SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  17
Politik, Administrasi, dan Birokrasi
KHAERUL UMAM NOER
SAP 2. SPS MIA UMJ
umamnoer.com
4 paradigma administrasi
• Administrasi terpisah dari politik, di mana titik beratnya
adalah legal-prosedural. Dinamika politik tidak
berpengaruh pada administrasi, dan sebaliknya.
Administrasi sepenuhnya bertujuan untuk melayani dan
implementasi kebijakan.
• Administrasi adalah sub-ordinat dari politik, di mana
administrasi menjadi “pendukung” fungsi politik dari
sebuah sistem politik. Pengambil kebijakan akan
memberikan wewenang kepada administrator untuk
mengimplementasikan kebijakan tersebut
umamnoer.com
4 paradigma administrasi
• Administasi bertujuan untuk meningkatkan “scientific
content” dalam proses politik dan perumusan
kebijakan. Asumsinya: hanya dengan menggunakan
“policy science” dan “policy analysis” dalam pembuatan
kebijakan, sehingga “irrationality of politics” dapat
dikurangi secara perlahan.
• Administrasi berkontribusi ke politik dengan efisiensi
dalam implementasi kebijakan. Fokus utamanya lebih
pada alasan kalkulasi ekonomis, yakni efisiensi akan
menekan biaya, baik dalam proses perumusan maupun
implementasi.
umamnoer.com
Memisahkan administrasi dan politik?
• Kemunculan dikotomi ini pada era sebelum PD II 
Woodrow Wilson dan Max Weber
• Ada dua alasan: (1) baik Wilson, Goodnow, dan Weber
merujuk pada “British Parliamentary System”, di mana
nilai-nilai dari netralitas politik dari administrator (civil
servant) dikombinasikan dengan doktrin mengenai
tanggungjawab pemerintah. (2) dikotomi ini muncul
dalam era kebangkitan partai politik modern. Asumsinya,
kebangkitan partai politik modern akan membawa “efek
negatif” pada pelaksanaan tugas administrator.
umamnoer.com
Memisahkan administrasi dan politik?
• Dikotomi antara administrasi dan politik tidak lepas dari
model fungsional, yang melihat bahwa masing-masing
pihak memiliki fungsinya sendiri-sendiri  4 fungsi
dasar: penyusunan agenda, formulasi kebijakan,
implementasi, dan evaluasi.
• Perspektif tradisional melihat dikotomi, bahwa
administrasi berfokus pada pelaksanaan kebijakan, yang
wewenang untuk itu diberikan oleh pembuatan
kebijakan. Di luar wewenang tersebut, administrator
memiliki kewenangan yang amat terbatas, utamanya
dalam implementasi dan evaluasi.
umamnoer.com
Memisahkan administrasi dan politik?
• Aktivitas administrasi bisa bersifat aktif, langsung, dan
jelas dalam hal implementasi kebijakan. Mungkin saja
administrator memiliki kewenangan lebih, namun itu
karena pembuat kebijakan memilih untuk meminta
pertimbangan administrator.
• Ada kemungkinan lain, bahwa pembuat kebijakan
(politik) berbagi dengan administrasi, yakni dalam hal
menentukan tujuan (umumnya politik), membuat
kebijakan (campuran), mengatur kebijakan (campuran),
dan pelaksanaan kebijakan (umumnya administrasi).
umamnoer.com
Memisahkan administrasi dan politik?
• Karena administrasi tidak memiliki akses selain pada
implementasi, maka administrator dibebankan tugas-
tugas untuk mendetailkan legislasi, mendefinisikan
program, menentukan level performa, dan
mengujicobakan berbagai komponen penilaian.
• Gambaran umumnya: administrasi memiliki kebebasan
dalam implementasi, yang didasarkan pada delegasi
wewenang, namun tidak memiliki kebebasan dan dalam
fungsi lainnya.
umamnoer.com
Pertanyaan dan konsekuensi
• Jika administrator dan politisi (pembuat kebijakan) tidak terpisah
secara fungsi, bagaimana membedakan dua ranah, bagi politik dan
administrasi? Jika administrator secara sadar masuk dalam ranah
penyusunan agenda kebijakan dan formulasi kebijakan, apakah
mereka “masuk” ke dalam ranah politik?
• Karena wewenang yang dimiliki oleh administrator sangat terbatas,
maka administrator kehilangan kemampuannya untuk
“berimprovisasi”.
• Sering terjadi saling lempar tanggungjawab ketika sebuah kebijakan
bermasalah. Pembuat kebijakan berdalih kalau mereka hanya
membuat, sedangkan administrator berdalih kalau mereka hanya
mengimplementasikan.
umamnoer.com
Membaurkan politik dan administrasi,
bagaimana dengan birokrasi?
• Dalam dikotomi antara politik dan administrasi, birokrasi
ditujukan untuk melayani sepenuhnya kepentingan
masyarakat.
• Tujuan dari administrator (birokrat) adalah untuk
menyediakan “kompetensi netral” dalam implementasi
kebijakan, bahwa administrasi berada di luar ranah
politik.
• Dikotomi ini nyata gagal dalam banyak negara, dan
berdampak pula pada birokrasi.
umamnoer.com
“Kompetensi Netral”
• Kompetensi netral atau neutral competence adalah
prasyarat mutlak dalam birokrasi (setidaknya menurut
versi dikotomi).  Kompetensi netral meliputi tiga aspek:
keahlian, netralitas, dan hirarki.
• Bahwa administrator membuat kontribusi yang
didasarkan pada keahlian mereka dalam pembuatan
kebijakan, sambil menjaga jarak dari ranah politik, dan
sedapat mungkin menjaga hirarki struktural dari
pengaruh politik.
umamnoer.com
Netralitas birokrasi
• Netralitas politis birokrasi  birokrasi tidak berpolitik?
Birokrasi tidak boleh berpihak?
• Netralitas politis adalah doktrin yang menuntut para
pelayan publik untuk tidak ikutserta dalam aktivitas yang
mempengaruhi kemampuan dan kapasitas mereka
dalam melaksanakan tugas-tugas melayani masyarakat.
Mereka dituntut untuk netral, tidak berpolitik praktis, dan
tidak memihak pada pihak-pihak manapun. Tujuan
mereka hanyalah untuk melayani masyarakat.
umamnoer.com
Netralitas Birokrasi
1. Politik dan kebijakan terpisah dengan administrasi.
Tugas utama birokrat adalah eksekusi kebijakan.
2. Birokrasi didasarkan pada jasa dan layanan, bukan
pada afiliasi partai.
3. Birokrat tidak terlibat dalam aktivitas partai politik.
4. Birokrat tidak memperlihatkan pandangan pribadi
mereka terhadap kebijakan.
5. Birokrat memberikan saran yang objektif kepada
pengambil kebijakan.
6. Birokrat mengeksekusi kebijakan secara loyal, terlepas
dari opini dan kepentingan pribadi mereka.
umamnoer.com
Membaurkan politik dan administrasi,
bagaimana dengan birokrasi?
• Netralitas birokrasi menghasilkan mentalitas birokrat.
• Berbagai proses dalam perumusan kebijakan tidak lagi
mutlak sepenuhnya politik.  administrator pun ikut
bergabung, termasuk juga akademisi dan praktisi.
• Aktivitas dalam arena pengambilan kebijakan
(Kingsdon): (1) problem articulation, (2) discovery of
policy alternatives, (3) political processes. Ketiga arena
tersebut tidak lagi dilihat sebagai domain utama politik.
umamnoer.com
Membaurkan politik dan administrasi,
bagaimana dengan birokrasi?
• Menghilangnya batasan antara politik dan administrasi
berdampak langsung pada birokrasi. Asumsi bahwa
administrasi tidak terpengaruh politik jelas hanyalah
pepesan kosong.
• Loyalitas birokrasi bisa bergeser sejalan dengan
perubahan politik  peta politik mempengaruhi kinerja
birokrasi.
• Pertanyaannya adalah, apakah birokrasi bisa
mempengaruhi politik?
umamnoer.com
Pengaruh birokrasi pada politik
• Pembuat kebijakan adalah “sekelompok orang tolol yang
hanya tahu mengenai membuat kebijakan”  wewenang
birokrat untuk mengimplementasikan kebijakan.
• Birokrat bebas dari “agenda pribadi”?  birokrat sebagai
“para pembisik”
• Birokrat tidak hanya memberikan saran pada pembuat
kebijakan, namun juga memberikan “tekanan” kepada
pembuat kebijakan, utamanya melalui “interest group”.
umamnoer.com
Politik dan administrasi sebagai
“bounded rationality”
• Prinsip atas rasionalitas yang dituju  pada dasarnya
organisasi berorientasi tujuan, segala hal dilakukan untuk
mencapai tujuan.
• Prinsip adaptasi  beri “waktu” bagi pembuat kebijakan
untuk memahami kompleksitas masalah agar bisa
mencapai tujuan.
• Prinsip ketidakpastian  pada dasarnya setiap keputusan
menghadapi ketidakpastian, maka dibutuhkan kalkulasi
atas seluruh keputusan.
• Prinsip maksimasi hasil (trade-off)  kebijakan diambil di
antara seluruh alternatif yang paling maksimal memberikan
hasil.
umamnoer.com
Benang kusut administrasi dan politik
• Tiga sisi: pengambil kebijakan (kebanyakan politisi yang miskin
pengetahuan dan minim pengalaman), aparatus administrasi
(kebanyakan karir, kaya pengalaman, dan mudah beralih loyalitas),
dan kelompok kepentingan.
• Kelompok kepentingan adalah sisi ketiga yang paling rawan.
Berisikan akademisi, NGO, CSO, pengusaha, dll. Kelompok
kepentingan bisa memberikan legitimasi atau deligitimasi pada
pembuat kebijakan atau aparatus administrasi.
• Ketiga sisi ini berperan penting dalam pengambilan kebijakan dalam
konteks “bounded rationality”  harus diingat bahwa kebijakan tidak
bisa mencla-mencle. Rasionalitas menjadi penting.
umamnoer.com

Contenu connexe

Similaire à Serial Kuliah Ekologi Administrasi #2: Politik, Administrasi, dan Birokrasi

Model model dalam public policy
Model model dalam public policyModel model dalam public policy
Model model dalam public policynurul khaiva
 
Nasrun public policy-revised
Nasrun public policy-revisedNasrun public policy-revised
Nasrun public policy-revisedNasrun Annahar
 
Reformasi administrasi publik
Reformasi administrasi publikReformasi administrasi publik
Reformasi administrasi publikDalias D' Copsis
 
Public-Policy-Revised.ppt
Public-Policy-Revised.pptPublic-Policy-Revised.ppt
Public-Policy-Revised.pptNadiaEunike1
 
Public-Policy-Revised (2).ppt
Public-Policy-Revised (2).pptPublic-Policy-Revised (2).ppt
Public-Policy-Revised (2).pptAmirHamzah90196
 
Administrasi Negara &Public Policy
Administrasi Negara &Public Policy Administrasi Negara &Public Policy
Administrasi Negara &Public Policy Kasmiah Ali
 
MODEL_DALAM_KEBIJAKAN_PUBLIK.pdf
MODEL_DALAM_KEBIJAKAN_PUBLIK.pdfMODEL_DALAM_KEBIJAKAN_PUBLIK.pdf
MODEL_DALAM_KEBIJAKAN_PUBLIK.pdfLindaduil
 
Public Policy dan Administrasi Negara
Public Policy dan Administrasi NegaraPublic Policy dan Administrasi Negara
Public Policy dan Administrasi NegaraKasmiah Ali
 
Dewi hartati kebijakan publik sp
Dewi hartati kebijakan publik spDewi hartati kebijakan publik sp
Dewi hartati kebijakan publik spnurul khaiva
 
Aktor-Aktor-Kebijakan-Publik.docx
Aktor-Aktor-Kebijakan-Publik.docxAktor-Aktor-Kebijakan-Publik.docx
Aktor-Aktor-Kebijakan-Publik.docxdian980016
 
Pelaksanaan dan Pengendalian serta Evaluasi Kinerja Kebijakan
Pelaksanaan dan Pengendalian serta Evaluasi Kinerja Kebijakan Pelaksanaan dan Pengendalian serta Evaluasi Kinerja Kebijakan
Pelaksanaan dan Pengendalian serta Evaluasi Kinerja Kebijakan Dadang Solihin
 
Manajemen strategis pada pemerintah daerah
Manajemen strategis pada pemerintah daerahManajemen strategis pada pemerintah daerah
Manajemen strategis pada pemerintah daerahArief H
 
analisi kebijakan pendidikan: teori proses kebijakan publik
analisi kebijakan pendidikan: teori proses kebijakan publikanalisi kebijakan pendidikan: teori proses kebijakan publik
analisi kebijakan pendidikan: teori proses kebijakan publikAfif Alfianto
 
reformasiadministrasipublik-140412035003-phpapp02.pptx
reformasiadministrasipublik-140412035003-phpapp02.pptxreformasiadministrasipublik-140412035003-phpapp02.pptx
reformasiadministrasipublik-140412035003-phpapp02.pptxpikipardede1
 
Presentasi kebijakan publik.pptx
Presentasi kebijakan publik.pptxPresentasi kebijakan publik.pptx
Presentasi kebijakan publik.pptxPoinid
 

Similaire à Serial Kuliah Ekologi Administrasi #2: Politik, Administrasi, dan Birokrasi (20)

Model model dalam public policy
Model model dalam public policyModel model dalam public policy
Model model dalam public policy
 
Nasrun public policy-revised
Nasrun public policy-revisedNasrun public policy-revised
Nasrun public policy-revised
 
Reformasi administrasi publik
Reformasi administrasi publikReformasi administrasi publik
Reformasi administrasi publik
 
Public-Policy-Revised.ppt
Public-Policy-Revised.pptPublic-Policy-Revised.ppt
Public-Policy-Revised.ppt
 
Public-Policy-Revised (2).ppt
Public-Policy-Revised (2).pptPublic-Policy-Revised (2).ppt
Public-Policy-Revised (2).ppt
 
Public-Policy-Revised.ppt
Public-Policy-Revised.pptPublic-Policy-Revised.ppt
Public-Policy-Revised.ppt
 
Public Policy
Public PolicyPublic Policy
Public Policy
 
Administrasi Negara &Public Policy
Administrasi Negara &Public Policy Administrasi Negara &Public Policy
Administrasi Negara &Public Policy
 
Aktor_Kebijakan.ppt
Aktor_Kebijakan.pptAktor_Kebijakan.ppt
Aktor_Kebijakan.ppt
 
118276795 etika-pemerintahan-1
118276795 etika-pemerintahan-1118276795 etika-pemerintahan-1
118276795 etika-pemerintahan-1
 
MODEL_DALAM_KEBIJAKAN_PUBLIK.pdf
MODEL_DALAM_KEBIJAKAN_PUBLIK.pdfMODEL_DALAM_KEBIJAKAN_PUBLIK.pdf
MODEL_DALAM_KEBIJAKAN_PUBLIK.pdf
 
Public Policy dan Administrasi Negara
Public Policy dan Administrasi NegaraPublic Policy dan Administrasi Negara
Public Policy dan Administrasi Negara
 
Dewi hartati kebijakan publik sp
Dewi hartati kebijakan publik spDewi hartati kebijakan publik sp
Dewi hartati kebijakan publik sp
 
Etika sektor publik
Etika sektor publikEtika sektor publik
Etika sektor publik
 
Aktor-Aktor-Kebijakan-Publik.docx
Aktor-Aktor-Kebijakan-Publik.docxAktor-Aktor-Kebijakan-Publik.docx
Aktor-Aktor-Kebijakan-Publik.docx
 
Pelaksanaan dan Pengendalian serta Evaluasi Kinerja Kebijakan
Pelaksanaan dan Pengendalian serta Evaluasi Kinerja Kebijakan Pelaksanaan dan Pengendalian serta Evaluasi Kinerja Kebijakan
Pelaksanaan dan Pengendalian serta Evaluasi Kinerja Kebijakan
 
Manajemen strategis pada pemerintah daerah
Manajemen strategis pada pemerintah daerahManajemen strategis pada pemerintah daerah
Manajemen strategis pada pemerintah daerah
 
analisi kebijakan pendidikan: teori proses kebijakan publik
analisi kebijakan pendidikan: teori proses kebijakan publikanalisi kebijakan pendidikan: teori proses kebijakan publik
analisi kebijakan pendidikan: teori proses kebijakan publik
 
reformasiadministrasipublik-140412035003-phpapp02.pptx
reformasiadministrasipublik-140412035003-phpapp02.pptxreformasiadministrasipublik-140412035003-phpapp02.pptx
reformasiadministrasipublik-140412035003-phpapp02.pptx
 
Presentasi kebijakan publik.pptx
Presentasi kebijakan publik.pptxPresentasi kebijakan publik.pptx
Presentasi kebijakan publik.pptx
 

Dernier

RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...Kanaidi ken
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"baimmuhammad71
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanAdePutraTunggali
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxDEAAYUANGGREANI
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxMOHDAZLANBINALIMoe
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...pipinafindraputri1
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfIwanSumantri7
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptAlfandoWibowo2
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxriscacriswanda
 
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptannanurkhasanah2
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxrizalhabib4
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfAkhyar33
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...MuhammadSyamsuryadiS
 

Dernier (20)

RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
 

Serial Kuliah Ekologi Administrasi #2: Politik, Administrasi, dan Birokrasi

  • 1. Politik, Administrasi, dan Birokrasi KHAERUL UMAM NOER SAP 2. SPS MIA UMJ umamnoer.com
  • 2. 4 paradigma administrasi • Administrasi terpisah dari politik, di mana titik beratnya adalah legal-prosedural. Dinamika politik tidak berpengaruh pada administrasi, dan sebaliknya. Administrasi sepenuhnya bertujuan untuk melayani dan implementasi kebijakan. • Administrasi adalah sub-ordinat dari politik, di mana administrasi menjadi “pendukung” fungsi politik dari sebuah sistem politik. Pengambil kebijakan akan memberikan wewenang kepada administrator untuk mengimplementasikan kebijakan tersebut umamnoer.com
  • 3. 4 paradigma administrasi • Administasi bertujuan untuk meningkatkan “scientific content” dalam proses politik dan perumusan kebijakan. Asumsinya: hanya dengan menggunakan “policy science” dan “policy analysis” dalam pembuatan kebijakan, sehingga “irrationality of politics” dapat dikurangi secara perlahan. • Administrasi berkontribusi ke politik dengan efisiensi dalam implementasi kebijakan. Fokus utamanya lebih pada alasan kalkulasi ekonomis, yakni efisiensi akan menekan biaya, baik dalam proses perumusan maupun implementasi. umamnoer.com
  • 4. Memisahkan administrasi dan politik? • Kemunculan dikotomi ini pada era sebelum PD II  Woodrow Wilson dan Max Weber • Ada dua alasan: (1) baik Wilson, Goodnow, dan Weber merujuk pada “British Parliamentary System”, di mana nilai-nilai dari netralitas politik dari administrator (civil servant) dikombinasikan dengan doktrin mengenai tanggungjawab pemerintah. (2) dikotomi ini muncul dalam era kebangkitan partai politik modern. Asumsinya, kebangkitan partai politik modern akan membawa “efek negatif” pada pelaksanaan tugas administrator. umamnoer.com
  • 5. Memisahkan administrasi dan politik? • Dikotomi antara administrasi dan politik tidak lepas dari model fungsional, yang melihat bahwa masing-masing pihak memiliki fungsinya sendiri-sendiri  4 fungsi dasar: penyusunan agenda, formulasi kebijakan, implementasi, dan evaluasi. • Perspektif tradisional melihat dikotomi, bahwa administrasi berfokus pada pelaksanaan kebijakan, yang wewenang untuk itu diberikan oleh pembuatan kebijakan. Di luar wewenang tersebut, administrator memiliki kewenangan yang amat terbatas, utamanya dalam implementasi dan evaluasi. umamnoer.com
  • 6. Memisahkan administrasi dan politik? • Aktivitas administrasi bisa bersifat aktif, langsung, dan jelas dalam hal implementasi kebijakan. Mungkin saja administrator memiliki kewenangan lebih, namun itu karena pembuat kebijakan memilih untuk meminta pertimbangan administrator. • Ada kemungkinan lain, bahwa pembuat kebijakan (politik) berbagi dengan administrasi, yakni dalam hal menentukan tujuan (umumnya politik), membuat kebijakan (campuran), mengatur kebijakan (campuran), dan pelaksanaan kebijakan (umumnya administrasi). umamnoer.com
  • 7. Memisahkan administrasi dan politik? • Karena administrasi tidak memiliki akses selain pada implementasi, maka administrator dibebankan tugas- tugas untuk mendetailkan legislasi, mendefinisikan program, menentukan level performa, dan mengujicobakan berbagai komponen penilaian. • Gambaran umumnya: administrasi memiliki kebebasan dalam implementasi, yang didasarkan pada delegasi wewenang, namun tidak memiliki kebebasan dan dalam fungsi lainnya. umamnoer.com
  • 8. Pertanyaan dan konsekuensi • Jika administrator dan politisi (pembuat kebijakan) tidak terpisah secara fungsi, bagaimana membedakan dua ranah, bagi politik dan administrasi? Jika administrator secara sadar masuk dalam ranah penyusunan agenda kebijakan dan formulasi kebijakan, apakah mereka “masuk” ke dalam ranah politik? • Karena wewenang yang dimiliki oleh administrator sangat terbatas, maka administrator kehilangan kemampuannya untuk “berimprovisasi”. • Sering terjadi saling lempar tanggungjawab ketika sebuah kebijakan bermasalah. Pembuat kebijakan berdalih kalau mereka hanya membuat, sedangkan administrator berdalih kalau mereka hanya mengimplementasikan. umamnoer.com
  • 9. Membaurkan politik dan administrasi, bagaimana dengan birokrasi? • Dalam dikotomi antara politik dan administrasi, birokrasi ditujukan untuk melayani sepenuhnya kepentingan masyarakat. • Tujuan dari administrator (birokrat) adalah untuk menyediakan “kompetensi netral” dalam implementasi kebijakan, bahwa administrasi berada di luar ranah politik. • Dikotomi ini nyata gagal dalam banyak negara, dan berdampak pula pada birokrasi. umamnoer.com
  • 10. “Kompetensi Netral” • Kompetensi netral atau neutral competence adalah prasyarat mutlak dalam birokrasi (setidaknya menurut versi dikotomi).  Kompetensi netral meliputi tiga aspek: keahlian, netralitas, dan hirarki. • Bahwa administrator membuat kontribusi yang didasarkan pada keahlian mereka dalam pembuatan kebijakan, sambil menjaga jarak dari ranah politik, dan sedapat mungkin menjaga hirarki struktural dari pengaruh politik. umamnoer.com
  • 11. Netralitas birokrasi • Netralitas politis birokrasi  birokrasi tidak berpolitik? Birokrasi tidak boleh berpihak? • Netralitas politis adalah doktrin yang menuntut para pelayan publik untuk tidak ikutserta dalam aktivitas yang mempengaruhi kemampuan dan kapasitas mereka dalam melaksanakan tugas-tugas melayani masyarakat. Mereka dituntut untuk netral, tidak berpolitik praktis, dan tidak memihak pada pihak-pihak manapun. Tujuan mereka hanyalah untuk melayani masyarakat. umamnoer.com
  • 12. Netralitas Birokrasi 1. Politik dan kebijakan terpisah dengan administrasi. Tugas utama birokrat adalah eksekusi kebijakan. 2. Birokrasi didasarkan pada jasa dan layanan, bukan pada afiliasi partai. 3. Birokrat tidak terlibat dalam aktivitas partai politik. 4. Birokrat tidak memperlihatkan pandangan pribadi mereka terhadap kebijakan. 5. Birokrat memberikan saran yang objektif kepada pengambil kebijakan. 6. Birokrat mengeksekusi kebijakan secara loyal, terlepas dari opini dan kepentingan pribadi mereka. umamnoer.com
  • 13. Membaurkan politik dan administrasi, bagaimana dengan birokrasi? • Netralitas birokrasi menghasilkan mentalitas birokrat. • Berbagai proses dalam perumusan kebijakan tidak lagi mutlak sepenuhnya politik.  administrator pun ikut bergabung, termasuk juga akademisi dan praktisi. • Aktivitas dalam arena pengambilan kebijakan (Kingsdon): (1) problem articulation, (2) discovery of policy alternatives, (3) political processes. Ketiga arena tersebut tidak lagi dilihat sebagai domain utama politik. umamnoer.com
  • 14. Membaurkan politik dan administrasi, bagaimana dengan birokrasi? • Menghilangnya batasan antara politik dan administrasi berdampak langsung pada birokrasi. Asumsi bahwa administrasi tidak terpengaruh politik jelas hanyalah pepesan kosong. • Loyalitas birokrasi bisa bergeser sejalan dengan perubahan politik  peta politik mempengaruhi kinerja birokrasi. • Pertanyaannya adalah, apakah birokrasi bisa mempengaruhi politik? umamnoer.com
  • 15. Pengaruh birokrasi pada politik • Pembuat kebijakan adalah “sekelompok orang tolol yang hanya tahu mengenai membuat kebijakan”  wewenang birokrat untuk mengimplementasikan kebijakan. • Birokrat bebas dari “agenda pribadi”?  birokrat sebagai “para pembisik” • Birokrat tidak hanya memberikan saran pada pembuat kebijakan, namun juga memberikan “tekanan” kepada pembuat kebijakan, utamanya melalui “interest group”. umamnoer.com
  • 16. Politik dan administrasi sebagai “bounded rationality” • Prinsip atas rasionalitas yang dituju  pada dasarnya organisasi berorientasi tujuan, segala hal dilakukan untuk mencapai tujuan. • Prinsip adaptasi  beri “waktu” bagi pembuat kebijakan untuk memahami kompleksitas masalah agar bisa mencapai tujuan. • Prinsip ketidakpastian  pada dasarnya setiap keputusan menghadapi ketidakpastian, maka dibutuhkan kalkulasi atas seluruh keputusan. • Prinsip maksimasi hasil (trade-off)  kebijakan diambil di antara seluruh alternatif yang paling maksimal memberikan hasil. umamnoer.com
  • 17. Benang kusut administrasi dan politik • Tiga sisi: pengambil kebijakan (kebanyakan politisi yang miskin pengetahuan dan minim pengalaman), aparatus administrasi (kebanyakan karir, kaya pengalaman, dan mudah beralih loyalitas), dan kelompok kepentingan. • Kelompok kepentingan adalah sisi ketiga yang paling rawan. Berisikan akademisi, NGO, CSO, pengusaha, dll. Kelompok kepentingan bisa memberikan legitimasi atau deligitimasi pada pembuat kebijakan atau aparatus administrasi. • Ketiga sisi ini berperan penting dalam pengambilan kebijakan dalam konteks “bounded rationality”  harus diingat bahwa kebijakan tidak bisa mencla-mencle. Rasionalitas menjadi penting. umamnoer.com