SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  9
FISIOTERAPI DADA
LAPORAN PERSIAPAN PRAKTIKUM
FISIOTERAPI DADA
1. Pengertian fisioterapi dada
Fisioterapi adalah suatu cara atau bentuk pengobatan untuk mengembalikan fungsi suatu
organ tubuh dengan memakai tenaga alam. Fisioterapi dada merupakan tindakan yang
dilakukan pada klien yang mengalami retensi sekresi dan gangguan oksigenasi yang memerlukan
bantuan untuk mengencerkan atau mengeluarkan sekresi. Fisioterapi dada ini meliputi rangkaian
: postural drainage, perkusi, dan vibrasi. Postural drainase (PD) merupakan salah satu
intervensi untuk melepaskan sekresi dari berbagai segmen paru dengan menggunakan pengaruh
gaya gravitasi. Waktu yang terbaik untuk melakukan PD yaitu sekitar 1 jam sebelum sarapan
pagi dan sekitar 1 jam sebelum tidur pada malam hari. Perkusi/ clapping adalah tepukan yang
dilakukan pada dinding dada atau punggung dengan tangan dibentuk seperti mangkok. Vibrasi
merupakan kompresi dan getaran manual pada dinding dada dengan tujuan menggerakkan secret
ke jalan napas yang besar.
2. Tujuan Fisioterapi Dada
a.Klien dapat bernapas dengan bebas dan tubuh mendapatkan oksigen yang cukup.
b.mengembalikan dan memelihara fungsi otot-otot pernafasan
c.membantu membersihkan sekret dari bronkus
d.mencegah penumpukan secret
e.memperbaiki pergerakan dan aliran secret
f. pengobatan dan pencegahan pada penyakit paru obstruktif menahun
penyakit pernafasan restriktif termasuk kelainan neuromuskuler dan penyakit paru restriktif
karena kelainan parenkim paru seperti fibrosis
3. kompetensi dasar lain yang harus dimiliki untuk melakukan fisioterapi dada
a. Struktur dan fungsi sistem pernafasan
b. Teknik mengatur posisi
4. indikasi, kontra indikasi, dan komplikasi dari tindakan
Indikasi fisioterapi dada :
1. Profilaksis untuk mencegah penumpukan sekret yaitu pada :
1.1. Pasien yang memakai ventilator
1.2. Pasien yang melakukan tirah baring yang lama
1.3. Pasien yang produksi sputum meningkat seperti pada fibrosis kistik atau bronkiektasis
1.4. Pasien dengan batuk yang tidak efektif .
2. Mobilisasi sekret yang tertahan :
2.1. Pasien dengan atelektasis yang disebabkan oleh sekret
2.2. Pasien dengan abses paru
2.3. Pasien dengan pneumonia
2.4. Pasien pre dan post operatif
2.5. Pasien neurologi dengan kelemahan umum dan gangguan menelan atau batuk
Kontra indikasi fisioterapi dada :1. Tension pneumotoraks
2. Hemoptisis
3. Gangguan sistem kardiovaskuler seperti hipotensi, hipertensi, infark miokard akutrd infark dan
aritmia.
4. Edema paru
5. Efusi pleura yang luas
komplikasi fisioterapi dada:
1.trauma thoraks
5. Alat dan bahan yang digunakan
a.Bantal 2-3
b.Tisu wajah
c.Segelas air hangat
d.Masker
e.Sputum pot berisi cairan desinfektan
f. Handuk kecil
g. Bengkok
6. anatomi daerah yang akan menjadi target tindakan
7. aspek keamanan dan keselamatan (safety) yang harus diperhatikan
Aspek keamanan dan keselamatan yang harus diperhatikan oleh perawat meliputi area
tindakan terapi dada. Posisi pasien ketika melakukan tindakan untuk mencegah trauma thoraks.
8. protokol atau prosedur dari tindakan
a.Lakukan auskultasi bunyi napas klien
b.Instruksikan klien untuk mengatakan bila mengalami mual, nyeri dada, dispneu.
c.Berikan medikasi yang dapat membantu mengencerkan sekresi.
d.Kendurkan pakaian klien
1.Postural drainase
Pilih area yang tersumbat yang akan didrainase
 Baringkan klien dalam posisi untuk mendrainase area yang tersumbat. Letakkan bantal sebagai
penyangga
Minta klien untuk mempertahankan posisi selama 10 – 15 menit
Selama dalam posisi ini, lakukan perkusi dan vibrasi dada di atas area yang didrainase
 Setelah drainase pada posisi pertama, minta klien duduk dan batuk efektif. Tampung sekresi
dalam sputum pot.
Istirahatkan pasien, minta klien minum sedikit air
Ulangi untuk area tersumbat lainnya. Tindakan tidak lebih dari 30 – 60 menit.
2.Perkusi
Tutup area yang akan diperkusi dengan menggunkan handuk
Anjurkan klien untuk tarik napas dalam dan lambat untuk meningkatkan relaksasi
Jari dan ibu jari berhimpitan dan fleksi membentuk mangkuk
Secara bergantian, lakukan fleksi dan ekstensi pergelangan tangan secara cepat menepuk dada
Perkusi pada setiap segmen paru selama 1 -2 menit, jangan pada area yang mudah cedera
3.Vibrasi
 Letakkan tangan, telapak tangan menghadap ke bawah di area yang didrainase, satu tangan di atas
tangan yang lain dengan jari-jari menempel bersama dan ekstensi.
Anjurkan klien inspirasi dalam dan ekspirasi secara lambat lewat mulut ( pursed lip breathing )
 Selama ekspirasi, tegangkan seluruh otot tangan dan lengan, dan gunakan hamper semua tumit
tangan, getarkan tangan, gerakkan ke arah bawah. Hentikan getaran saat klien inspirasi
Lakukan vibrasi selama 5 kali ekspirasi pada segmen paru yang terserang.
9. hal-hal penting yang harus diperhatikan bagi perawat dalam melakukan tindakan
a. mengetahui area yang akan dilakukan tindakan tindakan agar terhindar dari resiko
trauma thoraks
b. perhatikan pakaian klien, jangan terlalu ketat
c. Batuk dua atau tiga kali berurutan setelah setiap kali berganti posisi.
d. Minum air hangat setiap hari sekitar 2 liter
e. Jika harus menghirup bronkodilator, lakuanlah 15 menit sebelum drainage
f. Lakukan laihan nafas dan latihan lain yang dapat membantu mengencerkan lendir.
g. Perkusi harus dilakukan hati-hati pada keadaan, patah tulang rusuk, emfisema
subkutan daerah leher dan dada, skin graf yang baru, luka bakar, infeksi kulit,
emboli paru, dan pneumotoraks tension yang tidak diobati.
10. hal-hal penting yang harus dicatat setelahtindakan (dokumentasi)
a. respon klien
b. jika masih ada sputum, prosedure harus di ulang kembali
LP 2 (INHALASI atau NEBULEZER)
2.Pengertian Inhalasi
Inhalasi adalah pengobatan dengan cara memberikan obat dalam bentuk uap kepada si pasien
langsung melalui alat pernapasannya (hidung ke paru-paru). Terapi inhalasi adalah sistem
pemberian obat dengan cara menghirup obat dengan bantuan alat tertentu, misalnya Metered –
Dose Inhalers (MDI), Dry Powder Inhaler (DPI), nebulizer.
3.Tujuan Terapi Inhalasi
c.mengembalikan dalam kondisi normal pernapasan yang terganggu akibat adanya lendir atau
sedang mengalami sesak napas.
d.Terapi inhalasi diberikan pada gangguan atau alergi saluran pernapasan dan secret/lendir
berlebihan pada bayi.
e.relaksasi saluran pernapasan
f. menekan proses peradangan serta mengencerkan dan memudahkan pengeluaran dahak.
4.indikasi inhalasi
Indikasi Inhalasi:
a. Penyakit saluran nafas atas akut dan kronis
b. Penyakit saluran nafas bawah akut dan kronis
c. Penyakit jaringan paru untuk memperbaiki ventilasi
d. Gangguan saluran pernafasan karena alergi
c. Bayi dengan sekret yang berlebihan
5.alat dan bahan
a.obat yang digunakan adalah golongan pelega saluran nafas (bronkodilator) atau untuk mengurangi
inflamasi atau peradangan jalan nafas (golongan kortikosteroid).
b.Metered – Dose Inhalers (MDI)
c.Dry Powder Inhaler (DPI)
d.Nebulizer
6.protokol atau prosedur dari tindakan
1. Pemberian obat
Obat yang digunakan mempunyai dosis yang lebih kecil dan kerjanya lebih cepat pada
organ targetnya sehingga efek sampingnya ke organ lain lebih kecil. Sebanyak 20-30% obat akan
masuk di saluran napas dan paru-paru, sedangkan 2-5% mungkin akan mengendap di mulut dan
tenggorokan
Ada 3 cara dalam pemberian obat asma:
1. Melalui oral
2. Melalui parietal
3. Melalui inhalasi
Prosedur dengan menggunakan obat bronkodilator:
1. Masukkan cairan ke dalam spuit/suntikan dengan 0,3-0,5 ml.
2. Obat asma dicampur dengan cairan NaCl dengan1-1,5 ml
3. Pakai sarung tangan dan pinset
4. Ujung botol obat dibersihkan dengan menggunakan alkohol
5. Di tusuk, dimasukkan ke dalam alat inhalasi
6. Di hirup dalam waktu 10-15 menit
7. Pasien disuruh minum
8. Batuk efektif
2.Metered– Dose Inhalers (MDI)
Alat semprot yang berisi obat yang harus dihirup dengan ukuran dosis tertentu. Obat yang
dihirup dalam bentuk aerosol (kabut).
Langkah penggunaan MDI :
a. Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali, lalu tutup
aktuator dibuka
b. MDI disiapkan dalam posisi tegak,pasien melakukan ekspirasi maksimal
c. Orifisium aktuator dimasukkan dalam mulut pasien di antara dua baris gigi, bibir
dikatupkan rapat.
d. Pasien melakukan inspirasi pelan, sesaat setelah itu kanister ditekan k bawah agar
obat keluar terdispersi, inspirasi diteruskan pelan dan dalam sehingga maksimal
e. Dalam posisi inspirasi maksimal, napas ditahan selama 10 detik, baru lakukan
ekspirasi
f. Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya, lakukan langkah yang sama setelah
30-60 detik
g. Setelah melakukan hirupan, pasien berkumur dan airnya di buang untuk
menghilangkan sisa obat yang tertinggal di mulut, sehingga mengurangi absorpsi
sistemik.
3.Dry Powder Inhaler (DPI)
Alat berisi serbuk untuk dihisap. Obat yang dihirup berupa serbuk kering. Dosis terukur oleh
piring ukur sesaat sebelum dihirup. Selama dihirup, obat akan masuk melalui saluran berbentuk
spiral dalam mouthpiece Turbuhaler. Turbulensi dalam saluran spiral ini akan mengendapkan
partikel besar. Deposisi di bronkus 17-32%, di inhaler 20-25%, di orofaring.
Langkah penggunaan Turbuhaler:
1. Tutup Turbuhaler
2. Pegang turbuhaler dalalm posisi tegak, putar bagian bawahnya searah jarum jam
hingga pas kemudian putar balik berlawanan jarum jam hingga terdengar bunyi
klik.
3. Untuk pemakaian pertama lakukan langkah ini 2 kali, untuk pemakaian
selanjutnya cukup 1 kali
4. Masukan mouthpiece ke dalam mulut, katupkan kedua bibir
5. Setelah ekspirasi maksimal, lakukan inspirasi dengan cepat dan dalam hingga
makismal
6. Tahan napas selama 10 detik, kemudian hembuskan napas keluar
7. Setelah melakukan hirupan, pasien berkumur dan airnya di buang untuk
menghilangkan sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi
sistemik.
Alat ini digunakan pada anak yang berumer di atas 5 tahun
4.Nebulizer
Alat untuk membantu pencairan dahak/slump yang ada di rongga dada. Alat ini digunakan pada
anak yang berumur kurang dari 5 tahun. Nebulizer ada 2
1. Nebulizer jet adalah alat yang menghasilkan aerosol dengan aliran gas kuat yang dihasilkan oleh
compressor listrik atau gas (udara atau O2) yang dimampatkan.
2. Nebulizer ultrasonik adalah alat yang menggunakan tenaga listrik untuk menggetarkan
lempengan yang kemudian menggetarkan cairan di atasnya kemudian mengubahnya menjadi
aerosol.
Efek samping terapi inhalsi dengan nebulizer:
a. Infeksi silang antar pasien
b. Penyempitan saluran nafas atau refleks vagal yang menyebabkan henti napas mendadak
c. Penumpukan secret atau lendir
d. Iritasi pada selaput mata, kulit dan selaput lendir tenggorokan
9. hal-hal penting yang harus diperhatikan bagi perawat dalam melaksanakan inhalasi
hal-hal yang diperhatikan :
a. Gunakan tubing, nebulizer cup, mouthpiece/master untuk masing-masing pasien.
b. Lindungi mata dari uap
c. Berikan obat yang sesuai dengan resep yang dianjurkan oleh dokter
d. Jangan mencampur obat tanpa seizin dokter
e. Jika memungkinkan, selama terapi, atur napas dengan menarik nafas dalam melalui
hidung dan tiup melalui mulut
f. Perhatikan perubahan yang terjadi, seperti kebiruan (sianosis), batuk berkepanjangan,
gemetar (tremor), berdebar-debar, mual, dan muntah.
g. Lakukan penepukan dada atau punggung pada saat atau setelah selesai terapi inhalasi
h. Segera setelah selesai melakukan terapi inhalasi, basuh wajah dengan air
Referensi:
Potter, P. A., & Perry, A. G. (2005). Fundamental of nursing: concept, process, and practice, 4/E. (Terj.
Yasmin Asih, et al). Jakarta: EGC.
Rokhaebi, H., Purnamasari, E., & Rahayoe, A. (2001). Keperawatan kardiovaskuler. (Ed:1). Jakarta:
Bidang Pendidikan & Pelatihan Pusat Kesehatan Jantung dan Pembuluh Darah Nasional
“Harapan Kita”.
fisioterapi dada dan nebulezer

Contenu connexe

Tendances

Body alignment (postur tubuh)
Body alignment (postur tubuh)Body alignment (postur tubuh)
Body alignment (postur tubuh)
rosellamarie
 
Keperawatan transkultural 2
Keperawatan transkultural 2Keperawatan transkultural 2
Keperawatan transkultural 2
rakye-psik
 
Teori keperawatan virginia handerson
Teori keperawatan virginia handersonTeori keperawatan virginia handerson
Teori keperawatan virginia handerson
Rara Niken FA
 
Model Konsep & Teori Keperawatan
Model Konsep & Teori KeperawatanModel Konsep & Teori Keperawatan
Model Konsep & Teori Keperawatan
Uwes Chaeruman
 

Tendances (20)

05 pengkajian fisik&psikologis
05 pengkajian fisik&psikologis05 pengkajian fisik&psikologis
05 pengkajian fisik&psikologis
 
Body alignment (postur tubuh)
Body alignment (postur tubuh)Body alignment (postur tubuh)
Body alignment (postur tubuh)
 
134454836 lp-oksigenasi
134454836 lp-oksigenasi134454836 lp-oksigenasi
134454836 lp-oksigenasi
 
Evaluasi keperawatan
 Evaluasi keperawatan Evaluasi keperawatan
Evaluasi keperawatan
 
Diagnosa keperawatan (sdki ppni)
Diagnosa keperawatan (sdki ppni)Diagnosa keperawatan (sdki ppni)
Diagnosa keperawatan (sdki ppni)
 
Profesi Dalam keperawatan
Profesi Dalam keperawatanProfesi Dalam keperawatan
Profesi Dalam keperawatan
 
Keperawatan transkultural 2
Keperawatan transkultural 2Keperawatan transkultural 2
Keperawatan transkultural 2
 
Sp isolasi sosial
Sp isolasi sosialSp isolasi sosial
Sp isolasi sosial
 
Kolaborasi Dalam Keperawatan
Kolaborasi Dalam KeperawatanKolaborasi Dalam Keperawatan
Kolaborasi Dalam Keperawatan
 
Huknah tinggi & rendah
Huknah tinggi & rendahHuknah tinggi & rendah
Huknah tinggi & rendah
 
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
 
Teori keperawatan virginia handerson
Teori keperawatan virginia handersonTeori keperawatan virginia handerson
Teori keperawatan virginia handerson
 
sop-rom
sop-romsop-rom
sop-rom
 
Model Konsep & Teori Keperawatan
Model Konsep & Teori KeperawatanModel Konsep & Teori Keperawatan
Model Konsep & Teori Keperawatan
 
Model konseptual dalam kep. jiwa
Model konseptual dalam kep. jiwaModel konseptual dalam kep. jiwa
Model konseptual dalam kep. jiwa
 
Falsafah dan paradigma keperawatan
Falsafah dan paradigma keperawatanFalsafah dan paradigma keperawatan
Falsafah dan paradigma keperawatan
 
Skenario role play timbang terima
Skenario role play timbang terimaSkenario role play timbang terima
Skenario role play timbang terima
 
Prespektif Keperawatan Paliatif
Prespektif Keperawatan PaliatifPrespektif Keperawatan Paliatif
Prespektif Keperawatan Paliatif
 
Konsep keperawatan medikal bedah
Konsep keperawatan medikal bedahKonsep keperawatan medikal bedah
Konsep keperawatan medikal bedah
 
berfikir-kritis-dlm-keperawatan
berfikir-kritis-dlm-keperawatanberfikir-kritis-dlm-keperawatan
berfikir-kritis-dlm-keperawatan
 

En vedette (9)

Analisa tindakan pemasangan ett
Analisa tindakan pemasangan ettAnalisa tindakan pemasangan ett
Analisa tindakan pemasangan ett
 
EFEKTIFITAS INHALASI DENGAN PEMBERIAN POSISI SEMIFOWLER DAN BATUK EFEKTIF TER...
EFEKTIFITAS INHALASI DENGAN PEMBERIAN POSISI SEMIFOWLER DAN BATUK EFEKTIF TER...EFEKTIFITAS INHALASI DENGAN PEMBERIAN POSISI SEMIFOWLER DAN BATUK EFEKTIF TER...
EFEKTIFITAS INHALASI DENGAN PEMBERIAN POSISI SEMIFOWLER DAN BATUK EFEKTIF TER...
 
Leaflet pertolongan pertama pada anak tersedak
Leaflet pertolongan pertama pada anak tersedakLeaflet pertolongan pertama pada anak tersedak
Leaflet pertolongan pertama pada anak tersedak
 
jurnal efusu flaura
jurnal efusu flaurajurnal efusu flaura
jurnal efusu flaura
 
Prosedur Pemberian Terapi Nebulizer
Prosedur Pemberian Terapi NebulizerProsedur Pemberian Terapi Nebulizer
Prosedur Pemberian Terapi Nebulizer
 
Fisioterapi dada
Fisioterapi dadaFisioterapi dada
Fisioterapi dada
 
Suctioning Procedure
Suctioning  ProcedureSuctioning  Procedure
Suctioning Procedure
 
Postural Drainage
Postural DrainagePostural Drainage
Postural Drainage
 
Nebulization therapy
Nebulization therapyNebulization therapy
Nebulization therapy
 

Similaire à fisioterapi dada dan nebulezer

Fisioterapi dada dan batuk efektif AKPER PEMKAB MUNA
Fisioterapi dada dan batuk efektif AKPER PEMKAB MUNA Fisioterapi dada dan batuk efektif AKPER PEMKAB MUNA
Fisioterapi dada dan batuk efektif AKPER PEMKAB MUNA
Operator Warnet Vast Raha
 
Fisioterapi dada dan batuk efektif AKPER PEMKAB MUNA
Fisioterapi dada dan batuk efektif  AKPER PEMKAB MUNA Fisioterapi dada dan batuk efektif  AKPER PEMKAB MUNA
Fisioterapi dada dan batuk efektif AKPER PEMKAB MUNA
Operator Warnet Vast Raha
 
Pengelolaan_Jalan_Napas_Airway_Managemen.pptx
Pengelolaan_Jalan_Napas_Airway_Managemen.pptxPengelolaan_Jalan_Napas_Airway_Managemen.pptx
Pengelolaan_Jalan_Napas_Airway_Managemen.pptx
DeniSuryadiPratama
 
Makalah macam2 pemberian oksigen
Makalah macam2 pemberian oksigenMakalah macam2 pemberian oksigen
Makalah macam2 pemberian oksigen
conesti08com
 
Makalah macam2 pemberian oksigen
Makalah macam2 pemberian oksigenMakalah macam2 pemberian oksigen
Makalah macam2 pemberian oksigen
conesti08com
 
AR101 -POLIBRIGED ( PERTOLONGAN CEMAS)
AR101 -POLIBRIGED ( PERTOLONGAN CEMAS)AR101 -POLIBRIGED ( PERTOLONGAN CEMAS)
AR101 -POLIBRIGED ( PERTOLONGAN CEMAS)
mokhtar
 

Similaire à fisioterapi dada dan nebulezer (20)

Fisioterapi dada dan batuk efektif AKPER PEMKAB MUNA
Fisioterapi dada dan batuk efektif AKPER PEMKAB MUNA Fisioterapi dada dan batuk efektif AKPER PEMKAB MUNA
Fisioterapi dada dan batuk efektif AKPER PEMKAB MUNA
 
Fisioterapi dada dan batuk efektif AKPER PEMKAB MUNA
Fisioterapi dada dan batuk efektif  AKPER PEMKAB MUNA Fisioterapi dada dan batuk efektif  AKPER PEMKAB MUNA
Fisioterapi dada dan batuk efektif AKPER PEMKAB MUNA
 
La rangki fisioterapi dada
La rangki fisioterapi dadaLa rangki fisioterapi dada
La rangki fisioterapi dada
 
Bab ii bamss
Bab ii bamssBab ii bamss
Bab ii bamss
 
ASKEP trauma dada
ASKEP trauma dadaASKEP trauma dada
ASKEP trauma dada
 
Oksigenasi
OksigenasiOksigenasi
Oksigenasi
 
Pengelolaan_Jalan_Napas_Airway_Managemen.pptx
Pengelolaan_Jalan_Napas_Airway_Managemen.pptxPengelolaan_Jalan_Napas_Airway_Managemen.pptx
Pengelolaan_Jalan_Napas_Airway_Managemen.pptx
 
Makalah macam2 pemberian oksigen
Makalah macam2 pemberian oksigenMakalah macam2 pemberian oksigen
Makalah macam2 pemberian oksigen
 
Makalah macam2 pemberian oksigen
Makalah macam2 pemberian oksigenMakalah macam2 pemberian oksigen
Makalah macam2 pemberian oksigen
 
Nebulizer
NebulizerNebulizer
Nebulizer
 
La rangki inksiiii sam
La rangki inksiiii samLa rangki inksiiii sam
La rangki inksiiii sam
 
Fisioterapi dada
Fisioterapi dadaFisioterapi dada
Fisioterapi dada
 
Fisioterapi Dada
Fisioterapi DadaFisioterapi Dada
Fisioterapi Dada
 
Praktikum 2
Praktikum 2Praktikum 2
Praktikum 2
 
Praktikum 2
Praktikum 2Praktikum 2
Praktikum 2
 
Breathing Management Kegawatdaruratan.pptx
Breathing Management Kegawatdaruratan.pptxBreathing Management Kegawatdaruratan.pptx
Breathing Management Kegawatdaruratan.pptx
 
Penatalaksanaan Asfiksia Pada BBL
Penatalaksanaan Asfiksia Pada BBLPenatalaksanaan Asfiksia Pada BBL
Penatalaksanaan Asfiksia Pada BBL
 
AR101 -POLIBRIGED ( PERTOLONGAN CEMAS)
AR101 -POLIBRIGED ( PERTOLONGAN CEMAS)AR101 -POLIBRIGED ( PERTOLONGAN CEMAS)
AR101 -POLIBRIGED ( PERTOLONGAN CEMAS)
 
La rangki injeksi
La rangki injeksiLa rangki injeksi
La rangki injeksi
 
Prosedur Tindakan Pemenuhan Kebutuhan Oksigen
Prosedur Tindakan Pemenuhan Kebutuhan OksigenProsedur Tindakan Pemenuhan Kebutuhan Oksigen
Prosedur Tindakan Pemenuhan Kebutuhan Oksigen
 

Dernier

KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxDAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
kemenaghajids83
 
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
Zuheri
 
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
NezaPurna
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
Acephasan2
 
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptxMateri 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Yudiatma1
 

Dernier (20)

KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
 
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptxFRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
 
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxDAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
 
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
 
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOAPROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
 
Referat Penurunan Kesadaran_Stase Neurologi
Referat Penurunan Kesadaran_Stase NeurologiReferat Penurunan Kesadaran_Stase Neurologi
Referat Penurunan Kesadaran_Stase Neurologi
 
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdfMODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
 
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
 
Farmakologi Pengelolaan Obat Homecare_pptx
Farmakologi Pengelolaan Obat Homecare_pptxFarmakologi Pengelolaan Obat Homecare_pptx
Farmakologi Pengelolaan Obat Homecare_pptx
 
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdfJenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
 
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitasDbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
 
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptMEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
 
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.pptPAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
 
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
 
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptxFRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
 
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptxMateri 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
 
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitapower point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
 

fisioterapi dada dan nebulezer

  • 1. FISIOTERAPI DADA LAPORAN PERSIAPAN PRAKTIKUM FISIOTERAPI DADA 1. Pengertian fisioterapi dada Fisioterapi adalah suatu cara atau bentuk pengobatan untuk mengembalikan fungsi suatu organ tubuh dengan memakai tenaga alam. Fisioterapi dada merupakan tindakan yang dilakukan pada klien yang mengalami retensi sekresi dan gangguan oksigenasi yang memerlukan bantuan untuk mengencerkan atau mengeluarkan sekresi. Fisioterapi dada ini meliputi rangkaian : postural drainage, perkusi, dan vibrasi. Postural drainase (PD) merupakan salah satu intervensi untuk melepaskan sekresi dari berbagai segmen paru dengan menggunakan pengaruh gaya gravitasi. Waktu yang terbaik untuk melakukan PD yaitu sekitar 1 jam sebelum sarapan pagi dan sekitar 1 jam sebelum tidur pada malam hari. Perkusi/ clapping adalah tepukan yang dilakukan pada dinding dada atau punggung dengan tangan dibentuk seperti mangkok. Vibrasi merupakan kompresi dan getaran manual pada dinding dada dengan tujuan menggerakkan secret ke jalan napas yang besar. 2. Tujuan Fisioterapi Dada a.Klien dapat bernapas dengan bebas dan tubuh mendapatkan oksigen yang cukup. b.mengembalikan dan memelihara fungsi otot-otot pernafasan c.membantu membersihkan sekret dari bronkus d.mencegah penumpukan secret e.memperbaiki pergerakan dan aliran secret f. pengobatan dan pencegahan pada penyakit paru obstruktif menahun penyakit pernafasan restriktif termasuk kelainan neuromuskuler dan penyakit paru restriktif karena kelainan parenkim paru seperti fibrosis 3. kompetensi dasar lain yang harus dimiliki untuk melakukan fisioterapi dada a. Struktur dan fungsi sistem pernafasan b. Teknik mengatur posisi
  • 2. 4. indikasi, kontra indikasi, dan komplikasi dari tindakan Indikasi fisioterapi dada : 1. Profilaksis untuk mencegah penumpukan sekret yaitu pada : 1.1. Pasien yang memakai ventilator 1.2. Pasien yang melakukan tirah baring yang lama 1.3. Pasien yang produksi sputum meningkat seperti pada fibrosis kistik atau bronkiektasis 1.4. Pasien dengan batuk yang tidak efektif . 2. Mobilisasi sekret yang tertahan : 2.1. Pasien dengan atelektasis yang disebabkan oleh sekret 2.2. Pasien dengan abses paru 2.3. Pasien dengan pneumonia 2.4. Pasien pre dan post operatif 2.5. Pasien neurologi dengan kelemahan umum dan gangguan menelan atau batuk Kontra indikasi fisioterapi dada :1. Tension pneumotoraks 2. Hemoptisis 3. Gangguan sistem kardiovaskuler seperti hipotensi, hipertensi, infark miokard akutrd infark dan aritmia. 4. Edema paru 5. Efusi pleura yang luas komplikasi fisioterapi dada: 1.trauma thoraks 5. Alat dan bahan yang digunakan a.Bantal 2-3 b.Tisu wajah c.Segelas air hangat d.Masker e.Sputum pot berisi cairan desinfektan f. Handuk kecil g. Bengkok
  • 3. 6. anatomi daerah yang akan menjadi target tindakan 7. aspek keamanan dan keselamatan (safety) yang harus diperhatikan Aspek keamanan dan keselamatan yang harus diperhatikan oleh perawat meliputi area tindakan terapi dada. Posisi pasien ketika melakukan tindakan untuk mencegah trauma thoraks. 8. protokol atau prosedur dari tindakan a.Lakukan auskultasi bunyi napas klien b.Instruksikan klien untuk mengatakan bila mengalami mual, nyeri dada, dispneu. c.Berikan medikasi yang dapat membantu mengencerkan sekresi. d.Kendurkan pakaian klien 1.Postural drainase Pilih area yang tersumbat yang akan didrainase  Baringkan klien dalam posisi untuk mendrainase area yang tersumbat. Letakkan bantal sebagai penyangga Minta klien untuk mempertahankan posisi selama 10 – 15 menit Selama dalam posisi ini, lakukan perkusi dan vibrasi dada di atas area yang didrainase  Setelah drainase pada posisi pertama, minta klien duduk dan batuk efektif. Tampung sekresi dalam sputum pot. Istirahatkan pasien, minta klien minum sedikit air Ulangi untuk area tersumbat lainnya. Tindakan tidak lebih dari 30 – 60 menit. 2.Perkusi Tutup area yang akan diperkusi dengan menggunkan handuk Anjurkan klien untuk tarik napas dalam dan lambat untuk meningkatkan relaksasi Jari dan ibu jari berhimpitan dan fleksi membentuk mangkuk Secara bergantian, lakukan fleksi dan ekstensi pergelangan tangan secara cepat menepuk dada Perkusi pada setiap segmen paru selama 1 -2 menit, jangan pada area yang mudah cedera
  • 4. 3.Vibrasi  Letakkan tangan, telapak tangan menghadap ke bawah di area yang didrainase, satu tangan di atas tangan yang lain dengan jari-jari menempel bersama dan ekstensi. Anjurkan klien inspirasi dalam dan ekspirasi secara lambat lewat mulut ( pursed lip breathing )  Selama ekspirasi, tegangkan seluruh otot tangan dan lengan, dan gunakan hamper semua tumit tangan, getarkan tangan, gerakkan ke arah bawah. Hentikan getaran saat klien inspirasi Lakukan vibrasi selama 5 kali ekspirasi pada segmen paru yang terserang. 9. hal-hal penting yang harus diperhatikan bagi perawat dalam melakukan tindakan a. mengetahui area yang akan dilakukan tindakan tindakan agar terhindar dari resiko trauma thoraks b. perhatikan pakaian klien, jangan terlalu ketat c. Batuk dua atau tiga kali berurutan setelah setiap kali berganti posisi. d. Minum air hangat setiap hari sekitar 2 liter e. Jika harus menghirup bronkodilator, lakuanlah 15 menit sebelum drainage f. Lakukan laihan nafas dan latihan lain yang dapat membantu mengencerkan lendir. g. Perkusi harus dilakukan hati-hati pada keadaan, patah tulang rusuk, emfisema subkutan daerah leher dan dada, skin graf yang baru, luka bakar, infeksi kulit, emboli paru, dan pneumotoraks tension yang tidak diobati. 10. hal-hal penting yang harus dicatat setelahtindakan (dokumentasi) a. respon klien b. jika masih ada sputum, prosedure harus di ulang kembali
  • 5. LP 2 (INHALASI atau NEBULEZER) 2.Pengertian Inhalasi Inhalasi adalah pengobatan dengan cara memberikan obat dalam bentuk uap kepada si pasien langsung melalui alat pernapasannya (hidung ke paru-paru). Terapi inhalasi adalah sistem pemberian obat dengan cara menghirup obat dengan bantuan alat tertentu, misalnya Metered – Dose Inhalers (MDI), Dry Powder Inhaler (DPI), nebulizer. 3.Tujuan Terapi Inhalasi c.mengembalikan dalam kondisi normal pernapasan yang terganggu akibat adanya lendir atau sedang mengalami sesak napas. d.Terapi inhalasi diberikan pada gangguan atau alergi saluran pernapasan dan secret/lendir berlebihan pada bayi. e.relaksasi saluran pernapasan f. menekan proses peradangan serta mengencerkan dan memudahkan pengeluaran dahak. 4.indikasi inhalasi Indikasi Inhalasi: a. Penyakit saluran nafas atas akut dan kronis b. Penyakit saluran nafas bawah akut dan kronis c. Penyakit jaringan paru untuk memperbaiki ventilasi d. Gangguan saluran pernafasan karena alergi c. Bayi dengan sekret yang berlebihan 5.alat dan bahan a.obat yang digunakan adalah golongan pelega saluran nafas (bronkodilator) atau untuk mengurangi inflamasi atau peradangan jalan nafas (golongan kortikosteroid). b.Metered – Dose Inhalers (MDI) c.Dry Powder Inhaler (DPI) d.Nebulizer 6.protokol atau prosedur dari tindakan 1. Pemberian obat Obat yang digunakan mempunyai dosis yang lebih kecil dan kerjanya lebih cepat pada organ targetnya sehingga efek sampingnya ke organ lain lebih kecil. Sebanyak 20-30% obat akan
  • 6. masuk di saluran napas dan paru-paru, sedangkan 2-5% mungkin akan mengendap di mulut dan tenggorokan Ada 3 cara dalam pemberian obat asma: 1. Melalui oral 2. Melalui parietal 3. Melalui inhalasi Prosedur dengan menggunakan obat bronkodilator: 1. Masukkan cairan ke dalam spuit/suntikan dengan 0,3-0,5 ml. 2. Obat asma dicampur dengan cairan NaCl dengan1-1,5 ml 3. Pakai sarung tangan dan pinset 4. Ujung botol obat dibersihkan dengan menggunakan alkohol 5. Di tusuk, dimasukkan ke dalam alat inhalasi 6. Di hirup dalam waktu 10-15 menit 7. Pasien disuruh minum 8. Batuk efektif 2.Metered– Dose Inhalers (MDI) Alat semprot yang berisi obat yang harus dihirup dengan ukuran dosis tertentu. Obat yang dihirup dalam bentuk aerosol (kabut). Langkah penggunaan MDI : a. Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali, lalu tutup aktuator dibuka b. MDI disiapkan dalam posisi tegak,pasien melakukan ekspirasi maksimal c. Orifisium aktuator dimasukkan dalam mulut pasien di antara dua baris gigi, bibir dikatupkan rapat. d. Pasien melakukan inspirasi pelan, sesaat setelah itu kanister ditekan k bawah agar obat keluar terdispersi, inspirasi diteruskan pelan dan dalam sehingga maksimal e. Dalam posisi inspirasi maksimal, napas ditahan selama 10 detik, baru lakukan ekspirasi
  • 7. f. Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya, lakukan langkah yang sama setelah 30-60 detik g. Setelah melakukan hirupan, pasien berkumur dan airnya di buang untuk menghilangkan sisa obat yang tertinggal di mulut, sehingga mengurangi absorpsi sistemik. 3.Dry Powder Inhaler (DPI) Alat berisi serbuk untuk dihisap. Obat yang dihirup berupa serbuk kering. Dosis terukur oleh piring ukur sesaat sebelum dihirup. Selama dihirup, obat akan masuk melalui saluran berbentuk spiral dalam mouthpiece Turbuhaler. Turbulensi dalam saluran spiral ini akan mengendapkan partikel besar. Deposisi di bronkus 17-32%, di inhaler 20-25%, di orofaring. Langkah penggunaan Turbuhaler: 1. Tutup Turbuhaler 2. Pegang turbuhaler dalalm posisi tegak, putar bagian bawahnya searah jarum jam hingga pas kemudian putar balik berlawanan jarum jam hingga terdengar bunyi klik. 3. Untuk pemakaian pertama lakukan langkah ini 2 kali, untuk pemakaian selanjutnya cukup 1 kali 4. Masukan mouthpiece ke dalam mulut, katupkan kedua bibir 5. Setelah ekspirasi maksimal, lakukan inspirasi dengan cepat dan dalam hingga makismal 6. Tahan napas selama 10 detik, kemudian hembuskan napas keluar 7. Setelah melakukan hirupan, pasien berkumur dan airnya di buang untuk menghilangkan sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik. Alat ini digunakan pada anak yang berumer di atas 5 tahun 4.Nebulizer Alat untuk membantu pencairan dahak/slump yang ada di rongga dada. Alat ini digunakan pada anak yang berumur kurang dari 5 tahun. Nebulizer ada 2
  • 8. 1. Nebulizer jet adalah alat yang menghasilkan aerosol dengan aliran gas kuat yang dihasilkan oleh compressor listrik atau gas (udara atau O2) yang dimampatkan. 2. Nebulizer ultrasonik adalah alat yang menggunakan tenaga listrik untuk menggetarkan lempengan yang kemudian menggetarkan cairan di atasnya kemudian mengubahnya menjadi aerosol. Efek samping terapi inhalsi dengan nebulizer: a. Infeksi silang antar pasien b. Penyempitan saluran nafas atau refleks vagal yang menyebabkan henti napas mendadak c. Penumpukan secret atau lendir d. Iritasi pada selaput mata, kulit dan selaput lendir tenggorokan 9. hal-hal penting yang harus diperhatikan bagi perawat dalam melaksanakan inhalasi hal-hal yang diperhatikan : a. Gunakan tubing, nebulizer cup, mouthpiece/master untuk masing-masing pasien. b. Lindungi mata dari uap c. Berikan obat yang sesuai dengan resep yang dianjurkan oleh dokter d. Jangan mencampur obat tanpa seizin dokter e. Jika memungkinkan, selama terapi, atur napas dengan menarik nafas dalam melalui hidung dan tiup melalui mulut f. Perhatikan perubahan yang terjadi, seperti kebiruan (sianosis), batuk berkepanjangan, gemetar (tremor), berdebar-debar, mual, dan muntah. g. Lakukan penepukan dada atau punggung pada saat atau setelah selesai terapi inhalasi h. Segera setelah selesai melakukan terapi inhalasi, basuh wajah dengan air Referensi: Potter, P. A., & Perry, A. G. (2005). Fundamental of nursing: concept, process, and practice, 4/E. (Terj. Yasmin Asih, et al). Jakarta: EGC. Rokhaebi, H., Purnamasari, E., & Rahayoe, A. (2001). Keperawatan kardiovaskuler. (Ed:1). Jakarta: Bidang Pendidikan & Pelatihan Pusat Kesehatan Jantung dan Pembuluh Darah Nasional “Harapan Kita”.