SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  80
1736138-8195<br />KARYA TULIS ILMIAH<br />FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TEKANAN DARAH  PENDERITA HIPERTENSI PADA LANSIA  DI PUSKESMAS PEMBINA PLAJU PALEMBANG TAHUN 2009<br />OLEH :<br />AULIA DWI NATALIA<br />NIM. PO.71.20.1.06.044<br />DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA <br />POLTEKKES DEPKES PALEMBANG<br />JURUSAN KEPERAWATAN<br />TAHUN 2009<br />2026920116840<br />FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI  PADA LANSIA DI PUSKESMAS PEMBINA PLAJU PALEMBANG <br />TAHUN 2009<br />OLEH :<br />AULIA DWI NATALIA<br />PO.71.20.1.06.044<br />DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA <br />POLTEKKES DEPKES PALEMBANG<br />JURUSAN KEPERAWATAN<br />TAHUN 2009<br />DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA<br />POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG<br />JURUSAN KEPERAWATAN<br />KARYA TULIS ILMIAH, AGUSTUS 2009<br />AULIA DWI NATALIA<br />FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI PADA LANSIA DIPUSKESMAS<br />PEMBINA PLAJU PALEMBANG TAHUN 2009.<br />xx + 66 halaman + 12 tabel + 7 lampiran<br />ABSTRAK<br />Hipertensi masih menjadi masalah kesehatan pada kelompok usia lanjut. Sebagai hasil pembangunan yang pesat dewasa ini dapat meningkatkan umur harapan hidup, sehingga jumlah lansia bertambah setiap tahunnya. Ironisnya peningkatan usia sering dibarengi dengan meningkatnya penyakit degeneratif dan masalah kesehatan lain pada kelompok ini.. Profil Puskesmas Pembina Palembang Tahun 2009 menunjukan bahwa hipertensi menduduki peringkat kedua 10 besar penyakit lansia. Tingginya penyakit hipertensi di Puskesmas Pemmbina diduga berhubungan dengan faktor resiko antara lain : umur, jenis kelamin, berat badan, genetik dan kurang olahraga.<br />Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi pada lansia di Puskesmas Pembina Plaju Palembang tahun 2009. Penelitian ini merupakan survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian adalah penderita hipertensi yang berusia berusia 60 tahun keatas dan terdiagnosa penyakit hipertensi. Penelitian diambil dengan cara Non random sampling dengan menggunakan teknik Accidental Sampling. Pengambilan data dilakukan dengan kuisioner dan pemeriksaan fisik berupa pengukuran berat badan, tinggi badan dan tekanan darah sistolik. <br />Hasil analisis bivariat didapatkan bahwa p value < (0,05) adalah variabel umur (0,010), dan olahraga (0,033). Sedangkan p value > (0,05) adalah  jenis kelamin (0,217), genetik (0,067),  dan berat badan (0,281).<br />Berdasarkan hasil penelitian, disarankan kepada para lansia dan keluarga agar selalu menjaga pola makan dan menjalani pola hidup yang sehat, mempertahankan berat badan, pentingnya mengontrol tekanan darah. dan kepada petugas kesehatan terutama di Puskesmas Pembina Plaju Palembang agar selalu memberikan  bimbingan dan penyuluhan  dalam meningkatkan informasi tentang hipertensi pada kelompok  lansia, komplikasi dan penanggulangannya <br />Daftar Pustaka  : 18 (2001-2009)<br />,[object Object],xl + 59 Pages + 12 Tables + 7Appendix<br />                                                        ABSTRACT<br />Hypertension is still a health problem in the elderly group. as a result of rapid development today could increase life expectancy, so the number of elderly increases every year. Ironically increasing age is often accompanied with an increase in degenerative diseases and other health problems in this group. Profil Puskesmas coach Palembang Year 2009 showed that hypertension was ranked second of 10 hypertension lansia.Tingginya diseases in health center associated with the coach suspected risk factors include: age, sex, weight, genetics, and lack of exercise.<br />Purpose of this study was to determine the factors associated with incident hypertension in the elderly in the health center palembang Plaju coach in 2009. This research is an analytical survey with cross sectional approach. Research sample is hypertension aged 60 years and over, and diagnosed hypertension. Research is taken by way of non-random sampling using Accidental Sampling techniques. Data retrieval is done by questionnaire and physical examination of the measurement of weight, height, and systolic blood pressure<br />Bivariate analysis found that P value <(0.05) is the variable of age (0.010). and lack of exercise (0.033). while the p value> (0.05) is the sex (0.217), offspring (0.067), and weight (0.281)<br />Based on research results, recommended to the elderly and families in order to always maintain your diet and live a healthy lifestyle, maintaining weight, the importance of controlling blood pressure. And to health workers, especially in Palembang Plaju coaches clinic in order to always provide guidance and counseling in improving information about hypertension in the elderly, complications and handling.<br />Literature: 18 (2001-2009)<br />177038034925<br />FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI  PADA LANSIA DI  PUSKESMAS PEMBINA PLAJU PALEMBANG TAHUN 2009<br />Karya Tulis Ilmiah Ini Diajukan Sebagai <br />Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar<br />AHLI MADYA KEPERAWATAN<br />OLEH :<br />AULIA DWI NATALIA<br />PO.71.20.1.06.044<br />DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA <br />POLTEKKES DEPKES PALEMBANG<br />JURUSAN KEPERAWATAN<br />TAHUN 2009<br />BAB  I<br />PENDAHULUAN<br />,[object Object],Hipertensi seringkali disebut sebagai pembunuh gelap (silent killer), karena termasuk penyakit yang mematikan, tanpa disertai dengan gejala-gejalanya lebih dahulu sebagai peringatan bagi korbannya. Kalaupun muncul, gejala tersebut seringkali dianggap gangguan biasa, sehingga korbannya terlambat menyadari akan datangnya penyakit (Sustrani, 2006).<br />Hipertensi  menjadi masalah kesehatan masyarakat yang serius, karena jika tidak terkendali akan berkembang dan menimbulkan komplikasi yang berbahaya. Akibatnya bisa fatal karena sering timbul komplikasi, misalnya stroke (perdarahan otak), penyakit  jantung koroner, dan gagal ginjal (Gunawan, 2001).<br />,[object Object]
Kondisi yang berkaitan dengan usia ini adalah produk samping dari keausan arteriosklerosis dari arteri-arteri utama, terutama aorta, dan akibat dari berkurangnya kelenturan. Dengan mengerasnya arteri-arteri ini dan menjadi semakin kaku, arteri dan aorta itu kehilangan daya penyesuaian diri. Dinding, yang kini tidak elastis, tidak dapat lagi mengubah darah yang keluar dari jantung menjadi aliran yang lancar. Hasilnya adalah gelombang denyut yang tidak terputus dengan puncak yang tinggi (sistolik) dan lembah yang dalam (diastolik) (Wolff , 2008).Prevalensi HST adalah sekitar berturut-turut 7%, 11%, 18% dan 25% pada kelompok umur 60-69, 70-79, 80-89, dan diatas 90 tahun. HST lebih sering ditemukan pada perempuan dari pada laki-laki. Pada penelitian di Rotterdam, Belanda ditemukan: dari 7983 penduduk berusia diatas 55 tahun, prevalensi hipertensi (160/95mmHg) meningkat sesuai dengan umur, lebih tinggi pada perempuan (39%) dari pada laki-laki (31%). Di Asia, penelitian di kota Tainan, Taiwan menunjukkan hasil sebagai berikut: penelitian pada usia diatas  tahun dengan kriteria hipertensi berdasarkan The Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and treatment of High Bloodpressure             (JNC VI),ditemukan prevalensi hipertensi sebesar 60,4% (laki-laki 59,1% dan perempuan 61,9%), yang sebelumnya telah terdiagnosis hipertensi adalah 31,1% (laki-laki 29,4% dan perempuan 33,1%), hipertensi yang baru terdiagnosis adalah 29,3% (laki-laki 29,7% dan perempuan 28,8%). Pada kclompok ini, adanya riwayat keluarga dengan hipertensi dan tingginya indeks masa tubuh merupakan faktor risiko hipertensi (Kuswardhani, 2007).<br />,[object Object],Data WHO tahun 2000 menunjukkan, di seluruh dunia, sekitar 972 juta orang atau 26,4% penghuni bumi mengidap hipertensi dengan perbandingan 26,6% pria dan 26,1% wanita. Angka ini kemungkinan akan meningkat menjadi 29,2% di tahun 2025. Dari 972 juta pengidap hipertensi, 333 juta berada di negara maju dan 639 sisanya berada di negara sedang berkembang, temasuk Indonesia (Andra,2007). <br />Umur Harapan Hidup (UHH, proporsi penduduk Indonesia umur 55 tahun ke atas pada tahun 1980 sebesar 7,7% dari seluruh populasi, pada tahun 2000 meningkat menjadi 9,37% dan diperkirakan tahun 2010 proporsi tersebut akan meningkat menjadi 12%, serta UHH meningkat menjadi 65-70 tahun. Dalam hal ini secara demografi struktur umur penduduk Indonesia bergerak ke arah struktur penduduk yang semakin menua (ageing population). Peningkatan UHH akan menambah jumlah lanjut usia (lansia) yang akan berdampak pada pergeseran pola penyakit di masyarakat dari penyakit infeksi ke penyakit degenerasi. Prevalensi penyakit menular mengalami penurunan, sedangkan penyakit tidak menular cenderung mengalami peningkatan. Penyakit tidak menular (PTM) dapat digolongkan menjadi satu kelompok utama dengan faktor risiko yang sama (common underlying risk faktor) seperti kardiovaskuler, stroke, diabetes mellitus, penyakit paru obstruktif kronik, dan kanker tertentu. Faktor risiko tersebut antara lain mengkonsumsi tembakau, konsumsi tinggi lemak kurang serat, kurang olah raga, alkohol, hipertensi, obesitas, gula darah tinggi, lemak darah tinggi <br />Berdasarkan hasil survey kesehatan rumah tangga (SKRT) tahun 2001, di kalangan penduduk umur 25 tahun ke atas menunjukkan bahwa 27% laki-laki dan 29% wanita menderita hipertensi, 0,3% mengalami penyakit jantung iskemik dan stroke, 1,2% diabetes, 1,3% laki-laki dan 4,6% wanita mengalami kelebihan berat badan (obesitas), dan yang melakukan olah raga 3 kali atau lebih per minggu hanya 14,3%. Laki-laki umur 25-65 tahun yang mengkonsumsi rokok sangat tinggi yaitu sebesar 54,5%, dan wanita sebesar 1,2% (http://www.dinkesjatengprov.go.id/ dinkes08/screeningdinkes.pdf). <br />Profil kesehatan Puskesmas Pembina tahun 2008 menunjukkan bahwa ISPA menduduki peringkat pertama dan hipertensi menduduki peringkat ke dua dari 10 besar penyakit pada lansia (Profil Kesehatan Puskesmas Pembina Tahun 2008).  <br />Berdasarkan data dari Puskesmas Pembina Plaju Palembang diperoleh jumlah penderita hipertensi pada lansia tahun 2006 tercatat 657 lansia. Pada tahun  2007 tercatat 483 lansia. Pada tahun 2008 tercatat 290 lansia. Dan data pada bulan Januari- Maret tahun 2009 tercatat 77 orang lansia dengan laki-laki 45 orang dan perempuan 32 orang.<br />Berdasarkan data di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian Hipertensi pada  Lansia di Puskesmas Pembina Plaju Palembang tahun 2009.<br />,[object Object],Dari uraian latar belakang, maka rumusan masalah dalam penelitian ini masiah tingginya angka kejadian (prevalensi) hipertensi pada lansia yang dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, genetik, berat badan, dan kurang olahraga.<br /> <br />,[object Object]
Apakah terdapat hubungan antara umur dengan tekanan darah penderita hipertensi pada lansia di Puskesmas Pembina Plaju Palembang tahun 2009?
Apakah terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan tekanan darah penderita hipertensi pada lansia di Puskesmas Pembina Plaju Palembang tahun 2009?
Apakah terdapat hubungan antara keturunan dengan tekanan darah penderita hipertensi pada lansia di Puskesmas Pembina Plaju Palembang tahun 2009?
Apakah terdapat hubungan antara obesitas  dengan tekanan darah penderita hipertensi pada lansia di Puskesmas Pembina Plaju Palembang tahun 2009?
Apakah terdapat hubungan antara kurang olahraga dengan tekanan darah penderita hipertensi pada lansia di Puskesmas Pembina Plaju Palembang tahun 2009?
D.  Tujuan Penelitian1.   Tujuan Umum<br />Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan tekanan darah penderita hipertensi pada lansia di Puskesmas Pembina Plaju Palembang tahun 2009.<br />2. Tujuan Khusus<br />,[object Object]
Diketahuinya hubungan antara jenis kelamin dengan tekanan darah penderita  hipertensi pada lansia di Puskesmas Pembina Plaju Palembang tahun 2009.
Diketahuinya hubungan antara keturunan dengan tekanan darah penderita  hipertensi pada lansia di Puskesmas Pembina Plaju Palembang tahun 2009.
Diketahuinya hubungan antara obesitas  dengan tekanan darah penderita  hipertensi pada lansia di Puskesmas Pembina Plaju Palembang tahun 2009.
Diketahuinya hubungan antara olahraga dengan tekanan darah penderita  hipertensi pada lansia di Puskesmas Pembina Plaju Palembang tahun 2009.Manfaat Penelitian<br />,[object Object],Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan atau informasi dalam upaya menanggulangi penyakit hipertensi pada Lansia di Puskesmas Pembina Plaju Palembang.<br />,[object Object]
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah yang bermanfaat dalam pengembangan pembelajaran yang berhubungan dengan penyakit hipertensi.
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi perpustakaan untuk mengembangkan wawasan serta pengetahuan.
Bagi Peneliti
Hasil penelitian dapat digunakan sebagai tambahan wawasan ilmu pengetahuan serta keterampilan didalam menganalisa permasalahan kesehatan yang ada dimasyarakat terutama mengenai penyakit hipertensi pada Lansia.F. Ruang Lingkup Penelitian<br />Penelitian ini dilakukan pendekatan analitik menggunakan rancangan cross sectional, dan dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan tekanan darah penderita  hipertensi pada lansia. Lokasi penelitian ini dilakukan di Puskesmas Pembina Plaju Palembang tahun 2009  dengan subjek peneliti yaitu lansia berusia 60 tahun keatas dan terdiagnosa hipertensi. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan  Juni 2009, dengan dilakukan wawancara dari data primer, pengukuran, dan kuisioner. <br />BAB II<br />TINJAUAN PUSTAKA<br />,[object Object]
Pengertian Hipertensi
Hipertensi atau penyakit tekanan darah tinggi adalah suatu gangguan pada pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah, terhambat sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkannya (Sustrani, 2006).
Hipertensi atau darah tinggi adalah penyakit kelainan jantung dan pembuluh darah yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah. WHO (World Health Organization) memberikan batasan tekanan darah normal adalah 140/90 mmHg, dan tekanan darah sama atau diatas 160/95 mmHg dinyatakan sebagai hipertensi. Batasan ini tidak membedakan antara usia dan jenis kelamin (Marliani, 2007).
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan diastolik di atas 90 mmHg. Pada populasi lansia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg (Rohaendi, 2008).
Etiologi Menurut  Sutanto (2009), penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya perubahan- perubahan pada :<br />,[object Object]
Katub jantung menebal dan menjadi kaku
Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah berumur 20 tahun, kemampuan jantung memompa darah menurun menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.
Kehilangan elastisitas pembuluh darah. Hal ini terjadi karenakurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi
Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer
Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dapat dikelompokkan menjadi dua. Yang pertama hipertensi primer yang tidak diketahui penyebabnya. Yang kedua hipertensi sekunder, disebabkan kelainan ginjal dan kelainan kelenjar tiroid. Yang banyak terjadi adalah hipertensi primer, sekitar 92-94% dari kasus hipertensi. Dengan kata lain, sebagian besar hipertensi tidak dapat dipastikan penyebabnya (Marliani, 2007). <br /> <br />,[object Object]
Hipertensi dapat didiagnosa sebagai penyakit yang berdiri sendiri, tetapi lebih sering dijumpai terkait dengan penyakit lain, misalnya obesitas, dan diabetes melitus. Berdasarkan penyebabnya, hipertpensi dapat dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu:
Hipertensi esensial atau hipertensi primer
Yaitu hipertensi yang tidak diketahui  penyebabnya (Gunawan, 2001). Sebanyak 90-95 persen kasus hipertensi yang terjadi tidak diketahui dengan pasti apa penyebabnya. Para pakar menunjuk stress sebagai tuduhan utama, setelah itu banyak faktor lain yang mempengaruhi, dan para pakar juga menemukan hubungan antara riwayat keluarga penderita hipertensi (genetik) dengan resiko untuk juga menderita penyakit ini. Faktor- faktor lain yang dapat dimasukkan dalam daftar penyebab hipertensi jenis ini adalah lingkungan,dan faktor yang meningkatkan resikonya seperti obesitas, konsumsi alkohol, dan  merokok.
Hipertensi renal atau hipertensi sekunder
Yaitu hipertensi yang disebabkan oleh penyakit lain (Gunawan, 2001). Pada 5-10 persen kasus sisanya, penyebab spesifiknya sudah diketahui, yaitu gangguan hormonal, penyakit jantung, diabetes, ginjal, penyakit pembuluh darah atau berhubungan dengan kehamilan. Garam dapur akan memperburuk hipertensi, tapi bukan faktor penyebab.Patofisiologi<br />Mekanisme  yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriksi. Individu dengan hipertensi sangat sensitiv terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.<br />Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan rennin. Renin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intra vaskuler. Semua faktor ini cenderung mencetuskan keadaan hipertensi.<br />Sebagai pertimbangan gerontologis dimana terjadi perubahan struktural dan fungsional pada system pembuluh perifer bertanggungjawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung (volume sekuncup) mengakibatkan penurunan curang jantung dan peningkatan tahanan perifer (Rohaendi, 2008).<br />,[object Object]
Klasifikasi hipertensi menurut WHO (World Health Organization) dalam Rohaendi (2008):
Tekanan darah normal, yakni tekanan sistolik  kurang atau sama dengan 140 mmHg dan tekanan diastoliknya kurang atau sama dengan 90 mmHg.
Tekanan darah borderline (perbatasan), yakni tekanan sistolik 140-159 mmHg dan tekanan diastoliknya 90-94 mmHg
Tekanan darah tinggi atau hipertensi, yakni sistolik 1ebih besar atau sama dengan 160 mmHg dan tekanan diastoliknya lebih besar atau sama dengan 95mmHg.
Menurut Salma Elsanti (2009), klasifikasi penyakit hipertensi terdiri dari:
Tekanan sistolik:
< 119 mmHg : Normal
120-139 mmHg : Pra hipertensi
140-159 mmHg : Hipertensi derajat 1
> 160 mmHg : hipertensi derajat 2
Tekanan diastolik
< 79 mmHg : Normal
80-89 mmHg : pra hipertensi
90-99 mmHg : hipertensi derajat 1
 >100mmHg : hipertensi derajat 2
Stadium 1: Hipertensi ringan (140-159 mmHg 90-99 mmHg)
Stadium 2: Hipertensi sedang (160-179 mmHg 100-109 mmHg)
Stadium 3: Hipertensi berat (180-209 mmHg 110-119 mmHg)
Gejala Hipertensi
Hipertensi sulit disadari oleh seseorang karena hipertensi tidak memiliki gejala khusus. Menurut  Sutanto (2009), gejala-gejala yang mudah diamati antara lain yaitu :
Gejala ringan seperti pusing atau sakit kepala
Sering gelisah
Wajah merah
Tengkuk terasa pegal
Mudah marah
Telinga berdengung
Sukar tidur
Sesak napas
Rasa berat ditengkuk
Mudah lelah
Mata berkunang-kunang
Mimisan ( keluar darah dari hidung).
Faktor resiko yang mempengaruhi Hipertensi
Menurut Elsanti (2009), faktor resiko yang mempengaruhi hipertensi  yang dapat atau tidak dapat dikontrol, antara lain:
Faktor resiko yang tidak dapat dikontrol:
Jenis kelamin
Prevalensi terjadinya hipertensi pada pria sama dengan wanita. Namun wanita terlindung dari penyakit kardiovaskuler sebelum menopause.  Wanita yang belum mengalami menopause dilindungi oleh hormon estrogen yang berperan dalam meningkatkan kadar High Density Lipoprotein (HDL). Kadar kolesterol HDL yang tinggi merupakan faktor pelindung dalam mencegah terjadinya proses aterosklerosis. Efek perlindungan estrogen dianggap sebagai penjelasan adanya imunitas wanita pada usia premenopause. Pada premenopause wanita mulai kehilangan sedikit demi sedikit hormon estrogen yang selama ini melindungi pembuluh darah dari kerusakan. Proses ini terus berlanjut dimana hormon estrogen tersebut berubah kuantitasnya sesuai dengan umur wanita secara alami, yang umumnya mulai terjadi pada wanita umur 45-55 tahun. Dari hasil penelitian didapatkan hasil lebih dari setengah penderita hipertensi berjenis kelamin wanita sekitar 56,5%. (Anggraini dkk, 2009).
Hipertensi lebih banyak terjadi pada pria bila terjadi pada usia dewasa muda. Tetapi lebih banyak menyerang wanita setelah umur 55 tahun, sekitar 60% penderita hipertensi adalah wanita. Hal ini sering dikaitkan dengan perubahan hormon setelah menopause (Marliani, 2007).
Umur
Semakin tinggi umur seseorang semakin tinggi tekanan darahnya, jadi orang yang lebih tua cenderung mempunyai tekanan darah yang tinggi dari orang yang berusia lebih muda. Hipertensi pada usia lanjut harus ditangani secara khusus. Hal ini disebabkan pada usia tersebut ginjal dan hati mulai menurun, karena itu dosis obat yang diberikan harus benar-benar tepat. Tetapi pada kebanyakan kasus , hipertensi banyak terjadi pada usia lanjut. Pada wanita, hipertensi sering terjadi pada usia diatas 50 tahun. Hal ini disebabkan terjadinya perubahan hormon sesudah menopause.
Hanns Peter (2009) mengemukakan bahwa kondisi yang berkaitan dengan usia ini adalah produk samping dari keausan arteriosklerosis dari arteri-arteri utama, terutama aorta, dan akibat dari berkurangnya kelenturan. Dengan mengerasnya arteri-arteri ini dan menjadi semakin kaku, arteri dan aorta itu kehilangan daya penyesuaian diri.
Dengan bertambahnya umur, risiko terkena hipertensi lebih besar sehingga prevalensi dikalangan usia lanjut cukup tinggi yaitu sekitar 40 % dengan kematian sekitar 50 % diatas umur 60 tahun. Arteri kehilangan elastisitas atau kelenturan serta tekanan darah meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Peningkatan kasus hipertensi akan berkembang pada umur lima puluhan dan enampuluhan. Dengan bertambahnya umur, dapat meningkatkan risiko hipertensi (http://www.dinkesjatengprov.go.id/ dinkes08/screeningdinkes.pdf).
Keturunan (Genetik)
Adanya faktor genetik pada keluarga tertentu  akan menyebabkan keluarga itu mempunyai risiko menderita hipertensi. Hal ini berhubungan dengan peningkatan kadar sodium intraseluler dan rendahnya rasio antara potasium terhadap sodium Individu dengan orang tua dengan hipertensi mempunyai risiko dua kali lebih besar untuk menderita hipertensi dari pada orang yang tidak mempunyai keluarga dengan riwayat hipertensi.  Selain itu didapatkan 70-80% kasus hipertensi esensial dengan riwayat hipertensi dalam keluarga (Anggraini dkk, 2009). Seseorang akan memiliki kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita hipertensi (Marliani, 2007).
Menurut Rohaendi (2008), mengatakan bahwa Tekanan darah tinggi cenderung diwariskan dalam keluarganya. Jika salah seorang dari orang tua anda ada yang mengidap tekanan darah tinggi, maka anda akan mempunyai peluang sebesar 25% untuk mewarisinya selama hidup anda. Jika kedua orang tua mempunyai tekanan darah tingi maka peluang anda untuk terkena penyakit ini akan meningkat menjadi 60%.
Faktor resiko yang dapat dikontrol:
Obesitas
Pada usia pertengahan ( + 50 tahun ) dan dewasa lanjut asupan kalori sehingga mengimbangi penurunan kebutuhan energi karena kurangnya aktivitas. Itu sebabnya berat badan meningkat. Obesitas dapat memperburuk kondisi lansia. Kelompok lansia karena dapat memicu timbulnya berbagai penyakit seperti artritis, jantung dan pembuluh darah, hipertensi (Rohendi, 2008).
Untuk mengetahui seseorang mengalami obesitas atau tidak, dapatdilakukan dengan mengukur berat badan dengan tinggi badan, yang kemudian disebut dengan Indeks Massa Tubuh (IMT). Rumus perhitungan IMT adalah sebagai berikut:

Contenu connexe

Tendances

452 888-1-sm
452 888-1-sm452 888-1-sm
452 888-1-sm
RPutri2
 
6083 article text-15411-1-10-20190317 (4)
6083 article text-15411-1-10-20190317 (4)6083 article text-15411-1-10-20190317 (4)
6083 article text-15411-1-10-20190317 (4)
Muflihun24
 
Prevalensi hipertensi di desa umbulmartani kecamatan ngemplak kabupaten sleman
Prevalensi hipertensi di desa umbulmartani kecamatan ngemplak kabupaten slemanPrevalensi hipertensi di desa umbulmartani kecamatan ngemplak kabupaten sleman
Prevalensi hipertensi di desa umbulmartani kecamatan ngemplak kabupaten sleman
beigita darwin
 
DISLIPIDEMIA PADA OBESITAS DAN TIDAK OBESITAS DI RSUP DR. KARIADI DAN LABORAT...
DISLIPIDEMIA PADA OBESITAS DAN TIDAK OBESITAS DI RSUP DR. KARIADI DAN LABORAT...DISLIPIDEMIA PADA OBESITAS DAN TIDAK OBESITAS DI RSUP DR. KARIADI DAN LABORAT...
DISLIPIDEMIA PADA OBESITAS DAN TIDAK OBESITAS DI RSUP DR. KARIADI DAN LABORAT...
Sii AQyuu
 

Tendances (17)

7751 17090-1-sm
7751 17090-1-sm7751 17090-1-sm
7751 17090-1-sm
 
459 1123-2-pb (1)
459 1123-2-pb (1)459 1123-2-pb (1)
459 1123-2-pb (1)
 
Bab i iii tesis
Bab i iii tesisBab i iii tesis
Bab i iii tesis
 
452 888-1-sm
452 888-1-sm452 888-1-sm
452 888-1-sm
 
25944 73088-2-pb (1)
25944 73088-2-pb (1)25944 73088-2-pb (1)
25944 73088-2-pb (1)
 
1030 2167-1-sm
1030 2167-1-sm1030 2167-1-sm
1030 2167-1-sm
 
6083 article text-15411-1-10-20190317 (4)
6083 article text-15411-1-10-20190317 (4)6083 article text-15411-1-10-20190317 (4)
6083 article text-15411-1-10-20190317 (4)
 
Kelompok sik hipertensi
Kelompok sik hipertensiKelompok sik hipertensi
Kelompok sik hipertensi
 
Kelompok sik hipertensi
Kelompok sik hipertensiKelompok sik hipertensi
Kelompok sik hipertensi
 
Kelompok sik hipertensi
Kelompok sik hipertensiKelompok sik hipertensi
Kelompok sik hipertensi
 
Kelompok sik hipertensi terbaru
Kelompok sik hipertensi terbaruKelompok sik hipertensi terbaru
Kelompok sik hipertensi terbaru
 
Prevalensi hipertensi di desa umbulmartani kecamatan ngemplak kabupaten sleman
Prevalensi hipertensi di desa umbulmartani kecamatan ngemplak kabupaten slemanPrevalensi hipertensi di desa umbulmartani kecamatan ngemplak kabupaten sleman
Prevalensi hipertensi di desa umbulmartani kecamatan ngemplak kabupaten sleman
 
Kejadian hipertensi di kota sukabumi fix
Kejadian hipertensi di kota sukabumi fixKejadian hipertensi di kota sukabumi fix
Kejadian hipertensi di kota sukabumi fix
 
Pencegahan stroke sekunder
Pencegahan stroke sekunderPencegahan stroke sekunder
Pencegahan stroke sekunder
 
Penyakit NCD Di Malaysia
Penyakit NCD Di Malaysia Penyakit NCD Di Malaysia
Penyakit NCD Di Malaysia
 
DISLIPIDEMIA PADA OBESITAS DAN TIDAK OBESITAS DI RSUP DR. KARIADI DAN LABORAT...
DISLIPIDEMIA PADA OBESITAS DAN TIDAK OBESITAS DI RSUP DR. KARIADI DAN LABORAT...DISLIPIDEMIA PADA OBESITAS DAN TIDAK OBESITAS DI RSUP DR. KARIADI DAN LABORAT...
DISLIPIDEMIA PADA OBESITAS DAN TIDAK OBESITAS DI RSUP DR. KARIADI DAN LABORAT...
 
Naskah publikasi
Naskah publikasiNaskah publikasi
Naskah publikasi
 

En vedette

Vedro yg punyo..jgn di contek !!
Vedro yg punyo..jgn di contek !!Vedro yg punyo..jgn di contek !!
Vedro yg punyo..jgn di contek !!
vedro agasi
 
Profil nagaswidak 2011
Profil nagaswidak 2011Profil nagaswidak 2011
Profil nagaswidak 2011
vedro agasi
 
Toksikologi logam-berat vedro
Toksikologi logam-berat vedroToksikologi logam-berat vedro
Toksikologi logam-berat vedro
vedro agasi
 
Analisis kandungan logam berat hg, cd dan pb daging kijing lokal (pi...
Analisis kandungan logam berat hg, cd dan          pb daging kijing lokal (pi...Analisis kandungan logam berat hg, cd dan          pb daging kijing lokal (pi...
Analisis kandungan logam berat hg, cd dan pb daging kijing lokal (pi...
deyylaa17
 

En vedette (7)

Vedro yg punyo..jgn di contek !!
Vedro yg punyo..jgn di contek !!Vedro yg punyo..jgn di contek !!
Vedro yg punyo..jgn di contek !!
 
Profil nagaswidak 2011
Profil nagaswidak 2011Profil nagaswidak 2011
Profil nagaswidak 2011
 
Profil 2010
Profil 2010Profil 2010
Profil 2010
 
Visi dan misi2
Visi dan misi2Visi dan misi2
Visi dan misi2
 
Toksikologi logam-berat vedro
Toksikologi logam-berat vedroToksikologi logam-berat vedro
Toksikologi logam-berat vedro
 
Analisis kandungan logam berat hg, cd dan pb daging kijing lokal (pi...
Analisis kandungan logam berat hg, cd dan          pb daging kijing lokal (pi...Analisis kandungan logam berat hg, cd dan          pb daging kijing lokal (pi...
Analisis kandungan logam berat hg, cd dan pb daging kijing lokal (pi...
 
ILMU REPRODUKSI TERNAK
ILMU REPRODUKSI TERNAK ILMU REPRODUKSI TERNAK
ILMU REPRODUKSI TERNAK
 

Similaire à Kti aulia dwi_natalia

PP Ujian Proposal REKI.pptx
PP Ujian Proposal REKI.pptxPP Ujian Proposal REKI.pptx
PP Ujian Proposal REKI.pptx
MahruriSaputra
 
POPOSAL SUNNAH REVISI (AutoRecovered) (2)-1.docx
POPOSAL SUNNAH REVISI (AutoRecovered) (2)-1.docxPOPOSAL SUNNAH REVISI (AutoRecovered) (2)-1.docx
POPOSAL SUNNAH REVISI (AutoRecovered) (2)-1.docx
NiyaCimut
 
Contoh PICO 2 sdfghjkl;;cvbnmvvbnmnvcvbjhgfdfghjkl.pdf
Contoh PICO 2 sdfghjkl;;cvbnmvvbnmnvcvbjhgfdfghjkl.pdfContoh PICO 2 sdfghjkl;;cvbnmvvbnmnvcvbjhgfdfghjkl.pdf
Contoh PICO 2 sdfghjkl;;cvbnmvvbnmnvcvbjhgfdfghjkl.pdf
AriefWijaksono1
 
Referat hipertensi dalam kehamilan (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)
Referat hipertensi dalam kehamilan (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)Referat hipertensi dalam kehamilan (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)
Referat hipertensi dalam kehamilan (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)
Adeline Dlin
 
Tugas online 8 , Ima Rusdiana, Erlina Puspitaloka Mahadewi, Hasyim Ahmad, Pas...
Tugas online 8 , Ima Rusdiana, Erlina Puspitaloka Mahadewi, Hasyim Ahmad, Pas...Tugas online 8 , Ima Rusdiana, Erlina Puspitaloka Mahadewi, Hasyim Ahmad, Pas...
Tugas online 8 , Ima Rusdiana, Erlina Puspitaloka Mahadewi, Hasyim Ahmad, Pas...
imarusdiana
 
Jurnal Ditjen PP dan PL Kemenkes RI Tahun 2011
Jurnal Ditjen PP dan PL Kemenkes RI Tahun 2011Jurnal Ditjen PP dan PL Kemenkes RI Tahun 2011
Jurnal Ditjen PP dan PL Kemenkes RI Tahun 2011
humasditjenppdanpl
 
Hipertensi dan gambaran karakteristik ppt
Hipertensi  dan gambaran karakteristik pptHipertensi  dan gambaran karakteristik ppt
Hipertensi dan gambaran karakteristik ppt
uaganaomi
 

Similaire à Kti aulia dwi_natalia (20)

Jurnal faktor risiko hipertensi
Jurnal faktor risiko hipertensiJurnal faktor risiko hipertensi
Jurnal faktor risiko hipertensi
 
PP Ujian Proposal REKI.pptx
PP Ujian Proposal REKI.pptxPP Ujian Proposal REKI.pptx
PP Ujian Proposal REKI.pptx
 
BAB 1 Tugas Agus Supriatna BB.docx
BAB 1 Tugas Agus Supriatna BB.docxBAB 1 Tugas Agus Supriatna BB.docx
BAB 1 Tugas Agus Supriatna BB.docx
 
1496-7070-1-PB.pdf
1496-7070-1-PB.pdf1496-7070-1-PB.pdf
1496-7070-1-PB.pdf
 
Makalah hipertensi
Makalah hipertensiMakalah hipertensi
Makalah hipertensi
 
POPOSAL SUNNAH REVISI (AutoRecovered) (2)-1.docx
POPOSAL SUNNAH REVISI (AutoRecovered) (2)-1.docxPOPOSAL SUNNAH REVISI (AutoRecovered) (2)-1.docx
POPOSAL SUNNAH REVISI (AutoRecovered) (2)-1.docx
 
Tugas bu ira noviana .pdf
Tugas bu ira noviana .pdfTugas bu ira noviana .pdf
Tugas bu ira noviana .pdf
 
Contoh PICO 2 sdfghjkl;;cvbnmvvbnmnvcvbjhgfdfghjkl.pdf
Contoh PICO 2 sdfghjkl;;cvbnmvvbnmnvcvbjhgfdfghjkl.pdfContoh PICO 2 sdfghjkl;;cvbnmvvbnmnvcvbjhgfdfghjkl.pdf
Contoh PICO 2 sdfghjkl;;cvbnmvvbnmnvcvbjhgfdfghjkl.pdf
 
Kelompok sik hipertensi 1
Kelompok sik hipertensi 1Kelompok sik hipertensi 1
Kelompok sik hipertensi 1
 
Kelompok sik hipertensi
Kelompok sik hipertensiKelompok sik hipertensi
Kelompok sik hipertensi
 
Kelompok sik hipertensi
Kelompok sik hipertensiKelompok sik hipertensi
Kelompok sik hipertensi
 
Referat hipertensi dalam kehamilan (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)
Referat hipertensi dalam kehamilan (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)Referat hipertensi dalam kehamilan (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)
Referat hipertensi dalam kehamilan (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)
 
HIPERTENSI.pdf
HIPERTENSI.pdfHIPERTENSI.pdf
HIPERTENSI.pdf
 
Tugas online 8 , Ima Rusdiana, Erlina Puspitaloka Mahadewi, Hasyim Ahmad, Pas...
Tugas online 8 , Ima Rusdiana, Erlina Puspitaloka Mahadewi, Hasyim Ahmad, Pas...Tugas online 8 , Ima Rusdiana, Erlina Puspitaloka Mahadewi, Hasyim Ahmad, Pas...
Tugas online 8 , Ima Rusdiana, Erlina Puspitaloka Mahadewi, Hasyim Ahmad, Pas...
 
Peta penyakit
Peta penyakitPeta penyakit
Peta penyakit
 
Jurnal Ditjen PP dan PL Kemenkes RI Tahun 2011
Jurnal Ditjen PP dan PL Kemenkes RI Tahun 2011Jurnal Ditjen PP dan PL Kemenkes RI Tahun 2011
Jurnal Ditjen PP dan PL Kemenkes RI Tahun 2011
 
Hipertensi dan gambaran karakteristik ppt
Hipertensi  dan gambaran karakteristik pptHipertensi  dan gambaran karakteristik ppt
Hipertensi dan gambaran karakteristik ppt
 
REFARAT HIPERTENSI REZA.pptx
REFARAT HIPERTENSI REZA.pptxREFARAT HIPERTENSI REZA.pptx
REFARAT HIPERTENSI REZA.pptx
 
Kelompok sik hipertensil
Kelompok sik hipertensilKelompok sik hipertensil
Kelompok sik hipertensil
 
Tugas penyajian data
Tugas penyajian dataTugas penyajian data
Tugas penyajian data
 

Plus de vedro agasi

Plus de vedro agasi (11)

teori monitoring dan evaluasi (vedro)
teori monitoring dan evaluasi (vedro)teori monitoring dan evaluasi (vedro)
teori monitoring dan evaluasi (vedro)
 
tugas
tugastugas
tugas
 
Chapter ii
Chapter iiChapter ii
Chapter ii
 
Makalah gizi pada atlet
Makalah gizi pada atletMakalah gizi pada atlet
Makalah gizi pada atlet
 
Kelompok 9
Kelompok 9Kelompok 9
Kelompok 9
 
09 pemberdayaanmasyarakat
09 pemberdayaanmasyarakat09 pemberdayaanmasyarakat
09 pemberdayaanmasyarakat
 
Gizi pada atlet
Gizi pada atletGizi pada atlet
Gizi pada atlet
 
Vedro
VedroVedro
Vedro
 
Vedro Kependudukan
Vedro KependudukanVedro Kependudukan
Vedro Kependudukan
 
vedro
vedrovedro
vedro
 
Golongan Darah vedro
Golongan Darah vedroGolongan Darah vedro
Golongan Darah vedro
 

Kti aulia dwi_natalia

  • 1.
  • 2.
  • 3. Apakah terdapat hubungan antara umur dengan tekanan darah penderita hipertensi pada lansia di Puskesmas Pembina Plaju Palembang tahun 2009?
  • 4. Apakah terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan tekanan darah penderita hipertensi pada lansia di Puskesmas Pembina Plaju Palembang tahun 2009?
  • 5. Apakah terdapat hubungan antara keturunan dengan tekanan darah penderita hipertensi pada lansia di Puskesmas Pembina Plaju Palembang tahun 2009?
  • 6. Apakah terdapat hubungan antara obesitas dengan tekanan darah penderita hipertensi pada lansia di Puskesmas Pembina Plaju Palembang tahun 2009?
  • 7. Apakah terdapat hubungan antara kurang olahraga dengan tekanan darah penderita hipertensi pada lansia di Puskesmas Pembina Plaju Palembang tahun 2009?
  • 8.
  • 9. Diketahuinya hubungan antara jenis kelamin dengan tekanan darah penderita hipertensi pada lansia di Puskesmas Pembina Plaju Palembang tahun 2009.
  • 10. Diketahuinya hubungan antara keturunan dengan tekanan darah penderita hipertensi pada lansia di Puskesmas Pembina Plaju Palembang tahun 2009.
  • 11. Diketahuinya hubungan antara obesitas dengan tekanan darah penderita hipertensi pada lansia di Puskesmas Pembina Plaju Palembang tahun 2009.
  • 12.
  • 13. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah yang bermanfaat dalam pengembangan pembelajaran yang berhubungan dengan penyakit hipertensi.
  • 14. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi perpustakaan untuk mengembangkan wawasan serta pengetahuan.
  • 16.
  • 18. Hipertensi atau penyakit tekanan darah tinggi adalah suatu gangguan pada pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah, terhambat sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkannya (Sustrani, 2006).
  • 19. Hipertensi atau darah tinggi adalah penyakit kelainan jantung dan pembuluh darah yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah. WHO (World Health Organization) memberikan batasan tekanan darah normal adalah 140/90 mmHg, dan tekanan darah sama atau diatas 160/95 mmHg dinyatakan sebagai hipertensi. Batasan ini tidak membedakan antara usia dan jenis kelamin (Marliani, 2007).
  • 20. Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan diastolik di atas 90 mmHg. Pada populasi lansia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg (Rohaendi, 2008).
  • 21.
  • 22. Katub jantung menebal dan menjadi kaku
  • 23. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah berumur 20 tahun, kemampuan jantung memompa darah menurun menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.
  • 24. Kehilangan elastisitas pembuluh darah. Hal ini terjadi karenakurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi
  • 26.
  • 27. Hipertensi dapat didiagnosa sebagai penyakit yang berdiri sendiri, tetapi lebih sering dijumpai terkait dengan penyakit lain, misalnya obesitas, dan diabetes melitus. Berdasarkan penyebabnya, hipertpensi dapat dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu:
  • 28. Hipertensi esensial atau hipertensi primer
  • 29. Yaitu hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya (Gunawan, 2001). Sebanyak 90-95 persen kasus hipertensi yang terjadi tidak diketahui dengan pasti apa penyebabnya. Para pakar menunjuk stress sebagai tuduhan utama, setelah itu banyak faktor lain yang mempengaruhi, dan para pakar juga menemukan hubungan antara riwayat keluarga penderita hipertensi (genetik) dengan resiko untuk juga menderita penyakit ini. Faktor- faktor lain yang dapat dimasukkan dalam daftar penyebab hipertensi jenis ini adalah lingkungan,dan faktor yang meningkatkan resikonya seperti obesitas, konsumsi alkohol, dan merokok.
  • 30. Hipertensi renal atau hipertensi sekunder
  • 31.
  • 32. Klasifikasi hipertensi menurut WHO (World Health Organization) dalam Rohaendi (2008):
  • 33. Tekanan darah normal, yakni tekanan sistolik kurang atau sama dengan 140 mmHg dan tekanan diastoliknya kurang atau sama dengan 90 mmHg.
  • 34. Tekanan darah borderline (perbatasan), yakni tekanan sistolik 140-159 mmHg dan tekanan diastoliknya 90-94 mmHg
  • 35. Tekanan darah tinggi atau hipertensi, yakni sistolik 1ebih besar atau sama dengan 160 mmHg dan tekanan diastoliknya lebih besar atau sama dengan 95mmHg.
  • 36. Menurut Salma Elsanti (2009), klasifikasi penyakit hipertensi terdiri dari:
  • 38. < 119 mmHg : Normal
  • 39. 120-139 mmHg : Pra hipertensi
  • 40. 140-159 mmHg : Hipertensi derajat 1
  • 41. > 160 mmHg : hipertensi derajat 2
  • 43. < 79 mmHg : Normal
  • 44. 80-89 mmHg : pra hipertensi
  • 45. 90-99 mmHg : hipertensi derajat 1
  • 46. >100mmHg : hipertensi derajat 2
  • 47. Stadium 1: Hipertensi ringan (140-159 mmHg 90-99 mmHg)
  • 48. Stadium 2: Hipertensi sedang (160-179 mmHg 100-109 mmHg)
  • 49. Stadium 3: Hipertensi berat (180-209 mmHg 110-119 mmHg)
  • 51. Hipertensi sulit disadari oleh seseorang karena hipertensi tidak memiliki gejala khusus. Menurut Sutanto (2009), gejala-gejala yang mudah diamati antara lain yaitu :
  • 52. Gejala ringan seperti pusing atau sakit kepala
  • 63. Mimisan ( keluar darah dari hidung).
  • 64. Faktor resiko yang mempengaruhi Hipertensi
  • 65. Menurut Elsanti (2009), faktor resiko yang mempengaruhi hipertensi yang dapat atau tidak dapat dikontrol, antara lain:
  • 66. Faktor resiko yang tidak dapat dikontrol:
  • 68. Prevalensi terjadinya hipertensi pada pria sama dengan wanita. Namun wanita terlindung dari penyakit kardiovaskuler sebelum menopause. Wanita yang belum mengalami menopause dilindungi oleh hormon estrogen yang berperan dalam meningkatkan kadar High Density Lipoprotein (HDL). Kadar kolesterol HDL yang tinggi merupakan faktor pelindung dalam mencegah terjadinya proses aterosklerosis. Efek perlindungan estrogen dianggap sebagai penjelasan adanya imunitas wanita pada usia premenopause. Pada premenopause wanita mulai kehilangan sedikit demi sedikit hormon estrogen yang selama ini melindungi pembuluh darah dari kerusakan. Proses ini terus berlanjut dimana hormon estrogen tersebut berubah kuantitasnya sesuai dengan umur wanita secara alami, yang umumnya mulai terjadi pada wanita umur 45-55 tahun. Dari hasil penelitian didapatkan hasil lebih dari setengah penderita hipertensi berjenis kelamin wanita sekitar 56,5%. (Anggraini dkk, 2009).
  • 69. Hipertensi lebih banyak terjadi pada pria bila terjadi pada usia dewasa muda. Tetapi lebih banyak menyerang wanita setelah umur 55 tahun, sekitar 60% penderita hipertensi adalah wanita. Hal ini sering dikaitkan dengan perubahan hormon setelah menopause (Marliani, 2007).
  • 70. Umur
  • 71. Semakin tinggi umur seseorang semakin tinggi tekanan darahnya, jadi orang yang lebih tua cenderung mempunyai tekanan darah yang tinggi dari orang yang berusia lebih muda. Hipertensi pada usia lanjut harus ditangani secara khusus. Hal ini disebabkan pada usia tersebut ginjal dan hati mulai menurun, karena itu dosis obat yang diberikan harus benar-benar tepat. Tetapi pada kebanyakan kasus , hipertensi banyak terjadi pada usia lanjut. Pada wanita, hipertensi sering terjadi pada usia diatas 50 tahun. Hal ini disebabkan terjadinya perubahan hormon sesudah menopause.
  • 72. Hanns Peter (2009) mengemukakan bahwa kondisi yang berkaitan dengan usia ini adalah produk samping dari keausan arteriosklerosis dari arteri-arteri utama, terutama aorta, dan akibat dari berkurangnya kelenturan. Dengan mengerasnya arteri-arteri ini dan menjadi semakin kaku, arteri dan aorta itu kehilangan daya penyesuaian diri.
  • 73. Dengan bertambahnya umur, risiko terkena hipertensi lebih besar sehingga prevalensi dikalangan usia lanjut cukup tinggi yaitu sekitar 40 % dengan kematian sekitar 50 % diatas umur 60 tahun. Arteri kehilangan elastisitas atau kelenturan serta tekanan darah meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Peningkatan kasus hipertensi akan berkembang pada umur lima puluhan dan enampuluhan. Dengan bertambahnya umur, dapat meningkatkan risiko hipertensi (http://www.dinkesjatengprov.go.id/ dinkes08/screeningdinkes.pdf).
  • 75. Adanya faktor genetik pada keluarga tertentu akan menyebabkan keluarga itu mempunyai risiko menderita hipertensi. Hal ini berhubungan dengan peningkatan kadar sodium intraseluler dan rendahnya rasio antara potasium terhadap sodium Individu dengan orang tua dengan hipertensi mempunyai risiko dua kali lebih besar untuk menderita hipertensi dari pada orang yang tidak mempunyai keluarga dengan riwayat hipertensi. Selain itu didapatkan 70-80% kasus hipertensi esensial dengan riwayat hipertensi dalam keluarga (Anggraini dkk, 2009). Seseorang akan memiliki kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita hipertensi (Marliani, 2007).
  • 76. Menurut Rohaendi (2008), mengatakan bahwa Tekanan darah tinggi cenderung diwariskan dalam keluarganya. Jika salah seorang dari orang tua anda ada yang mengidap tekanan darah tinggi, maka anda akan mempunyai peluang sebesar 25% untuk mewarisinya selama hidup anda. Jika kedua orang tua mempunyai tekanan darah tingi maka peluang anda untuk terkena penyakit ini akan meningkat menjadi 60%.
  • 77. Faktor resiko yang dapat dikontrol:
  • 79. Pada usia pertengahan ( + 50 tahun ) dan dewasa lanjut asupan kalori sehingga mengimbangi penurunan kebutuhan energi karena kurangnya aktivitas. Itu sebabnya berat badan meningkat. Obesitas dapat memperburuk kondisi lansia. Kelompok lansia karena dapat memicu timbulnya berbagai penyakit seperti artritis, jantung dan pembuluh darah, hipertensi (Rohendi, 2008).
  • 80. Untuk mengetahui seseorang mengalami obesitas atau tidak, dapatdilakukan dengan mengukur berat badan dengan tinggi badan, yang kemudian disebut dengan Indeks Massa Tubuh (IMT). Rumus perhitungan IMT adalah sebagai berikut:
  • 83.
  • 84. Olahraga banyak dihubungkan dengan pengelolaan penyakit tidak menular, karena olahraga isotonik dan teratur dapat menurunkan tahanan perifer yang akan menurunkan tekanan darah (untuk hipertensi) dan melatih otot jantung sehingga menjadi terbiasa apabila jantung harus melakukan pekerjaan yang lebih berat karena adanya kondisi tertentu (http://www.dinkesjateng prov.go.id /dinkes08/ screening dinkes.pdf).
  • 85. Kurangnya aktivitas fisik menaikan risiko tekanan darah tinggi karena bertambahnya risiko untuk menjadi gemuk. Orang-orang yang tidak aktif cenderung mempunyai detak jantung lebih cepat dan otot jantung mereka harus bekerja lebih keras pada setiap kontraksi, semakin keras dan sering jantung harus memompa semakin besar pula kekuaan yang mendesak arteri. Latihan fisik berupa berjalan kaki selama 30-60 menit setiap hari sangat bermanfaat untuk menjaga jantung dan peredaran darah. Bagi penderita tekanan darah tinggi, jantung atau masalah pada peredaran darah, sebaiknya tidak menggunakan beban waktu jalan. Riset di Oregon Health Science kelompok laki-laki dengan wanita yang kurang aktivitas fisik dengan kelompok yang beraktifitas fisik dapat menurunkan sekitar 6,5% kolesterol LDL (Low Density Lipoprotein) faktor penting penyebab pergeseran arteri (Rohaendi, 2008).
  • 87. Merokok menyebabkan peninggian tekanan darah. Perokok berat dapat dihubungkan dengan peningkatan insiden hipertensi maligna dan risiko terjadinya stenosis arteri renal yang mengalami ateriosklerosis. Dalam penelitian kohort prospektif oleh dr. Thomas S Bowman dari Brigmans and Women’s Hospital, Massachussetts terhadap 28.236 subyek yang awalnya tidak ada riwayat hipertensi, 51% subyek tidak merokok, 36% merupakan perokok pemula, 5% subyek merokok 1-14 batang rokok perhari dan 8% subyek yang merokok lebih dari 15 batang perhari. Subyek terus diteliti dan dalam median waktu 9,8 tahun. Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu kejadian hipertensi terbanyak pada kelompok subyek dengan kebiasaan merokok lebih dari 15 batang perhari (Rahyani, 2007).
  • 89. Badan kesehatan dunia yaitu World Health Organization (WHO) merekomendasikan pola konsumsi garam yang dapat mengurangi risiko terjadinya hipertensi. Kadar sodium yang direkomendasikan adalah tidak lebih dari 100 mmol (sekitar 2,4 gram sodium atau 6 gram garam) perhari. Konsumsi natrium yang berlebih menyebabkan konsentrasi natrium di dalam cairan ekstraseluler meningkat. Untuk menormalkannya cairan intraseluler ditarik ke luar, sehingga volume cairan ekstraseluler meningkat. Meningkatnya volume cairan ekstraseluler tersebut menyebabkan meningkatnya volume darah, sehingga berdampak kepada timbulnya hipertensi. (Wolff, 2008).
  • 91. Banyak penelitian membuktikan bahwa alkohol dapat merusak jantung dan organ-organ lain, termasuk pembuluh darah. Kebiasaan minum alkohol berlebihan termasuk salah satu faktor resiko hipertensi (Marliani, 2007).
  • 93. Faktor kebiasaan minum kopi di dapatkan dari satu cangkir kopi mengandung 75 – 200 mg kafein, di mana dalam satu cangkir tersebut berpotensi meningkatkan tekanan darah 5 -10 mmHg.
  • 94.
  • 95. Menurut Sustrani (2006), membiarkan hipertensi membiarkan jantung bekerja lebih keras dan membiarkan proses perusakan dinding pembuluh darah berlangsung dengan lebih cepat. Hipertensi meningkatkan resiko penyakit jantung dua kali dan meningkatkan resiko stroke delapan kalindibanding dengan orang yang tidak mengalami hipertensi.
  • 96. Selain itu hipertensi juga menyebabkan terjadinya payah jantung, gangguan pada ginjal dan kebutaan. Penelitian juga menunjukkan bahwa hipertensi dapat mengecilkan volume otak, sehingga mengakibatkan penurunan fungsi kognitif dan intelektual. Yang paling parah adalah efek jangka panjangnya yang berupa kematian mendadak.
  • 98. Ketika usia bertambah lanjut, seluruh pembuluh darah di tubuh akan semakin mengeras, terutama di jantung, otak dan ginjal. Hipertensi sering diasosiasikan dengan kondisi arteri yang mengeras ini.
  • 100. Payah jantung (Congestive heart failure) adalah kondisi dimana jantung tidak mampu lagi memompa darah yang dibutuhkan tubuh. Kondisi ini terjadi karena kerusakan otot jantung atau system listrik jantung.
  • 101. Stroke
  • 102. Hipertensi adalah faktor penyebab utama terjadinya stroke, karena tekanan darah yang terlalu tinggi dapat menyebabkan pembuluh darah yang sudah lemah menjadi pecah. Bila hal ini terjadi pada pembuluh darah di otak, maka terjadi perdarahan otak yang dapat berakibat kematian. Stroke juga dapat terjadi akibat sumbatan dari gumpalan darah yang macet di pembuluh yang sudah menyempit.
  • 104. Hipertensi dapat menyempitkan dan menebalkan aliran darah yang menuju ginjal, yang berfungsi sebagai penyaringkotoran tubuh. Dengan adanya gangguan tersebut, ginjal menyaring lebih sedikit cairan dan membuangnya kembali kedarah. Gagal ginjal dapat terjadi dan diperlukan cangkok ginjal baru.
  • 106. Hipertensi dapat menyebabkan pecahnya pembuluh darah di mata, sehingga mengakibatkan mata menjadi kabur atau kebutaan.
  • 108. Agar terhindar dari komplikasi fatal hipertensi, harus diambil tindakan pencegahan yang baik (stop High Blood Pressure), antara lain menurut bukunya (Gunawan, 2001),dengan cara sebagai berikut:
  • 110. Pembatasan konsumsi garam sangat dianjurkan, maksimal 2 g garam dapur untuk diet setiap hari.
  • 112. Hindarkan kegemukan (obesitas) dengan menjaga berat badan (b.b) normal atau tidak berlebihan. Batasan kegemukan adalah jika berat badan lebih 10% dari berat badan normal.
  • 114. Membatasi konsumsi lemak dilakukan agar kadar kolesterol darah tidak terlalu tinggi. Kadar kolesterol darah yang tinggi dapat mengakibatkan terjadinya endapan kolesterol dalam dinding pembuluh darah. Lama kelamaan, jika endapan kolesterol bertambah akan menyumbat pembuluh nadi dan menggangu peredaran darah. Dengan demikian, akan memperberat kerja jantung dan secara tidak langsung memperparah hipertensi.
  • 116. Menurut penelitian, olahraga secara teratur dapat meyerap atau menghilangkan endapan kolesterol dan pembuluh nadi. Olahraga yang dimaksud adalah latihan menggerakkan semua sendi dan otot tubuh (latihan isotonik atau dinamik), seperti gerak jalan, berenang, naik sepeda. Tidak dianjurkan melakukan olahraga yang menegangkan seperti tinju, gulat, atau angkat besi, karena latihan yang berat bahkan dapat menimbulkan hipertensi.
  • 117. Makan banyak buah dan sayuran segar.
  • 118. Buah dan sayuran segar mengandung banyak vitamin dan mineral. Buah yang banyak mengandung mineral kalium dapat membantu menurunkan tekanan darah.
  • 119. Tidak merokok dan minum alkohol.
  • 121. Relaksasi atau meditasi berguna untuk mengurangi stress atau ketegangan jiwa. Relaksasi dilaksanakan dengan mengencangkan dan mengendorkan otot tubuh sambil membayangkan sesuatu yang damai, indah, dan menyenangkan. Relaksasi dapat pula dilakukan dengan mendengarkan musik, atau bernyanyi.
  • 122. Berusaha membina hidup yang positif.
  • 123. Dalam kehidupan dunia modern yang penuh dengan persaingan, tuntutan atau tantangan yang menumpuk menjadi tekanan atau beban stress (ketegangan) bagi setiap orang. Jika tekanan stress terlampau besar sehingga melampaui daya tahan individu, akan menimbulkan sakit kepala, suka marah, tidak bisa tidur, ataupun timbul hipertensi. Agar terhindar dari efek negative tersebut, orang harus berusaha membina hidup yang positif. Beberapa cara untuk membina hidup yang positif adalah sebagai berikut:
  • 124. Mengeluarkan isi hati dan memecahkan masalah
  • 125. Membuat jadwal kerja, menyediakan waktu istirahat atau waktu untuk kegiatan santai.
  • 126. Menyelesaikan satu tugas pada satu saat saja, biarkan orang lain menyelesaikan bagiannya.
  • 132.
  • 133. Usia lanjut (Ederly) antara 60-70 tahun
  • 134. Usia lanjut tua (Old) antara 75-90 tahun
  • 135. Usia sangat tua (Very old) diatas 90 tahun
  • 137. Klasifikasi berikut ini adalah lima klasifikasi pada lansia menurut (Maryam, 2008):
  • 139. Seseorang yang berusia antara 45-59 tahun
  • 140. Lansia
  • 141. Seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih
  • 143. Seseorang yang berusia 70 tahun atau lebih/ seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih dengan masalah kesehatan.
  • 145. Lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan dan/atau kegiatan yang dapat menghasilkan barang/ jasa
  • 147. Lansia yang tidak berdaya mencari nafkah, sehingga hidupnya bergantung pada bantuan orang lain
  • 149. Menurut Budi Anna Keliat (1999),dalam bukunya (Maryam, 2008) lansia memiliki karakteristik sebagai berikut:
  • 150. Berusia lebih dari 60 tahun (sesuai dengan pasal 1 ayat (2) UU No. 13 tentang kesehatan).
  • 151. Kebutuhan dan masalah yang bervariasi dari rentang sehat sampai sakit, dari kebutuhan biopsikososial sampai spiritual, serta dari kondisi adaptif hingga kondisi maladaptif.
  • 154. Menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/ mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya, sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita. Dan proses menua merupakan proses yang teru-menerus (berlanjut) secara alamiah. Dimulai sejak lahir dan umumnya dialami pada semua makhluk hidup (Wahjudi, 2000).
  • 156. Masa lanjut usia dimulai sejak seseorang menginjak usia 60 tahun, akan tetapi proses pelayanan fisik sudah dimulai pada usia 40 tahun. Biasanya menginjak lanjut usia ditandai oleh kemunduran-kemunduran biologis yang terlihat sebagai kemunduran fisik menurut Maryam (2008) antara lain:
  • 157. Kulit mulai mengendur dan pada wajah mulai timbul keriput serat garis-garis menetap karena tonus otot berkurang.
  • 160. Penglihatan dan pendengaran mulai berkurang
  • 162. Gangguan pencernaan dan absorpsi makanan didalam usus yang menyebabkan lebih sensitif terhadap makanan pedas dan berbumbu.
  • 164. Menurut Elsanti (2009), kerangka terori dari faktor-faktor resiko terjadinya hipertensi, antara lain:
  • 165. Faktor yang tidak dapat dikontrol:UmurJenis KelaminGenetik (Keturunan)
  • 166. Tekanan Darah Penderita Hipertensi Lansia
  • 167.
  • 168. Kerangka konsep adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya dari masalah yang diteliti (Notoadmodjo, 2005). Berdasarkan penjelasan pada bab sebelumnya, maka kerangka konsep dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
  • 169. Variabel Independen Variabel Dependen
  • 170. Umur
  • 174. Tekanan Darah Penderita Hipertensi Hipertensi pada Lansia
  • 175.
  • 176. Ada hubungan antara jenis kelamin dengan tekanan darah penderita hipertensi pada lansia di Puskesmas Pembina Plaju Palembang tahun 2009.
  • 177. Ada hubungan antara keturunan dengan tekanan darah penderita hipertensi pada lansia di Puskesmas Pembina Plaju Palembang tahun 2009.
  • 178. Ada hubungan antara obesitas dengan tekanan darah penderita hipertensi pada lansia di Puskesmas Pembina Plaju Palembang tahun 2009.
  • 179.
  • 180. Jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah orang dengan kriteria sampel:
  • 181. Lansia (berusia 60 tahun keatas)
  • 183.
  • 184.
  • 186. Data yang dikumpulkan mengunakan kuisioner yang telah disiapkan dengan cara wawancara kepada responden. Penulis melakukan sendiri wawancara secara sistematis dengan lembar kuisioner yang berisi tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi pada Lansia.
  • 188.
  • 189. Analisa univariat yang dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian, tujuan dari analisa ini hanya untuk menghasilkan distribusi dan persentase dari tiap variable. (Notoatmodjo, 2005)
  • 190.
  • 191. Gambaran Umum Lokasi Puskesmas Pembina Palembang
  • 192.
  • 193.
  • 196. di Puskesmas Pembina Plaju Palembang Tahun 2009
  • 198.
  • 199. Berdasarkan tabel 5.2 dilihat bahwa dari 42 responden terdapat 14 responden (33,3%) yang berusia >70 tahun dan terdapat 28 responden (66,7%) yang berusia 60-69 tahun.
  • 202. di Puskesmas Pembina Plaju Palembang Tahun 2009
  • 204.
  • 205. Berdasarkan tabel 5.3 dilihat bahwa dari 42 responden terdapat 14 responden (33,3%) yang berjenis kelamin laki-laki dan terdapat 28 responden (66,7%) yang berjenis kelamin perempuan.
  • 208. di Puskesmas Pembina Plaju Palembang Tahun 2009
  • 209.
  • 212. di Puskesmas Pembina Plaju Palembang Tahun 2009
  • 213. NoBerat BadanJumlahn%1Kelebihan BB1126,2%2Tidak Kelebihan BB3173,8%Jumlah42100%
  • 214.
  • 215. Berdasarkan tabel 5.5 dilihat bahwa dari 42 responden terdapat 11 responden (26,2%) yang memiliki kelebihan BB dan terdapat 31 responden (73,8%) yang tidak kelebihan BB.
  • 218. di Puskesmas Pembina Plaju Palembang Tahun 2009
  • 220.
  • 221. Berdasarkan tabel 5.6 dilihat bahwa dari 42 responden terdapat 17 responden (64,3%) yang tidak melakukan aktivitas olahraga dan terdapat 15 responden (35,7%) yang melakukan aktivitas olahraga.
  • 223. Analisis bivariat dilakukan dengan tabulasi silang (Crosstabs) dan Uji Chi-Square untuk menetukan bentuk hubungan statistik anatara variabel independen
  • 224. ( umur, jenis kelamin, genetik, berat badan,dan kurang olahraga) dengan variabel dependen (tekanan darah penderita hipertensi pada lansia). Hasil analisis bivariat menemukan hubungan antara masing-masing variabel independen dan variabel dependen sebagai uraian pada tabel berikut ini:
  • 225.
  • 227. Dalam bab ini akan dibahas hasil penelitian dan perbandingan dengan teori yang sudah dikemukan pada BAB II mengenai Tinjauan Pustaka.
  • 229. Jumlah sampel yang masih sedikit untuk memperoleh hasil analisis pada setiap kategori dari variabel yang memenuhi persyaratan uji statistik yang memadai
  • 230. Kuisioner pada variabel independen tidak dilakukan uji validitas dan reabilitas terlebih dahulu.
  • 231. Alat yang digunakan untuk mengukur tekanan darah hanya menggunakan tensimeter biasa. Agar angka yang diperoleh lebih akurat seharusnya menggunaka tensimeter digital.
  • 232. Pembahasan Hasil Penelitian
  • 233. Hubungan Antara Umur Dengan Tekanan Darah Penderita Hipertensi Pada Lansia
  • 234.
  • 235. Hubungan Antara Jenis Kelamin Dengan Tekanan Darah Penderita Hipertensi Pada Lansia
  • 236. Dari hasil penelitian diperoleh analisis hubungan antara jenis kelamin dengan tekanan darah penderita hipertensi pada lansia, menunjukkan bahwa dari 28 responden yang berjenis kelamin perempuan ada 13 orang lansia (46,6%) yang memiliki tekanan darah tinggi, sementara dari 14 responden yang berjenis kelamin laki-laki ada 3 orang lansia (21,4%) yang memiliki tekanan darah tinggi. Kemudian dari 28 responden yang berjenis kelamin perempuan ada 15 orang lansia (53,6%) yang memiliki tekanan darah perbatasan, sementara dari 14 responden yang berjenis kelamin laki-laki ada 11 orang lansia (78,6%) yang memiliki tekanan darah perbatasan. Berdasarkan hasil uji Chi-Square menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna secara statistik antara jenis kelamin dengan tekanan darah penderita hipertensi pada lansia, dengan nilai P value = 0,217 dimana P> α(0,05).
  • 237. Hal ini sejalan dengan pendapat Marliani (2007) bahwa hipertensi lebih banyak terjadi pada pria bila terjadi pada usia dewasa muda. Tetapi lebih banyak menyerang wanita setelah umur 55 tahun, sekitar 60% penderita hipertensi adalah wanita. Hal ini sering dikaitkan dengan perubahan hormon setelah menopause. Dan berdassarkan penelitian Anggraini dkk (2009), didapatkan lebih dari setengah penderita hipertensi berjenis kelamin wanita sekitar 56,5%. Oleh karena itu, bagi responden perempuan maupun laki-laki hendaknya menjaga pola makannya dan harus tetap rutin mengontrol tekanan darahnya, agar tekanan darah tetap dan tidak meningkat sewaktu-waktu, Dan bagi petugas kesehatan agar selalu menjelaskan tentang pentingnya menjaga pola makan yang sehat dalam kehidupan sehari-hari.
  • 238. Hubungan Antara Genetik Dengan Tekanan Darah Penderita Hipertensi pada Lansia
  • 239.
  • 240. Dari hasil penelitian analisis hubungan antara berat badan dengan tekanan darah penderita hipertensi pada lansia, menunjukkan bahwa dari 31 responden yang tidak kelebihan BB ada 10 orang lansia (32,3%) yang memiliki tekanan darah tinggi, sementara dari 11 responden yang kelebihan BB ada 6 orang lansia (54,5%) yang memiliki tekanan darah tinggi. Kemudian dari 31 responden yang tidak kelebihan BB ada 21 orang lansia (67,7%) yang memiliki tekanan darah perbatasan, sementara dari 11 responden yang kelebihan BB ada 5 orang lansia (45,5%) yang memiliki tekanan darah perbatasan. Berdasarkan hasil uji Chi-Square menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara berat badan dengan tekanan darah penderita hipertensi lansia, dengan nilai P value = 0,281 dimana P>α (0,05).
  • 241. Berdasarkan pendapat Marliani (2007), mengemukakan bahwa penderita hipertensi sebagian besar mempunyai berat badan berlebih, tetapi tidak menutup kemungkinan orang yang berat badanya normal (tidak obesitas) dapat menderita hipertensi. Curah jantung dan sirkulasi volume darah penderita hipertensi yang obesitas lebih tinggi dibandingkan dengan berat badannya normal. Hal ini tidak sejalan dengan pendapat Rohaendi (2008) yang mengatakan bahwa pada usia pertengahan ( + 50 tahun ) dan dewasa lanjut asupan kalori mengimbangi penurunan kebutuhan energi karena kurangnya aktivitas. Itu sebabnya berat badan meningkat. Obesitas dapat memperburuk kondisi lansia.
  • 242. Dengan demikian peneliti menyimpulkan bahwa selain obesitas, faktor lain juga bisa mempengaruhi kejadian hipertensi pada lansia tidak obesitas yaitu dari pola makan lansia itu sendiri. Oleh karena itu, bagi lansia dan keluarga hendaknya menjaga berat badannya dengan pola makan yang teratur. Dan bagi petugas kesehatan agar memberikan penjelasan tentang pengaruh obesitas serta komplikasi dari penyakit hipertensi.
  • 243.
  • 247. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan penelitian sebagai berikut:
  • 248. Ada hubungan bermakna antara faktor umur dengan tekanan darah penderita hipertensi pada lansia di Puskesmas Pembina Plaju Palembang tahun 2009 (p-Value (0,010) < (0,05)).
  • 249. Tidak ada hubungan bermakna antara faktor jenis kelamin dengan tekanan darah penderita hipertensi pada lansia di Puskesmas Pembina Plaju Palembang tahun 2009 (p-Value (0,217) > (0,05)).
  • 250. Tidak ada hubungan bermakna antara keturunan dengan tekanan darah penderita hipertensi pada lansia di Puskesmas Pembina Plaju Palembang tahun 2009 (p-Value (0,067) > (0,05)).
  • 251. Tidak ada hubungan bermakna antara obesitas dengan tekanan darah penderita hipertensi pada lansia di Puskesmas Pembina Plaju Palembang tahun 2009 (p-Value (0,281) > (0,05)).
  • 252. Ada hubungan bermakna antara olahraga dengan tekanan darah penderita hipertensi pada lansia di Puskesmas Pembina Plaju Palembang tahun 2009 (p-Value (0,033) < (0,05)).
  • 253. SARAN
  • 254. Berdasarkan kesimpulan diatas maka dapat diajukan saran sebagai berikut:
  • 255. Diharapkan bagi petugas kesehatan terutama di Puskesmas Pembina Plaju Palembang dapat memberikan penyuluhan terutama mengenai faktor yang berhubungan dengan hipertensi bagi lansia
  • 256. Diharapkan kepada para lansia dan keluarga agar sedini mungkin untuk selalu menjaga pola makan dan pola hidup yang sehat agar tidak mudah terkena hipertensi.
  • 257.
  • 258. Faktor-faktor yang berhubungan dengan hipertensi pada kelompok lansia. (http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi-tugas-makalah/kedokteran/hipertensi kelompok lansia) diakses tanggal 17 April 2009
  • 260. Panduan Hidup Sehat Bebas Kolesterol, Stroke, Hipertensi & Serangan Jantung, Araska, Yogyakarta.
  • 262.
  • 264.
  • 266. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni, Rineka Cipta, Jakarta.
  • 268. Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta.
  • 270.
  • 271. Hipertensi, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
  • 273. Awas 7 Penyakit Degeneratif, Paradigma Indonesia,Yogyakarta.
  • 275.
  • 276. Berilah tanda silang (x) berdasarkan pilihan jawaban pada pertanyaan dibawah ini.
  • 282. Umur :
  • 288. Berapakah tekanan darah anda saat ini (setelah dilakukan pemeriksaan)?
  • 289. >160 mmHg />95 mmHg. b. 150-159 mmHg/ 90-94mmHg.
  • 290.
  • 292. Laki-laki b. Perempuan
  • 293.
  • 294. Jika ya, berapa orang yang menderita hipertensi selain bapak atau ibu didalam keluarga?
  • 295.
  • 297.
  • 298. Ya b. TidakDAFTAR TABEL <br />PENGHITUNGAN IMT<br />(INDEKS MASSA TUBUH)<br />NOTBBBIMT =BB (kg)TB mx TB (m)SKALA UKUR11655419,85Tidak Obesitas21605220,31Tidak Obesitas31606525,39Obesitas41655821,32Tidak Obesitas51545021,09Tidak Obesitas61566325,93Obesitas71645319,70Tidak Obesitas81596425,29Obesitas91605119,92Tidak Obesitas101656825,00Obesitas111554820,00Tidak Obesitas121506830,02Obesitas131655018,38Tidak Obesitas141605019,53Tidak Obesitas151584718,87Tidak Obesitas161526528,14Obesitas171564819,75Tidak Obesitas181605220,31Tidak Obesitas191555020,83Tidak Obesitas201635821,80Tidak Obesitas211594818,97Tidak Obesitas221564819,75Tidak Obesitas231584718,87Tidak Obesitas241655419,85Tidak Obesitas251655821,32Tidak Obesitas261566225,51Obesitas271645319,70Tidak Obesitas281605320,70Tidak Obesitas291546025,32Obesitas301665218,90Tidak Obesitas311645319,70Tidak Obesitas321604617,97Tidak Obesitas331655018,38Tidak Obesitas341654817,65Tidak Obesitas351604517,58Tidak Obesitas361604919,14Tidak Obesitas371595120,16Tidak Obesitas381584618,47Tidak Obesitas391606625,78Obesitas401556727,92Obesitas411596425,29Obesitas421605220,31Tidak Obesitas<br />