SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  20
KATA PENGANTAR


       Assalamualaikum warahmatullahiwabarakatuh.
       Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Asuhan
Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Kesehatan Reproduksi (Kanker Serviks)” sesuai
dengan waktu yang telah direncanakan.
       Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat dalam
memenuhi tugas terstruktur mata kuliah sistem reproduksi di Fakultas Kedokteran Program
Studi Ilmu Keperawatan Universitas Tanjungpura Pontianak.Selain itu, penulis sangat
berharap bahwa makalah ini dapat berguna bagi pembaca yang ingin sekedar menambah
pengetahuan.
       Dalam penulisan skripsi ini penulis ucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada
berbagai pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini.
       Penulis sadar bahwa masih banyak kekurangan yang ada di dalam makalah ini.Oleh
sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk
melakukan penelitian yang lebih mendalam lagi.
       Wassalamualaikum warahmatullahiwabarakatuh




                                                 Pontianak, 26 Februari 2013




                                                                 Penulis




                                                                                      1
DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR .............................................................................................................. i

DAFTAR ISI............................................................................................................................ ii

 BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................... 1

            A. Latar Belakang .................................................................................................... 1

            B. Masalah ................................................................................................................ 2

            C. Tujuan .................................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................ 3

            A. Definisi ................................................................................................................. 3

             B. Etiologi ................................................................................................................. 3

            C. Patofisiologi .......................................................................................................... 4

            D. Klasifikasi ............................................................................................................. 5

            E. Manifestasi ............................................................................................................ 6

            F. Pemeriksaan Diagnostik ...................................................................................... 7

            G. Penatalaksanaan .................................................................................................. 8

            H. Prognosis............................................................................................................... 8

            I. Asuhan Keperawatan............................................................................................ 8

BAB III PENUTUP ............................................................................................................... 15

            A. Kesimpulan ......................................................................................................... 15

             B. Saran .................................................................................................................. 15

DAFTAR PUSTAKA




                                                                                                                                          2
ASUHAN KEPERAWATAN
    PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN
KESEHATAN REPRODUKSI (KANKER SERVIKS)




                DISUSUN OLEH:


        RISTA SUCI RUSMIYATI (I3111134)
       M. IKBARUL FIKRIL AZIZ (I3111135)
             DWI ASTUTI (I3111136)
              NURAYSIH (I3111137)
             NURSAMSU (I3111138)
           TRY MARDHANI (I3111139)
        DWI AGUNG SANTOSO (I3111140)
        DEVI OKTAVIA UTAMI (I3111141)
            SRI YUNIARTI (I3111142)
         RIZKI NURHAFIZAH (I3111143)


        FAKULTAS KEDOKTERAN
  PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
                TAHUN 2013
                                           3
BAB I
                                         PENDAHULUAN


A. Latar Belakang
            Masa usia lanjut merupakan periode penutup dalam rentang hidup seseorang, yaitu suatu
   periode dimana seseorang telah beranjak jauh dari periode terdahulu yang lebih menyenangkan atau
   beranjak dari waktu yang penuh dengan manfaat. Secara biologis penduduk lanjut usia adalah penduduk
   yang mengalami proses penuaan secara terus menerus, yang ditandai dengan menurunnya daya tahan
   fisik yaitu semakin rentannya terhadap serangan penyakit yang dapat menyebabkan kematian. Hal ini
   disebabkan terjadinya perubahan dalam struktur dan fungsi sel, jaringan, serta sistem organ.
            Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggolongkan lanjut usia menjadi 4 yaitu : Usia
   pertengahan (middle age) 45 -59 tahun, Lanjut usia (elderly) 60 -74 tahun, lanjut usia tua (old) 75 – 90
   tahun dan usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun.
            Salah satu masalah penting dalam lanjut usia adalah kesehatan reproduksi lanjut usia. Masalah
   reproduksi pada usia lanjut terutama pada seorang wanita sangat dirasakan ketika masa kesuburannya
   berakhir (menopause), meskipun sebenarnya seorang laki-laki juga akan menghadapi hal yang sama
   yaitu mengalami penurunan fungsi reproduksi (andropause) walaupun dalam hal ini kejadiannya lebih
   tua dibanding pada seorang wanita.
            Terbitnya UU no 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia disebutkan pelayanan
   kesehatan reproduksi bagi usia lanjut dimaksudkan untuk memelihara dan meningkatkan derajat
   kesehatan dan kemampuan lanjut usia agar kondisi fisik, mental dan sosialnya dapat berfungsi secara
   wajar.
            Kanker Leher Rahim (Kanker Serviks) merupakan salah satu penyakit yang paling sering
   ditemukan pada wanita berusia 35-55 atau dengan kata lain pada usia pertengahan sampai dengan lanjut
   usia.Hingga saat ini kanker serviks merupakan penyebab kematian terbanyak akibat penyakit kanker di
   negara berkembang.Sesungguhnya penyakit ini dapat dicegah bila program skrining sitologi dan
   pelayanan kesehatan diperbaiki.Diperkirakan setiap tahun dijumpai sekitar 500.000 penderita baru di
   seluruh dunia dan umumnya terjadi di negara berkembang.
            Kanker Leher Rahim (Kanker Serviks) adalah tumor ganas yang tumbuhdi dalam leher
   rahim/serviks.Penyakit ini berawal dari infeksi virus yang merangsang perubahanperilaku sel epitel
   serviks.Pada saat ini sedang dilakukan penelitian vaksinasisebagai upaya pencegahan dan terapi utama
   penyakit ini di masa mendatang.Risiko terinfeksi virus HPV dan beberapa kondisi lain seperti
   perilakuseksual, kontrasepsi, atau merokok akan mempromosi terjadinya kanker serviks.


                                                                                                         4
Mekanisme timbulnya kanker serviks ini merupakan suatu proses yang kompleksdan sangat
   variasi hingga sulit untuk dipahami.Insiden dan mortalitas kanker serviks di dunia menempati urutan
   keduasetelah kanker payudara.sementara itu, di negara berkembang masih menempatiurutan pertama
   sebagai penyebab kematian akibat kanker pada usia reproduktif.Hampir 80% kasus berada di negara
   berkembang. Sebelum tahun 1930, kanker servik merupakan penyebab utama kematian wanita dan
   kasusnya turun secaradrastik semenjak diperkenalkannya teknik skrining pap smear oleh
   Papanikolau.Namun, sayang hingga kini program skrining belum lagi memasyarakat di Negara
   berkembang, hingga mudah dimengerti mengapa insiden kanker serviks masihtetap tinggi.
B. Masalah
      1. Apakah pengetian dari kanker serviks?
      2. Apakah penyebab dari kanker serviks?
      3. Bagaimanakah patofisiologi dari kanker serviks?
      4. Apa sajakah klasifikasi kanker serviks?
      5. Manifestasi apa sajakah yang terjadi pada penderita kanker serviks?
      6. Bagaimana pemeriksaan diagnostik pada penderta kanker serviks?
      7. Bagaimanakah penatalaksanaan pada penderita kanker serviks?
      8. Bagaimana prognosis pada penderita kanker serviks?
      9. Bagaimana asuhan keperawatan yang dapat diterapkan pada penderita kanker serviks?
C. Tujuan
      1. Mengetahui dan memahami pengetian dari kanker serviks
      2. Mengetahui dan memahami penyebab dari kanker serviks
      3. Mengetahui dan memahami patofisiologi dari kanker serviks
      4. Mengetahui dan memahami klasifikasi kanker serviks
      5. Mengetahui dan memahami manifestasi apa sajakah yang terjadi pada penderita kanker serviks
      6. Mengetahui dan memahami pemeriksaan diagnostik pada penderta kanker serviks
      7. Mengetahui dan memahami penatalaksanaan pada penderita kanker serviks
      8. Mengetahui dan memahami prognosis pada penderita kanker serviks
      9. Mengetahui dan memahami asuhan keperawatan yang dapat diterapkan pada penderita kanker
            serviks




                                                                                                      5
BAB II
                                    PEMBAHASAN


A. DEFINISI
         Kanker serviks adalah penyakit akibat tumor ganas pada daerah mulut rahim
  sebagai akibat dari adanya pertumbuhan jaringan yang tidak terkontrol dan merusak
  jaringan normal di sekitarnya (FKUI, 1990; FKKP, 1997).
         Kanker Serviks adalah pertumbuhan sel-sel mulut rahim/serviks yang abnormal
  dimana    sel-sel   ini   mengalami   perubahan   kearah   displasia   atau   mengarah
  keganasan.Kanker ini hanya menyerang wanita yang pernah atau sekarang dalam status
  sexually active.Tidak pernah ditemukan wanita yang belum pernah melakukan hubungan
  seksual pernah menderita kanker ini.Biasanya kanker ini menyerang wanita yang telah
  berumur, terutama paling banyak pada wanita yang berusia 35-55 tahun.Akan tetapi,
  tidak mustahil wanita yang mudapun dapat menderita penyakit ini, asalkan memiliki
  faktor risikonya.




B. ETIOLOGI
         Penyebab kanker serviks belum jelas diketahui namun ada beberapa faktor resiko
  dan predisposisi yang menonjol, antara lain :
  1. Umur pertama kali melakukan hubungan seksual
     Kanker serviks terbanyak dijumpai pada wanita yang sering partus.Semakin sering
     partus semakin besar kemungkinan resiko mendapat karsinoma serviks.
  2. Jumlah kehamilan dan partus




                                                                                       6
Penelitian menunjukkan bahwa semakin muda wanita melakukan hubungan seksual
     semakin besar mendapat kanker serviks. Kawin pada usia 20 tahun dianggap masih
     terlalu muda.
  3. Jumlah perkawinan
     Wanita yang sering melakukan hubungan seksual dan berganti-ganti pasangan
     mempunyai faktor resiko yang besar terhadap kankers serviks ini.
  4. Infeksi virus
     Infeksi virus herpes simpleks (HSV-2) dan virus papiloma atau virus kondiloma
     akuminata diduga sebagai factor penyebab kanker serviks.
  5. Sosial Ekonomi
     Karsinoma serviks banyak dijumpai pada golongan sosial ekonomi rendah mungkin
     faktor sosial ekonomi erat kaitannya dengan gizi, imunitas dan kebersihan
     perseorangan.Pada golongan sosial ekonomi rendah umumnya kuantitas dan kualitas
     makanan kurang hal ini mempengaruhi imunitas tubuh.
  6. Hygiene dan sirkumsisi
     Diduga adanya pengaruh mudah terjadinya kankers serviks pada wanita yang
     pasangannya belum disirkumsisi.Hal ini karena pada pria non sirkum hygiene penis
     tidak terawat sehingga banyak kumpulan-kumpulan smegma.
  7. Merokok dan AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim)
     Merokok akan merangsang terbentuknya sel kanker, sedangkan pemakaian AKDR
     akan berpengaruh terhadap serviks yaitu bermula dari adanya erosi diserviks yang
     kemudian menjadi infeksi yang berupa radang yang terus menerus, hal ini dapat
     sebagai pencetus terbentuknya kanker serviks.


C. PATOFISIOLOGI
         Karsinoma serviks adalah penyakit yang progresif, mulai dengan intraepitel,
 berubah menjadi neoplastik, dan akhirnya menjadi kanker serviks setelah 10 tahun atau
 lebih.Secara histopatologi lesi pre invasif biasanya berkembang melalui beberapa stadium
 displasia (ringan, sedang dan berat) menjadi karsinoma insitu dan akhirnya invasif.
 Berdasarkan karsinogenesis umum, proses perubahan menjadi kanker diakibatkan oleh
 adanya mutasi gen pengendali siklus sel. Gen pengendali tersebut adalah onkogen, tumor
 supresor gene, dan repair genes.
         Onkogen dan tumor supresor gen mempunyai efek yang berlawanan dalam
 karsinogenesis, dimana onkogen memperantarai timbulnya transformasi maligna,
                                                                                       7
sedangkan tumor supresor gen akan menghambat perkembangan tumor yang diatur oleh
 gen yang terlibat dalam pertumbuhan sel. Meskipun kanker invasive berkembang melalui
 perubahan intraepitel, tidak semua perubahan ini progres menjadi invasif. Lesi preinvasif
 akan mengalami regresi secara spontan sebanyak 3 -35%.
         Bentuk ringan (displasia ringan dan sedang) mempunyai angka regresi yang
 tinggi.Waktu yang diperlukan dari displasia menjadi karsinoma insitu (KIS) berkisar
 antara 1 – 7 tahun, sedangkan waktu yang diperlukan dari karsinoma insitu menjadi
 invasif adalah 3 – 20 tahun (TIM FKUI, 1992). Proses perkembangan kanker serviks
 berlangsung lambat, diawali adanya perubahan displasia yang perlahan-lahan menjadi
 progresif. Displasia ini dapat muncul bila ada aktivitas regenerasi epitel yang meningkat
 misalnya akibat trauma mekanik atau kimiawi, infeksi virus atau bakteri dan gangguan
 keseimbangan hormon. Dalam jangka waktu 7 – 10 tahun perkembangan tersebut menjadi
 bentuk preinvasif berkembang menjadi invasif pada stroma serviks dengan adanya proses
 keganasan.
         Perluasan lesi di serviks dapat menimbulkan luka, pertumbuhan yang eksofitik
 atau dapat berinfiltrasi ke kanalis serviks.Lesi dapat meluas ke forniks, jaringan pada
 serviks, parametria dan akhirnya dapat menginvasi ke rektum dan atau vesika urinaria.
 Virus DNA ini menyerang epitel permukaan serviks pada sel basal zona transformasi,
 dibantu oleh faktor risiko lain mengakibatkan perubahan gen pada molekul vital yang
 tidak dapat diperbaiki, menetap, dan kehilangan sifat serta kontrol pertumbuhan sel normal
 sehingga terjadi keganasan (Suryohudoyo, 1998; Debbie, 1998).


D. KLASIFIKASI KANKER SERVIKS
 Klasifikasi Kanker Serviks menurut FIGO 1978
   Tingkat                                        Kriteria


   0          Karsinoma In Situ ( KIS), membran basalis utuh


   I          Proses terbatas pada servks walaupun ada perluasan ke korpus uteri


   Ia         Karsinoma mikro invasif, bila membran basalis sudah rusak dan sel tumor sudah
              stroma tidak > 3 mm, dan sel tumor tidak tedapat didalam pembuluh limfe atau
              pembuluh darah.


                                                                                         8
Ib           Secara klinis tumor belum tampak sebagai karsinoma, tetapi pada pemeriksaan
                histologi ternyata sel tumor telah mengadakan invasi stroma melebihi Ia


   II           Proses keganasan telah keluar dari serviks dan menjalar 2/3 bagian atas vagina
                dan parametrium, tetapi tidak sampai dinding panggul


   II a         Penyebaran hanya ke vagina, parametrium masih bebas dari infitrat tumor


   II b         Penyebaran ke parametrum, uni atau bilateral, tetapi belum sampai dinding
                panggul


   III a        Penyebaran sampai ½ bagian distal vagina, sedang parametrium tidak
                dipersoalkan asal tidak sampai dinding panggul.


   III b        Penyebaran sudah sampai dinding panggul, tidak ditemukan daerah infiltrat
                antara tumor dengan dinding panggul.


   IV           Proses keganasan telah keluar dari panggul kecil dan melibatkan mokusa rektum
                dan atau vesika urinaria atau telah bermetastasi keluar panggul ketempat yang
                jauh


   IV a         Proses sudah sampai mukosa rektum dan atau vesika urinaria atau sudah keluar
                dari pangul kecil, metastasi jauh belum terjadi


   IV b         Telah terjadi metastasi jauh.


E. MANIFESTASI KLINIS
 1. Keputihan
        Menurut Dalimartha (2004), gejala kanker serviks pada kondisi pra-kanker ditandai
        dengan Fluor albus (keputihan) merupakan gejala yang sering ditemukan getah yang
        keluar dari vagina ini makin lama akan berbau busuk akibat infeksi dan nekrosis
        jaringan. Dalam hal demikian, pertumbuhan tumor menjadi ulseratif.


                                                                                            9
2. Perdarahan
    Perdarahan yang dialami segera setelah bersenggama (disebut sebagai perdarahan
    kontak) merupakan gejala karsinoma serviks (75 -80%).Pada tahap awal, terjadinya
    kanker serviks tidak ada gejala-gejala khusus. Biasanya timbul gejala berupa ketidak
    teraturannya siklus haid, amenorhea, hipermenorhea, dan penyaluran sekret vagina
    yang sering atau perdarahan intermenstrual, post koitus serta latihan berat. Perdarahan
    yang khas terjadi pada penyakit ini yaitu darah yang keluar berbentuk mukoid.
    Menurut Baird (1991) tidak ada tanda-tanda khusus yang terjadi pada klien kanker
    serviks.Perdarahan setelah koitus atau pemeriksaan dalam (vaginal toussea)
    merupakan gejala yang sering terjadi.Karakteristik darah yang keluar berwarna merah
    terang dapat bervariasi dari yang cair sampai menggumpal.Perdarahan rektum dapat
    terjadi karena penyebaran sel kanker yang juga merupakan gejala penyakit lanjut.
 3. Nyeri
    Dirasakan dapat menjalar ke ekstermitas bagian bawah dari daerah lumbal.Pada tahap
    lanjut, gejala yang mungkin dan biasa timbul lebih bervariasi, sekret dari vagina
    berwarna kuning, berbau dan terjadinya iritasi vagina serta mukosa vulva. Perdarahan
    pervagina akan makin sering terjadi dan nyeri makin progresif. Gejala lebih lanjut
    meliputi nyeri yang menjalar sampai kaki, hematuria dan gagal ginjal dapat terjadi
    karena obstruksi ureter.


F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
 1. Sitologi/pap smear
    Keuntungan: murah, dapat memeriksa bagian-bagian yang tidak terlihat.
    Kelemahan: tidak dapat menentukan lokasi.
 2. Scientist
    Epitel karsinoma serviks tidak mengandung glikogen karena tidak mengikat yodium.
    Kalau porsio diberi yodium maka epitel karsinoma yang normal akan berwarna coklat
    tua, sedang yang terkena kaersinoma tidak berwarna.
 3. Koloskopi
    Memeriksa dengan menggunakan alat untuk melihat serviks dengan lampu dan
    dibesarkan 10-40x. Keuntungan: dapat melihat jelas daerah yang bersangkutan
    sehingga mudah untuk melakukan biopsi. Kelemahan: hanya dapat memeriksa daerah
    yang terlihat saja yaitu porsio, sedangkan kelainan pada skuamosa kolumnar junction
    dan intraservikal tidak terlihat.
                                                                                        10
4. Kolpomikroskopi
       Melihat hapusan vagina (Pap Smear) dengan pembesaran sampai 200x.
 5. Biopsi
       Dengan biopsi dapat ditemukan atau ditentukan jenis karsinomanya.
 6. Konisasi
       Dengan cara mengangkat jaringan yang berisi selaput lendir serviks dan epitel gepeng
       dan kelenjarnya. Konisasi dilakukan bila hasil sitologi meragukan dan pada serviks
       tidak tampak kelainan-kelainan yang jelas.


G. PENATALAKSANAAN
       Tingkat                                      Penatalaksanaan
  0                  Biopsi kerucut, Histerektomi transvaginal.
  Ia                 Biopsi kerucut, Histerektomi transvaginal.
  I b,II a           Histerektomi radikal dengan limfadenektomi panggul dan evaluasi kelenjar
                     limfe paraaorta (bila terdapat metastasis dilakukan radioterapi pasca
                     pembedahan).
  II b, III, IV      Histerektomi transvaginal.
  IV a, IV b         Radioterapi, radiasi paliatif, kemoterapi.


H. PROGNOSIS
         Setelah pengobatan maka akan baik jika lesi ditemukan dan diobati lebih dini.
 Tingkat kesembuhan dapat mencapai 85 % untuk stadium I, 50-60 % untuk stadium II, 30
 % untuk stadium III, dan 5-10 % untuk stadium IV.


I. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL
 1. Cemas b.d. Situasi krisis.
 2. Intoleran aktifitas b.d. kelelahan, malnutrisi, penurunan mobilitas.
 3. Ketidakseimbangan nutrisi: Kurang dari kebutuhan tubuh b.d. Status hipermatebolik
      berkenaan dengan kanker.
 4. Risiko infeksi b.d. Ketidakadekuatan pertahanan sekunder.
 5. Risiko kerusakan integritas kulit b.d. Efek radiasi dan kemoterapi.


J. PENGKAJIAN KEPERAWATAN


                                                                                        11
o Data dasar
     Pengumpulan data pada pasien dan keluarga dilakukan dengan cara anamnesa,
     pemeriksaan fisik dan melalui pemeriksaan penunjang
  1. Data pasien :
     Identitas pasien, usia, status perkawinan, pekerjaan jumlah anak, agama, alamat jenis
     kelamin dan pendidikan terakhir.
  2. Keluhan utama : pasien biasanya datang dengan keluhan intra servikal dan disertai
     keputihan menyerupai air.
  3. Riwayat penyakit sekarang :
     Biasanya klien pada stsdium awal tidak merasakan keluhan yang mengganggu, baru
     pada stadium akhir yaitu stadium 3 dan 4 timbul keluhan seperti : perdarahan,
     keputihan dan rasa nyeri intra servikal.
  4. Riwayat penyakit sebelumnya :
     Data yang perlu dikaji adalah : Riwayat abortus, infeksi pasca abortus, infeksi masa
     nifas, riwayat ooperasi kandungan, serta adanya tumor. Riwayat keluarga yang
     menderita kanker.
  5. Keadaan Psiko-sosial-ekonomi dan budaya:
     Ca. Serviks sering dijumpai pada kelompok sosial ekonomi yang rendah, berkaitan
     erat dengan kualitas dan kuantitas makanan atau gizi yang dapat mempengaruhi
     imunitas tubuh, serta tingkat personal hygiene terutama kebersihan dari saluran
     urogenital.
o Data khusus:
  1. Riwayat kebidanan ; paritas, kelainan menstruasi, lama,jumlah dan warna darah,
     adakah hubungan perdarahan dengan aktifitas, apakah darah keluar setelah koitus,
     pekerjaan yang dilakukan sekarang
  2. Pemeriksaan penunjang
     Sitologi dengan cara pemeriksaan Pap Smear, kolposkopi, servikografi, pemeriksaan
     visual langsung, gineskopi.




K. RENCANA KEPERAWATAN


                                                                                            12
NO      DIAGNOSA                                      PERENCANAAN
     KEPERAWATAN                       TUJUAN                        INTERVENSI
1.   Cemas b.d. Situasi      o Klien menunjukkan            1. Reduksi kecemasan
     krisis.                     kontrol kecemasan            o Kaji tingkat kecemasan
                                 dengan kriteria:                dan respon fisiknya.
                             o Dapat mengidentifikasi,        o Gunakan kehadiran,
                                verbalisasi, dan                 sentuhan (dengan ijin),
                                mendemonstrasikan                verbalisasi untuk
                                teknik menurunkan                mengingatkan klien tidak
                                kecemasan.                       sendiri.
                             o Menunjukkan postur,            o Terima pasien dan
                                ekspresi wajah, perilaku,        keluarganya apa adanya.
                                tingkat aktivitas yang        o Gali reaksi personal dan
                                menggambarkan                    ekspresi cemas.
                                kecemasan menurun.            o Bantu mengidentifikasi
                             o mampu mengidentifikasi            penyebab.
                                dan verbalisasi penyebab      o Gunakan empati untuk
                                cemas.                           mendukung orang tua.
                                                              o Anjurkan untuk berfikir
                                                                 positif.
                                                              o Intervensi terhadap sumber
                                                                 cemas.
                                                              o Jelaskan aktivitas,
                                                                 prosedur.
                                                              o Gali koping klien.
                                                              o Bantu orang tua
                                                                 mendefinisikan tingkat
                                                                 kecemasan.
                                                              o Ajarkan teknik distraksi
                                                                 dan relaksasi
2.   Intoleransi aktifitas   Klien toleran terhadap         1. Perawatan jantung:
     b.d. kelelahan,         aktivitas dengan kriteria:       Rehabilitasi
     malnutrisi,             o Kebutuhan ADL terpenuhi.       o Tingkatkan aktivitas klien


                                                                                        13
penurunan    o Memperlihatkan toleransi           setiap shift sesuai indikasi.
mobilitas.      terhadap aktivitas (nadi,     o Bantu klien menyusun
                pernafasan stabil pada            frekuensi ambulasi.
                saat latihan aktivitas).      o Berikan periode istirahat
                                                  yang adekuat.
                                              o Tingkatkan aktivitas
                                                  perawatan diri klien dari
                                                  perawatan parsial sampai
                                                  komplit sesuai indikasi.


                                            2. Monitoring tanda-tanda vital
                                              o Ukur tanda-tanda vital
                                                  sebelum dan sesudah
                                                  aktivitas.


                                       3. Dukungan emosional
                                              o Identifikasi dan hargai
                                                  kemajuan yang dicapai
                                                  klien.


                                            4. Manajemen energi
                                              o Rencanakan periode
                                                  istirahat yang adekuat
                                                  sesuai dengan jadwal
                                                  harian klien.
                                              o Bantu klien untuk
                                                  menyimpan kekuatan
                                                  seperti istirahat sebelum
                                                  dan sesudah aktivitas.
                                              o Bantu ADL s jika perlu.


                                            5. Pendidikan kesehatan
                                              o Ajarkan cara memantau


                                                                         14
respon fisiologis terhadap
                                                            aktivitas.
                                                         o Ajarkan cara menghemat
                                                            energi selama/saat
                                                            kerja/aktivitas:
                                                               -   Perlunya waktu
                                                                   istirahat sebelum
                                                                   dan sesudah
                                                                   aktivitas/kerja.
                                                               -   Hentikan jika
                                                                   merasa letih dan
                                                                   hipoksia.
                                                         o Instruksikan untuk
                                                            konsultasi jika akan
                                                            meningkatkan aktivitas.


3   Ketidakseimbangan Status nutrisi klien seimbang      o Timbang BB sesuai
    nutrisi: Kurang dari   dengan kriteria:                 indikasi.
    kebutuhan tubuh        o BB stabil.                  o Monitor intake klien.
    b.d. Status            o Turgor kulit membaik.       o Berikan makanan dalam
    hipermatebolik         o Intake makanan meningkat.      porsi kecil tapi sering dan
    berkenaan dengan                                        sajikan dalam keadaan
    kanker.                                                 hangat.
                                                         o Anjurkan klien menjaga
                                                            kebuersihan mulutnya.
                                                         o Atur lingkungan yang
                                                            tenang dan bersih selama
                                                            makan.
                                                         o Pasang sonde jika perlu,
                                                            dengan menggunakan
                                                            teknik bersih.
                                                         o Observasi keadaan sonde.
                                                         o Lakukan aspirasi pada


                                                                                      15
sonde sblm pemberian
                                                        makan.
                                                     o Posisikan kepala klien
                                                        lebih tinggi dari kaki.
                                                     o Pantau masukan dan
                                                        haluaran.
                                                     o Berikan nutrisi parenteral
                                                        sesuai indikasi


4.   Risiko infeksi b.d.   o Menunjukkan kontrol     1. Kontrol infeksi
     Ketidakadekuatan         infeksi selama dalam    o Bersihkan lingkungan
     pertahanan               perawatan dengan           secara rutin.
     sekunder, Tindakan       kriteria:               o Batasi jumlah
     invasif.              o Bebas dari tanda            pengunjung.
                              infeksi.                o Ajarkan cara mencuci
                           o 2. Mendemonstrasika         tangan klien.
                              n tindakan hygienes     o Anjurkan klien untuk
                              seperti mencuci            mencuci tangan sebelum
                              tangan, oral care,         dan sesudah melkukan
                              perineal care.             aktivitas.
                                                      o Gunakan sabun anti
                                                         mikroba untuk cuci
                                                         tangan.
                                                      o Gunakan sarung tangan
                                                         dalam setiap tindakan.
                                                      o Pakai gaun khusus.
                                                      o Cukur dan bersihkan kulit
                                                         sebagai persiapan
                                                         tindakan invasif.
                                                      o Pertahankan lingkungan
                                                         aseptik ketika mengganti
                                                         NGT.
                                                      o Ganti iv line sesuai


                                                                               16
protap.
   o Gunakan perawatan
       aseptik pada iv line.
   o Berikan intake mutrisi
       yang adekuat.
   o Berikan cairan dan
       istirahat yang cukup.
   o Atur pemberian
       antibiotik.
   o Ajarkan kepada keluarga
       tanda-tanda infeksi.


2. Proteksi infeksi
   o Monitor tanda infeksi
       lokal dan sistemik.
   o Monitor granulosit, WBC,
       diferensiasi.
   o Inspeksi kulit dan mukosa
       dari kemerahan, panas,
       atau drainase.
   o Batasi pengunjung.
   o Pertahankan teknik
       isolasi.
   o Lakukan perawatan kulit
       yang baik.
   o Lakukan kultur.
   o Sediakan peningkatan
       aktivitas dan mobilisasi.
   o Ajarkan kepada keluarga
       cara mencegah infeksi.
   o Jauhkan bunga segar dan
       hewan dari area pasien.
   o Laporan adanya dugaan


                               17
infeksi pada pasien.




                                         BAB III
                                        PENUTUP


A. Kesimpulan
           Kanker Leher Rahim (Kanker Serviks) adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam
   leher rahim/serviksKanker Leher Rahim (Kanker Serviks) merupakan salah satu penyakit
   yang paling sering ditemukan pada wanita berusia 35-55 tahun. Penyakit ini berawal dari
   infeksi virus yang merangsang perubahan perilaku sel epitel serviks. Pada saat ini sedang
   dilakukan penelitian vaksinasi sebagai upaya pencegahan dan terapi utama penyakit ini di


                                                                                             18
masa mendatang. Risiko terinfeksi virus HPV dan beberapa kondisi lain seperti perilaku
   seksual, kontrasepsi, atau merokok akan mempromosi terjadinya kanker serviks.
           Kanker ini hanya menyerang wanita yang pernah atau sekarang dalam status
   sexually active.Tidak pernah ditemukan wanita yang belum pernah melakukan hubungan
   seksual pernah menderita kanker ini. Biasanya kanker ini menyerang wanita yang telah
   berumur, akan tetapi tidak mustahil wanita yang mudapun dapat menderita penyakit ini,
   asalkan memiliki faktor risikonya.
B. Saran
           Hal terpenting menghadapi penderita kanker serviks adalah menegakkan
   diagnosis sedini mungkin dan memberikan terapi yang efektif sekaligus prediksi
   prognosisnya. Hingga saat ini pilihan terapi masih terbatas pada operasi, radiasi dan
   kemoterapi, atau kombinasi dari beberapa modalitas terapi ini. Namun, tentu saja terapi
   ini masih berupa simptomatis karena masih belum menyentuh dasar penyebab kanker
   yaitu adanya perubahan perilaku sel. Terapi yang lebih mendasar atau imunoterapi masih
   dalam tahap penelitian.
           Saat ini pilihan terapi sangat tergantung pada luasnya penyebaran penyakit secara
   anatomis dan senantiasa berubah seiring dengan kemajuanteknologi kedokteran.
   Penentuan pilihan terapi dan prediksi prognosisnya atau untuk membandingkan tingkat
   keberhasilan terapi baru harus berdasarkan pada perluasan penyakit. Secara universal
   disetujui penentuan luasnya penyebaran penyakit melalui sistem stadium.




                                  DAFTAR PUSTAKA


Carpenito, L.J. 2001.Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8.EGC. Jakarta
Carpenter, L. J. 1998.Diagnosa Keperawatan Aplikasi pada Praktek Klinis.Edisi 6.EGC.
        Jakarta
Farrer, H. 2001. Perawatan Maternitas. Edisi 2.EGC. Jakarta
Guyton.Hall. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9.EGC. Jakarta
Hinchliff, S. 1999. Kamus Keperawatan. Edisi 17.EGC. Jakarta
http://www. Us elsevierhealth.com. Nursing diagnoses. Outcomes and interventions

                                                                                         19
Manuaba. 1998. Ilmu Kebidanan, PenyakitKandungan dan Keluarga Berencana. EGC.
       Jakarta
Mansyoer, A., Dkk. 1999. Kapita SeleKta Kedokteran.Media Aeskulapius FKUI. Jakarta
NANDA. 2001. Nursing Diagnoses: Definitions & Classification. Philadelphia
Sarwono, P. 1994. Ilmu Kebidanan. Balai Penerbit UI. Jakarta
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan
       Kesehatan Maternal dan Neonatal. Tridasa. Jakarta




                                                                                     20

Contenu connexe

Tendances

24 standar pelayanan kebidanan
24 standar pelayanan kebidanan24 standar pelayanan kebidanan
24 standar pelayanan kebidanan
shona2493
 
Ersi setiani.21340027 p.ppt.proposal
Ersi setiani.21340027 p.ppt.proposalErsi setiani.21340027 p.ppt.proposal
Ersi setiani.21340027 p.ppt.proposal
sukkmaladewilaura
 
Latihan soal uji kompetensi AKBID PARAMATA RAHA
Latihan soal uji kompetensi AKBID PARAMATA RAHA Latihan soal uji kompetensi AKBID PARAMATA RAHA
Latihan soal uji kompetensi AKBID PARAMATA RAHA
Operator Warnet Vast Raha
 
Standard kompetensi bidan
Standard kompetensi bidanStandard kompetensi bidan
Standard kompetensi bidan
Joni Iswanto
 
Pemeriksaan fisik bayi baru lahir
Pemeriksaan fisik bayi baru lahirPemeriksaan fisik bayi baru lahir
Pemeriksaan fisik bayi baru lahir
Chaicha Ceria
 
02 sistem rujukan maternal & neonatal
02 sistem rujukan maternal & neonatal02 sistem rujukan maternal & neonatal
02 sistem rujukan maternal & neonatal
Joni Iswanto
 
presentasi materi TTV pada ibu nifas
presentasi materi TTV pada ibu nifaspresentasi materi TTV pada ibu nifas
presentasi materi TTV pada ibu nifas
wayan suarni Quetz
 

Tendances (20)

Isu etik dalam pelayanan kebidanan
Isu etik dalam pelayanan kebidananIsu etik dalam pelayanan kebidanan
Isu etik dalam pelayanan kebidanan
 
ASKEB NIFAS NORMAL
ASKEB NIFAS NORMALASKEB NIFAS NORMAL
ASKEB NIFAS NORMAL
 
Persiapan persalinan
Persiapan persalinanPersiapan persalinan
Persiapan persalinan
 
Evidence based practice dalam asuhan persalinan dr shinta
Evidence based practice dalam asuhan persalinan dr shintaEvidence based practice dalam asuhan persalinan dr shinta
Evidence based practice dalam asuhan persalinan dr shinta
 
askeb akseptor Kb suntik 3 bulan
askeb akseptor Kb suntik 3 bulanaskeb akseptor Kb suntik 3 bulan
askeb akseptor Kb suntik 3 bulan
 
Contoh kasus isu etik
Contoh kasus isu etikContoh kasus isu etik
Contoh kasus isu etik
 
Contoh soal ukom d3 bidan
Contoh soal ukom d3 bidanContoh soal ukom d3 bidan
Contoh soal ukom d3 bidan
 
24 standar pelayanan kebidanan
24 standar pelayanan kebidanan24 standar pelayanan kebidanan
24 standar pelayanan kebidanan
 
Otonomi kebidanan
Otonomi kebidananOtonomi kebidanan
Otonomi kebidanan
 
ASUHAN KEPERAWATAN SISTEM REPRODUKSI
ASUHAN KEPERAWATAN SISTEM REPRODUKSIASUHAN KEPERAWATAN SISTEM REPRODUKSI
ASUHAN KEPERAWATAN SISTEM REPRODUKSI
 
Asuhan kebidanan pada ibu hamil normal. PKK 1
Asuhan kebidanan pada ibu hamil normal. PKK 1Asuhan kebidanan pada ibu hamil normal. PKK 1
Asuhan kebidanan pada ibu hamil normal. PKK 1
 
Ersi setiani.21340027 p.ppt.proposal
Ersi setiani.21340027 p.ppt.proposalErsi setiani.21340027 p.ppt.proposal
Ersi setiani.21340027 p.ppt.proposal
 
Analisis jurnal pico Suhu Tubuh Pada Pasien Demam Dengan Menggunakan Metode T...
Analisis jurnal pico Suhu Tubuh Pada Pasien Demam Dengan Menggunakan Metode T...Analisis jurnal pico Suhu Tubuh Pada Pasien Demam Dengan Menggunakan Metode T...
Analisis jurnal pico Suhu Tubuh Pada Pasien Demam Dengan Menggunakan Metode T...
 
Latihan soal uji kompetensi AKBID PARAMATA RAHA
Latihan soal uji kompetensi AKBID PARAMATA RAHA Latihan soal uji kompetensi AKBID PARAMATA RAHA
Latihan soal uji kompetensi AKBID PARAMATA RAHA
 
PPT SEMINAR PROPOSAL LTA 3 KEBIDANAN KEHAMILAN RISTI
PPT SEMINAR PROPOSAL LTA 3 KEBIDANAN KEHAMILAN RISTIPPT SEMINAR PROPOSAL LTA 3 KEBIDANAN KEHAMILAN RISTI
PPT SEMINAR PROPOSAL LTA 3 KEBIDANAN KEHAMILAN RISTI
 
Modul 1 2 masalah kebidanan komunitas,
Modul 1 2 masalah kebidanan komunitas,Modul 1 2 masalah kebidanan komunitas,
Modul 1 2 masalah kebidanan komunitas,
 
Standard kompetensi bidan
Standard kompetensi bidanStandard kompetensi bidan
Standard kompetensi bidan
 
Pemeriksaan fisik bayi baru lahir
Pemeriksaan fisik bayi baru lahirPemeriksaan fisik bayi baru lahir
Pemeriksaan fisik bayi baru lahir
 
02 sistem rujukan maternal & neonatal
02 sistem rujukan maternal & neonatal02 sistem rujukan maternal & neonatal
02 sistem rujukan maternal & neonatal
 
presentasi materi TTV pada ibu nifas
presentasi materi TTV pada ibu nifaspresentasi materi TTV pada ibu nifas
presentasi materi TTV pada ibu nifas
 

En vedette

Makalah botani chemistry of life
Makalah botani chemistry of lifeMakalah botani chemistry of life
Makalah botani chemistry of life
fahmiganteng
 
APLIKASI DIAGNOSA KANKER SERVIKS DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA BACKPROPAGATION
APLIKASI DIAGNOSA KANKER SERVIKS DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA BACKPROPAGATIONAPLIKASI DIAGNOSA KANKER SERVIKS DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA BACKPROPAGATION
APLIKASI DIAGNOSA KANKER SERVIKS DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA BACKPROPAGATION
Find End
 
Patologi anatomi- CARCINOMA SERVIKS
Patologi anatomi- CARCINOMA SERVIKSPatologi anatomi- CARCINOMA SERVIKS
Patologi anatomi- CARCINOMA SERVIKS
Vrilisda Sitepu
 
Botani Farmasi (Tanaman Saga)
Botani Farmasi (Tanaman Saga)Botani Farmasi (Tanaman Saga)
Botani Farmasi (Tanaman Saga)
Nisrina Mawaddah
 
Jenis- jenis kontrasepsi
Jenis- jenis kontrasepsiJenis- jenis kontrasepsi
Jenis- jenis kontrasepsi
Dini Harianti
 

En vedette (20)

Askep kanker serviks
Askep kanker serviksAskep kanker serviks
Askep kanker serviks
 
Askep ca serviks
Askep ca serviksAskep ca serviks
Askep ca serviks
 
GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG DISMENORHEA PADA MAHASISWA AKADEMI KEBIDANAN PAR...
GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG DISMENORHEA PADA MAHASISWA AKADEMI KEBIDANAN PAR...GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG DISMENORHEA PADA MAHASISWA AKADEMI KEBIDANAN PAR...
GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG DISMENORHEA PADA MAHASISWA AKADEMI KEBIDANAN PAR...
 
Landasan teori
Landasan teoriLandasan teori
Landasan teori
 
Makalah botani chemistry of life
Makalah botani chemistry of lifeMakalah botani chemistry of life
Makalah botani chemistry of life
 
APLIKASI DIAGNOSA KANKER SERVIKS DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA BACKPROPAGATION
APLIKASI DIAGNOSA KANKER SERVIKS DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA BACKPROPAGATIONAPLIKASI DIAGNOSA KANKER SERVIKS DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA BACKPROPAGATION
APLIKASI DIAGNOSA KANKER SERVIKS DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA BACKPROPAGATION
 
Makalah kanker genitalia
Makalah kanker genitaliaMakalah kanker genitalia
Makalah kanker genitalia
 
Patologi anatomi- CARCINOMA SERVIKS
Patologi anatomi- CARCINOMA SERVIKSPatologi anatomi- CARCINOMA SERVIKS
Patologi anatomi- CARCINOMA SERVIKS
 
Botani Farmasi (Tanaman Saga)
Botani Farmasi (Tanaman Saga)Botani Farmasi (Tanaman Saga)
Botani Farmasi (Tanaman Saga)
 
Asuhan Kebidanan pada Ca mamae
Asuhan Kebidanan pada Ca mamaeAsuhan Kebidanan pada Ca mamae
Asuhan Kebidanan pada Ca mamae
 
PPT HPV, vaksin, pap's smear dan penilaiannya
PPT HPV, vaksin, pap's smear dan penilaiannyaPPT HPV, vaksin, pap's smear dan penilaiannya
PPT HPV, vaksin, pap's smear dan penilaiannya
 
Gsr post op ca serviks
Gsr post op ca serviksGsr post op ca serviks
Gsr post op ca serviks
 
Kanker payudara
Kanker payudaraKanker payudara
Kanker payudara
 
Leaflet hiv aids s
Leaflet hiv aids sLeaflet hiv aids s
Leaflet hiv aids s
 
Judul Skripsi Kesehatan Masyarakat
Judul Skripsi Kesehatan MasyarakatJudul Skripsi Kesehatan Masyarakat
Judul Skripsi Kesehatan Masyarakat
 
Makalah kanker vagina
Makalah kanker vaginaMakalah kanker vagina
Makalah kanker vagina
 
Pap Smear
Pap SmearPap Smear
Pap Smear
 
Jenis- jenis kontrasepsi
Jenis- jenis kontrasepsiJenis- jenis kontrasepsi
Jenis- jenis kontrasepsi
 
Penggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Program Keluarga Berencana
Penggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Program Keluarga BerencanaPenggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Program Keluarga Berencana
Penggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Program Keluarga Berencana
 
Pap smear
Pap smear Pap smear
Pap smear
 

Similaire à Kanker serviks (sistem reproduksi)

Asuhan keperawatan pada ny. d dengan post partum normal di wilayah kerja pusk...
Asuhan keperawatan pada ny. d dengan post partum normal di wilayah kerja pusk...Asuhan keperawatan pada ny. d dengan post partum normal di wilayah kerja pusk...
Asuhan keperawatan pada ny. d dengan post partum normal di wilayah kerja pusk...
Septian Muna Barakati
 

Similaire à Kanker serviks (sistem reproduksi) (20)

207386836 abortus-inkomplit-docx
207386836 abortus-inkomplit-docx207386836 abortus-inkomplit-docx
207386836 abortus-inkomplit-docx
 
SAP kanker serviks
SAP kanker serviksSAP kanker serviks
SAP kanker serviks
 
M4 kb2 keperawatan bedah
M4 kb2 keperawatan bedahM4 kb2 keperawatan bedah
M4 kb2 keperawatan bedah
 
Asuransi kesehatan aku
Asuransi kesehatan akuAsuransi kesehatan aku
Asuransi kesehatan aku
 
Modul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIModul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid III
 
9. pelayanan keluarga berencana 2
9. pelayanan keluarga berencana 29. pelayanan keluarga berencana 2
9. pelayanan keluarga berencana 2
 
Lp rematik kep gerontik
Lp rematik kep gerontikLp rematik kep gerontik
Lp rematik kep gerontik
 
Kelainan kongenital & keturunan
Kelainan kongenital & keturunanKelainan kongenital & keturunan
Kelainan kongenital & keturunan
 
Kb 2 kelainan kongenital & keturunan
Kb 2 kelainan kongenital & keturunanKb 2 kelainan kongenital & keturunan
Kb 2 kelainan kongenital & keturunan
 
Henny Karmila_EPIDEMIOLOGI SYARIAH FIX(3).docx
Henny Karmila_EPIDEMIOLOGI SYARIAH FIX(3).docxHenny Karmila_EPIDEMIOLOGI SYARIAH FIX(3).docx
Henny Karmila_EPIDEMIOLOGI SYARIAH FIX(3).docx
 
Uji tugas AKPER PEMKAB MUNA
Uji tugas AKPER PEMKAB MUNA Uji tugas AKPER PEMKAB MUNA
Uji tugas AKPER PEMKAB MUNA
 
Penatalaksanaan fisioterapi pada kasus brakhialgia ec spondiloarthrosis cervical
Penatalaksanaan fisioterapi pada kasus brakhialgia ec spondiloarthrosis cervicalPenatalaksanaan fisioterapi pada kasus brakhialgia ec spondiloarthrosis cervical
Penatalaksanaan fisioterapi pada kasus brakhialgia ec spondiloarthrosis cervical
 
Kelaianan sirkulasi, cairan tubuh
Kelaianan sirkulasi, cairan tubuhKelaianan sirkulasi, cairan tubuh
Kelaianan sirkulasi, cairan tubuh
 
Kb 3 kelaianan sirkulasi, cairan tubuh
Kb 3 kelaianan sirkulasi, cairan tubuhKb 3 kelaianan sirkulasi, cairan tubuh
Kb 3 kelaianan sirkulasi, cairan tubuh
 
KB 1 Tumor Jinak Alat Reproduksi
KB 1 Tumor Jinak Alat ReproduksiKB 1 Tumor Jinak Alat Reproduksi
KB 1 Tumor Jinak Alat Reproduksi
 
Makalah abortus
Makalah  abortusMakalah  abortus
Makalah abortus
 
Makalah abortus
Makalah  abortusMakalah  abortus
Makalah abortus
 
Asuhan keperawatan pada ny. d dengan post partum normal di wilayah kerja pusk...
Asuhan keperawatan pada ny. d dengan post partum normal di wilayah kerja pusk...Asuhan keperawatan pada ny. d dengan post partum normal di wilayah kerja pusk...
Asuhan keperawatan pada ny. d dengan post partum normal di wilayah kerja pusk...
 
Tumor ganas genitalia
Tumor ganas genitaliaTumor ganas genitalia
Tumor ganas genitalia
 
Kanker kandung kemih
Kanker kandung kemihKanker kandung kemih
Kanker kandung kemih
 

Plus de Okta-Shi Sama

Kelenjar hipofisis anterior
Kelenjar hipofisis anteriorKelenjar hipofisis anterior
Kelenjar hipofisis anterior
Okta-Shi Sama
 
Diabetes melitus tipe 2
Diabetes melitus tipe 2Diabetes melitus tipe 2
Diabetes melitus tipe 2
Okta-Shi Sama
 
Asuhan keperawatan nutrisi enteral dan parenteral
Asuhan keperawatan nutrisi enteral dan parenteralAsuhan keperawatan nutrisi enteral dan parenteral
Asuhan keperawatan nutrisi enteral dan parenteral
Okta-Shi Sama
 
Asuhan keperawatan pada penyakit paget
Asuhan keperawatan pada penyakit pagetAsuhan keperawatan pada penyakit paget
Asuhan keperawatan pada penyakit paget
Okta-Shi Sama
 
Komunikasi keperawatan
Komunikasi keperawatanKomunikasi keperawatan
Komunikasi keperawatan
Okta-Shi Sama
 
Role play Komunikasi Terapeutik
Role play Komunikasi TerapeutikRole play Komunikasi Terapeutik
Role play Komunikasi Terapeutik
Okta-Shi Sama
 
Pemberian nutrisi secara oral (devi oktavia.u keperawatan a)
Pemberian nutrisi secara oral (devi oktavia.u keperawatan a)Pemberian nutrisi secara oral (devi oktavia.u keperawatan a)
Pemberian nutrisi secara oral (devi oktavia.u keperawatan a)
Okta-Shi Sama
 
Bahasa indonesia uu perawat
Bahasa indonesia uu perawatBahasa indonesia uu perawat
Bahasa indonesia uu perawat
Okta-Shi Sama
 
Tugas kelompok 5 motivasi
Tugas kelompok 5 motivasiTugas kelompok 5 motivasi
Tugas kelompok 5 motivasi
Okta-Shi Sama
 
Konsep ekg, listrik dan magnet dalam tubuh
Konsep ekg, listrik dan magnet dalam tubuhKonsep ekg, listrik dan magnet dalam tubuh
Konsep ekg, listrik dan magnet dalam tubuh
Okta-Shi Sama
 
Nurse led care in dermatology
Nurse led care in dermatologyNurse led care in dermatology
Nurse led care in dermatology
Okta-Shi Sama
 

Plus de Okta-Shi Sama (20)

HIPERTENSI
HIPERTENSIHIPERTENSI
HIPERTENSI
 
Kelenjar hipofisis anterior
Kelenjar hipofisis anteriorKelenjar hipofisis anterior
Kelenjar hipofisis anterior
 
Diabetes melitus tipe 2
Diabetes melitus tipe 2Diabetes melitus tipe 2
Diabetes melitus tipe 2
 
Asuhan keperawatan nutrisi enteral dan parenteral
Asuhan keperawatan nutrisi enteral dan parenteralAsuhan keperawatan nutrisi enteral dan parenteral
Asuhan keperawatan nutrisi enteral dan parenteral
 
Asuhan keperawatan pada penyakit paget
Asuhan keperawatan pada penyakit pagetAsuhan keperawatan pada penyakit paget
Asuhan keperawatan pada penyakit paget
 
Osteoporosis
OsteoporosisOsteoporosis
Osteoporosis
 
Osteoporosis
OsteoporosisOsteoporosis
Osteoporosis
 
Komunikasi keperawatan
Komunikasi keperawatanKomunikasi keperawatan
Komunikasi keperawatan
 
Role play Komunikasi Terapeutik
Role play Komunikasi TerapeutikRole play Komunikasi Terapeutik
Role play Komunikasi Terapeutik
 
Komunikasi
KomunikasiKomunikasi
Komunikasi
 
Askep meningitis
Askep meningitisAskep meningitis
Askep meningitis
 
Ketahanan nasional
Ketahanan nasionalKetahanan nasional
Ketahanan nasional
 
Pemberian nutrisi secara oral (devi oktavia.u keperawatan a)
Pemberian nutrisi secara oral (devi oktavia.u keperawatan a)Pemberian nutrisi secara oral (devi oktavia.u keperawatan a)
Pemberian nutrisi secara oral (devi oktavia.u keperawatan a)
 
Bahasa indonesia uu perawat
Bahasa indonesia uu perawatBahasa indonesia uu perawat
Bahasa indonesia uu perawat
 
Tugas kelompok 5 motivasi
Tugas kelompok 5 motivasiTugas kelompok 5 motivasi
Tugas kelompok 5 motivasi
 
Konsep ekg, listrik dan magnet dalam tubuh
Konsep ekg, listrik dan magnet dalam tubuhKonsep ekg, listrik dan magnet dalam tubuh
Konsep ekg, listrik dan magnet dalam tubuh
 
Sejarah keperawatan
Sejarah keperawatanSejarah keperawatan
Sejarah keperawatan
 
English healthy
English healthyEnglish healthy
English healthy
 
Kromomikosis
KromomikosisKromomikosis
Kromomikosis
 
Nurse led care in dermatology
Nurse led care in dermatologyNurse led care in dermatology
Nurse led care in dermatology
 

Dernier

PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
khalid1276
 
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
nadyahermawan
 
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptxPPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
DwiDamayantiJonathan1
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
Acephasan2
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
UserTank2
 
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan BandungObat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Halo Docter
 
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakatKONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
Zuheri
 
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannyaleaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
YosuaNatanael1
 
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
Zuheri
 

Dernier (20)

power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitapower point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
 
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
 
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
 
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptxPPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
 
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
 
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptxPPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
 
Movi Tri Wulandari - Portofolio Perawat
Movi Tri Wulandari -  Portofolio PerawatMovi Tri Wulandari -  Portofolio Perawat
Movi Tri Wulandari - Portofolio Perawat
 
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdfJenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
 
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
 
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptxPenyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
 
Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptx
Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptxMateri E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptx
Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptx
 
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
 
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan BandungObat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
 
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakatKONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
 
Mengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptx
Mengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptxMengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptx
Mengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptx
 
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannyaleaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
 
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
 
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiHigh Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
 

Kanker serviks (sistem reproduksi)

  • 1. KATA PENGANTAR Assalamualaikum warahmatullahiwabarakatuh. Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Kesehatan Reproduksi (Kanker Serviks)” sesuai dengan waktu yang telah direncanakan. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat dalam memenuhi tugas terstruktur mata kuliah sistem reproduksi di Fakultas Kedokteran Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Tanjungpura Pontianak.Selain itu, penulis sangat berharap bahwa makalah ini dapat berguna bagi pembaca yang ingin sekedar menambah pengetahuan. Dalam penulisan skripsi ini penulis ucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada berbagai pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini. Penulis sadar bahwa masih banyak kekurangan yang ada di dalam makalah ini.Oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk melakukan penelitian yang lebih mendalam lagi. Wassalamualaikum warahmatullahiwabarakatuh Pontianak, 26 Februari 2013 Penulis 1
  • 2. DAFTAR ISI KATA PENGANTAR .............................................................................................................. i DAFTAR ISI............................................................................................................................ ii BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................... 1 A. Latar Belakang .................................................................................................... 1 B. Masalah ................................................................................................................ 2 C. Tujuan .................................................................................................................. 2 BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................ 3 A. Definisi ................................................................................................................. 3 B. Etiologi ................................................................................................................. 3 C. Patofisiologi .......................................................................................................... 4 D. Klasifikasi ............................................................................................................. 5 E. Manifestasi ............................................................................................................ 6 F. Pemeriksaan Diagnostik ...................................................................................... 7 G. Penatalaksanaan .................................................................................................. 8 H. Prognosis............................................................................................................... 8 I. Asuhan Keperawatan............................................................................................ 8 BAB III PENUTUP ............................................................................................................... 15 A. Kesimpulan ......................................................................................................... 15 B. Saran .................................................................................................................. 15 DAFTAR PUSTAKA 2
  • 3. ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN KESEHATAN REPRODUKSI (KANKER SERVIKS) DISUSUN OLEH: RISTA SUCI RUSMIYATI (I3111134) M. IKBARUL FIKRIL AZIZ (I3111135) DWI ASTUTI (I3111136) NURAYSIH (I3111137) NURSAMSU (I3111138) TRY MARDHANI (I3111139) DWI AGUNG SANTOSO (I3111140) DEVI OKTAVIA UTAMI (I3111141) SRI YUNIARTI (I3111142) RIZKI NURHAFIZAH (I3111143) FAKULTAS KEDOKTERAN PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN TAHUN 2013 3
  • 4. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa usia lanjut merupakan periode penutup dalam rentang hidup seseorang, yaitu suatu periode dimana seseorang telah beranjak jauh dari periode terdahulu yang lebih menyenangkan atau beranjak dari waktu yang penuh dengan manfaat. Secara biologis penduduk lanjut usia adalah penduduk yang mengalami proses penuaan secara terus menerus, yang ditandai dengan menurunnya daya tahan fisik yaitu semakin rentannya terhadap serangan penyakit yang dapat menyebabkan kematian. Hal ini disebabkan terjadinya perubahan dalam struktur dan fungsi sel, jaringan, serta sistem organ. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggolongkan lanjut usia menjadi 4 yaitu : Usia pertengahan (middle age) 45 -59 tahun, Lanjut usia (elderly) 60 -74 tahun, lanjut usia tua (old) 75 – 90 tahun dan usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun. Salah satu masalah penting dalam lanjut usia adalah kesehatan reproduksi lanjut usia. Masalah reproduksi pada usia lanjut terutama pada seorang wanita sangat dirasakan ketika masa kesuburannya berakhir (menopause), meskipun sebenarnya seorang laki-laki juga akan menghadapi hal yang sama yaitu mengalami penurunan fungsi reproduksi (andropause) walaupun dalam hal ini kejadiannya lebih tua dibanding pada seorang wanita. Terbitnya UU no 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia disebutkan pelayanan kesehatan reproduksi bagi usia lanjut dimaksudkan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan dan kemampuan lanjut usia agar kondisi fisik, mental dan sosialnya dapat berfungsi secara wajar. Kanker Leher Rahim (Kanker Serviks) merupakan salah satu penyakit yang paling sering ditemukan pada wanita berusia 35-55 atau dengan kata lain pada usia pertengahan sampai dengan lanjut usia.Hingga saat ini kanker serviks merupakan penyebab kematian terbanyak akibat penyakit kanker di negara berkembang.Sesungguhnya penyakit ini dapat dicegah bila program skrining sitologi dan pelayanan kesehatan diperbaiki.Diperkirakan setiap tahun dijumpai sekitar 500.000 penderita baru di seluruh dunia dan umumnya terjadi di negara berkembang. Kanker Leher Rahim (Kanker Serviks) adalah tumor ganas yang tumbuhdi dalam leher rahim/serviks.Penyakit ini berawal dari infeksi virus yang merangsang perubahanperilaku sel epitel serviks.Pada saat ini sedang dilakukan penelitian vaksinasisebagai upaya pencegahan dan terapi utama penyakit ini di masa mendatang.Risiko terinfeksi virus HPV dan beberapa kondisi lain seperti perilakuseksual, kontrasepsi, atau merokok akan mempromosi terjadinya kanker serviks. 4
  • 5. Mekanisme timbulnya kanker serviks ini merupakan suatu proses yang kompleksdan sangat variasi hingga sulit untuk dipahami.Insiden dan mortalitas kanker serviks di dunia menempati urutan keduasetelah kanker payudara.sementara itu, di negara berkembang masih menempatiurutan pertama sebagai penyebab kematian akibat kanker pada usia reproduktif.Hampir 80% kasus berada di negara berkembang. Sebelum tahun 1930, kanker servik merupakan penyebab utama kematian wanita dan kasusnya turun secaradrastik semenjak diperkenalkannya teknik skrining pap smear oleh Papanikolau.Namun, sayang hingga kini program skrining belum lagi memasyarakat di Negara berkembang, hingga mudah dimengerti mengapa insiden kanker serviks masihtetap tinggi. B. Masalah 1. Apakah pengetian dari kanker serviks? 2. Apakah penyebab dari kanker serviks? 3. Bagaimanakah patofisiologi dari kanker serviks? 4. Apa sajakah klasifikasi kanker serviks? 5. Manifestasi apa sajakah yang terjadi pada penderita kanker serviks? 6. Bagaimana pemeriksaan diagnostik pada penderta kanker serviks? 7. Bagaimanakah penatalaksanaan pada penderita kanker serviks? 8. Bagaimana prognosis pada penderita kanker serviks? 9. Bagaimana asuhan keperawatan yang dapat diterapkan pada penderita kanker serviks? C. Tujuan 1. Mengetahui dan memahami pengetian dari kanker serviks 2. Mengetahui dan memahami penyebab dari kanker serviks 3. Mengetahui dan memahami patofisiologi dari kanker serviks 4. Mengetahui dan memahami klasifikasi kanker serviks 5. Mengetahui dan memahami manifestasi apa sajakah yang terjadi pada penderita kanker serviks 6. Mengetahui dan memahami pemeriksaan diagnostik pada penderta kanker serviks 7. Mengetahui dan memahami penatalaksanaan pada penderita kanker serviks 8. Mengetahui dan memahami prognosis pada penderita kanker serviks 9. Mengetahui dan memahami asuhan keperawatan yang dapat diterapkan pada penderita kanker serviks 5
  • 6. BAB II PEMBAHASAN A. DEFINISI Kanker serviks adalah penyakit akibat tumor ganas pada daerah mulut rahim sebagai akibat dari adanya pertumbuhan jaringan yang tidak terkontrol dan merusak jaringan normal di sekitarnya (FKUI, 1990; FKKP, 1997). Kanker Serviks adalah pertumbuhan sel-sel mulut rahim/serviks yang abnormal dimana sel-sel ini mengalami perubahan kearah displasia atau mengarah keganasan.Kanker ini hanya menyerang wanita yang pernah atau sekarang dalam status sexually active.Tidak pernah ditemukan wanita yang belum pernah melakukan hubungan seksual pernah menderita kanker ini.Biasanya kanker ini menyerang wanita yang telah berumur, terutama paling banyak pada wanita yang berusia 35-55 tahun.Akan tetapi, tidak mustahil wanita yang mudapun dapat menderita penyakit ini, asalkan memiliki faktor risikonya. B. ETIOLOGI Penyebab kanker serviks belum jelas diketahui namun ada beberapa faktor resiko dan predisposisi yang menonjol, antara lain : 1. Umur pertama kali melakukan hubungan seksual Kanker serviks terbanyak dijumpai pada wanita yang sering partus.Semakin sering partus semakin besar kemungkinan resiko mendapat karsinoma serviks. 2. Jumlah kehamilan dan partus 6
  • 7. Penelitian menunjukkan bahwa semakin muda wanita melakukan hubungan seksual semakin besar mendapat kanker serviks. Kawin pada usia 20 tahun dianggap masih terlalu muda. 3. Jumlah perkawinan Wanita yang sering melakukan hubungan seksual dan berganti-ganti pasangan mempunyai faktor resiko yang besar terhadap kankers serviks ini. 4. Infeksi virus Infeksi virus herpes simpleks (HSV-2) dan virus papiloma atau virus kondiloma akuminata diduga sebagai factor penyebab kanker serviks. 5. Sosial Ekonomi Karsinoma serviks banyak dijumpai pada golongan sosial ekonomi rendah mungkin faktor sosial ekonomi erat kaitannya dengan gizi, imunitas dan kebersihan perseorangan.Pada golongan sosial ekonomi rendah umumnya kuantitas dan kualitas makanan kurang hal ini mempengaruhi imunitas tubuh. 6. Hygiene dan sirkumsisi Diduga adanya pengaruh mudah terjadinya kankers serviks pada wanita yang pasangannya belum disirkumsisi.Hal ini karena pada pria non sirkum hygiene penis tidak terawat sehingga banyak kumpulan-kumpulan smegma. 7. Merokok dan AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim) Merokok akan merangsang terbentuknya sel kanker, sedangkan pemakaian AKDR akan berpengaruh terhadap serviks yaitu bermula dari adanya erosi diserviks yang kemudian menjadi infeksi yang berupa radang yang terus menerus, hal ini dapat sebagai pencetus terbentuknya kanker serviks. C. PATOFISIOLOGI Karsinoma serviks adalah penyakit yang progresif, mulai dengan intraepitel, berubah menjadi neoplastik, dan akhirnya menjadi kanker serviks setelah 10 tahun atau lebih.Secara histopatologi lesi pre invasif biasanya berkembang melalui beberapa stadium displasia (ringan, sedang dan berat) menjadi karsinoma insitu dan akhirnya invasif. Berdasarkan karsinogenesis umum, proses perubahan menjadi kanker diakibatkan oleh adanya mutasi gen pengendali siklus sel. Gen pengendali tersebut adalah onkogen, tumor supresor gene, dan repair genes. Onkogen dan tumor supresor gen mempunyai efek yang berlawanan dalam karsinogenesis, dimana onkogen memperantarai timbulnya transformasi maligna, 7
  • 8. sedangkan tumor supresor gen akan menghambat perkembangan tumor yang diatur oleh gen yang terlibat dalam pertumbuhan sel. Meskipun kanker invasive berkembang melalui perubahan intraepitel, tidak semua perubahan ini progres menjadi invasif. Lesi preinvasif akan mengalami regresi secara spontan sebanyak 3 -35%. Bentuk ringan (displasia ringan dan sedang) mempunyai angka regresi yang tinggi.Waktu yang diperlukan dari displasia menjadi karsinoma insitu (KIS) berkisar antara 1 – 7 tahun, sedangkan waktu yang diperlukan dari karsinoma insitu menjadi invasif adalah 3 – 20 tahun (TIM FKUI, 1992). Proses perkembangan kanker serviks berlangsung lambat, diawali adanya perubahan displasia yang perlahan-lahan menjadi progresif. Displasia ini dapat muncul bila ada aktivitas regenerasi epitel yang meningkat misalnya akibat trauma mekanik atau kimiawi, infeksi virus atau bakteri dan gangguan keseimbangan hormon. Dalam jangka waktu 7 – 10 tahun perkembangan tersebut menjadi bentuk preinvasif berkembang menjadi invasif pada stroma serviks dengan adanya proses keganasan. Perluasan lesi di serviks dapat menimbulkan luka, pertumbuhan yang eksofitik atau dapat berinfiltrasi ke kanalis serviks.Lesi dapat meluas ke forniks, jaringan pada serviks, parametria dan akhirnya dapat menginvasi ke rektum dan atau vesika urinaria. Virus DNA ini menyerang epitel permukaan serviks pada sel basal zona transformasi, dibantu oleh faktor risiko lain mengakibatkan perubahan gen pada molekul vital yang tidak dapat diperbaiki, menetap, dan kehilangan sifat serta kontrol pertumbuhan sel normal sehingga terjadi keganasan (Suryohudoyo, 1998; Debbie, 1998). D. KLASIFIKASI KANKER SERVIKS Klasifikasi Kanker Serviks menurut FIGO 1978 Tingkat Kriteria 0 Karsinoma In Situ ( KIS), membran basalis utuh I Proses terbatas pada servks walaupun ada perluasan ke korpus uteri Ia Karsinoma mikro invasif, bila membran basalis sudah rusak dan sel tumor sudah stroma tidak > 3 mm, dan sel tumor tidak tedapat didalam pembuluh limfe atau pembuluh darah. 8
  • 9. Ib Secara klinis tumor belum tampak sebagai karsinoma, tetapi pada pemeriksaan histologi ternyata sel tumor telah mengadakan invasi stroma melebihi Ia II Proses keganasan telah keluar dari serviks dan menjalar 2/3 bagian atas vagina dan parametrium, tetapi tidak sampai dinding panggul II a Penyebaran hanya ke vagina, parametrium masih bebas dari infitrat tumor II b Penyebaran ke parametrum, uni atau bilateral, tetapi belum sampai dinding panggul III a Penyebaran sampai ½ bagian distal vagina, sedang parametrium tidak dipersoalkan asal tidak sampai dinding panggul. III b Penyebaran sudah sampai dinding panggul, tidak ditemukan daerah infiltrat antara tumor dengan dinding panggul. IV Proses keganasan telah keluar dari panggul kecil dan melibatkan mokusa rektum dan atau vesika urinaria atau telah bermetastasi keluar panggul ketempat yang jauh IV a Proses sudah sampai mukosa rektum dan atau vesika urinaria atau sudah keluar dari pangul kecil, metastasi jauh belum terjadi IV b Telah terjadi metastasi jauh. E. MANIFESTASI KLINIS 1. Keputihan Menurut Dalimartha (2004), gejala kanker serviks pada kondisi pra-kanker ditandai dengan Fluor albus (keputihan) merupakan gejala yang sering ditemukan getah yang keluar dari vagina ini makin lama akan berbau busuk akibat infeksi dan nekrosis jaringan. Dalam hal demikian, pertumbuhan tumor menjadi ulseratif. 9
  • 10. 2. Perdarahan Perdarahan yang dialami segera setelah bersenggama (disebut sebagai perdarahan kontak) merupakan gejala karsinoma serviks (75 -80%).Pada tahap awal, terjadinya kanker serviks tidak ada gejala-gejala khusus. Biasanya timbul gejala berupa ketidak teraturannya siklus haid, amenorhea, hipermenorhea, dan penyaluran sekret vagina yang sering atau perdarahan intermenstrual, post koitus serta latihan berat. Perdarahan yang khas terjadi pada penyakit ini yaitu darah yang keluar berbentuk mukoid. Menurut Baird (1991) tidak ada tanda-tanda khusus yang terjadi pada klien kanker serviks.Perdarahan setelah koitus atau pemeriksaan dalam (vaginal toussea) merupakan gejala yang sering terjadi.Karakteristik darah yang keluar berwarna merah terang dapat bervariasi dari yang cair sampai menggumpal.Perdarahan rektum dapat terjadi karena penyebaran sel kanker yang juga merupakan gejala penyakit lanjut. 3. Nyeri Dirasakan dapat menjalar ke ekstermitas bagian bawah dari daerah lumbal.Pada tahap lanjut, gejala yang mungkin dan biasa timbul lebih bervariasi, sekret dari vagina berwarna kuning, berbau dan terjadinya iritasi vagina serta mukosa vulva. Perdarahan pervagina akan makin sering terjadi dan nyeri makin progresif. Gejala lebih lanjut meliputi nyeri yang menjalar sampai kaki, hematuria dan gagal ginjal dapat terjadi karena obstruksi ureter. F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK 1. Sitologi/pap smear Keuntungan: murah, dapat memeriksa bagian-bagian yang tidak terlihat. Kelemahan: tidak dapat menentukan lokasi. 2. Scientist Epitel karsinoma serviks tidak mengandung glikogen karena tidak mengikat yodium. Kalau porsio diberi yodium maka epitel karsinoma yang normal akan berwarna coklat tua, sedang yang terkena kaersinoma tidak berwarna. 3. Koloskopi Memeriksa dengan menggunakan alat untuk melihat serviks dengan lampu dan dibesarkan 10-40x. Keuntungan: dapat melihat jelas daerah yang bersangkutan sehingga mudah untuk melakukan biopsi. Kelemahan: hanya dapat memeriksa daerah yang terlihat saja yaitu porsio, sedangkan kelainan pada skuamosa kolumnar junction dan intraservikal tidak terlihat. 10
  • 11. 4. Kolpomikroskopi Melihat hapusan vagina (Pap Smear) dengan pembesaran sampai 200x. 5. Biopsi Dengan biopsi dapat ditemukan atau ditentukan jenis karsinomanya. 6. Konisasi Dengan cara mengangkat jaringan yang berisi selaput lendir serviks dan epitel gepeng dan kelenjarnya. Konisasi dilakukan bila hasil sitologi meragukan dan pada serviks tidak tampak kelainan-kelainan yang jelas. G. PENATALAKSANAAN Tingkat Penatalaksanaan 0 Biopsi kerucut, Histerektomi transvaginal. Ia Biopsi kerucut, Histerektomi transvaginal. I b,II a Histerektomi radikal dengan limfadenektomi panggul dan evaluasi kelenjar limfe paraaorta (bila terdapat metastasis dilakukan radioterapi pasca pembedahan). II b, III, IV Histerektomi transvaginal. IV a, IV b Radioterapi, radiasi paliatif, kemoterapi. H. PROGNOSIS Setelah pengobatan maka akan baik jika lesi ditemukan dan diobati lebih dini. Tingkat kesembuhan dapat mencapai 85 % untuk stadium I, 50-60 % untuk stadium II, 30 % untuk stadium III, dan 5-10 % untuk stadium IV. I. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL 1. Cemas b.d. Situasi krisis. 2. Intoleran aktifitas b.d. kelelahan, malnutrisi, penurunan mobilitas. 3. Ketidakseimbangan nutrisi: Kurang dari kebutuhan tubuh b.d. Status hipermatebolik berkenaan dengan kanker. 4. Risiko infeksi b.d. Ketidakadekuatan pertahanan sekunder. 5. Risiko kerusakan integritas kulit b.d. Efek radiasi dan kemoterapi. J. PENGKAJIAN KEPERAWATAN 11
  • 12. o Data dasar Pengumpulan data pada pasien dan keluarga dilakukan dengan cara anamnesa, pemeriksaan fisik dan melalui pemeriksaan penunjang 1. Data pasien : Identitas pasien, usia, status perkawinan, pekerjaan jumlah anak, agama, alamat jenis kelamin dan pendidikan terakhir. 2. Keluhan utama : pasien biasanya datang dengan keluhan intra servikal dan disertai keputihan menyerupai air. 3. Riwayat penyakit sekarang : Biasanya klien pada stsdium awal tidak merasakan keluhan yang mengganggu, baru pada stadium akhir yaitu stadium 3 dan 4 timbul keluhan seperti : perdarahan, keputihan dan rasa nyeri intra servikal. 4. Riwayat penyakit sebelumnya : Data yang perlu dikaji adalah : Riwayat abortus, infeksi pasca abortus, infeksi masa nifas, riwayat ooperasi kandungan, serta adanya tumor. Riwayat keluarga yang menderita kanker. 5. Keadaan Psiko-sosial-ekonomi dan budaya: Ca. Serviks sering dijumpai pada kelompok sosial ekonomi yang rendah, berkaitan erat dengan kualitas dan kuantitas makanan atau gizi yang dapat mempengaruhi imunitas tubuh, serta tingkat personal hygiene terutama kebersihan dari saluran urogenital. o Data khusus: 1. Riwayat kebidanan ; paritas, kelainan menstruasi, lama,jumlah dan warna darah, adakah hubungan perdarahan dengan aktifitas, apakah darah keluar setelah koitus, pekerjaan yang dilakukan sekarang 2. Pemeriksaan penunjang Sitologi dengan cara pemeriksaan Pap Smear, kolposkopi, servikografi, pemeriksaan visual langsung, gineskopi. K. RENCANA KEPERAWATAN 12
  • 13. NO DIAGNOSA PERENCANAAN KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI 1. Cemas b.d. Situasi o Klien menunjukkan 1. Reduksi kecemasan krisis. kontrol kecemasan o Kaji tingkat kecemasan dengan kriteria: dan respon fisiknya. o Dapat mengidentifikasi, o Gunakan kehadiran, verbalisasi, dan sentuhan (dengan ijin), mendemonstrasikan verbalisasi untuk teknik menurunkan mengingatkan klien tidak kecemasan. sendiri. o Menunjukkan postur, o Terima pasien dan ekspresi wajah, perilaku, keluarganya apa adanya. tingkat aktivitas yang o Gali reaksi personal dan menggambarkan ekspresi cemas. kecemasan menurun. o Bantu mengidentifikasi o mampu mengidentifikasi penyebab. dan verbalisasi penyebab o Gunakan empati untuk cemas. mendukung orang tua. o Anjurkan untuk berfikir positif. o Intervensi terhadap sumber cemas. o Jelaskan aktivitas, prosedur. o Gali koping klien. o Bantu orang tua mendefinisikan tingkat kecemasan. o Ajarkan teknik distraksi dan relaksasi 2. Intoleransi aktifitas Klien toleran terhadap 1. Perawatan jantung: b.d. kelelahan, aktivitas dengan kriteria: Rehabilitasi malnutrisi, o Kebutuhan ADL terpenuhi. o Tingkatkan aktivitas klien 13
  • 14. penurunan o Memperlihatkan toleransi setiap shift sesuai indikasi. mobilitas. terhadap aktivitas (nadi, o Bantu klien menyusun pernafasan stabil pada frekuensi ambulasi. saat latihan aktivitas). o Berikan periode istirahat yang adekuat. o Tingkatkan aktivitas perawatan diri klien dari perawatan parsial sampai komplit sesuai indikasi. 2. Monitoring tanda-tanda vital o Ukur tanda-tanda vital sebelum dan sesudah aktivitas. 3. Dukungan emosional o Identifikasi dan hargai kemajuan yang dicapai klien. 4. Manajemen energi o Rencanakan periode istirahat yang adekuat sesuai dengan jadwal harian klien. o Bantu klien untuk menyimpan kekuatan seperti istirahat sebelum dan sesudah aktivitas. o Bantu ADL s jika perlu. 5. Pendidikan kesehatan o Ajarkan cara memantau 14
  • 15. respon fisiologis terhadap aktivitas. o Ajarkan cara menghemat energi selama/saat kerja/aktivitas: - Perlunya waktu istirahat sebelum dan sesudah aktivitas/kerja. - Hentikan jika merasa letih dan hipoksia. o Instruksikan untuk konsultasi jika akan meningkatkan aktivitas. 3 Ketidakseimbangan Status nutrisi klien seimbang o Timbang BB sesuai nutrisi: Kurang dari dengan kriteria: indikasi. kebutuhan tubuh o BB stabil. o Monitor intake klien. b.d. Status o Turgor kulit membaik. o Berikan makanan dalam hipermatebolik o Intake makanan meningkat. porsi kecil tapi sering dan berkenaan dengan sajikan dalam keadaan kanker. hangat. o Anjurkan klien menjaga kebuersihan mulutnya. o Atur lingkungan yang tenang dan bersih selama makan. o Pasang sonde jika perlu, dengan menggunakan teknik bersih. o Observasi keadaan sonde. o Lakukan aspirasi pada 15
  • 16. sonde sblm pemberian makan. o Posisikan kepala klien lebih tinggi dari kaki. o Pantau masukan dan haluaran. o Berikan nutrisi parenteral sesuai indikasi 4. Risiko infeksi b.d. o Menunjukkan kontrol 1. Kontrol infeksi Ketidakadekuatan infeksi selama dalam o Bersihkan lingkungan pertahanan perawatan dengan secara rutin. sekunder, Tindakan kriteria: o Batasi jumlah invasif. o Bebas dari tanda pengunjung. infeksi. o Ajarkan cara mencuci o 2. Mendemonstrasika tangan klien. n tindakan hygienes o Anjurkan klien untuk seperti mencuci mencuci tangan sebelum tangan, oral care, dan sesudah melkukan perineal care. aktivitas. o Gunakan sabun anti mikroba untuk cuci tangan. o Gunakan sarung tangan dalam setiap tindakan. o Pakai gaun khusus. o Cukur dan bersihkan kulit sebagai persiapan tindakan invasif. o Pertahankan lingkungan aseptik ketika mengganti NGT. o Ganti iv line sesuai 16
  • 17. protap. o Gunakan perawatan aseptik pada iv line. o Berikan intake mutrisi yang adekuat. o Berikan cairan dan istirahat yang cukup. o Atur pemberian antibiotik. o Ajarkan kepada keluarga tanda-tanda infeksi. 2. Proteksi infeksi o Monitor tanda infeksi lokal dan sistemik. o Monitor granulosit, WBC, diferensiasi. o Inspeksi kulit dan mukosa dari kemerahan, panas, atau drainase. o Batasi pengunjung. o Pertahankan teknik isolasi. o Lakukan perawatan kulit yang baik. o Lakukan kultur. o Sediakan peningkatan aktivitas dan mobilisasi. o Ajarkan kepada keluarga cara mencegah infeksi. o Jauhkan bunga segar dan hewan dari area pasien. o Laporan adanya dugaan 17
  • 18. infeksi pada pasien. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Kanker Leher Rahim (Kanker Serviks) adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam leher rahim/serviksKanker Leher Rahim (Kanker Serviks) merupakan salah satu penyakit yang paling sering ditemukan pada wanita berusia 35-55 tahun. Penyakit ini berawal dari infeksi virus yang merangsang perubahan perilaku sel epitel serviks. Pada saat ini sedang dilakukan penelitian vaksinasi sebagai upaya pencegahan dan terapi utama penyakit ini di 18
  • 19. masa mendatang. Risiko terinfeksi virus HPV dan beberapa kondisi lain seperti perilaku seksual, kontrasepsi, atau merokok akan mempromosi terjadinya kanker serviks. Kanker ini hanya menyerang wanita yang pernah atau sekarang dalam status sexually active.Tidak pernah ditemukan wanita yang belum pernah melakukan hubungan seksual pernah menderita kanker ini. Biasanya kanker ini menyerang wanita yang telah berumur, akan tetapi tidak mustahil wanita yang mudapun dapat menderita penyakit ini, asalkan memiliki faktor risikonya. B. Saran Hal terpenting menghadapi penderita kanker serviks adalah menegakkan diagnosis sedini mungkin dan memberikan terapi yang efektif sekaligus prediksi prognosisnya. Hingga saat ini pilihan terapi masih terbatas pada operasi, radiasi dan kemoterapi, atau kombinasi dari beberapa modalitas terapi ini. Namun, tentu saja terapi ini masih berupa simptomatis karena masih belum menyentuh dasar penyebab kanker yaitu adanya perubahan perilaku sel. Terapi yang lebih mendasar atau imunoterapi masih dalam tahap penelitian. Saat ini pilihan terapi sangat tergantung pada luasnya penyebaran penyakit secara anatomis dan senantiasa berubah seiring dengan kemajuanteknologi kedokteran. Penentuan pilihan terapi dan prediksi prognosisnya atau untuk membandingkan tingkat keberhasilan terapi baru harus berdasarkan pada perluasan penyakit. Secara universal disetujui penentuan luasnya penyebaran penyakit melalui sistem stadium. DAFTAR PUSTAKA Carpenito, L.J. 2001.Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8.EGC. Jakarta Carpenter, L. J. 1998.Diagnosa Keperawatan Aplikasi pada Praktek Klinis.Edisi 6.EGC. Jakarta Farrer, H. 2001. Perawatan Maternitas. Edisi 2.EGC. Jakarta Guyton.Hall. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9.EGC. Jakarta Hinchliff, S. 1999. Kamus Keperawatan. Edisi 17.EGC. Jakarta http://www. Us elsevierhealth.com. Nursing diagnoses. Outcomes and interventions 19
  • 20. Manuaba. 1998. Ilmu Kebidanan, PenyakitKandungan dan Keluarga Berencana. EGC. Jakarta Mansyoer, A., Dkk. 1999. Kapita SeleKta Kedokteran.Media Aeskulapius FKUI. Jakarta NANDA. 2001. Nursing Diagnoses: Definitions & Classification. Philadelphia Sarwono, P. 1994. Ilmu Kebidanan. Balai Penerbit UI. Jakarta Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Tridasa. Jakarta 20