SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  15
Télécharger pour lire hors ligne
7               DIODE SAMBUNGAN P-N


7.1 Semikonduktor
Pada bagian sebelumnya kita telah mempelajari karakteristik bahan semikonduktor
beserta kemampuannya untuk menghantarkan listrik. Berdasarkan tingkat kemurnian
atom penyusunnya, terdapat dua kelompok semikonduktor yaitu intrinsik dan ekstrinsik.
Untuk kelompok ekstrinsik terdapat dua jenis/tipe semikonduktor yaitu semikonduktor
tipe-p dan semikonduktor tipe-n. Bahan semikonduktor yang banyak dipelajari dan
secara luas telah dipakai adalah bahan silikon (Si).
       Semikonduktor tipe-n dibuat dari bahan silikon murni dengan menambahkan
sedikit pengotor berupa unsur valensi lima. Empat elektron terluar dari “donor” ini
berikatan kovalen dan menyisakan satu elektron lainnya yang dapat meninggalkan atom
induknya sebagai elektron bebas. Dengan demikian pembawa muatan mayoritas pada
bahan ini adalah elektron.
       Hal yang sama, semikonduktor tipe-p dibuat dengan mengotori silikon murni
dengan atom valensi tiga, sehingga meninggalkan kemungkinan untuk menarik
elektron. Pengotor sebagai “aseptor” menghasilkan proses konduksi dengan lubang
(hole) sebagai pembawa muatan mayoritas.


7.2 Diode
Misalkan kita memiliki sepotong silikon tipe-p dan sepotong silikon tipe-n dan secara
sempurna terhubung membentuk sambungan p-n seperti diperlihatkan pada gambar 7.1.
       Sesaat setelah terjadi penyambungan, pada daerah sambungan semikonduktor
terjadi perubahan. Pada daerah tipe-n (gambar 7.1, sebelah kanan) memiliki sejumlah
elektron yang akan dengan mudah terlepas dari atom induknya. Pada bagian kiri (tipe-
p), atom aseptor menarik elektron (atau menghasilkan lubang).       Kedua pembawa
muatan mayoritas tersebut memiliki cukup energi untuk mencapai material pada sisi




                                                             Diode Sambungan p-n 63
lain sambungan. Pada hal ini terjadi difusi elektron dari tipe-n ke tipe-p dan difusi
lubang dari tipe-p ke tipe-n.
       Proses difusi ini tidak berlangsung selamanya karena elektron yang sudah
berada di tempatnya akan menolak elektron yang datang kemudian.                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                               Proses difusi
berakhir saat tidak ada lagi elektron yang memiliki cukup energi untuk mengalir.
                                                                                                                                                                                                                                                              A           B           C               D           E           F           G   B               F       H




                                                                                                                                                                                                                                                              I       P               Q       R           S       T       U           Q




                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                          h
                                                                                                                                                                                              S       T   V       W               X           V
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                          ¡   ¢           £               ¤   ¥                                   e       f                   i           e           f           e           d



                                                         !                                      #   $               %      '




                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                  g
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                          g                   `       a   `           b           c   d       e           f




                                              (       )                   0               1       2               3                                           


                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                  @




                                              4               5               6               7   8           9                                                                                                                               @               @


                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                  g
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                              g




                                                                                                                                                                  


                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                      @




                                                                                                                                                                                                                                                  @           @



                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                 Y                                           Y




                                                                                                                                                                  
                                                                                                                                                                                                                                                             




                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                      Y
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                             Y




                                                                                                                                                                                                                                                                




                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                     Y                                       Y




                                                                                                                                                                                                                                                                




                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                         ¦               §       ¨           ©                  




                Gambar 7.1 Sambungan semikonduktor tipe-p dan tipe-n

                                                                                                                                                                                                                                                          ˆ           ‰               Š               ‹           Œ                      Ž       ‰                      




                                                                                                                                                                                                                                                                 ‘               ’           “           ”   •       –               ’




                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                          ¥       ¦           §                   ¨               ¦       §           ¦   ©
                                                                                                                                                                              —           ˜   ™               š       ›           ™                                                                                                                                                   p       q   r                   s           t   u




                  m   n           o               p               q           r               s           t       n       u




                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                              ¤
                                                                                                                                                                                                                                                                              ‚           ƒ       „   …               †       ƒ                           ‡                                                                                       ¤                                      ž              Ÿ                   ¡       ¢           £




                          v   w       x               y               z               {                                                           l                                                                               ‡
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                  ‡




                          |       }       ~                      €               



                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                          ‡                                                       ¤
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                  ¤




                                                                                                                                                      l
                                                                                                                                                                                                                                      ‡                                                                                           ‡




                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                          v                                                       œ                               œ




                                                                                                                                                      v                                                                               v




                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                              l                                                   œ
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                      œ




                                                                                                                                                          v
                                                                                                                                                                                                                                          l




                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                              l                                                   œ
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                      œ




                                                                                                                                                          v
                                                                                                                                                                                                                                          l



                                                                                                                                                                                                                                                                                  g               h       i   j       k




                                                                                                                                  ƒ       „       …           †               ‡           ˆ           ‰          ‘       ’       ‡           ˆ




                                                                                                                                  “           ”           •   –       •               —               ˜       ™   d           •           e           •                                                                                                           f




                                                                                                                                  w   x       y       €                          ‚




                                                                                                                                                                                                                                                                                                      ε
             Gambar 7.2 Mekanisme aliran muatan pada daerah sambungan


       Kita harus memperhitungkan proses selanjutnya dimana elektron dapat
menyeberang sambungan. Daerah yang sangat tipis dekat sambungan disebut daerah
deplesi (depletion region) atau daerah transisi.                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                      Daerah ini dapat membangkitkan
pembawa muatan minoritas saat terdapat cukup energi termal untuk membangkitkan



64 ELEKTRONIKA DASAR
pasangan lubang-elektron. Salah satu dari pembawa muatan minoritas ini, misalnya
elektron pada tipe-p, akan mengalami pengaruh dari proses penolakan elektron difusi
dari tipe-n. Dengan kata lain elektron minoritas ini akan ikut tertarik ke semikonduktor
tipe-n. Gerakan pembawa muatan akibat pembangkitan termal ini lebih dikenal sebagai
“drift”. Situasi akan stabil saat arus difusi sama dengan arus drift.
       Pada daerah sambungan/daerah diplesi yang sangat tipis terjadi pengosongan
pembawa muatan mayoritas akibat terjadinya difusi ke sisi yang lain.                                                                                                                                                                           Hilangnya
pembawa muatan mayoritas di daerah ini meninggalkan lapisan muatan positip di
daerah tipe-n dan lapisan muatan negatif di daerah tipe-p.
       Lapisan muatan pada daerah diplesi ini dapat dibandingkan dengan kapasitor
keping sejajar yang termuati. Karena terjadi penumpukan muatan yang berlawanan
pada masing-masing keping, maka terjadi perbedaan potensial yang disebut sebagai
“potensial kontak”atau “potensial penghalang” Vo (lihat gambar 7.3). Keadaan ini
disebut diode dalam keadaan rangkaian terbuka.


                                                                                                                                               Ó       Ô       Õ       Ö       Ô           ×




                                                                                                                                               Í
                                                                                                                                                   Ê       É       Î       Ê           Ï       È




                                                                                                                                                                                   Ì




                                                                                                                                                                                                   Ç   È   É   Ê       Ë   Ò
                                                                                               Ç   È       É               Ê       Ë   É                                           Ì




                                                                                                                                                                                   Ì




                                                                                                                                           ρ
                                                                                                                                                                               ª
                               «       ¬       ­       ¬           ®       ¯               °           ¬           ®       ¬       ±




                                                                                                                                           ε
                           ¼               ½       ¾           ¿       À           Á   Â       Ã   Ä           Å       Â       Æ




                                                                                                                                                                                                                   Ð           Ñ




                       ²   ³       ´       µ       ¶       ·       ¸   ¹       º       »




                 Gambar 7.3 Diode p-n dalam keadaan hubung-terbuka


       Dalam keadaan rangkaian terbuka seperti diperlihaatkan pada gambar 7.3, hanya
pada daerah deplesi yang terjadi penumpukan muatan pada masing-masing sisi; daerah
lainnya dalam keadaan netral. Penumpukan muatan pada daerah deplesi mengakibatkan

terjadinya medan listrik ε dalam arah − x . Kita dapat menggunakan v = − ∫ ε dx untuk




                                                                                                                                                                                                                                   Diode Sambungan p-n 65
mendapatkan distribusi potensial pada daerah deplesi dengan mengambil integral medan
listrik. Potensial kontak/potensial penghalang Vo yang terjadi akan menahan terjadinya
difusi pembawa muataan mayoritas dan memberi kesempataan terjadinya arus drift
melalui sambungan seperti telah dijelaskan di atas.



                                                                      ð   ñ       ò           ó       ô       ò
                                                                                                                              ¡   ¥       ¦           þ           §           ¤
              Ý   Þ




                                                  â       ã   ä   å           æ       ç   è       ã       é                                                                               ñ   ð
                                                                                                                              õ                   ö           ÷           ø           ù           ö   ú




                                                  ê   ë   ì   í   î       ï


                                                                                                                              þ       ÿ       þ                       ¡           ¢   £       ¤




                                                                                                                                                                                                          û       ü   û




                                                                                                                                                                                                              ý




                          Û           Ü




                      Ø       Ù   Ú                                                                               ß   à   á




Gambar 7.4 Diode p-n berpanjar maju (forward bias): a) Rangkaian dasar dan
           b) Potensial penghalang mengalami penurunan.



7.3 Panjar Maju (Forward Bias)
Besarnya komponen arus difusi sangat sensitif terhadap besarnya potensial penghalang
Vo . Pembawa muatan mayoritas yang memiliki energi lebih besar dari eVo dapat
melewati potensial penghalang.            Jika keseimbangan potensial terganggu oleh
berkurangnya ketinggian potensial penghalang menjadi Vo − V , probabilitas pembawa
muatan mayoritas mempunyai cukup energi untuk melewati sambungan akan meningkat
dengan drastis. Sebagai akibat turunnya potensial penghalang, terjadi aliran arus lubang
dari material tipe-p ke tipe-n, demikian sebaliknya untuk elektron.
       Dengan kata lain menurunnya potensial penghalang memberi kesempatan pada
pembawa muatan untuk mengalir dari daerah mayoritas ke daerah minoritas. Jika
potensial penghalang diturunkan dengan pemasangan panjar maju eksternal V seperti
diperlihatkan pada gambar 7.4, arus If akan mengalir.




66 ELEKTRONIKA DASAR
7.4 Panjar Mundur (Reverse Bias)
Jika potensial penghalang dinaikkan menjadi Vo + V dengan memasang panjar mundur
sebesar V (lihat gambar 7.5), maka probabilitas pembawa muatan mayoritas memiliki
cukup energi untuk melewati potensial penghalang akan turun secara drastis. Jumlah
pembawa muatan mayoritas yang melewati sambungan praktis turun ke nol dengan
memasang panjar mundur sebesar sekitar sepersepuluh volt.



                                                                      %      '           (       )       '               G   H   I           P       Q       R




                                          0           1   2       3       4       1   5       6       7                   8

                                                                                                                        S
                                                                                                                                          H   R                       H   G   U   V

                                                                                                                                                          F       T




                                                           !          #           $
                                                                                                                              9       @           A       B       C




                                                                                                                                                                                      D       E   D




                                                                                                                                                                                          F




                              ¨
                      




              ©                                                                                                   




Gambar 7.5 Diode p-n berpanjar mundur (reverse bias) a) Rangkaian dasar dan
           b) Potensial penghalang meninggi.



       Pada kondisi panjar mundur, terjadi aliran arus mundur (Ir) yang sangat kecil
dari pembawa muatan minoritas. Pembawa muatan minoritas hasil generasi termal di
dekat sambungan akan mengalami “drift” searah medan listrik. Arus mundur akan
mencapai harga jenuh -Io pada harga panjar mundur yang rendah.
       Harga arus mundur dalam keadaan normal cukup rendah dan diukur dalam µA
(untuk germanium) dan nA (untuk silikon). Secara ideal, arus mundur seharusnya
berharga nol, sehingga harga -Io yang sangat rendah pada silikon merupakan faktor
keunggulan silikon dibandingkan germanium. Besarnya Io berbanding lurus dengan
laju generasi termal g = rn i2 dimana harganya berubah secara eksponensial terhadap

perubahan temperatur.




                                                                                                                                      Diode Sambungan p-n 67
7.5 Karakteristik Umum Diode
Saat diode berpanjar maju, probabilitas pembawa muatan mayoritas yang mempunyai
cukup energi untuk melewati potensial penghalang Vo − V akan tergantung pada faktor:


                                       -q(Vo - V)/ η kT
                                   e
                                                                                                                     W       X       Y               `       X       a       b   c       d   a       b           e       f   g       h       d       c




                                                                                                             i           p       q       r   s       t       q       s   t           u       p   v       s   w       x           t       q       q




                                                                                     y           €              ‚   ƒ       „           y       …       †       ‡           ˆ




                                             ‰      ‘   ’   ‘   “   ”   •   ”   –       ’   —       ˜       “




Jadi arus difusi yang mengalir adalah sebesar


               I = AeV / ηVT           (VT = kT / q)                                                                                                                                                                                                     (7.1)


dimana VT = 25 mV pada temperatur ruang, η =1 untuk gemanium dan berharga 2
untuk silikon. Jadi arus total yang mengalir adalah sebesar


               I = − I o + AeV / ηVT                                                                                                                                                                                                                     (7.2)


atau karena I = 0 untuk V = 0 diperoleh


                        (
               I = I o eV /ηVT − 1       )                                                                                                                                                                                                               (7.3)


Persamaan 7.3 merupakan karakteristik I-V umum diode. Jika V berharga positif dan
bernilai sebesar sekitar sepersepuluh volt maka persamaan 7.3 menjadi


               I ≈ I o e V / ηVT                                                                                                                                                                                                                         (7.4)
dan juga
                         1
               ln I =       (V ) + ln I o                                                                                                                                                                                                                (7.5)
                        ηVT


yaitu akan berupa garis lurus jika diplot pada kertas grafik log-linier (semilogaritmik).




68 ELEKTRONIKA DASAR
Sebagai gambaran karakteristik seperti dalam persamaan 7.5, diukur dua jenis
diode tipe 1N914 dan 1N5061. Hasil plot karakteristik I-V kedua diode seperti terlihat
pada gambar 7.6.     Untuk diode 1N914 (diode isyarat-kecil) terlihat mempunyai
kecocokan yang sangat baik dengan persamaan 7.5, kecuali pada arus yang relatif tinggi
dimana hambatan diode memberikan penurunan sebesar IR dengan adanya kenaikan V.
Untuk diode 1N5061 (diode daya 1 amp) juga mempunyai kecocokan yang sangat baik
dengan persamaan 7.5, kecuali pada arus yang relatif rendah. Perhatikan bagaimana Io
hanya berharga pada orde nA untuk diode silikon di atas.




Gambar 7.6 Karakteristik I-V diode tipe 1N914 dan 1N5061 pada skala semilogaritmik




                 Gambar 7.7 Karakteristik I-V diode dalam skala linier



                                                               Diode Sambungan p-n 69
Gambar 7.7 memperlihatkan plot karakteristik I-V diode dalam skala linier
dengan skala I 10mA (A), 1 mA (B), 0,1 mA (C) dan 10µA (D). Terlihat bahwa
tegangan “cut-in” bergeser ke kiri dan juga keseluruhan kurva bergeser ke kiri. Ini
dapat diharapkan terjadi jika


               I 1 = I o e V1 / ηVT                                          (7.6)

dan
               I 2 = I o eV2 / ηVT                                           (7.7)
maka
               I 1 / I 2 = e (V1 −V2 ) / ηVT                                 (7.8)


Persamaan 7.8 memperlihatkan bahwa diperlukan perubahan tegangan yang sama untuk
menaikkan arus diode n kali. Besarnya I o tergantung pada pembawa muatan hasil

generasi termal jadi sangat tergantung pada temperatur. Untuk silikon I o akan naik
menjadi dua kali lipat setiap ada kenaikan temperatur 10oC.


Contoh 1
Sebuah diode silikon memiliki karakteristik arus sebesar 1 mA pada tegangan 581 mV
pada kedua ujungnya. Perkirakan berapa besarnya tegangan yang diperlukan diode agar
memiliki arus sebesar
        i)     15 mA
        ii)    1 µA
        iii)   1 nA dan
        iv)    1A


Jawab
Untuk arus I  Io
               I ≈ I o exp(V / ηVT )
karena untuk diode silikon η ≈ 2 maka diperoleh

               1 × 10 −3 ≈ I o exp(581 / 50)




70 ELEKTRONIKA DASAR
atau
                   I o ≈ 8,98 × 10 −9 A


i) 15 × 10 −3 ≈ 8,98 × 10 −9 exp (V / 0,05)
           V ≈ 0,716 volt

    Untuk memeriksa hasil tersebut; terlihat V naik sebesar 135 mV ≈ 2,5 η VT ,

    sehingga arus seharusnyaa naik sebesar ~ e 2 ,5 kali ≈ 12 kali .


ii) 10 −6 ≈ 8,98 × 10 −9 exp (V / 0,05)
    V ≈ 0,236 volt


iii) Di sini I berharga lebih rendah dari Io , sehingga kita harus menggunakan persamaan
    karakteristik diode secara utuh
    10 −9 = 8,98 × 10 −9 (exp (V / 0,05) − 1)
    V = 5,3 mV
    Hasil ini perlu kita curigai karena pada arus yang begitu rendah mungkin η akan
    mendekati satu.


iv) Kita dapat menggunakan pendekatan
    1 = 8,98 × 10 −9 exp (V / 0,05)
    V = 0,926 volt
    Hasil ini juga perlu kita curigai karena pada arus yang begitu besar mungkin diode
    akan menjadi sangat panas sehingga akan mengubah harga Io dan VT secara
    signifikan. Juga hambatan pada daerah tipe-p dan tipe-n akan memberikan
    kontribusi terhadap penurunan IR.


Contoh 2
Misalkan diode silikon pada contoh 1 digunakan sebagai diode pelindung pada suatu
meter dasar 50 ™    d   dengan hambatan dalam sebesar 2500 Ω seperti terlihat pada gambar
7.8). Perkirakan seberapa sukses usaha tersebut.




                                                                  Diode Sambungan p-n 71
k       l




                                                  i       j




                                              µ                           Ω
                                      e   f   g       h   e       f   f




                    Gambar 7.8 Diode digunakan sebagai pelindung


Jawab
        Kita harus memeriksa apakah diode tidak mengambil arus terlalu besar saat
meter melewatkan 50 µA. Tegangan pada meter sebesar
              50 µA × 2500 Ω = 125 mV
Arus yang melalui diode yaitu panjar maju sebesar
               I = I o (exp(V / ηVT ) − 1)

                = 8,98 × 10 −9 (exp(125 / 50 ) − 1)
                = 100 nA
sedangkan arus mundur diode sebesar Io. Dengan demikian arus total sebesar 109 nA =
0,109 µA. Ini merupakan harga yang sangat kecil dibandingkan dengan harga arus
meter (yaitu 1: 500), sehingga diode tidak mengganggu akurasi meter.
        Jika arus sebesar 1 ampere melewati rangkaian pada gambar 7.8, kita telah
melihat pada contoh 1 bahwa tegangan diode akan berharga sebesar 1 V. Harga ini
sebesar 8 kali sensitivitas tegangan meter skala penuh.


7.6 Efek Zener dan Avalanche
Di samping terjadinya perubahan ketinggian potensial penghalang pada diode akibat
diberi panjar maju atau mundur, maka juga terjadi perubahan lebar daerah deplesi atau
daerah transisi. Pada tegangan panjar maju, ketinggian potensial penghalang akan
menurun dan daerah deplesi akan menipis. Sebaliknya saat diberi panjar mundur daerah
deplesi akan melebar.
        Jika panjar mundur dinaikkan terus, maka pada suatu harga tegangan tertentu
terjadi kenaikan arus mundur secara tiba-tiba (lihat gambar 7.9). Keadaan ini terjadi
akibat adanya efek Zener atau efek avalanche. Pada patahan Zener (Zener breakdown),




72 ELEKTRONIKA DASAR
medan listrik pada sambungan akan menjadi cukup besar untuk menarik elektron dari
ikatan kovalen secara langsung. Dengan demikian akan terjadi peningkatan jumlah
pasangan lubang-elektron secara tiba-tiba dan menghasilkan kenaikan arus mundur
secara tiba-tiba pula. Efek avalanche terjadi pada tegangan di atas tegangan patahan
Zener.      Pada tegangan tinggi ini, pembawa muatan memiliki cukup energi untuk
memisahkan elektron dari ikatan kovalen.


                                                                                                                                                                            (        )
                                                            u   v   w       x                   y




                                                                                    z       {
                                                                                                                                    I = I o eV /ηVT − 1

                                                                                        |       }




                        




                            ~




                                                                                                        ‰


                                                                            €                                                          ‚           ƒ       „   …   †   ‡   ˆ




                                m   n   o   p   n   q   r       s       o   t           s           q
                                                                                                            m   n   o   p   n   q   r       n   p       s




                            Gambar 7.9 Karakteristik I-V diode p-n


           Pada daerah patahan, arus mundur berharga sangat besar dan hampir tidak
tergantung pada besarnya tegangan. Penurunan tegangan panjar mundur di bawah Vb

akan menurunkan arus ke harga I o . Dengan mengontrol kerapatan doping, kita dapat
mendesain diode Zener agar memiliki tegangan patahan pada harga dari beberapa volt
sampai beberapa ratus volt.                                     Kondisi penting yang dapat dimanfaatkan adalah
bagaimana diode ini dapat memberikan tegangan yang relatif konstan saat arus berubah-
ubah.


7.7 Model Rangkaian
Model listrik suatu piranti sering disebut model rangkaian yang tersusun atas rangkaian
ideal. Kita dapat membuat model ideal dari karakteristik nyata diode (lihat gambar 7.10
dan 7.11) dan menggunakannya untuk memprediksi karakteristiknya untuk aplikasi
praktis.




                                                                                                                                                                                Diode Sambungan p-n 73
Å                                                                                                               Å




                                                                                      Ã                                                           Ä                                               Æ
                                                                                                                                                                                                                                                  Ä




                                                                  ½   ¾           ¿           À   Á   ¾   Â   ¾

                                                                                                                                                                                          ¶   ·   ¸           ¹       º       »   º   ¼




                                                              Gambar 7.10 Karakteristik nyata diode



                                                                      ³




                                                                                                                                                                                                                                                      ³




                                                                                                                                                                                                                                          ´           µ




                                                                          Š                                                                                       ‹




                      ˜   ™       š   ™       ˜   ›   ™                                                           œ              ž       Ÿ               ž   ¡




              Œ      Ž                         ‘       ’   “               ”           ’       •       ‘           ’       –              —          •

                                                                                                                                                                      ¢   £   ¤   ¥   ¦       §   ¦       ¨       ©       ¦                   ª       «   ¬   ­   ®   ¯   °   ±   ¯   ²




                                                                                                  Gambar 7.11 Model ideal diode




       Karakteristik penting diode adalah perbedaan yang ekstrem antara panjar maju
dan panjar mundur. Diode yang ideal memperlihatkan tidak adanya hambatan aliran
arus saat panjar maju dan terdapat hambatan yang besarnya tak terhingga pada panjar
mundur. Pada saat panjar mundur, dapat digambarkan seperti saklar yang sedang
terbuka (gambar 7.11-b) dan pada saat panjar mundur seperti saklar yang tertutup.
Saklar tersebut                   diilustrasikan                                                                                                      seperti             pada                    gambar 7.11-c,                                                                          dengan   segitiga
menggambarkan arah arus maju.




74 ELEKTRONIKA DASAR
ó




                                  é           ê           ë       ì       í




                                                                                          æ




                                                                                  æ




                      ç   è

                                                                                                              î



                                                                                                                                                                                                          È




                                                                                                          ï           ð                       ñ   ò




                                                                                                                                                                                                              ô   õ




                                      Ó   Ô       Õ           Ö       ×       Ø




                          Ù   Ú       Û   Ü       Ý   Þ               ß   à           á           Ù   ß           Û       â   ã   ä   å   á           É   Ê   Ë   Ì       Í   Î   Ï   Ð   Ñ   Ò   Ñ   Ò




                                                          Gambar 7.12 Diode semikonduktor




       Pada diode semikonduktor, hanya diperlukan tegangan maju sebesar 0,3 V
(untuk germanium) atau 0,7 V (untuk silikon) untuk mengalirkan arus. Kombinasi
sebuah diode ideal dan sebuah sumber tegangan (lihar gambar 7.12-b) biasa digunakan
untuk menggambarkan kinerja sebuah diode. Jika arus jenuh pada diode berharga
cukup besar, maka keadaan ini harus diperhitungkan pada model. Salah satu cara untuk
menggambarkan keadaan tersebut dapat dibuat model dengan menambarkan satu
sumber arus dengan besar I o seperti diperlihatkan pada gambar 7.12-c.
       Kurva karakteristik I-V untuk diode Zener dapat dibuat dengan bentuk linier
seperti diperlihatkan pada gambar 7.13. Pada saat panjar maju, arus mengalir dengan
bebas, hambatan maju sangat kecil dan dapat diabaikan. Pada tegangan panjar mundur
lebih besar dari tegangan patah, besarnya hambatan dapat diperkirakan dengan melihat
kurva pada gambar 7.13-b sebesar


                          ∆v 12 − 10
               RZ =         =         = 200
                                                                                              Ç




                          ∆i 0,01 − 0


Pada model rangkaian diode terdapat sumber tegangan untuk menggambarkan bahwa
arus mundur tidak akan mengalir sampai tegangan negatif pada kaki diode melebihi
10V.



                                                                                                                                                                              Diode Sambungan p-n 75
X
                                                                                                                                                                                  G           C       D           E       F




                                                                                                                                                                                                                                                                                                                      V           W




                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                      T   U       U

                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                          Y       `   a




                                            

                                                                                                              )   0                   1   2                   3                                                       4           5       6   7
                                                                                  #   $       %




                                                                                                                                                                                                                                                                                                              I               P                               Q       R       S

                                                                                                                                                      8   A




                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                  H




                                                                                                                                                      8   B




        '   (




                                                                                                                                                      8   9




                                                                                                                                                      8   @




                                                                                                                                                                                                                                                                              ö   ÷   ø   ù       ú   û   ü       ý           þ       ÿ   þ   ÿ
                ¡   ¢   £   ¤   ¥   ¦               §       ¨                                             ©                                                                                                    !       




                                                                    Gambar 7.13 Representasi model diode Zener.


                                                        ƒ



                                                                                                                                                                                                      ƒ




                                                                                                                                                                                                  b


                                                                                                                                                                              ‚




                                    u




                                                t




                                                                      c   d   e   f       g       f   h           i       p   h



                                        q               r                                                                                                                                                                                         v   w   x   y   €      v




                                                                s                                                                                                                                                                                                                                                         ‚




                                                                    Gambar 7.14 Karakteristik diode terowongan


7.8 Diode Terowongan (Tunnel Diode)
Jika konsentrasi doping dinaikkan, maka lebar daerah deplesi akan menipis dan
karenanya tinggi potensial penghalang akan menurun.                                                                                                                                                                                                                                           Jika konsentrasi doping
dinaikkan lagi sehingga ketebalan darah deplesi menjadi lebih rendah dari 10 nm, maka
terjadi mekanisme konduksi listrik baru dan menghasilkan karakteristik piranti
elektronika yang unik.
       Seperti telah dijelaskan oleh Leo Esaki pada tahun 1958, bahwa untuk potensial
penghalang yang sangat tipis menurut teori kuantum mekanik, elektron dapat
menerobos melewati potensial pengahalang (melalui terowongan) tanpa harus memiliki



76 ELEKTRONIKA DASAR
cukup energi untuk mendaki potensial tersebut. Karakteristik I-V dari ‘Diode Esaki”
diperlihatkan pada gambar 7.14.      Terlihat bagaimana arus terowongan memberi
kontribusi terhadap arus yang mengalir terutama pada tegangan maju relatif rendah.
       Arus terowongan akan naik dengan adanya kenaikan tegangan sampai efek dari
arus maju mulai memberi kontribusi. Setelah puncak arus I p dicapai, arus terowongan

menurun dengan adanya kenaikan tegangan arus injeksi mulai mendominasi. Arus
puncak I p dan arus lembah I V merupakan titik operasi yang stabil. Karena efek

terowongan merupakan penomena gelombang, transfer elektron terjadi dengan
kecepatan cahaya dan pergantian antara I p dan I V terjadi dengan cepat sehingga cocok

untuk aplikasi komputer.    Lebih jauh antara I p dan I V terdapat daerah dimana

hambatan r = dV / dI berharga negatif yang dapat digunakan untuk osilator dengan
frekuensi sangat tinggi.




                                                              Diode Sambungan p-n 77

Contenu connexe

Tendances

Ii Rangkaian Listrik Fasor
Ii Rangkaian Listrik FasorIi Rangkaian Listrik Fasor
Ii Rangkaian Listrik Fasor
Fauzi Nugroho
 
Makalah t ermodinamika
Makalah t ermodinamikaMakalah t ermodinamika
Makalah t ermodinamika
Kira R. Yamato
 
Bab 5 sistem kerangka non inersia
Bab 5 sistem kerangka non inersiaBab 5 sistem kerangka non inersia
Bab 5 sistem kerangka non inersia
SyaRi EL-nahLy
 
Fisika kuantum 2
Fisika kuantum 2Fisika kuantum 2
Fisika kuantum 2
keynahkhun
 

Tendances (20)

sistem koordinat vektor (kartesian, silindris, bola)
sistem koordinat vektor (kartesian, silindris, bola)sistem koordinat vektor (kartesian, silindris, bola)
sistem koordinat vektor (kartesian, silindris, bola)
 
Qpsk
QpskQpsk
Qpsk
 
Fluks Listrik dan Hukum Gauss
Fluks Listrik dan Hukum GaussFluks Listrik dan Hukum Gauss
Fluks Listrik dan Hukum Gauss
 
Metode transformasi fourier
Metode transformasi fourierMetode transformasi fourier
Metode transformasi fourier
 
Soal soal adc 2
Soal soal adc 2Soal soal adc 2
Soal soal adc 2
 
Ii Rangkaian Listrik Fasor
Ii Rangkaian Listrik FasorIi Rangkaian Listrik Fasor
Ii Rangkaian Listrik Fasor
 
Kuliah 01 perkembangan sejarah fisika
Kuliah 01 perkembangan sejarah fisikaKuliah 01 perkembangan sejarah fisika
Kuliah 01 perkembangan sejarah fisika
 
Makalah t ermodinamika
Makalah t ermodinamikaMakalah t ermodinamika
Makalah t ermodinamika
 
Mosfet
MosfetMosfet
Mosfet
 
6 Divergensi dan CURL
6 Divergensi dan CURL6 Divergensi dan CURL
6 Divergensi dan CURL
 
2 medan listrik 1
2 medan listrik 12 medan listrik 1
2 medan listrik 1
 
Bab 5 sistem kerangka non inersia
Bab 5 sistem kerangka non inersiaBab 5 sistem kerangka non inersia
Bab 5 sistem kerangka non inersia
 
Dualisme Gelombang Partikel
Dualisme Gelombang PartikelDualisme Gelombang Partikel
Dualisme Gelombang Partikel
 
Fisika kuantum 2
Fisika kuantum 2Fisika kuantum 2
Fisika kuantum 2
 
JURNAL OSILOSKOP
JURNAL OSILOSKOPJURNAL OSILOSKOP
JURNAL OSILOSKOP
 
Pendeteksi kualitas udara dengan sensor mq 135 berbasis microcontroller
Pendeteksi kualitas udara dengan sensor mq 135 berbasis microcontrollerPendeteksi kualitas udara dengan sensor mq 135 berbasis microcontroller
Pendeteksi kualitas udara dengan sensor mq 135 berbasis microcontroller
 
Karakteristik dioda
Karakteristik diodaKarakteristik dioda
Karakteristik dioda
 
4 hukum gauss
4  hukum gauss4  hukum gauss
4 hukum gauss
 
Magnetostatics
Magnetostatics Magnetostatics
Magnetostatics
 
Analisis vektor
Analisis vektorAnalisis vektor
Analisis vektor
 

En vedette (7)

Catu Daya dan Rangkaian Penyearah Gelombang
Catu Daya dan Rangkaian Penyearah GelombangCatu Daya dan Rangkaian Penyearah Gelombang
Catu Daya dan Rangkaian Penyearah Gelombang
 
Kegunaan dan pembuatan unsur kimia
Kegunaan dan pembuatan unsur kimiaKegunaan dan pembuatan unsur kimia
Kegunaan dan pembuatan unsur kimia
 
Dasar semikonduktor+dioda
Dasar semikonduktor+diodaDasar semikonduktor+dioda
Dasar semikonduktor+dioda
 
Modul 2 resistor dan kode warna
Modul 2 resistor dan kode warnaModul 2 resistor dan kode warna
Modul 2 resistor dan kode warna
 
Keramik
KeramikKeramik
Keramik
 
Fosfor
FosforFosfor
Fosfor
 
Makalah dioda
Makalah diodaMakalah dioda
Makalah dioda
 

Plus de Syihab Ikbal

Tp zener follower 2
Tp zener follower 2Tp zener follower 2
Tp zener follower 2
Syihab Ikbal
 
Tp zener follower 2
Tp zener follower 2Tp zener follower 2
Tp zener follower 2
Syihab Ikbal
 
Bab 6-bahan-semikonduktor
Bab 6-bahan-semikonduktorBab 6-bahan-semikonduktor
Bab 6-bahan-semikonduktor
Syihab Ikbal
 
Kapasitor, Induktor, dan Rangkain AC
Kapasitor, Induktor, dan Rangkain ACKapasitor, Induktor, dan Rangkain AC
Kapasitor, Induktor, dan Rangkain AC
Syihab Ikbal
 
Rangkaian Arus Searah
Rangkaian Arus SearahRangkaian Arus Searah
Rangkaian Arus Searah
Syihab Ikbal
 
Arus dan tegangan Listrik
Arus dan tegangan ListrikArus dan tegangan Listrik
Arus dan tegangan Listrik
Syihab Ikbal
 
Eksperimen Elektronika
Eksperimen ElektronikaEksperimen Elektronika
Eksperimen Elektronika
Syihab Ikbal
 
8. karakteristik dioda
8. karakteristik dioda8. karakteristik dioda
8. karakteristik dioda
Syihab Ikbal
 
7. rangkaian penapis rc
7. rangkaian penapis rc7. rangkaian penapis rc
7. rangkaian penapis rc
Syihab Ikbal
 
Pedoman praktikum fisika dasar
Pedoman   praktikum   fisika   dasarPedoman   praktikum   fisika   dasar
Pedoman praktikum fisika dasar
Syihab Ikbal
 
6. rangkaian arus bolak balik
6. rangkaian arus bolak balik6. rangkaian arus bolak balik
6. rangkaian arus bolak balik
Syihab Ikbal
 
4. rangkian ekivalen
4. rangkian ekivalen4. rangkian ekivalen
4. rangkian ekivalen
Syihab Ikbal
 
5. pengisian dan pengosongan kapasitor
5. pengisian dan pengosongan kapasitor5. pengisian dan pengosongan kapasitor
5. pengisian dan pengosongan kapasitor
Syihab Ikbal
 
3. kesalahan pada pengukuran tegangan
3. kesalahan pada pengukuran tegangan3. kesalahan pada pengukuran tegangan
3. kesalahan pada pengukuran tegangan
Syihab Ikbal
 
2. rangakaian dasar listrik
2. rangakaian dasar listrik2. rangakaian dasar listrik
2. rangakaian dasar listrik
Syihab Ikbal
 
1. pengenalan dan pengetesan komp. elka
1. pengenalan dan pengetesan komp. elka1. pengenalan dan pengetesan komp. elka
1. pengenalan dan pengetesan komp. elka
Syihab Ikbal
 
Penuntun praktikum e lka 2 uin
Penuntun praktikum e lka 2 uinPenuntun praktikum e lka 2 uin
Penuntun praktikum e lka 2 uin
Syihab Ikbal
 
Contoh format laporan
Contoh format laporanContoh format laporan
Contoh format laporan
Syihab Ikbal
 

Plus de Syihab Ikbal (19)

Tp zener follower 2
Tp zener follower 2Tp zener follower 2
Tp zener follower 2
 
Tp zener follower 2
Tp zener follower 2Tp zener follower 2
Tp zener follower 2
 
Bab 6-bahan-semikonduktor
Bab 6-bahan-semikonduktorBab 6-bahan-semikonduktor
Bab 6-bahan-semikonduktor
 
Kapasitor, Induktor, dan Rangkain AC
Kapasitor, Induktor, dan Rangkain ACKapasitor, Induktor, dan Rangkain AC
Kapasitor, Induktor, dan Rangkain AC
 
Alat Ukur Listrik
Alat Ukur ListrikAlat Ukur Listrik
Alat Ukur Listrik
 
Rangkaian Arus Searah
Rangkaian Arus SearahRangkaian Arus Searah
Rangkaian Arus Searah
 
Arus dan tegangan Listrik
Arus dan tegangan ListrikArus dan tegangan Listrik
Arus dan tegangan Listrik
 
Eksperimen Elektronika
Eksperimen ElektronikaEksperimen Elektronika
Eksperimen Elektronika
 
8. karakteristik dioda
8. karakteristik dioda8. karakteristik dioda
8. karakteristik dioda
 
7. rangkaian penapis rc
7. rangkaian penapis rc7. rangkaian penapis rc
7. rangkaian penapis rc
 
Pedoman praktikum fisika dasar
Pedoman   praktikum   fisika   dasarPedoman   praktikum   fisika   dasar
Pedoman praktikum fisika dasar
 
6. rangkaian arus bolak balik
6. rangkaian arus bolak balik6. rangkaian arus bolak balik
6. rangkaian arus bolak balik
 
4. rangkian ekivalen
4. rangkian ekivalen4. rangkian ekivalen
4. rangkian ekivalen
 
5. pengisian dan pengosongan kapasitor
5. pengisian dan pengosongan kapasitor5. pengisian dan pengosongan kapasitor
5. pengisian dan pengosongan kapasitor
 
3. kesalahan pada pengukuran tegangan
3. kesalahan pada pengukuran tegangan3. kesalahan pada pengukuran tegangan
3. kesalahan pada pengukuran tegangan
 
2. rangakaian dasar listrik
2. rangakaian dasar listrik2. rangakaian dasar listrik
2. rangakaian dasar listrik
 
1. pengenalan dan pengetesan komp. elka
1. pengenalan dan pengetesan komp. elka1. pengenalan dan pengetesan komp. elka
1. pengenalan dan pengetesan komp. elka
 
Penuntun praktikum e lka 2 uin
Penuntun praktikum e lka 2 uinPenuntun praktikum e lka 2 uin
Penuntun praktikum e lka 2 uin
 
Contoh format laporan
Contoh format laporanContoh format laporan
Contoh format laporan
 

Dernier

Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
JarzaniIsmail
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
FitriaSarmida1
 

Dernier (20)

Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptPenyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMMPenyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru PenggerakSkenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 

Dioda Semikonduktor

  • 1. 7 DIODE SAMBUNGAN P-N 7.1 Semikonduktor Pada bagian sebelumnya kita telah mempelajari karakteristik bahan semikonduktor beserta kemampuannya untuk menghantarkan listrik. Berdasarkan tingkat kemurnian atom penyusunnya, terdapat dua kelompok semikonduktor yaitu intrinsik dan ekstrinsik. Untuk kelompok ekstrinsik terdapat dua jenis/tipe semikonduktor yaitu semikonduktor tipe-p dan semikonduktor tipe-n. Bahan semikonduktor yang banyak dipelajari dan secara luas telah dipakai adalah bahan silikon (Si). Semikonduktor tipe-n dibuat dari bahan silikon murni dengan menambahkan sedikit pengotor berupa unsur valensi lima. Empat elektron terluar dari “donor” ini berikatan kovalen dan menyisakan satu elektron lainnya yang dapat meninggalkan atom induknya sebagai elektron bebas. Dengan demikian pembawa muatan mayoritas pada bahan ini adalah elektron. Hal yang sama, semikonduktor tipe-p dibuat dengan mengotori silikon murni dengan atom valensi tiga, sehingga meninggalkan kemungkinan untuk menarik elektron. Pengotor sebagai “aseptor” menghasilkan proses konduksi dengan lubang (hole) sebagai pembawa muatan mayoritas. 7.2 Diode Misalkan kita memiliki sepotong silikon tipe-p dan sepotong silikon tipe-n dan secara sempurna terhubung membentuk sambungan p-n seperti diperlihatkan pada gambar 7.1. Sesaat setelah terjadi penyambungan, pada daerah sambungan semikonduktor terjadi perubahan. Pada daerah tipe-n (gambar 7.1, sebelah kanan) memiliki sejumlah elektron yang akan dengan mudah terlepas dari atom induknya. Pada bagian kiri (tipe- p), atom aseptor menarik elektron (atau menghasilkan lubang). Kedua pembawa muatan mayoritas tersebut memiliki cukup energi untuk mencapai material pada sisi Diode Sambungan p-n 63
  • 2. lain sambungan. Pada hal ini terjadi difusi elektron dari tipe-n ke tipe-p dan difusi lubang dari tipe-p ke tipe-n. Proses difusi ini tidak berlangsung selamanya karena elektron yang sudah berada di tempatnya akan menolak elektron yang datang kemudian. Proses difusi berakhir saat tidak ada lagi elektron yang memiliki cukup energi untuk mengalir. A B C D E F G B F H I P Q R S T U Q h S T V W X V   ¡ ¢ £ ¤ ¥ e f i e f e d ! # $ % ' g g ` a ` b c d e f ( ) 0 1 2 3 @ 4 5 6 7 8 9 @ @ g g @ @ @ Y Y Y Y Y Y ¦ § ¨ © Gambar 7.1 Sambungan semikonduktor tipe-p dan tipe-n ˆ ‰ Š ‹ Œ  Ž ‰    ‘ ’ “ ” • – ’ ¥ ¦ § ¨ ¦ § ¦ © — ˜ ™ š › ™ p q r s t u m n o p q r s t n u ¤ ‚ ƒ „ … † ƒ ‡ ¤  ž  Ÿ   ¡ ¢ £ v w x y z { l ‡ ‡ | } ~  €  ‡ ¤ ¤ l ‡ ‡ v œ œ v v l œ œ v l l œ œ v l g h i j k ƒ „ … † ‡ ˆ ‰  ‘ ’ ‡ ˆ “ ” • – • — ˜ ™ d • e • f w x y €  ‚ ε Gambar 7.2 Mekanisme aliran muatan pada daerah sambungan Kita harus memperhitungkan proses selanjutnya dimana elektron dapat menyeberang sambungan. Daerah yang sangat tipis dekat sambungan disebut daerah deplesi (depletion region) atau daerah transisi. Daerah ini dapat membangkitkan pembawa muatan minoritas saat terdapat cukup energi termal untuk membangkitkan 64 ELEKTRONIKA DASAR
  • 3. pasangan lubang-elektron. Salah satu dari pembawa muatan minoritas ini, misalnya elektron pada tipe-p, akan mengalami pengaruh dari proses penolakan elektron difusi dari tipe-n. Dengan kata lain elektron minoritas ini akan ikut tertarik ke semikonduktor tipe-n. Gerakan pembawa muatan akibat pembangkitan termal ini lebih dikenal sebagai “drift”. Situasi akan stabil saat arus difusi sama dengan arus drift. Pada daerah sambungan/daerah diplesi yang sangat tipis terjadi pengosongan pembawa muatan mayoritas akibat terjadinya difusi ke sisi yang lain. Hilangnya pembawa muatan mayoritas di daerah ini meninggalkan lapisan muatan positip di daerah tipe-n dan lapisan muatan negatif di daerah tipe-p. Lapisan muatan pada daerah diplesi ini dapat dibandingkan dengan kapasitor keping sejajar yang termuati. Karena terjadi penumpukan muatan yang berlawanan pada masing-masing keping, maka terjadi perbedaan potensial yang disebut sebagai “potensial kontak”atau “potensial penghalang” Vo (lihat gambar 7.3). Keadaan ini disebut diode dalam keadaan rangkaian terbuka. Ó Ô Õ Ö Ô × Í Ê É Î Ê Ï È Ì Ç È É Ê Ë Ò Ç È É Ê Ë É Ì Ì ρ ª « ¬ ­ ¬ ® ¯ ° ¬ ® ¬ ± ε ¼ ½ ¾ ¿ À Á Â Ã Ä Å Â Æ Ð Ñ ² ³ ´ µ ¶ · ¸ ¹ º » Gambar 7.3 Diode p-n dalam keadaan hubung-terbuka Dalam keadaan rangkaian terbuka seperti diperlihaatkan pada gambar 7.3, hanya pada daerah deplesi yang terjadi penumpukan muatan pada masing-masing sisi; daerah lainnya dalam keadaan netral. Penumpukan muatan pada daerah deplesi mengakibatkan terjadinya medan listrik ε dalam arah − x . Kita dapat menggunakan v = − ∫ ε dx untuk Diode Sambungan p-n 65
  • 4. mendapatkan distribusi potensial pada daerah deplesi dengan mengambil integral medan listrik. Potensial kontak/potensial penghalang Vo yang terjadi akan menahan terjadinya difusi pembawa muataan mayoritas dan memberi kesempataan terjadinya arus drift melalui sambungan seperti telah dijelaskan di atas. ð ñ ò ó ô ò ¡ ¥ ¦ þ § ¤ Ý Þ â ã ä å æ ç è ã é ñ ð õ ö ÷ ø ù ö ú ê ë ì í î ï þ ÿ þ   ¡ ¢ £ ¤ û ü û ý Û Ü Ø Ù Ú ß à á Gambar 7.4 Diode p-n berpanjar maju (forward bias): a) Rangkaian dasar dan b) Potensial penghalang mengalami penurunan. 7.3 Panjar Maju (Forward Bias) Besarnya komponen arus difusi sangat sensitif terhadap besarnya potensial penghalang Vo . Pembawa muatan mayoritas yang memiliki energi lebih besar dari eVo dapat melewati potensial penghalang. Jika keseimbangan potensial terganggu oleh berkurangnya ketinggian potensial penghalang menjadi Vo − V , probabilitas pembawa muatan mayoritas mempunyai cukup energi untuk melewati sambungan akan meningkat dengan drastis. Sebagai akibat turunnya potensial penghalang, terjadi aliran arus lubang dari material tipe-p ke tipe-n, demikian sebaliknya untuk elektron. Dengan kata lain menurunnya potensial penghalang memberi kesempatan pada pembawa muatan untuk mengalir dari daerah mayoritas ke daerah minoritas. Jika potensial penghalang diturunkan dengan pemasangan panjar maju eksternal V seperti diperlihatkan pada gambar 7.4, arus If akan mengalir. 66 ELEKTRONIKA DASAR
  • 5. 7.4 Panjar Mundur (Reverse Bias) Jika potensial penghalang dinaikkan menjadi Vo + V dengan memasang panjar mundur sebesar V (lihat gambar 7.5), maka probabilitas pembawa muatan mayoritas memiliki cukup energi untuk melewati potensial penghalang akan turun secara drastis. Jumlah pembawa muatan mayoritas yang melewati sambungan praktis turun ke nol dengan memasang panjar mundur sebesar sekitar sepersepuluh volt. % ' ( ) ' G H I P Q R 0 1 2 3 4 1 5 6 7 8 S H R H G U V F T ! # $ 9 @ A B C D E D F ¨ © Gambar 7.5 Diode p-n berpanjar mundur (reverse bias) a) Rangkaian dasar dan b) Potensial penghalang meninggi. Pada kondisi panjar mundur, terjadi aliran arus mundur (Ir) yang sangat kecil dari pembawa muatan minoritas. Pembawa muatan minoritas hasil generasi termal di dekat sambungan akan mengalami “drift” searah medan listrik. Arus mundur akan mencapai harga jenuh -Io pada harga panjar mundur yang rendah. Harga arus mundur dalam keadaan normal cukup rendah dan diukur dalam µA (untuk germanium) dan nA (untuk silikon). Secara ideal, arus mundur seharusnya berharga nol, sehingga harga -Io yang sangat rendah pada silikon merupakan faktor keunggulan silikon dibandingkan germanium. Besarnya Io berbanding lurus dengan laju generasi termal g = rn i2 dimana harganya berubah secara eksponensial terhadap perubahan temperatur. Diode Sambungan p-n 67
  • 6. 7.5 Karakteristik Umum Diode Saat diode berpanjar maju, probabilitas pembawa muatan mayoritas yang mempunyai cukup energi untuk melewati potensial penghalang Vo − V akan tergantung pada faktor: -q(Vo - V)/ η kT e W X Y ` X a b c d a b e f g h d c i p q r s t q s t u p v s w x t q q y €  ‚ ƒ „ y … † ‡ ˆ ‰  ‘ ’ ‘ “ ” • ” – ’ — ˜ “ Jadi arus difusi yang mengalir adalah sebesar I = AeV / ηVT (VT = kT / q) (7.1) dimana VT = 25 mV pada temperatur ruang, η =1 untuk gemanium dan berharga 2 untuk silikon. Jadi arus total yang mengalir adalah sebesar I = − I o + AeV / ηVT (7.2) atau karena I = 0 untuk V = 0 diperoleh ( I = I o eV /ηVT − 1 ) (7.3) Persamaan 7.3 merupakan karakteristik I-V umum diode. Jika V berharga positif dan bernilai sebesar sekitar sepersepuluh volt maka persamaan 7.3 menjadi I ≈ I o e V / ηVT (7.4) dan juga 1 ln I = (V ) + ln I o (7.5) ηVT yaitu akan berupa garis lurus jika diplot pada kertas grafik log-linier (semilogaritmik). 68 ELEKTRONIKA DASAR
  • 7. Sebagai gambaran karakteristik seperti dalam persamaan 7.5, diukur dua jenis diode tipe 1N914 dan 1N5061. Hasil plot karakteristik I-V kedua diode seperti terlihat pada gambar 7.6. Untuk diode 1N914 (diode isyarat-kecil) terlihat mempunyai kecocokan yang sangat baik dengan persamaan 7.5, kecuali pada arus yang relatif tinggi dimana hambatan diode memberikan penurunan sebesar IR dengan adanya kenaikan V. Untuk diode 1N5061 (diode daya 1 amp) juga mempunyai kecocokan yang sangat baik dengan persamaan 7.5, kecuali pada arus yang relatif rendah. Perhatikan bagaimana Io hanya berharga pada orde nA untuk diode silikon di atas. Gambar 7.6 Karakteristik I-V diode tipe 1N914 dan 1N5061 pada skala semilogaritmik Gambar 7.7 Karakteristik I-V diode dalam skala linier Diode Sambungan p-n 69
  • 8. Gambar 7.7 memperlihatkan plot karakteristik I-V diode dalam skala linier dengan skala I 10mA (A), 1 mA (B), 0,1 mA (C) dan 10µA (D). Terlihat bahwa tegangan “cut-in” bergeser ke kiri dan juga keseluruhan kurva bergeser ke kiri. Ini dapat diharapkan terjadi jika I 1 = I o e V1 / ηVT (7.6) dan I 2 = I o eV2 / ηVT (7.7) maka I 1 / I 2 = e (V1 −V2 ) / ηVT (7.8) Persamaan 7.8 memperlihatkan bahwa diperlukan perubahan tegangan yang sama untuk menaikkan arus diode n kali. Besarnya I o tergantung pada pembawa muatan hasil generasi termal jadi sangat tergantung pada temperatur. Untuk silikon I o akan naik menjadi dua kali lipat setiap ada kenaikan temperatur 10oC. Contoh 1 Sebuah diode silikon memiliki karakteristik arus sebesar 1 mA pada tegangan 581 mV pada kedua ujungnya. Perkirakan berapa besarnya tegangan yang diperlukan diode agar memiliki arus sebesar i) 15 mA ii) 1 µA iii) 1 nA dan iv) 1A Jawab Untuk arus I Io I ≈ I o exp(V / ηVT ) karena untuk diode silikon η ≈ 2 maka diperoleh 1 × 10 −3 ≈ I o exp(581 / 50) 70 ELEKTRONIKA DASAR
  • 9. atau I o ≈ 8,98 × 10 −9 A i) 15 × 10 −3 ≈ 8,98 × 10 −9 exp (V / 0,05) V ≈ 0,716 volt Untuk memeriksa hasil tersebut; terlihat V naik sebesar 135 mV ≈ 2,5 η VT , sehingga arus seharusnyaa naik sebesar ~ e 2 ,5 kali ≈ 12 kali . ii) 10 −6 ≈ 8,98 × 10 −9 exp (V / 0,05) V ≈ 0,236 volt iii) Di sini I berharga lebih rendah dari Io , sehingga kita harus menggunakan persamaan karakteristik diode secara utuh 10 −9 = 8,98 × 10 −9 (exp (V / 0,05) − 1) V = 5,3 mV Hasil ini perlu kita curigai karena pada arus yang begitu rendah mungkin η akan mendekati satu. iv) Kita dapat menggunakan pendekatan 1 = 8,98 × 10 −9 exp (V / 0,05) V = 0,926 volt Hasil ini juga perlu kita curigai karena pada arus yang begitu besar mungkin diode akan menjadi sangat panas sehingga akan mengubah harga Io dan VT secara signifikan. Juga hambatan pada daerah tipe-p dan tipe-n akan memberikan kontribusi terhadap penurunan IR. Contoh 2 Misalkan diode silikon pada contoh 1 digunakan sebagai diode pelindung pada suatu meter dasar 50 ™ d dengan hambatan dalam sebesar 2500 Ω seperti terlihat pada gambar 7.8). Perkirakan seberapa sukses usaha tersebut. Diode Sambungan p-n 71
  • 10. k l i j µ Ω e f g h e f f Gambar 7.8 Diode digunakan sebagai pelindung Jawab Kita harus memeriksa apakah diode tidak mengambil arus terlalu besar saat meter melewatkan 50 µA. Tegangan pada meter sebesar 50 µA × 2500 Ω = 125 mV Arus yang melalui diode yaitu panjar maju sebesar I = I o (exp(V / ηVT ) − 1) = 8,98 × 10 −9 (exp(125 / 50 ) − 1) = 100 nA sedangkan arus mundur diode sebesar Io. Dengan demikian arus total sebesar 109 nA = 0,109 µA. Ini merupakan harga yang sangat kecil dibandingkan dengan harga arus meter (yaitu 1: 500), sehingga diode tidak mengganggu akurasi meter. Jika arus sebesar 1 ampere melewati rangkaian pada gambar 7.8, kita telah melihat pada contoh 1 bahwa tegangan diode akan berharga sebesar 1 V. Harga ini sebesar 8 kali sensitivitas tegangan meter skala penuh. 7.6 Efek Zener dan Avalanche Di samping terjadinya perubahan ketinggian potensial penghalang pada diode akibat diberi panjar maju atau mundur, maka juga terjadi perubahan lebar daerah deplesi atau daerah transisi. Pada tegangan panjar maju, ketinggian potensial penghalang akan menurun dan daerah deplesi akan menipis. Sebaliknya saat diberi panjar mundur daerah deplesi akan melebar. Jika panjar mundur dinaikkan terus, maka pada suatu harga tegangan tertentu terjadi kenaikan arus mundur secara tiba-tiba (lihat gambar 7.9). Keadaan ini terjadi akibat adanya efek Zener atau efek avalanche. Pada patahan Zener (Zener breakdown), 72 ELEKTRONIKA DASAR
  • 11. medan listrik pada sambungan akan menjadi cukup besar untuk menarik elektron dari ikatan kovalen secara langsung. Dengan demikian akan terjadi peningkatan jumlah pasangan lubang-elektron secara tiba-tiba dan menghasilkan kenaikan arus mundur secara tiba-tiba pula. Efek avalanche terjadi pada tegangan di atas tegangan patahan Zener. Pada tegangan tinggi ini, pembawa muatan memiliki cukup energi untuk memisahkan elektron dari ikatan kovalen. ( ) u v w x y z { I = I o eV /ηVT − 1 | }  ~ ‰ €  ‚ ƒ „ … † ‡ ˆ m n o p n q r s o t s q m n o p n q r n p s Gambar 7.9 Karakteristik I-V diode p-n Pada daerah patahan, arus mundur berharga sangat besar dan hampir tidak tergantung pada besarnya tegangan. Penurunan tegangan panjar mundur di bawah Vb akan menurunkan arus ke harga I o . Dengan mengontrol kerapatan doping, kita dapat mendesain diode Zener agar memiliki tegangan patahan pada harga dari beberapa volt sampai beberapa ratus volt. Kondisi penting yang dapat dimanfaatkan adalah bagaimana diode ini dapat memberikan tegangan yang relatif konstan saat arus berubah- ubah. 7.7 Model Rangkaian Model listrik suatu piranti sering disebut model rangkaian yang tersusun atas rangkaian ideal. Kita dapat membuat model ideal dari karakteristik nyata diode (lihat gambar 7.10 dan 7.11) dan menggunakannya untuk memprediksi karakteristiknya untuk aplikasi praktis. Diode Sambungan p-n 73
  • 12. Å Å Ã Ä Æ Ä ½ ¾ ¿ À Á ¾  ¾ ¶ · ¸ ¹ º » º ¼ Gambar 7.10 Karakteristik nyata diode ³ ³ ´ µ Š ‹ ˜ ™ š ™ ˜ › ™ œ  ž Ÿ   ž ¡ Œ  Ž   ‘ ’ “ ” ’ • ‘ ’ –  —  • ¢ £ ¤ ¥ ¦ § ¦ ¨ © ¦ ª « ¬ ­ ® ¯ ° ± ¯ ² Gambar 7.11 Model ideal diode Karakteristik penting diode adalah perbedaan yang ekstrem antara panjar maju dan panjar mundur. Diode yang ideal memperlihatkan tidak adanya hambatan aliran arus saat panjar maju dan terdapat hambatan yang besarnya tak terhingga pada panjar mundur. Pada saat panjar mundur, dapat digambarkan seperti saklar yang sedang terbuka (gambar 7.11-b) dan pada saat panjar mundur seperti saklar yang tertutup. Saklar tersebut diilustrasikan seperti pada gambar 7.11-c, dengan segitiga menggambarkan arah arus maju. 74 ELEKTRONIKA DASAR
  • 13. ó é ê ë ì í æ æ ç è î È ï ð ñ ò ô õ Ó Ô Õ Ö × Ø Ù Ú Û Ü Ý Þ ß à á Ù ß Û â ã ä å á É Ê Ë Ì Í Î Ï Ð Ñ Ò Ñ Ò Gambar 7.12 Diode semikonduktor Pada diode semikonduktor, hanya diperlukan tegangan maju sebesar 0,3 V (untuk germanium) atau 0,7 V (untuk silikon) untuk mengalirkan arus. Kombinasi sebuah diode ideal dan sebuah sumber tegangan (lihar gambar 7.12-b) biasa digunakan untuk menggambarkan kinerja sebuah diode. Jika arus jenuh pada diode berharga cukup besar, maka keadaan ini harus diperhitungkan pada model. Salah satu cara untuk menggambarkan keadaan tersebut dapat dibuat model dengan menambarkan satu sumber arus dengan besar I o seperti diperlihatkan pada gambar 7.12-c. Kurva karakteristik I-V untuk diode Zener dapat dibuat dengan bentuk linier seperti diperlihatkan pada gambar 7.13. Pada saat panjar maju, arus mengalir dengan bebas, hambatan maju sangat kecil dan dapat diabaikan. Pada tegangan panjar mundur lebih besar dari tegangan patah, besarnya hambatan dapat diperkirakan dengan melihat kurva pada gambar 7.13-b sebesar ∆v 12 − 10 RZ = = = 200 Ç ∆i 0,01 − 0 Pada model rangkaian diode terdapat sumber tegangan untuk menggambarkan bahwa arus mundur tidak akan mengalir sampai tegangan negatif pada kaki diode melebihi 10V. Diode Sambungan p-n 75
  • 14. X G C D E F V W T U U Y ` a ) 0 1 2 3 4 5 6 7 # $ % I P Q R S 8 A H 8 B ' ( 8 9 8 @ ö ÷ ø ù ú û ü ý þ ÿ þ ÿ   ¡ ¢ £ ¤ ¥ ¦ § ¨ © ! Gambar 7.13 Representasi model diode Zener. ƒ ƒ b ‚ u t c d e f g f h i p h q r v w x y €  v s ‚ Gambar 7.14 Karakteristik diode terowongan 7.8 Diode Terowongan (Tunnel Diode) Jika konsentrasi doping dinaikkan, maka lebar daerah deplesi akan menipis dan karenanya tinggi potensial penghalang akan menurun. Jika konsentrasi doping dinaikkan lagi sehingga ketebalan darah deplesi menjadi lebih rendah dari 10 nm, maka terjadi mekanisme konduksi listrik baru dan menghasilkan karakteristik piranti elektronika yang unik. Seperti telah dijelaskan oleh Leo Esaki pada tahun 1958, bahwa untuk potensial penghalang yang sangat tipis menurut teori kuantum mekanik, elektron dapat menerobos melewati potensial pengahalang (melalui terowongan) tanpa harus memiliki 76 ELEKTRONIKA DASAR
  • 15. cukup energi untuk mendaki potensial tersebut. Karakteristik I-V dari ‘Diode Esaki” diperlihatkan pada gambar 7.14. Terlihat bagaimana arus terowongan memberi kontribusi terhadap arus yang mengalir terutama pada tegangan maju relatif rendah. Arus terowongan akan naik dengan adanya kenaikan tegangan sampai efek dari arus maju mulai memberi kontribusi. Setelah puncak arus I p dicapai, arus terowongan menurun dengan adanya kenaikan tegangan arus injeksi mulai mendominasi. Arus puncak I p dan arus lembah I V merupakan titik operasi yang stabil. Karena efek terowongan merupakan penomena gelombang, transfer elektron terjadi dengan kecepatan cahaya dan pergantian antara I p dan I V terjadi dengan cepat sehingga cocok untuk aplikasi komputer. Lebih jauh antara I p dan I V terdapat daerah dimana hambatan r = dV / dI berharga negatif yang dapat digunakan untuk osilator dengan frekuensi sangat tinggi. Diode Sambungan p-n 77