1. Manajemen Logistik di
Sektor Konstruksi
Togar M. Simatupang
Institut Teknologi Bandung
Disampaikan pada Kegiatan Bimbingan Teknis Manajemen Logistik
Diselenggarakan oleh Sekretaris Daerah, Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat
Di Mamuju tertanggal 28-29 April 2016
2. Kilasan
1. Agenda Konstruksi Indonesia 2030
2. Manajemen Logistik dan Rantai Pasokan
Konstruksi
3. Manajemen Logistik Ramping
4. Pusat Konsolidasi Konstruksi
5. Manajemen Risiko Rantai Pasokan
6. Penutup
2
4. Agenda Konstruksi Indonesia 2030
1. Penggunaan atau pemanfaatan kembali bangunan-bangunan yang telah
ada.
2. Perancangan konstruksi yang tertujuan untuk mengurangi limbah yang
ditimbulkannya.
3. Penerapan konstruksi ramping (lean construction)
4. Pelaksanaan konstruksi dengan meminimalkan konsumsi energi.
5. Penggunaan bangunan dengan meminimalkan konsumsi energi.
6. Pengurangan polusi.
7. Mempertimbangkan aspek lingkungan pada tahap pengadaan material
sampai dengan tahap konstruksi.
8. Penggunaan air secara bijaksana.
9. Mempertimbangkan dampak proses konstruksi berkelanjutan sebagai
salah satu aspek dalam peningkatan kinerja.
4
5. Konstruksi Berkelanjutan
• Prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan diterapkan pada
siklus konstruksi secara penuh:
– dari ekstraksi,
– pengolahan bahan baku,
– perencanaan,
– desain,
– konstruksi bangunan dan infrastruktur, hingga
– pembongkaran dan pengelolaan sisa bahan buangan.
• Suatu proses menyeluruh yang bertujuan memulihkan,
menjaga keharmonisan antara lingkungan alami dan buatan
seraya menciptakan pemukiman yang meneguhkan martabat
manusia dan mendorong pemerataan ekonomi.
Sumber: Pemulihan dan Rekonstruksi Hijau : Panduan Pelatihan untuk Bantuan Kemanusiaan dapat diunduh
pada http://green-recovery.org/download/bahasa-indonesia 5
6. Apa yang dibutuhkan untuk mendukung Konstruksi
Berkelanjutan?
Teknis
Lingkungan
5 pilar Konstruksi Berkelanjutan
Ekonomi
Kelembagaan
Sosial
Konstruksi Berkelanjutan
Sumber: Pemulihan dan Rekonstruksi Hijau : Panduan Pelatihan untuk Bantuan Kemanusiaan dapat diunduh
pada http://green-recovery.org/download/bahasa-indonesia 6
7. Enam Prinsip Konstruksi Berkelanjutan
1. Meminimalkan konsumsi sumberdaya.
2. Maksimalkan pemanfaatan kembali (re-use)
sumberdaya.
3. Menggunakan sumberdaya yang terbarukan
(renewable) dan didaur ulang (re-cycleable).
4. Melestarikan lingkungan alam.
5. Menciptakan lingkungan yang sehat dan tidak
berbahaya.
6. Menjadikan kualitas sebagai tujuan dalam
membangun.
7
8. Bagaimana pengaruh tantangan-tantangan ini
terhadap konstruksi yang berkelanjutan?
• Kurangnya pemahaman tentang dampak ekologis
dari kegiatan konstruksi
• Analisis lingkungan awal yang lamban
• Digunakannya bahan-bahan berbahaya
• Kepentingan tertentu yang tidak memprioritaskan
konstruksi berkelanjutan
• Mengabaikan masyarakat lokal
• Perencanaan yang buruk oleh pengelola proyek
• Tantangan lain?
8
10. Menjemput Tongkat Estafet
• Pengalaman apa yang Anda miliki saat tongkat estafet
terjatuh? Kapan & bagaimana?
• Alasan apa saja (pada berbagai tahap konstruksi) yang
membuat tongkat estafet pemangku kepentingan
terjatuh?
• Bagaimana cara kita menjemput tongkat estafet
tersebut? Atau menjaga agar tidak terjatuh? Tindakan
apa yang perlu dilakukan pada berbagai tahapan
konstruksi yang mesti ditempuh para pemangku
kepentingan?
Sumber: Pemulihan dan Rekonstruksi Hijau : Panduan Pelatihan untuk Bantuan Kemanusiaan dapat diunduh
pada http://green-recovery.org/download/bahasa-indonesia 10
11. Strategi Pelaksanaan Konstruksi
Berkelanjutan
• Bangunan hijau (green building) yang merupakan kombinasi tata
ruang, perancangan bangunan, proses konstruksi yang dapat
mengurangi dampak negatif pada lingkungan sekitarnya.
• Desain berkelanjutan (sustainable design) yang merupakan langkah
awal dan paling menentukan dalam menciptakan spesifikasi untuk
konstruksi yang berkelanjutan.
• Asesmen lingkungan (environmental assessment) sebagai alat untuk
mengkaji dan meningkatkan kinerja atau rancangan terhadap
lingkungannya.
• Biaya daur hidup (lifecycle cost) dan asesmen daur hidup (lifecycle
assessment) merupakan alat untuk menilai sejauh mana dampak
ekonomi dan juga lingkungan dari suatu rancangan dan pelaksanaan
konstruksi.
• Standar yang merupakan spesifikasi untuk perusahaan menerapkan
pengelolaan lingkungan yang baik, seperti ISO 14000.
11
12. Konstruksi Hijau
• Konstruksi hijau adalah suatu pelaksanaan dan
pengaturan proyek konstruksi sesuai dengan
dokumen kontrak untuk meminimalkan
pengaruh proses konstruksi terhadap
lingkungan.
• Konstruksi hijau adalah proses dalam
merealisasikan bangunan fisik konstruksi
dengan mengedepankan prinsip-prinsip
ramah lingkungan.
12
13. Prinsip Ramah Lingkungan
• Menggunakan bahan baku alam
• Menciptakan sistem yang menggunakan
sebanyak mungkin energi terbaharukan.
• Menghasilkan sisa material, potongan,
sampah yang dapat digunakan sebagai bahan
produksi bahan baru.
• Meningkatkan penyesuaian fungsional dan
keanekaragaman biologis.
13
14. Dampak Pemilihan Bahan
Manajer proyek harus mempertimbangkan potensi dampak di setiap tahap
Ekstraksi, penambangan, pengambilan dari alam
Pengolahan dan produksi
Transportasi & distribusi
Pengemasan
Pembangunan
Pembuangan
Dampak lingkungan?
Dampak lingkungan?
Dampak lingkungan?
Dampak lingkungan?
Dampak lingkungan?
Dampak lingkungan?
Sumber: Pemulihan dan Rekonstruksi Hijau : Panduan Pelatihan untuk Bantuan Kemanusiaan dapat diunduh
pada http://green-recovery.org/download/bahasa-indonesia
14
15. Kriteria Bangunan Hijau
• Tepat guna lahan
• Efisiensi dan konservasi energi
• Konservasi air
• Sumber dan siklus material
• Kualitas udara dan kenyamanan ruangan
• Manajemen lingkungan bangunan
15
16. Perancangan:
yang Berhasil dan yang Gagal
Usulan tempat penampungan ini dikatakan
ramah lingkungan, tidak beracun, dan dapat
dibuat dengan mudah dan segera di lokasi
bencana. SAYANGNYA, penampungan
semacam ini tidak memenuhi kebutuhan dasar
manusia.
Sekolah yang dibangun di Maladewa
pasca-tsunami
http://www.iaacblog.com/AAC2007-finalists/wp-
content/uploads/2008/02/42cdb3panel3_1.jpg
Sumber: Pemulihan dan Rekonstruksi Hijau : Panduan Pelatihan untuk Bantuan Kemanusiaan dapat diunduh
pada http://green-recovery.org/download/bahasa-indonesia
16
17. Tahap Eksekusi Proyek Bangunan Hijau
Menetapkan
prioritas
proyek green
building
Pemilihan
tim proyek
Menerapkan
proses
perencanaan
terintegrasi
Mendapat
masukan
dari berbagai
pihak
Menetapkan
desain yang
akan
digunakan
Pelaksanaan
proses
konstruksi
Serah terima
kepada
pemilik
17
18. Perencanaan Desain Konstruksi Operasi Keberlanjutan
Data
Legal
Data Geospasial
Code Compliance Checking
Analisis
Teknik
Computer
Aided
Facility
Management
Invoicing/P
ayment
Computerized
Maintenance
Management
System (CMMS)
Manajemen Informasi Bangunan (Building Information Management)
Product
Selection
Fabrication
Pemesanan/
Pengantaran
Project photos courtesy of Dennis R. Shelden, Ph.D., Chief Technology Officer, Gehry Technologies. The picture is of the Disney
Conference Hall, designed by Frank Gehry.
18
19. Proses Bisnis Praktik Terbaik
Simulations
-Comfort
-Ventilation,heating
-Life cycle cost
-Light, sound
-Insulation
-Fire, usage
-Environment
-Life time predictions
Specifications
-Specification sheets
-Classification standards
-Estimates, accounting
Building Information
Model
Briefing
-Functional req.
-Estimates
-Conditions
-Requirements
Knowledge databases
-Best practise knowledge
-Own practice
Laws and regulations
-Building regulations
-Building specifications
CAD software
-Drawings, calculations
-Architect, engineer,…
VRML
-Visualisation, 3D models
Procurement
-Product databases
-Price databases
Facility
management
-Letting, sale, operations
-Maintenance
-Guaranties
Demolition, refurbishment
-Rebuild
-Demolition
-Restoration
Construction management
-Scheduling
-Logistics, 4D
Sumber: Deke Smith (2008), "Expanding roadmap opportunities", Annual Tech Conference
and Showcase, New Orleans, 31 March-2 April.
19
20. Studi Kasus
• Sisi selatan lokasi pembangunan perumahan
yang dijalankan suatu LSM (lokasi kosong yang
menjadi tujuan relokasi 2.000 keluarga yang
rumahnya hancur akibat angin topan) terletak
sekitar 300 m dari lahan berawa. Lokasi ini
juga merupakan lokasi dimana masyarakat
tersebut mencari ikan.
• Adakah rekomendasi praktik konstruksi yang
lebih baik? Apa alasannya?
Sumber: Pemulihan dan Rekonstruksi Hijau : Panduan Pelatihan untuk Bantuan Kemanusiaan dapat diunduh
pada http://green-recovery.org/download/bahasa-indonesia 20
21. Diskusi
• Jenis bahan bangunan apa saja yang dibutuhkan?
Sumber-sumber apa yang Anda usulkan untuk
mendapatkannya?
• Bagaimana pengaruh isu energi dan iklim terhadap
perancangan proyek?
• Bahan buangan apa yang mungkin dihasilkan? Di mana
Anda membuangnya dan bagaimana caranya?
• Polusi apa saja yang mungkin ditimbulkan? Bagaimana
meminimalkan hal ini?
• Isu spesifik apa saja yang perlu dilaksanakan terkait
perlindungan lokasi?
Sumber: Pemulihan dan Rekonstruksi Hijau : Panduan Pelatihan untuk Bantuan Kemanusiaan dapat diunduh
pada http://green-recovery.org/download/bahasa-indonesia 21
23. Pengertian Manajemen Proyek
Konstuksi
• Manajemen proyek konstruksi adalah proses penerapan
fungsi-fungsi manajemen (perencanaan, pelaksanaan, dan
pengendalian) secara sistimatis pada suatu proyek dengan
menggunakan sumber daya yang ada secara efektif dan
efisien agar tercapai tujuan proyek secara optimal.
• Manajemen proyek konstruksi adalah suatu cara (metode)
untuk mencapai suatu hasil dalam bentuk bangunan
(infrastruktur) yang dibatasi oleh waktu dengan menggunakan
sumber daya yang ada secara efektif melalui tindakan-
tindakan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan
pengawasan.
23
24. Fungsi Manajemen Konstruksi
• Sebagai Quality Control untuk menjaga kesesuaian antara perencanaan
dan pelaksanaan
• Sebagai sistem informasi yang baik untuk menganalisis performa di
lapangan
• Mengantisipasi terjadinya perubahan kondisi lapangan yang tidak pasti
dan mengatasi kendala terbatasnya waktu pelaksanaan
• Memantau prestasi dan kemajuan proyek yang telah dicapai, hal itu
dilakukan dengan opname (laporan) harian, mingguan, dan bulanan
• Hasil evaluasi dapat dijadikan tindakan pengambilan keputusan terhadap
masalah-masalah yang terjadi di lapangan
24
25. Persoalan Manajemen Proyek
Konstruksi
• Pihak-pihak yang terlibat dalam proses konstruksi secara tidak langsung
akan membentuk rantai pasok yang kompleks.
• Rantai pasok konstruksi merupakan hubungan berbagai pihak dalam suatu
rangkaian proses konstruksi yang menghasilkan produk konstruksi.
• Keterlibatan berbagai pihak pada proses pelaksanaan konstruksi
mengakibatkan seringkali ditemukan ketidakefisienan dan permasalahan
di setiap tahapan proses konstruksi.
• Ketidakefisienan tersebut antara lain:
– Biaya konstruksi yang kian waktu kian meningkat dan melebihi anggaran,
– Durasi pelaksanaan konstruksi yang melebihi waktu yang ditargetkan,
– Kualitas konstruksi yang tidak sesuai dengan spesifikasi yang diminta.
• Pengelolaan rantai pasokan konstruksi yang kurang baik cenderung
memiliki potensi untuk meningkatkan biaya proyek hingga 10%.
25
26. Manajemen Rantai Pasokan
• Rantai pasokan adalah suatu sistem tempat organisasi menyalurkan
barang produksi dan jasanya kepada para pelanggannya.
• Rantai ini merupakan jejaring dari berbagai organisasi yang saling
berhubungan dengan tujuan yang sama, yaitu sebaik mungkin
menyelenggarakan pengadaan atau penyaluran barang tersebut.
• Rantai pasok dapat dikatakan sebagai jaringan logistik, dengan pemain
utama adalah: Pemasok, Pabrikan, Distributor, Pengecer, Kontraktor, Pelanggan
• Manajemen rantai pasokan konstruksi adalah kegiatan mengatur,
mengkoordinasikan, dan mengintegrasikan aliran material dengan aliran
informasi di antara seluruh pihak yang terlibat dalam proyek konstruksi.
• Filosofi Manajemen Rantai Pasokan
– Mengelola pasokan barang sejak dari sumber bahan mentah sampai
pelanggan sebagai satu kesatuan yang terpadu dan bukan mengelola pasokan
barang sebagai suatu seri dari kegiatan-kegiatan yang terpisah-pisah.
26
27. Definisi Logistik
• Logistik – proses perencanaan, pelaksanaan, dan
pengendalian aliran yang efisien dan efektif dari
barang atau jasa dan informasi terkait mulai dari
titik asal sampai titik penggunaan untuk
memenuhi keperluan pelanggan
» Council of Logistics Management
• Ciri-ciri Logistik:
– Aliran: barang dan informasi (energi, orang, uang, dll.)
– Unsur: gudang, transportasi, dan persediaan
– Inti: menambah kegunaan waktu dan tempat
Sumber: http://www.logisticsworld.com/logistics.htm
27
29. Konseptual Rantai Pasokan Konstruksi
Desainer
Kontraktor
Pemilik
Kegiatan situs
proyek dan diagram
ketergantungan
Vendor Vendor Vendor
Vendor Vendor
Vendor
Vendor Vendor Vendor
29
30. Persamaan dan Perbedaan Manajemen Logistik
dan Manajemen Rantai Pasokan
• Persamaan:
1. Keduanya menyangkut pengelolaan arus barang atau jasa.
2. Keduanya menyangkut pengelolaan mengenai pembelian,
pergerakan, penyimpanan, pengangkutan, administrasi dan
penyaluran barang.
3. Keduanya menyangkut usaha untuk meningkatkan efisiensi dan
efektifitas pengelolaan barang.
• Perbedaan:
MANAJEMEN LOGISTIK MANAJEMEN RANTAI PASOKAN
Mengutamakan pengelolaan, termasuk arus
barang dalam perusahaan
Mengutamakan arus barang antar perusahaan,
dari hulu sampai hilir
Berorientasi pada perencanaan dan kerangka
kerja yang menghasilkan rencana tunggal arus
barang dan informasi di seluruh perusahaan
Mengusahakan hubungan dan koordinasi antar
proses dari perusahaan-perusahaan lain dalam
lini bisnis, mulai dari pemasok sampai ke
pelanggan
30
31. Karakteristik dari Rantai Pasok Konstruksi
• Karakteristik produknya unik, yaitu produk konstruksi bangunan pada
umumnya dibuat berdasarkan permintaan tertentu (custom made
product).
• Dilakukan oleh organisasi yang bersifat sementara (temporary
organization). Suatu rangkaian MRP yang terbentuk yang menghasilkan
produk konstruksi akan berakhir ketika selesai masa produksi.
• Produknya terikat pada tempat tertentu, sehingga proses produksinya
berlangsung di situ konstruksi (in site production). Hal ini juga memberikan
kontribusi terhadap keunikan produk konstruksi, karena pada proyek yang
sama, baik kondisi fisik (kondisi tanah, pengaruh cuaca, dll.) maupun non
fisik (regulasi yang berlaku, kondisi lalu lintas, dll.) yang mempengaruhinya
tidak akan pernah sama.
• Terjadinya produksi di dalam situ konstruksi (in site production) dan
pabrikasi di luar situ, telah membagi dua batasan proses yang terjadi
dalam produksi konstruksi.
• Diproduksi dalam lingkungan alam yang tidak terkendali, sehingga
terdapat ketidakpastian yang tinggi dalam konstruksi.
31
33. Aliran Informasi Rantai Pasokan
• Aliran informasi rantai pasok adalah salah satu faktor yang
mempengaruhi kinerja kontraktor.
• Pengelolaan aliran informasi rantai pasok konstruksi
merupakan strategi utama untuk mengurangi permasalahan
dalam proses pelaksanaan proyek.
• Aliran informasi yang baik akan meningkatkan kinerja
pemasok yang akan meningkatkan proses kelancaran
pekerjaan di lapangan.
33
34. Aliran Material Rantai
• Material konstruksi merupakan komponen biaya utama dalam proyek
konstruksi. Hampir 60% dari biaya proyek konstruksi terdiri dari biaya
material atau bahan.
• Efisiensi pemanfaatan dan pengelolaan aliran material rantai pasok
merupakan faktor penting untuk meningkatkan keuntungan perusahaan
dan dapat menghindari keterlambatan proyek konstruksi.
• Akibat perencanaan dan pengendalian aliran material yang tidak tepat
akan berpengaruh sangat besar terhadap biaya proyek, waktu, dan
kualitas.
• Perencanaan dan pengendalian aliran material yang baik akan
meningkatkan produktivitas, keuntungan, dan mendukung penyelesaian
proyek konstruksi tepat waktu.
34
35. Aliran Finansial Rantai Pasok
• Tingkat frekuensi pembayaran mempengaruhi kelancaran arus dana
proyek serta mempengaruhi kelancaran proses pelaksanaan
konstruksi.
• Adanya keterlambatan pembayaran akan mempengaruhi arus dana
proyek yang berakibat terjadinya penundaan atau keterlambatan
pemesanan dan waktu pengiriman material.
• Keterlambatan penerimaan material ini akan mengakibatkan
keterlambatan proses pelaksanaan proyek di lapangan dan biaya
proyek.
• Untuk menjamin kelancaran pelaksanaan akibat tertunda atau
terlambatnya ketersediaan material, maka dibutuhkan tambahan
biaya atau modal kerja.
• Adanya tambahan modal kerja akan berakibat terjadi penurunan
keuntungan/laba proyek dan kesempatan bersaing perusahaan
menurun.
35
36. Pedoman Manajemen Rantai Pasokan
Konstruksi
• Fokus yang menjadi tujuan utama yang berdampak pada aktivitas di
proyek adalah pengurangan biaya dan jangka waktu penyelesaian. Yang
menjadi pertimbangannya adalah pihak kontraktor harus dapat
memastikan aliran material utama proyek dan tenaga kerja ke lapangan
untuk menghindari gangguan jadwal pekerjaan. Hal ini bisa dicapai dengan
memfokuskan pada hubungan yang baik antara lapangan dengan pemasok
langsung.
• Pihak vendor atau pemasok mengurangi biaya-biaya khususnya yang
berhubungan dengan pengangkutan, waktu antar, dan persediaan.
• Mentransfer informasi mengenai aktivitas pekerjaan dari situs ke anggota
rantai pasok pertama, sehingga akan terjadi penyelarasan kegiatan untuk
menghindari koordinasi yang kurang baik di lapangan.
• Memadukan manajemen dan meningkatkan kinerja kegiatan MRP dengan
pekerjaan di lapangan.
36
37. Keuntungan Penerapan Manajemen
Rantai Pasokan
• Mengurangi persediaan barang, sehingga bisa
mengurangi biaya persediaan, biaya
penyimpanan, biaya kerusakan, dan kehilangan
akibat penyimpanan.
• Menjamin kelancaran penyediaan barang karena
kerjasama yang dilakukan antara pihak
perusahaan jasa konstruksi dan vendor.
• Menjamin mutu material yang dipasok sesuai
dengan kondisi yang diinginkan dan harga yang
lebih kompetitif.
37
38. Rantai Pasok Konstruksi dan Sistem
Logistik Nasional
Rantai Pasok Konstruksi
Infrastruktur
Konektivitas
Logistik
Transportasi
Perdagangan
Pertumbuhan
Ongkos Transit
Ongkos Transaksi
Pemasok Produsen Penyalur Pelanggan
Ekspansi Bisnis
Dampak
Misi:
• Menjamin terpenuhinya
target konstruksi infrastrukur
• Mewujudkan efektivitas dan
efisiensi penyelenggaraan
konstruksi
• Membina industri konstruksi
berkembang dengan baik
Alasan:
Perspektif yang lebih luas:
aktor, kebutuhan, ketidakpastian,
sebaran informasi, katalog, isu
tata niaga
Kesempatan kerjasama
Hambatan dan keterbatasan
implementasi
38
39. Struktur Pasar Logistik
Pemilik Barang
• Pedagang
• Pabrikan
Operator Logistik
• Penyedia Jasa Logistik
• Pergudangan
Pengembang Infrastruktur Logistik
• Pengembang
• Kawasan Logistik
Pendanaan Infrastruktur
• Perbankan
• PPP, APBN
39
42. Pemborosan
• Pemborosan pada industri konstruksi sekitar
57% sedangkan kegiatan yang memberikan
nilai tambah hanya sebesar 10%.
» Lean Construction Institute
42
44. Tujuh Jenis Muda atau Pemborosan
1. Produksi berlebih (overproduction)
2. Waktu menunggu (waiting time)
3. Transportasi yang tidak perlu (transportation)
4. Memproses secara berlebih atau memproses secara keliru (processing)
5. Persediaan berlebih (inventory)
6. Gerakan yang tidak perlu (motion)
7. Produk cacat (defect)
8. Manusia yang tidak termanfaatkan
44
45. Ramping
• Ramping bukan alat tetapi filosofi dan budaya
• Ramping (LEAN) adalah perjalanan untuk
memaksimalkan nilai kepada pelanggan melalui
penghilangan pemborosan.
• Pengurangan tiga jenis pemborosan yakni:
– "muda" (pekerjaan yang tidak memberi nilai tambah),
– "muri" (pekerjaan yang berlebihan), dan
– "mura" (ketidakseimbangan), dengan menemukan
masalah secara sistimatik.
45
46. Konstruksi Ramping
• Konstruksi Ramping adalah kombinasi dari riset operasi dan
pengembangan praktis dalam perencanaan dan konstruksi dengan adopsi
prinsip dan praktek manufaktur ramping yang diimplementasikan dalam
proses desain dan konstruksi.
• Tidak seperti proses manufaktur, konstruksi adalah proses yang berbasis
kepada proyek (needs); jadi secara alami, dunia konstruksi menganut
sistem tarik (pull system).
• Konstruksi ramping sangat mementingkan aspek perbaikan kontinu dalam
segala dimensi dari konstruksi: desain, konstruksi, aktivasi, pemeliharaan,
penyelamatan, dan pengolahan ulang.
• Pendekatan ini bertujuan untuk mengatur dan memperbaiki proses
konstruksi dengan biaya yang minim dan menghasilkan nilai yang
maksimal, dengan memperhatikan kebutuhan pelanggan.
46
47. Konstruksi Ramping
Tujuan:
waktu tersingkat, mutu terbaik, biaya terendah, keselamatan tertinggi, dan moral tertinggi
Filosofi dan Prinsip-prinsip
Urutan dan
keserasian kerja
Standar kerja
Perencanaan
Kontinu
Laporan dan alat
ALIRAN
Aliran Kerja yang
Konsisten
•Identifikasi dan
berbagi peluang
perbaikan
•Bangun mutu
•Identifikasi dan
menghilangkan
pemborosan
•Keterbukaan
informasi,
kemajuan, dan isu-
isu
MUTU
Aliran Kerja yang
Konsisten
Pemimpin sebagai
pelatih
Tim kerja terpadu
Kekompakan kerja
MANUSIA
Kerjasama
Kolaboratif
47
48. Sejarah Konstruksi Ramping
• Istilah “Konstruksi Ramping” dibuat oleh
International Group for Lean Construction dalam
pertemuan pertama mereka pada tahun 1993.
• Kata “konstruksi” dalam konstruksi ramping
mengacu kepada keseluruhan industri, bukan
hanya pada saat konstruksi bangunan
berlangsung.
• Konsep ini berlaku bagi banyak pihak yang
memiliki kepentingan dalam konstruksi seperti
pemilik bangunan, arsitek, desainer, insinyur,
kontraktor, dan pemasok.
48
49. Alat Kontruksi Ramping
• Pemerataan Arus Nilai (Value
Stream Mapping)
• Penganggaran Nilai Sasaran
(Target Value Budgeting)
• Pemetaan proses (Process
Mapping)
• Perencanaan Tarik (Pull Planning)
• Gemba Kaizen
• Kerja standar (Standard Work)
• Lima S (Five S’s):
– Pemilahan (seiri),
– Penataan (seiton),
– Pembersihan (seiso),
– Penjagaan kondisi (seiketsu), dan
– Penyadaran (shitsuke).
• Kitting:
– kegiatan membuat kit dari komponen
dan / atau sub assemblies dan
engantarkan mereka ke stasiun kerja
dalam jumlah yang telah ditentukan
dalam wadah tertentu
• Modularisasi/ Prapabrikasi
(Modularization / Prefabrication)
49
50. Padanan 5S dalam Bahasa Indonesia
dan Bahasa Inggris
JEPANG INDONESIA INGGRIS
5S 5R 5S 5P 5K 5S
1S Seiri Ringkas Sortir Sisih Pemilahan Ketertiban Sort
2S Seiton Rapi Susun Susun Penataan Kerapihan Set in Order
3S Seiso Resik Sapu Sasap Pembersihan Kebersihan Shine
4S Seiketsu Rawat Standarisasi Sosoh Penjagaan Kelestarian Standardize
5S Shitsuke Rajin Swa-disiplin Suluh Penyadaran Kedisiplinan Sustain
50
51. Tantangan Konstruksi Ramping
• Purwarupa
– Proyek konstruksi adalah purwarupa yang unik
• Lingkungan
– Lingkungan lapangan tidak dapat diperkirakan – cuacam aksesm dll.
• Komunikasi
– Tim terpisah secara geografis yang menambah kerumitan untuk
berbagi informasi
• Rantai Pasok
– Proyek diselesaikan dengan keterlibatan vendor yang sering dengan
kontrak yang saling bergesekan
• Sistem/alat/pelatihan
– Masih kurangnya alat dalam memahami dan menguasai industri
konstruksi ramping
51
52. Strategi Sistem Pasokan Ramping
• Penggunaan alat kontrol produksi berbasis
web yang dirancang berdasarkan last
planner system (LPS).
• Adanya hubungan keterkaitan antara
bagian kontrol produksi dan manajemen
proses material di lokasi proyek.
• Penggunaan pusat logistik regional untuk
distribusi material ke lokasi proyek.
• Perencanaan harian untuk penggunaan
material.
• Pengiriman material yang telah disiapkan
di pusat logistik berdasarkan permintaan
dari lokasi proyek (sistem tarik).
• Pengelolaan material dengan
menggunakan teknik kanban. Kanban
merupakan sebuah sinyal visualisasi
berupa kartu yang mewakili sejumlah
barang atau suatu proses.
• Penetapan standarisasi material.
• Perancangan dan pengimplementasian
strategi prarakit (pre-assembly).
• Peminimalan waktu ancang (lead-time).
Waktu ancang merupakan waktu yang
dibutuhkan material untuk melawati suatu
proses aliran, yaitu mulai dari pengajuan
material sampai material tersebut ada di
lokasi dan bisa digunakan untuk pekerjaan
yang membutuhkan.
• Peningkatan tranparansi, yaitu
keterbukaan dalam proses produksi dan
penyebarluasan informasi ke semua level
pekerja.
• Hubungan jangka panjang dengan
pemasok.
• Upaya mengatasi permasalahan yang
dihadapi dalam sistem pemasok.
52
53. Pola Rantai Pasokan Konstruksi
Sumber: Mursadin, A. dan Sari, H.M. (2011), "Kajian sistem pasokan berbasis Lean Construction pada proyek-proyek
konstruksi di Balikpapan", Jurnal Teknologi Berkelanjutan, Vol. 1, No. 1, pp. 1-10.
53
54. Permasalahan Umum
Permasalahan
• Kelangkaan material semen dan
kayu,
• Keterlambatan datangnya
material besi,
• Seringnya terjadi perubahan
desain dan desain yang kurang
lengkap
• Perencanaan terhadap aliran
pekerjaan yang kurang baik
• Masalah koordinasi komunikasi
negosiasi harga dengan pemilik
• Kecacatan dalam proses produksi
Pendekatan
• Menyederhanakan bentuk
susunan sistem pasokan.
• Mengurangi variabilitas yang
terdapat pada sistem pasokan.
• Meningkatkan pemahaman
terhadap sistem pasokan.
Sumber: Mursadin, A. dan Sari, H.M. (2011), "Kajian sistem pasokan berbasis Lean Construction pada proyek-proyek
konstruksi di Balikpapan", Jurnal Teknologi Berkelanjutan, Vol. 1, No. 1, pp. 1-10.
54
58. Setelah dan
Sebelum Pusat
Konsolidasi
Sumber: Milena Janjevic et al. (2015), “Urban freight consolidation centres – trends,
challenges, solutions”, European Cycle Logistics Conference, San Sebastian.
58
59. Variasi Pusat Konsolidasi
Sumber: Milena Janjevic et al. (2015), “Urban freight consolidation centres – trends,
challenges, solutions”, European Cycle Logistics Conference, San Sebastian.
59
60. Manfaat Konsolidasi
Pemerintah
Daerah
Bisnis Operator
Kendaraan Lebih Sedikit (khususnya pada waktu sibuk)
Kemacetan berkurang
Risiko kecelakaan yang lebih kecil
Kebisingan yang lebih rendah
Emisi lebih rendah
Pengurangan pelanggaran lalu lintas
Pengurangan biaya pengantaran
Peningkatan efisiensi operator angkutan
Peningkatan keandalan pengiriman
Keselamatan dan legal bongkar muat (di luar jalan raya)
Pengurangan kecelakaan saat penanganan material
Pengurangan pencurian
Pengaturan dermaga bongkar muat yang lebih baik
Pengurangan pelanggaran ruang parkir
Pengadaan yang bertanggung-jawab
Hubungan masyarakat yang lebih baik, berkontribus pada program
tanggung-jawab sosial
Konsumsi minyak yang lebih rendah
60
62. Kelayakan Konsolidasi Konstruksi
Trip pasokan
tanpa CCC
Trip pasokan ke
CCC
Trip pengantaran
CCC
Penghematan
dengan CCC
Km
CO2(t)
Km
Trip
pasokan
CO2(t)
Km
Trim
antaran
CO2(t)
Km
CO2(t)
4 CCC
locations
33,077,91
1
25,941
21,717,03
4
12,066
506,115
293
10854762
13,582
62
63. Tantangan Pusat Konsolidasi
Konstruksi
• Kelayakan komersial (misalnya tidak cukup
permintaan atau pasar untuk pusat
konsolidasi).
• Biaya tambahan melakukan transit.
• Alokasi biaya dan manfaat di antara pelaku.
• Kurangnya dukungan pemangku kepentingan.
63
65. Risiko Proyek Konstruksi
• Proyek konstruksi merupakan salah satu jenis
kegiatan yang memiliki resiko tinggi karena
lingkupnya yang kompleks dan berbiaya tinggi.
• Resiko yang ditanggung oleh penyedia jasa
konstruksi tidaklah kecil.
• Untuk itu manajemen risiko rantai pasok sangat
penting, termasuk juga penjaminan dan asuransi
akibat terjadinya keterlambatan pembayaran
(payment) dari Pemberi Kerja (owner) sehingga
dapat berakibat pada terhentinya suatu
pekerjaan konstruksi.
65
66. Risiko-risiko dalam Proyek
Konstruksi
• Penyelesaian yang gagal sesuai desain yang telah ditentukan/penetapan
waktu konstruksi
• Kegagalan untuk memperoleh gambar perencanaan, detail
perencanaan/izin dengan waktu yang tersedia.
• Kondisi tanah yang tak terduga
• Cuaca yang sangat buruk.
• Pemogokan tenaga kerja.
• Kenaikan harga yang tidak terduga untuk tenaga kerja dan bahan.
• Kecelakaan yang terjadi dilokasi yang menyebabkan luka.
• Kerusakan yang terjadi pada struktur akibat cara kerja yang jelek.
• Kejadian tidak terduga (banjir, gempa bumi, dan lain–lain)
• Klaim dari kontraktor akibat kehilangan dan biaya akibat keterlambatan
produksi karena detail desain oleh tim desain.
• Kegagalan dalam penyelesaian proyek dengan budget yang telah
ditetapkan
66
67. Apa itu risiko?
Manajemen Risiko
Risiko adalah segala sesuatu yang akan
menghambat organisasi dalam mencapai
tujuan yang telah ditetapkan
Sesuatu yang buruk (tidak diinginkan), baik yang
sudah diperhitungkan maupun yang belum
diperhitungkan, yang merupakan suatu akibat dari
suatu tindakan atau kegiatan.
67
68. Pengertian Risiko
• Potensi terjadinya suatu PERISTIWA atau
KEJADIAN baik yang DIPERKIRAKAN maupun
TIDAK DIPERKIRAKAN, yang langsung maupun
tidak langsung menimbulkan KERUGIAN
KEUANGAN maupun Non-KEUANGAN dan
atau menyebabkan organisasi memiliki
KETERBATASAN atau KENDALA dalam
mencapai TUJUAN yang telah ditetapkan.
68
70. Pengendalian Risiko
Kecenderungan
Dampak
- Hindari
- Kurangi
- Alihkan/transfer
- Terima
70
Tujuan dari manajemen risiko
adalah untuk mengenali risiko dalam
sebuah proyek dan mengembangkan
strategi untuk mengurangi atau bahkan
menghindarinya, dilain sisi juga harus
dicari cara untuk memaksimalkan
peluang yang ada.
71. Perkreditan
Treasury dan Investasi
Operasional dan Jasa
Pembiayaan Perdagangan
Pendanaan dan Instrumen Utang
TSI & SIM
Pengelolaan SDM
Risiko Inheren Agregat
Pengawasan oleh Direksi dan Manajemen Senior
Kebijakan, Prosedur dan Limit
Pengukuran, pemantauan, dan SIM Risiko
Pengendalian Intern
Sistem Pengendalian Risiko Agregat
Risiko Komposit per risiko
Peringkat Risiko Keseluruhan
Trend Risiko Komposit ***)
Keterangan :
*) H/M/L : High/Moderate/Low
**) S/A/W : Strong/Acceptable/Weak
***) N/S/T : Naik/Stabil/Turun
Risiko
Likuiditas
Risiko
Operasional
Risiko Hukum
Risiko
Reputasi
Risiko
Strategis
Risiko
Kepatuhan
Risiko
Komposit per
aktivitas
SISTEM PENGENDALIAN RISIKO **)
MATRIKS PROFIL RISIKO
Posisi Pemeriksaan Tanggal 31 Agustus 2004
AKTIVITAS FUNGSIONAL
RISIKO INHEREN *)
Risiko Kredit Risiko Pasar
71
72. Kondisi yang
memperlihatkan
gejala risiko
Kejadian yang
mengakibatkan
tidak tercapainya
sasaran
Faktor-faktor
yang memicu
terjadinya risiko
Penyebab mrpkn
Uncontrollable/
Controllablr
Uraian
Konsekuensi
/ akibatnya
thd Sasaran
Tindakan yang
sudah ada/
berjalan
Tingkat
keterjadian
Tingkat
konsekuensi
Tindakan
yang akan
diambil
Pihak Yang
bertanggung
jawab
Pelajari dan
evaluasi Tujuan
dan Sasaran
72
73. Apa nilai ISO 31000?
Nilai terpenting dari ISO 31000
terletak pada:
• perbaikan
berkesinambungan,
• praktik manajemen yang
rajin, dan
• pemantauan yang berjalan.
Komunikasi & Konsultasi
Perbaikan, Kerajinan, Pemantauan
dan
73
74. Mandate
and
Commitment
(4.2)
Implementing
risk
Management
(4.4)
Design of
framework
(4.3)
Continual
improvement
of the
Framework
(4.6)
Monitoring
and review
of the
Framework
(4.5)
Framework
(Clause 4)
a) Creates value
b) Integral part of
organizational
processes
c) Part of decision
making
d) Explicitly addresses
uncertainty
e) Systematic,
structured and timely
f) Based on the best
available information
g) Tailored
h) Takes human and
cultural factors into
account
i) Transparent and
inclusive
j) Dynamic, iterative and
responsive to change
k) Facilitates continual
improvement and
enhancement of the
organization
Principles
(Clause 3)
Process
(Clause 5)
Establishing
the context (5.3)
Risk treatment
(5.5)
Risk
identification
(5.4.2)
Risk analysis
(5.4.3)
Risk
evaluation
(5.4.4)
Risk assessment
(5.4)
M
o
n
i
t
o
r
i
n
g
&
r
e
v
i
e
w
(5.6)
C
o
m
u
n
i
c
a
t
i
o
n
&
c
o
n
s
u
l
t
a
t
i
o
n
5.2
ISO 31000:2009 Figure 1 – Relationship between the principles, framework and process 74
75. ISO 31000:2009 Proses manajemen
risiko (Klausul 5)
• Harus menjadi bagian terpadu dari
manajemen, tertanam dalam budaya, praktik,
dan disesuaikan dengan proses bisnis.
• Terdiri dari lima kegiatan:
– Komunikasi dan konsultasi;
– Penetapan konteks;
– Asesmen Risiko;
– Perlakukan Risiko; dan
– Pemantauan dan pengkajian.
75
76. Penanganan Risiko Rantai Pasok
Konstruksi
• Menanggung risiko (risk retention) merupakan bentuk penanganan risiko
yang mana akan ditahan atau diambil sendiri oleh suatu pihak.
• Mengurangi risiko (risk reduction) yaitu tindakan untuk mengurangi risiko
yang kemungkinan akan terjadi dengan cara:
– Pendidikan dan pelatihan bagi para tenaga kerja dalam menghadapi risiko
– Perlindungan terhadap kemungkinan kehilangan
– Perlindungan terhadap orang dan properti
• Mengalihkan risiko (risk transfer) dilakukan untuk memindahkan risiko
kepada pihak lain. Bentuk pengalihan risiko yang dimaksud adalah
asuransi dengan membayar premi.
• Menghindari risiko (risk avoidance) sama dengan menolak untuk
menerima risiko yang berarti menolak untuk menerima proyek tersebut.
76
77. ISO 28000 Series of Standards
ISO 28000:2007
• Specification for security management systems for the supply chain
ISO 28001:2007
• Security management systems for the supply chain -- Best practices for
implementing supply chain security, assessments and plans --
Requirements and guidance
ISO 28003:2007
• Security management systems for the supply chain -- Requirements for
bodies providing audit and certification of supply chain security
management systems
ISO 28004:2007
• Security management systems for the supply chain -- Guidelines for the
implementation of ISO 28000
77
79. Penutup
• Manajemen logistik konstruksi adalah proses
merencanakan dan mengendalikan aliran
material, informasi, dan finansial dalam
menyelesaikan suatu proyek konstruksi.
• Manajemen rantai pasok merupakan rangkaian
logistik antar organisasi yang berbeda.
• Perkembangan manajemen rantai pasok
mencakup:
– Manajemen rantai pasok konstruksi ramping
– Pusat konsolidasi konstruksi
– Manajemen risiko rantai pasok
79