SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  38
Latar Belakang
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan
setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis (Undang – Undang No. 23 tahun
1992).
Hidung mempunyai tugas menyaring udara dari segala macam debu yang masuk ke
dalam melalui hidung. Tanpa penyaringan ini mungkin debu ini dapat mencapai paru-paru.
Bagian depan dari rongga hidung terdapat rambut hidung yang berfungsi menahan butiran
debu kasar, sedangkan debu halus dan bakteri menempel pada mukosa hidung.
Dahulu sediaan untuk hidung dinamakan collunaria, yang mengandung bermacam-
macam jenis minyak sebagai pembawa. Kemudian berkembang pengetahuan bahwa
meneteskan minyak ke dalam rongga hidung mungkin berbahaya, maka kemudian
digunakan cairan berair sebagai pembawa. Pada tahun-tahun terakhir berkembang bahwa
cairan pembawa harus isotonis dan ditambahkan pengawet dan tidak mempengaruhi
pergerakan cilia pada hidung. Sediaan obat tetes hidung tersebut sekarang dinamakan
guttae nasales.
Dalam persentase ini kami akan membahas sediaan obat tetes hidung atau dengan
nama lain guttae nasales.
Rumusan Masalah
Dapat dirumuskan permasalahan makalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan Obat Tetes Hidung (OTH) ?
2. Termasuk golongan apakah Obat Tetes Hidung (OTH) Efhedrina ?
3. Bagaimanakah farmakologi dari sediaan Obat Tetes Hidung (OTH) Efhedrina ?
4. Bagaimana preformulasi dari sediaan Obat Tetes Hidung (OTH) Efhedrina ?
5. Bagaimana formulasi dari sediaan Obat Tetes Hidung (OTH) Efhedrina ?
6. Bagaimana cara sterilisasi dari sediaan Obat Tetes Hidung (OTH) Efhedrina ?
7. Bagaimana evaluasi dari sediaan Obat Tetes Hidung (OTH) Efhedrina ?
8. Apa wadah yang digunakan untuk sediaan Obat Tetes Hidung (OTH) Efhedrina ?
9. Apa saja contoh Obat Tetes Hidung (OTH) yang ada dipasaran ?
Obat Tetes Hidung
(Guttae Nasales)
Menurut British Pharmakope 2001
Tetes hidung dan larutan spray hidung
adalah larutan, suspensi atau emulsi
yang digunakan untuk disemprotkan
atau diteteskan ke dalam rongga
hidung.
Undang-Undang
Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 2380/A/SK/VI/1983 dan Peraturan
Menteri Kesehatan RI No.925/Menkes/Per/X/1993 tentang Daftar Perubahan
Golongan Obat Nomor 1 memuat ketetapan mengenai obat-obat yang masuk
kedalam daftar obat “W” dan pengertian tentang obat bebas terbatas. Obat
bebas terbatas adalah obat keras yang dapat diserahkan kepada pemakainya
tanpa resep dokter jika penyerahannya memenuhi persyaratan sebagai
berikut :
1. Obat tersebut hanya boleh dijual dengan bungkus asli dari pabriknya atau
pembuatnya.
2. Pada penyerahannya oleh pembuat atau penjual harus mencantumkan
tanda peringatan yang tercetak sesuai contoh. Tanda peringatan tersebut
berwarna hitam, berukuran panjang 5 cm, lebar 2 cm, dan memuat tulisan
pemberitahuan berwarna putih.
Penandaan
P No. 1
Awas! Obat Keras
Bacalah Aturan Memakainya
Farmakologi
Sediaan obat tetes hidung efhedrine bekerja
dengan melakukan penyempitan pembuluh darah
kapiler. Misalnya pada kondisi influenza, terjadi
pelebaran pada pembuluh darah kecil (kapiler) pada
daerah hidung sehingga dapat mengakibatkan
sumbatan. Dengan adanya penyempitan dari
pembuluh darah kapiler maka hidung dapat menjadi
lega kembali.
Preformulasi
1. Ephedrini Hydrochloridum
Pemerian : Hablur putih atau serbuk putih halus; tidak berbau; rasa pahit.
Kelarutan : Larut dalam lebih kurang 4 bagian air, dalam lebih kurang 14
bagian etanol (95%) P; praktis tidak larut dalam eter P.
Suhu lebur : 2170 sampai 2200
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya.
2. Natrii Chloridum
Pemerian : Hablur heksahedral tidak berwarna atau serbuk hablur putih.
Kelarutan : Larut dalam 2,8 bagian air, dalam 2,7 bagian air mendidih dan
dalam lebih kurang 10 bagian gliserol P; sukar larut dalam etnol (95%) P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Khasiat : Sumber ion klorida natrium.
3. Chlorbutanolum
Pemerian : Hablur tidak berwarna: bau dan rasa khas apek dan agak mirip
kamper.
Kelarutan : Larut dalam 130 bagian air, dalam 0,6 bagian etanol (95%)P, dalam 8
bagian gliserol P, dan dalam minyak atsiri; mudah larut dalam kloroform
P dan dalam eter P
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Khasiat : Sedatuvum; pengawet; anastetikum local.
4. Propylengikulum
Pemerian : Cairan kental jernih, tidak berwarna; tidak berbau; rasa agak manis;
higroskopik
Kelarutan : Dapat campur dengan air, dengan etanol (95%) P, dan dengan
kloroform P, larut dalam 6 bagian eter P; tidak dapat campur dengan eter
minyak tanah P dengan minyak lemak
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Khasiat : Zat tambahan; pelarut
5. Aqua destillata
Pemerian : Cairan jernih; tidak berwarna; tidak berbau;
tidak mempunyai rasa.
Keasaman-kebasaan : Pada 10 ml tambahkan 2 tetes larutan merah
metil P. tidak terjadi warna merah. Pada 10 ml
tambahkan 5 tetes larutan biru bromtimol P ;tidak
terjadi warna biru
Sisa penguapan : Tidak lebih dari 0,001% b/v; penguapan
dilakukan di atas tangas air hingga kering
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Formulasi
Komposisi :
Tiap 10 ml mengandung : Ephedrini Hydrochloridum 100 mg
Natrii Chloridum 50 mg
Chlorbutanolum 50 mg
Propylenglycolum 500 µl
Aqua Destillata add 10 ml
(Formularium Nasional edisi kedua 1978 hal. 118)
Perhitungan
Tonisitas tetes hidung
Ephedrin Hcl = 0,165 = 1% b/v
Chlorbutanolum = 0,18c = 0,5% b/v
Nacl = 0,576 = 0,45% b/v
W = 0,52 ± (0,165 x 1) + (0,18 x 0,5) + (0,576 x
0,45) 0,576= 0,52 ± (0,165 + 0,09 +
0,26)0,576= 0,017
Karena W = 0 maka dikatakan isotonis
Penimbangan
Ephedrini Hydrochloridum = 100 mg X 10 = 1000 mg (diatas kaca arloji)
Natrii Chloridum = 50 mg X 10 = 500 mg (diatas kaca arloji)
Chlorbutanolum = 50 mg X 10 = 500 mg (diatas kaca arloji)
Propylenglycolum = 500 mg X 10 = 5000 mg (diatas cawan
penguap)
Aqua Destillata add = 10 ml X 10 = 100 ml (didalam gelas
ukur)
Prosedur Pembuatan
1. Timbang semua bahan.
2. Masukkan ephedrine, lalu NaCl, kemudian chlorbutanolum dan
selanjutnya propylenglycolum kedalam gelas piala dan tambahkan
aquadest sampai 100 ml lalu aduk dengan menggunakan batang
pengaduk hingga homogen.
3. Setelah semua bahan larut, tuang larutan tersebut kedalam 10 gelas
ukur hingga volume akhir masing-masing (10ml).
4. Lakukan sterilasi filtrasi dengan menggunakan penyaring bakteri
(kertas saring 0,22 µm)
5. Setelah disterilkan, masukan larutan tersebut kedalam botol tetes
yang telah dikalibrasi secara aseptic dengan menggunakan corong.
6. Kemas botol dalam dus dan beri etiket biru (obat luar).
Sterilisasi
a. Bahan
1. Ephedrini Hydrochloridum
2. Natrii Chloridum
3. Chlorbutanolum
4. Propylenglycolum
5. Aqua Destillata
b. Alat
1. Gelas ukur
2. Gelas piala
3. Botol
4. Pipet
5. Spatel
6. Batang pengaduk
7. Cawan Porselin
Evaluasi Sediaan
1. Penetapan pH
2. Uji Kejernihan Larutan
3. Uji Kebocoran
4. Volume Terpindahkan
Wadah dan
Informasi Obat
Wadah : Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya.
Label sediaan harus mengandung:
Nama dan jumlah bahan aktif
Instruksi penggunaan sediaan obat
tetes hidung
Tanggal kadaluarsa
Kondisi penyimpanan
Etiket
Apotik : Muhammadiyah Farm
Jl. Bhakti Manunggal No. 05 Rangkasbitung
Tlp. (0252)120596
Apoteker : Andri Ramadhan, S.Farm.Apt
No :.................................…. Tgl…………
Nama :……………………..…
OBAT LUAR
Aturan Pakai :
Perhatian :
No. Batch
Exp. Date
Komposisi :
Contoh Obat Tetes Hidung Yang Beredar
Dipasaran
Obat Tetes Hidung Yang Kami Buat
Komposisi :
Ephedrini Hydrochloridum 100 mg
Natrii Chloridum 50 mg
Chlorbutanolum 50 mg
Propylenglycolum 500 ml
Aqua Destillata add 10 ml
Indikasi : Meringankan hidung tersumbat karena pilek, 'hay fever'/rhinitis
alergi lainnya, sinusitis. Membantu mengeringkan sekresi pada
peradangan paranasal sinus. Mempermudah tindakan rinoskopi
Kontraindikasi : Glaukoma. Pasien dengan trans-sfenoidal hipofisektomi atau
yang menjalani operasi s/d duramater.
Dosis : Dewasa dan anak > 12 tahun : 2-3 tetes pada tiap rongga hidung 3
kali sehari.
Efek Samping : Rasa panas di hidung/tenggorokan, iritasi setempat, mual,
sakit kepala, kekeringan pada mukosa nasal
Kemasan : Box, 10 botol @ 10 ml No. Reg DKL. 0618962333 A6
Di Produksi Oleh : P.T Muhammadiyah Farm
Rangkasbitung-Indonesia
Adetinehilaif Guttae Nasales
Aturan Pakai :
Dewasa dan anak > 12
tahun : 2-3 tetes atau 1
semprotan pada tiap
rongga hidung 3 kali
sehari.
Perhatian :
Simpan ditempat yang
sejuk dan terhindar dari
cahaya matahari
langsung.
No. Reg :
Tgl Produksi : 122015
Exp. Date : 122019
Komposisi :
Ephedrini Hydrochloridum 100 mg
Natrii Chloridum 50 mg
Chlorbutanolum 50 mg
Propylenglycolum 500 mg
Aqua Destillata add 10 ml
Kesimpulan
1. Guttae nasales, tetes hidung adalah obat tetes yang digunakan untuk hidung dengan
cara meneteskan obat kedalam rongga hidung; dapat mengandung zat pensuspensi,
pendapar dan pengawet.(Menurut FI edisi III, hal. 10)
2. Tetes hidung dan larutan spray hidung adalah larutan, suspensi atau emulsi yang
digunakan untuk disemprotkan atau diteteskan ke dalam rongga hidung.(Menurut
British Pharmakope 2001).
3. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 2380/A/SK/VI/1983 dan Peraturan Menteri
Kesehatan RI No.925/Menkes/Per/X/1993 tentang Daftar Perubahan Golongan Obat
Nomor 1 memuat ketetapan mengenai obat-obat yang masuk kedalam daftar obat
“W” dan pengertian tentang obat bebas terbatas. Contohnya : Obat Tetes Hidung
4. Sediaan obat tetes hidung ephedrine bekerja dengan melakukan penyempitan
pembuluh darah kapiler. Misalnya pada kondisi influenza, terjadi pelebaran pada
pembuluh darah kecil (kapiler) pada daerah hidung sehingga dapat mengakibatkan
sumbatan. Dengan adanya penyempitan dari pembuluh darah kapiler (kerja
dekongestan), maka hidung dapat menjadi lega kembali.
5. Tiap 10 ml mengandung : Ephedrini Hydrochloridum 100 mg, Natrii Chloridum
50 mg, Chlorbutanolum 50 mg, Propylenglycolum 500 mg, Aqua Destillata add 10
ml.
6. Evaluasi : penetapan ph, uji kejernihan larutan, uji kejernihan, uji kebocoran dan
volume terpindahkan.
Daftar Pustaka
Ruli S.H, S.Si, Apt., dkk., 2013, Undang-Undang Kesehatan
untuk SMK Farmasi, Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran
EGC.
Meity T. Q., dkk., 2011, Kamus Bahasa Indonesia untuk
Pelajar, Jakarta : Badan Pengembangan dan Pembinaan
Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Sunarto, Loho, E., dkk., 1978, Formularium Nasional, Edisi
II, Depkes RI, Jakarta.
Midian, Loho, E., dkk., 1979, Farmakope Indonesia, Edisi
III, Depkes RI, Jakarta.
PPT Obat Tetes Hidung
PPT Obat Tetes Hidung

Contenu connexe

Tendances

Eliksir
EliksirEliksir
Eliksirnzaraa
 
Laporan sirup
Laporan sirupLaporan sirup
Laporan sirupsisabihi
 
Formulasi dan Evaluasi Kapsul Asamefenamat
Formulasi dan Evaluasi Kapsul AsamefenamatFormulasi dan Evaluasi Kapsul Asamefenamat
Formulasi dan Evaluasi Kapsul AsamefenamatBayu Mario
 
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)Filania Kanja
 
19008 self formulation asetosal.
19008 self formulation asetosal.19008 self formulation asetosal.
19008 self formulation asetosal.Maranata Gultom
 
Laporan formulasi tablet pembuatan tablet salut gula
Laporan formulasi tablet pembuatan tablet salut gulaLaporan formulasi tablet pembuatan tablet salut gula
Laporan formulasi tablet pembuatan tablet salut gulaHani Ani
 
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI PARU : AEROSOL
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN  MELALUI PARU :  AEROSOLBIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN  MELALUI PARU :  AEROSOL
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI PARU : AEROSOLSurya Amal
 
FORMULA PEMBUATAN EMULSI FARMASI
FORMULA PEMBUATAN EMULSI FARMASIFORMULA PEMBUATAN EMULSI FARMASI
FORMULA PEMBUATAN EMULSI FARMASIarymita
 
Teknologi formulasi iii infus dekstrosa
Teknologi formulasi iii infus dekstrosaTeknologi formulasi iii infus dekstrosa
Teknologi formulasi iii infus dekstrosawulannsftri
 

Tendances (20)

Kuliah formulasi dasar 1
Kuliah formulasi dasar 1Kuliah formulasi dasar 1
Kuliah formulasi dasar 1
 
Analisis resep
Analisis resepAnalisis resep
Analisis resep
 
Eliksir
EliksirEliksir
Eliksir
 
Uji Mutu Sediaan Suspensi
Uji Mutu Sediaan SuspensiUji Mutu Sediaan Suspensi
Uji Mutu Sediaan Suspensi
 
Laporan sirup
Laporan sirupLaporan sirup
Laporan sirup
 
Formulasi dan Evaluasi Kapsul Asamefenamat
Formulasi dan Evaluasi Kapsul AsamefenamatFormulasi dan Evaluasi Kapsul Asamefenamat
Formulasi dan Evaluasi Kapsul Asamefenamat
 
Farmakog semen
Farmakog semenFarmakog semen
Farmakog semen
 
Obat antidiare
Obat antidiareObat antidiare
Obat antidiare
 
Sediaan krim
Sediaan krimSediaan krim
Sediaan krim
 
Kuliah formulasi dasar 2
Kuliah formulasi dasar 2Kuliah formulasi dasar 2
Kuliah formulasi dasar 2
 
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
 
19008 self formulation asetosal.
19008 self formulation asetosal.19008 self formulation asetosal.
19008 self formulation asetosal.
 
Suspensi
SuspensiSuspensi
Suspensi
 
Emulsi Farmasi
Emulsi FarmasiEmulsi Farmasi
Emulsi Farmasi
 
Laporan formulasi tablet pembuatan tablet salut gula
Laporan formulasi tablet pembuatan tablet salut gulaLaporan formulasi tablet pembuatan tablet salut gula
Laporan formulasi tablet pembuatan tablet salut gula
 
Uji Disolusi
Uji DisolusiUji Disolusi
Uji Disolusi
 
Suppo
SuppoSuppo
Suppo
 
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI PARU : AEROSOL
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN  MELALUI PARU :  AEROSOLBIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN  MELALUI PARU :  AEROSOL
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI PARU : AEROSOL
 
FORMULA PEMBUATAN EMULSI FARMASI
FORMULA PEMBUATAN EMULSI FARMASIFORMULA PEMBUATAN EMULSI FARMASI
FORMULA PEMBUATAN EMULSI FARMASI
 
Teknologi formulasi iii infus dekstrosa
Teknologi formulasi iii infus dekstrosaTeknologi formulasi iii infus dekstrosa
Teknologi formulasi iii infus dekstrosa
 

En vedette

Nasal and vaginal drug delivery systems
Nasal and vaginal drug delivery systemsNasal and vaginal drug delivery systems
Nasal and vaginal drug delivery systemsdivya kasaraneni
 
Nasal Drug Delivery System
Nasal Drug Delivery SystemNasal Drug Delivery System
Nasal Drug Delivery SystemKawitha
 
Nasal spary xylometazoline
Nasal spary xylometazolineNasal spary xylometazoline
Nasal spary xylometazolineDMPharma1
 
Antihistamines and nasal decongestants
Antihistamines and nasal decongestantsAntihistamines and nasal decongestants
Antihistamines and nasal decongestantsDyanne Torio
 
Presentation paper organic_chem_lab_2040_xylometazoline (nasal decongestant p...
Presentation paper organic_chem_lab_2040_xylometazoline (nasal decongestant p...Presentation paper organic_chem_lab_2040_xylometazoline (nasal decongestant p...
Presentation paper organic_chem_lab_2040_xylometazoline (nasal decongestant p...Discover Health Global Initiative
 

En vedette (6)

Tetes Mata
Tetes MataTetes Mata
Tetes Mata
 
Nasal and vaginal drug delivery systems
Nasal and vaginal drug delivery systemsNasal and vaginal drug delivery systems
Nasal and vaginal drug delivery systems
 
Nasal Drug Delivery System
Nasal Drug Delivery SystemNasal Drug Delivery System
Nasal Drug Delivery System
 
Nasal spary xylometazoline
Nasal spary xylometazolineNasal spary xylometazoline
Nasal spary xylometazoline
 
Antihistamines and nasal decongestants
Antihistamines and nasal decongestantsAntihistamines and nasal decongestants
Antihistamines and nasal decongestants
 
Presentation paper organic_chem_lab_2040_xylometazoline (nasal decongestant p...
Presentation paper organic_chem_lab_2040_xylometazoline (nasal decongestant p...Presentation paper organic_chem_lab_2040_xylometazoline (nasal decongestant p...
Presentation paper organic_chem_lab_2040_xylometazoline (nasal decongestant p...
 

Similaire à PPT Obat Tetes Hidung

guttaegargarisma.pptx
guttaegargarisma.pptxguttaegargarisma.pptx
guttaegargarisma.pptxRajapfKorsel
 
Formulasi Sediaan Steril Guttae Midiatrik (Atropin Sulfat)
Formulasi Sediaan Steril Guttae Midiatrik (Atropin Sulfat)Formulasi Sediaan Steril Guttae Midiatrik (Atropin Sulfat)
Formulasi Sediaan Steril Guttae Midiatrik (Atropin Sulfat)Nesha Mutiara
 
Kuliah 2 farmakope
Kuliah 2 farmakopeKuliah 2 farmakope
Kuliah 2 farmakopeAbner D Nero
 
PSPA: swamedikasi obat
PSPA: swamedikasi obatPSPA: swamedikasi obat
PSPA: swamedikasi obatnisha althaf
 
Pemberian obat topikal
Pemberian obat topikalPemberian obat topikal
Pemberian obat topikalmateri-x2
 
4. Pulvis pulveres new.pptx
4. Pulvis pulveres new.pptx4. Pulvis pulveres new.pptx
4. Pulvis pulveres new.pptxFitriAyuWahyuni1
 
Biofarmasetika Materi Sediaan Inhalasi
Biofarmasetika Materi Sediaan InhalasiBiofarmasetika Materi Sediaan Inhalasi
Biofarmasetika Materi Sediaan InhalasiNesha Mutiara
 
Formulasi Sediaan Steril Vial Anestesi Lokal (Lidokain HCl)
Formulasi Sediaan Steril Vial Anestesi Lokal (Lidokain HCl)Formulasi Sediaan Steril Vial Anestesi Lokal (Lidokain HCl)
Formulasi Sediaan Steril Vial Anestesi Lokal (Lidokain HCl)Nesha Mutiara
 
Ppt kel 2 obat obatan utk telinga-sistem persepsi sensori
Ppt kel 2 obat obatan utk telinga-sistem persepsi sensoriPpt kel 2 obat obatan utk telinga-sistem persepsi sensori
Ppt kel 2 obat obatan utk telinga-sistem persepsi sensoriViktor Iwan
 
9. OBAT SISTEM RESPIRASI.pptx
9. OBAT SISTEM RESPIRASI.pptx9. OBAT SISTEM RESPIRASI.pptx
9. OBAT SISTEM RESPIRASI.pptxNFebrian
 
2. Steril- Ruang Lingkup Sed. Steril-S1 2020.pdf
2. Steril- Ruang Lingkup Sed. Steril-S1 2020.pdf2. Steril- Ruang Lingkup Sed. Steril-S1 2020.pdf
2. Steril- Ruang Lingkup Sed. Steril-S1 2020.pdfayuwulandari978388
 
DASAR-DASAR KEFARMASIAN
DASAR-DASAR KEFARMASIANDASAR-DASAR KEFARMASIAN
DASAR-DASAR KEFARMASIANhusna una
 

Similaire à PPT Obat Tetes Hidung (20)

guttaegargarisma.pptx
guttaegargarisma.pptxguttaegargarisma.pptx
guttaegargarisma.pptx
 
Kdm obat tetes
Kdm  obat tetesKdm  obat tetes
Kdm obat tetes
 
Farmako tht
Farmako thtFarmako tht
Farmako tht
 
Formulasi Sediaan Steril Guttae Midiatrik (Atropin Sulfat)
Formulasi Sediaan Steril Guttae Midiatrik (Atropin Sulfat)Formulasi Sediaan Steril Guttae Midiatrik (Atropin Sulfat)
Formulasi Sediaan Steril Guttae Midiatrik (Atropin Sulfat)
 
Kuliah 2 farmakope
Kuliah 2 farmakopeKuliah 2 farmakope
Kuliah 2 farmakope
 
PSPA: swamedikasi obat
PSPA: swamedikasi obatPSPA: swamedikasi obat
PSPA: swamedikasi obat
 
MATERI INJEKSI 2
MATERI INJEKSI 2MATERI INJEKSI 2
MATERI INJEKSI 2
 
Pemberian obat topikal
Pemberian obat topikalPemberian obat topikal
Pemberian obat topikal
 
laporan farmako
laporan farmakolaporan farmako
laporan farmako
 
4. Pulvis pulveres new.pptx
4. Pulvis pulveres new.pptx4. Pulvis pulveres new.pptx
4. Pulvis pulveres new.pptx
 
Biofarmasetika Materi Sediaan Inhalasi
Biofarmasetika Materi Sediaan InhalasiBiofarmasetika Materi Sediaan Inhalasi
Biofarmasetika Materi Sediaan Inhalasi
 
Formulasi Sediaan Steril Vial Anestesi Lokal (Lidokain HCl)
Formulasi Sediaan Steril Vial Anestesi Lokal (Lidokain HCl)Formulasi Sediaan Steril Vial Anestesi Lokal (Lidokain HCl)
Formulasi Sediaan Steril Vial Anestesi Lokal (Lidokain HCl)
 
PEDOMAN_KONSELING.pdf
PEDOMAN_KONSELING.pdfPEDOMAN_KONSELING.pdf
PEDOMAN_KONSELING.pdf
 
Ppt kel 2 obat obatan utk telinga-sistem persepsi sensori
Ppt kel 2 obat obatan utk telinga-sistem persepsi sensoriPpt kel 2 obat obatan utk telinga-sistem persepsi sensori
Ppt kel 2 obat obatan utk telinga-sistem persepsi sensori
 
La rangki obat tetes mata
La rangki obat tetes mataLa rangki obat tetes mata
La rangki obat tetes mata
 
Pengertian blangkar
Pengertian blangkarPengertian blangkar
Pengertian blangkar
 
9. OBAT SISTEM RESPIRASI.pptx
9. OBAT SISTEM RESPIRASI.pptx9. OBAT SISTEM RESPIRASI.pptx
9. OBAT SISTEM RESPIRASI.pptx
 
SOP Irigasi telinga dan mata
SOP Irigasi telinga dan mataSOP Irigasi telinga dan mata
SOP Irigasi telinga dan mata
 
2. Steril- Ruang Lingkup Sed. Steril-S1 2020.pdf
2. Steril- Ruang Lingkup Sed. Steril-S1 2020.pdf2. Steril- Ruang Lingkup Sed. Steril-S1 2020.pdf
2. Steril- Ruang Lingkup Sed. Steril-S1 2020.pdf
 
DASAR-DASAR KEFARMASIAN
DASAR-DASAR KEFARMASIANDASAR-DASAR KEFARMASIAN
DASAR-DASAR KEFARMASIAN
 

Plus de Tia Widianti

Plus de Tia Widianti (9)

ppt TBC 5
ppt TBC 5ppt TBC 5
ppt TBC 5
 
ppt TBC 4
ppt TBC 4ppt TBC 4
ppt TBC 4
 
ppt TBC 3
ppt TBC 3ppt TBC 3
ppt TBC 3
 
Ppt TBC 2
Ppt TBC 2Ppt TBC 2
Ppt TBC 2
 
Ppt TBC 1
Ppt TBC 1Ppt TBC 1
Ppt TBC 1
 
ppt buah pepaya
ppt buah pepayappt buah pepaya
ppt buah pepaya
 
Ppt pkn geopolitik indonesia
Ppt pkn geopolitik indonesiaPpt pkn geopolitik indonesia
Ppt pkn geopolitik indonesia
 
Ppt farmasetika simplisia buah pepaya
Ppt farmasetika simplisia buah pepayaPpt farmasetika simplisia buah pepaya
Ppt farmasetika simplisia buah pepaya
 
Tbc ppt
Tbc pptTbc ppt
Tbc ppt
 

Dernier

MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxriscacriswanda
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfJarzaniIsmail
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanAdePutraTunggali
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfIwanSumantri7
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxDedeRosza
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfAkhyar33
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...nuraji51
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXIksanSaputra6
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptnovibernadina
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"baimmuhammad71
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxMOHDAZLANBINALIMoe
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxwawan479953
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024RahmadLalu1
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...pipinafindraputri1
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxJuliBriana2
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 

Dernier (20)

MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 

PPT Obat Tetes Hidung

  • 1.
  • 2.
  • 3. Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis (Undang – Undang No. 23 tahun 1992). Hidung mempunyai tugas menyaring udara dari segala macam debu yang masuk ke dalam melalui hidung. Tanpa penyaringan ini mungkin debu ini dapat mencapai paru-paru. Bagian depan dari rongga hidung terdapat rambut hidung yang berfungsi menahan butiran debu kasar, sedangkan debu halus dan bakteri menempel pada mukosa hidung. Dahulu sediaan untuk hidung dinamakan collunaria, yang mengandung bermacam- macam jenis minyak sebagai pembawa. Kemudian berkembang pengetahuan bahwa meneteskan minyak ke dalam rongga hidung mungkin berbahaya, maka kemudian digunakan cairan berair sebagai pembawa. Pada tahun-tahun terakhir berkembang bahwa cairan pembawa harus isotonis dan ditambahkan pengawet dan tidak mempengaruhi pergerakan cilia pada hidung. Sediaan obat tetes hidung tersebut sekarang dinamakan guttae nasales. Dalam persentase ini kami akan membahas sediaan obat tetes hidung atau dengan nama lain guttae nasales.
  • 4. Rumusan Masalah Dapat dirumuskan permasalahan makalah sebagai berikut : 1. Apa yang dimaksud dengan Obat Tetes Hidung (OTH) ? 2. Termasuk golongan apakah Obat Tetes Hidung (OTH) Efhedrina ? 3. Bagaimanakah farmakologi dari sediaan Obat Tetes Hidung (OTH) Efhedrina ? 4. Bagaimana preformulasi dari sediaan Obat Tetes Hidung (OTH) Efhedrina ? 5. Bagaimana formulasi dari sediaan Obat Tetes Hidung (OTH) Efhedrina ? 6. Bagaimana cara sterilisasi dari sediaan Obat Tetes Hidung (OTH) Efhedrina ? 7. Bagaimana evaluasi dari sediaan Obat Tetes Hidung (OTH) Efhedrina ? 8. Apa wadah yang digunakan untuk sediaan Obat Tetes Hidung (OTH) Efhedrina ? 9. Apa saja contoh Obat Tetes Hidung (OTH) yang ada dipasaran ?
  • 6. Menurut British Pharmakope 2001 Tetes hidung dan larutan spray hidung adalah larutan, suspensi atau emulsi yang digunakan untuk disemprotkan atau diteteskan ke dalam rongga hidung.
  • 8. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 2380/A/SK/VI/1983 dan Peraturan Menteri Kesehatan RI No.925/Menkes/Per/X/1993 tentang Daftar Perubahan Golongan Obat Nomor 1 memuat ketetapan mengenai obat-obat yang masuk kedalam daftar obat “W” dan pengertian tentang obat bebas terbatas. Obat bebas terbatas adalah obat keras yang dapat diserahkan kepada pemakainya tanpa resep dokter jika penyerahannya memenuhi persyaratan sebagai berikut : 1. Obat tersebut hanya boleh dijual dengan bungkus asli dari pabriknya atau pembuatnya. 2. Pada penyerahannya oleh pembuat atau penjual harus mencantumkan tanda peringatan yang tercetak sesuai contoh. Tanda peringatan tersebut berwarna hitam, berukuran panjang 5 cm, lebar 2 cm, dan memuat tulisan pemberitahuan berwarna putih.
  • 9. Penandaan P No. 1 Awas! Obat Keras Bacalah Aturan Memakainya
  • 11. Sediaan obat tetes hidung efhedrine bekerja dengan melakukan penyempitan pembuluh darah kapiler. Misalnya pada kondisi influenza, terjadi pelebaran pada pembuluh darah kecil (kapiler) pada daerah hidung sehingga dapat mengakibatkan sumbatan. Dengan adanya penyempitan dari pembuluh darah kapiler maka hidung dapat menjadi lega kembali.
  • 13. 1. Ephedrini Hydrochloridum Pemerian : Hablur putih atau serbuk putih halus; tidak berbau; rasa pahit. Kelarutan : Larut dalam lebih kurang 4 bagian air, dalam lebih kurang 14 bagian etanol (95%) P; praktis tidak larut dalam eter P. Suhu lebur : 2170 sampai 2200 Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya. 2. Natrii Chloridum Pemerian : Hablur heksahedral tidak berwarna atau serbuk hablur putih. Kelarutan : Larut dalam 2,8 bagian air, dalam 2,7 bagian air mendidih dan dalam lebih kurang 10 bagian gliserol P; sukar larut dalam etnol (95%) P. Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik. Khasiat : Sumber ion klorida natrium.
  • 14. 3. Chlorbutanolum Pemerian : Hablur tidak berwarna: bau dan rasa khas apek dan agak mirip kamper. Kelarutan : Larut dalam 130 bagian air, dalam 0,6 bagian etanol (95%)P, dalam 8 bagian gliserol P, dan dalam minyak atsiri; mudah larut dalam kloroform P dan dalam eter P Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik Khasiat : Sedatuvum; pengawet; anastetikum local. 4. Propylengikulum Pemerian : Cairan kental jernih, tidak berwarna; tidak berbau; rasa agak manis; higroskopik Kelarutan : Dapat campur dengan air, dengan etanol (95%) P, dan dengan kloroform P, larut dalam 6 bagian eter P; tidak dapat campur dengan eter minyak tanah P dengan minyak lemak Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik. Khasiat : Zat tambahan; pelarut
  • 15. 5. Aqua destillata Pemerian : Cairan jernih; tidak berwarna; tidak berbau; tidak mempunyai rasa. Keasaman-kebasaan : Pada 10 ml tambahkan 2 tetes larutan merah metil P. tidak terjadi warna merah. Pada 10 ml tambahkan 5 tetes larutan biru bromtimol P ;tidak terjadi warna biru Sisa penguapan : Tidak lebih dari 0,001% b/v; penguapan dilakukan di atas tangas air hingga kering Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
  • 17. Komposisi : Tiap 10 ml mengandung : Ephedrini Hydrochloridum 100 mg Natrii Chloridum 50 mg Chlorbutanolum 50 mg Propylenglycolum 500 µl Aqua Destillata add 10 ml (Formularium Nasional edisi kedua 1978 hal. 118)
  • 18. Perhitungan Tonisitas tetes hidung Ephedrin Hcl = 0,165 = 1% b/v Chlorbutanolum = 0,18c = 0,5% b/v Nacl = 0,576 = 0,45% b/v W = 0,52 ± (0,165 x 1) + (0,18 x 0,5) + (0,576 x 0,45) 0,576= 0,52 ± (0,165 + 0,09 + 0,26)0,576= 0,017 Karena W = 0 maka dikatakan isotonis
  • 19. Penimbangan Ephedrini Hydrochloridum = 100 mg X 10 = 1000 mg (diatas kaca arloji) Natrii Chloridum = 50 mg X 10 = 500 mg (diatas kaca arloji) Chlorbutanolum = 50 mg X 10 = 500 mg (diatas kaca arloji) Propylenglycolum = 500 mg X 10 = 5000 mg (diatas cawan penguap) Aqua Destillata add = 10 ml X 10 = 100 ml (didalam gelas ukur)
  • 20. Prosedur Pembuatan 1. Timbang semua bahan. 2. Masukkan ephedrine, lalu NaCl, kemudian chlorbutanolum dan selanjutnya propylenglycolum kedalam gelas piala dan tambahkan aquadest sampai 100 ml lalu aduk dengan menggunakan batang pengaduk hingga homogen. 3. Setelah semua bahan larut, tuang larutan tersebut kedalam 10 gelas ukur hingga volume akhir masing-masing (10ml). 4. Lakukan sterilasi filtrasi dengan menggunakan penyaring bakteri (kertas saring 0,22 µm) 5. Setelah disterilkan, masukan larutan tersebut kedalam botol tetes yang telah dikalibrasi secara aseptic dengan menggunakan corong. 6. Kemas botol dalam dus dan beri etiket biru (obat luar).
  • 22. a. Bahan 1. Ephedrini Hydrochloridum 2. Natrii Chloridum 3. Chlorbutanolum 4. Propylenglycolum 5. Aqua Destillata
  • 23. b. Alat 1. Gelas ukur 2. Gelas piala 3. Botol 4. Pipet 5. Spatel 6. Batang pengaduk 7. Cawan Porselin
  • 25. 1. Penetapan pH 2. Uji Kejernihan Larutan 3. Uji Kebocoran 4. Volume Terpindahkan
  • 27. Wadah : Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya. Label sediaan harus mengandung: Nama dan jumlah bahan aktif Instruksi penggunaan sediaan obat tetes hidung Tanggal kadaluarsa Kondisi penyimpanan
  • 28. Etiket Apotik : Muhammadiyah Farm Jl. Bhakti Manunggal No. 05 Rangkasbitung Tlp. (0252)120596 Apoteker : Andri Ramadhan, S.Farm.Apt No :.................................…. Tgl………… Nama :……………………..… OBAT LUAR
  • 29. Aturan Pakai : Perhatian : No. Batch Exp. Date Komposisi :
  • 30. Contoh Obat Tetes Hidung Yang Beredar Dipasaran
  • 31. Obat Tetes Hidung Yang Kami Buat
  • 32. Komposisi : Ephedrini Hydrochloridum 100 mg Natrii Chloridum 50 mg Chlorbutanolum 50 mg Propylenglycolum 500 ml Aqua Destillata add 10 ml Indikasi : Meringankan hidung tersumbat karena pilek, 'hay fever'/rhinitis alergi lainnya, sinusitis. Membantu mengeringkan sekresi pada peradangan paranasal sinus. Mempermudah tindakan rinoskopi Kontraindikasi : Glaukoma. Pasien dengan trans-sfenoidal hipofisektomi atau yang menjalani operasi s/d duramater. Dosis : Dewasa dan anak > 12 tahun : 2-3 tetes pada tiap rongga hidung 3 kali sehari. Efek Samping : Rasa panas di hidung/tenggorokan, iritasi setempat, mual, sakit kepala, kekeringan pada mukosa nasal Kemasan : Box, 10 botol @ 10 ml No. Reg DKL. 0618962333 A6 Di Produksi Oleh : P.T Muhammadiyah Farm Rangkasbitung-Indonesia
  • 33. Adetinehilaif Guttae Nasales Aturan Pakai : Dewasa dan anak > 12 tahun : 2-3 tetes atau 1 semprotan pada tiap rongga hidung 3 kali sehari. Perhatian : Simpan ditempat yang sejuk dan terhindar dari cahaya matahari langsung. No. Reg : Tgl Produksi : 122015 Exp. Date : 122019 Komposisi : Ephedrini Hydrochloridum 100 mg Natrii Chloridum 50 mg Chlorbutanolum 50 mg Propylenglycolum 500 mg Aqua Destillata add 10 ml
  • 35. 1. Guttae nasales, tetes hidung adalah obat tetes yang digunakan untuk hidung dengan cara meneteskan obat kedalam rongga hidung; dapat mengandung zat pensuspensi, pendapar dan pengawet.(Menurut FI edisi III, hal. 10) 2. Tetes hidung dan larutan spray hidung adalah larutan, suspensi atau emulsi yang digunakan untuk disemprotkan atau diteteskan ke dalam rongga hidung.(Menurut British Pharmakope 2001). 3. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 2380/A/SK/VI/1983 dan Peraturan Menteri Kesehatan RI No.925/Menkes/Per/X/1993 tentang Daftar Perubahan Golongan Obat Nomor 1 memuat ketetapan mengenai obat-obat yang masuk kedalam daftar obat “W” dan pengertian tentang obat bebas terbatas. Contohnya : Obat Tetes Hidung 4. Sediaan obat tetes hidung ephedrine bekerja dengan melakukan penyempitan pembuluh darah kapiler. Misalnya pada kondisi influenza, terjadi pelebaran pada pembuluh darah kecil (kapiler) pada daerah hidung sehingga dapat mengakibatkan sumbatan. Dengan adanya penyempitan dari pembuluh darah kapiler (kerja dekongestan), maka hidung dapat menjadi lega kembali. 5. Tiap 10 ml mengandung : Ephedrini Hydrochloridum 100 mg, Natrii Chloridum 50 mg, Chlorbutanolum 50 mg, Propylenglycolum 500 mg, Aqua Destillata add 10 ml. 6. Evaluasi : penetapan ph, uji kejernihan larutan, uji kejernihan, uji kebocoran dan volume terpindahkan.
  • 36. Daftar Pustaka Ruli S.H, S.Si, Apt., dkk., 2013, Undang-Undang Kesehatan untuk SMK Farmasi, Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. Meity T. Q., dkk., 2011, Kamus Bahasa Indonesia untuk Pelajar, Jakarta : Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Sunarto, Loho, E., dkk., 1978, Formularium Nasional, Edisi II, Depkes RI, Jakarta. Midian, Loho, E., dkk., 1979, Farmakope Indonesia, Edisi III, Depkes RI, Jakarta.