Dokumen tersebut membahas proses analisis fundamental dalam menilai harga saham, meliputi top-down analysis yang melihat perekonomian, industri, dan kinerja perusahaan; serta teori valuasi yang memperkirakan arus kas masa depan dan tingkat pengembalian yang diharapkan. Selain itu juga menjelaskan berbagai jenis risiko dan aksi korporasi yang mempengaruhi harga saham.
2. ERDIKHA ELITERDIKHA ELIT
Proses Valuasi
Top-down Analysis: 3 Pokok Analisis
1. Perekonomian
Fiscal Policy
(Kebijakan Fiskal)
Monetary Policy
(Kebijakan Moneter)
Inflation
(Inflasi)
Longgar: mendorong konsumsi
Ketat: memperlambat konsumsi
Ketat: mengurangi pasokan modal kerja dan memperlambat
pertumbuhan dunia usaha. Suku bunga pinjaman naik, biaya
industri menjadi mahal.
Inflasi menimbulkan perbedaan antara real interest rate dan
nominal interest rate, serta mengubah perilaku konsumen dan
perusahaan dalam berbelanja dan menabung.
Selain memengaruhi perkonomian domestik, perbedaan inflasi juga
akan memengaruhi neraca perdagangan dan nilai tukar mata uang
negara.
3. ERDIKHA ELITERDIKHA ELIT
Political Changes
(Perubahan Politik)
Berpotensi meningkatkan premi risiko (risk premium)
berinvestasi di suatu negara.
4. ERDIKHA ELITERDIKHA ELIT
2. Industri
Mengidentifikasi industri-industri yang mengalami kemakmuran atau
menderita dalam suatu siklus perekonomian. Reaksi industri-industri terhadap
perubahan perekonomian akan berbeda-beda pada titik siklus bisnis (business
cycle) tertentu.
Contoh :
● Industri manufaktur akan meningkatkan modalnya ketika beroperasi pada kapasitas
penuh di puncak siklus perekonomian.
● Industri konstruksi akan terpengaruh menjelang siklus berakhir.
● Industri alternatif akan merespons suatu siklus bisnis secara berbeda-beda.
● Industri musiman umumnya mengalami kemakmuran selama masa ekspansi.
● Industri non-musiman
(defensif)
tidak mengalami penurunan yang signifikan selama masa resesi.
Namun juga tidak mengalami peningkatan tajam saat ekonomi
ekspansi.
5. ERDIKHA ELITERDIKHA ELIT
3. Analisis Perusahaan
Menganalisis dan membandingkan kinerja perusahaan-perusahaan di industri
sejenis dengan menggunakan indikator bisnis dan indikator keuangan.
Track Record Manajemen (Pengalaman Kerja, Pernah menangani
perusahaan besar, dll)
√
√ Kinerja keuangan 5 tahun sebelum dan proyeksi kedepan
√ Proyeksi bisnis yang dilihat perusahaan, serta industri yang berada
didalamnya
√ Kinerja Bisnis (Market Share di Industri, Brand Image, Kinerja Penjualan)
√ Analisa dan Proyeksi Keuangan perseroan berdasarkan performance
masa lalu dan proyeksi masa datang, dengan memperhatikan tingkat
Kewajaran dan resiko yang mungkin terjadi.
6. ERDIKHA ELITERDIKHA ELIT
Teori Valuasi
Nilai (value) suatu aset adalah nilai sekarang (present value) dari arus
kas imbal hasil yang diharapkan (expected cash flows).
Dengan kata lain, Anda berharap suatu aset dapat memberikan aliran
cash flows selama Anda memilikinya.
Untuk mengonversikan aliran cash flows menjadi nilai saham, Anda
harus mendiskontokan aliran tersebut dengan tingkat bunga yang diminta
investor (required rate of return).
√
√
√
Dua estimasi utama:
1. The stream of expected cash flows
2. Required rate of return
7. ERDIKHA ELITERDIKHA ELIT
Proses Penilaian (Valuation)
1. Perkiraan Aliran Arus Kas (The Stream of Expected Cash Flows)
Return (Imbal-Hasil) sebuah investasi bukan hanya besar jumlahnya, tapi
juga:
Bentuk (form of returns)
Pola waktu (time pattern of returns)
Ketidakpastian dari return (uncertainty or returns)
yang akan memengaruhi tingkat return yang diinginkan (required rate of return)
oleh seorang investor.
9. ERDIKHA ELITERDIKHA ELIT
2. Tingkat Imbal-Hasil yang diharapkan (Required Rate of Return)
Rumus : k = Rnominal risk-free rate + Prisk premium
k = Rnominal risk-free rate + Prisk premium
Rnominal risk-free rate: adalah tingkat pengembalian instrumen investasi bebas risiko ditambah premi
perkiraan inflasi. Contoh instrumen investasi yang bebas risiko (risk-free) ketidakpastian return
adalah Setifikat Bank Indonesia (SBI).
Rnominal risk-free rate = (1 + real risk-free rate)(1 + expected inflation) – 1
Risk premium: business risk, financial risk, liquidity risk, exchange rate risk, dan country
risk.
10. ERDIKHA ELITERDIKHA ELIT
Contoh Soal:
Jika suku bunga riil SBI saat ini adalah 12% dan perkiraan tingkat inflasi adalah
sebesar 3%, berapakah nominal risk-free rate?
Nominal risk-free rate = (1 + 0,12)(1 + 0,03)-1
= 15,36%
Untuk mendapatkan required rate of return (k), Anda tinggal menambahkan
besarnya premi risiko (risk premium) yang Anda perkirakan.
11. ERDIKHA ELITERDIKHA ELIT
Jenis-Jenis Risiko
1. Business Risk
adalah ketidakpastian arus kas masuk yang diakibatkan oleh iklim
usaha.
Semakin tinggi ketidakpastian arus kas masuk terhadap perusahaan,
semakin tinggi pula ketidakpastian arus kas masuk bagi investor.
Sehingga investor akan meminta premi risiko yang lebih tinggi.
12. ERDIKHA ELITERDIKHA ELIT
2. Financial Risk
disebut juga financial leverage, yaitu ketidakpastian return yang
ditunjukkan oleh metode pembiayaan investasi perusahaan.
Jika perusahaan juga meminjam uang atau menerbitkan obligasi
untuk membiayai investasi usahanya, mereka harus membayar
biaya bunga yang prioritas pembayarannya lebih tinggi
dibandingkan dengan dividen bagi pemegang saham.
Akibatnya, ketidakpastian return bagi investor ekuitas akan
meningkat sehingga investor pun akan meminta premi risiko yang
lebih tinggi.
13. ERDIKHA ELITERDIKHA ELIT
3. Liquidity Risk
adalah ketidakpastian return yang ditunjukkan oleh pasar sekunder
saham ketika investor ingin melikuidasi sahamnya.
Semakin tinggi tingkat likuiditas, semakin rendah premi risiko.
Demikian juga sebaliknya.
14. ERDIKHA ELITERDIKHA ELIT
4. Exchange Rate Risk
adalah ketidakpastian return yang ditimbulkan oleh adanya
perbedaan mata uang yang digunakan dalam berinvestasi.
Misalnya Anda membeli saham di Singapura dalam nominasi dolar
Singapura, maka ketika Anda hendak mengonversikannya ke dalam
mata uang rupiah, Anda akan dihadapkan pada selisih kurs.
15. ERDIKHA ELITERDIKHA ELIT
5. Country Risk
disebut juga political risk adalah ketidakpastian return yang
diakibatkan oleh kemungkinan perubahan penting di bidang politik
ataupun ekonomi suatu negara.
Semakin tinggi country risk, semakin tinggi pula premi risiko yang
diminta investor.
16. ERDIKHA ELITERDIKHA ELIT
6. Market Risk
atau Risiko pasar adalah risiko sistematis yang diukur dengan
beta (β).
Misalnya, saham A dengan koefisien beta = 1,2
Jika pasar naik sebesar 10%, harga saham A berpotensi untuk naik
sebesar 1,2 x 10% = 12%.
Sebaliknya, jika pasar turun 10%, harga saham A berpotensi turun
12%.
Koefisien beta: ukuran sensitivitas atau kepekaan individu
saham terhadap pergerakan pasar.
17. ERDIKHA ELITERDIKHA ELIT
Corporate Action adalah tindakan atau aksi yang
dilakukan oleh suatu perusahaan yang akan
berdampak signifikan terhadap berbagai kepentingan.
Corporate Action adalah tindakan atau aksi yang
dilakukan oleh suatu perusahaan yang akan
berdampak signifikan terhadap berbagai kepentingan.
Kelangsungan
operasi
perusahaan
Kelangsungan
operasi
perusahaan
Harga
saham
Harga
saham
Pemegang
saham
Pemegang
saham
18. ERDIKHA ELITERDIKHA ELIT
Repurchase atau Buy Back
Menghindari
akuisisi/pengambilalihan
yang tidak bersahabat
dari pihak lain
Menghindari
akuisisi/pengambilalihan
yang tidak bersahabat
dari pihak lain
Menjaga kejatuhan
harga saham
yang terlalu dalam
Menjaga kejatuhan
harga saham
yang terlalu dalam
Apa tujuan sebuah perusahaan untuk membeli kembali
(repurchase/buy back) sahamnya yang beredar di publik?
Apa tujuan sebuah perusahaan untuk membeli kembali
(repurchase/buy back) sahamnya yang beredar di publik?
19. ERDIKHA ELITERDIKHA ELIT
Stock Split
Aksi korporasi yang memecah nilai nominal (par value)
saham dengan rasio tertentu.
Aksi korporasi yang memecah nilai nominal (par value)
saham dengan rasio tertentu.
Contoh:
2 Sept 2003 Saham UNVR Nominal Rp100,-/ saham
Jumlah saham
yang outstanding
686.700.000 saham
Harga penutupan Rp30.250,-
3 Sept 2003 UNVR melakukan stock split saham 1 : 10
Rp100,-/10 = Nominal Rp10,- per saham baru
20. ERDIKHA ELITERDIKHA ELIT
Reverse Stock Split
Aksi korporasi yang menggabungkan nilai nominal
(par value) saham dengan rasio tertentu.
Aksi korporasi yang menggabungkan nilai nominal
(par value) saham dengan rasio tertentu.
Artinya nilai nominal setiap LIMA
saham digabungkan menjadi SATU
saham.
Contoh:
Rasio Reverse Stock Split PT Bakrie Brothers, Tbk. (BNBR) tanggal 14 Maret
2005
5 : 1
Nilai nominal saham BNBR sebelum Reverse Stock Split Rp70,- per
saham.
Pasca-Reverse Stock Split menjadi Rp350,- per saham.
Harga Pasarnya segera menyesuaikan diri mengikuti rasio Reverse Stock Split.
21. ERDIKHA ELITERDIKHA ELIT
Right Issue
atau Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD): hak yang
diberikan emiten kepada para pemegang sahamnya untuk
membeli saham baru yang diambil dari portepel pada harga
pelaksanaan (exercise price) dalam jangka waktu yang sudah
ditetapkan.
atau Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD): hak yang
diberikan emiten kepada para pemegang sahamnya untuk
membeli saham baru yang diambil dari portepel pada harga
pelaksanaan (exercise price) dalam jangka waktu yang sudah
ditetapkan.
Tujuannya?
untuk meraih dana segar tambahan dari pemegang sahamnya yang akan
digunakan untuk berbagai tujuan
ekspansi usaha
akuisisi perusahaan lain
membayar utang perusahaan
22. ERDIKHA ELITERDIKHA ELIT
Berapa jumlah saham Anda setelah right issue?
Contoh: sebelum right issue Anda memiliki 130.000 saham ASII dari total 2,653
miliar saham perseroan atau setara dengan 0,0049%
Anda berhak mendapatkan sebanyak 130.000/13 x 7 = 70.000 right yang
dapat Anda tukarkan dengan sejumlah 70.000 saham baru pada exercise
price Rp1.000,- per saham baru.
Total uang yang harus Anda bayarkan:
70.000 saham x Rp1.000,- = Rp70.000.000,-
Jumlah saham pasca-melaksanakan right:
+130.000 saham lama 70.000 saham baru = 200.000 saham
(atau 200.000/4.082.351.736 x 100% = 0,0049%)
Apa pengaruhnya bagi Anda jika tidak melakukan right?
Saham Anda akan terdilusi ...
23. ERDIKHA ELITERDIKHA ELIT
Secondary Public Offering
Secondary public offering adalah penjualan saham (divestasi)
lanjutan milik pemegang saham mayoritas atau pendiri
perusahaan kepada publik sebagaimana halnya IPO.
Secondary public offering adalah penjualan saham (divestasi)
lanjutan milik pemegang saham mayoritas atau pendiri
perusahaan kepada publik sebagaimana halnya IPO.