1. Semester 01
Modul VI
Ilmu Sosial dan Budaya Dasar (ISBD)
Kegiatan Belajar II
Norma dan Praktik Budaya
Kekerasan Dalam Rumah Tangga
Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan
Jakarta 2013
2. Kekerasan
Pada Perempuan
Kekerasan terhadap perempuan adalah segala
tindakan kekerasan yang dilakukan terhadap
perempuan yang berakibat atau kecenderungan
untuk mengakibatkan kerugian dan penderitaan fisik,
seksual, maupun psikologis terhadap perempuan,
baik perempuan dewasa atau anak perempuan dan
remaja. (Komnas Perempuan, 2001)
3. Kekerasan
Pada Perempuan
Setiap perbuatan terhadap seseorang terutama
perempuan, yang berakibat timbulnya kesengsaraan
atau penderitaan secara fisik, seksual, psikologis, dan
atau penelantaran rumah tangga termasuk ancaman
untuk melakukan perbuatan, pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan secara melawan hukum
dalam lingkup rumah tangga (Undang-undang RI no. 23
tahun 2004 )
4. Kekerasan
Pada Perempuan
Tindakan kekerasan terhadap istri dalam rumah
tangga merupakan salah satu bentuk kekerasan yang
seringkali terjadi pada perempuan dan terjadi di balik
pintu tertutup
5. Kekerasan
Pada Perempuan
Tindak kekerasan terhadap istri dalam rumah tangga
terjadi dikarenakan telah diyakini bahwa masyarakat
atau budaya yang mendominasi saat ini adalah
patriarkhi, dimana laki-laki adalah superior dan
perempuan inferior sehingga laki-laki dibenarkan
untuk menguasai dan mengontrol perempuan. Hal
ini menjadikan perempuan tersubordinasi
6. Kekerasan Fisik
Prilaku kekerasan yang termasuk dalam golongan ini
antara lain adalah menampar, memukul, meludahi,
KekerasanPada Perempuan menarik rambut (menjambak), menendang, dengan
menyudut dengan rokok, memukul/melukai
senjata, dan sebagainya.
Bentuk-Bentuk
7. Kekerasan Psikologis/Emosional
Perilaku kekerasan yang termasuk penganiayaan
secara emosional adalah penghinaan, komentarkomentar yang menyakitkan atau merendahkan
KekerasanPada Perempuan harga diri, mengisolir istri dari dunia luar,
mengancam atau ,menakut-nakuti sebagai sarana
memaksakan kehendak
Bentuk-Bentuk
8. Bentuk-Bentuk
Kekerasan Seksual
Kekerasan jenis ini meliputi pengisolasian
(menjauhkan) istri dari kebutuhan batinnya,
KekerasanPada Perempuan memaksa melakukan hubungan seksual, memaksa
selera seksual sendiri, tidak memperhatikan
kepuasan pihak istri.
9. Bentuk-Bentuk
Kekerasan Ekonomi
Setiap orang dilarang menelantarkan orang dalam
lingkup rumah tangganya, padahal menurut hukum
baginya atau karena persetujuan atau
KekerasanPada Perempuan yang berlakuwajib memberikan kehidupan,
perjanjian ia
perawatan atau pemeliharaan kepada orang tersebut
10. Pembelaan atas kekuasaan laki-lai
Faktor-faktor Laki-laki dianggap sebagai superioritas sumber daya
dibandingkan dengan wanita, sehingga mampu
KekerasanPada Perempuan
mengatur dan mengendalikan wanita.
11. Faktor-faktor
Diskriminasi dan pembelaan di bidang
ekonomi
Diskriminasi dan pembatasan kesempatan bagi
wanita untuk bekerja mengakibatkan wanita (istri)
KekerasanPada Perempuan ketergantungan terhadap suami, dan ketika suami
kehilangan pekerjaan maka istri mengalami tindakan
kekerasan
12. Beban pengasuhan anak
Istri yang tidak bekerja, menjadikannya menanggung
beban sebagai pengasuh anak. Ketika terjadi hal
yang tidak diharapkan terhadap anak, maka suami
KekerasanPada Perempuan akan menyalah-kan istri sehingga tejadi kekerasan
dalam rumah tangga
Faktor-faktor
13. Wanita sebagai anak-anak
Faktor-faktor Konsep wanita sebagai hak milik bagi laki-laki lakimenurut hukum, mengakibatkan kele-luasaan
KekerasanPada Perempuan laki untuk mengatur dan mengendalikan segala hak
dan kewajiban wanita.
14. Orientasi peradilan perdana pada laki-laki
wanita sebagai istri di dalam rumah
Faktor-faktor Posisimengalami kekerasan oleh suaminya,tangga
yang
diterima
KekerasanPada Perempuan sebagai pelanggaran hukum, sehingga penyelesaian
kasusnya sering ditunda atau ditutup.
15. Tidak jarang akibat tindak kekerasan terhadap istri
juga meng-akibatkan kesehatan reproduksi
terganggu secara biologis yang pada akhirnya mengakibatkan terganggunya secara sosiologis. Istri yang
Kekerasanpada kesehatan teraniaya sering mengisolasi diri dan menarik diri
reproduksi karena berusaha menyembunyikan bukti
penganiayaan mereka
Dampak
16. Perempuan yang tinggal dengan pasangan yang
suka melakukan tindak kekerasan menunjukkan
masalah-masalah ginekologis yang lebih berat
ketimbang dengan yang tinggal dengan
Kekerasanpada kesehatan pasangan/suami normal ; bahkan problem ginekoreproduksi logis ini bisa berlanjut dalam rasa sakit terus menerus
Dampak
(Schei dan Bakketeig (1989) yang dikutip oleh Heise, Moore dan
Toubia (1995)
17. Dampak
Di seluruh dunia satu diantara empat perempuan
hamil mengalami kekerasan fisik dan seksual oleh
Kekerasanpada kesehatan pasangannya. Pada saat hamil, dapat terjadi
keguguran/abortus, persalinan imatur dan bayi
reproduksi meninggal dalam rahim.
18. Dampak
Istri yang menjadi korban kekerasan memiliki
masalah kesehatan fisik dan mental dua kali lebih
Kekerasanpada kesehatan besar dibandingkan yang tidak menjadi korban
termasuk tekanan mental, gangguan fisik, pusing,
reproduksi nyeri haid, terinfeksi penyakit menular
19. 1. Memberikan pendampingan psikologis dan
pelayanan pengobatan fisik korban.
2. Memberikan pendampingan hukum dalam acara
peradilan.
Keperawatandan kebidanan 3. Melatih kader-kader (LSM) untuk mampu menjadi
pada korban tindak kekerasan 4. pendampingan korban kekerasan. perlindungan
Mengadakan pelatihan mengenai
dalam rumah tangga
pada korban tindak kekerasan dalam rumah
tangga sebagai bekal bidan untuk mendampingi
korban.
Implikasi