Dokumen tersebut membahas mengenai perilaku menyimpang pada remaja dan faktor-faktor penyebabnya, antara lain proses sosialisasi yang tidak sempurna, pengaruh lingkungan dan media, serta ketidakmampuan menyerap norma budaya. Dokumen tersebut juga menjelaskan upaya antisipasi seperti penanaman nilai dan sanksi, serta cara mengatasi perilaku menyimpang.
2. Perilaku Menyimpang
Perilaku menyimpang adalah perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai kesusilaan atau
kepatutan, baik dalam sudut pandang kemanusiaan (agama) secara individu maupun
pembenarannya sebagai bagian daripada makhluk sosial.
Berikut ada lima daftar masalah yang selalu dihadapi para remaja di sekolah :
1. Perilaku Bermasalah (problem behavior). Masalah perilaku yang dialami remaja di sekolah
dapat dikatakan masih dalam kategori wajar jika tidak merugikan dirinya sendiri dan orang
lain. Dampak perilaku bermasalah yang dilakukan remaja akan menghambat dirinya dalam
proses sosialisasinya dengan remaja lain, dengan guru, dan dengan masyarakat. Perilaku malu
dalam dalam mengikuti berbagai aktvitas yang digelar sekolah misalnya, termasuk dalam
kategori perilaku bermasalah yang menyebabkan seorang remaja mengalami kekurangan
pengalaman. Jadi problem behaviour akan merugikan secara tidak langsung pada seorang
remaja di sekolah akibat perilakunya sendiri.
2. Perilaku menyimpang (behaviour disorder). Perilaku menyimpang pada remaja merupakan
perilaku yang kacau yang menyebabkan seorang remaja kelihatan gugup (nervous) dan
perilakunya tidak terkontrol (uncontrol). Memang diakui bahwa tidak semua remaja mengalami
behaviour disorder. Seorang remaja mengalami hal ini jika ia tidak tenang, unhappiness dan
menyebabkan hilangnya konsentrasi diri. Perilaku menyimpang pada remaja akan
mengakibatkan munculnya tindakan tidak terkontrol yang mengarah pada tindakan kejahatan.
Penyebab behaviour disorder lebih banyak karena persoalan psikologis yang selalu menghantui
dirinya.
3. Penyesuaian diri yang salah (behaviour maladjustment). Perilaku yang tidak sesuai yang
dilakukan remaja biasanya didorong oleh keinginan mencari jalan pintas dalam menyelesaikan
sesuatu tanpa mendefinisikan secara cermat akibatnya. Perilaku menyontek, bolos, dan
melangar peraturan sekolah merupakan contoh penyesuaian diri yang salah pada remaja di
sekolah menegah (SLTP/SLTA).
4. Perilaku tidak dapat membedakan benar-salah (conduct disorder). Kecenderungan pada
sebagian remaja adalah tidak mampu membedakan antara perilaku benar dan salah. Wujud
3. dari conduct disorder adalah munculnya cara pikir dan perilaku yang kacau dan sering
menyimpang dari aturan yang berlaku di sekolah. Penyebabnya, karena sejak kecil orangtua
tidak bisa membedakan perilaku yang benar dan salah pada anak.
5. Attention Deficit Hyperactivity disorder, Attention Deficit Hyperactivity disorder yaitu anak yang
mengalami defisiensi dalam perhatian dan tidak dapat menerima impul-impuls sehingga
gerakan-gerakannya tidak dapat terkontrol dan menjadi hyperactif. Remaja di sekolah yang
hyperactif biasanya mengalami kesulitan dalam memusatkan perhatian sehingga tidak dapat
menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan kepadanya atau tidak dapat berhasil dalam
menyelesaikan tugasnya. Jika diajak berbicara, remaja yang hyperactif tersebut tidak
memperhatikan lawan bicaranya. Selain itu, anak hyperactif sangat mudah terpengaruh oleh
stimulus yang datang dari luar serta mengalami kesulitan dalam bermain bersama dengan
temannya.
Adapun faktor-faktor penyebab timbulnya perilaku yang menyimpang adalah sebagai
berikut:
1. Perbedaan status (kesenjangan) sosial antara si kaya dan si miskin yang sangat mencolok
mengakibatkan timbulnya rasa iri dan dengki sehingga terjadilah tindak korupsi, manipulasi,
dan kolusi.
2. Banyaknya pemuda putus sekolah (drop out) dan pengangguran. Mereka yang tidak mempunyai
keahlian tidak mungkin bisa bekerja di perkantoran, padahal mereka membutuhkan sandang,
pangan, dan tempat tinggal. Akhirnya, mereka mengambil jalan pintas dengan menjadi
pengamen atau pengemis jalanan.
3. Kebutuhan ekonomi untuk serba berkecukupan, tanpa harus bersusah payah bekerja,
mengakibatkan seseorang mengambil jalan pintas dengan cara mencuri, merampok,
menodong, dan lain-lain.
4. Keluarga yang berantakan (broken home) dapat menyebabkan adanya penyimpangan sosial.
Sebagai pelampiasan, mereka melakukan kegiatan-kegiatan yang sifatnya negatif seperti
berjudi, narkoba, miras, terjun ke dalam kompleks prostitusi.
5. Pengaruh media massa seperti adanya berita dan gambar-gambar serta siaran TV yang
menyajikan tentang tayangan tindak kekerasan dan kriminalitas.
4. Sementara itu menurut Wilnes dalam bukunya Punishment and Reformation sebab-sebab
penyimpangan/kejahatan dibagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut:
1. Faktor subjektif, yaitu faktor yang berasal dari seseorang itu sendiri (sifat pembawaan yang
dibawa sejak lahir).
2. Faktor objektif, yaitu faktor yang berasal dari luar (lingkungan).
Berikut diuraikan beberapa penyebab terjadinya penyimpangan seorang individu dari
faktor objektif:
1. Ketidaksanggupan menyerap norma-norma kebudayaan. Seseorang yang tidak sanggup
menyerap norma-norma kebudayaan ke dalam kepribadiannya, ia tidak dapat membedakan
hal yang pantas dan tidak pantas. Keadaan itu terjadi akibat proses sosialisasi yang tidak
sempurna, misalnya seseorang tumbuh dalam keluarga yang retak (broken home). Apabila
kedua orangtuanya tidak bisa mendidik anaknya dengan sempurna maka anak itu tidak akan
mengetahui hak dan kewajibannya sebagai anggota keluarga.
2. Proses belajar yang menyimpang. Seseorang yang melakukan tindakan yang menyimpang
karena seringnya membaca atau melihat tayangan tentang perilaku menyimpang. Hal itu
merupakan bentuk perilaku menyimpang yang disebabkan karena proses belajar yang
menyimpang.
3. Ketegangan antara kebudayaan dan struktur sosial. Terjadinya ketegangan antara kebudayaan
dan struktur sosial dapat mengakibatkan perilaku menyimpang. Hal itu terjadi jika dalam
upaya mencapai suatu tujuan seseorang tidak memperoleh peluang, sehingga ia mengupayakan
peluang itu sendiri, maka terjadilah perilaku menyimpang.
4. Ikatan sosial yang berlainan.setiap orang umumnya berhubungan dengan beberapa kelompok.
Jika pergaulan itu mempunyai pola-pola perilaku yang menyimpang, maka kemungkinan ia
juga akan mencontoh pola-pola perilaku menyimpang.
5. Akibat proses sosialisasi nilai-nilai sub-kebudayaan yang menyimpang. Seringnya media massa
menampilkan berita atau tayangan tentang tindak kejahatan (perilaku menyimpang)
menyebabkan anak secara tidak sengaja menganggap bahwa perilaku menyimpang adalah
sesuatu yang wajar. Hal inilah yang dikatakan sebagai proses belajar dari sub-kebudayaan yang
5. menyimpang, sehingga terjadi proses sosialisasi nilai-nilai sub-kebudayaan menyimpang pada
diri seseorang yang menganggap perilaku menyimpang merupakan sesuatu yang wajar.
Faktor - faktor penyebab perilaku menyimpang, antara lain :
1. Sikap mental yang tidak sehat.
suatu sikap tidak merasa bersalah/ menyesal atas perbuatannya yang menurut masyarakat
dianggap menyimpang. Contoh : profesi pelacur, maklar kasus, renternir, dll.
2. Ketidakharmonisan dalam rumah tangga
disharmonisasi dalam keluarga seperti Broken Home, salah satu anggota keluarga ada yang
meninggal, dll.
3. Pelampiasan rasa kecewa
kegagalan terhadap suatu yang diinginkan dapat menyebabkan perilaku menyimpang sebagai
bentuk pelarian masalah. Contoh : narkoba, bunuh diri
4. Dorongan kebutuhan ekonomi
kemiskinan dan ketidakpuasan terhadap apa yang dimiliki mendorong orang untuk
menyimpang seperti mencuri, merampok, melacurkan diri.
5. Pengaruh lingkungan dan media massa
teman sepermainan, pergaulan, media cetak dan elektronik mempengaruhi perilaku dan
tindakan individu
6. Keinginan untuk dipuji
gaya hidup glamor, sok kaya, sok modern menyebabkan orang cenderung menyimpang seperti
korupsi, merampok, menjual diri
7. Proses belajar menyimpang
interaksi dengan orang lainyang menyimpang akan mempengaruhi pikiran dan kepribadin
untuk cenderung menyimpang seperti penggunaan obat, genk motor, merokok.
8. Ketidaksanggupan menyerap nilai dan norma
ketidaksanggupan menyerap norma ke dalam kepribadian seseorang disebabkan menjalani
proses sosialisasi yang salah/ tidak sempurna sehingga tidak sanggup menjalankan peran yang
dikehendaki masyarakat.
9. Adanya ikatan sosial yang berlainan
6. identifikasi diri dengan kelompok mempengaruhi kepribadian. Jika kelompok yang digauli
menyimpang kecenderungan menyimpang lebih besar
10. Proses sosialisasi sub kebudayaan menyimpang
suatu kebudayaan khusus yang normanya bertentangan dengan norma budaya yang dominan.
Perilaku individu dipengaruhi oleh nilai sub kebudayaan masyarakat seperti tempat tinggal
dilingkungan kumuh, dekat dengan kompleks pelacuran
11. Kegagalan dalam proses sosialisasi
keluarga inti maupun keluarga luas bertanggung jawab terhadap penanaman nilai dan norma
pada anak. Kegagalan proses pendidikan dalam keluarga menyebabkan terjadinya
penyimpangan.
Penyebab terjadinya penyimpangan seorang individu (faktor objektif), yaitu :
1. Ketidaksanggupan menyerap norma-norma kebudayaan. Seseorang yang tidak sanggup
menyerap norma-norma kebudayaan ke dalam kepribadiannya, ia tidak dapat membedakan
hal yang pantas dan tidak pantas. Keadaan itu terjadi akibat dari proses sosialisasi yang tidak
sempurna, misalnya karena seseorang tumbuh dalam keluarga yang retak (broken home).
Apabila kedua orang tuanya tidak bisa mendidik anaknya dengan sempurna maka anak itu
tidak akan mengetahui hak dan kewajibannya sebagai anggota keluarga.
2. Proses belajar yang menyimpang. Seseorang yang melakukan tindakan menyimpang karena
seringnya membaca atau melihat tayangan tentang perilaku menyimpang. Hal itu merupakan
bentuk perilaku menyimpang yang disebabkan karena proses belajar yang menyimpang. karier
penjahat kelas kakap yang diawali dari kejahatan kecil-kecilan yang terus meningkat dan
makin berani/nekad merupakan bentuk proses belajar menyimpang.
3. Ketegangan antara kebudayaan dan struktur sosial. Terjadinya ketegangan antara kebudayaan
dan struktur sosial dapat mengakibatkan perilaku yang menyimpang. Hal itu terjadi jika dalam
upaya mencapai suatu tujuan seseorang tidak memperoleh peluang, sehingga ia mengupayakan
peluang itu sendiri, maka terjadilah perilaku menyimpang.
4. Ikatan sosial yang berlainan. Setiap orang umumnya berhubungan dengan beberapa kelompok.
Jika pergaulan itu mempunyai pola-pola perilaku yang menyimpang, maka kemungkinan ia
juga akan mencontoh pola-pola perilaku menyimpang.
7. 5. Akibat proses sosialisasi nilai-nilai sub-kebudayaan yang menyimpang. Seringnya media massa
menampilkan berita atau tayangan tentang tindak kejahatan (perilaku menyimpang)Hal inilah
yang dikatakan sebagai proses belajar dari sub-kebudayaan yang menyimpang.
Upaya-upaya Mengantisipasi dan mengatasi Penyimpangan Sosial
Antisipasi adalah usaha sadar yang berupa sikap, perilaku atau tindakan yang dilakukan
seseorang melalui langkah-langkah tertentu untuk menghadapi peristiwa yang kemungkinan
terjadi. Beberapa upaya untuk mengantisipasi penyimpangan sosial adalah :
1. Penanaman nilai dan norma yang kuat.
2. Penanaman nilai dan norma yang kuat
3. Berkepribadian Kuat dan Teguh
Upaya-upaya Mengatasi Penyimpangan Sosial
1. Sanksi yang tegas
2. Giatkan penyuluhan-penyuluhan
3. Rehabilitasi sosial
Sikap Yang Cocok Dalam Menghadapi Penyimpangan Sosial
1. Tidak mudah terpengaruh
2. Berpikir positif (Positive Thinking)
Perilaku remaja yang menyimpang ini bisa disebabkan oleh beberapa hal berikut ini:
Adanya rasa cinta dan sayang yang berlebihan yang membuat remaja rela melakukan
papun dan memberikan apa saja yang dimilikinya kepada pasangannya.
Terbiasa menonton film porno
Kurangnya perhatian dan pengawasan dari orang tua
8. Materi. Banyak remaja yang menggadaikan keperawanan atau keperjakaannya demi uang.
Adanya kesempatan yang kemudian diikuti dengan niat kedua belah pihak
Takut ketinggalan trend dan disangka tidak gaul
Adanya rasa ingin tahu yang berlebihan
Persepsi yang salah bahwa remaja tersebut takut kehilangan pasangannya dan ingin
memilikinya untuk selamanya. Bukankah orang yang sudah menikah pun bisa bercerai?
Minimya pengetahuan agama
Akibat yang ditimbulkan dari perilaku remaja yang menyimpang:
1. Dosa. Itu pasti nomor satu.
2. Menjadi malas melakukan berbagai macam kegiatan.
3. Mudah lelah dan stress
4. Rasa bersalah yang mendalam
5. Aura pada tubuh menghilang
6. Terancam terkena HIV/AIDS
Cara Berhenti dan Pencegahannya
=> Hilangkan kebiasaan menonton film porno. Hapus semua file yang berisikan foto-foto maupun
film porno.
=> Ingatlah semua perbuatan yang menyimpang tersebut merupakan perbuatan dosa yang tidak
akan pernah membawa manfaat sama sekali.
=> Berhentilah bercanda seputar seks dengan teman-teman kamu.