SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  30
TEKNIK PENGELOLAN & PENGEMASAN
                 INBOUND DAN
         DOMESTIK TOUR KE JAWA BARAT

                  BY : KHOIRUL FAJRI SE.MM
   * Pengurus DPD ASITA Jabar (Asosiasi Biro Perjalanan Wisata Indonesia) periode 2009-
                        2013, Bidang Pendidikan,SDM & Keorganisasian
* Pengurus DPP ASKKINDO ( Assosiasi konsultan non konstruksi ) periode 2012-2017, Bidang
                                    seni, Budaya dan Pariwisata
         * Asessor nasional tenaga kerja pariwisata bidang BPW dari BNSP sejak 2011
        * Auditor nasional sertifikasi usaha jasa pariwisata – Kemenparekraft sejak 2010
    * Ketua Ikatan Alumni STIP-ARS Internasional Bandung periode 1992-1997, 2010-2015
           * Pengajar program UPW di STIEPAR-AKTRIPA, Bandung 2005 – Sekarang
    * Pengajar/Kajur program UPW di SMK YPPT dan SMK ICB, Bandung 1999 - Sekarang
          * Pimpinan/Owner TRAVALINK INDONESIA Tours & Travel, 2004 - Sekarang
             * Pimpinan/Owner GLOBAL TOURISM CONSULTANT, 2003 - Sekarang
CURICULUM VITAE

DATA PERSONAL

Nama                          : KHOIRUL FAJRI SE.MM
Tempat/Tgl Lahir              : Purworejo, August 9th 1970
Agama                         : Islam
Pekerjaan                       Pengajar bidang pariwisata di SMK ICB sejak 1999 s.d. sekarang
                                Pengajar Matpel Adm Keuangan BPW dan TIS di SMK YPPT sejak 2009 s.d. sekarang
                                Pengajar jurusan UPW D3 STIEPAR YAPARI sejak 2005 s.d. sekarang

                               Pimpinan Perusahaan-perusahaan :
                               PT. GLOBAL EVENT ORGANIZER – Bandung, sejak tahun 1998
                               (Bidang Event Organizer)
                               SIEGMATAMA TRAVEL AGENT – Bandung, sejak tahun 1998
                               (Bidang Biro Perjalanan-Keagenan tiket Airlines)
                               PT. TRAVALINK INDONESIA TOURS – Bandung, sejak tahun 2003
                               (Bidang Biro Perjalanan-Tour Operator & UMROH)
                               PT. TRAVALINK TOURISM CONSULTANT, sejak tahun 2003
                               (Bidang Konsultan Pengembangan Pariwisata dan manajemen BPW )

Alamat Rumah                  : Komp. Green City View Blok A 14 – Jatihandap Bandung, Ph. 87241847

Email Address                 : khoirul.fajri@yahoo.com
                                kfajri@telkom.net.id
                                info@travalinktours.com

Blogger                       : khoirulf.blogspot.com
                                travalinkindonesia.blogspot.com   /   www.travalinktours.com
PENDIDIKAN :
Lulus SD tahun 1983                                                            TOUR ,HOTEL, AIRPORT & AIRLINE EXPERIENCE :
Lulus SMP tahun 1986
                                                                                  Ticketing Merpati Airline office : 1990 – 1992
Lulus SMA tahun 1989
Lulus D 3 - Akademi Pariwisata STIP-ARS, tahun 1992                                   Airport Handling Staff : 1992 – 1993
Lulus S1 – Manajemen Bisnis tahun 2007
Lulus S2 – Magister Management STIMA IMMI Jakarta, tahun 2009                Inbound Tour Opr staff : 1993 - 1995 (BHARA TOUR)
                                                                         Domestik & Inbound Tour : 1995 – 1998 (Satriavi, Bina Citra, dll )
KEORGANISASIAN / :
Pengurus DPD ASITA Jabar (Asosiasi Biro Perjalanan Wisata Indonesia) periode 2009-2014
Pengurus DPP ASKKINDO ( Assosiasi konsultan non konstruksi ) periode 2012-2017, Bidang seni, Budaya dan Pariwisata
Asessor nasional tenaga kerja pariwisata bidang BPW dari BNSP
Auditor nasional sertifikasi usaha jasa pariwisata - Kemenparekraft
Ketua Ikatan Alumni STIP-ARS Bandung periode 1992-1997, 2010-2015
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
                     NOMOR 10.TAHUN 2009
                          TENTANG
                       KEPARIWISATAAN

                                BAB I
                          KETENTUAN UMUM
                               Pasal 1

            Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:

  1. Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau
sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi,
  pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang
                 dikunjungi dalam jangka waktu sementara.

            2. Wisatawan adalah orang yang melakukan wisata

3. Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai
                 fasilitas serta layanan yang disediakan oleh
        masyarakat, pengusaha, pemerintah dan pemerintah daerah.
4. Kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata
     dan bersifat multidimensi serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud
    kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan dan
masyarakat setempat, sesama wisatawan, Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan
                                   pengusaha.

           5. Daya Tarik Wisata adalah segala sesuatu yang memiliki
    keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan
                               alam, budaya, dan hasil
   buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan.
6. Daerah tujuan pariwisata yang selanjutnya disebut Destinasi Pariwisata adalah
   kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah administratif
      yang di dalamnya terdapat daya tarik wisata, fasilitas umum, fasilitas
  pariwisata, aksesibilitas, serta masyarakat yang saling terkait dan melengkapi
                             terwujudnya kepariwisataan.

7. Usaha Pariwisata adalah usaha yang menyediakan barang dan/atau jasa bagi
      pemenuhan kebutuhan wisatawan dan penyelenggaraan pariwisata.

 8. Pengusaha pariwisata adalah orang atau sekelompok orang yang melakukan
                          kegiatan usaha pariwisata
9. Industri Pariwisata adalah kumpulan usaha pariwisata yang saling terkait dalam
            rangka menghasilkan barang dan/atau jasa bagi pemenuhan
              kebutuhan wisatawan dalam penyelenggaraan pariwisata.

 10. Kawasan Strategis Pariwisata adalah kawasan yang memiliki fungsi utama
     pariwisata atau memiliki potensi untuk pengembangan pariwisata yang
mempunyai pengaruh penting dalam satu atau lebih aspek, seperti pertumbuhan
     ekonomi, sosial dan budaya, pemberdayaan sumber daya alam, daya
          dukung lingkungan hidup, serta pertahanan dan keamanan.

  11. Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan,keterampilan, dan perilaku
     yang harus dimiliki,dihayati, dan dikuasai oleh pekerja pariwisata untuk
                    mengembangkan profesionalitas kerja.

  12. Sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat kepada usaha dan pekerja
              pariwisata untuk mendukung peningkatan mutu produk
             pariwisata, pelayanan, dan pengelolaan kepariwisataan.

                   13 – 15. Tentang struktural kepemerintahan
TIGA POKOK USAHA
                            PARIWISATA
                        ( Sesuai UU no. 10 Th
                        2009 Bab VI Pasal 14 )




    TOURISM
    SERVICE                 TOURISM                         TOURISM
                           DESTINATION                     FACILITIES
       S

• TOURS & TRAVEL          • TOURIST ATTRACTION          • HOTEL
• TOUR GUIDE              • ART & CULTURE AREA          • TOURIST TRANSPORTATION
• MICE ORGANIZER          • RECREATION AREA             • RESTAURANT & CAFE
• EVENT ORGANIZER         • ENTERTAINMENT AREA          • TOURISM AREA
• TOURISM CONSULTANT        - AMUSEMENT , PUB , NIGHT
• TOURIST INFORMATION         CLUB, THEATER
  SERVICE
PROMOSI DTW OLEH PEMERINTAH

 Tindakan yang dilakukan oleh pemerintah dalam
    melakukan promosi DTW di dalam dan luar
negeri saat ini sudah tepat bila dibarengi d engan
       kesiapan Daerah Tujuan Wisata yang
    dipromosikannya. Sampai sekarang Daerah
                   Tujuan Wisata
   tertentu saja yang siap menerima kunjungan
   wisatawan. Se -hingga sebaik apapun bentuk
                      promosi
    yang dilakukan oleh pemerintah tidak akan
     membawa hasil yang signifi kan bila tidak
                     dibarengi
  oleh pengemasan produk pariwisata di Daerah
   Tujuan Wisata. Faktor ini akan menimbulkan
   kekecewaan wisa-tawan karena kenyataan di
  lapangan ber -beda dengan janji promosi yang
             mereka lihat dan dengar.
Produk Pariwisata

Menurut Spillane (1994:14), kegiatan pariwisata
    dapat menjadi besar disebabkan tiga hal :
     Pertama, penampilan yang eksotis dari
                    pariwisata,
 kedua, adanya keinginan dan kebutuhan orang
 modern yang disebut hiburan waktu senggang
dan ketiga, memenuhi kepentingan politis pihak
   yang berkuasa dari Negara yang dijadikan
              daerah tujuan turisme.
    Dapat dikatakan bahwa pariwisata adalah
aktivitas yang dilibatkan oleh orang -orang yang
      melaku-kan perjalanan (Mill,2000:21).
   Memang, sebagian besar aktivitas pariwisata
  berhubungan dengan mobilitas dengan istilah
  pariwisatanya disebut tur yaitu suatu kegiatan
       perjalanan yang mempunyai ciri -ciri
 tersendiri yang memberi warna wisata, bersifat
santai, gembira, bahagia, dan untuk bersenang -
            senang (Nuriata, 1992:11).
THE BASIC
                       CYCLUS
                      OF TRAVEL
                      ACTIVITIES
                                           TOUR
TRAVELLER                                ACTIVITIES


             TRAVELING
                                         BUSINESS
                                         ACTIVITIES


 TOURIST
            • TOURS & TRAVEL
            • HOTEL                       FAMILY
            • RESTURANT                    VISIT /
            • TOUR GUIDE
            • TRANSPORTATION              OTHERS
            • OTHERS FACILITIES
              (BANK, POST OFFICE, ETC)
DATA KUNJUNGAN WISATAWAN KE JAWA BARAT

  BANDUNG : Kunjungan wisatawan mancanegara yang masuk ke Jawa Barat
  melalui Bandara Husein Sastranegara pada Juni 2012 meningkat tajam hingga
               15.417 pendatang tertinggi dalam 5 tahun terakhir.

 Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Provinsi Jawa Barat Anggoro Dwitjahyono
     menjelaskan meningkatnya wisman yang berkunjung Jabar di antaranya
   terdongkrak dengan dibukanya rute penerbangan langsung antara Malaysia-
                      Bandung tanpa harus melalui Jakarta.

   "Pada 2008 jumlah wisman yang masuk lewat Husein rata-rata hanya 5.748
  pendatang, 2009 sebanyak 6.804 orang, 2010 ada 7.707, dan tahun lalu 9.796
 orang. Sedangkan pada 2012, rata-rata jumlah wisman mencapai 12.500 orang.
Puncaknya pada Juni 2012 meningkat 22,39% menjadi 15.417 dari Mei berjumlah
                12.597 pengunjung," katanya, Rabu (1/8/2012).

  Anggoro menjelaskan wisman yang datang ke Jabar didominasi dari Malaysia
10.852 pendatang pada Juni 2012 atau meningkat 10,64% dari bulan sebelumnya.
 Selain itu, wisman asal Singapura yang masuk lewat Husein tercatat 2.106 orang
pada Mei meningkat 75,12% pada Juni 2012 menjadi 3.688 orang. (Sumber : bisnis
                                  indonesi.com)
"Wisman asal negara Asia lainnya juga meningkat seperti dari Thailand
 tumbuh 23,81% dari 42 wisman di Mei menjadi 52 wisman pada Juni. Asal
 Korea Selatan pada Mei 2012 tercatat 21 wisman pada Juni 2012 menjadi
                     43 wisman atau naik 104,76%.

 Untuk wisman asal Eropa seperti Inggris dan Prancis justru menurun pada
Juni 2012. Wisman asal Inggris tercatat 58 orang pada Mei turun menjadi 45
         wisman pada Juni sebanyak 23 orang atau turun 37,84%.

 Sedangkan rata-rata tingkat penghunian kamar (TPK) hotel di Jabar pada
              Juni 2012 menjadi 47,80% dari Mei 43,30%.
                    (Sumber : bisnis indonesia.com)
Mengemas Fasilitas
        Langkah awal yang dianjurkan oleh
    Kotler, Bowen & Makens (2002:251) dalam
  mengemas produk pariwisata adalah membagi
pasar menjadi kelompok -kelompok pembeli khas
   yang mungkin membutuhkan produk disebut
 dengan segmentasi pasar. Langkah selanjutnya
       adalah membidik pasar dengan cara
mengevaluasi daya tarik masing -masing segmen
 dan memilih satu atau beberapa segmen pasar.
    Maksudnya, tindakan yang harus dilakukan
 setiap Daerah Tujuan Wisata adalah mengemas
  produknya disesuaikan dengan keinginan dan
               kebutuhan wisatawan
    mancanegara yang dibidiknya. Mendukung
 tindakan tersebut, Daerah Tujuan Wisata harus
     mengembang-kan posisi bersaing produk
   pariwisatanya dengan Daerah Tujuan Wisata
  yang lainnya yang disebut menetapkan posisi.
Banyak obyek dan atraksi wisata di Indonesia yang
       ditawarkan kan tetapi pada beberapa tempat
  dikeluhkan oleh Tour Leader luar negeri karena tidak
          ada perubahan (Yoeti:1997:58). Ini, perlu
  diperhatikan, karena Tour Leader adalah perwakilan
                    dari tur operator yang
mempromosikan dan membawa wisatawan datang ke
       Daerah Tujuan Wisata. Bilamana obyek yang
          dipromosikan terbatas pada atraksi yang
       terbatas, suatu saat dia akan menghentikan
   promosi daerah tersebut kemudian memilih Daerah
  Tujuan Wisata lain. Harus disadari bahwa wisatawan
melakukan perjalanan wisata ke suatu Daerah Tujuan
   Wisata tertentu adalah untuk mencari pengalaman-
  pengalaman baru, mene-mukan sesuatu yang aneh
dan belum pernah disaksikannya. Wisatawan biasanya
    lebih menyukai sesuatu yang berbeda (something
          different) dari apa yang pernah dilihat, d
    irasakan, dilakukan di negara dimana biasanya ia
 tinggal. Yoeti (1997) menyarankan bahwa mengemas
                   produk pariwisata harus
  mempertahankan keaslian lingkungan karena selalu
         lebih menarik daripada yang dibuat -buat.
Style produk sangat diperlukan dalam mengemas
                  Daerah Tujuan Wisata,
 tujuannya ialah untuk memperbaharui dan menguasai
   pasar ( to re-new dan re-sell the market) sehingga
     dapat menjamin penjualan. Dikatakan oleh Yoeti
             (1997:59) dalam kepariwisataan
            product style yang baik, misalnya
   (1) obyek harus menarik untuk disaksikan maupun
                         diperlajari,
  (2) mempunyai kekhususan dan berbeda dari obyek
                         yang lain,
  (3) prasarana menuju ke tempat tersebut terpelihara
                         dan baik,
(4) tersedia fasilitas something to see, something to do
                   dan something to buy,
    (5) kalau perlu dilengkapi dengan sarana -sarana
      akomo-dasi dan hal lain yang dianggap perlu.
    Bilamana produk yang ditawarkan oleh berba gai
     produsen dianggap sama oleh wisatawan, maka
     perbedaan yang meng-untungkan terletak pada
                product style yang dimiliki
mengemas product style sistem
  pariwisata perlu diadakan survey obyek dan atraksi
   wisata yang potensial untuk ditawarkan. Hadinoto
  (1996:69-70) menjelaskan bahwa survey diadakan
  untuk penggolongan obyek dan atraksi wisata yang
     digolongkan, menjadi (1) penggolongan Jenis
  Kepariwisataaan berupa destination tourism (untuk
 wisa-tawan yang tinggal lama), touring tourism (untuk
 wisatawan yang tinggal se-bentar), (2) penggolongan
 atraksi berupa atraksi utama ( core attraction), atraksi
 pendukung (supporting attraction), (3) penggolongan
                  jenis atraksi terdiri dari
resource-based attraction, dan user-oriented attraction.
Pada penjelasan di atas yang dimaksud dengan touring
        tourism ialah atraksi, transportasi, fasilitas
 pelayanan, dan pengarahan promosi yang digunakan
             di dalam tour ke beberapa lokasi
   selama perjalanan akhir minggu atau libur. Atraksi
    terletak dekat rute perjalanan, di persimpangan
  jalan, dan hanya dikunjungi satu kali oleh masing -
              masing kelompok pengunjung.
      Aktivitas hampir pasif karena waktu hampir
       terbatas, sebab jadwal perjalanan tertentu.
Penyempurna pengemasan
    patut diperhatikan penataan lima jenis komponen
Daerah Tujuan Wisata oleh Hadinoto (1996:36), berupa
  (1) gateway atau pintu masuk, pintu gerbang berupa
 bandar udara, pelabuhan laut, stasiun kereta api, dan
         terminal bis, (2) tourist centre atau pusat
 pengembangan pariwisata (PPP), yang dapat berupa
 suatu kawasan wisata ( resort) atau bagian kota yang
   ada, (3) attraction atau atraksi kelompok satu atau
            lebih, (4) tourist corridor atau pintu
masuk wisata, yang menghubungkan gateway dengan
 tourist centre, dan dari tourist centre ke attraction, (5)
   hinterland atau tanah yang tidak digunakan untuk 4
komponen tersebut. Wisatawan lazimnya datang lewat
      gateway, kemudian menuju ke PPP dimana ia
                         menemukan
      akomodasi dan semua usaha jasa pelayanan
         pendukung wisata, seperti restoran, toko
     cinderamata, biro perjalanan wisata, persewaan
   kendaraan, dan lain -lain. Dari PPP ia mengadakan
 perjalanan wisata ke atraksi wisata, melewati korido r
wisata. Sambil berjalan di koridor wisata, ia menikmati
        pemandangan indah dan kehidupan rakyat
   (desa, pengolahan tegal, dan sawah) yang disebut
                     sebagai hinterland
Pengemasan fasilitas-fasilitas produk pariwisata yang
   baik tidak akan cukup menarik wisatawan bila tidak
  diberi roh. Pelayanan adalah roh yang akan meng -
  gerakkan aktivitas pariwisata sebab yang dibeli oleh
          wisatawan adalah pelayanan sejak dia
    berangkat, datang ke Daerah Tujuan Wisata dan
      kembali lagi ke tempat asal. Menurut Sugiarto
 (1999:36) pelayanan adalah tindakan yang dilakukan
          untuk memenuhi kebutuhan orang lain
(konsumen, pelanggan, tamu, klien,pasien, penumpang
  , dan lainnya) yang tingkat pemuasnya hanya dapat
 dirasakan orang yang sedang melayani maupun yang
  dilayani. Berkaitan dengan memberikan pelayan-an
    yang perlu diperhatikan adalah tingkat kepuasan
    wisatawan. Agar wisatawan ter -puaskan selama
     melakukan perjalanan wi -sata, maka jasa-jasa
 pariwisata harus dapat menunjukkan kualitas jasanya.
     Terdapat dua faktor utama yang mempengaruhi
   kualitas jasa, yaitu expected service dan perceived
   service. Apabila jasa yang diteri-ma atau dirasakan
 sesuai dengan yang diha -rapkan, maka kualitas jasa
                    dipersepsikan baik
  dan memuaskan. Jika jasa yang diterima melampaui
 harapan pelanggan, maka kualitas jasa dipersepsikan
      sebagai kualitas yang ideal. wisatawan secara
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEGIATAN
        PENGELOLAAN DAN PENGEMASAN PRODUK

                              Produk
•5(lima)karakteristikprodukyangdibutuhkanuntukdipertimbangkanketikam
encobamembuatprodukyangadasesuaidenganprinsipkeberlanjutan,Dima
natermasuk:

–Rancanganfasilitas

–Rancanganygberorintasikeberlanjutankedaalamoperasionalbisnis

–Presentasidaripadaproduk

–Elemenpelayanan

–
“Branding”ataurancangancitradaripadaprodukyangdikomunikasikandandi
promosikankepadatargetpengunjung
Harga
•Harga adalah elemen kunci dalam merancang produk dan sebagai alat
penting dalam mempengaruhi permintaan kunjungan

•Harga terkait dengan penilaian apa yang diharapkan , karaketistik
segmen pasar yang akan diharapkan dan jumlah dan kapasitas yang
ditawarkan kepada pasar

•Ketika memformulasikan strategi harga, para pelaku usaha pada
dasarnya mempertimbangkan berbagai ragam biaya produksi dan
keuntungan yang diharapkan serta kondisi persaingan bisnis

•Biaya terkait dengan lingkungan perlu dipertimbangkan dalam
merancang harga produk wisata disamping pertimbangan sebagai
barang publik
Tempat/Distribusi/Akses Pasar
•Keputusan pemasaran dari pada operator perjalanan berpengaruh kuat
terhadap :

–Segmen pasar yang dituju dalam kegiatan promosi dan distribusi

–Rancangan produk dan kualitas dalam kaitannya dengan apa yang
diharapkan konsumen (wisatawan) dalam membeli produk wisata

–Kapasitas produk wisata yang akan ditawarkan untuk dijual

–Harga dimana produk wisata akan dijual

–Citra dan penempatan destinasi (fokus kepada aspek lingkungan baik
secara langsung dan tidak langusng)
Keputusan pemasaran dari pada operator perjalanan berpengaruh kuat
terhadap :
–Aliran informasi kepada wisatawan tentang destinasi
–Evaluasi tentang tanggapan konsumen terhadap destinasi
–Pemahaman tentang wisatawan dan profilnya yang dapat dimanfaatkan
  sebagai data base analisis pasar kedepan dan kegiatan pemasaran
–Sasaran pemasaran, target kunjungan , anggaran dan program

                                 Promosi
•Pesan yang disamapikan melalui iklan dan promosi sangat kuat pengaruhnya
tehadap ekpektasi pengunjung tentang apa yang akan mereka temukan di suatu
destinasi dan dalam menarik kelompok wisatawan tertentu.

•Organisasi perorangan (swasta) harus bekerjasama dengan pengelola
pariwisata pemerintah setempat yang memiliki tanggung jawab terhadap upaya
promosi secara akurat mengenai gambaran produk destinasi dalam pesan
promosi dan iklan, sehingga mampu meningkatkan pemahaman pengunjung
potensial berkenaan dengan perilaku yang diharapkan oleh pengelola pariwisata
destinasi
D. Perkembangan Volume Penumpang angkutan udara dan Pertarifan

  PERKEMBANGAN PENUMPANG ANGKUTAN UDARA DOMESTIK
                  SEJAK TAHUN 1996


 TH 1996                                                         2000
                           Sejak
  13,5jt                                                       Rata-rata
                         Th 1999
Penumpan                                                      kenaikan/T
                        Izin Airline
    g                                                           h22%
                                                                            Th 2001
                http://hubud.dephub.go.id/?id+izin+detail+1
                                                                           Munculnya
                                                                              LCC
                                                                             Airline

 Th 2011                  Th 2010                               Th 2007
 71,80jt                   42,18jt                               26,13jt
Penumpan                 Penumpan                              Penumpan
    g                        g                                     g        NOW EVERYONE CAN FLY




     Sumber : http://hubud.dephub.go.id/?+statistik+detail+angudbulan
                                                                                        TONY
                                                                                     FERNANDEZ
PEMBERLAKUKAN TARIF PENERBANGAN BATAS ATAS DAN
              BAWAH OLEH PEMERINTAH SEJAK TAHUN 2005-2010

  Dengan semakin berkembangnya perusahaan angkutan udara yang melakukan
  sistem penarifan normal dan low cost carrier maka untuk menciptakan industri
  penerbangan yang sehat dengan tingkat keselamatan tinggi, sejak tahun 2002 -
 2005 pemerintah memberlakukan tarif acuan batas atas dan tarif referensi (batas
 bawah) untuk perusahaan penerbangan adalah sebesar Rp.338.386 per jam per
penumpang atau dengan biaya operasi rata-rata per kilometer sebesar Rp. 376 per
penumpang. Dan berdasarkan KM 26 Tahun 2010 Tentang : Mekanisme Formulasi
    Perhitungan Dan Penetapan Tarif Batas Atas Penumpang Pelayanan Kelas
 Ekonomi Angkutan Udara Niaga Berjadwal Dalam Negeri maka ada penyesuaian-
            penyesuaian kembali dari Kepmenhub No. 9 tahun 2002.
   Kepmenhub No 9 Tahun 2002 tentang Tarif Penumpang Angkutan Udara Niaga Berjadwal Dalam Negeri Kelas Ekonomi.

              http://118.97.61.233/perundangan/images/stories/doc/permen/2010/km._no._26_tahun_2010.pdf


              PERBEDAAN PEMBERLAKUKAN TARIF PENERBANGAN
                    SEBELUM DAN SESUDAH TAHUN 2001

                                                                        SETELAH TAHUN 2001
        SEBELUM TAHUN 2001
                                                               HARGA ANGKUTAN UDARA UNTUK SEMUA
 HARGA ANGKUTAN UDARA UNTUK SEMUA
                                                               RUTE DITETAPKAN OLEH MASING-MASING
  RUTE DITETAPKAN OLEH PEMERINTAH
                                                                 AIRLINE DENGAN BERDASAR SISTEM
 BERARTI SEMUA AIRLINE HARGA SAMA
                                                                       BATAS ATAS DAN BAWAH
FLIGHT SCHEDULE DARI BANDUNG

NO   FLT NO   ORIGIN   DEST    FTD     FTA    AVAILABILITY       KET
 1                             8:30   11:40
 2                            12:15   15:20
                       KUL                     Setiap Hari
 3                            14:55   18:00
 4                            19:45   22:50
 5                             5:50    8:30
                       SIN                     Setiap Hari
 6    QZ       BDO            11:15   13:55
 7                             5:35    7:55    Setiap Hari
                       MES
 8                            19:55   22:15       1, 3, 5
 9                            19:55   22:40    Setiap Hari
                       DPS
10                            10:15   13:00   2, 3, 4, 5, 6, 7
11                     PKU     7:50    9:35    Setiap Hari
12     SJ      BDO     SUB     9:35   10:45    Setiap Hari
13                     JOG    14:25   15:35
      WI       BDO                             Setiap Hari
14                     SUB    14:25   17:15
15                     SUB    16:10   17:25
       JT      BDO            11:20   14:05    Setiap Hari
                       DPS
16                            12:00   14:45
17    Y6       BDO     SIN    12:25   15:10      2, 4, 7
                               9:05   11:55      2, 3, 4
18    MI       BDO     SIN
                              16:40   19:30     1, 5, 6, 7
19              DPS     6:05    9:50
20              TKG     6:30    7:40
21        BDO   SRG     9:20   10:30   Setiap Hari
22              SUB     6:05    7:15
23              JOG    12:50   14:00

          BDO    SUB   6:05     7:15
24                                     Setiap Hari     Transit SUB
          SUB   BWW    13:40   14:30
          BDO    DPS   6:05     9:50
25                                       2, 5, 7       Transit DPS
          DPS   BMU    13:15   14:35
          BDO    DPS   6:05     9:50
26                                     Setiap Hari     Transit DPS
          DPS    KOE   11:25   15:55
     MZ
          BDO    DPS   6:05     9:50
27                                         2, 5        Transit DPS
          DPS    LBJ   11:15   13:00
          BDO    DPS   6:05     9:50
28                                     Setiap Hari     Transit DPS
          DPS    LOP   13:35   14:20
          BDO    DPS   6:05     9:50
29                                         2, 5        Transit DPS
          DPS   MOF    11:25   14:30
          BDO    TKG   6:30     7:40
30                                     Setiap Hari     Transit TKG
          TKG   PLM     8:10   9:10
          BDO    SRG   9:20    10:30
31                                      1, 2, 4, 6     Transit SRG
          SRG   SMQ    11:00   13:40
          BDO    DPS   6:05     9:50
32                                     1, 3, 4, 6, 7   Transit DPS
          DPS   TMC    12:10   13:45
33   GA   BDO    SUB   14:35   15:55   Setiap Hari
Bandara Husein Sastranegara Bandung
Penerbangan Dari dan Ke Bandung (Domestik & Internasional)

Contenu connexe

Tendances

Kondisi destinasi pariwisata jawa tengah 2018
Kondisi destinasi pariwisata jawa tengah 2018Kondisi destinasi pariwisata jawa tengah 2018
Kondisi destinasi pariwisata jawa tengah 2018awan putih
 
Daya tarik wisata alam jawa tengah
Daya tarik wisata alam jawa tengahDaya tarik wisata alam jawa tengah
Daya tarik wisata alam jawa tengahawan putih
 
Umrah plus-turki-16-hari
Umrah plus-turki-16-hariUmrah plus-turki-16-hari
Umrah plus-turki-16-harihaerul said
 
Umrah plus-turki-12-hari-bursa (1)(1)
Umrah plus-turki-12-hari-bursa (1)(1)Umrah plus-turki-12-hari-bursa (1)(1)
Umrah plus-turki-12-hari-bursa (1)(1)haerul said
 
Harga bus pariwiwsata
Harga bus pariwiwsataHarga bus pariwiwsata
Harga bus pariwiwsataadytula
 
PENGEMBANGAN WISATA DANAU TOLIRE DI KOTA TERNATE PROVINSI MALUKU UTARA
PENGEMBANGAN WISATA DANAU TOLIRE DI KOTA TERNATE  PROVINSI MALUKU UTARAPENGEMBANGAN WISATA DANAU TOLIRE DI KOTA TERNATE  PROVINSI MALUKU UTARA
PENGEMBANGAN WISATA DANAU TOLIRE DI KOTA TERNATE PROVINSI MALUKU UTARADede Saputra
 
3D2N Bandung - Explore Yogyakarta
3D2N Bandung - Explore Yogyakarta3D2N Bandung - Explore Yogyakarta
3D2N Bandung - Explore YogyakartaMuhamad Zakaria
 
SUSPENSION BRIDGE SUKABUMI
SUSPENSION BRIDGE SUKABUMISUSPENSION BRIDGE SUKABUMI
SUSPENSION BRIDGE SUKABUMIMuhamad Zakaria
 
Paket Wisata Pulau Pari Trip2U Organization
Paket Wisata Pulau Pari Trip2U OrganizationPaket Wisata Pulau Pari Trip2U Organization
Paket Wisata Pulau Pari Trip2U OrganizationTya17
 
Paket Tour China Highlight Lebaran 7D Depart 27 jul 14
Paket Tour China Highlight Lebaran 7D Depart 27 jul 14Paket Tour China Highlight Lebaran 7D Depart 27 jul 14
Paket Tour China Highlight Lebaran 7D Depart 27 jul 14Furniture Mebel Jepara
 
Cara Mendirikan Travel Agent SlideShare
Cara Mendirikan Travel Agent SlideShareCara Mendirikan Travel Agent SlideShare
Cara Mendirikan Travel Agent SlideShareFilia Yapriadi
 

Tendances (20)

Taman Safari Indonesia
Taman Safari IndonesiaTaman Safari Indonesia
Taman Safari Indonesia
 
Kondisi destinasi pariwisata jawa tengah 2018
Kondisi destinasi pariwisata jawa tengah 2018Kondisi destinasi pariwisata jawa tengah 2018
Kondisi destinasi pariwisata jawa tengah 2018
 
Daya tarik wisata alam jawa tengah
Daya tarik wisata alam jawa tengahDaya tarik wisata alam jawa tengah
Daya tarik wisata alam jawa tengah
 
Spesial gunungkidul tour
Spesial gunungkidul tourSpesial gunungkidul tour
Spesial gunungkidul tour
 
Manajemen biro perjalanan wisata
Manajemen biro perjalanan wisataManajemen biro perjalanan wisata
Manajemen biro perjalanan wisata
 
Presentation
PresentationPresentation
Presentation
 
CV Enggar Dwi C
CV Enggar Dwi CCV Enggar Dwi C
CV Enggar Dwi C
 
Umrah plus-turki-16-hari
Umrah plus-turki-16-hariUmrah plus-turki-16-hari
Umrah plus-turki-16-hari
 
Contoh proposal penawaran original
Contoh proposal penawaran originalContoh proposal penawaran original
Contoh proposal penawaran original
 
Umrah plus-turki-12-hari-bursa (1)(1)
Umrah plus-turki-12-hari-bursa (1)(1)Umrah plus-turki-12-hari-bursa (1)(1)
Umrah plus-turki-12-hari-bursa (1)(1)
 
Harga bus pariwiwsata
Harga bus pariwiwsataHarga bus pariwiwsata
Harga bus pariwiwsata
 
4 d3n bkk pty
4 d3n bkk   pty4 d3n bkk   pty
4 d3n bkk pty
 
PENGEMBANGAN WISATA DANAU TOLIRE DI KOTA TERNATE PROVINSI MALUKU UTARA
PENGEMBANGAN WISATA DANAU TOLIRE DI KOTA TERNATE  PROVINSI MALUKU UTARAPENGEMBANGAN WISATA DANAU TOLIRE DI KOTA TERNATE  PROVINSI MALUKU UTARA
PENGEMBANGAN WISATA DANAU TOLIRE DI KOTA TERNATE PROVINSI MALUKU UTARA
 
Bandung Hollyday
Bandung HollydayBandung Hollyday
Bandung Hollyday
 
3D2N Bandung - Explore Yogyakarta
3D2N Bandung - Explore Yogyakarta3D2N Bandung - Explore Yogyakarta
3D2N Bandung - Explore Yogyakarta
 
SUSPENSION BRIDGE SUKABUMI
SUSPENSION BRIDGE SUKABUMISUSPENSION BRIDGE SUKABUMI
SUSPENSION BRIDGE SUKABUMI
 
Paket Wisata Pulau Pari Trip2U Organization
Paket Wisata Pulau Pari Trip2U OrganizationPaket Wisata Pulau Pari Trip2U Organization
Paket Wisata Pulau Pari Trip2U Organization
 
Paket Tour China Highlight Lebaran 7D Depart 27 jul 14
Paket Tour China Highlight Lebaran 7D Depart 27 jul 14Paket Tour China Highlight Lebaran 7D Depart 27 jul 14
Paket Tour China Highlight Lebaran 7D Depart 27 jul 14
 
Cara Mendirikan Travel Agent SlideShare
Cara Mendirikan Travel Agent SlideShareCara Mendirikan Travel Agent SlideShare
Cara Mendirikan Travel Agent SlideShare
 
Paket tour
Paket tourPaket tour
Paket tour
 

En vedette

1 perilaku konsumen segmentasi pasar dan analisis demografi
1 perilaku konsumen segmentasi pasar dan analisis demografi1 perilaku konsumen segmentasi pasar dan analisis demografi
1 perilaku konsumen segmentasi pasar dan analisis demografiNhofa Eriana
 
Segmentasi pasar presentasi
Segmentasi  pasar presentasiSegmentasi  pasar presentasi
Segmentasi pasar presentasizulyantoari
 
A-RAYA Tour and Travel
A-RAYA Tour and TravelA-RAYA Tour and Travel
A-RAYA Tour and Travelaraya1007
 
BIRO PERJALANAN WISATA (BPW)
BIRO PERJALANAN WISATA (BPW)BIRO PERJALANAN WISATA (BPW)
BIRO PERJALANAN WISATA (BPW)actnow2profit
 
business model "Joss Travel & Tour Agency"
business model "Joss Travel & Tour Agency"business model "Joss Travel & Tour Agency"
business model "Joss Travel & Tour Agency"Eko Sriyono
 
Business Plan (Outbound Management Group 2013)
Business Plan   (Outbound Management Group 2013)Business Plan   (Outbound Management Group 2013)
Business Plan (Outbound Management Group 2013)Andri Adi
 
Perusahaan dan Strategi Pemasaran - Bab 2 Prinsip-prinsip Pemasaran Kotler Ar...
Perusahaan dan Strategi Pemasaran - Bab 2 Prinsip-prinsip Pemasaran Kotler Ar...Perusahaan dan Strategi Pemasaran - Bab 2 Prinsip-prinsip Pemasaran Kotler Ar...
Perusahaan dan Strategi Pemasaran - Bab 2 Prinsip-prinsip Pemasaran Kotler Ar...Mirza Syah
 
Contoh Proposal Usaha atau Rencana Bisnis
Contoh Proposal Usaha atau Rencana BisnisContoh Proposal Usaha atau Rencana Bisnis
Contoh Proposal Usaha atau Rencana BisnisSamuel Henry
 

En vedette (9)

1 perilaku konsumen segmentasi pasar dan analisis demografi
1 perilaku konsumen segmentasi pasar dan analisis demografi1 perilaku konsumen segmentasi pasar dan analisis demografi
1 perilaku konsumen segmentasi pasar dan analisis demografi
 
Segmentasi pasar presentasi
Segmentasi  pasar presentasiSegmentasi  pasar presentasi
Segmentasi pasar presentasi
 
A-RAYA Tour and Travel
A-RAYA Tour and TravelA-RAYA Tour and Travel
A-RAYA Tour and Travel
 
BIRO PERJALANAN WISATA (BPW)
BIRO PERJALANAN WISATA (BPW)BIRO PERJALANAN WISATA (BPW)
BIRO PERJALANAN WISATA (BPW)
 
business model "Joss Travel & Tour Agency"
business model "Joss Travel & Tour Agency"business model "Joss Travel & Tour Agency"
business model "Joss Travel & Tour Agency"
 
Business Plan (Outbound Management Group 2013)
Business Plan   (Outbound Management Group 2013)Business Plan   (Outbound Management Group 2013)
Business Plan (Outbound Management Group 2013)
 
Perusahaan dan Strategi Pemasaran - Bab 2 Prinsip-prinsip Pemasaran Kotler Ar...
Perusahaan dan Strategi Pemasaran - Bab 2 Prinsip-prinsip Pemasaran Kotler Ar...Perusahaan dan Strategi Pemasaran - Bab 2 Prinsip-prinsip Pemasaran Kotler Ar...
Perusahaan dan Strategi Pemasaran - Bab 2 Prinsip-prinsip Pemasaran Kotler Ar...
 
Business plan
Business planBusiness plan
Business plan
 
Contoh Proposal Usaha atau Rencana Bisnis
Contoh Proposal Usaha atau Rencana BisnisContoh Proposal Usaha atau Rencana Bisnis
Contoh Proposal Usaha atau Rencana Bisnis
 

Similaire à OPTIMASI DTW

Company profile travalink group 2012
Company profile travalink group 2012Company profile travalink group 2012
Company profile travalink group 2012Travalink Bdo
 
PRODUK PARIWISATA (3A) ATRAKSI, AKSESIBILITAS, AMENITAS
PRODUK PARIWISATA (3A) ATRAKSI, AKSESIBILITAS, AMENITASPRODUK PARIWISATA (3A) ATRAKSI, AKSESIBILITAS, AMENITAS
PRODUK PARIWISATA (3A) ATRAKSI, AKSESIBILITAS, AMENITASdewigita16
 
Digital Sustainable Tourism.pptx
Digital Sustainable Tourism.pptxDigital Sustainable Tourism.pptx
Digital Sustainable Tourism.pptxssuserd99934
 
SEJARAH KEPARIWISATAAN DI SUMATERA UTARA
SEJARAH KEPARIWISATAAN DI SUMATERA UTARASEJARAH KEPARIWISATAAN DI SUMATERA UTARA
SEJARAH KEPARIWISATAAN DI SUMATERA UTARATAUFIKHIDAYATSITORUS
 
Usaha Jasa Pariwisata Berbasis Kompetensi Lusan (skl)
Usaha Jasa Pariwisata Berbasis Kompetensi Lusan (skl)Usaha Jasa Pariwisata Berbasis Kompetensi Lusan (skl)
Usaha Jasa Pariwisata Berbasis Kompetensi Lusan (skl)Noersal Samad
 
RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN 2010 - 2025
RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN 2010 - 2025RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN 2010 - 2025
RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN 2010 - 2025Anindya Kenyo Larasti
 
Kebijakan jawa tengah pada homestay di destinasi pariwisata 2016
Kebijakan jawa tengah pada  homestay di destinasi pariwisata 2016Kebijakan jawa tengah pada  homestay di destinasi pariwisata 2016
Kebijakan jawa tengah pada homestay di destinasi pariwisata 2016awan putih
 
Buku jelajah kawasan pariwisata puncak dalam wisata minat khusus
Buku jelajah kawasan pariwisata puncak dalam wisata minat khususBuku jelajah kawasan pariwisata puncak dalam wisata minat khusus
Buku jelajah kawasan pariwisata puncak dalam wisata minat khususAde Zaenal Mutaqin
 
Rencana induk pembangunan kepariwisataan daerah riparda rippda diy
Rencana induk pembangunan kepariwisataan daerah riparda rippda diyRencana induk pembangunan kepariwisataan daerah riparda rippda diy
Rencana induk pembangunan kepariwisataan daerah riparda rippda diyHairullah Gazali
 
Sap 1 ak hotel fix
Sap 1 ak hotel fixSap 1 ak hotel fix
Sap 1 ak hotel fixpritawanda
 
Arah Kebijakan - Kemenparekraf
Arah Kebijakan - KemenparekrafArah Kebijakan - Kemenparekraf
Arah Kebijakan - KemenparekrafECPAT Indonesia
 
Pengertian_dan_Ruang_lingkup_Geografi_Pariwisata.pdf
Pengertian_dan_Ruang_lingkup_Geografi_Pariwisata.pdfPengertian_dan_Ruang_lingkup_Geografi_Pariwisata.pdf
Pengertian_dan_Ruang_lingkup_Geografi_Pariwisata.pdfjohan effendi
 

Similaire à OPTIMASI DTW (20)

Company profile travalink group 2012
Company profile travalink group 2012Company profile travalink group 2012
Company profile travalink group 2012
 
PRODUK PARIWISATA (3A) ATRAKSI, AKSESIBILITAS, AMENITAS
PRODUK PARIWISATA (3A) ATRAKSI, AKSESIBILITAS, AMENITASPRODUK PARIWISATA (3A) ATRAKSI, AKSESIBILITAS, AMENITAS
PRODUK PARIWISATA (3A) ATRAKSI, AKSESIBILITAS, AMENITAS
 
Digital Sustainable Tourism.pptx
Digital Sustainable Tourism.pptxDigital Sustainable Tourism.pptx
Digital Sustainable Tourism.pptx
 
Hukum kepariwisataan
Hukum kepariwisataanHukum kepariwisataan
Hukum kepariwisataan
 
Industri pariwisata
Industri pariwisataIndustri pariwisata
Industri pariwisata
 
SEJARAH KEPARIWISATAAN DI SUMATERA UTARA
SEJARAH KEPARIWISATAAN DI SUMATERA UTARASEJARAH KEPARIWISATAAN DI SUMATERA UTARA
SEJARAH KEPARIWISATAAN DI SUMATERA UTARA
 
Materi geopark
Materi geoparkMateri geopark
Materi geopark
 
Usaha Jasa Pariwisata Berbasis Kompetensi Lusan (skl)
Usaha Jasa Pariwisata Berbasis Kompetensi Lusan (skl)Usaha Jasa Pariwisata Berbasis Kompetensi Lusan (skl)
Usaha Jasa Pariwisata Berbasis Kompetensi Lusan (skl)
 
KEPARIWISATAAN
KEPARIWISATAANKEPARIWISATAAN
KEPARIWISATAAN
 
RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN 2010 - 2025
RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN 2010 - 2025RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN 2010 - 2025
RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN 2010 - 2025
 
pertemuan 1
pertemuan 1pertemuan 1
pertemuan 1
 
Kebijakan jawa tengah pada homestay di destinasi pariwisata 2016
Kebijakan jawa tengah pada  homestay di destinasi pariwisata 2016Kebijakan jawa tengah pada  homestay di destinasi pariwisata 2016
Kebijakan jawa tengah pada homestay di destinasi pariwisata 2016
 
Paparan ripparda Bapak Tazbir SH MHum,Rencana Induk Pembangunan Pariwisata Da...
Paparan ripparda Bapak Tazbir SH MHum,Rencana Induk Pembangunan Pariwisata Da...Paparan ripparda Bapak Tazbir SH MHum,Rencana Induk Pembangunan Pariwisata Da...
Paparan ripparda Bapak Tazbir SH MHum,Rencana Induk Pembangunan Pariwisata Da...
 
Buku jelajah kawasan pariwisata puncak dalam wisata minat khusus
Buku jelajah kawasan pariwisata puncak dalam wisata minat khususBuku jelajah kawasan pariwisata puncak dalam wisata minat khusus
Buku jelajah kawasan pariwisata puncak dalam wisata minat khusus
 
Rencana induk pembangunan kepariwisataan daerah riparda rippda diy
Rencana induk pembangunan kepariwisataan daerah riparda rippda diyRencana induk pembangunan kepariwisataan daerah riparda rippda diy
Rencana induk pembangunan kepariwisataan daerah riparda rippda diy
 
Pembekalan dimas di ajeng
Pembekalan dimas di ajengPembekalan dimas di ajeng
Pembekalan dimas di ajeng
 
Sap 1 ak hotel fix
Sap 1 ak hotel fixSap 1 ak hotel fix
Sap 1 ak hotel fix
 
Arah Kebijakan - Kemenparekraf
Arah Kebijakan - KemenparekrafArah Kebijakan - Kemenparekraf
Arah Kebijakan - Kemenparekraf
 
Urban tourism vs rural tourism
Urban tourism vs rural tourismUrban tourism vs rural tourism
Urban tourism vs rural tourism
 
Pengertian_dan_Ruang_lingkup_Geografi_Pariwisata.pdf
Pengertian_dan_Ruang_lingkup_Geografi_Pariwisata.pdfPengertian_dan_Ruang_lingkup_Geografi_Pariwisata.pdf
Pengertian_dan_Ruang_lingkup_Geografi_Pariwisata.pdf
 

OPTIMASI DTW

  • 1. TEKNIK PENGELOLAN & PENGEMASAN INBOUND DAN DOMESTIK TOUR KE JAWA BARAT BY : KHOIRUL FAJRI SE.MM * Pengurus DPD ASITA Jabar (Asosiasi Biro Perjalanan Wisata Indonesia) periode 2009- 2013, Bidang Pendidikan,SDM & Keorganisasian * Pengurus DPP ASKKINDO ( Assosiasi konsultan non konstruksi ) periode 2012-2017, Bidang seni, Budaya dan Pariwisata * Asessor nasional tenaga kerja pariwisata bidang BPW dari BNSP sejak 2011 * Auditor nasional sertifikasi usaha jasa pariwisata – Kemenparekraft sejak 2010 * Ketua Ikatan Alumni STIP-ARS Internasional Bandung periode 1992-1997, 2010-2015 * Pengajar program UPW di STIEPAR-AKTRIPA, Bandung 2005 – Sekarang * Pengajar/Kajur program UPW di SMK YPPT dan SMK ICB, Bandung 1999 - Sekarang * Pimpinan/Owner TRAVALINK INDONESIA Tours & Travel, 2004 - Sekarang * Pimpinan/Owner GLOBAL TOURISM CONSULTANT, 2003 - Sekarang
  • 2. CURICULUM VITAE DATA PERSONAL Nama : KHOIRUL FAJRI SE.MM Tempat/Tgl Lahir : Purworejo, August 9th 1970 Agama : Islam Pekerjaan Pengajar bidang pariwisata di SMK ICB sejak 1999 s.d. sekarang Pengajar Matpel Adm Keuangan BPW dan TIS di SMK YPPT sejak 2009 s.d. sekarang Pengajar jurusan UPW D3 STIEPAR YAPARI sejak 2005 s.d. sekarang Pimpinan Perusahaan-perusahaan : PT. GLOBAL EVENT ORGANIZER – Bandung, sejak tahun 1998 (Bidang Event Organizer) SIEGMATAMA TRAVEL AGENT – Bandung, sejak tahun 1998 (Bidang Biro Perjalanan-Keagenan tiket Airlines) PT. TRAVALINK INDONESIA TOURS – Bandung, sejak tahun 2003 (Bidang Biro Perjalanan-Tour Operator & UMROH) PT. TRAVALINK TOURISM CONSULTANT, sejak tahun 2003 (Bidang Konsultan Pengembangan Pariwisata dan manajemen BPW ) Alamat Rumah : Komp. Green City View Blok A 14 – Jatihandap Bandung, Ph. 87241847 Email Address : khoirul.fajri@yahoo.com kfajri@telkom.net.id info@travalinktours.com Blogger : khoirulf.blogspot.com travalinkindonesia.blogspot.com / www.travalinktours.com PENDIDIKAN : Lulus SD tahun 1983 TOUR ,HOTEL, AIRPORT & AIRLINE EXPERIENCE : Lulus SMP tahun 1986 Ticketing Merpati Airline office : 1990 – 1992 Lulus SMA tahun 1989 Lulus D 3 - Akademi Pariwisata STIP-ARS, tahun 1992 Airport Handling Staff : 1992 – 1993 Lulus S1 – Manajemen Bisnis tahun 2007 Lulus S2 – Magister Management STIMA IMMI Jakarta, tahun 2009 Inbound Tour Opr staff : 1993 - 1995 (BHARA TOUR) Domestik & Inbound Tour : 1995 – 1998 (Satriavi, Bina Citra, dll ) KEORGANISASIAN / : Pengurus DPD ASITA Jabar (Asosiasi Biro Perjalanan Wisata Indonesia) periode 2009-2014 Pengurus DPP ASKKINDO ( Assosiasi konsultan non konstruksi ) periode 2012-2017, Bidang seni, Budaya dan Pariwisata Asessor nasional tenaga kerja pariwisata bidang BPW dari BNSP Auditor nasional sertifikasi usaha jasa pariwisata - Kemenparekraft Ketua Ikatan Alumni STIP-ARS Bandung periode 1992-1997, 2010-2015
  • 3. UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10.TAHUN 2009 TENTANG KEPARIWISATAAN BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan: 1. Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara. 2. Wisatawan adalah orang yang melakukan wisata 3. Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah dan pemerintah daerah.
  • 4. 4. Kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan bersifat multidimensi serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan dan masyarakat setempat, sesama wisatawan, Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan pengusaha. 5. Daya Tarik Wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan. 6. Daerah tujuan pariwisata yang selanjutnya disebut Destinasi Pariwisata adalah kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah administratif yang di dalamnya terdapat daya tarik wisata, fasilitas umum, fasilitas pariwisata, aksesibilitas, serta masyarakat yang saling terkait dan melengkapi terwujudnya kepariwisataan. 7. Usaha Pariwisata adalah usaha yang menyediakan barang dan/atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dan penyelenggaraan pariwisata. 8. Pengusaha pariwisata adalah orang atau sekelompok orang yang melakukan kegiatan usaha pariwisata
  • 5. 9. Industri Pariwisata adalah kumpulan usaha pariwisata yang saling terkait dalam rangka menghasilkan barang dan/atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dalam penyelenggaraan pariwisata. 10. Kawasan Strategis Pariwisata adalah kawasan yang memiliki fungsi utama pariwisata atau memiliki potensi untuk pengembangan pariwisata yang mempunyai pengaruh penting dalam satu atau lebih aspek, seperti pertumbuhan ekonomi, sosial dan budaya, pemberdayaan sumber daya alam, daya dukung lingkungan hidup, serta pertahanan dan keamanan. 11. Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan,keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki,dihayati, dan dikuasai oleh pekerja pariwisata untuk mengembangkan profesionalitas kerja. 12. Sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat kepada usaha dan pekerja pariwisata untuk mendukung peningkatan mutu produk pariwisata, pelayanan, dan pengelolaan kepariwisataan. 13 – 15. Tentang struktural kepemerintahan
  • 6. TIGA POKOK USAHA PARIWISATA ( Sesuai UU no. 10 Th 2009 Bab VI Pasal 14 ) TOURISM SERVICE TOURISM TOURISM DESTINATION FACILITIES S • TOURS & TRAVEL • TOURIST ATTRACTION • HOTEL • TOUR GUIDE • ART & CULTURE AREA • TOURIST TRANSPORTATION • MICE ORGANIZER • RECREATION AREA • RESTAURANT & CAFE • EVENT ORGANIZER • ENTERTAINMENT AREA • TOURISM AREA • TOURISM CONSULTANT - AMUSEMENT , PUB , NIGHT • TOURIST INFORMATION CLUB, THEATER SERVICE
  • 7. PROMOSI DTW OLEH PEMERINTAH Tindakan yang dilakukan oleh pemerintah dalam melakukan promosi DTW di dalam dan luar negeri saat ini sudah tepat bila dibarengi d engan kesiapan Daerah Tujuan Wisata yang dipromosikannya. Sampai sekarang Daerah Tujuan Wisata tertentu saja yang siap menerima kunjungan wisatawan. Se -hingga sebaik apapun bentuk promosi yang dilakukan oleh pemerintah tidak akan membawa hasil yang signifi kan bila tidak dibarengi oleh pengemasan produk pariwisata di Daerah Tujuan Wisata. Faktor ini akan menimbulkan kekecewaan wisa-tawan karena kenyataan di lapangan ber -beda dengan janji promosi yang mereka lihat dan dengar.
  • 8. Produk Pariwisata Menurut Spillane (1994:14), kegiatan pariwisata dapat menjadi besar disebabkan tiga hal : Pertama, penampilan yang eksotis dari pariwisata, kedua, adanya keinginan dan kebutuhan orang modern yang disebut hiburan waktu senggang dan ketiga, memenuhi kepentingan politis pihak yang berkuasa dari Negara yang dijadikan daerah tujuan turisme. Dapat dikatakan bahwa pariwisata adalah aktivitas yang dilibatkan oleh orang -orang yang melaku-kan perjalanan (Mill,2000:21). Memang, sebagian besar aktivitas pariwisata berhubungan dengan mobilitas dengan istilah pariwisatanya disebut tur yaitu suatu kegiatan perjalanan yang mempunyai ciri -ciri tersendiri yang memberi warna wisata, bersifat santai, gembira, bahagia, dan untuk bersenang - senang (Nuriata, 1992:11).
  • 9. THE BASIC CYCLUS OF TRAVEL ACTIVITIES TOUR TRAVELLER ACTIVITIES TRAVELING BUSINESS ACTIVITIES TOURIST • TOURS & TRAVEL • HOTEL FAMILY • RESTURANT VISIT / • TOUR GUIDE • TRANSPORTATION OTHERS • OTHERS FACILITIES (BANK, POST OFFICE, ETC)
  • 10.
  • 11.
  • 12.
  • 13. DATA KUNJUNGAN WISATAWAN KE JAWA BARAT BANDUNG : Kunjungan wisatawan mancanegara yang masuk ke Jawa Barat melalui Bandara Husein Sastranegara pada Juni 2012 meningkat tajam hingga 15.417 pendatang tertinggi dalam 5 tahun terakhir. Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Provinsi Jawa Barat Anggoro Dwitjahyono menjelaskan meningkatnya wisman yang berkunjung Jabar di antaranya terdongkrak dengan dibukanya rute penerbangan langsung antara Malaysia- Bandung tanpa harus melalui Jakarta. "Pada 2008 jumlah wisman yang masuk lewat Husein rata-rata hanya 5.748 pendatang, 2009 sebanyak 6.804 orang, 2010 ada 7.707, dan tahun lalu 9.796 orang. Sedangkan pada 2012, rata-rata jumlah wisman mencapai 12.500 orang. Puncaknya pada Juni 2012 meningkat 22,39% menjadi 15.417 dari Mei berjumlah 12.597 pengunjung," katanya, Rabu (1/8/2012). Anggoro menjelaskan wisman yang datang ke Jabar didominasi dari Malaysia 10.852 pendatang pada Juni 2012 atau meningkat 10,64% dari bulan sebelumnya. Selain itu, wisman asal Singapura yang masuk lewat Husein tercatat 2.106 orang pada Mei meningkat 75,12% pada Juni 2012 menjadi 3.688 orang. (Sumber : bisnis indonesi.com)
  • 14. "Wisman asal negara Asia lainnya juga meningkat seperti dari Thailand tumbuh 23,81% dari 42 wisman di Mei menjadi 52 wisman pada Juni. Asal Korea Selatan pada Mei 2012 tercatat 21 wisman pada Juni 2012 menjadi 43 wisman atau naik 104,76%. Untuk wisman asal Eropa seperti Inggris dan Prancis justru menurun pada Juni 2012. Wisman asal Inggris tercatat 58 orang pada Mei turun menjadi 45 wisman pada Juni sebanyak 23 orang atau turun 37,84%. Sedangkan rata-rata tingkat penghunian kamar (TPK) hotel di Jabar pada Juni 2012 menjadi 47,80% dari Mei 43,30%. (Sumber : bisnis indonesia.com)
  • 15. Mengemas Fasilitas Langkah awal yang dianjurkan oleh Kotler, Bowen & Makens (2002:251) dalam mengemas produk pariwisata adalah membagi pasar menjadi kelompok -kelompok pembeli khas yang mungkin membutuhkan produk disebut dengan segmentasi pasar. Langkah selanjutnya adalah membidik pasar dengan cara mengevaluasi daya tarik masing -masing segmen dan memilih satu atau beberapa segmen pasar. Maksudnya, tindakan yang harus dilakukan setiap Daerah Tujuan Wisata adalah mengemas produknya disesuaikan dengan keinginan dan kebutuhan wisatawan mancanegara yang dibidiknya. Mendukung tindakan tersebut, Daerah Tujuan Wisata harus mengembang-kan posisi bersaing produk pariwisatanya dengan Daerah Tujuan Wisata yang lainnya yang disebut menetapkan posisi.
  • 16. Banyak obyek dan atraksi wisata di Indonesia yang ditawarkan kan tetapi pada beberapa tempat dikeluhkan oleh Tour Leader luar negeri karena tidak ada perubahan (Yoeti:1997:58). Ini, perlu diperhatikan, karena Tour Leader adalah perwakilan dari tur operator yang mempromosikan dan membawa wisatawan datang ke Daerah Tujuan Wisata. Bilamana obyek yang dipromosikan terbatas pada atraksi yang terbatas, suatu saat dia akan menghentikan promosi daerah tersebut kemudian memilih Daerah Tujuan Wisata lain. Harus disadari bahwa wisatawan melakukan perjalanan wisata ke suatu Daerah Tujuan Wisata tertentu adalah untuk mencari pengalaman- pengalaman baru, mene-mukan sesuatu yang aneh dan belum pernah disaksikannya. Wisatawan biasanya lebih menyukai sesuatu yang berbeda (something different) dari apa yang pernah dilihat, d irasakan, dilakukan di negara dimana biasanya ia tinggal. Yoeti (1997) menyarankan bahwa mengemas produk pariwisata harus mempertahankan keaslian lingkungan karena selalu lebih menarik daripada yang dibuat -buat.
  • 17. Style produk sangat diperlukan dalam mengemas Daerah Tujuan Wisata, tujuannya ialah untuk memperbaharui dan menguasai pasar ( to re-new dan re-sell the market) sehingga dapat menjamin penjualan. Dikatakan oleh Yoeti (1997:59) dalam kepariwisataan product style yang baik, misalnya (1) obyek harus menarik untuk disaksikan maupun diperlajari, (2) mempunyai kekhususan dan berbeda dari obyek yang lain, (3) prasarana menuju ke tempat tersebut terpelihara dan baik, (4) tersedia fasilitas something to see, something to do dan something to buy, (5) kalau perlu dilengkapi dengan sarana -sarana akomo-dasi dan hal lain yang dianggap perlu. Bilamana produk yang ditawarkan oleh berba gai produsen dianggap sama oleh wisatawan, maka perbedaan yang meng-untungkan terletak pada product style yang dimiliki
  • 18. mengemas product style sistem pariwisata perlu diadakan survey obyek dan atraksi wisata yang potensial untuk ditawarkan. Hadinoto (1996:69-70) menjelaskan bahwa survey diadakan untuk penggolongan obyek dan atraksi wisata yang digolongkan, menjadi (1) penggolongan Jenis Kepariwisataaan berupa destination tourism (untuk wisa-tawan yang tinggal lama), touring tourism (untuk wisatawan yang tinggal se-bentar), (2) penggolongan atraksi berupa atraksi utama ( core attraction), atraksi pendukung (supporting attraction), (3) penggolongan jenis atraksi terdiri dari resource-based attraction, dan user-oriented attraction. Pada penjelasan di atas yang dimaksud dengan touring tourism ialah atraksi, transportasi, fasilitas pelayanan, dan pengarahan promosi yang digunakan di dalam tour ke beberapa lokasi selama perjalanan akhir minggu atau libur. Atraksi terletak dekat rute perjalanan, di persimpangan jalan, dan hanya dikunjungi satu kali oleh masing - masing kelompok pengunjung. Aktivitas hampir pasif karena waktu hampir terbatas, sebab jadwal perjalanan tertentu.
  • 19. Penyempurna pengemasan patut diperhatikan penataan lima jenis komponen Daerah Tujuan Wisata oleh Hadinoto (1996:36), berupa (1) gateway atau pintu masuk, pintu gerbang berupa bandar udara, pelabuhan laut, stasiun kereta api, dan terminal bis, (2) tourist centre atau pusat pengembangan pariwisata (PPP), yang dapat berupa suatu kawasan wisata ( resort) atau bagian kota yang ada, (3) attraction atau atraksi kelompok satu atau lebih, (4) tourist corridor atau pintu masuk wisata, yang menghubungkan gateway dengan tourist centre, dan dari tourist centre ke attraction, (5) hinterland atau tanah yang tidak digunakan untuk 4 komponen tersebut. Wisatawan lazimnya datang lewat gateway, kemudian menuju ke PPP dimana ia menemukan akomodasi dan semua usaha jasa pelayanan pendukung wisata, seperti restoran, toko cinderamata, biro perjalanan wisata, persewaan kendaraan, dan lain -lain. Dari PPP ia mengadakan perjalanan wisata ke atraksi wisata, melewati korido r wisata. Sambil berjalan di koridor wisata, ia menikmati pemandangan indah dan kehidupan rakyat (desa, pengolahan tegal, dan sawah) yang disebut sebagai hinterland
  • 20. Pengemasan fasilitas-fasilitas produk pariwisata yang baik tidak akan cukup menarik wisatawan bila tidak diberi roh. Pelayanan adalah roh yang akan meng - gerakkan aktivitas pariwisata sebab yang dibeli oleh wisatawan adalah pelayanan sejak dia berangkat, datang ke Daerah Tujuan Wisata dan kembali lagi ke tempat asal. Menurut Sugiarto (1999:36) pelayanan adalah tindakan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan orang lain (konsumen, pelanggan, tamu, klien,pasien, penumpang , dan lainnya) yang tingkat pemuasnya hanya dapat dirasakan orang yang sedang melayani maupun yang dilayani. Berkaitan dengan memberikan pelayan-an yang perlu diperhatikan adalah tingkat kepuasan wisatawan. Agar wisatawan ter -puaskan selama melakukan perjalanan wi -sata, maka jasa-jasa pariwisata harus dapat menunjukkan kualitas jasanya. Terdapat dua faktor utama yang mempengaruhi kualitas jasa, yaitu expected service dan perceived service. Apabila jasa yang diteri-ma atau dirasakan sesuai dengan yang diha -rapkan, maka kualitas jasa dipersepsikan baik dan memuaskan. Jika jasa yang diterima melampaui harapan pelanggan, maka kualitas jasa dipersepsikan sebagai kualitas yang ideal. wisatawan secara
  • 21. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEGIATAN PENGELOLAAN DAN PENGEMASAN PRODUK Produk •5(lima)karakteristikprodukyangdibutuhkanuntukdipertimbangkanketikam encobamembuatprodukyangadasesuaidenganprinsipkeberlanjutan,Dima natermasuk: –Rancanganfasilitas –Rancanganygberorintasikeberlanjutankedaalamoperasionalbisnis –Presentasidaripadaproduk –Elemenpelayanan – “Branding”ataurancangancitradaripadaprodukyangdikomunikasikandandi promosikankepadatargetpengunjung
  • 22. Harga •Harga adalah elemen kunci dalam merancang produk dan sebagai alat penting dalam mempengaruhi permintaan kunjungan •Harga terkait dengan penilaian apa yang diharapkan , karaketistik segmen pasar yang akan diharapkan dan jumlah dan kapasitas yang ditawarkan kepada pasar •Ketika memformulasikan strategi harga, para pelaku usaha pada dasarnya mempertimbangkan berbagai ragam biaya produksi dan keuntungan yang diharapkan serta kondisi persaingan bisnis •Biaya terkait dengan lingkungan perlu dipertimbangkan dalam merancang harga produk wisata disamping pertimbangan sebagai barang publik
  • 23. Tempat/Distribusi/Akses Pasar •Keputusan pemasaran dari pada operator perjalanan berpengaruh kuat terhadap : –Segmen pasar yang dituju dalam kegiatan promosi dan distribusi –Rancangan produk dan kualitas dalam kaitannya dengan apa yang diharapkan konsumen (wisatawan) dalam membeli produk wisata –Kapasitas produk wisata yang akan ditawarkan untuk dijual –Harga dimana produk wisata akan dijual –Citra dan penempatan destinasi (fokus kepada aspek lingkungan baik secara langsung dan tidak langusng)
  • 24. Keputusan pemasaran dari pada operator perjalanan berpengaruh kuat terhadap : –Aliran informasi kepada wisatawan tentang destinasi –Evaluasi tentang tanggapan konsumen terhadap destinasi –Pemahaman tentang wisatawan dan profilnya yang dapat dimanfaatkan sebagai data base analisis pasar kedepan dan kegiatan pemasaran –Sasaran pemasaran, target kunjungan , anggaran dan program Promosi •Pesan yang disamapikan melalui iklan dan promosi sangat kuat pengaruhnya tehadap ekpektasi pengunjung tentang apa yang akan mereka temukan di suatu destinasi dan dalam menarik kelompok wisatawan tertentu. •Organisasi perorangan (swasta) harus bekerjasama dengan pengelola pariwisata pemerintah setempat yang memiliki tanggung jawab terhadap upaya promosi secara akurat mengenai gambaran produk destinasi dalam pesan promosi dan iklan, sehingga mampu meningkatkan pemahaman pengunjung potensial berkenaan dengan perilaku yang diharapkan oleh pengelola pariwisata destinasi
  • 25. D. Perkembangan Volume Penumpang angkutan udara dan Pertarifan PERKEMBANGAN PENUMPANG ANGKUTAN UDARA DOMESTIK SEJAK TAHUN 1996 TH 1996 2000 Sejak 13,5jt Rata-rata Th 1999 Penumpan kenaikan/T Izin Airline g h22% Th 2001 http://hubud.dephub.go.id/?id+izin+detail+1 Munculnya LCC Airline Th 2011 Th 2010 Th 2007 71,80jt 42,18jt 26,13jt Penumpan Penumpan Penumpan g g g NOW EVERYONE CAN FLY Sumber : http://hubud.dephub.go.id/?+statistik+detail+angudbulan TONY FERNANDEZ
  • 26. PEMBERLAKUKAN TARIF PENERBANGAN BATAS ATAS DAN BAWAH OLEH PEMERINTAH SEJAK TAHUN 2005-2010 Dengan semakin berkembangnya perusahaan angkutan udara yang melakukan sistem penarifan normal dan low cost carrier maka untuk menciptakan industri penerbangan yang sehat dengan tingkat keselamatan tinggi, sejak tahun 2002 - 2005 pemerintah memberlakukan tarif acuan batas atas dan tarif referensi (batas bawah) untuk perusahaan penerbangan adalah sebesar Rp.338.386 per jam per penumpang atau dengan biaya operasi rata-rata per kilometer sebesar Rp. 376 per penumpang. Dan berdasarkan KM 26 Tahun 2010 Tentang : Mekanisme Formulasi Perhitungan Dan Penetapan Tarif Batas Atas Penumpang Pelayanan Kelas Ekonomi Angkutan Udara Niaga Berjadwal Dalam Negeri maka ada penyesuaian- penyesuaian kembali dari Kepmenhub No. 9 tahun 2002. Kepmenhub No 9 Tahun 2002 tentang Tarif Penumpang Angkutan Udara Niaga Berjadwal Dalam Negeri Kelas Ekonomi. http://118.97.61.233/perundangan/images/stories/doc/permen/2010/km._no._26_tahun_2010.pdf PERBEDAAN PEMBERLAKUKAN TARIF PENERBANGAN SEBELUM DAN SESUDAH TAHUN 2001 SETELAH TAHUN 2001 SEBELUM TAHUN 2001 HARGA ANGKUTAN UDARA UNTUK SEMUA HARGA ANGKUTAN UDARA UNTUK SEMUA RUTE DITETAPKAN OLEH MASING-MASING RUTE DITETAPKAN OLEH PEMERINTAH AIRLINE DENGAN BERDASAR SISTEM BERARTI SEMUA AIRLINE HARGA SAMA BATAS ATAS DAN BAWAH
  • 27. FLIGHT SCHEDULE DARI BANDUNG NO FLT NO ORIGIN DEST FTD FTA AVAILABILITY KET 1 8:30 11:40 2 12:15 15:20 KUL Setiap Hari 3 14:55 18:00 4 19:45 22:50 5 5:50 8:30 SIN Setiap Hari 6 QZ BDO 11:15 13:55 7 5:35 7:55 Setiap Hari MES 8 19:55 22:15 1, 3, 5 9 19:55 22:40 Setiap Hari DPS 10 10:15 13:00 2, 3, 4, 5, 6, 7 11 PKU 7:50 9:35 Setiap Hari 12 SJ BDO SUB 9:35 10:45 Setiap Hari 13 JOG 14:25 15:35 WI BDO Setiap Hari 14 SUB 14:25 17:15 15 SUB 16:10 17:25 JT BDO 11:20 14:05 Setiap Hari DPS 16 12:00 14:45 17 Y6 BDO SIN 12:25 15:10 2, 4, 7 9:05 11:55 2, 3, 4 18 MI BDO SIN 16:40 19:30 1, 5, 6, 7
  • 28. 19 DPS 6:05 9:50 20 TKG 6:30 7:40 21 BDO SRG 9:20 10:30 Setiap Hari 22 SUB 6:05 7:15 23 JOG 12:50 14:00 BDO SUB 6:05 7:15 24 Setiap Hari Transit SUB SUB BWW 13:40 14:30 BDO DPS 6:05 9:50 25 2, 5, 7 Transit DPS DPS BMU 13:15 14:35 BDO DPS 6:05 9:50 26 Setiap Hari Transit DPS DPS KOE 11:25 15:55 MZ BDO DPS 6:05 9:50 27 2, 5 Transit DPS DPS LBJ 11:15 13:00 BDO DPS 6:05 9:50 28 Setiap Hari Transit DPS DPS LOP 13:35 14:20 BDO DPS 6:05 9:50 29 2, 5 Transit DPS DPS MOF 11:25 14:30 BDO TKG 6:30 7:40 30 Setiap Hari Transit TKG TKG PLM 8:10 9:10 BDO SRG 9:20 10:30 31 1, 2, 4, 6 Transit SRG SRG SMQ 11:00 13:40 BDO DPS 6:05 9:50 32 1, 3, 4, 6, 7 Transit DPS DPS TMC 12:10 13:45 33 GA BDO SUB 14:35 15:55 Setiap Hari
  • 30. Penerbangan Dari dan Ke Bandung (Domestik & Internasional)