SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  16
I. JUDUL : PEMBUATAN YOGHURT
II. TUJUAN : Memahami dan melakukan dengan baik tahap-tahap pembuatan
yoghurt.
III. TEORI
3.1 Fermentasi Yoghurt
Kata yoghurt berasal dari "yugurt" dalam bahasa Turki. Namun nama produk ini
sangat bervariasi di beberapa negara, antara lain "leben" di Mesir, "lebeny" di Syria,
"dadhi" di India dan "mazum" di Amerika. Yoghurt merupakan makanan dan
minuman tradisional yang penting di negara-negara Balkan dan Timur Tengah dan
juga sudah lama dikenal di Eropa Selatan, Asia Selatan, Mesir dan di sekitar
Mediteran. Yoghurt bermanfaat bagi orang yang tidak tahan terhadap gula susu
(lactose), yang dikenal sebagai penderita "lactose intolerance" (Sirait, 2011).
Susu merupakan substrat yang baik untuk pertumbuhan mikroorganisme. Di
samping memiliki kadar air yang tinggi, susu juga memiliki pH yang netral dan kaya
akan nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan mikroorganisme. Golongan
mikroorganisme yang umum ditemukan dalam susu adalah bakteri Lactobacillus dan
Streptococcus. Bakteri ini memiliki kemampuan dalam memfermentasi susu menjadi
asam susu (asam laktat). Adanya kemampuan dari bakteri Lactobacillus dan
Streptococus ini dalam memfermentasi susu dimanfaatkan sebagai dasar dalam
proses pembuatan yoghurt.
Yoghurt merupakan salah satu jenis minuman yang termasuk dalam minuman
penyegar. Untuk memperoleh yoghurt dengan kualitas yang baik diperlukan susu
yang berkualitas baik pula. Selain itu, kualitas yoghurt yang baik juga turut
ditentukan oleh kadar lemak dalam susu, jenis bakteri yang digunakan dalam
fermentasi, cara pembuatan, dan cara penyimpanan setelah fermentasi
(Rochintaniawati, 2012).
Diversifikasi minuman dengan bahan baku susu (“fermented” dan
“unfermented”) sangat berperan dalam kaitannya dengan aspek gizi, kesehatan dan
kualitas sumber daya manusia, baik menyangkut pertumbuhan fisik, perkembangan
mental, kecerdasan maupun produktifitas kerja.
Susu fermentasi adalah salah satu bentuk diversifikasi minuman berbahan baku
susu dan sudah dikenal sejak ribuan tahun lalu, merupakan produk “tradisional” yang
terus berkembang sejalan dengan perkembangan ilmu dan teknologi. Konsumsi
produk fermentasi susu terus meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa produk
fermentasi susu merupakan bagian yang penting dalam konsumsi makanan bagi
manusia dari berbagai bangsa di seluruh dunia (Koswara, 2009).
Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel dalam keadaan anaerobik
(tanpa oksigen). Secara umum, fermentasi adalah salah satu bentuk respirasi
anaerobik, akan tetapi, terdapat definisi yang lebih jelas yang mendefinisikan
fermentasi sebagai respirasi dalam lingkungan anaerobik dengan tanpa
akseptor elektron eksternal (Rahman, 2012).
3.2 Jenis Yoghurt dan Manfaatnya
Berdasarkan komposisinya, yoghurt dibedakan menjadi yoghurt berkadar lemak
penuh dengan kandungan lemak diatas 3 persen, yoghurt berkadar lemak medium
dengan kandungan lemak 0,5 sampai 3 persen dan yoghurt berkadar lemak rendah
jika kandungan lemaknya kurang dari 0,5 persen.
Berdasarkan metode pembuatannya, jenis yoghurt dibagi menjadi dua yaitu set
yoghurt dan stirred yoghurt. Berdasarkan cita rasa yoghurt dibedakan menjadi plain,
yaitu yoghurt yang tidak ditambahkan perasa apapun dan yoghurt buah yaitu yoghurt
yang ditambah dengan komponen cita rasa yang lain seperti buah-buahan atau
essence (Sujatman, 2013).
Manfaat yoghurt bagi tubuh :
1. Perbaikan Nilai Gizi
Kandungan gulanya akan meningkatkan kemampuan tubuh dalam menyerap
P dan Ca sehingga mudah diserap oleh penderita Lactose Intolerance.
Kandungan asam laktat dapat mempercepat pengeluaran cairan lambung
menyebabkan tranpor makanan ke usus lebih cepat.
2. Keseimbangan Mikroflora Usus 4
Tubuh manusia teracuni oleh senyawa-senyawa yang dibentuk oleh bakteri-
bakteri putrefaktif di dalam saluran pencernaan. Bakteri di dalam susu
fermentasi mengkolonisasi saluran pencernaan dan menekan bakteri
putrefaktif. Bakteri tersebut memiliki kemampuan menempel (adhesi) yang
baik, memperbaiki metabolisme protein, menyerap senyawa N, dan merawat
organ hati.
3. Metabolisme Kolesterol
Susu fermentasi sangat berguna bagi penderita penyakit jantung koroner dan
kanker kolon. Diet yoghurt dan 2% dapat menurunkan kolesterol 5 - 10%.
4. Pencegahan Kanker
Enzim β-glukuronidase, Azorereduktase, Nitroreduktase yang dibentuk oleh
mikroflora di dalam usus dapat mengubah prokarsinogen menjadi karsinogen.
Keberadaan bakteri asam laktat dapat mengurangi jumlah enzim tersebut dan
merangsang pergerakan isi saluran pencernaan sehingga dapat menurunkan
konsentrasi prokarsinogen.
(Koswara, 2009).
3.3 Aplikasi dalam Industri “Pembuatan Smetana: Krim Asam Rusia”
Smetana sering kali disebut krim asam Rusia karena kemiripannya dengan krim
asam yang biasa dikenal (sour cream di Amerika atau creme fraiche di Prancis).
Produk ini berbeda dari krim asam lain dalam hal teksturnya yang lebih kental,
dengan rasa yang sedikit lebih asam dan kadar lemak lebih tinggi (sekitar 15-40 %,
sedangkan krim asam lainnya biasanya hanya mengandung sekitar 10-16 % lemak).
Kandungan lemak yang tinggi membuat smetana memiliki karakter masak yang
berbeda dari krim asam lainnya, smetana tidak akan menggumpal ketika dimasak
atau ditambahkan pada hidangan panas.
Proses awal dari pembuatan smetana adalah pemisahan komponen susu
menjadi susu skim (bagian susu tanpa lemak) dan krim (bagian susu dengan
kandungan lemak / lipid). Krim kemudian dipasteurisasi, lalu ditambahkan kultur
bakteri asam laktat untuk proses fermentasi (disebut juga proses pengasaman). Kultur
bakteri yang digunakan untuk pembuatan smetana biasanya terdiri dari jenis
Lactococcus lactis subsp. cremoris, Lactococcus lactis subsp. lactis, Lactococcus
lactis subsp. lactis var. diacetylactis, dan Leuconostoc mesenteroides
subsp.cremoris.
Seperti produk susu lainnya, Smetana memiliki nilai gizi tinggi. Smetana yang
berkualitas baik mengandung semua asam amino esensial. Produk ini juga
mengandung fosfolipid-lesitin, kolin, dan sfingosin yang menormalkan metabolisme
kolesterol dan digunakan untuk pembentukan dan pengembangan jaringan saraf dan
otak pada anak-anak. Smetana mengandung semua vitamin yang terkandung dalam
susu, termasuk vitamin A, D, dan E yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan
normal anak-anak dan untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Smetana
memiliki kandungan mineral sekitar 0,5-0,6 %, meliputi kalsium, natrium, kalium,
fosfor, besi magnesium, dan mikronutrien lainnya dalam bentuk sederhana sehingga
mudah dicerna.
Smetana banyak digunakan untuk berbagai masakan khas Eropa Timur, baik
pada makanan pembuka, hidangan utama, sup, dan makanan pencuci mulut. Pada
masakan Ukraina dan Rusia, smetana sering ditambahkan untuk borscht (salah satu
jenis sup khas Rusia), dan digunakan seperti saus pelengkap untuk makanan kecil
seperti vareniki (seperti pangsit tapi rasanya manis, biasanya diisi dengan selai buah)
dan pelmeni (sejenis pangsit rasa asin, biasanya diisi dengan daging cincang)
(Elgina, 2011).
Gambar 3.1 Flowchart Pembuatan Smetana atau Krim Asam Rusia
(Elgina, 2011)
Mulai
Selesai
Susu
KrimSusu skim
Krim dipasteurisasi
Fermentasi dengan kultur
bakteri asam laktat
IV. METODOLOGI PERCOBAAN
4.1 Bahan dan Peralatan
4.1.1 Bahan dan Fungsi
1. Aqua
Fungsi : sebagai bahan untuk pengenceran
2. Susu kental manis Frisian Flag
Fungsi : sebagai bahan baku pembuat yoghurt dan starter
3. Susu bubuk Dancow
Fungsi : sebagai bahan baku pembuat yoghurt
4. Yakult
Fungsi : sebagai bahan baku pembuat starter
5. Gula Pasir
Fungsi: sebagai bahan baku pembuat yoghurt
4.1.2 Peralatan dan Fungsi
1. Batang pengaduk
Fungsi : sebagai media untuk mencampur zat
2. Botol Aqua
Fungsi : sebagai wadah untuk inokulasi susu
3. Erlenmeyer
Fungsi : sebagai wadah saat pencampuran bahan
4. Gelas ukur
Fungsi : sebagai alat untuk mengukur volume bahan
5. Karet gelang
Fungsi : untuk mengencangkan plastik pada saat ditutup
6. Kompor
Fungsi : sebagai sumber panas
7. Neraca digital
Fungsi : untuk menimbang massa susu bubuk
8. Panci
Fungsi : sebagai wadah untuk memanaskan sampel
9. Plastik transparan
Fungsi : untuk menutup botol Aqua sehingga kedap udara
10. Sendok
Fungsi : digunakan untuk mengambil starter
11. Termometer
Fungsi : untuk mengukur suhu larutan
4.2 Prosedur Percobaan
4.2.1 Pembuatan Starter
1. Ditambahkan satu sachet susu kental manis Frisian Flag dengan 100 ml
air.
2. Campuran diaduk dan dipanaskan hingga mencapai suhu 90 °C selama
10 menit.
3. Campuran didinginkan hingga mencapai 45 °C.
4. Ditambahkan 1 botol yakult sedikit demi sedikit sambil diaduk.
5. Campuran didinginkan hingga mencapai suhu 30 °C.
6. Campuran dimasukkan ke dalam botol steril dan ditutup dengan plastik
transparan dan diikat dengan karet gelang hingga tertutup rapat.
7. Diinkubasi selama 18jam.
4.2.2 Pembuatan Yoghurt
4.2.2.1 Perlakuan I
1. Dimasukkan 80 gram susu bubuk Dancow dan 10 gram gula
pasir ke dalam erlenmeyer.
2. Diencerkan dengan Aqua hingga volumenya 500 ml dan
diaduk hingga terlarut
3. Dimasukkan ke dalam erlenmeyer, dipanaskan dengan
penangas air hingga mencapai suhu 90 °C dan suhu tersebut
dijaga konstan selama 15 menit.
4. Campurans susu didinginkan hingga mencapai suhu 45 °C, dan
ditambahkan starter sebanyak 10 ml sambil diaduk hingga
merata.
5. Didinginkan hingga suhu 30 o
C lalu dimasukkan ke dalam
botol steril.
6. Botol tersebut ditutup dengan plastik transparan dan diikat
dengan karet gelang.
7. Diinkubasi selama 24 jam pada suhu ruangan.
8. Dilakukan pengamatan pada yoghurt yang terbentuk.
4.2.2.2 Perlakuan II
1. Dimasukkan 80 gram susu bubuk Dancow, 10 gram gula pasir
dan 1 bungkus pewarna makanan berwarna merah ke dalam
erlenmeyer.
2. Diencerkan dengan Aqua hingga volumenya 500 ml dan
diaduk hingga terlarut.
3. Dituang ke erlenmeyer dan dipanaskan dengan penangas air
hingga mencapai suhu 90 °C dan suhu tersebut dijaga konstan
selama 15 menit.
4. Campuran susu didinginkan hingga mencapai suhu 45 °C, dan
ditambahkan starter sebanyak 20 ml sambil diaduk hingga
merata.
5. Didinginkan hingga suhu 30 o
C lalu dimasukkan ke dalam
botol steril.
6. Botol ditutup dengan plastik transparan dan diiikat dengan
karet gelang.
7. Diinkubasi selama 24 jam pada suhu ruangan.
8. Dilakukan pengamatan pada yoghurt yang terbentuk.
4.3 Flowchart Percobaan
4.3.1 Flowchart Pembuatan Starter
Gambar 4.1 Flowchart Pembuatan Starter
Ditambahkan 1 sachet susu kental manis Frisian Flag dengan 100 ml air
Dimasukkan dalam lemari es
Mulai
Ditambahkan satu botol yakult sedikit demi sedikit
Selesai
Dipanaskan hingga mencapai suhu 90 °C
Didinginkan hingga mencapai suhu 45 °C
Didinginkan hingga mencapai suhu 30 °C
Campuran dimasukkan ke dalam botol steril dan
ditutup dengan plastik transparan dan karet gelang
Diinkubasi selama 18 jam
4.3.2 Flowchart Pembuatan Yoghurt
4.3.2.1 Perlakuan I
Tidak
Ya
Gambar 4.2 Flowchart Pembuatan Yoghurt Perlakuan I
Dimasukkan 80 gram susu bubuk Dancow dan 10 gram gula
pasir ke dalam erlenmeyer
Selesai
Diencerkan dengan Aqua hingga volumenya 500 ml
Dipanaskan hingga suhu 90o
C selama 15 menit
Mulai
Dimasukkan erlenmeyer ke dalam penangas air
Apakah panas sudah
berlangsung selama 15 menit?
Didiamkan hingga suhu 30 °C, lalu dimasukkan ke dalam botol steril
Ditambahkan starter 20 ml
sambil diaduk hingga merata
Ditutup botol dengan plastik dan diikat dengan karet gelang
Diinkubasi pada suhu ruangan selama 24 jam
Dilakukan pengamatan pada yoghurt yang terbentuk
Didinginkan campuran susu hingga mencapai 45 oC
4.3.2.2 Perlakuan II
Tidak
Gambar 4.3 Flowchart Pembuatan Yoghurt Perlakuan II
Ya
Dimasukkan 80 gram susu bubuk Dancow, 10 gram gula pasir dan 1
bungkus pewarna makanan berwarna merah ke dalam erlenmeyer
Mulai
Diencerkan dengan Aqua hingga volumenya 500 ml
Selesai
Ditutup botol dengan plastik dan diikat dengan karet gelang
Diinkubasi pada suhu ruangan selama 24 jam
Dilakukan pengamatan pada yoghurt yang terbentuk
Didiamkan hingga suhu 30 o
C, lalu dimasukkan ke dalam botol steril
Ditambahkan starter 20 ml sambil
diaduk hingga merata
Dipanaskan hingga suhu 90 °C selama 15 menit
Dimasukkan erlenmeyer ke dalam penangas air
Apakah panas sudah
berlangsung selama 15 menit?
Didinginkan campuran susu hingga mencapai 45 oC
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Percobaan
Tabel 5.1 Hasil Percobaan Pembuatan Yoghurt
No Perlakuan Setelah Fermentasi
1
80 gram susu Dancow
Vanila + 10 gram gula
pasir diencerkan
hingga volume 500 ml
Aqua + 10 ml Starter
 Bentuk : Terbentuk dua lapisan.
Lapisan 1 adalah air dan lapisan
2 adalah yogurt.
 pH sebelum pemeraman : 6
 pH setelah pemeraman : 5
 Rasa : asam
 Bau : susu
2
80 gram susu Dancow
Vanila + 10 gram gula
pasir ditambah pewarna
makanan berwarna
merah diencerkan
hingga volume 500 ml
Aqua + 10 ml Starter
Bentuk : kental
pH sebelum pemeraman : 6
pH setelah pemeraman : 4
Rasa : pahit
Bau : susu
5.2 Pembahasan
Yoghurt dibuat dengan memasukkan bakteri spesifik ke dalam susu di bawah
temperatur dan kondisi lingkungan yang dikontrol. Yoghurt atau susu terkoagulasi
(mengental), diperoleh dari fermentasi asam laktat melalui aktifitas bakteri
Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus. Kerja bakteri asam laktat
memfermentasikan susu dapat meningkatkan kandungan gizi yoghurt, di antaranya
vitamin B1 (tiamin), vitamin B2 (riboflavin), vitamin B3 (niasin), vitamin B6
(piridoksin), asam folat, asam pantotenat, dan biotin (Astriani, 2011). Pada proses
fermentasi yang dijalankan, energi yang dihasilkan sedikit sekali karena elektron
yang terbentuk tidak diubah menjadi energi tetapi ditangkap oleh asam piruvat
sehingga terbentuk asam laktat. Pemecahan asam piruvat menjadi asam laktat sering
disebut fermentasi asam laktat, sepertiterlihat pada reaksi di bawah ini:
Gambar 5.1 Proses Pemecahan Asam Piruvat
(Taufiq, 2009)
Prinsip dasar fermentasi yoghurt adalah inokulasi bakteri kultur starter pada
susu yang telah dipanaskan. Komponen karbohidrat utama pada susu adalah laktosa.
Laktosa yang merupakan karbohidrat utama pada susu akan digunakan oleh kultur
starter sebagai sumber energi untuk pertumbuhannya. Laktosa akan dihidrolisis
dengan produk akhir asam piruvat. Selanjutnya asam piruvat akan diubah menjadi
asam laktat oleh enzim laktat dehidrogenase. Selain menghasilkan aroma yang khas,
asam laktat juga berperan dalam pembentukan gel yoghurt. Secara sederhana, reaksi
perubahan laktosa menjadi asam laktat adalah sebagai berikut:
C12H22O11 + H2O →4C3H6O3
Laktosa air asam laktat Asam yang terbentuk selama fermentasi terutama adalah
asam laktat.Untuk sintesis ini, bakteri asam laktat membutuhkan enzim laktat
dehidrogenase (LDH).Asam laktat yang diproduksi berbeda dalam konfigurasi
struktur dan rotasi optik. Dua isomer yang mungkin terjadi adalah asam laktat laevo-
dan dekstrorotasi (Ramadzanti, 2006).
Berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk yoghurt yang
dikeluarkan oleh Badan Standarisasi Nasional tahun 1992 dengan nomor SNI 01-
2981-1992 yoghurt dengan kualitas yang baik memiliki total asam laktat sekitar 0,5 -
2,0% dan kadar air maksimum 88% (BSN 1992). Sedangkan derajat keasaman (pH)
yang sebaiknya dicapai oleh yoghurt yaitu 4,4-4,5, diikuti dengan terbentuknya
flavor yang khas disebabkan terbentuknya asam laktat, asam asetat, asetaldehid,
diasetil dan senyawa volatile lain (Astriani, 2011). Sedangkan dilihat dari uji
organoleptik yang meliputi uji aroma/bau yoghurt, rasa yoghurt dan tekstur yoghurt
dalam SNI 01-2981-1992 juga disebutkan bahwa kriteria yoghurt dengan kualitas
yang baik yaitu memiliki aroma normal/khas yoghurt, rasa khas/asam yoghurt dan
tekstur cairan kental atau semi padat (Taufiq, 2009).
Yoghurt menggumpal disebabkan selain butiran lemak dan air, susu juga
terdiri dari bola-bola protein kecil yang disebut misel. Letaknya berjarakan satu
dengan yang lain. Jika suasana susu tidak asam, bertabrakan pun misel-misel ini
berpantulan dan memisah kembali. Tapi saat susu menjadi asam oleh asam laktat dari
bakteri yoghurt, misel seolah-olah lengket dan ketika bertabrakan terbentuklah
jaring-jaring yang memerangkap air (Ossiris, 2012).
Dari percobaan yang dilakukan, untuk perlakuan I diperoleh yoghurt yang
memiliki 2 lapisan lapisan 1 adalah air sedangkan lapisan 2 adalah yoghurt, yoghurt
yang dihasilkan beraroma susu, dan rasa asam serta memiliki pH 5. Pada perlakuan II
diperoleh yoghurt yang kental dan yoghurt yang dihasilkan beraroma susu, berwarna
merah dan rasa pahit serta memiliki pH 4. Namun berbeda diantara kedua yoghurt
yang dihasilkan pada perlakuan I dan perlakuan II. Pada perlakuan II yoghurt yang
dihasilkan lebih padat dibanding perlakuan I, hal ini mungkin dikarenakan adanya
tambahan pewarna makanan dimasukkan pada perlakuan II. Dari percobaan yang
dilakukan, didapatkan perlakuan I lebih baik dibandingkan dengan perlakuan II, hal
ini dikarenakan tekstur dari yoghurt pada perlakuan I lebih baik dan rasa pada
perlakuan I pun lebih mendekati rasa yoghurt. Pada perlakuan II di dapatkan rasa
pahit pada pH 4, hal ini diperkirakan karena adanya penambahan zat pewarna pada
susu tersebut.
Adapun perbedaan kualitas yoghurt secara praktek dan teori mungkin
disebabkan faktor suhu yang kurang terjaga, kurang steril, nutrisi dan waktu
fermentasi juga diakibatkan kandungan laktosa dan kandungan lemak pada susu.
Kemudian masalah kebersihan dalam percobaan dan tempat penyimpanan.
Pada percobaan ini juga digunakan kultur starter yaitu Lactobacillus
bulgaricus dan Streptococcus thermophilus sebanyak 4 % dari jumlah larutan yang
akan di buat menjadi yoghurt. Perbandingan jumlah starter biasanya 1 : 1 sampai 2 :
3. Selama pertumbuhan terjadi simbiosis antara kedua jenis bakteri.S. thermophilus
akan berkembang lebih cepat mengawali pembentukan asam laktat melalui
fermentasi laktosa (Radius,dkk., 2010).
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang diperoleh adalah:
1. Yoghurt yang dihasilkan pada perlakuan I terdapat 2 fase dimana bagian atas
masih terdapat cairan namun bagian bawah terbentuk seperti yoghurt.
2. Yoghurt yang dihasilkan pada perlakuan II adalah cairan berbentuk kental.
3. Yoghurt pada perlakuan I berwarna putih, sedangkan yoghurt pada perlakuan
II berwarna merah.
4. Yoghurt pada perlakuan I memiliki pH 5, sedangkan yoghurt pada perlakuan
II memiliki pH 4.
5. Yoghurt yang dihasilkan pada perlakuan II lebih padat dari pada yoghurt
yang dihasilkan pada perlakuan I, hal ini mungkin disebabkan karena pada
perlakuan II ditambahkan pewarna makanan sedangkan perlakuan I tidak
ditambahkan pewarna makanan.
6.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan praktikan adalah:
1. Disarankan menggunankan variasi susu.
2. Disarankan memvariasikan waktu inkubasi agar dapat dibandingkan.
3. Disarankan pada saat pemanasan, susu benar-benar di aduk agar yoghurt
yang terbentuk tidak membentuk dua lapisan.
DAFTAR PUSTAKA
Elgina, Fittonia. 2011. Susu Fermentasi di Rusia Banyak Ragamnya. http://susu-
kefir-jateng.blogspot.com/2011/08/susu-fermentasi-di-rusia-banyak.html.
Diakses Pada 10 Desember 2013
Koswara, Sutrisno. 2009. Teknologi Pembuatan yoghurt.
http://tekpan.unimus.ac.id/wp-content/uploads/2013/07/Teknologi-Pembuatan-
Yoghurt.pdf. Diakses pada 10 Desember 2013
Ossiris. 2012. Proses Pembuatan Yogurt yang Baik Dan Benar.
http://lordbroken.wordpress.com/2012/06/18/proses-pembuatan-yogurt-
yang-baik-dan-benar/. Diakses pada 10 Desember 2013
Radius, Abiyanto .,dkk. 2010. Tugas Mikrobiologi Pengaruh Suhu
TerhadapMikrobia-Mikrobia Dalam Pembuatan Yogurt.
http://xa.yimg.com/kq/groups/21827171/180076074/name/mikrobio_tugas
%2Bkelompok_Sayid+A.R%2B_Sri+widya.L_%2BDian+A.P_%2BAbiyan
to.R_%2BArbi+Nurzaman_adimagna.doc. Diakses pada 10 Desember 2013
Rahman, Arif. 2012. Makalah Mikrobiologi Industri Proses. http://
ariefrvi.blogspot.com. Diakses 10 Desember 2013
Ramadzanti, Alviana. 2006. Aktivitas Protase dan Kandungan Asam Laktat Pada
Yoghurt yang Dimodifikasi.repository.ipb.ac.id /bitstream/handle/.../
G06ara.pdf. Diakses pada 10 Desember 2013
Rochintaniawati, Diana. 2012. Pembuatan Yoghurt. Bandung: Universitas
Pendidikan Indonesia
Sirait, Celly. 2011. Proses Pengolahan Susu Menjadi Yoghurt.
http://peternakan.litbang.deptan.go.id. Diakses pada 10 Desember 2013
Sujatman, Diat. 2013. Mengolah susu menjadi Yogurt.
http://bp4kkabsukabumi.net/index.php/index.php?option=com_content&tas
k=view&id=430&Itemid=98. Diakses pada 10 Desember 2013
Taufiq, Munawar.2011. Bakteri Yoghurt. http://muhtaufiqmunawar.blogspot.com/
2009/01/bakteri-pada-yoghurt.html.Diakses pada 10 Desember 2013

Contenu connexe

Tendances

179297851 laporan-praktikum-pembuatan-yoghurt-doc
179297851 laporan-praktikum-pembuatan-yoghurt-doc179297851 laporan-praktikum-pembuatan-yoghurt-doc
179297851 laporan-praktikum-pembuatan-yoghurt-docNia Nia
 
Laporan praktikum pembuatan medium pda
Laporan praktikum pembuatan medium pdaLaporan praktikum pembuatan medium pda
Laporan praktikum pembuatan medium pdaJanex Shikamaru
 
25820 sni 3751-2009 (tepung terigu)
25820 sni 3751-2009 (tepung terigu)25820 sni 3751-2009 (tepung terigu)
25820 sni 3751-2009 (tepung terigu)Fitri Andriani
 
Laporan Praktikum Selai
Laporan Praktikum SelaiLaporan Praktikum Selai
Laporan Praktikum SelaiErnalia Rosita
 
Laporan Praktikum Sosis
Laporan Praktikum SosisLaporan Praktikum Sosis
Laporan Praktikum SosisErnalia Rosita
 
Analisis protein
Analisis proteinAnalisis protein
Analisis proteinOvi Ardiana
 
Laporan Praktikum Marshmallow
Laporan Praktikum MarshmallowLaporan Praktikum Marshmallow
Laporan Praktikum MarshmallowErnalia Rosita
 
Proposal Kewirausahaan
Proposal KewirausahaanProposal Kewirausahaan
Proposal KewirausahaanFajar Kusuma
 
Laporan praktikum pembuatan_yoghurt
Laporan praktikum pembuatan_yoghurtLaporan praktikum pembuatan_yoghurt
Laporan praktikum pembuatan_yoghurtSTF YPIB CIREBON
 
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Sorbet - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Sorbet - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 3 Sorbet - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Sorbet - UNPASRahma Sagistiva Sari
 
Pencernaan Pada Manusia
Pencernaan Pada ManusiaPencernaan Pada Manusia
Pencernaan Pada ManusiaNovi Wida
 
Kerusakan mikrobiologis pada makanan
Kerusakan mikrobiologis pada makananKerusakan mikrobiologis pada makanan
Kerusakan mikrobiologis pada makananAgnescia Sera
 
kerusakan bahan pangan oleh mikroorganisme
kerusakan bahan pangan oleh mikroorganisme kerusakan bahan pangan oleh mikroorganisme
kerusakan bahan pangan oleh mikroorganisme Titis Sari
 
Kelompok 6 Studi Kasus Pengembangan Wisata Halal di NTB.pptx
Kelompok 6 Studi Kasus Pengembangan Wisata Halal di NTB.pptxKelompok 6 Studi Kasus Pengembangan Wisata Halal di NTB.pptx
Kelompok 6 Studi Kasus Pengembangan Wisata Halal di NTB.pptxDimasGilangPratamadi
 

Tendances (20)

Makalah Kunyit
Makalah Kunyit Makalah Kunyit
Makalah Kunyit
 
179297851 laporan-praktikum-pembuatan-yoghurt-doc
179297851 laporan-praktikum-pembuatan-yoghurt-doc179297851 laporan-praktikum-pembuatan-yoghurt-doc
179297851 laporan-praktikum-pembuatan-yoghurt-doc
 
Laporan praktikum pembuatan medium pda
Laporan praktikum pembuatan medium pdaLaporan praktikum pembuatan medium pda
Laporan praktikum pembuatan medium pda
 
Pengetahuan Bahan Pangan Telur
Pengetahuan Bahan Pangan TelurPengetahuan Bahan Pangan Telur
Pengetahuan Bahan Pangan Telur
 
25820 sni 3751-2009 (tepung terigu)
25820 sni 3751-2009 (tepung terigu)25820 sni 3751-2009 (tepung terigu)
25820 sni 3751-2009 (tepung terigu)
 
Laporan Praktikum Selai
Laporan Praktikum SelaiLaporan Praktikum Selai
Laporan Praktikum Selai
 
Laporan Praktikum Sosis
Laporan Praktikum SosisLaporan Praktikum Sosis
Laporan Praktikum Sosis
 
Analisis protein
Analisis proteinAnalisis protein
Analisis protein
 
Laporan Praktikum Marshmallow
Laporan Praktikum MarshmallowLaporan Praktikum Marshmallow
Laporan Praktikum Marshmallow
 
Laporan Praktikum Kadar Abu
Laporan Praktikum Kadar AbuLaporan Praktikum Kadar Abu
Laporan Praktikum Kadar Abu
 
Proposal Kewirausahaan
Proposal KewirausahaanProposal Kewirausahaan
Proposal Kewirausahaan
 
Laporan praktikum pembuatan_yoghurt
Laporan praktikum pembuatan_yoghurtLaporan praktikum pembuatan_yoghurt
Laporan praktikum pembuatan_yoghurt
 
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Sorbet - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Sorbet - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 3 Sorbet - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Sorbet - UNPAS
 
Pencernaan Pada Manusia
Pencernaan Pada ManusiaPencernaan Pada Manusia
Pencernaan Pada Manusia
 
Kerusakan mikrobiologis pada makanan
Kerusakan mikrobiologis pada makananKerusakan mikrobiologis pada makanan
Kerusakan mikrobiologis pada makanan
 
10. kerusakan bahan makanan
10. kerusakan bahan makanan10. kerusakan bahan makanan
10. kerusakan bahan makanan
 
kerusakan bahan pangan oleh mikroorganisme
kerusakan bahan pangan oleh mikroorganisme kerusakan bahan pangan oleh mikroorganisme
kerusakan bahan pangan oleh mikroorganisme
 
Kelompok 6 Studi Kasus Pengembangan Wisata Halal di NTB.pptx
Kelompok 6 Studi Kasus Pengembangan Wisata Halal di NTB.pptxKelompok 6 Studi Kasus Pengembangan Wisata Halal di NTB.pptx
Kelompok 6 Studi Kasus Pengembangan Wisata Halal di NTB.pptx
 
Telur
TelurTelur
Telur
 
Fermentasi
FermentasiFermentasi
Fermentasi
 

En vedette

PDF PROPOSAL PENGARUH LAMA PENJEMURAN TERHADAP EFISIENSI MESIN PENGUPAS KULIT...
PDF PROPOSAL PENGARUH LAMA PENJEMURAN TERHADAP EFISIENSI MESIN PENGUPAS KULIT...PDF PROPOSAL PENGARUH LAMA PENJEMURAN TERHADAP EFISIENSI MESIN PENGUPAS KULIT...
PDF PROPOSAL PENGARUH LAMA PENJEMURAN TERHADAP EFISIENSI MESIN PENGUPAS KULIT...firmanahyuda
 
Laporan praktikum nata de coco
Laporan praktikum nata de cocoLaporan praktikum nata de coco
Laporan praktikum nata de cocoMelina Eka
 
Kefir production
Kefir productionKefir production
Kefir productionMoksha Chib
 
Laporan Resmi Percobaan Spektrometer
Laporan Resmi Percobaan SpektrometerLaporan Resmi Percobaan Spektrometer
Laporan Resmi Percobaan SpektrometerLatifatul Hidayah
 
Diagram Alir Pembuatan dan Pengenceran Larutan
Diagram Alir Pembuatan dan Pengenceran LarutanDiagram Alir Pembuatan dan Pengenceran Larutan
Diagram Alir Pembuatan dan Pengenceran LarutanRut Tiur Lani Marpaung
 
Laporan Praktikum Bakso
Laporan Praktikum BaksoLaporan Praktikum Bakso
Laporan Praktikum BaksoErnalia Rosita
 
PPT Interaktif- Bioteknologi Konvensional
PPT Interaktif- Bioteknologi KonvensionalPPT Interaktif- Bioteknologi Konvensional
PPT Interaktif- Bioteknologi Konvensionalnuzlifahdia
 
Makalah statistika dasar 2015 universitas sriwijaya
Makalah statistika dasar 2015 universitas sriwijayaMakalah statistika dasar 2015 universitas sriwijaya
Makalah statistika dasar 2015 universitas sriwijayaDhea Budiman
 
Makalah Statistika Dasar
Makalah Statistika DasarMakalah Statistika Dasar
Makalah Statistika Dasarsilvia kuswanti
 

En vedette (12)

PDF PROPOSAL PENGARUH LAMA PENJEMURAN TERHADAP EFISIENSI MESIN PENGUPAS KULIT...
PDF PROPOSAL PENGARUH LAMA PENJEMURAN TERHADAP EFISIENSI MESIN PENGUPAS KULIT...PDF PROPOSAL PENGARUH LAMA PENJEMURAN TERHADAP EFISIENSI MESIN PENGUPAS KULIT...
PDF PROPOSAL PENGARUH LAMA PENJEMURAN TERHADAP EFISIENSI MESIN PENGUPAS KULIT...
 
Laporan praktikum nata de coco
Laporan praktikum nata de cocoLaporan praktikum nata de coco
Laporan praktikum nata de coco
 
Kefir production
Kefir productionKefir production
Kefir production
 
Lap pemintalan
Lap pemintalanLap pemintalan
Lap pemintalan
 
Laporan Resmi Percobaan Spektrometer
Laporan Resmi Percobaan SpektrometerLaporan Resmi Percobaan Spektrometer
Laporan Resmi Percobaan Spektrometer
 
Diagram Alir Pembuatan dan Pengenceran Larutan
Diagram Alir Pembuatan dan Pengenceran LarutanDiagram Alir Pembuatan dan Pengenceran Larutan
Diagram Alir Pembuatan dan Pengenceran Larutan
 
Formulasi produk pangan darurat
Formulasi produk pangan daruratFormulasi produk pangan darurat
Formulasi produk pangan darurat
 
Laporan Praktikum Bakso
Laporan Praktikum BaksoLaporan Praktikum Bakso
Laporan Praktikum Bakso
 
Makalah Yoghurt
Makalah YoghurtMakalah Yoghurt
Makalah Yoghurt
 
PPT Interaktif- Bioteknologi Konvensional
PPT Interaktif- Bioteknologi KonvensionalPPT Interaktif- Bioteknologi Konvensional
PPT Interaktif- Bioteknologi Konvensional
 
Makalah statistika dasar 2015 universitas sriwijaya
Makalah statistika dasar 2015 universitas sriwijayaMakalah statistika dasar 2015 universitas sriwijaya
Makalah statistika dasar 2015 universitas sriwijaya
 
Makalah Statistika Dasar
Makalah Statistika DasarMakalah Statistika Dasar
Makalah Statistika Dasar
 

Similaire à Laporan

Laporan ipd susu instant 2
Laporan ipd susu instant 2Laporan ipd susu instant 2
Laporan ipd susu instant 2susy amelia
 
Laporan ipd susu dan hasil olahnya
Laporan ipd susu dan hasil olahnyaLaporan ipd susu dan hasil olahnya
Laporan ipd susu dan hasil olahnyaSusy Amelia
 
Fermentasi Yoghurt - Proses Respirasi Anaerob
Fermentasi Yoghurt - Proses Respirasi AnaerobFermentasi Yoghurt - Proses Respirasi Anaerob
Fermentasi Yoghurt - Proses Respirasi AnaerobAgung Dwi Julianto
 
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Yoghurt - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Yoghurt - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 4 Yoghurt - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Yoghurt - UNPASRahma Sagistiva Sari
 
Teknologi Fermentasi pada Yoghurt
Teknologi Fermentasi pada YoghurtTeknologi Fermentasi pada Yoghurt
Teknologi Fermentasi pada YoghurtNuruliswati
 
BIOTEKNOLOGI MENGENAI YOGHURT
BIOTEKNOLOGI MENGENAI YOGHURTBIOTEKNOLOGI MENGENAI YOGHURT
BIOTEKNOLOGI MENGENAI YOGHURTDiah Rachmawati P
 
Peluang Usaha Yoghurt
Peluang Usaha YoghurtPeluang Usaha Yoghurt
Peluang Usaha YoghurtRick de Niro
 
Wazo14 2
Wazo14 2 Wazo14 2
Wazo14 2 heraa29
 
Analisis usaha produksi susu kedelai
Analisis usaha produksi susu kedelaiAnalisis usaha produksi susu kedelai
Analisis usaha produksi susu kedelaiNike Triwahyuningsih
 
Susu - Ilmu Bahan Makanan
Susu - Ilmu Bahan MakananSusu - Ilmu Bahan Makanan
Susu - Ilmu Bahan MakananForza Angg
 
Fermentasi Keju - Proses Respirasi Anaerob
Fermentasi Keju - Proses Respirasi AnaerobFermentasi Keju - Proses Respirasi Anaerob
Fermentasi Keju - Proses Respirasi AnaerobAgung Dwi Julianto
 
Isi Pembuatan Yoghurt Anggur
Isi Pembuatan Yoghurt Anggur Isi Pembuatan Yoghurt Anggur
Isi Pembuatan Yoghurt Anggur Aldi_Krisna
 

Similaire à Laporan (20)

Laporan ipd susu instant 2
Laporan ipd susu instant 2Laporan ipd susu instant 2
Laporan ipd susu instant 2
 
Laporan ipd susu dan hasil olahnya
Laporan ipd susu dan hasil olahnyaLaporan ipd susu dan hasil olahnya
Laporan ipd susu dan hasil olahnya
 
Fermentasi Yoghurt - Proses Respirasi Anaerob
Fermentasi Yoghurt - Proses Respirasi AnaerobFermentasi Yoghurt - Proses Respirasi Anaerob
Fermentasi Yoghurt - Proses Respirasi Anaerob
 
PPT_PRODUK YOGHURT SUSU KEDELAI_KELOMPOK 6_KELAS 5J.pptx
PPT_PRODUK YOGHURT SUSU KEDELAI_KELOMPOK 6_KELAS 5J.pptxPPT_PRODUK YOGHURT SUSU KEDELAI_KELOMPOK 6_KELAS 5J.pptx
PPT_PRODUK YOGHURT SUSU KEDELAI_KELOMPOK 6_KELAS 5J.pptx
 
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Yoghurt - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Yoghurt - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 4 Yoghurt - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Yoghurt - UNPAS
 
Teknologi Fermentasi pada Yoghurt
Teknologi Fermentasi pada YoghurtTeknologi Fermentasi pada Yoghurt
Teknologi Fermentasi pada Yoghurt
 
laporan youghurt
laporan youghurtlaporan youghurt
laporan youghurt
 
BIOTEKNOLOGI MENGENAI YOGHURT
BIOTEKNOLOGI MENGENAI YOGHURTBIOTEKNOLOGI MENGENAI YOGHURT
BIOTEKNOLOGI MENGENAI YOGHURT
 
PEMBUATAN YOGHURT NABATI DARI SUSU KEDELAI
PEMBUATAN YOGHURT NABATI DARI SUSU KEDELAIPEMBUATAN YOGHURT NABATI DARI SUSU KEDELAI
PEMBUATAN YOGHURT NABATI DARI SUSU KEDELAI
 
Laporan pht
Laporan phtLaporan pht
Laporan pht
 
Peluang Usaha Yoghurt
Peluang Usaha YoghurtPeluang Usaha Yoghurt
Peluang Usaha Yoghurt
 
Wazo14 2
Wazo14 2 Wazo14 2
Wazo14 2
 
Analisis usaha produksi susu kedelai
Analisis usaha produksi susu kedelaiAnalisis usaha produksi susu kedelai
Analisis usaha produksi susu kedelai
 
ilmu susu
ilmu susuilmu susu
ilmu susu
 
Laporan susu telur
Laporan susu telurLaporan susu telur
Laporan susu telur
 
Susu - Ilmu Bahan Makanan
Susu - Ilmu Bahan MakananSusu - Ilmu Bahan Makanan
Susu - Ilmu Bahan Makanan
 
Bakteriiiiiiiiiii
BakteriiiiiiiiiiiBakteriiiiiiiiiii
Bakteriiiiiiiiiii
 
Fermentasi Keju - Proses Respirasi Anaerob
Fermentasi Keju - Proses Respirasi AnaerobFermentasi Keju - Proses Respirasi Anaerob
Fermentasi Keju - Proses Respirasi Anaerob
 
Isi Pembuatan Yoghurt Anggur
Isi Pembuatan Yoghurt Anggur Isi Pembuatan Yoghurt Anggur
Isi Pembuatan Yoghurt Anggur
 
Makalah protein pada yogurt
Makalah protein pada yogurtMakalah protein pada yogurt
Makalah protein pada yogurt
 

Dernier

Dana Setiawan (Paparan terkait Konstruksi Jalan )
Dana Setiawan   (Paparan terkait Konstruksi Jalan )Dana Setiawan   (Paparan terkait Konstruksi Jalan )
Dana Setiawan (Paparan terkait Konstruksi Jalan )RifkiAbrar2
 
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non BankRuang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non BankYunitaReykasari
 
Materi Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptx
Materi Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptxMateri Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptx
Materi Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptxRizkya19
 
bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampel
bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampelbagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampel
bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampelbaiqtryz
 
Soal Campuran Asam Basa Kimia kelas XI.pdf
Soal Campuran Asam Basa Kimia kelas XI.pdfSoal Campuran Asam Basa Kimia kelas XI.pdf
Soal Campuran Asam Basa Kimia kelas XI.pdfArfan Syam
 
Uji hipotesis, prosedur hipotesis, dan analisis data
Uji hipotesis, prosedur hipotesis, dan analisis dataUji hipotesis, prosedur hipotesis, dan analisis data
Uji hipotesis, prosedur hipotesis, dan analisis databaiqtryz
 
PATROLI dengan BERBASIS MASYARAKAT Kehutananan
PATROLI dengan BERBASIS MASYARAKAT KehutanananPATROLI dengan BERBASIS MASYARAKAT Kehutananan
PATROLI dengan BERBASIS MASYARAKAT Kehutananantrialamsyah
 
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI pptMATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI pptAnggitBetaniaNugraha
 
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...TitinSolikhah2
 
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024SDNTANAHTINGGI09
 
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksiAnalisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksiMemenAzmi1
 
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...rofinaputri
 

Dernier (12)

Dana Setiawan (Paparan terkait Konstruksi Jalan )
Dana Setiawan   (Paparan terkait Konstruksi Jalan )Dana Setiawan   (Paparan terkait Konstruksi Jalan )
Dana Setiawan (Paparan terkait Konstruksi Jalan )
 
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non BankRuang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank
 
Materi Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptx
Materi Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptxMateri Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptx
Materi Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptx
 
bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampel
bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampelbagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampel
bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampel
 
Soal Campuran Asam Basa Kimia kelas XI.pdf
Soal Campuran Asam Basa Kimia kelas XI.pdfSoal Campuran Asam Basa Kimia kelas XI.pdf
Soal Campuran Asam Basa Kimia kelas XI.pdf
 
Uji hipotesis, prosedur hipotesis, dan analisis data
Uji hipotesis, prosedur hipotesis, dan analisis dataUji hipotesis, prosedur hipotesis, dan analisis data
Uji hipotesis, prosedur hipotesis, dan analisis data
 
PATROLI dengan BERBASIS MASYARAKAT Kehutananan
PATROLI dengan BERBASIS MASYARAKAT KehutanananPATROLI dengan BERBASIS MASYARAKAT Kehutananan
PATROLI dengan BERBASIS MASYARAKAT Kehutananan
 
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI pptMATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
 
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
 
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
 
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksiAnalisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
 
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
 

Laporan

  • 1. I. JUDUL : PEMBUATAN YOGHURT II. TUJUAN : Memahami dan melakukan dengan baik tahap-tahap pembuatan yoghurt. III. TEORI 3.1 Fermentasi Yoghurt Kata yoghurt berasal dari "yugurt" dalam bahasa Turki. Namun nama produk ini sangat bervariasi di beberapa negara, antara lain "leben" di Mesir, "lebeny" di Syria, "dadhi" di India dan "mazum" di Amerika. Yoghurt merupakan makanan dan minuman tradisional yang penting di negara-negara Balkan dan Timur Tengah dan juga sudah lama dikenal di Eropa Selatan, Asia Selatan, Mesir dan di sekitar Mediteran. Yoghurt bermanfaat bagi orang yang tidak tahan terhadap gula susu (lactose), yang dikenal sebagai penderita "lactose intolerance" (Sirait, 2011). Susu merupakan substrat yang baik untuk pertumbuhan mikroorganisme. Di samping memiliki kadar air yang tinggi, susu juga memiliki pH yang netral dan kaya akan nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan mikroorganisme. Golongan mikroorganisme yang umum ditemukan dalam susu adalah bakteri Lactobacillus dan Streptococcus. Bakteri ini memiliki kemampuan dalam memfermentasi susu menjadi asam susu (asam laktat). Adanya kemampuan dari bakteri Lactobacillus dan Streptococus ini dalam memfermentasi susu dimanfaatkan sebagai dasar dalam proses pembuatan yoghurt. Yoghurt merupakan salah satu jenis minuman yang termasuk dalam minuman penyegar. Untuk memperoleh yoghurt dengan kualitas yang baik diperlukan susu yang berkualitas baik pula. Selain itu, kualitas yoghurt yang baik juga turut ditentukan oleh kadar lemak dalam susu, jenis bakteri yang digunakan dalam fermentasi, cara pembuatan, dan cara penyimpanan setelah fermentasi (Rochintaniawati, 2012). Diversifikasi minuman dengan bahan baku susu (“fermented” dan “unfermented”) sangat berperan dalam kaitannya dengan aspek gizi, kesehatan dan kualitas sumber daya manusia, baik menyangkut pertumbuhan fisik, perkembangan mental, kecerdasan maupun produktifitas kerja. Susu fermentasi adalah salah satu bentuk diversifikasi minuman berbahan baku susu dan sudah dikenal sejak ribuan tahun lalu, merupakan produk “tradisional” yang
  • 2. terus berkembang sejalan dengan perkembangan ilmu dan teknologi. Konsumsi produk fermentasi susu terus meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa produk fermentasi susu merupakan bagian yang penting dalam konsumsi makanan bagi manusia dari berbagai bangsa di seluruh dunia (Koswara, 2009). Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel dalam keadaan anaerobik (tanpa oksigen). Secara umum, fermentasi adalah salah satu bentuk respirasi anaerobik, akan tetapi, terdapat definisi yang lebih jelas yang mendefinisikan fermentasi sebagai respirasi dalam lingkungan anaerobik dengan tanpa akseptor elektron eksternal (Rahman, 2012). 3.2 Jenis Yoghurt dan Manfaatnya Berdasarkan komposisinya, yoghurt dibedakan menjadi yoghurt berkadar lemak penuh dengan kandungan lemak diatas 3 persen, yoghurt berkadar lemak medium dengan kandungan lemak 0,5 sampai 3 persen dan yoghurt berkadar lemak rendah jika kandungan lemaknya kurang dari 0,5 persen. Berdasarkan metode pembuatannya, jenis yoghurt dibagi menjadi dua yaitu set yoghurt dan stirred yoghurt. Berdasarkan cita rasa yoghurt dibedakan menjadi plain, yaitu yoghurt yang tidak ditambahkan perasa apapun dan yoghurt buah yaitu yoghurt yang ditambah dengan komponen cita rasa yang lain seperti buah-buahan atau essence (Sujatman, 2013). Manfaat yoghurt bagi tubuh : 1. Perbaikan Nilai Gizi Kandungan gulanya akan meningkatkan kemampuan tubuh dalam menyerap P dan Ca sehingga mudah diserap oleh penderita Lactose Intolerance. Kandungan asam laktat dapat mempercepat pengeluaran cairan lambung menyebabkan tranpor makanan ke usus lebih cepat. 2. Keseimbangan Mikroflora Usus 4 Tubuh manusia teracuni oleh senyawa-senyawa yang dibentuk oleh bakteri- bakteri putrefaktif di dalam saluran pencernaan. Bakteri di dalam susu fermentasi mengkolonisasi saluran pencernaan dan menekan bakteri putrefaktif. Bakteri tersebut memiliki kemampuan menempel (adhesi) yang
  • 3. baik, memperbaiki metabolisme protein, menyerap senyawa N, dan merawat organ hati. 3. Metabolisme Kolesterol Susu fermentasi sangat berguna bagi penderita penyakit jantung koroner dan kanker kolon. Diet yoghurt dan 2% dapat menurunkan kolesterol 5 - 10%. 4. Pencegahan Kanker Enzim β-glukuronidase, Azorereduktase, Nitroreduktase yang dibentuk oleh mikroflora di dalam usus dapat mengubah prokarsinogen menjadi karsinogen. Keberadaan bakteri asam laktat dapat mengurangi jumlah enzim tersebut dan merangsang pergerakan isi saluran pencernaan sehingga dapat menurunkan konsentrasi prokarsinogen. (Koswara, 2009). 3.3 Aplikasi dalam Industri “Pembuatan Smetana: Krim Asam Rusia” Smetana sering kali disebut krim asam Rusia karena kemiripannya dengan krim asam yang biasa dikenal (sour cream di Amerika atau creme fraiche di Prancis). Produk ini berbeda dari krim asam lain dalam hal teksturnya yang lebih kental, dengan rasa yang sedikit lebih asam dan kadar lemak lebih tinggi (sekitar 15-40 %, sedangkan krim asam lainnya biasanya hanya mengandung sekitar 10-16 % lemak). Kandungan lemak yang tinggi membuat smetana memiliki karakter masak yang berbeda dari krim asam lainnya, smetana tidak akan menggumpal ketika dimasak atau ditambahkan pada hidangan panas. Proses awal dari pembuatan smetana adalah pemisahan komponen susu menjadi susu skim (bagian susu tanpa lemak) dan krim (bagian susu dengan kandungan lemak / lipid). Krim kemudian dipasteurisasi, lalu ditambahkan kultur bakteri asam laktat untuk proses fermentasi (disebut juga proses pengasaman). Kultur bakteri yang digunakan untuk pembuatan smetana biasanya terdiri dari jenis Lactococcus lactis subsp. cremoris, Lactococcus lactis subsp. lactis, Lactococcus lactis subsp. lactis var. diacetylactis, dan Leuconostoc mesenteroides subsp.cremoris. Seperti produk susu lainnya, Smetana memiliki nilai gizi tinggi. Smetana yang berkualitas baik mengandung semua asam amino esensial. Produk ini juga
  • 4. mengandung fosfolipid-lesitin, kolin, dan sfingosin yang menormalkan metabolisme kolesterol dan digunakan untuk pembentukan dan pengembangan jaringan saraf dan otak pada anak-anak. Smetana mengandung semua vitamin yang terkandung dalam susu, termasuk vitamin A, D, dan E yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan normal anak-anak dan untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Smetana memiliki kandungan mineral sekitar 0,5-0,6 %, meliputi kalsium, natrium, kalium, fosfor, besi magnesium, dan mikronutrien lainnya dalam bentuk sederhana sehingga mudah dicerna. Smetana banyak digunakan untuk berbagai masakan khas Eropa Timur, baik pada makanan pembuka, hidangan utama, sup, dan makanan pencuci mulut. Pada masakan Ukraina dan Rusia, smetana sering ditambahkan untuk borscht (salah satu jenis sup khas Rusia), dan digunakan seperti saus pelengkap untuk makanan kecil seperti vareniki (seperti pangsit tapi rasanya manis, biasanya diisi dengan selai buah) dan pelmeni (sejenis pangsit rasa asin, biasanya diisi dengan daging cincang) (Elgina, 2011). Gambar 3.1 Flowchart Pembuatan Smetana atau Krim Asam Rusia (Elgina, 2011) Mulai Selesai Susu KrimSusu skim Krim dipasteurisasi Fermentasi dengan kultur bakteri asam laktat
  • 5. IV. METODOLOGI PERCOBAAN 4.1 Bahan dan Peralatan 4.1.1 Bahan dan Fungsi 1. Aqua Fungsi : sebagai bahan untuk pengenceran 2. Susu kental manis Frisian Flag Fungsi : sebagai bahan baku pembuat yoghurt dan starter 3. Susu bubuk Dancow Fungsi : sebagai bahan baku pembuat yoghurt 4. Yakult Fungsi : sebagai bahan baku pembuat starter 5. Gula Pasir Fungsi: sebagai bahan baku pembuat yoghurt 4.1.2 Peralatan dan Fungsi 1. Batang pengaduk Fungsi : sebagai media untuk mencampur zat 2. Botol Aqua Fungsi : sebagai wadah untuk inokulasi susu 3. Erlenmeyer Fungsi : sebagai wadah saat pencampuran bahan 4. Gelas ukur Fungsi : sebagai alat untuk mengukur volume bahan 5. Karet gelang Fungsi : untuk mengencangkan plastik pada saat ditutup 6. Kompor Fungsi : sebagai sumber panas 7. Neraca digital Fungsi : untuk menimbang massa susu bubuk 8. Panci Fungsi : sebagai wadah untuk memanaskan sampel 9. Plastik transparan Fungsi : untuk menutup botol Aqua sehingga kedap udara
  • 6. 10. Sendok Fungsi : digunakan untuk mengambil starter 11. Termometer Fungsi : untuk mengukur suhu larutan 4.2 Prosedur Percobaan 4.2.1 Pembuatan Starter 1. Ditambahkan satu sachet susu kental manis Frisian Flag dengan 100 ml air. 2. Campuran diaduk dan dipanaskan hingga mencapai suhu 90 °C selama 10 menit. 3. Campuran didinginkan hingga mencapai 45 °C. 4. Ditambahkan 1 botol yakult sedikit demi sedikit sambil diaduk. 5. Campuran didinginkan hingga mencapai suhu 30 °C. 6. Campuran dimasukkan ke dalam botol steril dan ditutup dengan plastik transparan dan diikat dengan karet gelang hingga tertutup rapat. 7. Diinkubasi selama 18jam. 4.2.2 Pembuatan Yoghurt 4.2.2.1 Perlakuan I 1. Dimasukkan 80 gram susu bubuk Dancow dan 10 gram gula pasir ke dalam erlenmeyer. 2. Diencerkan dengan Aqua hingga volumenya 500 ml dan diaduk hingga terlarut 3. Dimasukkan ke dalam erlenmeyer, dipanaskan dengan penangas air hingga mencapai suhu 90 °C dan suhu tersebut dijaga konstan selama 15 menit. 4. Campurans susu didinginkan hingga mencapai suhu 45 °C, dan ditambahkan starter sebanyak 10 ml sambil diaduk hingga merata. 5. Didinginkan hingga suhu 30 o C lalu dimasukkan ke dalam botol steril.
  • 7. 6. Botol tersebut ditutup dengan plastik transparan dan diikat dengan karet gelang. 7. Diinkubasi selama 24 jam pada suhu ruangan. 8. Dilakukan pengamatan pada yoghurt yang terbentuk. 4.2.2.2 Perlakuan II 1. Dimasukkan 80 gram susu bubuk Dancow, 10 gram gula pasir dan 1 bungkus pewarna makanan berwarna merah ke dalam erlenmeyer. 2. Diencerkan dengan Aqua hingga volumenya 500 ml dan diaduk hingga terlarut. 3. Dituang ke erlenmeyer dan dipanaskan dengan penangas air hingga mencapai suhu 90 °C dan suhu tersebut dijaga konstan selama 15 menit. 4. Campuran susu didinginkan hingga mencapai suhu 45 °C, dan ditambahkan starter sebanyak 20 ml sambil diaduk hingga merata. 5. Didinginkan hingga suhu 30 o C lalu dimasukkan ke dalam botol steril. 6. Botol ditutup dengan plastik transparan dan diiikat dengan karet gelang. 7. Diinkubasi selama 24 jam pada suhu ruangan. 8. Dilakukan pengamatan pada yoghurt yang terbentuk.
  • 8. 4.3 Flowchart Percobaan 4.3.1 Flowchart Pembuatan Starter Gambar 4.1 Flowchart Pembuatan Starter Ditambahkan 1 sachet susu kental manis Frisian Flag dengan 100 ml air Dimasukkan dalam lemari es Mulai Ditambahkan satu botol yakult sedikit demi sedikit Selesai Dipanaskan hingga mencapai suhu 90 °C Didinginkan hingga mencapai suhu 45 °C Didinginkan hingga mencapai suhu 30 °C Campuran dimasukkan ke dalam botol steril dan ditutup dengan plastik transparan dan karet gelang Diinkubasi selama 18 jam
  • 9. 4.3.2 Flowchart Pembuatan Yoghurt 4.3.2.1 Perlakuan I Tidak Ya Gambar 4.2 Flowchart Pembuatan Yoghurt Perlakuan I Dimasukkan 80 gram susu bubuk Dancow dan 10 gram gula pasir ke dalam erlenmeyer Selesai Diencerkan dengan Aqua hingga volumenya 500 ml Dipanaskan hingga suhu 90o C selama 15 menit Mulai Dimasukkan erlenmeyer ke dalam penangas air Apakah panas sudah berlangsung selama 15 menit? Didiamkan hingga suhu 30 °C, lalu dimasukkan ke dalam botol steril Ditambahkan starter 20 ml sambil diaduk hingga merata Ditutup botol dengan plastik dan diikat dengan karet gelang Diinkubasi pada suhu ruangan selama 24 jam Dilakukan pengamatan pada yoghurt yang terbentuk Didinginkan campuran susu hingga mencapai 45 oC
  • 10. 4.3.2.2 Perlakuan II Tidak Gambar 4.3 Flowchart Pembuatan Yoghurt Perlakuan II Ya Dimasukkan 80 gram susu bubuk Dancow, 10 gram gula pasir dan 1 bungkus pewarna makanan berwarna merah ke dalam erlenmeyer Mulai Diencerkan dengan Aqua hingga volumenya 500 ml Selesai Ditutup botol dengan plastik dan diikat dengan karet gelang Diinkubasi pada suhu ruangan selama 24 jam Dilakukan pengamatan pada yoghurt yang terbentuk Didiamkan hingga suhu 30 o C, lalu dimasukkan ke dalam botol steril Ditambahkan starter 20 ml sambil diaduk hingga merata Dipanaskan hingga suhu 90 °C selama 15 menit Dimasukkan erlenmeyer ke dalam penangas air Apakah panas sudah berlangsung selama 15 menit? Didinginkan campuran susu hingga mencapai 45 oC
  • 11. V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Percobaan Tabel 5.1 Hasil Percobaan Pembuatan Yoghurt No Perlakuan Setelah Fermentasi 1 80 gram susu Dancow Vanila + 10 gram gula pasir diencerkan hingga volume 500 ml Aqua + 10 ml Starter  Bentuk : Terbentuk dua lapisan. Lapisan 1 adalah air dan lapisan 2 adalah yogurt.  pH sebelum pemeraman : 6  pH setelah pemeraman : 5  Rasa : asam  Bau : susu 2 80 gram susu Dancow Vanila + 10 gram gula pasir ditambah pewarna makanan berwarna merah diencerkan hingga volume 500 ml Aqua + 10 ml Starter Bentuk : kental pH sebelum pemeraman : 6 pH setelah pemeraman : 4 Rasa : pahit Bau : susu
  • 12. 5.2 Pembahasan Yoghurt dibuat dengan memasukkan bakteri spesifik ke dalam susu di bawah temperatur dan kondisi lingkungan yang dikontrol. Yoghurt atau susu terkoagulasi (mengental), diperoleh dari fermentasi asam laktat melalui aktifitas bakteri Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus. Kerja bakteri asam laktat memfermentasikan susu dapat meningkatkan kandungan gizi yoghurt, di antaranya vitamin B1 (tiamin), vitamin B2 (riboflavin), vitamin B3 (niasin), vitamin B6 (piridoksin), asam folat, asam pantotenat, dan biotin (Astriani, 2011). Pada proses fermentasi yang dijalankan, energi yang dihasilkan sedikit sekali karena elektron yang terbentuk tidak diubah menjadi energi tetapi ditangkap oleh asam piruvat sehingga terbentuk asam laktat. Pemecahan asam piruvat menjadi asam laktat sering disebut fermentasi asam laktat, sepertiterlihat pada reaksi di bawah ini: Gambar 5.1 Proses Pemecahan Asam Piruvat (Taufiq, 2009) Prinsip dasar fermentasi yoghurt adalah inokulasi bakteri kultur starter pada susu yang telah dipanaskan. Komponen karbohidrat utama pada susu adalah laktosa. Laktosa yang merupakan karbohidrat utama pada susu akan digunakan oleh kultur starter sebagai sumber energi untuk pertumbuhannya. Laktosa akan dihidrolisis dengan produk akhir asam piruvat. Selanjutnya asam piruvat akan diubah menjadi asam laktat oleh enzim laktat dehidrogenase. Selain menghasilkan aroma yang khas, asam laktat juga berperan dalam pembentukan gel yoghurt. Secara sederhana, reaksi perubahan laktosa menjadi asam laktat adalah sebagai berikut: C12H22O11 + H2O →4C3H6O3 Laktosa air asam laktat Asam yang terbentuk selama fermentasi terutama adalah asam laktat.Untuk sintesis ini, bakteri asam laktat membutuhkan enzim laktat dehidrogenase (LDH).Asam laktat yang diproduksi berbeda dalam konfigurasi
  • 13. struktur dan rotasi optik. Dua isomer yang mungkin terjadi adalah asam laktat laevo- dan dekstrorotasi (Ramadzanti, 2006). Berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk yoghurt yang dikeluarkan oleh Badan Standarisasi Nasional tahun 1992 dengan nomor SNI 01- 2981-1992 yoghurt dengan kualitas yang baik memiliki total asam laktat sekitar 0,5 - 2,0% dan kadar air maksimum 88% (BSN 1992). Sedangkan derajat keasaman (pH) yang sebaiknya dicapai oleh yoghurt yaitu 4,4-4,5, diikuti dengan terbentuknya flavor yang khas disebabkan terbentuknya asam laktat, asam asetat, asetaldehid, diasetil dan senyawa volatile lain (Astriani, 2011). Sedangkan dilihat dari uji organoleptik yang meliputi uji aroma/bau yoghurt, rasa yoghurt dan tekstur yoghurt dalam SNI 01-2981-1992 juga disebutkan bahwa kriteria yoghurt dengan kualitas yang baik yaitu memiliki aroma normal/khas yoghurt, rasa khas/asam yoghurt dan tekstur cairan kental atau semi padat (Taufiq, 2009). Yoghurt menggumpal disebabkan selain butiran lemak dan air, susu juga terdiri dari bola-bola protein kecil yang disebut misel. Letaknya berjarakan satu dengan yang lain. Jika suasana susu tidak asam, bertabrakan pun misel-misel ini berpantulan dan memisah kembali. Tapi saat susu menjadi asam oleh asam laktat dari bakteri yoghurt, misel seolah-olah lengket dan ketika bertabrakan terbentuklah jaring-jaring yang memerangkap air (Ossiris, 2012). Dari percobaan yang dilakukan, untuk perlakuan I diperoleh yoghurt yang memiliki 2 lapisan lapisan 1 adalah air sedangkan lapisan 2 adalah yoghurt, yoghurt yang dihasilkan beraroma susu, dan rasa asam serta memiliki pH 5. Pada perlakuan II diperoleh yoghurt yang kental dan yoghurt yang dihasilkan beraroma susu, berwarna merah dan rasa pahit serta memiliki pH 4. Namun berbeda diantara kedua yoghurt yang dihasilkan pada perlakuan I dan perlakuan II. Pada perlakuan II yoghurt yang dihasilkan lebih padat dibanding perlakuan I, hal ini mungkin dikarenakan adanya tambahan pewarna makanan dimasukkan pada perlakuan II. Dari percobaan yang dilakukan, didapatkan perlakuan I lebih baik dibandingkan dengan perlakuan II, hal ini dikarenakan tekstur dari yoghurt pada perlakuan I lebih baik dan rasa pada perlakuan I pun lebih mendekati rasa yoghurt. Pada perlakuan II di dapatkan rasa
  • 14. pahit pada pH 4, hal ini diperkirakan karena adanya penambahan zat pewarna pada susu tersebut. Adapun perbedaan kualitas yoghurt secara praktek dan teori mungkin disebabkan faktor suhu yang kurang terjaga, kurang steril, nutrisi dan waktu fermentasi juga diakibatkan kandungan laktosa dan kandungan lemak pada susu. Kemudian masalah kebersihan dalam percobaan dan tempat penyimpanan. Pada percobaan ini juga digunakan kultur starter yaitu Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus sebanyak 4 % dari jumlah larutan yang akan di buat menjadi yoghurt. Perbandingan jumlah starter biasanya 1 : 1 sampai 2 : 3. Selama pertumbuhan terjadi simbiosis antara kedua jenis bakteri.S. thermophilus akan berkembang lebih cepat mengawali pembentukan asam laktat melalui fermentasi laktosa (Radius,dkk., 2010).
  • 15. VI. KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Adapun kesimpulan yang diperoleh adalah: 1. Yoghurt yang dihasilkan pada perlakuan I terdapat 2 fase dimana bagian atas masih terdapat cairan namun bagian bawah terbentuk seperti yoghurt. 2. Yoghurt yang dihasilkan pada perlakuan II adalah cairan berbentuk kental. 3. Yoghurt pada perlakuan I berwarna putih, sedangkan yoghurt pada perlakuan II berwarna merah. 4. Yoghurt pada perlakuan I memiliki pH 5, sedangkan yoghurt pada perlakuan II memiliki pH 4. 5. Yoghurt yang dihasilkan pada perlakuan II lebih padat dari pada yoghurt yang dihasilkan pada perlakuan I, hal ini mungkin disebabkan karena pada perlakuan II ditambahkan pewarna makanan sedangkan perlakuan I tidak ditambahkan pewarna makanan. 6.2 Saran Adapun saran yang dapat diberikan praktikan adalah: 1. Disarankan menggunankan variasi susu. 2. Disarankan memvariasikan waktu inkubasi agar dapat dibandingkan. 3. Disarankan pada saat pemanasan, susu benar-benar di aduk agar yoghurt yang terbentuk tidak membentuk dua lapisan.
  • 16. DAFTAR PUSTAKA Elgina, Fittonia. 2011. Susu Fermentasi di Rusia Banyak Ragamnya. http://susu- kefir-jateng.blogspot.com/2011/08/susu-fermentasi-di-rusia-banyak.html. Diakses Pada 10 Desember 2013 Koswara, Sutrisno. 2009. Teknologi Pembuatan yoghurt. http://tekpan.unimus.ac.id/wp-content/uploads/2013/07/Teknologi-Pembuatan- Yoghurt.pdf. Diakses pada 10 Desember 2013 Ossiris. 2012. Proses Pembuatan Yogurt yang Baik Dan Benar. http://lordbroken.wordpress.com/2012/06/18/proses-pembuatan-yogurt- yang-baik-dan-benar/. Diakses pada 10 Desember 2013 Radius, Abiyanto .,dkk. 2010. Tugas Mikrobiologi Pengaruh Suhu TerhadapMikrobia-Mikrobia Dalam Pembuatan Yogurt. http://xa.yimg.com/kq/groups/21827171/180076074/name/mikrobio_tugas %2Bkelompok_Sayid+A.R%2B_Sri+widya.L_%2BDian+A.P_%2BAbiyan to.R_%2BArbi+Nurzaman_adimagna.doc. Diakses pada 10 Desember 2013 Rahman, Arif. 2012. Makalah Mikrobiologi Industri Proses. http:// ariefrvi.blogspot.com. Diakses 10 Desember 2013 Ramadzanti, Alviana. 2006. Aktivitas Protase dan Kandungan Asam Laktat Pada Yoghurt yang Dimodifikasi.repository.ipb.ac.id /bitstream/handle/.../ G06ara.pdf. Diakses pada 10 Desember 2013 Rochintaniawati, Diana. 2012. Pembuatan Yoghurt. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia Sirait, Celly. 2011. Proses Pengolahan Susu Menjadi Yoghurt. http://peternakan.litbang.deptan.go.id. Diakses pada 10 Desember 2013 Sujatman, Diat. 2013. Mengolah susu menjadi Yogurt. http://bp4kkabsukabumi.net/index.php/index.php?option=com_content&tas k=view&id=430&Itemid=98. Diakses pada 10 Desember 2013 Taufiq, Munawar.2011. Bakteri Yoghurt. http://muhtaufiqmunawar.blogspot.com/ 2009/01/bakteri-pada-yoghurt.html.Diakses pada 10 Desember 2013