1. JEAN BATUSTA 2231-12-
038
RENI DIAN AYU 2231-12-
115
SYALINDRI HADISAPUTRI 2231-
12-082
VINY SABRINA T 2231-12-
056
WENDA TIRTA 2231-12-
049
BRIAN ADI S 2231-
12-093
MULTIMODA & INTER. FREIGHT
FORWARDING
2. PENGANGKUTAN LAUT
Dalam PP No. 17 tahun 1988 pengertian pengangkutan laut
yaitu “setiap kegiatan pelayaran dengan menggunakan kapal
laut untuk mengangkut penumpang, barang dan/atau hewan
untuk satu perjalanan atau lebih dari satu pelabuhan ke
pelabuhan lain atau antara beberapa pelabuhan (Pasal 1 Angka
1 PP No. 17 tahun 1988).
6. JENIS LAYANAN KAPAL LAUT
L
A
Y
A
N
A
N
Conference Line : yaitu jenis pelayanan kapal yang
memiliki jadwal tetap berdasarkan persetujuan di antara
anggota perusahaan pelayaran dan adanya kesamaan dalam
penentuan tarif B/L (Bill of Lading).
Non Conference Line : yaitu perusahaan pelayaran yang tidak
ikut bergabung dalam kelompok perusahaan pelayaran, dan
adapun tarif ditentukan berdasarkan harga pasar.
NVOCC (Non Vesell Operating Common Carrier), yaitu
perusahaan yang tidak memiliki armada pelayaran, namun
menyediakan jasa pengurusan transportasi.
Tramper Service, yaitu pelayaran kapal carter atau sewa
untuk melayani pengiriman barang dalam jumlah besar dan
homogen
7. MEKANISME ARUS BARANG
Mekanisme arus
barang dari
shipper atau
pengirim barang
hingga siap
untuk diangkut
menggunakan
kapal laut, dapat
digambarkan
sebagai berikut.
8. LESS CONTAINER LOAD
LCL : Less than Container Loaded yaitu jenis pengiriman barang tanpa
menggunakan container dengan kata lain parsial. Jika kita menggunakan jenis
pengiriman LCL, maka barang yang kita kirim itu ditujukan ke Gudang
penumpukan dari shipping agent. Lalu dari pihak Gudang tersebut akan
mengumpulkan barang2 kiriman LCL lain hingga memenuhi quota untuk di
loading / di muat ke dalam container.
Pengangkutan jenis ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
*Petikemas berisi muatan dari beberapa shipper ditujukan untuk beberapa
consignee.
*Muatan diterima dalam keadaan break bulk dan diisi (stuffing) di container
freight station (CFS) oleh Perusahaan Pelayaran.
*Di pelabuhan bongkar, peti kemas di unstuffing di (CFS) oleh perusahaan
Pelayaran dan diserahkan kepada beberapa consignee dalam keadaan
breakbulk.
*Perusahaan pelayaran bertanggung jawab atas kerusakan dan kehilangan
10. FULL CONTAINER LOAD
FCL (Full Container Load) artinya containerini sudah diisi “penuh” dengan
muatan sehingga bisa diberangkatkan dengan term CY. “Penuh” disini dalam
tanda kutip, karena walaupun misal nya tidak penuh tetapi pemilik barang
yang ada didalam container hanya 1 orang dan menghendaki container
diberangkatkan tanpa ditambah muatan maka statuscontainer tersebut juga
disebut FCL.
~Pengangkutan jenis ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
~Berisi muatan dari satu shipper dan dikirim untuk satu consignee
~Peti kemas di isi (stuffing) oleh shipper dan peti kemas yang sudah diisi
diserahkan di container yard (CY) di Pelabuhan muat.
~Di Pelabuhan bongkar, Peti kemas diambil oleh consignee di (CY) dan di
unstuffing oleg consignee.
~Perusahaan Pelayaran tidak bertanggung jawab atas kerusakan dan
kehilangan barang yang ada didalam Petikemas.
12. BREAKBULK
Pengiriman secara Break-
Bulk adalah untuk cargo
yang tidak dimasukkan
dalam Containerized atau
Loose kargo. Layanan ini
biasanya menggunakan
tongkang, LCT yang
memuat barang dengan
kapasitas kecil dan besar
menurut ukuran kapal
tersebut.
13. TARIF PENGIRIMAN BARANG VIA
LAUT
NO TUJUAN HARGA/Kg (Rp) MIN (Kg) VIA
LEADTIME
(HARI)
LCL (M3) MIN CHARGE
1 Palu 650.000 5
2 Balikpapan 7.000 100 Kapal Cepat 7-8 627.000 3
3 Samarinda 8.000 100 Kapal Cepat 9-10 728.000 3
4 Banjarmasin 8.000 100 Kapal Cepat 7-8 525.000 3
5 Palangkaraya 950.000 3
6 Pontianak 7.850 100 Kapal Cepat 4-5 595.000 3
7 Makassar 9.250 100 Kapal Cepat 9-10 510.000 3
8 Bontang 8.750 100 Kapal Cepat 9-10 675.000 3
9 Batu Kajang 8.750 100 Kapal Cepat 9-10
10 Tanah Grogot 9.050 100 Kapal Cepat 9-10
11 Tenggarong 8.750 100 Kapal Cepat 8-9
12 Muara Badak 9.050 100 Kapal Cepat 9-10
13 Sangata 9.050 100 Kapal Cepat 9-10 1.050.000 5
14 Berau 11.050 100 Kapal Cepat 10-12
15 Manado 627.000 3
16 Ambon 960.000 3
17 Batam 585.000 3
18 Kendari 960.000 4
19 Bontang 960.000 3
20 Sampit 1.020.000 5
21 Pangkalan Bun 1.020.000 5
22 Medan 715.000 3
23 Ternate 1.050.000 5
24 Kupang 1.050.000 5
25 Tarakan 1.140.000 5
14. BEBERAPA DOKUMEN PENTING PENGIRIMAN VIA LAUT
RESI GUDANG
Atau dalam bahasa asing disebut
warehouse receipt adalah
dokumen bukti kepemilikan
barang yang disimpan di suatu
gudang terdaftar secara khusus
yang diterbitkan oleh pengelola
gudang itu.
MATE’S RECEIPT
Surat tanda terima barang /
muatan diatas kapal sesuai
dengan keadaan muatan tersebut
yang ditanda tangani oleh
mualim – I. Resi Mualim diberi
catatan bila terdapat hal-hal yang
tidak sesuai atau perlu
keterangan tambahan. Apa yang
tertera dalam Mate receipt akan
tertera dalam Konosemen (Bill
of Lading).
15. BEBERAPA DOKUMEN PENTING PENGIRIMAN VIA LAUT
MANIFEST
Surat yang merupakan suatu Daftar
barang-barang / muatan yang telah
dikapalkan. Dimana daftar tersebut
berisi : Nama kapal, Pelabuhan
Muat dan Pelabuhan tujuan, Nama
Nakhoda, Tanggal, No. B/L,
Pengirim (Shipper), Penerima
(Consignees), Tanda (Mark), Jumlah
/ banyaknya (Quantity), Jenis barang
/ muatan (Description of goods), Isi
& Berat (Volume & Weight) dan
Keterangan jika ada. Dibuat oleh
Perusahaan Pelayaran.
BILL OF LADING (B/L)
ialah suatu pernyataan atau
perjanjian yang bertanggal dan
dikeluarkan oleh pengangkutan
bahwa pengangkutan telah
menerima barang / muatan dan
akan mengirim serta
menyerahkan kepada si
penerima di pelabuhan tujuan
seperti yang tertulis didalamnya.
Dengan demikian B/L bisa juga
menjadi bukti pemilikan barang
untuk pengiriman atau penerima.
16. STEVEDORING
Kegiatan membongkar
barang dari /kapal ke
dermaga/ tongkang/ truk
atau memuat barang dari
dermaga/ tongkang/truk ke
dalam kapal sampai dengan
tersusun dalam palka kapal
dengan menggunakan
derek kapal atau derek
darat;
17. STEVEDORING
Dalam melaksanakan tugas
perusahaan bongkar muat
stevedore bertanggung jawab
dalam kelancaran operasional
pelabuhan dalam bentuk :
a. Perencanaan operasional
kegiatan bongkat muat kapal
b. Kesempatan atas penerimaan
dan penyerahan barang
c. Pengaturan penggunaan
tenaga kerja bongkar muat dan
peralatannya sesuai kebutuhan.
Sebelumkapal sandardi dermaga :
Dokumen-dokumen yang harus
dipersipkan oleh PBM sebelum
kapal sandar didermaga :
1. Document manifest
2. Stowage plane
3. Ship plan
4. Loading list
5. Handling Order
6. Dangerious cargo list
7. Shifting cargo list
TANGGUNG JAWAB
STEVEDORE
TAHAPAN TUGAS YANG DILAKSANAKAN
OLEH PERUSAHAAN BONGKAR MUAT
18. TAHAPAN TUGAS YANG DILAKSANAKAN OLEH
PERUSAHAAN BONGKAR MUAT
Hal-hal yang harus
dipersipkan sebelum kapal
didermaga adalah:
1. Pembuatan laporan
pengawasan kondisi
muatan ( cargo maupun
container)
2. Pengawasan dan
supervisi kegiatan
operasional bongkar muat
Hal-hal yang harus dilakukan
setelah kapal berangkat adalah :
1. Pembuatan laporan hasil
kegiatan bongkar muat secara
menyeluruh.
2.Evaluasi dan rekapitulasi hasil
kegiatan bongkar muat
3.Melaksanakan penagihan
terhadap biaya-biaya kegiatan
bongkar muat
SAAT KAPAL SANDARDI
DERMAGA
SETELAHKAPAL BERANGKAT
19. TAHAPAN TUGAS YANG DILAKSANAKAN OLEH
PERUSAHAAN BONGKAR MUAT
Kegiatan yang dilaksanakan oleh
perusahaan bongkar muat pada
tahapan warehosing
pergudangan adalah :
1. Penanganan barang-barang
yang akan masuk kegudang
2. Penanganan terhadap barang
yang memerlukan penanganan /
perlakuan khusus
3. Penanganan terhadap barang
yang ditimbun di open storage
Kegiatan yang dilaksanakan oleh
perusahaan bongkar muat pada
tahapan delivery pergudangan
adalah :
1. Menerima kwitansi
pembayaran
2. Menerima Delivery Order
(DO) yang di fiat diberi izin
impor oleh costum
3. Pemberian surat jalan keluar
dari pelabuhan kepada shipper /
consignee.
WAREHOUSING DELIVERY
20. Bongkar/Muat Containerdi
Kapal
Bongkar dan muat container diatas kapal dapat dilakukan dengan 2
cara, yaitu :
1. L o L o (Lift On/Lift Off)
Cara ini adalah memuat atau membongkar container dari kapal
dengan menggunakan alat angkat/lifting appliance misalnya crane
container kapal ataupun crane yang tersedia didarat (Container
Quay Crane).
2. R o R o (Roll On/Roll Off)
Cara ini tidak menggunakan alat angkat, tetapi dengan kendaraan
khusus yaitu lorry atau lazim disebut terminal carrier, dimana
container diletakkan diatasnya kemudian dengan menggunakan
alat penarik/tractor, lorry tersebut ditarik.
22. PENGERTIAN ...
Pengiriman atau penjualan
suatu produk baik itu berupa
bahan mentah / bahan jadi
dari dalam negeri keluar
negeri yang memang bahan /
barang itu di peruntukkan
sebagai komoditas export.
Penerimaan atau
pembelian suatu produk
berupa bahan mentah /
bahan jadi dari luar negeri
ke dalam negeri untuk di
olah sebagai barang jadi lalu
di export kembali atau untuk
di pasarkan di dalam negeri.
EXPORT IMPORT
23. EKSPOR
Eksportir memiliki surat ijin
usaha perdagangan baik
perorangan maupun badan
hukum.
Eksportir wajib mengetahui
barang yang dilarang di ekspor
oleh Pemerintah atau harus seijin
Pemerintah.
Eksportir harus mengetahui
ekspor barang kesuatu Negara
yang dilarang oleh Pemerintah.
Resiko
Transportasi/Pengangkutan.
Risiko Kredit atau non
payment.
Risiko mutu barang.
Risiko Nilai Tukar.
Risiko Hukum.
Risiko Bonafiditas.
KETENTUAN EKSPORTIR RISIKOEKSPORTIR
24. SYARAT PERTANGGUNGAN PENGANGKUTAN
LAUT
Ganti rugi atas kerugian dan
kerusakan sekecil apapun.
Premi Asuransi yg
dibayarkan biasanya tertinggi
dibandingkan dengan premi
asuransi dengan syarat
pertanggungan lainnya.
*tidak termasuk War Risks.
WA penanggung dapat
dibebbaskan dari
penggantian ganti rugi dari
beberapa jenis kerusakan
(War risks/ Molest).
ALL RISK
WA DENGAN SYARAT
TAMBAHAN
25. COMMERCIAL INVOICE
Yang memuat perincian
harga barang yg
dikeluarkan oleh pihak
penjual atas transaksi
tertentu dengan pihak
pembeli dan juga sebagai
bukti transaksi serta alat
penagih atas nilai yg
tercantum di dalamnya
kepada pihak pembeli.
26. PACKING LIST
Berisi Spesifikasi barang ; menerangkan uraian barang dalam
kemasan di peti, di pak/ diikat dalam peti.
27. SISTEMPEMBAYARAN EXPORT
IMPORT
Pembeli (Importir)
membayar dimuka (pay in
advance) kepada penjual
(Eksportir) sebelum barang-
barang dikirim oleh penjual
tersebut. Ini berarti importer
memberikan kredit kepada
eksportir untuk
mempersiapkan barang-
barangnya.
belum dilakukan
pembayaran oleh importir
kepada eksportir sebelum
barang dikapalkan atau tiba
dan diterima importir atau
sebelum waktu tertentu
yang telah disepakati
(tertera dalam invoice).
SECARA TUNAI (CASHPAYMENT) ATAU
PEMBAYARAN DIMUKA (ADVANCE
PAYMENT)
PEMBAYARAN KEMUDIAN
(OPEN ACCOUNT)
28. SISTEMPEMBAYARAN EXPOR&
IMPOR
Eksportir memiliki hak
pengawasan barang-barang
sampai weselnya (draft)
dibayar importir. Eksportir
atau penarik wesel (drawer)
mengapalkan barang
sementara dokumen
pemilikan atas pengiriman
barang secara langsung atau
melalui bank importir dikirim
ke importir.
1. D/P(Document against
Payment) : penyerahan
dokumen kepada importir
dilakukan apabila importir
telah membayar
2. D/A (Document against
Acceptance) : penyerahan
dokumen kepada
importir dilakukan apabila
importir telah mengaksep
weselnya
WESEL INKASO(COLLECTION
DRAFT)
Penyerahan dokumen kepada
importirdidasarkan pada :
29. SISTEMPEMBAYARAN EXPOR&
IMPOR
Eksportir memegang hak
milik atas barang,
sedangkan importir hanya
merupakan pihak yang
dititipi barang untuk dijual.
Suatu surat yang
dikeluarkan oleh suatu bank
atas permintaan importir
yang ditujukan kepada
eksportir di luar negri yang
menjadi relasi importir
tersebut, yang memberikan
hak kepada eksportir itu
untuk menarik wesel-wesel
atas importir bersangkutan.
CONSIGNMENT LETTEROF CREDITS (L/C)
Notes de l'éditeur
Notes :
Harga diatas diluar biaya asuransi dan packing
Lead Time dihitung dari tanggal keberangkatan
Harga berlaku mulai tanggal 16 Januari 2009
Kondisi Door to door services
Harga diatas tidak berlaku untuk barang yang berbahaya
Barang 1 koli diatas 200 kg dikenakan biaya mekanik sesuai dengan berat barang tersebut
Ekspedisi tidak menanggung kapal tenggelam, terbakar dan force majeur
Harga sewaktu-waktu dapat berubah tanpa pemberitahuan sebelumnya