepang
FAKULTAS Ekonomi
Unnes akan menyeleng- Universitas Negeri
garakan ku-liah umum Semarang (Unnes) men-
“Kewirausahaan Mahasiswa jajaki kerja sama dengan
Menuju Mahasiswa Sutera: Asian Urban Information
Mengubah Loyang Menjadi Centre of Kobe (AUICK)
Emas”, Kamis (3/12/09) pukul Jepang untuk mewujudkan
08.00 di Auditorium kam- Unnes sebagai universitas
pus Sekaran. Pembicara Prof konservasi.
Dr Haryono Suyono (mantan Rektor Unnes menanam pohon dibantu Kepala Dinas Kehutanan Jateng. hon “Kami tengah merintis
Menteri Lingkungan Hidup, kerja sama dengan AUICK
Ketua Yayasan Damandiri-
Unnes Menanam dan menggandeng Yayas-
Sejuta Harapan
Jakarta). Acara akan diikuti an Damandiri sebagai
dosen, mahasiswa FE angka- fasilitator,” kata Pembantu
tan 2009, dan tamu undangan. Rektor I Unnes Supriadi
shp “SATU orang satu pohon, harapan,” katanya. Rustad SEai menerima
sejuta harapan”. Itulah slogan Acara itu merupakan kunjungan Direktur
Nulis Kreatif program Hari Menanam Pohon hasil kolaborasi tiga institusi. AUICK Prof Hirofumi
Indonesia dan Bulan Menanam Unnes sebagai penyedia lahan Ando di Rektorat Unnes
ala Kambing Jantan Nasional yang dihelat di tanam dan Dinas Kehutanan Semarang, Rabu (18/11).
LABORATORIUM Ju- Universitas Negeri Semarang serta BP DAS Pemali Jerutan AUICK merupakan lem-
rnalistik Jurusan Bahasa dan (Unnes) kampus Sekaran, menyediakan 6.000 bibit baga sosial di Kobe,
Sastra Indonesia FBS Unnes Sabtu (28/11). tanaman dari berbagai jenis. Jepang yang memfokuskan
akan menggelar talk show (pen- Dalam sambutan saat Kepala Dinas Kehutanan pada penelitian tentang
tas bincang) “Nulis Kreatif ala upacara pembukaan, Rektor Jateng, Dr Ir Sri Puryono KS urbanisasi dan dampak
Kambing Jantan” bersama Ra- Unnes Prof Dr Sudijono MP mengungkapkan, kerusa- yang ditimbulkan oleh
ditya Dika (penulis sekenario Sastroatmodjo MSi memparkan kan hutan yang terjadi saat ini urbanisasi.
film dan novel), Sucipto Hadi tentang rangkaian filosofi pada skala yang sangat luas. Ia mengatakan kerja
Purnomo (Unnes), dan Budi satu orang satu pohon. “Jika Bahkan kemampuan hutan sama yang akan dilakukan
Maryono (novelis). Acara di- satu orang yang merupakan sebagai paru-paru dunia akan difokuskan pada hal
helat Minggu (20/12) pukul bagian dari keluarga menanam sudah hilang. “Sungguh tersebut, misalnya terkait
09.00 di gedung FBS Unnes. satu pohon, satu keluarga ironis ketika aktifitas industri penataan lingkungan per-
Kegiatan ini terbuka untuk itu akan menjadi menanam yang menghasilkan gas kotaan, pemberdayaan
mahasiswa, guru, dosen, dan satu halaman. Kemudian rumah kaca meningkat, hutan masyarakat di suatu
masyarakat umum. Informasi berlanjut satu desa, kabupaten, yang berperan mengabsorbsi wilayah, dan konservasi
081575765931(Deni). agus seterusnya sampai satu negara gas tersebut justru mengalami lingkungan.
yang disebut sebagai menanam kerusakan.” agus/shp sulist
Pengukuhan Mayoritas Dosen Kesulitan Buat Artikel Ilmiah
Wiyanto MAYORITAS dosen (Unnes) kampus Sekaran.
dan Samsudi mengalami kesulitan ketika Pengelola jurnal terakre-
hendak membuat artikel ditasi itu juga mengemukakan,
Dr Wiyanto MSi, dosen Ju- ilmiah berdasarkan penelitian penulis artikel harus pandai
rusan FIsika Fakultas Matema- yang telah mereka lakukan. memilih unsur utama dalam
tika dan Ilmu pengahuan Alam Akbatnya, hingga sekarang laporan sesuai dengan gaya
(MIPA) akan dikukuhkan frekuensi pemuatan artikel selingkung jurnal yang dituju.
sebagai guru besar, Selasa tersebut di jurnal-jurnal ”Selain itu, mencermati
(15/12) di auditorium kampus terakreditasi ter-golong unsur utama seperti abstrak,
Sekaran. Bersama Wiyanto, rendah. kata kunci, pendahuluan,
akan dikukuhkan pula Dr Sam- ”Membuat artikel dari Akhmad Mukhadis tika metode, hasil, pembahasan,
sudi MPd, dari Jurusan Teknik laporan penelitian semestinya simpulan dan saran, serta
Mesin Fakultas Teknik (FT) dengan melakukan penulisan kembali daftar pustaka,” kata reviewer jurnal ilmiah
untuk jabatan yang sama. Up- (rewriting), bukan dengan membuat ringkasan Dikti itu.
acara pengukuhan akan dip- (summary),” ungkap Akhmad Mukhadis, Dalam seminar yang dihadiri ratusan
impim oleh Rektor Prof Dr guru besar Univer-sitas Negeri Malang dalam mahasiswa program pascasarjana Unnes itu
Sudijono Sastroatmodjo MSi Seminar Nasional “Strategi Publikasi Karya tampil pula belasan pemakalah pendamping.
selaku ketua senat. shp Ilmiah Tesis dan Disertasi.” Selasa (24/11), Para pemakalah itu merupakan alumni S2
di auditorium Universitas Negeri Semarang dan S3 Unnes. agus/shp
4. 4 Profil
Wiyanto
Agar Fisika Lebih Disukai
TANGGAL 15 Desember mendatang, Dr Wiyanto MSi akan dikukuhkan
sebagai guru besar pendidikan fisika. Lelaki kelahiran Wonosobo, 12 Oktober
1963 ini akan menyampaikan pidato pengukuhan “Pembelajaran Fisika untuk
Mengembangkan Kompetensi Unggul”.Berikut petikan perbincangan Buletin
Sekaran dengan Pembantu Dekan I FMIPA Unnes ini.
Kenapa Anda mengangkat topik ini? diarahkan pada keterampilan kerja.
Ini berangkat dari hasil survei yang Tentang siswa yang memenangi olimpiade
dilakukan oleh Internasional of Physics fisika?
(IOP) yang berkedudukan di Amerika. Mereka yang juara belum tentu melanjutkan
Berdasarkan survei terhadap lulusan studi ke bidang fisika. Mereka memang
fisika yang sudah bekerja selama benar menyukai fisika atau hanya menyukai
sepuluh tahun di Negeri kejuaraan itu, itu perlu dicermati. Bagus
Paman Sam, keterampilan sekali kalau yang menang itu benar-benar
yang paling banyak menyukai fisika, melanjutkan S1 fisika, dan
digunakan di tempat menjadi ahli fisika. Namun tampaknya itu
bekerja adalah problem belum sepenuhnya terjadi.
solving (pemecahan masalah). Ada strategi untuk menjadikan fisika lebih
Kedua, bekerja sama dalam tim bermakna?
dan yang ketiga berkomunikasi. Perlu digalakkan penggunaan strategi
Penguasaan konsep justru ada di urutan inkuiri (penemuan). Siswa harus mencari
kelima. Karena itulah, dalam pidato sendiri. Dengan proses itu, siswa bisa
pengukuhan, saya ingin mengemukakan menemukan sendiri. Tidak malah dibebani
tentang pemecahan masalah dalam dengan banyak latihan sehingga siswa
pengajaran fisika. hanya menghafal dan menjadikan hal itu
Apa keprihatinan terbesar Anda di bidang sebagai beban.
Prof Dr WIYANTO
Pendidikan:
pengajaran fisika? Bagaimana pula menjadikan fisika sebagai
Pelajaran ini selama ini terjebak pada pelajaran mengasyikan?
IKIP Semarang, Jurusan
rutinitas belaka. Pelajaran hanya bergerak Contohnya dengan melakukan kegiatan
Pendidikan Fisika, 1987
ITB Jurusan Fisika, 1993 dari guru menuliskan rumus, memberikan laboratorium secara bersama-sama. Bisa
UPI Pendidikan IPA, 2005 contoh soal, kemudian memberikan pula di alam terbuka. Misalnya mengukur
soal latihan. Semestinya tidak seperti kecepatan mobil dengan menggunakan stop
itu. Pelajaran seharusnya menggunakan watch. Ini akan lebih mengasyikan jika
pendekatan proses supaya siswa bisa dilakukan di lapangan daripada di dalam
menemukan sendiri konsep, bukan sekadar ruangan yang hanya dengan menggunakan
menerima. Makanya, pelajaran fisika perlu rumus dan contoh soal. agus/shp
Podium
SEMENJAK
kecil saya suka
menenggak air
Air Kendi dan Jahatnya Saya ringan hati meraih kendi itu dan langsung
kendi. Tanpa gelas, Oleh Sucipto Hadi Purnomo menenggaknya. Saya tak tahu persis,
tanpa cangkir, apakah kanak-kanak zaman sekarang lebih
langsung gleg… menyegarkan itu. suka minum air dalam kemasan plastik
gleg… gleg… Di Semarang, pada paruh pertama 90- ketimbang air kendi, sebagaimana di kota-
terasalah kesegarannya, hilanglah an, saya masih menemu pemandangan kota orang berseminar tentang konservasi,
rasa haus di kerongkongan. serupa. Di pinggir jalan Banjirkanal Barat, tapi pada saat bersamaan justru ikut
Kenikmatan macam begitu di depan rumah penduduk, saya masih menambah sampah plastik lewat kemasan
kian sering kureguk pada musim mendapati kendi berisi air. Siapa pun boleh air mineral yang menemani forum mereka.
kemarau. Lebih-lebih ketika keri- meminumnya, tak terkecuali –bahkan Dan kini, setiap kali pulang di desa,
ngat berlelehan di badan selepas terutama—para tukang becak. saya lebih sering minum air dalam galon
main bola. Entahlah, apakah ”fasilitas umum” itu atau air dalam kemasan plastik. Untuk itu,
Untuk beroleh kenikmatan sekarang masih ada. Apakah di desa saya sungguh saya merasa berdosa pada ibu
macam begitu, saya bisa mendapat- juga, di rumah siapa saja, setiap anak masih saya. Betapa jahatnya saya karena diam-
kan di mana saja, kapan saja. bisa merasakan kenikmatan sederhana diam curiga, jangan-jangan air godokan
Tak mesti pulang dulu. Sebab, di yang pernah saya rasakan dulu? ibu saya yang dimasukkan ke kendi tak
setiap rumah di desa saya selalu Kalaupun masih, pastilah tak seperti higienis lagi, kalah higienis daripada air
tersedia minuman segar, gratis, dan ketika saya kecil dulu yang bisa dengan dalam kemasan plastik.*