SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  182
BENTUK SEDIAAN OBAT
                           DAN
                 CARA PENGGUNAANNYA
               Lusia Murtisiwi, S. Farm., Apt



                            TIK :
Mahasiswa akan dapat menjelaskan bentuk-bentuk sediaan obat
                 dan cara penggunaannya
MACAM BENTUK SEDIAAN OBAT
BENTUK SEDIAAN OBAT=
         PHARMACEUTICAL DOSAGE FORMS
1.Sediaan obat berbentuk padat :
     Powders/serbuk, granules, tablets, capsules,
2.Sediaan obat berbentuk semi-solid and sediaan patch:
    Ointments, cream, gels dan sistem obat transdermal
3.Sediaan obat berbentuk cair :
    Solutions, suspension (disperse systems)
4.Sediaan Pharmaceutical insert :
    Suppositories and Inserts
5. Sediaan steril :
    parenterals, biologics, special solutio dan suspensi
SERBUK/ POWDER
        PULVIS & PULVERES

               SERBUK?




Serbuk adalah campuran homogen dua atau
        lebih obat yang diserbukkan
Derajat Halus Serbuk
• Dinyatakan dengan satu nomor atau dua
  nomor
• Dinyatakan 1 nomor: semua serbuk dapat
  melalui pengayak dengan nomor tersebut
• Dinyatakan 2 nomor: semua serbuk dapat
  melalui pengayak dengan nomor terendah
  dan tidak lebih dari 40% melalui pengayak
  dengan nomor tertinggi
• Derajat halus 22/ 60?
Yang dimaksud dengan…
Serbuk                Derajat halus
Serbuk sangat kasar   (5/8)
Serbuk kasar          (10/40)
Serbuk agak kasar     (22/60)
Serbuk agak halus     (44/85)
Serbuk halus          (85)
Serbuk sangat halus   (120)
Serbuk sangat halus   (200/300)
pulveres
         Pulveres = serbuk bagi



Serbuk yang dibagi dalam bobot yang lebih
   kurang sama, dibungkus dengan kertas
    perkamen atau bahan pengemas lain
                yang cocok.
Penulisan resep pulveres
1. Ditulis jumlah obat untuk seluruh
serbuk kemudian dibagi menjadi
beberapa bungkus:

              R/ Acidi Acetylosalicylici 10
               m. f. l. a. pulv div in partes
                      aequalis No.XX
Penulisan resep pulveres…
2. Ditulis jumlah untuk setiap bungkus
serbuknya dan membuat berapa
bungkus:

                 R/ Acid. Acetylosalicylic. 0,5
                    m. f. l. a. pulv dtd No. XX
Yg perlu diperhatikan pd pulveres
• Penambahan Sach. Lactis, Sach. Album sampai
  berat serbuk tiap bungkus 500 mg
• Serbuk yg harus dibagi tanpa penimbangan
  untuk menjamin pembagian yang sama maka
  pembagian dilakukan paling banyak 20
  bungkus.
• Jika lebih dari 20 bungkus, maka serbuk dibagi
  dlm beberapa bagian: ditimbang tiap bagian
  dibagi paling banyak 20 bungkus
• Penyimpangan berat masing-masing serbuk
  terhadap yang lain paling besar 10 %
Yg perlu diperhatikan pd pulveres…
• Pulveres dikemas dalam kertas perkamen.
• Pulveres yang mengandung zat higroskopis
  dibungkus dalam kertas berlilin dan diserahkan
  dalam pot dengan tutup sekrup
• Keseragaman bobot dilakukan dengan:
  Timbang isi dari 20 bungkus satu per satu,
  campur isi keduapuluh bungkus tadi dan
  timbang sekaligus. Penyimpangan antara
  penimbangan satu per satu terhadap bobot isi
  rata-rata tidak lebih dari 15 % dari tiap 2
  bungkus dan tidak lebih dari 10% utk 18
CARA PEMBUATAN SERBUK
• Diracik dng mencampur satu per satu, sedikit
  demi sedikit
• Pencampuran dimulai dari bahan yg
  jumlahnya sedikit, kemudian diayak (no. 60),
  dicampur lagi

     Yg perlu diperhatikan dlm pencampuran
                    serbuk???
1. Pencampuran bahan berkhasiat keras
       dlm mortir harus diencerkan
• Tujuan: untuk mencegah sebagian obat
  tertinggal dalam pori-pori dinding mortir
• Cara:
• Pilih mortir yg halus, masukkan kira-kira sama
  banyak serbuk yang lain, digerus sendirian,
  baru dimasukkan dan digerus bersama obat yg
  berkhasiat keras.
• Masukkan bagian serbuk yang lain sedikit
  demi sedikit sambil diaduk dan digerus
• Gunakan serbuk dengan warna kontras
2. Serbuk BJ lebih besar
  dimasukkan mortir lebih dahulu
• Bila bagian-bagian serbuk punya BJ berlainan:
  - Masukkan serbuk BJ lebih besar
  - Masukkan serbuk BJ lebih rendah
  - Diaduk homogen
• Contoh:
• R/ Magnesii Oxydi        5
      Bismuth Subcarbonas 5
     S.L                   5
     m. f. pulv
3. Jangan menggerus bahan2 serbuk
    dalam jumlah banyak sekaligus
• Tujuan: untuk menghindari agar jangan
  sampai ada bagian serbuk yang belum halus
• Bila menggerus serbuk dalam jumlah banyak
  sekaligus, akan terjadi serbuk halus yg banyak,
  tetapi ada bagian2 kasar yg terlepas dan tdk
  ikut tergerus dng baik.

• Lebih baik: bagian2 serbuk digerus masing2
  dalam mortir sampai halus baru dicampur.
4. Lebih baik bila bahan2 baku serbuk
                   kering
• Bahan berupa serbuk kristal, lbh baik gunakan
  mortir panas. Contoh: Kalii Bromidum, Natrii
  Chloridum.
• Memanaskan mortir: Tuangi mortir & stamper
  dng air panas, biarkan beberapa menit sampai
  dinding luar mortir terasa panas, tuang air
  panas, keringkan mortir dng serbet bersih
• Tdk boleh utk bahan mudah menguap/ rusak pd
  pemanasan, contoh: Amonii carbonas, Salol,
  Natrii Bicarbonas, Amonii Chloridum &
  peroksida seperti Magnesii Peroxydi
5. Cara mencampur Camphora dlm serbuk
• Larutkan camphora dengan spiritus fortior dlm
  mortir sampai larut
• Aduk dengan bahan lain (misal: Sach. Lactis)
  sampai spiritus fortior menguap.
• Pd waktu mengaduk jangan ditekan untuk
  menghindari camphora menggumpal kembali.
• Pd pembuatan serbuk camphora utk pemakaian
  luar dpt digunakan eter sbg pengganti spir.
  Fortior.
• Cara yg sama: pd pembuatan serbuk Naphtolum
6. Cara mencampur Stibii pentasulfidum

• Masukkan serbuk lain dalam mortir (misal: SL)
  sebagian
• Masukkan serbuk Stibii Pentasulfidum
• Tambahkan SL sisanya atau serbuk lain
• Aduk dan digerus tanpa ditekan hingga
  homogen (tdk terlihat warna yg lbh tua)
7. Serbuk dengan ekstrak kental
• Dlm mortir panas: ekstrak kental diencerkan
  dengan cairan penyari (Misal: Spir. Dilutus/ spiritus
  lainnya secukupnya) dan diserbukkan dng zat
  tambahan yg cocok (SL, Amylum oryzae, Kalii Sulfas,
  Calcii Carbonas, Liquiritae radix pulverata).
• Cara:
  - panaskan mortir, keringkan
  - masukkan ekstrak kental, tambahkan spir. dilutus,
  aduk dng stamper, tambahkan SL sedikit demi
  sedikit, gerus sampai kering&dingin.
  - tambahkan serbuk lain.
8. Serbuk dng Tinctura/ Extr.
              Liquidum
• Tinctura & extr. Liquidum diuapkan pelarutnya
  di atas tangas air hingga hampir kering, kmd
  diserbukkan dng pertolongan bahan
  tambahan yg cocok.
• Supaya serbuk yg dipakai pengeringan tdk mjd
  keras maka masa selalu dilepas dng spatel dr
  dinding mortir
• Jika kandungan zat berkhasiat tidak mudah
  menguap atau rusak & jmlhnya kecil, gunakan
  mortir panas, keringkan dng SL
8. Serbuk dng Tinctura/ Extr.
            Liquidum…
• Jika jmlh ekstrak cair atau tinctur banyak,
  maka diuapkan dulu di atas tangas air, aduk,
  bila tinggal sedikit ditambah SL, masa selalu
  dilepas dng spatel dr dinding mortir
• Contoh: Ratanhiae Tinctura, Opii Tinctura,
  Gentianae Tinctura, Strophanti Tinctura.
• Bgmn jika zat berkhasiat pd pemanasan
  mudah menguap/ rusak? Contoh: Opii
  AromaticaTinctura, Valerianae Tinctura.
9. Gula berminyak = Elaeosacchara
• Elaeosacchara: campuran 2 gram Saccharum
  Lactis dengan 1 tetes minyak eteris (Ol. Anisi,
  Ol. Foeniculi, Ol. Menthae Piperitae)
• Elaeosacchara tidak boleh disimpan sebagai
  persediaan, dikemas dalam kertas perkamen,
  tdk boleh dengan kertas parafin krn minyak
  eterisnya.
• Hitungan tetes tdk boleh dlm hitungan
  pecahan.
10. Campuran serbuk yg menjadi
        basah/ mencair
• Arti basah: menyerap air atau keluar air kristal
• Menyerap air: karena campuran serbuk tsb
  lebih higroskopis dari masing2 serbuk/ kristal
• Campuran dpt menyebabkan turunnya titik
  lebur campuran serbuk tsb dibanding titik
  lebur masing-masing serbuk.

• Keluar air kristal?
Keluarnya air kristal…
a. Senyawa garam rangkap yg mengandung air
   kristal lebih sedikit dibanding jumlah air kristal
   masing2 zat:
MgSO4.7H2O + Na2SO.10H2O     Na2SO4MgSO4.4H2O + 13 H2O
2MgCO2.6H2O + CaCl2.6H2O     CaCl2.2MgCl2.12H2O + 6 H2O


       Perbandingan berat senyawa kering dng
        senyawa yg mengandung air kristal?
Perbandingan…
Senyawa           Dng air kristal Eksikates
                                  (kering)
Ferrosi Sulfas    100             67

Magnesii sulfas 100              67

Natrii carbonas 100              50

Natrii sulfas     100            50
b. Terjadi senyawa baru dng air
         kristal lebih sedikit
Contoh:
R/ Magnesii sulfas          200
     Natrii bicarbonas      50

MgSO4.7H2O + 2NaHCO3   MgCO3 + Na2SO4 + CO2 + 8H2O
c. Penurunan Tekanan Uap Relatif
• Basahnya serbuk dpt disebabkan campuran
  serbuk lebih higroskopis
• Higroskopisitas serbuk tergantung dari
  tekanan uap dari larutan jenuh zat tsb.
• Jika tekanan uapnya lebih kecil maka zat tsb
  akan menyerap air dari udara.
• Bila tekanan uap relatif suatu campuran turun
  di bawah tekanan uap atmosfer maka
  campuran serbuk menjadi basah
Tekanan uap dari larutan jenuh
Zat                      Tekanan uap
NaBr, 20⁰C               0,61
KBr, 25⁰C                0,78

NH4Cl, 20⁰C              0,79

NaBr + NH3Cl, 20⁰C       0,55

NaBr + KBr, 25⁰C         0,56

NaBr + KBr + NH4Br, 25⁰C 0,53
Penurunan titik lebur?
BSO PADAT
    pulvis - pulveres - kapsul            - tablet

Pulvis adspersorius              komposisi: bhn obat
R/ Acid salicyl 2 %                     pelicin/profilaksi
  Ol. rosae q.s                         cor.odoris/saporis
  Talcum venetum q.s
  m.f.l.a. pulvis ads.g 100
  S.b.d.d.m.et.v.u.e




pulvis oral                      komposisi : bahan obat
R/ Oralit sachet V                           pemanis
  S.u.c
Pulveres Obat Dalam             Pulveres Obat Luar
R/ Aminophyllin mg 150          R/ Kalii Permangan. mg 100
  Sacch.lact. q.s                   m.f. d.t.d. No XV
  m.f.l.a. pulv. d.t.d. No XV     S.u.c
  S.t.d.d.pulv I.p.c
Sifat :
 serbuk terbagi
 obat tdk stabil dlm cairan
 cocok untuk anak-anak atau org tua
   tdk dpt menelan tablet
komposisi :
bhn obat satu atau kombinasi
pemanis : sacharin
         sacch. lactis
         glucosa
         Ca.lactas dosis tertentu
sifat kapsul :
Kapsul keras                                       - tiap kapsul berisi tunggal
R/ Aminophyllin mg 150                               atau campuran
                                                   - dosis disesuaikan kondisi
  Glyceryl guiacolat mg 100
                                                     penderita
 m.f.l.a.pulv.d.t.d. No XX                         - menutupi bau & rasa tdk
            da in caps                               enak
 S.t.d.d. caps. I.p.c.                             - tersedia kapsul jenis lepas
                                                     lambat & salut enterik



R/ Capsul Amoxycillin mg 250 No XV
       S.t.d.d. caps. I
R/ Capsul Lasix retart 30 mg No XXX
      S.s.d.d. caps. I.m



                                      Kapsul lunak
                                      R/ Capsul Nature E No X
                                          S.s.d.d.caps. I
TABULAE COMPRESSAE =
       COMPRESSI = TABLET
• Compressi/ tablet: sediaan padat yg kompak,
  dibuat secara kempa-cetak, berbentuk pipih
  dng kedua permukaan rata atau cembung,
  dan mengandung satu atau beberapa bahan
  obat, dengan atau tanpa zat tambahan
• Fungsi zat tambahan: zat pengisi, zat
  pengembang, zat pengikat, zat pembasah
• Berat tablet: 300-600 mg
MACAM TABLET

Macam tablet kempa :          Macam tablet salut:
 Lozenges                     salut gula (TSG)/
 Sub lingual & intrabuccal   dragee
 Chewable                     salut enterik (TSE)/
 Effervescent                enteric coated tablet
 Pastiles, trochisci          salut film (TSF)/ film
                              coated tablet/ filcotab


        Tablet lepas lambat (LMB)
     retard/ slow release/ oros/time release/extend
Tujuan tablet salut?
1. Meningkatkan stabilitas bahan obat yg tanpa
   salut mudah rusak krn lembab udara
2. Menutupi rasa bahan obat yg tidak enak
3. Menghindari penguapan zat atau bahan dlm
   tablet
4. Memperbaiki penampilan tablet
5. Identifikasi dari produkpabrik obat tertentu
istilah forte :
Tablet kempa                          kekuatan lebih besar ( 2x; 4x)
R/ Tablet Paracetamol mg 500 No. X
   S.p.r.n. t.d.d. tab. I

R/ Tablet Bactrim Forte No. X
  S.b.d.d.tab. I m.et v.




 Tablet kunyah
 R/ Tab.chew. Kalmag No. X
   S.t.d.d. tab. chew.Ip.c et.I.h.s


tablet kunyah:
 rasa enak dlm mulut & absorpsi
 lewat mukosa mulut
formulasi anak :
 multivitamin antibiotika
dewasa : antasida(tdk diabsorpsi)
Tablet sublingual

   R/ Tab.sublingual Cedocard mg 5
   No.XV
           S.t.d.d.tab. I
tujuan :
 absorpsi relatif cepat melalui mukosa mulut
 menghindarkan first pass effect pd hepar,
      contoh: Nitroglycerine, ISDN, Erythrinyl
tetranitrat, Isoproterenol HCl
 obat dpt bertahan lama
Tablet Intrabuccal

Dimasukkan di pipi bagian dalam, tablet melarut
       dan diabsorpsi melalui mukosa.


• Contoh: Progesterone
tablet effervescent
R/Tabl. effervescent Supradin Tube
I
                                        memberi rasa segar
          S.u.c
 Tablet hisap (lozenges)
 R/ Loz.Kalmycin No. XII
      S.t.d.d. loz.I

Trochici
R/ F.G. Trochees No XII         tujuan :
   S.4.d.d trochees I           -efek lokal (antibiotika,
                                antiseptika)
                                -rasa enak
TSF (tablet salut film/selaput)    tujuan :
R/ TSF Rifampicin mg 300 No. XXX   nilai estetika/memperindah
   S. s.d.d. tab. I



TSE (tablet salut enterik)         tujuan :
R/ TSE Voltaren mg 25 No. XV       menunda pelepasan obat di lambung krn
   S.t.d.d. tab.I.p.c.             obat iritatif/ rusak di lambung




TSG (tablet salut gula)            tujuan :
 R/ TSG. Pehazon No XV              -menutupi obat rasa amis
   S.t.d.d.tab. I                    atau bau tak menyenangkan
                                    -memperindah/estetika
Tablet lmb(lepas lambat)          -istilah lain efek diperpanjang,
R/ Tablet retard Voltaren No. X    efek pengulangan
   S.s.d.d. tab I                 -mengurangi frek.pemberian
                                  -ditelan utuh
R/ Tablet SR-75 Voltaren No XX    -tak boleh digerus
   S.b.d.d.tab.I.m.et v.



                                  khusus Quibron dapat dipotong
   R/ Quibron TSR No X            sesuai kebutuhan dosis (100mg
       S.s.d.d. tab I             atau 200mg)
                                  -tak boleh digerus

kerugian TSR : harga mahal
         kemungkinan timbul dose dumping
BENTUK SEDIAAN CAIR
• LARUTAN: sediaan cair, mengandung bahan
  obat terlarut, pada peraturannya di dalam air
  atau sebagian besar air yang mengandung
  cairan.
• Larutan, sejauh tidak mengandung bahan obat
  terlarut koloidal, harus jernih
• Larutan cairan kental dari bahan2
  pembengkak atau bahan2 lendir dinyatakan
  sebagai lendir atau MUCILAGO
Larutan…
• Larutan terjadi jika suatu zat padat
  bersinggungan dengan suatu cairan, maka zat
  padat terbagi secara molekuler dalam cairan
  tsb.
• Kelarutan pd suhu kamar: pernyataan
  kelarutan zat dalam bagian tertentu pelarut
  adalah kelarutan pada suhu 20°C, kec
  dinyatakan lain menunjukkan 1 bag bobot zat
  padat/ 1 bag zat cair larut dlm bag volume
  tertentu pelarut.
Cara menimbang zat cair?
Cara melarutkan zat
1. Zat2 yg mudah larut dilarutkan dalam botol
2. Zat2 yg agak sukar larut dilarutkan dengan
  pemanasan
3. Zat yg akan membentuk hidrat: air
  dimasukkan dulu dlm erlenmeyer + zat
  Contoh: Glukosa, borax, Na bromida
4. Zat yg leleh dlm air panas/ tetes besar dlm
  dasar erlenmeyer/ botol: digoyang/ digojog
  contoh: codein, nipagin, chlorbutanol,
  acetanilidum
Cara melarutkan zat…
5. Zat2 yg terurai o/ pemanasan?
6. zat2yg mudah menguap bila dipanasi?
7. Obat2 keras?
8. Pemanasan hanya untuk mempercepat
  larutnya zat, bukan untuk menambah
  kelarutan.
BENTUK SEDIAAN CAIR
                     berdasarkan kelarutan
Bahan obat larut (solutionis)    Bahan obat tidak/sebagian larut
• syrup                           suspensi
• elixir                          mixtura agitanda
• tinctura                        emulsi
• gargarisma
• colutio
• collyrium

Bahan obat larut/tidak/sebagian larut
- guttae - lotion
- syrup - linimentum
HAL-HAL YG PERLU DIPERHATIKAN
      DLM MELARUTKAN ZAT2
1. MELARUTKAN ALKALOID
   Alkaloid               basa lemah, tdk larut air
   Garam alkaloid         mudah larut dlm air
   Garam alkaloid yg tdk/ sukar larut dlm air:
   Quinine sulfas, Quinini tannas, Ergotamin tartrat,
   Quinini Aethylcarbonas.
   Alkaloid base yg dpt larut dlm air:
   Codein (1:20), Ephedrin (1:20), Coffein (1:50)
   Garam alkaloid         tdk larut dlm minyak, larut air
   Alkaloid base          larut dlm minyak, tdk larut air
1. Melarutkan alkaloid…
• Larutan garam alkaloid dlm air dpt diendapkan
  oleh Tanin dan zat penyamak lain, Hydrargyri
  Chloridum, larutan Iodium (KI) & Kalii
  Hydrargyri Iodium
• Coffein, Theobromin & Theophilin dianggap
  sbg alkaloid
• Codein base larut air panas, jk diganti Codein
  HCl = 6/5 kalinya
2. Melarutkan Argentum…
• Argentum colloidale
  digerus dng air sedikit (1/4 beratnya) stlh itu
  ditambah sisa airnya
• Argentum proteinatum (protargol)
  Ditaburkan pd air (2x beratnya) dlm cawan,
  biarkan 15 menit. Jk terdpt glycerin, digerus
  dulu dng glycerin dlm mortir kemudian
  ditambah air, protargol akan cpt larut
3. Melarutkan senyawa Barbital
•   Garam Barbital         mudah larut air
•   Barbital btk asam        tdk larut air
•   Senyawa barbital         asam lemah
•   Jk dlm larutan terdpt senyawa yg bereaksi asam, akan tjd
    pengendapan barbital dr larutan garamnya
    Contoh: Luminal Na dlm Sol. Charcot
    Phenobarb. Na + NH4Cl         Phenobarrb + NaBr + NH3
    Natrii bicarbonas & karbondioksida dpt mengendapkan
    senyawa barbital
    Barbital Na + garam alkaloid lain (ex: Papaverin HCl)/
    lainnya akan mjd endapan papaverin/ alkaloid lain
3. Melarutkan senyawa barbital…
• Garam barbital dpt menyebabkan tjd peruraian
  Chloral Hydras mjd Chloroform
• Garam Barbital Na dlm larutan air akan terurai
  mjd senyawa acetyl ureum: phenyl ethyl acetyl
     ganti Luminal Na dng Luminal, buat suspensi
4. Melarutkan Camphora
• Kelarutan kamfer dlm air: 1 bagian dlm 700
  bagian
• Cara melarutkan?
• Bila Camphora labih banyak?           2% PGA
• Bila dalam larutan terdapat spirtus/ cairan
  spirtus: buat dlm botol         metode Slis
  Raven
5. Melarutkan ekstrak air
• Ekstrak kental     digerus dng air sama
  banyak dlm mortir sama banyak, encerkan
  dng air hangat
• Melarutkan ekstrak kering yg pembuatannya
  menggunakan air: ekstrak digerus, ditaburkan
  dlm air sama banyak, diamkan beberapa
  menit, kmd encerkan dng air
6. Melarutkan zat2 yg mrpkn
          larutan koloidal
a. Gelatin
   dilarutkan dlm air panas, dpt di+ as. Sitrat,
   didihkan ½ jam
b. CMC/ Tylose
   menaburkan serbuk dlm air, biarkan ½ jam
   lalu diaduk
c. PGA dan Pulvis Gummosus
d. Agar-agar
7. Melarutkan Hexamin & derivatnya
• Dilarutkan dlm air dingin
• Panas         formaldehyde & Amonia
• + asam        formaldehyde
• Lar. Hexamin diendapkan o/ Tanin
Contoh:
    R/ Belladon extr     0,250
       Vit C             1,500
       Hexamin           10
       Inf. Orthosiph.           300
       S. 3. d. d. C
SALING MEMPENGARUHI KELARUTAN/
        PENAMBAH KELARUTAN
• Campuran zat dapat terbentuk ikatan
  (solubilizer) yang memperbesar kelarutan, dan
  disebut saling mempengaruhi kelarutan/
  menambah kelarutan suatu zat.
• Coffeinum et Natrii Benzoas & Coffeinum et
  Natrii Salicylas, dibuat dng melarutkan sama
  banyak Natrii Benzoas/ Na Salicylas dng
  Coffeinum, tambahkan sisa na Benzoas/ Na
  salicylas
Hydrargyri Chloridum dng Na
            Chloridum
• Hydrargyri Chloridum dpt mudah larut dlm
  larutan alkali klorida pekat, membentuk
  garam rangkap
• u/ membentuk garam rangkap:
  0,5 g NaCl + 1 g Hydrargyri Chloridum

Kadar sublimat dlm Collyrium tdk boleh lebih
  dari 1: 4000
Iodium dng NaI atau KI
• Melarutkan iodium dlm air:
• Dng penambahan KI atau NaI, shg tjd senyawa
  rangkap
• Contoh: solutio Iodii aquosa (solutio Lugoli Ph V)
• R/ Iodium            1
•    Kalii Iodidum     2
     Aqua         ad 50
  Larutkan 2g KI dng 5 g air, tambahkan Iodium ad larut,
    encerkan dng air
Garam2 Quinin dng Antipyrin
• Untuk melarutkan garam quinin pd
  pembuatan larutan injeksi digunakan
  penambahan Antipyrin agar mudah larut

R/   Quinine Hydrochloridi    2,5
     Antipyrini               2
     Aquadest                 10 ml
     S. Pro inj
Pengaruh gula terhadap kelarutan
• Dlm larutan gula yg pekat, Kreosot,
  Bromoform, minyak eteris, dan ekstrak
  alkohol kering dpt mudah larut dng digerus
  dng larutan sirop.
• R/ Ol. Foeniculi     0,5
      Spir. Fortior        4,5
      Sir. Simpleks        245
      S. Sir Foeniculi
PENGURANGAN KELARUTAN
          (salting out)
• Kelarutan suatu garam dlm air dpt berkurang
  karena penambahan suatu garam
• Larutan sabun dng penambahan NaCl akan
  mengendapkan sabun natriumnya
• Larutan garam quinin & papaverin dpt
  kelarutan berkurang dng penambahan Kalium,
  natrium, Amonium halogenida
SATURATIONES &
         NUETRALISATIONES
NEUTRALISATIONES
• Larutan garam yg dibuat dng mereaksikan
  asam dan basa.
• Gas CO2yg tjd dibiarkan menguap sampai
  habis

SATURATIONES
• Larutan dijenuhkan dengan CO2
POTIO RIVERI
• Resep standar: Ph Ned V
• Zat2 netral dilarutkan dlm asam sitrat
• Tinctura, zat2 yg mudah menguap, ekstrak dlm
  jml sedikit & garam alkaloid dilarutkan dlm bag
  yg asam (lar. Asam sitrat)
• Senyawa yg bereaksi alkalis spt Na benzoas, Na
  salicylas dilarutkan dlm bag basa (Na bicarbonas)
• Luminal Na, Theobromin Na et na salicylas &
  Aminophyllin tdk boleh dicampur dlm potio
  riveri
ELIXIR
• Kurang manis & kurang kental dibandingkan
  syrup
• Bersifat hidroalkohol, maka dpt menjaga
  stabilitas obat baik yg larut air dan larut
  alkohol
• Mengandung 5-10 % etanol
• Pemanis: gula, sirop gula, sorbitol, glycerin,
  saccharin
Contoh R/ elixir
• Phenobarbital elixir
• R/ Phenobarbital               4
     Ol. Citri                   0,25 ml
     Propylenglicol              100 ml
     Ethanol                     200 ml
     Sorbitol Solutioni USP 600 ml
     Corr. Coloris     qs
     Aquadest ad 1 L
Contoh R/ standar elixir…
•   Dexamethasone elixir USP     500 µg/ 5ml
•   Acetaminophen elixir USP     300 mg/ 10 ml
•   Diphenhydramin HCl elixir USP 25 mg/ 10 ml
•   Reserpine elixir USP         0,05 mg/ml
•   Digoxin elixir USP            50 µg/ 5ml
EMULSI
• Sediaan yg mengandung bahan obat cair atau
  larutan obat, terdispersi dlm cairan pembawa,
  distabilkan dng zat pengemulsi atau surfaktan
  yg cocok
• Merupakan sediaan yg mengandung dua zat
  yg tdk tercampur, biasanya air & minyak, di
  mana cairan yg satu terdispersi mjd butir2
  kecil dlm cairan lain
• Dispersi tdk stabil, butir2 kecil dpt bergabung
  (koalesen) & membentuk dua lapisan air &
  minyak yg terpisah
EMULSI…
• Semua emulgator bekerja dng membentuk
   film (lapisan) di sekeliling butir2 tetesan yg
   terdispersi & film ini berfungsi mencegah tjd-
   nya koalesen & terpisahnya cairan dispers sbg
   fase terpisah
• Tipe emulsi: M/A (O/W) & A/M (W/O)
Istilah2 yg sama:
• Fase dispers = fase intern = fase diskontinu
• Fase extern = fase kontinu
Emulsa: Emulsa vera & Emulsa spuria
EMULGATOR
•   PGA
•   Tragacanth
•   Gelatin
•   Sapo
•   Senyawa amonium kwarterner
•   Surfactan, contoh: Tween
•   Span
•   dll
EMULSA VERA
• Dibuat dari biji atau buah, terdapat minyak
  lemak & emulgator (conto: putih telur)
• Emulsi yg terbuat dr biji: amygdala dulcis,
  Amygdala amara, Lini semen, Cucurbitae
  semen
EMULSA SPURIA
• Emulsi dng minyak lemak
• Emulsi dng Parafin liquidum
• Emulsi dng cera/ lemak padat
• Emulsi dng minyak eteris kreosotum, benzylis
  benzoas
• Emulsi dng Balsamum Peruvianum
• Emulsi dng Bromoform
Solutio oral                 Sifat solutio :
                              berupa larutan/ liquid
R/ Chlortrimeton mg 20        dengan atau tanpa
  Sir.simplex ml 5           pemanis,
  Aqua dest. ad ml 50           pewarna, pengaroma
                              cocok utk
  m.f.l.a. sol
  S.t.d.d. Cth I             anak/dewasa/usila
                              adanya alkohol 8-
                             15%eliksir
R/ Pot. Alb.C.Tuss. ml100
  S.p.r.n.t.d.d.Cth I
                               R/ Biogesic liquid lag.I
R/ Solutio Bisolvon lag. I
                                  S.p.r.n. t.d.d. Cth.I
  S.p.r.n.t.d.d.Cth I
Eliksir
R/ Elixir Batugin lag I
   S.p.r.n.t.d.d Cth I
Sifat :
- berupa suatu larutan
- kandungan alkohol 8-15%
- dengan/tanpa pemanis, perasa
- tanpa adanya pengental

Solutio pemakaian topikal
Gargarisma : obat kumur
tenggorokan
 Colutoria : obat kumur mulut
 Collyria : obat cuci mata
SUSPENSI
Sediaan yg mengandung bahan obat padat dlm bentuk halus yg
tidak larut tetapi terdispersi dalam cairan/ vehikulum.
Zat yg terdispersi harus halus & tdk boleh cepat mengendap, jika
dikocok perlahan endapan harus segera terdispersi kembali.


Beberapa faktor penting dlm formulasi suspensi:
-Derajat halus partikel terdispersi
-Tdk terbentuk garam kompleks yg tidak dapat diabsorpsi
di saluran cerna
-Tidak terbentuk kristal/ hablur
-Derajat viskositas cairan
Suspensi oral:                   Contoh Suspensi Topikal:
R/ Cotrimoxazol g.5              R/ Calamine g.5
  Syr. simplex ml.10               Zinc Oxyd      5
  p.g.a.         q.s               Bentonite 1,250
  Aqua dest. q.s.ad ml50           Aqua dest. ad ml 100
  m.f.l.a. suspensi                m.f.l.a. suspensi
  S.b.d.d. Cth I m.et.v.           S.u.e.

R/ Plantacid suspensi lag I
  S.t.d.d. Cth I
    Sifat suspensi:
     bahan obat tidak larut dlm air/ pembawa
     adanya perasa, pengaroma, pewarna, pemanis
     adanya suspensator/stabilisator
     kecepatan absorpsi tergantung besar kecilnya
      ukuran partikel
Bahan penstabil suspensi; meningkatkan viskositas:
 Tragakan
 Pektin
 polimer asam akrilat (carbopol)
 dekstran
Poliethylenglicol (PEG)


Bahan penstabil suspensi; suspensator:
 MGA
 Bentonit
 Alumunium monostearat
 Silisiumdioksida (Aerosil)
MIXTURA

Mixtura:
 sediaan cair yang mengandung lebih dari satu
bahan obat terlarut
 Perbedaan Solutio dan Mixtura?

Sifat mixtura:
 sediaan cair berisi zat padat terlarut 2 atau lebih
 tidak adanya suspensator/stabilisator
 Mixt. Agitanda hanya digunakan untuk pemakaian
      topikal
KEUNTUNGAN SEDIAAN MIXTURA


 Memiliki bioavailabilitas tinggi

 Aksinya cepat karena obat cepat diabsorpsi
 Memudahkan bagi pasien yang sulit
  menelan
 Mudah mengalami modifikasi dosis apabila
  diperlukan
KERUGIAN SEDIAAN MIXTURA


 Tidak cocok untuk obat2 yg tidak stabil dan

  tidak larut dalam cairan
 Kurang dapat menutupi rasa dan bau yang
  tidak enak
 Pengemasan kurang praktis dibandingkan
  sediaan padat
CONTOH RESEP MIXTURA

 Contoh R/ Mixtura Oral
Potio Nigra Contra Tussim
 R/ Sol. Ammonii Spirituosa Anisata 3
    Ammonii Chlorida                3
    Succus Liq                      5
    Aquadest                      135
        m.f. potio
    S. 3.d.d. C I pc

Cara peracikan?
Fungsi tiap bahan?
CONTOH RESEP MIXTURA…

 Perhatikan teknik peracikan, mengingat:
• Sifat Amonium Chlorida
• Sifat Succus Liquiritae
• Sifat SASA

Komposisi Sol. Amonii Spirituosa Anisata (SASA):
     Etanol      76%
     Amonia      20%
     Ol. Anisi   4%
Mikstura agitanda/campuran kocok
     R/ Acid. Salicylic g 7,5
        Camphora g 3
        Talc. Venet. g 15
        Zinc Oxyd      g 15
        Etanol        ml 40
        aqua dest ad 250ml
        m.f.l.a. mixt.agit
        S. b.d.d. m.et.v.u.e

Sifat:
 sediaan cair berisi zat padat terlarut 2 atau lebih
 tidak adanya suspensator/stabilisator
 hanya digunakan untuk pemakaian topikal
Teknik peracikan Mixtura
       Agitanda?
SIRUP/SIRUPI
sediaan cair yang berisi sukrose dng        sediaan cair yg homogen berisi bhn obat,
kadar 64-65%                                pemanis,dng/pengental
                                            Adanya alkohol (pelarut 3-5%)


           sirup simplek
                                                                sirup obat


             Dry syrup/sirup kering
             - setelah di+ aqua dest. suspensi
             - adanya stabilisator, pemanis, pengaroma
                  R/ Amcillin dry syrup lag I
                      S.4.d.d. Cth.I



        Sifat : -bhn obat tak stabil dlm btk cairan pd penyimpanan lama
              -apabila telah ditambah aqua dest hanya bertahan
               7 hari (suhu kamar), 14 hari (almari es)
Guttae/drops                           guttae oral :
R/ Oral drops termagon lag I           -cocok utk bayivolume kecil
  S.p.r.n.t.d.d.1 ml                   -pemanis, perasa,pengaroma
                                       -oral  lihat kemasan hub. dng
R/Triaminic oral drops lag I                  aturan pakai
                                        alat penetes :
  S.p.r.n. t.d.d. gtt. III
                                        pipet ukur (1tetes=0,05ml)
                                        volume pipet (ukuran ml
                                         0,2; 0,5; 0,6; 1ml


R/ Nasal drops Iliadin 0,025% lag. I   - topikal  aturan pakai
  S. t.d.d.gtt.I                        OD/OS atau AD/AS
                                       - kedua hidung ditetesi
R/ Eye drops Cendocetapred lag I
  S. t.d.d.gtt.I OD et OS

R/ Auric drops Otolin lag I
  S.t.d.d.gtt. I AD et AS
CARA PENGGUNAAN SEDIAAN
       TETES MATA
Cara penggunaan sediaan Tetes Telinga
CARA PENGGUNAAN SEDIAAN TETES HIDUNG
Emulsi
R/ Scott Emulsion ml 50 lag.I
  S.s.d.d.cth.I




Sifat emulsi :
 campuran minyak dlm air
  atau air dlm minyak
 emulgator/stabilisator
pemanis, perasa,pengaroma
Linimentum
BSO : -solusio, mixtura agitanda, suspensi, emulsi

Pemakaian :
 dioleskan sambil sedikit ditekan
 untuk kulit yang utuh


Pembawa :
 minyak  memijat
 alkohol  counter iritan

Lotio/losion
 BSO : solusio, mixtura agitanda, suspensi, emulsi

Pemakaian :
• dioleskan tipis-tipis
• untuk kulit luka/utuh
• kulit luka  jangan pilih suspensi/mixtura agitanda
SEDIAAN SETENGAH PADAT

-unguentum/salep - cream (krim) - gel (jelly)
-in ora base    - pasta        - oculentum




Tujuan terapi : lokal

 Komposisi    : 1. Bahan obat (antimikroba, antifungi,
                antiseptik antiinflamasi dll.
             2. Bahan dasar/basis/pembawa

 Syarat      : stabil, lunak, mudah dioleskan, terdistribusi
             merata
UNGUENTUM = SALEP
• Salep: sediaan setengah padat yang mudah
  dioleskan dan digunakan sebagai obat luar.
  Bahan obatnya harus larut atau terdispersi
  homogen dalam dasar salep yang cocok (FI III)
• Salep tdk boleh berbau tengik
Penggolongan salep
•   Dasar salep hidrokarbon
•   Dasar salep serap
•   Dasar salep dapat dicuci dengan air
•   Dasar salep yg dapat larut dalam air
1. Dasar salep hidrokarbon
a. Vaselin putih = white Petrolatum = white soft
   paraffin
b. Vaselin kuning = yellow petrolatum = yellow
   soft paraffin
c. Campuran Vaselin dengan malam putih,
   malam kuning
d. Parafin encer
e. Parafin padat
f. Jelene
g. Minyak tumbuh-tumbuhan
2. Dasar salep serap
a.   Adeps Lanae, Lanoline
b.   Unguentum simplex
c.   Hydrophilic petrolatum:
d.   R/ Vaselin album 86
        Cera alba       8
        Stearyl alcohol 3
        Cholesteroli 3
         m. f. ungt
3. Dasar salep dpt dicuci air
a. Dasar salep emulsi M/A
   Contoh: Vanishing cream
   R/ Lanolin             2,0
       Cetylalcohol       1,0
       Parafin Liq        5,0
       Acidi stearinici   9,0
       Kalii Hydroxidi    0,5
       Propylene glycoli 5,0
       Aquadest           77,5
3. Dasar salep dpt dicuci air…
b. Emulsifying ointment B.P
     R/ Emulsifying wax 300
          Vaselin album      500
          Paraffin Liq.      200
  Emulsifying wax
     R/ Cetostearylalcohol       90
          Natriilaurylsulfat     10
          Aquadest               4 ml
3. Dasar salep dpt dicuci air…
c. Hydrophilic ointment, dibuat dari minyak
   mineral, stearylalcohol, Myrj 52 (emulgator
   tipe M/A), aquadest.
Dasar salep yg dpt larut dlm air
a. Polyethyleneglycol ointment USP
    R/ PEG      4000…….. 40%
       PEG      400 ………. 60%
    Dibuat dengan peleburan
b. Tragacanth
c. PGA
Aturan pembuatan salep
1. Zat yg dpt larut dalam dasar salep, dilarutkan
   bila perlu dengan pemanasan rendah
2. Zat yg tdk cukup larut dlm dasar salep, lebih
   dulu diserbuk dan diayak dng derajat ayakan
   no.100
3. Zat yg mudah larut dlm air dan stabil, serta
   dasar salep mampu mendukung/ menyerap air
   tsb, dilarutkan dulu dlm air yg tersedia,
   ditambahkan bag dasar salep lain
4. Bila dasar salep dibuat dengan peleburan,
   campuran hrs diaduk sampai dingin
1. Zat yg dpt dilarutkan dlm Dasar
                salep
• Kelarutan obat dlm minyak lemak lebih besar
  daripada dlm vaselin
• Caphora, Menthol, Phenolum, Thymolum &
  Guayacolum lbh mudah dilarutkan dng cara
  digerus dlm mortir dng minyak lemak.
  Bila dasar salep mengandung vaselin, maka
  zat2 tsb digerus halus, tambahkan sebagian
  vaselin sama banyak ad homogen, tambahkan
  sisa vaselin & basis salep yg lain
2. Zat yg mudah larut dlm air
• Cara pembuatan?
• Dasar salep yg dpt menyerap air: Adeps lanae,
  Ungt. Simplex, Hydrophilic ointment.
• Dasar salep yg sudah mengandung air:
  Lanolin, Ungt. Linies, Ungt. Cetylicum
  hydrosum
Contoh resep…
R/   Kalii Iodid.    3
     Lanolin         16
     Ungt. Simplex ad 30
     m.d.s.ad us ext

Penyelesaian?
3. Zat yg kurang larut atau tdk larut
           dlm dasar salep
• Zat2 ini diserbukkan dulu dng derajat halus
  serbuk pengayak no. 100
• Serbuk dicampur baik2 dng sama berat masa
  salep, atau dng salah satu bahan dasar salep.
• ZnO dan Acid Boric selalu diayak sblm
  ditimbang
4. Salep yg dibuat dng peleburan



             Prinsip?
4. Salep dengan peleburan…
• Dng cawan porselin & pengaduk
• Salep mengandung air tdk boleh dilelehkan,
  diambil lemaknya, air ditambahkan setelah
  masa salep diaduk sampai dingin
• R/ Sulfadiazin
     Alcoholcetylici    aa 2,5
     Zinci Oxydi       5
     Olei Sesami       20
     Acidi Borici      4
     Vaselin           16
     S.u.e
Contoh lain…
• R/ Kalii Iodidi        2
     Cera flavi          3
     Ol. Sesami          3
     Lanolini            10
     S.u.e
• Unguentum Liniens      (F.N. 1978), salep sejuk
  R/ Cetacei             12,5
     Cerae albi          12
     Paraffin liq        56
     Natrii tetraboras   0,5
     Aquadest            19 ml
SUPPOSITORIA, OVULA
• Supositoria: sediaan padat yg digunakan
  melalui dubur, berbentuk turpedo, dpt
  melunak atau melarut atau meleleh pada
  suhu kamar
• Bahan dasar: lemak coklat (oleum cacao),
  polietilenglikol (PEG) atau lemak tengkawang
  (oleum shoreae) atau gelatin
• Bobot supositoria: 3 g dewasa, 2 g anak2
Keuntungan Suppositoria
• Dpt menghindari terjadinya iritasi pada
  lambung
• Dpt menghindari kerusakan obat oleh enzim
  pencernaan
• Langsung dpt masuk melalui saluran darah,
  efek lebih cepat daripada penggunaan per oral
• Cocok untuk pasien yg mudah muntah atau
  tdk sadar
Pembuatan suppositoria
• Bahan dasar yg digunakan hrs dpt meleleh pd
  suhu tubuh/ larut dlm cairan rektum
• Bahan obat hrs larut dlm dasar suppositoria,
  bila perlu dipanaskan
• Bila obatnya sukar larut dlm bahan dasar
  maka hrs diserbuk yg halus
• Setelah campuran obat dan bahan dasar
  meleleh/ mencair, dituangkan dlm cetakan
  suppositoria dan didinginkan
Cetakan suppositoria
Penentuan isi berat suppositoria
• Menimbang obat untuk 1 suppositoria
• Mencampur obat dengan sedikit bahan dasar
  yg dilelehkan
• Memasukkan campuran tsb dalam cetakan
• Menambah bahan dasar yang telah dilelehkan
  sampai penuh
• Mendinginkan cetakan yg berisi campuran tsb
• Mengeluarkan suppositoria dari cetakan
• Berat basis yg hrs ditambahkan: berat suppo
  dikurangi berat obat
Hal2 yg hrs diperhatikan dlm
     pembuatan suppositoria
• Masa hrs dibuat berlebih
• Cetakan sebelumnya dibasahi dengan parafin,
  minyak lemak, atau spiritus saponatus (soft
  soap liniment)
• Supositoria dng bahan PEG dan Tween tdk
  perlu bahan pelicin
Supositoria dng bahan
       Lemak Coklat (Oleum cacao)
• Merupakan trigliserida
• Pada suhu < 30°C mrpkn masa semi padat,
  mengandung banyak kristal dari trigliserida
  padat dan mrpkn bag nyata dr cairan, yg cair
  diikat dng tenaga tegangan muka.
• pd suhu 30°C mulai mencair
• Meleleh pd suhu 34°C-35°C
• Sifat fisika lemak coklat bersifat karakteristik:
  bersifat polimorfi, mempunyai 3 inti kristal:α,
  ß tdk stabil, ß stabil (34,5°C ),Ɵ
Supositoria dng bahan
      Lemak Coklat (Oleum cacao)
• Pemanasan tinggi: lemak coklat mencair
  sempurna seperti minyak dan kehilangan inti
  kristal stabil
• Bila didinginkan pd suhu <15°C akan
  mengkristal dlm bentuk kristal metastabil
• Utk meningkatkan titik lebur lemak coklat
  ditambahkan cera flava atau cetaceum
• Penambahan cera flava tdk boleh lebih dari
  6% sebab akan akan memperoleh campuran
  dng titik lebur > 37°C dan tdk boleh < 4%
Contoh resep supositoria
• R/ Cocaini Hydrochlorid          0,05
     Sol. Adrenalin Bitartr gtts   VI
     Acidi Borici                  0,05
     m.f. supp dtd no VI
     S.3.d.d I supp
Contoh resep supositoria
• R/ Balsam Peruv. 3
     Acidi Borici     8,64
     Zinci Oxydi      8,64
     Cera flava       2,4
     Ultramarin       0,08
     Ol. Cacao qs
     m. f. supp no 24
     S. supp.contr.haemorrhoid
Penanganan secara khusus
1. Balsam Peruvianum digerus dulu dng
   sebagian lemak coklat sampai mjd pasta,
   selanjutnya sisa zat digerus dan dicampurkan
   R/ Zinci Oxydi      0,3
     Bals. Peruvian. 0,075
     m.f.supp dtd No. V
     S.1-2 dd 1 supp
Penanganan secara khusus…
2. Ekstrak kering, opium concentratum dan
  pantopon digerus halus dulu dlm mortir yg
  dialasi dulu dng SL, setelah itu camp serbuk
  halus digerus dng sedikit lemak coklat
  R/ Opii Extract       0,05
      Morphini Hydrochlorid         0,02
      m.f.supp dtd no V
      S.s.n.s 1 supp.
Penanganan secara khusus…
• R/ Bellad. Extract 0,02
     Opii extract    0,05
     m.f.supp dtd No V
     S.3 d d 1 supp.
Penanganan secara khusus…
3. Ichtamolum dlm supositoria dikerjakan
  seperti pd Balsamum peruvianum. Bila
  mengandung ichtamolum lebih dari 10% maka
  sebagian lemak coklat diganti dng cera flava
  5% agar supositoria tdk menjadi lembek
R/ Ichtamoli          0,05
  Procain Hydrochlor 0,04
  m f supp dtd No. V
  S 2 d d 1 supp
Suppositoria dng bahan dasar PEG
• PEG: Polyethylenglicol, polimerisasi etilenglicol
• BM: 300 – 6000
• Di perdagangan: PEG 400, 1000, 1500,4000, 6000
• PEG dng BM di bawah 1000 berbentuk cair, di
  atas 1000 padat lunak
• Keuntungan PEG: mudah larut dlm cairan rektum,
  tdk ada modifikasi titik lebur shg tdk mudah leleh
  pd suhu kamar
Contoh Resep
• R/ PEG 1500 1 bagian
     PEG 400      2 bagian
• Contoh bahan dasar suppositoria dng Peg menurut
  Hassler & Sperandio
  R/ PEG 4000 33%
     PEG 6000 47 %
     Aqua         20%
  R/ PEG 1540 33%
     PEG 6000 47%
     Aqua         20%
Pembuatan suppositoria dng PEG
• Dilakukan dng melelehkan bahan dasar/ basis
  lalu dituang dalam cetakan seperti pd
  pembuatan supositoria dng basis Oleum cacao
• Percobaan Hassler&Sporandio: dng
  bermacam2 garam barbital yg larut air
  menunjukkan dng basi oleum cacao onset-nya
  lebih cepat, dng basis PEG durasi-nya lebih
  lama
Suppositoria dng basis Gelatin
• Dlm Ph. Ned: panasi 2 bagian Gelatin dng 4 bag air dan
  5 bag gliserin sampai diperoleh massa yg homogen.
  Tambahkan air panas sampai diperoleh 11 bagian.
  Biarkan massa cukup dingin dan tuangkan dlm cetakan
  hingga diperoleh supositoria dng berat 4 g
• Obat yg ditambahkan dilarutkan atau digerus dng
  sedikit air atau glycerin yg disisakan dan dicampurkan
  pd massa yg sudah dingin
• Bila obat sedikit; dikurangkan pd berat air, bila obat
  banyak, dikurangkan berat masa bahan dasar
Contoh Resep Supositoria dng
           Basis Gelatin
• R/ Zinci Oxyd. 0,100
  Ichtamoli      0,250
  m f supp gelatinos dtd No. X
  S m et vesp 1 supp
OVULA
• OVULA: sediaan padat, umumnya berbentuk
  telur, mudah melemah (lembek) dan meleleh
  pd suhu tubuh, dpt melarut dan digunakan
  sbg obat luar khusus untuk vagina
• Sebagian bahan dasar yg digunakan utk ovula
  harus dpt larut dlm air atau meleleh pada
  suhu tubuh
• Bobot ovula: 3-6 gram, umumnya 5 gram
Ovula…
• Sebagian bahan dasar dpt digunakan oleum
  cacao atau campuran PEG dlm berbagai
  perbandingan
• Contoh resep:
  R/ Sulfanilamid     0,5
     Acid. Borici     0,2
     Ol. Cacao qs
      m f ovulae dtd No. X
            S.u.e
GALENICA
• Sediaan Galenik: sediaan yg dibuat dari bahan
  baku dari hewan atau tumbuh-tumbuhan yg
  disari
• Zat2 yg tersari terdapat dlm sel2 bagian
  tumbuh2an yg umumnya dlm keadaan kering
• Cairan penyari masuk ke dlm sel2 dari bahan2
  dan zat yg tersari larut dlm cairan penyari,
  setelah itu larutan yg mengandung zat tersari
  dipisahkan dari simplisia yg tersari.
• Penyarian akan lbh cepat terjadi bila bahan
  dasar halus
GALENICA…
•   Penggolongan berdasar cara pembuatan:
•   Aqua aromatika
•   Ekstrak
•   Infusa
•   Sirupi
•   Spirtus Aromatici
•   Tincturae
•   Vina
•   Sediaan galenik yg menggunakan metode khusus:
    Infusum Hyoscyami Oleosum, Sol. Carbonis Detergens
    atau Liquor Carbonatis detergens (Liqadet)
Aqua aromatica (Air aromatik)
• Air aromatik: larutan jenuh minyak atsiri
  dalam air
• Pembuatan: melarutkan sejumlah minyak
  atsiri dlm air sesuai yg tertera dlm 60 ml
  etanol 95%, tambahkan air sedikit demi sedikit
  sambil dikocok kuat-kuat hingga 100 ml.
  ditambah 500 mg talcum sambil dikocok
  sekali-kali, biarkan beberapa jam, saring. 1
  bagian volume filtrat diencerkan dng 39
  bagian vol air
Aqua aromatica (Air aromatik)
• Air aromatik: cairan jernih atau agak keruh,
  mempunyai bau dan rasa yg tdk menyimpang
  dari bau dan rasaminyak atsiri asal.
• Penyimpanan: dlm wadah tertutup rapat,
  terlindung dari cahaya dan di tempat sejuk.
Jmlh bagian minyak atsiri u/ :
• Aqua Foeniculi: 4 g Oleum Foeniculi
• Aqua Menthae piperitae: 1 g Oleum menthae
  piperitae
Aqua aromatica (Air aromatik)
• Pembuatan Aqua rosae: 1 g Oleum Rosae dlm
  20 ml etanol. Pd filtrat ditambahkan air
  secukupnya hingga 5000 ml dan disaring
• Jika tjd kekeruhan pd penyimpanan: sblm
  digunakan disaring
Ekstrak
• Ekstrak adalah sediaan yg dpt berupa kering,
  kental, dan cair, dibuat dng menyari simplisia
  nabati atau hewani menurut cara yg sesuai,
  dng maserasi, perkolasi atau infus
• Cairan penyari: air, eter atau campuran etanol
  dan air.
Ekstrak:
• Ekstractum liquidum (cair)
• Ekstractum spissum (kental)
• Ekstraktum siccum (kering)
Sirup
• Sirup: sediaan cair berupa larutan yg
  mengandung sakarosa. Kadar sakarosa tdk
  kurang dari 64,0% dan tdk lebih 66,9% kecuali
  dinyatakan lain.
Spiritus Aromatici
• Spiritus Aromatici dibuat dng maserasi
  sejumlah simplisia dng campuran sejumlah
  etanol dan air selama 24 jam. Maserat lalu
  didestilasi sampai diperoleh 1000 bagian.
• Kadar etanol spiritus aromatici adalah 65% v/v
• Spirtus aromatici harus jernih, tdk berwarna,
  cairan berbau aroma dan berasa.
Bhn pembawa :

• dasar salep hidrokarbon : vaselin album/flavum
• dasar salep serap  anhydrous : adep lanae
                  hydrous : lanolin, emulsi W/O
• dasar salep yg dapat dicuci air : emulsi O/W
• dasar salep larut dlm air/ tak berlemak : PEG, tragakanta

Fungsi bahan pembawa:

pelumas, pelunak, pelembab, pembersih,pengering,
pelindung
Unguentum/0intment                  Bahan dasar unguentum :
R/ Acid. benzoic. 5%                - hidrokarbon
  Acid.salicyl. 5%                  - serap : adep lanae, lanolin
  Adeps lanae g 2                   - Sifat :
  Vaselin alb. g 9                    oklusif  penetrasi ↑
  m.f.l.a. ungt. g 20
                                      cocok utk dermatosis kronis
  S.b.d.d. m.et.v.u.e
                                      cocok utk kulit kering




R/ Nerisona fatty ointment tube I    sifat fatty ointment:
   S.b.d.d.m.et.v.u.e                 -bhn dasar berlemak
R/ Nerisona ointment tube I            bebas air  kontak >> lama
   S.b.d.d.m.et.v.u.e
Cream                           Bahan dasar :
R/ Chloramphenicol 2%           -tipe emulsi W/O atau O/W
  Basis cream A/O q.s.ad g 20   -mudah dibersihkan
  S.b.d.d.m.et.v.u.e            -absorpsi obat cukup baik
                                 Sifat O/W
                                -cocok utk dermatosis akut/
R/ Nerisona cream tube I
                                 sub akut dan kosmetika
  S.b.d.d.m.et.v.u.e
                                -pendingin
                                 Sifat W/O
R/ Locoid lipocream tube I
                                -cocok utk dermatosis kronis/
 S.b.d.d..m.et.v.u.e
                                 sub kronis
                                -pelumas
                                -sedikit oklusif
Sifat:
Pasta                        z. padat (obat+pengisi)40- 60%
R/ Acid.boric g 1,4          bhn pembawa : hidrokarbon,
  Zinc.Oxyd g 8                           larut dalam air
  Ol.sesami ad g 20          umumnya sbg antiseptik
  m.f.l.a. pasta
  S.b.d.d.m.et.v.u.e




Gel/jeli                     Sifat :
                             -kental, sedikit cair dan lengket
R/ Bioplacenton gel tube I   -thermoreversibel
  S.b.d.d.m.et.v.u.e         -pendingin
                             -bhn gom, tragakan, PEG
R/ Voltaren emulgel tube I   -obat kontak lama dng kulit dan
  S.b.d.d.m.et.v.u.e          mudah kering
                             -non oklusif
sifat :
R/ Kenalog in ora base tube I   -bhn dasar larut dlm air
  S.t.d.d. u.e                  -salep mukosa 
                                 melindungi mukosa mulut/
                                 bibir




Oculentum/salep mata            Sifat :
                                -bhn dasar hidrokarbon
R/ Oculentum Kemicetin tube I
                                  kontak lama
  S.s.d.d.o.d.et.o.s.v.u.e
                                -aturan pakai 2 x sehari
CARA PENGGUNAAN SEDIAAN SALAP MATA
SEDIAAN PATCH (secara transdermal)
R/ Nitrodisc Transdermal System No X
          S.u.c


Sifat :
-cocok utk pasien muntah,mual
-tdk lewat lintas utama
-tdk lewat lambung
-aktivitas > panjang tuk obat yg punya t1/2 pendek
-terapi dapat > 1hari tgt obat
-cepat dihentikan
-identifikasi >cepat     darurat
-letak tempel tgt obat

          R/ Nicotrol Transdermal patch No XXX
                        S.u.c
CARA PENGGUNAAN PATCH
 SECARA TRANSDERMAL
SEDIAAN INJEKSI
SEDIAAN INJEKSI…
• Injeksi: Sediaan steril yang disuntikkan dng
  cara merobek jaringan ke dalam kulit atau
  melalui kulit atau melalui selaput lendir
• Injeksi: larutan, emulsi, suspensi atau serbuk
  steril yg harus disuspensikan dahulu sebelum
  digunakan
Keuntungan sediaan injeksi
1. Obat cepat mulai bekerja (onset cepat)
2. Efek obat dapat diperkirakan dng pasti
3. Bioavailabilitas sempurna atau hampir
   sempurna
4. Kerusakan obat dlm tractus gastrointestinal
   dapat dihindarkan
5. Dpt diberikan pada penderita yg tidak dpt
   menelan obat atau tidak sadar dan atau
   memerlukan pengobatan jangka panjang
Kelemahan sediaan injeksi
1. Timbul rasa nyeri saat penggunaan
2. Ada efek psikologis penderita yang akan
   diinjeksi
3. Kekeliruan pemberian obat atau kekeliruan
   dosis hampir tdk mungkin diperbaiki,
   terutama setelah pemberian intra vena
4. Pemberian obat hanya dpt dilakukan oleh
   dokter, bidan, atau perawat yang kompeten
Cara Pemberian Obat Parenteral
1.   Sub Cutan (s.c) di bawah kulit
2.   Intra muskular (i.m)
3.   Intra vena (i.v)
4.   Venoclycis atau infus intra vena
5.   Cara pemberian parenteral lainnya: intra-
     arterial, intraspinal, intrathecal,
     intracisternal, intra-articular, intracor/intra
     cardial, intrapleural, intradermal, perytoneal
     dialysis
1. Sub cutan (s.c)
a. Volume yg disuntikkan biasanya antara 0,1-
   0,2 ml, maksimal 2 ml
b. Permulaan kerja (onset) obat lebih cepat
   daripada sediaan per oral, tetapi lebih lama
   daripada dng cara i.v
c. Banyak obat dpt diberikan secara s.c, contoh:
   insulin & vaksin
1. Sub cutan (s.c)…
2. Intra muscular (i.m)
a. Volume yg disuntikkan 1-3 ml atau tdk lebih
   dari 4 ml, jk volume lbh besar yg diperlukan,
   berikan beberapa kali terpisah
b. Kecepatan penyerapan obat antara i.v dan
   s.c
c. Selain larutan obat dalam air juga dpt
   diberikan obat dlm bentuk larutan dlm
   minyak, suspensi dlm air/minyak emulsi O/W
   atau W/O
2. Intra muscular (i.m)…
d. Obat dlm bentuk suspensi & emulsi
   memberikan onset kerja yg lebih lama &
   umumnya daya kerja/efeknya lebih lama
   daripada obat bentuk larutan dalam air
e. Obat dng dissolusi dan penyerapan lama dpt
   bekerja sbg “depot”, konsentrasi tertinggi dlm
   darah dicapai sesudah 1-2 jam(tergantung
   ukuran partikel dan dissolusi obat)
2. Intra muscular (i.m)…
3. Intravena (i.v)
a. Obat langsung disuntikkan ke dlm vena dng
   volume 1-50 ml
b. Kecepatan menyuntik 1 ml/10 sekon utk
   volume sampai 5 ml dan 1 ml/20 sekon utk
   lebih dari 5 ml
c. Obat berupa larutan murni dlm air (kecuali
   emulsi tertentu)
d. Tdk menyebabkan iritasi jaringan lain
e. Availabilitas obat maksimum
3. Intravena (i.v)…
f. Kecepatan menyuntik harus diperhatikan
g. Lama obat bekerja tergantung pd dosis
   permulaan yg diberikan, juga pd
   farmakokinetika obat (distribusi,
   metabolisme, eksresi)
h. Kesalahan pemberian obat sulit diperbaiki,
   cepatnya absorpsi obat tdk memungkinkan
   diberikannya antidotum
3. Intravena (i.v)…
4. Venoclysis atau infus intravena
a. Obat disuntikkan dlm jumlah yg besar ke dlm
   vena dng volume 100-1000 ml
b. Tujuan venoclysis: memberikan elektrolit &
   nutrisi, mengembalikan volume darah,
   menghindarkan dehidrasi jaringan,
   mengencerkan bahan toksik yg terdapat dlm
   cairan tubuh
c. Memberikan terapi yg kontinu dlm jangka
   panjang dng mengkombinasikan obat dng
   cairan infus i.v
4. Venoclysis atau infus intravena
d.Volume besar cairan infus i.v dpt berupa
  Solutio Natrii Chlorid 0,9%, Solutio Dextrose/
  Glucose 5%, larutan karbohidrat, asam amino,
  vitamin, mineral dan elektrolit yg tdk dpt
  diberikan makanan secara oral
5. Cara pemberian parenteral lain
a. Intra-arterial:
   - Disuntikkan langsung ke dlm arteri
   - Untuk antineoplastika, antibiotika
b. Intraspinal:
   - Disuntikkan ke dlm spinal canal
   - Vol yg disuntikkan sekitar 10 ml
   - Larutan harus isotonis
5. Cara pemberian parenteral lain…
c. Intrathecal
   - Disuntikkan langsung ke dlm cairan
     cerebrospinal melalui subarachnoid space
     yg ada pd tulang belakang
   - Larutan hrs isotonis
d. Intracisternal
   - Disuntikkan langsung ke dlm daerah caudal
     otak antara cerebellum dan medulla
     oblongata
5. Cara pemberian parenteral lain…
f. Intracardial
   - Disuntikkan langsung ke otot jantung
   - Dlm keadaan emergency, contoh:Adrenalin
g. Intrapleural
   - Disuntikkan langsung ke dlm rongga pleura
     atau ke dlm paru
5. Cara pemberian parenteral lain…
h. Intradermal
   - Disuntikkan ke dlm lapisan kulit
   - Umumnya utk test diagnostik
   - Volume yg disuntikkan 0,05 ml/ kali
   - Larutan hrs isotonis
5. Cara pemberian parenteral lain…
i. Peritoneal Dialysis
   - Larutan disuntikkan secara kontinu ke dlm
     rongga perut, mencucu peritoneum (semi
     permeabel) dan secara kontinu larutan
     dikeluarkan lagi
   - Tujuan:
      Mengeluarkan racun dari tubuh
      Meningkatkan ekskresi ginjal pd
      keadaan”renal insufficiency”
5. Cara pemberian parenteral lain…
• Larutan utk peritoneal Dialysis mengandung
  glucose dan kadar ion yg sama dng cairan
  ekstraseluler
• Toksin atau cairan elektrolit terdifusi
• Bila larutan glucose berupa larutan hipertonis
  maka kelebihan cairan tubuh penderita dpt
  ditarik/ dikeluarkan dan dibuang
Wadah Obat Suntik
a. Wadah utk dosis tunggal (single dose)
b. Wadah dosis ganda (multiple dose)
Syarat wadah obat suntik
SEDIAAN INJEKSI
- BSO : solusio, suspensi, emulsi
- kering (dry injeksi)
  di + aqua bides  solusio, suspensi




R/ Injectie Cyanocobalamin mcg 500/ml ampul No V
            S.i.m.m




   R/ Dry injectie Celotaxime g 1 vial No V
                 S.i.m.m.
SEDIAAN PHARMACEUTICAL INSERT
Supositoria                       Sifat :
R/ Sup. Dulcolax No VII           - sistemik atau lokal
  S.s.d.d.I sup.m.u.e             - bhn dasar ol.cacao atau camp. PEG,
                                    gelatin,surfaktan
R/ Sup.Borraginol-N No V            -> meleleh,melunak,melarut
  S.s.d.d.I sup. v.u.e            - aturan pakai disesuaikan bahan obat




Ovula                             Sifat ovula
                                  -lokal
R/ Ovula Flagystatin No VII       -bhn dasar = supositoria
   S.s.d.d.I.ovula.v.u.e          -penyimpanan dlam almari es

R/ Tab. vaginal Talsutin No VII   Sifat tablet vaginal
   S.s.d.d I tab.v.u.e            -lokal
                                  -bhn dasar = tablet
Cara penggunaan tablet vagina/ovula
          tanpa aplikator
Cara penggunaan
Tablet vagina/ovula dengan aplikator
CARA PENGGUNAAN SEDIAAN
      SUPOSITORIA
SEDIAAN SPRAY, AEROSOL DAN INHALER


Spray
R/ Nasal spray Iliadin 0.05% lag I
                                                    Sifat spray :
  S.t.d.d.I spray
                                                    Isi : bhn lar.air/minyak
                                                    efek : lokal
                                                    kegunaan :kosmetik,
                                                              tenggorokan,
                                                              kulit, intranasal
Aerosol
 R/ Bricasma aerosol inhalasi lag I
   S.t.d.d. puff I
                                                    Sifat aerosol
                                                     zat pendorong+bhn obat
                                                     BSO : cair, gas, padat
                                                     efek :- sistemik  MDI 
                                                             lewat mulut/hidung
                                                           - lokal
CARA PENGGUNAAN SEDIAAN
    SEMPROT HIDUNG
CARA PENGGUNAAN AEROSOL
Inhalasi
R/ Becotide inhalasi lag I
   S.t.d.d. puff I




sifat inhalasi :
-satu atau lebih bhn obat
-BSO : cair, padat
-efek : sistemik atau lokal
-penggunaan lewat mulut/hidung



                                  Vick Inhaler :
                             satu atau kombinasi bhn obat yg
                        bertekanan uap tinggi terbawa aliran
                                 udara ke lubang hidung
CARA PENGGUNAAN INHALER
      (TURBUHALER)
Teknik peracikan
Teknik peracikan

Contenu connexe

Tendances

Laporan resmi gel natrium diklofenak
Laporan resmi gel natrium diklofenakLaporan resmi gel natrium diklofenak
Laporan resmi gel natrium diklofenakKezia Hani Novita
 
Laporan resmi elixir paracetamol
Laporan resmi elixir paracetamolLaporan resmi elixir paracetamol
Laporan resmi elixir paracetamolKezia Hani Novita
 
Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL.
Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL.Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL.
Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL.Nova Rizky
 
Metode pembuatan emulsi
Metode pembuatan emulsi Metode pembuatan emulsi
Metode pembuatan emulsi Trie Marcory
 
Laporan resmi krim hidrocortison
Laporan resmi krim hidrocortisonLaporan resmi krim hidrocortison
Laporan resmi krim hidrocortisonKezia Hani Novita
 
Sediaan semi solid
Sediaan semi solidSediaan semi solid
Sediaan semi solidDokter Tekno
 
Kimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas Pekalongan
Kimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas PekalonganKimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas Pekalongan
Kimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas PekalonganAnna Lisstya
 
Sediaan obat Kapsul
Sediaan obat KapsulSediaan obat Kapsul
Sediaan obat KapsulSapan Nada
 
PULVIS and PULVERS
PULVIS and PULVERSPULVIS and PULVERS
PULVIS and PULVERSDheyla23
 
Emulsi jadi
Emulsi jadiEmulsi jadi
Emulsi jadi1234ulha
 
9. perhitungan isotonis.pptx
9. perhitungan isotonis.pptx9. perhitungan isotonis.pptx
9. perhitungan isotonis.pptxadaptifakhlak
 
Farmasetika: Salep1
Farmasetika: Salep1Farmasetika: Salep1
Farmasetika: Salep1marwahhh
 
Pasta asam salisilat BY citra
Pasta asam salisilat BY citraPasta asam salisilat BY citra
Pasta asam salisilat BY citraCitra pharmacist
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-CLaporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-CNovi Fachrunnisa
 

Tendances (20)

Laporan resmi gel natrium diklofenak
Laporan resmi gel natrium diklofenakLaporan resmi gel natrium diklofenak
Laporan resmi gel natrium diklofenak
 
Laporan resmi elixir paracetamol
Laporan resmi elixir paracetamolLaporan resmi elixir paracetamol
Laporan resmi elixir paracetamol
 
Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL.
Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL.Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL.
Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL.
 
Metode pembuatan emulsi
Metode pembuatan emulsi Metode pembuatan emulsi
Metode pembuatan emulsi
 
Suspensi
SuspensiSuspensi
Suspensi
 
Laporan resmi krim hidrocortison
Laporan resmi krim hidrocortisonLaporan resmi krim hidrocortison
Laporan resmi krim hidrocortison
 
Sediaan semi solid
Sediaan semi solidSediaan semi solid
Sediaan semi solid
 
Kuliah formulasi dasar 2
Kuliah formulasi dasar 2Kuliah formulasi dasar 2
Kuliah formulasi dasar 2
 
Pill
PillPill
Pill
 
Kimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas Pekalongan
Kimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas PekalonganKimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas Pekalongan
Kimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas Pekalongan
 
Sediaan obat Kapsul
Sediaan obat KapsulSediaan obat Kapsul
Sediaan obat Kapsul
 
PULVIS and PULVERS
PULVIS and PULVERSPULVIS and PULVERS
PULVIS and PULVERS
 
Emulsi jadi
Emulsi jadiEmulsi jadi
Emulsi jadi
 
9. perhitungan isotonis.pptx
9. perhitungan isotonis.pptx9. perhitungan isotonis.pptx
9. perhitungan isotonis.pptx
 
Farmasetika: Salep1
Farmasetika: Salep1Farmasetika: Salep1
Farmasetika: Salep1
 
Pasta asam salisilat BY citra
Pasta asam salisilat BY citraPasta asam salisilat BY citra
Pasta asam salisilat BY citra
 
Ppt bu anggun
Ppt bu anggunPpt bu anggun
Ppt bu anggun
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-CLaporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
 
Uji Mutu Sediaan Suspensi
Uji Mutu Sediaan SuspensiUji Mutu Sediaan Suspensi
Uji Mutu Sediaan Suspensi
 
Emulsi
Emulsi Emulsi
Emulsi
 

En vedette

Soal latihan ilmu resep (2)
Soal latihan ilmu resep (2)Soal latihan ilmu resep (2)
Soal latihan ilmu resep (2)Danie Damanik
 
Tentir+menulis+resep+fkui2007
Tentir+menulis+resep+fkui2007Tentir+menulis+resep+fkui2007
Tentir+menulis+resep+fkui2007amelialestari417
 
Penghitungan Dosis Obat
Penghitungan Dosis ObatPenghitungan Dosis Obat
Penghitungan Dosis Obatpjj_kemenkes
 
207529254 buku-saku-resep-obat
207529254 buku-saku-resep-obat207529254 buku-saku-resep-obat
207529254 buku-saku-resep-obatDuel Rasyid
 
PENGGOLONGAN DAN BENTUK SEDIAAN OBAT
PENGGOLONGAN DAN BENTUK SEDIAAN OBATPENGGOLONGAN DAN BENTUK SEDIAAN OBAT
PENGGOLONGAN DAN BENTUK SEDIAAN OBATSurya Amal
 
Dasar obat
Dasar obat Dasar obat
Dasar obat Dedi Kun
 
77599001 dosis-obat
77599001 dosis-obat77599001 dosis-obat
77599001 dosis-obatFaizal Akbar
 
penghitungan dosis obat
penghitungan dosis obatpenghitungan dosis obat
penghitungan dosis obatpjj_kemenkes
 
Pengantar sediaan farmasi
Pengantar sediaan farmasiPengantar sediaan farmasi
Pengantar sediaan farmasiSofie Via
 
3049 p2-spk-farmasi edit hdo
3049 p2-spk-farmasi edit hdo3049 p2-spk-farmasi edit hdo
3049 p2-spk-farmasi edit hdoWinarto Winartoap
 
Laporan Farmasi Fisika Kelarutan
Laporan Farmasi Fisika KelarutanLaporan Farmasi Fisika Kelarutan
Laporan Farmasi Fisika KelarutanMina Audina
 
pembuatan balsem
pembuatan balsempembuatan balsem
pembuatan balsemTika DePhe
 

En vedette (20)

Soal latihan ilmu resep (2)
Soal latihan ilmu resep (2)Soal latihan ilmu resep (2)
Soal latihan ilmu resep (2)
 
Tentir+menulis+resep+fkui2007
Tentir+menulis+resep+fkui2007Tentir+menulis+resep+fkui2007
Tentir+menulis+resep+fkui2007
 
Cara menghitung dosis
Cara menghitung dosisCara menghitung dosis
Cara menghitung dosis
 
Resep
ResepResep
Resep
 
Soal formulasi dasar 2
Soal formulasi dasar 2Soal formulasi dasar 2
Soal formulasi dasar 2
 
Penghitungan Dosis Obat
Penghitungan Dosis ObatPenghitungan Dosis Obat
Penghitungan Dosis Obat
 
207529254 buku-saku-resep-obat
207529254 buku-saku-resep-obat207529254 buku-saku-resep-obat
207529254 buku-saku-resep-obat
 
PENGGOLONGAN DAN BENTUK SEDIAAN OBAT
PENGGOLONGAN DAN BENTUK SEDIAAN OBATPENGGOLONGAN DAN BENTUK SEDIAAN OBAT
PENGGOLONGAN DAN BENTUK SEDIAAN OBAT
 
resep 3A seri V
resep 3A seri Vresep 3A seri V
resep 3A seri V
 
Dasar obat
Dasar obat Dasar obat
Dasar obat
 
77599001 dosis-obat
77599001 dosis-obat77599001 dosis-obat
77599001 dosis-obat
 
Pulvis pulveres1
Pulvis pulveres1Pulvis pulveres1
Pulvis pulveres1
 
Larutan ( solution )
Larutan ( solution )Larutan ( solution )
Larutan ( solution )
 
Anmorfistum
AnmorfistumAnmorfistum
Anmorfistum
 
penghitungan dosis obat
penghitungan dosis obatpenghitungan dosis obat
penghitungan dosis obat
 
Pengantar sediaan farmasi
Pengantar sediaan farmasiPengantar sediaan farmasi
Pengantar sediaan farmasi
 
3049 p2-spk-farmasi edit hdo
3049 p2-spk-farmasi edit hdo3049 p2-spk-farmasi edit hdo
3049 p2-spk-farmasi edit hdo
 
Laporan Farmasi Fisika Kelarutan
Laporan Farmasi Fisika KelarutanLaporan Farmasi Fisika Kelarutan
Laporan Farmasi Fisika Kelarutan
 
pembuatan balsem
pembuatan balsempembuatan balsem
pembuatan balsem
 
3049 p3-spk-farmasi
3049 p3-spk-farmasi3049 p3-spk-farmasi
3049 p3-spk-farmasi
 

Similaire à Teknik peracikan

Similaire à Teknik peracikan (20)

3304694 bentuk sediaan
3304694 bentuk sediaan3304694 bentuk sediaan
3304694 bentuk sediaan
 
pulv-serbuk.ppt
pulv-serbuk.pptpulv-serbuk.ppt
pulv-serbuk.ppt
 
Cara pembuatan serbuk
Cara pembuatan serbukCara pembuatan serbuk
Cara pembuatan serbuk
 
4. Pulvis pulveres new.pptx
4. Pulvis pulveres new.pptx4. Pulvis pulveres new.pptx
4. Pulvis pulveres new.pptx
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
 
serbuk
serbukserbuk
serbuk
 
Pembuatan Obat Solid dan Semisolid.pptx
Pembuatan Obat Solid dan Semisolid.pptxPembuatan Obat Solid dan Semisolid.pptx
Pembuatan Obat Solid dan Semisolid.pptx
 
Kuliah 2 farmakope
Kuliah 2 farmakopeKuliah 2 farmakope
Kuliah 2 farmakope
 
Celup poliester disperse pengaruh p h
Celup poliester   disperse pengaruh p hCelup poliester   disperse pengaruh p h
Celup poliester disperse pengaruh p h
 
Celup poliester disperse pengaruh hs
Celup poliester   disperse pengaruh hsCelup poliester   disperse pengaruh hs
Celup poliester disperse pengaruh hs
 
Sedian serbuk.ppt
Sedian serbuk.pptSedian serbuk.ppt
Sedian serbuk.ppt
 
Sediaan liquid 1
Sediaan liquid 1Sediaan liquid 1
Sediaan liquid 1
 
Serbuk ( Part 1 )
Serbuk ( Part 1 )Serbuk ( Part 1 )
Serbuk ( Part 1 )
 
tablet ( compressi)
tablet ( compressi)tablet ( compressi)
tablet ( compressi)
 
Presentasi kempa langsung
Presentasi kempa langsungPresentasi kempa langsung
Presentasi kempa langsung
 
Kuliah fts csp salep2013
Kuliah fts csp salep2013Kuliah fts csp salep2013
Kuliah fts csp salep2013
 
Celup poliester disperse pengaruh hs
Celup poliester   disperse pengaruh hsCelup poliester   disperse pengaruh hs
Celup poliester disperse pengaruh hs
 
Celup poliester disperse pengaruh hs
Celup poliester   disperse pengaruh hsCelup poliester   disperse pengaruh hs
Celup poliester disperse pengaruh hs
 
PIL.pptx
PIL.pptxPIL.pptx
PIL.pptx
 
Celup poliester disperse carrier
Celup poliester   disperse carrierCelup poliester   disperse carrier
Celup poliester disperse carrier
 

Plus de ViKi Viquendah

Plus de ViKi Viquendah (8)

Atom, Molekul dan Ion
Atom, Molekul dan IonAtom, Molekul dan Ion
Atom, Molekul dan Ion
 
Sediaan galenika
Sediaan galenikaSediaan galenika
Sediaan galenika
 
Reproduksi Manusia
Reproduksi ManusiaReproduksi Manusia
Reproduksi Manusia
 
Bioteknologi
BioteknologiBioteknologi
Bioteknologi
 
Morfologi Tumbuhan
Morfologi TumbuhanMorfologi Tumbuhan
Morfologi Tumbuhan
 
Drama
Drama Drama
Drama
 
Kimia dasar 1
Kimia dasar 1Kimia dasar 1
Kimia dasar 1
 
Kimia dasar 1
Kimia dasar 1Kimia dasar 1
Kimia dasar 1
 

Teknik peracikan

  • 1. BENTUK SEDIAAN OBAT DAN CARA PENGGUNAANNYA Lusia Murtisiwi, S. Farm., Apt TIK : Mahasiswa akan dapat menjelaskan bentuk-bentuk sediaan obat dan cara penggunaannya
  • 3. BENTUK SEDIAAN OBAT= PHARMACEUTICAL DOSAGE FORMS 1.Sediaan obat berbentuk padat : Powders/serbuk, granules, tablets, capsules, 2.Sediaan obat berbentuk semi-solid and sediaan patch: Ointments, cream, gels dan sistem obat transdermal 3.Sediaan obat berbentuk cair : Solutions, suspension (disperse systems) 4.Sediaan Pharmaceutical insert : Suppositories and Inserts 5. Sediaan steril : parenterals, biologics, special solutio dan suspensi
  • 4. SERBUK/ POWDER PULVIS & PULVERES SERBUK? Serbuk adalah campuran homogen dua atau lebih obat yang diserbukkan
  • 5. Derajat Halus Serbuk • Dinyatakan dengan satu nomor atau dua nomor • Dinyatakan 1 nomor: semua serbuk dapat melalui pengayak dengan nomor tersebut • Dinyatakan 2 nomor: semua serbuk dapat melalui pengayak dengan nomor terendah dan tidak lebih dari 40% melalui pengayak dengan nomor tertinggi • Derajat halus 22/ 60?
  • 6. Yang dimaksud dengan… Serbuk Derajat halus Serbuk sangat kasar (5/8) Serbuk kasar (10/40) Serbuk agak kasar (22/60) Serbuk agak halus (44/85) Serbuk halus (85) Serbuk sangat halus (120) Serbuk sangat halus (200/300)
  • 7. pulveres Pulveres = serbuk bagi Serbuk yang dibagi dalam bobot yang lebih kurang sama, dibungkus dengan kertas perkamen atau bahan pengemas lain yang cocok.
  • 8. Penulisan resep pulveres 1. Ditulis jumlah obat untuk seluruh serbuk kemudian dibagi menjadi beberapa bungkus: R/ Acidi Acetylosalicylici 10 m. f. l. a. pulv div in partes aequalis No.XX
  • 9. Penulisan resep pulveres… 2. Ditulis jumlah untuk setiap bungkus serbuknya dan membuat berapa bungkus: R/ Acid. Acetylosalicylic. 0,5 m. f. l. a. pulv dtd No. XX
  • 10. Yg perlu diperhatikan pd pulveres • Penambahan Sach. Lactis, Sach. Album sampai berat serbuk tiap bungkus 500 mg • Serbuk yg harus dibagi tanpa penimbangan untuk menjamin pembagian yang sama maka pembagian dilakukan paling banyak 20 bungkus. • Jika lebih dari 20 bungkus, maka serbuk dibagi dlm beberapa bagian: ditimbang tiap bagian dibagi paling banyak 20 bungkus • Penyimpangan berat masing-masing serbuk terhadap yang lain paling besar 10 %
  • 11. Yg perlu diperhatikan pd pulveres… • Pulveres dikemas dalam kertas perkamen. • Pulveres yang mengandung zat higroskopis dibungkus dalam kertas berlilin dan diserahkan dalam pot dengan tutup sekrup • Keseragaman bobot dilakukan dengan: Timbang isi dari 20 bungkus satu per satu, campur isi keduapuluh bungkus tadi dan timbang sekaligus. Penyimpangan antara penimbangan satu per satu terhadap bobot isi rata-rata tidak lebih dari 15 % dari tiap 2 bungkus dan tidak lebih dari 10% utk 18
  • 12. CARA PEMBUATAN SERBUK • Diracik dng mencampur satu per satu, sedikit demi sedikit • Pencampuran dimulai dari bahan yg jumlahnya sedikit, kemudian diayak (no. 60), dicampur lagi Yg perlu diperhatikan dlm pencampuran serbuk???
  • 13. 1. Pencampuran bahan berkhasiat keras dlm mortir harus diencerkan • Tujuan: untuk mencegah sebagian obat tertinggal dalam pori-pori dinding mortir • Cara: • Pilih mortir yg halus, masukkan kira-kira sama banyak serbuk yang lain, digerus sendirian, baru dimasukkan dan digerus bersama obat yg berkhasiat keras. • Masukkan bagian serbuk yang lain sedikit demi sedikit sambil diaduk dan digerus • Gunakan serbuk dengan warna kontras
  • 14. 2. Serbuk BJ lebih besar dimasukkan mortir lebih dahulu • Bila bagian-bagian serbuk punya BJ berlainan: - Masukkan serbuk BJ lebih besar - Masukkan serbuk BJ lebih rendah - Diaduk homogen • Contoh: • R/ Magnesii Oxydi 5 Bismuth Subcarbonas 5 S.L 5 m. f. pulv
  • 15. 3. Jangan menggerus bahan2 serbuk dalam jumlah banyak sekaligus • Tujuan: untuk menghindari agar jangan sampai ada bagian serbuk yang belum halus • Bila menggerus serbuk dalam jumlah banyak sekaligus, akan terjadi serbuk halus yg banyak, tetapi ada bagian2 kasar yg terlepas dan tdk ikut tergerus dng baik. • Lebih baik: bagian2 serbuk digerus masing2 dalam mortir sampai halus baru dicampur.
  • 16. 4. Lebih baik bila bahan2 baku serbuk kering • Bahan berupa serbuk kristal, lbh baik gunakan mortir panas. Contoh: Kalii Bromidum, Natrii Chloridum. • Memanaskan mortir: Tuangi mortir & stamper dng air panas, biarkan beberapa menit sampai dinding luar mortir terasa panas, tuang air panas, keringkan mortir dng serbet bersih • Tdk boleh utk bahan mudah menguap/ rusak pd pemanasan, contoh: Amonii carbonas, Salol, Natrii Bicarbonas, Amonii Chloridum & peroksida seperti Magnesii Peroxydi
  • 17. 5. Cara mencampur Camphora dlm serbuk • Larutkan camphora dengan spiritus fortior dlm mortir sampai larut • Aduk dengan bahan lain (misal: Sach. Lactis) sampai spiritus fortior menguap. • Pd waktu mengaduk jangan ditekan untuk menghindari camphora menggumpal kembali. • Pd pembuatan serbuk camphora utk pemakaian luar dpt digunakan eter sbg pengganti spir. Fortior. • Cara yg sama: pd pembuatan serbuk Naphtolum
  • 18. 6. Cara mencampur Stibii pentasulfidum • Masukkan serbuk lain dalam mortir (misal: SL) sebagian • Masukkan serbuk Stibii Pentasulfidum • Tambahkan SL sisanya atau serbuk lain • Aduk dan digerus tanpa ditekan hingga homogen (tdk terlihat warna yg lbh tua)
  • 19. 7. Serbuk dengan ekstrak kental • Dlm mortir panas: ekstrak kental diencerkan dengan cairan penyari (Misal: Spir. Dilutus/ spiritus lainnya secukupnya) dan diserbukkan dng zat tambahan yg cocok (SL, Amylum oryzae, Kalii Sulfas, Calcii Carbonas, Liquiritae radix pulverata). • Cara: - panaskan mortir, keringkan - masukkan ekstrak kental, tambahkan spir. dilutus, aduk dng stamper, tambahkan SL sedikit demi sedikit, gerus sampai kering&dingin. - tambahkan serbuk lain.
  • 20. 8. Serbuk dng Tinctura/ Extr. Liquidum • Tinctura & extr. Liquidum diuapkan pelarutnya di atas tangas air hingga hampir kering, kmd diserbukkan dng pertolongan bahan tambahan yg cocok. • Supaya serbuk yg dipakai pengeringan tdk mjd keras maka masa selalu dilepas dng spatel dr dinding mortir • Jika kandungan zat berkhasiat tidak mudah menguap atau rusak & jmlhnya kecil, gunakan mortir panas, keringkan dng SL
  • 21. 8. Serbuk dng Tinctura/ Extr. Liquidum… • Jika jmlh ekstrak cair atau tinctur banyak, maka diuapkan dulu di atas tangas air, aduk, bila tinggal sedikit ditambah SL, masa selalu dilepas dng spatel dr dinding mortir • Contoh: Ratanhiae Tinctura, Opii Tinctura, Gentianae Tinctura, Strophanti Tinctura. • Bgmn jika zat berkhasiat pd pemanasan mudah menguap/ rusak? Contoh: Opii AromaticaTinctura, Valerianae Tinctura.
  • 22. 9. Gula berminyak = Elaeosacchara • Elaeosacchara: campuran 2 gram Saccharum Lactis dengan 1 tetes minyak eteris (Ol. Anisi, Ol. Foeniculi, Ol. Menthae Piperitae) • Elaeosacchara tidak boleh disimpan sebagai persediaan, dikemas dalam kertas perkamen, tdk boleh dengan kertas parafin krn minyak eterisnya. • Hitungan tetes tdk boleh dlm hitungan pecahan.
  • 23. 10. Campuran serbuk yg menjadi basah/ mencair • Arti basah: menyerap air atau keluar air kristal • Menyerap air: karena campuran serbuk tsb lebih higroskopis dari masing2 serbuk/ kristal • Campuran dpt menyebabkan turunnya titik lebur campuran serbuk tsb dibanding titik lebur masing-masing serbuk. • Keluar air kristal?
  • 24. Keluarnya air kristal… a. Senyawa garam rangkap yg mengandung air kristal lebih sedikit dibanding jumlah air kristal masing2 zat: MgSO4.7H2O + Na2SO.10H2O Na2SO4MgSO4.4H2O + 13 H2O 2MgCO2.6H2O + CaCl2.6H2O CaCl2.2MgCl2.12H2O + 6 H2O Perbandingan berat senyawa kering dng senyawa yg mengandung air kristal?
  • 25. Perbandingan… Senyawa Dng air kristal Eksikates (kering) Ferrosi Sulfas 100 67 Magnesii sulfas 100 67 Natrii carbonas 100 50 Natrii sulfas 100 50
  • 26. b. Terjadi senyawa baru dng air kristal lebih sedikit Contoh: R/ Magnesii sulfas 200 Natrii bicarbonas 50 MgSO4.7H2O + 2NaHCO3 MgCO3 + Na2SO4 + CO2 + 8H2O
  • 27. c. Penurunan Tekanan Uap Relatif • Basahnya serbuk dpt disebabkan campuran serbuk lebih higroskopis • Higroskopisitas serbuk tergantung dari tekanan uap dari larutan jenuh zat tsb. • Jika tekanan uapnya lebih kecil maka zat tsb akan menyerap air dari udara. • Bila tekanan uap relatif suatu campuran turun di bawah tekanan uap atmosfer maka campuran serbuk menjadi basah
  • 28. Tekanan uap dari larutan jenuh Zat Tekanan uap NaBr, 20⁰C 0,61 KBr, 25⁰C 0,78 NH4Cl, 20⁰C 0,79 NaBr + NH3Cl, 20⁰C 0,55 NaBr + KBr, 25⁰C 0,56 NaBr + KBr + NH4Br, 25⁰C 0,53
  • 30. BSO PADAT pulvis - pulveres - kapsul - tablet Pulvis adspersorius komposisi: bhn obat R/ Acid salicyl 2 % pelicin/profilaksi Ol. rosae q.s cor.odoris/saporis Talcum venetum q.s m.f.l.a. pulvis ads.g 100 S.b.d.d.m.et.v.u.e pulvis oral komposisi : bahan obat R/ Oralit sachet V pemanis S.u.c
  • 31. Pulveres Obat Dalam Pulveres Obat Luar R/ Aminophyllin mg 150 R/ Kalii Permangan. mg 100 Sacch.lact. q.s m.f. d.t.d. No XV m.f.l.a. pulv. d.t.d. No XV S.u.c S.t.d.d.pulv I.p.c Sifat :  serbuk terbagi  obat tdk stabil dlm cairan  cocok untuk anak-anak atau org tua tdk dpt menelan tablet komposisi : bhn obat satu atau kombinasi pemanis : sacharin sacch. lactis glucosa Ca.lactas dosis tertentu
  • 32. sifat kapsul : Kapsul keras - tiap kapsul berisi tunggal R/ Aminophyllin mg 150 atau campuran - dosis disesuaikan kondisi Glyceryl guiacolat mg 100 penderita m.f.l.a.pulv.d.t.d. No XX - menutupi bau & rasa tdk da in caps enak S.t.d.d. caps. I.p.c. - tersedia kapsul jenis lepas lambat & salut enterik R/ Capsul Amoxycillin mg 250 No XV S.t.d.d. caps. I R/ Capsul Lasix retart 30 mg No XXX S.s.d.d. caps. I.m Kapsul lunak R/ Capsul Nature E No X S.s.d.d.caps. I
  • 33. TABULAE COMPRESSAE = COMPRESSI = TABLET • Compressi/ tablet: sediaan padat yg kompak, dibuat secara kempa-cetak, berbentuk pipih dng kedua permukaan rata atau cembung, dan mengandung satu atau beberapa bahan obat, dengan atau tanpa zat tambahan • Fungsi zat tambahan: zat pengisi, zat pengembang, zat pengikat, zat pembasah • Berat tablet: 300-600 mg
  • 34. MACAM TABLET Macam tablet kempa : Macam tablet salut:  Lozenges  salut gula (TSG)/  Sub lingual & intrabuccal dragee  Chewable  salut enterik (TSE)/  Effervescent enteric coated tablet  Pastiles, trochisci  salut film (TSF)/ film coated tablet/ filcotab Tablet lepas lambat (LMB) retard/ slow release/ oros/time release/extend
  • 35. Tujuan tablet salut? 1. Meningkatkan stabilitas bahan obat yg tanpa salut mudah rusak krn lembab udara 2. Menutupi rasa bahan obat yg tidak enak 3. Menghindari penguapan zat atau bahan dlm tablet 4. Memperbaiki penampilan tablet 5. Identifikasi dari produkpabrik obat tertentu
  • 36. istilah forte : Tablet kempa kekuatan lebih besar ( 2x; 4x) R/ Tablet Paracetamol mg 500 No. X S.p.r.n. t.d.d. tab. I R/ Tablet Bactrim Forte No. X S.b.d.d.tab. I m.et v. Tablet kunyah R/ Tab.chew. Kalmag No. X S.t.d.d. tab. chew.Ip.c et.I.h.s tablet kunyah: rasa enak dlm mulut & absorpsi lewat mukosa mulut formulasi anak : multivitamin antibiotika dewasa : antasida(tdk diabsorpsi)
  • 37. Tablet sublingual R/ Tab.sublingual Cedocard mg 5 No.XV S.t.d.d.tab. I tujuan :  absorpsi relatif cepat melalui mukosa mulut  menghindarkan first pass effect pd hepar, contoh: Nitroglycerine, ISDN, Erythrinyl tetranitrat, Isoproterenol HCl  obat dpt bertahan lama
  • 38. Tablet Intrabuccal Dimasukkan di pipi bagian dalam, tablet melarut dan diabsorpsi melalui mukosa. • Contoh: Progesterone
  • 39. tablet effervescent R/Tabl. effervescent Supradin Tube I memberi rasa segar S.u.c Tablet hisap (lozenges) R/ Loz.Kalmycin No. XII S.t.d.d. loz.I Trochici R/ F.G. Trochees No XII tujuan : S.4.d.d trochees I -efek lokal (antibiotika, antiseptika) -rasa enak
  • 40. TSF (tablet salut film/selaput) tujuan : R/ TSF Rifampicin mg 300 No. XXX nilai estetika/memperindah S. s.d.d. tab. I TSE (tablet salut enterik) tujuan : R/ TSE Voltaren mg 25 No. XV menunda pelepasan obat di lambung krn S.t.d.d. tab.I.p.c. obat iritatif/ rusak di lambung TSG (tablet salut gula) tujuan : R/ TSG. Pehazon No XV -menutupi obat rasa amis S.t.d.d.tab. I atau bau tak menyenangkan -memperindah/estetika
  • 41. Tablet lmb(lepas lambat) -istilah lain efek diperpanjang, R/ Tablet retard Voltaren No. X efek pengulangan S.s.d.d. tab I -mengurangi frek.pemberian -ditelan utuh R/ Tablet SR-75 Voltaren No XX -tak boleh digerus S.b.d.d.tab.I.m.et v. khusus Quibron dapat dipotong R/ Quibron TSR No X sesuai kebutuhan dosis (100mg S.s.d.d. tab I atau 200mg) -tak boleh digerus kerugian TSR : harga mahal kemungkinan timbul dose dumping
  • 42. BENTUK SEDIAAN CAIR • LARUTAN: sediaan cair, mengandung bahan obat terlarut, pada peraturannya di dalam air atau sebagian besar air yang mengandung cairan. • Larutan, sejauh tidak mengandung bahan obat terlarut koloidal, harus jernih • Larutan cairan kental dari bahan2 pembengkak atau bahan2 lendir dinyatakan sebagai lendir atau MUCILAGO
  • 43. Larutan… • Larutan terjadi jika suatu zat padat bersinggungan dengan suatu cairan, maka zat padat terbagi secara molekuler dalam cairan tsb. • Kelarutan pd suhu kamar: pernyataan kelarutan zat dalam bagian tertentu pelarut adalah kelarutan pada suhu 20°C, kec dinyatakan lain menunjukkan 1 bag bobot zat padat/ 1 bag zat cair larut dlm bag volume tertentu pelarut.
  • 45. Cara melarutkan zat 1. Zat2 yg mudah larut dilarutkan dalam botol 2. Zat2 yg agak sukar larut dilarutkan dengan pemanasan 3. Zat yg akan membentuk hidrat: air dimasukkan dulu dlm erlenmeyer + zat Contoh: Glukosa, borax, Na bromida 4. Zat yg leleh dlm air panas/ tetes besar dlm dasar erlenmeyer/ botol: digoyang/ digojog contoh: codein, nipagin, chlorbutanol, acetanilidum
  • 46. Cara melarutkan zat… 5. Zat2 yg terurai o/ pemanasan? 6. zat2yg mudah menguap bila dipanasi? 7. Obat2 keras? 8. Pemanasan hanya untuk mempercepat larutnya zat, bukan untuk menambah kelarutan.
  • 47. BENTUK SEDIAAN CAIR berdasarkan kelarutan Bahan obat larut (solutionis) Bahan obat tidak/sebagian larut • syrup  suspensi • elixir  mixtura agitanda • tinctura  emulsi • gargarisma • colutio • collyrium Bahan obat larut/tidak/sebagian larut - guttae - lotion - syrup - linimentum
  • 48. HAL-HAL YG PERLU DIPERHATIKAN DLM MELARUTKAN ZAT2 1. MELARUTKAN ALKALOID Alkaloid basa lemah, tdk larut air Garam alkaloid mudah larut dlm air Garam alkaloid yg tdk/ sukar larut dlm air: Quinine sulfas, Quinini tannas, Ergotamin tartrat, Quinini Aethylcarbonas. Alkaloid base yg dpt larut dlm air: Codein (1:20), Ephedrin (1:20), Coffein (1:50) Garam alkaloid tdk larut dlm minyak, larut air Alkaloid base larut dlm minyak, tdk larut air
  • 49. 1. Melarutkan alkaloid… • Larutan garam alkaloid dlm air dpt diendapkan oleh Tanin dan zat penyamak lain, Hydrargyri Chloridum, larutan Iodium (KI) & Kalii Hydrargyri Iodium • Coffein, Theobromin & Theophilin dianggap sbg alkaloid • Codein base larut air panas, jk diganti Codein HCl = 6/5 kalinya
  • 50. 2. Melarutkan Argentum… • Argentum colloidale digerus dng air sedikit (1/4 beratnya) stlh itu ditambah sisa airnya • Argentum proteinatum (protargol) Ditaburkan pd air (2x beratnya) dlm cawan, biarkan 15 menit. Jk terdpt glycerin, digerus dulu dng glycerin dlm mortir kemudian ditambah air, protargol akan cpt larut
  • 51. 3. Melarutkan senyawa Barbital • Garam Barbital mudah larut air • Barbital btk asam tdk larut air • Senyawa barbital asam lemah • Jk dlm larutan terdpt senyawa yg bereaksi asam, akan tjd pengendapan barbital dr larutan garamnya Contoh: Luminal Na dlm Sol. Charcot Phenobarb. Na + NH4Cl Phenobarrb + NaBr + NH3 Natrii bicarbonas & karbondioksida dpt mengendapkan senyawa barbital Barbital Na + garam alkaloid lain (ex: Papaverin HCl)/ lainnya akan mjd endapan papaverin/ alkaloid lain
  • 52. 3. Melarutkan senyawa barbital… • Garam barbital dpt menyebabkan tjd peruraian Chloral Hydras mjd Chloroform • Garam Barbital Na dlm larutan air akan terurai mjd senyawa acetyl ureum: phenyl ethyl acetyl ganti Luminal Na dng Luminal, buat suspensi
  • 53. 4. Melarutkan Camphora • Kelarutan kamfer dlm air: 1 bagian dlm 700 bagian • Cara melarutkan? • Bila Camphora labih banyak? 2% PGA • Bila dalam larutan terdapat spirtus/ cairan spirtus: buat dlm botol metode Slis Raven
  • 54. 5. Melarutkan ekstrak air • Ekstrak kental digerus dng air sama banyak dlm mortir sama banyak, encerkan dng air hangat • Melarutkan ekstrak kering yg pembuatannya menggunakan air: ekstrak digerus, ditaburkan dlm air sama banyak, diamkan beberapa menit, kmd encerkan dng air
  • 55. 6. Melarutkan zat2 yg mrpkn larutan koloidal a. Gelatin dilarutkan dlm air panas, dpt di+ as. Sitrat, didihkan ½ jam b. CMC/ Tylose menaburkan serbuk dlm air, biarkan ½ jam lalu diaduk c. PGA dan Pulvis Gummosus d. Agar-agar
  • 56. 7. Melarutkan Hexamin & derivatnya • Dilarutkan dlm air dingin • Panas formaldehyde & Amonia • + asam formaldehyde • Lar. Hexamin diendapkan o/ Tanin Contoh: R/ Belladon extr 0,250 Vit C 1,500 Hexamin 10 Inf. Orthosiph. 300 S. 3. d. d. C
  • 57. SALING MEMPENGARUHI KELARUTAN/ PENAMBAH KELARUTAN • Campuran zat dapat terbentuk ikatan (solubilizer) yang memperbesar kelarutan, dan disebut saling mempengaruhi kelarutan/ menambah kelarutan suatu zat. • Coffeinum et Natrii Benzoas & Coffeinum et Natrii Salicylas, dibuat dng melarutkan sama banyak Natrii Benzoas/ Na Salicylas dng Coffeinum, tambahkan sisa na Benzoas/ Na salicylas
  • 58. Hydrargyri Chloridum dng Na Chloridum • Hydrargyri Chloridum dpt mudah larut dlm larutan alkali klorida pekat, membentuk garam rangkap • u/ membentuk garam rangkap: 0,5 g NaCl + 1 g Hydrargyri Chloridum Kadar sublimat dlm Collyrium tdk boleh lebih dari 1: 4000
  • 59. Iodium dng NaI atau KI • Melarutkan iodium dlm air: • Dng penambahan KI atau NaI, shg tjd senyawa rangkap • Contoh: solutio Iodii aquosa (solutio Lugoli Ph V) • R/ Iodium 1 • Kalii Iodidum 2 Aqua ad 50 Larutkan 2g KI dng 5 g air, tambahkan Iodium ad larut, encerkan dng air
  • 60. Garam2 Quinin dng Antipyrin • Untuk melarutkan garam quinin pd pembuatan larutan injeksi digunakan penambahan Antipyrin agar mudah larut R/ Quinine Hydrochloridi 2,5 Antipyrini 2 Aquadest 10 ml S. Pro inj
  • 61. Pengaruh gula terhadap kelarutan • Dlm larutan gula yg pekat, Kreosot, Bromoform, minyak eteris, dan ekstrak alkohol kering dpt mudah larut dng digerus dng larutan sirop. • R/ Ol. Foeniculi 0,5 Spir. Fortior 4,5 Sir. Simpleks 245 S. Sir Foeniculi
  • 62. PENGURANGAN KELARUTAN (salting out) • Kelarutan suatu garam dlm air dpt berkurang karena penambahan suatu garam • Larutan sabun dng penambahan NaCl akan mengendapkan sabun natriumnya • Larutan garam quinin & papaverin dpt kelarutan berkurang dng penambahan Kalium, natrium, Amonium halogenida
  • 63. SATURATIONES & NUETRALISATIONES NEUTRALISATIONES • Larutan garam yg dibuat dng mereaksikan asam dan basa. • Gas CO2yg tjd dibiarkan menguap sampai habis SATURATIONES • Larutan dijenuhkan dengan CO2
  • 64. POTIO RIVERI • Resep standar: Ph Ned V • Zat2 netral dilarutkan dlm asam sitrat • Tinctura, zat2 yg mudah menguap, ekstrak dlm jml sedikit & garam alkaloid dilarutkan dlm bag yg asam (lar. Asam sitrat) • Senyawa yg bereaksi alkalis spt Na benzoas, Na salicylas dilarutkan dlm bag basa (Na bicarbonas) • Luminal Na, Theobromin Na et na salicylas & Aminophyllin tdk boleh dicampur dlm potio riveri
  • 65. ELIXIR • Kurang manis & kurang kental dibandingkan syrup • Bersifat hidroalkohol, maka dpt menjaga stabilitas obat baik yg larut air dan larut alkohol • Mengandung 5-10 % etanol • Pemanis: gula, sirop gula, sorbitol, glycerin, saccharin
  • 66. Contoh R/ elixir • Phenobarbital elixir • R/ Phenobarbital 4 Ol. Citri 0,25 ml Propylenglicol 100 ml Ethanol 200 ml Sorbitol Solutioni USP 600 ml Corr. Coloris qs Aquadest ad 1 L
  • 67. Contoh R/ standar elixir… • Dexamethasone elixir USP 500 µg/ 5ml • Acetaminophen elixir USP 300 mg/ 10 ml • Diphenhydramin HCl elixir USP 25 mg/ 10 ml • Reserpine elixir USP 0,05 mg/ml • Digoxin elixir USP 50 µg/ 5ml
  • 68. EMULSI • Sediaan yg mengandung bahan obat cair atau larutan obat, terdispersi dlm cairan pembawa, distabilkan dng zat pengemulsi atau surfaktan yg cocok • Merupakan sediaan yg mengandung dua zat yg tdk tercampur, biasanya air & minyak, di mana cairan yg satu terdispersi mjd butir2 kecil dlm cairan lain • Dispersi tdk stabil, butir2 kecil dpt bergabung (koalesen) & membentuk dua lapisan air & minyak yg terpisah
  • 69. EMULSI… • Semua emulgator bekerja dng membentuk film (lapisan) di sekeliling butir2 tetesan yg terdispersi & film ini berfungsi mencegah tjd- nya koalesen & terpisahnya cairan dispers sbg fase terpisah • Tipe emulsi: M/A (O/W) & A/M (W/O) Istilah2 yg sama: • Fase dispers = fase intern = fase diskontinu • Fase extern = fase kontinu Emulsa: Emulsa vera & Emulsa spuria
  • 70. EMULGATOR • PGA • Tragacanth • Gelatin • Sapo • Senyawa amonium kwarterner • Surfactan, contoh: Tween • Span • dll
  • 71. EMULSA VERA • Dibuat dari biji atau buah, terdapat minyak lemak & emulgator (conto: putih telur) • Emulsi yg terbuat dr biji: amygdala dulcis, Amygdala amara, Lini semen, Cucurbitae semen
  • 72. EMULSA SPURIA • Emulsi dng minyak lemak • Emulsi dng Parafin liquidum • Emulsi dng cera/ lemak padat • Emulsi dng minyak eteris kreosotum, benzylis benzoas • Emulsi dng Balsamum Peruvianum • Emulsi dng Bromoform
  • 73. Solutio oral Sifat solutio :  berupa larutan/ liquid R/ Chlortrimeton mg 20  dengan atau tanpa Sir.simplex ml 5 pemanis, Aqua dest. ad ml 50 pewarna, pengaroma  cocok utk m.f.l.a. sol S.t.d.d. Cth I anak/dewasa/usila  adanya alkohol 8- 15%eliksir R/ Pot. Alb.C.Tuss. ml100 S.p.r.n.t.d.d.Cth I R/ Biogesic liquid lag.I R/ Solutio Bisolvon lag. I S.p.r.n. t.d.d. Cth.I S.p.r.n.t.d.d.Cth I
  • 74. Eliksir R/ Elixir Batugin lag I S.p.r.n.t.d.d Cth I Sifat : - berupa suatu larutan - kandungan alkohol 8-15% - dengan/tanpa pemanis, perasa - tanpa adanya pengental Solutio pemakaian topikal Gargarisma : obat kumur tenggorokan Colutoria : obat kumur mulut Collyria : obat cuci mata
  • 75. SUSPENSI Sediaan yg mengandung bahan obat padat dlm bentuk halus yg tidak larut tetapi terdispersi dalam cairan/ vehikulum. Zat yg terdispersi harus halus & tdk boleh cepat mengendap, jika dikocok perlahan endapan harus segera terdispersi kembali. Beberapa faktor penting dlm formulasi suspensi: -Derajat halus partikel terdispersi -Tdk terbentuk garam kompleks yg tidak dapat diabsorpsi di saluran cerna -Tidak terbentuk kristal/ hablur -Derajat viskositas cairan
  • 76. Suspensi oral: Contoh Suspensi Topikal: R/ Cotrimoxazol g.5 R/ Calamine g.5 Syr. simplex ml.10 Zinc Oxyd 5 p.g.a. q.s Bentonite 1,250 Aqua dest. q.s.ad ml50 Aqua dest. ad ml 100 m.f.l.a. suspensi m.f.l.a. suspensi S.b.d.d. Cth I m.et.v. S.u.e. R/ Plantacid suspensi lag I S.t.d.d. Cth I Sifat suspensi:  bahan obat tidak larut dlm air/ pembawa  adanya perasa, pengaroma, pewarna, pemanis  adanya suspensator/stabilisator  kecepatan absorpsi tergantung besar kecilnya ukuran partikel
  • 77. Bahan penstabil suspensi; meningkatkan viskositas:  Tragakan  Pektin  polimer asam akrilat (carbopol)  dekstran Poliethylenglicol (PEG) Bahan penstabil suspensi; suspensator:  MGA  Bentonit  Alumunium monostearat  Silisiumdioksida (Aerosil)
  • 78. MIXTURA Mixtura:  sediaan cair yang mengandung lebih dari satu bahan obat terlarut  Perbedaan Solutio dan Mixtura? Sifat mixtura:  sediaan cair berisi zat padat terlarut 2 atau lebih  tidak adanya suspensator/stabilisator  Mixt. Agitanda hanya digunakan untuk pemakaian topikal
  • 79. KEUNTUNGAN SEDIAAN MIXTURA  Memiliki bioavailabilitas tinggi  Aksinya cepat karena obat cepat diabsorpsi  Memudahkan bagi pasien yang sulit menelan  Mudah mengalami modifikasi dosis apabila diperlukan
  • 80. KERUGIAN SEDIAAN MIXTURA  Tidak cocok untuk obat2 yg tidak stabil dan tidak larut dalam cairan  Kurang dapat menutupi rasa dan bau yang tidak enak  Pengemasan kurang praktis dibandingkan sediaan padat
  • 81. CONTOH RESEP MIXTURA Contoh R/ Mixtura Oral Potio Nigra Contra Tussim R/ Sol. Ammonii Spirituosa Anisata 3 Ammonii Chlorida 3 Succus Liq 5 Aquadest 135 m.f. potio S. 3.d.d. C I pc Cara peracikan? Fungsi tiap bahan?
  • 82. CONTOH RESEP MIXTURA… Perhatikan teknik peracikan, mengingat: • Sifat Amonium Chlorida • Sifat Succus Liquiritae • Sifat SASA Komposisi Sol. Amonii Spirituosa Anisata (SASA): Etanol 76% Amonia 20% Ol. Anisi 4%
  • 83. Mikstura agitanda/campuran kocok R/ Acid. Salicylic g 7,5 Camphora g 3 Talc. Venet. g 15 Zinc Oxyd g 15 Etanol ml 40 aqua dest ad 250ml m.f.l.a. mixt.agit S. b.d.d. m.et.v.u.e Sifat:  sediaan cair berisi zat padat terlarut 2 atau lebih  tidak adanya suspensator/stabilisator  hanya digunakan untuk pemakaian topikal
  • 85. SIRUP/SIRUPI sediaan cair yang berisi sukrose dng sediaan cair yg homogen berisi bhn obat, kadar 64-65% pemanis,dng/pengental Adanya alkohol (pelarut 3-5%) sirup simplek sirup obat Dry syrup/sirup kering - setelah di+ aqua dest. suspensi - adanya stabilisator, pemanis, pengaroma R/ Amcillin dry syrup lag I S.4.d.d. Cth.I Sifat : -bhn obat tak stabil dlm btk cairan pd penyimpanan lama -apabila telah ditambah aqua dest hanya bertahan 7 hari (suhu kamar), 14 hari (almari es)
  • 86. Guttae/drops guttae oral : R/ Oral drops termagon lag I -cocok utk bayivolume kecil S.p.r.n.t.d.d.1 ml -pemanis, perasa,pengaroma -oral  lihat kemasan hub. dng R/Triaminic oral drops lag I aturan pakai alat penetes : S.p.r.n. t.d.d. gtt. III pipet ukur (1tetes=0,05ml) volume pipet (ukuran ml  0,2; 0,5; 0,6; 1ml R/ Nasal drops Iliadin 0,025% lag. I - topikal  aturan pakai S. t.d.d.gtt.I OD/OS atau AD/AS - kedua hidung ditetesi R/ Eye drops Cendocetapred lag I S. t.d.d.gtt.I OD et OS R/ Auric drops Otolin lag I S.t.d.d.gtt. I AD et AS
  • 88. Cara penggunaan sediaan Tetes Telinga
  • 89. CARA PENGGUNAAN SEDIAAN TETES HIDUNG
  • 90. Emulsi R/ Scott Emulsion ml 50 lag.I S.s.d.d.cth.I Sifat emulsi :  campuran minyak dlm air atau air dlm minyak  emulgator/stabilisator pemanis, perasa,pengaroma
  • 91. Linimentum BSO : -solusio, mixtura agitanda, suspensi, emulsi Pemakaian :  dioleskan sambil sedikit ditekan  untuk kulit yang utuh Pembawa :  minyak  memijat  alkohol  counter iritan Lotio/losion BSO : solusio, mixtura agitanda, suspensi, emulsi Pemakaian : • dioleskan tipis-tipis • untuk kulit luka/utuh • kulit luka  jangan pilih suspensi/mixtura agitanda
  • 92. SEDIAAN SETENGAH PADAT -unguentum/salep - cream (krim) - gel (jelly) -in ora base - pasta - oculentum Tujuan terapi : lokal Komposisi : 1. Bahan obat (antimikroba, antifungi, antiseptik antiinflamasi dll. 2. Bahan dasar/basis/pembawa Syarat : stabil, lunak, mudah dioleskan, terdistribusi merata
  • 93. UNGUENTUM = SALEP • Salep: sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan digunakan sebagai obat luar. Bahan obatnya harus larut atau terdispersi homogen dalam dasar salep yang cocok (FI III) • Salep tdk boleh berbau tengik
  • 94. Penggolongan salep • Dasar salep hidrokarbon • Dasar salep serap • Dasar salep dapat dicuci dengan air • Dasar salep yg dapat larut dalam air
  • 95. 1. Dasar salep hidrokarbon a. Vaselin putih = white Petrolatum = white soft paraffin b. Vaselin kuning = yellow petrolatum = yellow soft paraffin c. Campuran Vaselin dengan malam putih, malam kuning d. Parafin encer e. Parafin padat f. Jelene g. Minyak tumbuh-tumbuhan
  • 96. 2. Dasar salep serap a. Adeps Lanae, Lanoline b. Unguentum simplex c. Hydrophilic petrolatum: d. R/ Vaselin album 86 Cera alba 8 Stearyl alcohol 3 Cholesteroli 3 m. f. ungt
  • 97. 3. Dasar salep dpt dicuci air a. Dasar salep emulsi M/A Contoh: Vanishing cream R/ Lanolin 2,0 Cetylalcohol 1,0 Parafin Liq 5,0 Acidi stearinici 9,0 Kalii Hydroxidi 0,5 Propylene glycoli 5,0 Aquadest 77,5
  • 98. 3. Dasar salep dpt dicuci air… b. Emulsifying ointment B.P R/ Emulsifying wax 300 Vaselin album 500 Paraffin Liq. 200 Emulsifying wax R/ Cetostearylalcohol 90 Natriilaurylsulfat 10 Aquadest 4 ml
  • 99. 3. Dasar salep dpt dicuci air… c. Hydrophilic ointment, dibuat dari minyak mineral, stearylalcohol, Myrj 52 (emulgator tipe M/A), aquadest.
  • 100. Dasar salep yg dpt larut dlm air a. Polyethyleneglycol ointment USP R/ PEG 4000…….. 40% PEG 400 ………. 60% Dibuat dengan peleburan b. Tragacanth c. PGA
  • 101. Aturan pembuatan salep 1. Zat yg dpt larut dalam dasar salep, dilarutkan bila perlu dengan pemanasan rendah 2. Zat yg tdk cukup larut dlm dasar salep, lebih dulu diserbuk dan diayak dng derajat ayakan no.100 3. Zat yg mudah larut dlm air dan stabil, serta dasar salep mampu mendukung/ menyerap air tsb, dilarutkan dulu dlm air yg tersedia, ditambahkan bag dasar salep lain 4. Bila dasar salep dibuat dengan peleburan, campuran hrs diaduk sampai dingin
  • 102. 1. Zat yg dpt dilarutkan dlm Dasar salep • Kelarutan obat dlm minyak lemak lebih besar daripada dlm vaselin • Caphora, Menthol, Phenolum, Thymolum & Guayacolum lbh mudah dilarutkan dng cara digerus dlm mortir dng minyak lemak. Bila dasar salep mengandung vaselin, maka zat2 tsb digerus halus, tambahkan sebagian vaselin sama banyak ad homogen, tambahkan sisa vaselin & basis salep yg lain
  • 103. 2. Zat yg mudah larut dlm air • Cara pembuatan? • Dasar salep yg dpt menyerap air: Adeps lanae, Ungt. Simplex, Hydrophilic ointment. • Dasar salep yg sudah mengandung air: Lanolin, Ungt. Linies, Ungt. Cetylicum hydrosum
  • 104. Contoh resep… R/ Kalii Iodid. 3 Lanolin 16 Ungt. Simplex ad 30 m.d.s.ad us ext Penyelesaian?
  • 105. 3. Zat yg kurang larut atau tdk larut dlm dasar salep • Zat2 ini diserbukkan dulu dng derajat halus serbuk pengayak no. 100 • Serbuk dicampur baik2 dng sama berat masa salep, atau dng salah satu bahan dasar salep. • ZnO dan Acid Boric selalu diayak sblm ditimbang
  • 106. 4. Salep yg dibuat dng peleburan Prinsip?
  • 107. 4. Salep dengan peleburan… • Dng cawan porselin & pengaduk • Salep mengandung air tdk boleh dilelehkan, diambil lemaknya, air ditambahkan setelah masa salep diaduk sampai dingin • R/ Sulfadiazin Alcoholcetylici aa 2,5 Zinci Oxydi 5 Olei Sesami 20 Acidi Borici 4 Vaselin 16 S.u.e
  • 108. Contoh lain… • R/ Kalii Iodidi 2 Cera flavi 3 Ol. Sesami 3 Lanolini 10 S.u.e • Unguentum Liniens (F.N. 1978), salep sejuk R/ Cetacei 12,5 Cerae albi 12 Paraffin liq 56 Natrii tetraboras 0,5 Aquadest 19 ml
  • 109. SUPPOSITORIA, OVULA • Supositoria: sediaan padat yg digunakan melalui dubur, berbentuk turpedo, dpt melunak atau melarut atau meleleh pada suhu kamar • Bahan dasar: lemak coklat (oleum cacao), polietilenglikol (PEG) atau lemak tengkawang (oleum shoreae) atau gelatin • Bobot supositoria: 3 g dewasa, 2 g anak2
  • 110. Keuntungan Suppositoria • Dpt menghindari terjadinya iritasi pada lambung • Dpt menghindari kerusakan obat oleh enzim pencernaan • Langsung dpt masuk melalui saluran darah, efek lebih cepat daripada penggunaan per oral • Cocok untuk pasien yg mudah muntah atau tdk sadar
  • 111. Pembuatan suppositoria • Bahan dasar yg digunakan hrs dpt meleleh pd suhu tubuh/ larut dlm cairan rektum • Bahan obat hrs larut dlm dasar suppositoria, bila perlu dipanaskan • Bila obatnya sukar larut dlm bahan dasar maka hrs diserbuk yg halus • Setelah campuran obat dan bahan dasar meleleh/ mencair, dituangkan dlm cetakan suppositoria dan didinginkan
  • 113. Penentuan isi berat suppositoria • Menimbang obat untuk 1 suppositoria • Mencampur obat dengan sedikit bahan dasar yg dilelehkan • Memasukkan campuran tsb dalam cetakan • Menambah bahan dasar yang telah dilelehkan sampai penuh • Mendinginkan cetakan yg berisi campuran tsb • Mengeluarkan suppositoria dari cetakan • Berat basis yg hrs ditambahkan: berat suppo dikurangi berat obat
  • 114. Hal2 yg hrs diperhatikan dlm pembuatan suppositoria • Masa hrs dibuat berlebih • Cetakan sebelumnya dibasahi dengan parafin, minyak lemak, atau spiritus saponatus (soft soap liniment) • Supositoria dng bahan PEG dan Tween tdk perlu bahan pelicin
  • 115. Supositoria dng bahan Lemak Coklat (Oleum cacao) • Merupakan trigliserida • Pada suhu < 30°C mrpkn masa semi padat, mengandung banyak kristal dari trigliserida padat dan mrpkn bag nyata dr cairan, yg cair diikat dng tenaga tegangan muka. • pd suhu 30°C mulai mencair • Meleleh pd suhu 34°C-35°C • Sifat fisika lemak coklat bersifat karakteristik: bersifat polimorfi, mempunyai 3 inti kristal:α, ß tdk stabil, ß stabil (34,5°C ),Ɵ
  • 116. Supositoria dng bahan Lemak Coklat (Oleum cacao) • Pemanasan tinggi: lemak coklat mencair sempurna seperti minyak dan kehilangan inti kristal stabil • Bila didinginkan pd suhu <15°C akan mengkristal dlm bentuk kristal metastabil • Utk meningkatkan titik lebur lemak coklat ditambahkan cera flava atau cetaceum • Penambahan cera flava tdk boleh lebih dari 6% sebab akan akan memperoleh campuran dng titik lebur > 37°C dan tdk boleh < 4%
  • 117. Contoh resep supositoria • R/ Cocaini Hydrochlorid 0,05 Sol. Adrenalin Bitartr gtts VI Acidi Borici 0,05 m.f. supp dtd no VI S.3.d.d I supp
  • 118. Contoh resep supositoria • R/ Balsam Peruv. 3 Acidi Borici 8,64 Zinci Oxydi 8,64 Cera flava 2,4 Ultramarin 0,08 Ol. Cacao qs m. f. supp no 24 S. supp.contr.haemorrhoid
  • 119. Penanganan secara khusus 1. Balsam Peruvianum digerus dulu dng sebagian lemak coklat sampai mjd pasta, selanjutnya sisa zat digerus dan dicampurkan R/ Zinci Oxydi 0,3 Bals. Peruvian. 0,075 m.f.supp dtd No. V S.1-2 dd 1 supp
  • 120. Penanganan secara khusus… 2. Ekstrak kering, opium concentratum dan pantopon digerus halus dulu dlm mortir yg dialasi dulu dng SL, setelah itu camp serbuk halus digerus dng sedikit lemak coklat R/ Opii Extract 0,05 Morphini Hydrochlorid 0,02 m.f.supp dtd no V S.s.n.s 1 supp.
  • 121. Penanganan secara khusus… • R/ Bellad. Extract 0,02 Opii extract 0,05 m.f.supp dtd No V S.3 d d 1 supp.
  • 122. Penanganan secara khusus… 3. Ichtamolum dlm supositoria dikerjakan seperti pd Balsamum peruvianum. Bila mengandung ichtamolum lebih dari 10% maka sebagian lemak coklat diganti dng cera flava 5% agar supositoria tdk menjadi lembek R/ Ichtamoli 0,05 Procain Hydrochlor 0,04 m f supp dtd No. V S 2 d d 1 supp
  • 123. Suppositoria dng bahan dasar PEG • PEG: Polyethylenglicol, polimerisasi etilenglicol • BM: 300 – 6000 • Di perdagangan: PEG 400, 1000, 1500,4000, 6000 • PEG dng BM di bawah 1000 berbentuk cair, di atas 1000 padat lunak • Keuntungan PEG: mudah larut dlm cairan rektum, tdk ada modifikasi titik lebur shg tdk mudah leleh pd suhu kamar
  • 124. Contoh Resep • R/ PEG 1500 1 bagian PEG 400 2 bagian • Contoh bahan dasar suppositoria dng Peg menurut Hassler & Sperandio R/ PEG 4000 33% PEG 6000 47 % Aqua 20% R/ PEG 1540 33% PEG 6000 47% Aqua 20%
  • 125. Pembuatan suppositoria dng PEG • Dilakukan dng melelehkan bahan dasar/ basis lalu dituang dalam cetakan seperti pd pembuatan supositoria dng basis Oleum cacao • Percobaan Hassler&Sporandio: dng bermacam2 garam barbital yg larut air menunjukkan dng basi oleum cacao onset-nya lebih cepat, dng basis PEG durasi-nya lebih lama
  • 126. Suppositoria dng basis Gelatin • Dlm Ph. Ned: panasi 2 bagian Gelatin dng 4 bag air dan 5 bag gliserin sampai diperoleh massa yg homogen. Tambahkan air panas sampai diperoleh 11 bagian. Biarkan massa cukup dingin dan tuangkan dlm cetakan hingga diperoleh supositoria dng berat 4 g • Obat yg ditambahkan dilarutkan atau digerus dng sedikit air atau glycerin yg disisakan dan dicampurkan pd massa yg sudah dingin • Bila obat sedikit; dikurangkan pd berat air, bila obat banyak, dikurangkan berat masa bahan dasar
  • 127. Contoh Resep Supositoria dng Basis Gelatin • R/ Zinci Oxyd. 0,100 Ichtamoli 0,250 m f supp gelatinos dtd No. X S m et vesp 1 supp
  • 128. OVULA • OVULA: sediaan padat, umumnya berbentuk telur, mudah melemah (lembek) dan meleleh pd suhu tubuh, dpt melarut dan digunakan sbg obat luar khusus untuk vagina • Sebagian bahan dasar yg digunakan utk ovula harus dpt larut dlm air atau meleleh pada suhu tubuh • Bobot ovula: 3-6 gram, umumnya 5 gram
  • 129. Ovula… • Sebagian bahan dasar dpt digunakan oleum cacao atau campuran PEG dlm berbagai perbandingan • Contoh resep: R/ Sulfanilamid 0,5 Acid. Borici 0,2 Ol. Cacao qs m f ovulae dtd No. X S.u.e
  • 130. GALENICA • Sediaan Galenik: sediaan yg dibuat dari bahan baku dari hewan atau tumbuh-tumbuhan yg disari • Zat2 yg tersari terdapat dlm sel2 bagian tumbuh2an yg umumnya dlm keadaan kering • Cairan penyari masuk ke dlm sel2 dari bahan2 dan zat yg tersari larut dlm cairan penyari, setelah itu larutan yg mengandung zat tersari dipisahkan dari simplisia yg tersari. • Penyarian akan lbh cepat terjadi bila bahan dasar halus
  • 131. GALENICA… • Penggolongan berdasar cara pembuatan: • Aqua aromatika • Ekstrak • Infusa • Sirupi • Spirtus Aromatici • Tincturae • Vina • Sediaan galenik yg menggunakan metode khusus: Infusum Hyoscyami Oleosum, Sol. Carbonis Detergens atau Liquor Carbonatis detergens (Liqadet)
  • 132. Aqua aromatica (Air aromatik) • Air aromatik: larutan jenuh minyak atsiri dalam air • Pembuatan: melarutkan sejumlah minyak atsiri dlm air sesuai yg tertera dlm 60 ml etanol 95%, tambahkan air sedikit demi sedikit sambil dikocok kuat-kuat hingga 100 ml. ditambah 500 mg talcum sambil dikocok sekali-kali, biarkan beberapa jam, saring. 1 bagian volume filtrat diencerkan dng 39 bagian vol air
  • 133. Aqua aromatica (Air aromatik) • Air aromatik: cairan jernih atau agak keruh, mempunyai bau dan rasa yg tdk menyimpang dari bau dan rasaminyak atsiri asal. • Penyimpanan: dlm wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya dan di tempat sejuk. Jmlh bagian minyak atsiri u/ : • Aqua Foeniculi: 4 g Oleum Foeniculi • Aqua Menthae piperitae: 1 g Oleum menthae piperitae
  • 134. Aqua aromatica (Air aromatik) • Pembuatan Aqua rosae: 1 g Oleum Rosae dlm 20 ml etanol. Pd filtrat ditambahkan air secukupnya hingga 5000 ml dan disaring • Jika tjd kekeruhan pd penyimpanan: sblm digunakan disaring
  • 135. Ekstrak • Ekstrak adalah sediaan yg dpt berupa kering, kental, dan cair, dibuat dng menyari simplisia nabati atau hewani menurut cara yg sesuai, dng maserasi, perkolasi atau infus • Cairan penyari: air, eter atau campuran etanol dan air. Ekstrak: • Ekstractum liquidum (cair) • Ekstractum spissum (kental) • Ekstraktum siccum (kering)
  • 136. Sirup • Sirup: sediaan cair berupa larutan yg mengandung sakarosa. Kadar sakarosa tdk kurang dari 64,0% dan tdk lebih 66,9% kecuali dinyatakan lain.
  • 137. Spiritus Aromatici • Spiritus Aromatici dibuat dng maserasi sejumlah simplisia dng campuran sejumlah etanol dan air selama 24 jam. Maserat lalu didestilasi sampai diperoleh 1000 bagian. • Kadar etanol spiritus aromatici adalah 65% v/v • Spirtus aromatici harus jernih, tdk berwarna, cairan berbau aroma dan berasa.
  • 138. Bhn pembawa : • dasar salep hidrokarbon : vaselin album/flavum • dasar salep serap  anhydrous : adep lanae hydrous : lanolin, emulsi W/O • dasar salep yg dapat dicuci air : emulsi O/W • dasar salep larut dlm air/ tak berlemak : PEG, tragakanta Fungsi bahan pembawa: pelumas, pelunak, pelembab, pembersih,pengering, pelindung
  • 139. Unguentum/0intment Bahan dasar unguentum : R/ Acid. benzoic. 5% - hidrokarbon Acid.salicyl. 5% - serap : adep lanae, lanolin Adeps lanae g 2 - Sifat : Vaselin alb. g 9 oklusif  penetrasi ↑ m.f.l.a. ungt. g 20 cocok utk dermatosis kronis S.b.d.d. m.et.v.u.e cocok utk kulit kering R/ Nerisona fatty ointment tube I sifat fatty ointment: S.b.d.d.m.et.v.u.e -bhn dasar berlemak R/ Nerisona ointment tube I bebas air  kontak >> lama S.b.d.d.m.et.v.u.e
  • 140. Cream Bahan dasar : R/ Chloramphenicol 2% -tipe emulsi W/O atau O/W Basis cream A/O q.s.ad g 20 -mudah dibersihkan S.b.d.d.m.et.v.u.e -absorpsi obat cukup baik Sifat O/W -cocok utk dermatosis akut/ R/ Nerisona cream tube I sub akut dan kosmetika S.b.d.d.m.et.v.u.e -pendingin Sifat W/O R/ Locoid lipocream tube I -cocok utk dermatosis kronis/ S.b.d.d..m.et.v.u.e sub kronis -pelumas -sedikit oklusif
  • 141. Sifat: Pasta z. padat (obat+pengisi)40- 60% R/ Acid.boric g 1,4 bhn pembawa : hidrokarbon, Zinc.Oxyd g 8 larut dalam air Ol.sesami ad g 20 umumnya sbg antiseptik m.f.l.a. pasta S.b.d.d.m.et.v.u.e Gel/jeli Sifat : -kental, sedikit cair dan lengket R/ Bioplacenton gel tube I -thermoreversibel S.b.d.d.m.et.v.u.e -pendingin -bhn gom, tragakan, PEG R/ Voltaren emulgel tube I -obat kontak lama dng kulit dan S.b.d.d.m.et.v.u.e mudah kering -non oklusif
  • 142.
  • 143. sifat : R/ Kenalog in ora base tube I -bhn dasar larut dlm air S.t.d.d. u.e -salep mukosa  melindungi mukosa mulut/ bibir Oculentum/salep mata Sifat : -bhn dasar hidrokarbon R/ Oculentum Kemicetin tube I  kontak lama S.s.d.d.o.d.et.o.s.v.u.e -aturan pakai 2 x sehari
  • 144. CARA PENGGUNAAN SEDIAAN SALAP MATA
  • 145. SEDIAAN PATCH (secara transdermal) R/ Nitrodisc Transdermal System No X S.u.c Sifat : -cocok utk pasien muntah,mual -tdk lewat lintas utama -tdk lewat lambung -aktivitas > panjang tuk obat yg punya t1/2 pendek -terapi dapat > 1hari tgt obat -cepat dihentikan -identifikasi >cepat darurat -letak tempel tgt obat R/ Nicotrol Transdermal patch No XXX S.u.c
  • 146. CARA PENGGUNAAN PATCH SECARA TRANSDERMAL
  • 147.
  • 149. SEDIAAN INJEKSI… • Injeksi: Sediaan steril yang disuntikkan dng cara merobek jaringan ke dalam kulit atau melalui kulit atau melalui selaput lendir • Injeksi: larutan, emulsi, suspensi atau serbuk steril yg harus disuspensikan dahulu sebelum digunakan
  • 150. Keuntungan sediaan injeksi 1. Obat cepat mulai bekerja (onset cepat) 2. Efek obat dapat diperkirakan dng pasti 3. Bioavailabilitas sempurna atau hampir sempurna 4. Kerusakan obat dlm tractus gastrointestinal dapat dihindarkan 5. Dpt diberikan pada penderita yg tidak dpt menelan obat atau tidak sadar dan atau memerlukan pengobatan jangka panjang
  • 151. Kelemahan sediaan injeksi 1. Timbul rasa nyeri saat penggunaan 2. Ada efek psikologis penderita yang akan diinjeksi 3. Kekeliruan pemberian obat atau kekeliruan dosis hampir tdk mungkin diperbaiki, terutama setelah pemberian intra vena 4. Pemberian obat hanya dpt dilakukan oleh dokter, bidan, atau perawat yang kompeten
  • 152. Cara Pemberian Obat Parenteral 1. Sub Cutan (s.c) di bawah kulit 2. Intra muskular (i.m) 3. Intra vena (i.v) 4. Venoclycis atau infus intra vena 5. Cara pemberian parenteral lainnya: intra- arterial, intraspinal, intrathecal, intracisternal, intra-articular, intracor/intra cardial, intrapleural, intradermal, perytoneal dialysis
  • 153. 1. Sub cutan (s.c) a. Volume yg disuntikkan biasanya antara 0,1- 0,2 ml, maksimal 2 ml b. Permulaan kerja (onset) obat lebih cepat daripada sediaan per oral, tetapi lebih lama daripada dng cara i.v c. Banyak obat dpt diberikan secara s.c, contoh: insulin & vaksin
  • 154. 1. Sub cutan (s.c)…
  • 155. 2. Intra muscular (i.m) a. Volume yg disuntikkan 1-3 ml atau tdk lebih dari 4 ml, jk volume lbh besar yg diperlukan, berikan beberapa kali terpisah b. Kecepatan penyerapan obat antara i.v dan s.c c. Selain larutan obat dalam air juga dpt diberikan obat dlm bentuk larutan dlm minyak, suspensi dlm air/minyak emulsi O/W atau W/O
  • 156. 2. Intra muscular (i.m)… d. Obat dlm bentuk suspensi & emulsi memberikan onset kerja yg lebih lama & umumnya daya kerja/efeknya lebih lama daripada obat bentuk larutan dalam air e. Obat dng dissolusi dan penyerapan lama dpt bekerja sbg “depot”, konsentrasi tertinggi dlm darah dicapai sesudah 1-2 jam(tergantung ukuran partikel dan dissolusi obat)
  • 157. 2. Intra muscular (i.m)…
  • 158. 3. Intravena (i.v) a. Obat langsung disuntikkan ke dlm vena dng volume 1-50 ml b. Kecepatan menyuntik 1 ml/10 sekon utk volume sampai 5 ml dan 1 ml/20 sekon utk lebih dari 5 ml c. Obat berupa larutan murni dlm air (kecuali emulsi tertentu) d. Tdk menyebabkan iritasi jaringan lain e. Availabilitas obat maksimum
  • 159. 3. Intravena (i.v)… f. Kecepatan menyuntik harus diperhatikan g. Lama obat bekerja tergantung pd dosis permulaan yg diberikan, juga pd farmakokinetika obat (distribusi, metabolisme, eksresi) h. Kesalahan pemberian obat sulit diperbaiki, cepatnya absorpsi obat tdk memungkinkan diberikannya antidotum
  • 161. 4. Venoclysis atau infus intravena a. Obat disuntikkan dlm jumlah yg besar ke dlm vena dng volume 100-1000 ml b. Tujuan venoclysis: memberikan elektrolit & nutrisi, mengembalikan volume darah, menghindarkan dehidrasi jaringan, mengencerkan bahan toksik yg terdapat dlm cairan tubuh c. Memberikan terapi yg kontinu dlm jangka panjang dng mengkombinasikan obat dng cairan infus i.v
  • 162. 4. Venoclysis atau infus intravena d.Volume besar cairan infus i.v dpt berupa Solutio Natrii Chlorid 0,9%, Solutio Dextrose/ Glucose 5%, larutan karbohidrat, asam amino, vitamin, mineral dan elektrolit yg tdk dpt diberikan makanan secara oral
  • 163. 5. Cara pemberian parenteral lain a. Intra-arterial: - Disuntikkan langsung ke dlm arteri - Untuk antineoplastika, antibiotika b. Intraspinal: - Disuntikkan ke dlm spinal canal - Vol yg disuntikkan sekitar 10 ml - Larutan harus isotonis
  • 164. 5. Cara pemberian parenteral lain… c. Intrathecal - Disuntikkan langsung ke dlm cairan cerebrospinal melalui subarachnoid space yg ada pd tulang belakang - Larutan hrs isotonis d. Intracisternal - Disuntikkan langsung ke dlm daerah caudal otak antara cerebellum dan medulla oblongata
  • 165. 5. Cara pemberian parenteral lain… f. Intracardial - Disuntikkan langsung ke otot jantung - Dlm keadaan emergency, contoh:Adrenalin g. Intrapleural - Disuntikkan langsung ke dlm rongga pleura atau ke dlm paru
  • 166. 5. Cara pemberian parenteral lain… h. Intradermal - Disuntikkan ke dlm lapisan kulit - Umumnya utk test diagnostik - Volume yg disuntikkan 0,05 ml/ kali - Larutan hrs isotonis
  • 167. 5. Cara pemberian parenteral lain… i. Peritoneal Dialysis - Larutan disuntikkan secara kontinu ke dlm rongga perut, mencucu peritoneum (semi permeabel) dan secara kontinu larutan dikeluarkan lagi - Tujuan: Mengeluarkan racun dari tubuh Meningkatkan ekskresi ginjal pd keadaan”renal insufficiency”
  • 168. 5. Cara pemberian parenteral lain… • Larutan utk peritoneal Dialysis mengandung glucose dan kadar ion yg sama dng cairan ekstraseluler • Toksin atau cairan elektrolit terdifusi • Bila larutan glucose berupa larutan hipertonis maka kelebihan cairan tubuh penderita dpt ditarik/ dikeluarkan dan dibuang
  • 169. Wadah Obat Suntik a. Wadah utk dosis tunggal (single dose) b. Wadah dosis ganda (multiple dose)
  • 170. Syarat wadah obat suntik
  • 171. SEDIAAN INJEKSI - BSO : solusio, suspensi, emulsi - kering (dry injeksi) di + aqua bides  solusio, suspensi R/ Injectie Cyanocobalamin mcg 500/ml ampul No V S.i.m.m R/ Dry injectie Celotaxime g 1 vial No V S.i.m.m.
  • 172. SEDIAAN PHARMACEUTICAL INSERT Supositoria Sifat : R/ Sup. Dulcolax No VII - sistemik atau lokal S.s.d.d.I sup.m.u.e - bhn dasar ol.cacao atau camp. PEG, gelatin,surfaktan R/ Sup.Borraginol-N No V -> meleleh,melunak,melarut S.s.d.d.I sup. v.u.e - aturan pakai disesuaikan bahan obat Ovula Sifat ovula -lokal R/ Ovula Flagystatin No VII -bhn dasar = supositoria S.s.d.d.I.ovula.v.u.e -penyimpanan dlam almari es R/ Tab. vaginal Talsutin No VII Sifat tablet vaginal S.s.d.d I tab.v.u.e -lokal -bhn dasar = tablet
  • 173. Cara penggunaan tablet vagina/ovula tanpa aplikator
  • 175. CARA PENGGUNAAN SEDIAAN SUPOSITORIA
  • 176. SEDIAAN SPRAY, AEROSOL DAN INHALER Spray R/ Nasal spray Iliadin 0.05% lag I Sifat spray : S.t.d.d.I spray Isi : bhn lar.air/minyak efek : lokal kegunaan :kosmetik, tenggorokan, kulit, intranasal Aerosol R/ Bricasma aerosol inhalasi lag I S.t.d.d. puff I Sifat aerosol  zat pendorong+bhn obat  BSO : cair, gas, padat  efek :- sistemik  MDI  lewat mulut/hidung - lokal
  • 177. CARA PENGGUNAAN SEDIAAN SEMPROT HIDUNG
  • 179. Inhalasi R/ Becotide inhalasi lag I S.t.d.d. puff I sifat inhalasi : -satu atau lebih bhn obat -BSO : cair, padat -efek : sistemik atau lokal -penggunaan lewat mulut/hidung Vick Inhaler : satu atau kombinasi bhn obat yg bertekanan uap tinggi terbawa aliran udara ke lubang hidung
  • 180. CARA PENGGUNAAN INHALER (TURBUHALER)