SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  19
Administrasi, Pasar,
dan Ekonomi
SAP 3 MIA PPS UMJ
1
perselingkuhan administrasi dan ekonomi
• Administrasi sebagai “sistem” tidak akan berjalan
tanpa adanya administrator sebagai “pelaksana”.
• Implementasi administrasi publik tidak dapat
dilepaskan dari konteks lokal, nasional, regional,
dan internasional.
• Jalinan konteks-konteks tersebut terletak pada
dimensi ekonomi.
2
administrasi publik bukan ekonomi!!
1. Administrasi publik bersifat preskriptif – identifikasi
dari peraturan normatif untuk para pengambil
kebijakan yang akan menuntut mereka untuk
mengambil keputusan yang menyangkut semua
pihak.
Sedangkan ekonomi bersifat prediktif –
indentifikasi dari persoalan yang dihadapi oleh
pengambil kebijakan. Administrator memecahkan
masalah, ekonom menjelaskan pilihan-pilihan.
3
administrasi publik bukan ekonomi!!
2. Ekonomi bersifat a priori, disipilin teoritik.
Administrasi publik berhubungan dengan
“pragmatic reform”. Ekonom membangun logika
deduktif atas persoalan, sedangkan administrator
berkaitan dengan persoalan nyata.
Ekonom lebih memilih model “rational choice”
yang bersifat konklusif  semua hal benar
(prediktif). Administrator memiliki pilihan yang
lebih sedikit  masalah harus diselesaikan segera.
4
liberal versus konservatif
• Dua “ideology” (action oriented model of people
and society ) melihat hubungan antara administrasi
publik dan ekonomi  administrasi tidak dapat
lepas dari dinamika ekonomi.
• Dua asumsi: 1. ideologi mempengaruhi administrasi
dalam pengambilan keputusan; 2. Ideologi selalu
bergerak seiring faktor yang secara inheren ada di
sekitar administrasi
5
liberal versus konservatif
• Dua ideologi ini bermain dalam perencaan,
pengambilan keputusan, dan implementasi.
• Secara inheren ada di dalam diri pengambil
kebijakan, birokrasi, kelompok kepentingan,
dan konstituen.
• Kritik utama ideologi pada administrasi adalah
ideologi diletakkan sebagai sistem kepercayaan
yang tidak terkait dengan realitas 
Marhaenisme, kerakyatan, nawacita, dll. 6
pilih mana, liberal atau konservatif?
• Masing-masing memiliki “supporting system” dan
“supporting group”.
• Pengambil kebijakan harus melihat tiga alternatif:
(1) melihat kebijakan masa lalu dan efeknya, (2)
berspekulasi tentang masa depan, dan (3)
mengambil pelajaran dari tempat lain.
• Tentu saja ada pilihan keempat: bertahan pada
ideologi terlepas dari ketidakpuasan atau
ketidakmampuan ideologi tersebut mencapai
sasarannya 7
cara liberal: ekonomi  administrasi
• Pendekatan liberal menitikberatkan pada
kepentingan ekonomi dan pasar.
• Pendekatannya adalah akses seluas-luasnya
terhadap “public goods” oleh individu  individu
menjadi sejahtera (melalui perdagangan dan
entrepeneurship) yang kemudian mendorong
masyarakat lebih sejahtera.
• Pasar menjadi kata kunci penting  pasar berjalan,
maka intervensi pemerintah tidak dibutuhkan
 invisible hand (Adam Smith) 8
cara liberal: ekonomi  administrasi
• Pasar mendorong terciptanya industri  kue
pembangunan dibagi-antar wilayah.
• Dalam kondisi ini, setiap usaha pemerintah
ditujukan untuk mendorong berkembangnya
pasar dan industri
• Asumsinya, ketika ekonomi digenjot, industri
tumbuh, pasar domestik berkembang, maka
kesejahteraan akan “menetes”  trickle down
effect 9
ilusi trickle downeffect
• Pertama kali dikeluarkan oleh Ronald Reagen pada 1981, di mana dia
mengumumkan pemotongan pajak besar– besaran bagi orang kaya,
suatu keistimewaan yang dia klaim akan “merembes” ke seluruh rakyat.
• Menempatkan orang berpunya sebagai ujung tanduk pembangunan
perekonomian. Kapasitas ekonomi mereka ditingkatkan, dengan
memberikan kemudahan pendanaan, membangun sarana dan
infrastruktur untuk mendukung bisnis mereka
• Dengan dibukanya akses dan pendanaan secara menyeluruh terhadap
segala aktivitas, maka investasi domestik diharapkan akan berjalan dan
berlipat dengan semakin gencarnya fokus pada sektor bisnis
infrastruktur serta pasar keuangan.
• Pada gilirannya skema ini akan menciptakan sebuah struktur kapasitas
produksi yang meningkat. Produksi yang menggeliat akan menggiring
harga-harga pada tingkat yang lebih rendah dan menciptakan lapangan
kerja untuk para kelas menengah dan menengah bawah.
10
globalisation of nothingness
• Trickle down effect hanya bisa terjadi melalui
korporasi  persinggungan dengan globalisasi
• Faktor pendorong: akumulasi surplus, produksi dan
penjualan global, ekspansi industri, penurunan
pasar domestik, inovasi, peningkatan keinginan
konsumen, dan global state/global village.
• Dunia tanpa batas
11
efeksamping globalisasi
• Penguatan organisasi pemerintahan supraterritorial (IMF, Bank
Dunia, dan WTO) yang keputusan dan kode etiknya mengikat
atas negara-negara  mempengaruhi sistem administrasi.
• Peningkatan saling ketergantungan di antara negara-negara
modern untuk menangani isu-isu teritorial dan supraterritorial
dan untuk mencari kerja sama untuk sejumlah hal-hal
kepentingan umum.
• Pengunaan informasi untuk menjalan semua fungsi pemerintahan
(meski untuk negara kurang berkembang akan selalu
ketinggalan)
• Meningkatnya peran pemerintah sebagai mitra dan promotor
dengan sektor swasta (meskipun dengan mengorbankan
kebutuhan publik)
• Pergeseran dari “welfare state” ke “corporate state” 12
corporate state nightmare: market failure
• Persoalan utamanya adalah, pada corporate state, maka
seluruh kebijakan ditujukan untuk menopang pasar.
• Sensitif terhadap “market failure”: asumsinya, pasar
memiliki seperangkat aturan untuk memproduksi dan
distribusi barang. Terkadang terjadi “konsleting” sehingga
terjadi “market failure”, untuk mengatasi ini, maka
dibutuhkan intervensi pemerintah untuk mendorong
kembali pasar agar kembali bergerak.
• Intervensi pemerintah: pemotongan pajak (bahkan tax
holiday), insentif, kemudahan perizinan dll.
13
cara konsevatif: administrasi  ekonomi
• Kritik terhadap kegagalan “invisible hand” dan
“trickle down effect”  mendorong konglomerasi.
Alih-alih kapital menyebar, justru berkumpul.
Kesejahteraan cuma jadi mimpi di siang bolong.
• Persoalan yang muncul dari mantra sakti bernama
GLOBALISASI
14
implikasi mantra globalisasi
1. Pergeseran ruang publik-privat, konglomerasi
korporasi.
2. Pergeseran dari “civil administration” to “non-civil
administration”, terutama dengan masuknya
korporasi ke dalam sistem administrasi.
3. “less is more”, lebih sedikit orang dengan lebih
banyak tugas.
4. Profesionalisme birokrasi
5. Privatisasi versus nasionalisasi aset strategis.
6. Menyusutnya kontrol pemerintah di tingkat lokal
15
mantra utama konsevatif
• Tolak “government failure” (masalah akuntabilitas,
kegagalan implementasi program, disfungsi
kontrol, belanja pemerintah, dll).
• Naikkan pajak, buka ruang bagi industri kecil dan
menengah, insentif bagi pengusaha kecil, subsidi
bagi masyarakat bawah.
• Semua kebijakan pemerintah harus didasarkan
pada “kebutuhan masyarakat”.
16
lebih ketat, lebih baik
• Gaya konservatif dalam fiskal menganjurkan
menghindari pengeluaran defisit, pengurangan
belanja pemerintah secara keseluruhan,
pengurangan utang nasional, dan memastikan
anggaran berimbang.
• sistem pay-as-you-go (pembayaran sesuai dengan
pembelanjaan), perdagangan bebas yang lebih
bertanggungjawab, deregulasi ekonomi, pajak
yang lebih rendah, dan pengetatan sektor belanja.
17
konservatisme administrasi
• Pemerintah harus lebih banyak mengambil peran
 intervensi sedapat mungkin dihindari guna
menghemat fiskal.
• Partisipasi masyarakat lebih ditingkatkan 
kebijakan ditujukan bagi kepentingan masyarakat
luas.
• Pemberian subsidi, jaminan kesejahteraan.
18
liberal versus konservatif
• Adalah mustahil bagi pengambil kebijakan untuk
berada di satu kutub ekstrem.
• Pertemuan antara dua ideologi dalam membentuk
administrasi publik adalah ruang diskursus yang
selalu berubah.
• Bagaimana posisi pemerintah sangat bergantung
pada pengambil kebijakan, birokrasi, kelompok
kepentingan, dan masyarakat umum.
19

Contenu connexe

Similaire à ADMINPUB_EKON

Hukum Perdagangan Internasional Mahasiswa Maret 2020.ppt
Hukum Perdagangan Internasional Mahasiswa Maret 2020.pptHukum Perdagangan Internasional Mahasiswa Maret 2020.ppt
Hukum Perdagangan Internasional Mahasiswa Maret 2020.pptYusrilMahendra46
 
P2-Fungsi-Pemerintah.pdf
P2-Fungsi-Pemerintah.pdfP2-Fungsi-Pemerintah.pdf
P2-Fungsi-Pemerintah.pdfDesryDess
 
Peran ekonomi pemerintah
Peran ekonomi pemerintahPeran ekonomi pemerintah
Peran ekonomi pemerintahSiti Sahati
 
Ppt masalah ekonomi dan sistem pengaturan perekonomian
Ppt masalah ekonomi dan sistem pengaturan perekonomianPpt masalah ekonomi dan sistem pengaturan perekonomian
Ppt masalah ekonomi dan sistem pengaturan perekonomianalexmendrofa
 
9. sistem ekonomi x iis1 stc1
9. sistem ekonomi x iis1 stc19. sistem ekonomi x iis1 stc1
9. sistem ekonomi x iis1 stc1Antonius Suranto
 
Ekonomi Makro - 2 (Teori Pertumbuhan).pptx
Ekonomi Makro - 2 (Teori Pertumbuhan).pptxEkonomi Makro - 2 (Teori Pertumbuhan).pptx
Ekonomi Makro - 2 (Teori Pertumbuhan).pptxRahmadKhadafi2
 
Keuangan publik
Keuangan publikKeuangan publik
Keuangan publikAry Efendi
 
Kebijakan makro ekonomi kel 2 DIV STAN 8B BPKP 2013/2014
Kebijakan makro ekonomi kel 2 DIV STAN 8B BPKP 2013/2014Kebijakan makro ekonomi kel 2 DIV STAN 8B BPKP 2013/2014
Kebijakan makro ekonomi kel 2 DIV STAN 8B BPKP 2013/2014Mulyadi Yusuf
 
Ek302 121074-838-2
Ek302 121074-838-2Ek302 121074-838-2
Ek302 121074-838-2budionoutomo
 
Beberapa argumen yang mendukung dan menolak perencanaan ok
Beberapa argumen yang mendukung dan menolak perencanaan okBeberapa argumen yang mendukung dan menolak perencanaan ok
Beberapa argumen yang mendukung dan menolak perencanaan okandreaskokok
 
Dependency theory (Vincent Ferarro)
Dependency theory (Vincent Ferarro)Dependency theory (Vincent Ferarro)
Dependency theory (Vincent Ferarro)Mayang Dea
 
Bahan Ajar Sistem Eko.Powerpoint.03
Bahan Ajar Sistem Eko.Powerpoint.03Bahan Ajar Sistem Eko.Powerpoint.03
Bahan Ajar Sistem Eko.Powerpoint.03Daryono Soebagiyo
 
Sistem ekonomi indonesia
Sistem ekonomi indonesiaSistem ekonomi indonesia
Sistem ekonomi indonesiaifat fatiroh
 
Ilmu ekonomi dan pembangunan
Ilmu ekonomi dan pembangunanIlmu ekonomi dan pembangunan
Ilmu ekonomi dan pembangunanDesva Ariasanti
 
UNSUR-UNSUR POKOK DALAM KEBIJAKAN PEMBANGUNAN
UNSUR-UNSUR POKOK DALAM KEBIJAKAN PEMBANGUNANUNSUR-UNSUR POKOK DALAM KEBIJAKAN PEMBANGUNAN
UNSUR-UNSUR POKOK DALAM KEBIJAKAN PEMBANGUNANDorii Listypeach
 

Similaire à ADMINPUB_EKON (20)

Hukum Perdagangan Internasional Mahasiswa Maret 2020.ppt
Hukum Perdagangan Internasional Mahasiswa Maret 2020.pptHukum Perdagangan Internasional Mahasiswa Maret 2020.ppt
Hukum Perdagangan Internasional Mahasiswa Maret 2020.ppt
 
P2-Fungsi-Pemerintah.pdf
P2-Fungsi-Pemerintah.pdfP2-Fungsi-Pemerintah.pdf
P2-Fungsi-Pemerintah.pdf
 
Peran ekonomi pemerintah
Peran ekonomi pemerintahPeran ekonomi pemerintah
Peran ekonomi pemerintah
 
Spia 02
Spia 02Spia 02
Spia 02
 
Ppt masalah ekonomi dan sistem pengaturan perekonomian
Ppt masalah ekonomi dan sistem pengaturan perekonomianPpt masalah ekonomi dan sistem pengaturan perekonomian
Ppt masalah ekonomi dan sistem pengaturan perekonomian
 
9. sistem ekonomi x iis1 stc1
9. sistem ekonomi x iis1 stc19. sistem ekonomi x iis1 stc1
9. sistem ekonomi x iis1 stc1
 
Perbezaan Antara Sistem Ekonomi Islam vs Ekonomi Konvensional
Perbezaan Antara Sistem Ekonomi Islam vs Ekonomi KonvensionalPerbezaan Antara Sistem Ekonomi Islam vs Ekonomi Konvensional
Perbezaan Antara Sistem Ekonomi Islam vs Ekonomi Konvensional
 
Ekonomi Makro - 2 (Teori Pertumbuhan).pptx
Ekonomi Makro - 2 (Teori Pertumbuhan).pptxEkonomi Makro - 2 (Teori Pertumbuhan).pptx
Ekonomi Makro - 2 (Teori Pertumbuhan).pptx
 
Makalah ekonomi teknik 1
Makalah ekonomi teknik 1Makalah ekonomi teknik 1
Makalah ekonomi teknik 1
 
Keuangan publik
Keuangan publikKeuangan publik
Keuangan publik
 
Kebijakan makro ekonomi kel 2 DIV STAN 8B BPKP 2013/2014
Kebijakan makro ekonomi kel 2 DIV STAN 8B BPKP 2013/2014Kebijakan makro ekonomi kel 2 DIV STAN 8B BPKP 2013/2014
Kebijakan makro ekonomi kel 2 DIV STAN 8B BPKP 2013/2014
 
Ek302 121074-838-2
Ek302 121074-838-2Ek302 121074-838-2
Ek302 121074-838-2
 
Beberapa argumen yang mendukung dan menolak perencanaan ok
Beberapa argumen yang mendukung dan menolak perencanaan okBeberapa argumen yang mendukung dan menolak perencanaan ok
Beberapa argumen yang mendukung dan menolak perencanaan ok
 
Dependency theory (Vincent Ferarro)
Dependency theory (Vincent Ferarro)Dependency theory (Vincent Ferarro)
Dependency theory (Vincent Ferarro)
 
Bahan Ajar Sistem Eko.Powerpoint.03
Bahan Ajar Sistem Eko.Powerpoint.03Bahan Ajar Sistem Eko.Powerpoint.03
Bahan Ajar Sistem Eko.Powerpoint.03
 
Cerita tentang 4 sistem ekonomi
Cerita tentang 4 sistem ekonomiCerita tentang 4 sistem ekonomi
Cerita tentang 4 sistem ekonomi
 
Sistem ekonomi indonesia
Sistem ekonomi indonesiaSistem ekonomi indonesia
Sistem ekonomi indonesia
 
Sistem Ekonomi
Sistem EkonomiSistem Ekonomi
Sistem Ekonomi
 
Ilmu ekonomi dan pembangunan
Ilmu ekonomi dan pembangunanIlmu ekonomi dan pembangunan
Ilmu ekonomi dan pembangunan
 
UNSUR-UNSUR POKOK DALAM KEBIJAKAN PEMBANGUNAN
UNSUR-UNSUR POKOK DALAM KEBIJAKAN PEMBANGUNANUNSUR-UNSUR POKOK DALAM KEBIJAKAN PEMBANGUNAN
UNSUR-UNSUR POKOK DALAM KEBIJAKAN PEMBANGUNAN
 

Dernier

Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfGugunGunawan93
 
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfPPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfNatasyaA11
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptxwongcp2
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKARenoMardhatillahS
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxg66527130
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfWahyudinST
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2noviamaiyanti
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdfWahyudinST
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptNabilahKhairunnisa6
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxssuser0239c1
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaEzraCalva
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxKonflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxintansidauruk2
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSyudi_alfian
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdfsandi625870
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.aechacha366
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 

Dernier (20)

Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
 
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfPPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxKonflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 

ADMINPUB_EKON

  • 2. perselingkuhan administrasi dan ekonomi • Administrasi sebagai “sistem” tidak akan berjalan tanpa adanya administrator sebagai “pelaksana”. • Implementasi administrasi publik tidak dapat dilepaskan dari konteks lokal, nasional, regional, dan internasional. • Jalinan konteks-konteks tersebut terletak pada dimensi ekonomi. 2
  • 3. administrasi publik bukan ekonomi!! 1. Administrasi publik bersifat preskriptif – identifikasi dari peraturan normatif untuk para pengambil kebijakan yang akan menuntut mereka untuk mengambil keputusan yang menyangkut semua pihak. Sedangkan ekonomi bersifat prediktif – indentifikasi dari persoalan yang dihadapi oleh pengambil kebijakan. Administrator memecahkan masalah, ekonom menjelaskan pilihan-pilihan. 3
  • 4. administrasi publik bukan ekonomi!! 2. Ekonomi bersifat a priori, disipilin teoritik. Administrasi publik berhubungan dengan “pragmatic reform”. Ekonom membangun logika deduktif atas persoalan, sedangkan administrator berkaitan dengan persoalan nyata. Ekonom lebih memilih model “rational choice” yang bersifat konklusif  semua hal benar (prediktif). Administrator memiliki pilihan yang lebih sedikit  masalah harus diselesaikan segera. 4
  • 5. liberal versus konservatif • Dua “ideology” (action oriented model of people and society ) melihat hubungan antara administrasi publik dan ekonomi  administrasi tidak dapat lepas dari dinamika ekonomi. • Dua asumsi: 1. ideologi mempengaruhi administrasi dalam pengambilan keputusan; 2. Ideologi selalu bergerak seiring faktor yang secara inheren ada di sekitar administrasi 5
  • 6. liberal versus konservatif • Dua ideologi ini bermain dalam perencaan, pengambilan keputusan, dan implementasi. • Secara inheren ada di dalam diri pengambil kebijakan, birokrasi, kelompok kepentingan, dan konstituen. • Kritik utama ideologi pada administrasi adalah ideologi diletakkan sebagai sistem kepercayaan yang tidak terkait dengan realitas  Marhaenisme, kerakyatan, nawacita, dll. 6
  • 7. pilih mana, liberal atau konservatif? • Masing-masing memiliki “supporting system” dan “supporting group”. • Pengambil kebijakan harus melihat tiga alternatif: (1) melihat kebijakan masa lalu dan efeknya, (2) berspekulasi tentang masa depan, dan (3) mengambil pelajaran dari tempat lain. • Tentu saja ada pilihan keempat: bertahan pada ideologi terlepas dari ketidakpuasan atau ketidakmampuan ideologi tersebut mencapai sasarannya 7
  • 8. cara liberal: ekonomi  administrasi • Pendekatan liberal menitikberatkan pada kepentingan ekonomi dan pasar. • Pendekatannya adalah akses seluas-luasnya terhadap “public goods” oleh individu  individu menjadi sejahtera (melalui perdagangan dan entrepeneurship) yang kemudian mendorong masyarakat lebih sejahtera. • Pasar menjadi kata kunci penting  pasar berjalan, maka intervensi pemerintah tidak dibutuhkan  invisible hand (Adam Smith) 8
  • 9. cara liberal: ekonomi  administrasi • Pasar mendorong terciptanya industri  kue pembangunan dibagi-antar wilayah. • Dalam kondisi ini, setiap usaha pemerintah ditujukan untuk mendorong berkembangnya pasar dan industri • Asumsinya, ketika ekonomi digenjot, industri tumbuh, pasar domestik berkembang, maka kesejahteraan akan “menetes”  trickle down effect 9
  • 10. ilusi trickle downeffect • Pertama kali dikeluarkan oleh Ronald Reagen pada 1981, di mana dia mengumumkan pemotongan pajak besar– besaran bagi orang kaya, suatu keistimewaan yang dia klaim akan “merembes” ke seluruh rakyat. • Menempatkan orang berpunya sebagai ujung tanduk pembangunan perekonomian. Kapasitas ekonomi mereka ditingkatkan, dengan memberikan kemudahan pendanaan, membangun sarana dan infrastruktur untuk mendukung bisnis mereka • Dengan dibukanya akses dan pendanaan secara menyeluruh terhadap segala aktivitas, maka investasi domestik diharapkan akan berjalan dan berlipat dengan semakin gencarnya fokus pada sektor bisnis infrastruktur serta pasar keuangan. • Pada gilirannya skema ini akan menciptakan sebuah struktur kapasitas produksi yang meningkat. Produksi yang menggeliat akan menggiring harga-harga pada tingkat yang lebih rendah dan menciptakan lapangan kerja untuk para kelas menengah dan menengah bawah. 10
  • 11. globalisation of nothingness • Trickle down effect hanya bisa terjadi melalui korporasi  persinggungan dengan globalisasi • Faktor pendorong: akumulasi surplus, produksi dan penjualan global, ekspansi industri, penurunan pasar domestik, inovasi, peningkatan keinginan konsumen, dan global state/global village. • Dunia tanpa batas 11
  • 12. efeksamping globalisasi • Penguatan organisasi pemerintahan supraterritorial (IMF, Bank Dunia, dan WTO) yang keputusan dan kode etiknya mengikat atas negara-negara  mempengaruhi sistem administrasi. • Peningkatan saling ketergantungan di antara negara-negara modern untuk menangani isu-isu teritorial dan supraterritorial dan untuk mencari kerja sama untuk sejumlah hal-hal kepentingan umum. • Pengunaan informasi untuk menjalan semua fungsi pemerintahan (meski untuk negara kurang berkembang akan selalu ketinggalan) • Meningkatnya peran pemerintah sebagai mitra dan promotor dengan sektor swasta (meskipun dengan mengorbankan kebutuhan publik) • Pergeseran dari “welfare state” ke “corporate state” 12
  • 13. corporate state nightmare: market failure • Persoalan utamanya adalah, pada corporate state, maka seluruh kebijakan ditujukan untuk menopang pasar. • Sensitif terhadap “market failure”: asumsinya, pasar memiliki seperangkat aturan untuk memproduksi dan distribusi barang. Terkadang terjadi “konsleting” sehingga terjadi “market failure”, untuk mengatasi ini, maka dibutuhkan intervensi pemerintah untuk mendorong kembali pasar agar kembali bergerak. • Intervensi pemerintah: pemotongan pajak (bahkan tax holiday), insentif, kemudahan perizinan dll. 13
  • 14. cara konsevatif: administrasi  ekonomi • Kritik terhadap kegagalan “invisible hand” dan “trickle down effect”  mendorong konglomerasi. Alih-alih kapital menyebar, justru berkumpul. Kesejahteraan cuma jadi mimpi di siang bolong. • Persoalan yang muncul dari mantra sakti bernama GLOBALISASI 14
  • 15. implikasi mantra globalisasi 1. Pergeseran ruang publik-privat, konglomerasi korporasi. 2. Pergeseran dari “civil administration” to “non-civil administration”, terutama dengan masuknya korporasi ke dalam sistem administrasi. 3. “less is more”, lebih sedikit orang dengan lebih banyak tugas. 4. Profesionalisme birokrasi 5. Privatisasi versus nasionalisasi aset strategis. 6. Menyusutnya kontrol pemerintah di tingkat lokal 15
  • 16. mantra utama konsevatif • Tolak “government failure” (masalah akuntabilitas, kegagalan implementasi program, disfungsi kontrol, belanja pemerintah, dll). • Naikkan pajak, buka ruang bagi industri kecil dan menengah, insentif bagi pengusaha kecil, subsidi bagi masyarakat bawah. • Semua kebijakan pemerintah harus didasarkan pada “kebutuhan masyarakat”. 16
  • 17. lebih ketat, lebih baik • Gaya konservatif dalam fiskal menganjurkan menghindari pengeluaran defisit, pengurangan belanja pemerintah secara keseluruhan, pengurangan utang nasional, dan memastikan anggaran berimbang. • sistem pay-as-you-go (pembayaran sesuai dengan pembelanjaan), perdagangan bebas yang lebih bertanggungjawab, deregulasi ekonomi, pajak yang lebih rendah, dan pengetatan sektor belanja. 17
  • 18. konservatisme administrasi • Pemerintah harus lebih banyak mengambil peran  intervensi sedapat mungkin dihindari guna menghemat fiskal. • Partisipasi masyarakat lebih ditingkatkan  kebijakan ditujukan bagi kepentingan masyarakat luas. • Pemberian subsidi, jaminan kesejahteraan. 18
  • 19. liberal versus konservatif • Adalah mustahil bagi pengambil kebijakan untuk berada di satu kutub ekstrem. • Pertemuan antara dua ideologi dalam membentuk administrasi publik adalah ruang diskursus yang selalu berubah. • Bagaimana posisi pemerintah sangat bergantung pada pengambil kebijakan, birokrasi, kelompok kepentingan, dan masyarakat umum. 19