SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  18
BAB I
                               PENDAHULUAN


A.   Latar Belakang Masalah
     Anak tidak pernah lepas dari belajar, baik di sekolah maupun dalam
lingkungan keluarga. Sehingga kemampuan kognitif sangat diperlukan anak
dalam pendidikan. Perkembangan kognitif merupakan salah satu aspek yang
sangat penting dalam perkembangan anak . Kita ketahui bahwa anak merupakan
objek yang berkaitan langsung dengan proses pembelajaran, sehingga
perkembangan kognitif sangat menentukan keberhasilan anak dalam sekolah.
     Dalam perkembangan kognitif di sekolah, guru sebagai tenaga kependidikan
yang bertanggung jawab dalam pengembangan kognitif anak perlu memiliki
pemahaman yang sangat mendalam tentang perkembangan kognitif pada anak
didiknya.
     Orang tua juga tidak kalah penting dalam kognitif anak karena,
perkembangan dan pertumbuhan anak dimulai di lingkungan keluarga. Namun,
sebagian pendidik dan orang tua belum terlalu memahami tentang perkembangan
kognitif anak, proses perkembangan kognitif, dan pengaruh sastra terhadap
perkembangan kognitif anak.
     Melalui   makalah   ini   kami    mencoba   untuk    mengangkat   masalah
perkembangan kognitif anak agar guru dan orang tua dapat memberikan layanan
pendidikan atau melaksanakan proses pembelajaran yang sesuai dengan
kemampuan kognitif masing-masing anak.


B.   Rumusan Masalah
     Dari latar belakang perkembangan kognitif anak , dapat kita ambil masalah-
masalah yang mendasar terhadap perkembangan kognitif, antara lain:
1.   Apa pengertian perkembangan kognitif?
2.   Bagaimana proses perkembangan kognitif?
3.   Apa saja karakteristik perkembangan kognitif anak?




                                        1
2




4.   Apa manfaat sasta terhadap perkembangan kognitif anak?


C.   Tujuan
     Didalam penulisan makalah ini ada beberapa tujuan yang kami jabarkan,
diantaranya adalah:
1.   Menambah wawasan dan pengetahuan mengenai perkembangan kognitif
     anak.
2.   Berharap dapat berpartisipasi dalam meningkatkan kemampuan kognitif
     anak.
BAB II
                               PEMBAHASAN


A.   Pengertian Perkembangan Kognitif.
     Serupa dengan aspek-aspek perkembangan yang lainnya, kemampuan
kognitif anak juga mengalami perkembangan tahap demi tahap. Secara sederhana,
dijelaskan kemampuan kognitif dapat dipahami sebagai kemampuan anak untuk
berpikir lebih kompleks serta kemampuan melakukan penalaran dan pemecahan
masalah. Dengan berkembangnya kemampuan kognitif ini akan memudahkan
anak menguasai pengetahuan umum yang lebih luas, sehingga anak mampu
melanjutkan fungsinya dengan wajar dalam interaksinya dengan masyarakat dan
lingkungan.
     Sehingga dapat dipahami bahwa perkembangan kognitif adalah salah satu
aspek perkembangan anak yang berkaitan dengan pengetahuan, yaitu semua
proses psikologis yang berkaitan dengan bagaimana individu mempelajari dan
memikirkan lingkungannya.
     Dalam    pandangan     Piaget,   terdapat   dua   proses   yang   mendasari
perkembangan individu dalam memahami dunia, yaitu; pengorganisasian dan
penyesuaian. Untuk membuat dunia kita masuk akal, kita mengorganisasikan
pengalaman-pengalaman kita. Misalnya, kita memisahkan gagasan penting dari
gagasan-gagasan yang kurang penting. Kita mengaitkan suatu gagasan dengan
gagasan lain. Namun, kita tidak hanya mengorganisasikan pengamatan-
pengamatan dan pengalaman-pengalaman kita, kita juga menyesuaikan pemikiran
kita untuk meliput gagasan-gagasan baru.
     Piaget (1954) yakin bahwa penyesuaian diri (adaptasi) dilakukan dalam dua
cara yaitu asimilasi dan akomodasi. Asimilasi (assimilation) terjadi ketika
individu menggabungkan informasi baru ke dalam pengetahuan mereka yang
sudah ada. Akomodasi (accomodation) terjadi ketika individu menyesuaikan diri
dengan informasi baru. Akomodasi dan asimilasi ini kemudian membentuk
struktur berpikir, yang oleh Piaget disebut skema (“Schema/Schemata”). Skema




                                        3
4




mengacu kepada unit (atau unit-unit) dasar atau suatu pola pemfungsian sensori-
motorik yang terorganisasi.
      Piaget berpikir bahwa asimilasi dan akomodasi berlangsung sejak
kehidupan bayi yang masih sangat kecil. Bayi yang baru lahir secara refleks
mengisap segala sesuatu yang menyentuh bibirnya (asimilasi), tetapi setelah
beberapa bulan pengalaman, mereka membangun pemahaman mereka tentang
dunia secara berbeda. Beberapa objek, seperti jari dan susu ibu, dapat diisap, dan
objek lain, seperti selimut yang berbulu halus sebaiknya tidak diisap (akomodasi).
Tahapan-tahapan pemikiran ini secara kualitatif berbeda dari setiap individu. Cara
anak berpikir pada satu tahap tertentu sangat berbeda dari cara mereka berpikir
pada tahap lain.
      Ide-ide dasar Teori Piaget dalam Perkembangan Kognitif.
      Beberapa konsep dan prinsip tentang sifat-sifat perkembangan kognitif anak
menurut piaget, antara lain:
1.    Anak adalah pembelajar yang aktif.
      Menurut Piaget, anak itu tidak hanya mengobservasi dan mengingat semua
yang mereka lihat dan mereka dengar secara pasif. Padahal secara natural mereka
memiliki rasa ingin tahu tentang dunia mereka dan secara aktif berusaha mencari
informasi untuk membantu pemahaman dan kesadarannya tentang realitas dunia
yang mereka hadapi itu.
      Dalam memehami dunia mereka sacara aktif, anak menggunakan
“schema”(skema) seperti yang disebutkan oleh Piaget, yaitu konsep-konsep atau
kerangka yang ada dalam pikiran anak yang digunakan untuk mengorganisasikan
dan menginterpretasikan informasi.
2.    Anak mengorganisasi apa yang mereka pelajari dari pengalamannya.
      Anak-anak itu tidak hanya mengumpulkan semua yang mereka pelajari dari
fakta-fakta yang terpisah menjadi suatu kesatuan. Sebaliknya anak memberikan
gambaran khusus untuk membangun suatu pandangan menyeluruh tentang dunia
dan kehidupan sehari-hari.
3.    Anak menyesuaikan diri dengan lingkungan melalui proses asimilasi
      dan akomodasi.
5




     Ketika anak menggunakan dan beradaptasi terhadap skema yang mereka
buat, ada dua proses yang bertanggung jawab yaitu assimilation dan akomodasi.
Asimilasi terjadi apabila seorang anak memasukkan pengetahuan baru ke dalam
pengetahuan yang sudah ada, yaitu anak mengasimilasikan lingkungan kedalam
suatu skema. Akomodasi terjadi ketika anak menyesuaikan diri pada informasi
baru, yaitu anak menyesuaikan skema yang dimilikinya dengan lingkungannya.
4.   Proses ekuilibrasi menunjukkan adanya peningkatan ke arah bentuk-
     bentuk pemikiran yang lebih komplek.
     Menurut Piaget, ketika anak melalui proses penyesuaian asimilasi dan
akomodasi system kognisi anak berkembang dari satu tahap ke tahap yang
selanjutnya, sehingga kadang-kadang mencapai keadaan equilibrium, yaitu
keadaan seimbang antara struktur kognisinya dan pengalamannya dilingkungan.
     Menurut Piaget, pikiran anak kecil berbeda secara kualitatif dibandingkan
dengan anak yang lebih besar. Maka dia menolak tentang definisi intelegensi yang
didasarkan pada jumlah jawaban yang benar dalam suatu tes intelegensi.


B.   Proses Perkembangan Kognitif
     Dalam pembahasan proses perkembangan kognitif, ada dua alternative
proses perkembangan kognitif yaitu pada teori dan tahap-tahap perkembangan
yang dikemukakan oleh Piaget dan proses perkembangan kognitif oleh para pakar
psikologi pemprosesan informasi.
1.   Teori Perkembangan Kognitif Piaget.
     Piaget meyakini bahwa pemikiran seorang anak berkembang dari bayi
sampai dia dewasa. Menurut teori Piaget, setiap individu pada saat tumbuh mulai
dari bayi yang baru di lahirkan sampai mengijak usia dewasa mengalami empat
tingkat perkembangan kognitif, yaitu tahap sensori-motorik (dari lahir sampai 2
tahun), tahap pra-operasional (usia 2 sampai 7 tahun), tahap konkret-operasional
(usia 7 sampai 11 tahun), dan tahap operasional formal (usia 11 tahun ke atas),
dalam buku karangan Desmita(2009:101) dan (Anwar Holil,2008).
6




     a. Tahap Sensori-Motorik (usia 0 sampai 2 tahun)
     Desmita (2009:101) Dikatakan bahwa bayi bergerak dari tindakan reflex
instinktif pada saat lahir sampai permulaan pemikiran simbolis. Bayi membangun
suatu pemahaman tentang dunia melalui pengkoordinasian pengalaman-
pengalaman sensor dengan tindakan fisik. Dalam postingnya, (Arya, 2010)
”Piaget berpendapat bahwa dalam perkembangan kognitif selama stadium sensori
motorik ini, inteligensi anak baru nampak dalam bentuk aktivitas motorik sebagai
reaksi simulasi sensorik. Dalam stadium ini yang penting adalah tindakan konkrit
dan bukan tindakan imaginer atau hanya dibayangan saja.” Pada proses ini Piaget
menamakan proses desentrasi, artinya anak dapat memandang dirinya sendiri dan
lingkungan sebagai dua entitas yang berbeda.
     b. Tahap Pra-Operasional (usia 2 sampai 7 tahun)
     Pada tahap ini anak mulai merepresentasikan dunia dengan kata-kata dari
berbagai gambar. Kata dan gambar-gambar ini menunjukkan adanya peningkatan
pemikiran simbolis dan melampaui hubungan informasi indrawi dan tindakan
fisik (Desmita, 2009). Begitu juga dari sumber posting (Joesafira,2010) pada
tahapan pra-operasional menurut piaget ada beberapa ciri antara lain:
1)   Berpikir pra-operasional masih sangat egosentris. Anak belum mampu
     (secara   perseptual,   emosional-motivational,    dan   konsepsual)   untuk
     mengambil perspektif orang lain.
2)   Cara berpikir pra-operasional sangat memusat (centralized). Bila anak
     dikonfrontasi dengan situasi yang multi-dimensional, maka ia akan
     memusatkan perhatiannya hanya pada satu dimensi saja dan mengabaikan
     dimensi-dimensi yang lain dan akhirnya juga mengabaikan hubungannya
     antara dimensi-dimensi ini.
3)   Berpikir pra-operasional adalah tidak dapat dibalik (irreversable). Anak
     belum mampu untuk meniadakan suatu tindakan dengan memikirkan
     tindakan tersebut dalam arah yang sebaliknya.
4)   Berpikir pra-operasional adalah terarah statis.
5)   Berpikir pra-operasional adalah transductive (pemikiran yang meloncat-
     loncat). Tidak dapat melakukan pekerjaan secara berurutan.
7




6)    Berpikir pra-operasional adalah imaginatif, yaitu menempatkan suatu objek
      tidak berdasarkan realitas tetapi hanya yang ada dalam pikirannya saja.
      c. Tahap Konkret-operasional (usia 7 sampai 11 tahun)
      Ditahap ini anak dapat berpikir secara logis mengenai peristiwa-peristiwa
yang konkret dan mengklasifikasikan benda-benda ke dalam bentuk-bentuk yang
berbeda (Desmita, 2009). Tetapi dalam tahapan konkret-operasional masih
mempunyai kekurangan yaitu, anak mampu untuk melakukan aktivitas logis
tertentu tetapi hanya dalam situasi yang konkrit. Dengan kata lain, bila anak
dihadapkan dengan suatu masalah secara verbal, yaitu tanpa adanya bahan yang
konkrit, maka ia belum mampu untuk menyelesaikan masalah ini dengan baik.
      d. Tahap Operasional Formal (usia 11 tahun sampai dewasa)
      Ditahap ini remaja berfikir dengan cara yang lebih abstrak, logis, dan lebih
idealistik. Dalam blog (Joesafira, 2010) tahap operasional formal mencakup dua
hal, yaitu:
1)    Sifat deduktif-hipotesis
      Ketika anak mendapatkan masalah, maka mereka akan membentuk strategi-
strategi penyelesaian berdasarkan hepotesis permasalahan tersebut. Maka dari
itulah berpikir operasional formal juga disebut berpikir proporsional.
2)    Berpikir operasional formal juga berfikir kombinatoris.
      Berpikir operasional formal memungkinkan orang untuk mempunyai
tingkah laku problem solving yang betul-betul ilmiah. Dengan menggunakan hasil
pengukuran tes inteligensi yang mencakup General Information and Verbal
Analogies, Jones dan Conrad (Loree dalam Abin Syamsuddin M, 2001)
menunjukkan bahwa laju perkembangan inteligensi berlangsung sangat pesat
sampai masa remaja, setelah itu kepesatannya berangsur menurun.


2.    Teori Pemprosesan Informasi.
      Perkembangan kognitif dapat dikaji dengan menggunakan pendekatan
system pemprosesan informasi sebagai alternatif terhadap teori kognitif Piaget.
Pada teori Piaget perkembangan kognitif digambarkan dengan berbagai tahap
tetapi, para pakar psikologi pemprosesan informasi lebih menekankan pentingnya
8




proses-proses kognitif atau menganalisis perkembangan keterampilan kognitif,
seperti perhatian, memori, metakofnisi dan strategi kognitif.
     Setidaknya ada tiga dasar asumsi umum teori pemprosesan informasi (Zigler
& Stevenson, 1993) dalam buku Desmita(2009:116) yaitu:
a.   Pikiran dipandang sebagai suatu system penyimpanan dan pengembalian
     informasi.
b.   Individu-individu memproses informasi dari lingkungan.
c.   Terdapat keterbatasan pada kapasitas untuk memproses informasi dari
     seorang individu.
     Berdasarkan pemaparan diatas maka dapat kita pahami bahwa teori
pemprosesan informasi lebih menekankan bagaimana individu memproses
informasi tentang dunia, bagaimana informasi masuk ke dalam fikiran, bagaimana
penyimpanan dan penyebaran informasi dan bagaimana pengambilan kembali
informasi untuk melaksanakan aktivitas yang kompleks. Sehingga inti dari
pendekatan pemprosesan informasi ini adalah proses memori dan proses berfikir.
Dalam buku (Desmita, 2009), Robert Siegler (1998) mendiskripsikan tiga
karakteristik utama dari pendekatan pemprosesan informasi, yaitu proses berfikir,
mekanisme pengubah, dan modifikasi diri. Seperti uraian diatas, kita ketahui para
ahli teori pemrosesan informasi menolak pendapat Piaget tentang tahap-tahap
perkembangan kognitif. Mereka percaya bahwa proses kognitif berkembang
secara gradual dan cendrung tetap. Berikut ini akan dikemukakan kecendrungan
perkembangan beberapa kemampuan kognitif anak, seperti persepsi, atensi, dan
memori.


C.   Karakteristik Perkembangan Kognitif
     karakteristik perkembangan kognitif anak dibagi dalam dua tahap yaitu
tahap usia sekolah (SD) dan Remaja (SMP dan SMA).
1.   Usia Sekolah (Sekolah Dasar)
     Berdasarkan pada teori kognitif piaget, pemikiran anak-anak usia sekolah
dasar masuk dalam tahap pemikiran kongkret-operasional, yaitu masa dimana
aktivitas mental anak terfokus pada objek-objek yang nyata atau pada berbagai
9




kejadian yang pernah dialaminya. Menurut pieget, operasi adalah hubungan-
hubungan logis di antara konsep-konsep atau skema-skema. Sedangkan opersi
kongkret adalahaktifitas mental yang difokuskan pada objek-objek dan peristiwa-
peristiwa nyata atau kongkreat dapat di ukur. Desmita (2009:104).
      Artinya anak usia sekolah dasar sudah memiliki kemampuan untuk berpikir
melalui urutan sebab akibat dan mulai mengenali berbagai cara pemecahan
permasalahan yang dihadapinya. Anak usia ini juga dapat mempertimbangkan
secara logis hasil dari sebuah kondisi atau situasi serta tahu beberapa aturan atau
strategi berpikir, seperti penjumlahan, pengurangan penggandaan, mengurutkan
sesuatu secara berseri dan mampu memahami operasi dalam sejumlah konsep,
seperti 5 x 6 = 30 dan 30 : 6 = 5 (Jhonson & Medinnus, 1974).
      Dalam buku psikologi perkembangan anak karangan Desmita (2009:104)
menurut pieget, anak-anak pada masa kongkret operasional (masa sekolah SD) ini
telah mampu menyadari konservasi, yakni kemampuan anak untuk berhubungan
dengan sejumlah aspek yang berbeda secara serempak (Jhonson & Medinnus,
1974). Hal ini adalah karena pada masa ini anak telah mengembangkan tiga
macam proses yang disebut dengan operasi-operasi: negasi, resiprokasi dan
identitas.
a.    Negasi (negation)
      Pada masa pra-opersional anak hanya melihat keadaan permulaan dan akhir
dari deretan benda, dengan kata lain mereka hanya mengetahui permulaan dan
akhirnya saja tetapi belum memahami alur tengahnya. Tetapi pada masa kongkret
opersional, anak memahami proses apa yang terjadi diantara kegiatan itu dan
memahami hubungan-hubungan antara keduanya.
b.    Hubungan timbal balik (resiprokasi)
      Ketika anak melihat bagaimana deretan dari benda-benda itu diubah, anak
mengetahui bahwa deretan benda-benda bertambah panjang, tetapi tidak rapat lagi
dibandingkan dengan deretan lain. Karena anak mengetahui hubungan timbale
balik antara panjang dan kurang rapat atau sebaliknya kurang panjang tetapi lebih
rapat, maka anak tahu pula bahwa jumlah benda-benda yang ada pada kedua
10




deretan itu sama. Desmita (2009:105). Sehingga dalam masa ini anah mulai
mengerti tentang hubungan timbal balik.
c.    Identitas
      Pada usia sekolah (SD) anak sudah mengetahui berbagai benda yang berada
dalam suatu deretan, bisa menghitung, sehingga meskipun susunan dalam deret di
pindah, anak tetap mengetahui jumlahnya sama. (Gunaris, 1990) dalam
(Desmita,2009). Jadi, anak pada usia sekolah (masa Konkrit operasional) dapat
mengetahui identitas berbagai benda dan mulai memahami akan susunan dan
urutan tertentu.


2.    Remaja (SMP dan SMA)
      Pada masa remaja, kemampuan anak sudah semakin berkembang hingga
memasuki tahap pemikiran operasional formal. Yaitu suatu tahap perkembangan
kognitif yang dimulai pada usia kira-kira 11 dan 12 tahun dan terus berlanjut
sampai usia remaja    sampai masa dewasa (Lerner & Hustlsch, 1983) dalam
(Desmita, 2009). Pada masa remaja, anak sudah mampu berfikir secara abstrak,
menalar secara logis, dan menarik kesimpulan dari informasi yang sudah tersedia.
Pada masa remaja, anak sudah mampu berfikir secara abstrak dan hipotesis,
sehingga ia mampu berfikir apa yang terjadi atau apa yang akan terjadi. Mereka
sudah mampu berfikir masa akan datang dan mampu menggunakan symbol untuk
sesuatu benda yang belum diketahui.


D.    Sastra dan Perkembangan Anak
      Sebagai sebuah karya, sastra anak-anak menjanjikan sesuatu bagi
pembacanya yaitu nilai yang terkandung di dalamnya yang dikemas secara
intrinsik maupun ekstrinsik. Oleh karena itu, kedudukan sastra anak menjadi
penting bagi perkembangan anak. Sebuah karya dengan penggunaan bahasa yang
efektif akan membuahkan pengalaman estetik bagi anak. Penggunaan bahasa yang
imajinatif dapat menghasilkan responsi-responsi intelektual dan emosional
dimana anak akan merasakan dan menghayati peran tokoh dan konflik yang
ditimbulkannya, juga membantu mereka menghayati keindahan, keajaiban,
11




kelucuan, kesedihan dan ketidakadilan. Anak-anak akan merasakan bagaimana
memikul penderitaan dan mengambil resiko, juga akan ditantang untuk
memimpikan berbagai mimpi serta merenungkan dan mengemukakan berbagai
masalah mengenai dirinya sendiri, orang lain dan dunia sekitarnya (Huck, 1987).
      Pengalaman bersastra di atas akan diperoleh anak dari manfaat yang
dikandung sebuah karya sastra lewat unsur intrinsik di dalamnya yakni;

(1)   memberi kesenangan, kegembiraan, dan kenikmatan bagi anak-anak,
(2)   mengembangkan imajinasi anak dan membantu mereka mempertimbangkan
      dan memikirkan alam, kehidupan, pengalaman atau gagasan dengan
      berbagai cara,
(3)   memberikan pengalaman baru yang seolah dirasakan dan dialaminya
      sendiri,
(4)   mengembangkan wawasan kehidupan anak menjadi perilaku kemanusiaan,
(5)   menyajikan dan memperkenalkan anak terhadap pengalaman universal dan,
(6)   meneruskan warisan sastra.

      Selain nilai instrinsik di atas, sastra anak juga bernilai ekstrinsik yang
bermanfaat untuk perkembangan anak terutama dalam hal (1) perkembangan
bahasa, (2) perkembangan kognitif, (3) perkembangan kepribadian, dan (4)
perkembangan sosial.
      Sastra     yang   terwujud   untuk   anak-anak   selain   ditujukan   untuk
mengembangkan imajinasi, fantasi dan daya kognisi yang akan mengarahkan anak
pada pemunculan daya kreativitas juga bertujuan mengarahkan anak pada
pemahaman yang baik tentang alam dan lingkungan serta pengenalan pada
perasaan dan pikiran tentang diri sendiri maupun orang lain.
      Seperti pada jenis karya sastra umumnya, sastra anak-anak juga berfungsi
sebagai media hiburan dan pendidikan, membentuk kepribadian anak, serta
menuntun kecerdasan emosi anak. Pendidikan dalam sastra anak memuat amanat
tentang moral, pembentukan kepribadian anak, mengembangkan imajinasi dan
kreativitas, serta memberi pengetahuan keterampilan praktis bagi anak. (Wahidin,
2009).
12




Contoh sastra anak

Mati Lampu

Mati lampu adalah kesusahanku
Mati lampu adalah kebosananku
Mati lampu itu gelap gulita

Aku tidak bisa belajar
Aku tidak punya lampu teplok
Aku tidak punya lampu tabung
Apalagi genset
Aku susah mencari lilin
Aku sangat takut dijalan gelap
Walaupun ada bulan dan bintang
Jalan masih saja gelap bagiku

Kami terus menunggu lampu menyala
Sampai keesokan pagi
Hiduplah lampu terang benderang

Karya Qorrie Aina Maryam.

       Bahasa yang digunakan pada puisi di atas, pasti bisa dipahami oleh anak-
anak, karena mengggunakan bahasa Indonesia. Hal yang diungkapkan tentang
peristiwa yang sering dihadapi oleh anak-anak yaitu tentang peritiwa mati lampu.
Peritiwa mati lampu pada puisi di atas, tidak lepas dari konteks keadaan negeri
kita, yang dalam kenyataanya memang sering mati lampu. Dengan mengerti
keadaan ini, maka anak yang membaca puisi diatas, semakin mengerti bahwa
lampu listrik sangat penting bagi anak-anak. Unsur kesenangan (hiburan) yang
dapat diperoleh oleh pembaca dari segi pembaitan yang menggunakan repetisi
(pengulangan) untuk keindahan rima (nada). Sehingga ada kesan tentang arti
pentingnya lampu, serta penggunaan kata-kata yang sering digunakan oleh anak-
anak dalam keseharian.
BAB III
                                   PENUTUP
A.   Kesimpulan
     Perkembangan kognitif pada anak merupakan suatu pembahasan yang
cukup penting bagi pengajar maupun orang tua. Perkembangan kognitif pada anak
merupakan kemampuan anak untuk berpikir lebih kompleks serta kemampuan
melakukan penalaran dan pemecahan masalah yang termasuk dalam              proses
psikologis yang berkaitan dengan bagaimana individu mempelajari dan
memikirkan lingkungannya.
     Fungsi hakiki sastra anak adalah menghibur dan mendidik. Kedua fungi ini
tidak bisa dipisahkan satu sama lainnya. Keduanya saling mempengaruhi dan
saling menguatkan. Selain itu, ada pula fungsi-fungsi lainnya sesuai konteksnya.




                                       13
Daftar Pustaka


Desmita. 2009. Psikologi Perkembangan Anak . Bandung: PT Remaja
     Rosdakarya.
Fatimah, E. 2010. Psikologi Perkembangan (perkembangan anak ). Bandung: CV
     Pustaka Setia.
http://www.google.com
http://www.wikipedia.org




                                    14
15




 SASTRA DAN PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK
Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Psikosastra
            Dosen: Ibu Cicih Sukarsih, S.Pd.




                     Disusun oleh:
                     Kelompok 2
                      SYAHRUL
                      VERA
                      APRIANI
                      PUTRI
                      ANDA
                      MAMAS
        Prodi           : PBS Indonesia
        Semester        : V (Lima)


   STKIP MUHAMMADIYAH BOGOR
    Jalan Raya Leuwiliang No. 106 Bogor 16640
                         2012
16
Kata Pengantar


Segala puji hanya bagi Allah Swt. Karena atas karunia, rahmat, dan hidayatnya
penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul SASTRA DAN
PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK. Makalah ini disusun untuk diajukan
sebagai salah satu tugas mata kuliah Psikosastra.
     Penyusun mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian makalah ini, khususnya kepada Dosen mata kuliah
Psikosastra.
     Penyusun menyadari bahwa isi dalam makalah ini masih jauh dari
sempurna. Untuk itu penyusun mengharapkan saran dan kritik yang membangun
agar makalah ini bisa lebih baik. Semoga makalah ini bisa memberikan manfaat
bagi penyusun khususnya dan kita semua umumnya dan semoga Allah
subhanahuwata’ala selalu memberikan hidayahnya kepada kita.
                                                                Penyusun




                                         i
DAFTAR ISI


                                                                                                                 Hal
Kata Pengantar ...................................................................................................... i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

I PENDAHULUAN ............................................................................................... 1

   A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1

   B. Rumusan Masalah...................................................................................... 1

   C. Tujuan ......................................................................................................... 2

II PEMBAHASAN ................................................................................................ 3

   A. Pengertian Perkembangan Kognitif. ........................................................ 3

   B. Proses Perkembangan Kognitif ................................................................ 5

   C. Karakteristik Perkembangan Kognitif .................................................... 8

   D. Sastra dan Perkembangan Anak ............................................................ 10

III PENUTUP ...................................................................................................... 13

   A. Kesimpulan ............................................................................................... 13

Daftar Pustaka




                                                           ii

Contenu connexe

Tendances

Perkembangan kognitif bu linda
Perkembangan kognitif bu lindaPerkembangan kognitif bu linda
Perkembangan kognitif bu lindaAsih Sukarsih
 
Teori Kognitif Piaget
Teori Kognitif PiagetTeori Kognitif Piaget
Teori Kognitif PiagetIzzat Najmi
 
Perkembangan intelektual
Perkembangan intelektualPerkembangan intelektual
Perkembangan intelektualDia Cahyawati
 
Latar belakang jean piaget
Latar belakang jean piagetLatar belakang jean piaget
Latar belakang jean piagetluqmanazhar4
 
Teori perkembangan kognitif oleh Jean Piaget
Teori perkembangan kognitif oleh Jean PiagetTeori perkembangan kognitif oleh Jean Piaget
Teori perkembangan kognitif oleh Jean PiagetLittle Butterfly
 
Tugas power point 1 psikologi kognitif 2010
Tugas power point 1 psikologi kognitif 2010Tugas power point 1 psikologi kognitif 2010
Tugas power point 1 psikologi kognitif 2010Egar Fatmala
 
Teori perkembangan kognitif jean piaget
Teori perkembangan kognitif jean piagetTeori perkembangan kognitif jean piaget
Teori perkembangan kognitif jean piagetFanera Jeffery
 
Teori jean piaget(perkembangan kanak-kanak)
Teori jean piaget(perkembangan kanak-kanak)Teori jean piaget(perkembangan kanak-kanak)
Teori jean piaget(perkembangan kanak-kanak)miemasjuri
 
Tahap Perkembangan Kognitif
Tahap Perkembangan KognitifTahap Perkembangan Kognitif
Tahap Perkembangan KognitifHafiz Khir
 
5. tahap perkembangan-kognitif-menurut-piaget
5. tahap perkembangan-kognitif-menurut-piaget5. tahap perkembangan-kognitif-menurut-piaget
5. tahap perkembangan-kognitif-menurut-piagetIrawan Wk
 
Perkembangan kemampuan intelektual
Perkembangan kemampuan intelektualPerkembangan kemampuan intelektual
Perkembangan kemampuan intelektualTohir Haliwaza
 
Psikologi pendidikan
Psikologi pendidikanPsikologi pendidikan
Psikologi pendidikanAnne Hanz
 
Teori belajar kognitif jean piaget
Teori belajar kognitif   jean piagetTeori belajar kognitif   jean piaget
Teori belajar kognitif jean piagetsq awaliah
 
Teori pembelajaran kognitif
Teori pembelajaran kognitifTeori pembelajaran kognitif
Teori pembelajaran kognitifkholid harras
 
1 perkembangan kognitif
1 perkembangan kognitif1 perkembangan kognitif
1 perkembangan kognitifIsmail Hashim
 
Perkembangan kognitif piaget
Perkembangan kognitif piagetPerkembangan kognitif piaget
Perkembangan kognitif piagetDwita Tyasti
 
Teori perkembangan kanak2
Teori perkembangan kanak2Teori perkembangan kanak2
Teori perkembangan kanak2Siti Rahman
 

Tendances (20)

Perkembangan kognitif bu linda
Perkembangan kognitif bu lindaPerkembangan kognitif bu linda
Perkembangan kognitif bu linda
 
Teori Kognitif Piaget
Teori Kognitif PiagetTeori Kognitif Piaget
Teori Kognitif Piaget
 
Perkembangan intelektual
Perkembangan intelektualPerkembangan intelektual
Perkembangan intelektual
 
Latar belakang jean piaget
Latar belakang jean piagetLatar belakang jean piaget
Latar belakang jean piaget
 
Panduan assgmnt jean piaget
Panduan assgmnt jean piagetPanduan assgmnt jean piaget
Panduan assgmnt jean piaget
 
Teori perkembangan kognitif oleh Jean Piaget
Teori perkembangan kognitif oleh Jean PiagetTeori perkembangan kognitif oleh Jean Piaget
Teori perkembangan kognitif oleh Jean Piaget
 
Model –model pembelajaran
Model –model pembelajaranModel –model pembelajaran
Model –model pembelajaran
 
Tugas power point 1 psikologi kognitif 2010
Tugas power point 1 psikologi kognitif 2010Tugas power point 1 psikologi kognitif 2010
Tugas power point 1 psikologi kognitif 2010
 
Teori perkembangan kognitif jean piaget
Teori perkembangan kognitif jean piagetTeori perkembangan kognitif jean piaget
Teori perkembangan kognitif jean piaget
 
Teori jean piaget(perkembangan kanak-kanak)
Teori jean piaget(perkembangan kanak-kanak)Teori jean piaget(perkembangan kanak-kanak)
Teori jean piaget(perkembangan kanak-kanak)
 
Tahap Perkembangan Kognitif
Tahap Perkembangan KognitifTahap Perkembangan Kognitif
Tahap Perkembangan Kognitif
 
5. tahap perkembangan-kognitif-menurut-piaget
5. tahap perkembangan-kognitif-menurut-piaget5. tahap perkembangan-kognitif-menurut-piaget
5. tahap perkembangan-kognitif-menurut-piaget
 
Perkembangan kemampuan intelektual
Perkembangan kemampuan intelektualPerkembangan kemampuan intelektual
Perkembangan kemampuan intelektual
 
Psikologi pendidikan
Psikologi pendidikanPsikologi pendidikan
Psikologi pendidikan
 
Teori belajar kognitif jean piaget
Teori belajar kognitif   jean piagetTeori belajar kognitif   jean piaget
Teori belajar kognitif jean piaget
 
Teori pembelajaran kognitif
Teori pembelajaran kognitifTeori pembelajaran kognitif
Teori pembelajaran kognitif
 
1 perkembangan kognitif
1 perkembangan kognitif1 perkembangan kognitif
1 perkembangan kognitif
 
Kb2 teori kognitif
Kb2 teori kognitifKb2 teori kognitif
Kb2 teori kognitif
 
Perkembangan kognitif piaget
Perkembangan kognitif piagetPerkembangan kognitif piaget
Perkembangan kognitif piaget
 
Teori perkembangan kanak2
Teori perkembangan kanak2Teori perkembangan kanak2
Teori perkembangan kanak2
 

Similaire à Psikosastra kel 2

Tugas teori teori belajar
Tugas teori teori belajarTugas teori teori belajar
Tugas teori teori belajarNakashima Taiki
 
MAKALAH kognitif klmpk 2.docx
MAKALAH kognitif klmpk 2.docxMAKALAH kognitif klmpk 2.docx
MAKALAH kognitif klmpk 2.docxrevayolanda
 
Bab iii perkembangan kognitif dan bahasa
Bab iii perkembangan kognitif dan bahasaBab iii perkembangan kognitif dan bahasa
Bab iii perkembangan kognitif dan bahasaDikha Wijanarko
 
analisis dua teori dalam perkembangan kanak-kanak
analisis dua teori dalam perkembangan kanak-kanakanalisis dua teori dalam perkembangan kanak-kanak
analisis dua teori dalam perkembangan kanak-kanakUkhuwahfillah Dua Benua
 
jurnal 3 modul 3.pdf
jurnal 3 modul 3.pdfjurnal 3 modul 3.pdf
jurnal 3 modul 3.pdfZakiCell1
 
Teori Belajar Kognitif dan Penerapannya dalam Pembelajaran
Teori Belajar Kognitif dan Penerapannya dalam PembelajaranTeori Belajar Kognitif dan Penerapannya dalam Pembelajaran
Teori Belajar Kognitif dan Penerapannya dalam PembelajaranFitri Yusmaniah
 
Pertemuan 8 Perkembangan Peserta Didik
Pertemuan 8 Perkembangan Peserta DidikPertemuan 8 Perkembangan Peserta Didik
Pertemuan 8 Perkembangan Peserta DidikmonichaSihombing
 
Psikologi pendidikan
Psikologi pendidikanPsikologi pendidikan
Psikologi pendidikanmartinrusmaja
 
perkembangan masa remaja kognitif, emosional dan kepribadian
perkembangan masa remaja kognitif, emosional dan kepribadianperkembangan masa remaja kognitif, emosional dan kepribadian
perkembangan masa remaja kognitif, emosional dan kepribadianSeptia Darmayanti
 
Materi Dasar-dasar Pendidikan MIPA konsep Aspek Perkembangan Mental Anak
Materi Dasar-dasar Pendidikan MIPA konsep Aspek Perkembangan Mental AnakMateri Dasar-dasar Pendidikan MIPA konsep Aspek Perkembangan Mental Anak
Materi Dasar-dasar Pendidikan MIPA konsep Aspek Perkembangan Mental AnakDasrieny Pratiwi
 
TOPIK 1 - kognitif.pptx
TOPIK 1 - kognitif.pptxTOPIK 1 - kognitif.pptx
TOPIK 1 - kognitif.pptxnarul456
 
Perbandingan antara Piagetianisme dan Ausubelianisme
Perbandingan antara Piagetianisme dan AusubelianismePerbandingan antara Piagetianisme dan Ausubelianisme
Perbandingan antara Piagetianisme dan AusubelianismeIndah KumaLa
 
Kumpulan 2 403
Kumpulan 2 403Kumpulan 2 403
Kumpulan 2 403Aryan Adam
 
Teori pembelajaran kognitif
Teori pembelajaran kognitifTeori pembelajaran kognitif
Teori pembelajaran kognitifArif Wicaksono
 
52942980 teori-belajar-kognitif
52942980 teori-belajar-kognitif52942980 teori-belajar-kognitif
52942980 teori-belajar-kognitiffhendy
 
2. MAKALAH KLP 2 PERKEMBANGAN KOGNITIF DAN BAHASA.docx
2. MAKALAH  KLP 2 PERKEMBANGAN KOGNITIF DAN BAHASA.docx2. MAKALAH  KLP 2 PERKEMBANGAN KOGNITIF DAN BAHASA.docx
2. MAKALAH KLP 2 PERKEMBANGAN KOGNITIF DAN BAHASA.docxsitti3514
 
Teori konstruktivisme psikologi individu kognitif piaget
Teori konstruktivisme psikologi individu kognitif piagetTeori konstruktivisme psikologi individu kognitif piaget
Teori konstruktivisme psikologi individu kognitif piagetBrenda Hong
 

Similaire à Psikosastra kel 2 (20)

Tugas teori teori belajar
Tugas teori teori belajarTugas teori teori belajar
Tugas teori teori belajar
 
MAKALAH kognitif klmpk 2.docx
MAKALAH kognitif klmpk 2.docxMAKALAH kognitif klmpk 2.docx
MAKALAH kognitif klmpk 2.docx
 
Makalah ppd kelp 2
Makalah ppd kelp 2Makalah ppd kelp 2
Makalah ppd kelp 2
 
Piaget
PiagetPiaget
Piaget
 
Bab iii perkembangan kognitif dan bahasa
Bab iii perkembangan kognitif dan bahasaBab iii perkembangan kognitif dan bahasa
Bab iii perkembangan kognitif dan bahasa
 
analisis dua teori dalam perkembangan kanak-kanak
analisis dua teori dalam perkembangan kanak-kanakanalisis dua teori dalam perkembangan kanak-kanak
analisis dua teori dalam perkembangan kanak-kanak
 
jurnal 3 modul 3.pdf
jurnal 3 modul 3.pdfjurnal 3 modul 3.pdf
jurnal 3 modul 3.pdf
 
Teori Belajar Kognitif dan Penerapannya dalam Pembelajaran
Teori Belajar Kognitif dan Penerapannya dalam PembelajaranTeori Belajar Kognitif dan Penerapannya dalam Pembelajaran
Teori Belajar Kognitif dan Penerapannya dalam Pembelajaran
 
kuliah pgsd....pptx
kuliah pgsd....pptxkuliah pgsd....pptx
kuliah pgsd....pptx
 
Pertemuan 8 Perkembangan Peserta Didik
Pertemuan 8 Perkembangan Peserta DidikPertemuan 8 Perkembangan Peserta Didik
Pertemuan 8 Perkembangan Peserta Didik
 
Psikologi pendidikan
Psikologi pendidikanPsikologi pendidikan
Psikologi pendidikan
 
perkembangan masa remaja kognitif, emosional dan kepribadian
perkembangan masa remaja kognitif, emosional dan kepribadianperkembangan masa remaja kognitif, emosional dan kepribadian
perkembangan masa remaja kognitif, emosional dan kepribadian
 
Materi Dasar-dasar Pendidikan MIPA konsep Aspek Perkembangan Mental Anak
Materi Dasar-dasar Pendidikan MIPA konsep Aspek Perkembangan Mental AnakMateri Dasar-dasar Pendidikan MIPA konsep Aspek Perkembangan Mental Anak
Materi Dasar-dasar Pendidikan MIPA konsep Aspek Perkembangan Mental Anak
 
TOPIK 1 - kognitif.pptx
TOPIK 1 - kognitif.pptxTOPIK 1 - kognitif.pptx
TOPIK 1 - kognitif.pptx
 
Perbandingan antara Piagetianisme dan Ausubelianisme
Perbandingan antara Piagetianisme dan AusubelianismePerbandingan antara Piagetianisme dan Ausubelianisme
Perbandingan antara Piagetianisme dan Ausubelianisme
 
Kumpulan 2 403
Kumpulan 2 403Kumpulan 2 403
Kumpulan 2 403
 
Teori pembelajaran kognitif
Teori pembelajaran kognitifTeori pembelajaran kognitif
Teori pembelajaran kognitif
 
52942980 teori-belajar-kognitif
52942980 teori-belajar-kognitif52942980 teori-belajar-kognitif
52942980 teori-belajar-kognitif
 
2. MAKALAH KLP 2 PERKEMBANGAN KOGNITIF DAN BAHASA.docx
2. MAKALAH  KLP 2 PERKEMBANGAN KOGNITIF DAN BAHASA.docx2. MAKALAH  KLP 2 PERKEMBANGAN KOGNITIF DAN BAHASA.docx
2. MAKALAH KLP 2 PERKEMBANGAN KOGNITIF DAN BAHASA.docx
 
Teori konstruktivisme psikologi individu kognitif piaget
Teori konstruktivisme psikologi individu kognitif piagetTeori konstruktivisme psikologi individu kognitif piaget
Teori konstruktivisme psikologi individu kognitif piaget
 

Dernier

PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfaksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfwalidumar
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptxHR MUSLIM
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...asepsaefudin2009
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMIGustiBagusGending
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidupfamela161
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaafarmasipejatentimur
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 

Dernier (20)

PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfaksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 

Psikosastra kel 2

  • 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak tidak pernah lepas dari belajar, baik di sekolah maupun dalam lingkungan keluarga. Sehingga kemampuan kognitif sangat diperlukan anak dalam pendidikan. Perkembangan kognitif merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam perkembangan anak . Kita ketahui bahwa anak merupakan objek yang berkaitan langsung dengan proses pembelajaran, sehingga perkembangan kognitif sangat menentukan keberhasilan anak dalam sekolah. Dalam perkembangan kognitif di sekolah, guru sebagai tenaga kependidikan yang bertanggung jawab dalam pengembangan kognitif anak perlu memiliki pemahaman yang sangat mendalam tentang perkembangan kognitif pada anak didiknya. Orang tua juga tidak kalah penting dalam kognitif anak karena, perkembangan dan pertumbuhan anak dimulai di lingkungan keluarga. Namun, sebagian pendidik dan orang tua belum terlalu memahami tentang perkembangan kognitif anak, proses perkembangan kognitif, dan pengaruh sastra terhadap perkembangan kognitif anak. Melalui makalah ini kami mencoba untuk mengangkat masalah perkembangan kognitif anak agar guru dan orang tua dapat memberikan layanan pendidikan atau melaksanakan proses pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan kognitif masing-masing anak. B. Rumusan Masalah Dari latar belakang perkembangan kognitif anak , dapat kita ambil masalah- masalah yang mendasar terhadap perkembangan kognitif, antara lain: 1. Apa pengertian perkembangan kognitif? 2. Bagaimana proses perkembangan kognitif? 3. Apa saja karakteristik perkembangan kognitif anak? 1
  • 2. 2 4. Apa manfaat sasta terhadap perkembangan kognitif anak? C. Tujuan Didalam penulisan makalah ini ada beberapa tujuan yang kami jabarkan, diantaranya adalah: 1. Menambah wawasan dan pengetahuan mengenai perkembangan kognitif anak. 2. Berharap dapat berpartisipasi dalam meningkatkan kemampuan kognitif anak.
  • 3. BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Perkembangan Kognitif. Serupa dengan aspek-aspek perkembangan yang lainnya, kemampuan kognitif anak juga mengalami perkembangan tahap demi tahap. Secara sederhana, dijelaskan kemampuan kognitif dapat dipahami sebagai kemampuan anak untuk berpikir lebih kompleks serta kemampuan melakukan penalaran dan pemecahan masalah. Dengan berkembangnya kemampuan kognitif ini akan memudahkan anak menguasai pengetahuan umum yang lebih luas, sehingga anak mampu melanjutkan fungsinya dengan wajar dalam interaksinya dengan masyarakat dan lingkungan. Sehingga dapat dipahami bahwa perkembangan kognitif adalah salah satu aspek perkembangan anak yang berkaitan dengan pengetahuan, yaitu semua proses psikologis yang berkaitan dengan bagaimana individu mempelajari dan memikirkan lingkungannya. Dalam pandangan Piaget, terdapat dua proses yang mendasari perkembangan individu dalam memahami dunia, yaitu; pengorganisasian dan penyesuaian. Untuk membuat dunia kita masuk akal, kita mengorganisasikan pengalaman-pengalaman kita. Misalnya, kita memisahkan gagasan penting dari gagasan-gagasan yang kurang penting. Kita mengaitkan suatu gagasan dengan gagasan lain. Namun, kita tidak hanya mengorganisasikan pengamatan- pengamatan dan pengalaman-pengalaman kita, kita juga menyesuaikan pemikiran kita untuk meliput gagasan-gagasan baru. Piaget (1954) yakin bahwa penyesuaian diri (adaptasi) dilakukan dalam dua cara yaitu asimilasi dan akomodasi. Asimilasi (assimilation) terjadi ketika individu menggabungkan informasi baru ke dalam pengetahuan mereka yang sudah ada. Akomodasi (accomodation) terjadi ketika individu menyesuaikan diri dengan informasi baru. Akomodasi dan asimilasi ini kemudian membentuk struktur berpikir, yang oleh Piaget disebut skema (“Schema/Schemata”). Skema 3
  • 4. 4 mengacu kepada unit (atau unit-unit) dasar atau suatu pola pemfungsian sensori- motorik yang terorganisasi. Piaget berpikir bahwa asimilasi dan akomodasi berlangsung sejak kehidupan bayi yang masih sangat kecil. Bayi yang baru lahir secara refleks mengisap segala sesuatu yang menyentuh bibirnya (asimilasi), tetapi setelah beberapa bulan pengalaman, mereka membangun pemahaman mereka tentang dunia secara berbeda. Beberapa objek, seperti jari dan susu ibu, dapat diisap, dan objek lain, seperti selimut yang berbulu halus sebaiknya tidak diisap (akomodasi). Tahapan-tahapan pemikiran ini secara kualitatif berbeda dari setiap individu. Cara anak berpikir pada satu tahap tertentu sangat berbeda dari cara mereka berpikir pada tahap lain. Ide-ide dasar Teori Piaget dalam Perkembangan Kognitif. Beberapa konsep dan prinsip tentang sifat-sifat perkembangan kognitif anak menurut piaget, antara lain: 1. Anak adalah pembelajar yang aktif. Menurut Piaget, anak itu tidak hanya mengobservasi dan mengingat semua yang mereka lihat dan mereka dengar secara pasif. Padahal secara natural mereka memiliki rasa ingin tahu tentang dunia mereka dan secara aktif berusaha mencari informasi untuk membantu pemahaman dan kesadarannya tentang realitas dunia yang mereka hadapi itu. Dalam memehami dunia mereka sacara aktif, anak menggunakan “schema”(skema) seperti yang disebutkan oleh Piaget, yaitu konsep-konsep atau kerangka yang ada dalam pikiran anak yang digunakan untuk mengorganisasikan dan menginterpretasikan informasi. 2. Anak mengorganisasi apa yang mereka pelajari dari pengalamannya. Anak-anak itu tidak hanya mengumpulkan semua yang mereka pelajari dari fakta-fakta yang terpisah menjadi suatu kesatuan. Sebaliknya anak memberikan gambaran khusus untuk membangun suatu pandangan menyeluruh tentang dunia dan kehidupan sehari-hari. 3. Anak menyesuaikan diri dengan lingkungan melalui proses asimilasi dan akomodasi.
  • 5. 5 Ketika anak menggunakan dan beradaptasi terhadap skema yang mereka buat, ada dua proses yang bertanggung jawab yaitu assimilation dan akomodasi. Asimilasi terjadi apabila seorang anak memasukkan pengetahuan baru ke dalam pengetahuan yang sudah ada, yaitu anak mengasimilasikan lingkungan kedalam suatu skema. Akomodasi terjadi ketika anak menyesuaikan diri pada informasi baru, yaitu anak menyesuaikan skema yang dimilikinya dengan lingkungannya. 4. Proses ekuilibrasi menunjukkan adanya peningkatan ke arah bentuk- bentuk pemikiran yang lebih komplek. Menurut Piaget, ketika anak melalui proses penyesuaian asimilasi dan akomodasi system kognisi anak berkembang dari satu tahap ke tahap yang selanjutnya, sehingga kadang-kadang mencapai keadaan equilibrium, yaitu keadaan seimbang antara struktur kognisinya dan pengalamannya dilingkungan. Menurut Piaget, pikiran anak kecil berbeda secara kualitatif dibandingkan dengan anak yang lebih besar. Maka dia menolak tentang definisi intelegensi yang didasarkan pada jumlah jawaban yang benar dalam suatu tes intelegensi. B. Proses Perkembangan Kognitif Dalam pembahasan proses perkembangan kognitif, ada dua alternative proses perkembangan kognitif yaitu pada teori dan tahap-tahap perkembangan yang dikemukakan oleh Piaget dan proses perkembangan kognitif oleh para pakar psikologi pemprosesan informasi. 1. Teori Perkembangan Kognitif Piaget. Piaget meyakini bahwa pemikiran seorang anak berkembang dari bayi sampai dia dewasa. Menurut teori Piaget, setiap individu pada saat tumbuh mulai dari bayi yang baru di lahirkan sampai mengijak usia dewasa mengalami empat tingkat perkembangan kognitif, yaitu tahap sensori-motorik (dari lahir sampai 2 tahun), tahap pra-operasional (usia 2 sampai 7 tahun), tahap konkret-operasional (usia 7 sampai 11 tahun), dan tahap operasional formal (usia 11 tahun ke atas), dalam buku karangan Desmita(2009:101) dan (Anwar Holil,2008).
  • 6. 6 a. Tahap Sensori-Motorik (usia 0 sampai 2 tahun) Desmita (2009:101) Dikatakan bahwa bayi bergerak dari tindakan reflex instinktif pada saat lahir sampai permulaan pemikiran simbolis. Bayi membangun suatu pemahaman tentang dunia melalui pengkoordinasian pengalaman- pengalaman sensor dengan tindakan fisik. Dalam postingnya, (Arya, 2010) ”Piaget berpendapat bahwa dalam perkembangan kognitif selama stadium sensori motorik ini, inteligensi anak baru nampak dalam bentuk aktivitas motorik sebagai reaksi simulasi sensorik. Dalam stadium ini yang penting adalah tindakan konkrit dan bukan tindakan imaginer atau hanya dibayangan saja.” Pada proses ini Piaget menamakan proses desentrasi, artinya anak dapat memandang dirinya sendiri dan lingkungan sebagai dua entitas yang berbeda. b. Tahap Pra-Operasional (usia 2 sampai 7 tahun) Pada tahap ini anak mulai merepresentasikan dunia dengan kata-kata dari berbagai gambar. Kata dan gambar-gambar ini menunjukkan adanya peningkatan pemikiran simbolis dan melampaui hubungan informasi indrawi dan tindakan fisik (Desmita, 2009). Begitu juga dari sumber posting (Joesafira,2010) pada tahapan pra-operasional menurut piaget ada beberapa ciri antara lain: 1) Berpikir pra-operasional masih sangat egosentris. Anak belum mampu (secara perseptual, emosional-motivational, dan konsepsual) untuk mengambil perspektif orang lain. 2) Cara berpikir pra-operasional sangat memusat (centralized). Bila anak dikonfrontasi dengan situasi yang multi-dimensional, maka ia akan memusatkan perhatiannya hanya pada satu dimensi saja dan mengabaikan dimensi-dimensi yang lain dan akhirnya juga mengabaikan hubungannya antara dimensi-dimensi ini. 3) Berpikir pra-operasional adalah tidak dapat dibalik (irreversable). Anak belum mampu untuk meniadakan suatu tindakan dengan memikirkan tindakan tersebut dalam arah yang sebaliknya. 4) Berpikir pra-operasional adalah terarah statis. 5) Berpikir pra-operasional adalah transductive (pemikiran yang meloncat- loncat). Tidak dapat melakukan pekerjaan secara berurutan.
  • 7. 7 6) Berpikir pra-operasional adalah imaginatif, yaitu menempatkan suatu objek tidak berdasarkan realitas tetapi hanya yang ada dalam pikirannya saja. c. Tahap Konkret-operasional (usia 7 sampai 11 tahun) Ditahap ini anak dapat berpikir secara logis mengenai peristiwa-peristiwa yang konkret dan mengklasifikasikan benda-benda ke dalam bentuk-bentuk yang berbeda (Desmita, 2009). Tetapi dalam tahapan konkret-operasional masih mempunyai kekurangan yaitu, anak mampu untuk melakukan aktivitas logis tertentu tetapi hanya dalam situasi yang konkrit. Dengan kata lain, bila anak dihadapkan dengan suatu masalah secara verbal, yaitu tanpa adanya bahan yang konkrit, maka ia belum mampu untuk menyelesaikan masalah ini dengan baik. d. Tahap Operasional Formal (usia 11 tahun sampai dewasa) Ditahap ini remaja berfikir dengan cara yang lebih abstrak, logis, dan lebih idealistik. Dalam blog (Joesafira, 2010) tahap operasional formal mencakup dua hal, yaitu: 1) Sifat deduktif-hipotesis Ketika anak mendapatkan masalah, maka mereka akan membentuk strategi- strategi penyelesaian berdasarkan hepotesis permasalahan tersebut. Maka dari itulah berpikir operasional formal juga disebut berpikir proporsional. 2) Berpikir operasional formal juga berfikir kombinatoris. Berpikir operasional formal memungkinkan orang untuk mempunyai tingkah laku problem solving yang betul-betul ilmiah. Dengan menggunakan hasil pengukuran tes inteligensi yang mencakup General Information and Verbal Analogies, Jones dan Conrad (Loree dalam Abin Syamsuddin M, 2001) menunjukkan bahwa laju perkembangan inteligensi berlangsung sangat pesat sampai masa remaja, setelah itu kepesatannya berangsur menurun. 2. Teori Pemprosesan Informasi. Perkembangan kognitif dapat dikaji dengan menggunakan pendekatan system pemprosesan informasi sebagai alternatif terhadap teori kognitif Piaget. Pada teori Piaget perkembangan kognitif digambarkan dengan berbagai tahap tetapi, para pakar psikologi pemprosesan informasi lebih menekankan pentingnya
  • 8. 8 proses-proses kognitif atau menganalisis perkembangan keterampilan kognitif, seperti perhatian, memori, metakofnisi dan strategi kognitif. Setidaknya ada tiga dasar asumsi umum teori pemprosesan informasi (Zigler & Stevenson, 1993) dalam buku Desmita(2009:116) yaitu: a. Pikiran dipandang sebagai suatu system penyimpanan dan pengembalian informasi. b. Individu-individu memproses informasi dari lingkungan. c. Terdapat keterbatasan pada kapasitas untuk memproses informasi dari seorang individu. Berdasarkan pemaparan diatas maka dapat kita pahami bahwa teori pemprosesan informasi lebih menekankan bagaimana individu memproses informasi tentang dunia, bagaimana informasi masuk ke dalam fikiran, bagaimana penyimpanan dan penyebaran informasi dan bagaimana pengambilan kembali informasi untuk melaksanakan aktivitas yang kompleks. Sehingga inti dari pendekatan pemprosesan informasi ini adalah proses memori dan proses berfikir. Dalam buku (Desmita, 2009), Robert Siegler (1998) mendiskripsikan tiga karakteristik utama dari pendekatan pemprosesan informasi, yaitu proses berfikir, mekanisme pengubah, dan modifikasi diri. Seperti uraian diatas, kita ketahui para ahli teori pemrosesan informasi menolak pendapat Piaget tentang tahap-tahap perkembangan kognitif. Mereka percaya bahwa proses kognitif berkembang secara gradual dan cendrung tetap. Berikut ini akan dikemukakan kecendrungan perkembangan beberapa kemampuan kognitif anak, seperti persepsi, atensi, dan memori. C. Karakteristik Perkembangan Kognitif karakteristik perkembangan kognitif anak dibagi dalam dua tahap yaitu tahap usia sekolah (SD) dan Remaja (SMP dan SMA). 1. Usia Sekolah (Sekolah Dasar) Berdasarkan pada teori kognitif piaget, pemikiran anak-anak usia sekolah dasar masuk dalam tahap pemikiran kongkret-operasional, yaitu masa dimana aktivitas mental anak terfokus pada objek-objek yang nyata atau pada berbagai
  • 9. 9 kejadian yang pernah dialaminya. Menurut pieget, operasi adalah hubungan- hubungan logis di antara konsep-konsep atau skema-skema. Sedangkan opersi kongkret adalahaktifitas mental yang difokuskan pada objek-objek dan peristiwa- peristiwa nyata atau kongkreat dapat di ukur. Desmita (2009:104). Artinya anak usia sekolah dasar sudah memiliki kemampuan untuk berpikir melalui urutan sebab akibat dan mulai mengenali berbagai cara pemecahan permasalahan yang dihadapinya. Anak usia ini juga dapat mempertimbangkan secara logis hasil dari sebuah kondisi atau situasi serta tahu beberapa aturan atau strategi berpikir, seperti penjumlahan, pengurangan penggandaan, mengurutkan sesuatu secara berseri dan mampu memahami operasi dalam sejumlah konsep, seperti 5 x 6 = 30 dan 30 : 6 = 5 (Jhonson & Medinnus, 1974). Dalam buku psikologi perkembangan anak karangan Desmita (2009:104) menurut pieget, anak-anak pada masa kongkret operasional (masa sekolah SD) ini telah mampu menyadari konservasi, yakni kemampuan anak untuk berhubungan dengan sejumlah aspek yang berbeda secara serempak (Jhonson & Medinnus, 1974). Hal ini adalah karena pada masa ini anak telah mengembangkan tiga macam proses yang disebut dengan operasi-operasi: negasi, resiprokasi dan identitas. a. Negasi (negation) Pada masa pra-opersional anak hanya melihat keadaan permulaan dan akhir dari deretan benda, dengan kata lain mereka hanya mengetahui permulaan dan akhirnya saja tetapi belum memahami alur tengahnya. Tetapi pada masa kongkret opersional, anak memahami proses apa yang terjadi diantara kegiatan itu dan memahami hubungan-hubungan antara keduanya. b. Hubungan timbal balik (resiprokasi) Ketika anak melihat bagaimana deretan dari benda-benda itu diubah, anak mengetahui bahwa deretan benda-benda bertambah panjang, tetapi tidak rapat lagi dibandingkan dengan deretan lain. Karena anak mengetahui hubungan timbale balik antara panjang dan kurang rapat atau sebaliknya kurang panjang tetapi lebih rapat, maka anak tahu pula bahwa jumlah benda-benda yang ada pada kedua
  • 10. 10 deretan itu sama. Desmita (2009:105). Sehingga dalam masa ini anah mulai mengerti tentang hubungan timbal balik. c. Identitas Pada usia sekolah (SD) anak sudah mengetahui berbagai benda yang berada dalam suatu deretan, bisa menghitung, sehingga meskipun susunan dalam deret di pindah, anak tetap mengetahui jumlahnya sama. (Gunaris, 1990) dalam (Desmita,2009). Jadi, anak pada usia sekolah (masa Konkrit operasional) dapat mengetahui identitas berbagai benda dan mulai memahami akan susunan dan urutan tertentu. 2. Remaja (SMP dan SMA) Pada masa remaja, kemampuan anak sudah semakin berkembang hingga memasuki tahap pemikiran operasional formal. Yaitu suatu tahap perkembangan kognitif yang dimulai pada usia kira-kira 11 dan 12 tahun dan terus berlanjut sampai usia remaja sampai masa dewasa (Lerner & Hustlsch, 1983) dalam (Desmita, 2009). Pada masa remaja, anak sudah mampu berfikir secara abstrak, menalar secara logis, dan menarik kesimpulan dari informasi yang sudah tersedia. Pada masa remaja, anak sudah mampu berfikir secara abstrak dan hipotesis, sehingga ia mampu berfikir apa yang terjadi atau apa yang akan terjadi. Mereka sudah mampu berfikir masa akan datang dan mampu menggunakan symbol untuk sesuatu benda yang belum diketahui. D. Sastra dan Perkembangan Anak Sebagai sebuah karya, sastra anak-anak menjanjikan sesuatu bagi pembacanya yaitu nilai yang terkandung di dalamnya yang dikemas secara intrinsik maupun ekstrinsik. Oleh karena itu, kedudukan sastra anak menjadi penting bagi perkembangan anak. Sebuah karya dengan penggunaan bahasa yang efektif akan membuahkan pengalaman estetik bagi anak. Penggunaan bahasa yang imajinatif dapat menghasilkan responsi-responsi intelektual dan emosional dimana anak akan merasakan dan menghayati peran tokoh dan konflik yang ditimbulkannya, juga membantu mereka menghayati keindahan, keajaiban,
  • 11. 11 kelucuan, kesedihan dan ketidakadilan. Anak-anak akan merasakan bagaimana memikul penderitaan dan mengambil resiko, juga akan ditantang untuk memimpikan berbagai mimpi serta merenungkan dan mengemukakan berbagai masalah mengenai dirinya sendiri, orang lain dan dunia sekitarnya (Huck, 1987). Pengalaman bersastra di atas akan diperoleh anak dari manfaat yang dikandung sebuah karya sastra lewat unsur intrinsik di dalamnya yakni; (1) memberi kesenangan, kegembiraan, dan kenikmatan bagi anak-anak, (2) mengembangkan imajinasi anak dan membantu mereka mempertimbangkan dan memikirkan alam, kehidupan, pengalaman atau gagasan dengan berbagai cara, (3) memberikan pengalaman baru yang seolah dirasakan dan dialaminya sendiri, (4) mengembangkan wawasan kehidupan anak menjadi perilaku kemanusiaan, (5) menyajikan dan memperkenalkan anak terhadap pengalaman universal dan, (6) meneruskan warisan sastra. Selain nilai instrinsik di atas, sastra anak juga bernilai ekstrinsik yang bermanfaat untuk perkembangan anak terutama dalam hal (1) perkembangan bahasa, (2) perkembangan kognitif, (3) perkembangan kepribadian, dan (4) perkembangan sosial. Sastra yang terwujud untuk anak-anak selain ditujukan untuk mengembangkan imajinasi, fantasi dan daya kognisi yang akan mengarahkan anak pada pemunculan daya kreativitas juga bertujuan mengarahkan anak pada pemahaman yang baik tentang alam dan lingkungan serta pengenalan pada perasaan dan pikiran tentang diri sendiri maupun orang lain. Seperti pada jenis karya sastra umumnya, sastra anak-anak juga berfungsi sebagai media hiburan dan pendidikan, membentuk kepribadian anak, serta menuntun kecerdasan emosi anak. Pendidikan dalam sastra anak memuat amanat tentang moral, pembentukan kepribadian anak, mengembangkan imajinasi dan kreativitas, serta memberi pengetahuan keterampilan praktis bagi anak. (Wahidin, 2009).
  • 12. 12 Contoh sastra anak Mati Lampu Mati lampu adalah kesusahanku Mati lampu adalah kebosananku Mati lampu itu gelap gulita Aku tidak bisa belajar Aku tidak punya lampu teplok Aku tidak punya lampu tabung Apalagi genset Aku susah mencari lilin Aku sangat takut dijalan gelap Walaupun ada bulan dan bintang Jalan masih saja gelap bagiku Kami terus menunggu lampu menyala Sampai keesokan pagi Hiduplah lampu terang benderang Karya Qorrie Aina Maryam. Bahasa yang digunakan pada puisi di atas, pasti bisa dipahami oleh anak- anak, karena mengggunakan bahasa Indonesia. Hal yang diungkapkan tentang peristiwa yang sering dihadapi oleh anak-anak yaitu tentang peritiwa mati lampu. Peritiwa mati lampu pada puisi di atas, tidak lepas dari konteks keadaan negeri kita, yang dalam kenyataanya memang sering mati lampu. Dengan mengerti keadaan ini, maka anak yang membaca puisi diatas, semakin mengerti bahwa lampu listrik sangat penting bagi anak-anak. Unsur kesenangan (hiburan) yang dapat diperoleh oleh pembaca dari segi pembaitan yang menggunakan repetisi (pengulangan) untuk keindahan rima (nada). Sehingga ada kesan tentang arti pentingnya lampu, serta penggunaan kata-kata yang sering digunakan oleh anak- anak dalam keseharian.
  • 13. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Perkembangan kognitif pada anak merupakan suatu pembahasan yang cukup penting bagi pengajar maupun orang tua. Perkembangan kognitif pada anak merupakan kemampuan anak untuk berpikir lebih kompleks serta kemampuan melakukan penalaran dan pemecahan masalah yang termasuk dalam proses psikologis yang berkaitan dengan bagaimana individu mempelajari dan memikirkan lingkungannya. Fungsi hakiki sastra anak adalah menghibur dan mendidik. Kedua fungi ini tidak bisa dipisahkan satu sama lainnya. Keduanya saling mempengaruhi dan saling menguatkan. Selain itu, ada pula fungsi-fungsi lainnya sesuai konteksnya. 13
  • 14. Daftar Pustaka Desmita. 2009. Psikologi Perkembangan Anak . Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Fatimah, E. 2010. Psikologi Perkembangan (perkembangan anak ). Bandung: CV Pustaka Setia. http://www.google.com http://www.wikipedia.org 14
  • 15. 15 SASTRA DAN PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Psikosastra Dosen: Ibu Cicih Sukarsih, S.Pd. Disusun oleh: Kelompok 2 SYAHRUL VERA APRIANI PUTRI ANDA MAMAS Prodi : PBS Indonesia Semester : V (Lima) STKIP MUHAMMADIYAH BOGOR Jalan Raya Leuwiliang No. 106 Bogor 16640 2012
  • 16. 16
  • 17. Kata Pengantar Segala puji hanya bagi Allah Swt. Karena atas karunia, rahmat, dan hidayatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul SASTRA DAN PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK. Makalah ini disusun untuk diajukan sebagai salah satu tugas mata kuliah Psikosastra. Penyusun mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini, khususnya kepada Dosen mata kuliah Psikosastra. Penyusun menyadari bahwa isi dalam makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu penyusun mengharapkan saran dan kritik yang membangun agar makalah ini bisa lebih baik. Semoga makalah ini bisa memberikan manfaat bagi penyusun khususnya dan kita semua umumnya dan semoga Allah subhanahuwata’ala selalu memberikan hidayahnya kepada kita. Penyusun i
  • 18. DAFTAR ISI Hal Kata Pengantar ...................................................................................................... i DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii I PENDAHULUAN ............................................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1 B. Rumusan Masalah...................................................................................... 1 C. Tujuan ......................................................................................................... 2 II PEMBAHASAN ................................................................................................ 3 A. Pengertian Perkembangan Kognitif. ........................................................ 3 B. Proses Perkembangan Kognitif ................................................................ 5 C. Karakteristik Perkembangan Kognitif .................................................... 8 D. Sastra dan Perkembangan Anak ............................................................ 10 III PENUTUP ...................................................................................................... 13 A. Kesimpulan ............................................................................................... 13 Daftar Pustaka ii