SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  21
T E N G G E L A M
Tenggelam didefinisikan sebagai suatu
proses mengalami gangguan pernafasan
akibat perendaman/perendaman dalam
medium cair.
Definisi
D r o w ning
process
Dimulai ketika jalan napas korban terletak di
bawah permukaan cairan, biasanya air, di mana
korban secara sukarela menahan napasnya.
Menahan napas dapat diikuti oleh periode
laringospasme yang tidak disengaja akibat
adanya cairan di orofaring atau laring. Selama
periode menahan napas dan laringospasme ini,
korban tidak dapat menghirup gas. Hal ini
menyebabkan oksigen terkuras dan karbon
dioksida tidak dihilangkan.
D r o w ning
process
Korban kemudian menjadi hiperkarbik,
hipoksemia dan asidosis. Karena hiperkarbia
merangsang pernapasan, gerakan pernapasan
korban menjadi sangat aktif, tetapi tidak ada
pertukaran udara karena obstruksi atau
gangguan pada tingkat laring. Saat tekanan
oksigen arteri korban turun lebih jauh, kejang
laring dan obstruksi berkurang, dan korban
secara aktif menghirup cairan. Jumlah cairan
yang dihirup sangat bervariasi dari satu korban
ke korban lainnya.
F a k t o r risiko
Trauma kepala
Kejang
Aritmia jantung
Hipoglikemia
Hipotermia
Alkohol dan
penggunaan
narkoba
Bunuh diri
Serangan panik
Infark miokard
Depresi
Penilaian yang
buruk
Selam scuba
Bencana alam
Klasifikasi tenggelam
Suhu
- Air hangat
- Air dingin
Berdasarkan :
Jenis air
- Air tawar
- Air asin
Air hangat Air dingin
Tenggelam air
hangat terjadi
pada suhu air 20°C
atau lebih tinggi
Tenggelam air
dingin terjadi pada
suhu air kurang
dari 20°C
Fase tenggelam di air dingin
1.Respon ini mempengaruhi
pernapasan dan terjadi dalam
m enit pertam a. Autom atic gasp
reflex terjadi sebagai respons
terhadap lingkungan yang
dingin. Jika kepala tenggelam di
bawah air, air dapat terhirup ke
dalam paru-paru,
mengakibatkan tenggelam.
Fase tenggelam di air dingin
2. Respon ini terjadi dalam 5
sam pai 15 m enit pertam a dalam
air dingin. Untuk
mempertahankan panas inti,
terjadi vasokonstriksi yang
menurunkan aliran darah ke
ekstremitas untuk melindungi
organ vital. Mengakibatkan
hilangnya gerakan pada tangan,
kaki, lengan dan tungkai.
Fase tenggelam di air dingin
3.Diperlukan waktu 30 menit
atau lebih bagi orang dewasa
untuk mengalami hipotermia.
Gejalanya meliputi: Menggigil,
Napas lambat dan dangkal,
Kebingungan, Mengantuk atau
kelelahan, Bicara cadel,
Kehilangan koordinasi, Denyut
nadi lemah
4.Gejala pingsan hingga
kematian dapat terjadi.
Air t awa r Air asin
Tenggelam air tawar →
diserap secara osmosis→
hemodilusi→ cairan sirkulasi
>>(K↑ , Na↓)→ fibrilasi
ventrikel →anoksia cerebri
→kematian (4-5 menit)
Tenggelam air asin→cairan
sirkulasi tertarik keluar →
masuk ke ruang alveolus→
hemokonsentrasi & edema
pulmonum→ sel darah
merah krenasi→ anoksia
m iokardium →gagal
jantung→ kematian (8-12
menit)
Air t awa r Air asin
Paru besar dan ringan, relatif
kering, bentuk biasa, merah
pucat, emfisematous,
krepitasi (+), busa banyak,
bila dikeluarkan dari toraks
tidak mengempis.
Paru besar dan berat, relatif
basah, biasa overlapping,
ungu biru, permukaan licin,
krepitasi (-), busa sedikit,
cairan banyak, bila
dikeluarkan dari toraks akan
mandatar atau bila ditekan
akan menjadi cekung
Pemeriksaan k o r b a n tenggelam pada
C a r a Kematian P a d a
T en ggel a m
Kecelakaan
Bunuh diri
Pem bunuhan
Tanda-tanda intravital pada
kasus tenggelam
Cadaveric spasm
Perdarahan liang telinga tengah
Benda-benda air (rumput, lumpur, dsb) disaluran
pencernaan atau napas
Bercak Paltauf
Berat jenis darah jantung kanan berbeda dengan kiri
Diatome (+) dalam paru-paru atau sum-sum tulang.
Pemeriksaan k o r b a n tenggelam
Pemeriksaan Luar
Penurunan suhu mayat (algor mortis), dan lebam mayat
(livor mortis) berwarna merah terang.
Gambaran kulit angsa (goose-flesh, cutis anserina)
Washer woman's hand
Busa halus putih yang berbentuk jamur (mushroom like
mass) tampak pada mulut atau hidung atau keduanya.
Perdarahan berbintik (petechial hemorrhage) pada kelopak
mata terutama bagian bawah.
Pemeriksaan k o r b a n tenggelam
Pemeriksaan Luar
Pada genitalia pria, dapat terlihat mengerut, ereksi atau
semi ereksi (paling sering).
Pada lidah dapat ditemukan memar atau bekas gigitan.
Cadaveric spasm
Luka pada daerah wajah, tangan dan tungkai bagian depan
akibat persentuhan dengan benda sekitar.
Pemeriksaan k o r b a n tenggelam
Pemeriksaan Dalam
Kongesti pada laring, paru-paru biasanya sangat
mengembang.
Edema dan kongesti paru
Ephysema aquosum
Perdarahan telinga tengah
Bercak paltauf Liver mortis Cutis anserina
Washer woman hand Mushroom like mass Cadaveric spasm
Tes kimiawi
Gettler
Untuk m enunjukan perbedaan kadar Cl
darah pada jantung kanan dan kiri
Durlacher
Untuk m enentukan perbedaan berat
jenis plasma pada jantung kanan dan kiri
Pemeriksaan getah paru-paru
Secara mikroskopik: dapat ditemukan
benda asing seperti kristal silikat, lumpur,
telur cacing atau algae pada bagian
subpleura
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan diatom
Diatom: sekelompok alga uniseluler
dengan ukuran yang sangat kecil. Dapat
ditemukan pada air tawar dan air asin
selam a fotosintesis tersedia. ;(+) apabila
terdapat diatom/LPB pada paru atau
1/LPB pada sum-sum tulang.
Pemeriksaan isi lambung
Terdapat pasir, lumpur atau binatang air
Terima kasih!
D a f t a r p u s t a k a
1.Van Beeck EF, Branche CM, Szpilman D, Modell JH, Bierens JJ.A new definition of drowning:
towards documentation and prevention of a global public health problem. Bull World Health
Organ. 2005;83(11):853-856.
2.McCall JD, Sternard BT. Drowning. [Updated 2021 Aug 12]. In: StatPearls [Internet]. Treasure
Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK430833/
3.Nečas P, Hejna P. Eponyms in forensic pathology. Forensic Science, Medicine, and Pathology.
2012;8(4):395-401.

Contenu connexe

Tendances

Pemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantung
Pemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantungPemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantung
Pemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantung
Verar Oka
 
Gangguan keseimbangan cairan & elektrolit
Gangguan keseimbangan cairan & elektrolitGangguan keseimbangan cairan & elektrolit
Gangguan keseimbangan cairan & elektrolit
Neli Husniawati
 
luka akibat benda tajam
luka akibat benda tajam luka akibat benda tajam
luka akibat benda tajam
erlims
 
Mekanisme muntah proyektil
Mekanisme muntah proyektilMekanisme muntah proyektil
Mekanisme muntah proyektil
Agus Gunardi
 
Pitting Edema. KMB 1. By Pangestu Chaesar S
Pitting Edema. KMB 1. By Pangestu Chaesar SPitting Edema. KMB 1. By Pangestu Chaesar S
Pitting Edema. KMB 1. By Pangestu Chaesar S
Pangestu S
 
Laporan kasus sirosis hepatis, diana
Laporan kasus sirosis hepatis, dianaLaporan kasus sirosis hepatis, diana
Laporan kasus sirosis hepatis, diana
Diana Arwati
 

Tendances (20)

Sindroma koroner akut
Sindroma koroner akutSindroma koroner akut
Sindroma koroner akut
 
EKG, Hipertrofi Jantung
EKG, Hipertrofi JantungEKG, Hipertrofi Jantung
EKG, Hipertrofi Jantung
 
Askpe hipertensi
Askpe hipertensiAskpe hipertensi
Askpe hipertensi
 
Lapsus varicella
Lapsus varicellaLapsus varicella
Lapsus varicella
 
Orkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
Orkitis (Orchitis) - Presentasi KasusOrkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
Orkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
 
Cairan Kristaloid dan Koloid
Cairan Kristaloid dan KoloidCairan Kristaloid dan Koloid
Cairan Kristaloid dan Koloid
 
Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011
Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011
Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011
 
Tenggelam
TenggelamTenggelam
Tenggelam
 
Pemeriksaan fisik thorax
Pemeriksaan fisik thoraxPemeriksaan fisik thorax
Pemeriksaan fisik thorax
 
Pemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantung
Pemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantungPemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantung
Pemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantung
 
Gangguan keseimbangan cairan & elektrolit
Gangguan keseimbangan cairan & elektrolitGangguan keseimbangan cairan & elektrolit
Gangguan keseimbangan cairan & elektrolit
 
luka akibat benda tajam
luka akibat benda tajam luka akibat benda tajam
luka akibat benda tajam
 
Syok pada anak
Syok pada anak Syok pada anak
Syok pada anak
 
Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)
Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)
Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)
 
Mekanisme muntah proyektil
Mekanisme muntah proyektilMekanisme muntah proyektil
Mekanisme muntah proyektil
 
Acute Coronary Syndome
Acute Coronary SyndomeAcute Coronary Syndome
Acute Coronary Syndome
 
Pitting Edema. KMB 1. By Pangestu Chaesar S
Pitting Edema. KMB 1. By Pangestu Chaesar SPitting Edema. KMB 1. By Pangestu Chaesar S
Pitting Edema. KMB 1. By Pangestu Chaesar S
 
Laporan Kasus Stroke Hemoragik
Laporan Kasus Stroke HemoragikLaporan Kasus Stroke Hemoragik
Laporan Kasus Stroke Hemoragik
 
Patofisiologi diare pada anak
Patofisiologi diare pada anakPatofisiologi diare pada anak
Patofisiologi diare pada anak
 
Laporan kasus sirosis hepatis, diana
Laporan kasus sirosis hepatis, dianaLaporan kasus sirosis hepatis, diana
Laporan kasus sirosis hepatis, diana
 

Similaire à PPT Tenggelam.pptx

ASUHAN KEPERAWATAN EFUSI PLEURA.pptx
ASUHAN KEPERAWATAN EFUSI PLEURA.pptxASUHAN KEPERAWATAN EFUSI PLEURA.pptx
ASUHAN KEPERAWATAN EFUSI PLEURA.pptx
IcuCovid1
 

Similaire à PPT Tenggelam.pptx (20)

Asfiksia_ppt.pptx
Asfiksia_ppt.pptxAsfiksia_ppt.pptx
Asfiksia_ppt.pptx
 
Tenggelam AKPER PEMKAB MUNA
Tenggelam AKPER PEMKAB MUNA Tenggelam AKPER PEMKAB MUNA
Tenggelam AKPER PEMKAB MUNA
 
Tenggelam
TenggelamTenggelam
Tenggelam
 
Tenggelam AKPER PEMKAB MUNA
Tenggelam AKPER PEMKAB MUNA Tenggelam AKPER PEMKAB MUNA
Tenggelam AKPER PEMKAB MUNA
 
Pengkajian tenggelam AKPER PEMKAB MUNA
Pengkajian tenggelam AKPER PEMKAB MUNA Pengkajian tenggelam AKPER PEMKAB MUNA
Pengkajian tenggelam AKPER PEMKAB MUNA
 
Tenggelam 2 AKPER PEMKAB MUNA
Tenggelam 2 AKPER PEMKAB MUNA Tenggelam 2 AKPER PEMKAB MUNA
Tenggelam 2 AKPER PEMKAB MUNA
 
Tenggelam 2 AKPER PEMKAB MUNA
Tenggelam 2 AKPER PEMKAB MUNA Tenggelam 2 AKPER PEMKAB MUNA
Tenggelam 2 AKPER PEMKAB MUNA
 
ASFIKSIA (forensik).pdf
ASFIKSIA (forensik).pdfASFIKSIA (forensik).pdf
ASFIKSIA (forensik).pdf
 
near-drowning-rabu.ppt
near-drowning-rabu.pptnear-drowning-rabu.ppt
near-drowning-rabu.ppt
 
Asuhan keperawatan pada klien dengan efusi
Asuhan keperawatan pada klien dengan efusiAsuhan keperawatan pada klien dengan efusi
Asuhan keperawatan pada klien dengan efusi
 
Asfiksia 2
Asfiksia 2Asfiksia 2
Asfiksia 2
 
Forensik : Asfiksia dan Tenggelam
Forensik : Asfiksia dan TenggelamForensik : Asfiksia dan Tenggelam
Forensik : Asfiksia dan Tenggelam
 
Drowning.pdf
Drowning.pdfDrowning.pdf
Drowning.pdf
 
ASUHAN KEPERAWATAN EFUSI PLEURA.pptx
ASUHAN KEPERAWATAN EFUSI PLEURA.pptxASUHAN KEPERAWATAN EFUSI PLEURA.pptx
ASUHAN KEPERAWATAN EFUSI PLEURA.pptx
 
Lp efusi pleura
Lp efusi pleura Lp efusi pleura
Lp efusi pleura
 
CRS Hidropneumotoraks.pptx
CRS Hidropneumotoraks.pptxCRS Hidropneumotoraks.pptx
CRS Hidropneumotoraks.pptx
 
Water Emergencies - Hampir Lemas dan Lemas
Water Emergencies - Hampir Lemas dan LemasWater Emergencies - Hampir Lemas dan Lemas
Water Emergencies - Hampir Lemas dan Lemas
 
7. askep-kgd-tenggelam
7. askep-kgd-tenggelam7. askep-kgd-tenggelam
7. askep-kgd-tenggelam
 
Asuhan keperawatan pada klien efusi plura
Asuhan keperawatan pada klien efusi pluraAsuhan keperawatan pada klien efusi plura
Asuhan keperawatan pada klien efusi plura
 
DT ATLS Muhammad Yunus.pptx
DT ATLS Muhammad Yunus.pptxDT ATLS Muhammad Yunus.pptx
DT ATLS Muhammad Yunus.pptx
 

Dernier

DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxDAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
kemenaghajids83
 
PPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATI
PPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATIPPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATI
PPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATI
MuhammadAlfiannur2
 
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptxMateri 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Yudiatma1
 
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdfAnatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
srirezeki99
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
andi861789
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
Acephasan2
 
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
Zuheri
 
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONALIMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
BagasTriNugroho5
 

Dernier (20)

DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxDAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
 
PPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATI
PPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATIPPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATI
PPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATI
 
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptxMateri 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
 
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdfAnatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
 
Ppt Inflamasi, mekanisme, obat, penyebab, pdf
Ppt Inflamasi, mekanisme, obat, penyebab, pdfPpt Inflamasi, mekanisme, obat, penyebab, pdf
Ppt Inflamasi, mekanisme, obat, penyebab, pdf
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
 
FARMASETIKA dasar menjelaskan teori farmasetika, sejarah farmasi, bahasa kati...
FARMASETIKA dasar menjelaskan teori farmasetika, sejarah farmasi, bahasa kati...FARMASETIKA dasar menjelaskan teori farmasetika, sejarah farmasi, bahasa kati...
FARMASETIKA dasar menjelaskan teori farmasetika, sejarah farmasi, bahasa kati...
 
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdfPentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
 
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUNPPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
 
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
 
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
 
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdfMODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
 
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptxtatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
 
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.pptPAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
 
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONALIMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
 

PPT Tenggelam.pptx

  • 1. T E N G G E L A M
  • 2. Tenggelam didefinisikan sebagai suatu proses mengalami gangguan pernafasan akibat perendaman/perendaman dalam medium cair. Definisi
  • 3. D r o w ning process Dimulai ketika jalan napas korban terletak di bawah permukaan cairan, biasanya air, di mana korban secara sukarela menahan napasnya. Menahan napas dapat diikuti oleh periode laringospasme yang tidak disengaja akibat adanya cairan di orofaring atau laring. Selama periode menahan napas dan laringospasme ini, korban tidak dapat menghirup gas. Hal ini menyebabkan oksigen terkuras dan karbon dioksida tidak dihilangkan.
  • 4. D r o w ning process Korban kemudian menjadi hiperkarbik, hipoksemia dan asidosis. Karena hiperkarbia merangsang pernapasan, gerakan pernapasan korban menjadi sangat aktif, tetapi tidak ada pertukaran udara karena obstruksi atau gangguan pada tingkat laring. Saat tekanan oksigen arteri korban turun lebih jauh, kejang laring dan obstruksi berkurang, dan korban secara aktif menghirup cairan. Jumlah cairan yang dihirup sangat bervariasi dari satu korban ke korban lainnya.
  • 5. F a k t o r risiko Trauma kepala Kejang Aritmia jantung Hipoglikemia Hipotermia Alkohol dan penggunaan narkoba Bunuh diri Serangan panik Infark miokard Depresi Penilaian yang buruk Selam scuba Bencana alam
  • 6. Klasifikasi tenggelam Suhu - Air hangat - Air dingin Berdasarkan : Jenis air - Air tawar - Air asin
  • 7. Air hangat Air dingin Tenggelam air hangat terjadi pada suhu air 20°C atau lebih tinggi Tenggelam air dingin terjadi pada suhu air kurang dari 20°C
  • 8. Fase tenggelam di air dingin 1.Respon ini mempengaruhi pernapasan dan terjadi dalam m enit pertam a. Autom atic gasp reflex terjadi sebagai respons terhadap lingkungan yang dingin. Jika kepala tenggelam di bawah air, air dapat terhirup ke dalam paru-paru, mengakibatkan tenggelam.
  • 9. Fase tenggelam di air dingin 2. Respon ini terjadi dalam 5 sam pai 15 m enit pertam a dalam air dingin. Untuk mempertahankan panas inti, terjadi vasokonstriksi yang menurunkan aliran darah ke ekstremitas untuk melindungi organ vital. Mengakibatkan hilangnya gerakan pada tangan, kaki, lengan dan tungkai.
  • 10. Fase tenggelam di air dingin 3.Diperlukan waktu 30 menit atau lebih bagi orang dewasa untuk mengalami hipotermia. Gejalanya meliputi: Menggigil, Napas lambat dan dangkal, Kebingungan, Mengantuk atau kelelahan, Bicara cadel, Kehilangan koordinasi, Denyut nadi lemah 4.Gejala pingsan hingga kematian dapat terjadi.
  • 11. Air t awa r Air asin Tenggelam air tawar → diserap secara osmosis→ hemodilusi→ cairan sirkulasi >>(K↑ , Na↓)→ fibrilasi ventrikel →anoksia cerebri →kematian (4-5 menit) Tenggelam air asin→cairan sirkulasi tertarik keluar → masuk ke ruang alveolus→ hemokonsentrasi & edema pulmonum→ sel darah merah krenasi→ anoksia m iokardium →gagal jantung→ kematian (8-12 menit)
  • 12. Air t awa r Air asin Paru besar dan ringan, relatif kering, bentuk biasa, merah pucat, emfisematous, krepitasi (+), busa banyak, bila dikeluarkan dari toraks tidak mengempis. Paru besar dan berat, relatif basah, biasa overlapping, ungu biru, permukaan licin, krepitasi (-), busa sedikit, cairan banyak, bila dikeluarkan dari toraks akan mandatar atau bila ditekan akan menjadi cekung Pemeriksaan k o r b a n tenggelam pada
  • 13. C a r a Kematian P a d a T en ggel a m Kecelakaan Bunuh diri Pem bunuhan
  • 14. Tanda-tanda intravital pada kasus tenggelam Cadaveric spasm Perdarahan liang telinga tengah Benda-benda air (rumput, lumpur, dsb) disaluran pencernaan atau napas Bercak Paltauf Berat jenis darah jantung kanan berbeda dengan kiri Diatome (+) dalam paru-paru atau sum-sum tulang.
  • 15. Pemeriksaan k o r b a n tenggelam Pemeriksaan Luar Penurunan suhu mayat (algor mortis), dan lebam mayat (livor mortis) berwarna merah terang. Gambaran kulit angsa (goose-flesh, cutis anserina) Washer woman's hand Busa halus putih yang berbentuk jamur (mushroom like mass) tampak pada mulut atau hidung atau keduanya. Perdarahan berbintik (petechial hemorrhage) pada kelopak mata terutama bagian bawah.
  • 16. Pemeriksaan k o r b a n tenggelam Pemeriksaan Luar Pada genitalia pria, dapat terlihat mengerut, ereksi atau semi ereksi (paling sering). Pada lidah dapat ditemukan memar atau bekas gigitan. Cadaveric spasm Luka pada daerah wajah, tangan dan tungkai bagian depan akibat persentuhan dengan benda sekitar.
  • 17. Pemeriksaan k o r b a n tenggelam Pemeriksaan Dalam Kongesti pada laring, paru-paru biasanya sangat mengembang. Edema dan kongesti paru Ephysema aquosum Perdarahan telinga tengah
  • 18. Bercak paltauf Liver mortis Cutis anserina Washer woman hand Mushroom like mass Cadaveric spasm
  • 19. Tes kimiawi Gettler Untuk m enunjukan perbedaan kadar Cl darah pada jantung kanan dan kiri Durlacher Untuk m enentukan perbedaan berat jenis plasma pada jantung kanan dan kiri Pemeriksaan getah paru-paru Secara mikroskopik: dapat ditemukan benda asing seperti kristal silikat, lumpur, telur cacing atau algae pada bagian subpleura Pemeriksaan Laboratorium Pemeriksaan diatom Diatom: sekelompok alga uniseluler dengan ukuran yang sangat kecil. Dapat ditemukan pada air tawar dan air asin selam a fotosintesis tersedia. ;(+) apabila terdapat diatom/LPB pada paru atau 1/LPB pada sum-sum tulang. Pemeriksaan isi lambung Terdapat pasir, lumpur atau binatang air
  • 21. D a f t a r p u s t a k a 1.Van Beeck EF, Branche CM, Szpilman D, Modell JH, Bierens JJ.A new definition of drowning: towards documentation and prevention of a global public health problem. Bull World Health Organ. 2005;83(11):853-856. 2.McCall JD, Sternard BT. Drowning. [Updated 2021 Aug 12]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK430833/ 3.Nečas P, Hejna P. Eponyms in forensic pathology. Forensic Science, Medicine, and Pathology. 2012;8(4):395-401.