SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  38
Kimia Pangan Telur
(Dr. A. Hintono)
• .
TELUR
• Sel reproduktif
Precusor kehidupan generasi berikutnya
• Mengandung semua zat esensial bagi kehidupan:
Zat esensial untuk perkembangan dan pertumbuhan
embrio: nutrisi (aktivitas nutrisional)
Zat esensial untuk kesehatan embrio dan individu baru : zat
beraktivitas biologis (aktivitas kesehatan)
telur fertil
• Tidak ada beda nyata komposisi kimia antara telur segar
fertil dan infertil
Telur baik sebagai sumber nutrisi dan kesehatan
manusia
Aktivitas kesehatan
• Antimikroba
• Antiviral
• Enzimatis dan antienzimatis
• Imunologis (antigenik)
• Antihipertensi
• Antikanker
• Antioksidan
Aktivitas nutrisional
• Protein
• Lemak
• Vitamin
• Mineral
Bisa diimprovisasi
Komposisi kimiawi telur
Chemical Composition of Egg
Komponen
Telur
Bahan Padat
(%)
Protein
(%)
Lemak
(%)
Karbohidrat
(%)
Mineral
(%)
Putih 11,1 9,7-10,6 0,03 0,4-0,9 0,5-0,6
Kuning 52,3-53,5 15,7-16,6 31,8-35,5 0,2-1,0 1,1
Putih +
kuning
25-26,5 12,8-13,4 10,5-11,8 0,3-1,0 0,8-1,0
Protein Albumen
Antimikroba
• Lysozyme
Melisiskan glycan dinding sel bakteri Gram +
Berinteraksi kuat dengan lipopolisakarida
membran luar bakteri Gram –
• Ovotransferin
Bersenyawa dengan Fe → Menghambat
pertumbuhan bakteri Gram -
Antiviral
• Lysozyme
Efektif thd penyakit kulit krn virus
kombinasi dengan immunotheraphy dapat
menyembuhkan viral sinusitis atau bronchitis
Aksi: berperan dalam presipitasi partikel virus dan
immune-enhancing pada host
• Ovomucin
ovomucin menunjukkan aktivitas anti-
haemaglutinasi thd virus swine influenza, bovine
rotavirus dan virus ND pada unggas
Antigenik
• γ-livetin dalam kuning telur = Ig Y (Yolk
Immunoglobulin) menunjukkan aktivitas antibodi.
Ig Y disintesis dalam serum ayam dan kemudian
ditransfer kedalam kuning telur untuk imunisasi
embrio ayam.
Berbagai jenis Ig Y dapat diproduksi dalam jumlah
besar dalam kuning telur dengan imunisasi ayam
dengan antigen tertentu: protein, bakteri, virus,
parasit, toksin.
Antioksidan
• Phosvitin
Mampu menghelat logam
Menghambat oksidasi phospholipid yg
dikatalisis Cu, Fe
Antihipertensi
Peptida turunan ovalbumin:
• Ovokinin, digesti ovalbumin oleh pepsin
(residu 358-365)
• Ovokinin (2 – 7), digesti ovalbumin oleh
chymotrypsin (residu 359-364)
Antikanker
• Avidin memperkuat beberapa treatment anti
kanker.
• Avidinasi tumor menguatkan aktivitas
antitumor biotin-TNF(Tumor Necrosis Factor
α)
Sifat-sifat Fungsional Telur
Sifat fungsional
Atribut telur yang membuatnya sbg bahan yg berfungsi dalam makanan
Fungsi utama:
koagulasi
buih
emulsi
nutrisi
Fungsi lain :
pemberi warna
pemberi citarasa
pengendali pertumbuhan kristal gula
Water Holding
Property
Emulsifying
Property
Foaming
Property
Ham, Sausage,
Fish Cake,
Noodle
Mayonnaise,
Salad Dressing
Cake,
Meringue
water water water
water water water
water water water
oil
oil oil
oil oil oil
oil oil oil
air
air air
air air air
air air air
Functionality
Appli-
cation
Koagulasi
• Perubahan struktur molekul protein
• Perubahan keadaan sol (cairan) ke gel
(padat/semi padat) = gelasi
• Koagulasi = aglutinasi ?
Aglutinasi terjadi karena daya ikat kuat yg bekerja diantara molekul
protein → air mengalir → molekul mengendap
Gelasi terjadi bilamana keseimbangan antara daya ikat antar molekul dari
molekul koloidal dan daya ikat solvent dari partikel koloidal tercapai.
Putih dan kuning telur “coagulable”
Penyebab koagulasi
• Panas
• Mekanis
• Garam
• Asam
• Alkali
• Reagensia lain
Komponen koagulabel
• Ovomucoid dan ovomucin tidak terkoagulasi oleh
panas
• Conalbumin peka panas
• Ovalbumin terdenaturasi oleh panas
• Chalaza sangat tahan thd koagulasi panas
• Kuning telur: proporsi komponen non-proteinnya
cukup besar
• Umumnya protein kuning telur terkoagulasi oleh
panas kecuali phosvitin dan livetin
Faktor-faktor yg mempengaruhi koagulasi
• Temperatur
kecepatan koagulasi
kekuatan gel dan WHC
• Pengenceran
meningkatkan temperatur koagulasi
menurunkan kepadatan koagulum
• Garam
esensial utk koagulasi
penambahan garam memacu koagulasi
• Gula
meningkatkan temperatur koagulasi
• Asam
menurunkan temperatur awal koagulasi
• Alkali
kejernihan gel (pH > 11,9)
Buih
foam
• Dispersi koloidal
• Fase gas terdispersi dalam fase cair
Diaduk/dikocokPutih telur
Gelembung udara
terperangkap dlm
cairan
Komponen pembuihan
• Ovomucin, membentuk film, insoluble→ buih stabil
• Conalbumin, lysozyme, ovomucoid tidak mempunyai
kemampuan membuih, tapi interaksi lysozyme dan
globulin penting dalam proses pembuihan
• Globulin
1. memberi viskositas yg tinggi
→ mengurangi kecenderungan cairan mengalir keluar
dari gelembung udara buih
2. mengurangi tegangan permukaan
Daya buih:
globulin>ovotransferin>ovomucoid>ovalbumin>lisozim
Pengaruh penambahan ingredient pada buih telur
• Asam/basa
+ asam → putih roti ↑
+ asam dan garam asam → stabilitas buih↑
• Air
→ volume buih ↑
→ stabilitas buih ↓
• NaCl
→ stabilitas buih putih telur ↓
→ buih whole egg lunak
→ waktu kocok putih telur ↑
• Gula
menunda pembentukan buih
mengurangi daya kembang
penambahan sukrosa/laktosa/dekstrosa/maltosa sbl
pemanasan → melindungi sifat fungsional telur thd efek
panas yang merugikan
• Kuning telur
mengurangi volume buih putih telur
• Minyak
→ buih putih telur ↓
→ stabilitas ↓
Lemak susu, cream atau susu (whole milk) mentah
menghambat daya buih putih telur
Minyak zaitun lebih menghambat buih putih telur daripada
kuning telur
Pengaruh metoda pengocokan dan perlakuan pendahuluan
• Metoda pengocokan
 Dg pengocok tangan: Vol buih putih telur encer > kental
 Dg pengocok elektrik sda, tapi vol ↓ bila pengocokan
diteruskan
 Buih tdk bergerak disekitar beater yg dioperasikan pd sumbu
yang tdk bergerak
 Waktu pengocokan ↑ → vol.buih ↑ tapi tdk meningkatkan
vol. roti
• Blending
Laju pengocokan ↑
Vol. Roti dari putih telur ↑
• Homogenisasi
Waktu pengocokan ↓
Vol. Roti dari putih telur ↓
• Temperatur
Buih lebih cepat terbentuk pd t kamar dp t dingin
Pasteurisasi (60oC, 3,5’)
→ waktu kocok ↑
→ daya buih ↓
→ kualitas dan vol roti ↓
Emulsifikasi
• Emulsi : sistem 2 fase cair immisible, 1 fase
terdispersi dalam fase lain sbg droplet dg Ø= 0,1 – 50
μm
• Emulsi tdk stabil krn :
Creaming/sedimentasi
Flokulasi/clustering
Coalescence
• Emulsifier
Senyawa “surface-active”
Menurunkan tegangan permukaan
Menyetabilkan emulsi
• Kuning telur:
Emulsi o/w
Agen pengemulsi yg efisien
Bhn esensial dlm mayonaise dan salad dressing
Penting dlm adonan cake yang mengandung
shortening, cream dan hollandaise sauce
Aktivitas mengemulsi whole egg ½ x kuning telur,
putih telur ¼ x kuning
Mekanisme emulsifikasi
1. Penurunan tegangan permukaan oleh agen
surface active dalam kuning telur
2. Agen surface active membentuk film
disekeliling globula minyak → mencegah
coalescence
Emulsifier berorientasi dg sendirinya di sekeliling
droplet:
Bag non polar → minyak
Bag polar → air
Komponen emulsifier dlm telur
• Albumin
Emulsifier yang baik dibanding sukrosa, pati, dekstrin
• Lesitin
Suka emulsi o/w
• Cholesterol
Suka emulsi w/o
Pada kuning telur segar,
lesitin : cholesterol = 6,7 : 1
Rasio < 8 : 1 kondusif utk emulsi w/o
Kuning telur memacu emulsi w/o
Pengaruh viskositas thd emulsi
• Kuning telur menyokong viskositas emulsi
• Viskositas kn telur↓ → stabilitas emulsi ↓
• Emulsi kental → stabil
• Fase kontinyu kental memacu stabilitas emulsi
krn menghalangi gerakan dan coalescence droplet
minyak yg terdispersi
Peningkatan stabilitas emulsi
• Penambahan 0,05% sodium-2-lactylate
• Asetilasi dan suksinilasi lipoprotein kuning
telur
• Fermentasi
Kemampuan mengemulsi dan stabilitas panas (100oC, 30’)
pada mayonaise yg dibuat dg kuning telur yang difermentasi
dg pancreatic phospholipase A2
Pengaruh perlakuan
• Pembekuan kuning telur
→ denaturasi protein bertahap → viskositas ↑
Pembekuan dan thawing menurunkan kemampuan
mengemulsi dan stabilitas emulsi
Kuning telur yg telah dipasteurisasi kmd dibekukan
-25oC selama 1 minggu → kemampuan
mengemulsi turun sampai 67 %
• Pasteurisasi
Kemampuan mengemulsi kuning telur pasteurisasi
(62oC, 5’) > yg tidak dipasteurisasi
• Asam dan garam
Penambahan garam → stabilitas emulsi ↑
Penambahan asam→ kemampuan mengemulsi↓
• Pengeringan
→ kemampuan mengemulsi kuning telur ↓
Pemberi warna
• Warna yolk menentukan daya terima
• Disukai: yolk berwarna kuning emas atau
lemon
• Yolk memberi warna kuning beberapa
makanan: roti, mie, ice cream, custards, saus
dan omelete
• Tapi jarang digunakan hanya karena
konstribusi warnanya
Carotenoid composition of egg yolk
Pigments Content (%)
Carotene
α-carotene trace
β-carotene 0.03
Xantophyll
Cryptoxanthin 0.03
Lutein 0.1
Zeaxanthin 0.2
Warna
Lutein
Zeaxanthin
Xantophylls
Kimia Pangan Telur (a. hintono)

Contenu connexe

Tendances

3. Teknologi pengolahan Pangan.pptx
3. Teknologi pengolahan Pangan.pptx3. Teknologi pengolahan Pangan.pptx
3. Teknologi pengolahan Pangan.pptx
EstiEliana
 
kerusakan bahan pangan oleh mikroorganisme
kerusakan bahan pangan oleh mikroorganisme kerusakan bahan pangan oleh mikroorganisme
kerusakan bahan pangan oleh mikroorganisme
Titis Sari
 
Laporan mikrobiologi menghitung jumlah mikroba
Laporan mikrobiologi   menghitung jumlah mikrobaLaporan mikrobiologi   menghitung jumlah mikroba
Laporan mikrobiologi menghitung jumlah mikroba
Mifta Rahmat
 

Tendances (20)

Teknologi Fermentasi Terasi (Dani Meriyani, Sari Bella, Lisrawati)
Teknologi Fermentasi Terasi (Dani Meriyani, Sari Bella, Lisrawati)Teknologi Fermentasi Terasi (Dani Meriyani, Sari Bella, Lisrawati)
Teknologi Fermentasi Terasi (Dani Meriyani, Sari Bella, Lisrawati)
 
Serealia
SerealiaSerealia
Serealia
 
3. Teknologi pengolahan Pangan.pptx
3. Teknologi pengolahan Pangan.pptx3. Teknologi pengolahan Pangan.pptx
3. Teknologi pengolahan Pangan.pptx
 
Proses Penyamakan kulit
Proses Penyamakan kulitProses Penyamakan kulit
Proses Penyamakan kulit
 
Telur
Telur Telur
Telur
 
Pengantar Mikrobiologi Pangan
Pengantar Mikrobiologi PanganPengantar Mikrobiologi Pangan
Pengantar Mikrobiologi Pangan
 
Jaringan Epitel
Jaringan Epitel Jaringan Epitel
Jaringan Epitel
 
Biosentesis asam lemak
Biosentesis asam lemak Biosentesis asam lemak
Biosentesis asam lemak
 
Ikan
IkanIkan
Ikan
 
Produk olahan telur
Produk olahan telurProduk olahan telur
Produk olahan telur
 
Kerusakan mikrobiologis pada makanan
Kerusakan mikrobiologis pada makananKerusakan mikrobiologis pada makanan
Kerusakan mikrobiologis pada makanan
 
laporan pengetahuan bahan pangan telur
laporan pengetahuan bahan pangan telurlaporan pengetahuan bahan pangan telur
laporan pengetahuan bahan pangan telur
 
Pertemuan 4 mat 1. komponen kimia pangan (gizi dan non gizi)
Pertemuan 4 mat 1. komponen kimia pangan (gizi dan non gizi)Pertemuan 4 mat 1. komponen kimia pangan (gizi dan non gizi)
Pertemuan 4 mat 1. komponen kimia pangan (gizi dan non gizi)
 
kerusakan bahan pangan
kerusakan bahan pangankerusakan bahan pangan
kerusakan bahan pangan
 
Materi 4 komponen dan kerusakan bahan pangan
Materi 4 komponen dan kerusakan bahan panganMateri 4 komponen dan kerusakan bahan pangan
Materi 4 komponen dan kerusakan bahan pangan
 
kerusakan bahan pangan oleh mikroorganisme
kerusakan bahan pangan oleh mikroorganisme kerusakan bahan pangan oleh mikroorganisme
kerusakan bahan pangan oleh mikroorganisme
 
3. susunan daging
3. susunan daging3. susunan daging
3. susunan daging
 
Laporan mikrobiologi menghitung jumlah mikroba
Laporan mikrobiologi   menghitung jumlah mikrobaLaporan mikrobiologi   menghitung jumlah mikroba
Laporan mikrobiologi menghitung jumlah mikroba
 
Pengasapan
PengasapanPengasapan
Pengasapan
 
Kerusakan pangan
Kerusakan panganKerusakan pangan
Kerusakan pangan
 

Similaire à Kimia Pangan Telur (a. hintono)

pertemuan-1a-pengertian-susu.pptx
pertemuan-1a-pengertian-susu.pptxpertemuan-1a-pengertian-susu.pptx
pertemuan-1a-pengertian-susu.pptx
Rudiana12
 
faktor faktor yang mempengaruhi produksi dan kualitas susu
faktor faktor yang mempengaruhi produksi dan kualitas susufaktor faktor yang mempengaruhi produksi dan kualitas susu
faktor faktor yang mempengaruhi produksi dan kualitas susu
udayana
 
Jurnal isolasi kasein (kelompok 1)
Jurnal isolasi kasein (kelompok 1)Jurnal isolasi kasein (kelompok 1)
Jurnal isolasi kasein (kelompok 1)
XINYOUWANZ
 
air susu sebagai bahan pangan
air susu sebagai bahan panganair susu sebagai bahan pangan
air susu sebagai bahan pangan
udayana
 
Laporan ipd susu instant 2
Laporan ipd susu instant 2Laporan ipd susu instant 2
Laporan ipd susu instant 2
susy amelia
 
Laporan ipd susu dan hasil olahnya
Laporan ipd susu dan hasil olahnyaLaporan ipd susu dan hasil olahnya
Laporan ipd susu dan hasil olahnya
Susy Amelia
 

Similaire à Kimia Pangan Telur (a. hintono) (20)

Telur
TelurTelur
Telur
 
Perubahan pada pati
Perubahan pada patiPerubahan pada pati
Perubahan pada pati
 
Susu - Ilmu Bahan Makanan
Susu - Ilmu Bahan MakananSusu - Ilmu Bahan Makanan
Susu - Ilmu Bahan Makanan
 
Fermentasi Keju - Proses Respirasi Anaerob
Fermentasi Keju - Proses Respirasi AnaerobFermentasi Keju - Proses Respirasi Anaerob
Fermentasi Keju - Proses Respirasi Anaerob
 
pertemuan-1a-pengertian-susu.pptx
pertemuan-1a-pengertian-susu.pptxpertemuan-1a-pengertian-susu.pptx
pertemuan-1a-pengertian-susu.pptx
 
Laporan praktikum pembuatan telur asin
Laporan praktikum pembuatan telur asinLaporan praktikum pembuatan telur asin
Laporan praktikum pembuatan telur asin
 
07 teknologi telur
07 teknologi telur07 teknologi telur
07 teknologi telur
 
07 teknologi telur
07 teknologi telur07 teknologi telur
07 teknologi telur
 
Pembuatan Telur Asin_Kelompok 11
Pembuatan Telur Asin_Kelompok 11Pembuatan Telur Asin_Kelompok 11
Pembuatan Telur Asin_Kelompok 11
 
Poses Pembuatan Keju dengan Streptococcus dan Lactobacillus
Poses Pembuatan Keju dengan Streptococcus dan LactobacillusPoses Pembuatan Keju dengan Streptococcus dan Lactobacillus
Poses Pembuatan Keju dengan Streptococcus dan Lactobacillus
 
faktor faktor yang mempengaruhi produksi dan kualitas susu
faktor faktor yang mempengaruhi produksi dan kualitas susufaktor faktor yang mempengaruhi produksi dan kualitas susu
faktor faktor yang mempengaruhi produksi dan kualitas susu
 
Ilmu Bahan Pangan Penggolongan Pangan .pptx
Ilmu Bahan Pangan Penggolongan Pangan .pptxIlmu Bahan Pangan Penggolongan Pangan .pptx
Ilmu Bahan Pangan Penggolongan Pangan .pptx
 
ilmu susu
ilmu susuilmu susu
ilmu susu
 
Jurnal isolasi kasein (kelompok 1)
Jurnal isolasi kasein (kelompok 1)Jurnal isolasi kasein (kelompok 1)
Jurnal isolasi kasein (kelompok 1)
 
Thickener, Starches, Gelatin & Gum
Thickener, Starches, Gelatin & GumThickener, Starches, Gelatin & Gum
Thickener, Starches, Gelatin & Gum
 
air susu sebagai bahan pangan
air susu sebagai bahan panganair susu sebagai bahan pangan
air susu sebagai bahan pangan
 
9. PPT Gastronomi Molekuler.pptx
9. PPT Gastronomi Molekuler.pptx9. PPT Gastronomi Molekuler.pptx
9. PPT Gastronomi Molekuler.pptx
 
Telur.pptx
Telur.pptxTelur.pptx
Telur.pptx
 
Laporan ipd susu instant 2
Laporan ipd susu instant 2Laporan ipd susu instant 2
Laporan ipd susu instant 2
 
Laporan ipd susu dan hasil olahnya
Laporan ipd susu dan hasil olahnyaLaporan ipd susu dan hasil olahnya
Laporan ipd susu dan hasil olahnya
 

Plus de Muhammad Eko

Minerals in animal_nutrition
Minerals in animal_nutritionMinerals in animal_nutrition
Minerals in animal_nutrition
Muhammad Eko
 
National swine nutrition guide
National swine nutrition guideNational swine nutrition guide
National swine nutrition guide
Muhammad Eko
 
Poultry nutrition and feeding
Poultry nutrition and feedingPoultry nutrition and feeding
Poultry nutrition and feeding
Muhammad Eko
 
Distillers grains feeding recommendations for poultry
Distillers grains feeding recommendations for poultryDistillers grains feeding recommendations for poultry
Distillers grains feeding recommendations for poultry
Muhammad Eko
 
Horse nutrition and feeding
Horse nutrition and feedingHorse nutrition and feeding
Horse nutrition and feeding
Muhammad Eko
 
Farm animal nutrition book[1]
Farm animal nutrition book[1]Farm animal nutrition book[1]
Farm animal nutrition book[1]
Muhammad Eko
 
Recent advances-in-animal-nutrition-australia-vol-18-2011
Recent advances-in-animal-nutrition-australia-vol-18-2011Recent advances-in-animal-nutrition-australia-vol-18-2011
Recent advances-in-animal-nutrition-australia-vol-18-2011
Muhammad Eko
 
Dynamics of animal nutrition development
Dynamics of animal nutrition developmentDynamics of animal nutrition development
Dynamics of animal nutrition development
Muhammad Eko
 

Plus de Muhammad Eko (20)

Nutrisi dan pakan unggas kontekstual
Nutrisi dan pakan unggas kontekstualNutrisi dan pakan unggas kontekstual
Nutrisi dan pakan unggas kontekstual
 
Minerals in animal_nutrition
Minerals in animal_nutritionMinerals in animal_nutrition
Minerals in animal_nutrition
 
National swine nutrition guide
National swine nutrition guideNational swine nutrition guide
National swine nutrition guide
 
Tabel hartadi
Tabel hartadiTabel hartadi
Tabel hartadi
 
Komposisi bahan pakan
Komposisi bahan pakanKomposisi bahan pakan
Komposisi bahan pakan
 
Poultry nutrition and feeding
Poultry nutrition and feedingPoultry nutrition and feeding
Poultry nutrition and feeding
 
Distillers grains feeding recommendations for poultry
Distillers grains feeding recommendations for poultryDistillers grains feeding recommendations for poultry
Distillers grains feeding recommendations for poultry
 
Horse nutrition and feeding
Horse nutrition and feedingHorse nutrition and feeding
Horse nutrition and feeding
 
Farm animal nutrition book[1]
Farm animal nutrition book[1]Farm animal nutrition book[1]
Farm animal nutrition book[1]
 
Recent advances-in-animal-nutrition-australia-vol-18-2011
Recent advances-in-animal-nutrition-australia-vol-18-2011Recent advances-in-animal-nutrition-australia-vol-18-2011
Recent advances-in-animal-nutrition-australia-vol-18-2011
 
Dynamics of animal nutrition development
Dynamics of animal nutrition developmentDynamics of animal nutrition development
Dynamics of animal nutrition development
 
hatchery design and technology
hatchery design and technologyhatchery design and technology
hatchery design and technology
 
grading of day old-chicks
grading of day old-chicksgrading of day old-chicks
grading of day old-chicks
 
hatchery design
hatchery designhatchery design
hatchery design
 
MANAJEMEN PENETASAN
MANAJEMEN PENETASANMANAJEMEN PENETASAN
MANAJEMEN PENETASAN
 
PARASIT PADA UNGGAS
PARASIT PADA UNGGASPARASIT PADA UNGGAS
PARASIT PADA UNGGAS
 
PENYAKIT Parasit PADA unggas
PENYAKIT Parasit PADA unggasPENYAKIT Parasit PADA unggas
PENYAKIT Parasit PADA unggas
 
 Kesehatan ternak unggas
 Kesehatan ternak unggas Kesehatan ternak unggas
 Kesehatan ternak unggas
 
Penyakit pada unggas yang disebabkan oleh jamur
Penyakit pada unggas yang disebabkan oleh jamurPenyakit pada unggas yang disebabkan oleh jamur
Penyakit pada unggas yang disebabkan oleh jamur
 
PENYAKIT Parasit PADA unggas
PENYAKIT Parasit PADA unggasPENYAKIT Parasit PADA unggas
PENYAKIT Parasit PADA unggas
 

Dernier

Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksiAnalisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
MemenAzmi1
 

Dernier (11)

MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI pptMATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
 
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
 
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non BankRuang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank
 
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
 
Soal Campuran Asam Basa Kimia kelas XI.pdf
Soal Campuran Asam Basa Kimia kelas XI.pdfSoal Campuran Asam Basa Kimia kelas XI.pdf
Soal Campuran Asam Basa Kimia kelas XI.pdf
 
3. Sejarah masuknya islam ke Nusantara dan KERAJAAN ISLAM DEMAK.ppt
3. Sejarah masuknya islam ke Nusantara dan KERAJAAN ISLAM DEMAK.ppt3. Sejarah masuknya islam ke Nusantara dan KERAJAAN ISLAM DEMAK.ppt
3. Sejarah masuknya islam ke Nusantara dan KERAJAAN ISLAM DEMAK.ppt
 
PATROLI dengan BERBASIS MASYARAKAT Kehutananan
PATROLI dengan BERBASIS MASYARAKAT KehutanananPATROLI dengan BERBASIS MASYARAKAT Kehutananan
PATROLI dengan BERBASIS MASYARAKAT Kehutananan
 
Materi Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptx
Materi Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptxMateri Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptx
Materi Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptx
 
imunisasi measles rubella indonesia puskesmas
imunisasi measles rubella indonesia puskesmasimunisasi measles rubella indonesia puskesmas
imunisasi measles rubella indonesia puskesmas
 
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
 
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksiAnalisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
 

Kimia Pangan Telur (a. hintono)

  • 1. Kimia Pangan Telur (Dr. A. Hintono) • .
  • 2. TELUR • Sel reproduktif Precusor kehidupan generasi berikutnya • Mengandung semua zat esensial bagi kehidupan: Zat esensial untuk perkembangan dan pertumbuhan embrio: nutrisi (aktivitas nutrisional) Zat esensial untuk kesehatan embrio dan individu baru : zat beraktivitas biologis (aktivitas kesehatan) telur fertil • Tidak ada beda nyata komposisi kimia antara telur segar fertil dan infertil Telur baik sebagai sumber nutrisi dan kesehatan manusia
  • 3.
  • 4. Aktivitas kesehatan • Antimikroba • Antiviral • Enzimatis dan antienzimatis • Imunologis (antigenik) • Antihipertensi • Antikanker • Antioksidan
  • 5. Aktivitas nutrisional • Protein • Lemak • Vitamin • Mineral Bisa diimprovisasi
  • 6. Komposisi kimiawi telur Chemical Composition of Egg Komponen Telur Bahan Padat (%) Protein (%) Lemak (%) Karbohidrat (%) Mineral (%) Putih 11,1 9,7-10,6 0,03 0,4-0,9 0,5-0,6 Kuning 52,3-53,5 15,7-16,6 31,8-35,5 0,2-1,0 1,1 Putih + kuning 25-26,5 12,8-13,4 10,5-11,8 0,3-1,0 0,8-1,0
  • 8. Antimikroba • Lysozyme Melisiskan glycan dinding sel bakteri Gram + Berinteraksi kuat dengan lipopolisakarida membran luar bakteri Gram – • Ovotransferin Bersenyawa dengan Fe → Menghambat pertumbuhan bakteri Gram -
  • 9. Antiviral • Lysozyme Efektif thd penyakit kulit krn virus kombinasi dengan immunotheraphy dapat menyembuhkan viral sinusitis atau bronchitis Aksi: berperan dalam presipitasi partikel virus dan immune-enhancing pada host • Ovomucin ovomucin menunjukkan aktivitas anti- haemaglutinasi thd virus swine influenza, bovine rotavirus dan virus ND pada unggas
  • 10. Antigenik • γ-livetin dalam kuning telur = Ig Y (Yolk Immunoglobulin) menunjukkan aktivitas antibodi. Ig Y disintesis dalam serum ayam dan kemudian ditransfer kedalam kuning telur untuk imunisasi embrio ayam. Berbagai jenis Ig Y dapat diproduksi dalam jumlah besar dalam kuning telur dengan imunisasi ayam dengan antigen tertentu: protein, bakteri, virus, parasit, toksin.
  • 11. Antioksidan • Phosvitin Mampu menghelat logam Menghambat oksidasi phospholipid yg dikatalisis Cu, Fe
  • 12. Antihipertensi Peptida turunan ovalbumin: • Ovokinin, digesti ovalbumin oleh pepsin (residu 358-365) • Ovokinin (2 – 7), digesti ovalbumin oleh chymotrypsin (residu 359-364)
  • 13. Antikanker • Avidin memperkuat beberapa treatment anti kanker. • Avidinasi tumor menguatkan aktivitas antitumor biotin-TNF(Tumor Necrosis Factor α)
  • 14. Sifat-sifat Fungsional Telur Sifat fungsional Atribut telur yang membuatnya sbg bahan yg berfungsi dalam makanan Fungsi utama: koagulasi buih emulsi nutrisi Fungsi lain : pemberi warna pemberi citarasa pengendali pertumbuhan kristal gula
  • 15. Water Holding Property Emulsifying Property Foaming Property Ham, Sausage, Fish Cake, Noodle Mayonnaise, Salad Dressing Cake, Meringue water water water water water water water water water oil oil oil oil oil oil oil oil oil air air air air air air air air air Functionality Appli- cation
  • 16. Koagulasi • Perubahan struktur molekul protein • Perubahan keadaan sol (cairan) ke gel (padat/semi padat) = gelasi • Koagulasi = aglutinasi ? Aglutinasi terjadi karena daya ikat kuat yg bekerja diantara molekul protein → air mengalir → molekul mengendap Gelasi terjadi bilamana keseimbangan antara daya ikat antar molekul dari molekul koloidal dan daya ikat solvent dari partikel koloidal tercapai. Putih dan kuning telur “coagulable”
  • 17. Penyebab koagulasi • Panas • Mekanis • Garam • Asam • Alkali • Reagensia lain
  • 18. Komponen koagulabel • Ovomucoid dan ovomucin tidak terkoagulasi oleh panas • Conalbumin peka panas • Ovalbumin terdenaturasi oleh panas • Chalaza sangat tahan thd koagulasi panas • Kuning telur: proporsi komponen non-proteinnya cukup besar • Umumnya protein kuning telur terkoagulasi oleh panas kecuali phosvitin dan livetin
  • 19. Faktor-faktor yg mempengaruhi koagulasi • Temperatur kecepatan koagulasi kekuatan gel dan WHC • Pengenceran meningkatkan temperatur koagulasi menurunkan kepadatan koagulum • Garam esensial utk koagulasi penambahan garam memacu koagulasi • Gula meningkatkan temperatur koagulasi • Asam menurunkan temperatur awal koagulasi • Alkali kejernihan gel (pH > 11,9)
  • 20. Buih foam • Dispersi koloidal • Fase gas terdispersi dalam fase cair Diaduk/dikocokPutih telur Gelembung udara terperangkap dlm cairan
  • 21. Komponen pembuihan • Ovomucin, membentuk film, insoluble→ buih stabil • Conalbumin, lysozyme, ovomucoid tidak mempunyai kemampuan membuih, tapi interaksi lysozyme dan globulin penting dalam proses pembuihan • Globulin 1. memberi viskositas yg tinggi → mengurangi kecenderungan cairan mengalir keluar dari gelembung udara buih 2. mengurangi tegangan permukaan Daya buih: globulin>ovotransferin>ovomucoid>ovalbumin>lisozim
  • 22. Pengaruh penambahan ingredient pada buih telur • Asam/basa + asam → putih roti ↑ + asam dan garam asam → stabilitas buih↑ • Air → volume buih ↑ → stabilitas buih ↓ • NaCl → stabilitas buih putih telur ↓ → buih whole egg lunak → waktu kocok putih telur ↑
  • 23. • Gula menunda pembentukan buih mengurangi daya kembang penambahan sukrosa/laktosa/dekstrosa/maltosa sbl pemanasan → melindungi sifat fungsional telur thd efek panas yang merugikan • Kuning telur mengurangi volume buih putih telur • Minyak → buih putih telur ↓ → stabilitas ↓ Lemak susu, cream atau susu (whole milk) mentah menghambat daya buih putih telur Minyak zaitun lebih menghambat buih putih telur daripada kuning telur
  • 24. Pengaruh metoda pengocokan dan perlakuan pendahuluan • Metoda pengocokan  Dg pengocok tangan: Vol buih putih telur encer > kental  Dg pengocok elektrik sda, tapi vol ↓ bila pengocokan diteruskan  Buih tdk bergerak disekitar beater yg dioperasikan pd sumbu yang tdk bergerak  Waktu pengocokan ↑ → vol.buih ↑ tapi tdk meningkatkan vol. roti
  • 25. • Blending Laju pengocokan ↑ Vol. Roti dari putih telur ↑ • Homogenisasi Waktu pengocokan ↓ Vol. Roti dari putih telur ↓ • Temperatur Buih lebih cepat terbentuk pd t kamar dp t dingin Pasteurisasi (60oC, 3,5’) → waktu kocok ↑ → daya buih ↓ → kualitas dan vol roti ↓
  • 26. Emulsifikasi • Emulsi : sistem 2 fase cair immisible, 1 fase terdispersi dalam fase lain sbg droplet dg Ø= 0,1 – 50 μm • Emulsi tdk stabil krn : Creaming/sedimentasi Flokulasi/clustering Coalescence • Emulsifier Senyawa “surface-active” Menurunkan tegangan permukaan Menyetabilkan emulsi
  • 27.
  • 28. • Kuning telur: Emulsi o/w Agen pengemulsi yg efisien Bhn esensial dlm mayonaise dan salad dressing Penting dlm adonan cake yang mengandung shortening, cream dan hollandaise sauce Aktivitas mengemulsi whole egg ½ x kuning telur, putih telur ¼ x kuning
  • 29. Mekanisme emulsifikasi 1. Penurunan tegangan permukaan oleh agen surface active dalam kuning telur 2. Agen surface active membentuk film disekeliling globula minyak → mencegah coalescence Emulsifier berorientasi dg sendirinya di sekeliling droplet: Bag non polar → minyak Bag polar → air
  • 30. Komponen emulsifier dlm telur • Albumin Emulsifier yang baik dibanding sukrosa, pati, dekstrin • Lesitin Suka emulsi o/w • Cholesterol Suka emulsi w/o Pada kuning telur segar, lesitin : cholesterol = 6,7 : 1 Rasio < 8 : 1 kondusif utk emulsi w/o Kuning telur memacu emulsi w/o
  • 31. Pengaruh viskositas thd emulsi • Kuning telur menyokong viskositas emulsi • Viskositas kn telur↓ → stabilitas emulsi ↓ • Emulsi kental → stabil • Fase kontinyu kental memacu stabilitas emulsi krn menghalangi gerakan dan coalescence droplet minyak yg terdispersi
  • 32. Peningkatan stabilitas emulsi • Penambahan 0,05% sodium-2-lactylate • Asetilasi dan suksinilasi lipoprotein kuning telur • Fermentasi Kemampuan mengemulsi dan stabilitas panas (100oC, 30’) pada mayonaise yg dibuat dg kuning telur yang difermentasi dg pancreatic phospholipase A2
  • 33. Pengaruh perlakuan • Pembekuan kuning telur → denaturasi protein bertahap → viskositas ↑ Pembekuan dan thawing menurunkan kemampuan mengemulsi dan stabilitas emulsi Kuning telur yg telah dipasteurisasi kmd dibekukan -25oC selama 1 minggu → kemampuan mengemulsi turun sampai 67 %
  • 34. • Pasteurisasi Kemampuan mengemulsi kuning telur pasteurisasi (62oC, 5’) > yg tidak dipasteurisasi • Asam dan garam Penambahan garam → stabilitas emulsi ↑ Penambahan asam→ kemampuan mengemulsi↓ • Pengeringan → kemampuan mengemulsi kuning telur ↓
  • 35. Pemberi warna • Warna yolk menentukan daya terima • Disukai: yolk berwarna kuning emas atau lemon • Yolk memberi warna kuning beberapa makanan: roti, mie, ice cream, custards, saus dan omelete • Tapi jarang digunakan hanya karena konstribusi warnanya
  • 36. Carotenoid composition of egg yolk Pigments Content (%) Carotene α-carotene trace β-carotene 0.03 Xantophyll Cryptoxanthin 0.03 Lutein 0.1 Zeaxanthin 0.2