Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Kecemasan adalah suatu kondisi emosi yang ditandai dengan perasaan tidak aman dan khawatir.
2. Kecemasan dipengaruhi oleh faktor internal seperti kepribadian dan faktor eksternal seperti lingkungan.
3. Terdapat berbagai teori yang menjelaskan penyebab kecemasan seperti teori psikoanalisis, perilaku, dan interpersonal.
1. BAB I
PENDAHULUAN
Kecemasan merupakan suatu bentuk karakter afektif menyakitkan ditandai dengan
munculnya suatu tanggapan bahaya yang tidak diketahui. Sering disertai dengan tekanan
psikologis yang intensdan perubahan kecil dan tumbuh,seperti detak jantung
meningkat,tremor,berkeringat berlebihan,sesak di dada atau sesak napas. Kecemasan sangat
berhubungan dengan rasa takut. Kecemasan juga merupakan emosi yang mendahului sesuatu,
juga dapat dicapai melalui penderitaan yang merobek kenangan traumatis atau ego
terfregmentasi.
Distres ketika integritas psikis terancam,terlalu sering ada masalah di wilayah dimana
persepsi paranoid meningkat dan dalam kasus-kasus kecemasan. Kecemasan memainkan
peran penting dalam simbolisasi bahaya nyata (situasi,keadaan) dan membayangkan (
konsekwensi takut).
2. BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Kecemasan adalah ketegangan,rasa tidak aman dan kekawatiran yang timbul karena
dirasakan terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan dan berasal dari dalam (Depkes RI 1990 ).
Perawat dapat mengidentifikasi cemas lewat lewat perubahan tingkah laku klien.Stuart
(1996) mendefinisikan cemas sebagai emosi tanpaobyek yang spesifik, penyebabnya tidak
diketahui, dan didahuluioleh pengalaman baru. Sedangkan takut mempunyai sumberyang jelas
dan obyeknya dapat didefinisikan. Takut merupakanpenilaian intelektual terhadap stimulus
yang mengancam dancemas merupakan respon emosi terhadap penilaian tersebut.
Lebih jauh dikatakan pula, kecemasan dapat dikomunikasikandan menular, hal ini dapat
mempengaruhi hubungan terapeutikperawat klien. Hal ini menjadi perhatian
perawat.Bostrom (1995) mengemukakan stressor sebagai faktorpresipitasi kecemasan adalah
bagaimana individu berhadapandengan kehilangan dan bahaya yang mengancam.
Bagaimanamereka menerimanya tergantung dari kebutuhan, keinginan,konsep diri, dukungan
keluarga, pengetahuan, kepribadian dankedewasaan.Kecemasan adalah suatu kondisi yang
menandakan suatukeadaan yang mengancam keutuhan serta keberadaan dirinyadan
dimanifestasikan dalam bentuk prilaku seperti rasa takberdaya, rasa tidak mampu, rasa takut,
phobia tertentu (Hamiddkk,1997).
Kecemasan muncul bila ada ancaman ketidakberdayaan,kehilangan kendali, perasaan
kehilangan fungsi-fungsi dan hargadiri, kegagalan pertahanan, perasaan terisolasi (Hudak dan
Gallo,1997).
B. CIRI-CIRI KECEMASAN
Ciri-ciri kecemasan antara lain:
1. Secara fisik meliputi kegelisahan,kegugupan,tangan dan anggota tubuh yang
bergetar atau gemetar,banyak keringat,mulut atau kerongkongan terasa
kering,sulit berbicara sulit bernapas,jantung berdebar keras atau berdetak
kencang,pusing,merasa lemas atau mati rasa,sering buang air kecil,merasa
sensitif,atau mudah marah.
2. Cara behavioral meliputi perilaku menghindar,perilaku melekat dan
dependent,perilaku terguncang.
3. 3. Secara kognitif meliputi khawatir tentang sesuatu,perasaan terganggu atau
ketakutan atau aphensi terhadap sesuatu yang terjadi di masa depan,keyakinan
bahwa sesuatu yang mengerikan akan segera terjadi tanpa penjelasan yang
jelas,ketakutan akan kehilangan kontrol,katakutan akan ketidakmampuan
untuk mengatasi masalah,berpikir bahwa semuanya tidak bisa lagi
dikendalikan,merasa sulit memfokuskan pikiran dan berkonsentrasi.
C. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KECEMASAN
1. Faktor Ekternal
Ancaman integritas fisik,meliputi ketidakmampuan fisiologis atau gangguan terhadap
kebutuhan dasar (penyakit,trauma fisik jenis pembedahan yang akan dilakukan). Ancaman
sistem diri antara lain:ancaman terhadap identitas diri,harga diri,dan hubungan
interpersonal,kehilangan serta perubahan status atau peran (Stuart dan Sundeen,1998).
2. Faktor internal
Menurut Stuart dan Sundeen 1998 kemampuan individu dalam merespon terhadap
penyebab kecemasan ditemukan oleh :
a. Potensi Stressor
Stressor psikososial merupakan setiap keadan atau peristiwa yang menyebabkan
perubahan dalam kehidupan seseorang sehingga orang itu terpaksa mengadakan
adaptasi.
b. Maturitas
Individu yang memiliki kematangan kepribadian lebih sukar mengalami kematangan
kepribadian lebih sukar meengalami gangguan akibat kecemasan,karena individu yang
matur mempunyai daya adaptasi yang lebih besar terhadap kecemasan.
c. Pendidikan dan status Ekonomi
Tingkat pendidikan dan ekonomi yang rendah akan menyebabkan orang tersebut
mudah mengalami kecemasan. Tingkat pendidikan seseorang atau individu akan
berpengaruh terhadap kemampuan berfikir,semakin tinggi tingkat pendidikan akan
semakin mudah berfikir rasional dan menangkap informasi baru termasuk dalam
menguraikan masalah yang baru.
d. Keadaan fisik
Seseorang yang akan mengalami gangguan fisik seperti cidera,disamping itu orang
yang mengalami kelelahan fisik mudah mengalami kelelahan.
e. Tipe kepribadian
4. Orang yang berkepribadian A lebih banyak mengalami gangguan akibat kecemasan
daripada orang dengan kepribadian B.
f. Lingkungan dan situasi
Seseorang yang berada di lingkungan asing ternyata lebih mudah mengalami
kecemasan dibanding bila dia berada di lingkungan yang biasa dia tempati.
g. Umur
Seseorang yang mempunyai umur yang lebih muda ternyata lebih mudah mengalami
gangguan akibat kecemasan daripada seseorang yang lebih tua,tetapi ada juga yang
berpendapat sebaliknya.
h. Jenis kelami
Gangguan panik merupakan suatu gangguan cemas yang ditandai oleh kecemasan
yang spontan dan episodik. Gangguan ini lebih sering dialami oleh wanita daripada
pria.
D. FUNGSI ADAPTIF DAN KECEMASAN
Pada tingkat yg lebih rendah kecemasan memperingatkan ancaman cidera pada
tubuh,trauma,rasa takut,kemungkinan hukuman,frustasi dari kebutuhan sosial atau
tubuh.Perpisahan dari orang yg dicintai.Gangguan pada keberhasilan atau status seseorang.
Jadi kecemasan mencegah kerusakan dengan cara menyadarkan seseorang untuk
menyadarkan seseorang untuk melakukan tindakan tertentu yg mencegah bahaya.
E. TEORI-TEORI PSIKOLOGIS PENYEBAB KECEMASAN
Tiga bidang utama teori psikologis yaitu psikoanalitik,perilku,dan eksistensial,telah
menyumbangi teori tentang penyebab kecemasan.
a. Faktor Predisposisi
1. Teori psikoanalitik
Dalam bukunya tahun1926,FREUD menyatakan bahwa kecemasan adalah suatu
sinyal kepada ego bahwa suatu dorongan yg tidak dapat diterima menekan untuk
mendapatkan perwakilan dan pelepasan sadar.Kecemasan dipanadang sebagai
masuk ke dalam empat kategori utama:kecemasan atau impuls,kecemahan
perpisahan,kecemasan kastrasi,dan kecemasan superego.
2. Teori interpersonal
Menurut pandangan interpersonal,ansietas timbul dari persaan takut terhadap tidak
adanya penerimaan dan penolakan interpersonal.Ansietas juga berhubungan dengan
5. perkebangan trauma,seperti perpisahan dan kehilangan,yg menimbulkan kelemahan
spesifik
3. Teori perilaku
Teori perilaku atau belajar tentang kecemasan telah menghasilkan suatu pengobatan
yg paling efektif untuk gangguan kecemasan.Teori perilaku menyatakan bahwa
kecemasan adalah suatu respon yg dibiasakan terhadap stimuli lingkungan yg
spesifik
4. Teori eksistensial
Teori eksistensial tentang kecemasan memberikan model untuk gangguan
kecemasan umum,dimana tidak terdapat stimulasi yg dapat diidentifikasikan secara
spesifik untuk suatu perasaan kecemasan yang kronik
5. Kajian keluarga menunjukan bahwa gangguan ansietas merupakan hal biasa ditemui
ansietas dengan depresi.
6. Kajian biologis menunjukan bahwa otak mengandung reseptor khusus untuk
bedzodiasepines.Reseptor ini mungkin membantu mengatur ansietas.
b. Faktor presipitasi
Kecemasan adalah keadaan yang tidak dapat dielakkan pada kehidupan manusia dalam
memelihara keseimbangan. Pengalaman ansietas seseorang tidak sama pada beberapa
situasi dan hubungan interpersonal. Ada 2 faktor yang mempengaruhi kecemasan
pasien pre operasi :
1. Faktor eksternal
a. Ancaman integritas fisik, meliputi ketidakmampuan fisiologis atau gangguan
terhadap terhadap kebutuhan dasar (penyakit, trauma fisik, jenis pembedahan
yang akan dilakukan).
b. Ancaman sistem diri antara lain : ancaman terhadap identitas diri, harga diri,
dan hubungan interpersonal, kehilangan serta perubahan status atau peran
(Stuart and Sundeen, 1998).
2. Faktor internal :
Menurut Stuart and Sundeen (1998) kemampuan individu dalam merespon terhadap
penyebab kecemasan ditemukan oleh :
a. Potensi stressor
Stressor psikososial merupakan setiap keadaan atau peristiwa yang
menyebabkan perubahan dalam kehidupan seseorang sehingga orang itu
terpaksa mengadakan adaptasi (Smeltzer&Bare, 2001).
6. b. Maturitas
Individu yang memiliki kematangan kepribadian lebih sukar mengalami
gangguan akibat kecemasan, karena individu yang matur mempunyai daya
adaptasi yang lebih besar terhadap kecemasan (Hambly, 1995).
c. Pendidikan dan status ekonomi
Tingkat pendidikan dan status ekonomi yang rendah akan menyebabkan orang
tersebut mudah mengalami kecemasan. Tingkat pendidikan seseorang atau
individu akan berpengaruh terhadap kemampuan berfikir, semakin tinggi tingkat
pendidikan akan semakin mudah berfikir rasional dan menangkap informasi
baru termasuk dalam menguraikan masalah yang baru (Stuart&Sundeen, 1998).
d. Keadaan fisik
Seseorang yang akan mengalami gangguan fisik seperti cidera, operasi akan
mudah mengalami kelelahan fisik sehingga lebih mudah mengalami kecemasan,
di samping itu orang yang mengalami kelelahan fisik mudah mengalami
kecemasan (Oswari, 1998).
e. Tipe kepribadian
Orang yang berkepribadian A lebih mudah mengalami gangguan akibat
kecemasan daripada orang dengan kepribadian B. Adapun ciri- ciri orang
dengan kepribadian A adalah tidak sabar, kompetitif, ambisius, ingin serba
sempurna, merasa diburu waktu, mudah gelisah, tidak dapat tenang, mudah
tersinggung, otot- otot mudah tegang. Sedang orang dengan tipe kepribadian B
mempunyai ciri- ciri berlawanan dengan tipe kepribadian A. Karena tipe
keribadian B adalah orang yang penyabar, teliti, dan rutinitas (Stuart&Sundeen,
1998).
f. Lingkungan dan situasi
Seseorang yang berada di lingkungan asing ternyata lebih mudah mengalami
kecemasan dibanding bila dia berada di lingkungan yang biasa dia tempati
(Hambly, 1995).
g. Umur
Seseorang yang mempunyai umur lebih muda ternyata lebih mudah mengalami
gangguan akibat kecemasan daripada seseorang yang lebih tua, tetapi ada juga
yang berpendapat sebaliknya (Varcoralis, 2000).
h. Jenis kelamin
7. Gangguan panik merupakan suatu gangguan cemas yang ditandai oleh
kecemasan yang spontan dan episodik. Gangguan ini lebih sering dialami oleh
wanita daripada pria (Varcoralis, 2000).
Menurut Frued dalam Stuart and Sundeen (1998), ada 2 tipe kecemasan yaitu :
a. Kecemasan primer
Kejadian traumatik yang diawali saat bayi akibat adanya stimuli tiba- tiba dan trauma
pada saat kelahiran, kemudian berlanjut dengan kemungkinan tidak tercapainya rasa
puas akibat kelaparan atau kehausan. Penyebab kecemasan primer adalah ketegangan
atau dorongan yang diakibatkan oleh faktor internal.
b. Kecemasan sub sekunder
Sejalan dengan peningkatan ego dan usia. Frued melihat ada jenis kecemasan lain
akibat konflik emosi diantara 2 elemen kepribadian yaitu id dan super ego. Freud
menjelaskan bila terjadi kecemasan maka posisi ego sebagai pengembang id dan super
ego berada pada kondisi bahaya.
Sedangkan menurut Rasmun (2004), kemampuan individu dalam merespon kecemasan
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Antara lain:
1. Sifat stressor dapat berubah secara tiba- tiba atau berangsur- angsur dan dapat
mempengaruhi seseorang dalam menanggapi kecemasan, tergantung mekanisme
koping seseorang.
2. Jumlah stressor yang bersamaan
Pada waktu yang sama terdapat sejumlah stressor yang harus dihadapi bersama.
Semakin banyak stressor yang dialami seseorang, semakin besar dampaknya bagi
fungsi tubuh sehingga jika terjadi stressor yang kecil dapat mengakibatkan reaksi
yang berlebihan.
3. Lama stressor
Memanjangnya stressor dapat menyebabkan menurunnya kemampuan individu
mengatasi stres, karena individu telah berada pada fase kelelahan, individu sudah
kehabisan tenaga untuk menghadapi stressor tersebut.
4. Pengalaman masa lalu
Pengalaman masa lalu individu dalam menghadapi kecemasan dapat mempengaruhi
individu ketika menghadapi stressor yang sama karena karena individu memiliki
kemampuan beradaptasi atau mekanisme koping yang lebih baik, sehingga tingkat
kecemasan pun akan berbeda dan dapat menunjukkan tingkat kecemasan yang lebih
ringan.
8. 5. Tingkat perkembangan
Tingkat perkembangan individu dapat membentuk kemampuan adaptasi yang
semakin baik terhadap stressor. Pada tiap tingkat perkembangan terdapat sifat stressor
yang berbeda sehingga resiko terjadi stres dan kecemasan akan berbeda pula.
F. RENTANG RESPON KECEMASAN
Respon rentang kecemasan yaitu respon tentang sehat- sakit yang dapat dipakai untuk
menggambarkan respon adaptif maladaptif pada kecemasan.
Klasifikasi tingkat dan respon kecemasan menurut Stuart and Sundeen, 1998 :
1. Ansietas ringan
Ansietas ringan berhubungan dengan ketegangan dan waspada. Manisfestasi yang muncul
pada ansietas ringan, antara lain:
a. Respon fisiologis
Respon fisiologis meliputi sesekali nafas pendek, mampu menerima rangsang yang
pendek, muka berkerut dan bibir bergetar.
b. Respon kognitif
Respon kognitif meliputi koping persepsi luas, mampu menerima rangsang yang
kompleks, konsentrasi pada masalah, dan menyelesaikan masalah.
c. Respon perilaku dan emosi
Respon perilaku dan emosi meliputi tidak dapat duduk tenang, tremor halus pada
lengan, dan suara kadang meninggi.
2. Ansietas sedang
Ansietas sedang memungkinkan seseorang untuk memusatkan pada hal yang penting
dengan mengesampingkan yang lain perhatian selektif dan mampu melakukan sesuatu
yang lebih terarah. Manifestasi yang muncul pada kecemasan sedang antara lain:
1. Respon fisiologis
Sering napas pendek, nadi dan tekanan darah naik, mulut kering, diare atau konstipasi,
tidak nafsu makan, mual, dan berkeringat setempat.
2. Respon kognitif
Respon pandang menyempit, rangsangan luas mampu diterima, berfokus pada apa
yang menjadi perhatian dan bingung.
3. Respon perilaku dan emosi
4. Bicara banyak,susah tidur dan merasa tidak aman.
3. Ansietas berat
9. Seseorang cenderung untuk memusatkan pada sesuatu yang terinci dan spesifik dan tidak
dapat berfikir tantang hal lain. Orang tersebut memerlukan banyak pengarahan untuk
dapat memusatkan pada suatu area lain. Manifestasi yang muncul pada kecemasan berat
antara lain:
1. Respon fisiologis
Napas pendek, nadi dan tekanan darah naik, berkeringat dan sakit kepala, penglihatan
kabur, dan ketegangan.
2. Respon kognitif
Lapang persepsi sangat sempit, dan tidak mampu menyelesaikan masalah.
3. Respon perilaku dan emosi
Perasaan terancam meningkat, verbalisasi cepat, dan menarik diri dari hubungan
interpersonal.
4. Panik
Tingkat panik berhubungan dengan terperangah, ketakutan dan terror. Panik
melibatkan disorganisasi kepribadian, terjadi peningkatan aktivitas motorik,
menurunnya kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain, persepsi yang
menyimpang dan kehilangan pemikiran yang rasional. Manifestasi yang muncul
terdiri dari:
1. Respon fisiologis
Napas pendek, rasa tercekik dan palpitasi, sakit dada, pucat, hipotensi, dan
koordinasi motorik rendah.
2. Lapang kognitif
Lapang persepsi sangat sempit, dan tidak dapat berfikir logis.
3. Respon perilaku dan emosi
Mengamuk- amuk dan marah- marah, ketakutan, berteriak- teriak, menarik diri
dari hubungan interpersonal, kehilangan kendali atau kontrol diri dan persepsi
kacau.
G. TIPE KEPRIBADIAN PENCEMAS
Seseorang akan menderita gangguan cemas manakala yang bersangkutan tidak
mampu mengatasi stressor yang dihadapi. Tetapi pada orang- orang tertentu meskipun tidak
ada stressor psikososial yang bersangkutan menunjukkan kecemasan juga, yang ditandai
dengan corak atau tipe kepribadian pencemas (Dadang Hawari, 2001).
Tipe kepribadian pencemas, antara lain:
10. 1. Cemas, khawatir, tidak tenang, ragu dan bimbang.
2. Memandang masa depan dengan rasa was- was (khawatir).
3. Kurang percaya diri, gugup apabila tampil dimuka umum (demam panggung).
4. Sering merasa tidak bersalah, dan menyalahkan orang lain.
5. Tidak mudah mengalah/ ngotot.
6. Gerakan sering serba salah, tidak tenang bila duduk dan gelisah.
7. Seringkali mengeluh ini dan itu (keluhan- keluhan somatik), khawatir berlebihan
terhadap penyakit.
8. Mudah tersinggung, suka membesar- besarkan masalah kecil (dramatisasi).
9. Dalam mengambil keputusan sering diliputi rasa bimbang dan ragu.
10. Bila mengemukakan sesuatu atau bertanya sering diulang- ulang.
11. Kalau sedang emosi sering kali bertindak histeris.
Orang dengan tipe kepribadian pencemas tidak selamanya mengeluh hal- hal yang
sifatnya psikis tetapi sering juga disertai dengan keluhan- keluhan fisik (somatik) dan juga
tumpang tindih dengan ciri- ciri kepribadian depresif atau dengan kata lain batasannya
seringkali.
H. PENATALAKSANAAN KECEMASAN
Pengobatan yang paling efektif untuk pasien dengan gangguan kecemasan umum adalah
kemungkinan pengobatan yang mengkombinasikan psikoterapi, farmakoterapi dan pendekatan
suportif (Kaplan and Sadock, 1998).
1. Psikoterapi
Teknik utama yang digunakan adalah pendekatan perilaku misalnya relaksasi dan bio
feed back (proses penyediaan suatu informasi pada keadaan satu atau beberapa
variabel fisiologi seperti denyut nadi, tekanan darah dan temperatur kulit).
2. Farmakoterapi
Dua obat utama yang dipertimbangkan dalam pengobatan kecemasan umum adalah
buspirone dan benzodiazepin. Obat lain yang mungkin berguna adalah obat trisiklik
sebagai contohnya imipramine (tofranil) –antihistamin dan antagonis adrenergik beta
sebagai contonya propanolol (inderal).
3. Pendekatan suportif
Dukungan emosi dari keluarga dan orang terdekat akan memberi kita cinta dan
perasaan berbagai beban. Kemampuan berbicara kepada seseorang dan
11. mengekspresikan perasaan secara terbuka dapat membantu dalam menguasai keadaan
(Smeltzer and Bare, 2000).
I. Alat ukur kecemasan
Untuk mengetahui sejauh mana derajat kecemasan seseorang apakah ringan, sedang, berat dan
berat sekali, orang menggunakan alat ukur (instrumen) yang dikenal dengan nama Hamilton
Rating Scale for Anxiety (HRS-A). Alat ukur ini terdiri 14 kelompok gejala yang masing-
masing kelompok dirinci lagi dengan gejala- gejala yang lebih spesifik. Masing- masing
kelompok gejala diberi penilaian angka (skore) antara 0-4, yang artinya adalah :
Nilai 0 = tidak ada gejala / keluhan
Nilai 1 = gejala ringan / satu dari gejala yang ada
Nilai 2 = gejala sedang / separuh dari gejala yang ada
Nilai 3 = gejala berat / lebih dari separuh dari gejala yang ada
Nilai 4 = gejala berat sekali / semua dari gejala yang ada
Masing- masing nilai angka (skore) dari 14 kelompok gejala tersebut dijumlahkan dan
dari hasil penjumlahan tersebut dapat diketahui derajat kecemasan seseorang, yaitu:
Total nilai (skore) :
kurang dari 14 = tidak ada kecemasan
14 – 20 = kecemasan ringan
21 – 27 = kecemasan sedang
28 – 41 = kecemasan berat
42 – 56 = kecemasan berat sekali / panik
Adapun hal- hal yang dinilai dalam alat ukur HRS-A ini adalah sebagai berikut :
1. Perasaan cemas (ansietas)
a. Cemas
b. Firasat buruk
c. Takut akan pikiran sendiri
d. Mudah tersinggung
2. Ketegangan
a. Merasa tegang
b. Lesu
c. Tidak bisa istirahat dengan tenang
d. Mudah terkejut
e. Mudah menangis
f. Gemetar
12. g. Gelisah
3. Ketakutan
a. Pada gelap
b. Pada orang asing
c. Ditinggal sendiri
d. Pada binatang besar
e. Pada keramaian lalu lintas
f. Pada kerumunan banyak orang
4. Gangguan tidur
a. Sukar masuk tidur
b. Terbangun malam hari
c. Tidur tidak nyenyak
d. Bangun dengan lesu
e. Banyak mimpi- mimpi
f. Mimpi buruk
g. Mimpi menakutkan
5. Gangguan kecerdasan
a. Sukar konsentrasi
b. Daya ingat menurun
c. Daya ingat buruk
6. Perasaan depresi (murung)
a. Hilangnya minat
b. Berkurangnya kesenangan pada hobi
c. Sedih
d. Bangun dini hari
e. Perasaan berubah- ubah sepanjang hari
7. Gejala somatik/ fisik (otot)
a. Sakit dan nyeri di otot- otot
b. Kaku
c. Kedutan otot
d. Gigi gemerutuk
e. Suara tidak stabil
8. Gejala somatik/ fisik (sensorik)
a. Tinitus (telinga berdengung)
13. b. Penglihatan kabur
c. Muka merah/ pucat
d. Merasa lemas
e. Perasaan di tusuk- tusuk
9. Gejala kardiovaskuler (jantung dan pembuluh darah)
a. Takikardia (denyut jantung cepat)
b. Berdebar- debar
c. Nyeri di dada
d. Denyut nadi mengeras
e. Rasa lesu/ lemas seperti mau pingsan
f. Detak jantung menghilang (berhenti sekejap)
10. Gejala respiratori (pernapasan)
a. Rasa tertekan / sempit di dada
b. Rasa terceki
c. Sering menarik napas
d. Napas pendek / sesak
11. Gejala gastrointestinal (pencernaan)
a. Sulit menelan
b. Perut melilit
c. Gangguan pencernaan
d. Nyeri sebelum dan sesudah makan
e. Perasaan terbakar di perut
f. Rasa penuh / kembung
g. Mual
h. Muntah
i. Buang air besar lembek
j. Sukar buang air besar (konstipasi)
k. Kehilangan berat badan
12. Gejala urogenetal (perkemihan dan kelamin)
a. Sering buang air kecil
b. Tidak dapat menahan air seni
c. Tidak datang bulan (tidak ada haid)
d. Darah haid berlebihan
e. Darah haid amat sedikit
14. f. Masa haid berkepanjangan
g. Masa haid amat pendek
h. Haid beberapa kali dalam sebulan
i. Menjadi dingin (frigid)
j. Ejakulasi dini
k. Ereksi melemah
l. Ereksi hilang
m. Impotensi
13. Gejala autonom
a. Mulut kering
b. Muka merah
c. Mudah berkeringat
d. Kepala pusing
e. Kepala terasa berat
f. Kepala terasa sakit
g. Bulu – bulu berdiri
14. Tingkah laku (sikap) pada wawancara
a. Gelisah
b. Tidak tenang
c. Jari gemetar
d. Kerut kening
e. Muka tegang
f. Otot tegang / mengeras
g. Napas pendek dan cepat
h. Muka merah
15. BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kecemasan merupakan suatu bentuk karakter afektif menyakitkan ditandai
dengan munculnya suatu tanggapan bahaya yang tidak diketahui. Sering disertai dengan
tekanan psikologis yang intensdan perubahan kecil dan tumbuh,seperti detak jantung
meningkat,tremor,berkeringat berlebihan,sesak di dada atau sesak napas.
Seseorang akan menderita gangguan cemas manakala yang bersangkutan tidak
mampu mengatasi stressor yang dihadapi.
B. SARAN
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
........................................................................................................................