2. 1.Tingkat pelayanan (tergantung – arus)
Hal ini berkaitan dengan kecepatan operasi atau fasilitas
jalan yang tergantung pada perbandingan antara arus
terhadap kapasitas.
Definisi ini digunakan oleh Highway Capasity Manual yang
mempunyai 6 buah tingkat pelayanan, yaitu :
• Tingkat pelayanan A – arus bebas
• Tingkat pelayanan B – arus stabil (untuk merancang jalan
antarkota)
• Tingkat pelayanan C – arus stabil (untuk merancang jalan
perkotaan)
• Tingkat pelayanan D – arus mulai tidak stabil
• Tingkat pelayanan E – arus tidak stabil (tersendat sendat)
• Tingkat pelayanan F – arus terhambat (berhenti, antrian,
macet)
3. 2. Tingkat pelayanan (tergantung- fasilitas)
Hal ini sangat tergantung pada jenis fasilitas bukan arusnya.
Jalan bebas hambatan mempunyai tingkat pelayanan yang
tinggi, sedangkan jalan yang sempit mempunyai tingkat
pelayanan yang rendah. Konsep ini dikembangkan oleh
Blunden (1971), Wardrop (1952), dan Davidson (1966).
Blunden menunjukan bahwa hasil eksperimen menghasilkan
karakteristik tertentu sebagai berikut :
• Pada saat arus mendekati nol titik potong pada sumbu Y
terlihat dengan jelas ( T0)
• Kurva mempunyai arsintot pada saat arus mendekati
kapasitas
• Kurva meningkat secara monoton
4. 1. Kecepatan
Kecepatan dalam transportasi dapat dihitung dengan 2 cara, yaitu :
a. Sebagai ukuran tingkat pergerakan kendaraan di jalurnya
b. Sebagai rentang periode waktu mulai saat barang atau penumpang hadir untuk
transportasi sampai pada saat perjalanan selesai
Keuntungan kecepatan dalam transportasi barang adalah sebagai berikut :
• Beberapa komoditas, terutama makanan, mudah membusuk sehingga transportasi yang
lebih singkat akan memperkecil kemungkinan kebusukan makanan.
• Barang yang tidak dapat segera ditransportasikan harus disimpan pada suatu tempat
tertentu.
• Dengan pengiriman yang cepat makin banyak barang yang dapat dikirimkan dalam suatu
periode waktu.
• Harga barrang seringkali berubah sesuai dengan kondisi ekonomi yang ada.
• Kecepatan pengiriman barang memungkinkan barang langsung sampai pada konsumen
dan meminimasi biaya terminal.
5. Beberapa orang yang tidak tahan peerjalanan akan
lebih lega bila perjalanan tersebut cepat berakhir
Dalam perjalanan bisnis kecepatan menghemat biaya
bisnis
Dengan kecepatan transportasi makin banyak tempat
yang dapat dikunjungi dalam suatu periode waktu
Biaya perjalanan itu sendiri berkurang karena lebih
banyak penumpang yang dapat diangkut
Jarak antara rumah dan tempat kerja yang jauh tidak
akan menjadi masalah bila perjalanan dapat dilakukan
dengan cepat
6. 2. Keselamatan
Perhatian bukan hanya pada perlindungan orang dan barang yang
diangkut tapi juga barang dan orang lain yang berbagi prasarana
dalam melakukan kegiatan transportasi. Keselamatan bagi penumpang
harus selalu menjadi elemen pelayanan utama dalam transportasi.
3. Kapasitas
Prasarana dan sarana harus mencukupi untuk segala jenis permitaan.
Sarana harus disesuaikan dengan permintaan maksimum pada suatu
periode waktu baik angkutan penumpang maupun barang.
4. FreKuensi
Frekuensi yang dimaksud adalah jarak waktu antara angkutan umum
yang dapat dinaiki saat ia berangkat dengan datangnya atau
berhentinya angkutan umum dengan jurusan yang sama setelah itu.
Keuntungan frekuensi tinggi pada transportasi barang antara lain :
• Waktu penyimpanan lebih sebentar
• Tahapan pemrosesan dalam menjadi lebih cepat
• Barang yang tak dapat digunakan dapat digantikan dengan cepat
• Permintaan konsumen dapat terlayani dengan lebih cepat pada setiap
saat
7. 5. Keteraturan
Dapat dilakukan dari 2 sisi, yaitu jarak yang tetap atau periode waktu
yang tetap.
6. pertimbangan seluruh aspeK
Sistem transportasi baik nasional maupun internasional terdiri dari
beragam bentuk perlengkapan, kepemilikan juga lingkup area
pelayanannya.
7. tanggung Jawab
Hal ini dikenakan pada transportasi yang dipercayakan pada orang atau
lembaga lain selain pihak yang membutuhkan transportasi tersebut
8. Kenyamanan
Elemen pelayanan ini khusus untuk transportasi manusia karena
manusia sangat peka baik secara fisik maupun psikologi
9. biaya yang layaK
Biaya transportasi yang murah akan meningkatkan kemampuan
masyarakat untuk melakukan transportasi dan secara tidak langsung
mendorong pertumbuhan kegiatan ekonomi.
8. a. Karakteristik Geometrik Jalan, yang terdiri dari:
Jalur la-lin (jumlah dan lebar jalur)
Bahu jalan (lebar)
Lajur jalan (jumlah)
Median jalan (ada/tidak)
b. Arus lalulintas
Kendaraan Ringan (LV)
Kendaraan Berat (HV)
Kendaraan Bermotor (MC)
9. Jalan dua jalur dua arah (2/2 UD)
Jalan empat lajur dua arah, terdiri dari:
tidak terbagi (yaitu tanpa median) (4/2UD)
Terbagi (yaitu dengan median (4/2)
Jalan enam lajur dua arah terbagi (6/2)
Jalan satu arah (1-3/1)
10. Arus lalulintas adalah jumlah kendaraan yang terdapat dalam
ruang yang diukur dalam satu interval waktu tertentu 15
menit.
Dalam MKJI nilai lalulintas mencerminkan komposisi lalulintas
dengan menyatakan arus dalam satuan mobil penumpang
(smp). Semua nilai arus lalu lintas (per arah dan total) diubah
menjadi smp dengan menggunakan ekivalen mobil penumpang
(smp) yang diturunkan secara empiris untuk tipe kendaraan
berikut:
1. Kendaraan ringan (LV): termasuk mobil penumpang, minibus,
pick up, truk dan jeep
2. Kendaraan berat (HV): termasuk truk dan bus
3. Sepeda motor (MC)
4. Maximum annual hourly volume adalah volume tiap jam yang
terbesar untuk suatu tahun tertentu
11. 5. 30 HV atau DHV yaitu volume lalu lintas tiap jam yang dipakai
sebagai volume desain. Dalam setahun, besarnya akan
melampaui oleh 29 data.
6. Rate of Flow adalah volume yang diperoleh dari pengamatan yang
lebih kecil dari 1 jam, akan tetapi kemudian dikonversikan menjadi
volime 1 jam secara linier.
7. PHF adalah perbandingan volume satu jam penuh dengan puncak
dari Rate Of Flow pada jam tersebut. Sehingga PHF dihitung seperti
berikut
PHF= Volume 1 jam/ maksimum Rate Of Flow
8. Jumlah kendaraan yang melalui titik pada suatu jalur gerak
persatuan waktu, dinyatakan dalam kendaraan/jam (Qkendaraan),
smp/jam (Qsmp) atau LHRT (Q Laju Harian Rata-rata Tahunan)
12. ADT atau juga dikenal sebagai LHR yaitu total volume lalu lintas rata-
rata harian berdasarkan pengumpulan data selama x hari dengan
ketentuan 1<x<365
ADT= Qx/X
diaman: Qx= volume lalu lintas yang diamati selama lebih dari 1 hari
dan kurang dari 365 hari
X= jumlah hari pengamatan
AADT atau LHRT yaitu total folume lalu lintas rata-rata harian akan
tetapi pengumpulan datanya harus >365 hari. Perhitungannya sama
dengan perhitungan ADT.
AAWT yaitu volume rata-rata harian selama hari kerja berdasarkan
pengumpulan data >365 hari. Sehingga AAWT dapat dihitung sebagai
jumlah volume pengamatan selama hari kerja dibagi dengan jumlah
hari kerja selama pengumpulan data.
13. c. Kapasitas ruas jalan
Kapasitas dasar
Faktor penyesuai lebar jalan
Faktor penyesuai pemisah jalan
Faktor penyesuai hambatan samping dan lebar bahu/jarak gerbang
penghalang
hambatan samping adalah dampak terhadap kinerja lalu lintas dari
kativitas samping segmen jalan, yang disebabkan oleh 4 jenis
kejadian yang masing-masing memiliki bobot pengaruh yang
berbeda terhadap kapasitas, yaitu:
1) Pejalan Kaki, bobot 0,5
2) Kendaraan parkir atau berhenti, bobot 0,1
3) Kendaraan keluar/ masuk dari/ ke sisi jalan, bobot 0,7
4) Kendaraan bergerak lambat, bobot 0,4
Faktor penyesuai ukuran kota
14. d. Derajat Kejenuhan
Merupakan rasio arus lalulintas (smp/jam) terhadap kapasitas (smp/jam) pada
bagian jalan tertentu.
Nilai derajad kejenuhan menunjukan apakah segmen jalan tersebut mmpunyai
masalah kapasitas atau tidak. Jika derajat kejenuhan > 0,75 berarti segmen jalan
tersebut mempunyai kapasitas karena telah berada pada kondisi jenuh.
Derajat kejenuhan terdiri dari:
Volume
Kapasitas