Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Narasi Melalui Quantum Learning
1. PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI
MELALUI MODEL QUANTUM LEARNING PADA MATA PELAJARAN
BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V SEMESTER I
SDN NGUTER 04 KEC.NGUTER KAB. SUKOHARJO
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
WAHYU BUDI SETYAWAN
NIM. X7109119
2. PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN
NARASI MELALUI MODEL QUANTUM LEARNING
PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA
SISWA KELAS V SEMESTER I
SDN NGUTER 04 KEC.NGUTER KAB. SUKOHARJO
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
BAB 1 BAB 2
BAB 3 BAB 4 BAB 5
3. A. LATAR BELAKANG MASALAH
B. IDENTIFIKASI MASALAH
C. PEMBATASAN MASALAH
D. PERUMUSAN MASALAH
E. TUJUAN PENELITIAN
F.MANFAAT PENELITIAN
4. (1) Pembelajaran B. Indonesia pada kelas V SD kompetensi menulis
khususnya menulis karangan (mengarang) merupakan suatu hal
yang seharusnya dikuasai bagi siswa kelas V SD karena
sebelumnya di kelas III dan IV sudah ada KD tentang menulis
karangan sederhana.
(2) Pembelajaran B. Indonesia pada kelas V SD kompetensi menulis
khususnya menulis karangan narasi ternyata masih kurang, mulai
dari yang kurang bisa mengembangkan karangan atau paragraf
secara padu dan runtut hingga penerapan kaidah tulis-menulis
yang benar serta kerapiannya.. Jadi siswa dalam mencurahkan
gagasan, perasaan kedalam bentuk tulisan masih belum terampil
dan masih cenderung mudah secara lisan.
5. berdasarkan observasi ternyata
siswa kurang tertarik untuk 5 dari 9 siswa atau 55,55 %
mengikuti pelajaran Bahasa kelas V untuk nilai kompetensi
Indonesia dalam menulis tersebut masih di bawah KKM
karangan narasi (66)
Maka perlu suatu model pembelajaran yang dapat mengajak siswa
untuk bisa menulis karangan narasi dengan suasana yang menarik,
mengasikkan, variatif, kreatif, dan efektif sehingga kemampuan
siswa dalam menulis karangan narasi pun bisa meningkat. Yaitu
Quantum Learning
6. 1. Siswa cenderung lebih mudah mencurahkan gagasan secara lisan;
2. Siswa belum terampil mengungkapkan ide, gagasan, ataupun
pendapat mereka dalam bentuk tulisan;
3. Siswa belum terampil menyusun kerangka karangan secara padu,
runtut dan efektif.
4. Siswa belum terampil dalam menggunakan pilihan kata yang tepat;
5. Siswa kurang tertarik dalam kegiatan menulis;
6. Siswa mengalami kejenuhan dan tidak aktif dalam proses
pembelajaran;
7. Guru kurang menciptakan situasi pembelajaran yang menarik dan
menyenangkan;
8. Model Quantum Learning merupakan salah satu model yang strategis
untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi.
7. Keterampilan
• Keterampilan dalam hal ini dibatasi keterampilan
menulis karangan narasi pada mata pelajaran
Bahasa Indonesia siswa kelas V semester I SDN
Nguter 04 Kecamatan Nguter Kabupaten
Sukoharjo tahun pelajaran 2011/2012.
Model pembelajaran
• Model pembelajaran dalam hal ini dibatasi Model
Quantum Learning.
8. “Apakah penerapan Model Quantum Learning
dapat meningkatkan keterampilan menulis
karangan narasi pada siswa kelas V SDN Nguter 04
Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo Tahun
Pelajaran 2011/2012?”
9. untuk meningkatkan keterampilan menulis
karangan narasi pada siswa kelas V SDN
Nguter 04 Kecamatan Nguter Kabupaten
Sukoharjo tahun pelajaran 2011/2012
melalui model Quantum Learning.
10. Manfaat Teoritis
• diharapkan dapat memberikan khasanah keilmuan
sebagai bahan rujukan bagi dunia pendidikan
khususnya dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.
Manfaat Praktis
• Bagi Guru
• Bagi Siswa
• Bagi Sekolah
11. TINJAUAN PENELITIAN KERANGKA
HIPOTESIS
PUSTAKA YANG RELEVAN BERPIKIR
13. keterampilan adalah suatu bentuk kemampuan
menggunakan pikiran, nalar, dan perbuatan dalam
mengerjakan sesuatu secara efektif dan efisien.
keterampilan menulis menurut Byrne (1979:3) (dalam
St. Y. Slamet, 2008:140) menyatakan bahwa pada
hakikatnya bukan sekadar kemampuan menulis simbol-
simbol grafis sehingga berbentuk kata, dan kata-kata
disusun menjadi kalimat menurut peraturan tertentu,
melainkan keterampilan menulis adalah kemampuan
menuangakan buah pikiran kedalam bahasa tulis melalui
kalimat-kalimat yang dirangkai secara utuh, lengkap, dan
jelas sehingga buah pikiran tersebut dapat
dikomunikasikan kepada pembaca dengan berhasil.
14. Karangan dalam
(http://ryansikep.blogspot.com/2009/12/pengertian-
karangan-dan-contoh-karangan.html) merupakan karya
tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk mengungkapkan
gagasan dan menyampaikanya melalui bahasa tulis kepada
pembaca untuk dipahami.
Narasi merupakan karya tulis hasil dari kegiatan
seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan
menyampaikanya melalui bahasa tulis kepada pembaca
untuk dipahami.
Dari beberapa pengertian diatas maka keterampilan
menulis karangan narasi dapat dikatakan merupakan suatu
kemampuan pengungkapan ide, perasaan, pengalaman
hidup seseorang dalam bahasa tulis secara kronologis yang
memperhatikan unsur waktu dengan efektif dan efisien.
15. •Pengertian Model Quantum Learning
Pengertian Model Quantum Learning
Menurut Sugiyanto (2008:126) “ … Pembelajaran Kuantum
merupakan sebuah model yang menyajikan bentuk
pembelajaran sebagai suatu “orkestrasi” yang jika dipilh
dari dua unsur pokok yaitu: konteks dan isi. Konteks secara
umum akan menjelaskan tentang lingkup lingkungan
belajar baik lingkungan fisik maupun lingkungan psikhis.
Sedangkan konten/isi berkenaan dengan bagaimana isi
pembelajaran dikemas untuk disampaikan kepada siswa.
Asas Utama Quantum Learning
Menurut Bobby Deporter (1992) dalam Udin Saefudin Sa’ud
(2008:127) “ ... bawalah dunia mereka ke dunia kita dan
antarkan dunia kita ke dunia mereka”..
16. Prinsip Model Quantum Learning
Menurut Bobby Deporter (1992) dalam Udin Saefudin
Sa’ud (2008:127) :
1. Segalanya berbicara
2. Segalanya Bertujuan
3. Pengalaman sebelum pemberian nama
4. Mengakui setiap usaha
5. Merayakan keberhasilan
Strategi Pembelajaran Model Quantum Learning
Menurut Bobby Deporter (1992) dalam Udin Saefudin
Sa’ud (2008:129) ada suatu pengembangan strategi
pembelajaran model Quantum Learning melalui istilah
TANDUR, yaitu :
1. Tumbuhkan
2. Alami
3. Namai
4. Demonstrasikan
5. Rayakan
17. “Upaya Peningkatan Kemampuan Menulis
Karangan Melalui Penggunaan Pendekatan
Komunikatif Pada Siswa Kelas V SD. oleh Yulinar
tahun 2008”
“Peningkatan Keterampilan Menulis Permulaan
Melalui Model Quantum Learning Pada Siswa Kelas
2 Sekolah Dasar Negeri Karangasem 1 Laweyan
Surakarta Tahun Pelajaran 2009/2010” oleh Alvany
Rufaida tahun 2010.
18. Keterampilan menulis
Pembelajaran karangan narasi siswa
Konvensional rendah
Kondisi
Awal rendah
Siklus I
Penerapan model
Tindakan Quantum Learning
Siklus II
Setelah diterapkan
Kondisi menggunakan Diduga Keterampilan
menulis karangan narasi
Akhir Model Quantum meningkat
Learning
19. Penerapan model Quantum Learning dapat
meningkatkan keterampilan menulis karangan
narasi pada pembelajaran Bahasa Indonesia siswa
kelas V semester I SD Negeri Nguter 04 Kec. Nguter
Kab. Sukoharjo tahun pelajaran 2011/2012
20. 1. TEMPAT & WAKTU
PENELITIAN
9. PROSEDUR 2. SUBJEK
PENELITIAN PENELITIAN
7. . INDIKATOR 3. SUMBER
KINERJA DATA
6. ANALISIS 4. TEKNIK
DATA PENGUMPULAN
DATA
5. VALIDITAS
DATA
21. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri
Nguter 04 Kecamatan Nguter Kabupaten
Sukoharjo.
Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester
gasal tahun pelajaran 2011/2012 selama 4 bulan
yaitu mulai bulan Agustus 2011 sampai dengan
bulan November 2011
22. siswa kelas V SD Negeri Nguter 04 yang
berjumlah 9 (sembilan) siswa yang terdiri dari 4
siswa laki-laki dan 5 siswa perempuan.
23. Dokumen atau arsip yang antara lain,
hasil belajar siswa, dan buku penilaian.
Hasil pengamatan pelaksanaan
pembelajaran Bahasa Indonesia kelas V
SDN Nguter 04 tahun pelajaran
2011/2012.
25. Validitas isi mencakup sejauh mana bentuk
tes yang digunakan dalam penelitian ini
sudah sesuaikah dengan silabus mata
pelajaran Bahasa Indonesia kelas V yang
dikonsultasikan dengan teman sejawat
Trianggulasi metode digunakan sebagai
validasi keaktifan atau aktivitas siswa dan
kinerja guru selama proses pembelajaran
26. Teknik deskriptif komparatif dan analisis kritis.
Menurut Sarwiji Suwandi (2009:61) menyatakan
bahwa teknik deskriptif komparatif digunakan
untuk data kuantitatif, yakni dengan
membandingkan hasil antar siklus. Kemudian
teknik analisis kritis mencakup kegiatan untuk
mengungkap kelemahan dan kelebihan kinerja
siswa dan guru dalam proses pembelajaran.
27. Indikator kinerja dari penelitian ini adalah 80 %
dari jumlah siswa menunjukkan peningkatan
keterampilan menulis karangan narasi,
yaitu memperoleh nilai minimal 66.
28. Menggunakan model spiral tindakan kelas
yang diadopsi dari Hopkins (48:1993)
(dalam Zainal Aqib, 2009:31) :
29. Identifikasi
Masalah
Perencanaan
Refleksi Siklus II Aksi
Observasi
Perencanaan
Refleksi Ulang
Observasi Siklus II
Aksi
Dan
Seterusnya
30. HASIL PENELITIAN &
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
HASIL
HASIL
PENELITIAN
PENELTIAN
DESKRIPSI
PELAKSANAAN
KONDISI AWAL
TINDAKAN
TINDAKAN TINDAKAN TINDAKAN
PRASIKLUS SIKLUS I SIKLUS II
31. HASIL NILAI PRASIKLUS
5
4
4 4
Frekuensi
3
2
2
1
1 1 1
0
33 - 45 46 - 58 59 - 72 73 - 85 86 - 98 ≤ 66
Interval nilai
AKTIVITAS SISWA PRASIKLUS KINERJA GURU PRASIKLUS
4
4
3
3
2.56
Skor
2 2.44 2.41
2.22 2.67 2.6
Skor
2 2.5 2.4 2.5 2.53
1
1
0 0
Keaktifan Perhatian Kerjasama Rata-rata I II III IV V Rata-rata
Aspek yang dinilai Aspek yang dinilai
32. Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat disimpulkan siswa kurang
tertarik dalam hal menulis yang ditunjukkan dengan nilai aktivitas siswa
yang kurang dan masih dalam kategori cukup terutama pada aspek
keaktifan, kemudian dari kinerja guru, guru sebagai fasilitator dalam
penyampaian materi kurang melibatkan keaktifan siswa serta metode
pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran masih terlalu
didominasi peran guru (teacher center). Dari hal tersebut menjadikan
nilai rata-rata menulis karangan narasi siswa rendah dan sebagian besar
masih dibawah KKM. Jadi perlu diadakan suatu upaya perbaikan
pembelajaran yang meningkatkan aktivitas siswa sehingga nilai
keterampilan siswa dalam menulis karangan narasi pun juga ikut
meningkat. Upaya tindakan perbaikan tersebut dilaksanakan dalam dua
siklus, siklus I dan siklus II dengan menggunakan pembelajaran model
Quantum Learning.
33. Tindakan siklus I ini dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan (5 x 35 menit).
Pertemuan I pada hari Kamis, 15 September 2011 (2 x 35 menit) dan pertemuan II
pada hari Selasa, 20 September 2011 (3 x 35 menit). Tahap-tahap yang dilaksanakan
adalah sebagai berikut :
1) Perencanaan Tindakan
a) Menentukan pokok bahasan
Dengan menyusun Silabus pada lampiran 3 halaman 79 dan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran siklus I pada lampiran 1 halaman 61.
b) Mempersiapkan Fasilitas dan Sarana Pendukung
(1) Ruang belajar
Merubah formasi tempat duduk yang semula berbanjar 2 sekarang di ubah
berbanjar 3.
(2) Media
Gambar yang ditempel.z
(1) Instrumen penelitian
Instrumen tes dinilai dari hasil pekerjaan siswa dalam menulis karangan narasi.
Untuk instrumen nontes dinilai berdasarkan pedoman observasi yang dilakukan oleh
observer dengan mengamati keaktifan dan sikap siswa selama proses belajar-
mengajar berlangsung.
34. HASIL NILAI SIKLUS I
5
4
4
Frekuensi
3
2
2
1
1 1 1
0
52 - 60 61 - 68 69 - 77 78 - 86 87 - 95
Interval nilai
AKTIVITAS SISWA SIKLUS I KINERJA GURU SIKLUS I
4 4
3 3 3.5 3.33
3.22 3.11 3.2 3.22 3.22
3.02 3
2.72
Skor
Skor
2 2
1 1
0 0
Keaktifan Perhatian Kerjasama Rata-rata I II III IV V Rata-rata
Aspek yang dinilai Aspek yang dinilai
35. Berdasarkan hasil analisis proses pembelajaran menulis karangan
narasi telah meningkat baik aktivitas siswa maupun kinerja guru, rata-rata
aktivitas siswa dengan nilai 3,11 dalam kategori baik, hanya pada aspek
keaktifan nilanya 2,72 masih dalam kategori cukup, kemudian dari rata-rata
kinerja guru juga meningkat dengan nilai 3,22 dalam kategori baik. Dengan
peningkatan tersebut sehingga menjadikan nilainya pun juga ikut meningkat.
Terbukti ketuntasan klasikal dari kondisi prasiklus hanya 44,44 % setelah
tindakan siklus I meningkat menjadi 66,67 %.
Dalam pelaksanaan tindakan siklus I juga ada beberapa hambatan
antara lain :
Masih ada beberapa siswa yang dalam menyusun kerangka karangan
masih belum runtut setiap bagian kerangka karangan.
masih banyak siswa yang kurang tepat dalam hal diksi dan EYD.
Ketuntasan klasikal hanya mencapai 66,67 % padahal penelitian ini
dikatakan berhasil bila ketuntasan klasikal melebihi indikator pencapaian
yaitu 80 %.
Dengan adanya beberapa hambatan pada tindakan siklus I, maka perlu adanya
perbaikan yang dilanjutkan pada tindakan siklus II.
36. Tindakan siklus II ini dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan (5 x 35 menit).
Pertemuan I pada hari Kamis, 22 September 2011 (2 x 35 menit) dan pertemuan II
pada hari Selasa, 27 September 2011 (3 x 35 menit). Tahap-tahap yang dilaksanakan
adalah sebagai berikut :
1) Perencanaan Tindakan
a) Menentukan pokok bahasan
Dengan menyusun Silabus pada lampiran 3 halaman 79 dan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran siklus II pada lampiran 2 halaman 70.
b) Mempersiapkan Fasilitas dan Sarana Pendukung
(1) Ruang belajar
Merubah formasi tempat duduk yang semula berbanjar 3 sekarang di ubah
berbentuk U.
(2) Media
Beberapa gambar yang ditempel untuk dipilih masing-masing kelompok.
(1) Instrumen penelitian
Instrumen tes dinilai dari hasil pekerjaan siswa dalam menulis karangan narasi.
Untuk instrumen nontes dinilai berdasarkan pedoman observasi yang dilakukan oleh
observer dengan mengamati keaktifan dan sikap siswa selama proses belajar-
mengajar berlangsung.
37. HASIL NILAI SIKLUS II
5
4
4
Frekuensi
3
3
2
1
1 1
0
60 - 67 68 - 75 76 - 83 84 - 91
Interval nilai
AKTIVITAS SISWA SIKLUS II KINERJA GURU SIKLUS II
4
4
3 3.75 3.75
3.28 3.33 3.24 3 3.42 3.5 3.53
3.11 3.3
Skor
2
Skor
2
1
1
0
0
Keaktifan Perhatian Kerjasama Rata-rata
I II III IV V Rata-rata
Aspek yang dinilai
Aspek yang dinilai
38. Berdasarkan hasil analisis, proses pembelajaran menulis karangan
narasi telah meningkat baik aktivitas siswa maupun kinerja
guru, aktivitas siswa dengan nilai 3,24 dalam kategori baik, kinerja
guru dengan nilai 3,53 dalam kategori baik. Sehingga menjadikan
nilainya pun juga ikut meningkat. Terbukti ketuntasan klasikal dari
kondisi siklus I hanya 66,67 % setelah tindakan siklus II meningkat
menjadi 88,87 %.
Dalam penyusunan kerangka karangan semua siswa sudah bisa
runtut, hanya pada pengembangan kerangka karangan masih ada 1
siswa yang belum bisa sesuai yang memang kondisi siswanya yang
kurang sehingga seluruh siswa kelas V SDN Nguter 04 belum 100 %
bisa menulis karangan narasi dengan baik. Meskipun demikian pada
tahap penelitian ini ketuntasan klasikal telah melebihi indikator
keberhasilan, indikator keberhasilan 80 %, sedangkan tahap penelitian
ini talah mencapai 88,87 %, dengan begitu maka penelitian ini sudah
dianggap berhasil dan tidak perlu diadakan perbaikan selanjutnya.
39. Peningkatan secara umum meliputi kinerja guru, aktivitas
siswa, dan hasil nilai rata-rata setiap siklus
79
80 71
70 62
60
50
40
30
20
10 2.5 2.44 3.22 3.02 3.53 3.22
0
Prasiklus Siklus I Siklus II
Kinerja guru Aktivitas siswa Rata-rata Nilai Tes
40. Dari data tersebut proses pembelajaran menulis karangan narasi
terjadi peningkatan pada setiap siklus mulai dari aktivitas siswa pada
prasiklus aktivitas siswa nilainya 2,44 dalam kategori cukup, lalu
siklus I meningkat menjadi 3,02 dalam kategori dalam kategori
baik, kemudian pada siklus II meningkat lagi menjadi 3,22 dalam
kategori baik.
Kemudian proses pembelajaran bila dilihat dari kinerja guru juga
terjadi peningkatan pada setiap siklus mulai dari prasiklus nilainya yaitu
2,50 dalam kategori cukup lalu pada siklus I meningkat menjadi 3,22
dalam kategori baik kemudian pada siklus II kinerja guru meningkat
lagi menjadi 3,53 dalam kategori baik.
Dari hasil tersebut ternyata peningkatan kinerja guru juga
mempengaruhi aktivitas siswa. Aktivitas siswa yang meningkat pun
juga ikut mempengaruhi peningkatan keterampilan menulis karangan
narasi siswa kelas V terbukti hasil rata-rata nilainya juga meningkat
setiap siklusnya, pada prasiklus rata-rata siswa memperoleh nilai 62
kemudian pada siklus I rata-rata meningkat menjadi 76 kemudian pada
siklus II juga meningkat menjadi 79.
41. Grafik data frekuensi nilai menulis karangan narasi pada
prasiklus, siklus I, dan siklus II
8
8
7
7
6
6
5 5
5
4 4
4
3 3
3
2
2
1 1 1 1 1 1 1
1
0 0 0 0
0
33 - 47 48 - 62 61 - 75 76 - 90 91 - 106 ≤ 66 ≥ 66
Prasiklus Siklus I Siklus II
42. Hasil pembelajaran menulis karangan narasi
prasiklus
Dari analisis hasil evaluasi tes prasiklus siswa diperoleh nilai rata-
rata 62 di mana hasil rata-rata nilai tersebut masih dibawah KKM yaitu 66
dengan ketuntasan klasikal 44,44 % jadi lebih dari setengah seluruh
jumlah siswa kelas 5 belum bisa menulis karangan narasi. Kemudian dari
pihak sekolah mengharapkan minimal ketuntasan klasikal mencapai lebih
dari 80% atau minimal 7 siswa yang bisa mencapai KKM. Berdasarkan
analisis proses pembelajaran ternyata juga masih kurang, baik aktivitas
siswa maupun kinerja guru. Pada aktivitas siswa, siswa memang kurang
tertarik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran menulis karangan narasi
terbukti dengan nilai aktivitas siswa sebesar 2,44 dalam kategori cukup.
Begitu juga dengan kinerja guru nilainya sebesar 2,50 juga dalam kategori
cukup. Sehingga dengan proses pembelajaran yang kuran menyebabkan
hasil pembelajaran juga kurang.
Dengan kondisi tersebut maka perlu tindak lanjut untuk
meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi siswa serta aktivitas
siswa dalam kegiatan pembelajaran melalui model Quantum Learning
pada siswa kelas V SDN Nguter 04.
43. Hasil pembelajaran menulis karangan narasi Siklus
I
Dari analisis hasil evaluasi tes siklus I, siswa memperoleh nilai
rata-rata 71, hasil rata-rata tersebut telah melebihi nilai KKM. Lalu untuk
ketuntasan klasikalnya juga telah meningkat menjadi 66,67% jadi sudah 6
siswa yang melebihi KKM. Kemudian dari segi proses pembelajaran baik
aktivitas siswa maupun kinerja guru juga telah meningkat. Hasil rata-rata
aktivitas siswa meningkat menjadi 3,02 dan kinerja guru pun juga
meningkat menjadi 3,22.
Melihat ketuntasan klasikal yang meningkat maka model
Quantum Learning dapat dikatakan bisa meningkatkan keterampilan
menulis karangan narasi siswa kelas V SDN Nguter 04. Tapi peningkatan
tersebut ternyata belum memenuhi indikator keberhasilan sebesar 80%.
Begitu juga dengan aktivitas siswa meskipun nilai rata-rata sudah dalam
kategori baik tapi dalam aspek keaktifan siswa ternyata masih dalam
kategori cukup.
Dengan demikian meskipun ada peningkatan pada siklus I
ternyata belum bisa dikatakan berhasil, sehingga perlu adanya upaya
perbaikan lagi untuk mencapai indilkator keberhasilan dengan
melaksanakan tindakan siklus II.
44. Hasil pembelajaran menulis karangan narasi Siklus
II
Dari analisis hasil evaluasi tes siklus II, siswa memperoleh nilai
rata-rata 79, hasil rata-rata tersebut telah melebihi nilai KKM. Lalu untuk
ketuntasan klasikalnya juga telah meningkat menjadi 88,87 % jadi sudah 8
siswa yang melebihi KKM. Kemudian dari segi proses pembelajaran baik
aktivitas siswa maupun kinerja guru juga telah meningkat. Hasil rata-rata
aktivitas siswa meningkat menjadi 3,22 dan kinerja guru pun juga
meningkat menjadi 3,53.
Melihat kondisi pada siklus II ternyata telah membuat perubahan
positif dari keadaan siklus I dengan ketuntasan klasikal meningkat melebihi
indikator keberhasilan yang targetnya minimal sebesar 80 % , pada siklus
II telah mencapai 88,87 %. Begitu juga proses pembelajaran dari aktivitas
siswa maupun guru. Dari aktivitas siswa rata-rata aktivitasnya meningkat
menjadi 3,24 dalam kategori baik dan seluruh aspek dalam kategori
baik, termasuk aspek keaktifan yang pada siklus I 2,72 dalam kategori
cukup meningkat menjadi 3,11 dalam kategori baik.
Dengan demikian hasil perbaikan pada siklus II ini telah mencapai
indikator keberhasilan maka penelitian sudah cukup dan dianggap berhasil
sehingga tidak diadakan upaya perbaikan selanjutnya
45. Dengan demikian hasil perbaikan pada siklus II ini telah mencapai
indikator keberhasilan maka penelitian sudah cukup dan dianggap berhasil
sehingga tidak diadakan upaya perbaikan selanjutnya.
Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis data pada hasil
pembelajaran prasiklus, siklus I dan siklus II maka dapat dilihat adanya
peningkatan aktivitas siswa dan kinerja guru dalam pembelajaran, serta
perkembangan keterampilan menulis karangan narasi siswa kelas V SDN
Nguter 04 Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo. Peningkatan tersebut
antara lain :
1. Keterampilan siswa dalam menulis karangan narasi meningkat.
2. Siswa lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran menulis karangan
narasi.
Berdasarkan hal tersebut maka dapat diajukan suatu rekomendasi
bahwa model pembelajaran Quantum Learning efektif untuk
meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi siswa kelas V SDN
Nguter 04 Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo pada khususnya dan
siswa kelas V Sekolah Dasar-Sekolah Dasar yang lain pada umumnya.
47. Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah
dilaksanakan, maka dapat ditarik suatu simpulan bahwa
pembelajaran menggunakan model Quantum Learning dapat
meningkatkan keterampilan
Nilai rata-rata
Prasiklus 62, Siklus I 71, Siklus II 79
Ketuntasan Klasikal
Prasiklus 4 siswa atau 44,44%,
Siklus I 6 siswa atau 66,67%,
Sikllus II 8 Siswa atau 88,89%.
48. ▪ Penerapan model pembelajaran Quantum Learning perlu diteruskan dan
dibiasakan pada setiap guru yang mengajarkan materi menulis karangan
narasi pada siswa kelas V Sekolah Dasar.
▪ Dengan perlunya suatu penerapan model pembelajaran yang bervariasi
dan inovatif, maka salah satu upayanya yaitu dengan menerapkan model
pembelajaran Quantum Learning yang telah terbukti dapat menciptakan
suasana belajar yang menyenangkan sehingga dapat meningkatkan
kualitas proses dan kualitas hasil pada pembelajaran.
▪ Dengan adanya model pembelajaran Quantum Learning dapat
mendorong siswa untuk aktif dalam pembelajaran menulis karangan
narasi sebagai penunjang proses pembelajaran.
▪ Perlu adanya suatu upaya untuk meningkatkan keterampilan menulis
karangan narasi seperti mengadakan suatu perlombaan menulis
karangan narasi.