3. Kejadian ini
merupakan
akibat kelalaian
PT. lapindo
brantas yang
merupakan
kontraktor
pertambangan
minyak
melakukan
kesalahan
prosedur
pengeboran. Peristiwa lumpur lapindo terjadi pada
tanggal 26 Mei 2006 tepatnya di Surabaya.
PT Lapindo Brantas
telah lalai dalam
melaksanakan
dengan tidak
memasang casing
yang menjadi
standar keselamatan
pengeboran.
Hal tersebut
bertentangan
dengan Pasal 39
ayat (2) dan (4)
Peraturan
Pemerintah Nomor
34 Tahun 2004
tentang Kegiatan
Usaha Hulu Minyak
dan Gas Bumi.
4. Kelalaian tersebut menimbulkan kerusakan lingkungan
yang sangat merugikan masyarakat.
Dampak yang terlihat dari aspek ekologis dan social..
Aspek
sosial
Kehilangan rumah
dan tempat tinggal
Ekologis
Mematikan
perekonomian
karena sawah dan
perkebunan
tenggelam
Air tercemar
5. selain melakukan perusakan
lingkungan, berdasarkan hasil
investigasi walhi, selama
melakukan usaha
pertambangannya, lapindo brantas
inc. tidak memiliki amdal. hal
tersebut tentu saja bertentangan
dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku, mengingat
bahwa amdal merupakan prasyarat
mutlak dalam memperoleh izin
usaha, dalam hal ini adalah kuasa
pertambangan. kasus lumpur
lapindo merupakan salah satu
bentuk sengketa lingkungan yang
harus segera diselesaikan.