SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  28
Télécharger pour lire hors ligne
CONTOH SOAL DAN PENYELESAIANNYA 
SOAL #1: 
Reaksi antara etilen bromida dan kalium iodida: 
C2H4Br2 + 3 KI C2H4 + 2 KBr + KI3 
berorde satu terhadap masing-masing reaktannya. Berikut ini adalah data-data percobaan 
yang dilangsungkan dalam reaktor batch bervolume-tetap pada suhu 59,7oC, dengan konsentrasi 
KI awal sebesar 0,1531 kmol/m3 dan C2H4Br2 awal sebesar 0,02864 kmol/m3. 
t (kilo-detik) 29,7 40,5 47,7 55,8 62,1 72,9 83,7 
Fraksi C2H4Br2 terkonversi 0,2863 0,3630 0,4099 0,4572 0,4890 0,5396 0,5795 
Tentukan harga konstanta kecepatan reaksinya! 
PENYELESAIAN: 
Dimisalkan: C2H4Br2 ≡ A dan KI ≡ B 
sehingga reaksi tersebut di atas dapat dituliskan sebagai: A + 3 B produk reaksi 
Persamaan kecepatan reaksinya (yang berorde satu terhadap masing-masing reaktannya) dapat 
dituliskan sebagai: -rA = k CA 
1 CB 
1 
Konsentrasi awal: CA0 = 0,02864 kmol/m3 dan CB0 = 0,1531 kmol/m3 
Sistem batch bervolume-tetap: 
r d CA 
A − = − 
d t 
− d C = 
A k C C 
d t 
maka: A B 
C d X = − − 
( )( ) A0 A B0 A0 A 
A 
k C 1 X C 3 C X 
A0 d t 
⎞ 
⎛ 
k C 1 X C C 
( ) ⎟ ⎟⎠ 
⎜ ⎜⎝ 
C d X 
A0 3 X 
= − B0 
− A 
A0 
A0 A A0 
A 
C 
d t 
d X = − − dengan: 
( )( ) A0 A A 
A k C 1 X M 3 X 
d t 
B0 
C 
A0 
M = C 
A d X 
∫ ( )( ) = ∫ 
A k C d t 
1 − X M − 
3 X 
t 
0 
X 
0 
A0 
A A 
ln M 3 X 
1 
Penyelesaian integralnya: ( ) k C t 
M 1 X 
M 3 
A0 
A = 
A 
− 
− 
− 
[M ≠ 3] 
ln M 3 X A0 
A ( ) = k C (M − 
3)t 
M 1 X 
A 
− 
− 
ln M 3 X 
Plot linier antara A 
M ( 1 − 
X 
) A 
− 
versus t akan menghasilkan slope kurva sebesar k C (M 3) A0 − 
5,3457 
M C 0,1531 kmol / m 
3 
= B0 = = 
0,02864 kmol / m 
C 
3 
A0 
t (kilo-detik) 
A 
M 3 X 
XA M ( 1 − 
X 
) A 
− 
A 
ln M 3 X 
( ) A 
M 1 − 
X 
− 
0.5 
0.45 
0 0 1 0 
0.4 
29,7 0,2863 1,1760 0,1621 
0.35 
40,5 0,3630 1,2501 0,2232 
0.3 
47,7 0,4099 1,3048 0,2661 
0.25 
0.2 
55,8 0,4572 1,3696 0,3145 
0.15 
62,1 0,4890 1,4199 0,3506 
0.1 
72,9 0,5396 1,5143 0,4149 
0.05 
83,7 0,5795 1,6047 0,4729 0 
0 20 40 60 80 100 
t (kilo-detik)
dy/kinkat/contoh soal & penyelesaian/campur/reaksi homogen/2006/halaman 2 
Berdasarkan grafik di atas: Slope = k CA0 (M - 3) = 0,005634 (kilodetik)-1 
sehingga: 
( ) 
k 0,005634 kilo det ik 3 
1 
− 
0,02864 kmol / m (5,3457 3) 
= 
− 
= 0,083864 m3/kmol.kilodetik 
atau: k = 0,302 liter/mol.jam 
SOAL #2: 
Reaksi dekomposisi fase gas: A B + 2 C 
berlangsung dalam sebuah reaktor batch bervolume-tetap. Berikut ini adalah data-data yang 
diperoleh dari percobaan. 
Nomor run percobaan CA0 (mol/L) Half-life, t½ (menit) T (oC) 
1 0,025 4,1 100 
2 0,0133 7,7 100 
3 0,0100 9,8 100 
4 0,050 1,96 100 
5 0,075 1,30 100 
6 0,025 2,0 110 
Berdasarkan data-data tersebut, tentukan besarnya: 
(a) orde reaksi dan konstanta kecepatan reaksinya! 
(b) energi aktivasi (Ea) dan faktor frekuensi tumbukan (A) reaksi! (Gunakan korelasi 
Arrhenius untuk pendekatan harga k) 
PENYELESAIAN: 
Jika model persamaan kinetika reaksi dinyatakan dalam: n 
A 
− r = − d C = 
A 
k C 
A d t 
− 
− 
t 2 − 
1 − 
1 C 
= [n ≠ 1] 
Hubungan antara t½ dan CA0: ( ) 
1 n 
A0 
n 1 
2 
k n 1 
n 1 
log t log 2 − 
1 + − 
Dalam bentuk linier, persamaan tersebut dapat dituliskan: ( 1 n ) logC 
1 A0 
2 
( ) k n − 
1 
= 
− 
(a) Harga n dan k reaksi ini dapat ditentukan dengan mengolah data-data pada run percobaan nomor 
1-5 (karena dievaluasi pada suhu yang sama). 
Run percobaan nomor CA0 (mol/L) t½ (menit) log CA0 log t½ 
1 0,025 4,1 -1,6021 0,6128 
2 0,0133 7,7 -1,8761 0,8865 
3 0,01 9,8 -2 0,9912 
4 0,05 1,96 -1,3010 0,2923 
5 0,075 1,3 -1,1249 0,1139 
Plot log t½ versus log CA0: 
1.2 
1.0 
0.8 
0.6 
0.4 
0.2 
0.0 
-2.5 -2.0 -1.5 -1.0 -0.5 0.0 
-0.2 
-0.4 
-0.6 
-0.8 
-1.0 
-1.2 
log CA0 
log t1/2 
Berdasarkan grafik di samping: 
Slope = 1 – n = -1,0129 
sehingga: n = 1 + 1,0129 = 2,0129 
atau: n ≈ 2 
Intercept = -1,0218 
2 n − 1 
sehingga: log − 
1 
( ) 1,0218 
k n 1 
= − 
− 
n 1 
2 − 1 − 
1,0218 
atau: ( ) 10 0,0951 
k n 1 
= = 
− 
− 
Karena: n = 2, maka: 
10,51 L 
2 1 
k 2 1 
( ) mol.menit 
2 1 0,0951 
= 
− 
− 
= 
− 
Jadi, reaksi ini berorde dua, dengan 
konstanta kecepatan reaksi pada 100oC 
sebesar 10,51 L/mol.menit
dy/kinkat/contoh soal & penyelesaian/campur/reaksi homogen/2006/halaman 3 
(b) Harga k pada 110oC dapat dihitung berdasarkan data pada run percobaan nomor 6. 
t 2 1 = 
1 2 
A0 
2 1 
− 
= − 
Karena reaksi berorde 2 (n = 2), maka: 1 2 
( ) k C 
A0 
C 1 
k 2 − 
1 
− 
atau: 
2 
k = 1 
A0 1 C t 
20 L 
k = 1 = 
sehingga, harga k pada 110oC adalah: mol.menit 
(0,025 mol / L ) ( 2,0 menit ) 
Ea 
Persamaan Arrhenius: RT 
k A e 
− 
= 
Untuk 2 harga k yang dievaluasi pada 2 suhu T yang berbeda, berlaku: 
⎞ 
⎛ 
k atau: ⎟ ⎟⎠ 
⎟ ⎟⎠ 
⎛ 
⎜ ⎜⎝ 
1 
Ea 
− − 
1 
= R 
T 
2 T1 
2 e 
k 
1 
⎞ 
⎜ ⎜⎝ 
1 
1 
Ea 
= − − 
1 2 1 
2 
T 
T 
R 
ln k 
k 
Pada: T1 = 100oC = 373 K : k1 = 10,51 L/mol.menit 
T2 = 110oC = 383 K : k2 = 20 L/mol.menit 
ln 20 = − Ea 
⎛ 1 
− 
1 
⎞ 
atau: 
maka: ⎟⎠ 
⎜⎝ 
373 
383 
R 
10,51 
76419,13 J 
mol 
8,314 J 
1 
K 
1 
373 
1 
ln 20 
⎛ 
⎞ 
⎛ − 
383 
mol.K 
10,51 
⎞ 
⎛ 
Ea = 
⎞ 
⎟⎠ 
⎜⎝ 
⎟⎠ 
⎜⎝ 
⎟⎠ 
⎜⎝ 
= − 
Harga faktor frekuensi tumbukan reaksi (A) dapat dihitung berdasarkan salah satu data T dan k. 
Ea 
Karena: RT 
k A e 
− 
= maka: 
A k 
Ea 
e 
R T 
− 
= 
Ambil data pada 100oC; besarnya A: 
mol.menit 
5,29.10 L 
mol.K . 383K 
8,314 J 
mol 
76419,13 J 
exp 
mol.menit 
20 L 
A = 11 
⎞ 
⎟ ⎟ 
⎠ 
⎛ 
− 
⎜ ⎜ 
⎝ 
= 
Jadi, reaksi ini mempunyai energi aktivasi (Ea) sebesar 76419,13 J/mol atau 76,42 kJ/mol dan 
faktor frekuensi tumbukan (A) sebesar 5,29.1011 L/mol.menit. 
SOAL #3: 
Dimerisasi fase-gas trifluorochloroethylene (CF2=CFCl) berlangsung dalam reaktor batch 
bervolume-tetap pada suhu 440oC. Mula-mula hanya terdapat trifluorochloroethylene murni. 
Data-data berikut diperoleh melalui percobaan: 
Waktu reaksi, t (detik) 0 100 200 300 400 500 
Tekanan total sistem reaksi, P (kPa) 82,7 71,1 64,0 60,4 56,7 54,8 
Dengan menggunakan asumsi gas ideal untuk perilaku gas-gas dalam sistem reaksi, tentukan 
persamaan kinetika reaksi tersebut di atas! Gunakan model persamaan kinetika reaksi dalam 
bentuk hukum pangkat (-rA = k CA 
n) 
PENYELESAIAN: 
Reaksi dimerisasi trifluorochloroethylene: 2 CF2=CFCl 
atau, dengan pemisalan: 2 A P 
Pada sistem batch bervolume-tetap: 
CF2-CFCl 
⎪ 
CF2-CFCl 
r d CA 
A − = − sehingga: n 
A 
d t 
d C − = 
A k C 
d t 
Metode integral (khususnya metode merata-ratakan harga k dengan long-interval method) akan 
digunakan untuk menyelesaikan persoalan ini. Jika orde reaksi ditebak sebesar 0, 1, dan 2: 
Untuk tebakan n = 0 : C C k t A0 A − = sehingga: 
k CA0 CA − 
t 
= 
ln C 
Untuk tebakan n = 1 : k t 
A0 = sehingga: 
C 
A 
ln C 
C 
k A 
t 
A0 
=
dy/kinkat/contoh soal & penyelesaian/campur/reaksi homogen/2006/halaman 4 
1 
1 
A A0 
Untuk tebakan n = 2 : k t 
C 
C 
− = sehingga: 
− 
t 
1 
C 
1 
C 
k = 
A A0 
Dengan menggunakan korelasi yang menyatakan bahwa tekanan total sebuah sistem merupakan 
jumlah tekanan parsial seluruh komponennya, maka hubungan antara pA dengan P dapat 
dijabarkan sebagai berikut: 

 Pada t = 0 (mula-mula) hanya ada A murni (tidak ada zat inert) 
Artinya: P0 = pA0 

 Pada t = t (setiap saat) terdapat campuran A dan P 
Artinya: P = pA + pP 
Berdasarkan hubungan stoikiometri komponen-komponen reaksinya: 
P = pA + ½ [pA0 – pA] 
P = pA + ½ pA0 – ½ pA 
P = ½ [pA0 + pA] 
atau: pA = 2 P – pA0 
Dengan menggunakan asumsi gas ideal (pi = Ci R T), maka besaran pA dapat diubah ke dalam 
besaran CA menjadi: pA = CA R T, sehingga: 
C pA 
A = 
R T 
Suhu reaksi, T = 440oC = (440 + 273) K = 713 K 
R yang digunakan berdasarkan satuan-satuan yang bersesuaian: R = 8,314 kPa.liter/mol.K 
Hasil-hasil perhitungan harga k untuk ketiga tebakan orde reaksi tersebut di atas disajikan pada tabel 
berikut ini: 
t 
(detik) 
P 
(kPa) 
pA 
[= 2 P – pA0] 
(kPa) 
CA 
⎤ 
pA (mol/L) 
⎥⎦ 
⎡ 
= 
⎢⎣ 
R T 
k tebakan 
orde 0 
(mol/L.detik) 
k tebakan 
orde 1 
(detik-1) 
k tebakan 
orde 2 
(L/mol.detik) 
0 82,7 82,7 0,01395 - - - 
100 71,1 59,5 0,01004 3,9137. 10-5 3,2924. 10-3 0,2795 
200 64,0 45,3 0,00764 3,1546. 10-5 3,0096. 10-3 0,2959 
300 60,4 38,1 0,00643 2,5079. 10-5 2,5834. 10-3 0,2797 
400 56,7 30,7 0,00518 2,1930. 10-5 2,4774. 10-3 0,3035 
500 54,8 26,9 0,00454 1,8826. 10-5 2,2462. 10-3 0,2974 
Berdasarkan harga-harga k individual yang dihitung pada tiap-tiap tebakan orde reaksi di atas, 
terlihat bahwa k tebakan orde 0 dan k tebakan orde 1 sama-sama tidak menunjukkan konsistensi 
(karena keduanya memperlihatkan kecenderungan turun) seiring dengan bertambahnya waktu reaksi 
yang diamati. Harga k yang relatif tetap (konsisten) dicapai pada tebakan orde 2. 
Harga k rata-ratanya (pada tebakan orde 2) adalah sebesar: 
mol.det ik 
0,2912 L 
1,4560 
Σ 
k i = = 
5 
0,2795 0,2959 0,2797 0,3035 0,2974 
5 
k 
i 
+ + + + 
= = Σ 
Jadi, reaksi ini berorde 2, dengan konstanta kecepatan reaksi sebesar 0,2912 L/mol.detik. 
Atau, persamaan kinetika reaksi ini adalah: -rA = k CA 
2 
2 
-rA = 0,2912 CA 
di mana –rA [=] mol/L.detik, CA [=] mol/L, dan k [=] L/mol.detik, 
serta A menyatakan trifluorochloroethylene 
SOAL #4: 
Reaksi thermal cracking n-nonana pada 900oC berlangsung 20 kali lebih cepat dibandingkan 
dengan reaksi pada 800oC. Hitunglah energi aktivasi reaksi ini! 
PENYELESAIAN: 
T1 = 800oC + 273 = 1073 K; T2 = 900oC + 273 = 1173 K; r2 = 20 x r1
dy/kinkat/contoh soal & penyelesaian/campur/reaksi homogen/2006/halaman 5 
Ea 
Kebergantungan kecepatan reaksi terhadap suhu didekati dengan korelasi Arrhenius: RT 
k A e 
− 
= 
n 
Kecepatan reaksi dianggap mengikuti bentuk persamaan kinetika: r = k Ci 
sehingga jika ditinjau pada 2 suhu yang berbeda (T1 dan T2), maka: 
r1 = k1 Ci 
n dan: r2 = k2 Ci 
n 
k 
k C 
r 
atau: 2 = = 2 
= 
20 
k 
k C 
r 
1 
n 
1 i 
n 
2 i 
1 
Ea 
R T 
2 
⎛ 
⎞ 
⎛ 
1 
1 
20 exp Ea 
k 
= = atau: ⎟ ⎟⎠ 
Ea 
R T 
1 
2 
1 
20 A e 
A e 
k 
k 
− 
− 
⎞ 
⎜ ⎜⎝ 
⎟ ⎟⎠ 
⎜ ⎜⎝ 
= = − − 
2 
T 
T 
R 
1 2 1 
k 
Dengan mengambil harga logaritma natural terhadap kedua ruas persamaan, maka: 
⎞ 
⎟ ⎟⎠ 
⎛ 
⎜ ⎜⎝ 
1 
ln 20 Ea 
= = − − 
2 
1 
T 
T 
R 
1 2 1 
ln k 
k 
Jika harga-harga T1 dan T2 disubstitusikan (dengan mengambil harga R = 8,314 J/mol.K), maka: 
313480,7 J / mol 313,5 kJ / mol 
1 
K 
1 
8,314 J 
⎞ 
1073 
1 
⎛ − 
1173 
ln 20 
mol.K 
⎛ 
Ea = = 
⎞ 
⎟⎠ 
⎜⎝ 
⎟⎠ 
⎜⎝ 
= − 
Atau, jika diambil R = 1,987 kal/mol.K, maka Ea = 74920,1 kal/mol = 74,9 kkal/mol 
SOAL #5: 
Berikut ini adalah data percobaan kinetika untuk reaksi pelarutan MnO2 dalam HBr, salah satu 
reaksi pelarutan padatan dalam cairan, yakni pelarutan semikonduktor MnO2 dalam pembuatan 
chip komputer: 
CA0 (mol HBr/dm3) 0,1 0,5 1,0 2,0 4,0 
-rA0” (mol HBr/m2.jam) x 102 0,073 0,70 1,84 4,86 12,84 
Tentukan besarnya orde reaksi dan laju reaksi spesifik dengan menggunakan teknik kuadrat 
terkecil (least-squares), jika kecepatan atau laju reaksi dianggap mengikuti model persamaan 
kinetika: ( )n 
HBr 
" 
HBr − r = k" C 
PENYELESAIAN: 
Misalkan: HBr ≡ A 
Dengan menggunakan konsentrasi reaktan awal dan laju awal (initial rates), maka: 
( )n 
− r " 
= k" C dapat dituliskan menjadi: − r " 
= k" ( C 
)n 
HBr HBr 
A0 A0 
Jika dituliskan dalam bentuk persamaan linier (atau, proses linierisasi dengan cara mengambil harga 
logaritma bilangan natural terhadap kedua ruas persamaan), maka: ln ( −r " 
) = lnk" + n .lnC 
A0 A0 
Misalkan: X ≡ ln CA0; Y ≡ ln (-rA0”); a ≡ ln k”; b ≡ n 
maka persamaan hasil linierisasi tersebut dapat dituliskan menjadi: Y = a + b X 
Untuk sejumlah N buah run atau data percobaan, a dan b dapat ditentukan melalui penggunaan 
metode least squares (kuadrat terkecil) terhadap persamaan Y = a + b X di atas, sehingga: 
Σ Σ 
= = 
N 
N 
Y = N.a + 
b. X dan Σ Σ Σ 
i i N 
i 1 
N 
i 1 
( X Y ) = a. X + 
b. X 
i i i i 1 
i 1 
= = = 
2 
i 
N 
i 1 
Hasil-hasil pengolahan datanya disajikan pada tabel berikut ini: 
Run CA0 -rA0" X Y X2 XY 
1 0,1 0,00073 -2,3026 -7,2225 5,3019 16,6303 
2 0,5 0,007 -0,6931 -4,9618 0,4805 3,4393 
3 1 0,0184 0 -3,9954 0 0 
4 2 0,0486 0,6931 -3,0241 0.4805 -2,0962 
5 4 0,1284 1,3863 -2,0526 1,9218 -2,8455 
Σ -0,9163 -21,2565 8,1846 15,1279
dy/kinkat/contoh soal & penyelesaian/campur/reaksi homogen/2006/halaman 6 
Dengan: N (banyaknya data) = 5 
ΣXi = -0,9163 
ΣYi = -21,2565 
ΣXi 
2 = 8,1846 
Σ(XiYi) = 15,1279 
maka angka-angka ini dapat disubstitusikan ke dalam 
2 persamaan hasil metode least squares di atas: 
-21,2565 = 5 a - 0,9163 b 
15,1279 = -0,9163 a + 8,1846 b 
dan menghasilkan: a = -3,9945 dan b = 1,4011 
Dengan demikian: 
Orde reaksi (n) = b = 1,4011 atau: n ≈ 1,4 
Laju reaksi spesifik (k) = exp(a) = exp(-3,9945) = 1,8417.10-2 
( ) 
m jam 
3 0,4 
mol 
dm 
2 
atau: 1,4 
HBr 
" 2 
HBr − r = 1,8417.10− C 
SOAL #6: 
Tentukan besarnya energi aktivasi (Ea) dan faktor frekuensi tumbukan (A) reaksi bimolekuler 
pembentukan metileter dalam larutan etil akohol, berdasarkan data-data percobaan berikut ini: 
T (oC) 0 6 12 18 24 30 
k x 105 (L/gmol.detik) 5,6 11,8 24,5 48,8 100 208 
Kebergantungan k terhadap T didekati melalui persamaan Arrhenius. 
PENYELESAIAN: 
Ea 
Persamaan Arrhenius: RT 
k A e 
− 
= 
Untuk sejumlah data percobaan yang menghasilkan beberapa harga k pada beberapa harga T yang 
berbeda, harga Ea dan A dapat diperoleh melalui harga-harga kemiringan dan intercept dari plot 
linier terhadap persamaan Arrhenius menjadi: 
ln k = ln A − Ea 1 
, antara ln k versus 
T 
R 
1 
T 
Hasil-hasil perhitungan terhadap data dalam soal disajikan pada tabel dan grafik berikut ini: 
T (oC) T (K) k (L/gmol.detik) 1/T (K-1) ln k 
0 273 0,000056 0,003663 -9,7902 
6 279 0,000118 0,003584 -9,0448 
12 285 0,000245 0,003509 -8,3143 
18 291 0,000488 0,003436 -7,6252 
24 297 0,001000 0,003367 -6,9078 
30 303 0,002080 0,0033 -6,1754 
-5 
0.0032 0.0033 0.0034 0.0035 0.0036 0.0037 0.0038 
-6 
-7 
-8 
-9 
-10 
-11 
1/T (Kelvin-1) 
ln k 
Berdasarkan plot linier di samping, 
diperoleh: 
kemiringan garis (slope) = 
= 
− Ea = -9913,4 K 
R 
dan 
intercept = ln A = 26,489 
Dengan demikian, jika diambil R = 1,987 kal/gmol.K, maka: 
Ea = - (1,987 kal/gmol.K) (-9913,4 K) = -19698 kal/gmol = -19,7 kkal/gmol 
A = exp(26,489) = 3,2 x 1011 L/gmol.detik
dy/kinkat/contoh soal & penyelesaian/campur/reaksi homogen/2006/halaman 7 
SOAL #7: 
Reaksi hidrogenasi asetaldehida: CH CHO ( A) H k 
CH CH OH 3 2 
3 2 + ⎯⎯→ berlangsung dalam 
sebuah reaktor batch bervolume-tetap, pada suhu 220oC. H2 yang ditambahkan ke dalam 
reaktor sangat berlebih sehingga kecepatan reaksi dapat dianggap hanya merupakan fungsi 
dari CA. Hubungan CA terhadap t dapat dianggap linier pada interval waktu pengamatan pada 
dua titik yang berdekatan. Bentuk persamaan kecepatan reaksi: 
− r = − d C = dapat didekati dengan: n 
n 
A 
A 
k C 
A d t 
A 
Δ 
− r ≈ − C = 
A 
k C 
A t 
Δ 
t (menit) 0,0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,6 0,8 1,0 1,2 
CA (mol/L) 1,51 0,86 0,58 0,45 0,35 0,28 0,20 0,18 0,15 
Tentukan orde reaksi (n) dan konstanta kecepatan reaksi (k) ini dengan menggunakan metode 
diferensial! 
PENYELESAIAN: 
Harga n dan k dapat dievaluasi dengan mengambil harga logaritma terhadap kedua ruas pada 
persamaan: n 
A 
C − = 
Δ 
A k C 
t 
Δ 
⎛ 
⎞ 
sehingga menjadi: − 
( ) A 
log C = + ⎟ ⎟⎠ 
A log k n . log C 
t 
⎜ ⎜⎝ 
Δ 
Δ 
⎟ ⎟⎠ 
dengan log k dan n masing-masing merupakan intercept dan lereng/kemiringan dari plot linier 
⎛ 
antara log − 
CA 
⎞ 
⎜ ⎜⎝ 
t 
Δ 
Δ 
versus ( ) A log C 
Hasil-hasil perhitungan terhadap data-data dalam soal disajikan pada tabel dan grafik berikut ini: 
⎞ 
⎛ 
− 
C 
Δ 
( ) A C log ⎟ ⎟⎠ 
⎜ ⎜⎝ 
log A 
t 
Δ 
Δ t 
(menit) 
Δ CA 
(mol/L) 
CA 
Δ 
Δ 
− 
A C 
(mol/L) t 
x y 
0,1 -0,65 1,185 6,5 0,0737 0,8129 
0,1 -0,28 0,72 2,8 -0,1427 0,4472 
0,1 -0,13 0,515 1,3 -0,2882 0,1139 
0,1 -0,1 0,4 1 -0,3979 0 
0,2 -0,07 0,315 0,35 -0,5017 -0,4559 
0,2 -0,08 0,24 0,4 -0,6198 -0,3979 
0,2 -0,02 0,19 0,1 -0,7212 -1 
0,2 -0,03 0,165 0,15 -0,7825 -0,8239 
dengan: 
Δ t = ti+1 – ti 
Δ CA = CA,i+1 – CA,i 
C C 
C C A,i A,i 1 
2 
A A,rata rata 
+ 
− 
+ 
= = 
i menyatakan nomor data 
yang ditinjau 
y = 2.0647x + 0.7094 
R2 = 0.9565 
1.0 
0.8 
0.6 
0.4 
0.2 
0.0 
-1.0 -0.8 -0.6 -0.4 -0.2 0.0 0.2 
-0.2 
-0.4 
-0.6 
-0.8 
-1.0 
-1.2 
Berdasarkan perhitungan dengan 
menggunakan metode regresi linier terhadap 
data-data yang bersesuaian, diperoleh: 
n = 2,0647 ≈ 2 
log k = 0,7094 
atau: k = 100 ,7094 = 5,1215 ≈ 5,1 
Jadi, reaksi ini mempunyai orde n = 2, 
dengan konstanta kecepatan atau 
kecepatan spesifik sebesar 
k = 5,1 L 
mol . menit 
SOAL #8: 
Reaksi dekomposisi fase-gas berorde-satu: A → 2,5 B, berlangsung dalam sebuah reaktor batch 
pada kondisi isotermal, dengan tekanan 2 atm dan reaktan awal yang terdiri atas 80%-mol A 
dan sisanya inert, serta volumenya bertambah 60% dalam waktu 20 menit. Dengan komposisi 
reaktan yang sama dan jika reaksi dilakukan dalam reaktor bervolume-tetap, hitunglah waktu 
yang dibutuhkan agar tekanannya menjadi 3,5 atm (dari tekanan awal sebesar 2 atm)!
dy/kinkat/contoh soal & penyelesaian/campur/reaksi homogen/2006/halaman 8 
PENYELESAIAN: 
Reaksi: A → 2,5 B -rA = k CA (berorde-satu) 
Komposisi reaktan awal: A = 80%; inert = 20% 
♦ Tinjaulah kondisi 1: Reaksi pada sistem volume berubah (P = 2 atm) 
Kondisi ini digunakan untuk menghitung harga konstanta kecepatan reaksi ini pada suhu T. 
V – V0 = ΔV = 60% V0 : t = 20 menit 
Pada sistem volume berubah, fraksi perubahan volume sistem reaksinya dapat ditinjau melalui 
perhitungan harga εA, yang dalam kasus ini (basis yang diambil: mula-mula ada 5 mol gas): 
Basis (mol) A B Inert Jumlah 
Mula-mula (XA = 0) 4 0 1 5 
Akhir (XA = 1) 0 2,5 x 4 = 10 1 11 
− 
sehingga: 6 
1,2 
A = = 
5 
11 5 
5 
ε = 
Pada sistem batch bervolume berubah: 
( ) 
dt 
C d ln V 
r d C 
A ε 
dt 
A A0 
A 
− = − = 
sehingga pada kinetika reaksi orde-satu: ( ) 
⎞ 
⎟ ⎟⎠ 
⎛ 
+ 
k C 1 X 
C d ln V 
ε ε 
⎜ ⎜⎝ 
− 
= 
A 
A A 
A0 
A0 
A 
1 X 
dt 
⎞ 
⎛ 
ln 1 Δ 
V A 
atau, dalam bentuk yang telah diintegralkan: ln (1 X ) k t 
V 
A 0 
= − − = ⎟ ⎟⎠ 
⎜ ⎜⎝ 
− − 
ε 
ln 1 0,6 = − − = ⎟⎠ 
ln (1 0,5) k (20 menit) 
1,2 
⎞ 
− ⎛ − 
⎜⎝ 
( − 
) Dengan demikian: XA = 0,5 dan k ln 1 0,5 = 0,035 menit − 
1 
20 menit 
= − 
♦ Tinjaulah kondisi 2: Reaksi pada sistem volume tetap 
P0 = 2 atm : P = 3,5 atm 
Kondisi ini digunakan untuk menghitung t (berdasarkan harga k yang diperoleh sebelumnya). 
Pada t = 0: P0 = pA0 + pinert,0 = 2 atm 
Berdasarkan komposisi reaktan awal: pA0 = (0,8) (2 atm) = 1,6 atm 
pinert,0 = pinert = (1 - 0,8) (2 atm) = 0,4 atm 
Pada t = t: P = pA + pB + pinert = 3,5 atm 
Jika dinyatakan sebagai fungsi konversi A (XA): 
P = pA0 (1 – XA) + pB0 + 2,5 pA0 XA + pinert 
P = pA0 – pA0 XA + 0 + 2,5 pA0 XA + pinert 
P = pA0 + pinert + 1,5 pA0 XA 
3,5 1,6 0,4 
( ) ( ) 0,625 62,5% 
1,5 1,6 
X P p p 
A0 inert 
= = 
A 1,5 p 
A0 
− − 
= 
− − 
= 
C d X = − 
Kinetika reaksi orde-satu pada sistem batch volume-tetap: A 
k C ( 1 X 
) A0 A0 A 
d t 
atau, dalam bentuk yang telah diintegralkan: ln (1 X ) k t A − − = 
− ln (1 − 0,625) = (0,035 menit−1 )t 
Dengan demikian: ( ) 28,3 menit 
t − 
= − ln 1 0,625= 
− 
1 0,035 menit 
Catatan: Penentuan XA juga dapat dilakukan melalui penyusunan tabel stoikiometri reaksi, 
seperti yang telah diuraikan dalam materi kuliah. 
p p 1 ( P P ) A A0 0 = − − 
δ 
atau: p p 1 ( P P ) A0 A 0 − = − 
δ 
atau: p X 1 ( P P ) A0 A 0 = − 
δ 
Pada kasus ini: pA0 = (0,8) (2 atm) = 1,6 atm; dan δ = 2,5 – 1 = 1,5 
Dengan demikian: 1,6 XA = (3,5 – 2) / 1,5 atau: XA = 0,625 = 62,5%
dy/kinkat/contoh soal & penyelesaian/campur/reaksi homogen/2006/halaman 9 
SOAL #9: 
Di dalam sebuah reaktor alir katalitik, CO dan H2 terkonversi menjadi CH3OH. 
a). Jika 1000 kg jam-1 CO diumpankan ke dalam reaktor (yang berisi 1200 kg katalis) dan 14% 
CO terkonversi, hitung kecepatan pembentukan metanol per g katalis. 
b). Jika katalis mempunyai luas permukaan spesifik sebesar 55 m2 g-1, hitung kecepatan 
pembentukan metanol per m2 katalis. 
c). Jika setiap m2 katalis mempunyai 1019 pusat aktif katalitik, hitung jumlah molekul metanol 
yang dihasilkan per satuan pusat aktif katalitik per detik. 
PENYELESAIAN: 
Reaksi yang terjadi: CO + 2 H2 ⎯⎯kata⎯lis→ CH3OH 
Massa molekul relatif: CO = 28 kg/kmol; Metanol (CH3OH) = 32 kg/kmol 
Umpan CO: laju alir massa = 1000 kg jam-1; konversi = 14% 
Katalis: massa = 1200 kg; luas permukaan spesifik = 55 m2 g-1 
banyaknya pusat aktif katalitik = 1019 per m2 
Bilangan Avogadro, Nav = 6,02 x 1023 molekul mol-1 
1 
a) Laju alir molar umpan CO = 1000 kg jam 
1 
28 kg kmol 
− 
− 
= 35,71 kmol jam-1 
CO yang terkonversi = 14% x umpan CO = 14% x 35,71 kmol jam-1 = 5 kmol jam-1 
Metanol yang terbentuk = 1 1 
x CO yang terkonversi = 5 kmol jam-1 
Metanol yang terbentuk per g katalis = 
metanol yang terbentuk 
massa katalis 
= 
5 kmol metanol jam−1 
1200 kg katalis 
1 kg x 
x 
1000 g 
1000 mol 
kmol 
= 4,2 x 10-3 
mol metanol x 
g katalis . jam 
32 g metanol 
mol 
= 0,1344 (g metanol) (g katalis)-1 (jam)-1 
∴ Kecepatan pembentukan metanol per g katalis adalah sebesar: 
4,2 x 10-3 (mol) (g katalis)-1 (jam)-1 atau 0,1344 (g) (g katalis)-1 (jam)-1 
b) Metanol yang terbentuk per m2 katalis = 4,2 x 10-3 
mol me tan ol 
g katalis . jam 
g katalis 
x 55 m2 
= 7,58 x 10-5 
mol me tan ol 
2 x 
m katalis . jam 
32 g me tan ol 
mol 
= 2,43 x 10-3 (g metanol) (m2 katalis)-1 (jam)-1 
∴ Kecepatan pembentukan metanol per m2 katalis adalah sebesar: 
7,58 x 10-5 (mol) (m2 katalis)-1 (jam)-1 atau 2,43 x 10-3 (g) (m2 katalis)-1 (jam)-1 
c) Metanol yang terbentuk per satuan pusat aktif katalitik per detik = 
= 7,58 x 10-5 
mol me tan ol 
2 x 
m katalis . jam 
2 
m katalis 
19 
10 pusat aktif katalitik 
x 
6,02 x 1023 molekul 
mol 
1 jam 
x 
3600 det ik 
= 1,27 x 10-3 molekul metanol.(satuan pusat aktif katalitik)-1.(detik)-1 
∴ Jumlah molekul metanol yang dihasilkan per satuan pusat aktif katalitik per detik sebesar : 
1,27 x 10-3 molekul.(satuan pusat aktif katalitik)-1.(detik)-1 
SOAL #10: 
Persamaan kecepatan reaksi: 2 3 
A + 2 B → 3 C dapat dinyatakan sebagai: -rA = k CA CB 
a). Tuliskan persamaan kinetika yang menyatakan kecepatan konsumsi B dan kecepatan 
pembentukan C. 
b). Berapakah orde reaksi tersebut dan tentukan satuan konstanta kecepatan reaksinya.
dy/kinkat/contoh soal & penyelesaian/campur/reaksi homogen/2006/halaman 10 
PENYELESAIAN: 
Persamaan reaksi: 2 
3 A + 2 B → 3 C 
Persamaan kecepatan reaksi: -rA = k CA CB 
Hubungan antara kecepatan konsumsi A, konsumsi B, dan pembentukan C : 
− rA 
2 
3 
= 
rB − 
2 
rC 
= 
3 
a) Persamaan kinetika yang menyatakan kecepatan konsumsi B: 
A − r 
2 
3 
= 
rB − 
2 
-rB = 2 x 3 
2 x (-rA) 
-rB = 3 
4 k CA CB 
Persamaan kinetika yang menyatakan kecepatan pembentukan C: 
A − r 
2 
3 
rC 
= 
3 
rC = 3 x 3 
2 x (-rA) 
rC = 2 k CA CB 
b) Berdasarkan persamaan kecepatan reaksi tersebut di atas, orde reaksi terhadap A = 1, orde reaksi 
terhadap B = 1, dan orde reaksi keseluruhan = 1 + 1 = 2 
Untuk reaksi berorde 2 (n = 2), satuan konstanta kecepatan reaksinya: (konsentrasi)1-n (waktu)-1 
(konsentrasi)-1 (waktu)-1 
Misalkan, jam merupakan satuan waktu dan mol L-1 merupakan satuan konsentrasi, maka satuan 
konstanta kecepatan reaksinya adalah k [=] L . mol-1 . jam-1 
SOAL #11: 
Jika –rA = -(dCA/dt) = 0,2 mol/liter.detik pada saat CA = 1 mol/liter, berapakah kecepatan 
reaksinya pada saat CA = 10 mol/liter? Catatan: orde reaksi tidak diketahui 
PENYELESAIAN: 
Model umum persamaan kinetika reaksi: -rA = -dCA/dt = kCA 
n 
0,2 mol/L.detik = k.1n 
Untuk setiap harga orde reaksi (n) berapa pun: k = 0,2 
Dengan demikian, jika CA = 10 mol/L maka: –rA = -dCA/dt = 0,2 x 10n mol/L.detik 
Jika diasumsikan : 
n = 0 : k = 0,2 mol/L.detik, dan 
–rA = -dCA/dt = 0,2 x 100 = 0,2 mol/L.detik 
n = 1 : k = 0,2 detik-1, dan 
–rA = -dCA/dt = 0,2 x 101 = 2 mol/L.detik 
n = 2 : k = 0,2 L/mol.detik, dan 
–rA = -dCA/dt = 0,2 x 102 = 20 mol/L.detik 
Analog untuk harga n yang lain. Gambar di samping ini 
mengilustrasikan profil –rA = 0,2 x 10n (grafik hubungan 
antara –rA vs n, untuk 0 ≤ n ≤ 2) 
22 
20 
18 
16 
14 
12 
10 
8 
6 
4 
2 
0 
0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2 1,4 1,6 1,8 2 
n, orde reaksi 
-rA [=] mol/L.s 
SOAL #12: 
Cairan A terdekomposisi melalui kinetika reaksi berorde-satu. Dalam sebuah reaktor batch, 
50% A terkonversi dalam waktu 5 menit. Berapakah waktu yang diperlukan agar konversi A 
mencapai 75%? Ulangi soal ini jika kinetika reaksi tersebut berorde-dua! 
PENYELESAIAN: 
Persamaan kinetika reaksi berorde-satu: − r = − d C A 
= 
k C 
A A 
d t 
ln C 
− A = atau: ln (1 X ) k t A − − = 
Dalam bentuk yang telah diintegralkan: k t 
C 
A0
dy/kinkat/contoh soal & penyelesaian/campur/reaksi homogen/2006/halaman 11 
( ) ( − 
) 
Karena harga k tetap pada 2 waktu t yang ditinjau, maka: ln 1 X ln 1 X 
2 
A2 
1 
A1 
t 
t 
= − 
− 
− 
( ) ( ) 
ln 1 0,5 − 
ln 1 0,75 
2 t 
5 menit 
= − 
− 
− 
sehingga: t2 = t pada saat XA sebesar 75% = 10 menit 
Dengan cara yang sama, jika persamaan kinetika reaksi berorde-dua: 2 
A 
− r = − d C = 
A 
k C 
A d t 
1 
1 
A A0 
Dalam bentuk yang telah diintegralkan: k t 
C 
C 
X 
1 
− = atau: k t 
1 X 
C 
A 
A 
A0 
= 
− 
X 
X 
Karena harga [k.CA0] tetap pada 2 waktu t yang ditinjau, maka: A1 
A2 
t ( = 
1 − 
X 
) t ( 1 − 
X 
) 1 A1 
2 A2 
0,75 
0,5 
( 5 menit ) ( 1 0,5 
) t ( 1 0,75 
) 2 − 
= 
− 
sehingga: t2 = t pada saat XA sebesar 75% = 15 menit 
SOAL #13: 
Dalam sebuah reaksi polimerisasi cairan pada kondisi isotermal, 20% monomer terkonversi 
dalam waktu 34 menit untuk konsentrasi awal monomer sebesar 0,04 mol/liter dan juga 0,8 
mol/liter. Tentukan persamaan yang menyatakan kecepatan berkurangnya monomer! 
PENYELESAIAN: 
Pada 2 harga konsentrasi awal reaktan yang berbeda (CA0,1 = 0,04 mol/L dan CA0,2 = 0,8 mol/L), 
konversi reaktan A (XA) sebesar 20% sama-sama tercapai dalam waktu 34 menit. Reaksi yang 
memiliki karakteristik seperti ini (yakni bahwa konversi reaktannya tidak dipengaruhi oleh 
konsentrasi awal reaktan) adalah reaksi berorde-satu. 
Bukti: 
d C 
Persamaan kinetika reaksi berorde-satu: − r = − d C A 
= k C 
atau: k d t 
A A 
d t 
− A = 
C 
A 
Dengan batas-batas integrasi: CA = CA0 pada saat t = 0, dan hingga CA = CA pada saat t = t, maka: 
− ln C 
( ) A = k t 
atau: ln (1 X ) k t 
C 
A0 
ln C 1 − 
X A 
A0 A = − − = 
C 
A0 
− 
(terlihat bahwa harga XA hanya dipengaruhi oleh harga k dan t) 
Menghitung harga k: ( ) ( ) 
k ln 1 X A − 
ln 1 0,20 
34 menit 
t 
= − 
− 
= − 
k = 6,56.10-3 menit-1 
Jadi, persamaan yang menyatakan kecepatan berkurangnya monomer (A) adalah: –rA = 6,56.10-3 CA 
dengan: -rA [=] mol/L.menit dan CA [=] mol/L 
SOAL #14: 
Reaksi homogen fase gas ireversibel: 2 NO + 2 H2 N2 +2 H2O dipelajari dalam sebuah 
reaktor batch bervolume-tetap dengan campuran awal reaktan yang ekuimolar antara NO dan 
H2 pada berbagai tekanan awal sistem sebagai berikut: 
P total (mm Hg) 200 240 280 320 360 
t ½ (detik) 265 186 115 104 67 
Tentukanlah orde-keseluruhan reaksi ini! 
PENYELESAIAN: 
Misalkan: NO ≡ A, H2 ≡ B, N2 ≡ P, dan H2O ≡ Q 
Reaksi tersebut di atas dapat dituliskan sebagai: 2 A + 2 B P + 2 Q
dy/kinkat/contoh soal & penyelesaian/campur/reaksi homogen/2006/halaman 12 
Hubungan antara pA, pA0, dan P (jika gas-gas diasumsikan berkelakuan seperti gas ideal): 
Mula-mula (t = 0) : A dan B ekuimolar, maka: pA0 = pB0 
Tekanan total sistem mula-mula : P0 = pA0 + pB0 
Jika A diambil sebagai basis perhitungan : P0 = pA0 + pA0 = 2 pA0 
Pada t = t : Berdasarkan hubungan stoikiometri reaksinya (A diambil sebagai basis): 
pA = pA 
pB = pA [karena perbandingan koefisien stoikimetri A:B = 1:1] 
pP = pP0 + ½ (pA0 - pA) = ½ (pA0 - pA) [karena pP0 = 0] 
pQ = pQ0 + (pA0 - pA) = pA0 - pA [karena pQ0 = 0] 
Tekanan total sistem pada setiap saat (t = t): 
P = pA + pB + pP + pQ 
P = pA + pA + ½ (pA0 - pA) + (pA0 - pA) = ½ pA + 2 
3 pA0 
2 P = pA + 3 pA0 
atau: pA = 2 P – 3 pA0 
Sebagai alternatif cara yang lain, pA sebagai fungsi pA0 dan P dapat ditentukan melalui: 
ν sehingga, untuk komponen A: 
( ) 0 
i 
p = p + i 
ΣP − P i i0 ν 
p p − 
2 P P p − 
2 
− = + − 
( ) ( ) ( ) A A0 0 A0 0 A0 0 P P p 2 P P 
1 
1 2 2 2 
− 
− = + 
+ − − 
= + 
Karena dalam kasus ini: P0 = 2 pA0, maka: pA = pA0 +2 (P – 2 pA0) = pA0 + 2 P – 4 pA0 
atau: pA = 2 P – 3 pA0 
(sama dengan hasil yang diperoleh dengan cara sebelumnya) 
Dengan pendekatan gas ideal, maka pada kondisi isotermal: pA = CA R T (dengan kata lain, 
perubahan CA selama reaksi berlangsung dapat diamati melalui perubahan pA) 
Pada t = t½ : pA = ½ pA0 sehingga, hubungan antara pA0 dengan P (melalui pengukuran t½ reaksi): 
pA = 2 P – 3 pA0 atau: ½ pA0 = 2 P – 3 pA0 atau: 2 
7 pA0 = 2 P 
4 P 
sehingga: pA0 = 7 
Analog untuk hubungan antara t½ dengan CA0, maka hubungan antara t½ dengan pA0: 
( ) 
( ) 
( ) 
( ) 
1 n 
A0 
1 n 
2 
C 1 
1 n 1 
A0 
1 n 
2 
1 
t 1 2 
p 
R T 
n 1 k 
n 1 k 
1 
− − 
− 
− 
⎞ 
⎟ ⎟⎠ 
⎛ 
⎜ ⎜⎝ 
− 
− 
= 
− 
− 
= [n ≠ 1] 
atau, dalam bentuk yang telah dilinierisasi: 
( ) 
1 n 
2 1 
( ) ( ) 
⎞ 
− 
( ) 1 n A0 
1 
⎛ 
log t log + − 
1 1 n log p 
2 
R T n 1 k 
⎟ ⎟ ⎟ 
⎠ 
⎜ ⎜ ⎜ ⎝ 
− 
= − 
− 
Harga orde reaksi keseluruhan (n) dapat dievaluasi dengan mengalurkan grafik linier antara log t½ 
versus log pA0, yakni dengan mengambil slope-nya sebagai harga [1 - n]. 
Hasil-hasil perhitungan terhadap data-data dalam soal disajikan pada tabel dan grafik berikut: 
P log pA0 log t½ 
(mm Hg) 
t½ 
(detik) 
pA0 = 4/7 x P 
(mm Hg) x y 
200 265 114,2857 2,0580 2,4232 
240 186 137,1429 2,1372 2,2695 
280 115 160 2,2041 2,0607 
320 104 182,8571 2,2621 2,0170 
360 67 205,7143 2,3133 1,8261 
y = -2.271x + 7.1041 
R2 = 0.9769 
2.7 
2.5 
2.3 
2.1 
1.9 
1.7 
1.5 
2 2.1 2.2 2.3 2.4 
log pA0 
log t1/2 
Berdasarkan harga slope grafik, maka: 1 - n = -2,271 atau: n = 3,271 ≈ 3 
Jadi, orde keseluruhan reaksi ini adalah 3. 
(Harga k juga dapat sekaligus dihitung dengan menggunakan harga intercept grafik di atas)
dy/kinkat/contoh soal & penyelesaian/campur/reaksi homogen/2006/halaman 13 
SOAL #15: 
Sebuah sistem reaksi homogen kompleks yang skemanya dituliskan berikut ini dilangsungkan 
dalam reaktor batch bervolume tetap: 
Campuran awal sistem reaksi terdiri atas: nA0 = 4 mol; nB0 = 10 mol; nP0 = 0,1 mol; 
nQ0 = nR0 = 0; dan ninert,0 = 2 mol. 
a) Di antara komponen-komponen reaksi di atas, manakah yang merupakan limiting reactant? 
b) Jika ditinjau pada t = t (setiap saat), berapa banyaknya mol inert yang ada dalam sistem? 
c) Jika nB = 4 mol dan nP = 2,5 mol yang diamati pada saat t = t, hitunglah: 
(i) Konversi A (XA) dan konversi B (XB) pada saat itu 
(ii) Banyaknya mol Q pada saat itu (nQ), perolehan/yield Q terhadap A dan B (YQ/A dan 
YQ/B), serta selektivitas Q terhadap A dan B (SQ/A dan SQ/B) 
(iii) Banyaknya mol R pada saat itu (nR), perolehan/yield R terhadap A dan B (YR/A dan 
YR/B), serta selektivitas R terhadap A dan B (SR/A dan SR/B) 
PENYELESAIAN: 
a) Di antara reaktan A dan B, yang merupakan limiting reactant adalah A. Hal ini disebabkan 
karena, secara stoikiometri, reaktan A akan lebih dahulu habis bereaksi atau terkonversi 
dibandingkan dengan reaktan B, atau: 4 
n 4 
A 
A0 = = 
ν 
1 
n 10 
B 
dan 5 
B0 = = 
ν 
2 
sehingga: 
A0 n n 
ν ν 
B0 
B 
A 
< 
b) Banyaknya inert relatif tidak berubah selama reaksi berlangsung, maka: ninert = ninert,0 = 2 mol 
c) (i) nB = 4 mol, maka: B yang terkonversi = nB0 – nB = 10 – 4 = 6 mol 
A yang terkonversi (dihitung berdasarkan perbandingan stoikiometri antara A dan B) = 
n n 1 
2 
nA0 – nA = ( ) (6 mol) 3 mol 
2 
1 
B0 B − = = atau: nA = 4 – 3 = 1 mol 
3 mol 
X n − 
n 
Jadi: Konversi A, 0,75 75% 
A = = = 
4 mol 
A0 A 
n 
A0 
= 
6 mol 
X n − 
n 
Konversi B, 0,6 60% 
B = = = 
10 mol 
B0 B 
n 
B0 
= 
(Karena A limiting reactant, terlihat bahwa XA > XB pada tinjauan t yang sama) 
(ii) nP = 2,5 mol, maka: P yang terbentuk oleh reaksi = nP – nP0 = 2,5 – 0,1 = 2,4 mol 
2,4 mol 
1 
n − 
n 
1 
sehingga: 0,6 60% 
P / A = = = 
4 mol 
1 
P P0 
n 
Y 1 
A0 
= 
0,48 48% 
2,4 mol 
1 
− 
P / B = = = 
10 mol 
2 
n n 
1 
P P0 
n 
Y 2 
B0 
= 
0,8 80% 
2,4 mol 
1 
− 
P / A = = = 
3 mol 
1 
n n 
1 
P P0 
n n 
S 1 
− 
A0 A 
= 
0,8 80% 
2,4 mol 
1 
− 
P / B = = = 
6 mol 
2 
n n 
1 
P P0 
n n 
S 2 
− 
B0 B 
= 
Q yang terbentuk (dihitung berdasarkan perbandingan stoikiometri antara P dan Q) = 
n n 2 
1 
nQ – nQ0 = ( ) (2,4 mol) 4,8 mol 
1 
2 
P P0 − = = 
Karena nQ0 = 0, maka: nQ = 0 + 4,8 = 4,8 mol 
Jadi: 0,6 60% 
4,8 mol 
2 
− 
Q / A = = = 
4 mol 
1 
n n 
2 
Q Q0 
n 
Y 1 
A0 
= 
0,48 48% 
4,8 mol 
2 
− 
Q / B = = = 
10 mol 
2 
n n 
2 
Q Q0 
n 
Y 2 
B0 
= 
0,8 80% 
4,8 mol 
2 
− 
Q / A = = = 
3 mol 
1 
n n 
2 
Q Q0 
n n 
S 1 
− 
A0 A 
= 
A + 2 B 
P + 2 Q 
3 R 
2 
1
dy/kinkat/contoh soal & penyelesaian/campur/reaksi homogen/2006/halaman 14 
0,8 80% 
4,8 mol 
2 
− 
Q / B = = = 
6 mol 
2 
n n 
2 
Q Q0 
n n 
S 2 
− 
B0 B 
= 
(iii) R yang terbentuk dihitung berdasarkan perbandingan selektivitas antara reaksi 1 dan 2: 
S 1 S 1 S 1 0,8 0,2 20% R / A P / A Q / A = − = − = − = = 
S 1 S 1 S 1 0,8 0,2 20% R / B P / B Q / B = − = − = − = = 
− 
R R0 
n − 
n 
3 
R / A R / B n n 
B0 B 
R R0 
A0 A 
2 
n n 
3 
n n 
S S 0,2 1 
− 
= 
− 
= = = 
Karena nR0 = 0, maka: 
0,2 1 R R − 
2 
n 0 
3 
6 mol 
n 0 
3 
3 mol 
= 
− 
= , sehingga: nR = 1,8 mol 
R yang terbentuk oleh reaksi: nR – nR0 = 1,8 – 0 = 1,8 mol 
Dengan demikian: ( ) 0,15 15% 
1,8 0 mol 
3 
R / A = = 
4 mol 
1 
n n 
3 
R R0 
n 
Y 1 
A0 
− 
= 
− 
= 
( ) 0,12 12% 
10 mol 
2 
1,8 0 mol 
3 
n n 
3 
R R0 
= = 
R / B n 
Y 2 
B0 
− 
= 
− 
= 
(Bandingkan dan analisislah sendiri hasil-hasil yang diperoleh pada bagian (ii) dan (iii)) 
Hasil-hasil perhitungan selengkapnya disajikan dalam bentuk tabel stoikiometri reaksi berikut: 
Basis (mol) A B P Q R Inert 
Mula-mula (t = 0) 4 10 0,1 0 0 2 
Terbentuk -3 -6 2,4 4,8 1,8 0 
Akhir (t = t) 1 4 2,5 4,8 1,8 2 
SOAL #16: 
Sebuah percobaan batch terhadap reaksi searah: A P, selama 10 menit memperlihatkan 
bahwa 75% reaktan cair (A) telah terkonversi menjadi produk (P) melalui kinetika reaksi 
berorde-setengah. Hitung fraksi reaktan A yang telah terkonversi jika reaksi berlangsung 
selama setengah jam! 
PENYELESAIAN: 
Persamaan kinetika reaksi berorde-setengah yang berlangsung dalam sistem batch bervolume-tetap: 
− r = − d C = 2 
atau, dapat juga dituliskan sebagai: k d t 
1 
A 
A 
k C 
A d t 
d C 
− A = 
C 
2 
1 
A 
Dengan batas-batas integrasi: CA = CA0 pada t = 0, dan CA = CA pada t = t 
maka: − ∫ = 1 ∫t 
atau: 1 A 
t 
0 
C 
C 
A d C 
A 
A k d t 
C 
A0 2 
− − + atau: C C 0,5 0,5 k t 
0 
C 
C 
0,5 1 
A C k t 
0,5 1 
A0 
= 
− + 
0,5 
− = 
A0 A 
0,5 
A0 − − = atau: C (1 (1 X )0,5 ) 0,5 k t 
A 
Jika dinyatakan dalam XA: C C (1 X )0,5 0,5 k t 
A 
0,5 
A0 
0,5 
A0 − − = 
1 1 X 0,5 k0,5 
atau: ( ) t k' t 
k' = 0,5 k 
0,5 
A − − = = dengan: 0,5 
C 
A0 
A0 C 
Pada t = 10 menit: XA = 0,75, sehingga: 1 − (1 − 0,75)0,5 = k' (10 menit ) , atau: k' = 0,05 menit−1 
Hubungan antara t dan XA pada kasus reaksi ini dapat dituliskan sebagai: 1 (1 X )0,5 0,05 t 
A − − = 
dan profilnya disajikan pada tabel dan grafik berikut ini: 
XA t (menit) 
0 0 
0,2 2,11 
0,4 4,51 
0,6 7,35 
0,7 9,05 
0,75 10 
0,8 11,06 
1 20 
1 
0.9 
0.8 
0.7 
0.6 
0.5 
0.4 
0.3 
0.2 
0.1 
0 
0 4 8 12 16 20 
t (menit) 
XA 
Berdasarkan tabel dan grafik di 
samping, terlihat bahwa, pada kasus 
ini, A telah terkonversi sempurna 
(XA = 1) pada saat t = 20 menit. 
Dengan demikian, pada saat 
t = ½ jam = 30 menit, maka 
konversi A, XA = 1 (atau 100%)
dy/kinkat/contoh soal & penyelesaian/campur/reaksi homogen/2006/halaman 15 
SOAL #17: 
Penggunaan katalis Fe pada reaksi sintesis amonia dapat menurunkan energi aktivasi reaksi 
dari 57 kkal/mol menjadi 12 kkal/mol dan meningkatkan faktor frekuensi menjadi 2 kali 
lipatnya. Hitung berapa kali katalis Fe dapat melipatgandakan kecepatan reaksi tersebut pada 
450oC! Gunakan persamaan Arrhenius untuk konstanta kecepatan reaksi; R = 1,987 kal/mol.K 
PENYELESAIAN: 
T = 450oC + 273 = 723 K (T tetap) 
Tinjaulah 2 kondisi: Kondisi 1 menyatakan reaksi (sintesis amonia) tanpa katalis dan kondisi 2 
menyatakan reaksi dengan katalis Fe 
Ea 
Kebergantungan kecepatan reaksi terhadap suhu didekati dengan korelasi Arrhenius: RT 
k A e 
− 
= 
dengan: Ea1 = 57 kkal/mol; Ea2 = 12 kkal/mol; A2 = 2 A1 
Jika kecepatan reaksi dianggap mengikuti bentuk persamaan kinetika: r = k Ci 
n 
maka pada 2 kondisi tersebut di atas (dan pada suhu T): r1 = rtanpa katalis = k1 Ci 
n 
r2 = rdengan katalis Fe = k2 Ci 
n 
atau: 
⎟⎠ ⎞ 
⎜⎝ ⎛ 
− 
⎟⎠ ⎞ 
⎜⎝ ⎛ 
− 
k 
k C 
= = = 
R T 
A exp Ea 
R T 
A exp Ea 
2 
k 
k C 
r 
2 
r 
1 
1 
2 
2 
1 
n 
1 i 
n 
2 i 
1 
Pada T = 723 K: 
⎟⎠ ⎞ 
⎜⎝ ⎛ 
− 
⎟⎠ ⎞ 
⎜⎝ ⎛ 
− 
= 
(1,987 kal / mol.K ) (723 K ) 
A exp 57000 kal / mol 
(1,987 kal / mol.K ) (723 K ) 
2 A exp 12000 kal / mol 
r 
2 
r 
1 
1 
1 
13 
⎛ − 
r 2 exp ⎟ ⎟⎠ 
(12000 57000 ) kal / mol 
= 2 8.10 
1 
(1,987 kal / mol.K ) (723 K ) 
r 
⎞ 
⎜ ⎜⎝ 
= − 
Jadi, pada suhu 450oC, katalis Fe dapat meningkatkan kecepatan reaksi sintesis amonia sebesar 
8.1013 kali lipat, dibandingkan dengan reaksi yang berlangsung tanpa katalis. 
SOAL #18: 
k1 
Isomerisasi cis-trans dari senyawa 1,2-dimethylcyclopropane: cis (A) trans (B) 
k-1 
merupakan reaksi homogen reversibel berorde-satu. Studi eksperimen kinetika pada reaktor 
batch bervolume-tetap dan temperatur 453oC, dengan reaktan yang berupa cis (A) murni, 
menghasilkan data-data persentase cis (A) yang tersisa sebagai fungsi waktu sebagai berikut: 
t (detik) 45 90 225 360 585 675 
% cis (A) yang tersisa 89,2 81,1 62,3 50,7 39,9 37,2 
Kesetimbangan reaksi tercapai pada saat cis (A) yang tersisa sebesar 30,0%. 
Tentukan harga k1 dan k-1. (Petunjuk: Gunakan metode integral) 
PENYELESAIAN: 
Persamaan kinetika reaksi reversibel orde-satu: − = C d X 
A A 
= k C − 
k C 
A0 
1 A − 1 B 
dt 
d C 
dt 
C d X 1 A0 A 1 R0 A0 A 1 A0 A 1 A0 A 
k C (1 X ) k (C C X ) k C (1 X ) k C (M X ) 
A0 = − − + = − − + − − 
dt 
A 
k (1 X ) k (M X ) 
d X 
dt 
A = − − + − dengan: 
1 A 1 A 
B0 
C 
A0 
C 
M = 
d X 
Jika dinyatakan dalam fungsi XAe: k ( X X ) k ( X X ) 
dt 
A = − − − − 
1 Ae A 1 A Ae 
( k k ) ( X X ) 
d X 
dt 
A = + − − 
1 1 Ae A 
Konstanta kesetimbangan reaksinya: 
Ae 
Ae 
1 
k 
K C 
+ 
C 1 X 
1 
Be 
Ae 
M X 
k 
C 
− 
= = = 
− 
k 1 − 
X 
1 k 
atau: Ae 
1 
Ae 
M + 
X 
= −
dy/kinkat/contoh soal & penyelesaian/campur/reaksi homogen/2006/halaman 16 
⎞ 
k ( X X ) k (M 1) 
k 1 X 
d X 
⎛ 
− 
maka: A ( X − 
X ) 
M X 
Ae 
M X 
dt 
Ae A 
Ae 
1 
1 Ae A 
Ae 
1 
+ 
+ 
= − ⎟ ⎟⎠ 
⎜ ⎜⎝ 
+ 
= + 
Dengan batas-batas integrasi: XA = 0 pada t = 0 dan XA = XA pada t = t: 
⎞ 
⎛ 
ln 1 X 1 
k t 
M + 
1 
M X 
X 
A 
+ 
= ⎟ ⎟⎠ 
Ae Ae 
⎜ ⎜⎝ 
− − 
⎞ 
⎛ 
ln 1 X versus t, dengan mengambil 
Harga k1 dapat diperoleh melalui plotting linier antara ⎟ ⎟⎠ 
⎜ ⎜⎝ 
− − 
A 
X 
Ae 
M + 
1 
+ 
harga slope-nya, yakni sebesar 1 
Ae 
k 
M X 
. Jika k1 telah diketahui, maka harga k-1 dapat dihitung. 
M C 
Pada soal ini: 0 
= B0 = dan: XAe = 1 – 30,0% = 1 – 0,30 = 0,70 
C 
A0 
Hasil-hasil perhitungan terhadap data-data dalam soal disajikan pada tabel dan grafik berikut ini: 
⎞ 
⎛ 
t (detik) ⎟ ⎟⎠ 
⎜ ⎜⎝ 
− − 
A 
X 
Ae 
ln 1 X 
1-XA (%) 1 – XA XA 
x y 
89,2 0,892 0,108 45 0,1676 
81,1 0,811 0,189 90 0,3147 
62,3 0,623 0,377 225 0,7734 
50,7 0,507 0,493 360 1,2184 
39,9 0,399 0,601 585 1,956 
37,2 0,372 0,628 675 2,2744 
Slope M 1 1 
2.5 
2 
1.5 
1 
0.5 
0 
0 100 200 300 400 500 600 700 
-ln(1-XA/XAe) 
Berdasarkan regresi linier, diperoleh: k 0,003368 
M X 
Ae 
= 
+ 
+ 
= 
( slope ) 0 0,70 
M X 
Maka: k Ae ( ) = − 3 − 
1 
1 0,003368 2,36.10 det ik 
0 1 
M 1 
+ 
+ 
= 
+ 
+ 
= 
y = 0.003368x 
R2 = 0.999764 
k 1 − 
X k 1 − 
0,70 
− − = 
− − 
− dan ( 3 1 ) 3 1 
1 2,36.10 det ik 1,01.10 det ik 
1 
Ae 
Ae 
0 0,70 
M X 
+ 
= 
+ 
= 
t (detik) 
SOAL #19: 
Reaksi homogen fase gas: 2 A P berlangsung dalam sistem reaktor batch bervolume-tetap. 
Komposisi awal reaktan berupa: 60%-mol A dan inert sisanya. Tekanan awal sistem reaksi = 
760 mm Hg. Jika gas-gas dalam sistem reaksi dianggap berkelakuan seperti gas ideal, 
berapakah tekanan total sistem reaksi pada saat A telah terkonversi 90%? 
PENYELESAIAN: 
Tekanan total merupakan penjumlahan tekanan parsial seluruh komponen dalam sistem (reaksi), 
atau: P =Σ 
p 
i i 
Mula-mula (t = 0) : P0 = pA0 + pinert,0 = 760 mm Hg 
dengan: pA0 = (0,60) (760 mm Hg) = 456 mm Hg 
pinert,0 = pinert = (1 – 0,60) (760 mm Hg) = 304 mm Hg 
Pada saat t = t : P = pA + pP + pinert 
Jika dinyatakan dalam term konversi A (XA), maka: 
P = pA0 (1 – XA) + pP0 + ½ pA0 XA + pinert 
Karena pP0 = 0 dan XA = 90%: 
P = (456 mm Hg) (1 – 0,90) + 0 + ½ (456 mm Hg) (0,90) + 304 mm Hg 
P = 554,8 mm Hg
dy/kinkat/contoh soal & penyelesaian/campur/reaksi homogen/2006/halaman 17 
SOAL #20: 
k1 
Reaksi isomerisasi isostilbena (A) menjadi stilbena (B): berorde satu (baik 
k-1 
reaksi ke kanan maupun ke kiri) dan mempunyai harga konstanta kesetimbangan (K) pada 593 
dan 614 K masing-masing sebesar 14,62 dan 11,99. Kinetika reaksi homogen ini dipelajari 
melalui percobaan batch pada sistem reaksi bervolume konstan, T = 574 K (konstan), dan 
reaktan awal hanya mengandung A (CA0 = 0,05 mol/L); hasilnya disajikan pada tabel berikut: 
Waktu, t (detik) 1008 1140 1542 1800 1896 3624 
Fraksi A yang terkonversi, XA 0,226 0,241 0,307 0,360 0,371 0,598 
a) Hitung panas reaksi (ΔHR) pada kondisi percobaan (dalam kJ/mol) (jika ΔHR berharga 
konstan pada rentang temperatur 570-620 K) (R = 8,314 J/mol.K) 
b) Hitung konstanta kesetimbangan reaksi (K) pada 574 K. 
c) Berdasarkan data percobaan, hitung harga-harga k1 dan k-1 (beserta satuannya). 
PENYELESAIAN: 
Pada T1 = 593 K : K1 = 14,62 dan pada T2 = 614 K : K2 = 11,99 
Percobaan batch volume-tetap : T = 574 K : reaktan awal hanya berupa A dengan CA0 = 0,05 mol/L 
a) Persamaan Van’t Hoff yang menyatakan kebergantungan K terhadap T: ( ) 
R 
2 
d ln K Δ 
H 
R T 
dT 
= 
⎞ 
⎛ 
1 
1 
ln K Δ 
H 
Jika ΔHR dianggap tetap pada rentang T yang ditinjau: ⎟ ⎟⎠ 
⎜ ⎜⎝ 
= − − 
2 1 
R 
2 
1 
T 
T 
R 
K 
Δ 1 
maka: ΔHR = -28587,4 J/mol = -28,6 kJ/mol 
K 
ln 11,99 = − R ⎛ ⎟⎠ 
1 
− 
1 
614 
593 
H 
8,314 J / mol .K 
14 ,62 
⎞ 
⎜⎝ 
b) Konstanta kesetimbangan pada T = 574 K dapat dihitung dengan: 
⎞ 
⎟ ⎟⎠ 
⎛ 
⎜ ⎜⎝ 
1 
ln K Δ 
H 
= − − 
1 
1 
R 
R 
T 
T 
1 K 
0,1919 
1 
593 
1 
⎛ − 
574 
28587 ,4 J / mol 
8,314 J / mol .K 
1 
T 
1 
T 
H 
Δ 
R 
ln K 
K 
1 
R 
1 
⎞ 
= ⎟⎠ 
⎜⎝ 
⎞ 
− 
− = ⎟ ⎟⎠ 
⎛ 
⎜ ⎜⎝ 
= − − 
exp(0,1919 ) 1,2116 
K 
1 
K 
= = atau: K = K pada 574 K = (1,2116) (14,62) = 17,71 
c) Bagian ini diselesaikan dengan cara yang sama/analog dengan soal #18. 
0 
C 
Pada soal ini: 0 
= B0 = = [karena CB0 = 0] 
0,05 mol / L 
C 
M 
A0 
17,71 
0 + 
X 
+ 
1 = 
1 X 
M X 
1 X 
K k 
k 
Ae 
Ae 
Ae 
Ae 
1 
− 
= 
− 
= = 
− 
X K 17,71 
= 
Ae maka: 0,947 
17,71 1 
K 1 
+ 
= 
+ 
= 
Hasil-hasil perhitungan terhadap data-data dalam soal disajikan pada tabel dan grafik berikut ini: 
⎞ 
⎛ 
⎜ ⎜⎝ 
t (detik) ⎟ ⎟⎠ 
− − 
A 
X 
Ae 
ln 1 X 
XA 
x y 
0,226 1008 0,2728 
0,241 1140 0,2938 
0,307 1542 0,3921 
0,360 1800 0,4786 
0,371 1896 0,4975 
0,598 3624 0,9990 
1.2 
1 
0.8 
0.6 
0.4 
0.2 
Slope M 1 1 
Berdasarkan regresi linier, diperoleh: k 0,000269 
M X 
Ae 
= 
+ 
+ 
= 
( slope ) 0 0,947 
M X 
Maka: k Ae ( ) = − 4 − 
1 
1 0,000269 2,55.10 det ik 
0 1 
M 1 
+ 
+ 
= 
+ 
+ 
= 
4 1 
k k 2,55.10 det ik 
− − 
dan 5 1 
1 
1,44.10 det ik 
1 17,71 
K 
− − 
− = = = 
A B 
y = 0.000269x 
R2 = 0.995893 
0 
0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 
t (detik) 
-ln(1-XA/XAe)
dy/kinkat/contoh soal & penyelesaian/campur/reaksi homogen/2006/halaman 18 
SOAL #21: 
Reaksi homogen fase gas: A 3 P berorde nol, dengan konstanta kecepatan reaksi (k) 
sebesar 0,035 mol/L.jam, dioperasikan dalam sebuah reaktor batch bervolume berubah. Jika 
CA0 = 0,01 mol/L, serta umpan mengandung A (60%-mol) dan inert (sisanya), tentukan: 
a) waktu yang dibutuhkan (dalam menit), dan 
b) fraksi perubahan volume (V/V0) yang terjadi 
PENYELESAIAN: 
Reaksi: A 3 P -rA = k (berorde-nol), dengan: k = 0,035 mol/L.jam 
Reaksi pada sistem bervolume berubah 
Komposisi reaktan awal: A = 60%; inert = sisanya (40%); CA0 = 0,01 mol/L 
Konversi A: XA = 0,85 
Perhitungan harga εA (basis yang diambil: mula-mula ada 5 mol gas): 
Basis (mol) A P Inert Jumlah 
Mula-mula (XA = 0) 3 0 2 5 
Akhir (XA = 1) 0 3 x 3 = 9 2 11 
Pada sistem batch bervolume berubah: 
( ) 
dt 
C d ln V 
r d C 
A ε 
dt 
A A0 
A 
− = − = 
( ) sehingga pada kinetika reaksi orde-nol: C d ln V 
k 
A0 = 
ε 
dt 
A 
ln 1 X k 
ln V 
atau, dalam bentuk yang telah diintegralkan: ( ) t 
C 
V 
A 
A0 
A A 
0 
ε 
= +ε = 
11 − 
5 
A = = 
+ε = atau: ( ( ) ( )) ( ) ( ) t 
ln 1 X k 
a) ( ) t 
C 
A 
A0 
A A 
ε 
ln 1 + 1,2 0,85 = 0,035 mol / L. jam 1,2 
0,01 mol / L 
0,167 jam x 60 menit = 
Maka: t = 0,167 jam = 10 menit 
1 jam 
ln V = +ε atau: (1 X ) 1 (1,2) (0,85) 
b) ( ) A A 
0 
ln 1 X 
V 
V 
V 
A A 
0 
= +ε = + 
V 
0 
Maka: 2,02 
V 
= 
6 
SOAL #22: 
Pada suhu ruang sukrose dapat terhidrolisis secara enzimatik, menggunakan enzim sukrase, 
menurut reaksi: sukrose⎯⎯sukr⎯ase→produk . Dengan konsentrasi sukrose awal CA0 = 1,0 mmol/L 
dan konsentrasi enzim awal CE0 = 0,01 mmol/L, data-data kinetika berikut ini diperoleh melalui 
sebuah eksperimen menggunakan sebuah reaktor batch bervolume-tetap: 
CA, mmol/L 0,84 0,68 0,53 0,38 0,27 0,16 0,09 0,04 0,018 0,006 0,0025 
t, jam 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 
Jika reaksi enzimatik tersebut dapat dianggap mengikuti model persamaan kinetika Michaelis- 
Menten: 
r k C C 
− = 3 E0 A 
, dengan: CM = konstanta Michaelis, 
A C + 
C 
A M 
evaluasilah harga konstanta-konstanta k3 dan CM dengan menggunakan metode integral 
PENYELESAIAN: 
Persamaan kinetika reaksi enzimatik pada sistem batch bervolume-tetap dapat dituliskan: 
k C C 
C + 
C 
− = − A = 3 E0 A 
atau: d C k C d t 
r d C 
A C C 
A M 
d t 
+ 
A M = 
C 
A 3 E0 
A 
− 
Diintegralkan dengan ⎟⎠ 
⎟ batas-batas: CA = CA0 pada t = 0 dan CA = CA pada t = t 
menghasilkan: ∫ C C d C ∫ ⎛ 
A 
1 C 1 
⎞ 
= ∫ ⎜ ⎜⎝ 
A M = − + 
d C k C d t 
+ 
− t 
A 3 E0 0 
C 
C 
A 
M 
C 
C A 
A 
C 
C 
A0 
A 
A0 
untuk mencapai konversi A (XA) 
sebesar 0,85. 
sehingga: 
1,2 
5 
5 
ε =
dy/kinkat/contoh soal & penyelesaian/campur/reaksi homogen/2006/halaman 19 
[C C ln C ] C 
k C t 3 E0 
− + = 
A M A C 
A 
A0 
C C C ln C 3 E0 
k C t 
− + A0 
= 
A0 A M C 
A 
Linierisasi persamaan di atas dengan membagi kedua ruas persamaan dengan k3 CE0 (CA0 – CA): 
A 
A0 
C 
1 
t 
A0 A 3 E0 C C 
A0 A 
M 
3 E0 
C 
ln C 
k C 
k C 
C C 
− 
= + 
− 
Plot linier antara 
t 
− 
A0 A C C 
vs 
A 
A0 
C 
ln C 
C − 
C 
A0 A 
menghasilkan slope/kemiringan garis sebesar 
C dan 
M 
k C 
3 E0 
intercept sebesar 
1 . Pada soal ini: CA0 = 1,0 mmol/L dan CE0 = 0,01 mmol/L. 
3 E0 k C 
Hasil perhitungan terhadap data-data di dalam soal disajikan pada tabel dan grafik berikut ini: 
A 
A0 
C 
ln C 
C − 
C 
t 
− 
Berdasarkan perhitungan tersebut di atas, diperoleh: 
Slope = 
C = 0,9879 dan intercept = 
M 
k C 
3 E0 
12 
11 
10 
9 
8 
7 
6 
5 
1 = 5,0497 
3 E0 k C 
k = 1 = 1 
= 19,803 jam 
− 
3 C = k .C . slope = (19,803) (0,01) (0,9879) = 
0,196 mmol / L M 3 E0 Dengan demikian: ( )( ) 
1 
E0 
0,01 5,0497 
C .int ercept 
SOAL #23: 
Pada reaksi homogen dengan persamaan stoikiometri: A + B produk, tentukan orde 
reaksi terhadap A, orde reaksi terhadap B, dan orde reaksi keseluruhan untuk kasus: 
CA 4 1 1 
CB 1 1 8 
-rA 2 1 4 
PENYELESAIAN: 
Jika persamaan kecepatan reaksi dianggap mengikuti model: -rA = k CA 
m CB 
n 
Orde reaksi terhadap A (m) ditinjau pada kondisi pada saat CA bervariasi dan CB tetap, sedangkan 
orde terhadap B (n) ditinjau pada kondisi pada saat CB bervariasi dan CA tetap. 
Untuk sejumlah N run percobaan, berlaku: [-rA]i = k [CA]m i 
[CB]i 
n dengan i menyatakan nomor run 
percobaan. 
Tinjaulah 3 buah run percobaan: Run 1: 2 = k (4m) (1n) 
Run 2: 1 = k (1m) (1n) 
Run 3: 4 = k (1m) (8n) 
t 
(jam) 
CA 
(mmol/L) 
A0 A 
A0 A C C 
1 0,84 1,0897 6,25 
2 0,68 1,2052 6,25 
3 0,53 1,3508 6,3830 
4 0,38 1,5606 6,4516 
5 0,27 1,7936 6,8493 
6 0,16 2,1816 7,1429 
7 0,09 2,6461 7,6923 
8 0,04 3,3530 8,3333 
9 0,018 4,0910 9,1650 
10 0,006 5,1469 10,0604 
11 0,0025 6,0065 11,0276 
y = 0.9879x + 5.0497 
R2 = 0.998 
4 
0 1 2 3 4 5 6 7 
ln CA0/CA / (CA0 - CA) 
t / (CA0 - CA)
dy/kinkat/contoh soal & penyelesaian/campur/reaksi homogen/2006/halaman 20 
( m )( n 
) 
Untuk menentukan m, run 1 dibandingkan dengan run 2: 2 = k 4 1 
( )( ) 
atau: 4m = 2 
1 
k 1 m 1 
n sehingga: m = ½ 
( m )( n 
) 
Untuk menentukan n, run 2 dibandingkan dengan run 3: 4 = k 1 8 
( )( ) 
atau: 8n = 4 
1 
k 1 m 1 
n sehingga: n = 2 
3 
Jadi: orde reaksi terhadap A = m = ½, 
orde reaksi terhadap B = n = 3 
2 , dan 
orde reaksi keseluruhan = m + n = ½ + 3 
2 = 7 
6 
SOAL #24: 
Ulangi soal #7, tetapi gunakanlah metode diferensial dengan cara penentuan dCA/dt yang lain, 
untuk menentukan besarnya orde reaksi (n) dan konstanta kecepatan reaksi (k). 
PENYELESAIAN: 
Penentuan 
d CA dicoba dilakukan dengan mendekatkan data-data hubungan antara CA vs t sebagai 
d t 
sebuah persamaan polinomial orde 6. Hasil curve-fitting terhadap data-data CA vs t menghasilkan 
persamaan dalam bentuk: 
CA (t) = 8,2387 t6 – 37,349 t5 + 67,714 t4 - 62,837 t3 + 31,937 t2 – 9,0322 t + 1,508 
(Persamaan ini diperoleh melalui curve-fitting langsung menggunakan paket program MS Excel) 
d CDengan demikian, besarnya 
A untuk setiap pasangan data dapat diperoleh melalui: 
d t 
d CA = 
(6 x 8,2387) t5 – (5 x 37,349) t4 + (4 x 67,714) t3 – (3 x 62,837) t2 
d t 
+ (2 x 31,937) t – 9,0322 
Hasil-hasil perhitungan terhadap data-data dalam soal disajikan pada tabel dan grafik berikut ini: 
⎞ 
⎛ 
− 
log d CA t 
⎜ ⎜⎝ 
log CA ⎟ ⎟⎠ 
d t 
(menit) 
d CA 
CA 
(mol/L) d t 
x y 
0 1,51 -9,0322 0,1790 0,9558 
0,1 0,86 -4,2772 -0,0655 0,6312 
0,2 0,58 -1,9140 -0,2366 0,2819 
0,3 0,45 -0,9154 -0,3468 -0,0384 
0,4 0,35 -0,5841 -0,4559 -0,2335 
0,6 0,28 -0,4252 -0,5528 -0,3714 
0,8 0,20 -0,1946 -0,6990 -0,7109 
1 0,18 -0,1260 -0,7447 -0,8996 
1,2 0,15 -0,0314 -0,8239 -1,5035 
y = 2.2592x + 0.7306 
-1.0 -0.8 -0.6 -0.4 -0.2 0.0 0.2 
⎞ 
⎛ 
− 
R2 = 0.952 
log CA 
log (-dCA/dt) 
log d C = + ⎟ ⎟⎠ 
A log k n log C 
d t 
⎜ ⎜⎝ 
Plot linier yang merepresentasikan grafik di atas adalah: A 
Karena slope = 2,2592 dan intercept = 0,7306, maka: 
Orde reaksi = n = slope = 2,2592; atau: n ≈ 2 
Konstanta kecepatan reaksi = k = 10intercept = 100,7306 = 5,3772; atau: k ≈ 5,4 
Karena reaksi berorde dua, maka: k = 5,4 L/mol.menit 
1.5 
1.0 
0.5 
0.0 
-0.5 
-1.0 
-1.5 
-2.0 
(Hasil-hasil yang diperoleh melalui cara ini cukup dekat dengan penyelesaian soal #7 sebelumnya)
dy/kinkat/contoh soal & penyelesaian/campur/reaksi homogen/2006/halaman 21 
SOAL #25: 
Pada suhu 114oC kinetika reaksi fase gas: B2H6 + 4 Me2CO 2 (Me2CHO)2BH 
dipelajari melalui pengambilan data-data laju awal (initial rates), yakni laju awal berkurangnya 
tekanan parsial B2H6, yang hasilnya disajikan sebagai berikut: 
Nomor run percobaan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 
B2H6 ,0 p (torr) 6 8 10 12 16 10 10 10 10 10 
Me2CO,0 p (torr) 20 20 20 20 20 10 20 40 60 100 
r0 x 103 (torr/detik) 0,50 0,63 0,83 1 1,28 0,33 0,80 1,50 2,21 3,33 
Jika persamaan laju reaksi yang dianggap mewakili mempunyai bentuk: m 
Me CO 
n 
B2H6 2 r = k p p 
maka tentukanlah harga-harga: n, m, dan k! 
PENYELESAIAN: 
Persamaan laju reaksi: m 
Me CO 
n 
B2H6 2 r = k p p 
maka, persamaan laju reaksi awal (initial rate)-nya: m 
Me CO,0 
n 
0 B2H6 ,0 2 r = k p p 
Untuk menentukan harga-harga n, m, dan k, kedua ruas persamaan di atas dinyatakan dalam fungsi 
logaritma, sehingga: 0 B2H6 ,0 Me2CO,0 log r = log k + n . log p + m . log p 
♦ Menentukan n (orde reaksi terhadap B2H6): 
Analisis data dilakukan terhadap data-data pada run 1-5, yakni pada saat tekanan parsial awal 
B2H6 dibuat bervariasi dan tekanan parsial awal Me2CO dibuat tetap; atau: 
0 B2H6 ,0 Me2CO,0 log r = log k + n . log p + m . log p 
0 B2H6 ,0 log r = A + n . log p dengan: Me2CO,0 A = log k + m . log p 
Nomor run percobaan 1 2 3 4 5 
B2H6 ,0 p (torr) 6 8 10 12 16 
r0 x 103 (torr/detik) 0,50 0,63 0,83 1 1,28 
B2H6 ,0 log p x 0,7782 0,9031 1 1,0792 1,2041 
log r0 y -3,3010 -3,2007 -3,0809 -3 -2,8928 
log pB2H6,0 
y = 0.9854x - 4.0735 
R2 = 0.9951 
-2.85 
-2.9 
-2.95 
-3 
-3.05 
-3.1 
-3.15 
-3.2 
-3.25 
-3.3 
-3.35 
0.7 0.8 0.9 1 1.1 1.2 1.3 
log r0 
♦ Menentukan m (orde reaksi terhadap Me2CO): 
Berdasarkan hasil pengolahan 
data (regresi linier), diperoleh: 
slope = n = 0,9854 ≈ 1 
dan 
intercept = A = -4,0735 
Analisis data dilakukan terhadap data-data pada run 6-10, yakni pada saat tekanan parsial awal 
Me2CO dibuat bervariasi dan tekanan parsial awal B2H6 dibuat tetap; atau: 
0 B2H6 ,0 Me2CO,0 log r = log k + n . log p + m . log p 
0 Me2CO,0 log r = B + m . log p dengan: B2H6 ,0 B = log k + n . log p 
Nomor run percobaan 6 7 8 9 10 
Me2CO,0 p (torr) 10 20 40 60 100 
r0 x 103 (torr/detik) 0,33 0,80 1,50 2,21 3,33 
Me2CO,0 log p x 1 1,3010 1,6021 1,7782 2 
log r0 y -3,4815 -3,0969 -2,8239 -2,6556 -2,4776
dy/kinkat/contoh soal & penyelesaian/campur/reaksi homogen/2006/halaman 22 
log pMe2CO,0 
y = 0.9958x - 4.4368 
R2 = 0.9918 
-2.20 
-2.40 
-2.60 
-2.80 
-3.00 
-3.20 
-3.40 
-3.60 
-3.80 
0.8 1.0 1.2 1.4 1.6 1.8 2.0 2.2 
log r0 
♦ Menentukan k (konstanta kecepatan reaksi): 
Berdasarkan hasil pengolahan 
data (regresi linier), diperoleh: 
slope = m = 0,9958 ≈ 1 
Harga k dapat dihitung melalui hasil-hasil perhitungan sebelumnya (yakni nilai A dan B). 
Me2CO,0 A = log k + m . log p 
log k = A − m . log p = − 4,0735 − (1).log( 20 ) = − 
5,3745 Me2CO,0 
k = 4,22.10-6 
B2H6 ,0 B = log k + n . log p 
log k B n . log p 4,4368 (1).log( 10 ) 5,4368 B2H6 ,0 = − = − − = − 
k = 3,66.10-6 
sehingga, harga k rata-ratanya = ½ (4,22.10-6 + 3,66.10-6) = 3,94.10-6 
Berdasarkan satuan-satuan tekanan dan laju awal yang digunakan, yakni masing-masing [torr] 
dan [torr/detik], serta hasil-hasil perhitungan untuk n (orde reaksi terhadap B2H6) dan m (orde 
reaksi terhadap Me2CO), maka k mempunyai satuan: torr-1 detik-1 
Jadi: n = 1, m = 1, dan k = 3,94.10-6 torr-1 detik-1 
SOAL #26: 
Kinetika reaksi (fase-gas) pirolisis dimetileter: CH3OCH3 CH4 + H2 + CO 
dipelajari dalam sebuah reaktor bervolume-tetap pada kondisi isotermal (suhu 504oC), dengan 
mula-mula hanya ada dimetileter, dan data-data berikut ini diperoleh: 
t (detik) 0 390 777 1195 3155 ∞ 
P total (kPa) 41,6 54,4 65,1 74,9 103,9 124,1 
Tentukanlah orde reaksi dan konstanta kecepatan reaksi ini! 
Catatan: Orde reaksi dianggap bilangan bulat 
PENYELESAIAN: 
Karena dalam soal ini orde reaksi dinyatakan berupa bilangan bulat, maka metode integral dipilih 
untuk menyelesaikan soal. Metode grafik (atau metode grafik pembanding) pada beberapa orde 
reaksi yang ditebak akan dicoba. 
Dimisalkan: CH3OCH3 ≡ A; CH4 ≡ B; H2 ≡ C; dan CO ≡ D 
Untuk bentuk persamaan kecepatan reaksi: n 
A 
− r = − d C = 
A 
k C 
A dt 
dan jika ditebak: 

 n = 0, maka persamaan kecepatan reaksi yang telah diintegrasi menjadi: C C k t A0 A − = 
ln C 

 n = 1, maka persamaan kecepatan reaksi yang telah diintegrasi menjadi: A0 = 
k t 
C 
A 
1 
1 
A A0 

 n = 2, maka persamaan kecepatan reaksi yang telah diintegrasi menjadi: k t 
C 
C 
− = 
dan 
intercept = B = -4,4368
dy/kinkat/contoh soal & penyelesaian/campur/reaksi homogen/2006/halaman 23 
Hubungan antara tekanan parsial A (pA) dan tekanan total sistem reaksi setiap saat (P) dapat 
dijabarkan sebagai berikut. 
Pada t = 0 : P0 = pA0 (karena dalam soal ini: reaktan mula-mula hanya berupa A) 
Pada t = t : P = pA + pB + pC + pD 
Berdasarkan hubungan stoikiometri reaksinya: 
1 (pA0 – pA) + 1 
P = pA + 1 
1 (pA0 – pA) + 1 
1 (pA0 – pA) 
P = 3 pA0 – 2 pA 
atau: pA = ½ (3 pA0 – P) 
Karena: P0 = pA0, maka: pA = ½ (3 P0 – P) 
(persamaan ini digunakan untuk menentukan tekanan parsial A setiap saat t) 
Dengan mengasumsikan bahwa gas-gas dalam sistem reaksi berkelakuan seperti gas ideal, maka: 
p V n R T A A = atau: 
C = nA = 
p 
A 
A R T 
V 
Diketahui: T = 504oC = 777 K 
Gunakan R yang sesuai: R = 8,314 J/mol.K = 8,314 kPa.L/mol.K 
Hasil-hasil perhitungan terhadap data-data dalam soal disajikan pada tabel dan grafik berikut ini: 
t (detik) P (kPa) pA (kPa) 
[= ½ (3 P0 – P)] 
CA (mol/L) 
⎤ 
⎥⎦ 
⎡ 
= 
R T 
⎢⎣ 
pA CA0 - CA (mol/L) 
A0 
C 
A 
ln C 
1 − 1 
(L/mol) 
A A0 C 
C 
0 41,6 41,6 6,44.10-3 0 0 0 
390 54,4 35,2 5,45.10-3 9,91.10-4 0,167 28,23 
777 65,1 29,85 4,62.10-3 1,82.10-3 0,332 61,13 
1195 74,9 24,95 3,86.10-3 2,58.10-3 0,511 103,63 
3155 103,9 10,45 1,62.10-3 4,82.10-3 1,381 462,89 
∞ 124,1 0,35 5,42.10-5 6,39.10-3 4,778 18301,79 
Keterangan: Untuk t = ∞ (waktu reaksi yang sangat lama), dimisalkan dipilih t = 10000 detik 
0.007 
0.006 
0.005 
0.004 
0.003 
0.002 
0.001 
0 
(1) (2) (3) 
t 
CA0 - CA 
y = 4.73E-04x 
5 
4.5 
4 
3.5 
3 
2.5 
2 
1.5 
1 
0.5 
0 
t 
ln CA0/CA 
20000 
16000 
12000 
8000 
4000 
0 
t 
1/CA - 1/CA0 
Berdasarkan perbandingan ketiga grafik di atas, terlihat bahwa grafik (2) yang menunjukkan profil 
linier (garis lurus), sedangkan grafik (1) dan grafik (3) masing-masing memperlihatkan 
kelengkungan negatif/turun dan kelengkungan positif/naik. Dengan demikian, dapat disimpulkan 
bahwa reaksi ini mempunyai orde: n = 1, dengan konstanta kecepatan reaksi sebesar 4,73.10-4 detik-1 
(terlihat dari harga slope yang ditunjukkan pada kurva 
ln C versus t pada grafik (2)). 
A0 
C 
A 
Jadi: Orde reaksi, n = 1 
Konstanta kecepatan reaksi, k = 4,73.10-4 detik-1 
SOAL #27: 
Data-data berikut ini dilaporkan dari sebuah percobaan kinetika reaksi klorinasi 
diklorotetrametil benzena dalam larutan asam asetat pada 30oC dengan reaktor volume tetap. 
t (detik) 0 48,42 85,14 135,3 171,3 222,9 257,4 
% konversi 0 21,33 32,25 44,26 51,95 59,55 63,65 
Reaksi yang terjadi: C6(CH3)4Cl2 + Cl2 C6(CH3)3Cl3 + CH3Cl
dy/kinkat/contoh soal & penyelesaian/campur/reaksi homogen/2006/halaman 24 
Jika konsentrasi awal reaktan-reaktannya: C6(CH3)4Cl2 = 34,7 mol/m3 
dan: Cl2 =19,17 mol/m3 
Tentukanlah orde reaksi dan konstanta kecepatan reaksi ini! 
Keterangan: % konversi dinyatakan terhadap limiting reactant, dan orde reaksi berupa 
bilangan bulat. 
PENYELESAIAN: 
Berdasarkan perbandingan antara konsentrasi awal (Ci,0) dengan koefisien stoikiometri reaksi (νi) 
reaktan-reaktannya: 
C 34,7 mol / m3 
( ) 
( ) 1 
C CH Cl ,0 
6 3 4 2 = 
ν 
C CH Cl 
6 3 4 2 
dan 
C 19,17 mol / m3 
1 
Cl ,0 
2 = 
ν 
Cl 
2 
terlihat bahwa: 
Cl ,0 C 
ν 
2 
Cl 
2 
C CH Cl ,0 C 
ν 
< ( ) 
6 3 4 2 
C CH Cl 
( ) 6 3 4 2 
Hal ini berarti bahwa reaktan yang menjadi pembatas (limiting reactant) dalam kasus ini adalah Cl2. 
Dimisalkan: Cl2 ≡ A dan C6(CH3)4Cl2 ≡ B 
Jika kecepatan reaksi terkonsumsinya Cl2 (≡ A) dinyatakan sebagai: n 
B 
m 
A A − r = k C C 
dan ditebak/diasumsikan: m = 1 dan n = 1, maka: 1 
B 
1 
A A − r = k C C 
Sistem batch bervolume-tetap: 
r d CA 
A − = − 
d t 
− d C = 
A k C C 
d t 
maka: A B 
⎟⎠ ⎟ ( )( ) ( ) ⎛ 
⎞ 
k C 1 X C C X k C 1 X C C 
⎜ ⎜⎝ 
C d X 
A0 X 
= − − = − B0 
− A 
A0 
A0 A B0 A0 A A0 A A0 
A 
C 
d t 
d X = − − dengan: 
( )( ) A0 A A 
A k C 1 X M X 
d t 
B0 
C 
A0 
M = C 
A d X 
∫ ( )( ) = ∫ 
A k C d t 
1 − X M − 
X 
t 
0 
X 
0 
A0 
A A 
Penyelesaian integralnya (dengan metode penyelesaian integral pecahan fraksional) adalah: 
− 
ln M X 
( ) k C t 
M 1 X 
1 
M 1 
A0 
A = 
A 
− 
− 
[M ≠ 1] 
ln M X 
1 
− 
A 
( ) ( ) k t 
M 1 X 
C M 1 
A 
A0 
= 
− 
− 
1 
ln M X 
k 1 
− 
atau: C ( M 1 
) M ( 1 X 
)t 
A 
A 
− 
− 
A0 = 
ln M X 
1 
− 
Plot linier antara A 
C ( M − 
1 
) M ( 1 − 
X 
) A0 A 
versus t akan menghasilkan slope kurva sebesar k. 
Harga k individual untuk setiap pasangan data juga dapat dihitung dengan persamaan k di atas. 
Hasil-hasil perhitungan terhadap data-data dalam soal disajikan pada tabel dan grafik berikut ini. 
1,8101 
M C 34,7 mol / m 
3 
= B0 = = 
19,17 mol / m 
C 
3 
A0 
A 
ln M X 
1 
− 
M − 
X 
t (detik) C ( M − 
1 
) M ( 1 − 
X 
) A0 A 
x 
A 
XA M ( 1 − 
X 
) A 
y 
k (m3.mol-1.detik-1) 
0 0 1 0 - 
48,42 0,2133 1,1213 0,0074 0,00015 
85,14 0,3225 1,2130 0,0124 0,00015 
135,3 0,4426 1,3554 0,0196 0,00014 
171,3 0,5195 1,4839 0,0254 0,00015 
222,9 0,5955 1,6589 0,0326 0,00015 
257,4 0,6365 1,7837 0,0373 0,00014
dy/kinkat/contoh soal & penyelesaian/campur/reaksi homogen/2006/halaman 25 
y = 0.00015x 
0.04 
0.035 
0.03 
0.025 
0.02 
0.015 
0.01 
0.005 
0 
0 50 100 150 200 250 300 
t (detik) 
A 
ln M X 
1 
− 
( ) ( ) A 
C M 1 
− 
M 1 − 
X 
A0 Plot yang ditunjukkan pada grafik di atas berbentuk linier (garis lurus), dan harga-harga k yang 
dihitung secara individual untuk setiap pasangan data pun memperlihatkan adanya konsistensi. Hal 
ini berarti bahwa orde reaksi yang ditebak: benar atau sesuai. Plot linier di atas menghasilkan 
slope sebesar 0,00015 [= harga k]. Harga ini sama dengan harga k yang dihitung dengan merata-ratakan 
k individualnya, yakni: 
0,00015 
k 0,00015 + 0,00015 + 0,00014 + 0,00015 + 0,00015 + 
0,00014 = 
6 
= 
Karena orde reaksi keseluruhan: m + n = 1 + 1 = 2, maka dalam hal ini k bersatuan: m3/mol.detik 
Jadi, reaksi ini berorde 2, dengan konstanta kecepatan atau kecepatan spesifik (k) sebesar 
0,00015 m3/mol.detik. 
SOAL #28: 
Berikut ini adalah data-data waktu paruh yang dilaporkan untuk reaksi penguraian/dekomposisi 
N2O5 dalam sebuah reaktor bervolume-tetap pada berbagai suhu. 
Nomor run percobaan 1 2 3 4 5 
T (oC) 300 200 150 100 50 
t½ (detik) 3,9.10-5 3,9.10-3 8,8.10-2 4,6 780 
Pada setiap run atau tempuhan percobaan, suhu dijaga tetap (kondisi isotermal) dan 
konsentrasi awal reaktannya (N2O5) sama. Dengan menggunakan persamaan Arrhenius untuk 
kebergantungan k terhadap T, tentukan besarnya energi aktivasi reaksi ini! 
PENYELESAIAN: 
Berdasarkan data-data percobaan, terlihat bahwa konsentrasi awal reaktan tidak diperhitungkan 
dalam penentuan waktu paruh reaksi (t½) . Dengan kata lain, t½ tidak dipengaruhi oleh besarnya 
konsentrasi awal reaktan. Reaksi yang mempunyai karakteristik seperti ini mempunyai orde, n = 1. 
Misalkan: N2O5 ≡ A, dan reaksi yang terjadi: A produk reaksi 
Persamaan kinetika berorde-1 (sistem batch bervolume-tetap): 
ln C 
− r = − d C = atau: k t 
A 
A 
k C 
A d t 
A0 = 
C 
A 
Pada saat: t = t½ : CA = ½ CA0 
maka: 
ln C = = sehingga: 
2 
1 
2 A0 
1 
A0 ln 2 k . t 
C 
k = ln 2 
2 
1 t 
⎞ 
⎛ 
k A . exp Ea , harga energi aktivasi reaksi (Ea) dapat ditentukan 
Dari persamaan Arrhenius: ⎟ ⎟⎠ 
⎜ ⎜⎝ 
= − 
R T 
melalui slope/gradien/kemiringan grafik linier antara ln k versus 1/T, berdasarkan persamaan hasil 
linierisasi persamaan Arrhenius: 
1 
T 
ln k = ln A − Ea 
R 
Hasil-hasil perhitungan terhadap data-data dalam soal disajikan pada tabel dan grafik berikut ini:
dy/kinkat/contoh soal & penyelesaian/campur/reaksi homogen/2006/halaman 26 
1/T (K-1 T (oC) t½ (detik) T (K) k (detik-1) ) ln k x y 
300 3,9.10-5 573 1,78.104 1,75.10-3 9,7854 
200 3,9.10-3 473 1,78.102 2,11.10-3 5,1803 
150 8,8.10-2 423 7,88 2,36.10-3 2,0639 
100 4,6 373 1,51.10-1 2,68.10-3 -1,8926 
50 780 323 8,89.10-4 3,10.10-3 -7,0258 
Berdasarkan pengolahan data-data tersebut di atas, diperoleh: 
Slope = 
− Ea = -12450 Kelvin 
R 
15 
10 
5 
0 
0.001 0.002 0.002 0.003 0.003 0.004 
-5 
Jika R = 8,314 J/mol.K = 1,987 kal/mol.K 
maka: Ea = - (slope) R = - (-12450 K) (8,314 J/mol.K) = - (-12450 K) (1,987 kal/mol.K) 
Ea = 103,5 kJ/mol = 24,7 kkal/mol 
SOAL #29: 
Tinjaulah sebuah reaksi fase-cair dekomposisi A yang berlangsung menurut skema kinetika 
dengan persamaan kecepatannya sebagai berikut: A → B + E rB = k1 CA 
A → D + E rD = k2 CA 
Reaksi berlangsung secara isotermal dalam sebuah reaktor batch, dengan mula-mula hanya 
ada A dengan CA0 = 4 mol/L dalam pelarut inert. Pada t = 1200 detik, CA = 1,20 mol/L dan CB 
= 0,84 mol/L. Hitunglah: (a) harga k1 dan k2 (beserta satuannya) 
(b) harga CD dan CE pada t = 1200 detik. 
PENYELESAIAN: 
(a) Persamaan kinetika reaksi terurainya A: − r = − d C A 
= k C + k C = ( k + 
k ) C 
A 1 A 2 A 1 2 A 
d t 
Jika dituliskan dalam bentuk yang diintegralkan, maka: 
A d C 
− ∫ = ( + ) ∫t 
A k k d t 
C 
1 2 0 
C 
C 
A 
A0 
ln C 1 2 
atau: A0 = (k + 
k )t 
C 
A 
ln 4 mol / L 1 2 = + 
Substitusikan angka-angka yang bersesuaian: (k k ) (1200 det ik ) 
1,20 mol / L 
maka: k1 + k2 = 10-3 detik-1 
Perbandingan kecepatan terurainya A dengan kecepatan terbentuknya B (pada t = 1200 detik): 
( ) 
r + 
k k C 
1 2 A 
1 A 
B 
A 
B 
A 
k C 
d t 
d C 
d t 
d C 
r 
= 
− 
= 
− 
d C + 
k k 
1 2 
1 
B 
A 
k 
d C 
= 
− 
d C k k 
atau: ∫ ∫ + 
C 1 2 
C A d C 
− = B 
B0 
A 
A0 
C 
C B 
k 
1 
C C k + 
k − 
atau: 1 2 
( C C 
)A0 A B B0 
1 
k 
− = 
3 1 
− − 
4 1,20 mol / L 10 detik 
Substitusikan angka-angka yang bersesuaian: ( − ) = (0,84 − 
0)mol / L 
k 
1 
maka: k1 = 3.10-4 detik-1 
Karena: k1 + k2 = 10-3 detik-1 maka: k2 = (10-3 – 3.10-4) detik-1 = 7.10-4 detik-1 
(b) Perbandingan kecepatan terurainya A dengan kecepatan terbentuknya D (pada t = 1200 detik): 
( ) 
k k 
1 2 
2 
d C 
D 
A 
k k C 
1 2 A 
2 A 
D 
A 
D 
A 
k 
d C 
k C 
d t 
d C 
d t 
d C 
r 
r + 
= 
− 
= 
+ 
= 
− 
= 
− 
C C k + 
k − 
Analog dengan cara di atas: ( ) D D0 
1 2 
C C 
A0 A 2 
k 
− = 
y = -12450x + 31.503 
-10 
1/T (Kelvin-1) 
ln k
dy/kinkat/contoh soal & penyelesaian/campur/reaksi homogen/2006/halaman 27 
C C k − 
Maka: ( A0 A ) 
2 
C C 
D D0 k + 
k 
1 2 
= + 
4 1 
− − 
0 7.10 det ik 3 1 
CD = (4 1,20)mol / L 
+ − − − 
10 det ik 
= 1,96 mol/L 
Konsentrasi E (CE) pada t = 1200 detik dapat dihitung dengan cara yang sama, melalui 
perbandingan kecepatan terurainya A dengan kecepatan terbentuknya E: 
( ) 
− 
( ) = 
d C 
1 
d C 
k + 
k C 
1 2 A 
k k C 
d t 
d C 
d t 
d C 
r 
r 
E 
A 
1 2 A 
E 
A 
E 
A = 
+ 
= 
− 
= 
− 
Maka: ( )E E0 A0 A C = C + C −C 
CE = 0 + (4 − 1,20)mol / L = 2,80 mol/L 
SOAL #30: 
Reaksi brominasi sebuah senyawa kompleks (dalam larutan aqueous): 
[kompleks] + Br2 [kompleks-Br] + Br-berlangsung 
dalam sebuah reaktor bervolume-tetap pada 25oC. Konsentrasi Br2 awal = 72,6 
mmol/m3 dan konsentrasi [kompleks] awal = 1,49 mol/m3 
Data-data yang dilaporkan dari eksperimen tersebut disajikan pada tabel berikut ini: 
t (detik) 0 432 684 936 1188 1422 1632 2058 2442 
Br2 C (mmol/m3) 72,6 63,6 58,9 55,3 51,6 48,1 45,2 39,8 35,1 
(a) Berdasarkan stoikiometri reaksi tersebut di atas, berapakah persentase perubahan 
konsentrasi [kompleks] dalam rentang waktu yang dipelajari? 
(b) Tentukan orde reaksi terhadap Br2! Tentukan konstanta kecepatan semu (pseudo rate 
constant) reaksi ini! 
PENYELESAIAN: 
(a) Berdasarkan perbandingan antara konsentrasi awal (Ci,0) dengan koefisien stoikiometri reaksi 
(νi) reaktan-reaktannya: 
C 1,49 mol / m3 1490 mmol / m 
3 
1 
[ kompleks ],0 = = 
ν 
1 
[ kompleks ] 
dan 
C 72,6 mmol / m3 
1 
Br ,0 
2 = 
ν 
Br 
2 
terlihat bahwa: 
Br ,0 C 
ν 
2 
Br 
2 
<<< 
[ kompleks ],0 C 
ν 
[ kompleks ] 
Hal ini berarti bahwa reaktan yang menjadi pembatas (limiting reactant) dalam kasus ini adalah 
Br2, sedangkan [kompleks] menjadi reaktan yang berlebih (excess reactant). 
Perubahan konsentrasi Br2 selama reaksi dipelajari (t = 2442 detik) = 
C C 
( ) = 2 = 2 = 
72,6 35,1 mmol / m 
.100% = 
51,65% 
72,6 mmol / m 
Br t 0 Br t 2442 det ik 
C 
3 
3 
Br 2 
t 0 
− 
= 
− 
= 
Perubahan konsentrasi [kompleks] selama reaksi dipelajari (t = 2442 detik) = 
= ( ) Br t 0 Br t 2442 det ik 
ν [ kompleks ] 
(72,6 35,1)mmol / m3 37,5 mmol / m3 
Br 
2 2 
2 
C − 
C = = 
ν 
= 1 − = 
1 
(jika dinyatakan dalam konsentrasi) 
37,5 mmol / m 
3 
= .100% 2,52% 
1490 mmol / m 
3 
= (angka ini jauh lebih kecil dibandingkan 51,65%!!) 
(jika dinyatakan dalam persentase terhadap konsentrasi awal) 
Karena konsentrasi salah satu reaktannya sangat berlebih, maka kecepatan reaksi yang teramati 
merupakan kecepatan reaksi semu (pseudo rate).
dy/kinkat/contoh soal & penyelesaian/campur/reaksi homogen/2006/halaman 28 
(b) Dimisalkan: Br2 ≡ A dan [kompleks] ≡ B 
Kecepatan reaksi yang menyatakan berkurangnya/terurainya Br2 (A) dapat dituliskan sebagai: 
m 
B 
n 
A A − r = k C C (konstanta kecepatan reaksi = k; orde reaksi = n + m) 
Karena CB relatif tidak mengalami perubahan dalam rentang waktu reaksi ini dipelajari, maka CB 
dapat dianggap tetap/konstan pada setiap saat t yang ditinjau. Karenanya, persamaan di atas 
dapat dituliskan menjadi: n 
A A − r = k' C dengan: m 
B k' = C 
Bentuk ini merupakan persamaan kecepatan reaksi semu, dengan konstanta kecepatan reaksi 
semu = k’ dan orde reaksi semu = orde reaksi terhadap A = n. 
Pada sistem batch volume tetap: n 
A 
− r = − d C = 
A 
k' C 
A dt 
Penentuan n dan k’ dengan Metode Integral 
Pada kali ini, metode integral dicoba ditempuh melalui perhitungan harga k’ secara individual untuk 
setiap pasangan data kinetika, terhadap beberapa orde reaksi yang ditebak. Harga-harga k’ 
individual ini selanjutnya dianalisis konsistensinya. Jika ditebak: 
n = 0, maka: C C k' t A0 A − = , sehingga: k tebakan orde 0, 
k' CA0 CA − 
t 
= 
ln C 
n = 1, maka: k' t 
A0 = , sehingga: k tebakan orde 1, 
C 
A 
ln C 
C 
k' A 
t 
A0 
= 
1 
1 
A A0 
n = 2, maka: k' t 
C 
C 
− = , sehingga: k tebakan orde 2, 
− 
t 
1 
C 
1 
C 
k' = 
A A0 
Hasil-hasil perhitungan terhadap data-data dalam soal disajikan pada tabel berikut ini: 
t 
(detik) 
CA 
(mmol/m3) 
1 − 
(m3/mmol) 
ln C A A0 C 
A0 A C − C 
(mmol/m3) A 
A0 
C 
1 
C 
k’ tebakan 
orde 0 
(mmol/m3/detik) 
k’ tebakan 
orde 1 
(detik-1) 
k’ tebakan 
orde 2 
(m3/mmol/detik) 
0 72,6 0 0 0 - - - 
432 63,6 9 0,1324 0,0019 0,0208 0,00031 4,51.10-6 
684 58,9 13,7 0,2091 0,0032 0,0200 0,00031 4,68.10-6 
936 55,3 17,3 0,2722 0,0043 0,0185 0,00029 4,60.10-6 
1188 51,6 21 0,3414 0,0056 0,0177 0,00029 4,72.10-6 
1422 48,1 24,5 0,4117 0,0070 0,0172 0,00029 4,93.10-6 
1632 45,2 27,4 0,4739 0,0083 0,0168 0,00029 5,12.10-6 
2058 39,8 32,8 0,6011 0,0114 0,0159 0,00029 5,52.10-6 
2442 35,1 37,5 0,7268 0,0147 0,0154 0,00030 6,03.10-6 
Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa k’ tebakan orde 0 dan orde 2 sama-sama tidak 
menunjukkan konsistensi; k’ tebakan orde 0 cenderung turun dengan semakin besarnya t, 
sedangkan k’ orde 2 cenderung naik. Dengan demikian, orde 0 dan orde 2 bukanlah orde yang 
sesuai untuk reaksi ini. Harga k’ tebakan orde 1 relatif tetap pada setiap saat t yang ditinjau 
(memperlihatkan konsistensi). Dengan demikian, orde yang sesuai untuk reaksi ini adalah n = 1. 
Harga k’ dapat dihitung dengan merata-ratakan harga-harga k’ individualnya: 
0,00029 
+ + + + + + + 
k' 0,00031 0,00031 0,00029 0,00029 0,00029 0,00029 0,00029 0,00030 = 
8 
= 
k' = 0,00029 det ik −1 ≈ 0,0003 detik-1 
Jadi, orde reaksi terhadap Br2 = n = 1, dan konstanta kecepatan reaksi semunya = k’ = 0,0003 detik-1 
Catatan: Melalui proses curve-fitting secara langsung terhadap data-data Br2 C vs t, diperoleh: 
( ) 0,0003 t 
= − = − 
Br C 72,6 exp 0,0003 t 72,6 e 2 
(dengan paket software MS Excel, menggunakan bentuk persamaan eksponensial) 
Bentuk ini sangat identik dengan profil CA vs t untuk sebuah reaksi searah orde 1: CA = CA0 e-kt, di 
mana dalam kasus ini: A ≡ Br2, CA0 = Br2 ,0 C = 72,6 mmol/m3, dan k = k’ = 0,0003 detik-1).

Contenu connexe

Tendances

Matematika teknik kimia_2
Matematika teknik kimia_2Matematika teknik kimia_2
Matematika teknik kimia_2Gayuh Permadi
 
Termodinamika 1 lanjutan
Termodinamika 1 lanjutanTermodinamika 1 lanjutan
Termodinamika 1 lanjutanAPRIL
 
363346658 16-soal-jawab-kinetik-kimia-nop-bahan-uas-docx
363346658 16-soal-jawab-kinetik-kimia-nop-bahan-uas-docx363346658 16-soal-jawab-kinetik-kimia-nop-bahan-uas-docx
363346658 16-soal-jawab-kinetik-kimia-nop-bahan-uas-docxSaya Kamu
 
Reactor volume konstan
Reactor volume konstanReactor volume konstan
Reactor volume konstansartikot
 
Titrasi Pengendapan
Titrasi PengendapanTitrasi Pengendapan
Titrasi PengendapanDokter Tekno
 
3 bab-ii-neraca-massa
3 bab-ii-neraca-massa3 bab-ii-neraca-massa
3 bab-ii-neraca-massaEggy Brilyan
 
Kesetimbangan uap cair
Kesetimbangan uap cairKesetimbangan uap cair
Kesetimbangan uap cairRyan Tito
 
Ekstraksi cair cair
Ekstraksi cair cairEkstraksi cair cair
Ekstraksi cair cairIffa M.Nisa
 
Drying Operasi teknik kimia
Drying Operasi teknik kimiaDrying Operasi teknik kimia
Drying Operasi teknik kimiaRatna54
 
Jurnal Laju Reaksi
Jurnal Laju ReaksiJurnal Laju Reaksi
Jurnal Laju Reaksinurul limsun
 
05 kinetika reaksi-homogen-sistem-batch-ppt
05 kinetika reaksi-homogen-sistem-batch-ppt05 kinetika reaksi-homogen-sistem-batch-ppt
05 kinetika reaksi-homogen-sistem-batch-pptwahyuddin S.T
 
Pertemuan ke 6dan-7_neraca_massa
Pertemuan ke 6dan-7_neraca_massaPertemuan ke 6dan-7_neraca_massa
Pertemuan ke 6dan-7_neraca_massaKhoridatun Nafisah
 
Laporan praktikum destilasi sederhana
Laporan praktikum destilasi sederhanaLaporan praktikum destilasi sederhana
Laporan praktikum destilasi sederhanaasterias
 

Tendances (20)

Matematika teknik kimia_2
Matematika teknik kimia_2Matematika teknik kimia_2
Matematika teknik kimia_2
 
Termodinamika 1 lanjutan
Termodinamika 1 lanjutanTermodinamika 1 lanjutan
Termodinamika 1 lanjutan
 
13-Reaktor Fixed Bed R-01
13-Reaktor Fixed Bed R-0113-Reaktor Fixed Bed R-01
13-Reaktor Fixed Bed R-01
 
Kinetika reaksi
Kinetika reaksiKinetika reaksi
Kinetika reaksi
 
Katalis heterogen
Katalis heterogenKatalis heterogen
Katalis heterogen
 
363346658 16-soal-jawab-kinetik-kimia-nop-bahan-uas-docx
363346658 16-soal-jawab-kinetik-kimia-nop-bahan-uas-docx363346658 16-soal-jawab-kinetik-kimia-nop-bahan-uas-docx
363346658 16-soal-jawab-kinetik-kimia-nop-bahan-uas-docx
 
Reactor volume konstan
Reactor volume konstanReactor volume konstan
Reactor volume konstan
 
Titrasi Pengendapan
Titrasi PengendapanTitrasi Pengendapan
Titrasi Pengendapan
 
3 bab-ii-neraca-massa
3 bab-ii-neraca-massa3 bab-ii-neraca-massa
3 bab-ii-neraca-massa
 
Leaching
LeachingLeaching
Leaching
 
Kesetimbangan uap cair
Kesetimbangan uap cairKesetimbangan uap cair
Kesetimbangan uap cair
 
Ppt reaktor
Ppt reaktorPpt reaktor
Ppt reaktor
 
Kromatografi gas
Kromatografi gasKromatografi gas
Kromatografi gas
 
Ekstraksi cair cair
Ekstraksi cair cairEkstraksi cair cair
Ekstraksi cair cair
 
Drying Operasi teknik kimia
Drying Operasi teknik kimiaDrying Operasi teknik kimia
Drying Operasi teknik kimia
 
Jurnal Laju Reaksi
Jurnal Laju ReaksiJurnal Laju Reaksi
Jurnal Laju Reaksi
 
Ekstraksi pelarut cair cair
Ekstraksi pelarut cair cairEkstraksi pelarut cair cair
Ekstraksi pelarut cair cair
 
05 kinetika reaksi-homogen-sistem-batch-ppt
05 kinetika reaksi-homogen-sistem-batch-ppt05 kinetika reaksi-homogen-sistem-batch-ppt
05 kinetika reaksi-homogen-sistem-batch-ppt
 
Pertemuan ke 6dan-7_neraca_massa
Pertemuan ke 6dan-7_neraca_massaPertemuan ke 6dan-7_neraca_massa
Pertemuan ke 6dan-7_neraca_massa
 
Laporan praktikum destilasi sederhana
Laporan praktikum destilasi sederhanaLaporan praktikum destilasi sederhana
Laporan praktikum destilasi sederhana
 

Similaire à Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1

KINETIKA_REAKSI.ppt
KINETIKA_REAKSI.pptKINETIKA_REAKSI.ppt
KINETIKA_REAKSI.pptSella98
 
Modul thermodinamika (penyelesaian soal siklus pembangkit daya)
Modul thermodinamika (penyelesaian soal  siklus pembangkit daya)Modul thermodinamika (penyelesaian soal  siklus pembangkit daya)
Modul thermodinamika (penyelesaian soal siklus pembangkit daya)Ali Hasimi Pane
 
Contoh penyelesaian soal sistem refrigerasi
Contoh penyelesaian soal sistem refrigerasiContoh penyelesaian soal sistem refrigerasi
Contoh penyelesaian soal sistem refrigerasiAli Hasimi Pane
 
Kalor dan Perubahan Kalor.pptx
Kalor dan Perubahan Kalor.pptxKalor dan Perubahan Kalor.pptx
Kalor dan Perubahan Kalor.pptxrosa yani
 
Analisa perpindahan panas konveksi paksa pada pipa ellipse
Analisa perpindahan panas konveksi paksa pada pipa ellipseAnalisa perpindahan panas konveksi paksa pada pipa ellipse
Analisa perpindahan panas konveksi paksa pada pipa ellipseAli Hasimi Pane
 
Kul 2 Mtk1
Kul 2 Mtk1Kul 2 Mtk1
Kul 2 Mtk1galih
 
Sesi 2 konveksi
Sesi 2  konveksiSesi 2  konveksi
Sesi 2 konveksiadhegokil
 
E4141 sistem kawalan 1 unit3
E4141 sistem kawalan 1 unit3E4141 sistem kawalan 1 unit3
E4141 sistem kawalan 1 unit3Asraf Malik
 
Latihan Soal %2bpembahasan Uan Kalor1 Sma
Latihan Soal %2bpembahasan Uan Kalor1 SmaLatihan Soal %2bpembahasan Uan Kalor1 Sma
Latihan Soal %2bpembahasan Uan Kalor1 Smaafrizal
 
termodinamikasli sman 1 termodinamika.ppt
termodinamikasli sman 1 termodinamika.ppttermodinamikasli sman 1 termodinamika.ppt
termodinamikasli sman 1 termodinamika.pptHernandaNajmudin
 
3-Uji stabilitas dan penentuan shelf life.pdf
3-Uji stabilitas dan penentuan shelf life.pdf3-Uji stabilitas dan penentuan shelf life.pdf
3-Uji stabilitas dan penentuan shelf life.pdfnolifepeopl3
 
Perpindahan panas bu lidia
Perpindahan panas bu lidiaPerpindahan panas bu lidia
Perpindahan panas bu lidiaAlen Pepa
 

Similaire à Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1 (20)

KINETIKA_REAKSI.ppt
KINETIKA_REAKSI.pptKINETIKA_REAKSI.ppt
KINETIKA_REAKSI.ppt
 
Modul thermodinamika (penyelesaian soal siklus pembangkit daya)
Modul thermodinamika (penyelesaian soal  siklus pembangkit daya)Modul thermodinamika (penyelesaian soal  siklus pembangkit daya)
Modul thermodinamika (penyelesaian soal siklus pembangkit daya)
 
Kd meeting 13 14
Kd meeting 13 14Kd meeting 13 14
Kd meeting 13 14
 
Contoh penyelesaian soal sistem refrigerasi
Contoh penyelesaian soal sistem refrigerasiContoh penyelesaian soal sistem refrigerasi
Contoh penyelesaian soal sistem refrigerasi
 
Kalor dan Perubahan Kalor.pptx
Kalor dan Perubahan Kalor.pptxKalor dan Perubahan Kalor.pptx
Kalor dan Perubahan Kalor.pptx
 
Analisa perpindahan panas konveksi paksa pada pipa ellipse
Analisa perpindahan panas konveksi paksa pada pipa ellipseAnalisa perpindahan panas konveksi paksa pada pipa ellipse
Analisa perpindahan panas konveksi paksa pada pipa ellipse
 
Kul 2 Mtk1
Kul 2 Mtk1Kul 2 Mtk1
Kul 2 Mtk1
 
Sesi 2 konveksi
Sesi 2  konveksiSesi 2  konveksi
Sesi 2 konveksi
 
Kinetika kimia
Kinetika kimiaKinetika kimia
Kinetika kimia
 
Kinetika kimia
Kinetika kimiaKinetika kimia
Kinetika kimia
 
E4141 sistem kawalan 1 unit3
E4141 sistem kawalan 1 unit3E4141 sistem kawalan 1 unit3
E4141 sistem kawalan 1 unit3
 
Latihan Soal %2bpembahasan Uan Kalor1 Sma
Latihan Soal %2bpembahasan Uan Kalor1 SmaLatihan Soal %2bpembahasan Uan Kalor1 Sma
Latihan Soal %2bpembahasan Uan Kalor1 Sma
 
PPT Suhu dan Kalor
PPT Suhu dan KalorPPT Suhu dan Kalor
PPT Suhu dan Kalor
 
termodinamikasli sman 1 termodinamika.ppt
termodinamikasli sman 1 termodinamika.ppttermodinamikasli sman 1 termodinamika.ppt
termodinamikasli sman 1 termodinamika.ppt
 
teori kinetik gas
teori kinetik gasteori kinetik gas
teori kinetik gas
 
3-Uji stabilitas dan penentuan shelf life.pdf
3-Uji stabilitas dan penentuan shelf life.pdf3-Uji stabilitas dan penentuan shelf life.pdf
3-Uji stabilitas dan penentuan shelf life.pdf
 
Perpindahan panas bu lidia
Perpindahan panas bu lidiaPerpindahan panas bu lidia
Perpindahan panas bu lidia
 
termodinamika
termodinamikatermodinamika
termodinamika
 
termodinamika
termodinamikatermodinamika
termodinamika
 
UMPTN Fisika 1999 Rayon B Kode 52
UMPTN Fisika 1999 Rayon B Kode 52UMPTN Fisika 1999 Rayon B Kode 52
UMPTN Fisika 1999 Rayon B Kode 52
 

Plus de wahyuddin S.T

Proposal ta wahyu satria-old
Proposal ta wahyu satria-oldProposal ta wahyu satria-old
Proposal ta wahyu satria-oldwahyuddin S.T
 
Prarancangan pabrik asam adipat dengan proses oksidasi dari
Prarancangan pabrik asam adipat dengan proses oksidasi dariPrarancangan pabrik asam adipat dengan proses oksidasi dari
Prarancangan pabrik asam adipat dengan proses oksidasi dariwahyuddin S.T
 
Judul prarancangan pabrik kimia teknik kimia
Judul prarancangan pabrik kimia  teknik kimia Judul prarancangan pabrik kimia  teknik kimia
Judul prarancangan pabrik kimia teknik kimia wahyuddin S.T
 
Dr achmad syamsu makalah fungsi mangrove, permasalahan dan konsep pengelolaannya
Dr achmad syamsu makalah fungsi mangrove, permasalahan dan konsep pengelolaannyaDr achmad syamsu makalah fungsi mangrove, permasalahan dan konsep pengelolaannya
Dr achmad syamsu makalah fungsi mangrove, permasalahan dan konsep pengelolaannyawahyuddin S.T
 
Transkrip nilai dan sertifikat2
Transkrip nilai dan sertifikat2Transkrip nilai dan sertifikat2
Transkrip nilai dan sertifikat2wahyuddin S.T
 
Transkrip akademik word
Transkrip akademik wordTranskrip akademik word
Transkrip akademik wordwahyuddin S.T
 
Toefl wahyuddin universitas lambung mangkurat
Toefl wahyuddin universitas lambung mangkuratToefl wahyuddin universitas lambung mangkurat
Toefl wahyuddin universitas lambung mangkuratwahyuddin S.T
 
Supermente wahyuddin universitas lambung mangkurat
Supermente wahyuddin universitas lambung mangkuratSupermente wahyuddin universitas lambung mangkurat
Supermente wahyuddin universitas lambung mangkuratwahyuddin S.T
 
Sukses terbesar dalam hidupku
Sukses terbesar dalam hidupkuSukses terbesar dalam hidupku
Sukses terbesar dalam hidupkuwahyuddin S.T
 
Kontribusiku untuk indonesia
Kontribusiku untuk indonesiaKontribusiku untuk indonesia
Kontribusiku untuk indonesiawahyuddin S.T
 
95652732 major-losses-adalah-kerugian-pada-aliran-dalam-pipa-yang-disebabkan-...
95652732 major-losses-adalah-kerugian-pada-aliran-dalam-pipa-yang-disebabkan-...95652732 major-losses-adalah-kerugian-pada-aliran-dalam-pipa-yang-disebabkan-...
95652732 major-losses-adalah-kerugian-pada-aliran-dalam-pipa-yang-disebabkan-...wahyuddin S.T
 
Pengolahan biodiesel (1)
Pengolahan biodiesel (1)Pengolahan biodiesel (1)
Pengolahan biodiesel (1)wahyuddin S.T
 

Plus de wahyuddin S.T (20)

Proposal ta wahyu satria-old
Proposal ta wahyu satria-oldProposal ta wahyu satria-old
Proposal ta wahyu satria-old
 
Prarancangan pabrik asam adipat dengan proses oksidasi dari
Prarancangan pabrik asam adipat dengan proses oksidasi dariPrarancangan pabrik asam adipat dengan proses oksidasi dari
Prarancangan pabrik asam adipat dengan proses oksidasi dari
 
Petrokimia
PetrokimiaPetrokimia
Petrokimia
 
Jurnal
JurnalJurnal
Jurnal
 
Judul prarancangan pabrik kimia teknik kimia
Judul prarancangan pabrik kimia  teknik kimia Judul prarancangan pabrik kimia  teknik kimia
Judul prarancangan pabrik kimia teknik kimia
 
Dr achmad syamsu makalah fungsi mangrove, permasalahan dan konsep pengelolaannya
Dr achmad syamsu makalah fungsi mangrove, permasalahan dan konsep pengelolaannyaDr achmad syamsu makalah fungsi mangrove, permasalahan dan konsep pengelolaannya
Dr achmad syamsu makalah fungsi mangrove, permasalahan dan konsep pengelolaannya
 
Transkrip nilai dan sertifikat2
Transkrip nilai dan sertifikat2Transkrip nilai dan sertifikat2
Transkrip nilai dan sertifikat2
 
Transkrip akademik word
Transkrip akademik wordTranskrip akademik word
Transkrip akademik word
 
Curriculum vitae
Curriculum vitae Curriculum vitae
Curriculum vitae
 
Toefl wahyuddin universitas lambung mangkurat
Toefl wahyuddin universitas lambung mangkuratToefl wahyuddin universitas lambung mangkurat
Toefl wahyuddin universitas lambung mangkurat
 
Surat pernyataan
Surat pernyataanSurat pernyataan
Surat pernyataan
 
Supermente wahyuddin universitas lambung mangkurat
Supermente wahyuddin universitas lambung mangkuratSupermente wahyuddin universitas lambung mangkurat
Supermente wahyuddin universitas lambung mangkurat
 
Sukses terbesar dalam hidupku
Sukses terbesar dalam hidupkuSukses terbesar dalam hidupku
Sukses terbesar dalam hidupku
 
Rencana studi
Rencana studiRencana studi
Rencana studi
 
Motivation letter
Motivation letterMotivation letter
Motivation letter
 
Kontribusiku untuk indonesia
Kontribusiku untuk indonesiaKontribusiku untuk indonesia
Kontribusiku untuk indonesia
 
Tugas petrokimia
Tugas petrokimiaTugas petrokimia
Tugas petrokimia
 
Purun ft
Purun   ftPurun   ft
Purun ft
 
95652732 major-losses-adalah-kerugian-pada-aliran-dalam-pipa-yang-disebabkan-...
95652732 major-losses-adalah-kerugian-pada-aliran-dalam-pipa-yang-disebabkan-...95652732 major-losses-adalah-kerugian-pada-aliran-dalam-pipa-yang-disebabkan-...
95652732 major-losses-adalah-kerugian-pada-aliran-dalam-pipa-yang-disebabkan-...
 
Pengolahan biodiesel (1)
Pengolahan biodiesel (1)Pengolahan biodiesel (1)
Pengolahan biodiesel (1)
 

Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1

  • 1. CONTOH SOAL DAN PENYELESAIANNYA SOAL #1: Reaksi antara etilen bromida dan kalium iodida: C2H4Br2 + 3 KI C2H4 + 2 KBr + KI3 berorde satu terhadap masing-masing reaktannya. Berikut ini adalah data-data percobaan yang dilangsungkan dalam reaktor batch bervolume-tetap pada suhu 59,7oC, dengan konsentrasi KI awal sebesar 0,1531 kmol/m3 dan C2H4Br2 awal sebesar 0,02864 kmol/m3. t (kilo-detik) 29,7 40,5 47,7 55,8 62,1 72,9 83,7 Fraksi C2H4Br2 terkonversi 0,2863 0,3630 0,4099 0,4572 0,4890 0,5396 0,5795 Tentukan harga konstanta kecepatan reaksinya! PENYELESAIAN: Dimisalkan: C2H4Br2 ≡ A dan KI ≡ B sehingga reaksi tersebut di atas dapat dituliskan sebagai: A + 3 B produk reaksi Persamaan kecepatan reaksinya (yang berorde satu terhadap masing-masing reaktannya) dapat dituliskan sebagai: -rA = k CA 1 CB 1 Konsentrasi awal: CA0 = 0,02864 kmol/m3 dan CB0 = 0,1531 kmol/m3 Sistem batch bervolume-tetap: r d CA A − = − d t − d C = A k C C d t maka: A B C d X = − − ( )( ) A0 A B0 A0 A A k C 1 X C 3 C X A0 d t ⎞ ⎛ k C 1 X C C ( ) ⎟ ⎟⎠ ⎜ ⎜⎝ C d X A0 3 X = − B0 − A A0 A0 A A0 A C d t d X = − − dengan: ( )( ) A0 A A A k C 1 X M 3 X d t B0 C A0 M = C A d X ∫ ( )( ) = ∫ A k C d t 1 − X M − 3 X t 0 X 0 A0 A A ln M 3 X 1 Penyelesaian integralnya: ( ) k C t M 1 X M 3 A0 A = A − − − [M ≠ 3] ln M 3 X A0 A ( ) = k C (M − 3)t M 1 X A − − ln M 3 X Plot linier antara A M ( 1 − X ) A − versus t akan menghasilkan slope kurva sebesar k C (M 3) A0 − 5,3457 M C 0,1531 kmol / m 3 = B0 = = 0,02864 kmol / m C 3 A0 t (kilo-detik) A M 3 X XA M ( 1 − X ) A − A ln M 3 X ( ) A M 1 − X − 0.5 0.45 0 0 1 0 0.4 29,7 0,2863 1,1760 0,1621 0.35 40,5 0,3630 1,2501 0,2232 0.3 47,7 0,4099 1,3048 0,2661 0.25 0.2 55,8 0,4572 1,3696 0,3145 0.15 62,1 0,4890 1,4199 0,3506 0.1 72,9 0,5396 1,5143 0,4149 0.05 83,7 0,5795 1,6047 0,4729 0 0 20 40 60 80 100 t (kilo-detik)
  • 2. dy/kinkat/contoh soal & penyelesaian/campur/reaksi homogen/2006/halaman 2 Berdasarkan grafik di atas: Slope = k CA0 (M - 3) = 0,005634 (kilodetik)-1 sehingga: ( ) k 0,005634 kilo det ik 3 1 − 0,02864 kmol / m (5,3457 3) = − = 0,083864 m3/kmol.kilodetik atau: k = 0,302 liter/mol.jam SOAL #2: Reaksi dekomposisi fase gas: A B + 2 C berlangsung dalam sebuah reaktor batch bervolume-tetap. Berikut ini adalah data-data yang diperoleh dari percobaan. Nomor run percobaan CA0 (mol/L) Half-life, t½ (menit) T (oC) 1 0,025 4,1 100 2 0,0133 7,7 100 3 0,0100 9,8 100 4 0,050 1,96 100 5 0,075 1,30 100 6 0,025 2,0 110 Berdasarkan data-data tersebut, tentukan besarnya: (a) orde reaksi dan konstanta kecepatan reaksinya! (b) energi aktivasi (Ea) dan faktor frekuensi tumbukan (A) reaksi! (Gunakan korelasi Arrhenius untuk pendekatan harga k) PENYELESAIAN: Jika model persamaan kinetika reaksi dinyatakan dalam: n A − r = − d C = A k C A d t − − t 2 − 1 − 1 C = [n ≠ 1] Hubungan antara t½ dan CA0: ( ) 1 n A0 n 1 2 k n 1 n 1 log t log 2 − 1 + − Dalam bentuk linier, persamaan tersebut dapat dituliskan: ( 1 n ) logC 1 A0 2 ( ) k n − 1 = − (a) Harga n dan k reaksi ini dapat ditentukan dengan mengolah data-data pada run percobaan nomor 1-5 (karena dievaluasi pada suhu yang sama). Run percobaan nomor CA0 (mol/L) t½ (menit) log CA0 log t½ 1 0,025 4,1 -1,6021 0,6128 2 0,0133 7,7 -1,8761 0,8865 3 0,01 9,8 -2 0,9912 4 0,05 1,96 -1,3010 0,2923 5 0,075 1,3 -1,1249 0,1139 Plot log t½ versus log CA0: 1.2 1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 -2.5 -2.0 -1.5 -1.0 -0.5 0.0 -0.2 -0.4 -0.6 -0.8 -1.0 -1.2 log CA0 log t1/2 Berdasarkan grafik di samping: Slope = 1 – n = -1,0129 sehingga: n = 1 + 1,0129 = 2,0129 atau: n ≈ 2 Intercept = -1,0218 2 n − 1 sehingga: log − 1 ( ) 1,0218 k n 1 = − − n 1 2 − 1 − 1,0218 atau: ( ) 10 0,0951 k n 1 = = − − Karena: n = 2, maka: 10,51 L 2 1 k 2 1 ( ) mol.menit 2 1 0,0951 = − − = − Jadi, reaksi ini berorde dua, dengan konstanta kecepatan reaksi pada 100oC sebesar 10,51 L/mol.menit
  • 3. dy/kinkat/contoh soal & penyelesaian/campur/reaksi homogen/2006/halaman 3 (b) Harga k pada 110oC dapat dihitung berdasarkan data pada run percobaan nomor 6. t 2 1 = 1 2 A0 2 1 − = − Karena reaksi berorde 2 (n = 2), maka: 1 2 ( ) k C A0 C 1 k 2 − 1 − atau: 2 k = 1 A0 1 C t 20 L k = 1 = sehingga, harga k pada 110oC adalah: mol.menit (0,025 mol / L ) ( 2,0 menit ) Ea Persamaan Arrhenius: RT k A e − = Untuk 2 harga k yang dievaluasi pada 2 suhu T yang berbeda, berlaku: ⎞ ⎛ k atau: ⎟ ⎟⎠ ⎟ ⎟⎠ ⎛ ⎜ ⎜⎝ 1 Ea − − 1 = R T 2 T1 2 e k 1 ⎞ ⎜ ⎜⎝ 1 1 Ea = − − 1 2 1 2 T T R ln k k Pada: T1 = 100oC = 373 K : k1 = 10,51 L/mol.menit T2 = 110oC = 383 K : k2 = 20 L/mol.menit ln 20 = − Ea ⎛ 1 − 1 ⎞ atau: maka: ⎟⎠ ⎜⎝ 373 383 R 10,51 76419,13 J mol 8,314 J 1 K 1 373 1 ln 20 ⎛ ⎞ ⎛ − 383 mol.K 10,51 ⎞ ⎛ Ea = ⎞ ⎟⎠ ⎜⎝ ⎟⎠ ⎜⎝ ⎟⎠ ⎜⎝ = − Harga faktor frekuensi tumbukan reaksi (A) dapat dihitung berdasarkan salah satu data T dan k. Ea Karena: RT k A e − = maka: A k Ea e R T − = Ambil data pada 100oC; besarnya A: mol.menit 5,29.10 L mol.K . 383K 8,314 J mol 76419,13 J exp mol.menit 20 L A = 11 ⎞ ⎟ ⎟ ⎠ ⎛ − ⎜ ⎜ ⎝ = Jadi, reaksi ini mempunyai energi aktivasi (Ea) sebesar 76419,13 J/mol atau 76,42 kJ/mol dan faktor frekuensi tumbukan (A) sebesar 5,29.1011 L/mol.menit. SOAL #3: Dimerisasi fase-gas trifluorochloroethylene (CF2=CFCl) berlangsung dalam reaktor batch bervolume-tetap pada suhu 440oC. Mula-mula hanya terdapat trifluorochloroethylene murni. Data-data berikut diperoleh melalui percobaan: Waktu reaksi, t (detik) 0 100 200 300 400 500 Tekanan total sistem reaksi, P (kPa) 82,7 71,1 64,0 60,4 56,7 54,8 Dengan menggunakan asumsi gas ideal untuk perilaku gas-gas dalam sistem reaksi, tentukan persamaan kinetika reaksi tersebut di atas! Gunakan model persamaan kinetika reaksi dalam bentuk hukum pangkat (-rA = k CA n) PENYELESAIAN: Reaksi dimerisasi trifluorochloroethylene: 2 CF2=CFCl atau, dengan pemisalan: 2 A P Pada sistem batch bervolume-tetap: CF2-CFCl ⎪ CF2-CFCl r d CA A − = − sehingga: n A d t d C − = A k C d t Metode integral (khususnya metode merata-ratakan harga k dengan long-interval method) akan digunakan untuk menyelesaikan persoalan ini. Jika orde reaksi ditebak sebesar 0, 1, dan 2: Untuk tebakan n = 0 : C C k t A0 A − = sehingga: k CA0 CA − t = ln C Untuk tebakan n = 1 : k t A0 = sehingga: C A ln C C k A t A0 =
  • 4. dy/kinkat/contoh soal & penyelesaian/campur/reaksi homogen/2006/halaman 4 1 1 A A0 Untuk tebakan n = 2 : k t C C − = sehingga: − t 1 C 1 C k = A A0 Dengan menggunakan korelasi yang menyatakan bahwa tekanan total sebuah sistem merupakan jumlah tekanan parsial seluruh komponennya, maka hubungan antara pA dengan P dapat dijabarkan sebagai berikut: Pada t = 0 (mula-mula) hanya ada A murni (tidak ada zat inert) Artinya: P0 = pA0 Pada t = t (setiap saat) terdapat campuran A dan P Artinya: P = pA + pP Berdasarkan hubungan stoikiometri komponen-komponen reaksinya: P = pA + ½ [pA0 – pA] P = pA + ½ pA0 – ½ pA P = ½ [pA0 + pA] atau: pA = 2 P – pA0 Dengan menggunakan asumsi gas ideal (pi = Ci R T), maka besaran pA dapat diubah ke dalam besaran CA menjadi: pA = CA R T, sehingga: C pA A = R T Suhu reaksi, T = 440oC = (440 + 273) K = 713 K R yang digunakan berdasarkan satuan-satuan yang bersesuaian: R = 8,314 kPa.liter/mol.K Hasil-hasil perhitungan harga k untuk ketiga tebakan orde reaksi tersebut di atas disajikan pada tabel berikut ini: t (detik) P (kPa) pA [= 2 P – pA0] (kPa) CA ⎤ pA (mol/L) ⎥⎦ ⎡ = ⎢⎣ R T k tebakan orde 0 (mol/L.detik) k tebakan orde 1 (detik-1) k tebakan orde 2 (L/mol.detik) 0 82,7 82,7 0,01395 - - - 100 71,1 59,5 0,01004 3,9137. 10-5 3,2924. 10-3 0,2795 200 64,0 45,3 0,00764 3,1546. 10-5 3,0096. 10-3 0,2959 300 60,4 38,1 0,00643 2,5079. 10-5 2,5834. 10-3 0,2797 400 56,7 30,7 0,00518 2,1930. 10-5 2,4774. 10-3 0,3035 500 54,8 26,9 0,00454 1,8826. 10-5 2,2462. 10-3 0,2974 Berdasarkan harga-harga k individual yang dihitung pada tiap-tiap tebakan orde reaksi di atas, terlihat bahwa k tebakan orde 0 dan k tebakan orde 1 sama-sama tidak menunjukkan konsistensi (karena keduanya memperlihatkan kecenderungan turun) seiring dengan bertambahnya waktu reaksi yang diamati. Harga k yang relatif tetap (konsisten) dicapai pada tebakan orde 2. Harga k rata-ratanya (pada tebakan orde 2) adalah sebesar: mol.det ik 0,2912 L 1,4560 Σ k i = = 5 0,2795 0,2959 0,2797 0,3035 0,2974 5 k i + + + + = = Σ Jadi, reaksi ini berorde 2, dengan konstanta kecepatan reaksi sebesar 0,2912 L/mol.detik. Atau, persamaan kinetika reaksi ini adalah: -rA = k CA 2 2 -rA = 0,2912 CA di mana –rA [=] mol/L.detik, CA [=] mol/L, dan k [=] L/mol.detik, serta A menyatakan trifluorochloroethylene SOAL #4: Reaksi thermal cracking n-nonana pada 900oC berlangsung 20 kali lebih cepat dibandingkan dengan reaksi pada 800oC. Hitunglah energi aktivasi reaksi ini! PENYELESAIAN: T1 = 800oC + 273 = 1073 K; T2 = 900oC + 273 = 1173 K; r2 = 20 x r1
  • 5. dy/kinkat/contoh soal & penyelesaian/campur/reaksi homogen/2006/halaman 5 Ea Kebergantungan kecepatan reaksi terhadap suhu didekati dengan korelasi Arrhenius: RT k A e − = n Kecepatan reaksi dianggap mengikuti bentuk persamaan kinetika: r = k Ci sehingga jika ditinjau pada 2 suhu yang berbeda (T1 dan T2), maka: r1 = k1 Ci n dan: r2 = k2 Ci n k k C r atau: 2 = = 2 = 20 k k C r 1 n 1 i n 2 i 1 Ea R T 2 ⎛ ⎞ ⎛ 1 1 20 exp Ea k = = atau: ⎟ ⎟⎠ Ea R T 1 2 1 20 A e A e k k − − ⎞ ⎜ ⎜⎝ ⎟ ⎟⎠ ⎜ ⎜⎝ = = − − 2 T T R 1 2 1 k Dengan mengambil harga logaritma natural terhadap kedua ruas persamaan, maka: ⎞ ⎟ ⎟⎠ ⎛ ⎜ ⎜⎝ 1 ln 20 Ea = = − − 2 1 T T R 1 2 1 ln k k Jika harga-harga T1 dan T2 disubstitusikan (dengan mengambil harga R = 8,314 J/mol.K), maka: 313480,7 J / mol 313,5 kJ / mol 1 K 1 8,314 J ⎞ 1073 1 ⎛ − 1173 ln 20 mol.K ⎛ Ea = = ⎞ ⎟⎠ ⎜⎝ ⎟⎠ ⎜⎝ = − Atau, jika diambil R = 1,987 kal/mol.K, maka Ea = 74920,1 kal/mol = 74,9 kkal/mol SOAL #5: Berikut ini adalah data percobaan kinetika untuk reaksi pelarutan MnO2 dalam HBr, salah satu reaksi pelarutan padatan dalam cairan, yakni pelarutan semikonduktor MnO2 dalam pembuatan chip komputer: CA0 (mol HBr/dm3) 0,1 0,5 1,0 2,0 4,0 -rA0” (mol HBr/m2.jam) x 102 0,073 0,70 1,84 4,86 12,84 Tentukan besarnya orde reaksi dan laju reaksi spesifik dengan menggunakan teknik kuadrat terkecil (least-squares), jika kecepatan atau laju reaksi dianggap mengikuti model persamaan kinetika: ( )n HBr " HBr − r = k" C PENYELESAIAN: Misalkan: HBr ≡ A Dengan menggunakan konsentrasi reaktan awal dan laju awal (initial rates), maka: ( )n − r " = k" C dapat dituliskan menjadi: − r " = k" ( C )n HBr HBr A0 A0 Jika dituliskan dalam bentuk persamaan linier (atau, proses linierisasi dengan cara mengambil harga logaritma bilangan natural terhadap kedua ruas persamaan), maka: ln ( −r " ) = lnk" + n .lnC A0 A0 Misalkan: X ≡ ln CA0; Y ≡ ln (-rA0”); a ≡ ln k”; b ≡ n maka persamaan hasil linierisasi tersebut dapat dituliskan menjadi: Y = a + b X Untuk sejumlah N buah run atau data percobaan, a dan b dapat ditentukan melalui penggunaan metode least squares (kuadrat terkecil) terhadap persamaan Y = a + b X di atas, sehingga: Σ Σ = = N N Y = N.a + b. X dan Σ Σ Σ i i N i 1 N i 1 ( X Y ) = a. X + b. X i i i i 1 i 1 = = = 2 i N i 1 Hasil-hasil pengolahan datanya disajikan pada tabel berikut ini: Run CA0 -rA0" X Y X2 XY 1 0,1 0,00073 -2,3026 -7,2225 5,3019 16,6303 2 0,5 0,007 -0,6931 -4,9618 0,4805 3,4393 3 1 0,0184 0 -3,9954 0 0 4 2 0,0486 0,6931 -3,0241 0.4805 -2,0962 5 4 0,1284 1,3863 -2,0526 1,9218 -2,8455 Σ -0,9163 -21,2565 8,1846 15,1279
  • 6. dy/kinkat/contoh soal & penyelesaian/campur/reaksi homogen/2006/halaman 6 Dengan: N (banyaknya data) = 5 ΣXi = -0,9163 ΣYi = -21,2565 ΣXi 2 = 8,1846 Σ(XiYi) = 15,1279 maka angka-angka ini dapat disubstitusikan ke dalam 2 persamaan hasil metode least squares di atas: -21,2565 = 5 a - 0,9163 b 15,1279 = -0,9163 a + 8,1846 b dan menghasilkan: a = -3,9945 dan b = 1,4011 Dengan demikian: Orde reaksi (n) = b = 1,4011 atau: n ≈ 1,4 Laju reaksi spesifik (k) = exp(a) = exp(-3,9945) = 1,8417.10-2 ( ) m jam 3 0,4 mol dm 2 atau: 1,4 HBr " 2 HBr − r = 1,8417.10− C SOAL #6: Tentukan besarnya energi aktivasi (Ea) dan faktor frekuensi tumbukan (A) reaksi bimolekuler pembentukan metileter dalam larutan etil akohol, berdasarkan data-data percobaan berikut ini: T (oC) 0 6 12 18 24 30 k x 105 (L/gmol.detik) 5,6 11,8 24,5 48,8 100 208 Kebergantungan k terhadap T didekati melalui persamaan Arrhenius. PENYELESAIAN: Ea Persamaan Arrhenius: RT k A e − = Untuk sejumlah data percobaan yang menghasilkan beberapa harga k pada beberapa harga T yang berbeda, harga Ea dan A dapat diperoleh melalui harga-harga kemiringan dan intercept dari plot linier terhadap persamaan Arrhenius menjadi: ln k = ln A − Ea 1 , antara ln k versus T R 1 T Hasil-hasil perhitungan terhadap data dalam soal disajikan pada tabel dan grafik berikut ini: T (oC) T (K) k (L/gmol.detik) 1/T (K-1) ln k 0 273 0,000056 0,003663 -9,7902 6 279 0,000118 0,003584 -9,0448 12 285 0,000245 0,003509 -8,3143 18 291 0,000488 0,003436 -7,6252 24 297 0,001000 0,003367 -6,9078 30 303 0,002080 0,0033 -6,1754 -5 0.0032 0.0033 0.0034 0.0035 0.0036 0.0037 0.0038 -6 -7 -8 -9 -10 -11 1/T (Kelvin-1) ln k Berdasarkan plot linier di samping, diperoleh: kemiringan garis (slope) = = − Ea = -9913,4 K R dan intercept = ln A = 26,489 Dengan demikian, jika diambil R = 1,987 kal/gmol.K, maka: Ea = - (1,987 kal/gmol.K) (-9913,4 K) = -19698 kal/gmol = -19,7 kkal/gmol A = exp(26,489) = 3,2 x 1011 L/gmol.detik
  • 7. dy/kinkat/contoh soal & penyelesaian/campur/reaksi homogen/2006/halaman 7 SOAL #7: Reaksi hidrogenasi asetaldehida: CH CHO ( A) H k CH CH OH 3 2 3 2 + ⎯⎯→ berlangsung dalam sebuah reaktor batch bervolume-tetap, pada suhu 220oC. H2 yang ditambahkan ke dalam reaktor sangat berlebih sehingga kecepatan reaksi dapat dianggap hanya merupakan fungsi dari CA. Hubungan CA terhadap t dapat dianggap linier pada interval waktu pengamatan pada dua titik yang berdekatan. Bentuk persamaan kecepatan reaksi: − r = − d C = dapat didekati dengan: n n A A k C A d t A Δ − r ≈ − C = A k C A t Δ t (menit) 0,0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,6 0,8 1,0 1,2 CA (mol/L) 1,51 0,86 0,58 0,45 0,35 0,28 0,20 0,18 0,15 Tentukan orde reaksi (n) dan konstanta kecepatan reaksi (k) ini dengan menggunakan metode diferensial! PENYELESAIAN: Harga n dan k dapat dievaluasi dengan mengambil harga logaritma terhadap kedua ruas pada persamaan: n A C − = Δ A k C t Δ ⎛ ⎞ sehingga menjadi: − ( ) A log C = + ⎟ ⎟⎠ A log k n . log C t ⎜ ⎜⎝ Δ Δ ⎟ ⎟⎠ dengan log k dan n masing-masing merupakan intercept dan lereng/kemiringan dari plot linier ⎛ antara log − CA ⎞ ⎜ ⎜⎝ t Δ Δ versus ( ) A log C Hasil-hasil perhitungan terhadap data-data dalam soal disajikan pada tabel dan grafik berikut ini: ⎞ ⎛ − C Δ ( ) A C log ⎟ ⎟⎠ ⎜ ⎜⎝ log A t Δ Δ t (menit) Δ CA (mol/L) CA Δ Δ − A C (mol/L) t x y 0,1 -0,65 1,185 6,5 0,0737 0,8129 0,1 -0,28 0,72 2,8 -0,1427 0,4472 0,1 -0,13 0,515 1,3 -0,2882 0,1139 0,1 -0,1 0,4 1 -0,3979 0 0,2 -0,07 0,315 0,35 -0,5017 -0,4559 0,2 -0,08 0,24 0,4 -0,6198 -0,3979 0,2 -0,02 0,19 0,1 -0,7212 -1 0,2 -0,03 0,165 0,15 -0,7825 -0,8239 dengan: Δ t = ti+1 – ti Δ CA = CA,i+1 – CA,i C C C C A,i A,i 1 2 A A,rata rata + − + = = i menyatakan nomor data yang ditinjau y = 2.0647x + 0.7094 R2 = 0.9565 1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 -1.0 -0.8 -0.6 -0.4 -0.2 0.0 0.2 -0.2 -0.4 -0.6 -0.8 -1.0 -1.2 Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan metode regresi linier terhadap data-data yang bersesuaian, diperoleh: n = 2,0647 ≈ 2 log k = 0,7094 atau: k = 100 ,7094 = 5,1215 ≈ 5,1 Jadi, reaksi ini mempunyai orde n = 2, dengan konstanta kecepatan atau kecepatan spesifik sebesar k = 5,1 L mol . menit SOAL #8: Reaksi dekomposisi fase-gas berorde-satu: A → 2,5 B, berlangsung dalam sebuah reaktor batch pada kondisi isotermal, dengan tekanan 2 atm dan reaktan awal yang terdiri atas 80%-mol A dan sisanya inert, serta volumenya bertambah 60% dalam waktu 20 menit. Dengan komposisi reaktan yang sama dan jika reaksi dilakukan dalam reaktor bervolume-tetap, hitunglah waktu yang dibutuhkan agar tekanannya menjadi 3,5 atm (dari tekanan awal sebesar 2 atm)!
  • 8. dy/kinkat/contoh soal & penyelesaian/campur/reaksi homogen/2006/halaman 8 PENYELESAIAN: Reaksi: A → 2,5 B -rA = k CA (berorde-satu) Komposisi reaktan awal: A = 80%; inert = 20% ♦ Tinjaulah kondisi 1: Reaksi pada sistem volume berubah (P = 2 atm) Kondisi ini digunakan untuk menghitung harga konstanta kecepatan reaksi ini pada suhu T. V – V0 = ΔV = 60% V0 : t = 20 menit Pada sistem volume berubah, fraksi perubahan volume sistem reaksinya dapat ditinjau melalui perhitungan harga εA, yang dalam kasus ini (basis yang diambil: mula-mula ada 5 mol gas): Basis (mol) A B Inert Jumlah Mula-mula (XA = 0) 4 0 1 5 Akhir (XA = 1) 0 2,5 x 4 = 10 1 11 − sehingga: 6 1,2 A = = 5 11 5 5 ε = Pada sistem batch bervolume berubah: ( ) dt C d ln V r d C A ε dt A A0 A − = − = sehingga pada kinetika reaksi orde-satu: ( ) ⎞ ⎟ ⎟⎠ ⎛ + k C 1 X C d ln V ε ε ⎜ ⎜⎝ − = A A A A0 A0 A 1 X dt ⎞ ⎛ ln 1 Δ V A atau, dalam bentuk yang telah diintegralkan: ln (1 X ) k t V A 0 = − − = ⎟ ⎟⎠ ⎜ ⎜⎝ − − ε ln 1 0,6 = − − = ⎟⎠ ln (1 0,5) k (20 menit) 1,2 ⎞ − ⎛ − ⎜⎝ ( − ) Dengan demikian: XA = 0,5 dan k ln 1 0,5 = 0,035 menit − 1 20 menit = − ♦ Tinjaulah kondisi 2: Reaksi pada sistem volume tetap P0 = 2 atm : P = 3,5 atm Kondisi ini digunakan untuk menghitung t (berdasarkan harga k yang diperoleh sebelumnya). Pada t = 0: P0 = pA0 + pinert,0 = 2 atm Berdasarkan komposisi reaktan awal: pA0 = (0,8) (2 atm) = 1,6 atm pinert,0 = pinert = (1 - 0,8) (2 atm) = 0,4 atm Pada t = t: P = pA + pB + pinert = 3,5 atm Jika dinyatakan sebagai fungsi konversi A (XA): P = pA0 (1 – XA) + pB0 + 2,5 pA0 XA + pinert P = pA0 – pA0 XA + 0 + 2,5 pA0 XA + pinert P = pA0 + pinert + 1,5 pA0 XA 3,5 1,6 0,4 ( ) ( ) 0,625 62,5% 1,5 1,6 X P p p A0 inert = = A 1,5 p A0 − − = − − = C d X = − Kinetika reaksi orde-satu pada sistem batch volume-tetap: A k C ( 1 X ) A0 A0 A d t atau, dalam bentuk yang telah diintegralkan: ln (1 X ) k t A − − = − ln (1 − 0,625) = (0,035 menit−1 )t Dengan demikian: ( ) 28,3 menit t − = − ln 1 0,625= − 1 0,035 menit Catatan: Penentuan XA juga dapat dilakukan melalui penyusunan tabel stoikiometri reaksi, seperti yang telah diuraikan dalam materi kuliah. p p 1 ( P P ) A A0 0 = − − δ atau: p p 1 ( P P ) A0 A 0 − = − δ atau: p X 1 ( P P ) A0 A 0 = − δ Pada kasus ini: pA0 = (0,8) (2 atm) = 1,6 atm; dan δ = 2,5 – 1 = 1,5 Dengan demikian: 1,6 XA = (3,5 – 2) / 1,5 atau: XA = 0,625 = 62,5%
  • 9. dy/kinkat/contoh soal & penyelesaian/campur/reaksi homogen/2006/halaman 9 SOAL #9: Di dalam sebuah reaktor alir katalitik, CO dan H2 terkonversi menjadi CH3OH. a). Jika 1000 kg jam-1 CO diumpankan ke dalam reaktor (yang berisi 1200 kg katalis) dan 14% CO terkonversi, hitung kecepatan pembentukan metanol per g katalis. b). Jika katalis mempunyai luas permukaan spesifik sebesar 55 m2 g-1, hitung kecepatan pembentukan metanol per m2 katalis. c). Jika setiap m2 katalis mempunyai 1019 pusat aktif katalitik, hitung jumlah molekul metanol yang dihasilkan per satuan pusat aktif katalitik per detik. PENYELESAIAN: Reaksi yang terjadi: CO + 2 H2 ⎯⎯kata⎯lis→ CH3OH Massa molekul relatif: CO = 28 kg/kmol; Metanol (CH3OH) = 32 kg/kmol Umpan CO: laju alir massa = 1000 kg jam-1; konversi = 14% Katalis: massa = 1200 kg; luas permukaan spesifik = 55 m2 g-1 banyaknya pusat aktif katalitik = 1019 per m2 Bilangan Avogadro, Nav = 6,02 x 1023 molekul mol-1 1 a) Laju alir molar umpan CO = 1000 kg jam 1 28 kg kmol − − = 35,71 kmol jam-1 CO yang terkonversi = 14% x umpan CO = 14% x 35,71 kmol jam-1 = 5 kmol jam-1 Metanol yang terbentuk = 1 1 x CO yang terkonversi = 5 kmol jam-1 Metanol yang terbentuk per g katalis = metanol yang terbentuk massa katalis = 5 kmol metanol jam−1 1200 kg katalis 1 kg x x 1000 g 1000 mol kmol = 4,2 x 10-3 mol metanol x g katalis . jam 32 g metanol mol = 0,1344 (g metanol) (g katalis)-1 (jam)-1 ∴ Kecepatan pembentukan metanol per g katalis adalah sebesar: 4,2 x 10-3 (mol) (g katalis)-1 (jam)-1 atau 0,1344 (g) (g katalis)-1 (jam)-1 b) Metanol yang terbentuk per m2 katalis = 4,2 x 10-3 mol me tan ol g katalis . jam g katalis x 55 m2 = 7,58 x 10-5 mol me tan ol 2 x m katalis . jam 32 g me tan ol mol = 2,43 x 10-3 (g metanol) (m2 katalis)-1 (jam)-1 ∴ Kecepatan pembentukan metanol per m2 katalis adalah sebesar: 7,58 x 10-5 (mol) (m2 katalis)-1 (jam)-1 atau 2,43 x 10-3 (g) (m2 katalis)-1 (jam)-1 c) Metanol yang terbentuk per satuan pusat aktif katalitik per detik = = 7,58 x 10-5 mol me tan ol 2 x m katalis . jam 2 m katalis 19 10 pusat aktif katalitik x 6,02 x 1023 molekul mol 1 jam x 3600 det ik = 1,27 x 10-3 molekul metanol.(satuan pusat aktif katalitik)-1.(detik)-1 ∴ Jumlah molekul metanol yang dihasilkan per satuan pusat aktif katalitik per detik sebesar : 1,27 x 10-3 molekul.(satuan pusat aktif katalitik)-1.(detik)-1 SOAL #10: Persamaan kecepatan reaksi: 2 3 A + 2 B → 3 C dapat dinyatakan sebagai: -rA = k CA CB a). Tuliskan persamaan kinetika yang menyatakan kecepatan konsumsi B dan kecepatan pembentukan C. b). Berapakah orde reaksi tersebut dan tentukan satuan konstanta kecepatan reaksinya.
  • 10. dy/kinkat/contoh soal & penyelesaian/campur/reaksi homogen/2006/halaman 10 PENYELESAIAN: Persamaan reaksi: 2 3 A + 2 B → 3 C Persamaan kecepatan reaksi: -rA = k CA CB Hubungan antara kecepatan konsumsi A, konsumsi B, dan pembentukan C : − rA 2 3 = rB − 2 rC = 3 a) Persamaan kinetika yang menyatakan kecepatan konsumsi B: A − r 2 3 = rB − 2 -rB = 2 x 3 2 x (-rA) -rB = 3 4 k CA CB Persamaan kinetika yang menyatakan kecepatan pembentukan C: A − r 2 3 rC = 3 rC = 3 x 3 2 x (-rA) rC = 2 k CA CB b) Berdasarkan persamaan kecepatan reaksi tersebut di atas, orde reaksi terhadap A = 1, orde reaksi terhadap B = 1, dan orde reaksi keseluruhan = 1 + 1 = 2 Untuk reaksi berorde 2 (n = 2), satuan konstanta kecepatan reaksinya: (konsentrasi)1-n (waktu)-1 (konsentrasi)-1 (waktu)-1 Misalkan, jam merupakan satuan waktu dan mol L-1 merupakan satuan konsentrasi, maka satuan konstanta kecepatan reaksinya adalah k [=] L . mol-1 . jam-1 SOAL #11: Jika –rA = -(dCA/dt) = 0,2 mol/liter.detik pada saat CA = 1 mol/liter, berapakah kecepatan reaksinya pada saat CA = 10 mol/liter? Catatan: orde reaksi tidak diketahui PENYELESAIAN: Model umum persamaan kinetika reaksi: -rA = -dCA/dt = kCA n 0,2 mol/L.detik = k.1n Untuk setiap harga orde reaksi (n) berapa pun: k = 0,2 Dengan demikian, jika CA = 10 mol/L maka: –rA = -dCA/dt = 0,2 x 10n mol/L.detik Jika diasumsikan : n = 0 : k = 0,2 mol/L.detik, dan –rA = -dCA/dt = 0,2 x 100 = 0,2 mol/L.detik n = 1 : k = 0,2 detik-1, dan –rA = -dCA/dt = 0,2 x 101 = 2 mol/L.detik n = 2 : k = 0,2 L/mol.detik, dan –rA = -dCA/dt = 0,2 x 102 = 20 mol/L.detik Analog untuk harga n yang lain. Gambar di samping ini mengilustrasikan profil –rA = 0,2 x 10n (grafik hubungan antara –rA vs n, untuk 0 ≤ n ≤ 2) 22 20 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0 0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2 1,4 1,6 1,8 2 n, orde reaksi -rA [=] mol/L.s SOAL #12: Cairan A terdekomposisi melalui kinetika reaksi berorde-satu. Dalam sebuah reaktor batch, 50% A terkonversi dalam waktu 5 menit. Berapakah waktu yang diperlukan agar konversi A mencapai 75%? Ulangi soal ini jika kinetika reaksi tersebut berorde-dua! PENYELESAIAN: Persamaan kinetika reaksi berorde-satu: − r = − d C A = k C A A d t ln C − A = atau: ln (1 X ) k t A − − = Dalam bentuk yang telah diintegralkan: k t C A0
  • 11. dy/kinkat/contoh soal & penyelesaian/campur/reaksi homogen/2006/halaman 11 ( ) ( − ) Karena harga k tetap pada 2 waktu t yang ditinjau, maka: ln 1 X ln 1 X 2 A2 1 A1 t t = − − − ( ) ( ) ln 1 0,5 − ln 1 0,75 2 t 5 menit = − − − sehingga: t2 = t pada saat XA sebesar 75% = 10 menit Dengan cara yang sama, jika persamaan kinetika reaksi berorde-dua: 2 A − r = − d C = A k C A d t 1 1 A A0 Dalam bentuk yang telah diintegralkan: k t C C X 1 − = atau: k t 1 X C A A A0 = − X X Karena harga [k.CA0] tetap pada 2 waktu t yang ditinjau, maka: A1 A2 t ( = 1 − X ) t ( 1 − X ) 1 A1 2 A2 0,75 0,5 ( 5 menit ) ( 1 0,5 ) t ( 1 0,75 ) 2 − = − sehingga: t2 = t pada saat XA sebesar 75% = 15 menit SOAL #13: Dalam sebuah reaksi polimerisasi cairan pada kondisi isotermal, 20% monomer terkonversi dalam waktu 34 menit untuk konsentrasi awal monomer sebesar 0,04 mol/liter dan juga 0,8 mol/liter. Tentukan persamaan yang menyatakan kecepatan berkurangnya monomer! PENYELESAIAN: Pada 2 harga konsentrasi awal reaktan yang berbeda (CA0,1 = 0,04 mol/L dan CA0,2 = 0,8 mol/L), konversi reaktan A (XA) sebesar 20% sama-sama tercapai dalam waktu 34 menit. Reaksi yang memiliki karakteristik seperti ini (yakni bahwa konversi reaktannya tidak dipengaruhi oleh konsentrasi awal reaktan) adalah reaksi berorde-satu. Bukti: d C Persamaan kinetika reaksi berorde-satu: − r = − d C A = k C atau: k d t A A d t − A = C A Dengan batas-batas integrasi: CA = CA0 pada saat t = 0, dan hingga CA = CA pada saat t = t, maka: − ln C ( ) A = k t atau: ln (1 X ) k t C A0 ln C 1 − X A A0 A = − − = C A0 − (terlihat bahwa harga XA hanya dipengaruhi oleh harga k dan t) Menghitung harga k: ( ) ( ) k ln 1 X A − ln 1 0,20 34 menit t = − − = − k = 6,56.10-3 menit-1 Jadi, persamaan yang menyatakan kecepatan berkurangnya monomer (A) adalah: –rA = 6,56.10-3 CA dengan: -rA [=] mol/L.menit dan CA [=] mol/L SOAL #14: Reaksi homogen fase gas ireversibel: 2 NO + 2 H2 N2 +2 H2O dipelajari dalam sebuah reaktor batch bervolume-tetap dengan campuran awal reaktan yang ekuimolar antara NO dan H2 pada berbagai tekanan awal sistem sebagai berikut: P total (mm Hg) 200 240 280 320 360 t ½ (detik) 265 186 115 104 67 Tentukanlah orde-keseluruhan reaksi ini! PENYELESAIAN: Misalkan: NO ≡ A, H2 ≡ B, N2 ≡ P, dan H2O ≡ Q Reaksi tersebut di atas dapat dituliskan sebagai: 2 A + 2 B P + 2 Q
  • 12. dy/kinkat/contoh soal & penyelesaian/campur/reaksi homogen/2006/halaman 12 Hubungan antara pA, pA0, dan P (jika gas-gas diasumsikan berkelakuan seperti gas ideal): Mula-mula (t = 0) : A dan B ekuimolar, maka: pA0 = pB0 Tekanan total sistem mula-mula : P0 = pA0 + pB0 Jika A diambil sebagai basis perhitungan : P0 = pA0 + pA0 = 2 pA0 Pada t = t : Berdasarkan hubungan stoikiometri reaksinya (A diambil sebagai basis): pA = pA pB = pA [karena perbandingan koefisien stoikimetri A:B = 1:1] pP = pP0 + ½ (pA0 - pA) = ½ (pA0 - pA) [karena pP0 = 0] pQ = pQ0 + (pA0 - pA) = pA0 - pA [karena pQ0 = 0] Tekanan total sistem pada setiap saat (t = t): P = pA + pB + pP + pQ P = pA + pA + ½ (pA0 - pA) + (pA0 - pA) = ½ pA + 2 3 pA0 2 P = pA + 3 pA0 atau: pA = 2 P – 3 pA0 Sebagai alternatif cara yang lain, pA sebagai fungsi pA0 dan P dapat ditentukan melalui: ν sehingga, untuk komponen A: ( ) 0 i p = p + i ΣP − P i i0 ν p p − 2 P P p − 2 − = + − ( ) ( ) ( ) A A0 0 A0 0 A0 0 P P p 2 P P 1 1 2 2 2 − − = + + − − = + Karena dalam kasus ini: P0 = 2 pA0, maka: pA = pA0 +2 (P – 2 pA0) = pA0 + 2 P – 4 pA0 atau: pA = 2 P – 3 pA0 (sama dengan hasil yang diperoleh dengan cara sebelumnya) Dengan pendekatan gas ideal, maka pada kondisi isotermal: pA = CA R T (dengan kata lain, perubahan CA selama reaksi berlangsung dapat diamati melalui perubahan pA) Pada t = t½ : pA = ½ pA0 sehingga, hubungan antara pA0 dengan P (melalui pengukuran t½ reaksi): pA = 2 P – 3 pA0 atau: ½ pA0 = 2 P – 3 pA0 atau: 2 7 pA0 = 2 P 4 P sehingga: pA0 = 7 Analog untuk hubungan antara t½ dengan CA0, maka hubungan antara t½ dengan pA0: ( ) ( ) ( ) ( ) 1 n A0 1 n 2 C 1 1 n 1 A0 1 n 2 1 t 1 2 p R T n 1 k n 1 k 1 − − − − ⎞ ⎟ ⎟⎠ ⎛ ⎜ ⎜⎝ − − = − − = [n ≠ 1] atau, dalam bentuk yang telah dilinierisasi: ( ) 1 n 2 1 ( ) ( ) ⎞ − ( ) 1 n A0 1 ⎛ log t log + − 1 1 n log p 2 R T n 1 k ⎟ ⎟ ⎟ ⎠ ⎜ ⎜ ⎜ ⎝ − = − − Harga orde reaksi keseluruhan (n) dapat dievaluasi dengan mengalurkan grafik linier antara log t½ versus log pA0, yakni dengan mengambil slope-nya sebagai harga [1 - n]. Hasil-hasil perhitungan terhadap data-data dalam soal disajikan pada tabel dan grafik berikut: P log pA0 log t½ (mm Hg) t½ (detik) pA0 = 4/7 x P (mm Hg) x y 200 265 114,2857 2,0580 2,4232 240 186 137,1429 2,1372 2,2695 280 115 160 2,2041 2,0607 320 104 182,8571 2,2621 2,0170 360 67 205,7143 2,3133 1,8261 y = -2.271x + 7.1041 R2 = 0.9769 2.7 2.5 2.3 2.1 1.9 1.7 1.5 2 2.1 2.2 2.3 2.4 log pA0 log t1/2 Berdasarkan harga slope grafik, maka: 1 - n = -2,271 atau: n = 3,271 ≈ 3 Jadi, orde keseluruhan reaksi ini adalah 3. (Harga k juga dapat sekaligus dihitung dengan menggunakan harga intercept grafik di atas)
  • 13. dy/kinkat/contoh soal & penyelesaian/campur/reaksi homogen/2006/halaman 13 SOAL #15: Sebuah sistem reaksi homogen kompleks yang skemanya dituliskan berikut ini dilangsungkan dalam reaktor batch bervolume tetap: Campuran awal sistem reaksi terdiri atas: nA0 = 4 mol; nB0 = 10 mol; nP0 = 0,1 mol; nQ0 = nR0 = 0; dan ninert,0 = 2 mol. a) Di antara komponen-komponen reaksi di atas, manakah yang merupakan limiting reactant? b) Jika ditinjau pada t = t (setiap saat), berapa banyaknya mol inert yang ada dalam sistem? c) Jika nB = 4 mol dan nP = 2,5 mol yang diamati pada saat t = t, hitunglah: (i) Konversi A (XA) dan konversi B (XB) pada saat itu (ii) Banyaknya mol Q pada saat itu (nQ), perolehan/yield Q terhadap A dan B (YQ/A dan YQ/B), serta selektivitas Q terhadap A dan B (SQ/A dan SQ/B) (iii) Banyaknya mol R pada saat itu (nR), perolehan/yield R terhadap A dan B (YR/A dan YR/B), serta selektivitas R terhadap A dan B (SR/A dan SR/B) PENYELESAIAN: a) Di antara reaktan A dan B, yang merupakan limiting reactant adalah A. Hal ini disebabkan karena, secara stoikiometri, reaktan A akan lebih dahulu habis bereaksi atau terkonversi dibandingkan dengan reaktan B, atau: 4 n 4 A A0 = = ν 1 n 10 B dan 5 B0 = = ν 2 sehingga: A0 n n ν ν B0 B A < b) Banyaknya inert relatif tidak berubah selama reaksi berlangsung, maka: ninert = ninert,0 = 2 mol c) (i) nB = 4 mol, maka: B yang terkonversi = nB0 – nB = 10 – 4 = 6 mol A yang terkonversi (dihitung berdasarkan perbandingan stoikiometri antara A dan B) = n n 1 2 nA0 – nA = ( ) (6 mol) 3 mol 2 1 B0 B − = = atau: nA = 4 – 3 = 1 mol 3 mol X n − n Jadi: Konversi A, 0,75 75% A = = = 4 mol A0 A n A0 = 6 mol X n − n Konversi B, 0,6 60% B = = = 10 mol B0 B n B0 = (Karena A limiting reactant, terlihat bahwa XA > XB pada tinjauan t yang sama) (ii) nP = 2,5 mol, maka: P yang terbentuk oleh reaksi = nP – nP0 = 2,5 – 0,1 = 2,4 mol 2,4 mol 1 n − n 1 sehingga: 0,6 60% P / A = = = 4 mol 1 P P0 n Y 1 A0 = 0,48 48% 2,4 mol 1 − P / B = = = 10 mol 2 n n 1 P P0 n Y 2 B0 = 0,8 80% 2,4 mol 1 − P / A = = = 3 mol 1 n n 1 P P0 n n S 1 − A0 A = 0,8 80% 2,4 mol 1 − P / B = = = 6 mol 2 n n 1 P P0 n n S 2 − B0 B = Q yang terbentuk (dihitung berdasarkan perbandingan stoikiometri antara P dan Q) = n n 2 1 nQ – nQ0 = ( ) (2,4 mol) 4,8 mol 1 2 P P0 − = = Karena nQ0 = 0, maka: nQ = 0 + 4,8 = 4,8 mol Jadi: 0,6 60% 4,8 mol 2 − Q / A = = = 4 mol 1 n n 2 Q Q0 n Y 1 A0 = 0,48 48% 4,8 mol 2 − Q / B = = = 10 mol 2 n n 2 Q Q0 n Y 2 B0 = 0,8 80% 4,8 mol 2 − Q / A = = = 3 mol 1 n n 2 Q Q0 n n S 1 − A0 A = A + 2 B P + 2 Q 3 R 2 1
  • 14. dy/kinkat/contoh soal & penyelesaian/campur/reaksi homogen/2006/halaman 14 0,8 80% 4,8 mol 2 − Q / B = = = 6 mol 2 n n 2 Q Q0 n n S 2 − B0 B = (iii) R yang terbentuk dihitung berdasarkan perbandingan selektivitas antara reaksi 1 dan 2: S 1 S 1 S 1 0,8 0,2 20% R / A P / A Q / A = − = − = − = = S 1 S 1 S 1 0,8 0,2 20% R / B P / B Q / B = − = − = − = = − R R0 n − n 3 R / A R / B n n B0 B R R0 A0 A 2 n n 3 n n S S 0,2 1 − = − = = = Karena nR0 = 0, maka: 0,2 1 R R − 2 n 0 3 6 mol n 0 3 3 mol = − = , sehingga: nR = 1,8 mol R yang terbentuk oleh reaksi: nR – nR0 = 1,8 – 0 = 1,8 mol Dengan demikian: ( ) 0,15 15% 1,8 0 mol 3 R / A = = 4 mol 1 n n 3 R R0 n Y 1 A0 − = − = ( ) 0,12 12% 10 mol 2 1,8 0 mol 3 n n 3 R R0 = = R / B n Y 2 B0 − = − = (Bandingkan dan analisislah sendiri hasil-hasil yang diperoleh pada bagian (ii) dan (iii)) Hasil-hasil perhitungan selengkapnya disajikan dalam bentuk tabel stoikiometri reaksi berikut: Basis (mol) A B P Q R Inert Mula-mula (t = 0) 4 10 0,1 0 0 2 Terbentuk -3 -6 2,4 4,8 1,8 0 Akhir (t = t) 1 4 2,5 4,8 1,8 2 SOAL #16: Sebuah percobaan batch terhadap reaksi searah: A P, selama 10 menit memperlihatkan bahwa 75% reaktan cair (A) telah terkonversi menjadi produk (P) melalui kinetika reaksi berorde-setengah. Hitung fraksi reaktan A yang telah terkonversi jika reaksi berlangsung selama setengah jam! PENYELESAIAN: Persamaan kinetika reaksi berorde-setengah yang berlangsung dalam sistem batch bervolume-tetap: − r = − d C = 2 atau, dapat juga dituliskan sebagai: k d t 1 A A k C A d t d C − A = C 2 1 A Dengan batas-batas integrasi: CA = CA0 pada t = 0, dan CA = CA pada t = t maka: − ∫ = 1 ∫t atau: 1 A t 0 C C A d C A A k d t C A0 2 − − + atau: C C 0,5 0,5 k t 0 C C 0,5 1 A C k t 0,5 1 A0 = − + 0,5 − = A0 A 0,5 A0 − − = atau: C (1 (1 X )0,5 ) 0,5 k t A Jika dinyatakan dalam XA: C C (1 X )0,5 0,5 k t A 0,5 A0 0,5 A0 − − = 1 1 X 0,5 k0,5 atau: ( ) t k' t k' = 0,5 k 0,5 A − − = = dengan: 0,5 C A0 A0 C Pada t = 10 menit: XA = 0,75, sehingga: 1 − (1 − 0,75)0,5 = k' (10 menit ) , atau: k' = 0,05 menit−1 Hubungan antara t dan XA pada kasus reaksi ini dapat dituliskan sebagai: 1 (1 X )0,5 0,05 t A − − = dan profilnya disajikan pada tabel dan grafik berikut ini: XA t (menit) 0 0 0,2 2,11 0,4 4,51 0,6 7,35 0,7 9,05 0,75 10 0,8 11,06 1 20 1 0.9 0.8 0.7 0.6 0.5 0.4 0.3 0.2 0.1 0 0 4 8 12 16 20 t (menit) XA Berdasarkan tabel dan grafik di samping, terlihat bahwa, pada kasus ini, A telah terkonversi sempurna (XA = 1) pada saat t = 20 menit. Dengan demikian, pada saat t = ½ jam = 30 menit, maka konversi A, XA = 1 (atau 100%)
  • 15. dy/kinkat/contoh soal & penyelesaian/campur/reaksi homogen/2006/halaman 15 SOAL #17: Penggunaan katalis Fe pada reaksi sintesis amonia dapat menurunkan energi aktivasi reaksi dari 57 kkal/mol menjadi 12 kkal/mol dan meningkatkan faktor frekuensi menjadi 2 kali lipatnya. Hitung berapa kali katalis Fe dapat melipatgandakan kecepatan reaksi tersebut pada 450oC! Gunakan persamaan Arrhenius untuk konstanta kecepatan reaksi; R = 1,987 kal/mol.K PENYELESAIAN: T = 450oC + 273 = 723 K (T tetap) Tinjaulah 2 kondisi: Kondisi 1 menyatakan reaksi (sintesis amonia) tanpa katalis dan kondisi 2 menyatakan reaksi dengan katalis Fe Ea Kebergantungan kecepatan reaksi terhadap suhu didekati dengan korelasi Arrhenius: RT k A e − = dengan: Ea1 = 57 kkal/mol; Ea2 = 12 kkal/mol; A2 = 2 A1 Jika kecepatan reaksi dianggap mengikuti bentuk persamaan kinetika: r = k Ci n maka pada 2 kondisi tersebut di atas (dan pada suhu T): r1 = rtanpa katalis = k1 Ci n r2 = rdengan katalis Fe = k2 Ci n atau: ⎟⎠ ⎞ ⎜⎝ ⎛ − ⎟⎠ ⎞ ⎜⎝ ⎛ − k k C = = = R T A exp Ea R T A exp Ea 2 k k C r 2 r 1 1 2 2 1 n 1 i n 2 i 1 Pada T = 723 K: ⎟⎠ ⎞ ⎜⎝ ⎛ − ⎟⎠ ⎞ ⎜⎝ ⎛ − = (1,987 kal / mol.K ) (723 K ) A exp 57000 kal / mol (1,987 kal / mol.K ) (723 K ) 2 A exp 12000 kal / mol r 2 r 1 1 1 13 ⎛ − r 2 exp ⎟ ⎟⎠ (12000 57000 ) kal / mol = 2 8.10 1 (1,987 kal / mol.K ) (723 K ) r ⎞ ⎜ ⎜⎝ = − Jadi, pada suhu 450oC, katalis Fe dapat meningkatkan kecepatan reaksi sintesis amonia sebesar 8.1013 kali lipat, dibandingkan dengan reaksi yang berlangsung tanpa katalis. SOAL #18: k1 Isomerisasi cis-trans dari senyawa 1,2-dimethylcyclopropane: cis (A) trans (B) k-1 merupakan reaksi homogen reversibel berorde-satu. Studi eksperimen kinetika pada reaktor batch bervolume-tetap dan temperatur 453oC, dengan reaktan yang berupa cis (A) murni, menghasilkan data-data persentase cis (A) yang tersisa sebagai fungsi waktu sebagai berikut: t (detik) 45 90 225 360 585 675 % cis (A) yang tersisa 89,2 81,1 62,3 50,7 39,9 37,2 Kesetimbangan reaksi tercapai pada saat cis (A) yang tersisa sebesar 30,0%. Tentukan harga k1 dan k-1. (Petunjuk: Gunakan metode integral) PENYELESAIAN: Persamaan kinetika reaksi reversibel orde-satu: − = C d X A A = k C − k C A0 1 A − 1 B dt d C dt C d X 1 A0 A 1 R0 A0 A 1 A0 A 1 A0 A k C (1 X ) k (C C X ) k C (1 X ) k C (M X ) A0 = − − + = − − + − − dt A k (1 X ) k (M X ) d X dt A = − − + − dengan: 1 A 1 A B0 C A0 C M = d X Jika dinyatakan dalam fungsi XAe: k ( X X ) k ( X X ) dt A = − − − − 1 Ae A 1 A Ae ( k k ) ( X X ) d X dt A = + − − 1 1 Ae A Konstanta kesetimbangan reaksinya: Ae Ae 1 k K C + C 1 X 1 Be Ae M X k C − = = = − k 1 − X 1 k atau: Ae 1 Ae M + X = −
  • 16. dy/kinkat/contoh soal & penyelesaian/campur/reaksi homogen/2006/halaman 16 ⎞ k ( X X ) k (M 1) k 1 X d X ⎛ − maka: A ( X − X ) M X Ae M X dt Ae A Ae 1 1 Ae A Ae 1 + + = − ⎟ ⎟⎠ ⎜ ⎜⎝ + = + Dengan batas-batas integrasi: XA = 0 pada t = 0 dan XA = XA pada t = t: ⎞ ⎛ ln 1 X 1 k t M + 1 M X X A + = ⎟ ⎟⎠ Ae Ae ⎜ ⎜⎝ − − ⎞ ⎛ ln 1 X versus t, dengan mengambil Harga k1 dapat diperoleh melalui plotting linier antara ⎟ ⎟⎠ ⎜ ⎜⎝ − − A X Ae M + 1 + harga slope-nya, yakni sebesar 1 Ae k M X . Jika k1 telah diketahui, maka harga k-1 dapat dihitung. M C Pada soal ini: 0 = B0 = dan: XAe = 1 – 30,0% = 1 – 0,30 = 0,70 C A0 Hasil-hasil perhitungan terhadap data-data dalam soal disajikan pada tabel dan grafik berikut ini: ⎞ ⎛ t (detik) ⎟ ⎟⎠ ⎜ ⎜⎝ − − A X Ae ln 1 X 1-XA (%) 1 – XA XA x y 89,2 0,892 0,108 45 0,1676 81,1 0,811 0,189 90 0,3147 62,3 0,623 0,377 225 0,7734 50,7 0,507 0,493 360 1,2184 39,9 0,399 0,601 585 1,956 37,2 0,372 0,628 675 2,2744 Slope M 1 1 2.5 2 1.5 1 0.5 0 0 100 200 300 400 500 600 700 -ln(1-XA/XAe) Berdasarkan regresi linier, diperoleh: k 0,003368 M X Ae = + + = ( slope ) 0 0,70 M X Maka: k Ae ( ) = − 3 − 1 1 0,003368 2,36.10 det ik 0 1 M 1 + + = + + = y = 0.003368x R2 = 0.999764 k 1 − X k 1 − 0,70 − − = − − − dan ( 3 1 ) 3 1 1 2,36.10 det ik 1,01.10 det ik 1 Ae Ae 0 0,70 M X + = + = t (detik) SOAL #19: Reaksi homogen fase gas: 2 A P berlangsung dalam sistem reaktor batch bervolume-tetap. Komposisi awal reaktan berupa: 60%-mol A dan inert sisanya. Tekanan awal sistem reaksi = 760 mm Hg. Jika gas-gas dalam sistem reaksi dianggap berkelakuan seperti gas ideal, berapakah tekanan total sistem reaksi pada saat A telah terkonversi 90%? PENYELESAIAN: Tekanan total merupakan penjumlahan tekanan parsial seluruh komponen dalam sistem (reaksi), atau: P =Σ p i i Mula-mula (t = 0) : P0 = pA0 + pinert,0 = 760 mm Hg dengan: pA0 = (0,60) (760 mm Hg) = 456 mm Hg pinert,0 = pinert = (1 – 0,60) (760 mm Hg) = 304 mm Hg Pada saat t = t : P = pA + pP + pinert Jika dinyatakan dalam term konversi A (XA), maka: P = pA0 (1 – XA) + pP0 + ½ pA0 XA + pinert Karena pP0 = 0 dan XA = 90%: P = (456 mm Hg) (1 – 0,90) + 0 + ½ (456 mm Hg) (0,90) + 304 mm Hg P = 554,8 mm Hg
  • 17. dy/kinkat/contoh soal & penyelesaian/campur/reaksi homogen/2006/halaman 17 SOAL #20: k1 Reaksi isomerisasi isostilbena (A) menjadi stilbena (B): berorde satu (baik k-1 reaksi ke kanan maupun ke kiri) dan mempunyai harga konstanta kesetimbangan (K) pada 593 dan 614 K masing-masing sebesar 14,62 dan 11,99. Kinetika reaksi homogen ini dipelajari melalui percobaan batch pada sistem reaksi bervolume konstan, T = 574 K (konstan), dan reaktan awal hanya mengandung A (CA0 = 0,05 mol/L); hasilnya disajikan pada tabel berikut: Waktu, t (detik) 1008 1140 1542 1800 1896 3624 Fraksi A yang terkonversi, XA 0,226 0,241 0,307 0,360 0,371 0,598 a) Hitung panas reaksi (ΔHR) pada kondisi percobaan (dalam kJ/mol) (jika ΔHR berharga konstan pada rentang temperatur 570-620 K) (R = 8,314 J/mol.K) b) Hitung konstanta kesetimbangan reaksi (K) pada 574 K. c) Berdasarkan data percobaan, hitung harga-harga k1 dan k-1 (beserta satuannya). PENYELESAIAN: Pada T1 = 593 K : K1 = 14,62 dan pada T2 = 614 K : K2 = 11,99 Percobaan batch volume-tetap : T = 574 K : reaktan awal hanya berupa A dengan CA0 = 0,05 mol/L a) Persamaan Van’t Hoff yang menyatakan kebergantungan K terhadap T: ( ) R 2 d ln K Δ H R T dT = ⎞ ⎛ 1 1 ln K Δ H Jika ΔHR dianggap tetap pada rentang T yang ditinjau: ⎟ ⎟⎠ ⎜ ⎜⎝ = − − 2 1 R 2 1 T T R K Δ 1 maka: ΔHR = -28587,4 J/mol = -28,6 kJ/mol K ln 11,99 = − R ⎛ ⎟⎠ 1 − 1 614 593 H 8,314 J / mol .K 14 ,62 ⎞ ⎜⎝ b) Konstanta kesetimbangan pada T = 574 K dapat dihitung dengan: ⎞ ⎟ ⎟⎠ ⎛ ⎜ ⎜⎝ 1 ln K Δ H = − − 1 1 R R T T 1 K 0,1919 1 593 1 ⎛ − 574 28587 ,4 J / mol 8,314 J / mol .K 1 T 1 T H Δ R ln K K 1 R 1 ⎞ = ⎟⎠ ⎜⎝ ⎞ − − = ⎟ ⎟⎠ ⎛ ⎜ ⎜⎝ = − − exp(0,1919 ) 1,2116 K 1 K = = atau: K = K pada 574 K = (1,2116) (14,62) = 17,71 c) Bagian ini diselesaikan dengan cara yang sama/analog dengan soal #18. 0 C Pada soal ini: 0 = B0 = = [karena CB0 = 0] 0,05 mol / L C M A0 17,71 0 + X + 1 = 1 X M X 1 X K k k Ae Ae Ae Ae 1 − = − = = − X K 17,71 = Ae maka: 0,947 17,71 1 K 1 + = + = Hasil-hasil perhitungan terhadap data-data dalam soal disajikan pada tabel dan grafik berikut ini: ⎞ ⎛ ⎜ ⎜⎝ t (detik) ⎟ ⎟⎠ − − A X Ae ln 1 X XA x y 0,226 1008 0,2728 0,241 1140 0,2938 0,307 1542 0,3921 0,360 1800 0,4786 0,371 1896 0,4975 0,598 3624 0,9990 1.2 1 0.8 0.6 0.4 0.2 Slope M 1 1 Berdasarkan regresi linier, diperoleh: k 0,000269 M X Ae = + + = ( slope ) 0 0,947 M X Maka: k Ae ( ) = − 4 − 1 1 0,000269 2,55.10 det ik 0 1 M 1 + + = + + = 4 1 k k 2,55.10 det ik − − dan 5 1 1 1,44.10 det ik 1 17,71 K − − − = = = A B y = 0.000269x R2 = 0.995893 0 0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 t (detik) -ln(1-XA/XAe)
  • 18. dy/kinkat/contoh soal & penyelesaian/campur/reaksi homogen/2006/halaman 18 SOAL #21: Reaksi homogen fase gas: A 3 P berorde nol, dengan konstanta kecepatan reaksi (k) sebesar 0,035 mol/L.jam, dioperasikan dalam sebuah reaktor batch bervolume berubah. Jika CA0 = 0,01 mol/L, serta umpan mengandung A (60%-mol) dan inert (sisanya), tentukan: a) waktu yang dibutuhkan (dalam menit), dan b) fraksi perubahan volume (V/V0) yang terjadi PENYELESAIAN: Reaksi: A 3 P -rA = k (berorde-nol), dengan: k = 0,035 mol/L.jam Reaksi pada sistem bervolume berubah Komposisi reaktan awal: A = 60%; inert = sisanya (40%); CA0 = 0,01 mol/L Konversi A: XA = 0,85 Perhitungan harga εA (basis yang diambil: mula-mula ada 5 mol gas): Basis (mol) A P Inert Jumlah Mula-mula (XA = 0) 3 0 2 5 Akhir (XA = 1) 0 3 x 3 = 9 2 11 Pada sistem batch bervolume berubah: ( ) dt C d ln V r d C A ε dt A A0 A − = − = ( ) sehingga pada kinetika reaksi orde-nol: C d ln V k A0 = ε dt A ln 1 X k ln V atau, dalam bentuk yang telah diintegralkan: ( ) t C V A A0 A A 0 ε = +ε = 11 − 5 A = = +ε = atau: ( ( ) ( )) ( ) ( ) t ln 1 X k a) ( ) t C A A0 A A ε ln 1 + 1,2 0,85 = 0,035 mol / L. jam 1,2 0,01 mol / L 0,167 jam x 60 menit = Maka: t = 0,167 jam = 10 menit 1 jam ln V = +ε atau: (1 X ) 1 (1,2) (0,85) b) ( ) A A 0 ln 1 X V V V A A 0 = +ε = + V 0 Maka: 2,02 V = 6 SOAL #22: Pada suhu ruang sukrose dapat terhidrolisis secara enzimatik, menggunakan enzim sukrase, menurut reaksi: sukrose⎯⎯sukr⎯ase→produk . Dengan konsentrasi sukrose awal CA0 = 1,0 mmol/L dan konsentrasi enzim awal CE0 = 0,01 mmol/L, data-data kinetika berikut ini diperoleh melalui sebuah eksperimen menggunakan sebuah reaktor batch bervolume-tetap: CA, mmol/L 0,84 0,68 0,53 0,38 0,27 0,16 0,09 0,04 0,018 0,006 0,0025 t, jam 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Jika reaksi enzimatik tersebut dapat dianggap mengikuti model persamaan kinetika Michaelis- Menten: r k C C − = 3 E0 A , dengan: CM = konstanta Michaelis, A C + C A M evaluasilah harga konstanta-konstanta k3 dan CM dengan menggunakan metode integral PENYELESAIAN: Persamaan kinetika reaksi enzimatik pada sistem batch bervolume-tetap dapat dituliskan: k C C C + C − = − A = 3 E0 A atau: d C k C d t r d C A C C A M d t + A M = C A 3 E0 A − Diintegralkan dengan ⎟⎠ ⎟ batas-batas: CA = CA0 pada t = 0 dan CA = CA pada t = t menghasilkan: ∫ C C d C ∫ ⎛ A 1 C 1 ⎞ = ∫ ⎜ ⎜⎝ A M = − + d C k C d t + − t A 3 E0 0 C C A M C C A A C C A0 A A0 untuk mencapai konversi A (XA) sebesar 0,85. sehingga: 1,2 5 5 ε =
  • 19. dy/kinkat/contoh soal & penyelesaian/campur/reaksi homogen/2006/halaman 19 [C C ln C ] C k C t 3 E0 − + = A M A C A A0 C C C ln C 3 E0 k C t − + A0 = A0 A M C A Linierisasi persamaan di atas dengan membagi kedua ruas persamaan dengan k3 CE0 (CA0 – CA): A A0 C 1 t A0 A 3 E0 C C A0 A M 3 E0 C ln C k C k C C C − = + − Plot linier antara t − A0 A C C vs A A0 C ln C C − C A0 A menghasilkan slope/kemiringan garis sebesar C dan M k C 3 E0 intercept sebesar 1 . Pada soal ini: CA0 = 1,0 mmol/L dan CE0 = 0,01 mmol/L. 3 E0 k C Hasil perhitungan terhadap data-data di dalam soal disajikan pada tabel dan grafik berikut ini: A A0 C ln C C − C t − Berdasarkan perhitungan tersebut di atas, diperoleh: Slope = C = 0,9879 dan intercept = M k C 3 E0 12 11 10 9 8 7 6 5 1 = 5,0497 3 E0 k C k = 1 = 1 = 19,803 jam − 3 C = k .C . slope = (19,803) (0,01) (0,9879) = 0,196 mmol / L M 3 E0 Dengan demikian: ( )( ) 1 E0 0,01 5,0497 C .int ercept SOAL #23: Pada reaksi homogen dengan persamaan stoikiometri: A + B produk, tentukan orde reaksi terhadap A, orde reaksi terhadap B, dan orde reaksi keseluruhan untuk kasus: CA 4 1 1 CB 1 1 8 -rA 2 1 4 PENYELESAIAN: Jika persamaan kecepatan reaksi dianggap mengikuti model: -rA = k CA m CB n Orde reaksi terhadap A (m) ditinjau pada kondisi pada saat CA bervariasi dan CB tetap, sedangkan orde terhadap B (n) ditinjau pada kondisi pada saat CB bervariasi dan CA tetap. Untuk sejumlah N run percobaan, berlaku: [-rA]i = k [CA]m i [CB]i n dengan i menyatakan nomor run percobaan. Tinjaulah 3 buah run percobaan: Run 1: 2 = k (4m) (1n) Run 2: 1 = k (1m) (1n) Run 3: 4 = k (1m) (8n) t (jam) CA (mmol/L) A0 A A0 A C C 1 0,84 1,0897 6,25 2 0,68 1,2052 6,25 3 0,53 1,3508 6,3830 4 0,38 1,5606 6,4516 5 0,27 1,7936 6,8493 6 0,16 2,1816 7,1429 7 0,09 2,6461 7,6923 8 0,04 3,3530 8,3333 9 0,018 4,0910 9,1650 10 0,006 5,1469 10,0604 11 0,0025 6,0065 11,0276 y = 0.9879x + 5.0497 R2 = 0.998 4 0 1 2 3 4 5 6 7 ln CA0/CA / (CA0 - CA) t / (CA0 - CA)
  • 20. dy/kinkat/contoh soal & penyelesaian/campur/reaksi homogen/2006/halaman 20 ( m )( n ) Untuk menentukan m, run 1 dibandingkan dengan run 2: 2 = k 4 1 ( )( ) atau: 4m = 2 1 k 1 m 1 n sehingga: m = ½ ( m )( n ) Untuk menentukan n, run 2 dibandingkan dengan run 3: 4 = k 1 8 ( )( ) atau: 8n = 4 1 k 1 m 1 n sehingga: n = 2 3 Jadi: orde reaksi terhadap A = m = ½, orde reaksi terhadap B = n = 3 2 , dan orde reaksi keseluruhan = m + n = ½ + 3 2 = 7 6 SOAL #24: Ulangi soal #7, tetapi gunakanlah metode diferensial dengan cara penentuan dCA/dt yang lain, untuk menentukan besarnya orde reaksi (n) dan konstanta kecepatan reaksi (k). PENYELESAIAN: Penentuan d CA dicoba dilakukan dengan mendekatkan data-data hubungan antara CA vs t sebagai d t sebuah persamaan polinomial orde 6. Hasil curve-fitting terhadap data-data CA vs t menghasilkan persamaan dalam bentuk: CA (t) = 8,2387 t6 – 37,349 t5 + 67,714 t4 - 62,837 t3 + 31,937 t2 – 9,0322 t + 1,508 (Persamaan ini diperoleh melalui curve-fitting langsung menggunakan paket program MS Excel) d CDengan demikian, besarnya A untuk setiap pasangan data dapat diperoleh melalui: d t d CA = (6 x 8,2387) t5 – (5 x 37,349) t4 + (4 x 67,714) t3 – (3 x 62,837) t2 d t + (2 x 31,937) t – 9,0322 Hasil-hasil perhitungan terhadap data-data dalam soal disajikan pada tabel dan grafik berikut ini: ⎞ ⎛ − log d CA t ⎜ ⎜⎝ log CA ⎟ ⎟⎠ d t (menit) d CA CA (mol/L) d t x y 0 1,51 -9,0322 0,1790 0,9558 0,1 0,86 -4,2772 -0,0655 0,6312 0,2 0,58 -1,9140 -0,2366 0,2819 0,3 0,45 -0,9154 -0,3468 -0,0384 0,4 0,35 -0,5841 -0,4559 -0,2335 0,6 0,28 -0,4252 -0,5528 -0,3714 0,8 0,20 -0,1946 -0,6990 -0,7109 1 0,18 -0,1260 -0,7447 -0,8996 1,2 0,15 -0,0314 -0,8239 -1,5035 y = 2.2592x + 0.7306 -1.0 -0.8 -0.6 -0.4 -0.2 0.0 0.2 ⎞ ⎛ − R2 = 0.952 log CA log (-dCA/dt) log d C = + ⎟ ⎟⎠ A log k n log C d t ⎜ ⎜⎝ Plot linier yang merepresentasikan grafik di atas adalah: A Karena slope = 2,2592 dan intercept = 0,7306, maka: Orde reaksi = n = slope = 2,2592; atau: n ≈ 2 Konstanta kecepatan reaksi = k = 10intercept = 100,7306 = 5,3772; atau: k ≈ 5,4 Karena reaksi berorde dua, maka: k = 5,4 L/mol.menit 1.5 1.0 0.5 0.0 -0.5 -1.0 -1.5 -2.0 (Hasil-hasil yang diperoleh melalui cara ini cukup dekat dengan penyelesaian soal #7 sebelumnya)
  • 21. dy/kinkat/contoh soal & penyelesaian/campur/reaksi homogen/2006/halaman 21 SOAL #25: Pada suhu 114oC kinetika reaksi fase gas: B2H6 + 4 Me2CO 2 (Me2CHO)2BH dipelajari melalui pengambilan data-data laju awal (initial rates), yakni laju awal berkurangnya tekanan parsial B2H6, yang hasilnya disajikan sebagai berikut: Nomor run percobaan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 B2H6 ,0 p (torr) 6 8 10 12 16 10 10 10 10 10 Me2CO,0 p (torr) 20 20 20 20 20 10 20 40 60 100 r0 x 103 (torr/detik) 0,50 0,63 0,83 1 1,28 0,33 0,80 1,50 2,21 3,33 Jika persamaan laju reaksi yang dianggap mewakili mempunyai bentuk: m Me CO n B2H6 2 r = k p p maka tentukanlah harga-harga: n, m, dan k! PENYELESAIAN: Persamaan laju reaksi: m Me CO n B2H6 2 r = k p p maka, persamaan laju reaksi awal (initial rate)-nya: m Me CO,0 n 0 B2H6 ,0 2 r = k p p Untuk menentukan harga-harga n, m, dan k, kedua ruas persamaan di atas dinyatakan dalam fungsi logaritma, sehingga: 0 B2H6 ,0 Me2CO,0 log r = log k + n . log p + m . log p ♦ Menentukan n (orde reaksi terhadap B2H6): Analisis data dilakukan terhadap data-data pada run 1-5, yakni pada saat tekanan parsial awal B2H6 dibuat bervariasi dan tekanan parsial awal Me2CO dibuat tetap; atau: 0 B2H6 ,0 Me2CO,0 log r = log k + n . log p + m . log p 0 B2H6 ,0 log r = A + n . log p dengan: Me2CO,0 A = log k + m . log p Nomor run percobaan 1 2 3 4 5 B2H6 ,0 p (torr) 6 8 10 12 16 r0 x 103 (torr/detik) 0,50 0,63 0,83 1 1,28 B2H6 ,0 log p x 0,7782 0,9031 1 1,0792 1,2041 log r0 y -3,3010 -3,2007 -3,0809 -3 -2,8928 log pB2H6,0 y = 0.9854x - 4.0735 R2 = 0.9951 -2.85 -2.9 -2.95 -3 -3.05 -3.1 -3.15 -3.2 -3.25 -3.3 -3.35 0.7 0.8 0.9 1 1.1 1.2 1.3 log r0 ♦ Menentukan m (orde reaksi terhadap Me2CO): Berdasarkan hasil pengolahan data (regresi linier), diperoleh: slope = n = 0,9854 ≈ 1 dan intercept = A = -4,0735 Analisis data dilakukan terhadap data-data pada run 6-10, yakni pada saat tekanan parsial awal Me2CO dibuat bervariasi dan tekanan parsial awal B2H6 dibuat tetap; atau: 0 B2H6 ,0 Me2CO,0 log r = log k + n . log p + m . log p 0 Me2CO,0 log r = B + m . log p dengan: B2H6 ,0 B = log k + n . log p Nomor run percobaan 6 7 8 9 10 Me2CO,0 p (torr) 10 20 40 60 100 r0 x 103 (torr/detik) 0,33 0,80 1,50 2,21 3,33 Me2CO,0 log p x 1 1,3010 1,6021 1,7782 2 log r0 y -3,4815 -3,0969 -2,8239 -2,6556 -2,4776
  • 22. dy/kinkat/contoh soal & penyelesaian/campur/reaksi homogen/2006/halaman 22 log pMe2CO,0 y = 0.9958x - 4.4368 R2 = 0.9918 -2.20 -2.40 -2.60 -2.80 -3.00 -3.20 -3.40 -3.60 -3.80 0.8 1.0 1.2 1.4 1.6 1.8 2.0 2.2 log r0 ♦ Menentukan k (konstanta kecepatan reaksi): Berdasarkan hasil pengolahan data (regresi linier), diperoleh: slope = m = 0,9958 ≈ 1 Harga k dapat dihitung melalui hasil-hasil perhitungan sebelumnya (yakni nilai A dan B). Me2CO,0 A = log k + m . log p log k = A − m . log p = − 4,0735 − (1).log( 20 ) = − 5,3745 Me2CO,0 k = 4,22.10-6 B2H6 ,0 B = log k + n . log p log k B n . log p 4,4368 (1).log( 10 ) 5,4368 B2H6 ,0 = − = − − = − k = 3,66.10-6 sehingga, harga k rata-ratanya = ½ (4,22.10-6 + 3,66.10-6) = 3,94.10-6 Berdasarkan satuan-satuan tekanan dan laju awal yang digunakan, yakni masing-masing [torr] dan [torr/detik], serta hasil-hasil perhitungan untuk n (orde reaksi terhadap B2H6) dan m (orde reaksi terhadap Me2CO), maka k mempunyai satuan: torr-1 detik-1 Jadi: n = 1, m = 1, dan k = 3,94.10-6 torr-1 detik-1 SOAL #26: Kinetika reaksi (fase-gas) pirolisis dimetileter: CH3OCH3 CH4 + H2 + CO dipelajari dalam sebuah reaktor bervolume-tetap pada kondisi isotermal (suhu 504oC), dengan mula-mula hanya ada dimetileter, dan data-data berikut ini diperoleh: t (detik) 0 390 777 1195 3155 ∞ P total (kPa) 41,6 54,4 65,1 74,9 103,9 124,1 Tentukanlah orde reaksi dan konstanta kecepatan reaksi ini! Catatan: Orde reaksi dianggap bilangan bulat PENYELESAIAN: Karena dalam soal ini orde reaksi dinyatakan berupa bilangan bulat, maka metode integral dipilih untuk menyelesaikan soal. Metode grafik (atau metode grafik pembanding) pada beberapa orde reaksi yang ditebak akan dicoba. Dimisalkan: CH3OCH3 ≡ A; CH4 ≡ B; H2 ≡ C; dan CO ≡ D Untuk bentuk persamaan kecepatan reaksi: n A − r = − d C = A k C A dt dan jika ditebak: n = 0, maka persamaan kecepatan reaksi yang telah diintegrasi menjadi: C C k t A0 A − = ln C n = 1, maka persamaan kecepatan reaksi yang telah diintegrasi menjadi: A0 = k t C A 1 1 A A0 n = 2, maka persamaan kecepatan reaksi yang telah diintegrasi menjadi: k t C C − = dan intercept = B = -4,4368
  • 23. dy/kinkat/contoh soal & penyelesaian/campur/reaksi homogen/2006/halaman 23 Hubungan antara tekanan parsial A (pA) dan tekanan total sistem reaksi setiap saat (P) dapat dijabarkan sebagai berikut. Pada t = 0 : P0 = pA0 (karena dalam soal ini: reaktan mula-mula hanya berupa A) Pada t = t : P = pA + pB + pC + pD Berdasarkan hubungan stoikiometri reaksinya: 1 (pA0 – pA) + 1 P = pA + 1 1 (pA0 – pA) + 1 1 (pA0 – pA) P = 3 pA0 – 2 pA atau: pA = ½ (3 pA0 – P) Karena: P0 = pA0, maka: pA = ½ (3 P0 – P) (persamaan ini digunakan untuk menentukan tekanan parsial A setiap saat t) Dengan mengasumsikan bahwa gas-gas dalam sistem reaksi berkelakuan seperti gas ideal, maka: p V n R T A A = atau: C = nA = p A A R T V Diketahui: T = 504oC = 777 K Gunakan R yang sesuai: R = 8,314 J/mol.K = 8,314 kPa.L/mol.K Hasil-hasil perhitungan terhadap data-data dalam soal disajikan pada tabel dan grafik berikut ini: t (detik) P (kPa) pA (kPa) [= ½ (3 P0 – P)] CA (mol/L) ⎤ ⎥⎦ ⎡ = R T ⎢⎣ pA CA0 - CA (mol/L) A0 C A ln C 1 − 1 (L/mol) A A0 C C 0 41,6 41,6 6,44.10-3 0 0 0 390 54,4 35,2 5,45.10-3 9,91.10-4 0,167 28,23 777 65,1 29,85 4,62.10-3 1,82.10-3 0,332 61,13 1195 74,9 24,95 3,86.10-3 2,58.10-3 0,511 103,63 3155 103,9 10,45 1,62.10-3 4,82.10-3 1,381 462,89 ∞ 124,1 0,35 5,42.10-5 6,39.10-3 4,778 18301,79 Keterangan: Untuk t = ∞ (waktu reaksi yang sangat lama), dimisalkan dipilih t = 10000 detik 0.007 0.006 0.005 0.004 0.003 0.002 0.001 0 (1) (2) (3) t CA0 - CA y = 4.73E-04x 5 4.5 4 3.5 3 2.5 2 1.5 1 0.5 0 t ln CA0/CA 20000 16000 12000 8000 4000 0 t 1/CA - 1/CA0 Berdasarkan perbandingan ketiga grafik di atas, terlihat bahwa grafik (2) yang menunjukkan profil linier (garis lurus), sedangkan grafik (1) dan grafik (3) masing-masing memperlihatkan kelengkungan negatif/turun dan kelengkungan positif/naik. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa reaksi ini mempunyai orde: n = 1, dengan konstanta kecepatan reaksi sebesar 4,73.10-4 detik-1 (terlihat dari harga slope yang ditunjukkan pada kurva ln C versus t pada grafik (2)). A0 C A Jadi: Orde reaksi, n = 1 Konstanta kecepatan reaksi, k = 4,73.10-4 detik-1 SOAL #27: Data-data berikut ini dilaporkan dari sebuah percobaan kinetika reaksi klorinasi diklorotetrametil benzena dalam larutan asam asetat pada 30oC dengan reaktor volume tetap. t (detik) 0 48,42 85,14 135,3 171,3 222,9 257,4 % konversi 0 21,33 32,25 44,26 51,95 59,55 63,65 Reaksi yang terjadi: C6(CH3)4Cl2 + Cl2 C6(CH3)3Cl3 + CH3Cl
  • 24. dy/kinkat/contoh soal & penyelesaian/campur/reaksi homogen/2006/halaman 24 Jika konsentrasi awal reaktan-reaktannya: C6(CH3)4Cl2 = 34,7 mol/m3 dan: Cl2 =19,17 mol/m3 Tentukanlah orde reaksi dan konstanta kecepatan reaksi ini! Keterangan: % konversi dinyatakan terhadap limiting reactant, dan orde reaksi berupa bilangan bulat. PENYELESAIAN: Berdasarkan perbandingan antara konsentrasi awal (Ci,0) dengan koefisien stoikiometri reaksi (νi) reaktan-reaktannya: C 34,7 mol / m3 ( ) ( ) 1 C CH Cl ,0 6 3 4 2 = ν C CH Cl 6 3 4 2 dan C 19,17 mol / m3 1 Cl ,0 2 = ν Cl 2 terlihat bahwa: Cl ,0 C ν 2 Cl 2 C CH Cl ,0 C ν < ( ) 6 3 4 2 C CH Cl ( ) 6 3 4 2 Hal ini berarti bahwa reaktan yang menjadi pembatas (limiting reactant) dalam kasus ini adalah Cl2. Dimisalkan: Cl2 ≡ A dan C6(CH3)4Cl2 ≡ B Jika kecepatan reaksi terkonsumsinya Cl2 (≡ A) dinyatakan sebagai: n B m A A − r = k C C dan ditebak/diasumsikan: m = 1 dan n = 1, maka: 1 B 1 A A − r = k C C Sistem batch bervolume-tetap: r d CA A − = − d t − d C = A k C C d t maka: A B ⎟⎠ ⎟ ( )( ) ( ) ⎛ ⎞ k C 1 X C C X k C 1 X C C ⎜ ⎜⎝ C d X A0 X = − − = − B0 − A A0 A0 A B0 A0 A A0 A A0 A C d t d X = − − dengan: ( )( ) A0 A A A k C 1 X M X d t B0 C A0 M = C A d X ∫ ( )( ) = ∫ A k C d t 1 − X M − X t 0 X 0 A0 A A Penyelesaian integralnya (dengan metode penyelesaian integral pecahan fraksional) adalah: − ln M X ( ) k C t M 1 X 1 M 1 A0 A = A − − [M ≠ 1] ln M X 1 − A ( ) ( ) k t M 1 X C M 1 A A0 = − − 1 ln M X k 1 − atau: C ( M 1 ) M ( 1 X )t A A − − A0 = ln M X 1 − Plot linier antara A C ( M − 1 ) M ( 1 − X ) A0 A versus t akan menghasilkan slope kurva sebesar k. Harga k individual untuk setiap pasangan data juga dapat dihitung dengan persamaan k di atas. Hasil-hasil perhitungan terhadap data-data dalam soal disajikan pada tabel dan grafik berikut ini. 1,8101 M C 34,7 mol / m 3 = B0 = = 19,17 mol / m C 3 A0 A ln M X 1 − M − X t (detik) C ( M − 1 ) M ( 1 − X ) A0 A x A XA M ( 1 − X ) A y k (m3.mol-1.detik-1) 0 0 1 0 - 48,42 0,2133 1,1213 0,0074 0,00015 85,14 0,3225 1,2130 0,0124 0,00015 135,3 0,4426 1,3554 0,0196 0,00014 171,3 0,5195 1,4839 0,0254 0,00015 222,9 0,5955 1,6589 0,0326 0,00015 257,4 0,6365 1,7837 0,0373 0,00014
  • 25. dy/kinkat/contoh soal & penyelesaian/campur/reaksi homogen/2006/halaman 25 y = 0.00015x 0.04 0.035 0.03 0.025 0.02 0.015 0.01 0.005 0 0 50 100 150 200 250 300 t (detik) A ln M X 1 − ( ) ( ) A C M 1 − M 1 − X A0 Plot yang ditunjukkan pada grafik di atas berbentuk linier (garis lurus), dan harga-harga k yang dihitung secara individual untuk setiap pasangan data pun memperlihatkan adanya konsistensi. Hal ini berarti bahwa orde reaksi yang ditebak: benar atau sesuai. Plot linier di atas menghasilkan slope sebesar 0,00015 [= harga k]. Harga ini sama dengan harga k yang dihitung dengan merata-ratakan k individualnya, yakni: 0,00015 k 0,00015 + 0,00015 + 0,00014 + 0,00015 + 0,00015 + 0,00014 = 6 = Karena orde reaksi keseluruhan: m + n = 1 + 1 = 2, maka dalam hal ini k bersatuan: m3/mol.detik Jadi, reaksi ini berorde 2, dengan konstanta kecepatan atau kecepatan spesifik (k) sebesar 0,00015 m3/mol.detik. SOAL #28: Berikut ini adalah data-data waktu paruh yang dilaporkan untuk reaksi penguraian/dekomposisi N2O5 dalam sebuah reaktor bervolume-tetap pada berbagai suhu. Nomor run percobaan 1 2 3 4 5 T (oC) 300 200 150 100 50 t½ (detik) 3,9.10-5 3,9.10-3 8,8.10-2 4,6 780 Pada setiap run atau tempuhan percobaan, suhu dijaga tetap (kondisi isotermal) dan konsentrasi awal reaktannya (N2O5) sama. Dengan menggunakan persamaan Arrhenius untuk kebergantungan k terhadap T, tentukan besarnya energi aktivasi reaksi ini! PENYELESAIAN: Berdasarkan data-data percobaan, terlihat bahwa konsentrasi awal reaktan tidak diperhitungkan dalam penentuan waktu paruh reaksi (t½) . Dengan kata lain, t½ tidak dipengaruhi oleh besarnya konsentrasi awal reaktan. Reaksi yang mempunyai karakteristik seperti ini mempunyai orde, n = 1. Misalkan: N2O5 ≡ A, dan reaksi yang terjadi: A produk reaksi Persamaan kinetika berorde-1 (sistem batch bervolume-tetap): ln C − r = − d C = atau: k t A A k C A d t A0 = C A Pada saat: t = t½ : CA = ½ CA0 maka: ln C = = sehingga: 2 1 2 A0 1 A0 ln 2 k . t C k = ln 2 2 1 t ⎞ ⎛ k A . exp Ea , harga energi aktivasi reaksi (Ea) dapat ditentukan Dari persamaan Arrhenius: ⎟ ⎟⎠ ⎜ ⎜⎝ = − R T melalui slope/gradien/kemiringan grafik linier antara ln k versus 1/T, berdasarkan persamaan hasil linierisasi persamaan Arrhenius: 1 T ln k = ln A − Ea R Hasil-hasil perhitungan terhadap data-data dalam soal disajikan pada tabel dan grafik berikut ini:
  • 26. dy/kinkat/contoh soal & penyelesaian/campur/reaksi homogen/2006/halaman 26 1/T (K-1 T (oC) t½ (detik) T (K) k (detik-1) ) ln k x y 300 3,9.10-5 573 1,78.104 1,75.10-3 9,7854 200 3,9.10-3 473 1,78.102 2,11.10-3 5,1803 150 8,8.10-2 423 7,88 2,36.10-3 2,0639 100 4,6 373 1,51.10-1 2,68.10-3 -1,8926 50 780 323 8,89.10-4 3,10.10-3 -7,0258 Berdasarkan pengolahan data-data tersebut di atas, diperoleh: Slope = − Ea = -12450 Kelvin R 15 10 5 0 0.001 0.002 0.002 0.003 0.003 0.004 -5 Jika R = 8,314 J/mol.K = 1,987 kal/mol.K maka: Ea = - (slope) R = - (-12450 K) (8,314 J/mol.K) = - (-12450 K) (1,987 kal/mol.K) Ea = 103,5 kJ/mol = 24,7 kkal/mol SOAL #29: Tinjaulah sebuah reaksi fase-cair dekomposisi A yang berlangsung menurut skema kinetika dengan persamaan kecepatannya sebagai berikut: A → B + E rB = k1 CA A → D + E rD = k2 CA Reaksi berlangsung secara isotermal dalam sebuah reaktor batch, dengan mula-mula hanya ada A dengan CA0 = 4 mol/L dalam pelarut inert. Pada t = 1200 detik, CA = 1,20 mol/L dan CB = 0,84 mol/L. Hitunglah: (a) harga k1 dan k2 (beserta satuannya) (b) harga CD dan CE pada t = 1200 detik. PENYELESAIAN: (a) Persamaan kinetika reaksi terurainya A: − r = − d C A = k C + k C = ( k + k ) C A 1 A 2 A 1 2 A d t Jika dituliskan dalam bentuk yang diintegralkan, maka: A d C − ∫ = ( + ) ∫t A k k d t C 1 2 0 C C A A0 ln C 1 2 atau: A0 = (k + k )t C A ln 4 mol / L 1 2 = + Substitusikan angka-angka yang bersesuaian: (k k ) (1200 det ik ) 1,20 mol / L maka: k1 + k2 = 10-3 detik-1 Perbandingan kecepatan terurainya A dengan kecepatan terbentuknya B (pada t = 1200 detik): ( ) r + k k C 1 2 A 1 A B A B A k C d t d C d t d C r = − = − d C + k k 1 2 1 B A k d C = − d C k k atau: ∫ ∫ + C 1 2 C A d C − = B B0 A A0 C C B k 1 C C k + k − atau: 1 2 ( C C )A0 A B B0 1 k − = 3 1 − − 4 1,20 mol / L 10 detik Substitusikan angka-angka yang bersesuaian: ( − ) = (0,84 − 0)mol / L k 1 maka: k1 = 3.10-4 detik-1 Karena: k1 + k2 = 10-3 detik-1 maka: k2 = (10-3 – 3.10-4) detik-1 = 7.10-4 detik-1 (b) Perbandingan kecepatan terurainya A dengan kecepatan terbentuknya D (pada t = 1200 detik): ( ) k k 1 2 2 d C D A k k C 1 2 A 2 A D A D A k d C k C d t d C d t d C r r + = − = + = − = − C C k + k − Analog dengan cara di atas: ( ) D D0 1 2 C C A0 A 2 k − = y = -12450x + 31.503 -10 1/T (Kelvin-1) ln k
  • 27. dy/kinkat/contoh soal & penyelesaian/campur/reaksi homogen/2006/halaman 27 C C k − Maka: ( A0 A ) 2 C C D D0 k + k 1 2 = + 4 1 − − 0 7.10 det ik 3 1 CD = (4 1,20)mol / L + − − − 10 det ik = 1,96 mol/L Konsentrasi E (CE) pada t = 1200 detik dapat dihitung dengan cara yang sama, melalui perbandingan kecepatan terurainya A dengan kecepatan terbentuknya E: ( ) − ( ) = d C 1 d C k + k C 1 2 A k k C d t d C d t d C r r E A 1 2 A E A E A = + = − = − Maka: ( )E E0 A0 A C = C + C −C CE = 0 + (4 − 1,20)mol / L = 2,80 mol/L SOAL #30: Reaksi brominasi sebuah senyawa kompleks (dalam larutan aqueous): [kompleks] + Br2 [kompleks-Br] + Br-berlangsung dalam sebuah reaktor bervolume-tetap pada 25oC. Konsentrasi Br2 awal = 72,6 mmol/m3 dan konsentrasi [kompleks] awal = 1,49 mol/m3 Data-data yang dilaporkan dari eksperimen tersebut disajikan pada tabel berikut ini: t (detik) 0 432 684 936 1188 1422 1632 2058 2442 Br2 C (mmol/m3) 72,6 63,6 58,9 55,3 51,6 48,1 45,2 39,8 35,1 (a) Berdasarkan stoikiometri reaksi tersebut di atas, berapakah persentase perubahan konsentrasi [kompleks] dalam rentang waktu yang dipelajari? (b) Tentukan orde reaksi terhadap Br2! Tentukan konstanta kecepatan semu (pseudo rate constant) reaksi ini! PENYELESAIAN: (a) Berdasarkan perbandingan antara konsentrasi awal (Ci,0) dengan koefisien stoikiometri reaksi (νi) reaktan-reaktannya: C 1,49 mol / m3 1490 mmol / m 3 1 [ kompleks ],0 = = ν 1 [ kompleks ] dan C 72,6 mmol / m3 1 Br ,0 2 = ν Br 2 terlihat bahwa: Br ,0 C ν 2 Br 2 <<< [ kompleks ],0 C ν [ kompleks ] Hal ini berarti bahwa reaktan yang menjadi pembatas (limiting reactant) dalam kasus ini adalah Br2, sedangkan [kompleks] menjadi reaktan yang berlebih (excess reactant). Perubahan konsentrasi Br2 selama reaksi dipelajari (t = 2442 detik) = C C ( ) = 2 = 2 = 72,6 35,1 mmol / m .100% = 51,65% 72,6 mmol / m Br t 0 Br t 2442 det ik C 3 3 Br 2 t 0 − = − = Perubahan konsentrasi [kompleks] selama reaksi dipelajari (t = 2442 detik) = = ( ) Br t 0 Br t 2442 det ik ν [ kompleks ] (72,6 35,1)mmol / m3 37,5 mmol / m3 Br 2 2 2 C − C = = ν = 1 − = 1 (jika dinyatakan dalam konsentrasi) 37,5 mmol / m 3 = .100% 2,52% 1490 mmol / m 3 = (angka ini jauh lebih kecil dibandingkan 51,65%!!) (jika dinyatakan dalam persentase terhadap konsentrasi awal) Karena konsentrasi salah satu reaktannya sangat berlebih, maka kecepatan reaksi yang teramati merupakan kecepatan reaksi semu (pseudo rate).
  • 28. dy/kinkat/contoh soal & penyelesaian/campur/reaksi homogen/2006/halaman 28 (b) Dimisalkan: Br2 ≡ A dan [kompleks] ≡ B Kecepatan reaksi yang menyatakan berkurangnya/terurainya Br2 (A) dapat dituliskan sebagai: m B n A A − r = k C C (konstanta kecepatan reaksi = k; orde reaksi = n + m) Karena CB relatif tidak mengalami perubahan dalam rentang waktu reaksi ini dipelajari, maka CB dapat dianggap tetap/konstan pada setiap saat t yang ditinjau. Karenanya, persamaan di atas dapat dituliskan menjadi: n A A − r = k' C dengan: m B k' = C Bentuk ini merupakan persamaan kecepatan reaksi semu, dengan konstanta kecepatan reaksi semu = k’ dan orde reaksi semu = orde reaksi terhadap A = n. Pada sistem batch volume tetap: n A − r = − d C = A k' C A dt Penentuan n dan k’ dengan Metode Integral Pada kali ini, metode integral dicoba ditempuh melalui perhitungan harga k’ secara individual untuk setiap pasangan data kinetika, terhadap beberapa orde reaksi yang ditebak. Harga-harga k’ individual ini selanjutnya dianalisis konsistensinya. Jika ditebak: n = 0, maka: C C k' t A0 A − = , sehingga: k tebakan orde 0, k' CA0 CA − t = ln C n = 1, maka: k' t A0 = , sehingga: k tebakan orde 1, C A ln C C k' A t A0 = 1 1 A A0 n = 2, maka: k' t C C − = , sehingga: k tebakan orde 2, − t 1 C 1 C k' = A A0 Hasil-hasil perhitungan terhadap data-data dalam soal disajikan pada tabel berikut ini: t (detik) CA (mmol/m3) 1 − (m3/mmol) ln C A A0 C A0 A C − C (mmol/m3) A A0 C 1 C k’ tebakan orde 0 (mmol/m3/detik) k’ tebakan orde 1 (detik-1) k’ tebakan orde 2 (m3/mmol/detik) 0 72,6 0 0 0 - - - 432 63,6 9 0,1324 0,0019 0,0208 0,00031 4,51.10-6 684 58,9 13,7 0,2091 0,0032 0,0200 0,00031 4,68.10-6 936 55,3 17,3 0,2722 0,0043 0,0185 0,00029 4,60.10-6 1188 51,6 21 0,3414 0,0056 0,0177 0,00029 4,72.10-6 1422 48,1 24,5 0,4117 0,0070 0,0172 0,00029 4,93.10-6 1632 45,2 27,4 0,4739 0,0083 0,0168 0,00029 5,12.10-6 2058 39,8 32,8 0,6011 0,0114 0,0159 0,00029 5,52.10-6 2442 35,1 37,5 0,7268 0,0147 0,0154 0,00030 6,03.10-6 Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa k’ tebakan orde 0 dan orde 2 sama-sama tidak menunjukkan konsistensi; k’ tebakan orde 0 cenderung turun dengan semakin besarnya t, sedangkan k’ orde 2 cenderung naik. Dengan demikian, orde 0 dan orde 2 bukanlah orde yang sesuai untuk reaksi ini. Harga k’ tebakan orde 1 relatif tetap pada setiap saat t yang ditinjau (memperlihatkan konsistensi). Dengan demikian, orde yang sesuai untuk reaksi ini adalah n = 1. Harga k’ dapat dihitung dengan merata-ratakan harga-harga k’ individualnya: 0,00029 + + + + + + + k' 0,00031 0,00031 0,00029 0,00029 0,00029 0,00029 0,00029 0,00030 = 8 = k' = 0,00029 det ik −1 ≈ 0,0003 detik-1 Jadi, orde reaksi terhadap Br2 = n = 1, dan konstanta kecepatan reaksi semunya = k’ = 0,0003 detik-1 Catatan: Melalui proses curve-fitting secara langsung terhadap data-data Br2 C vs t, diperoleh: ( ) 0,0003 t = − = − Br C 72,6 exp 0,0003 t 72,6 e 2 (dengan paket software MS Excel, menggunakan bentuk persamaan eksponensial) Bentuk ini sangat identik dengan profil CA vs t untuk sebuah reaksi searah orde 1: CA = CA0 e-kt, di mana dalam kasus ini: A ≡ Br2, CA0 = Br2 ,0 C = 72,6 mmol/m3, dan k = k’ = 0,0003 detik-1).