Kanker paru-paru merupakan pertumbuhan sel kanker yang tidak terkendali di jaringan paru yang dapat menyebabkan gejala seperti batuk, sesak napas, dan darah dalam sputum. Faktor risiko utama penyakit ini adalah merokok.
2. Kanker adalah penyakit yang ditandai dengan
pertumbuhan sel yang tidak terkendali secara normal
yaitu multiplikasi dan menyebar (PIN Dietetik II, 2005)
Menurut National Cancer Institute(2009), kanker adalah
suatu istilah untuk penyakit di mana sel-sel membelah
secara abnormal tanpa kontrol dan dapat menyerang
jaringan di sekitarnya. Proses ini disebut metastasis.
Metastasis merupakan penyebab utama kematian akibat
kanker (WHO, 2009)
Neoplasma secara harfiah berarti “pertumbuhan baru”.
Suatu neoplasma, sesuai definisi Wills, adalah “massa
abnormal jaringan yang pertumbuhannya berlebihan dan
tidak terkoordinasikan dengan pertumbuhan jaringan
normal serta terus demikian walaupun rangsangan yang
memicu perubahan tersebut telah berhenti” (Kumar et
al., 2007)
3. PENYEBAB KANKER
1. TEORI FORBIDDEN CLON THEORY ( TEORI KLUN TERLARANG ) MARKER
TEREKSPRESI
Autoimunitasnya ini lah yang membuat sistem imun menjadi berbeda.
Pada saat sel melakukan pembelahan sel satu sel tersebut mengalami
pembelahan dua kali dengan kembar identik namun pada saat
pembelahan sel yang selanjutnya sistem imun salah mengenal atau
hilangnya toleransi dikarenakan karena pengaruh bahan toksik yang
mana organ yang harusnya dilindungi namun dihancurkan akibat
terjadinya mutagen pada selnya, sehingga selnya yang mengalami
mutagen nanti menjadi abnormal sehingga terjadi pembunuhan oleh sel
kompeten sehingga menyebabkan sel tersebut mati.
4. 2. TEORI FORBIDDEN CLON THEORY ( TEORI KLUN TERLARANG ) MARKER YG
TIDAK TEREKSPRESI
Autoimunitasnya ini lah yang membuat sistem imun menjadi berbeda. Pada saat
itu sistem sel mengalami deferensiasi menjadi dua sel normal dan kemudian dua
sel normal ini mengalami deferensiasi menjadi dua sel lagi kemudian selanjutnya
pada salah satu sel pertama merupakan sel kompeten selanjutnya pada sel kedua
terdapat sel yang mengalami mutagen akibat bahan toksik sehingga, yang mana
seharusnya di lindungi maka nanti akan dihancurkan. Pada saat sel yang mutagen
mengalami poliferasi maka akan menjadi dua sel mutated akibatnya sel kompeten
tidak mampu mengenal sel yang berubah menjadi mutagen akibatnya akan
menyebabkan kerusakan membran basalis.
6. Semua jaringan pada masa embrional dipaparkan pada sistem imun, sebagai
jaringan tersebut dikenal sebagai dirinya (self). Bila pada masa embrional ada
jaringan yang tidak dipaparkan pada sistem imun, maka jaringan tersebut
dikenal sebagai jaringan asing (non self), contohnya testis, tiroid, lensa mata.
Hal ini terjadi karena jaringan tersebut dibatasi oleh suatu sistem barier.
Apabila ada suatu sebab (contohnya kecelakaan atau infeksi) yang melibatkan
terjadinya kerusakan pada sistem barier, sehingga jaringan tersebut
memaparkan diri dalam tubuh individu, sehingga ia akan mengakibatkan
respon imun yang akhirnya terjadilah suatu penyakit yang dikenal sebagai
penyakit autoimun.
IMUNODEFISIENSI : Imuno defisiensi disebut juga sebagai kemunduran
sistem imun
terjadi karena adanya kecacatan genetik dari sel imunokompeten. Kecacatan
itu dapat terjadi karena adanya faktor tertentu sperti radiasi, infeksi, virus atau
suatu radikal bebas. Dapat juga terjadi karena :
a. Faktor obat yang bersifat imuno supresor (contohnya chemotherapy).
b. Stress psikologi karena peningkatan kortikosteroid.
7. 4. TEORI ONKOGENESIS
Miller RW (Childhood cancer,1994), proses terjadinya
kanker (onkogenesis) pada anak-anak sama dengan
pada orang dewasa ditinjau dari aspek biomolekuler,
perbedaannya yang mendasar adalah pada proses
perjalanan penyakitnya. Kanker pada anak biasanya
sudah terjadi pada stadium lebih lanjut dibanding
pada orang dewasa pada saat mendiagnosisnya.
Kanker pada anak cenderung lebih agresif, hal ini
disebabkan karena sel kanker pada anak masih
merupakan sel primitif sehingga lebih mudah dan
cenderung cepat penyebarannya. Kecenderungan
kanker terjadi pada tempat tertentu juga menjadi
karakteristik pada perbedaanya pada anak.
8. Terjadinya kanker paru didasari oleh tampilnya gen supresor
tumor dalam genom (onkogen). Adanya inisiator mengubah
gen supresor tumor dengan cara menghilangkan (delesi/del)
atau penyisipan (insersi/ inS) sebagian susunan pasangan
basanya, tampilnya gen erbB1 dan atau neu/erbB2 berperan
dalam anti apoptosis (mekanisme sel untuk mati secara
alamiah - programmed cell death). Perubahan tampilan gen
kasus ini menyebabkan sel sasaran dalam hal ini sel paru
berubah menjadi sel kanker dengan sifat pertumbuhan yang
autonom. Dengan demikian kanker merupakan penyakit
genetik yang pada permulaan terbatas pada sel sasaran
kemudian menjadi agresif pada jaringan sekitarnya.
9. ETIOLOGI KETERANGAN
Riwayat Keluarga Beberapa keluarga memiliki resiko lebih tinggi untuk menderita
kanker tertentu bila dibandingkan dengan keluarga lainnya.
Misalnya, resiko wanita untuk menderita kanker payudara
meningkat 1,5-3 kali jika ibunya atau saudara perempuannya
menderita kanker payudara.
Faktor Lingkungan Merokok : merokok dapat meningkatkan resiko terjadinya knker
paru-paru, mulut, laring, dan kandung kemih.
Sinar Ultraviolet : pemaparan sinar ultraviolet yg berlebihan,
terutama dari sinar matahari, beresiko menyebabkan kanker kulit.
Radiasi Ionisasi : digunakan dlm sinar X, dihasilkan dari pembangkit
listrik tenaga nuklir dan ledakan bom atom. Misalnya, orang yg
selamat dari bom atom yg dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki
pada PD II, memiliki resiko tinggi thd penyakit leukimia.
Pemaparan uranium pada pekerja tambang telah dihubungkan
dengan terjadinya kanker paru-paru 10 – 20 tahun kemudian.
Pemaparan asbes : bisa menyebabkan kanker paru-paru dan
mesotelioma (kanker pleura). Resiko ini akan lebih besar jika pekerja
asbes adalah seorang perokok.
ETIOLOGI KANKER
10. ETIOLOGI KETERANGAN
Makanan Diet tinggi serat mengurangi kemungkinan terjadinya kanker
usus besar. Diet yg banyak mengandung makanan yg diasap
dan diasamkan meningkatkan resiko terjadinya kanker
lambung. Mengurangi lemak sampai < 30 % dari kalori total
akan mengurangi resiko terjadinya kanker usus besa,
payudara, dan prostat. Peminum alkohol memiliki resiko yg
lebih tinggi terhadap terjadinya kanker kerongkongan
Virus Virus papilloma yg menyebabkan kutil genitalis merupakan
salah satu penyebab kanker leeher rahim pada wanita.
Virus hepatitis B dapat menyebabkan kanker hati.
Di Cina, virus Epstein-Barr menyebabkan kanker hidung dan
tenggorokan .
Infeksi Infeksi oleh parasit Schistosoma (Bilharzia) bisa menyebabkan
kanker kandung kemih karena terjadinya iritasi menahun
pada kandung kemih.
Infeksi oleh Clonorchis, yg terutama banyak ditemukan di
Timur Jauh, dapat menyebabkan kanker pankreas dan saluran
empedu.
12. World Health Organization (WHO) mencatat jumlah pasien yang
didiagnosis menderita kanker di seluruh dunia, meningkat menjadi lebih
dari 14 juta orang pada tahun 2013.
WHO mencatat dari 8,2 juta jumlah kematian akibat kanker di seluruh
dunia, 1,59 juta diantaranya adalah akibat kanker paru-paru, yang
biasanya disebabkan oleh kebiasaan merokok. Jumlah kematian ini
adalah yang paling banyak di dunia, disusul oleh kanker hati sebanyak
745 ribu kematian, kanker lambung sebanyak 723 ribu kematian, kanker
usus sebanyak 694 kematian dan yang terakhir adalah kanker payudara
sebanyak 521 ribu kematian.
EPIDEMIOLOGI KANKER
Di Seluruh Dunia
13. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013,
prevalensi kanker di Indonesia adalah 1,4 per 1000 penduduk atau
sekitar 330 orang. Kanker tertinggi di Indonesia pada wanita adalah
kanker serviks dan kanker payudara. Untuk kanker serviks, setiap
tahun tidak kurang dari 15.000 kasus kanker serviks terjadi di
Indonesia. Itu membuat kanker serviks disebut sebagai penyakit
pembunuh wanita nomor 1 di Indonesia
Sedangkan pada pria, kanker yang terbanyak penderitanya adalah
kanker paru-paru dan kanker kolorektal atau usus. Berdasarkan data
Globocan atau International Agency for Research on Cancer (IARC)
pada tahun 2012, di Indonesia terdapat 25.322 kasus kanker paru-
paru yang menimpa pria. Sedangkan untuk kanker kolorektal atau
usus angkanya 19,1 per 100.000 populasi pria di Indonesia
Di Indonesia
16. Tempat
• Tingkat tertinggi ada di Eropa Timur, Eropa Utara, Amerika Serikat,
Amerika Utara. Dengan meningkatnya kebiasaan merokok di negara
berkembang, diduga tingkat kanker ini akan naik dalam beberapa tahun ke
depan khususnya di Cina dan India.
Orang
• Estimasi kematian karena kanker paru sekitar 157.300 kasus (86.220 pada
laki-laki dan 71.080 pada perempuan). Risiko terjadinya kanker paru
sekitar 4 kali lebih besar pada laki-laki dibandingkan perempuan dan
risiko meningkat sesuai dengan usia.
• Perkiraan insidensi kanker paru pada laki-laki tahun 2005 di Amerika
Serikat adalah 92.305 dengan rata-rata 91.537 orang meninggal.
Waktu
• Estimasi kematian karena kanker paru sekitar 157.300 kasus (86.220 pada
laki-laki dan 71.080 pada perempuan). Risiko terjadinya kanker paru
sekitar 4 kali lebih besar pada laki-laki dibandingkan perempuan dan
risiko meningkat sesuai dengan usia.
17. Kanker pembunuh nomor satu pada pria dan wanita
di Amerika Serikat (>177.000 kasus dan 159.000 kematian di
tahun 1999) dan di dunia
Insidensi tertinggi pd pria berusia >70 tahun dan wanita berusia 50-
60 tahun
Insidensi berkisar 20 % dari seluruh kasus kanker pd laki2 dengan
risiko 1:13 orang dan 12 % dari seluruh kasus kanker pd perempuan
dengan risiko 1:23
Di Inggris rata-rata 40.000 kasus baru dilaporkan tiap tahun
Insidensi pd laki2 di Amerika Serikat pd th 2005 adalah 92.305 dg
rata2 91.537 org meninggal karena kanker
Risiko terdinya kanker paru sekitar 4 kali lebih besar pd laki2
dibandingkan perempuan & rsisiko meningkat sesuai dg usia
Penyebab kematian No.3 di dunia pd tahun 2008; Urutan No. 3 pada
pasien rawat inap di seluruh RS di Indonesia (SIRS,2007)
18. Tempat
• Prevalensi kanker paru di Jawa Tengah tahun 2006 sebesar 0,01%. Pada
tahun 2007 mengalami penurunan menjadi 0,004%, dan pada tahun 2008
menjadi 0,005%. Prevalensi tertinggi adalah di Kabupaten Kudus sebesar
0,026%
• 5 rumah sakit propinsi di Indonesia (Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur,
Lampung, dan Sumatera Selatan) pada tahun 2004, menunjukkan angka
kesakitan disebabkan oleh kanker paru sebesar 30%. (Depkes RI, 2004).
Orang
• Pada tahun 2010, di Indonesia jumlah perokok laki-laki dewasa sebesar
66% dari jumlah keseluruhan. Pada pria lebih besar prevalensinya
disebabkan oleh faktor merokok yang lebih banyak pada pria dan semakin
memuncak pada usia 55-65 tahun
Waktu
• Variasi insidensi kanker paru secara geografik yang luas juga dilaporkan
dan hal ini terutama berhubungan dengan kebiasaan merokok yang
bervariasi. Dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan prevalensi
merokokdalam jangka waktu 5 tahun
19. Kanker paru-paru adalah
pertumbuhan sel kanker yang tidak
terkendali dalam jaringan paru.
Terkadang kanker paru-paru (terutama
adenokarsinoma dan karsinoma sel
alveolar) terjadi pada orang yang paru-
parunya telah memiliki jaringan parut
karena penyakit paru-paru lainnya,
seperti tuberkulosis dan fibrosis.
20. Keluhan Utama :
Batuk-batuk dengan/tanpa
dahak
Batuk darah
Sesak napas
Suara sesak
Sakit dada
Sulit/sakit menelan
Benjolan di pangkal leher
Sembab muka dan leher,
kadang kadang disertai
sembab lengan dengan rasa
nyeri yang hebat.
Tidak jarang yang pertama
terlihat adalah gejala atau
keluhan akibat metastasis
di luar paru, seperti
kelainan yang timbul
karena kompresi hebat di
otak, pembesaran hepar
atau patah tulang kaki.
Gejala dan keluhan yang
tidak khas seperti:
Berat badan berkurang
Nafsu makan hilang
Demam hilang timbul
Sindrom paraneoplastik
21. 1) Usia
2) Jenis Kelamin
3) Paparan Zat Karsinogen pada Pekerja
◦ Asbestos
◦ Radiasi ion pada pekerja tambang uranium
◦ Pekerja yang terpajan debu yang mengandung
arsen, krom, uranium, nikel, vinil klorida, dan
gas mustard
4) Merokok
5) Polusi Udara
22. 1. Kanker paru sel kecil (small cell lung cancer, SCLC) atau “oat cell carcinoma” yaitu Kanker paru yang
sedikit ditemukan, jenis ini berasal dari saluran napas yang lebih besar (bronkus primer dan sekunder) dan
dapat berkembang dengan cepat menjadi lebih besar.
2. Kanker paru sel tidak kecil (non-small lung cancer, NSCLC) yaitu yang termasuk didalam golongan kanker
paru sel tidak kecil adalah epidermoid, adenokarsinoma, tipe-tipe sel besar, atau campuran dari ketiganya.
3. Karsinoma sel skuamosa (epidermoid): tipe histologik kanker paru yang paling sering ditemukan, berasal
dari permukaan epitel bronkus.
4. Adenokarsinoma: memperlihatkan susunan selular seperti kelenjar bronkus dan dapat mengandung mukus
5. Karsinoma bronkoalveolus: sel-sel ganas yang besar dan berdiferensiasi sangat buruk dengan sitoplasma
yang besar dan ukuran inti bermacam-macam
6. Karsinoma sel kecil umumnya tampak sebagai massa abu-abu pucat yang terletak di sentral dengan
perluasan ke dalam parenkim paru dan keterlibatan dini kelenjar getah bening hilus dan mediastinum.
7. Karsinoma sel besar: sel-sel ganas yang besar dan berdiferensiasi sangat buruk dengan sitoplasma yang
besar dan ukuran inti bermacam-macam.
23. MEROKOK
Menurut Van Houtte, merokok merupakan faktor yang berperan
paling penting, yaitu 85% dari seluruh kasus ( Wilson, 2005).
Rokok mengandung lebih dari 4000 bahan kimia, diantaranya
telah diidentifikasi dapat menyebabkan kanker. Kejadian kanker
paru pada perokok dipengaruhi oleh usia mulai merokok,jumlah
batang rokok yang diisap setiap hari, lamanya kebiasaan
merokok, dan lamanya berhenti merokok (Stoppler,2010).
PEROKOK
PASIF
Beberapa penelitian telah menunjukka n bahwa pada
orang-orang yang tidak merokok, tetapi mengisap asap
dari orang lain, risiko mendapat kanker paru meningkat
dua kali (Wilson, 2005).
24. POLUSI UDARA
Kematian akibat kanker paru juga berkaitan dengan polusi udara, tetapi
pengaruhnya kecil bila dibandingkan dengan merokok kretek. Kematian
akibat kanker paru jumlahnya dua kali lebih banyak di daerah perkotaan
dibandingkan dengan daerah pedesaan. Bukti statistik juga menyatakan
bahwa penyakit ini lebih sering ditemukan pada masyarakat dengan kelas
tingkat sosial ekonomi yang paling rendah dan berkurang pada mereka
dengan kelas yang lebih tinggi. Hal ini, sebagian dapat dijelaskan dari
kenyataan bahwa kelompok sosial ekonomi yang lebih rendah cenderung
hidup lebih dekat dengan tempat pekerjaan mereka, tempat udara
kemungkinan besar lebih tercemar oleh polusi. Suatu karsinogen yang
ditemukan dalam udara polusi (juga ditemukan pada asap rokok) adalah
3,4 benzpiren (Wilson, 2005) .
PAPARAN ZAT
KARSINOGENIK
Beberapa zat karsinogen seperti asbestos, uranium, radon, arsen, kromium,
nikel, polisiklik hidrokarbon, dan vinil klorida dapat menyebabkan kanker
paru (Amin, 2006). Risiko kanker paru di antara pekerja yang menangani
asbes kira-kira sepuluh kali lebih besar daripada masyarakat umum. Risiko
kanker paru baik akibat kontak dengan asbes maupun uranium meningkat
kalau orang tersebut juga merokok
25. DIET
Beberapa penelitian melaporkan bahwa rendahnya konsumsi
terhadap betakarotene, selenium, dan vitamin A menyebabkan
tingginya risiko terkena kanker paru (Amin, 2006).
GENETIK
Terdapat bukti bahwa anggota keluarga pasien kanker paru
berisiko lebih besar terkena penyakit ini. Penelitian sitogenik dan
genetik molekuler memperlihatkan bahwa mutasi pada
protoonkogen dan gen-gen penekan tumor memiliki arti penting
dalam timbul dan berkembangnya kanker paru.
PENYAKIT
PARU
Penyakit paru seperti tuberkulosis dan penyakit paru obstruktif
kronik juga dapat menjadi risiko kanker paru. Seseorang dengan
penyakit paru obstruktif kronik berisiko empat sampai enam kali
lebih besar terkena kanker paru ketika efek dari merokok
dihilangkan (Stoppler, 2010).
26. Adanya pengendapan karsinogen di dalam tubuh dapat menyebabkan
metaplasia, hyperplasia dan displasia. Bila lesi perifer yang disebabkan
oleh metaplasia, hyperplasia dan displasia menembus ruang pleura, biasa
timbul efusi pleura, dan bisa diikuti invasi langsung pada kosta dan
korpus vertebra. Lesi yang letaknya sentral berasal dari salah satu cabang
bronkus yang terbesar. Lesi ini menyebabkan obstuksi dan ulserasi
bronkus dengan diikuti dengan supurasi di bagian distal.
Gejala – gejala yang timbul dapat berupa batuk, hemoptysis, dispneu,
demam, dan dingin.Wheezing unilateral dapat terdengan pada auskultasi.
Pada stadium lanjut, penurunan berat badan biasanya menunjukkan
adanya metastase, khususnya pada hati.
Kanker paru dapat bermetastase ke struktur – struktur terdekat seperti
kelenjar limfe, dinding esofagus, pericardium, otak, tulang rangka.
27. Serangan asap rokok mengandung sekitar 60 macam
karsinogen (termasuk benzene, nitrosamine [NNK], dan
oksidan) yg dapat menyebabkan mutasi DNA
Dikemukakan bahwa kanker paru terjadi pd perokok
yang tidak memiliki kemampuan utk mendetoksifikasi
karsinogen tersebut secara adekuat
Tumor paru terjadi dari banyak pajanan karsinogen
(“serangan berulang”) dan bukan karena satu kejadian
pencetus.
28. Dalam bronkus yg terpajan karsinogen,
sel2 displastik menjadi karsinoma in situ,
kemudian karsinoma bronkogenik
Sel2 kanker memproduksi factor pertumbuhan autokrin
(mis: faktor pertumbuhan epitel, factor pertumbuhan
jaringan, peptide pelepas gastrin, faktor pertumbuhan
menyerupai insulin) yg mendorong pertumbuhan tumor
Kanker bronkogenik, tanpa memperhatikan tipe
sel, cenderung menjadi agresif, lokal invasif, dan
memiliki penyebaran/metastasis lesi yg luas/jauh.
Kanker paru cenderung bermetastasis ke kelenjar
limpa, otak, tulang, hati dan organ lainnya
29. • Pemerintah menetapkan kebijakan tentang
pengamanan rokok (Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2003
tentang pengamanan rokok bagi kesehatan)
• Pictorial Health Warning
Peringatan kesehatan berbentuk gambar di
bungkus rokok bertujuan memberikan informasi
bagi konsumen tentang bahaya merokok juga
merupakan upaya pendidikan kesehatan yang
efektif dan murah serta dapat meningkatkan
kesadaran masyarakat akan dampak merokok
terhadap kesehatan
Pencegahan
Primordial
Yang di dalamnya mengatur tentang :
- Kandungan kadar nikotin
- Iklan dan promosi rokok
- Kawasan tanpa rokok
30. • Promosi Kesehatan
Upaya untuk memberikan kondisi pada
masyarakat yang memungkinkan
penyakit kanker paru tidak dapat
berkembang karena tidak adanya
peluang dan dukungan dari kebiasaan,
gaya hidup maupun kondisi lain yang
merupakan faktor resiko untuk
munculnya penyakit kanker paru.
Pencegahan
Primer
• Deteksi Dini
Usaha untuk menemukan adanya kanker
yang masih dapat disembuhkan, yaitu
kanker yang belum lama tumbuh, masih
kecil, masih lokal,masih belum
menimbulkan kerusakan yang berarti, pada
golongan masyarakat tertentu dan pada
waktu tertentu. Deteksi dini kanker paru
dapat dilakukan dengan X-foto toraks dan
Sitologi sputum.
• Diagnosa Kanker Paru
Pencegahan
Sekunder
31. • Rehabilitasi Mental
Rehabilitasi mental dapat berupa
tindakan konseling, bimbingan mental
dari psycholog, ahli agama atau tokoh
masyarakat.
• Rehabilitasi Sosial
Rehabilitasi sosial penting sekali artinya
supaya penderita setelah pulang dari
rumah sakit dapat hidup kembali secara
normal di masyarakat
Pencegahan
Tersier
32. Pembedahan
• Pembedahan pada kanker paru bertujuan untuk mengangkat tumor
secara total berikut kelenjar getah bening disekitarnya
Radioterapi
• Radioterapi berperan cukup besar pada penatalaksanaan kanker
paru primer sebagai terapi kombinasi dengan pembedahan dan
kemoterapi
Kemoterapi
• Tujuan pemberian kemoterapi paliatif adalah mengurangi atau menghilangkan
gejala yang diakibatkan oleh perkembangan sel kanker tersebut sehingga
diharapkan akan dapat meningkatkan kualitas hidup penderita
33. Kanker payudara adalah gangguan dalam pertumbuhan sel
normal mammae dimana sel abnormal timbul dari sel – sel
normal, berkembang biak danmenginfiltrasi jaringan limfe
dan pembuluh darah (Carpenito, 2000)
34. Kanker payudara sering ditemukan di seluruh dunia dengan insidensi
relatif tinggi, yaitu 20% dari seluruh keganasan (Tjahjadi, 1995).
Dari 600.000 kasus kanker payudara baru yang yang didiagnosis setiap
tahunnya, sebanyak 350.000 di antaranya ditemukan di negara maju,
sedangkan 250.000 di negara yang sedang berkembang (Moningkey,
2000).
tingkat insidensi di Antara perempuan Asia dan Kepulauan Pasifik
terus meningkat sebesar1,5% pertahun (89 darisetiap100.000) tapi
masih jauh lebih rendah daripada wanita kulit putih. Namun, tingkat
kematian karena kanker payudara telah terus menurun pada wanita
sejak tahun1990. (Swart, 2010)
Di Seluruh Dunia
Di Indonesia
Kanker payudara di Indonesia menempati urutan kedua setelah kanker
leher rahim. Diperkirakan 10 dari 100.000 penduduk terkena kanker
payudara dan 70% dari penderita memeriksakan dirinya pada keadaan
stadium lanjut (Ana, 2007).
35. Kanker payudara merupakan jenis
kanker yang paling umum diderita oleh
wanita saat ini. Penyakit ini terjadi
dimana sel-sel tidak normal (kanker)
terbentuk pada jaringan payudara.
Diperkirakan satu diantara sepuluh
sampai dua belas wanita harus
berhadapan dengan kanker payudara
36. 1. Benjolan pada payudara, keras atau lembut.
2. Nyeri, yang bervariasi dengan siklus haid dan independen dari siklus
haid
3. Perubahan pada kulit payudara:
- Skin dimpling
- Skin ulcer
- Peau d'orange
4. Gangguan puting:
- Puting tertarik ke dalam
- Eksim (ruam yang melibatkan puting atau areola, atau
keduanya)
- Putting discharge.
5. Keluarnya sekret atau cairan dari puting susu
37. Sampai saat ini, penyebab kanker payudara belum
diketahui secara pasti.Penyebab kanker payudara
termasuk multifaktorial, yaitu banyak faktor yang
terkait satu dengan yang lain. Beberapa faktor yang
diperkirakan mempunyai pengaruh besar dalam
terjadinya kanker payudara adalah riwayat keluarga,
hormonal, dan faktor lain yang bersifat eksogen
38. TINGGI BADAN >
170 CM
Wanita yang tingginya 170 cm mempunyai resiko terkena kanker
payudara karena pertumbuhan lebih cepat saat usia anak dan remaja
membuat adanya perubahan struktur genetik (DNA) pada sel tubuh yang
diantaranya berubah ke arah sel ganas
USIA
Usia dibawah 20 tahun jarang dijumpai kanker payudara, angka
kejadiannya meningkat sejalan dengan bertambahnya usia
WANITA YG
BELUM PUNYA
ANAK
Wanita yang belum mempunyai anak terpapar dengan hormone
estrogen relatif lebih lama dibandingkan wanita yang sudah punya
anak
WANITA YG
BELUM PUNYA
ANAK
Ibu yang menyusui dapat mengurangi bahaya terkena kanker payudara
karena semakin lama ibu menyusui anaknya semakin kecil terkena kanker
payudara,saat menyusui terdapat perubahan hormonal salah satunya yaitu
penurunan esterogen
39. JENIS KELAMIN
Kelamin laki-laki hanya 1 % angka kejadian kanker
payudara
FAKTOR GENETIK
Faktor genetik kemungkinan untuk menderita kanker payudara 2–
3 x lebih besarpada wanita yang ibunya atau saudara kandungnya
menderita kanker payudara dan secara umum juga riwayat
keluarga sangat berperan dalam terjadinya kanker payudara
RAS
Kanker payudara lebih sering terdiagnosis pada wanita kulit putih,
dibandingkan wanita Latin Amerika, Asia, atau Afrika. Insidensi
lebih tinggi pada wanita yang tinggal di daerah industrialisasi.
KURANGNYA
AKTIVITAS FISIK
Wanita yang aktivitas fisik sepanjang hidupnya kurang, risiko
untuk menjadi kanker payudara meningkat. Dengan aktivitas fisik
akan membantu mengurangi peningkatan berat badan dan obesitas
40. RIWAYAT
REPRODUKSI &
MENSTRUASI
Meningkatnya paparan estrogen berhubungan dengan peningkatan
risiko untuk berkembangnya kanker payudara, sedangkan
berkurangnya paparan justru memberikan efek protektif. Beberapa
faktor yang meningkatkan jumlah siklus menstruasi seperti
menarche dini (sebelum usia 12 tahun), nuliparitas, dan
menopause yang terlambat (di atas 55 tahun) berhubungan juga
dengan peningkatan risiko kanker. Diferensiasi akhir dari epitel
payudara yang terjadi pada akhir kehamilan akan memberi efek
protektif, sehingga semakin tua umur seorang wanita melahirkan
anak pertamanya, risiko kanker meningkat. Wanita yang
mendapatkan menopausal hormone therapy memakai estrogen,
atau mengkonsumsi estrogen ditambah progestin setelah
menopause juga meningkatkan risiko kanker
RIWAYAT KANKER
PAYUDARA
Wanita dengan riwayat pernah mempunyai kanker pada satu
payudara mempunyai risiko untuk berkembang menjadi kanker pada
payudara yang lainnya.
41. 1
• Proses terjadinya kanker payudara dan masing-masing etiologi antara lain obesitas,
radiasi, hiperplasia, optik, riwayat keluarga dengan mengkonsumsi zat-zat
karsinogen sehingga merangsang pertumbuhan epitel payudara dan dapat
menyebabkan kanker payudara
2
•kanker payudara berasal dari jaringan epithelial, dan paling sering terjadi
pada sistem duktal. Mula-mula terjadi hiperplasia sel-sel dengan
perkembangan sel-sel atipik. Sel-sel ini akan berlanjut menjadi karsinoma in
situ dan menginvasi stroma.
3
•Karsinoma payudara bermetastase dengan penyebaran langsung kejaringan
sekitarnya, dan juga melalui saluran limfe dan aliran darah.
42. Klasifikasi kanker payudara berdasarkan gambaran histologis menurut WHO :
1. Kanker Payudara Non Invasif
a. Karsinoma Intraduktus In Situ
Merupakan tipe kanker payudara non-invasif yg paling umum terjadi.
Kanker ini adalah karsinoma yang mengenai duktus disertai infiltrasi
jaringan stroma sekitar.
Terdapat 5 subtipe dari karsinoma intraduktus, yaitu : komedokarsinoma,
solid, kribriformis, papiler, dan mikrokapiler.
b. Karsinoma Lobular In Situ
Karsinoma ini ditandai dengan pelebaran satu atau lebih duktus terminal
dan atau duktulus, tanpa disertai infiltrasi ke dalam stroma. Sel-sel
berukuran lebih besar dari normal, inti buat kecil dan jarang disertai
mitosis.
43. 2. Kanker Payudara Invasif
a. Karsinoma Duktus Invasif
karsinoma jenis ini merupakan bentuk paling umum dari kanker payudara.
Kanker duktus invasif merupakan 65-80% dari karsinoma payudara.
b. Karsinoma Lobular Invasif
merupakan karsinoma infiltratif yg tersusun atas sel2 berukuran kecil dan
seragam dg sedikit pleimorfisme. Biasanya memiliki tingkat mitosis rendah.
c. Karsinoma Musinosum
secara histologis, terdapat 3 jenis bentuk sel kanker, yaitu :
- sel tampak seperti pulau2 kecil yg mengambang dlm cairan musin basofilik.
- sel tumbuh dlm susunan kelenjar berbatas jelas dan lumennya mengandung
musin.
- terdiri dari susunan jaringan yg tdk teratur berisi sel tumor tanpa diferensiasi,
sebagian besar sel berbentuk signet-ring.
d. Karsinoma Meduler
sel berukuran besar berbentuk polygonal/lonjong dg batas sitoplasma tdk jelas.
44. e. Karsinoma Papiler Invasif
komponen invasif dari jenis karsinoma ini berbentuk kapiler
f. Karsinoma Tubuler
Bentuk sel teratur dan tersusun secara tubuler selapis,
dikelilingi oleh stroma fibrous. Jenis ini merupakan karsinoma
dengan diferensiasi tinggi
g. Karsinoma Adenokistik
Jenis ini merupakan karsinoma invasif dg karakteristik sel
berbentuk kribriformis. Sangat jarang ditemukan pada
payudara
h. Karsinoma Apokrin
Jenis ini didominasi dengan sel yg memiliki sitoplasma
eosinofilik, sehingga menyerupai sel apokrin yg mengalami
metaplasia
45. Staging (Penentuan Stadium Kanker)
• Penentuan stadium kanker penting sebagai panduan pengobatan, follow-up
dan menentukan prognosis. Staging kanker payudara:
– Stadium 0 : Kanker in situ dimana sel-sel kanker berada pada tempatnya di dalam
jaringan payudara yang normal.
– Stadium I : Tumor dengan garis tengah kurang dari 2 cm dan belum menyebar
keluar payudara.
– Stadium IIA : Tumor dengan garis tengah 2-5 cm dan belum menyebar ke kelenjar
getah bening ketiak.
– Stadium IIB : Tumor dengan garis tengah lebih dari 5 cm dan belum menyebar ke
kelenjar getah bening ketiak.
– Stadium IIIA : Tumor dengan garis tengah kurang dari 5 cm dan sudah menyebar
ke kelenjar getah bening ketiak disertai perlengketan satu sama lain atau
perlengketan ke struktur lainnya.
– Stadium IIIB : Tumor telah menyusup keluar payudara yaitu ke dalam kulit
payudara ke dinding dada atau telah menyebar ke kelenjar getah bening di dalam
dinding dada dan tulang dada.
– Stadium IV : Tumor telah menyebar keluar daerah payudara dan dinding dada,
misalnya ke hati, tulang atau paru-paru.
46. • One day no bra setiap tanggal 13
oktober
• Perogram pemberian ASI
eksklusif untuk mencegah kanker
payudara
• Memperbanyak aktivitas fisik
dengan berolah raga.
• Pendidikan kesehatan payudara
Pencegahan
Primordial
• Promosi kesehatan
• Pemeriksaan SADARI
(pemeriksaan payudara sendiri)
yang dilakukan secara rutin
sehingga bisa memperkecil
faktor resiko terkena penyakit
kanker payudara.
Pencegahan
Primer
47. • Tindakan pengobatan yang dilakukan
dapat berupa operasi walaupun tidak
berpengaruh banyak terhadap ketahanan
hidup penderita. Bila kanker telah jauh
bermetastasis, dilakukan tindakan
kemoterapi dengan sitostatika. Pada
stadium tertentu, pengobatan diberikan
hanya berupa simptomatik dan
dianjurkan untuk mencari pengobatan
alternatif.
Pencegahan
Tersier
• Deteksi Dini
Salah satunya yaitu screening melalui
mammografi dengan beberapa pertimbangan
antara lain:
1) Wanita yang sudah mencapai usia 40
tahun dianjurkan melakukan cancer risk
assessement survey
2) Pada wanita dengan faktor risiko
mendapat rujukan untuk dilakukan
mammografi setiap tahun
3) Wanita normal mendapat rujukan
mammografi setiap 2 tahun sampai
mencapai usia 50 tahun.
Pencegahan
Sekunder
48. • Pengobatan lokal kanker payudara
• Mastektomi
Mastektomi merupakan pengangkatan ke seluruh tubuh
payudara dan beberapa nodus limfe
• Terapi radiasi
Terapi radiasi Biasanya di lakukan sel infuse massa tumor
untuk mengurangi kecenderungan kambuh dan
menyingkirkan kanker resudial
• Rekontruksi / pembedahan
• Terapi Hormonal
• Tranplantasi sumsum tulang
49.
50. Berdasarkan hasil survey kesehatan oleh Word Health
Organitation (WHO), (2010) dilaporkan kejadian
kanker serviks sebesar 500.000 kasus baru di Dunia.
Di Seluruh Dunia
Di Indonesia
• Kejadian kanker servik di Indonesia, dilaporkan sebesar
20-24 kasus kanker serviks baru setiap harinya.
Kejadian kanker servik di Bali dilaporkan telah
menyerang sebesar 553.000 wanita usia subur pada
tahun 2010 atau 43/100.000 penduduk WUS.
• Berdasarkan AOGIN (2010) Angka ini mengalami
peningkatan sebesar 0,89% sejak tahun 2008.
51. Kanker servik adalah pertumbuhan sel bersifat
abnormal yang terjadi pada servik uterus, suatu daerah
pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu
masuk ke arah rahim yang terletak antara rahim
(uterus) dengan liang senggama (vagina)
52. Gejala klinis yang sering timbul pada penderita kanker
serviks adalah perdarahan setelah berhubungan badan
(pasca senggama), perdarahan di luar haid, perdarahan
pada wanita yg sudah menopause, keputihan, penurunan
berat badan, gangguan miksi dan gejala penyebaran ke
organ lain di sekitar panggul.
53. Kanker serviks terjadi ketika sel-sel serviks menjadi
abnormal dan membelah secara tidak terkendali. Jika
sel-sel serviks terus membelah maka akan terbentuk
suatu masa jaringan yang disebut tumor yang bisa
bersifat jinak atau ganas. Jika tumor tersebut ganas,
maka keadaannya disebut kanker serviks
54. • Wanita berusia lebih dari 35 tahun lebih rentan terkena kanker serviks
• Menikah muda pada usia 20 tahun terlalu muda untuk melakukan
hubungan seksual
• Wanita yang aktivitas seksualnya tinggi dan sering berganti-ganti pasangan
• Kebiasaan membersihkan serviks menggunakan antiseptik yang berlebihan
• Wanita perokok
• Mempunyai riwayat penyakit kelamin
• Memiliki banyak anak (paritas)
• Penggunaan kontrasepsi oral dalam jangka waktu yang lama
• Keputihan yang berlangsung lama tanpa diobati
• Pemakaian pembalut wanita yang mengandung dioksin
55. Karsinoma serviks adalah penyakit yang progresif, mulai
dengan intraepitel, berubah menjadi neoplastik dan akhirnya
menjadi kanker serviks setelah 10 tahun atau lebih
Secara histopatologi lesi pre invasif biasanya berkembang melalui
stadium displasia (ringan, sedang, dan berat) menjadi karsinoma insitu
(1-7 tahun) dan akhirnya invasif (3-20 tahun)
Berdasarkan karsinogenesis umum, proses perubahan menjadi
kanker diakibatkan oleh adanya mutasi gen pengendalian
siklus sel (onkogen, tumor supresor gene, repair genes)
Onkogen dan tumor supresor gen mempunyai efek yang berlawanan dalam
karsinogenesis, dimana onkogen memperantarai timbulnya transformasi maligna.
Sedangkan tumor supresor gen akan menghambat perkembangan tumor yang
diatur oleh gen yang terlibat dalam pertumbuhan sel
Kanker invasive berkembang melalui perubahan intraepitel, tidak
semua perubahan ini progres menjadi invasive. Lesi pre invasive akan
mengalami regresi secara spontan sebanyak 3-35 %
56. 1. Stadium I. Kanker leher rahim hanya terdapat pada daerah
leher rahim (serviks)
◦ Stadium IA. Kanker invasive didiagnosis melalui mikroskopik
(menggunakan mikroskop), dengan penyebaran sel tumor mencapai
lapisan stroma tidak lebih dari kedalaman 5 mm dan lebar 7 mm
◦ Stadium IA1. Invasi lapisan stroma sedalam 3 mm atau kurang dengan
lebar 7 mm atau kurang
◦ Stadium IA2. Invasi stroma antara 3- 5 mm dalamnya dan dengan
lebar 7 mm atau kurang
◦ Stadium IB. tumor yang terlihat hanya terdapat pada leher rahim atau
dengan pemeriksaan mikroskop lebih dalam dari 5 mm dengan lebar 7
mm
◦ Stadium IB1. Tumor yang terlihat sepanjang 4 cm atau kurang
◦ Stadium IB2. Tumor yang terlihat lebih panjang dari 4 cm
57. 2. Stadium II. Kanker meluas keluar dari leher rahim namun tidak mencapai dinding
panggul. Penyebaran melibatkan vagina 2/3 bagian atas.
Stadium IIA. Kanker tidak melibatkan jaringan penyambung (parametrium) sekitar rahim,
namun melibatkan 2/3 bagian atas vagina
Stadium IIB. Kanker melibatkan parametrium namun tidak melibatkan dinding samping
panggul
3. Stadium III. Kanker meluas sampai ke dinding samping panggul dan melibatkan 1/3
vagina bagian bawah. Stadium III mencakup kanker yang menghambat proses
berkemih sehingga menyebabkan timbunan air seni di ginjal dan berakibat gangguan
ginjal
Stadium IIIA. Kanker melibatkan 1/3 bagian bawah vagina namun tidak meluas sampai dinding
panggul
Stadium IIIB. Kanker meluas sampai dinding samping vagina yang menyebabkan gangguan
berkemih sehingga berakibat gangguan ginjal
4. Stadium IV. Tumor menyebar sampai ke kandung kemih atau rectum, atau meluas
melampaui panggul
Stadium IVA. Kanker menyebar ke kandung kemih atau rectum
Stadium IVB. Kanker menyebar ke organ yang jauh
58. •Peraturan pemerintah
tentang larangan menikah
usia dini (minimal 20 tahun
keatas)
•Pentapan kadar ph pada
sabun kebersihan alat vital
perempuan.
Pencegahan
Primordial
• Promosi kesehatan
• Menekankan perilaku hidup
sehat untuk mengurangi atau
menghindari faktor resiko seperti
kawin muda, pasangan seksual
ganda, dll.
• Vaksinasi HPV (Human
Papilloma Virus)
Pencegahan
Primer
59. •Deteksi Dini
•Diagnosis Dini (Pap Smear
Test)
Screening dg pemeriksaan
sitologi
•Pengobatan : kemoterapi,
bedah
Pencegahan
Sekunder
•Rehabilitasi, misalnya
perawatan rumah.
Sedangkan penanganan
kanker umumnya ialah
dengan pendekatan
multidiscipline.
Pencegahan
Tersier
60. Jenis penanganan menurut stadium kanker terbagi
menjadi 2, yaitu:
• Operasi pengangkatan sebagian atau
seluruh organ rahim, radioterapi, atau
kombinasi keduanya.
Tahap Awal
• Radioterapi dan/atau kemoterapi,
kadang operasi juga perlu dilakukan.
Stadium
Akhir