Dokumen tersebut membahas tentang berbagai jenis jamu tradisional Indonesia beserta bahan-bahannya dan cara pembuatannya. Jenis-jenis jamu yang dijelaskan antara lain jamu beras kencur, jamu cabe puyang, jamu kudu laos, jamu kunyit, jamu sinom, jamu pahitan, dan jamu uyup-uyup.
2. BAB VI : Obat Tradisional
dan Fitofarmaka
Obat Tradisional
1. JAMU
2. OBAT HERBAL TERSTANDAR/
OHT
3. FITOFARMAKA
3. Obat Tradisional
Obat tradisional adalah bahan atau ramuan
yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan,
bahan mineral, sediaan galenik atau campuran
dari bahan-bahan tersebut, secara turun temurun
telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan
pengalaman.
Obat tradisional dibagi menjadi 3 macam
yaitu Jamu, Obat Herbal Terstandar (OHT),
dan Fitofarmaka
back
4. 1. Jamu
Jamu adalah sebutan untuk obat tradisional dari
Indonesia yang terbuat dari bahan-bahan alami.Seperti dari
tumbuh-tumbuhan yang diracik menjadi serbuk jamu dan
minuman jamu.Tujuannya sebagai khasiat kesehatan dan
kehangatan tubuh. Belakangan ini populer dengan sebutan
herba atau herbal.
Jamu biasanya terasa pahit sehingga perlu ditambah madu
sebagai pemanis agar rasanya lebih dapat ditoleransi
peminumnya. Bahkan ada pula jamu yang ditambah dengan
anggur. Selain sebagai pengurang rasa pahit, anggur juga
berfungsi untuk menghangatkan tubuh.
Sebenarnya, daerah asal jamu tradisional tidak
diketahui.Tetapi, banyak peracik dan penjual jamu tradisional
yang berasal dari desa Nguter, Kabupaten Sukoharjo, Jawa
Tengah.Bahkan di desa Bulakrejo, Kabupaten Sukoharjo, berdiri
"Patung Jamu dan Petani" sebagai ikon Kabupaten Sukoharjo.
5. Jamu gendong adalah jamu hasil produksi rumahan (home
industry). Yang cara pemasarannya adalah memasukan hasil olahan
jamu yang telah dibuat ke dalam botol-botol yang kemudian
disusun di dalam bakul. Untuk selanjutnya bakul tersebut akan
digendong oleh si penjual. Hingga disebutlah namanya menjadi
jamu gendong. Jamu ini dijual dengan cara berkeliling setiap hari.
Jamu gendong pada umumnya digunakan untuk maksud menjaga
kesehatan.Orang membeli jamu gendong seringkali karena
kebiasaan mengonsumsi sebagai minuman kesehatan yang
dikonsumsi sehari-hari.
Penjualan jenis dan jumlah jamu gendong sangat bervariasi
untuk setiap penjaja. Hal tersebut tergantung pada kebiasaan yang
mereka pelajari dari pengalaman tentang jamu apa yang diminati
serta pesanan yang diminta oleh pelanggan. Setiap hari jumlah dan
jenis jamu yang dijajakan tidak selalu sama, tergantung kebiasaan
dan kebutuhan konsumen. Setelah dilakukan pendataan, diperoleh
informasi bahwa jenis jamu yang biasa dijual ada delapan, yaitu
beras kencur, cabe puyang, kudu laos, kunci suruh, uyup-
uyup/gepyokan, kunirasam, pahitan, dan sinom. Terkadang penjual
jamu gendong juga menyediakan jamu bubuk atau pil dan kapsul
hasil produksi industri jamu.
6. Jika jamu yang dibuat menggunakan pemanis,
pembuat jamu akan menggunakan gula jawa, gula
pasir, atau gula batu (bentuk kristal besar
menyerupai bongkahan batu). Penggunaan gula
asli ini merupakan keharusan bagi penjual jamu
dengan alasan kesehatan.Jamu yang menggunakan
pemanis buatan artinya menyalahi aturan dan
menyimpang dari tujuan pembuatan jamu, yaitu
untuk menyehatkan dan menjaga kesehatan
badan.
7. Contoh Jamu
1. Jamu beras kencur
Berkhasiat dapat menghilangkan pegal-pegal pada tubuh dan sebagai
tonikom atau penyegar saat habis bekerja. Dengan membiasakan minum
jamu beras kencur, tubuh akan terhindar dari pegal-pegal dan linu yang biasa
timbul bila bekerja terlalu payah. Selain itu, beras kencur bisa meringankan
batuk dan merupakan seduhan yang tepat untuk jamu batuk.
Bahan baku
Dalam pembuatan jamu beras kencur, terdapat beberapa variasi bahan
yang digunakan, namun terdapat dua bahan dasar pokok yang selalu dipakai,
yaitu beras dan kencur. Kedua bahan ini sesuai dengan nama jamu, dan jamu ini
selalu ada meskipun komposisinya tidak selalu sama di antara penjual jamu.
Bahan-bahan lain yang biasa dicampurkan ke dalam racikan jamu beras kencur
adalah biji kedawung, rimpang jahe, biji kapulogo, buah asam, kayu keningar,
kunir. Sebagai pemanis digunakan gula merah dicampur gula putih.
Cara pengolahan
Pada umumnya tidak jauh berbeda, mula-mula beras disangan
(disangrai), selanjutnya ditumbuk sampai halus. Bahan-bahan lain sesuai
dengan komposisiracikan ditumbuk menggunakan lumpang dan alu besi atau
batu. Kedua bahan ini kemudian dicampur, ditungkan air mendidih untuk
mengambil sarinya diperas dan disaring dengan saringan atau diperas melalui
kain pembungkus bahan.Selanjutnya dimasukkan ke dalam botol-botol atau
termos.
8. 2. Jamu Cabe Puyang
Dikatakan oleh sebagian besar penjual jamu sebagai jamu 'pegal linu'.Artinya,
untuk menghilangkan cikalen, pegal, dan linu-linu di tubuh, terutama pegal-pegal di
pinggang.Namun, ada pula yang mengatakan untuk menghilangkan dan menghindarkan
kesemutan, menghilangkan keluhan badan panas dingin atau demam. Seorang penjual
mengatakan minuman ini baik diminum oleh ibu yang sedang hamil tua dan bayi yang
lahir jika minum jamu cabe puyang secara teratur tiap hari bayi akan bersih dan bau tidak
amis. Jamu cabe puyang banyak mengandung zat besi dan berkasiat untuk menambah
butiran darah merah bagi yang kurang darah atau anemia.
Bahan baku
Bahan dasar jamu cabe puyang adalah cabe jamu dan rimpang lempuyang.
Tambahan bahan baku lain dalam jamu cabe puyang sangat bervariasi, baik jenis maupun
jumlahnya. Bahan lain yang ditambahkan antara lain adas, pulosari, rimpangkunir, biji
kedawung, keningar dan asam kawak. Sebagai pemanis digunakan gula merah dicampur
gula putih dan kadangkala mereka juga mencampurkan gula buatan serta dibubuhkan
sedikit garam.
Cara pengolahan
Pada umumnya tidak jauh berbeda, yaitu pertama-tama air direbus sampai
mendidih dan dibiarkan sehingga dingin, jumlahnya sesuai dengan kebutuhan. Bahan-
bahan sesuai dengan komposisi racikan ditumbuk menggunakan lumpang dan alu besi
atau batu.Seluruh bahan ini kemudian diperas melalui saringan ke dalam air matang yang
sudah tersedia.Selanjutnya, ramuan yang diperoleh diaduk rata kemudian dimasukkan ke
dalam botol-botol.
9. 3. Jamu Kudu Laos
Menurut sebagian besar penjual jamu, khasiat jamu kudu
laos adalah untuk menurunkan tekanan darah. Tetapi, ada pula
yang mengatakan untuk melancarkan peredaran darah,
menghangatkan badan, membuat perut terasa nyaman,
menambah nafsu makan, melancarkan haid, dan menyegarkan
badan.
Bahan baku
Bahan utama kudu laos, adalah Buah mengkudu, rimpang
laos, Merica, asam kawak, cabe jamu, bawang putih, kedawung,
garam secukupnya, gula jawa bisa juga ditambah gula pasir.
Cara pengolahan
Cara pengolahan pada umumnya tidak jauh berbeda antar
penjual jamu yaitu pertama-tama air direbus sampai mendidih
sejumlah sesuai kebutuhan. Bahan-bahan sesuai dengan
komposisi racikan ditumbuk secara kasar menggunakan
lumpang dan alu besi atau batu kemudian diperas dan disaring
dimasukkan ke dalam air matang yang sudah dingin.
Selanjutnya ditambahkan gula sampai diperoleh rasa manis
sesuai selera. Ramuan selanjutnya dimasukkan ke dalam botol-
botol dan siap untuk dijajakan.
10. 4. Jamu Kunyit
Jamu kunirasam dikatakan oleh sebagian besar penjual jamu sebagai jamu
'adem-ademan atau seger-segeran' yang dapat diartikan sebagai jamu untuk
menyegarkan tubuh atau dapat membuat tubuh menjadi dingin. Ada pula yang
mengatakan bermanfaat untuk menghindarkan dari panas dalam atau sariawan,
serta membuat perut menjadi dingin. Seorang penjual jamu mengatakan bahwa
jamu jenis ini tidak baik dikonsumsi oleh ibu yang sedang hamil muda
sehubungan dengan sifatnya yang memperlancar haid.Ada pula penjual jamu yang
menganjurkan minum jamu kunir asam untuk melancarkan haid.
Bahan baku
Penggunaan bahan baku jamu kunir asam pada umumnya tidak jauh
berbeda di antara pembuat. Perbedaan terlihat pada komposisi bahan
penyusunnya.Jamu dibuat dengan bahan utama buah asam ditambah
kunir/kunyit, namun beberapa pembuatnya ada yang mencampur dengan sinom
(daun asam muda), temulawak, biji kedawung, dan air perasan buah jeruk
nipis.Sebagai pemanis digunakan gula merah dicampur gula putih dan seringkali
mereka juga mencampurkan gula buatan, serta dibubuhkan sedikit garam.
Cara pengolahan
Pada umumnya tidak jauh berbeda antar penjual jamu, yaitu direbus sampai
mendidih dan jumlahnya sesuai kebutuhan. Bahan-bahan sesuai dengan
komposisi racikan ditumbuk secara kasar menggunakan lumpang dan alu besi atau
batu atau diiris tipis-tipis (kunyit), dimasukkan ke dalam air mendidih dan direbus
sampai mendidih beberapa saat. Selanjutnya, ditambahkan gula sampai diperoleh
rasa manis sesuai selera (dicicipi). Rebusan yang diperoleh dibiarkan sampai agak
dingin, kemudian disaring dengan saringan.Rebusan yang sudah disaring
dibiarkan dalam panci dan selanjutnya dimasukkan ke dalam botol-botol dan siap
untuk dijajakan.
11. 5. Jamu Sinom
Manfaat, bahan penyusun, serta cara pembuatan jamu sinom tidak banyak
berbeda dengan jamu kunir asam. Perbedaan hanya terletak pada tambahan bahan
sinom. Bahkan, beberapa penjual tidak menambahkan sinom, tetapi dengan cara
mengencerkan jamu kunir asam dengan mengurangi jumlah bahan baku yang
selanjutnya ditambahkan gula secukupnya.
Jamu Pahitan
Jamu pahitan dimanfaatkan untuk berbagai masalah kesehatan. Penjual jamu
memberikan jawaban yang bervariasi tentang manfaat jamu ini, namun utamanya
adalah untuk gatal-gatal dan kencing manis. Penjual yang lain mengatakan manfaatnya
untuk 'cuci darah', kurang nafsu makan, menghilangkan bau badan, menurunkan
kolesterol, perut kembung/sebah, jerawat, pegal, dan pusing.
Bahan baku
Bahan baku dasar dari jamu pahitan adalah sambiloto. Racikan pahitan sangat
bervariasi, ada yang hanya terdiri dari sambiloto, tetapi ada pula yang menambahkan
bahan-bahan lain yang rasanya juga pahit seperti brotowali, widoro laut, doro putih,
dan babakan pule. Ada pula yang mencampurkan bahan lain seperti adas dan atau
empon-empon (bahan rimpang yang dipergunakan dalam bumbu masakan). Ramuan
jamu pahitan sebaiknya dicampur dengan berbagai rempah-rempah dan empon-
empon, jika ramuan tidak dicampur dengan berbagai rempah-rempah dan empon-
empon ada indikasi kurang baik untuk kesehatan.
Cara pengolahan
Pembuatan jamu pahitan adalah dengan merebus semua bahan ke dalam air
sampai air rebusan menjadi tersisa sekitar separuhnya.Cara ini dimaksudkan agar
semua zat berkhasiat yang terkandung dalam bahan dapat larut ke dalam air
rebusan.Sebagai hasil akhirnya, diperoleh rebusan dengan rasa sangat pahit. Khusus
jamu pahitan, tidak diberikan gula atau bahan pemanis lain. Sebagai penawar rasa
pahit, konsumen minum jamu gendong lain yang mempunyai rasa manis dan segar
seperti sinom atau kunir asam.
12. 6. Jamu Uyup-uyup/Gepyokan
Jamu uyup-uyup atau gepyokan adalah jamu yang
digunakan untuk meningkatkan produksi air susu ibu pada
ibu yang sedang menyusui. Hanya seorang penjual jamu
yang mengatakan bahwa ada khasiat lain, yaitu untuk
menghilangkan bau badan yang kurang sedap, baik pada ibu
maupun anak dan 'mendinginkan' perut.
Bahan baku dan cara pengolahan
Bahan baku jamu uyup-uyup sangat bervariasi antar
pembuat jamu, namun pada umumnya selalu menggunakan
bahan empon-empon yang terdiri dari kencur, jahe, bangle,
laos, kunir, daun katu, temulawak, puyang, dan temugiring.
Cara pengolahan pada umumnya tidak jauh berbeda antar
penjual jamu, yaitu semua bahan dicuci bersih tanpa
dikupas, selanjutnya empon-empon dirajang (diiris tipis),
ditambah bahan-bahan lain, ditumbuk kasar, lalu diperas
serta disaring. Perasan dimasukkan ke dalam air matang
yang sudah dingin. Selanjutnya ditambahkan gula sampai
diperoleh rasa manis sesuai selera. Ramuan selanjutnya
dimasukkan ke dalam botol-botol dan siap untuk diperjual
belikan.
13. 7. Jamu Kunci Suruh
Jamu kunci suruh dimanfaatkan oleh wanita, terutama ibu-ibu
untuk mengobati keluhan keputihan (fluor albus).Sedangkan manfaat
lain yaitu untuk merapatkan bagian intim wanita (vagina),
menghilangkan bau badan, mengecilkan rahim dan perut, serta
dikatakan dapat menguatkan gigi.
Bahan baku
Bahan baku jamu ini sesuai dengan namanya, yaitu rimpang
kunci dan daun sirih. Biasanya selalu ditambahkan buah asam yang
masak. Beberapa penjual jamu menambahkan bahan-bahan lain yang
biasa digunakan dalam ramuan jamu keputihan atau jamu sari rapat
seperti buah delima, buah pinang, kunci pepet, dan majakan. Dalam
penelitian ini, ditemukan bahan lain yang ditambahkan, yaitu jambe,
manis jangan, kayu legi, beluntas, dan kencur. Sebagai pemanis
digunakan gula pasir, gula merah, dan dibubuhkan sedikit garam.
Cara pengolahan
Pada umumnya tidak jauh berbeda antar penjual jamu, yaitu air
direbus sampai mendidih sesuai dengan kebutuhan. Bahan-bahan
sesuai dengan komposisi racikan ditumbuk secara kasar menggunakan
lumpang dan alu besi atau batu atau diiris tipis-tipis (kunyit), diperas,
disaring, dan dimasukkan ke dalam air matang yang sudah didinginkan.
Selanjutnya, ditambahkan gula sesuai kebutuhan, sampai diperoleh
rasa manis sesuai selera dengan cara dicicipi. Ramuan selanjutnya
dimasukkan ke dalam botol-botol dan siap untuk dijajakan.
14. Logo Jamu
Bentuk lingkaran
melambangkan sebuah proses,
juga sebuah tanda untuk
menyatakan aman. Warna
hijau merupakan perwujudan
kekayaan sumber daya alam
Indonesia (keanekaragaman
hayati). Stilsasi jari-jari daun
(tiga pasang) melambangkan
serangkaian proses yang
sederhana yang merupakan
visualisasi proses pembuatan
jamu.
16. 2. Obat Herbal Terstandar/OHT
Obat Herbal Terstandar (OHT) Adalah obat tradisional yang disajikan
dari ekstrak atau penyarian bahan alam yang dapat berupa tanaman obat,
binatang, maupun mineral. Pada melaksanakan proses ini membutuhkan
peralatan yang lebih kompleks dan berharga mahal, ditambah dengan tenaga
kerja yang mendukung dengan pengetahuan maupun ketrampilan pembuatan
ekstrak. Selain proses produksi dengan teknologi tinggi, jenis herbal ini pada
umumnya telah ditunjang dengan pembuktian ilmiah berupa penelitian-
penelitian pre-klinik seperti standart kandungan bahan berkhasiat, standart
pembuatan ekstrak tanaman obat, standart pembuatan obat tradisional yang
higienis, dan uji toksisitas akut maupun kronis.
Obat Herbal Terstandar harus memenuhi kriteria :
a. Aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan;
b. Klaim kasiat dibuktikan secara ilmiah/pra klinik;
c. Telah dilakukan standardisasi terhadap bahan baku yang digunakan dalam
produk jadi;
Memenuhi persyaratan mutu yang berlaku. Jenis klaim penggunaan
sesuai dengan tingkat pembuktian yaitu tingkat pembuktian umum dan
medium.
17. Logo OHT
Logo Obat Herbal Terstandar
harus mencantumkan logo dan
tulisan “Obat Herbal Terstandar”.
Logo berupa “Jari-jari Daun (3
Pasang) Terletak dalam lingkaran”,
dan ditempatkan dibagian atas kiri
wadah/pembungkus/brosur;
dicetak warna hijau diatas dasar
warna putih atau warna lain yang
menyolok kontras dengan warna
logo; tulisan “Obat Herbal
Terstandar” harus jelas dan mudah
dibaca, dicetak dengan warna
hitam diatas dasar warna putih
atau warna lain yang menyolok .
20. 3. Fitofarmaka
Fitofarmaka adalah obat tradisional dari bahan
alam yang dapat disetarakan dengan obat modern
karena proses pembuatannya yang telah terstandar,
ditunjang dengan bukti ilmiah sampai dengan uji klinik
pada manusia dengan kriteria memenuhi syarat ilmiah,
protokol uji yang telah disetujui, pelaksana yang
kompeten, memenuhi prinsip etika, tempat
pelaksanaan uji memenuhi syarat.
Fitofarmaka dapat dikatakan sebagai obat herbal
tertinggi dari Jamu dan Herbal Terstandar karena proses
pembuatannya sudah mengadopsi CPOB dan sampai uji
klinik pada manusia.
21. Logo Fitofarmaka
Bengtuk lingkaran
melambangkan sebuah proses,
juga sebuah tanda untuk
menyatakan aman. Warna hijau
dan kuning merupakan
perwujudan kekayaan sumber
daya alam Indonesia
(keanekaragaman hayati).
Stilisasi jari-jari daun (yang
kemudian membentuk bintang)
melambangkan serangkaian
proses yang cukup kompleks
dalam pembuatan fitofarmaka
(uji laboratorium, uji toksikolitas,
uji praklinis, uji klinis.