SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  18
1
ILMU BAHAN TEKNIK
Dosen Pengampu : Aulia Windyandari, ST, MT
NIP : 197708102003122002
Disusun Oleh : Tan Ali Al Ayubi
NIM : 21090112060026
PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK PERKAPALAN
PROGAM DIPLOMA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2012
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada zaman globalisasi ini semua kebutuhan semakn variatif dan inovatif di tambah
lagi dengan perkembangan teknologi yang semakin maju dan banyak ilmuwan menemukan
jenis bahan baru.
Perkembangan teknologi yang semakin cepat membuat semakin banyak ilmuan yang
menemukan jenis-jenis bahan baru. Tentunya jika semakin banyak bahan yang ditemukan
maka semakin banyak pula inovasi-inovasi yang dapat diciptakan. Contohnya di industri
perkapalan. Sebagai ahli teknik kita dituntut untuk dapat membuat kapal yang sesuai dengan
kondisi perairan indonesia yang variatif. Untuk itu kita harus memperhatikan bahan yang
cocok untuk kita gunakan dalam proses pembuatan kapal.
Disinilah ilmu bahan digunakan. Untuk memilih bahan yang cocok kita harus
memperhatikan sifat mekaniknya dan juga sifat ekonomisnya. Untuk itu seorang ahli teknik
harus mempelajari ilmu bahan secara mendalam, agar dapat menciptakan kapal yang baik,
kokoh namun tetap ekonomis.
1.2 Tujuan
 Mahasiswa dapat mengetahui definisi ilmu bahan secara umum.
 Mahsiswa dapat mengidentifikasi sifat-sifat mekanik pada bahan.
 Mahasiswa dapat membuat suatu produk kapal yang baik dan ekonomis.
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Ilmu Bahan
1. Ilmu tentang pengerjaan logam secara kimiawi dan secara mekanis sehingga dari
bijih kemudian diperoleh logam yg berguna (artikata.com)
2. Suatu ilmu yang mempelajari karakteristik / sifat / perilaku logam, ditinjau dari sifat
mekanik (kekuatan, keuletan, kekerasan, ketahanan lelah, dsb.), fisik (konduktivitas
panas, listrik, massa jenis, magnetik, optik, dsb), kimia (ketahanan korosi, dsb) dan
teknologi (kemampuan logam untuk dibentuk, dilas / disambung, dimesin, dicor
dan dikeraskan). (happynriyono.blogspot.com)
3. Ilmu bahan adalah pengetahuan mengenai macam-macam bahan teknik, sifat-
sifatnya terutama sifat mekanik serta berbagai faktor yang dapat mempengaruhi
sifat-sifat tersebut, dan sekit mengenai teknologi pembuatan dan pengujian bahan-
bahan tersebut ( buku ajar mata kuliah ilmu bahan)
2.2 Klasifikasi Bahan Teknik
Secara garis besar bahan tenik terbagi menjadi :
1. Bahan Logam
a. Logam Ferrous, contoh : Besi dan Baja
b. Logam Non Ferrous, contoh : Cu, Sn, Zn, Al, Mg, Ti
2. Bahan Non Logam
a. Plastik
b. Keramik
c. Komposit, gabungan dari dua bahan / lebih dengan sifat yang berbeda,
menghasilkan sifat yang lebih baik dari bahan asalnya, contoh : logam
+ keramik , logam + plastik, keramik + plastik.
4
2.3 Pemilihan Bahan
Syarat yang biasa diminta oleh suatu desain/kontruksi, antara lain :
1. Sifat Mekanik, contoh : strength, hardness, stiffness, elasticity, toughness, fatigue,
creep, resilience.
2. Sifat Fisik, contoh : heat conductivity, electrical conductivity, heat expantion,
bentuk, dimensi, magnetik, optik, strukturmikro.
3. Sifat Kimia, contoh : aktifitas terhadap bahan kimia tertentu, sifat bahan korosi,
4. Teknologi, contoh : kemampuan logam untuk dibentuk, dilas / disambung,
dimesin, dicor dan dikeraskan.
Adapun fakror-faktor lain yang juga harus diperhatikan untuk desain/ kontruksi :
1. Ketersediaan bahan di pasaran.
2. Ketersediaan teknologi untuk mengolah bahan.
3. Faktor ekonomis seperti harga bahan di pasaran.
2.4 Sifat Mekanik
Sifat makanik adalah sifat yang menyatakan kemampuan suatu bahan untuk
menerima beban/gaya/energi tanpa menimbulkan kerusakan pada bahan tersebut. Adapun
macam-macam sifat mekanik tersebut adalah:
2.4.1 strengt (kekuatan)
Kekuatan adalah kemampuan bahan untuk menerima tegangan tanpa
menyebabkan bahan menjadi patah. Contoh kekuatan tarik, kekuatan geser,
kekuatan tekan, kekuatan torsi, dan kekuatan lengkung.
Baja mempunyai sejumlah sifat yang membuatnya menjadi bahan yang
sangat berharga. Beberapa sifat baja yang penting adalah: kekuatan, kelenturan,
kealotan, kekerasan dan ketaqhan terhadap korosi.
5
Baja mempunyai daya tarik,lengkung, dan tekan yang sangat besar. Pada
setiap partai baja, pabrikan baja menandai beberapa besar daya kekuatan baja itu.
Pabrikan baja misalnya, memasukan satu partai baja batangan dan mencatumkan
pada baja itu Fe 360. di sini Fe menunjukan bahwa partai itu menunjukkan daya
kekuatan (minimum) tarikan atau daya tarik baja itu. Yang dimaksud dengan
istilah tersebut adalah gaya tarik N yang dapat dilakukan baja bergaris tengah 1
mm2 sebelum baja itu menjadi patah. Dalam hal ini daya tarik itu adalah 360
N/mm2. dahulu kita mencantumkan daya tarik baja itu Fe 37, karena daya
tariknya adalah 37 kgf/mm2. karna smengandung sedikit kadar karbon, maka
semua jenis baja mempunyai daya tarik yang kuat. Oleh karna daya tarik baja
yang kuat maka baja dapat menahan berbagai tegangan, seperti tegangan lentur.
2.4.2 hardness (kekerasan)
kekerasan adalah ketahanan material terhadap penetrasi sementara untuk
para insinyur disain nilai tersebut adalah ukuran dari tegangan alir, untuk insinyur
lubrikasi kekerasan berarti ketahanan terhadap mekanisme keausan, untuk para
insinyur mineralogi nilai itu adalah ketahanan terhadap goresan, dan untuk para
mekanik work-shop lebih bermakna kepada ketahanan material terhadap pemotongan
dari alat potong. Begitu banyak konsep kekerasan material yang dipahami oleh
kelompok ilmu, walaupun demikian konsep-konsep tersebut dapat dihubungkan pada
satu mekanisme yaitu tegangan alir plastis dari material yang diuji.
Tingkat kepadatan suatu benda/bahan relatif terhadap benda bahan lain
Ketahanan suatu bahan relatif terhadap benda lain, melalui suatu cara dan gaya
aksi tertentu.
Cara pengukuran :
– Pembanding (Mohs & Poldi)
– Scratching (goresan)
– Rebounding (pemantulan)
- Indentation(penusukan)
Metode Brinell
Metode ini diperkenalkan pertama kali oleh J.A. Brinell pada
6
tahun 1900. Pengujian kekerasan dilakukan dengan memakai bola baja yang
diperkeras (hardened steel ball) dengan beban dan waktu indentasi tertentu,
sebagaimana ditunjukkan oleh Gambar.1.
Hasil penekanan adalah jejak berbentuk lingkaran bulat, yang harus
dihitung diameternya di bawah mikroskop khusus pengukur jejak.
Prosedur standar pengujian mensyaratkan bola baja dengan diameter 10
mm dan beban 3000 kg untuk pengujian logam-logam ferrous, atau 500 kg
untuk logam-logam non-ferrous. Untuk logam-logam ferrous, waktu indentasi
biasanya sekitar 10 detik sementara untuk logam-logam non-ferrous sekitar 30
detik. Walaupun demikian pengaturan beban dan waktu indentasi untuk setiap
material dapat pula ditentukan oleh karakteristik alat penguji. Nilai kekerasan
suatu material yang dinotasikan dengan ‘HB’ tanpa tambahan angka di
belakangnya menyatakan kondisi pengujian standar dengan indentor bola baja 10
mm, beban 3000 kg selama waktu 1—15 detik. Untuk kondisi yang lain, nilai
kekerasan HB diikuti angka-angka yang menyatakan kondisi pengujian. Contoh:
75 HB 10/500/30 menyatakan nilai kekerasan Brinell sebesar 75 dihasilkan oleh
suatu pengujian dengan indentor 10 mm, pembebanan 500 kgselama 30 detik.
2.4.3
7
2.4.3 stiffness (kekakuan)
Stiffnes adalah kemampuan bahan menerima tegangan atau beban tanpa
mengakibatkan terjadinya perubahan bentuk (deformasi atau defleksi).
Modulus young adalah perbandingan antara tergangan dan regangan.
Modulus young sering disebut sebagai modulus elastisitas (E) atau modulus
perenggangan. Modulus young adalah penyerongan dari kurva tegang dan
regangan. Kurva tegangan dan regangan seringkali tidak terbentuk garis lurus,
yang menandakan bahwa terjadinya perubahan pada besar regangan dari suatu
benda.
Pengujian stiffness
Untuk mengetahui sifat-sifat suatu bahan tentu harus mengadakan
pengujian bahan tersebut. Salah satunya adalah uji tarik
Uji tarik adalah cara pengujian bahan yang paling mendasar. Pengujian ini
sangat sederhana, tidak mahan dan sudah mengalami setandarisasi di seluruh
dunia, misalnya di Amerika dengan ASTM E8 dan Jepang dengan JIS 2241.
Dengan menarik suatu bahan kita akan segera mengetahui bagaimana bahan
tersebut bereaksi terhadap tenaga tarikan dan mengetahui sejauh mana material itu
bertambah panjang. Alat eksperimen untuk uji tarik ini harus memiliki
cengkraman (grip) yang kuat dan kekakuan yang tinggi (highly stiff). Brand
terkenal untuk alat uji tarik antara lain adalah shimadzu, Instron, dan Dartec.
2.4.4 elasticity (elastisitas)
Elastisitas ( Plastticity ) adalah menyatakn kemampuan bahan untuk
mengalami sejumblah deformasi plastik ( yang permanen ) tanpa mengakibatkan
terjadinya kerusakan.
Tegangan
Jika sebuah benda elastis ditarik oleh suatu gaya, benda tersebut akan
bertambah panjang sampai ukuran tertentu sebanding dengan gaya tersebut, yang
8
berarti ada sejumlah gaya yang bekerja pada setiap satuan panjang benda Gaya
yang bekerja sebanding dengan panjang benda dan berbanding terbalik dengan
luas penampangnya. Dalam fisika, besarnya gaya yang bekerja (F) dibagi dengan
luas penampang (A) didefinisikan sebagai tegangan (stress), disimbolkan σ:
Dalam SI, satuan tegangan (σ) adalah N/m2 yang diperoleh melalui
pembagian satuan gaya dan luas.
Apabila gaya tersebut menyebabkan pertambahan panjang pada benda,
maka disebut tegangan tensil. Sebaliknya, jika gaya menyebabkan berkurangnya
panjang benda, maka disebut tegangan kompresional.
Regangan
Regangan, disimbolkan oleh e didefinisikan sebagai perbandingan
pertambahan/perubahan panjang (∆l) dengan panjang mula-mula (l0):
Dalam SI, regangan tidak memiliki satuan karena pembagian antar satuan
panjang (m/m= -).
Berdasarkan jenis tegangan, regangan dapat digolongkan menjadi:
1) Regangan linear: perbandingan antara perubahan panjang dengan panjang
mula-mula yang disebabkan oleh tegangan normal;
2) Regangan volume: perbandingan antara perubahan volume dengan volume
mula-mula yang disebabkan oleh stress normal dari beberapa sisi, dan
3) Regangan shear, perbandingan antara perubahan bentuk dengan bentuk
semula yang diakibatkan adanya tegangan tangensial.
9
Modulus Elastisitas
Modulus elastisitas (E) didefinisikan sebagai hasil pembagian antara
tegangan (σ) dan regangan (e) : E= σ/e
Jika Modulus Elastisitas menyatakan perbandingan antara tegangan
terhadap regangan linear, maka disebut dengan Modulus Young. Rumus Modulus
Young diturunkan dari rumus tegangan dan regangan, yaitu:
Dalam SI, satuan Modulus Young sama dengan satuan tegangan (N/m2)
karena pembagian tegangan dengan regangan tidak menimbulkan pengurangan
satuan (regangan tidak memiliki satuan).
Modulus Young juga menunjukkan besarnya hambatan untuk merubah
panjang suatu benda elastis. semakin besar nilai Modulus Young suatu benda,
semakin sulit benda tersebut dapat memanjang, dan sebaliknya.
 Jika modulus elastisitas menyatakan perbandingan antara tegangan
terhadap regangan volume, maka disebut dengan Modulus Bulk yang
menunjukkan besarnya hambatan untuk mengubah volume suatu benda,
dan
 Jika modulus elastisitas menyatakan perbandingan antara tegangan
terhadap regangan shear, maka disebut dengan Modulus Shear yang
menunjukkan hambatan gerakan dari bidang-bidang benda padat yang
saling bergesekan.
10
Di bawah ini adalah tabel yang menunjukkan nilai dari modulus elastisitas
berbagai jenis benda.
Bahan
Modulus Young Modulus Shear Modulus Bulk
(N/m2)
Besi 100.109 40. 109 90. 109
Baja 200. 109 80. 109 140. 109
Kuningan 90. 109 35. 109 75. 109
Aluminum 70. 109 25. 109 70. 109
Beton 20. 109 - -
Marmer 50. 109 - 70. 109
Granit 45. 109 - 45. 109
Nylon 5. 109 - -
Tulang 15. 109 80. 109 -
Air - - 2. 109
Alkohol - - 1. 109
Raksa - - 2. 109
H2, He, CO2 - - 1.01. 109
 Hukum Hook
Hukum Hooke menyatakan bahwa gaya yang bekerja pada pegas sebanding
dengan konstanta pegas dan pertambahan panjang pegas. Jika sebuah gaya bekerja pada
sebuah pegas hingga pegas terenggang,
penerapan elastisitas pada dunia perkapalan
contohnya pada lambung kapal, plat yang di gunakan harus yang elastis agar
dapat di bentuk sesuai bnetuk lambung, jika menggunakan plat yang tidak memiliki
elastisitas maka plat akan mudah patah.
11
2.4.5 toughness (ketangguhan)
Ketangguhan adalah kemampuan menyerap energy pada daerah plastic.
Pada umumnyaketangguhan konsep yang sukar dibuktikan atau didefinisikan.
Salah satu menyatakan ketangguhan adalah meninjau luas keseluruan daerah
dibawah kurva tegangan regangan. Luas ini menunjukkan jumlah energi tiap
satuan volume yang dapat dikenakkan kepada bahan tanpa mengakibatkan pecah.
Baja bekas karbo tinggi mempunyai kekuatan luluh dan kekuatan tarik lebih
tinggi dibandingkan baja setruktur karbon menengah.
Uji kekerasan Rockwell
Uji kekerasan adalah mengukur ketahanan material erhadap deformasi
plastic yang terlokalisasi (lengkungan kecil atau goresan). Contohnya uji
kekerasan Rockwell.
Uji kekerasan dalam metode Rockwell, benda uji ditekan dengan pennet
rator (bola baja dan intan dsb). Harga kekerasan diperoleh dari Perbedaan
kedalaman dari beban mayor dan minor. Beban minor merupakan beban awal
yang diberikan untuk pengujian kekerasan Rockwell yang sudah ditentukan,
sedangkan beban mayor merupakan beban minor ditambahkan dengan beban
tambahan yang diberikan saat pengujian kekerasan. Dalam metode Rockwell nilai
kekerasan berdasarkan kedalaman penekanan identor dan hasilnya dapat langsung
dibaca pada jarum penunjuk indiator di mesin Rockwell.
Pengujian ketangguhan dalam pembuatan pelat kapal tagboat
Pengujian ketangguhan dapat digunakan untuk memperkirakan
ketangguhan relative dari bahan-bahan yang berbeda, missal baja dan alumunium,
sebagai suatu alat untuk memilih bahan-bahan dalam desain. Hal ini juga bisa
digunakan untuk control kualitas, untuk menjamin bahan tersebut setelah
diproduksi mencapai tingkatan minimum ketangguhan spesifik.
12
2.4.6 fatigue (kelelahan)
Fatique (kelelahan) adalah salah satu jenis kegagalan(patah) pada
komponen akibat beban dinamis (pembebanan yang erulang-ulang atau beruah-
ubah).
Karakreristik kelelahan dibagi menjadi dua jenis yaitu karakteristik makro
dan karakteristk mikro. Karakteristik makro adalah cirri-ciri kelelahan yang dapat
diamati dengan cara visual atau dapat dilihat dengan mata telanjang. Karaktristik
mikro adalah cirri-ciri kelelahan yang hanya dapat diamati dengan mikroskop atau
alat pembesar lainnya dikarenakan ukurannya yang sangat kecil yang tidak dapat
dilihat oleh kasap mata.
Factor yang mempengaruhi sifat mekanik fatigue diantara lain
dikarenakan oleh factor pembebanan, proses pengerjaan, kondisi material,
temperature operasi, serta kondisi lingkungan.
Keadaan yang sering ditemukan adalah dikarenakan tidak memahami
mengenai cirri-ciri kelelahan yang terjadi pada material, seorang konstruktor
erring kali kecolongan sehingga banyak sekali material yang sudah tidak layak
pakai karena sudah mendekati usia lelah namun masih tetap digunakan.
Oleh karena itu diciptakanlah metode Fine Element Method (FEM) atau
dalam bahasa Indonesia disebut dengan Metode Elemen Hingga yang dapat
berguna untuk menganalisa suatu konstruksi. Sehingga dengan metode tersebut
tidak lagi ditemukan kejadian kecolongan yang biasa terjadi di dunia konstruksi
yang dapat berakibat fatal bagi keselamatan penumpang kapal.
2.4.7 creep (melar)
Creep (melar) adalah kecenderungan suatu logam untuk mengalami
deformasi plastik yang besarnya merupakan fungsi waktu pada saat benda tadi
menerima beban yang besarnya relatif tetap. Laju dari deformasi ini adalah fungsi
dari waktu,suhu yang diterima,beban yang diterima benda,
13
Tidak seperti brittle fracture yang terjadi secara tiba-tiba ,creep tidak
terjadi secara tiba-tiba. Tapi terjadi karena akumulasi dari tegangan dalam kurun
waktu tertentu.
Pada tahap awal, atau creep primer, laju regangan relatif tinggi, namun
melambat dengan bertambahnya waktu. Hal ini disebut tahap pengerasan. Laju
regangan pada akhirnya mencapai minimum dan mendekati konstan. Hal ini
disebabkan keseimbangan antara pengerasan dan anil (pelunakan termal). Tahap
ini dikenal sebagai creep sekunder. Tahap ini yang paling mudah dipahami.
Karakteristik dari tegangan creep itu sendiri mengacu pada tahap sekunder ini.
Tingakat stress tergantung pada mekanisme creep. Dalam creep tersier, laju
regangan eksponensial meningkat dengan stres karena fenomena
penciutan.Dimana adalah tegangan creep C adalah tetapan konstan yang
tergantung pada jenis material dan mekanisme khusus creep, m dan b adalah
eksponen yang tergantung pada mekanisme creep, Q adalah energi aktivasi dari
mekanisme creep, σ adalah tegangan yang diterima oleh benda, d adalah
pertambahan panjang benda,k adalah tetapan botlzman dan T adalah suhu mutlak
(dalam satuan kelvin).
14
Creep of polymers
Creep dapat terjadi pada polimer dan logam yang dianggap bahan
viskoelastik. Ketika bahan polimer terkena kekuatan mendadak, respon dapat
dimodelkan dengan menggunakan model Kelvin-Voigt. Dalam model ini, bahan
yang diwakili oleh pegas Hooke dan dashpot Newtonian secara paralel.
Regangan creep diberikan oleh integral konvolusi berikut:
where:
 σ = applied stress
 C0 = instantaneous creep compliance
 C = creep compliance coefficient
 = retardation time
 = distribution of retardation times
Ketika benda menerima tegangan konstan, bahan viskoelastik mengalami
peningkatan waktu tergantung pada tegangan. Fenomena ini dikenal sebagai creep
viskoelastik.
Pada waktu t0, bahan viskoelastik dengan sarat tegangan konstan yang
dipertahankan untuk jangka waktu yang cukup lama. Materi yang merespon stres dengan
ketegangan yang meningkat sampai material pada akhirnya gagal. Ketika stres
dipertahankan untuk jangka waktu yang lebih pendek, materi mengalami suatu regangan
awal sampai t1 waktu di mana stres yang lega, pada saat ketegangan segera menurun
(diskontinuitas) kemudian berlanjut menurun secara bertahap terhadap strain sisa.
Applications
Contoh aplikasi sifat mekanik creep adalah pada kapal uap yaitu terletak pada
pipi-pipa yang berhubungan pada mesin uap,atau yang berfunsi sebagai pembawa uap.
2.4.8 resilience (kelentingan)
Resilince adalah kemampuan bahan untuk menyerap energy pada waktu
berdeformasi elasticdan kembali ke bentuk awal apabila apabila bendanya
dihilangkan. Berikut adalah beberapa penjelasan tentang Resilince :
15
Uji tarik mungkin adalah cara pengujian bahan yang paling mendasar.
Pengujian ini sangat sederhana, tidak mahal dan sudah mengalami standarisasi di
seluruh dunia, misalnya di Amerika dengan ASTM E8 dan Jepang dengan JIS
2241. Dengan menarik suatu bahan kita akan segera mengetahui bagaimana bahan
tersebut bereaksi terhadap tenaga tarikan dan mengetahui sejauh mana material itu
bertambah panjang. Alat eksperimen untuk uji tarik ini harus memiliki
cengkeraman (grip) yang kuat dan kekakuan yang tinggi (highly stiff). Brand
terkenal untuk alat uji tarik antara lain adalah antara lain adalah Shimadzu,
Instron dan Dartec.
1. Mengapa melakukan Uji Tarik?
Banyak hal yang dapat kita pelajari dari hasil uji tarik. Bila kita terus
menarik suatu bahan (dalam hal ini suatu logam) sampai putus, kita akan
mendapatkan profil tarikan yang lengkap yang berupa kurva seperti digambarkan
pada Gbr.1. Kurva ini menunjukkan hubungan antara gaya tarikan dengan
perubahan panjang. Profil ini sangat diperlukan dalam desain yang memakai
bahan tersebut.
Gbr.1 Gambaran singkat uji tarik dan datanya
Biasanya yang menjadi fokus perhatian adalah kemampuan maksimum
bahan tersebut dalam menahan beban. Kemampuan ini umumnya disebut
16
“Ultimate Tensile Strength” disingkat dengan UTS, dalam bahasa Indonesia
disebut tegangan tarik maksimum.
Tegangan luluh pada data tanpa batas jelas antara perubahan elastis dan
plastis
Untuk hasil uji tarik yang tidak memiliki daerah linier dan landing yang
jelas, tegangan luluh biasanya didefinisikan sebagai tegangan yang menghasilkan
regangan permanen sebesar 0.2%, regangan ini disebut offset-strain (Gbr.6).
Gbr.6 Penentuan tegangan luluh (yield stress) untuk kurva tanpa daerah linier
Perlu untuk diingat bahwa satuan SI untuk tegangan (stress) adalah Pa
(Pascal, N/m2) dan strain adalah besaran tanpa satuan.
17
BAB III
KESIMPULAN
Kesimpulan dari materi diatas adalah:
 Ilmu bahan adalah suatu ilmu yang mempelajari karakteristik / sifat / perilaku logam,
ditinjau dari sifat mekanik (kekuatan, keuletan, kekerasan, ketahanan lelah, dsb.),
fisik (konduktivitas panas, listrik, massa jenis, magnetik, optik, dsb), kimia
(ketahanan korosi, dsb) dan teknologi (kemampuan logam untuk dibentuk, dilas /
disambung, dimesin, dicor dan dikeraskan).
 Kekuatan adalah kemampuan bahan untuk menerima tegangan tanpa menyebabkan
bahan menjadi patah. Contoh kekuatan tarik, kekuatan geser, kekuatan tekan,
kekuatan torsi, dan kekuatan lengkung.
 Kekerasan adalah tegangan alir plastis dari material yang diuji
 Stiffnes adalah kemampuan bahan menerima tegangan atau beban tanpa
mengakibatkan terjadinya perubahan bentuk (deformasi atau defleksi).
 Elastisitas ( Plastticity ) adalah menyatakn kemampuan bahan untuk mengalami
sejumblah deformasi plastik ( yang permanen ) tanpa mengakibatkan terjadinya
kerusakan.
 Ketangguhan adalah kemampuan menyerap energy pada daerah plastic.
 Fatique (kelelahan) adalah salah satu jenis kegagalan(patah) pada komponen akibat
beban dinamis (pembebanan yang erulang-ulang atau beruah-ubah).
 Resilince adalah kemampuan bahan untuk menyerap energy pada waktu berdeformasi
elasticdan kembali ke bentuk awal apabila apabila bendanya dihilangkan. Berikut
adalah beberapa penjelasan tentang Resilince :
18
Daftar Pustaka
1. Mangonon. P.L, 1999 .’ The Principles of materials Selection for Engineering
Design’, Printice-Hall International,Inc. Hal- 29 -81.
2. Smallman R.E. dan R.J. Bishop,1999. “ Metalurgi Fisik Moderen dan Rekayasa
Material’ Erlangga. Jakarta.
3. Smith William F.,1999, Principles of Material Science and Enginering, Mc –Granhill
Book Company, New York
4. Surdia Tata.,1989PengetahuanBahanTeknik,PT.PradianParamita, Jakarta
5. Anual Report, Germanischer Lloyd, 1983,1987, 1988.
6. www.unwahas.ac.id/publikasiilmiah/index.php/PROSIDING.../51
en.wikipedia.org
7. www.google.com
8. SumberpengetahuanBahan;W.Suherman

Contenu connexe

Tendances

macam macam logam paduan
macam macam logam paduanmacam macam logam paduan
macam macam logam paduan
Wicah
 
Pengukuran Temperatur
Pengukuran TemperaturPengukuran Temperatur
Pengukuran Temperatur
Muhammad AR
 
Presentasi keramik
Presentasi keramikPresentasi keramik
Presentasi keramik
Agam Real
 
Klasifikasi dan-karakteristik-material-keramik
Klasifikasi dan-karakteristik-material-keramikKlasifikasi dan-karakteristik-material-keramik
Klasifikasi dan-karakteristik-material-keramik
Putra Perdana
 

Tendances (20)

Laporan uji kekerasan
Laporan uji kekerasanLaporan uji kekerasan
Laporan uji kekerasan
 
macam macam logam paduan
macam macam logam paduanmacam macam logam paduan
macam macam logam paduan
 
Perpindahan Panas
Perpindahan PanasPerpindahan Panas
Perpindahan Panas
 
Diagram fasa
Diagram fasaDiagram fasa
Diagram fasa
 
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR BANDUL REVERSIBLE
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR BANDUL REVERSIBLELAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR BANDUL REVERSIBLE
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR BANDUL REVERSIBLE
 
Komposit
KompositKomposit
Komposit
 
Pengukuran Temperatur
Pengukuran TemperaturPengukuran Temperatur
Pengukuran Temperatur
 
Perbedaan Mineral, Rock (Batuan), dan Ore (Bijih)
Perbedaan Mineral, Rock (Batuan), dan Ore (Bijih)Perbedaan Mineral, Rock (Batuan), dan Ore (Bijih)
Perbedaan Mineral, Rock (Batuan), dan Ore (Bijih)
 
[Presentasi] Logam Besi (Fe)
[Presentasi] Logam Besi (Fe)[Presentasi] Logam Besi (Fe)
[Presentasi] Logam Besi (Fe)
 
Uji kuat tarik ppt
Uji kuat tarik pptUji kuat tarik ppt
Uji kuat tarik ppt
 
Cold and hot working
Cold and hot workingCold and hot working
Cold and hot working
 
Presentasi keramik
Presentasi keramikPresentasi keramik
Presentasi keramik
 
Surface hardening
Surface hardeningSurface hardening
Surface hardening
 
Baja dan klasifikasinya
Baja dan klasifikasinyaBaja dan klasifikasinya
Baja dan klasifikasinya
 
inhibitor korosi
inhibitor korosiinhibitor korosi
inhibitor korosi
 
Klasifikasi dan-karakteristik-material-keramik
Klasifikasi dan-karakteristik-material-keramikKlasifikasi dan-karakteristik-material-keramik
Klasifikasi dan-karakteristik-material-keramik
 
Modul perpindahan panas konduksi steady state one dimensional
Modul perpindahan panas konduksi steady state one dimensionalModul perpindahan panas konduksi steady state one dimensional
Modul perpindahan panas konduksi steady state one dimensional
 
Bandul Fisis (M5)
Bandul Fisis (M5)Bandul Fisis (M5)
Bandul Fisis (M5)
 
PPT Suhu dan Kalor
PPT Suhu dan KalorPPT Suhu dan Kalor
PPT Suhu dan Kalor
 
KONSEP DASAR PENGUKURAN TEKNIK Oleh Ir. Najamudin, MT Dosen Universitas Banda...
KONSEP DASAR PENGUKURAN TEKNIK Oleh Ir. Najamudin, MT Dosen Universitas Banda...KONSEP DASAR PENGUKURAN TEKNIK Oleh Ir. Najamudin, MT Dosen Universitas Banda...
KONSEP DASAR PENGUKURAN TEKNIK Oleh Ir. Najamudin, MT Dosen Universitas Banda...
 

En vedette

Makalah peralatan industri proses menara ayak
Makalah peralatan industri proses menara ayakMakalah peralatan industri proses menara ayak
Makalah peralatan industri proses menara ayak
Virta Puspita Sari
 
Steel Marketing Study in Morocco
Steel Marketing Study in MoroccoSteel Marketing Study in Morocco
Steel Marketing Study in Morocco
Shereif Hussiun
 
Pembuatan disc brake mobil
Pembuatan  disc brake mobil Pembuatan  disc brake mobil
Pembuatan disc brake mobil
Vendi Supendi
 
Intip sekilas proses pembuatan rantai sepeda di pabrik
Intip sekilas proses pembuatan rantai sepeda di pabrikIntip sekilas proses pembuatan rantai sepeda di pabrik
Intip sekilas proses pembuatan rantai sepeda di pabrik
Zul Abidin
 
Perencanaan bahan dan proses (brake shoe)
Perencanaan bahan dan proses (brake shoe)Perencanaan bahan dan proses (brake shoe)
Perencanaan bahan dan proses (brake shoe)
Widi Aprianto
 
Proses pembentukan piston
Proses pembentukan pistonProses pembentukan piston
Proses pembentukan piston
Fixri Pupone
 
Chapter 20 magnetic properties, William D. Callister
Chapter 20 magnetic properties, William D. CallisterChapter 20 magnetic properties, William D. Callister
Chapter 20 magnetic properties, William D. Callister
Agam Real
 

En vedette (20)

pemilihan bahan dan proses
pemilihan bahan dan prosespemilihan bahan dan proses
pemilihan bahan dan proses
 
Carbon steel
Carbon steelCarbon steel
Carbon steel
 
Pemilihan bahan dan proses
Pemilihan bahan dan prosesPemilihan bahan dan proses
Pemilihan bahan dan proses
 
Makalah peralatan industri proses menara ayak
Makalah peralatan industri proses menara ayakMakalah peralatan industri proses menara ayak
Makalah peralatan industri proses menara ayak
 
Man of steel marketing
Man of steel marketing Man of steel marketing
Man of steel marketing
 
Fundamentals of Social Media Marketing
Fundamentals of Social Media MarketingFundamentals of Social Media Marketing
Fundamentals of Social Media Marketing
 
Pembuatan axle shaft
Pembuatan axle shaftPembuatan axle shaft
Pembuatan axle shaft
 
Steel Marketing Study in Morocco
Steel Marketing Study in MoroccoSteel Marketing Study in Morocco
Steel Marketing Study in Morocco
 
Pembuatan disc brake mobil
Pembuatan  disc brake mobil Pembuatan  disc brake mobil
Pembuatan disc brake mobil
 
Intip sekilas proses pembuatan rantai sepeda di pabrik
Intip sekilas proses pembuatan rantai sepeda di pabrikIntip sekilas proses pembuatan rantai sepeda di pabrik
Intip sekilas proses pembuatan rantai sepeda di pabrik
 
Perencanaan bahan dan proses (brake shoe)
Perencanaan bahan dan proses (brake shoe)Perencanaan bahan dan proses (brake shoe)
Perencanaan bahan dan proses (brake shoe)
 
teknologi pengelasan logam
teknologi pengelasan logamteknologi pengelasan logam
teknologi pengelasan logam
 
Proses pembentukan piston
Proses pembentukan pistonProses pembentukan piston
Proses pembentukan piston
 
Chapter 20 magnetic properties, William D. Callister
Chapter 20 magnetic properties, William D. CallisterChapter 20 magnetic properties, William D. Callister
Chapter 20 magnetic properties, William D. Callister
 
Project Marketing Tata steel
Project Marketing Tata steel Project Marketing Tata steel
Project Marketing Tata steel
 
Kuliah 1
Kuliah 1Kuliah 1
Kuliah 1
 
Industrial Marketing_Vizag steel
Industrial Marketing_Vizag steelIndustrial Marketing_Vizag steel
Industrial Marketing_Vizag steel
 
Proses pembuatan besi tuang
Proses pembuatan besi tuangProses pembuatan besi tuang
Proses pembuatan besi tuang
 
Ilmu bahan listrik
Ilmu bahan listrikIlmu bahan listrik
Ilmu bahan listrik
 
Pemeliharaan mesin-sepeda-motor-xi-1
Pemeliharaan mesin-sepeda-motor-xi-1Pemeliharaan mesin-sepeda-motor-xi-1
Pemeliharaan mesin-sepeda-motor-xi-1
 

Similaire à Ilmu Bahan

Penggunaament dan hardningn metode dengan heat treat
Penggunaament dan hardningn metode dengan heat treatPenggunaament dan hardningn metode dengan heat treat
Penggunaament dan hardningn metode dengan heat treat
Alen Pepa
 
04.12.0032 ida bagus_w.d_+_07.12.0038_andri_lelono
04.12.0032 ida bagus_w.d_+_07.12.0038_andri_lelono04.12.0032 ida bagus_w.d_+_07.12.0038_andri_lelono
04.12.0032 ida bagus_w.d_+_07.12.0038_andri_lelono
Arhy Tachapi
 
155_20230311092318_Material Teknik PERTEMUAN KE 1.pptx
155_20230311092318_Material Teknik PERTEMUAN KE 1.pptx155_20230311092318_Material Teknik PERTEMUAN KE 1.pptx
155_20230311092318_Material Teknik PERTEMUAN KE 1.pptx
YogiOktopianto
 
5303 bab 01_perpatahan_dan_kelelahan
5303 bab 01_perpatahan_dan_kelelahan5303 bab 01_perpatahan_dan_kelelahan
5303 bab 01_perpatahan_dan_kelelahan
Tian Jonathan
 
13.naskah jurnal upn sumiyanto & abdunnaser
13.naskah jurnal upn sumiyanto & abdunnaser13.naskah jurnal upn sumiyanto & abdunnaser
13.naskah jurnal upn sumiyanto & abdunnaser
OsamaOsama30
 

Similaire à Ilmu Bahan (20)

Makalah baja
Makalah bajaMakalah baja
Makalah baja
 
Penggunaament dan hardningn metode dengan heat treat
Penggunaament dan hardningn metode dengan heat treatPenggunaament dan hardningn metode dengan heat treat
Penggunaament dan hardningn metode dengan heat treat
 
Tin107 2-sifat-material
Tin107 2-sifat-materialTin107 2-sifat-material
Tin107 2-sifat-material
 
SEMINAR PROPOSAL.pptx
SEMINAR PROPOSAL.pptxSEMINAR PROPOSAL.pptx
SEMINAR PROPOSAL.pptx
 
BAB 2 SIFAT MATERIAL.pptx
BAB 2 SIFAT MATERIAL.pptxBAB 2 SIFAT MATERIAL.pptx
BAB 2 SIFAT MATERIAL.pptx
 
KLASIFIKASI DAN SIFAT MATERIAL TEKNIK SERTA PENGUJIAN MATERIAL.pdf
KLASIFIKASI DAN SIFAT MATERIAL TEKNIK SERTA PENGUJIAN MATERIAL.pdfKLASIFIKASI DAN SIFAT MATERIAL TEKNIK SERTA PENGUJIAN MATERIAL.pdf
KLASIFIKASI DAN SIFAT MATERIAL TEKNIK SERTA PENGUJIAN MATERIAL.pdf
 
04.12.0032 ida bagus_w.d_+_07.12.0038_andri_lelono
04.12.0032 ida bagus_w.d_+_07.12.0038_andri_lelono04.12.0032 ida bagus_w.d_+_07.12.0038_andri_lelono
04.12.0032 ida bagus_w.d_+_07.12.0038_andri_lelono
 
Heat Treatment
Heat TreatmentHeat Treatment
Heat Treatment
 
Pengenalan Bahan
Pengenalan BahanPengenalan Bahan
Pengenalan Bahan
 
Analisis Perpatahan Getas (Cleavage Fracture Of Analysis) Dengan Metode Studi...
Analisis Perpatahan Getas (Cleavage Fracture Of Analysis) Dengan Metode Studi...Analisis Perpatahan Getas (Cleavage Fracture Of Analysis) Dengan Metode Studi...
Analisis Perpatahan Getas (Cleavage Fracture Of Analysis) Dengan Metode Studi...
 
contoh laporan praktik kerja bangku
contoh laporan praktik kerja bangkucontoh laporan praktik kerja bangku
contoh laporan praktik kerja bangku
 
737 1613-1-sm
737 1613-1-sm737 1613-1-sm
737 1613-1-sm
 
155_20230311092318_Material Teknik PERTEMUAN KE 1.pptx
155_20230311092318_Material Teknik PERTEMUAN KE 1.pptx155_20230311092318_Material Teknik PERTEMUAN KE 1.pptx
155_20230311092318_Material Teknik PERTEMUAN KE 1.pptx
 
Laporan Uji Bahan
Laporan Uji BahanLaporan Uji Bahan
Laporan Uji Bahan
 
D047268825
D047268825D047268825
D047268825
 
5303 bab 01_perpatahan_dan_kelelahan
5303 bab 01_perpatahan_dan_kelelahan5303 bab 01_perpatahan_dan_kelelahan
5303 bab 01_perpatahan_dan_kelelahan
 
Laporan pengujian bahan
Laporan pengujian bahanLaporan pengujian bahan
Laporan pengujian bahan
 
pengetahuan material jack.pptx
pengetahuan material jack.pptxpengetahuan material jack.pptx
pengetahuan material jack.pptx
 
13.naskah jurnal upn sumiyanto & abdunnaser
13.naskah jurnal upn sumiyanto & abdunnaser13.naskah jurnal upn sumiyanto & abdunnaser
13.naskah jurnal upn sumiyanto & abdunnaser
 
Student Note pengertian kekuatan teoritik.pptx
Student Note pengertian kekuatan teoritik.pptxStudent Note pengertian kekuatan teoritik.pptx
Student Note pengertian kekuatan teoritik.pptx
 

Plus de tanalialayubi

Plus de tanalialayubi (20)

PERENCANAAN WAKTU & JARINGAN KERJA
PERENCANAAN WAKTU & JARINGAN KERJAPERENCANAAN WAKTU & JARINGAN KERJA
PERENCANAAN WAKTU & JARINGAN KERJA
 
LAPORAN PRAKTEK KELISTRIKAN KAPAL
LAPORAN PRAKTEK KELISTRIKAN KAPAL LAPORAN PRAKTEK KELISTRIKAN KAPAL
LAPORAN PRAKTEK KELISTRIKAN KAPAL
 
LAPORAN KKL 2014
LAPORAN KKL 2014 LAPORAN KKL 2014
LAPORAN KKL 2014
 
LINES PLAN TANKER SHIP MT ALITAN
LINES PLAN TANKER SHIP MT ALITANLINES PLAN TANKER SHIP MT ALITAN
LINES PLAN TANKER SHIP MT ALITAN
 
PROSEDUR LAS
PROSEDUR LASPROSEDUR LAS
PROSEDUR LAS
 
JOB DIES DAN PENGEDOKAN KAPAL
JOB DIES DAN PENGEDOKAN KAPALJOB DIES DAN PENGEDOKAN KAPAL
JOB DIES DAN PENGEDOKAN KAPAL
 
Perhitungan daun kemudi
Perhitungan daun kemudiPerhitungan daun kemudi
Perhitungan daun kemudi
 
Perencanaan Kebutuhan Listrik Kapal
Perencanaan Kebutuhan Listrik KapalPerencanaan Kebutuhan Listrik Kapal
Perencanaan Kebutuhan Listrik Kapal
 
Cacat Las Pada Pelat Lambung Kapal
Cacat Las Pada Pelat Lambung KapalCacat Las Pada Pelat Lambung Kapal
Cacat Las Pada Pelat Lambung Kapal
 
Dimensi Satuan Mekanika Fluida
Dimensi Satuan Mekanika FluidaDimensi Satuan Mekanika Fluida
Dimensi Satuan Mekanika Fluida
 
Mekanika Fluida
Mekanika FluidaMekanika Fluida
Mekanika Fluida
 
Perhitungan Plat Kulit Kapal
Perhitungan Plat Kulit KapalPerhitungan Plat Kulit Kapal
Perhitungan Plat Kulit Kapal
 
Teknik pengelasan kapal jilid 1
Teknik pengelasan kapal jilid 1Teknik pengelasan kapal jilid 1
Teknik pengelasan kapal jilid 1
 
Proses pembuatan kapal
Proses pembuatan kapalProses pembuatan kapal
Proses pembuatan kapal
 
Alat Potong Gas
Alat Potong GasAlat Potong Gas
Alat Potong Gas
 
Sistem Informasi Manajemen
Sistem Informasi ManajemenSistem Informasi Manajemen
Sistem Informasi Manajemen
 
TBK 1 Satuan-satuan Perkapalan
TBK 1 Satuan-satuan PerkapalanTBK 1 Satuan-satuan Perkapalan
TBK 1 Satuan-satuan Perkapalan
 
Konstruksi buritan Kapal
Konstruksi buritan KapalKonstruksi buritan Kapal
Konstruksi buritan Kapal
 
Konst haluan Kapal
Konst haluan KapalKonst haluan Kapal
Konst haluan Kapal
 
Konstruksi geladak
Konstruksi geladakKonstruksi geladak
Konstruksi geladak
 

Dernier

Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
ssuser35630b
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
AlfandoWibowo2
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
JuliBriana2
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
nabilafarahdiba95
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
pipinafindraputri1
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
dpp11tya
 

Dernier (20)

Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.pptLingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 

Ilmu Bahan

  • 1. 1 ILMU BAHAN TEKNIK Dosen Pengampu : Aulia Windyandari, ST, MT NIP : 197708102003122002 Disusun Oleh : Tan Ali Al Ayubi NIM : 21090112060026 PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK PERKAPALAN PROGAM DIPLOMA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2012
  • 2. 2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada zaman globalisasi ini semua kebutuhan semakn variatif dan inovatif di tambah lagi dengan perkembangan teknologi yang semakin maju dan banyak ilmuwan menemukan jenis bahan baru. Perkembangan teknologi yang semakin cepat membuat semakin banyak ilmuan yang menemukan jenis-jenis bahan baru. Tentunya jika semakin banyak bahan yang ditemukan maka semakin banyak pula inovasi-inovasi yang dapat diciptakan. Contohnya di industri perkapalan. Sebagai ahli teknik kita dituntut untuk dapat membuat kapal yang sesuai dengan kondisi perairan indonesia yang variatif. Untuk itu kita harus memperhatikan bahan yang cocok untuk kita gunakan dalam proses pembuatan kapal. Disinilah ilmu bahan digunakan. Untuk memilih bahan yang cocok kita harus memperhatikan sifat mekaniknya dan juga sifat ekonomisnya. Untuk itu seorang ahli teknik harus mempelajari ilmu bahan secara mendalam, agar dapat menciptakan kapal yang baik, kokoh namun tetap ekonomis. 1.2 Tujuan  Mahasiswa dapat mengetahui definisi ilmu bahan secara umum.  Mahsiswa dapat mengidentifikasi sifat-sifat mekanik pada bahan.  Mahasiswa dapat membuat suatu produk kapal yang baik dan ekonomis.
  • 3. 3 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Definisi Ilmu Bahan 1. Ilmu tentang pengerjaan logam secara kimiawi dan secara mekanis sehingga dari bijih kemudian diperoleh logam yg berguna (artikata.com) 2. Suatu ilmu yang mempelajari karakteristik / sifat / perilaku logam, ditinjau dari sifat mekanik (kekuatan, keuletan, kekerasan, ketahanan lelah, dsb.), fisik (konduktivitas panas, listrik, massa jenis, magnetik, optik, dsb), kimia (ketahanan korosi, dsb) dan teknologi (kemampuan logam untuk dibentuk, dilas / disambung, dimesin, dicor dan dikeraskan). (happynriyono.blogspot.com) 3. Ilmu bahan adalah pengetahuan mengenai macam-macam bahan teknik, sifat- sifatnya terutama sifat mekanik serta berbagai faktor yang dapat mempengaruhi sifat-sifat tersebut, dan sekit mengenai teknologi pembuatan dan pengujian bahan- bahan tersebut ( buku ajar mata kuliah ilmu bahan) 2.2 Klasifikasi Bahan Teknik Secara garis besar bahan tenik terbagi menjadi : 1. Bahan Logam a. Logam Ferrous, contoh : Besi dan Baja b. Logam Non Ferrous, contoh : Cu, Sn, Zn, Al, Mg, Ti 2. Bahan Non Logam a. Plastik b. Keramik c. Komposit, gabungan dari dua bahan / lebih dengan sifat yang berbeda, menghasilkan sifat yang lebih baik dari bahan asalnya, contoh : logam + keramik , logam + plastik, keramik + plastik.
  • 4. 4 2.3 Pemilihan Bahan Syarat yang biasa diminta oleh suatu desain/kontruksi, antara lain : 1. Sifat Mekanik, contoh : strength, hardness, stiffness, elasticity, toughness, fatigue, creep, resilience. 2. Sifat Fisik, contoh : heat conductivity, electrical conductivity, heat expantion, bentuk, dimensi, magnetik, optik, strukturmikro. 3. Sifat Kimia, contoh : aktifitas terhadap bahan kimia tertentu, sifat bahan korosi, 4. Teknologi, contoh : kemampuan logam untuk dibentuk, dilas / disambung, dimesin, dicor dan dikeraskan. Adapun fakror-faktor lain yang juga harus diperhatikan untuk desain/ kontruksi : 1. Ketersediaan bahan di pasaran. 2. Ketersediaan teknologi untuk mengolah bahan. 3. Faktor ekonomis seperti harga bahan di pasaran. 2.4 Sifat Mekanik Sifat makanik adalah sifat yang menyatakan kemampuan suatu bahan untuk menerima beban/gaya/energi tanpa menimbulkan kerusakan pada bahan tersebut. Adapun macam-macam sifat mekanik tersebut adalah: 2.4.1 strengt (kekuatan) Kekuatan adalah kemampuan bahan untuk menerima tegangan tanpa menyebabkan bahan menjadi patah. Contoh kekuatan tarik, kekuatan geser, kekuatan tekan, kekuatan torsi, dan kekuatan lengkung. Baja mempunyai sejumlah sifat yang membuatnya menjadi bahan yang sangat berharga. Beberapa sifat baja yang penting adalah: kekuatan, kelenturan, kealotan, kekerasan dan ketaqhan terhadap korosi.
  • 5. 5 Baja mempunyai daya tarik,lengkung, dan tekan yang sangat besar. Pada setiap partai baja, pabrikan baja menandai beberapa besar daya kekuatan baja itu. Pabrikan baja misalnya, memasukan satu partai baja batangan dan mencatumkan pada baja itu Fe 360. di sini Fe menunjukan bahwa partai itu menunjukkan daya kekuatan (minimum) tarikan atau daya tarik baja itu. Yang dimaksud dengan istilah tersebut adalah gaya tarik N yang dapat dilakukan baja bergaris tengah 1 mm2 sebelum baja itu menjadi patah. Dalam hal ini daya tarik itu adalah 360 N/mm2. dahulu kita mencantumkan daya tarik baja itu Fe 37, karena daya tariknya adalah 37 kgf/mm2. karna smengandung sedikit kadar karbon, maka semua jenis baja mempunyai daya tarik yang kuat. Oleh karna daya tarik baja yang kuat maka baja dapat menahan berbagai tegangan, seperti tegangan lentur. 2.4.2 hardness (kekerasan) kekerasan adalah ketahanan material terhadap penetrasi sementara untuk para insinyur disain nilai tersebut adalah ukuran dari tegangan alir, untuk insinyur lubrikasi kekerasan berarti ketahanan terhadap mekanisme keausan, untuk para insinyur mineralogi nilai itu adalah ketahanan terhadap goresan, dan untuk para mekanik work-shop lebih bermakna kepada ketahanan material terhadap pemotongan dari alat potong. Begitu banyak konsep kekerasan material yang dipahami oleh kelompok ilmu, walaupun demikian konsep-konsep tersebut dapat dihubungkan pada satu mekanisme yaitu tegangan alir plastis dari material yang diuji. Tingkat kepadatan suatu benda/bahan relatif terhadap benda bahan lain Ketahanan suatu bahan relatif terhadap benda lain, melalui suatu cara dan gaya aksi tertentu. Cara pengukuran : – Pembanding (Mohs & Poldi) – Scratching (goresan) – Rebounding (pemantulan) - Indentation(penusukan) Metode Brinell Metode ini diperkenalkan pertama kali oleh J.A. Brinell pada
  • 6. 6 tahun 1900. Pengujian kekerasan dilakukan dengan memakai bola baja yang diperkeras (hardened steel ball) dengan beban dan waktu indentasi tertentu, sebagaimana ditunjukkan oleh Gambar.1. Hasil penekanan adalah jejak berbentuk lingkaran bulat, yang harus dihitung diameternya di bawah mikroskop khusus pengukur jejak. Prosedur standar pengujian mensyaratkan bola baja dengan diameter 10 mm dan beban 3000 kg untuk pengujian logam-logam ferrous, atau 500 kg untuk logam-logam non-ferrous. Untuk logam-logam ferrous, waktu indentasi biasanya sekitar 10 detik sementara untuk logam-logam non-ferrous sekitar 30 detik. Walaupun demikian pengaturan beban dan waktu indentasi untuk setiap material dapat pula ditentukan oleh karakteristik alat penguji. Nilai kekerasan suatu material yang dinotasikan dengan ‘HB’ tanpa tambahan angka di belakangnya menyatakan kondisi pengujian standar dengan indentor bola baja 10 mm, beban 3000 kg selama waktu 1—15 detik. Untuk kondisi yang lain, nilai kekerasan HB diikuti angka-angka yang menyatakan kondisi pengujian. Contoh: 75 HB 10/500/30 menyatakan nilai kekerasan Brinell sebesar 75 dihasilkan oleh suatu pengujian dengan indentor 10 mm, pembebanan 500 kgselama 30 detik. 2.4.3
  • 7. 7 2.4.3 stiffness (kekakuan) Stiffnes adalah kemampuan bahan menerima tegangan atau beban tanpa mengakibatkan terjadinya perubahan bentuk (deformasi atau defleksi). Modulus young adalah perbandingan antara tergangan dan regangan. Modulus young sering disebut sebagai modulus elastisitas (E) atau modulus perenggangan. Modulus young adalah penyerongan dari kurva tegang dan regangan. Kurva tegangan dan regangan seringkali tidak terbentuk garis lurus, yang menandakan bahwa terjadinya perubahan pada besar regangan dari suatu benda. Pengujian stiffness Untuk mengetahui sifat-sifat suatu bahan tentu harus mengadakan pengujian bahan tersebut. Salah satunya adalah uji tarik Uji tarik adalah cara pengujian bahan yang paling mendasar. Pengujian ini sangat sederhana, tidak mahan dan sudah mengalami setandarisasi di seluruh dunia, misalnya di Amerika dengan ASTM E8 dan Jepang dengan JIS 2241. Dengan menarik suatu bahan kita akan segera mengetahui bagaimana bahan tersebut bereaksi terhadap tenaga tarikan dan mengetahui sejauh mana material itu bertambah panjang. Alat eksperimen untuk uji tarik ini harus memiliki cengkraman (grip) yang kuat dan kekakuan yang tinggi (highly stiff). Brand terkenal untuk alat uji tarik antara lain adalah shimadzu, Instron, dan Dartec. 2.4.4 elasticity (elastisitas) Elastisitas ( Plastticity ) adalah menyatakn kemampuan bahan untuk mengalami sejumblah deformasi plastik ( yang permanen ) tanpa mengakibatkan terjadinya kerusakan. Tegangan Jika sebuah benda elastis ditarik oleh suatu gaya, benda tersebut akan bertambah panjang sampai ukuran tertentu sebanding dengan gaya tersebut, yang
  • 8. 8 berarti ada sejumlah gaya yang bekerja pada setiap satuan panjang benda Gaya yang bekerja sebanding dengan panjang benda dan berbanding terbalik dengan luas penampangnya. Dalam fisika, besarnya gaya yang bekerja (F) dibagi dengan luas penampang (A) didefinisikan sebagai tegangan (stress), disimbolkan σ: Dalam SI, satuan tegangan (σ) adalah N/m2 yang diperoleh melalui pembagian satuan gaya dan luas. Apabila gaya tersebut menyebabkan pertambahan panjang pada benda, maka disebut tegangan tensil. Sebaliknya, jika gaya menyebabkan berkurangnya panjang benda, maka disebut tegangan kompresional. Regangan Regangan, disimbolkan oleh e didefinisikan sebagai perbandingan pertambahan/perubahan panjang (∆l) dengan panjang mula-mula (l0): Dalam SI, regangan tidak memiliki satuan karena pembagian antar satuan panjang (m/m= -). Berdasarkan jenis tegangan, regangan dapat digolongkan menjadi: 1) Regangan linear: perbandingan antara perubahan panjang dengan panjang mula-mula yang disebabkan oleh tegangan normal; 2) Regangan volume: perbandingan antara perubahan volume dengan volume mula-mula yang disebabkan oleh stress normal dari beberapa sisi, dan 3) Regangan shear, perbandingan antara perubahan bentuk dengan bentuk semula yang diakibatkan adanya tegangan tangensial.
  • 9. 9 Modulus Elastisitas Modulus elastisitas (E) didefinisikan sebagai hasil pembagian antara tegangan (σ) dan regangan (e) : E= σ/e Jika Modulus Elastisitas menyatakan perbandingan antara tegangan terhadap regangan linear, maka disebut dengan Modulus Young. Rumus Modulus Young diturunkan dari rumus tegangan dan regangan, yaitu: Dalam SI, satuan Modulus Young sama dengan satuan tegangan (N/m2) karena pembagian tegangan dengan regangan tidak menimbulkan pengurangan satuan (regangan tidak memiliki satuan). Modulus Young juga menunjukkan besarnya hambatan untuk merubah panjang suatu benda elastis. semakin besar nilai Modulus Young suatu benda, semakin sulit benda tersebut dapat memanjang, dan sebaliknya.  Jika modulus elastisitas menyatakan perbandingan antara tegangan terhadap regangan volume, maka disebut dengan Modulus Bulk yang menunjukkan besarnya hambatan untuk mengubah volume suatu benda, dan  Jika modulus elastisitas menyatakan perbandingan antara tegangan terhadap regangan shear, maka disebut dengan Modulus Shear yang menunjukkan hambatan gerakan dari bidang-bidang benda padat yang saling bergesekan.
  • 10. 10 Di bawah ini adalah tabel yang menunjukkan nilai dari modulus elastisitas berbagai jenis benda. Bahan Modulus Young Modulus Shear Modulus Bulk (N/m2) Besi 100.109 40. 109 90. 109 Baja 200. 109 80. 109 140. 109 Kuningan 90. 109 35. 109 75. 109 Aluminum 70. 109 25. 109 70. 109 Beton 20. 109 - - Marmer 50. 109 - 70. 109 Granit 45. 109 - 45. 109 Nylon 5. 109 - - Tulang 15. 109 80. 109 - Air - - 2. 109 Alkohol - - 1. 109 Raksa - - 2. 109 H2, He, CO2 - - 1.01. 109  Hukum Hook Hukum Hooke menyatakan bahwa gaya yang bekerja pada pegas sebanding dengan konstanta pegas dan pertambahan panjang pegas. Jika sebuah gaya bekerja pada sebuah pegas hingga pegas terenggang, penerapan elastisitas pada dunia perkapalan contohnya pada lambung kapal, plat yang di gunakan harus yang elastis agar dapat di bentuk sesuai bnetuk lambung, jika menggunakan plat yang tidak memiliki elastisitas maka plat akan mudah patah.
  • 11. 11 2.4.5 toughness (ketangguhan) Ketangguhan adalah kemampuan menyerap energy pada daerah plastic. Pada umumnyaketangguhan konsep yang sukar dibuktikan atau didefinisikan. Salah satu menyatakan ketangguhan adalah meninjau luas keseluruan daerah dibawah kurva tegangan regangan. Luas ini menunjukkan jumlah energi tiap satuan volume yang dapat dikenakkan kepada bahan tanpa mengakibatkan pecah. Baja bekas karbo tinggi mempunyai kekuatan luluh dan kekuatan tarik lebih tinggi dibandingkan baja setruktur karbon menengah. Uji kekerasan Rockwell Uji kekerasan adalah mengukur ketahanan material erhadap deformasi plastic yang terlokalisasi (lengkungan kecil atau goresan). Contohnya uji kekerasan Rockwell. Uji kekerasan dalam metode Rockwell, benda uji ditekan dengan pennet rator (bola baja dan intan dsb). Harga kekerasan diperoleh dari Perbedaan kedalaman dari beban mayor dan minor. Beban minor merupakan beban awal yang diberikan untuk pengujian kekerasan Rockwell yang sudah ditentukan, sedangkan beban mayor merupakan beban minor ditambahkan dengan beban tambahan yang diberikan saat pengujian kekerasan. Dalam metode Rockwell nilai kekerasan berdasarkan kedalaman penekanan identor dan hasilnya dapat langsung dibaca pada jarum penunjuk indiator di mesin Rockwell. Pengujian ketangguhan dalam pembuatan pelat kapal tagboat Pengujian ketangguhan dapat digunakan untuk memperkirakan ketangguhan relative dari bahan-bahan yang berbeda, missal baja dan alumunium, sebagai suatu alat untuk memilih bahan-bahan dalam desain. Hal ini juga bisa digunakan untuk control kualitas, untuk menjamin bahan tersebut setelah diproduksi mencapai tingkatan minimum ketangguhan spesifik.
  • 12. 12 2.4.6 fatigue (kelelahan) Fatique (kelelahan) adalah salah satu jenis kegagalan(patah) pada komponen akibat beban dinamis (pembebanan yang erulang-ulang atau beruah- ubah). Karakreristik kelelahan dibagi menjadi dua jenis yaitu karakteristik makro dan karakteristk mikro. Karakteristik makro adalah cirri-ciri kelelahan yang dapat diamati dengan cara visual atau dapat dilihat dengan mata telanjang. Karaktristik mikro adalah cirri-ciri kelelahan yang hanya dapat diamati dengan mikroskop atau alat pembesar lainnya dikarenakan ukurannya yang sangat kecil yang tidak dapat dilihat oleh kasap mata. Factor yang mempengaruhi sifat mekanik fatigue diantara lain dikarenakan oleh factor pembebanan, proses pengerjaan, kondisi material, temperature operasi, serta kondisi lingkungan. Keadaan yang sering ditemukan adalah dikarenakan tidak memahami mengenai cirri-ciri kelelahan yang terjadi pada material, seorang konstruktor erring kali kecolongan sehingga banyak sekali material yang sudah tidak layak pakai karena sudah mendekati usia lelah namun masih tetap digunakan. Oleh karena itu diciptakanlah metode Fine Element Method (FEM) atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan Metode Elemen Hingga yang dapat berguna untuk menganalisa suatu konstruksi. Sehingga dengan metode tersebut tidak lagi ditemukan kejadian kecolongan yang biasa terjadi di dunia konstruksi yang dapat berakibat fatal bagi keselamatan penumpang kapal. 2.4.7 creep (melar) Creep (melar) adalah kecenderungan suatu logam untuk mengalami deformasi plastik yang besarnya merupakan fungsi waktu pada saat benda tadi menerima beban yang besarnya relatif tetap. Laju dari deformasi ini adalah fungsi dari waktu,suhu yang diterima,beban yang diterima benda,
  • 13. 13 Tidak seperti brittle fracture yang terjadi secara tiba-tiba ,creep tidak terjadi secara tiba-tiba. Tapi terjadi karena akumulasi dari tegangan dalam kurun waktu tertentu. Pada tahap awal, atau creep primer, laju regangan relatif tinggi, namun melambat dengan bertambahnya waktu. Hal ini disebut tahap pengerasan. Laju regangan pada akhirnya mencapai minimum dan mendekati konstan. Hal ini disebabkan keseimbangan antara pengerasan dan anil (pelunakan termal). Tahap ini dikenal sebagai creep sekunder. Tahap ini yang paling mudah dipahami. Karakteristik dari tegangan creep itu sendiri mengacu pada tahap sekunder ini. Tingakat stress tergantung pada mekanisme creep. Dalam creep tersier, laju regangan eksponensial meningkat dengan stres karena fenomena penciutan.Dimana adalah tegangan creep C adalah tetapan konstan yang tergantung pada jenis material dan mekanisme khusus creep, m dan b adalah eksponen yang tergantung pada mekanisme creep, Q adalah energi aktivasi dari mekanisme creep, σ adalah tegangan yang diterima oleh benda, d adalah pertambahan panjang benda,k adalah tetapan botlzman dan T adalah suhu mutlak (dalam satuan kelvin).
  • 14. 14 Creep of polymers Creep dapat terjadi pada polimer dan logam yang dianggap bahan viskoelastik. Ketika bahan polimer terkena kekuatan mendadak, respon dapat dimodelkan dengan menggunakan model Kelvin-Voigt. Dalam model ini, bahan yang diwakili oleh pegas Hooke dan dashpot Newtonian secara paralel. Regangan creep diberikan oleh integral konvolusi berikut: where:  σ = applied stress  C0 = instantaneous creep compliance  C = creep compliance coefficient  = retardation time  = distribution of retardation times Ketika benda menerima tegangan konstan, bahan viskoelastik mengalami peningkatan waktu tergantung pada tegangan. Fenomena ini dikenal sebagai creep viskoelastik. Pada waktu t0, bahan viskoelastik dengan sarat tegangan konstan yang dipertahankan untuk jangka waktu yang cukup lama. Materi yang merespon stres dengan ketegangan yang meningkat sampai material pada akhirnya gagal. Ketika stres dipertahankan untuk jangka waktu yang lebih pendek, materi mengalami suatu regangan awal sampai t1 waktu di mana stres yang lega, pada saat ketegangan segera menurun (diskontinuitas) kemudian berlanjut menurun secara bertahap terhadap strain sisa. Applications Contoh aplikasi sifat mekanik creep adalah pada kapal uap yaitu terletak pada pipi-pipa yang berhubungan pada mesin uap,atau yang berfunsi sebagai pembawa uap. 2.4.8 resilience (kelentingan) Resilince adalah kemampuan bahan untuk menyerap energy pada waktu berdeformasi elasticdan kembali ke bentuk awal apabila apabila bendanya dihilangkan. Berikut adalah beberapa penjelasan tentang Resilince :
  • 15. 15 Uji tarik mungkin adalah cara pengujian bahan yang paling mendasar. Pengujian ini sangat sederhana, tidak mahal dan sudah mengalami standarisasi di seluruh dunia, misalnya di Amerika dengan ASTM E8 dan Jepang dengan JIS 2241. Dengan menarik suatu bahan kita akan segera mengetahui bagaimana bahan tersebut bereaksi terhadap tenaga tarikan dan mengetahui sejauh mana material itu bertambah panjang. Alat eksperimen untuk uji tarik ini harus memiliki cengkeraman (grip) yang kuat dan kekakuan yang tinggi (highly stiff). Brand terkenal untuk alat uji tarik antara lain adalah antara lain adalah Shimadzu, Instron dan Dartec. 1. Mengapa melakukan Uji Tarik? Banyak hal yang dapat kita pelajari dari hasil uji tarik. Bila kita terus menarik suatu bahan (dalam hal ini suatu logam) sampai putus, kita akan mendapatkan profil tarikan yang lengkap yang berupa kurva seperti digambarkan pada Gbr.1. Kurva ini menunjukkan hubungan antara gaya tarikan dengan perubahan panjang. Profil ini sangat diperlukan dalam desain yang memakai bahan tersebut. Gbr.1 Gambaran singkat uji tarik dan datanya Biasanya yang menjadi fokus perhatian adalah kemampuan maksimum bahan tersebut dalam menahan beban. Kemampuan ini umumnya disebut
  • 16. 16 “Ultimate Tensile Strength” disingkat dengan UTS, dalam bahasa Indonesia disebut tegangan tarik maksimum. Tegangan luluh pada data tanpa batas jelas antara perubahan elastis dan plastis Untuk hasil uji tarik yang tidak memiliki daerah linier dan landing yang jelas, tegangan luluh biasanya didefinisikan sebagai tegangan yang menghasilkan regangan permanen sebesar 0.2%, regangan ini disebut offset-strain (Gbr.6). Gbr.6 Penentuan tegangan luluh (yield stress) untuk kurva tanpa daerah linier Perlu untuk diingat bahwa satuan SI untuk tegangan (stress) adalah Pa (Pascal, N/m2) dan strain adalah besaran tanpa satuan.
  • 17. 17 BAB III KESIMPULAN Kesimpulan dari materi diatas adalah:  Ilmu bahan adalah suatu ilmu yang mempelajari karakteristik / sifat / perilaku logam, ditinjau dari sifat mekanik (kekuatan, keuletan, kekerasan, ketahanan lelah, dsb.), fisik (konduktivitas panas, listrik, massa jenis, magnetik, optik, dsb), kimia (ketahanan korosi, dsb) dan teknologi (kemampuan logam untuk dibentuk, dilas / disambung, dimesin, dicor dan dikeraskan).  Kekuatan adalah kemampuan bahan untuk menerima tegangan tanpa menyebabkan bahan menjadi patah. Contoh kekuatan tarik, kekuatan geser, kekuatan tekan, kekuatan torsi, dan kekuatan lengkung.  Kekerasan adalah tegangan alir plastis dari material yang diuji  Stiffnes adalah kemampuan bahan menerima tegangan atau beban tanpa mengakibatkan terjadinya perubahan bentuk (deformasi atau defleksi).  Elastisitas ( Plastticity ) adalah menyatakn kemampuan bahan untuk mengalami sejumblah deformasi plastik ( yang permanen ) tanpa mengakibatkan terjadinya kerusakan.  Ketangguhan adalah kemampuan menyerap energy pada daerah plastic.  Fatique (kelelahan) adalah salah satu jenis kegagalan(patah) pada komponen akibat beban dinamis (pembebanan yang erulang-ulang atau beruah-ubah).  Resilince adalah kemampuan bahan untuk menyerap energy pada waktu berdeformasi elasticdan kembali ke bentuk awal apabila apabila bendanya dihilangkan. Berikut adalah beberapa penjelasan tentang Resilince :
  • 18. 18 Daftar Pustaka 1. Mangonon. P.L, 1999 .’ The Principles of materials Selection for Engineering Design’, Printice-Hall International,Inc. Hal- 29 -81. 2. Smallman R.E. dan R.J. Bishop,1999. “ Metalurgi Fisik Moderen dan Rekayasa Material’ Erlangga. Jakarta. 3. Smith William F.,1999, Principles of Material Science and Enginering, Mc –Granhill Book Company, New York 4. Surdia Tata.,1989PengetahuanBahanTeknik,PT.PradianParamita, Jakarta 5. Anual Report, Germanischer Lloyd, 1983,1987, 1988. 6. www.unwahas.ac.id/publikasiilmiah/index.php/PROSIDING.../51 en.wikipedia.org 7. www.google.com 8. SumberpengetahuanBahan;W.Suherman