Ikatan logam terbentuk akibat interaksi antara inti atom logam yang bermuatan positif dengan elektron valensi yang terdelokalisasi dan mudah bergerak di antara atom-atom logam, membentuk sebuah "lautan elektron". Ikatan ini kuat sehingga logam memiliki titik leleh dan didih yang tinggi. Kekuatan ikatan bervariasi antar unsur logam tergantung jumlah elektron valensi dan ukuran atomnya.
3. Ikatan yang mungkin terbentuk antar atom logam
dinamakan ikatan logam. Ikatan logam memiliki ciri
khas tersendiri yang berbeda dengan ikatan ion dan
ikatan kovalen.
Atom logam cenderung melepas elektron dan
bermuatan positif dengan elektron valensi yang
bermuatan negatif. Elektron-elektron tersebut dapat
bergerak bebas di sela-sela ruang antar atom logam
dan membentuk suatu lautan elektron.
Jadi kristal logam terdiri dari kumpulan ion logam
bermuatan positif di dalam lautan elektron yang
mudah bergerak.
4. Ikatan logam adalah ikatan kimia yang
terbentuk
akibat
penggunaan
bersama
elektron-elektron valensi antar atom-atom
logam. Senyawa yang terbentuk hasil dari
ikatan logam dinamakan logam (jika semua
atom adalah sama). Misalnya:Dalam logam
tembaga, atom tembaga dikelilingi 12 atom
tembaga ( yang berikatan) atau aloi(jika
terdapat atom-atom yang berbeda) misalnya
atom logam Be dan Cu membentuk baja.
5. 1. Susunan Atom-Atom dalam Logam
• Berdasarkan hail penelitian menggunakan spektroskopi sinar-X,
logam-logam dalam bentuk padatan mempunyai struktur lattice.
Ahli kimia membayangkan struktur lattice tersebut tersusun atas
tumpukan atom-atom logam yang tersusun terjejal. Ssusunan
atom-atom dalam logam dapat diibaratkan tumpukan buahbuahan. Ada tiga kemungkinan susunan atom-atom dalam
padatan logam.
• Model penyusunan atom-atom dalam padatan logam dapat
menjelaskan ikatan logam yang terbentuk dan sifat-sifat logam.
6. 2. PEMBENTUKAN IKATAN LOGAM
• Logam memiliki sedikit elektron valensi dan memiliki
elektronegativitas yang rendah. Semua jenis logam cenderung
melepaskan elektron terluarnya sehingga membentuk ion-ion
positif/atom-atom positif/kation logam.
• Kulit terluar unsur logam relatif longgar (terdapat banyak tempat
kosong) sehingga elektron terdelokalisasi, yaitu suatu keadaan
dimana elektron valensi
tidak tetap posisinya pada suatu
atom, tetapi senantiasa berpindah pindah dari satu atom ke atom
lainnya.
7. • Elektron valensi logam bergerak dengan sangat cepat
mengitari intinya dan berbaur dengan elektron valensi yang
lain dalam ikatan logam tersebut sehingga menyerupai “awan”
atau “lautan” yang membungkus ion-ion positif di dalamnya.
Elektron bebas dalam orbit ini bertindak sebagai perekat atau
lem. Kation logam yang berdekatan satu sama lain saling tarik
menarik dengan adanya elektron bebas sebagai ”lemnya”.
8. 3. Sifat-Sifat Logam
Logam mempunyai beberapa sifat, diantaranya:
a.
Umumnya bersifat keras
b.
Mempunyai titik didih dan titik leleh yang tinggi
c.
Merupakan penghantar panas dan listrik yang
baik
d.
Mempunyai permukaan yang mengkilap
9. • Gaya tarik menarik yang terjadi antara kation
logam dan elektron valensi cukup kuat. Untuk
memutuskan ikatan tersebut diperlukan energi yang
sangat besar pula. Itulah yang menyebabkan titik
didih dan titik leleh suatu logam sangat tinggi.
• Logam mengkilap karena cahaya yang mengenai
permukaan logam dipantulkan oleh elektron.
10. • Saat arus listrik dialirkan ke logam, elektron kan
berpindah sekaligus menghantarkan listrik dari
kutub negatif ke kutub positif.
• Energi panas menyebabkan eletron bergerak
lebih cepat serta tumbukan antara elektron
dan proton semakin banyak sehingga panas
dapat dihantarkan.
11.
12. Ikatan Logam Beberapa Unsur
Ikatan
Logam Natrium
Logam cenderung memiliki titik leleh dan titik didih yang
tinggi sehingga memberikan kesan kuatnya ikatan yang
terjadi antara atom-atomnya. Secara rata-rata logam
seperti natrium (titik leleh 97.8°C) meleleh pada suhu yang
sangat jauh lebih tinggi dibanding unsur (neon) yang
mendahuluinya pada tabel periodik.
Natrium memiliki struktur elektronik 1s2 2s2 2p6 3s1. Tiap
atom Natrium tersentuh oleh delapan atom natrium yang
lainnya dan terjadi pembagian (sharing) antara atom
tengah dan orbital 3s di semua delapan atom yang lain.
13. Dan tiap atom yang delapan ini disentuh oleh delapan
atom natrium lainya secara terus menerus hingga
diperoleh seluruh atom dalam bongkahan natrium. Semua
orbital 3s dalam semua atom saling tumpang tindih untuk
memberikan orbital molekul dalam jumlah yang sangat
banyak yang memeperluas keseluruhan tiap bagian
logam. Terdapat jumlah orbital molekul yang sangat
banyak, tentunya, karena tiap orbital hanya dapat
menarik dua elektron.
Elektron dapat bergerak dengan leluasa diantara orbitalorbital molekul tersebut, dan karena itu tiap elektron
menjadi terlepas dari atom induknya. Elektron tersebut
disebut terdelokalisasi. Logam terikat bersamaan melalui
kekuatan daya tarik yang kuat antara inti positif dengan
elektron yang terdelokalisasi.
14. Ikatan
Logam Magnesium
Ikatan logam magnesium lebih kuat dan titik leleh juga
lebih tinggi. Magnesium memiliki struktur elektronik terluar
3s2. Diantara elektro-elektronnya terjadi delokalisasi,
karena itu “lautan” yang ada memiliki kerapatan dua
kali lipat daripada yang terdapat pada natrium. Sisa
“ion” juga memiliki muatan dua kali lipat dan tentunya
akan terjadi dayatarik yang lebih banyak antara “ion”
dan “lautan”. Atom-atom magnesium memiliki jari-jari
yang sedikit lebih kecil dibandingkan atom-atom
natrium dan karena itu elektron yang terdelokalisasi
lebih dekat ke inti. Tiap atom magnesium juga memiliki
12 atom terdekat dibandingkan delapan yang dimiliki
natrium. Faktor-faktor inilah yang meningkatkan
kekuatan ikatan secara lebih lanjut.
15. Ikatan
Logam
Logam pada Unsur Transisi
transisi cenderung memiliki titik
leleh dan titik didih yang tinggi. Alasannya
adalah logam transisi dapat melibatkan
elektron 3d yang ada dalam kondisi
delokalisasi seperti elektron pada 4s. Lebih
banyak elektron yang dapat kamu
libatkan, kecenderungan daya tarik yang
lebih kuat.
16. Ikatan
Pada
Logam pada Leburan Logam
leburan logam, ikatan logam tetap
ada, meskipun susunan strukturnya telah
rusak. Ikatan logam tidak sepernuhnya
putus sampai logam mendidih. Hal ini
berarti bahwa titik didih merupakan
penunjuk
kekuatan
ikatan
logam
dibandingkan dengan titik leleh. Pada
saat meleleh, ikatan menjadi longgar
tetapi tidak putus