3. Teaching factory sebagai program belajar produktif
memerlukan pemahaman yang kompleks sesuai
dengan disiplin ilmunya. Hal tersebut sesuai dengan
teori konstruktivisme, sehingga muncul permasalahan
bagaimanakah penerapan teaching factory
menggunakan teori belajar konstruktivisme untuk
meningkatkan proses belajar dan hasil belajar siswa.
Permasalahn tersebut muncul karena kurang
maksimalnya proses dan hasil belajar pada mata
pelajaran produktif.
4. Berdasarkan uraian diatas memunculkan beberapa
permasalahan terkait upaya peningkatan hasil belajar
siswa pada mata pelajaran produktif melalui penerapan
teaching factory di SMK . Diantaranya adalah:
•Proses belajar dan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran produktif tidak maksimal
•Pemahaman tentang teaching factory serta komponen
pendukungnya
•Teori belajar konstruktivisme yang sesuai dengan
pembelajaran di SMK
•Penerapan teaching factory menggunakan teori
pembelajaran konstruktivisme
5. Metode pemecahan masalah yang akan digunakan dalam
penelitian tindakan kelas ini, yaitu dengan menerapkan model
pembelajaran teaching factory menggunakan teori belajar
konstruktivisme secara konsisten dan menyeluruh pada mata
pelajaran produktif. Diharapkan dengan menggunakan sistim ini,
informasi yang menyeluruh tentang materi yang diajarkan dapat
terbentuk dengan sendirinya dalam pemahaman siswa.
Diharapkan siswa membentuk pengetahuan tersebut dalam
bentuk keberanian menyampaikan pendapat, ide, gagasan,
pertanyaan, sanggahan, kerja individu secara terstruktur, kerja
kelompok serta tanggung jawab terhadap diri dan kelompoknya
meningkat. Dengan kata lain, kreativitas dan keberanian siswa
dalam kegiatan proses belajar mengajar (KBM) dapat meningkat,
yang pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar para siswa.
6. I. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui :
1. Penerapan pembelajaran teaching factory menggunakan teori belajar
konstruktivisme dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
produktif.
2. Keaktipan siswa dalam mata pelajaran produktif dengan menggunakan teori
belajar konstruktivisme.
3. Siswa merasa dirinya mendapat perhatian dan kesempatan untuk
menyampaikan
pendapat, gagasan, ide, dan pertanyaan.
4. Keberanian siswa mengungkapkan pendapat, ide, gagasan, pertanyaan dan
saran
meningkat.
5. Siswa dapat bekerja secara mandiri maupun berkelompok, serta mampu
mempertanggungjawabkan segala tugas individu maupun kelompok
6. Seluruh siswa dapat menguasai meteri pelajaran secara tuntas, karena selain
diajar
oleh guru, juga membangun pengetahuan sendiri..
7. Guru dapat meningkatkan hasil proses belajar mata pelajaran produktif.
7. Bagi siswa : Dapat meningkatkan keaktipan,
kreatifitas siswa dalam mengerjakan tugas mandiri, kelompok
baik yang terstruktur maupun yang tidak, yang pada akhirnya
akan meningkatkan hasil belajar siswa.
Bagi Guru : Sebagai salah satu alternatip
model pembelajaran dalam proses belajar mengajar (PBM).
Bagi Sekolah : Sebagai bahan pertimbangan oleh
sekolah untuk dapat dipergunakan guru-guru lain, khususnya
guru mata pelajaran
produktif dalam mengoptimalkan proses belajar mengajar
(PBM)
Untuk Pusdik K & P : Sebagai salah satu bahan
pertimbangan dalam mengambil suatu kebijakan guna
meningkatkan mutu pendidikan.
8. Hipotesis tindakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut: “Jika dalam
proses pembelajaran mata pelajaran
produktif menggunakan teori belajar
konstruktivisme, maka kualitas proses
dan hasil pembelajaran akan
meningkat”.
9. Teaching Factory adalah suatu konsep pembelajaran dalam
suasana sesungguhnya, sehingga dapat menjembatani
kesenjangan kompetensi antara kebutuhan industri dan
pengetahuan sekolah. Teknologi pembelajaran yang inovatif dan
praktek produktif merupakan konsep metode pendidikan yang
berorientasi pada manajemen pengelolaan siswa dalam
pembelajaran agar selaras dengan kebutuhan dunia industri.
(Brosur IGI, 2007).
Dalam pengertian lain bahwa pembelajaran berbasis produksi
adalah suatu proses pembelajaran keahlian atau ketrampilan yang
dirancang dan dilaksanakan berdasarkan prosedur dan standar
bekerja yang sesungguhnya (real job) untuk menghasilkan barang
atau jasa yang sesuai dengan tuntutan pasar atau konsumen.
Dengan kata lain barang yang diproduksi dapat berupa hasil
produksi yang dapat dijual atau yang dapat digunakan oleh
masyarakat, sekolah atau konsumen.