Makalah ini membahas tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan kesehatan reproduksi khususnya kanker serviks. Pembahasan dimulai dari definisi, etiologi, patofisiologi, klasifikasi, manifestasi, pemeriksaan diagnostik, penatalaksanaan, prognosis, hingga asuhan keperawatan yang dapat diberikan.
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
Kanker serviks (sistem reproduksi)
1. KATA PENGANTAR
Assalamualaikum warahmatullahiwabarakatuh.
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Asuhan
Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Kesehatan Reproduksi (Kanker Serviks)” sesuai
dengan waktu yang telah direncanakan.
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat dalam
memenuhi tugas terstruktur mata kuliah sistem reproduksi di Fakultas Kedokteran Program
Studi Ilmu Keperawatan Universitas Tanjungpura Pontianak.Selain itu, penulis sangat
berharap bahwa makalah ini dapat berguna bagi pembaca yang ingin sekedar menambah
pengetahuan.
Dalam penulisan skripsi ini penulis ucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada
berbagai pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis sadar bahwa masih banyak kekurangan yang ada di dalam makalah ini.Oleh
sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk
melakukan penelitian yang lebih mendalam lagi.
Wassalamualaikum warahmatullahiwabarakatuh
Pontianak, 26 Februari 2013
Penulis
1
2. DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................................................... 1
B. Masalah ................................................................................................................ 2
C. Tujuan .................................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................ 3
A. Definisi ................................................................................................................. 3
B. Etiologi ................................................................................................................. 3
C. Patofisiologi .......................................................................................................... 4
D. Klasifikasi ............................................................................................................. 5
E. Manifestasi ............................................................................................................ 6
F. Pemeriksaan Diagnostik ...................................................................................... 7
G. Penatalaksanaan .................................................................................................. 8
H. Prognosis............................................................................................................... 8
I. Asuhan Keperawatan............................................................................................ 8
BAB III PENUTUP ............................................................................................................... 15
A. Kesimpulan ......................................................................................................... 15
B. Saran .................................................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA
2
3. ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN
KESEHATAN REPRODUKSI (KANKER SERVIKS)
DISUSUN OLEH:
RISTA SUCI RUSMIYATI (I3111134)
M. IKBARUL FIKRIL AZIZ (I3111135)
DWI ASTUTI (I3111136)
NURAYSIH (I3111137)
NURSAMSU (I3111138)
TRY MARDHANI (I3111139)
DWI AGUNG SANTOSO (I3111140)
DEVI OKTAVIA UTAMI (I3111141)
SRI YUNIARTI (I3111142)
RIZKI NURHAFIZAH (I3111143)
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
TAHUN 2013
3
4. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa usia lanjut merupakan periode penutup dalam rentang hidup seseorang, yaitu suatu
periode dimana seseorang telah beranjak jauh dari periode terdahulu yang lebih menyenangkan atau
beranjak dari waktu yang penuh dengan manfaat. Secara biologis penduduk lanjut usia adalah penduduk
yang mengalami proses penuaan secara terus menerus, yang ditandai dengan menurunnya daya tahan
fisik yaitu semakin rentannya terhadap serangan penyakit yang dapat menyebabkan kematian. Hal ini
disebabkan terjadinya perubahan dalam struktur dan fungsi sel, jaringan, serta sistem organ.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggolongkan lanjut usia menjadi 4 yaitu : Usia
pertengahan (middle age) 45 -59 tahun, Lanjut usia (elderly) 60 -74 tahun, lanjut usia tua (old) 75 – 90
tahun dan usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun.
Salah satu masalah penting dalam lanjut usia adalah kesehatan reproduksi lanjut usia. Masalah
reproduksi pada usia lanjut terutama pada seorang wanita sangat dirasakan ketika masa kesuburannya
berakhir (menopause), meskipun sebenarnya seorang laki-laki juga akan menghadapi hal yang sama
yaitu mengalami penurunan fungsi reproduksi (andropause) walaupun dalam hal ini kejadiannya lebih
tua dibanding pada seorang wanita.
Terbitnya UU no 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia disebutkan pelayanan
kesehatan reproduksi bagi usia lanjut dimaksudkan untuk memelihara dan meningkatkan derajat
kesehatan dan kemampuan lanjut usia agar kondisi fisik, mental dan sosialnya dapat berfungsi secara
wajar.
Kanker Leher Rahim (Kanker Serviks) merupakan salah satu penyakit yang paling sering
ditemukan pada wanita berusia 35-55 atau dengan kata lain pada usia pertengahan sampai dengan lanjut
usia.Hingga saat ini kanker serviks merupakan penyebab kematian terbanyak akibat penyakit kanker di
negara berkembang.Sesungguhnya penyakit ini dapat dicegah bila program skrining sitologi dan
pelayanan kesehatan diperbaiki.Diperkirakan setiap tahun dijumpai sekitar 500.000 penderita baru di
seluruh dunia dan umumnya terjadi di negara berkembang.
Kanker Leher Rahim (Kanker Serviks) adalah tumor ganas yang tumbuhdi dalam leher
rahim/serviks.Penyakit ini berawal dari infeksi virus yang merangsang perubahanperilaku sel epitel
serviks.Pada saat ini sedang dilakukan penelitian vaksinasisebagai upaya pencegahan dan terapi utama
penyakit ini di masa mendatang.Risiko terinfeksi virus HPV dan beberapa kondisi lain seperti
perilakuseksual, kontrasepsi, atau merokok akan mempromosi terjadinya kanker serviks.
4
5. Mekanisme timbulnya kanker serviks ini merupakan suatu proses yang kompleksdan sangat
variasi hingga sulit untuk dipahami.Insiden dan mortalitas kanker serviks di dunia menempati urutan
keduasetelah kanker payudara.sementara itu, di negara berkembang masih menempatiurutan pertama
sebagai penyebab kematian akibat kanker pada usia reproduktif.Hampir 80% kasus berada di negara
berkembang. Sebelum tahun 1930, kanker servik merupakan penyebab utama kematian wanita dan
kasusnya turun secaradrastik semenjak diperkenalkannya teknik skrining pap smear oleh
Papanikolau.Namun, sayang hingga kini program skrining belum lagi memasyarakat di Negara
berkembang, hingga mudah dimengerti mengapa insiden kanker serviks masihtetap tinggi.
B. Masalah
1. Apakah pengetian dari kanker serviks?
2. Apakah penyebab dari kanker serviks?
3. Bagaimanakah patofisiologi dari kanker serviks?
4. Apa sajakah klasifikasi kanker serviks?
5. Manifestasi apa sajakah yang terjadi pada penderita kanker serviks?
6. Bagaimana pemeriksaan diagnostik pada penderta kanker serviks?
7. Bagaimanakah penatalaksanaan pada penderita kanker serviks?
8. Bagaimana prognosis pada penderita kanker serviks?
9. Bagaimana asuhan keperawatan yang dapat diterapkan pada penderita kanker serviks?
C. Tujuan
1. Mengetahui dan memahami pengetian dari kanker serviks
2. Mengetahui dan memahami penyebab dari kanker serviks
3. Mengetahui dan memahami patofisiologi dari kanker serviks
4. Mengetahui dan memahami klasifikasi kanker serviks
5. Mengetahui dan memahami manifestasi apa sajakah yang terjadi pada penderita kanker serviks
6. Mengetahui dan memahami pemeriksaan diagnostik pada penderta kanker serviks
7. Mengetahui dan memahami penatalaksanaan pada penderita kanker serviks
8. Mengetahui dan memahami prognosis pada penderita kanker serviks
9. Mengetahui dan memahami asuhan keperawatan yang dapat diterapkan pada penderita kanker
serviks
5
6. BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI
Kanker serviks adalah penyakit akibat tumor ganas pada daerah mulut rahim
sebagai akibat dari adanya pertumbuhan jaringan yang tidak terkontrol dan merusak
jaringan normal di sekitarnya (FKUI, 1990; FKKP, 1997).
Kanker Serviks adalah pertumbuhan sel-sel mulut rahim/serviks yang abnormal
dimana sel-sel ini mengalami perubahan kearah displasia atau mengarah
keganasan.Kanker ini hanya menyerang wanita yang pernah atau sekarang dalam status
sexually active.Tidak pernah ditemukan wanita yang belum pernah melakukan hubungan
seksual pernah menderita kanker ini.Biasanya kanker ini menyerang wanita yang telah
berumur, terutama paling banyak pada wanita yang berusia 35-55 tahun.Akan tetapi,
tidak mustahil wanita yang mudapun dapat menderita penyakit ini, asalkan memiliki
faktor risikonya.
B. ETIOLOGI
Penyebab kanker serviks belum jelas diketahui namun ada beberapa faktor resiko
dan predisposisi yang menonjol, antara lain :
1. Umur pertama kali melakukan hubungan seksual
Kanker serviks terbanyak dijumpai pada wanita yang sering partus.Semakin sering
partus semakin besar kemungkinan resiko mendapat karsinoma serviks.
2. Jumlah kehamilan dan partus
6
7. Penelitian menunjukkan bahwa semakin muda wanita melakukan hubungan seksual
semakin besar mendapat kanker serviks. Kawin pada usia 20 tahun dianggap masih
terlalu muda.
3. Jumlah perkawinan
Wanita yang sering melakukan hubungan seksual dan berganti-ganti pasangan
mempunyai faktor resiko yang besar terhadap kankers serviks ini.
4. Infeksi virus
Infeksi virus herpes simpleks (HSV-2) dan virus papiloma atau virus kondiloma
akuminata diduga sebagai factor penyebab kanker serviks.
5. Sosial Ekonomi
Karsinoma serviks banyak dijumpai pada golongan sosial ekonomi rendah mungkin
faktor sosial ekonomi erat kaitannya dengan gizi, imunitas dan kebersihan
perseorangan.Pada golongan sosial ekonomi rendah umumnya kuantitas dan kualitas
makanan kurang hal ini mempengaruhi imunitas tubuh.
6. Hygiene dan sirkumsisi
Diduga adanya pengaruh mudah terjadinya kankers serviks pada wanita yang
pasangannya belum disirkumsisi.Hal ini karena pada pria non sirkum hygiene penis
tidak terawat sehingga banyak kumpulan-kumpulan smegma.
7. Merokok dan AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim)
Merokok akan merangsang terbentuknya sel kanker, sedangkan pemakaian AKDR
akan berpengaruh terhadap serviks yaitu bermula dari adanya erosi diserviks yang
kemudian menjadi infeksi yang berupa radang yang terus menerus, hal ini dapat
sebagai pencetus terbentuknya kanker serviks.
C. PATOFISIOLOGI
Karsinoma serviks adalah penyakit yang progresif, mulai dengan intraepitel,
berubah menjadi neoplastik, dan akhirnya menjadi kanker serviks setelah 10 tahun atau
lebih.Secara histopatologi lesi pre invasif biasanya berkembang melalui beberapa stadium
displasia (ringan, sedang dan berat) menjadi karsinoma insitu dan akhirnya invasif.
Berdasarkan karsinogenesis umum, proses perubahan menjadi kanker diakibatkan oleh
adanya mutasi gen pengendali siklus sel. Gen pengendali tersebut adalah onkogen, tumor
supresor gene, dan repair genes.
Onkogen dan tumor supresor gen mempunyai efek yang berlawanan dalam
karsinogenesis, dimana onkogen memperantarai timbulnya transformasi maligna,
7
8. sedangkan tumor supresor gen akan menghambat perkembangan tumor yang diatur oleh
gen yang terlibat dalam pertumbuhan sel. Meskipun kanker invasive berkembang melalui
perubahan intraepitel, tidak semua perubahan ini progres menjadi invasif. Lesi preinvasif
akan mengalami regresi secara spontan sebanyak 3 -35%.
Bentuk ringan (displasia ringan dan sedang) mempunyai angka regresi yang
tinggi.Waktu yang diperlukan dari displasia menjadi karsinoma insitu (KIS) berkisar
antara 1 – 7 tahun, sedangkan waktu yang diperlukan dari karsinoma insitu menjadi
invasif adalah 3 – 20 tahun (TIM FKUI, 1992). Proses perkembangan kanker serviks
berlangsung lambat, diawali adanya perubahan displasia yang perlahan-lahan menjadi
progresif. Displasia ini dapat muncul bila ada aktivitas regenerasi epitel yang meningkat
misalnya akibat trauma mekanik atau kimiawi, infeksi virus atau bakteri dan gangguan
keseimbangan hormon. Dalam jangka waktu 7 – 10 tahun perkembangan tersebut menjadi
bentuk preinvasif berkembang menjadi invasif pada stroma serviks dengan adanya proses
keganasan.
Perluasan lesi di serviks dapat menimbulkan luka, pertumbuhan yang eksofitik
atau dapat berinfiltrasi ke kanalis serviks.Lesi dapat meluas ke forniks, jaringan pada
serviks, parametria dan akhirnya dapat menginvasi ke rektum dan atau vesika urinaria.
Virus DNA ini menyerang epitel permukaan serviks pada sel basal zona transformasi,
dibantu oleh faktor risiko lain mengakibatkan perubahan gen pada molekul vital yang
tidak dapat diperbaiki, menetap, dan kehilangan sifat serta kontrol pertumbuhan sel normal
sehingga terjadi keganasan (Suryohudoyo, 1998; Debbie, 1998).
D. KLASIFIKASI KANKER SERVIKS
Klasifikasi Kanker Serviks menurut FIGO 1978
Tingkat Kriteria
0 Karsinoma In Situ ( KIS), membran basalis utuh
I Proses terbatas pada servks walaupun ada perluasan ke korpus uteri
Ia Karsinoma mikro invasif, bila membran basalis sudah rusak dan sel tumor sudah
stroma tidak > 3 mm, dan sel tumor tidak tedapat didalam pembuluh limfe atau
pembuluh darah.
8
9. Ib Secara klinis tumor belum tampak sebagai karsinoma, tetapi pada pemeriksaan
histologi ternyata sel tumor telah mengadakan invasi stroma melebihi Ia
II Proses keganasan telah keluar dari serviks dan menjalar 2/3 bagian atas vagina
dan parametrium, tetapi tidak sampai dinding panggul
II a Penyebaran hanya ke vagina, parametrium masih bebas dari infitrat tumor
II b Penyebaran ke parametrum, uni atau bilateral, tetapi belum sampai dinding
panggul
III a Penyebaran sampai ½ bagian distal vagina, sedang parametrium tidak
dipersoalkan asal tidak sampai dinding panggul.
III b Penyebaran sudah sampai dinding panggul, tidak ditemukan daerah infiltrat
antara tumor dengan dinding panggul.
IV Proses keganasan telah keluar dari panggul kecil dan melibatkan mokusa rektum
dan atau vesika urinaria atau telah bermetastasi keluar panggul ketempat yang
jauh
IV a Proses sudah sampai mukosa rektum dan atau vesika urinaria atau sudah keluar
dari pangul kecil, metastasi jauh belum terjadi
IV b Telah terjadi metastasi jauh.
E. MANIFESTASI KLINIS
1. Keputihan
Menurut Dalimartha (2004), gejala kanker serviks pada kondisi pra-kanker ditandai
dengan Fluor albus (keputihan) merupakan gejala yang sering ditemukan getah yang
keluar dari vagina ini makin lama akan berbau busuk akibat infeksi dan nekrosis
jaringan. Dalam hal demikian, pertumbuhan tumor menjadi ulseratif.
9
10. 2. Perdarahan
Perdarahan yang dialami segera setelah bersenggama (disebut sebagai perdarahan
kontak) merupakan gejala karsinoma serviks (75 -80%).Pada tahap awal, terjadinya
kanker serviks tidak ada gejala-gejala khusus. Biasanya timbul gejala berupa ketidak
teraturannya siklus haid, amenorhea, hipermenorhea, dan penyaluran sekret vagina
yang sering atau perdarahan intermenstrual, post koitus serta latihan berat. Perdarahan
yang khas terjadi pada penyakit ini yaitu darah yang keluar berbentuk mukoid.
Menurut Baird (1991) tidak ada tanda-tanda khusus yang terjadi pada klien kanker
serviks.Perdarahan setelah koitus atau pemeriksaan dalam (vaginal toussea)
merupakan gejala yang sering terjadi.Karakteristik darah yang keluar berwarna merah
terang dapat bervariasi dari yang cair sampai menggumpal.Perdarahan rektum dapat
terjadi karena penyebaran sel kanker yang juga merupakan gejala penyakit lanjut.
3. Nyeri
Dirasakan dapat menjalar ke ekstermitas bagian bawah dari daerah lumbal.Pada tahap
lanjut, gejala yang mungkin dan biasa timbul lebih bervariasi, sekret dari vagina
berwarna kuning, berbau dan terjadinya iritasi vagina serta mukosa vulva. Perdarahan
pervagina akan makin sering terjadi dan nyeri makin progresif. Gejala lebih lanjut
meliputi nyeri yang menjalar sampai kaki, hematuria dan gagal ginjal dapat terjadi
karena obstruksi ureter.
F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Sitologi/pap smear
Keuntungan: murah, dapat memeriksa bagian-bagian yang tidak terlihat.
Kelemahan: tidak dapat menentukan lokasi.
2. Scientist
Epitel karsinoma serviks tidak mengandung glikogen karena tidak mengikat yodium.
Kalau porsio diberi yodium maka epitel karsinoma yang normal akan berwarna coklat
tua, sedang yang terkena kaersinoma tidak berwarna.
3. Koloskopi
Memeriksa dengan menggunakan alat untuk melihat serviks dengan lampu dan
dibesarkan 10-40x. Keuntungan: dapat melihat jelas daerah yang bersangkutan
sehingga mudah untuk melakukan biopsi. Kelemahan: hanya dapat memeriksa daerah
yang terlihat saja yaitu porsio, sedangkan kelainan pada skuamosa kolumnar junction
dan intraservikal tidak terlihat.
10
11. 4. Kolpomikroskopi
Melihat hapusan vagina (Pap Smear) dengan pembesaran sampai 200x.
5. Biopsi
Dengan biopsi dapat ditemukan atau ditentukan jenis karsinomanya.
6. Konisasi
Dengan cara mengangkat jaringan yang berisi selaput lendir serviks dan epitel gepeng
dan kelenjarnya. Konisasi dilakukan bila hasil sitologi meragukan dan pada serviks
tidak tampak kelainan-kelainan yang jelas.
G. PENATALAKSANAAN
Tingkat Penatalaksanaan
0 Biopsi kerucut, Histerektomi transvaginal.
Ia Biopsi kerucut, Histerektomi transvaginal.
I b,II a Histerektomi radikal dengan limfadenektomi panggul dan evaluasi kelenjar
limfe paraaorta (bila terdapat metastasis dilakukan radioterapi pasca
pembedahan).
II b, III, IV Histerektomi transvaginal.
IV a, IV b Radioterapi, radiasi paliatif, kemoterapi.
H. PROGNOSIS
Setelah pengobatan maka akan baik jika lesi ditemukan dan diobati lebih dini.
Tingkat kesembuhan dapat mencapai 85 % untuk stadium I, 50-60 % untuk stadium II, 30
% untuk stadium III, dan 5-10 % untuk stadium IV.
I. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL
1. Cemas b.d. Situasi krisis.
2. Intoleran aktifitas b.d. kelelahan, malnutrisi, penurunan mobilitas.
3. Ketidakseimbangan nutrisi: Kurang dari kebutuhan tubuh b.d. Status hipermatebolik
berkenaan dengan kanker.
4. Risiko infeksi b.d. Ketidakadekuatan pertahanan sekunder.
5. Risiko kerusakan integritas kulit b.d. Efek radiasi dan kemoterapi.
J. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
11
12. o Data dasar
Pengumpulan data pada pasien dan keluarga dilakukan dengan cara anamnesa,
pemeriksaan fisik dan melalui pemeriksaan penunjang
1. Data pasien :
Identitas pasien, usia, status perkawinan, pekerjaan jumlah anak, agama, alamat jenis
kelamin dan pendidikan terakhir.
2. Keluhan utama : pasien biasanya datang dengan keluhan intra servikal dan disertai
keputihan menyerupai air.
3. Riwayat penyakit sekarang :
Biasanya klien pada stsdium awal tidak merasakan keluhan yang mengganggu, baru
pada stadium akhir yaitu stadium 3 dan 4 timbul keluhan seperti : perdarahan,
keputihan dan rasa nyeri intra servikal.
4. Riwayat penyakit sebelumnya :
Data yang perlu dikaji adalah : Riwayat abortus, infeksi pasca abortus, infeksi masa
nifas, riwayat ooperasi kandungan, serta adanya tumor. Riwayat keluarga yang
menderita kanker.
5. Keadaan Psiko-sosial-ekonomi dan budaya:
Ca. Serviks sering dijumpai pada kelompok sosial ekonomi yang rendah, berkaitan
erat dengan kualitas dan kuantitas makanan atau gizi yang dapat mempengaruhi
imunitas tubuh, serta tingkat personal hygiene terutama kebersihan dari saluran
urogenital.
o Data khusus:
1. Riwayat kebidanan ; paritas, kelainan menstruasi, lama,jumlah dan warna darah,
adakah hubungan perdarahan dengan aktifitas, apakah darah keluar setelah koitus,
pekerjaan yang dilakukan sekarang
2. Pemeriksaan penunjang
Sitologi dengan cara pemeriksaan Pap Smear, kolposkopi, servikografi, pemeriksaan
visual langsung, gineskopi.
K. RENCANA KEPERAWATAN
12
13. NO DIAGNOSA PERENCANAAN
KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI
1. Cemas b.d. Situasi o Klien menunjukkan 1. Reduksi kecemasan
krisis. kontrol kecemasan o Kaji tingkat kecemasan
dengan kriteria: dan respon fisiknya.
o Dapat mengidentifikasi, o Gunakan kehadiran,
verbalisasi, dan sentuhan (dengan ijin),
mendemonstrasikan verbalisasi untuk
teknik menurunkan mengingatkan klien tidak
kecemasan. sendiri.
o Menunjukkan postur, o Terima pasien dan
ekspresi wajah, perilaku, keluarganya apa adanya.
tingkat aktivitas yang o Gali reaksi personal dan
menggambarkan ekspresi cemas.
kecemasan menurun. o Bantu mengidentifikasi
o mampu mengidentifikasi penyebab.
dan verbalisasi penyebab o Gunakan empati untuk
cemas. mendukung orang tua.
o Anjurkan untuk berfikir
positif.
o Intervensi terhadap sumber
cemas.
o Jelaskan aktivitas,
prosedur.
o Gali koping klien.
o Bantu orang tua
mendefinisikan tingkat
kecemasan.
o Ajarkan teknik distraksi
dan relaksasi
2. Intoleransi aktifitas Klien toleran terhadap 1. Perawatan jantung:
b.d. kelelahan, aktivitas dengan kriteria: Rehabilitasi
malnutrisi, o Kebutuhan ADL terpenuhi. o Tingkatkan aktivitas klien
13
14. penurunan o Memperlihatkan toleransi setiap shift sesuai indikasi.
mobilitas. terhadap aktivitas (nadi, o Bantu klien menyusun
pernafasan stabil pada frekuensi ambulasi.
saat latihan aktivitas). o Berikan periode istirahat
yang adekuat.
o Tingkatkan aktivitas
perawatan diri klien dari
perawatan parsial sampai
komplit sesuai indikasi.
2. Monitoring tanda-tanda vital
o Ukur tanda-tanda vital
sebelum dan sesudah
aktivitas.
3. Dukungan emosional
o Identifikasi dan hargai
kemajuan yang dicapai
klien.
4. Manajemen energi
o Rencanakan periode
istirahat yang adekuat
sesuai dengan jadwal
harian klien.
o Bantu klien untuk
menyimpan kekuatan
seperti istirahat sebelum
dan sesudah aktivitas.
o Bantu ADL s jika perlu.
5. Pendidikan kesehatan
o Ajarkan cara memantau
14
15. respon fisiologis terhadap
aktivitas.
o Ajarkan cara menghemat
energi selama/saat
kerja/aktivitas:
- Perlunya waktu
istirahat sebelum
dan sesudah
aktivitas/kerja.
- Hentikan jika
merasa letih dan
hipoksia.
o Instruksikan untuk
konsultasi jika akan
meningkatkan aktivitas.
3 Ketidakseimbangan Status nutrisi klien seimbang o Timbang BB sesuai
nutrisi: Kurang dari dengan kriteria: indikasi.
kebutuhan tubuh o BB stabil. o Monitor intake klien.
b.d. Status o Turgor kulit membaik. o Berikan makanan dalam
hipermatebolik o Intake makanan meningkat. porsi kecil tapi sering dan
berkenaan dengan sajikan dalam keadaan
kanker. hangat.
o Anjurkan klien menjaga
kebuersihan mulutnya.
o Atur lingkungan yang
tenang dan bersih selama
makan.
o Pasang sonde jika perlu,
dengan menggunakan
teknik bersih.
o Observasi keadaan sonde.
o Lakukan aspirasi pada
15
16. sonde sblm pemberian
makan.
o Posisikan kepala klien
lebih tinggi dari kaki.
o Pantau masukan dan
haluaran.
o Berikan nutrisi parenteral
sesuai indikasi
4. Risiko infeksi b.d. o Menunjukkan kontrol 1. Kontrol infeksi
Ketidakadekuatan infeksi selama dalam o Bersihkan lingkungan
pertahanan perawatan dengan secara rutin.
sekunder, Tindakan kriteria: o Batasi jumlah
invasif. o Bebas dari tanda pengunjung.
infeksi. o Ajarkan cara mencuci
o 2. Mendemonstrasika tangan klien.
n tindakan hygienes o Anjurkan klien untuk
seperti mencuci mencuci tangan sebelum
tangan, oral care, dan sesudah melkukan
perineal care. aktivitas.
o Gunakan sabun anti
mikroba untuk cuci
tangan.
o Gunakan sarung tangan
dalam setiap tindakan.
o Pakai gaun khusus.
o Cukur dan bersihkan kulit
sebagai persiapan
tindakan invasif.
o Pertahankan lingkungan
aseptik ketika mengganti
NGT.
o Ganti iv line sesuai
16
17. protap.
o Gunakan perawatan
aseptik pada iv line.
o Berikan intake mutrisi
yang adekuat.
o Berikan cairan dan
istirahat yang cukup.
o Atur pemberian
antibiotik.
o Ajarkan kepada keluarga
tanda-tanda infeksi.
2. Proteksi infeksi
o Monitor tanda infeksi
lokal dan sistemik.
o Monitor granulosit, WBC,
diferensiasi.
o Inspeksi kulit dan mukosa
dari kemerahan, panas,
atau drainase.
o Batasi pengunjung.
o Pertahankan teknik
isolasi.
o Lakukan perawatan kulit
yang baik.
o Lakukan kultur.
o Sediakan peningkatan
aktivitas dan mobilisasi.
o Ajarkan kepada keluarga
cara mencegah infeksi.
o Jauhkan bunga segar dan
hewan dari area pasien.
o Laporan adanya dugaan
17
18. infeksi pada pasien.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kanker Leher Rahim (Kanker Serviks) adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam
leher rahim/serviksKanker Leher Rahim (Kanker Serviks) merupakan salah satu penyakit
yang paling sering ditemukan pada wanita berusia 35-55 tahun. Penyakit ini berawal dari
infeksi virus yang merangsang perubahan perilaku sel epitel serviks. Pada saat ini sedang
dilakukan penelitian vaksinasi sebagai upaya pencegahan dan terapi utama penyakit ini di
18
19. masa mendatang. Risiko terinfeksi virus HPV dan beberapa kondisi lain seperti perilaku
seksual, kontrasepsi, atau merokok akan mempromosi terjadinya kanker serviks.
Kanker ini hanya menyerang wanita yang pernah atau sekarang dalam status
sexually active.Tidak pernah ditemukan wanita yang belum pernah melakukan hubungan
seksual pernah menderita kanker ini. Biasanya kanker ini menyerang wanita yang telah
berumur, akan tetapi tidak mustahil wanita yang mudapun dapat menderita penyakit ini,
asalkan memiliki faktor risikonya.
B. Saran
Hal terpenting menghadapi penderita kanker serviks adalah menegakkan
diagnosis sedini mungkin dan memberikan terapi yang efektif sekaligus prediksi
prognosisnya. Hingga saat ini pilihan terapi masih terbatas pada operasi, radiasi dan
kemoterapi, atau kombinasi dari beberapa modalitas terapi ini. Namun, tentu saja terapi
ini masih berupa simptomatis karena masih belum menyentuh dasar penyebab kanker
yaitu adanya perubahan perilaku sel. Terapi yang lebih mendasar atau imunoterapi masih
dalam tahap penelitian.
Saat ini pilihan terapi sangat tergantung pada luasnya penyebaran penyakit secara
anatomis dan senantiasa berubah seiring dengan kemajuanteknologi kedokteran.
Penentuan pilihan terapi dan prediksi prognosisnya atau untuk membandingkan tingkat
keberhasilan terapi baru harus berdasarkan pada perluasan penyakit. Secara universal
disetujui penentuan luasnya penyebaran penyakit melalui sistem stadium.
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, L.J. 2001.Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8.EGC. Jakarta
Carpenter, L. J. 1998.Diagnosa Keperawatan Aplikasi pada Praktek Klinis.Edisi 6.EGC.
Jakarta
Farrer, H. 2001. Perawatan Maternitas. Edisi 2.EGC. Jakarta
Guyton.Hall. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9.EGC. Jakarta
Hinchliff, S. 1999. Kamus Keperawatan. Edisi 17.EGC. Jakarta
http://www. Us elsevierhealth.com. Nursing diagnoses. Outcomes and interventions
19
20. Manuaba. 1998. Ilmu Kebidanan, PenyakitKandungan dan Keluarga Berencana. EGC.
Jakarta
Mansyoer, A., Dkk. 1999. Kapita SeleKta Kedokteran.Media Aeskulapius FKUI. Jakarta
NANDA. 2001. Nursing Diagnoses: Definitions & Classification. Philadelphia
Sarwono, P. 1994. Ilmu Kebidanan. Balai Penerbit UI. Jakarta
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan
Kesehatan Maternal dan Neonatal. Tridasa. Jakarta
20