SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  20
STRUTUR DAN FUNGSI MEMBRAN SEL
      BIOLOGI SEL DAN MOLEKULER




                DISUSUN OLEH:
                 KELOMPOK 4
         TRISNANI ALIF          (11308141009)
         MIR’ATUN SUROYA        (11308141010)
         DIAN RAHMAWATI         (11308141021)
         RATNA YUNITASARI       (11308141029)
         ARIS SATRIYONUGROHO    (11308141031)




          JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
        UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
                     2012
A. TEORI PERKEMBANGAN MEMBRAN
           Jika sel diibaratkan sebuah pabrik, maka pabrik itu memiliki pintu tempat keluar
masuknya barang . Di dalam sel, membran plasma merupakan pintu gerbangnya. Membran
sel mampu menyeleksi siapa saja yang boleh masuk dan keluar melewatinya. ( Djohar.
1984:17) Sehingga dapat dapat dikatakan membran plasma merupakan batas yang
memisahkan sel hidup dari sekelilingnya yang mati.
           Para saintis mulai membangun model molekuler membran sebelum membran
pertama kali dilihat menggunakan mikroskop elektron pada tahun 1950-an. Pada tahun 1895,
Charles Overton mempostulatkan bahwa membran terbuat dari lipid. Hal tersebut didasarkan
pada pengamatannya bahwa zat yang larut dalam lipid lebih cepat masuk ke sel daripada
yang tidak larut dalam lipid.
Pada tahun 1917, Irving Langmuir membuat membran buatan dengan menambahkan
fosfolipid yang terlarut dalam benzena (pelarut organik) ke dalam air. Setelah benzennya
menguap, fosfolipid tertinggal sebagai suatu lapisan tipis yang menutupi permukaan airnya,
dan hanya kepala hidrofilik fosfolipid tersebut yang terbenam dalam air.
         Pada tahun 1925, menurut catatan ilmuwan di Eropa, E Corter dan F Grendel
mengawali penelitian tentang membran sel. Penelitianya adalah dengan mengamati lebih
dalam membran sel darah merah berbagai mamalia, termasuk anjing, biri-biri, kelinci, babi,
kambing , dan manusia. Dari penelitian tersebut dikatakan bahwa membran sel dibentuk
dengan lipida bimokuler. Artinya bahwa ujung polar dari salah satu lapisan molekul lipid
menghadap keluar (ke lingkungan plasma) dan ujung polar dari lapisan lipid lainnya
menghadap ke dalam, lalu nonpolar bagian akhir hidropobik akan saling berhadapan satu
sama lain.




 Pada tahun 1935, Hugh Davson dan James Danielli mengusulkan suatu model sandwich:
bilayer fosfolipid di antara dua lapisan protein grobular (berbentuk seperti bola). Ketika para
peneliti pertama kali menggunakan mikroskop elektron untuk mengkaji sel pada tahun 1950-
an, gambar yang dihasilkan tampak mendukung model Davson-Danielli. Pada mikrograf
elektron dari sel yang diwarnai dengan atom logam berat, membran plasma berupa tiga
lapisan, yang menunjukkan dua pita gelap (berwarna) yang dipisahkan oleh satu lapis tak
berwarna. Pada tahun 1960-an, model sandwich milik Davson-Danielli banyak diterima,
tidak hanya sebagai struktur membran plasma, tetapi juga semua membran internal sel. Tetapi
pada akhir dasawarsa tersebut, banyak ahli biologi sel mendapatkan dua masalah dengan
model ini :

   1. Generalisasi bahwa semua membran sel adalah identik telah ditentang. Tidak semua
      membran tampak sama di mikroskop elektron.
   2. Dalam penempatan proteinnya itu tidak seperti protein yang terlarut dalam sitosol,
      tetapi protein membran samgat tidak larut dalam air. Protein membran memiliki
      daerah hidrofobik dan hidrofilik.protein ini bersifat amfipatik, seperti pasangan
      fosfolipidnya dalam membran.jika protein melapisi permukaan membran, bagian-
      bagian hidrofobiknya akan berada dalam lingkunga aqueous.




         Pada tahun 1972, S.J. Singer dan G.Nicolson menempatkan protein pada suatu
lokasi yang sesuai dengan karakter amfipatiknya. Mereka mengemukakan bahwa protein
membran itu terdispersi dan secara individual disisipkan ke dalam bilayer fosfolipid, dan
hanya daerah-daerah hidrofiliknya yang menonjol cukup jauh dari bilayernya yang
dipaparkan ke air. Pengaturan molekuler ini akan memaksimumkan kontak daerah hidrofilik
protein dan fosfolipid dengan air, sementara di lain pihak memberikan lingkungan
nonaqueous pada bagian-bagian hidrofobiknya. Menurut model ini, membran merupakan
mosaik molekul protein yang terapung pada bilayer fluida yang terdiri dari fosfolipid-
fosfolipid. Dari sinilah istilah model mosaik fluida.
Kita telah mengamati perkembangan pemahaman kita tentang struktur membran
sebagai suatu sejarah kasus bagaimana sains itu bekerja. Model diusulkan oleh para saintis
sebagai hipotesis, suatu cara untuk menjelaskan dan menyusun informasi yang ada. Seiring
perkembangan teknologi sains, suatu teori perkembangan membran atau sel dapat mengalami
perubahan atau revisi. Untuk itu, model mosaik fluida juga masih terus disempurnakan dan
mungkin saja akan mengalami revisi.




   B. KOMPONEN MAKROMOLEKUL PENYUSUN MEMBRAN
       SEL ADA 3, YAITU : KARBOHIDRAT, PROTEIN, DAN
       LEMAK.
   1. Mengandung Makromolekul Lipid yang tersusun atas :
              Fosfolipid
Fosfolipid adalah gabungan dari lipid dengan fosfat. Fosfolipid bersifat esensial bagi
sel karena merupakan penyusun membran sel. Fosfolipid mirip dengan molekul lemak namun
hanya memiliki dua asam lemak yang melekat pada gliserol.
       Kedua ujung fosfolipid menunjukkan perilaku yang berbeda terhadap air. Ekor
hidrokarbon bersifat hidrofob terhadap air sedangkan gugus fosfat dan molekul yang melekat
pada gugus ini yang membentuk kepala hidrofilik terhadap air. Adapun fungsi dari fosfolipid
adalah sebagai pembatas sel dengan lingkungannya.fungsi ini dapat dilakukan karena
membran bersifat hidrofobik (tidak suka akan air), sekaligus memperkenankan difusi molekul
air, oksigen, dan karbondioksida pada membran plasma umumnya terdapat dua jenis
fosfolipid yang utama, yaitu:
           1. Fosfogliserida
                      Adalah fosfolipid yang mengandung gugus fosfat. Fosfogliserida
               merupakan polimer dari asam lemak dan fosfat yang berikatan kovalen pada
               rangka karbon gliserol. Pada fosfogliserida, gugus fosfat mengikat alkohol
               pada gugus polarnya. Alkohol tersebut dapat berupa cholin, ethanolamine,
               inositol,serine atau treonin.
           2. Spingomielin




                      Merupakan fosfolipid yang tidak diturunkan dari gliserol, kerangka
               karbonnya adalah sfingosin, suatu alkohol amino yang mengandung rantai
               hidrokarbon panjang dan tak jenuh. Terdiri dari dua gugus, yaitu gugus amino
               (-NH2) dan gugus hidroksil (-OH) keduanya berinteraksi dengan substansi lain
               membentuk membrane spingolipid.        Dalam molekul sfingomielin, gugus
               amino pada kerangka karbon sfingosin berikatan dengan suatu asam lemak
               melalui pembentukan amida.
Kolesterol
       Merupakan komponen membran pada sel hewan. Kolesterol merupakan turunan asam
lemak berantai karbon siklik, sehingga sangat hidrofobik. Kolesterol sangat berperan penting
pada fluiditas membran. Pada tremperatur tinggi, kolesterol mejaga membran agar tidak
terlalu fluid dan menjadikan membran kurang permeabel terhadap molekul kecil dengan
ikatannya terhadap dengan interaksi antar ikatan asam lemaknya. Begitu pula sebaliknya,
dengan interaksi antar ikatan asam lemak tersebut pada temperatur yang sangat rendah
kolesterol mencegah membran dari kekakuan.




                                Gambar . 12. Steroid (Thorpe, 1984)

   2. Mengandung Makromolekul Protein
       Jumlah dan tipe protein yang ada pada membran sangat bervariasi pada setiap
membran dari sel tergantung pada fungsi spesifik yang diembannya. Secara umum protein
membran digolongkan menjadi dua, yaitu protein integral dan protein poriferal.
1.) Protein Integral
       Protein membran terpadu (integral membrane proteins) adalah protein yang
menembus membran pada kedua permukaannya atau membentang diantara kedua permukaan
membran. Protein ini meliputi beberapa jenis, yaitu :
       a.) Protein Transmembran
       Merupakan protein yang menembus membran pada kedua sisi, baik yang satu kali
menembus membran (singlepass protein) ataupun yang beberapa kali menembus membran
(multipass protein). Setiap tembusan membran merupakan struktur α-heliks dengan bagian
yang tertanam dalam lipid bilayer, sehingga masuk akal bila bagian struktur primer protein
yang menembus membran tersusun oleh jenis asam amino yang hidrofobik. Bagian
hidrofobik dari protein tersebut berinteraksi dengan bagian ekor dari fosfolipid, sementara
bagian hidrofiliknya muncul pada kedua permukaan membran (sisi luar dan sisi dalam
sitoplasmik). Bagian protein yang menyembul pada kedua sisi permukaan tentulah bersifat
hidrofilik, sehingga mampu berinteraksi dengan lingkungan air.
          b.) Protein Integral
          Merupakan protein yang Bagian Utamanya Terletak di Permukaan Membran Sisi
Interior Sel Protein ini berasosiasi dengan membran bilayer melalui perantaraan ikatan
kovalen dengan rantai asam lemak atau rantai lipid khusus seperti gugus prenyl. Protein ini
disintesis sebagai protein terlarut pada sitosol dan mengalami modifikasi berikatan dengan
gugus lipid secara kovalen pasca translasi, yaitu di dalam retikulum endoplasma dan badan
golgi.
          c.) Protein Integral Bagian Utamanya Terletak di Permukaan Membran Sisi Luar Sel
         Protein ini berikatan dengan fosfatidil kolin inositol dengan perantaraan oligosakarida
yang berikatan secara kovalen. Protein integral menembus inti hidrofobil lapisan ganda atau
bilayer lipid. Banyak diantaranya merupakan protein transmembran, yang membentang kedua
sisi membran protein integral lain hanya membentang separuh jalan kedalam inti hidrofobik.


2.) Protein Perifer
              Protein periferal sama sekali tidak tertanam dalam bilayer lipid. Seluruhnya
berlokasi dibagian luar dari lipid bilayer, baik itu di permukaan sebelah ekstraseluler maupun
sitoplasmik dan berhubungan dengan membran malalui ikatan non kovalen. Protein ini
merupakan angota yang terikat secara longgar pada permukaan membran, sering juga pada
bagian protein integral yang dibiarkan terpapar. Protein pada membran menentukan sebagian
besar fungsi spesifik membran.


Adapun fungsi dari protein membran adalah
          1. Transpor
              a. protein yang membentang (melintang) membrane mungkin memberikan suatu
                 saluran hidrofilik melintasi membrane yang bersifat selektif untuk zat terlarut
                 tertentu
              b. beberapa protein transport menghidrolisis ATP sebagai sumber energi untuk
                 memompa bahan melintasi membrane tersebut secara aktif.
          c. Aktivitas enzimatik
              Protein yang berada dalam membrane mungkin berupa enzim dengan sisi aktifnya
              yang dipaparkan ke zat-zat pada alrutan sebelahnya. Dalam beberapa kasus,
sejumlah enzim dalam membrane disusun sebagai suatu tim atau satuan yang
           melaksanakan langkah-langkah berurutan suatu jalur metabolisme.
       d. Transduksi sinyal Protein membrane mungkin memiliki tempat pengikatan dengan
           bentuk spesifik yang sesuai dengan bentuk-bentuk mesenjer kimiawi, seperti
           hormone. Mesenjer eksternal (sinyal) mungkin menyebabkan perubahan
           konformasi protein yang merelai pesan ke bagian dalam sel.
       e. Penggabungan interseluler Protein membrane dari sel-sel yang bersebelahan
           mungkin dikaitkan bersama-sama dalam berbagai bentuk junction.
       f. Pengenalan sel-sel Beberapa glikoprotein (protein dengan rantai gula pendek)
           berfungsi sebagai label identifikasi yang secara khusus dikenali oleh sel lain.
       g. Pelekatan ke sitoskeleton dan matriks ekstraseluler (ECM) Mikrofilamen atau
           elemen lain sitoskeleton mungkin terikat ke protein membrane, suatu fungsi yang
           membantu mempertahankan bentuk sel dan menetapkan lokasi protein membrane
           tertentu. Protein yang mendekat ke ECM dapat mengkoordinasikan perubahan
           ektraseluler dan intraseluler.


           c. Protein bersenyawa dengan Glukosa (Glikoprotein)
           Merupakan modifikasi dari protein dengan adanya penambahan karbohidrat.
Ikatan yang mengikat antara kedua molekul karbohidrat dengan protein. Karbohidrat pada
membran terdiri rantai pendek yang bercabang kurang dari 15 unit gula. Karbohidrat pada sisi
ekstraseluler membran plasma bervariasi antar spesies, antar individu yang berbeda dari
spesies yang sama, dan bahkan antar tipe sel yang berbeda pada satu individu.
Keanekaragaman jenis dan lokasi membran pada permukaan sel memungkinkan karbohidrat
membran berfungsi sebagai penanda yang membedakan satu sel dengan sel yang lain.
d. Glukosa bersenyawa dengan Lipid (Glikolipid)
        Merupakan modifikasi dari lipid membran dengan adanya penambahan karbohidrat
(monosakarida atau oligosakarida). Karbohidrat pada membran terdiri rantai pendek yang
bercabang kurang dari 15 unit gula. Contoh dari glikolipid adalah Serebrosida
(glukoserebrosida dan galaktoserebrosida) yang mempunyai rangka karbon sfingosin (bukan
gliserol).
        Perbedaan susunan lipid pada membran juga penting dipahami karena masing-masing
lipid mempunyai karakter fisik yang berbeda, sehingga dapat berguna untuk menjelaskan
kemampuan sel berhadapan dengan lingkungannya. Seperti yang kita tahu, ada sel yang
mampu hidup di tempat sangat dingin dan ada pula sel di tempat yang bersuhu tinggi namun
tidak mengalami denaturasi. Organisme yang hidup di daerah dingin memiliki komposisi
lipid yang ekor hidrofobiknya pendek, ikatan rangkapnya banyak (tak jenuh), dan muatan
ujung kepala lipid meningkat. Sedangkan organisme yang hidup pada temperatur tinggi
menyesuaikan diri dengan susunan lipid yang ekor hidrofobiknya panjang, ikatan rangkanya
sedikit (jenuh), dan muatan ujung kepala lipid lebih kecil. Hewan-hewan poikiloterm, yang
hidup pada temperatur yang berubah-ubah juga menyesuaikan diri dengan perubahan
komposisi lipid membran secara tepat.
C. FLUIDITAS MEMBRAN
         Komposisi lipid, kandungan kolesterol dan temperatur sangat mempengaruhi fluiditas
membran.Molekul fosfolipid mempunyai dua buah gugus asil. Tingkat kejenuhan dan
panjang pendek gugus asli pada molekul fosfolipid menentukan fluiditas membran. Apabila
membran tersusun atas lemak jenuh kondisinya lebih “ fluid “ ( asam lemak jenuh titik
bekunya lebih rendah dari asam lemak tidak jenuh, maka lemak hewan dalam keadaan padat
dan minyak dalam keadaan cair karena berbeda pada tingkat kejenuhan asam lemaknya).
Juga jumlah molekul fosfolipid persatuan luas pada membran ditentukan juga oleh tingkat
kejenuhan asam lemak. Fosfolipid dengan gugus asil asam lemak jenuh akan lebuh rapat
dibandingkan gugus asil dari asil dengan asam lemak tidak jenuh.Molekul fosfolipid dengan
gugus asil pendek mempunyai temperatur fase transisi adalah temperatur dimana terjadi
perubahan fisik dari keadaan “fluid” ke keadaan: “gel” untuk satu jenis fosfolipid.
Temperatur fase sparasi adalah teemperatur dimana terjadi pemisahan fosfolipid yang tidak
sejenis dan berkumpulnya fosfolipid yang sejenis, sehingga kumpulan fosfolipid yang sejenis
berubah dari keadaan “fluid” ke keadaan “gel”.Kolesterol merupakan lipid dengan rantai
aromatis dan mempunyai sifat hidrofobik. Keberadaan kolesterol yang menyisip diantara
molekul fosfolipid pada bagian ekor (bagian hidrofob) menyebabkan menurunkan milekul
fosfolipid. Keadan ini berakibat bagian dalam membran ( bagian hidrofob ) lebih “viscous”.
Jika konsentrasi pada membran tinggi menjadikan membran kurang fluid/kaku dikarenakan
molekul-molekul kolesterol mencegah fase transisi molekul fosfolipid. Fluiditas membran
menentukan sejauh mana molekul dapat diangkut dan sinyal dapat transducted melalui
membran.
        Fluiditas membran adalah fungsi asam lemak dan kadar kolesterol. Rantai asam
lemak dapat dipesan dan kaku atau gangguan dan cairan yang mempengaruhi fluiditas
membran di mana mereka terkandung. Panjang rantai asam lemak mampu membentuk
interaksi antarmolekul kuat yang membatasi fluiditas. Lengkungan dan Kinks dalam rantai
asam lemak yang terbentuk sebagai hasil dari cis tak jenuh ikatan ganda dan trans dapat
mengganggu interaksi antarmolekul yang mempromosikan fluiditas. Fluiditas membran
sehingga dapat dikontrol dengan memvariasikan jumlah ikatan rangkap dan panjang rantai
asam lemak. Sementara itu, keberadaan molekul kolesterol besar dalam membran membatasi
fluiditas.

        Kolesterol adalah tombol pengatur fluiditas membran pada hewan. Hal ini dapat
berinteraksi dengan dan membentuk kompleks tertentu dengan fosfolipid yang disebut rakit
lipid yang berkonsentrasi di daerah tertentu dari membran. Lipid rakit menghasilkan
moderasi fluiditas membran yang menyebabkan membran menjadi kurang cairan sementara
juga membuat mereka kurang rentan terhadap fase transisi. Kolesterol terdiri dari steroid
dengan gugus-OH hidroksi terkonjugasi di satu ujung dan rantai hidrokarbon di lain. Cincin
dari steroid dan rantai hidrokarbon dapat memasukkan diri ke lapisan ganda fosfolipid dari
membran dan berpartisipasi dalam interaksi hidrofobik sedangkan gugus hidroksi kutub
berinteraksi dengan kelompok kepala polar dari fosfolipid sekitarnya.



   D. DINAMIKA DAN ASIMETRI MEMBRAN SEL
              Membran tersusun dari protein, karbohidrat dan lipid yang susunanya tidak
beraturan, sehingga menyebabkan bentuk membran menjadi asimetri. Selain itu, membran
juga bersifat fleksibel karena terdapat interaksi didalamya. Beberapa molekul penyusun
membran juga mengalami pergerakan, baik lipid, protein maupun karbohidratnya.
     Gerak lipid
       Pada membran, lipid tidak terlalu bersifat statis, sehingga masih dapat bebas
       bergerak. Karena keadaanya yang dinamis, maka lipid membran dapat bergerak
       dengan dua cara :
   a. Gerakan rotasi pada sumbunya
   b. Gerak Lateral
       Merupakan suatu gerakan lipid bertukar tempat dengan molekul lipid di dekatnya
       dengan waktu yang relative cepat.
   c. Gerak Flip-flop
       Merupakan suatu gerakan lipid dari suau lapisan monolayer ke bagian monolayer
       yang lain.
   d. Gerak Flexion
       Karena terdapat gugus dua asil pada fosfolipid, maka rantai dapat membengkok.
          Temperatur atau suhu juga mempengaruhi pada fluididitas membran. Pada
       temperature rendah fluiditas membran kurang disebabkan karena fosfolipida terkemas
       lebih rapat. Salah satu factor yang menentukan fluiditas membran sel adalah
       kandungan asam lemak tidak jenuh pada bagian ekornya. Membran sel yang
       mengandung rantai asam lemak tidak jenuh yang lebih banyak lebih bersifat cair bila
       dibandingkan membran sel dengan kandungan asam lemak jenuh.
          Temperatur dan komposisi lipida menentukan fluiditas membran. Pada temperatur
       rendah fluiditas membran kurang disebabkan karena fosfolipida terkemas lebih rapat.
       Salah satu factor yang menentukan fluiditas membrane sel adalah kandungan asam
lemak tidak jenuh pada bagian ekornya. Membran sel yang mengandung rantai asam
   lemak tidak jenuh yang lebih banyak lebih bersifat cair bila dibandingkan membran
   sel dengan kandungan asam lemak jenuh. Hal ini disebabkan karena ekor asam lemak
   tidak jenuh yang kusut lebih sulit untuk dikemas. Fluiditas membran juga dipengaruhi
   oleh kandungan kolesterolnya. Kolesterol membantu dalam menstabilkan membran.
   Pada temperatur tinggi, kolesterol yang terdapat diantara fosfolipida dapat menahan
   gerakan fosfolipida. Pada temperatur rendah menhalangi close packing, dan
   mencegah membran menjadi keras.
 Gerak Protein
    Pada penyusun membran, protein juga ikut mengalami pergerakan , antara lain :
   a. Difusi lateral
   b. Difusi rotasi melalui sumbu yang tegak lurus dengan permukaan membran.
   c. Difusi rotasi yang melalui sumbu yang sejajar dengan permukaan membran.




E. FUNGSI MEMBRAN
   Adapun fungsi membran adalah :
1. Sebagai Pembatas
   lapisan yang bersinambungan melingkupi sel, inti, organel




2. Sebagai pembatas yang bersifat selektif permeabel
   Mencegah pertukaran molekul dari satu sisi kebagian lainnya.
   Komunikasi antara bagian yang terpisah
   Memungkinkan substansi tertentu yang masuk kesitoplasma dari lingkungan luar.
3. Komunikasi antara sel
4. Transpor mikromolekul
           Beberapa membran dapat melintasi membran biologik dengan mengadakan
   interaksi dengan molekul lipid yang terdapat padanya. Substansi yang larut dalam
   lipid lebih mudah masuk pada salah satu sisi membran dan keluar pada sisi lain.
   Bagian dalam lipid bersifat hidrofobikyang menyebabkan lapisan tersebut relatif
   impermeabel terhadap ion dan beberapa molekul yang bersifat polar.karena itu,
   membran plasma dapat mencegah agar sebagian isi sel yang larut dalam air tidk
   keluar dari sel. Sebaliknya molekul-molekul kecil yang tidak bermuatan dapat
   menyelinap diantara bagian pospolipid yang bersifat hidrofilik dan berdifusi melalui
   lapisan tersebut. Kecepatannya berdifusi tergantung pada daya larutnya dalam lipid
   dan besar molekulya. Molekul kecil-kecil yang bersifat non-polr, seperti oksigen,
   nitrogen, benzen, etilen dan eter dapat melintasi membran dengan cepat. Molekul
   yang bersifat polar, yang tidak bermuatan dapat juga melintasi membran dengan
   cepat asal ukuranya kecil. Walaupun air tidk dapat larut dalam lemak namun
   molekul-molekulnya dapat melintasi lapisan lipid ganda dengan cepat. Hal ini karena
   ukuran molekulnya memang kecil dan mungkin juga karena struktur molekulnya
   polar sehingga dengan mudah melalui bagian luar membran yang bersifat hidrofilik.

   Transpor dengan perantaraan proteinmembran (“carrier”)
         Molekul yang bersifat polar dapat melintasi membran biologik dengan cepat
   walaupun kecepatanya melalui lapisan lipid buatan sangat lambat. Molekul yang
demikian misalnya : ion yang kecil, glukosa, dan asam amino. Substansi yang
diangkut oleh protein pengangkut (carrier) yang terdapat di dalam membran
tersebut. Beberapa protein pengangkut hanya membawa satu jenis larutan melewati
membran, beberapa protein mengangkut larutan kesatu arah , sedangkan protein
yang lain bekerja ke dua arah. Protein pengangkut tersebut dinamai juga permease
karena dapat menambah permeabilitas membran.




Tanspor Pasif
               Dalam suatu difusi bebas beberapa molekul (misalnya: air, O2,CO2)
bergerak dari daerah yang konsentrasinya tinggi ke arah daerah yang konsentrasinya
rendah. Gerakan yang demikian dikatakan menurut gradidien konsentrasi. Kedua sisi
membran mempunyai perbedaan potensial listrik atau potensial membran. Ada
perbedaan potensial membran yang menyebabkan ion yang bermuatan positif mudah
sekli masuk kedalam sel karena didalam sel terdapat muatan negatif, dan sebaliknya
ion yang bermuatan negatif tetap berada di luar sel karena tertarik oleh muatan positif
pada bagian luar membran dan juga karena ditolak oleh muatan negatif yanga ada
pada bagian dalam membran. Dan dapat disimpulkan bahwa difusi ion-ion yang
tertentu melalui membran tergantung pada dua faktor: gradien konsentrasi ion yang
bersangkutan dan keseluruhan gradien potensial listrik yang terdapat pada membran.
Kedua faktor tersebut merupakan gradien elektrokimiayang menentukan ion-ion
berdifusi melintasi membran plasma.
 Difusi Sederhana
   Merupakan perpindahan suatu molekul atau zat terlarut dari larutan yang
   konsentrasinya tinggi (hipertonis) menuju larutan yang konsentrasinya lebih
   renhah (hipotonis). Mekanisme ini sangat sederhana sehingga molekul dapat
   melewati membran sel. Molekul hidrofobik seperti bensin, kemudian O2 dan
   CO2 serta molekul polar (H2O) dapat melewati membran sel.




 Difusi terfasilitasi
   Suatu difusi sederhana tetapi dibantu oleh suatu protein pembawa atau protein
   transforter. Suatu molekul apabila akan melewati membran maka harus dibantu
oleh suatu protein pembawa. Setiap molekul atau ion biasanya memiliki protein
      pembawa yang khusus. Difusi terfasilitasi tidak membutuhkan energy dari luar,
      karena lewanya protein dbantu oleh protein, sehingga molekul tidak
      berinteraksi langsung dengan bagian hidrofobiknya. Maka molekul-molekul
      yang polar tidak dapat melewati membran melalui difusi ini.




   Osmosis
      Merupakan suatu proses perpindaha molekul zat pelarut dari larutan yang
      konsentrasi zat pelarutnya tinggi menuju larutan yang konsentrasi zat pelarutya
      rendah melalui selaput atau membran selektif permeabel atau semi permeabel.


Saluran-saluran Protein
Transpor pasif yang sederhana adalah melalui saluran-saluran protein yang dibentuk
oleh protein diantara lipid dan membran. Saluran ini berisi air dan zat-zat yang larut
didalamnyayang memungkinkan partikel kecil dapat melintasi lapisan lipid ganda
dengan cara berdifusi.
Beberapa saluran tersebut terbuka terus menerus sedangkan saluran yang lain dapat
membuka dn menutup (saluran berpintu). Adanya saluran berpintu menyebabkan
permeabelitas membran plasma dapat berubah pada saat tertentu.
Transpor aktif
   Transpor aktif substansi / molekul dapat bergerak melawan gradien elektrokimia., dan
   dikatakan transpor aktif karena pada peristiwa ini di perlukan energi, yang terutama
   bersumber dari ATP.




5. Transpor makromolekul
           Selain molekul yang kecil , molekul partikel yang besar juga harus masuk
   kedalam sel atau meninggalkan sel. Substansi ini tentu saja tidak dapat langsung
   melintasi membran plasama dengan cara menembus lipid ganda ataupun dengan
   mekanisme transpor protein . karena bersifat cair dan dinamis membran plasma dapat
   berubah bentuk dan robek untuk untuk sementara guna membentuk semacam kantong
   kecil didalam sel. Pada saat itu lah lapisan lipid ganda secara otomatis akan menutup
   diri sehingga kembali menjadi membran permukaan yang kontinyu.
           Proses pengambilan suatu substansi oleh suatu sel dari sekitarnya melalui
   membran pasma secara umum disebut endositosis , sedangkan proses
   pengeluarananya disebut eksositosis.




          Proses endositas yaitu:
a. Fogositosis (bahasa yunani :phagein= makan) adalah proses pengambilan
   pertikel-partikel padat yang ukuranya agak besar, misalnya bakteri atau
   fragmen-fragmen sel yang rusak. Pada amoeba proses diawali dengan
   pembentukan pseudopia dari selnya, yang lama kelamaan akan mengelilingi
   makanannya (misal bakteri). Setelah itu membran plasma robek untuk
   sementara guna membentuk vakuola makanan. Didinding vakuola selanjutnya
   bersatu dengan membran lisosom yang mengandung enzim hidrolitik sehingga
   makanan dapat dicerna. Makanan yang dicerna diserap kedalam sitoplasma,
   sedangkan ampas-ampas yang tidak berguna dikeluarkan dari dalam sel
   dengan proses eksositosis.




b. Pinosiosis (bahasa Yunani: pinein = minum) adalah suatu bentuk endositosis
   yang lain, pada proses ini suatu sel mengambil makananyang berbentuk cairan
   dari sekitarnya atau partikel-partikel yang sangat kecil yang larut dalam cairan
   tersebut. Membran plasma mengadakan invaginasi, membentuk saluran
   panjang yang sempit dan pada ujungnya membentuk vakuola, vakuola tersebut
   lama-kelamaan melepaskan diri sehingga isinya dapat diserap oleh sitoplasma
   . proses pinositosis terdapat pada Amoeba dan beberapa sel hewan.
c. Endositosis dengan perantaraan Reseptor
                  Beberapa partikel, misalnya protein dan lipoprotein diamil oleh sel
          secara selektif. Partikel tersebut lebih dahulu harus melekat pada reseptor
          protein yang terdapat pada membran plasma dan selanjutnya membran plasma
          mengadakan invaginasi bersama-sama dengan reseptor yang mengikat pertikel
          yang diperlukan. Partikel lipoprotein yang diambil oleh sel mengandung
          kolesterol dan lemak untuk kepentingan membran.



6. Penghubung antar sel
   Protein membran pada dua sel yang bersebelahan mungkin saling mengait dalam
   berbagai macam sambungan misalnya smabungan celah atau sambungan tetap.
7. Memberikan respons terhadap rangsangan luar,berperan dalam memberi respons
   terhadap rangsangan luar. Membran plasma memainkan peran penting dalam respon
   sel terhadap signal. Proses itu disebut dengan penghantaran signal. Membran sel
   memiliki resptor yang berkombinasi dengan molekul tertentu (ligan). Setiap sel
   berbeda memiliki reseptor berbeda, yang mampu mengenali dan berespon terhadap
   ligan pada lingkungan berbeda.


8. Transduksi energi
   terlibat dalam proses perubahan energi ke bentuk energi lain.
DAFTAR PUSTAKA


Lehninger, Albert. Dasar-dasar Biokimia. 1982.Jakarta : Erlangga.

Sheeler And Bianchi. 1983. Cell Biology, Structure, Biochemistry And Fungsion,
Jhon willey & Sons, Inc. New York

Strayer, L. 1995. Biochemistry. W.H. Freeman And Company, New York

Contenu connexe

Tendances

Metabolisme Lipid
Metabolisme Lipid Metabolisme Lipid
Metabolisme Lipid pjj_kemenkes
 
Praktikum Sel Jaringan Hewan dan Tumbuhan
Praktikum Sel Jaringan Hewan dan TumbuhanPraktikum Sel Jaringan Hewan dan Tumbuhan
Praktikum Sel Jaringan Hewan dan TumbuhanHariyatunnisa Ahmad
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pewarnaan Mikroorganisme
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Pewarnaan MikroorganismeLaporan Mikrobiologi -  Teknik Pewarnaan Mikroorganisme
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pewarnaan MikroorganismeRukmana Suharta
 
Jenis Jenis Kromatografi
Jenis Jenis KromatografiJenis Jenis Kromatografi
Jenis Jenis KromatografiRita Usdeka
 
Tanya Jawab Biologi Molekuler
Tanya Jawab Biologi MolekulerTanya Jawab Biologi Molekuler
Tanya Jawab Biologi Molekulerdewisetiyana52
 
Anatomi bunga,buah, biji
Anatomi bunga,buah, bijiAnatomi bunga,buah, biji
Anatomi bunga,buah, bijiBudi Setiyawan
 
Anatomi dan morfologi tumbuhan
Anatomi dan morfologi tumbuhanAnatomi dan morfologi tumbuhan
Anatomi dan morfologi tumbuhanJuna Edi
 
Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...
Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...
Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...UNESA
 
peroksisom, vakuola, glioksisom
peroksisom, vakuola, glioksisomperoksisom, vakuola, glioksisom
peroksisom, vakuola, glioksisomPutri Aisyah
 
8. laporan praktikum biologi respirasi kecambah
8. laporan praktikum biologi respirasi kecambah8. laporan praktikum biologi respirasi kecambah
8. laporan praktikum biologi respirasi kecambahSofyan Dwi Nugroho
 

Tendances (20)

Lipid
LipidLipid
Lipid
 
Batang (Caulis)
Batang (Caulis)Batang (Caulis)
Batang (Caulis)
 
morfologi batang
morfologi batang morfologi batang
morfologi batang
 
Metabolisme Lipid
Metabolisme Lipid Metabolisme Lipid
Metabolisme Lipid
 
Lipid
LipidLipid
Lipid
 
Makalah sel
Makalah selMakalah sel
Makalah sel
 
Praktikum Sel Jaringan Hewan dan Tumbuhan
Praktikum Sel Jaringan Hewan dan TumbuhanPraktikum Sel Jaringan Hewan dan Tumbuhan
Praktikum Sel Jaringan Hewan dan Tumbuhan
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pewarnaan Mikroorganisme
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Pewarnaan MikroorganismeLaporan Mikrobiologi -  Teknik Pewarnaan Mikroorganisme
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pewarnaan Mikroorganisme
 
Jenis Jenis Kromatografi
Jenis Jenis KromatografiJenis Jenis Kromatografi
Jenis Jenis Kromatografi
 
Xmia4 pyrrophyta
Xmia4 pyrrophytaXmia4 pyrrophyta
Xmia4 pyrrophyta
 
Metabolisme mikrobial
Metabolisme mikrobialMetabolisme mikrobial
Metabolisme mikrobial
 
Tanya Jawab Biologi Molekuler
Tanya Jawab Biologi MolekulerTanya Jawab Biologi Molekuler
Tanya Jawab Biologi Molekuler
 
Mikroorganisme
MikroorganismeMikroorganisme
Mikroorganisme
 
Anatomi bunga,buah, biji
Anatomi bunga,buah, bijiAnatomi bunga,buah, biji
Anatomi bunga,buah, biji
 
Buah (fructus)
Buah (fructus)Buah (fructus)
Buah (fructus)
 
Anatomi dan morfologi tumbuhan
Anatomi dan morfologi tumbuhanAnatomi dan morfologi tumbuhan
Anatomi dan morfologi tumbuhan
 
GERAK REFLEKS PADA SPINAL KATAK SAWAH (Fejervarya cancrivora)
GERAK REFLEKS PADA SPINAL KATAK SAWAH (Fejervarya cancrivora) GERAK REFLEKS PADA SPINAL KATAK SAWAH (Fejervarya cancrivora)
GERAK REFLEKS PADA SPINAL KATAK SAWAH (Fejervarya cancrivora)
 
Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...
Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...
Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...
 
peroksisom, vakuola, glioksisom
peroksisom, vakuola, glioksisomperoksisom, vakuola, glioksisom
peroksisom, vakuola, glioksisom
 
8. laporan praktikum biologi respirasi kecambah
8. laporan praktikum biologi respirasi kecambah8. laporan praktikum biologi respirasi kecambah
8. laporan praktikum biologi respirasi kecambah
 

En vedette

Lipid pada membran sel
Lipid pada membran selLipid pada membran sel
Lipid pada membran selHasna Fadilah
 
Presentase ribosom cell
Presentase ribosom cellPresentase ribosom cell
Presentase ribosom cellRIRINPURWANTI
 
Ppt bio transpor
Ppt bio transporPpt bio transpor
Ppt bio transporMaeko Kaoin
 
4. sistem transport melalui membran sel
4. sistem transport melalui membran sel4. sistem transport melalui membran sel
4. sistem transport melalui membran selSulistia Rini
 
Praktikum biokimia blok 23
Praktikum biokimia blok 23Praktikum biokimia blok 23
Praktikum biokimia blok 23Syscha Lumempouw
 
Soal Gerak Jatuh Bebas
Soal Gerak Jatuh BebasSoal Gerak Jatuh Bebas
Soal Gerak Jatuh BebasSyifa Sahaliya
 
Mekanisme transpor membran
Mekanisme transpor membranMekanisme transpor membran
Mekanisme transpor membranbasysyar
 
Modos de Direccionamiento del Procesador
Modos de Direccionamiento del ProcesadorModos de Direccionamiento del Procesador
Modos de Direccionamiento del ProcesadorCloud Rodriguez
 
Fotosintesis (reaksi gelap dan terang )
Fotosintesis (reaksi gelap dan terang )Fotosintesis (reaksi gelap dan terang )
Fotosintesis (reaksi gelap dan terang )Amhar U
 
Laporan Resmi Praktikum Biologi Fermentasi Alkohol
Laporan Resmi Praktikum Biologi Fermentasi AlkoholLaporan Resmi Praktikum Biologi Fermentasi Alkohol
Laporan Resmi Praktikum Biologi Fermentasi AlkoholDhiarrafii Bintang Matahari
 
Presentation1 otot upload
Presentation1 otot uploadPresentation1 otot upload
Presentation1 otot uploadsyahriani612
 
Transpor Pasif (Difusi, Osmosis, dan Difusi Terfasilitasi)
Transpor Pasif (Difusi, Osmosis, dan Difusi Terfasilitasi)Transpor Pasif (Difusi, Osmosis, dan Difusi Terfasilitasi)
Transpor Pasif (Difusi, Osmosis, dan Difusi Terfasilitasi)yogiewibisono
 

En vedette (20)

Lipid pada membran sel
Lipid pada membran selLipid pada membran sel
Lipid pada membran sel
 
membran-sel
membran-selmembran-sel
membran-sel
 
Presentase ribosom cell
Presentase ribosom cellPresentase ribosom cell
Presentase ribosom cell
 
Ppt bio transpor
Ppt bio transporPpt bio transpor
Ppt bio transpor
 
Matriks sitoplasma
Matriks sitoplasmaMatriks sitoplasma
Matriks sitoplasma
 
4. sistem transport melalui membran sel
4. sistem transport melalui membran sel4. sistem transport melalui membran sel
4. sistem transport melalui membran sel
 
Praktikum biokimia blok 23
Praktikum biokimia blok 23Praktikum biokimia blok 23
Praktikum biokimia blok 23
 
MEMBRAN SEL
MEMBRAN SELMEMBRAN SEL
MEMBRAN SEL
 
Komunikasi sel
Komunikasi selKomunikasi sel
Komunikasi sel
 
Soal Gerak Jatuh Bebas
Soal Gerak Jatuh BebasSoal Gerak Jatuh Bebas
Soal Gerak Jatuh Bebas
 
Mekanisme transpor membran
Mekanisme transpor membranMekanisme transpor membran
Mekanisme transpor membran
 
Biologi Sel kelas XI
Biologi Sel kelas XIBiologi Sel kelas XI
Biologi Sel kelas XI
 
Modos de Direccionamiento del Procesador
Modos de Direccionamiento del ProcesadorModos de Direccionamiento del Procesador
Modos de Direccionamiento del Procesador
 
Fotosintesis (reaksi gelap dan terang )
Fotosintesis (reaksi gelap dan terang )Fotosintesis (reaksi gelap dan terang )
Fotosintesis (reaksi gelap dan terang )
 
Bab 1 organel sel
Bab 1 organel selBab 1 organel sel
Bab 1 organel sel
 
Laporan Resmi Praktikum Biologi Fermentasi Alkohol
Laporan Resmi Praktikum Biologi Fermentasi AlkoholLaporan Resmi Praktikum Biologi Fermentasi Alkohol
Laporan Resmi Praktikum Biologi Fermentasi Alkohol
 
Presentation1 otot upload
Presentation1 otot uploadPresentation1 otot upload
Presentation1 otot upload
 
Transpor Pasif (Difusi, Osmosis, dan Difusi Terfasilitasi)
Transpor Pasif (Difusi, Osmosis, dan Difusi Terfasilitasi)Transpor Pasif (Difusi, Osmosis, dan Difusi Terfasilitasi)
Transpor Pasif (Difusi, Osmosis, dan Difusi Terfasilitasi)
 
dinding sel
dinding seldinding sel
dinding sel
 
Hereditas
HereditasHereditas
Hereditas
 

Similaire à Struktur dan Fungsi Membran Sel

biofisika kelompok 2.pptx
biofisika kelompok 2.pptxbiofisika kelompok 2.pptx
biofisika kelompok 2.pptxferrysandria2
 
Biologi sel : 4. Selaput plasma, struktur dan transportasi membran l Kelas : ...
Biologi sel : 4. Selaput plasma, struktur dan transportasi membran l Kelas : ...Biologi sel : 4. Selaput plasma, struktur dan transportasi membran l Kelas : ...
Biologi sel : 4. Selaput plasma, struktur dan transportasi membran l Kelas : ...Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah
 
Makalah Biologi Sel: 4. Selaput Plasma, Struktur dan Transportasi Membran I K...
Makalah Biologi Sel: 4. Selaput Plasma, Struktur dan Transportasi Membran I K...Makalah Biologi Sel: 4. Selaput Plasma, Struktur dan Transportasi Membran I K...
Makalah Biologi Sel: 4. Selaput Plasma, Struktur dan Transportasi Membran I K...Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah
 
Fisiologi hewan membran sel
Fisiologi hewan membran selFisiologi hewan membran sel
Fisiologi hewan membran selHaningCAc
 
Herdianto (g2 l115015) struktur membran
Herdianto (g2 l115015) struktur membranHerdianto (g2 l115015) struktur membran
Herdianto (g2 l115015) struktur membranHERDIANTO (G2L115015)
 
Biologi-Pertemuan-6.pdf
Biologi-Pertemuan-6.pdfBiologi-Pertemuan-6.pdf
Biologi-Pertemuan-6.pdfNurulAnisah32
 
MAKALAH BIOFISIKA 2.docx
MAKALAH BIOFISIKA 2.docxMAKALAH BIOFISIKA 2.docx
MAKALAH BIOFISIKA 2.docxFaizahAzzahra5
 
MATERI MEMBRAN SEL DAN SISTEM MEMBRAN SEL.pptx
MATERI MEMBRAN SEL DAN SISTEM MEMBRAN SEL.pptxMATERI MEMBRAN SEL DAN SISTEM MEMBRAN SEL.pptx
MATERI MEMBRAN SEL DAN SISTEM MEMBRAN SEL.pptxJulfiana Mardatillah
 
Bagian dan Fungsi Sel
Bagian dan Fungsi SelBagian dan Fungsi Sel
Bagian dan Fungsi SelSulistia Rini
 
Bagian dan Fungsi Sel
Bagian dan Fungsi SelBagian dan Fungsi Sel
Bagian dan Fungsi SelSulistia Rini
 

Similaire à Struktur dan Fungsi Membran Sel (20)

biofisika kelompok 2.pptx
biofisika kelompok 2.pptxbiofisika kelompok 2.pptx
biofisika kelompok 2.pptx
 
Makalah azan patologi AKPER PEMKAB MUNA
Makalah azan patologi AKPER PEMKAB MUNA Makalah azan patologi AKPER PEMKAB MUNA
Makalah azan patologi AKPER PEMKAB MUNA
 
Makalah azan patologi
Makalah azan patologiMakalah azan patologi
Makalah azan patologi
 
Biologi sel : 4. Selaput plasma, struktur dan transportasi membran l Kelas : ...
Biologi sel : 4. Selaput plasma, struktur dan transportasi membran l Kelas : ...Biologi sel : 4. Selaput plasma, struktur dan transportasi membran l Kelas : ...
Biologi sel : 4. Selaput plasma, struktur dan transportasi membran l Kelas : ...
 
Makalah Biologi Sel: 4. Selaput Plasma, Struktur dan Transportasi Membran I K...
Makalah Biologi Sel: 4. Selaput Plasma, Struktur dan Transportasi Membran I K...Makalah Biologi Sel: 4. Selaput Plasma, Struktur dan Transportasi Membran I K...
Makalah Biologi Sel: 4. Selaput Plasma, Struktur dan Transportasi Membran I K...
 
Fisiologi hewan membran sel
Fisiologi hewan membran selFisiologi hewan membran sel
Fisiologi hewan membran sel
 
Rul's biocell
Rul's biocellRul's biocell
Rul's biocell
 
Herdianto (g2 l115015) struktur membran
Herdianto (g2 l115015) struktur membranHerdianto (g2 l115015) struktur membran
Herdianto (g2 l115015) struktur membran
 
Biokimia
BiokimiaBiokimia
Biokimia
 
Bab 1 struktur sel
Bab 1 struktur selBab 1 struktur sel
Bab 1 struktur sel
 
Bio sel
Bio selBio sel
Bio sel
 
3. sel
3. sel3. sel
3. sel
 
Membran sel AKPER PEMKAB MUNA
Membran sel AKPER PEMKAB MUNA Membran sel AKPER PEMKAB MUNA
Membran sel AKPER PEMKAB MUNA
 
Biologi-Pertemuan-6.pdf
Biologi-Pertemuan-6.pdfBiologi-Pertemuan-6.pdf
Biologi-Pertemuan-6.pdf
 
Biologi-Sel
Biologi-SelBiologi-Sel
Biologi-Sel
 
MAKALAH BIOFISIKA 2.docx
MAKALAH BIOFISIKA 2.docxMAKALAH BIOFISIKA 2.docx
MAKALAH BIOFISIKA 2.docx
 
Membrarane AKPER PEMKAB MUNA
Membrarane  AKPER PEMKAB MUNA Membrarane  AKPER PEMKAB MUNA
Membrarane AKPER PEMKAB MUNA
 
MATERI MEMBRAN SEL DAN SISTEM MEMBRAN SEL.pptx
MATERI MEMBRAN SEL DAN SISTEM MEMBRAN SEL.pptxMATERI MEMBRAN SEL DAN SISTEM MEMBRAN SEL.pptx
MATERI MEMBRAN SEL DAN SISTEM MEMBRAN SEL.pptx
 
Bagian dan Fungsi Sel
Bagian dan Fungsi SelBagian dan Fungsi Sel
Bagian dan Fungsi Sel
 
Bagian dan Fungsi Sel
Bagian dan Fungsi SelBagian dan Fungsi Sel
Bagian dan Fungsi Sel
 

Struktur dan Fungsi Membran Sel

  • 1. STRUTUR DAN FUNGSI MEMBRAN SEL BIOLOGI SEL DAN MOLEKULER DISUSUN OLEH: KELOMPOK 4 TRISNANI ALIF (11308141009) MIR’ATUN SUROYA (11308141010) DIAN RAHMAWATI (11308141021) RATNA YUNITASARI (11308141029) ARIS SATRIYONUGROHO (11308141031) JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2012
  • 2. A. TEORI PERKEMBANGAN MEMBRAN Jika sel diibaratkan sebuah pabrik, maka pabrik itu memiliki pintu tempat keluar masuknya barang . Di dalam sel, membran plasma merupakan pintu gerbangnya. Membran sel mampu menyeleksi siapa saja yang boleh masuk dan keluar melewatinya. ( Djohar. 1984:17) Sehingga dapat dapat dikatakan membran plasma merupakan batas yang memisahkan sel hidup dari sekelilingnya yang mati. Para saintis mulai membangun model molekuler membran sebelum membran pertama kali dilihat menggunakan mikroskop elektron pada tahun 1950-an. Pada tahun 1895, Charles Overton mempostulatkan bahwa membran terbuat dari lipid. Hal tersebut didasarkan pada pengamatannya bahwa zat yang larut dalam lipid lebih cepat masuk ke sel daripada yang tidak larut dalam lipid. Pada tahun 1917, Irving Langmuir membuat membran buatan dengan menambahkan fosfolipid yang terlarut dalam benzena (pelarut organik) ke dalam air. Setelah benzennya menguap, fosfolipid tertinggal sebagai suatu lapisan tipis yang menutupi permukaan airnya, dan hanya kepala hidrofilik fosfolipid tersebut yang terbenam dalam air. Pada tahun 1925, menurut catatan ilmuwan di Eropa, E Corter dan F Grendel mengawali penelitian tentang membran sel. Penelitianya adalah dengan mengamati lebih dalam membran sel darah merah berbagai mamalia, termasuk anjing, biri-biri, kelinci, babi, kambing , dan manusia. Dari penelitian tersebut dikatakan bahwa membran sel dibentuk dengan lipida bimokuler. Artinya bahwa ujung polar dari salah satu lapisan molekul lipid menghadap keluar (ke lingkungan plasma) dan ujung polar dari lapisan lipid lainnya menghadap ke dalam, lalu nonpolar bagian akhir hidropobik akan saling berhadapan satu sama lain. Pada tahun 1935, Hugh Davson dan James Danielli mengusulkan suatu model sandwich: bilayer fosfolipid di antara dua lapisan protein grobular (berbentuk seperti bola). Ketika para peneliti pertama kali menggunakan mikroskop elektron untuk mengkaji sel pada tahun 1950- an, gambar yang dihasilkan tampak mendukung model Davson-Danielli. Pada mikrograf elektron dari sel yang diwarnai dengan atom logam berat, membran plasma berupa tiga lapisan, yang menunjukkan dua pita gelap (berwarna) yang dipisahkan oleh satu lapis tak
  • 3. berwarna. Pada tahun 1960-an, model sandwich milik Davson-Danielli banyak diterima, tidak hanya sebagai struktur membran plasma, tetapi juga semua membran internal sel. Tetapi pada akhir dasawarsa tersebut, banyak ahli biologi sel mendapatkan dua masalah dengan model ini : 1. Generalisasi bahwa semua membran sel adalah identik telah ditentang. Tidak semua membran tampak sama di mikroskop elektron. 2. Dalam penempatan proteinnya itu tidak seperti protein yang terlarut dalam sitosol, tetapi protein membran samgat tidak larut dalam air. Protein membran memiliki daerah hidrofobik dan hidrofilik.protein ini bersifat amfipatik, seperti pasangan fosfolipidnya dalam membran.jika protein melapisi permukaan membran, bagian- bagian hidrofobiknya akan berada dalam lingkunga aqueous. Pada tahun 1972, S.J. Singer dan G.Nicolson menempatkan protein pada suatu lokasi yang sesuai dengan karakter amfipatiknya. Mereka mengemukakan bahwa protein membran itu terdispersi dan secara individual disisipkan ke dalam bilayer fosfolipid, dan hanya daerah-daerah hidrofiliknya yang menonjol cukup jauh dari bilayernya yang dipaparkan ke air. Pengaturan molekuler ini akan memaksimumkan kontak daerah hidrofilik protein dan fosfolipid dengan air, sementara di lain pihak memberikan lingkungan nonaqueous pada bagian-bagian hidrofobiknya. Menurut model ini, membran merupakan mosaik molekul protein yang terapung pada bilayer fluida yang terdiri dari fosfolipid- fosfolipid. Dari sinilah istilah model mosaik fluida.
  • 4. Kita telah mengamati perkembangan pemahaman kita tentang struktur membran sebagai suatu sejarah kasus bagaimana sains itu bekerja. Model diusulkan oleh para saintis sebagai hipotesis, suatu cara untuk menjelaskan dan menyusun informasi yang ada. Seiring perkembangan teknologi sains, suatu teori perkembangan membran atau sel dapat mengalami perubahan atau revisi. Untuk itu, model mosaik fluida juga masih terus disempurnakan dan mungkin saja akan mengalami revisi. B. KOMPONEN MAKROMOLEKUL PENYUSUN MEMBRAN SEL ADA 3, YAITU : KARBOHIDRAT, PROTEIN, DAN LEMAK. 1. Mengandung Makromolekul Lipid yang tersusun atas : Fosfolipid
  • 5. Fosfolipid adalah gabungan dari lipid dengan fosfat. Fosfolipid bersifat esensial bagi sel karena merupakan penyusun membran sel. Fosfolipid mirip dengan molekul lemak namun hanya memiliki dua asam lemak yang melekat pada gliserol. Kedua ujung fosfolipid menunjukkan perilaku yang berbeda terhadap air. Ekor hidrokarbon bersifat hidrofob terhadap air sedangkan gugus fosfat dan molekul yang melekat pada gugus ini yang membentuk kepala hidrofilik terhadap air. Adapun fungsi dari fosfolipid adalah sebagai pembatas sel dengan lingkungannya.fungsi ini dapat dilakukan karena membran bersifat hidrofobik (tidak suka akan air), sekaligus memperkenankan difusi molekul air, oksigen, dan karbondioksida pada membran plasma umumnya terdapat dua jenis fosfolipid yang utama, yaitu: 1. Fosfogliserida Adalah fosfolipid yang mengandung gugus fosfat. Fosfogliserida merupakan polimer dari asam lemak dan fosfat yang berikatan kovalen pada rangka karbon gliserol. Pada fosfogliserida, gugus fosfat mengikat alkohol pada gugus polarnya. Alkohol tersebut dapat berupa cholin, ethanolamine, inositol,serine atau treonin. 2. Spingomielin Merupakan fosfolipid yang tidak diturunkan dari gliserol, kerangka karbonnya adalah sfingosin, suatu alkohol amino yang mengandung rantai hidrokarbon panjang dan tak jenuh. Terdiri dari dua gugus, yaitu gugus amino (-NH2) dan gugus hidroksil (-OH) keduanya berinteraksi dengan substansi lain membentuk membrane spingolipid. Dalam molekul sfingomielin, gugus amino pada kerangka karbon sfingosin berikatan dengan suatu asam lemak melalui pembentukan amida.
  • 6. Kolesterol Merupakan komponen membran pada sel hewan. Kolesterol merupakan turunan asam lemak berantai karbon siklik, sehingga sangat hidrofobik. Kolesterol sangat berperan penting pada fluiditas membran. Pada tremperatur tinggi, kolesterol mejaga membran agar tidak terlalu fluid dan menjadikan membran kurang permeabel terhadap molekul kecil dengan ikatannya terhadap dengan interaksi antar ikatan asam lemaknya. Begitu pula sebaliknya, dengan interaksi antar ikatan asam lemak tersebut pada temperatur yang sangat rendah kolesterol mencegah membran dari kekakuan. Gambar . 12. Steroid (Thorpe, 1984) 2. Mengandung Makromolekul Protein Jumlah dan tipe protein yang ada pada membran sangat bervariasi pada setiap membran dari sel tergantung pada fungsi spesifik yang diembannya. Secara umum protein membran digolongkan menjadi dua, yaitu protein integral dan protein poriferal. 1.) Protein Integral Protein membran terpadu (integral membrane proteins) adalah protein yang menembus membran pada kedua permukaannya atau membentang diantara kedua permukaan membran. Protein ini meliputi beberapa jenis, yaitu : a.) Protein Transmembran Merupakan protein yang menembus membran pada kedua sisi, baik yang satu kali menembus membran (singlepass protein) ataupun yang beberapa kali menembus membran (multipass protein). Setiap tembusan membran merupakan struktur α-heliks dengan bagian yang tertanam dalam lipid bilayer, sehingga masuk akal bila bagian struktur primer protein yang menembus membran tersusun oleh jenis asam amino yang hidrofobik. Bagian hidrofobik dari protein tersebut berinteraksi dengan bagian ekor dari fosfolipid, sementara bagian hidrofiliknya muncul pada kedua permukaan membran (sisi luar dan sisi dalam
  • 7. sitoplasmik). Bagian protein yang menyembul pada kedua sisi permukaan tentulah bersifat hidrofilik, sehingga mampu berinteraksi dengan lingkungan air. b.) Protein Integral Merupakan protein yang Bagian Utamanya Terletak di Permukaan Membran Sisi Interior Sel Protein ini berasosiasi dengan membran bilayer melalui perantaraan ikatan kovalen dengan rantai asam lemak atau rantai lipid khusus seperti gugus prenyl. Protein ini disintesis sebagai protein terlarut pada sitosol dan mengalami modifikasi berikatan dengan gugus lipid secara kovalen pasca translasi, yaitu di dalam retikulum endoplasma dan badan golgi. c.) Protein Integral Bagian Utamanya Terletak di Permukaan Membran Sisi Luar Sel Protein ini berikatan dengan fosfatidil kolin inositol dengan perantaraan oligosakarida yang berikatan secara kovalen. Protein integral menembus inti hidrofobil lapisan ganda atau bilayer lipid. Banyak diantaranya merupakan protein transmembran, yang membentang kedua sisi membran protein integral lain hanya membentang separuh jalan kedalam inti hidrofobik. 2.) Protein Perifer Protein periferal sama sekali tidak tertanam dalam bilayer lipid. Seluruhnya berlokasi dibagian luar dari lipid bilayer, baik itu di permukaan sebelah ekstraseluler maupun sitoplasmik dan berhubungan dengan membran malalui ikatan non kovalen. Protein ini merupakan angota yang terikat secara longgar pada permukaan membran, sering juga pada bagian protein integral yang dibiarkan terpapar. Protein pada membran menentukan sebagian besar fungsi spesifik membran. Adapun fungsi dari protein membran adalah 1. Transpor a. protein yang membentang (melintang) membrane mungkin memberikan suatu saluran hidrofilik melintasi membrane yang bersifat selektif untuk zat terlarut tertentu b. beberapa protein transport menghidrolisis ATP sebagai sumber energi untuk memompa bahan melintasi membrane tersebut secara aktif. c. Aktivitas enzimatik Protein yang berada dalam membrane mungkin berupa enzim dengan sisi aktifnya yang dipaparkan ke zat-zat pada alrutan sebelahnya. Dalam beberapa kasus,
  • 8. sejumlah enzim dalam membrane disusun sebagai suatu tim atau satuan yang melaksanakan langkah-langkah berurutan suatu jalur metabolisme. d. Transduksi sinyal Protein membrane mungkin memiliki tempat pengikatan dengan bentuk spesifik yang sesuai dengan bentuk-bentuk mesenjer kimiawi, seperti hormone. Mesenjer eksternal (sinyal) mungkin menyebabkan perubahan konformasi protein yang merelai pesan ke bagian dalam sel. e. Penggabungan interseluler Protein membrane dari sel-sel yang bersebelahan mungkin dikaitkan bersama-sama dalam berbagai bentuk junction. f. Pengenalan sel-sel Beberapa glikoprotein (protein dengan rantai gula pendek) berfungsi sebagai label identifikasi yang secara khusus dikenali oleh sel lain. g. Pelekatan ke sitoskeleton dan matriks ekstraseluler (ECM) Mikrofilamen atau elemen lain sitoskeleton mungkin terikat ke protein membrane, suatu fungsi yang membantu mempertahankan bentuk sel dan menetapkan lokasi protein membrane tertentu. Protein yang mendekat ke ECM dapat mengkoordinasikan perubahan ektraseluler dan intraseluler. c. Protein bersenyawa dengan Glukosa (Glikoprotein) Merupakan modifikasi dari protein dengan adanya penambahan karbohidrat. Ikatan yang mengikat antara kedua molekul karbohidrat dengan protein. Karbohidrat pada membran terdiri rantai pendek yang bercabang kurang dari 15 unit gula. Karbohidrat pada sisi ekstraseluler membran plasma bervariasi antar spesies, antar individu yang berbeda dari spesies yang sama, dan bahkan antar tipe sel yang berbeda pada satu individu. Keanekaragaman jenis dan lokasi membran pada permukaan sel memungkinkan karbohidrat membran berfungsi sebagai penanda yang membedakan satu sel dengan sel yang lain.
  • 9. d. Glukosa bersenyawa dengan Lipid (Glikolipid) Merupakan modifikasi dari lipid membran dengan adanya penambahan karbohidrat (monosakarida atau oligosakarida). Karbohidrat pada membran terdiri rantai pendek yang bercabang kurang dari 15 unit gula. Contoh dari glikolipid adalah Serebrosida (glukoserebrosida dan galaktoserebrosida) yang mempunyai rangka karbon sfingosin (bukan gliserol). Perbedaan susunan lipid pada membran juga penting dipahami karena masing-masing lipid mempunyai karakter fisik yang berbeda, sehingga dapat berguna untuk menjelaskan kemampuan sel berhadapan dengan lingkungannya. Seperti yang kita tahu, ada sel yang mampu hidup di tempat sangat dingin dan ada pula sel di tempat yang bersuhu tinggi namun tidak mengalami denaturasi. Organisme yang hidup di daerah dingin memiliki komposisi lipid yang ekor hidrofobiknya pendek, ikatan rangkapnya banyak (tak jenuh), dan muatan ujung kepala lipid meningkat. Sedangkan organisme yang hidup pada temperatur tinggi menyesuaikan diri dengan susunan lipid yang ekor hidrofobiknya panjang, ikatan rangkanya sedikit (jenuh), dan muatan ujung kepala lipid lebih kecil. Hewan-hewan poikiloterm, yang hidup pada temperatur yang berubah-ubah juga menyesuaikan diri dengan perubahan komposisi lipid membran secara tepat.
  • 10. C. FLUIDITAS MEMBRAN Komposisi lipid, kandungan kolesterol dan temperatur sangat mempengaruhi fluiditas membran.Molekul fosfolipid mempunyai dua buah gugus asil. Tingkat kejenuhan dan panjang pendek gugus asli pada molekul fosfolipid menentukan fluiditas membran. Apabila membran tersusun atas lemak jenuh kondisinya lebih “ fluid “ ( asam lemak jenuh titik bekunya lebih rendah dari asam lemak tidak jenuh, maka lemak hewan dalam keadaan padat dan minyak dalam keadaan cair karena berbeda pada tingkat kejenuhan asam lemaknya). Juga jumlah molekul fosfolipid persatuan luas pada membran ditentukan juga oleh tingkat kejenuhan asam lemak. Fosfolipid dengan gugus asil asam lemak jenuh akan lebuh rapat dibandingkan gugus asil dari asil dengan asam lemak tidak jenuh.Molekul fosfolipid dengan gugus asil pendek mempunyai temperatur fase transisi adalah temperatur dimana terjadi perubahan fisik dari keadaan “fluid” ke keadaan: “gel” untuk satu jenis fosfolipid. Temperatur fase sparasi adalah teemperatur dimana terjadi pemisahan fosfolipid yang tidak sejenis dan berkumpulnya fosfolipid yang sejenis, sehingga kumpulan fosfolipid yang sejenis berubah dari keadaan “fluid” ke keadaan “gel”.Kolesterol merupakan lipid dengan rantai aromatis dan mempunyai sifat hidrofobik. Keberadaan kolesterol yang menyisip diantara molekul fosfolipid pada bagian ekor (bagian hidrofob) menyebabkan menurunkan milekul fosfolipid. Keadan ini berakibat bagian dalam membran ( bagian hidrofob ) lebih “viscous”. Jika konsentrasi pada membran tinggi menjadikan membran kurang fluid/kaku dikarenakan molekul-molekul kolesterol mencegah fase transisi molekul fosfolipid. Fluiditas membran menentukan sejauh mana molekul dapat diangkut dan sinyal dapat transducted melalui membran. Fluiditas membran adalah fungsi asam lemak dan kadar kolesterol. Rantai asam lemak dapat dipesan dan kaku atau gangguan dan cairan yang mempengaruhi fluiditas membran di mana mereka terkandung. Panjang rantai asam lemak mampu membentuk interaksi antarmolekul kuat yang membatasi fluiditas. Lengkungan dan Kinks dalam rantai asam lemak yang terbentuk sebagai hasil dari cis tak jenuh ikatan ganda dan trans dapat mengganggu interaksi antarmolekul yang mempromosikan fluiditas. Fluiditas membran sehingga dapat dikontrol dengan memvariasikan jumlah ikatan rangkap dan panjang rantai asam lemak. Sementara itu, keberadaan molekul kolesterol besar dalam membran membatasi fluiditas. Kolesterol adalah tombol pengatur fluiditas membran pada hewan. Hal ini dapat berinteraksi dengan dan membentuk kompleks tertentu dengan fosfolipid yang disebut rakit lipid yang berkonsentrasi di daerah tertentu dari membran. Lipid rakit menghasilkan
  • 11. moderasi fluiditas membran yang menyebabkan membran menjadi kurang cairan sementara juga membuat mereka kurang rentan terhadap fase transisi. Kolesterol terdiri dari steroid dengan gugus-OH hidroksi terkonjugasi di satu ujung dan rantai hidrokarbon di lain. Cincin dari steroid dan rantai hidrokarbon dapat memasukkan diri ke lapisan ganda fosfolipid dari membran dan berpartisipasi dalam interaksi hidrofobik sedangkan gugus hidroksi kutub berinteraksi dengan kelompok kepala polar dari fosfolipid sekitarnya. D. DINAMIKA DAN ASIMETRI MEMBRAN SEL Membran tersusun dari protein, karbohidrat dan lipid yang susunanya tidak beraturan, sehingga menyebabkan bentuk membran menjadi asimetri. Selain itu, membran juga bersifat fleksibel karena terdapat interaksi didalamya. Beberapa molekul penyusun membran juga mengalami pergerakan, baik lipid, protein maupun karbohidratnya.  Gerak lipid Pada membran, lipid tidak terlalu bersifat statis, sehingga masih dapat bebas bergerak. Karena keadaanya yang dinamis, maka lipid membran dapat bergerak dengan dua cara : a. Gerakan rotasi pada sumbunya b. Gerak Lateral Merupakan suatu gerakan lipid bertukar tempat dengan molekul lipid di dekatnya dengan waktu yang relative cepat. c. Gerak Flip-flop Merupakan suatu gerakan lipid dari suau lapisan monolayer ke bagian monolayer yang lain. d. Gerak Flexion Karena terdapat gugus dua asil pada fosfolipid, maka rantai dapat membengkok. Temperatur atau suhu juga mempengaruhi pada fluididitas membran. Pada temperature rendah fluiditas membran kurang disebabkan karena fosfolipida terkemas lebih rapat. Salah satu factor yang menentukan fluiditas membran sel adalah kandungan asam lemak tidak jenuh pada bagian ekornya. Membran sel yang mengandung rantai asam lemak tidak jenuh yang lebih banyak lebih bersifat cair bila dibandingkan membran sel dengan kandungan asam lemak jenuh. Temperatur dan komposisi lipida menentukan fluiditas membran. Pada temperatur rendah fluiditas membran kurang disebabkan karena fosfolipida terkemas lebih rapat. Salah satu factor yang menentukan fluiditas membrane sel adalah kandungan asam
  • 12. lemak tidak jenuh pada bagian ekornya. Membran sel yang mengandung rantai asam lemak tidak jenuh yang lebih banyak lebih bersifat cair bila dibandingkan membran sel dengan kandungan asam lemak jenuh. Hal ini disebabkan karena ekor asam lemak tidak jenuh yang kusut lebih sulit untuk dikemas. Fluiditas membran juga dipengaruhi oleh kandungan kolesterolnya. Kolesterol membantu dalam menstabilkan membran. Pada temperatur tinggi, kolesterol yang terdapat diantara fosfolipida dapat menahan gerakan fosfolipida. Pada temperatur rendah menhalangi close packing, dan mencegah membran menjadi keras.  Gerak Protein Pada penyusun membran, protein juga ikut mengalami pergerakan , antara lain : a. Difusi lateral b. Difusi rotasi melalui sumbu yang tegak lurus dengan permukaan membran. c. Difusi rotasi yang melalui sumbu yang sejajar dengan permukaan membran. E. FUNGSI MEMBRAN Adapun fungsi membran adalah : 1. Sebagai Pembatas lapisan yang bersinambungan melingkupi sel, inti, organel 2. Sebagai pembatas yang bersifat selektif permeabel Mencegah pertukaran molekul dari satu sisi kebagian lainnya. Komunikasi antara bagian yang terpisah Memungkinkan substansi tertentu yang masuk kesitoplasma dari lingkungan luar. 3. Komunikasi antara sel
  • 13. 4. Transpor mikromolekul Beberapa membran dapat melintasi membran biologik dengan mengadakan interaksi dengan molekul lipid yang terdapat padanya. Substansi yang larut dalam lipid lebih mudah masuk pada salah satu sisi membran dan keluar pada sisi lain. Bagian dalam lipid bersifat hidrofobikyang menyebabkan lapisan tersebut relatif impermeabel terhadap ion dan beberapa molekul yang bersifat polar.karena itu, membran plasma dapat mencegah agar sebagian isi sel yang larut dalam air tidk keluar dari sel. Sebaliknya molekul-molekul kecil yang tidak bermuatan dapat menyelinap diantara bagian pospolipid yang bersifat hidrofilik dan berdifusi melalui lapisan tersebut. Kecepatannya berdifusi tergantung pada daya larutnya dalam lipid dan besar molekulya. Molekul kecil-kecil yang bersifat non-polr, seperti oksigen, nitrogen, benzen, etilen dan eter dapat melintasi membran dengan cepat. Molekul yang bersifat polar, yang tidak bermuatan dapat juga melintasi membran dengan cepat asal ukuranya kecil. Walaupun air tidk dapat larut dalam lemak namun molekul-molekulnya dapat melintasi lapisan lipid ganda dengan cepat. Hal ini karena ukuran molekulnya memang kecil dan mungkin juga karena struktur molekulnya polar sehingga dengan mudah melalui bagian luar membran yang bersifat hidrofilik. Transpor dengan perantaraan proteinmembran (“carrier”) Molekul yang bersifat polar dapat melintasi membran biologik dengan cepat walaupun kecepatanya melalui lapisan lipid buatan sangat lambat. Molekul yang
  • 14. demikian misalnya : ion yang kecil, glukosa, dan asam amino. Substansi yang diangkut oleh protein pengangkut (carrier) yang terdapat di dalam membran tersebut. Beberapa protein pengangkut hanya membawa satu jenis larutan melewati membran, beberapa protein mengangkut larutan kesatu arah , sedangkan protein yang lain bekerja ke dua arah. Protein pengangkut tersebut dinamai juga permease karena dapat menambah permeabilitas membran. Tanspor Pasif Dalam suatu difusi bebas beberapa molekul (misalnya: air, O2,CO2) bergerak dari daerah yang konsentrasinya tinggi ke arah daerah yang konsentrasinya rendah. Gerakan yang demikian dikatakan menurut gradidien konsentrasi. Kedua sisi membran mempunyai perbedaan potensial listrik atau potensial membran. Ada perbedaan potensial membran yang menyebabkan ion yang bermuatan positif mudah sekli masuk kedalam sel karena didalam sel terdapat muatan negatif, dan sebaliknya ion yang bermuatan negatif tetap berada di luar sel karena tertarik oleh muatan positif pada bagian luar membran dan juga karena ditolak oleh muatan negatif yanga ada pada bagian dalam membran. Dan dapat disimpulkan bahwa difusi ion-ion yang tertentu melalui membran tergantung pada dua faktor: gradien konsentrasi ion yang bersangkutan dan keseluruhan gradien potensial listrik yang terdapat pada membran. Kedua faktor tersebut merupakan gradien elektrokimiayang menentukan ion-ion berdifusi melintasi membran plasma.
  • 15.  Difusi Sederhana Merupakan perpindahan suatu molekul atau zat terlarut dari larutan yang konsentrasinya tinggi (hipertonis) menuju larutan yang konsentrasinya lebih renhah (hipotonis). Mekanisme ini sangat sederhana sehingga molekul dapat melewati membran sel. Molekul hidrofobik seperti bensin, kemudian O2 dan CO2 serta molekul polar (H2O) dapat melewati membran sel.  Difusi terfasilitasi Suatu difusi sederhana tetapi dibantu oleh suatu protein pembawa atau protein transforter. Suatu molekul apabila akan melewati membran maka harus dibantu
  • 16. oleh suatu protein pembawa. Setiap molekul atau ion biasanya memiliki protein pembawa yang khusus. Difusi terfasilitasi tidak membutuhkan energy dari luar, karena lewanya protein dbantu oleh protein, sehingga molekul tidak berinteraksi langsung dengan bagian hidrofobiknya. Maka molekul-molekul yang polar tidak dapat melewati membran melalui difusi ini.  Osmosis Merupakan suatu proses perpindaha molekul zat pelarut dari larutan yang konsentrasi zat pelarutnya tinggi menuju larutan yang konsentrasi zat pelarutya rendah melalui selaput atau membran selektif permeabel atau semi permeabel. Saluran-saluran Protein Transpor pasif yang sederhana adalah melalui saluran-saluran protein yang dibentuk oleh protein diantara lipid dan membran. Saluran ini berisi air dan zat-zat yang larut didalamnyayang memungkinkan partikel kecil dapat melintasi lapisan lipid ganda dengan cara berdifusi. Beberapa saluran tersebut terbuka terus menerus sedangkan saluran yang lain dapat membuka dn menutup (saluran berpintu). Adanya saluran berpintu menyebabkan permeabelitas membran plasma dapat berubah pada saat tertentu.
  • 17. Transpor aktif Transpor aktif substansi / molekul dapat bergerak melawan gradien elektrokimia., dan dikatakan transpor aktif karena pada peristiwa ini di perlukan energi, yang terutama bersumber dari ATP. 5. Transpor makromolekul Selain molekul yang kecil , molekul partikel yang besar juga harus masuk kedalam sel atau meninggalkan sel. Substansi ini tentu saja tidak dapat langsung melintasi membran plasama dengan cara menembus lipid ganda ataupun dengan mekanisme transpor protein . karena bersifat cair dan dinamis membran plasma dapat berubah bentuk dan robek untuk untuk sementara guna membentuk semacam kantong kecil didalam sel. Pada saat itu lah lapisan lipid ganda secara otomatis akan menutup diri sehingga kembali menjadi membran permukaan yang kontinyu. Proses pengambilan suatu substansi oleh suatu sel dari sekitarnya melalui membran pasma secara umum disebut endositosis , sedangkan proses pengeluarananya disebut eksositosis. Proses endositas yaitu:
  • 18. a. Fogositosis (bahasa yunani :phagein= makan) adalah proses pengambilan pertikel-partikel padat yang ukuranya agak besar, misalnya bakteri atau fragmen-fragmen sel yang rusak. Pada amoeba proses diawali dengan pembentukan pseudopia dari selnya, yang lama kelamaan akan mengelilingi makanannya (misal bakteri). Setelah itu membran plasma robek untuk sementara guna membentuk vakuola makanan. Didinding vakuola selanjutnya bersatu dengan membran lisosom yang mengandung enzim hidrolitik sehingga makanan dapat dicerna. Makanan yang dicerna diserap kedalam sitoplasma, sedangkan ampas-ampas yang tidak berguna dikeluarkan dari dalam sel dengan proses eksositosis. b. Pinosiosis (bahasa Yunani: pinein = minum) adalah suatu bentuk endositosis yang lain, pada proses ini suatu sel mengambil makananyang berbentuk cairan dari sekitarnya atau partikel-partikel yang sangat kecil yang larut dalam cairan tersebut. Membran plasma mengadakan invaginasi, membentuk saluran panjang yang sempit dan pada ujungnya membentuk vakuola, vakuola tersebut lama-kelamaan melepaskan diri sehingga isinya dapat diserap oleh sitoplasma . proses pinositosis terdapat pada Amoeba dan beberapa sel hewan.
  • 19. c. Endositosis dengan perantaraan Reseptor Beberapa partikel, misalnya protein dan lipoprotein diamil oleh sel secara selektif. Partikel tersebut lebih dahulu harus melekat pada reseptor protein yang terdapat pada membran plasma dan selanjutnya membran plasma mengadakan invaginasi bersama-sama dengan reseptor yang mengikat pertikel yang diperlukan. Partikel lipoprotein yang diambil oleh sel mengandung kolesterol dan lemak untuk kepentingan membran. 6. Penghubung antar sel Protein membran pada dua sel yang bersebelahan mungkin saling mengait dalam berbagai macam sambungan misalnya smabungan celah atau sambungan tetap. 7. Memberikan respons terhadap rangsangan luar,berperan dalam memberi respons terhadap rangsangan luar. Membran plasma memainkan peran penting dalam respon sel terhadap signal. Proses itu disebut dengan penghantaran signal. Membran sel memiliki resptor yang berkombinasi dengan molekul tertentu (ligan). Setiap sel berbeda memiliki reseptor berbeda, yang mampu mengenali dan berespon terhadap ligan pada lingkungan berbeda. 8. Transduksi energi terlibat dalam proses perubahan energi ke bentuk energi lain.
  • 20. DAFTAR PUSTAKA Lehninger, Albert. Dasar-dasar Biokimia. 1982.Jakarta : Erlangga. Sheeler And Bianchi. 1983. Cell Biology, Structure, Biochemistry And Fungsion, Jhon willey & Sons, Inc. New York Strayer, L. 1995. Biochemistry. W.H. Freeman And Company, New York